You are on page 1of 48

Ibut suryanto

NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta
Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar
1.1.Frekuensi gelombang mikro

• Berapakah daerah frekuensi gelombang mikro ?


• Jawab : Gel. Miko termasuk SHF ( Super High Frequency ) mempunyai panjang gelombang antara 1 meter – 1mili meter, rentang frek 3 – 300 GHz

• Bandingkan frekuensi kerja gelombang mikro terhadap gelombang-gelombang yang lain ?


• Jawab : Gel. Mikro memiliki frek. Relatif tinggi dibanding gel. Elektromagnet lain / gel radio ( rentang dibawahnya UHF : 3 – 3000 Mhz )
Dengan rentang frek 3 – 300 GHz namun yang umum digunakan antara rentang 3 – 40 GHz
Gel. Mikro terbagi dalam jalur : Jalur V | Jalur K: Jalur Ka, Jalur Ku | Jalur X | Jalur C | Jalur S | Jalur L

1.2. Aplikasi gelombang mikro.

• Jelaskan kegunaan dari gelombang mikro ?


• Jawab : - telekomunikasi jarak jauh ( sarana pengganti coaxial dan fiber optic )
- penyiaran TV dan radio
- radar
- aplikasi jarak dekat ( point to point antar gedung ) : CCTV, LAN, telepon

• Bagaimana cara kerja gelombang mikro sebagai media telekomunikasi ?


• Jawab : gelonbang dipancarkan melalui media transmisi baik fisik maupun non fisik dengan topology PTP / PTMP dimana antara transmitter dengan receiver memiliki syncronisasi
Frekuensi, modulasi type yang sama

1.3. Komponen pembentuk rangkaian gelombang mikro.

• Sebutkan jenis-jenis saluran transmisi dari gelombang mikro ?


• Jawab : - kabel coaxial
- kabel sejajar / twin lead
- bumbung gelombang
- optik

• Bagaimana tentang teori rangkaian pembentuk gelombang mikro ?


• Jawab : perangkat utama pembentuk gelombang mikro adalah magnetron yang memiliki prinsip kerja mirip CRT pada pesawat TV
Magnetron disuplay muatan electron bertegangan tinggi yang ditembakkan ke dalam rongga – rongga /bumbung yang berlaku seolah - olah kutub anoda, rongga tersebut
Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta
mengarahkan gelombang berfrekuensi tinggi itu untuk dipancarkan sebgai gel. mikro

• Sebutkan peralatan yang digunakan sebagai media pengukur gelombang mikro ?


• Jawab : beberapa peraltan pengukur gel. mikro antara lain : osciloscop, spectrum analyzer, BERT tester, SWR meter

1.4. Persamaan Maxwell

• Jelaskan tentang teori gelombang menurut Maxwell ?


● Jawab : PERSAMAAN MAXWELL I (HUKUM FARADAY-LENZ)
Oersted : “arus listrik membangkitkan medan magnet” (Thn. 1820)
Faraday : “medan magnet berubah waktu membangkitkan arus listrik
(→ emf = electromotance force)”
Lenz : “arah emf/ggl akan melawan kecepatan perubahan fluks magnetik”.

dψt d
emf = m = ∫ µ Hr .Sd
dt dt s
Hukum Faraday-Lenz – Bentuk Integral:
“jumlah efektif penembusan fluks magnetik berubah waktu pada permukaan S
yang dibentuk oleh kontur/lintasan tertutup C akan menentukan jumlah
proyeksi medan elektrik yang dibangkitkan pada lintasan tertutup tersebut”.

r r d r

∫ E. Ld =
c dt ∫s
µ H .Sd (M1i)

Teorema Stokes untuk (M1i) memberikan Hukum Faraday-Lenz – Bentuk


Diferensial:
Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta
r
r r r ∂ r r ∂H
∫s ∫s ∂t µ H . Sd
r r
∇× E . Sd = ∇× E = µ (M1d)
 ∂t
“Sirkulasi medan elektrik di suatu titik (loop tertutup sangat kecil sebesar titik)
sama dengan kecepatan berkurangnya rapat fluks magnetik terhadap waktu di
titik tersebut.”
r r r r r
Untuk E dan H sinusoidal : ∇× E s = − jωµ H s (M1ds)
r r
Untuk kondisi statik [d/dt (.) = 0] : ∫ E. Sd = 0 atau ∇r × Er = 0
s
PERSAMAAN MAXWELL II (HUKUM AMPERE – MAXWELL)
Hukum Ampere-Maxwell – Bentuk Integral:
“Arus elektrik total yang menembus permukaan lintasan tertutup c akan
menentukan jumlah proyeksi vektor kuat medan magnetik pada lintasan
tertutup tersebut, dengan arus total terdiri dari yang disebabkan oleh
perpindahan muatan dan disebabkan oleh perpindahan (kecepatan
bertambahnya fluks elektrik terhadap waktu).”

r r r r d r r

∫H . dL
c
=∫J . dS +
s dt ∫ ε E. dS
s
(M2i)

x y z

x =jumlah proyeksi intensitas medan magnet total pada lintasan tertutup c.


y =arus oleh perpindahan muatan (secara konduktif dan atau konvektif)
z =arus “usulan baru “ Maxwell yang disebabkan oleh kecepatan perubahan
fluks listrik yang menembus penampang lintasan tertutup c.

Rapat Arus :
r r
⇒ konduksi : Jσ = σ E

r r
⇒ konveksi : Jρ = ρ v

Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta

r
r dD dE
⇒ displacement : Jd = =ε
dt dt
Teorema Stokes untuk (M2i) memberikan Hukum Ampere-Maxwell – Bentuk
Diferensial:

r
r r  r r r ∂ r r ∂E
∫s  ∫s ∫s ∂t E . dS
ε r r r
 ∇× H  dS = J . dS + ∇× H = J + ε (M2d)
 ∂t
“Sirkulasi medan magnetik di suatu titik (loop tertutup sangat kecil sebesar titik)
sama dengan jumlah rapat arus akibat aliran muatan bergerak (konduktif dan
konveksi) dan rapat arus perpindahan yang disebabkan oleh kecepatan
bertambahnya rapat fluks elektrik terhadap waktu di titik tersebut.”

r r
Untuk
E dan
H sinusoidal dalam lingkungan homogen, netral (ρv = 0) dan

r r r r
diam (
V = 0 ) berlaku: ∇× H s = ( σ + jωε ) E s (M2ds)

r r r r
Untuk kondisi statik [d/dt (.) = 0] : ∫ H . Ld = ∫ J . Sd atau ∇r × Hr = Jr
c s

PERSAMAAN MAXWELL III (HUKUM GAUSS ELEKTRIK)


Hukum Gauss Elektrik – Bentuk Integral:
“Total fluks listrik yang menembus luasan permukaan tertutup sama dengan
total distribusi muatan listrik dalam volume permukaan tertutup tersebut.”
Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta
r r

∫ ε E. dS = ∫ ρ .dV
s v
v (M3i)

Teorema Divergensi terhadap (M3i) memberikan Hk. Gaus Elektrik – Bentuk


Diferensial:

r r
∫v  ∇ . E dV = ∫v ρ vdV
r r
ε ∇. E = ρ v
ε (M3d)

“Aliran fluks elektrik keluar netto pada suatu ruang tertutup sangat kecil sebesar
titik menunjukkan rapat muatan di titik tersebut.”

PERSAMAAN MAXWELL IV (HUKUM GAUSS MAGNETIK)


Hukum Gauss Magnetik – Bentuk Integral:
1) “Total fluks magnet yang menembus luasan suatu permukaan tertutup
adalah NOL.”
2) “Tidak akan terjadi muatan magnet total tak nol”

r r

∫ µ H dS = 0
s
(M4i)

Teorema Divergensi pada (M4i) memberikan Hk. Gaus Magnetik – Bentuk


Diferensial:

r r 
∫v  ∇ . H dV = 0
µ r r
∇.H = 0 (M4d)

“Aliran fluks magnetik keluar netto pada suatu ruang tertutup sangat kecilsebesar titik adalah NOL.”

• Jabarkanlah rumus-rumus yang berlaku untuk persamaan gelombang elektromagnetik ?


• Jawab : Rumus baku gel elektromagnetik :

λ=C/f
dimana :
Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta
λ = panjang gelombang ( meter )
C = cepat rambat cahaya di ruang hampa ( 300.000 Km / detik )
f = frekuensi ( Hertz )

1.5. Energi dan Daya.

• Bagaimana menghitung energi dan daya dari gelombang mikro ?


• Jawab : Energi kesanggupan gelombang untuk melakukan suatu usaha Sedangkan daya adalah perubahan energi persatuan waktu

Energi :

1 1
+ ( ∆m ) V y
2
ky 2
∆E = E Potensial
+ E Kinetik =
2 2

=
1
2
(kA sin (ωt ) + ( ∆m) ω cos (ωt ) )
2 2 2 2

1 1 1
= ( ∆m ) ω A = ( µ∆X ) ω A
2 2 2 2 2
=
2 kA 2 2

Daya :

1
∆E 2
( µ∆X ) ω A
2 2
1
= µ V rambat ω A
2 2
P= =
∆t ∆t 2

• Jelaskan persamaan rangkaian dari polarisasi gelombang ?


• Jawab :
Polarisasi Gelombang menunjukkan arah medan listrik pada suatu titik yang dilewati oleh gelombang tersebut.Jenis polarisasi antena dapat dikategorikan berdasarkan polanya
Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta
pada bidang yang tegak lurus atau normal dengan sumbu propagasi.

Pengertian polarisasi hanya ada untuk gelombang transversal. Polarisasi


menyatakan arah getar gelombang. Pada gelombang EM, polarisasi berkaitan
dengan arah getar gelombang medan listriknya.

Gelombang EM yg
terpolarisasi dalam
arah sumbu z

Gelombang EM yang
terpolarisasi dalam
arah sumbu y
Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta

Polarisasi dari Gelombang Elektro Magnetis ditentukan oleh keadaan medan listriknya, terhadap permukaan bumi.
Adapun macam-macam polarisasi yang terdapat pada Gelombang Elektro Magnetis ialah :
Polarisasi vertikal Gelombang Elektro Magnetis dikatakan terporarisasi vertikal apabila medan listriknya vertikal terhadap permukaan bumi.

Polarisasi horizontal Gelombang Elektro Magnetis dikatakan terpolarisasi horizontal apabila medan listriknya Horizontal terhadap permukaan bumi.

Polarisasi elliptis apabila medan listriknya tidak vertikal dan tidak horizontal terhadap permukaan bumi

2.1 Gelombang elektromagnetik di dalam saluran transmisi.

• Bagaimana bentuk gelombang didalam saluran transmisi yang ideal ?

• Jelaskan tentang beban resistansi di dalam saluran gelombang ?

• Jelaskan tentang keadaan steady state gelombang sinusoidal ?

• Jelaskan tentang penurunan loss gelombang di dalam saluran transmisi ?


• Jawab : jarak makin jauh akan mempengaruhi kualitas / penurunan loss sedang frekuensi makin tinggi makin rentan terhadap gangguan cuaca
Besarnya losses : L = 10 log ( 4 π d / λ )² dB

2.2. Saluran transmisi.

• Sebutkan klasifikasi parameter-perameter pada saluran transmisi ?


• Jawab :
Parameter scattering (S), parameter impedansi (Z), parameter admittance (Y),
parameter hybrid (H)

Parameter Primer saluran transmisi dinyatakan dalam R, G, L, dan C yang biasa


dinyatakan dalam per satuan panjang

Parameter skunder saluran transmisi dinyatakan dalam Z 0 (impedansi


Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta
karakteristik) dan γ (konstanta propagasi).

2.3. Pemantulan gelombang mikro.

• Bagaimana pemantulan gelombang mikro dari dielectric interface ?


• Jawab : Gelombang Elektro Magnetis dapat dipantulkan dari beberapa macam permukaan benda-benda tertentu seperti halnya yang terjadi pada pemantulan cahaya oleh sebuah
cermin.Benda-benda yang mempunyai konductivitas listrik (kemampuan menghantar listrik) adalah pemantul radiasi yang baik dan mempunyai permukaan yang halus misalnya
plat tembaga/alumunium, adalah dapat memantulkan gelombang Elektro Magnetis dengan baik. Permukaan bumi dapat juga menjadi permukaan pemantul yang baik. Di samping
permukaan bumi juga lapisan-lapisan ionosphere yang terdapat pada daerah atmosphere bumi yang paling tinggi adalah
merupakan lapisan pemantul yang baik. Pada pemantulan maka sudut datang, adalah sama dengan sudut pantul. Perhatikan juga perubahan phase dari medan listriknya.
Pembiasan Dan Pemantulan Gelombang Elektro Magnetis Kecepatan rambatan serta perubahan dari gelombang Elektro Magnetis di daerah yang intensitas kelistrikannya tinggi
adalah lebih besar dari pada kecepatan rambatan serta perubahan di daerah yang intensitas kelistrikannya rendah.Hal ini juga terjadi pada sinar matahari dan sinar kosmos. Batas
antara daerah-daerah yang berbeda-beda sifat kelistrikannya tidak dapat dilihat dengan jelas, karena dalam keadaan yang sebenarnya perubahan kesanggupan menghantar
gelombang terjadi secara berangsur-angsur dan tidak sekonyong-konyong. Untuk pembicaraan
pendahuluan baiklah kita terima terlebih dahulu perbedaan media diatmosphere yang perubahan kelistrikannya secara tajam seperti pada gambar di bawah yang disebut
perbatasan. Ada dua macam peristiwa yang terjadi pada gelombang
Elektro Magnetis yang datang dari daerah yang kelistrikannya lebih kecil ke daerah kelistrikannya lebih besar dengan perubahan yang sekonyong-konyong ialah:

Gelombang Elektro Magnetis yang tiba di daerah perbatasan secara tegak lurus (dengan sudut datang 90°), gelombang tersebut akan dipantulkan secara keseluruhan dan tegak
lurus pada daerah perbatasan sehingga akan kembali melalui jalan semula.

Gelombang Elektro Magnetis yang tiba di daerah perbatasan dengan sudut datang lebih kecil dari 90°, maka gelombang tersebut, sebagian akan dipantulkan dengan sudut datang
sama dengan sudut pantul dan sebagian akan diteruskan.Akan tetapi gelombang yang diteruskan ini arahnya telah dirubah dengan arah semula, akibat dari pada sifat kelistrikan
yang berbeda. Pembelokan arah ini disebut pembiasan Apabila diperhatikan dengan seksama, maka bayangan tersebut terbagi menjadi dua bagian yaitu:

a.Daerah di belakang benda yang berdekatan dengan garis pinggiran benda, bayangannya nampak samar-samar dan tidak gelap sama sekali.

b.Daerah tepat di balik benda bayangannya gelap sama sekali.Daerah yang kabut ini (a.) bisa jadi karena cahaya tersebut di sekitar daerah tepi benda, mengalami difraksi.

(1) Pada daerah yang kelistrikannya lebih besar, kecepatan rambatan perubahan
radiasi gelombang adalah lebih besar, dibandingkan dengan kecepatan
gelombang yang berada di daerah yang kelistrikannya kecil yang
mengakibatkan terjadinya pembelokan.

(2) Pembiasan selalu terjadi bila gelombang melalui medium yang berbeda-beda
sifat kelistrikannya dan tiba di perbatasan dengan sudut lebih kecil dari 90°.

(3) Besarnya perbandingan kecepatan gelombang di dalam kedua media tersebut


Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta
dinamakan faktor pembiasan (n) yang sering dirumuskan sebagai berikut;
faktor pembiasan = sudut datang = sudut bias

• Jelaskan kembali tentang polarisasi gelombang paralel ?


• Jawab : Peristiwa semacam ini juga terjadi pada gelombang elektro magnetis, tetapi gelombang elektro magnetis difraksinya lebih tajam, sehingga memungkinkan sebuah pesawat
penerima yang berada di balik sebuah gedung terhadap pemancar masih dapat menerima gelombang yang dipancarkan oleh pemancar tersebut. berubah-ubah sepanjang waktu di
samping hal tersebut di atas terdapat juga perubahan atmosphere yang diakibatkan oleh keadaan geografinya. Ketidak sama rataan ini akan mempengaruhi jalannya propagasi dari
gelombang ElektroMagnetis di Atmosphere

• Jelaskan tentang polarisasi gelombang tegak lurus ?


• Jawab : Polarisasi Gelombang menunjukkan arah medan listrik pada suatu titik yang dilewati oleh gelombang tersebut.Jenis polarisasi antena dapat dikategorikan berdasarkan polanya
pada bidang yang tegak lurus atau normal dengan sumbu propagasi.

• Jelaskan tentang pantulan gelombang mikro dari conducting plane ?


• Jawab : Gel mikro jika mengenai conducting plane maka sebagian besar akan dipantulkan kembali, sifat inilah yang mendasari teknik Radar

• Hitunglah penurunan daya yang disebabkan oleh saluran transmisi. ?


• Jawab :
Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta

Kemampuan penyaluran
Pandu gelombang daya modus
segi empat sal trans
TEgelombang mikro
, utk medan break
10
down = 30 KV/Cm, daya break down :
( Pbd )10 ≅ 597ab 1 − ( λo / 2a )
2
KW
a,b,λo : dalam Cm

Pandu gelombang lingkaran modus dominan TE11, redaman


minimum modus TE01, utk medan break down = 30 KV/Cm, daya
break down :
( Pbd ) 11 ≅ 1790a 2v[1 − ( fc11 / f ) 2 ] KW
( Pbd ) 01 ≅ 1805a 2v[1 − ( fc 01 / f ) 2 ] KW

a : dalam Cm

• Apa yang dimaksud dengan sistem saluran transmisi microstrip ?

• Apa yang dimaksud dengan sistem saluran transmisi planar ?

• Jelaskan tentang gangguan pada saluran transmisi ?


● Jawab : Bentuk bentuk gangguannya berupa :
- distorsi sinyal : misalnya karena adanya ketidak linieran pada rangkaian elektronik, sehingga adanya gangguan pada bentuk spectral dari sinyal tersebut
- interferensi : gangguan yang datang dari sumber yang tak diinginkan terhadap sinyal informasi yang kita inginkan
- derau ( noise ) : dari rangkaian elektronik pada pemancar dan penerima, juga yang dating dari atmosfer

3.1. Pantulan gelombang dalam saluran transmisi.


Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta
• Hitunglah gerak lambat gelombang berdasarkan hamburan yang terjadi didalam sistem saluran ?
• Jawab : Perhitungan gerak lambat gelombang berdasarkan hamburan yang terjadi didalam system saluran ?

Berdasarkan hukum Snellius, Jika gelombang datang dari medium lebih rapat ke
medium kurang rapat maka
gelombang akan dibiaskan mendekati garis normal. Didalam peembiasan
gelombang akan berlaku persamaan, sebagai berikut :
Sini V1
=
Sinr V2
Ket : i = sudut datang
r = sudut bias
V1 = kecepatan gelombang datang
V2 = kecepatan gelombang bias

• Hitunglah besarnya sudut pantul gelombang yang terpolarisasi dalam saluran transmisi ?
• Jawab : Perhitungan besarnya sudut pantul gelombang yang terpolarisasi dalam saluran transmisi ?

ε2 ε2
Sudut brewster : Sin 2θ B = ⇒ tan θ B =
ε1 + ε 2 ε1

• Hitunglah koefisisen gelombang pantul ?


Jawab : PEMANTULAN GELOMBANG [ REFLEKSI ]

- Pada setiap pemantulan gelombang akan berlaku Sudut datang = sudut


Pantul

- Gelombang datang, garis normal,gelombang pantul terletak pada satu bidang datar.
Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta
E xo− 1 η 2 − η1
Koefisien gelombang pantul adalah ; Γ= =
E xo+ 1 η 2 + η1

3.2. Gelombang tegak dalam saluran transmisi.

• Jelaskan tentang perbandingan gelombang tegak terhadap gelombang datar didalam saluran ?
• Jawab : Sebagaimana kita ketahui bahwa mode gelombang ketika merambat diudara adalah mode TE ( transverse electromagnetic ) yang berarti arah vector medan listrik tegak lurus
dengan arah vector medan magnet dan keduanya tegak lurus terhadap arah perambatan gelombang

• Jelaskan tentang transformasi bilinear ?

Jawab : Transformasi Bilinear


• Transformasi ini memungkinkan untuk menerapkan teknik2 analisis & desain
bidang-s pada system digital
TS 1
• Transformasi yang tepat: Z = e ⇔ S =   ln z
T 
– Transformasi ini menghasilkan fungsi2 transedental yang diurus melalui
transformasi-z yang agak ruwet
• Transformasi yang sederhana transformasi bilinear
– Menghasilkan argumen linear ketika disulihkan
– Hanya tepat bagi penerapan yang dimaksudkan
as + b − dz + b
• Bentuk umum: Z= ⇔s=
cs + d cz − a
• Untuk setiap penerapan tertentu, perlu dijabarkan nilai2 a, b, c & d yang
berbeda-beda.
• Contoh: pilihan nilai2 a, b, c & d tertentu
– akan memetakan titik2 pd lingkaran satuan menjadi titik2 pada sumbu imajiner
– akan memetakan titik2 di luar (dalam) lingkaran satuan menjadi titik2 di sisi
kanan (kiri) sumbu-jω
• Transformasi bilinear yang memenuhi contoh tersebut :
s +1 z +1
z= ⇔s=
s −1 z −1
Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta

s = α + jω ⇒ z =
(α + 1) + jω
• Bukti:
(α − 1) + jω
z < 1ketikaα < 0
(α + 1) 2 + jω 2
z = ⇒ z > 1ketikaα > 0
( α − 1) 2 + jω 2 z = 1ketikaα = 0

3.3. Impedansi saluran.

• Bagaimana menghitung besarnya impedansi saluran sebagai akibat dari pemantulan maupun pembiasan gelombang terhadap saluran transmisi ?
● Jawab : Dalam saluran transmisi, matching mempunyai pengertian memberikan beban
Yang sama dengan impedansi karakteristik saluran.
Perhitungan besarnya impedansi saluran sebagai akibat dari pemantulan maupun pembiasan gelombang terhadap saluran transmisi ?

v
Sehingga jika sebuah saluran transmisi dengan panjang L diberikan, pada frekuensi f = , saluran transmisi ini bisa dipandang sebagai sebuah rangkaian resonansi paralel,
4L
2v
dengan frekuensi tersebut sebagai frekuensi resonansi.Tetapi pada frekuensi f = , karena impedansinya nol, dan sedikit di atas frekuensi itu menjadi induktif, sedikit di
4L
bawah menjadi kapasitif, maka saluran transmisi di atas bisa digambarkan sebagai rangkaian resonansi serial. Pada impedansi rangkaian terbuka situasinya kebalikan dari kasus di
atas. Bagaimana halnya dengan saluran transmisi dengan kerugian dilihat dari sudut pandang rangkaian resonansi ?
Dengan kerugian, impedansi hubungan singkat menjadi
tanh ( α .L ) + j tan ( β .L )
Z s = Z . tanh ( γ .L ) , dan dengan tanh ( γ .L ) =
1 + j tanh ( α .L ) tan ( β .L )
tanh ( α .L ) + j tan ( β .L )
Zs = Z
1 + j tanh ( α .L ) tan ( β .L )
Sekarang diamati kasus panjang saluran transmisi L = λ/4, atau βL =π/2, dan jika
kerugian saluran transmisi tak terlalu besar, maka pada frekuensi resonansi
impedansi hubungan singkat menjadi
tanh ( α .L ) + j tan ( β .L ) j tan ( β .L ) Z
Zs = Z ≈Z =
1 + j tanh ( α .L ) tan ( β .L ) j tanh ( α .L ) tan ( β .L ) tanh ( α .L )
Impedansi hubungan singkat menjadi murni riil, sedangkan di atas frekuensi itu
Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta
saluran transmisi akan dominan kapasitif dan di bawah dominan induktif

• Bagaimana menghitung Admitance yang terjadi berdasar hubungan terbalik dengan impedance ?
• Jawab : Admitance yang terjadi berdasarkan hubungan terbalik dengan impedance

• Bagaimana menganalisa ketepatan perarahan berdasarkan banyak rata-rata elemen yang terhubung singkat (shunt elements) ?
• Jawab : Analisa ketepatan per arahan berdasarkan banyak rata rata elemen yang terhubung singkat ( shunt elements ) ?

Dengan melihat ketergantungan impedansi terhadap frekuensi, terlihat pada


π 2π π
impedansi hubungan singkat pada β .L = , dengan .L = , pada frekuensi
2 λ 2
v
f = v kecepatan gelombang
4L
nilai yang tak terhingga (atau admitansi mendekati nol), sedang pada frekuensi
sedikit di atas itu (lambdanya menjadi mengecil, atau argumen membesar) bersifat kapasitif, sedang pada frekuensi di bawah itu menjadi induktif.

4.1. Saluran gelombang rectangular dan circular.

• Apa yanganda ketahui tentang kecepatan gelombang, kecepatan transfer, dan kecepatan rambat energi dalam saluran rectangular maupun circular ?
Jawab : Bumbung gelombang atau waveguide adalah saluran transmisi yang berupa
pipa berongga yang terbuat dari konduktor yang baik. Rongga diisi dengan bahan
dielektrik tak merugi yang umumnya adalah udara kering. Bumbung gelombang umumnya digunakan untuk saluran transmisi frekuensi gelombang mikro ( orde GHz ) , sebagai
saluran dari antena parabola menuju ke transmitter atau receiver, atau sebagai feed element. Saluran transmisi lain untuk orde GHz (kecuali serat
optik) akan memiliki redaman yang cukup besar, disamping itu akan terjadi absorbsi, radiasi, dan skin effect.Penampang bumbung gelombang bisa berupa persegi panjang
(rectangular), bujursangkar, lingkaran (sirkular), atau bisa juga ellips.

• Apa yang anda ketahui tentang mode TE waves (Transverse Electric Waves), TM Waves (Transverse Magnetic Waves) pada saluran rectangular dan circular.
• Jawab : Kecepatan gelombang, kecepatan transfer, dan kecepatan rambat energi dalam saluran rectangular naupun circular ?

Saluran rectangular :
Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta
V
Vmn =
2
Kecepatan muka gelombang f 
1 −  CO ,mn 
 f 

2
 f CO ,mn 
Kecepatan rambat energi V g ,mn = V 1 −  
 f 

Saluran circular :

ω V
Kecepatan muka gelombang V ph = =
β nl Fnl


Kecepatan rambat energi Vg = = VFnl
dβ nl

Mode TE waves ( Transverse Electric Waves ), TM waves (Transverse Magnetic waves) pada saluran rectangular dan circular ?

Mode Gelombang Dalam Waveguide


Terdapat 2 kemungkinan konfigurasi medan dalam waveguide :

(1) Transverse Electric ( mode TE )


E Z = 0, H Z ≠ 0
Medan listrik transversal terhadap sumbu bumbung gelombang
(2) Transverse Magnetic ( mode TM )
H Z = 0, E Z ≠ 0
Medan magnet transversal terhadap sumbu bumbung gelombang

• Apa yang ketahui tentang resonansi yang terjadi pada saluran gelombang ?
Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta
• Jawab :
Resonansi rongga sangat diperlukan sebagai alat resonansi pada frekuensi gelombang mikro karena elemen rangkaian biasa (R,L,C) tidak berguna lagi karena redaman yang besar
dan karakteristik yang jauh dari ideal.

• Hitunglah besarnya osilasi yang terjadi dalam saluran ?


• Jawab :

2 2 2
V m n  p
Rumusnya : f mnp =   +  + 
2  a  b d 

• Rancanglah sistem saluran gelombang mikro yang ideal ?


• Jawab : Syarat yang harus dipenuhi saluran transmisi yang ideal adalah :
tidak menyebar, gelombang mengikuti saluran transmisi (satu dimensi)
redaman minimum (rugi-rugi panas kecil, rugi-rugi pancaran kecil)

5.1. Persamaan tegangan dan arus.

• Apa yang anda ketahui tentang hubungan tegangan dengan arus serta implementasinya dalam pembentukan rangkaian ?
Jawab : Persamaan-persamaan umum yang menghubungkan tegangan dan arus pada saluran transmisi memperhitungkan juga fakta bahwa
keempat parameter saluran transmisi tersebar merata disepanjang saluran. Persamaan umum yang dipakai menggunakan parameter yang
disatukan (lumped) yang menghasilkan ketelitian yang cukup tinggi untuk saluran pendek, saluran menengah. Jika saluran atas tiang
dimasukan ke dalam kelas saluran pendek, kapasitansi paralel (shunt) adalah demikian kecilnya sehingga seluruhnya dapat diabaikan, dan
hanya memperhitungkan nilai R seri dan L seri untuk seluruh panjang saluran.
Generator yang digambarkan sebagai suatu impedansi yang dihubungkan seri dengan emf yang dibangkitkan pada masing-masing fasanya.
Saluran menengah (medium length) dapat dipresentaikan dengan R dan L sebagai parameter terpusat dengan setengah kapasitansi ke netral dari
saluran terpusat pada masing-masing ujung rangkaian ekivalen. Konduktansi paralel (shunt conductance) G, biasanya diabaikan dalam
perhitungan tegangan dan arus pada saluran transmisi daya atas tiang.
Sehubungan dengan perlu atau tidaknya penanganan kapasitansi, Saluran kawat terbuka 60 Hz yang kurang dari 80 km (50 mil) adalah
termasuk saluran pendek. Saluran menengah anatara 80 km (50 mil) dan 240 km (150 mil). Saluran yang lebih panjang dari 240 km (150 mil)
memerlukan perhitungan yang menggunakan konstanta tersebar (distribured).
Biasanya saluran transmisi dioperasikan dengan beban tiga fasa seimbang. Meskipun saluran tidak dipisahkan dengan jarak yang sama dan
Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta
tidak ditransposisikan, ketidaksimetrisan yang dihasilkan biasanya kecil saja, sehingga fasanya dapat dianggap seimbang.
Untuk membedakan antara impedansi seri keseluruhan saluran dengan impedansi per satuan panjang dipakai tatanama berikut ini:
z = impedansi seri per satuan panjang per fasa
y = admitansi paralel / satuan pajang / fasa ke netral
l = panjang saluran
Z = zl = impedasi seri total per fasa
Y = yl = admitansi paralel total per fasa

1. Saluran Transmisi Pendek

Rangkaian ekivalen suatu saluran transmisi pendek, dimana Is dan IR merupakan arus pada ujung pengirim dan ujung penerima.
Rangkaian itu dapat diselesaikan dengan rangkaian ac seri yang sederhana. Karena tidak terdapat cabang paralel (shunt), arus pada ujung
pengirim dan penerima akan sama besarnya, sehingga

Is = IR (4.1)

tegangan pada ujung pengirim adalah

Vs = V R + I R .Z (4.2)

dimana Z adalah zl, yaitu impedansi seri keselurhan saluran.


Pengaruh perobahan faktor daya dari beban terhadap regulasi tegangan (voltage regulation) saluran adalah paling mudah dimengerti untuk
saluran pendek. Regulasi tegangan pada saluran transmisi adalah kenaikan tegangan pada ujung penerima yang dinyatakan dalam persentase
tegangan beban penuh jika beban penuh dengan faktor daya tertentu dilepaskan sedangkan tegangan pada ujung pengirim dibuat tetap. Dalam
bentuk persamaan
V R , NL − V R , FL
Persen reglasi = × 100 (4.3)
V R , FL

Dimana V R , NL adalah besarnya tegangan pada ujung penerima dalam keadaan tanpa beban dan V R , FL adalah besarnya tegangan pada ujung
penerima dengan beban penuh dan Vs konstan.

2. Saluran Transmisi menengah


Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta
Admitansi shunt yang biasanya merupakan kapasitansi murni, dimasukan dalam perhitungan untuk saluran jarak menengah. Jika keseluruhan
admitansi shunt saluran dibagi dua sama besar dan ditempatkan pada masing-masing ujung pengirim dan ujung penerima rangkaian yang
terbentuk dinamakan dengan nominal phi. Sehingga tegangan dan arus pada ujung pengirim adalalah;
 ZY   ZY   ZY 
Vs =  + 1 V R + Z .I R (4.4) I s = V R Y 1 + + + 1 I R (4.5)
 2   4   2 
sedangkan persamaan ini dapat juga diturunkan menjadi persamaan pada nomial T, dimana seluruh admitansi shunt saluran terpusat pada
cabang shunt T dan impedansi serinya terbagi dua sama besar pada kedua cabang serinya. Sehingga tegangan dan arus pada ujung pengirim
adalah:

 ZY   Z 2Y   ZY 
V s = 1 + +
 R 
V  Z +  I R (4.6) I s = YVR + 1 + I R (4.7)
 2   4   2 

3. Saluran Panjang

Saluran panjang dapat diselesaikan dengan beberapa persamaan diantaranya;


a. Persamaan Diferensial
Untuk penyelesaian yang teliti dari setiap saluran transmisi dengan frekuensi 60 Hz yang panjangnya kira-kira 150 mil, diperlukan ketelitian
yang tinggi dengan memperhitungkan parameter yang tidak terpusat menjadi satu, melainkan tersebar merata diseluruh panjang saluran.

Gambar 4.1 Diagram Saluran Transmisi

Gambar 4.1 memperlihatkan satu fasa dan hubungan netral saluran tiga fasa. Disini tidak terlihat parameter terpusat, karena memang kita
sudah siap untuk membahas penyelesaian saluran dengan impedansi dan admitansi yang tersebar secara merata dan seragam (uniformly
distributed). Diagram yang sama jugsa mempresentasikan saluran fasa-tunggal, jika impedansi seri saluran itu adalah impedansi seri
keseluruhan (loop series impedance) dari saluran fasa tunggal teersebut dan bukannya seri per fasa untuk saluran tiga fasa, sedangkan
Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta
admitansi shunt adalah admitansi shunt antar saluran untuk saluran fasa tunggal itu dan bukannya amitansi shunt ke netral pada saluran tiga
fasa.
Dalam gambar 4.1 kita akan meninjau suatu unsure yang sangat kecil dalam saluran dan kita hitung beda tegangan dan beda arus diantara
kedua ujung unsur tersebut. Kita misalkan x adalah jarak yang diukur dari ujung penerima saluran ke unsur kecil saluran itu, sedangkan ∆x
panjang unsur itu. Maka z∆x adalah impedansi seri sepanjang unsur saluran itu, dan y∆x adalah amitansi shunt. Tegangan terhadap netral
pada ujung unsur pada sisi beban adalah V, dan V aadalah rumus kompleks tegangan rms, yang besar dan fasanya berubah dengan jarak
sepanjang saluran. Tegangan pada ujung unsur pada sisi generator adalah V + ∆V . Kenaikan tegangan di sepanjang saluran u8nsur saluran
dengan arah x yang meningkat adalah ∆V , yang merupakan tegangan pada sisi generator dikurangi dengan tegangan pada sisi beban. Kenaikan
tegangan pada arah x yang meningkat adalah juga merupakan hasil kali arus dalam unsure yang mengalir berlawanan dengan arah x yang
menigkat adalah juga merupakan hasil kali arus dalam unsur yang mengalir berlawanan dengan arah x yang meningkat dan impedansu unsur,
atau Iz∆x , sehingga

∆V = Iz∆x 4.8)
atau
∆V
= Iz (4.9)
∆x
dan untuk ∆x → 0, limit perbandingan di atas menjadi
dV
= Iz (4.10)
dx
demikian juga, arus yang mengalir ke luar dari unsur menuju beban adalah I. Besar dan fasa I ini berubah dengan jarak sepanjang saluran
karena admitansi shunt yang tersebat di sepanjang saluran itu. Arus yang mengalir menuju unsur dari arah generator adalah I + ∆I . Arus yang
memasuki unsur dari arah generator adalah lebih besar dari pada arus yang meninggalkan unsur ke arah beban, dan selisih besarnya arus
tersebut adalah ∆I . Selisih arus ini adalah arus Vy∆x yang mengalir di dalam admitansi shunt unsur, maka

∆I = Vy∆x
dan dengan mengikuti langkah-langkah seperti pada persamaan (4.8) dan (4.9) kita dapatkan
dI
= Vy (4.11)
dx
dengan mendeferensiasikan persamaan (4.10) dan (4.11) kita peroleh
Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta
d 2V dI
2
=z (4.12)
dx dx
dan

d 2I dV
2
=y (4.13)
dx dx
Jika kita masukan nilai dI / dx dan dV / dx dari persamaan (4.10) dan (4.11) barturut-turut ke dalam persamaan (4.12) dan (4.13), kita dapatkan

d 2V
= yzV (4.14)
dx 2
dan

d 2I
yzI (4.15)
dx 2
Sekarang kita mempunyai suatu persamaan (4.14) dimana variable-variabelnya hanyalah V dan x, dan suatu persamaan lain (4.15) yang
variabelnya adalah I dan x. Penyelesaian persamaan (4.14) dan (4.15) berturut-turut V dan I harus merupakan rumusan yang bila
dideferensiasikan dua kali terhadap x yang menghasilkan rumusan aslinya dengan konstanta yz. Misalnya, penyelesaian untuk V bila
dideferensiasikan dua kali terhadap x harus menghasilkan yzV. Ini berarti bahwa penyelesaiannya akan berbentuk eksponensial. Karena itu kita
misalkan bahwA penyelesaian persamaan (4.14) adalah

V = A1eksp ( ) (
yz .x + A2 eksp − yz .x ) (4.16)

dengan dua kali mendiferensiasikan persamaan (4.16) terhadap x

d 2V
dx 2
[
= yz A1eksp ( ) (
yz .x + A2 eksp − yz .x (4.17) )]
Oleh karena itu, persamaan (4.16) adalah penyelesaian dari persamaan (4.14). Jika kita masukan nilai V yang diberikan persamaan (4.16) ke
dalam persamaan (4.10), kita dapatkan

I=
1
A1eksp ( )
yz .x −
1
(
A2 eksp − yz .x ) (4.18)
z/ y z/ y

Konstanta A1 dan A2 dapat dihitung dengan menggunakan keadaan pada ujung penerima saluran, yaitu jika x = 0, V = V R dan I = I R . Dengan
Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta
mensubsitusikan nilai-nilai ini dalam persamaan (4.16) dan (4.18) diperoleh
1
V R = A1 + A2 dan IR = ( A1 − A2 )
z/ y

Penggantian Zc = z / y dan penyelesaian A1 memberikan

VR + I R Z c VR − I R Zc
A1 = dan A2 =
2 2
Kemudian, dengan memasukan nilai-nilai yang telah diperoleh untuk A1 dan A2 ke dalam persamaan (4.16) dan (4.18) dan memisalkan γ = yz ,
kita dapatkan

VR + I R .Zc γx VR − I R Zc −γx
V = ε + ε (4.19)
2 2
V R / Zc + I R γx V R − I R Zc −γx
I= ε − ε (4.20)
2 2
dimana Z c = z / y yang disebut impedansi karakteristik saluran, dan γ = yz yang disebut konstanta rambatan (propagation constant).
Persamaan (4.19) dan (4.20) memberikan nilai-nilai rms dari V dan I dengan sudut-sudut fasanya pada setiap titik di sepanjang saluran sebagai
fungsi jarak x dari ujung penerima ke titik tersebut, asal saja V R , I R dan parameter saluran diketahui.

b. Interpretasi Persamaan Saluran Transmisi Panjang

Baik γ maupun Z c kedua-duanya merupakan besarana kompleks. Bagian nyata konstanta rambatan γ disebut konstanta redaman (attenuation
constant) α dan diukur dalam neper per satuan Panjang. Bagian khayal dari γ dinamakan konstanta fasa (phase constant) β dan diukur dalam
radian per satuan Panjang, maka;
γ = α + jβ (4.21)
dan persamaan (4.19) dan (4.20) menjadi
Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta
V R + I R Z c αx jβx VR − I R Z c
V = ε ε + ε −αx ε − jβx (4.22)
2
VR / Z c + I R αx jβx V R / Z c − I R −αx − jβx
I= ε ε − ε ε (4.23)
2 2
ε αx dan ε jβx membantu kita menjelaskan perubahan fasor tegangan dan arus sebagai fungsi dari jarak di sepanjang saluran.
Sifat-sifat dari
Suku ε αx berubah-rubah besarnya jika x berubah, tetapi suku ε jβx , yang identik dengan cos βx + j sin βx , besarnya selalu sama dengan 1 dan
memyebabkan pergeseran fasa sebesar β rad per satuan Panjang saluran.

Suku pertama dalam persamaan (4.22), [ (VR + I R Z c ) / 2]ε αx ε jβx , bertambah besarnya dengan maju fasanya seiring dengan jarak dari ujung
penerima. Sebaliknya jika ditinjau gerakan disepanjang saluran dari ujung pengirim kearah ujung penerima, suku itu akan berkurang besarnya
dan diperlambat fasanya. Ini adalah karakteristik suatu gelombang berjalan (traveling wave) dan sama dengan prilaku suatu gelombang dalam
air, yang berubah besarnya dengan waktu di setiap titik, sedangkan fasanya diperlambat dan nilai maksimumnya menyusut dengan jarak dari
titik asalnya. Perubahan pada nilai sesaat tidak dinyatakan dalam suku tersebut, tetapi telah dapat mengerti karena V R dan I R adalah fasor.
Suku pertama dalam persamaan (4.22) disebut tegangan datang (incident voltage).

Suku kedua persamaan (4.22), [ (VR − I R Z c ) / 2]ε −αx ε − jβx , berkurang besarnya dan mundur fasanya dari ujung penerima menuju ujung pengirim.
Suku ini dinamakan tegangan pantul (reflected voltage). Pada setiap titik di sepanjang saluran, tegangannya adalah jumlah komponen tegangan
dating dan tegangan pantul pada titik itu.
Karena persamaan untuk arus sama dengan persamaan untuk tegangan, arus dapat dipandang sebagai terdiri dari arus dating dan arus pantul.

Jika saluran ditutup dengan impedansi karakteristiknya Z c , tegangan ujung penerima V R sama dengan I R Z c dan tidak ada timbul gelombang
pantul baik berupa sebagai pengganti V R dalam persamaam (4.22) dan (4.23). Saluran yang ditutup dengan impedansi karakteristiknya sendiri
dinamakan saluran datar (flat line) atau saluran tak terhingga (infinite line). Istilah ini timbul dari kenyataan bahwa saluran yang tak berhingga
panjangnya tidak akan mungkin mempunyai gelombang pantul. Biasanya saluran daya tidak ditutup dengan impedansi karakteristiknya, tetapi
saluran komunikasi sering ditutup demikian untuk menghilangkan gelombang pantul. Suatu nilai khas untuk Z c adalah 400 Ω untuk saluran
rangkaian tunggal atas tiang 200 Ω untuk dua rangkaian paralel.

c. Saluran Transmisi Panjang dalam persamaan Hiperbolis


Gelombang datang dan gelombang pantul suatu tegangan jarang didapat dalam perhitungan tegangan saluran daya. Alasan untuk
membicarakan tegangan dan arus saluran dalam komponen datang dan komponen pantulnya ialah karena analisis semacam itu sangat
Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta
membantu dan mendapatkan pengertian yang lebih mendalam mengenai beberapa gejala yang ditimbulkan pada saluran transmisi. Bentuk
persamaan yang lebih mudah untuk menghitung arus dan tegangan suatu saluran tenaga diperoleh dengan memperkenalkan fungsi hiperbolis.
Fungsi hiperbolis didefinisikan dalam bentuk eksponensial sebagai berikut:
ε θ − ε −θ
snhθ = (4.24)
2
ε θ + ε −θ
cosh = θ = (4.25)
2
dengan mengatur kembali persamaan (4.19) dan (4.20) dan memasukan fungsi hiperbolis untuk suku eksponensialnya, didapatkan suatu
himpunan persamaan baru. Persamaan-persamaan baru yang memberikan tegangan dan arus di mana saja di sepanjang saluran adalah

V = VR cosh γx + I R Z c sinh γx (4.26)

VR
I = I R cosh γx + sinh γx (4.27)
Zc
Dengan memisalkan x = l untuk mendapatkan tegangan dan arus pada ujung pengirim, maka kita dapatkan

VS = VR cosh γl + I R Z c sinh γl (4.28)

dan
VR
I = I R cosh γl + sinh γl (4.29)
Zc
dengan meneliti persamaan-persamaan ini kita lihat bahwa konstanta rangkaian umum untuk saluran yang panjang adalah
sinh γl
A = cosh γl C= (4.30)
Zc
B = Z c sinh γl D = cosh γl (4.31)

Persamaan (4.30) dan (4.31) dapat diselesaikan untuk VR dan I R dengan VS dan I S sebagai suku-sukunya, didapatkan
VR = VS cosh γl − I S Z c sinh γl (4.32)
Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta
Vs
I R = I S cosh γl − sinh γl (4.33)
Zc
Untuk saluran tiga fasa seimbang, arus dalam persamaan-persamaan diatas adalah arus saluran, dan tegangan adalah tegangan dari saluran ke
netral, yaitu tegangan dibagi dengan 3 . Untuk menyelesaikan persamaan-persamaan itu, hiperbolis harus kita hitung dulu. Karena γl biasanya
kompleks, fungsi hiperbolis itu juga rumit dan tidak dapat ditemukan langsung dari tabel biasa atau dengan kalkulator elektronik. Sebelum
pemakaian komputer digital meluas bermacam-macam grafik, beberapa diantaranya dirancang khusus untuk nilai-nilai yang biasa dijumpai
dalam perhitunga saluran transmisi, sering digunakan untuk menghitung fungsi hiperbolis dengan argumen kompleks. Pada masa kini
komputer digital menyediakan cara-cara yang bisa untuk memasukan fungsi-fungsi semacam itu ke dalam perhitungan kita.
Persamaan diferensial berikut memberikan uraian sinus dan cosines hiperbolis dari bentuk fungsi lingkaran :

Cosh( αl + jβ l ) = cosh αl. cos β l + j sinh αl. sin βl (4.34)

Sinh( α l + jβl ) = sinh αl. cos βl + j cosh αl. sin βl (4.35)

• Rancanglah rangkaian dengan daya dan energi sesuai yang dikehendaki ?


• Jawab :

• Apa yang anda ketahui tentang tipe one port circuit dalam rangkaian ?

• Hitunglah rugi-rugi untuk one port junction ?

5.2. Hubungan dua port (two port junctions) dan attenuasi jaringan.

• Bagaimanakah hubungan dua port dalam suatu jaringan ?


Jawab : Peredaman Sinyal (Atenuasi ) maka sinyal yang masuk akan mengalami atenuasi
dalam perambatannya.

Parameter dalam jaringan 2 terminal (jaringan 4 kutub):


Walaupun suatu rangkaian bisa memiliki banyak terminal, parameter rangkaian bisa dijelaskan dengan mudah dengan menggunakan hanya dua terminal saja, yaitu terminal input
dan output, seperti rangkaian di bawah ini.

2
port device
Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta

I1 I2
V1 V2

Beberapa parameter bisa digunakan untuk memberikan karakteristik rangkaian. Masing-masing parameter direlasikan dengan empat variabel yang berasosiasi dengan model dua
terminal. Dua dari empat variabel ini mewakili eksitasi rangkaian (variabel independent) dan dua variabel lainnya mewakili respon rangkaian terhadap eksitasi yang diberikan
(variabel dependent)
Jika rangkaian pada gambar 1 dipicu (eksitasi) dengan tegangan V1 dan V2, maka arus I1 dan I2 akan dikaitkan dengan persamaan berikut :
I1 = y11 V1 + y12 V2
I2 = y21 V1 + y22 V2
Dalam kasus ini, dimana tegangan dijadikan sebagai variabel independent dan arus sebagai variabel dependent, parameter penghubung disebut dengan short circuit admittance
parameter atau parameter Y.
Untuk mendapatkan nilai parameter y11, y12, y21, dan y22, dilakukan dengan memberi eksitasi pada satu port sedangkan port lainnya di short-circuit.
I1
y11 = V2 =0( shortcircuit )
V1
Parameter lain yang umum digunakan adalah parameter Z dan H (Hibrid)
Parameter Z (impedansi):
V1 = Z11 I1 + Z12 I2
V2 = Z21 I1 + Z22 I2

Parameter H (hybrid):

V1 = H11 I1 + H12 V2
I2 = H21 I1 + H22 V2

Nilai dari parameter bisa dicari seperti contoh berikut :


V1
H 12 = I 1 = ∞(opencircuit )
V2
Dalam rentang frekuensi mikro, digunakan parameter gelombang berjalan yang disebut parameter S yang merupakan parameter dalam bentuk kompleks(magnitus dan sudut).
Magnitud parameter s bisa dinyatakan dalam bentuk linear atau logarithmic. Dalam bentuk logarithmic, magnitud mempunyai unit tanpa dimensi desibel. Sudut parameter s
dinyatakan dalam derajat atau radian. Parameter s bisa digambarkan dalam diagram polar sebagai suatu titik untuk satu frekuensi, atau locus untuk suatu rentang frekuensi.
Keuntungan pemakaian parameter S berangkat dari kenyataan bahwa gelombang berjalan, tidak seperti tegangan dan arus, tidak mengalami variasi magnitud di sepanjang saluran
transmisi lossless
Ini berarti bahwa parameter s bisa diukur pada suatu jarak tertentu dengan asumsi saluran transmisi mempunyai rugi-rugi yang kecil.
Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta

Parameter S menjabarkan inter-relasi dari satu set variabel (ai bi). Variabel (ai bi) adalah gelombang tegangan kompleks yang ternormalisasi yang datang dan dipantulkan dari
terminal ke-i dari rangkaian.
Variabel ini didefinisikan dengan tegangan terminal Vi, arus terminal Ii dan suatu impedansi referensi Zi.
Vi + Z i I i *
Vi − Z i I i
ai = bi =
2 Re .Z i 2 Re .Z i

Tanda asterisk (*) menyatakan konjugasi kompleks.


Umumnya Zi bernilai real positif dan dinyatakan dengan Z0.

5.1 Eksitasi pada saluran gelombang ?

Metode eksitasi mode TE dan TM dlm pandu gelombang lingkaran.


(a) Eksitasi mode TE11
(b) Eksitasi mode TM01
(c) Eksitasi mode TE01
Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta

• Probe coupling pada saluran gelombang rectangular ?

• Radiasi dari elemen arus linier ?

Struktur pemancaran gelombang elektromagnetik yang paling sederhana adalah radiasi gelombang yang ditimbulkan oleh sebuah elemen aus kecil yang berubah-ubah secara
Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta
harmonik. Elemen arus terkecil yang dapat menimbulkan pancaran gelombang elektromagnetik itu disebut sebagai sumber elementer.

Jika medan yang ditimbulkan oleh setiap sumber elementer di dalam suatu konduktor antena dapat dijumlahkan secara keseluruhan, maka sifat-sifat radiasi dari sebuah antena
tentu akan dapat diketahui.

Timbulnya radiasi karena adanya sumber yang berupa arus bolak-balik ini diketahui secara matematis dari penyelesaian gelombang Helmhotz.

• Apa yang anda ketahui tentang teori dan rumus-rumus untuk two port junction ?

• Bagaimana menentukan power variabel pegreseran fase ?

5.3. Eksitasi pada saluran gelombang.

• Apa yang anda ketahui tentang probe coupling pada saluran gelombang rectangular ?

• Apa yang anda ketahui tentang radiasi dari elemen arus linier ?

.
• Apa yang anda ketahui tentang radiasi dari arus loop ?

5.4. Perpaduan saluran paralel rangkaian band pass

• Apa yang anda ketahui tentang rangkaian filter saluran paralel dengan memakai saluran rangkaian terbuka dan tertutup ?

• Bagaimana menghitung frekuensi pada low pass prototype ?

• Bagaimana merancang saluran paralel untuk band pass filter ?

6.1. Pancaran elektron dengan kondisi DC.

• Apa yang anda ketahui tentang pancaran gelombang dengan Axially Confined Flow (Batas alir aksial) ?
Jawab : Axial Mode Radiation (endfire) terjadi jika :
Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta
3 C 4
< <
4 λ 3
Sifat-sifat mode axial :

1.Narrow Mainbeam dengan minor sidelobes


2.Polarisasi sirkular (orientation ~ helix orientation )
3.Bandwidth lebar dibandingkan mode normal
4.Tanpa kopling antar elemen
5.Dapat disusun dengan helix lainnya untuk meningkatkan gain
6.Perancangan tidak kritis

• Apa yang anda ketahui tentang aliran Brillouin ?


Jawab : The Brillouin function is a special function that arises in the calculation of the magnetization of an ideal paramagnet. This function describes the dependency of the
magnetization M on the applied magnetic field H and the total angular momentum quantum number J of the microscopic magnetic moments of the material. The magnetization is
given by:

where N is the Avogadro number, g the Landé g-factor, and μB the Bohr
magneton.
BJ is the Brillouin function[1] which varies from -1 to 1:

where x is the ratio of the Zeeman energy of the magnetic moment in the external
field to the thermal energy kBT:

where kB is the Boltzmann constant and T the temperature.


Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta
• Bagaimana kecepatan modulasi dalam bumbung microwave ?

6.2. Penguat klystron

• Coba jelaskan dan memberikan perhitungan tentang penguat klystron ?


Jawab : Klystrons amplify RF signals by extracting energy from a DC electron beam. A beam of electrons is produced by a thermionic cathode (a heated pellet of low work
function material), and accelerated to high voltage (typically in the tens of kilovolts). This beam is then passed through an input cavity. RF energy is fed into the input cavity at, or
near, its natural frequency to produce a voltage which acts on the electron beam. The electric field causes the electrons to bunch: electrons that pass through during an opposing
electric field are accelerated and later electrons are slowed, causing the previously continuous electron beam to form bunches at the input frequency. To reinforce the bunching, a
klystron may contain additional "buncher" cavities. The electron bunches excite a voltage on the output cavity, and the RF energy developed flows out through a waveguide. The
spent electron beam, which now contains less energy than it started with, is destroyed in a collector.

• Apa yang anda ketahui tentang AC relation ?


Jawab : Pemodelan AC dari suatu rangkaian diperoleh dengan :

1. Hilangkan semua sumber DC, ganti dengan short circuit


2. Ganti kapasitor dengan short circuit
3. Gambar rangkaian pengganti

• Jelaskan tentang reflex klystron oscillator ?


Jawab : In the reflex klystron (also known as a 'Sutton' klystron after its inventor), the electron beam passes through a single resonant cavity. The electrons are fired into one end of
the tube by an electron gun. After passing through the resonant cavity they are reflected by a negatively charged reflector electrode for another pass through the cavity, where they
are then collected. The electron beam is velocity modulated when it first passes through the cavity. The formation of electron bunches takes place in the drift space between the
reflector and the cavity. The voltage on the reflector must be adjusted so that the bunching is at a maximum as the electron beam re-enters the resonant cavity, thus ensuring a
maximum of energy is transferred from the electron beam to the RF oscillations in the cavity.The voltage should always be switched on before providing the input to the reflex
klystron as the whole function of the reflex klystron would be destroyed if the supply is provided after the input. The reflector voltage may be varied slightly from the optimum
value, which results in some loss of output power, but also in a variation in frequency. This effect is used to good advantage for automatic frequency control in receivers, and in
frequency modulation for transmitters. The level of modulation applied for transmission is small enough that the power output essentially remains constant. At regions far from the
optimum voltage, no oscillations are obtained at all. This tube is called a reflex klystron because it repels the input supply or performs the opposite function of a [Klystron].

There are often several regions of reflector voltage where the reflex klystron will oscillate; these are referred to as modes. The electronic tuning range of the reflex klystron is
usually referred to as the variation in frequency between half power points—the points in the oscillating mode where the power output is half the maximum output in the mode. It
Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta
should be noted that the frequency of oscillation is dependant on the reflector voltage, and varying this provides a crude method of frequency modulating the oscillation frequency,
albeit with accompanying amplitude modulation as well.

Modern semiconductor technology has effectively replaced the reflex klystron in most applications.

• Apa yang anda ketahui tentang eksitasi pada lubang silinder ?

• Bagaimana mempelajari lubang eksitasi pada kecepatan pancar modulasi ?

• Apa yang anda ketahui tentang magnetron oscillator ?


● Jawab :
Magnetron oscillator adalah pembangkit atau pembuat gelombang mikro, Magnetron adalah sejenis tabung hampa penghasil gelombang mikro

6.3. Gerakan gelombang pada penguat bumbung (tube amplifier).

• Apa yang anda ketahui tentang O-type travelling bumbung gelombang ?


Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta
• Apa yang anda ketahui tentang M-type travelling bumbung gelombang ?

7.1. Oscillator gelombang mikro.

• Apa yang anda ketahui tentang model-model asicillator dan paham dengan perhitungan-perhitungannya ?
• Jawab :
Oscillator gelombang mikro adalah pengayun (pembangkit getaran) gelombang
mikro,
Osilasi terjadi karena peningkatan negative resistance karena phase delay antara
gelombang arus dan tegangan pada proses avalanche break down dan transit time.
Jika total delay mendekati 180 derajat gelombang tegangan dan arus akan out of
phase sehingga menghasilkan negative resistance
osilator terdiri dari sirkit resonansi = menyimpan energi dan mengendalikan
frekuensi
tahanan negative = membangkitkan daya
sirkit penggandeng = menyalurkan daya kebeban.

• Model model oscillator dan paham perhitungan nya ?

Osilator RC :

Osilator Hartley :

Osilator Collpits :

• Bagaimana merancang rangkaian oscillator ?


Jawab : Tahapan merancang osilator transistor :
Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta
- Pilih transistor yang berpotensi tidak stabil pada frekuensi osilasi.Jika tidak guna kan elemen feedback untuk membuat tidak stabil.
- Rancang terminating network ZT atau ΓT, untukmembuat |Γout| > 1 dengan memilih ZT atau ΓT didaerah tidak stabil dari lingkaran stabilitas.
- Dari ZTdan parameter S small signal transistor, hitung Γout dan pastikan bahwa
|Γout| > 1

Γout = S 22 + S S
12 22
ΓT
1− S 22
ΓT
Γout > 1

- Pilih beban sesuai dengan kondisi osilasi sbb:


XL(fo) = -Xout(fo) danRL(fo) = ⅓|Rout(0,fo)|
Frekuensi terukur akan bergeser dari rancangan karena Xout (fo) yg digunakan untuk menghitung fo di asumsi kan tidak tergantung pada amplitudoV.
- Rancang matching network untuk mentransformasikan beban 50 Ohm keZL.
Contoh Design:

Osilator Collpits dengan frekuensi 1 MHz dan RC = 1kOhm, S = 25 mS,


RCE = 20kOhm dan Rinp ,G = 2,5kOhm. Hitunglah nilai minimal dari H, nilai C1 dan C2 serta L.

Jawab:

Kita pilih sehingga sehingga


Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta

dan dengan juga , maka

• Apa yang anda ketahui tentang IMPATT dioda ?


Jawab : Bias Circuit Oscillations
The IMPATT diode has a negative resistance from DC through microwave frequencies. Consequently, it is prone to oscillate at low frequencies, with the lead inductance from bias
circuit connections. The voltage due to bias circuit oscillations may be large enough to burn the device out if adequate precautions are not observed. It is prudent practice to
suppress the bias circuit oscillations with a circuit similar to the one shown. The IMPATT diode is a power generating device with a moderately high efficiency—about 15–25%.
Considerable power is dissipated in the diode because of the high-output powers. Although MDT’s IMPATT diodes have been designed with long-term reliability in mind
(with an MTTF in excess of 106 hours at an active region temperature of 225°C)
and construction rugged by design, an adequate heatsinking is still essential to
keep the active region temperature within the prescribed limit.

7.2. Mixer gelombang mikro.

• Apa yang anda ketahui tentang Schottky barrier diode ?


Jawab : Pada dasarnya mixer adalah perangkat pentraslasi (pencampur).
Mixer sempurna mengalikan sinyal masukan dengan sinyal sinusoida, hasilnya
adalah perkalian campuran yang terdiri dari komponen frekuensi tinggi dan
rendah.
Mixer sempurna mentranslasi frekuensi tanpa menambah noise, gain/loss atau
distorsi
Single ended mixer (SEM) banyak digunakan dalam banyak system khususnya di
wilayah frekuensi gelombang mikro dan gelombang millimeter karena sederhana
dalam perancangan dan unjuk kerja yang tepat.
Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta

• Pemahaman tentang schottky barrier dioda adalah :

Untuk dioda clamp harus digunakan dioda dengan karakteristik fast recovery rectifier atau dikenal dengan dioda schottky. Dioda ini berguna untuk mempertahankan titik kerja dari
switching transistor dengan melakukan ‘clamp’ (memotong) tegangan spike yang dihasilkan oleh transistor switching tersebut. Salah satu dioda schottky adalah 1N5819 dengan
tegangan breakdown pada 40V. Kelebihan dari dioda schottky adalah kecepatan responnya terhadap penyerahkan tegangan.

• Apa yang anda ketahui tentang resistansi pencampur ?

• Bagaimana menentukan conversion loss ?


Jawab : Conversion Loss Mixer adalah rasio daya output pada satu sideband terhadap daya input sinyal. Untuk menghitung conversion loss, asumsi yang diberikan adalah
impedansi eksternal dipilih untuk transfer daya maksimum. Tinjau suatu mixer double-balanced. Jika input transformer mempunyai rasio lilitan 1:1, rangkaian ekuivalen.
Impedansi beban dilihat dari input Vi adalah :
Vi /(I1+I2)= Vi /I1 = RL +rd /2
Biasanya RL >> rd, jadi input akan sesuai untuk transfer daya maksimum jika
RL = Rs, pada kondisi ini Vi = Vs /2, dan:
2
V
Pi = s
4 RL
Dari persamaan sebelumnya, tegangan output untuk satu sideband
(asumsi RL >> rd) adalah
2Vi Vs
Vo ω L + ω i = =
π π
Daya output adalah
2
V
Po = 2s
π RL
Sehingga penguatan konversi mixer double-balanced :
Po 4R 4
G= = 2 L = 2
Pi π R L π
yang bernilai kurang dari satu. Untuk Conversion Loss-nya adalah:
Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta
4
L = 10 log ≈ 4dB
π2

• Bagaimana menghitung image frekuensi ?

• Bagaimana menentukan balance mixer ?


Jawab : Dalam mixer ini, tegangan output adalah proporsional terhadap tegangan input dan di-
switch pada frekuensi osilator lokal. Karena itu :
RL
Vo (t ) = Vi (t ) P(t )
rd
RL +
2
Persamaan untuk P(t) adalah sama dengan (5). Apabila input adalah gelombang sinus
Vi = V sin ωit

RL  2V ∞
cos[ ( 2n + 1)ω L − ω i ]t − cos[ ( 2n + 1)ω L + ω i ]t 
Vo =
r π ∑ 2n + 1 
RL + d  n =0 
2
Sehingga penguatan konversi mixer double-balanced :
Po 4R 4
G= = 2 L = 2
Pi π R L π
Untuk mixer double-balance ideal dengan beban sesuai dengan impedansi sumber, dan dengan mengabaikan rugi-rugi pada transformer dan diode, kira-kira 40 % dari daya input
akan terkirim ke beban.

• Bagaimana menghitung noise factor ?


Jawab : Untuk suatu penguat yang juga merupakan sumber derau, maka selain suhu derau juga dikenal istilah "FAKTOR DERAU" atau "NOISE FACTOR" atau "NOISE
FIGURE". Jika noise factor dinyatakan tanpa satuan (hanya perbandingan dalam kali atau ratio), maka noise figure biasanya dinyatakan dalam satuan dB.
Atau dapat dinyatakan dengan :
Sin / Nin
F = _________
Sout/ Nout
Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta

NOISE FIGURE = 10 Log Nf (dB)

Dimana :
Sin = daya signal input
Sout = daya signal output.
Nin = daya noise input
Nout = daya noise output
Noise factor adalah perbandingan antara sinyal to noise pada terminal input dengan sinyal to noise pada terminal output, yang biasanya diukur pada suhu standar 290°C. Bila
dijabarkan maka dapat diketahui hubungan antara noise factor dan erective noise temperature sebagai berikut :
Si/Ni Si/Ni No
F = _____ = ______ = ______
So/No G.Si/No G. Ni
dimana G adalah gain penguat.
G.Ni+Nt
F = ________
G.Ni
Nt adalah noise yang ditimbulkan penguat tersebut.
G.Ni+G.Ne
F = _________
G.Ni

Ne adalah daya derau efektif dari penguat tersebut.


Ne
F = 1+ ----
Ni

k.Te.B
F = 1+ -------
k.To.B
Te adalah suhu derau efektif dari penguat tersebut.
Te
F = 1+ ----
To

Te = (F- 1)To

Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta

7.3. Amplifier gelombang mikro.

• Bagaimana menentukan penguatan transistor efek medan sebagai penguat gelombang mikro ?
Jawab : Amplifier adalah sebuah rangkaian elektronika yang bertugas untuk menaikan level daya suatu sinyal. Sehingga daya keluaran lebih besar dibandingkan daya masukan

• Penguatan transistor efek medan sebagai penguat gelombang mikro ?

High Gain Amplifier Design


Untuk operasi penguatan besar, arus drain ( untuk FET) haruslah cukup besar, sekitar 90% dari nilai saturasinya ( 0,9 Idss) Rangkaian penyesuai impedansi untuk input dan output
harus matching conjugate dengan Γs = S11* dan Γℓ = S22* untuk memperoleh penguatan daya transducer maksimum.

• Bagaimana merancang penguat gelombang mikro dengan parameter Sij ?

• Jawab : Merancang penguat gelombang mikro dengan parameter S ij

Parameter penting dalam disain penguat adalah stabilitas. Dalam penguat gelombang mikro, penguat biasanya didahului oleh suatu rangkaian penyesuai impedansi ( matching
network) dan diikuti oleh rangkaian penyesuai impedansi lainnya, seperti ditunjukkan pada gambar.

Rangkaian penyesuai impedansi meminimalkan pantulan dan mengoptimalkan rangkaian untuk memperoleh daya transfer maksimum. Pemilihan rangkaian penyesuai impedansi
yang tepat juga mencegah penguat ber-osilasi.
Parameter S12 menentukan level feedback dari output suatu penguat ke bagian input, dan bersama dengan parameter S21 mempengaruhi stabilitas penguat
( kecenderungan ber-osilasi). Penguat dimana terminal input dan outputnya saling ter-isolasi akan mempunyai S12 yang bernilai nol. Penguat seperti ini disebut unilateral.
Kebanyakan penguat bersifat bilateral, dimana isolasi input dan output yang terbatas akan menyebabkan koefisien pantul dilihat pada sisi input dipengaruhi oleh beban yang
terpasang pada output.
Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta

Andaikan terminal output suatu penguat bilateral diberi beban dengan koefisien pantul Γℓ, koefisien pantul yang terlihat dari terminal input Γin diberikan dengan persamaan :

S12 S 21Γ S11 − ∆Γ


Γin = S11 + =
1 − S 22 Γ 1 − S 22 Γ

Jika penguat adalah unilateral, maka S12 = 0 dan Γin = S11. Atau, dengan kata lain pembebanan pada output tidak memberi dampak pada input.

Properti yang sama berlaku untuk arah sebaliknya. Jika Γout adalah koefisien refleksi yang terlihat pada terminal output dan Γs adalah koefisien refleksi sumber yang terhubung ke
terminal input, maka :

S12 S 21Γs S 22 − ∆Γs


Γout = S 22 + =
1 − S11Γs 1 − S11Γs

Suatu penguat dikatakan stabil tanpa syarat jika beban atau sumber dengan suatu koefisien pantul bisa dihubungkan dengan rangkaian penguat tanpa menimbulkan ketidak-
stabilan. Kondisi ini terjadi jika magnitud dari koefisien pantul pada sumber, beban, input dan output penguat mempunyai nilai kurang dari satu. Ketidak-stabilan bisa
menimbulkan distorsi pada respon frekuensi penguatan atau menimbulkan osilasi. Untuk bisa stabil tanpa syarat pada frekuensi tertentu, suatu penguat harus memenuhi 4
persamaan berikut :

ΓS < 1
ΓL < 1
Γin < 1
Γout < 1

Batasan dari kondisi ini adalah masing-masing bernilai satu yang bisa disajikan dalam bentuk lingkaran dalam diagram polar dari koefisien pantul (kompleks), untuk port input
dan port output. Gambar ini bisa diskalakan dalam smith chart. Masing-masing lingkaran mempunyai pusat dan radius sbb :

(Output Stability Circle)


Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta

S12 S 21
Radius rL = 2 2
S 22 − ∆

Center CL =
(S 22 − ∆S11
* *
)
2 2
S 22 − ∆

(Input Stability Circle)

S12 S 21
Radius rS = 2 2
S11 − ∆

Center CL =
(S 11 − ∆S 22
* *
)
2 2
S11 − ∆

dimana

Lingkaran tersebut adalah dalam koefisien pantul kompleks, sehingga bisa digambarkan pada smith chart dengan basis impedansi maupun admitansi, yang dinormalisasi terhadap
impedansi sistem.

Cara lain untuk melihat kestabilan adalah dengan menggunakan Rollet stability factor K, yang didefinisikan :

.
Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta
Kondisi unconditional stabil diperoleh jika dan
Δ = S11S22 – S12S21

• Bagaimana menghitung amplifier power gain ?


• Jawab : Perhitungan amplifier power gain

Ada benerapa persamaan penguatan daya yang diturunkan dari rangkaian dua terminal pada penguat gelombang mikro :

1. Transducer Power Gain

2. Available Power Gain

3. Power Gain

Transducer Power Gain gelombang mikro didefinisikan sebagai perbandingan daya output PL yang dikirim ke beban ZL terhadap daya input Pavs yang disediakan oleh sumber
kepada rangkaian
PL
GT =
PAVS
PL = daya yang terkirim ke beban
= daya datang pada beban – daya pantul dari beban
1 2 1 2
= b2 − a 2
2 2
1 2
(
= b2 1 − ΓL
2
2
)
Pavs = daya yang tersedia dari sumber
1 2
bS
= 2 2
1 − ΓS
Dimana :
Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta
ZL − Z0
ΓL =
ZL + Z0
Z − Z0
ΓS = S
ZS + Z0

PL = Pavr jika ΓL = Γ∗out


Pavs = Pin jika Γin = Γ∗s
Pavr = daya yang tersedia dari jaringan/network
Daya yang terkirim ke beban adalah resultan dari daya datang pada beban minus daya pantul dari beban.
bs adalah suatu fungsi dari b2 yang akan ditentukan
Transducer Power Gain dinyatakan :

(1 − Γ )(1 − Γ )
2
b2 2 2
Gt = 2 S L
bS

• Gt =
(1 − Γ ) S (1 − Γ )
S
2
21
2
L
2

(1 − S11ΓS )(1 − S 22 ΓL ) − S12 S 21ΓS ΓL 2


• Bagaimana menghitung dan menentukan parameter-parameter penguatan ?
Jawab : Ada tiga kasus khusus untuk transducer power gain :

1. matched transducer power gain (Γs = ΓL =0)


Jika input rangkaian adalah sesuai sempurna (matched) terhadap impedansi sumber dan maupun output sesuai dengan impedansi beban.
Transducer power gain adalah :
2
Gtm = S 21

2. unilateral transducer powr gain (S 12


2
=0 )
Unilateral transducer power gain Gtu adalah power gain maju dalam penguat
dengan umpan balik dimana power gain balik (reverse) di-set nol (S 12
2
=0 )
Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta
2 2
1 − ΓS 2 1 − ΓL
Gtu = 2
S 21 2
1 − S11ΓS 1 − S 22 ΓL

3. Maximum unilateral transducer power gain


7.4. Teori dasar rancangan penguat.

• Bagaimana merancang penguat dengan noise rendah ?


• Jawab :
High Gain Amplifier Design
Untuk operasi penguatan besar, arus drain ( untuk FET) haruslah cukup besar, sekitar 90% dari nilai saturasinya ( 0,9 Idss) Rangkaian penyesuai impedansi untuk input dan output
harus matching conjugate dengan Γs = S11* dan Γℓ = S22* untuk memperoleh penguatan daya transducer maksimum.

Merancang penguat dengan noise rendah tahapannya adalah :

Low Noise Amplifier Design


Dalam sistem elektronika, penguatan daya maksimum dan noise figure minimum adalah sama pentingnya. Tapi umumnya dalam disain praktis, kedua hal tersebut tidak bisa
diperoleh bersamaan. Karena itu, penguatan yang tinggi dan noise figure yang kecil adalah merupakan pilihan yang bersifat trade-off .

Prosedur Disain Penguat dengan Noise Figure Tertentu

1. Plot penguatan konstan dan lingkaran noise konstan dalam smith chart yang
sama.

2. Hitung penguatan maksimum untuk penguat yang didisain

3. Pilih lingkaran penguatan daya sumber yang memotong lingkaran noise rendah

4. Tentukan rangkaian penyesuai impedansi untuk input dan output.

• Apa yang anda ketahui tentang noise two port network ?


Jawab : Untuk sistem 2 port (input-output), daya noise pada output adalah penjumlahan dari noise pada input dengan noise yang dihasilkan oleh sistem.

• Apa yang anda ketahui tentang constan mismatch circle ?


Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta

8.1. Dasar teori Antena.

• Apa yang anda ketahui tentang prinsip dasar antena. ?


Jawab : Antena adalah perangkat yang berfungsi untuk memindahkan energi gelombang
elektromagnetik dari media kabel ke udara atau sebaliknya dari udara ke media
kabel. Karena merupakan perangkat perantara antara media kabel dan udara,
maka antenna harus mempunyai sifat yang sesuai dengan media kabel pencatunya

• Prinsip dasar antenna

Memancarkan dan menerima sinyal yang dipancarkan melalui media udara dari
satu titik ketitik tertentu

• Bagaimana menghitung spektrum gelombang datar pada celah antenna ?

• Bagaimana menghitung bandwidth antenna ?


• Jawab :
Pemakaian sebuah antena dalam sistem pemacar atau penerima selalu dibatasi oleh daerah frekuensi kerjanya. Pada range frekuensi kerja tersebut antena dituntut harus dapat
bekerja dengan efektif agar dapat menerima atau memancarkan gelombang pada band frekuensi tertentu. Pengertian harus dapat bekerja dengan efektif adalah bahwa distribusi
arus dan impedansi dari antena pada range frekuensi tersebut benar-benar belum banyak mengalami perubahan yang berarti. Sehingga pola radiasi yang sudah direncanakan serta
VSWR yang dihasilkannya masih belum keluar dari batas yang diijinkan. Daerah frekuensi kerja dimana antena masih dapat bekerja dengan baik dinamakan bandwidth antenna.
Suatu misal sebuah antena bekerja pada frekuensi tengah sebesar fC, namun ia juga masih dapat bekerja dengan baik pada frekuensi f1 (di bawah fC) sampai dengan f2 ( di atas fC),
maka lebar bandwidth dari antena tersebut adalah (f1 – f2). Tetapi apabila dinyatakan dalam prosen, maka bandwidth antena tersebut adalah :

f 2 − f1
BW = x 100 %
fc

Bandwidth yang dinyatakan dalam prosen seperti ini biasanya digunakan untuk menyatakan bandwidth antena-antena yang memliki band sempit (narrow band). Sedangkan untuk
Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta
band yang lebar (broad band) biasanya digunakan definsi rasio antara batas frekuensi atas dengan frekuensi bawah.

f2
BW =
f1

Suatu antena digolongkan sebagai antena broad band apabila impedansi dan pola radiasi dari antena itu tidak mengalami perubahan yang berarti untuk f2 / f1 > 1. Batasan yang
digunakan untuk mendapatkan f2 dan f1 adalah ditentukan oleh harga VSWR = 1.

Bandwidth antena sangat dipengaruhi oleh luas penampang konduktor yang digunakan serta susunan fisiknya (bentuk geometrinya). Misalnya pada antena dipole, ia akan
mempunyai bandwidth yang semakin lebar apabila penampang konduktor yang digunakannya semakin besar. Demikian pula pada antena yang mempunyai susunan fisik yang
berubah secara smoth, biasanya iapun akan menghasilkan pola radiasi dan impedansi input yang berubah secara smoth terhadap perubahan frekuensi (misalnya pada antena
biconical, log periodic, dan sebagainya). Selain daripada itu, pada jenis antena gelombang berjalan (tavelling wave) ternyata ditemukan lebih lebar range frekuensi kerjanya
daripada antena resonan.

• Apa yang anda ketahui tentang fungsi spektrum dan dapat menghitung penguatannya ?

8.2. Rancangan Antena.

• Bagaimana merancang antenna gelombang mikro ?


Jawab : Dalam merancang antenna , ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :

* Bentuk dan arah radiasi yang diinginkan


* Polariasi yang dimiliki
* frekuensi kerja
* lebar bandwidth, dan
* impedansi input
Langkah merancangan antenna gelombang mikro :

Pada umumnya dimensi fisik antenna disesuaikan dengan panjang gelombang


dimana system bekerja , maka semakin pendek panjang gelombang, sehingga
semakin pendek panjang fisik suatu antenna

Untuk antenna gelombang mikro, terutama SHF keatas , penggunaan antenna


Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta
luasan ( aperture antenna ) seperti antenna horn, antenna parabola akan lebih
efektif dibandingkan dengan antenna kawat pada umumnya, karena antenna yang
demekian mempunyai sifat pengarahan yang lebih baik untuk memancarkan
gelombang elektromagnetik.

• Bagaimana menentukan daerah optimum untuk propagasi antenna ?


• Jawab :

• Apa yang anda ketahui tentang array binomial, supergain dan Chebyshev ?
Ibut suryanto
NIM : 0470020026
Teknik Elektro Untag Jakarta

DOSEN : IR. HOGA SARAGIH, MT

You might also like