Professional Documents
Culture Documents
INTISARI
Optical flow inter-frame enhancement is one of the techniques to improve the quality of ultrasound images by
reducing the speckle noise. The performance depends on accuracy of the optical flow inter-frame reconstruction which is a
part of the technique. The speckle noise of an ultrasound image forms certain pattern, of which size of the speckle varies
depends on the distance from the transducer. This study proposed that the use of warping technique prior to as well as after
the optical flow to improve the accuracy of the optical flow calculation. The warping function was derived to transform the
image from circular grid to rectangular grid. The technique was applied to a series of synthetic moving frames generated
from actual ultrasound image taken from a patient heart. The technique improved the accuracy of motion vectors generated
from the optical flow. The MSE of the reconstructed frame was also smaller using warped technique compared to that of
the non-warped technique. The proposed warping operation was shown to be successful in increasing the accuracy of the
frame reconstruction for the optical flow inter-frame enhancement technique.
Kata kunci: Panas bumi, Pembangkit listrik, Lahar panas, Pengeboran
PENDAHULUAN
Panas bumi merupakan sumber energi terbarukan
yang ramah lingkungan dibandingkan dengan sumber
energi fosil. Berdasarkan data Badan Geologi Nasional
Indonesia, potensi panas bumi sekitar 28.994 MW (nilai
ini setara dengan 13 miliar minyak, ini merupakan terbesar
di dunia). Terdapat 256 daerah potensi panas bumi, 84
lokasi terletak di Sumatera, 76 lokasi terletak di Jawa, 51
lokasi terletak di Sulawesi, 21 lokasi terletak di Nusa
Tenggara, 3 lokasi terletak di Papua, 15 lokasi terletak di
Maluku, dan 5 lokasi terletak di Kalimantan (Surya, 2010).
Hanya sekitar 4,5% (1.343,5 MW) dari potensi
panas bumi di Indonesia yang dimanfaatkan sebagai energi
listrik. Kondisi saat ini, Pembangkit Listrik Tenaga Panas
Bumi (PLTP) di Sumatera terpasang sekitar 122 MW, di
Jawa terpasang sekitar 1.134 MW, di Bali-Nusa Tenggara
terpasang sekitar 7,5 MW, dan di Sulawesi terpasang
sekitar 80 MW. Pemerintah Indonesia terus mengupayakan
untuk meningkatkan kapasitas pembangkitan. Pada tahun
2030 diharapkan Indonesia dapat meningkatkan kapasitas
pembangkitan listrik sebesar 78,32%. Menurut rasio
cadangan produksi, batubara, gas dan minyak masingmasing akan habis dalam 75 tahun, 33 tahun, dan 12
tahun. Dalam rangka meningkatkan pengembangan energi
panas bumi, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan
peraturan No 21/2014 tentang energi panas bumi.
Pemerintah Indonesia terus meningkatkan kapasitas
instalasi pembangkit listrik tenaga panas bumi. Pada tahun
2025 ditargetkan kapasitas terpasang sebesar 9.500 MW.
Adapun skema target kapasitas terpasang PLTP di
Indonesia dapat dilihat pada Gambar 2.
Panas bumi di Indonesia didominasi dengan
sumur-sumur dengan temperatur menengah dan sumursumur temperature tinggi. Sumur-sumur temperature
menengah ini beroperasi dengan rentang temperature 120220 oC, sedangkan sumur-sumur temperature tinggi
dengan rentang 220-340 oC. Hal inilah yang menyebabkan
potensi panas bumi di Indonesia belum dimanfaatkan
Dry Steam
PLTP sistem dry-steam (uap kering) merupakan
jenis PLTP yang pertama kali beroperasi secara komersial.
Sistem ini lebih sederhana dan lebih murah dibanding
sistem flash (single-flash dan double-flash), karena tidak
adanya brine sehingga biaya operasi dan pemeliharaannya
lebih sedikit. Karena berasal dari energi panas bumi uap
kering tanpa adanya atau sangat sedikit fraksi cair maka
PLTP ini dikembangkan pada cadangan panas bumi entalpi
tinggi (> 200C). Meskipun demikian karena jarang
dijumpai lapangan uap kering di dunia. Hanya sekitar 61
unit atau 12% PLTP dry-steam yang beroperasi di dunia.
Diantaranya yang mempunyai cadangan besar adalah The
Geyser (USA), Larderello (Italia), Matsukawa (Jepang),
Kamojang (Indonesia) dan Poihipi Road (Selandia Baru).
Karakteristik umum dari reservoir uap kering
adalah terdiri dari batuan berpori berupa celah dan atau
rekahan yang saling interkoneksi dan diisi oleh uap panas.
Uap panas tersebut juga mengandung NCG seperti
hidrogen sulfida (H2S), karbon dioksida (CO2), metana
(CH4) dan lainnya dalam jumlah minor serta tidak adanya
atau sangat sedikit fraksi cair dalam fluida. Karena bersifat
uap kering, maka fluida panas bumi yang diekstraksi dapat
digunakan langsung untuk menggerakkan turbin generator
listrik. Sehingga koneksi antara sumur dengan stasiun
pembangkit lebih sederhana dibandingkan sistem flashsteam. Pada kepala sumur terdapat katup valve dan
pemurni uap serta separator untuk menjaga agar benarbenar hanya uap kering yang masuk ke turbin. Adapun
skema sistem dry steam ini dapat dilihat pada Gambar 5.
rendah (< 150C), karena jika menggunakan sistem flashsteam sangat sulit dan tidak ekonomis. Selain itu karena
beroperasi pada temperatur yang rendah, potensi scaling
kalsium karbonat (CaCO3) seperti kalsit atau travertin
sangat besar terjadi. Adapun skema binary cycle dapat
dilihat pada Gambar 6.
DAFTAR PUSTAKA