Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Ayu Kusuma Dewi
G0001004
Erna Istanti
Giant Nita Yuliani
Irma Putri Damayanti
Pembimbing :
dr. Soetrisno, Sp.OG
ABSTRAK
Sebuah kasus fetal distress disebabkan hamil postdate persalinan kala 1
fase laten dengan riwayat sectio caesaria 7 tahun yang lalu pada G 3P1A1, 33 tahun,
hamil 41 minggu kiriman bidan datang dengan keluhan kenceng-kenceng teratur
dirasakan sejak 3 jam yang lalu,gerakan janin masih dirasakan, air kawah keluar
sejak 2 jam yang lalu, lendir darah positif. Riwayat obstetrik buruk, janin tunggal,
DKP malpresentasi puncak kepala.Sectio caesaria dilakukan atas indikasi janin
yaitu fetal distress,disproporsi kepala panggul
Keadaan panggul merupakan faktor penting dalam persalinan, tetapi yang
tidak kalah penting adalah hubungan antara kepala janin dengan luasnya panggul
ibu. Bila hubungan ini tidak imbang, maka terjadilah disproporsi kepala panggul,
yang bila berat, persalinan tidak mungkin dilanjutkan per vaginam. Persalinan
dengan DKP dapat mengakibatkan bahaya bagi ibu maupun janinnya, sehingga
dewasa ini penatalaksanaan dengan seksio caesaria merupakan pilihan yang tepat
dan aman.
____________________________________________________________________
Kata kunci : Fetal distress, DKP,hamil postdate
BAB I
PENDAHULUAN
Hidrosefalus adalah terjadinya peningkatan jumlah liquor cerebro spinal
(LCS). Istilah ini biasanya digunakan untuk menunjukkan suatu situasi abnormal
dari akumulasi LCS yang menyebabkan pembesaran sistem ventrikular.
Hidrosefalus merupakan salah satu anomali kongenital yang insidens terjadinya
adalah 0,3-2,5 / 1000 kelahiran hidup. Janin dengan hidrosefalus dapat disertai
kelainan kongenital lainnya, 1/3 kasus biasanya disertai dengan spina bifida,
meningokel, dan ensefalokel.
Saat ini, USG merupakan suatu alat diagnosis yang dapat membantu
diagnosis fetal hidrosefalus dan pemeriksaan yang teliti dapat menentukan
prognosis hidrosefalusnya. Kehamilan dengan janin hidrosefalus merupakan
dilema bagi seorang dokter untuk memberikan konseling dan pilihan terapi bagi
orang tua bila sejak kehamilan dini kelainan ini terdiagnosis. Persalinan dengan
fetal hidrosefalus menimbulkan bahaya akibat disproporsi kepala panggul yang
dapat memperburuk prognosis ibu dan segala akibatnya.
Etiologi
1. Stenosis dari aquaduktus Silvii karena malformasi : hal ini terjadi pada
10% dari seluruh kasus hidrosefalus pada neonatus.
2. Malformasi Dandy-Walker : malformasi ini didapatkan 2-4% neonatus
dengan hidrosefalus.
3. Malformasi Arnold-Chiari tipe 1 dan 2.
4. Agenesis foramen Monro.
5. Toxoplasmosis kongenital.
6. Sindroma Bickers-Adams : sindroma ini merupakan hidrosefalus Xlinked sebanyak 7% kasus yang terdapat pada laki-laki. Ditandai
dengan adanya stenosis pada aquaduktus Silvii, retardasi mental berat,
dan pada 50% kasus dengan deformitas adduksi-fleksi pada ibu jari.
Gawat janin atau secara umum disebut fetal distress perlu dibahas dan dirumuskan
dengan kompromi, karena sampai saat ini belum ada kesepakatan. Gawat janin
selama persalinan menunjukkan hipoksia janin pada saat kontraksi rahim. Tanpa
oksigen yang adekuat, denyut jantung janin kehilangan variabilitas dasarnya dan
menunjukkan deselerasi lanjut pada kontraksi uterus. Ada yang berpendapat
bahwa gawat janin memang benar terjadi berkaitan dengan asfiksia. Asfiksia baru
dapat ditentukan bila terdapat gejala neurologik atau skor APGAR kurang dari
tiga (Gulardi, 2004). Akibat asfiksia akan bertambah buruk apabila penanganan
bayi tidak dilakukan secara sempurna. Tindakan yang akan dikerjakan pada bayi
bertujuan mempertahankan kelangsungan hidupnya dan membatasi gejala-gejala
lanjut yang mungkin timbul (Asril, 1999). Gawat janin relatif cukup banyak ( 14,7
%) dan terutama terjadi pada persalinan. Sebaiknya sectio caesaria dilakukan bila
terjadi deselerasi lambat berulang, variabilitas yang abnormal (< 5/20 menit).
Kehamilan lewat waktu atau biasa disebut kehamilan postterm dapat
mengakibatkan kondisi yang tidak baik bagi janin, diduga adanya kadar kortisol
yang rendah pada janin, juga kurangnya air ketuban dan insufisiensi plasenta
berhubungan
dengan kehamilan
lewat
waktu. Kehamilan
postterm ini
3. Stadium III
Terdapat pewarnaan kekuningan pada kuku,kulit dan tali pusat.
(sarwono 2006)
Keadaaan panggul merupakan faktor penting dalam kelangsungan
persalinan , tetapi yang tidak kalah penting adalah hubungan antara kepala janin
dengan panggul ibu. Besarnya kepala janin dalam perbandingan dengan luasnya
ukuran panggul ibu menentukan apakah ada disproporsi sefalopelvic atau tidak.
Pintu atas panggul dianggap sempit apabila conjugata vera <10 cm atau diameter
transversa < 12 cm.Pada panggul sempit kemungkinan lebih besar bahwa kepala
tertahan oleh pintu atas panggul, maka dalam hal ini dapat mengakibatkan inersia
uteri serta lambannya pendataran dan pembukaan cervik. Apabila dalam panggul
sempit pintu atas panggul tidak tertutup sempurna oleh kepala janin, ketuban bisa
pecah pada pembukaan kecil dan ada bahaya pula tejadinya prolapsus funikuli.
Bahaya pada ibu :
1. Partus
lama
yang
seringkali
disertai
pecahnya
ketuban pada
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
i.
Fetal Distress
1.
Definisi
Fetal distress adalah adanya suatu kelainan pada fetus akibat
gangguan oksigenasi dan atau nutrisi yang bisa bersifat akut (prolaps tali
pusat), sub akut (kontraksi uterus yang terlalu kuat), atau kronik (plasenta
insufisiensi) (Bisher and Mackay, 1986).
2. Etiologi
Penyebab dari fetal distress diantaranya :
a. Ibu : hipotensi atau syok yang disebabkan oleh apapun, penyakit
kardiovaskuler, anemia, penyakit pernafasan, malnutrisi, asidosis dan
dehidrasi.
b. Uterus : kontraksi uterus yang telalu kuat atau terlalu lama, degenerasi
vaskuler.
c. Plasenta : degenerasi vaskuler, hipoplasi plasenta.
d. Tali pusat : kompresi tali pusat.
e. Fetus : infeksi, malformasi dan lain-lain.
2. Pembagian gawat janin
a. Gawat janin sebelum persalinan
Gawat janin sebelum persalinan biasanya merupakan gawat
janin yang bersifat kronik berkaitan dengan fungsi plasenta yang
menurun atau bayi sendiri yang sakit (Hariadi, 2004).
meningkat.
3. variabilitas: denyut jantung dasar yang menurun, yang berarti
depresi sistem saraf otonom janin oleh mediksi ibui (atropin,
skopolamin, diazepam, fenobarbital, magnesium dan analgesik
narkotik).
4. pola deselerasi: Deselerasi lanjut menunjukan hipoksia janin
yang disebabkan oleh insufisiensi uteroplasental. Deselerasi
yang bervariasi tidak berhubungan dengan kontraksi uterus
adalah lebih sering dan muncul untuk menunjukan kompresi
sementara waktu saja dari pembuluh darah umbilikus.
Peringatan tentang peningkatan hipoksia janin adalah deselerasi
4. Penatalaksanaan
Prinsip-prinsip umum
a. bebaskan setiap kompresi tali pusat.
b. perbaiki aliran darah uteroplasental.
c. menilai apakah persalinan dapat berlangsung normal atau
terminasi kehamilan merupakan indikasi. Rencana kelahiran
didasarkan pada faktor-faktor etiologi, kondisi janin, riwayat
obstetri pasien, dan jalannya persalinan.
Langkah-langkah khusus :
a. posisi ibu diubah dari posisi terlentang menjadi miring, sebagai
usaha untuk memperbaiki aliran darah balik, curah jantung, dan
aliran darah uteroplasental. Perubahan dalam posis juga dapat
membebaskan kompresi tali pusat.
b. oksigen diberikan 6 liter/menit, sebagai usaha meningkatkan
penggantian oksigen fetomaternal.
c. oksitosin dihentikan karena kontraksi uterus akan mengganggu
sirkulasi darah keruang intervilli.
d. hipotensi dikoreksi dengan infus IV D5% dalam RL. Transfusi
darah dapat diindikasikan pada syok hemorragik.
10
mekoneum
dengan
pipa
endotrakeal
(Melfiawati, 1994).
ii.
Definisi
DKP adalah adanya ketidakseimbanngan
antara luasnya
Etiologi
Kemungkinan penyebab dari DKP meliputi:
a.
b.
Faktor hereditas
postdate
diabetes
multiparitas
11
Panggul kecil
d.
e.
3.
Diagnosa
a.
b.
Anamnesis
o
Pemeriksaan Fisik
o
b.
12
4.
c.
d.
Gangguan neuromuskular
e.
Kyphoscoliosis
f.
Penatalaksanaan
a.
b.
iii.
Kehamilan Postdate
1.
Definisi
Kehamilan post date adalah kehamilan yang telah melewati hari
perkiraan kelahiran, yaitu 280 hari, dihitung dari hari pertama
menstruasi terakhir.
2. Etiologi (Sarwono)
Tidak timbulnya his
rendahnya kadar kortisol bayi-> rentan stres-> tidak timbul his
kurangnya air ketuban
insufisiensi plasenta
2.
Kriteria Diagnosis
Kemungkinan
dijumpai
abnormalitas
denyut
jantung janin.
Pengapuran
atau
kalsifikasi
placenta
pada
pemeriksaan USG.
(Chrisdiono, 2004)
D. Hubungan antara hamil postdate dengan fetal distress
13
kerusakan
yang
diakibatkan
kekurangan
oksigen
atau
14
15
BAB III
STATUS PENDERITA
A.
ANAMNESIS
Tanggal 26 Januari 2007 jam 11.30 WIB
1. Identitas Penderita
Nama
: Ny. Sumini
Umur
: 32 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
Agama
: Islam
Alamat
Status Perkawinan
: Kawin
HPMT
: 1 Mei 2006
HPL
: 8 Februari 2007
UK
: 36 minggu + 4 hari
Tanggal Masuk
: 25 Januari 2007
No.CM
: 823934
Berat badan
: 50 Kg
Tinggi Badan
: 150 cm
2. Keluhan Utama
Ingin melahirkan
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Datang seorang G1P0A0, 32 tahun, merasa hamil 9 bulan,.
Kenceng-kenceng teratur dirasakan sejak 2 jam yang lalu. Air kawah
sudah dirasakan keluar sejak 10 jam yang lalu.Lendir darah (+).Gerakan
janin masih dirasakan.
16
: Disangkal
Riwayat Hipertensi
: Disangkal
: Disangkal
Riwayat DM
: Disangkal
Riwayat Asma
: Disangkal
: Disangkal
: Disangkal
Riwayat Operasi
Riwayat Mondok
: Disangkal
Riwayat Hipertensi
: Disangkal
: Disangkal
Riwayat DM
: Disangkal
Riwayat Asma
: Disangkal
: Disangkal
6. Riwayat Fertilitas
Baik
7. Riwayat Obstetri
Penderita telah mempunyai seorang anak,Riw Sectio Caesaria krn
DKP,BB = 2600 gram,saat ini berusia 7 tahun. Anak yang kedua abortus
2 bulan dan tidak dikuret.
8. Riwayat Ante Natal Care (ANC)
Teratur, pertama kali periksa ke puskesmas pada usia kehamilan 1 bulan.
17
9. Riwayat Haid
-
Menarche
: 14 tahun
Lama menstruasi
: 6 hari
Siklus menstruasi
: 28 hari
PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Interna
Keadaan Umum : Sedang, CM, Gizi cukup
Tanda Vital
Tensi
: 170/120 mmHg
Nadi
: 82 x / menit
: 36,5 0C
Kepala
: Mesocephal
Mata
THT
Leher
Thorax
Cor
Inspeksi
: IC tidak tampak
Palpasi
Perkusi
18
Pulmo :
Inspeksi
: Pengembangan dada ka = ki
Palpasi
Perkusi
: Sonor/Sonor
Palpasi
Perkusi
Ekstremitas :
Oedema
+
Akral dingin
-
2. Status Obstetri
Inspeksi
Kepala
: Mesocephal
Mata
Wajah
Thorax
Abdomen
19
II
Oedema
+
akral dingin
-
Pemeriksaan Dalam :
20
VT
UPD
C.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.
2.
: 11,1 gr/dl
Hematokrit
: 33,4 %
Antal Eritrosit
: 4,69 x 103/uL
Antal Leukosit
: 8,3 x 103/uL
Antal Trombosit
: 184x 103/uL
Golongan Darah
:B
GDS
: 84mg/dL
Ureum
: 27 mg/dL
Creatinin
: 1,3 mg/dL
Na
: 129 mmol/L
: 4,1 mmol/L
Ion Ca
: 1,27
HbS Ag
: negatif
: 82
II. BPD
: 83
FL
: 65
FL
: 65
21
AC
: 278
AC
: 280
EFBW
: 2147
EFBW
:1927
KESIMPULAN
Seorang G1P0A0, 32 tahun, UK 36+4 minggu, riwayat obstetri belum
diketahui,riwayat fertilitas baik,teraba janin ganda, intra uterin memanjang,
preskep-preskep, kepala masuk panggul < 1/3 bagian. Nitrasin Test (+)
TJB I
: 2200 gr,TJB II : 2000 gr, DJJ (+), regular, his (+) dalam
DIAGNOSA AWAL
PEB, Gemelli, preskep-preskep,KPD ..... jam ..... pada primigravida h.
Preterm dalam persalinan kala I fase laten persalinan berlangsung 2 jam
dengan hipoalbuminemia.
F.
PROGNOSA
.............
G. TERAPI
Mondok VK
O2 4-5 L/menit
Infus RL 20 tpm
Transfusi albumin
22
NST (CST)
Keluhan
: Kenceng-kenceng
Tanda vital
: T : 160/110
N: 88x/menit
Rr: 22x/menit
T : 37OC
Mata
Thorax
Abdomen
VT
DJJ (+) I
:12-12-11/11-12-12/reg
DJJ (+) II
: 11-11-12/11-11-12/reg
mendatar,
diameter
cm,
KK(+)
menonjol,
Tx
:
-
10 Obs.
O2 4-5 L/ menit
Balance cairan
23
Keluhan
: Kenceng-kenceng
Tanda vital
: T : 170/100
N: 88x/menit
Rr: 22x/menit
T : 37,2OC
Mata
Thorax
Abdomen
VT
DJJ (+) I
:12-12-11/11-12-12/reg
DJJ (+) II
: 11-11-12/11-11-12/reg
Dx
Tx
: - siapkan VE
- Siapkan resusitasi bayi
24
Identifikasi janin II
VT : janin II,preskep, dengan tali pusat membumbng
DJJ 7-8-8/7-7-6/Fetal distress
Pukul 18.05
- Lahir bayi II : Laki-laki 1800 gr, PB: 45 cm
AS:3-4-5
Pukul 18.35
Plasenta
Lahir spontan,lengkap bentuk cakram , tipe monoamnion,monoplasenta, ukuran
20x20x3 cm
PTP : 50 cm,insersi :paraplasental
Lama persalinan
Kala I : 8 jam 15 menit
Kala II : 100 cc
KalaII : 20 menit
Kala III : 80 cc
Kala IV : 50 cc
Total 230 cc
Pukul 20.00
-
Identifikasi perdarahan
Pukul 20.30
Perdarahan rembes (+)
Evaluasi Pukul 20.30
Keadaan Umum
Keluhan
Tanda vital
: T : 90/70
N: 120x/menit
Rr: 20x/menit
T : 36,8OC
Mata
25
Thorax
Abdomen
Genital
Dx
: Atonia uteri
Tx
: - O2 5L/menit
-
20 tpm
- Injeksi Metergin 1 ampul (IM)
- Massage uterus
- Cytotex 3 tablet
- Sedia darah 2 kolf WB
Lab Cito : Hb : 4,8 gr/dL
Hct : 15,3 %
AL : 23,3x103
AT : 193x 103
Evaluasi Pukul 21.00
Keadaan Umum
: jelek, gelisah
Keluhan
Tanda vital
: T : 90/60
N: 120x/menit
Rr: 24x/menit
T : 36,8OC
Mata
Thorax
Abdomen
26
Genital
Dx
: Atonia uteri
Tx
: - Infus 3 Jalur
- Transfusi 2 kolf WB
- Siapkan darah 4 kolf WB
Tx
: jelek, gelisah
Keluhan
Tanda vital
: T : 90/60
N: 120x/menit
Rr: 24x/menit
T : 36,7OC
Mata
Thorax
27
Genital
:
H. LAPORAN OPERASI
Out come :
Post SCTP emergensi atas indikasi Fetal Distress DKP oleh karena
panggul sempit pd multigravida h.postdate d.p kala I fase laten p.b
2jam,dg riwayat SC 7 th yang lalu
I.
FOLLOW UP
Tanggal 25 September 2006
Keadaan umum : Baik, cm, gizi kesan cukup
Keluhan
: Belum kentut
Tanda vital
: T = 100/70 mmHg
N = 80x/menit
Mata
Thorax
: Cor
28
Genital
: Perdarahan (+)
Lochia (-)
Diagnosa
Terapi
:
1. Balance cairan
2. Puasa sampai dengan peristaltik (+)
3. IVFD RL:D5 = 1:1 (16 tpm)
4. Injeksi Cefotaxim 1 gr/12jam
5. Infus drip Metronidazole 500 mg/8 jam
6. Injeksi Gentamycin 80 mg/8 jam
7. Injeksi Tramadol 1 ampul / 8 jam
8. Injeksi Alinamin F 1 ampul/ 8 jam
9. Injeksi Transamin 1 ampul/8 jam
10. Injeksi Vit C 1 ampul / 8 jam
11. Injeksi Vit B compleks 2 cc/ 24jam
Tanda vital
: T = 110/80 mmHg
N = 80x/menit
Thorax
: Cor
29
Laktasi (+)
Abdomen
Genital
Diagnosa
Terapi
:
1. Balance cairan
2. IVFD RL:D5 = 1:1 (16 tpm)
3. Injeksi Cefotaxim 1 gr/12jam
4. Infus drip Metronidazole 500 mcg/8 jam
5. Injeksi Gentamycin 80 mg/8 jam
6. Injeksi Tramadol 1 ampul / 8 jam
7. Injeksi Alinamin F 1 ampul/ 8 jam
8. Injeksi Transamin 1 ampul/8 jam
9. Injeksi Vit C 1 ampul / 8 jam
10. Injeksi Vit B compleks 2 cc/ 24 jam
11. usul ganti oral
: T = 130/80 mmHg
N = 82x/menit
Thorax
: Cor
30
Abdomen
Genital
: Perdarahan (-)
Lochia (+)
Diagnosa
Terapi
:
1. Pindah bangsal
2. Amoxicillin 3x1
3. Metronidazole 3x1
4. Vit C 3x1
5. Prednison 3x1
6. Sakaneuron 2x1
7. Medikasi
: T = 120/80 mmHg
N = 84x/menit
Thorax
: Cor
31
Laktasi (+)
Abdomen
: Supel, nyeri tekan (-), TFU teraba di pertengahan pusatSOP, luka operasi kering, pus (-), darah (-), peristaltik (+)
Genital
: Perdarahan (-)
Lochia (+)
Diagnosa
Terapi
:
1.Amoxicillin 3x1
2.Metronidazole 3x1
3.Vit C 3x1
4.Prednison 3x1
5.Sakaneuron 2x1
6.Medikasi
: T = 120/90 mmHg
N = 80x/menit
Thorax
: Cor
32
Abdomen
: Supel, nyeri tekan (-), TFU teraba di pertengahan pusatSOP, luka operasi kering, pus (-), darah (-), peristaltik (+)
Genital
: Perdarahan (-)
Lochia (+)
Diagnosa
Terapi
:
1.Amoxicillin 3x1
2.Metronidazole 3x1
3.Vit C 3x1
4.Prednison 3x1
5.Sakaneuron 2x1
6.Medikasi
: T = 120/80 mmHg
N = 80x/menit
Thorax
: Cor
33
Abdomen
: Supel, nyeri tekan (-), TFU teraba di pertengahan pusatSOP, luka operasi kering, pus (-), darah (-), peristaltik (+)
Genital
: Perdarahan (-)
Lochia (+)
Diagnosa
Terapi
:
1.Amoxicillin 3x1
2.Metronidazole 3x1
3.Vit C 3x1
4.Prednison 3x1
5.Sakaneuron 2x1
6.Medikasi
: T = 120/80 mmHg
N = 68x/menit
Mata
Thorax
34
Laktasi (+)
Abdomen
: Supel, nyeri tekan (-), TFU teraba di pertengahan pusatSOP, luka operasi kering, pus (-), darah (-), peristaltik (+)
Genital
: Perdarahan (-)
Lochia (+)
Diagnosa
Terapi
:
1.Amoxicillin 3x1
2.Metronidazole 3x1
3.Vit C 3x1
4.Prednison 3x1
5.Sakaneuron 2x1
BAB IV
ANALISA KASUS
A.
Analisa Status
Pada pembuatan status ini dijumpai beberapa kekurangan diantaranya
perlunya anamnesis yang lebih lanjut mengenai keteraturan ibu melakukan
pemeriksaan kehamilan (ANC). Selain itu dalam status ini tidak dilakukan
pemeriksaan ultrasonografi (USG) dan os born test
35
persalinan.
Pada kasus ini diagnosa ditegakkan dari :
Anamnesa : Didapatkan keterangan
HPMT : 10 Desember 2005
HPL
: 17 September 2006
36
UK
: 41 minggu
Anamnesis :
Adanya riwayat SC 7 tahun yang lalu,TB = 145cm
b.
Pemeriksaan Obstetri :
Ukuran panggul dalam kesan sempit ditunjukkan dengan
pemeriksaan dalam didapatkan promontorium teraba, linea
terminalis teraba >1/3 bagian, spina ischadica tidak menonjol,
arcus pubis <90 sudut MKM tumpul.
c.
B.
37
o Kematian perinatal.
o Prolaps funikuli
o Robekan pada tentorium cerebelli dan perdarahan intrakranial.
3. Indikasi Obstetri
o Adanya DKP dan riwayat SC
Sehingga penatalaksanaan pada kasus ini, SCTP adalah pilihan yang terbaik untuk
ibu maupun bayinya.
38
BAB V
SARAN
1.
Edukasi
pengetahuan
tentang
penyakit,
kepada
gejala,
pasien
dan
mengenai
komplikasinya,
penatalaksanaannya.
2.
39
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Bari, S. 2003. Standar Pelayanan Medik Obstetri dan Ginekologi. PB
POGI, FKUI, Jakarta. Pp : 35-45
Allan, H., et all. 1994. Current Obstetric & Ginecologic Diagnosis and Treatment.
8th edition. Appleton, Norwak, Connecticut.
Brandon dkk , 2002. The Johns Hopkins Manual of Gynecology and Obstetrics
2nd edition The Johns Hopkins University Department By Lippincott
Williams & Wilkins Publishers
Chrisdiono M. A. 2004. Kehamilan Postterm. Dalam : Prosedur Tetap Obstetri
dan Ginekologi. EGC. Jakarta. Pp: 32-33.
Cunningham, Mac Donald, Gant, Levono, Gilstrap, Hanskin, Clark. 1997.
Williams Obstretics 20th edition. Prentice-Hall International Inc. Pp :
773-818
James R., Md. Scott, Ronald S., Md. Gibbs, Beth Y., Md. Karlan, Arthur F., Md.
Haney, David N Danforth's Obstetrics and Gynecology, 9th Ed:.
Danforth By Lippincott Williams & Wilkins Publishers; 9th edition.
Joy, Satu and Lyon, Deborah.
2005. Diagnosis of Abnormal Labor.
http://www.emedicine.com/med/topic3488.htm
Merck. 2005. Problem in the First and Second Stage of Labor. The Merck Manual
of Diagnosis and Therapy.
http://www.merck.com/mrkshared/mmanual/section18/chapter253/25
3g.jsp
Neville, dkk. 2001. Esential Obstetri dan Gynecologi. Hipokrates, Jakarta. Pp :
20-30
Price dan Wilson. 1995. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Edisi 4. EGC. Pp : 722-23
Repke JT, Johnson TR, Ludmir J. 2005. Diagnosis of Abnormal Labor.
http://www.cgmh.org.tw/intr/intr5/c6700/OBGYN/f/web/Abnormal
%20Labor/
Rustam Mochtar. 1998. Kelainan Pada Letak Kepala. Dalam : Sinopsis Obstetri
Jilid 1. Editor: Delfi Lutan, EGC, Jakarta. Pp: 339-340.
40
41