Professional Documents
Culture Documents
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta
Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar
1.1.Frekuensi gelombang mikro
dψt d
emf = m = ∫ µ Hr .Sd
dt dt s
Hukum Faraday-Lenz – Bentuk Integral:
“jumlah efektif penembusan fluks magnetik berubah waktu pada permukaan S
yang dibentuk oleh kontur/lintasan tertutup C akan menentukan jumlah
proyeksi medan elektrik yang dibangkitkan pada lintasan tertutup tersebut”.
r r d r
∫ E. Ld =
c dt ∫s
µ H .Sd (M1i)
r r r r d r r
∫H . dL
c
=∫J . dS +
s dt ∫ ε E. dS
s
(M2i)
x y z
Rapat Arus :
r r
⇒ konduksi : Jσ = σ E
r r
⇒ konveksi : Jρ = ρ v
Vρ
Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta
r
r dD dE
⇒ displacement : Jd = =ε
dt dt
Teorema Stokes untuk (M2i) memberikan Hukum Ampere-Maxwell – Bentuk
Diferensial:
r
r r r r r ∂ r r ∂E
∫s ∫s ∫s ∂t E . dS
ε r r r
∇× H dS = J . dS + ∇× H = J + ε (M2d)
∂t
“Sirkulasi medan magnetik di suatu titik (loop tertutup sangat kecil sebesar titik)
sama dengan jumlah rapat arus akibat aliran muatan bergerak (konduktif dan
konveksi) dan rapat arus perpindahan yang disebabkan oleh kecepatan
bertambahnya rapat fluks elektrik terhadap waktu di titik tersebut.”
r r
Untuk
E dan
H sinusoidal dalam lingkungan homogen, netral (ρv = 0) dan
r r r r
diam (
V = 0 ) berlaku: ∇× H s = ( σ + jωε ) E s (M2ds)
r r r r
Untuk kondisi statik [d/dt (.) = 0] : ∫ H . Ld = ∫ J . Sd atau ∇r × Hr = Jr
c s
∫ ε E. dS = ∫ ρ .dV
s v
v (M3i)
r r
∫v ∇ . E dV = ∫v ρ vdV
r r
ε ∇. E = ρ v
ε (M3d)
“Aliran fluks elektrik keluar netto pada suatu ruang tertutup sangat kecil sebesar
titik menunjukkan rapat muatan di titik tersebut.”
r r
∫ µ H dS = 0
s
(M4i)
r r
∫v ∇ . H dV = 0
µ r r
∇.H = 0 (M4d)
“Aliran fluks magnetik keluar netto pada suatu ruang tertutup sangat kecilsebesar titik adalah NOL.”
λ=C/f
dimana :
Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta
λ = panjang gelombang ( meter )
C = cepat rambat cahaya di ruang hampa ( 300.000 Km / detik )
f = frekuensi ( Hertz )
Energi :
1 1
+ ( ∆m ) V y
2
ky 2
∆E = E Potensial
+ E Kinetik =
2 2
=
1
2
(kA sin (ωt ) + ( ∆m) ω cos (ωt ) )
2 2 2 2
1 1 1
= ( ∆m ) ω A = ( µ∆X ) ω A
2 2 2 2 2
=
2 kA 2 2
Daya :
1
∆E 2
( µ∆X ) ω A
2 2
1
= µ V rambat ω A
2 2
P= =
∆t ∆t 2
Gelombang EM yg
terpolarisasi dalam
arah sumbu z
Gelombang EM yang
terpolarisasi dalam
arah sumbu y
Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta
Polarisasi dari Gelombang Elektro Magnetis ditentukan oleh keadaan medan listriknya, terhadap permukaan bumi.
Adapun macam-macam polarisasi yang terdapat pada Gelombang Elektro Magnetis ialah :
Polarisasi vertikal Gelombang Elektro Magnetis dikatakan terporarisasi vertikal apabila medan listriknya vertikal terhadap permukaan bumi.
Polarisasi horizontal Gelombang Elektro Magnetis dikatakan terpolarisasi horizontal apabila medan listriknya Horizontal terhadap permukaan bumi.
Polarisasi elliptis apabila medan listriknya tidak vertikal dan tidak horizontal terhadap permukaan bumi
Gelombang Elektro Magnetis yang tiba di daerah perbatasan secara tegak lurus (dengan sudut datang 90°), gelombang tersebut akan dipantulkan secara keseluruhan dan tegak
lurus pada daerah perbatasan sehingga akan kembali melalui jalan semula.
Gelombang Elektro Magnetis yang tiba di daerah perbatasan dengan sudut datang lebih kecil dari 90°, maka gelombang tersebut, sebagian akan dipantulkan dengan sudut datang
sama dengan sudut pantul dan sebagian akan diteruskan.Akan tetapi gelombang yang diteruskan ini arahnya telah dirubah dengan arah semula, akibat dari pada sifat kelistrikan
yang berbeda. Pembelokan arah ini disebut pembiasan Apabila diperhatikan dengan seksama, maka bayangan tersebut terbagi menjadi dua bagian yaitu:
a.Daerah di belakang benda yang berdekatan dengan garis pinggiran benda, bayangannya nampak samar-samar dan tidak gelap sama sekali.
b.Daerah tepat di balik benda bayangannya gelap sama sekali.Daerah yang kabut ini (a.) bisa jadi karena cahaya tersebut di sekitar daerah tepi benda, mengalami difraksi.
(1) Pada daerah yang kelistrikannya lebih besar, kecepatan rambatan perubahan
radiasi gelombang adalah lebih besar, dibandingkan dengan kecepatan
gelombang yang berada di daerah yang kelistrikannya kecil yang
mengakibatkan terjadinya pembelokan.
(2) Pembiasan selalu terjadi bila gelombang melalui medium yang berbeda-beda
sifat kelistrikannya dan tiba di perbatasan dengan sudut lebih kecil dari 90°.
Kemampuan penyaluran
Pandu gelombang daya modus
segi empat sal trans
TEgelombang mikro
, utk medan break
10
down = 30 KV/Cm, daya break down :
( Pbd )10 ≅ 597ab 1 − ( λo / 2a )
2
KW
a,b,λo : dalam Cm
a : dalam Cm
Berdasarkan hukum Snellius, Jika gelombang datang dari medium lebih rapat ke
medium kurang rapat maka
gelombang akan dibiaskan mendekati garis normal. Didalam peembiasan
gelombang akan berlaku persamaan, sebagai berikut :
Sini V1
=
Sinr V2
Ket : i = sudut datang
r = sudut bias
V1 = kecepatan gelombang datang
V2 = kecepatan gelombang bias
• Hitunglah besarnya sudut pantul gelombang yang terpolarisasi dalam saluran transmisi ?
• Jawab : Perhitungan besarnya sudut pantul gelombang yang terpolarisasi dalam saluran transmisi ?
ε2 ε2
Sudut brewster : Sin 2θ B = ⇒ tan θ B =
ε1 + ε 2 ε1
- Gelombang datang, garis normal,gelombang pantul terletak pada satu bidang datar.
Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta
E xo− 1 η 2 − η1
Koefisien gelombang pantul adalah ; Γ= =
E xo+ 1 η 2 + η1
• Jelaskan tentang perbandingan gelombang tegak terhadap gelombang datar didalam saluran ?
• Jawab : Sebagaimana kita ketahui bahwa mode gelombang ketika merambat diudara adalah mode TE ( transverse electromagnetic ) yang berarti arah vector medan listrik tegak lurus
dengan arah vector medan magnet dan keduanya tegak lurus terhadap arah perambatan gelombang
s = α + jω ⇒ z =
(α + 1) + jω
• Bukti:
(α − 1) + jω
z < 1ketikaα < 0
(α + 1) 2 + jω 2
z = ⇒ z > 1ketikaα > 0
( α − 1) 2 + jω 2 z = 1ketikaα = 0
• Bagaimana menghitung besarnya impedansi saluran sebagai akibat dari pemantulan maupun pembiasan gelombang terhadap saluran transmisi ?
● Jawab : Dalam saluran transmisi, matching mempunyai pengertian memberikan beban
Yang sama dengan impedansi karakteristik saluran.
Perhitungan besarnya impedansi saluran sebagai akibat dari pemantulan maupun pembiasan gelombang terhadap saluran transmisi ?
v
Sehingga jika sebuah saluran transmisi dengan panjang L diberikan, pada frekuensi f = , saluran transmisi ini bisa dipandang sebagai sebuah rangkaian resonansi paralel,
4L
2v
dengan frekuensi tersebut sebagai frekuensi resonansi.Tetapi pada frekuensi f = , karena impedansinya nol, dan sedikit di atas frekuensi itu menjadi induktif, sedikit di
4L
bawah menjadi kapasitif, maka saluran transmisi di atas bisa digambarkan sebagai rangkaian resonansi serial. Pada impedansi rangkaian terbuka situasinya kebalikan dari kasus di
atas. Bagaimana halnya dengan saluran transmisi dengan kerugian dilihat dari sudut pandang rangkaian resonansi ?
Dengan kerugian, impedansi hubungan singkat menjadi
tanh ( α .L ) + j tan ( β .L )
Z s = Z . tanh ( γ .L ) , dan dengan tanh ( γ .L ) =
1 + j tanh ( α .L ) tan ( β .L )
tanh ( α .L ) + j tan ( β .L )
Zs = Z
1 + j tanh ( α .L ) tan ( β .L )
Sekarang diamati kasus panjang saluran transmisi L = λ/4, atau βL =π/2, dan jika
kerugian saluran transmisi tak terlalu besar, maka pada frekuensi resonansi
impedansi hubungan singkat menjadi
tanh ( α .L ) + j tan ( β .L ) j tan ( β .L ) Z
Zs = Z ≈Z =
1 + j tanh ( α .L ) tan ( β .L ) j tanh ( α .L ) tan ( β .L ) tanh ( α .L )
Impedansi hubungan singkat menjadi murni riil, sedangkan di atas frekuensi itu
Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta
saluran transmisi akan dominan kapasitif dan di bawah dominan induktif
• Bagaimana menghitung Admitance yang terjadi berdasar hubungan terbalik dengan impedance ?
• Jawab : Admitance yang terjadi berdasarkan hubungan terbalik dengan impedance
• Bagaimana menganalisa ketepatan perarahan berdasarkan banyak rata-rata elemen yang terhubung singkat (shunt elements) ?
• Jawab : Analisa ketepatan per arahan berdasarkan banyak rata rata elemen yang terhubung singkat ( shunt elements ) ?
• Apa yanganda ketahui tentang kecepatan gelombang, kecepatan transfer, dan kecepatan rambat energi dalam saluran rectangular maupun circular ?
Jawab : Bumbung gelombang atau waveguide adalah saluran transmisi yang berupa
pipa berongga yang terbuat dari konduktor yang baik. Rongga diisi dengan bahan
dielektrik tak merugi yang umumnya adalah udara kering. Bumbung gelombang umumnya digunakan untuk saluran transmisi frekuensi gelombang mikro ( orde GHz ) , sebagai
saluran dari antena parabola menuju ke transmitter atau receiver, atau sebagai feed element. Saluran transmisi lain untuk orde GHz (kecuali serat
optik) akan memiliki redaman yang cukup besar, disamping itu akan terjadi absorbsi, radiasi, dan skin effect.Penampang bumbung gelombang bisa berupa persegi panjang
(rectangular), bujursangkar, lingkaran (sirkular), atau bisa juga ellips.
• Apa yang anda ketahui tentang mode TE waves (Transverse Electric Waves), TM Waves (Transverse Magnetic Waves) pada saluran rectangular dan circular.
• Jawab : Kecepatan gelombang, kecepatan transfer, dan kecepatan rambat energi dalam saluran rectangular naupun circular ?
Saluran rectangular :
Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta
V
Vmn =
2
Kecepatan muka gelombang f
1 − CO ,mn
f
2
f CO ,mn
Kecepatan rambat energi V g ,mn = V 1 −
f
Saluran circular :
ω V
Kecepatan muka gelombang V ph = =
β nl Fnl
dω
Kecepatan rambat energi Vg = = VFnl
dβ nl
Mode TE waves ( Transverse Electric Waves ), TM waves (Transverse Magnetic waves) pada saluran rectangular dan circular ?
• Apa yang ketahui tentang resonansi yang terjadi pada saluran gelombang ?
Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta
• Jawab :
Resonansi rongga sangat diperlukan sebagai alat resonansi pada frekuensi gelombang mikro karena elemen rangkaian biasa (R,L,C) tidak berguna lagi karena redaman yang besar
dan karakteristik yang jauh dari ideal.
2 2 2
V m n p
Rumusnya : f mnp = + +
2 a b d
• Apa yang anda ketahui tentang hubungan tegangan dengan arus serta implementasinya dalam pembentukan rangkaian ?
Jawab : Persamaan-persamaan umum yang menghubungkan tegangan dan arus pada saluran transmisi memperhitungkan juga fakta bahwa
keempat parameter saluran transmisi tersebar merata disepanjang saluran. Persamaan umum yang dipakai menggunakan parameter yang
disatukan (lumped) yang menghasilkan ketelitian yang cukup tinggi untuk saluran pendek, saluran menengah. Jika saluran atas tiang
dimasukan ke dalam kelas saluran pendek, kapasitansi paralel (shunt) adalah demikian kecilnya sehingga seluruhnya dapat diabaikan, dan
hanya memperhitungkan nilai R seri dan L seri untuk seluruh panjang saluran.
Generator yang digambarkan sebagai suatu impedansi yang dihubungkan seri dengan emf yang dibangkitkan pada masing-masing fasanya.
Saluran menengah (medium length) dapat dipresentaikan dengan R dan L sebagai parameter terpusat dengan setengah kapasitansi ke netral dari
saluran terpusat pada masing-masing ujung rangkaian ekivalen. Konduktansi paralel (shunt conductance) G, biasanya diabaikan dalam
perhitungan tegangan dan arus pada saluran transmisi daya atas tiang.
Sehubungan dengan perlu atau tidaknya penanganan kapasitansi, Saluran kawat terbuka 60 Hz yang kurang dari 80 km (50 mil) adalah
termasuk saluran pendek. Saluran menengah anatara 80 km (50 mil) dan 240 km (150 mil). Saluran yang lebih panjang dari 240 km (150 mil)
memerlukan perhitungan yang menggunakan konstanta tersebar (distribured).
Biasanya saluran transmisi dioperasikan dengan beban tiga fasa seimbang. Meskipun saluran tidak dipisahkan dengan jarak yang sama dan
Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta
tidak ditransposisikan, ketidaksimetrisan yang dihasilkan biasanya kecil saja, sehingga fasanya dapat dianggap seimbang.
Untuk membedakan antara impedansi seri keseluruhan saluran dengan impedansi per satuan panjang dipakai tatanama berikut ini:
z = impedansi seri per satuan panjang per fasa
y = admitansi paralel / satuan pajang / fasa ke netral
l = panjang saluran
Z = zl = impedasi seri total per fasa
Y = yl = admitansi paralel total per fasa
Rangkaian ekivalen suatu saluran transmisi pendek, dimana Is dan IR merupakan arus pada ujung pengirim dan ujung penerima.
Rangkaian itu dapat diselesaikan dengan rangkaian ac seri yang sederhana. Karena tidak terdapat cabang paralel (shunt), arus pada ujung
pengirim dan penerima akan sama besarnya, sehingga
Is = IR (4.1)
Vs = V R + I R .Z (4.2)
Dimana V R , NL adalah besarnya tegangan pada ujung penerima dalam keadaan tanpa beban dan V R , FL adalah besarnya tegangan pada ujung
penerima dengan beban penuh dan Vs konstan.
ZY Z 2Y ZY
V s = 1 + +
R
V Z + I R (4.6) I s = YVR + 1 + I R (4.7)
2 4 2
3. Saluran Panjang
Gambar 4.1 memperlihatkan satu fasa dan hubungan netral saluran tiga fasa. Disini tidak terlihat parameter terpusat, karena memang kita
sudah siap untuk membahas penyelesaian saluran dengan impedansi dan admitansi yang tersebar secara merata dan seragam (uniformly
distributed). Diagram yang sama jugsa mempresentasikan saluran fasa-tunggal, jika impedansi seri saluran itu adalah impedansi seri
keseluruhan (loop series impedance) dari saluran fasa tunggal teersebut dan bukannya seri per fasa untuk saluran tiga fasa, sedangkan
Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta
admitansi shunt adalah admitansi shunt antar saluran untuk saluran fasa tunggal itu dan bukannya amitansi shunt ke netral pada saluran tiga
fasa.
Dalam gambar 4.1 kita akan meninjau suatu unsure yang sangat kecil dalam saluran dan kita hitung beda tegangan dan beda arus diantara
kedua ujung unsur tersebut. Kita misalkan x adalah jarak yang diukur dari ujung penerima saluran ke unsur kecil saluran itu, sedangkan ∆x
panjang unsur itu. Maka z∆x adalah impedansi seri sepanjang unsur saluran itu, dan y∆x adalah amitansi shunt. Tegangan terhadap netral
pada ujung unsur pada sisi beban adalah V, dan V aadalah rumus kompleks tegangan rms, yang besar dan fasanya berubah dengan jarak
sepanjang saluran. Tegangan pada ujung unsur pada sisi generator adalah V + ∆V . Kenaikan tegangan di sepanjang saluran u8nsur saluran
dengan arah x yang meningkat adalah ∆V , yang merupakan tegangan pada sisi generator dikurangi dengan tegangan pada sisi beban. Kenaikan
tegangan pada arah x yang meningkat adalah juga merupakan hasil kali arus dalam unsure yang mengalir berlawanan dengan arah x yang
menigkat adalah juga merupakan hasil kali arus dalam unsur yang mengalir berlawanan dengan arah x yang meningkat dan impedansu unsur,
atau Iz∆x , sehingga
∆V = Iz∆x 4.8)
atau
∆V
= Iz (4.9)
∆x
dan untuk ∆x → 0, limit perbandingan di atas menjadi
dV
= Iz (4.10)
dx
demikian juga, arus yang mengalir ke luar dari unsur menuju beban adalah I. Besar dan fasa I ini berubah dengan jarak sepanjang saluran
karena admitansi shunt yang tersebat di sepanjang saluran itu. Arus yang mengalir menuju unsur dari arah generator adalah I + ∆I . Arus yang
memasuki unsur dari arah generator adalah lebih besar dari pada arus yang meninggalkan unsur ke arah beban, dan selisih besarnya arus
tersebut adalah ∆I . Selisih arus ini adalah arus Vy∆x yang mengalir di dalam admitansi shunt unsur, maka
∆I = Vy∆x
dan dengan mengikuti langkah-langkah seperti pada persamaan (4.8) dan (4.9) kita dapatkan
dI
= Vy (4.11)
dx
dengan mendeferensiasikan persamaan (4.10) dan (4.11) kita peroleh
Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta
d 2V dI
2
=z (4.12)
dx dx
dan
d 2I dV
2
=y (4.13)
dx dx
Jika kita masukan nilai dI / dx dan dV / dx dari persamaan (4.10) dan (4.11) barturut-turut ke dalam persamaan (4.12) dan (4.13), kita dapatkan
d 2V
= yzV (4.14)
dx 2
dan
d 2I
yzI (4.15)
dx 2
Sekarang kita mempunyai suatu persamaan (4.14) dimana variable-variabelnya hanyalah V dan x, dan suatu persamaan lain (4.15) yang
variabelnya adalah I dan x. Penyelesaian persamaan (4.14) dan (4.15) berturut-turut V dan I harus merupakan rumusan yang bila
dideferensiasikan dua kali terhadap x yang menghasilkan rumusan aslinya dengan konstanta yz. Misalnya, penyelesaian untuk V bila
dideferensiasikan dua kali terhadap x harus menghasilkan yzV. Ini berarti bahwa penyelesaiannya akan berbentuk eksponensial. Karena itu kita
misalkan bahwA penyelesaian persamaan (4.14) adalah
V = A1eksp ( ) (
yz .x + A2 eksp − yz .x ) (4.16)
d 2V
dx 2
[
= yz A1eksp ( ) (
yz .x + A2 eksp − yz .x (4.17) )]
Oleh karena itu, persamaan (4.16) adalah penyelesaian dari persamaan (4.14). Jika kita masukan nilai V yang diberikan persamaan (4.16) ke
dalam persamaan (4.10), kita dapatkan
I=
1
A1eksp ( )
yz .x −
1
(
A2 eksp − yz .x ) (4.18)
z/ y z/ y
Konstanta A1 dan A2 dapat dihitung dengan menggunakan keadaan pada ujung penerima saluran, yaitu jika x = 0, V = V R dan I = I R . Dengan
Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta
mensubsitusikan nilai-nilai ini dalam persamaan (4.16) dan (4.18) diperoleh
1
V R = A1 + A2 dan IR = ( A1 − A2 )
z/ y
VR + I R Z c VR − I R Zc
A1 = dan A2 =
2 2
Kemudian, dengan memasukan nilai-nilai yang telah diperoleh untuk A1 dan A2 ke dalam persamaan (4.16) dan (4.18) dan memisalkan γ = yz ,
kita dapatkan
VR + I R .Zc γx VR − I R Zc −γx
V = ε + ε (4.19)
2 2
V R / Zc + I R γx V R − I R Zc −γx
I= ε − ε (4.20)
2 2
dimana Z c = z / y yang disebut impedansi karakteristik saluran, dan γ = yz yang disebut konstanta rambatan (propagation constant).
Persamaan (4.19) dan (4.20) memberikan nilai-nilai rms dari V dan I dengan sudut-sudut fasanya pada setiap titik di sepanjang saluran sebagai
fungsi jarak x dari ujung penerima ke titik tersebut, asal saja V R , I R dan parameter saluran diketahui.
Baik γ maupun Z c kedua-duanya merupakan besarana kompleks. Bagian nyata konstanta rambatan γ disebut konstanta redaman (attenuation
constant) α dan diukur dalam neper per satuan Panjang. Bagian khayal dari γ dinamakan konstanta fasa (phase constant) β dan diukur dalam
radian per satuan Panjang, maka;
γ = α + jβ (4.21)
dan persamaan (4.19) dan (4.20) menjadi
Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta
V R + I R Z c αx jβx VR − I R Z c
V = ε ε + ε −αx ε − jβx (4.22)
2
VR / Z c + I R αx jβx V R / Z c − I R −αx − jβx
I= ε ε − ε ε (4.23)
2 2
ε αx dan ε jβx membantu kita menjelaskan perubahan fasor tegangan dan arus sebagai fungsi dari jarak di sepanjang saluran.
Sifat-sifat dari
Suku ε αx berubah-rubah besarnya jika x berubah, tetapi suku ε jβx , yang identik dengan cos βx + j sin βx , besarnya selalu sama dengan 1 dan
memyebabkan pergeseran fasa sebesar β rad per satuan Panjang saluran.
Suku pertama dalam persamaan (4.22), [ (VR + I R Z c ) / 2]ε αx ε jβx , bertambah besarnya dengan maju fasanya seiring dengan jarak dari ujung
penerima. Sebaliknya jika ditinjau gerakan disepanjang saluran dari ujung pengirim kearah ujung penerima, suku itu akan berkurang besarnya
dan diperlambat fasanya. Ini adalah karakteristik suatu gelombang berjalan (traveling wave) dan sama dengan prilaku suatu gelombang dalam
air, yang berubah besarnya dengan waktu di setiap titik, sedangkan fasanya diperlambat dan nilai maksimumnya menyusut dengan jarak dari
titik asalnya. Perubahan pada nilai sesaat tidak dinyatakan dalam suku tersebut, tetapi telah dapat mengerti karena V R dan I R adalah fasor.
Suku pertama dalam persamaan (4.22) disebut tegangan datang (incident voltage).
Suku kedua persamaan (4.22), [ (VR − I R Z c ) / 2]ε −αx ε − jβx , berkurang besarnya dan mundur fasanya dari ujung penerima menuju ujung pengirim.
Suku ini dinamakan tegangan pantul (reflected voltage). Pada setiap titik di sepanjang saluran, tegangannya adalah jumlah komponen tegangan
dating dan tegangan pantul pada titik itu.
Karena persamaan untuk arus sama dengan persamaan untuk tegangan, arus dapat dipandang sebagai terdiri dari arus dating dan arus pantul.
Jika saluran ditutup dengan impedansi karakteristiknya Z c , tegangan ujung penerima V R sama dengan I R Z c dan tidak ada timbul gelombang
pantul baik berupa sebagai pengganti V R dalam persamaam (4.22) dan (4.23). Saluran yang ditutup dengan impedansi karakteristiknya sendiri
dinamakan saluran datar (flat line) atau saluran tak terhingga (infinite line). Istilah ini timbul dari kenyataan bahwa saluran yang tak berhingga
panjangnya tidak akan mungkin mempunyai gelombang pantul. Biasanya saluran daya tidak ditutup dengan impedansi karakteristiknya, tetapi
saluran komunikasi sering ditutup demikian untuk menghilangkan gelombang pantul. Suatu nilai khas untuk Z c adalah 400 Ω untuk saluran
rangkaian tunggal atas tiang 200 Ω untuk dua rangkaian paralel.
VR
I = I R cosh γx + sinh γx (4.27)
Zc
Dengan memisalkan x = l untuk mendapatkan tegangan dan arus pada ujung pengirim, maka kita dapatkan
dan
VR
I = I R cosh γl + sinh γl (4.29)
Zc
dengan meneliti persamaan-persamaan ini kita lihat bahwa konstanta rangkaian umum untuk saluran yang panjang adalah
sinh γl
A = cosh γl C= (4.30)
Zc
B = Z c sinh γl D = cosh γl (4.31)
Persamaan (4.30) dan (4.31) dapat diselesaikan untuk VR dan I R dengan VS dan I S sebagai suku-sukunya, didapatkan
VR = VS cosh γl − I S Z c sinh γl (4.32)
Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta
Vs
I R = I S cosh γl − sinh γl (4.33)
Zc
Untuk saluran tiga fasa seimbang, arus dalam persamaan-persamaan diatas adalah arus saluran, dan tegangan adalah tegangan dari saluran ke
netral, yaitu tegangan dibagi dengan 3 . Untuk menyelesaikan persamaan-persamaan itu, hiperbolis harus kita hitung dulu. Karena γl biasanya
kompleks, fungsi hiperbolis itu juga rumit dan tidak dapat ditemukan langsung dari tabel biasa atau dengan kalkulator elektronik. Sebelum
pemakaian komputer digital meluas bermacam-macam grafik, beberapa diantaranya dirancang khusus untuk nilai-nilai yang biasa dijumpai
dalam perhitunga saluran transmisi, sering digunakan untuk menghitung fungsi hiperbolis dengan argumen kompleks. Pada masa kini
komputer digital menyediakan cara-cara yang bisa untuk memasukan fungsi-fungsi semacam itu ke dalam perhitungan kita.
Persamaan diferensial berikut memberikan uraian sinus dan cosines hiperbolis dari bentuk fungsi lingkaran :
• Apa yang anda ketahui tentang tipe one port circuit dalam rangkaian ?
5.2. Hubungan dua port (two port junctions) dan attenuasi jaringan.
2
port device
Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta
I1 I2
V1 V2
Beberapa parameter bisa digunakan untuk memberikan karakteristik rangkaian. Masing-masing parameter direlasikan dengan empat variabel yang berasosiasi dengan model dua
terminal. Dua dari empat variabel ini mewakili eksitasi rangkaian (variabel independent) dan dua variabel lainnya mewakili respon rangkaian terhadap eksitasi yang diberikan
(variabel dependent)
Jika rangkaian pada gambar 1 dipicu (eksitasi) dengan tegangan V1 dan V2, maka arus I1 dan I2 akan dikaitkan dengan persamaan berikut :
I1 = y11 V1 + y12 V2
I2 = y21 V1 + y22 V2
Dalam kasus ini, dimana tegangan dijadikan sebagai variabel independent dan arus sebagai variabel dependent, parameter penghubung disebut dengan short circuit admittance
parameter atau parameter Y.
Untuk mendapatkan nilai parameter y11, y12, y21, dan y22, dilakukan dengan memberi eksitasi pada satu port sedangkan port lainnya di short-circuit.
I1
y11 = V2 =0( shortcircuit )
V1
Parameter lain yang umum digunakan adalah parameter Z dan H (Hibrid)
Parameter Z (impedansi):
V1 = Z11 I1 + Z12 I2
V2 = Z21 I1 + Z22 I2
Parameter H (hybrid):
V1 = H11 I1 + H12 V2
I2 = H21 I1 + H22 V2
Parameter S menjabarkan inter-relasi dari satu set variabel (ai bi). Variabel (ai bi) adalah gelombang tegangan kompleks yang ternormalisasi yang datang dan dipantulkan dari
terminal ke-i dari rangkaian.
Variabel ini didefinisikan dengan tegangan terminal Vi, arus terminal Ii dan suatu impedansi referensi Zi.
Vi + Z i I i *
Vi − Z i I i
ai = bi =
2 Re .Z i 2 Re .Z i
Struktur pemancaran gelombang elektromagnetik yang paling sederhana adalah radiasi gelombang yang ditimbulkan oleh sebuah elemen aus kecil yang berubah-ubah secara
Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta
harmonik. Elemen arus terkecil yang dapat menimbulkan pancaran gelombang elektromagnetik itu disebut sebagai sumber elementer.
Jika medan yang ditimbulkan oleh setiap sumber elementer di dalam suatu konduktor antena dapat dijumlahkan secara keseluruhan, maka sifat-sifat radiasi dari sebuah antena
tentu akan dapat diketahui.
Timbulnya radiasi karena adanya sumber yang berupa arus bolak-balik ini diketahui secara matematis dari penyelesaian gelombang Helmhotz.
• Apa yang anda ketahui tentang teori dan rumus-rumus untuk two port junction ?
• Apa yang anda ketahui tentang probe coupling pada saluran gelombang rectangular ?
• Apa yang anda ketahui tentang radiasi dari elemen arus linier ?
.
• Apa yang anda ketahui tentang radiasi dari arus loop ?
• Apa yang anda ketahui tentang rangkaian filter saluran paralel dengan memakai saluran rangkaian terbuka dan tertutup ?
• Apa yang anda ketahui tentang pancaran gelombang dengan Axially Confined Flow (Batas alir aksial) ?
Jawab : Axial Mode Radiation (endfire) terjadi jika :
Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta
3 C 4
< <
4 λ 3
Sifat-sifat mode axial :
where N is the Avogadro number, g the Landé g-factor, and μB the Bohr
magneton.
BJ is the Brillouin function[1] which varies from -1 to 1:
where x is the ratio of the Zeeman energy of the magnetic moment in the external
field to the thermal energy kBT:
There are often several regions of reflector voltage where the reflex klystron will oscillate; these are referred to as modes. The electronic tuning range of the reflex klystron is
usually referred to as the variation in frequency between half power points—the points in the oscillating mode where the power output is half the maximum output in the mode. It
Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta
should be noted that the frequency of oscillation is dependant on the reflector voltage, and varying this provides a crude method of frequency modulating the oscillation frequency,
albeit with accompanying amplitude modulation as well.
Modern semiconductor technology has effectively replaced the reflex klystron in most applications.
• Apa yang anda ketahui tentang model-model asicillator dan paham dengan perhitungan-perhitungannya ?
• Jawab :
Oscillator gelombang mikro adalah pengayun (pembangkit getaran) gelombang
mikro,
Osilasi terjadi karena peningkatan negative resistance karena phase delay antara
gelombang arus dan tegangan pada proses avalanche break down dan transit time.
Jika total delay mendekati 180 derajat gelombang tegangan dan arus akan out of
phase sehingga menghasilkan negative resistance
osilator terdiri dari sirkit resonansi = menyimpan energi dan mengendalikan
frekuensi
tahanan negative = membangkitkan daya
sirkit penggandeng = menyalurkan daya kebeban.
Osilator RC :
Osilator Hartley :
Osilator Collpits :
Γout = S 22 + S S
12 22
ΓT
1− S 22
ΓT
Γout > 1
Jawab:
Untuk dioda clamp harus digunakan dioda dengan karakteristik fast recovery rectifier atau dikenal dengan dioda schottky. Dioda ini berguna untuk mempertahankan titik kerja dari
switching transistor dengan melakukan ‘clamp’ (memotong) tegangan spike yang dihasilkan oleh transistor switching tersebut. Salah satu dioda schottky adalah 1N5819 dengan
tegangan breakdown pada 40V. Kelebihan dari dioda schottky adalah kecepatan responnya terhadap penyerahkan tegangan.
RL 2V ∞
cos[ ( 2n + 1)ω L − ω i ]t − cos[ ( 2n + 1)ω L + ω i ]t
Vo =
r π ∑ 2n + 1
RL + d n =0
2
Sehingga penguatan konversi mixer double-balanced :
Po 4R 4
G= = 2 L = 2
Pi π R L π
Untuk mixer double-balance ideal dengan beban sesuai dengan impedansi sumber, dan dengan mengabaikan rugi-rugi pada transformer dan diode, kira-kira 40 % dari daya input
akan terkirim ke beban.
Dimana :
Sin = daya signal input
Sout = daya signal output.
Nin = daya noise input
Nout = daya noise output
Noise factor adalah perbandingan antara sinyal to noise pada terminal input dengan sinyal to noise pada terminal output, yang biasanya diukur pada suhu standar 290°C. Bila
dijabarkan maka dapat diketahui hubungan antara noise factor dan erective noise temperature sebagai berikut :
Si/Ni Si/Ni No
F = _____ = ______ = ______
So/No G.Si/No G. Ni
dimana G adalah gain penguat.
G.Ni+Nt
F = ________
G.Ni
Nt adalah noise yang ditimbulkan penguat tersebut.
G.Ni+G.Ne
F = _________
G.Ni
k.Te.B
F = 1+ -------
k.To.B
Te adalah suhu derau efektif dari penguat tersebut.
Te
F = 1+ ----
To
Te = (F- 1)To
•
Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta
• Bagaimana menentukan penguatan transistor efek medan sebagai penguat gelombang mikro ?
Jawab : Amplifier adalah sebuah rangkaian elektronika yang bertugas untuk menaikan level daya suatu sinyal. Sehingga daya keluaran lebih besar dibandingkan daya masukan
Parameter penting dalam disain penguat adalah stabilitas. Dalam penguat gelombang mikro, penguat biasanya didahului oleh suatu rangkaian penyesuai impedansi ( matching
network) dan diikuti oleh rangkaian penyesuai impedansi lainnya, seperti ditunjukkan pada gambar.
Rangkaian penyesuai impedansi meminimalkan pantulan dan mengoptimalkan rangkaian untuk memperoleh daya transfer maksimum. Pemilihan rangkaian penyesuai impedansi
yang tepat juga mencegah penguat ber-osilasi.
Parameter S12 menentukan level feedback dari output suatu penguat ke bagian input, dan bersama dengan parameter S21 mempengaruhi stabilitas penguat
( kecenderungan ber-osilasi). Penguat dimana terminal input dan outputnya saling ter-isolasi akan mempunyai S12 yang bernilai nol. Penguat seperti ini disebut unilateral.
Kebanyakan penguat bersifat bilateral, dimana isolasi input dan output yang terbatas akan menyebabkan koefisien pantul dilihat pada sisi input dipengaruhi oleh beban yang
terpasang pada output.
Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta
Andaikan terminal output suatu penguat bilateral diberi beban dengan koefisien pantul Γℓ, koefisien pantul yang terlihat dari terminal input Γin diberikan dengan persamaan :
Jika penguat adalah unilateral, maka S12 = 0 dan Γin = S11. Atau, dengan kata lain pembebanan pada output tidak memberi dampak pada input.
Properti yang sama berlaku untuk arah sebaliknya. Jika Γout adalah koefisien refleksi yang terlihat pada terminal output dan Γs adalah koefisien refleksi sumber yang terhubung ke
terminal input, maka :
Suatu penguat dikatakan stabil tanpa syarat jika beban atau sumber dengan suatu koefisien pantul bisa dihubungkan dengan rangkaian penguat tanpa menimbulkan ketidak-
stabilan. Kondisi ini terjadi jika magnitud dari koefisien pantul pada sumber, beban, input dan output penguat mempunyai nilai kurang dari satu. Ketidak-stabilan bisa
menimbulkan distorsi pada respon frekuensi penguatan atau menimbulkan osilasi. Untuk bisa stabil tanpa syarat pada frekuensi tertentu, suatu penguat harus memenuhi 4
persamaan berikut :
ΓS < 1
ΓL < 1
Γin < 1
Γout < 1
Batasan dari kondisi ini adalah masing-masing bernilai satu yang bisa disajikan dalam bentuk lingkaran dalam diagram polar dari koefisien pantul (kompleks), untuk port input
dan port output. Gambar ini bisa diskalakan dalam smith chart. Masing-masing lingkaran mempunyai pusat dan radius sbb :
S12 S 21
Radius rL = 2 2
S 22 − ∆
Center CL =
(S 22 − ∆S11
* *
)
2 2
S 22 − ∆
S12 S 21
Radius rS = 2 2
S11 − ∆
Center CL =
(S 11 − ∆S 22
* *
)
2 2
S11 − ∆
dimana
Lingkaran tersebut adalah dalam koefisien pantul kompleks, sehingga bisa digambarkan pada smith chart dengan basis impedansi maupun admitansi, yang dinormalisasi terhadap
impedansi sistem.
Cara lain untuk melihat kestabilan adalah dengan menggunakan Rollet stability factor K, yang didefinisikan :
.
Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta
Kondisi unconditional stabil diperoleh jika dan
Δ = S11S22 – S12S21
Ada benerapa persamaan penguatan daya yang diturunkan dari rangkaian dua terminal pada penguat gelombang mikro :
3. Power Gain
Transducer Power Gain gelombang mikro didefinisikan sebagai perbandingan daya output PL yang dikirim ke beban ZL terhadap daya input Pavs yang disediakan oleh sumber
kepada rangkaian
PL
GT =
PAVS
PL = daya yang terkirim ke beban
= daya datang pada beban – daya pantul dari beban
1 2 1 2
= b2 − a 2
2 2
1 2
(
= b2 1 − ΓL
2
2
)
Pavs = daya yang tersedia dari sumber
1 2
bS
= 2 2
1 − ΓS
Dimana :
Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta
ZL − Z0
ΓL =
ZL + Z0
Z − Z0
ΓS = S
ZS + Z0
(1 − Γ )(1 − Γ )
2
b2 2 2
Gt = 2 S L
bS
• Gt =
(1 − Γ ) S (1 − Γ )
S
2
21
2
L
2
1. Plot penguatan konstan dan lingkaran noise konstan dalam smith chart yang
sama.
3. Pilih lingkaran penguatan daya sumber yang memotong lingkaran noise rendah
Memancarkan dan menerima sinyal yang dipancarkan melalui media udara dari
satu titik ketitik tertentu
f 2 − f1
BW = x 100 %
fc
Bandwidth yang dinyatakan dalam prosen seperti ini biasanya digunakan untuk menyatakan bandwidth antena-antena yang memliki band sempit (narrow band). Sedangkan untuk
Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta
band yang lebar (broad band) biasanya digunakan definsi rasio antara batas frekuensi atas dengan frekuensi bawah.
f2
BW =
f1
Suatu antena digolongkan sebagai antena broad band apabila impedansi dan pola radiasi dari antena itu tidak mengalami perubahan yang berarti untuk f2 / f1 > 1. Batasan yang
digunakan untuk mendapatkan f2 dan f1 adalah ditentukan oleh harga VSWR = 1.
Bandwidth antena sangat dipengaruhi oleh luas penampang konduktor yang digunakan serta susunan fisiknya (bentuk geometrinya). Misalnya pada antena dipole, ia akan
mempunyai bandwidth yang semakin lebar apabila penampang konduktor yang digunakannya semakin besar. Demikian pula pada antena yang mempunyai susunan fisik yang
berubah secara smoth, biasanya iapun akan menghasilkan pola radiasi dan impedansi input yang berubah secara smoth terhadap perubahan frekuensi (misalnya pada antena
biconical, log periodic, dan sebagainya). Selain daripada itu, pada jenis antena gelombang berjalan (tavelling wave) ternyata ditemukan lebih lebar range frekuensi kerjanya
daripada antena resonan.
• Apa yang anda ketahui tentang fungsi spektrum dan dapat menghitung penguatannya ?
• Apa yang anda ketahui tentang array binomial, supergain dan Chebyshev ?
Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta