Professional Documents
Culture Documents
I. Identitas Pasien
Nama
: Ny. N
No. RM
: 050663
Umur
: 18 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
Agama
: Islam
Tanggal masuk
II.Anamnesis Terpimpin
G1P0A0
HPHT
: Lupa
TP
:-
Gestasi : Ibu masuk di RSIA Khadijah pada tanggal 10 Desember 2015 dengan keluhan
keluhan nyeri perut tembus belakang disertai riwayat pelepasan lendir (+), darah
(+), dan air (-). Pasien juga mengeluh bengkak pada payudara dan terasa sakit
bila ditekan, yang dirasakan sudah 1 minggu. Riwayat dirawat di RS Pelamonia
selama 1 minggu dengan penyakit bengkak pada payudara.
Riwayat ANC
: 1x di dokter spesialis, Suntik TT : Riwayat Penyakit
: HT (disangkal), DM (disangkal), Asma (disangkal),
Alergi (disangkal).
III.
Riwayat Obstetri
Anak I
:
: Kehamilan sekarang
Riwayat Kontrasepsi
Riwayat Operasi
Pemeriksaan Fisik
KU
: Baik/Sadar
Tanda Vital
: TD : 130/90 mmHg
N
: 88x/i
Pemeriksaan Luar
TFU
: 32cm
LP
: 82 cm
Situs
: memanjang
Punggung : Kiri
Bagian terbawah: Kepala
Perlimaan : 4/5
His
: 1x10 (10-15)
DJJ
: 158 x/i
Gerak janin : dirasakan ibu
Anak kesan : tunggal
TBJ
: 2624 gram
IV.
P : 20x/i
S : 36,6oC
Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
Tanggal 10 Desember 2015
Darah Rutin
Hb
: 8,2 g/dl
Leukosit
: 18,8 x 103/ul
Eritrosit
: 3,82 x 103/ul
Trombosit : 235 x 103/ul
Hematokrit : 26,4 %
GDS
: 119 mg/dl
V. Diagnosis
1. G1P0A0 gravid 37 38 minggu inpartu kala I fase laten
2. Mastitis
Terapi
riwayat
IVFD
RL
28
pelepasan tetes/menit
minggu.
dirawat
di
selama
penyakit
RS
minggu
bengkak
pada
payudara.
Riwayat ANC : 1x di dokter
spesialis, Suntik TT : Riwayat
Penyakit
(disangkal),
Asma
DM
HT
(disangkal),
(disangkal),
Alergi
(disangkal).
Riwayat Obstetri
Anak I: Kehamilan sekarang
Riwayat
Kontrasepsi:
Belum
Perlimaan
: 5/5
His
: 3x10 (40-45)
DJJ
: 145 x/i
Gerak janin : dirasakan ibu
Anak kesan : tunggal
TBJ
: 2624 gram
Pemeriksaan Dalam Vagina
Vulva
: Tidak ada kelainan
Vagina
: Tidak ada kelainan
Porsio
: Lunak/ Tipis
Pembukaan : 8 cm
Ketuban: (+)
Bagian Terdepan: Kepala
Penurunan: Hodge III
UUK : Sulit dinilai
Panggul dalam kesan Cukup
Pengeluaran : Lendir (+), darah (-)
A: G1P0A0 gravid 37 - 38 minggu
inpartu kala I fase aktif + Mastitis
(D)
11/12/2015
07.00
11/12/2015
07.25
07. 30
tali pusat
Plasenta, kotiledon, selaput ketuban
lahir lengkap, tali pusat putih licin,
terpilin, panjang -/+ 50 cm, rupture
perineum tingkat II
Lahirkan plasenta
secara R/A
Masase Uterus
Cek perdarahan
Hacting perineum
tingkat II
11/12/2015
09.30
- Cefadroxil 2x500mg
- Asam
mefenamat
3x500 mg
- Inbion 1x1
- Perawatan Payudara
DISKUSI
Pada kasus ini, Ny. N berusia 18 tahun didiagnosis dengan mastitis dextra yang
ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
Dari anamnesis di dapatkan bahwa pasien dengan G1P0A0 gravid 37 38
minggu datang dengan ke RSIA St Khadija I dengan nyeri perut tembus ke belakang
dan bengkak pada payudara dan terasa sakit yang di rasakan sudah 1 minggu.
Pelepasan lender (+), darah (+), air (-). Hal tersebut merupakan salah satu dasar
diagnosis Mastitis yang bersifat subjektif. Pemeriksaan kehamilan 1x di dokter
spesialis, serta belum pernah di injeksi TT.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 130/90 mmHg dan
pemeriksaan laboratorium menunjukkan Leukosit :18,8 x 103/ul. Hal ini
menegaskan bahwa pasien menglami infeksi yang sumber infeksi berasal dari
peradangan pada payudara yang biasa disebut mastitis.
Hal ini sesuai dengan kepustakaan dimana mastitis adalah peradangan
parenkimatosa kelenjar mamaria merupakan penyulit antepartum yang jarang terjadi
biasanya unilateral, tetapi kadang kadang dijumpai selama masa nifas dan
menyusui. Gejala mastitis supuratif jarang muncul sebelum akhir minggu pertama
masa nifas dan biasanya muncul sebelum minggu ke tiga atau keempat. Berdasarkan
lokasinya mastitis terbagi atas yang berada di bawah aerola mammae, di tengah
aearola mammae, dan mastitis yang lebih dalam antara payudara dan otot otot.
Hampir semua kasus mastitis akut terjadi selama menyusui; kebanyakan dari kasus
ini timbul pada bulan pertama menyusui. Minggu minggu pertama menyusui,
payudara rentan terhadap infeksi bakteri akibat terbentuknya fisura dan celah di
putting. Dari tempat masuk ini, biasanya Staphylococcus aureus atau, yang lebih
jarang streptococcus yang menginvasi jaringan payudara. Pasien datang dengan
payudara yang eritematosa dan nyeri serta biasanya disertai demam.
Faktor faktor penyebab dari Ibu :
Masalah dari ibu yang timbul selama menyusui dapat dimulai sejak sebelum
persalinan (periode antenatal), pada masa pasca persalinan dini, dan pasca masa
persalinan lanjut. Masalah menyusui dapat pula diakibatkan karena keadaan khusus.
Selain itu ibu sering benar mengeluhkan bayinya sering menangis, atau menolak
menyusu, dsb yang sering diartikan bahwa ASInya tidak cukup, atau ASInya tidak
enak, tidak baik atau apapun pendapatnya sehingga sering menyebabkan diambilnya
keputusan untuk menghentikan menyusui.
1. Putting Susu datar atau Terbenam
Putting yang kurang menguntungkan seperti ini sebenarnya
tidak selalu menjadi masalah. Secara umum ibu tetap masih dapat
menyusui bayinya dan upaya selama
diinterprestasikan oleh ibu dan keluarga bahwa ASI tidak tepat untuk bayinya.
1.
10
Penyebab nyeri dan trauma puting yang tersering adalah pengisapan yang
buruk pada payudara, kedua kondisi ini dapat terjadi bersama-sama. Selain
itu, nyeri puting akan menyebabkan ibu menghindar untuk menyusui pada
payudara yang sakit dan karena itu mencetuskan stasis ASI dan bendungan.
11
dan
Peningkatan kadar natrium dalam ASI yang membuat bayi menolak menyusu
karena ASI terasa asi.
12
Penanganan Mastitis
Jika dengan semua usaha pencegahan, mastitis tetap terjadi, maka ia harus
ditangani dengan cepat dan adekuat. Bila penanganan ditunda, penyembuhan kurang
memuaskan. Terdapat peningkatan risiko abses payudara dan kekambuhan. Prinsipprinsip utama penanganan mastitis adalah:
1. Konseling suportif
Mastitis merupakan pengalaman yang sangat nyeri dan membuat frustrasi, dan
membuat banyak wanita merasa sangat sakit. Selain dengan penanganan yang efektif
dan pengendalian nyeri, wanita membutuhkan dukungan emosional. Ia mungkin telah
mendapat nasihat yang membingungkan dari petugas kesehatan, mungkin disarankan
untuk berhenti menyusui, atau tidak diberi petunjuk apapun. Ia dapat menjadi
bingung dan cemas, dan tidak ingin terus menyusui. Ibu harus diyakinkan kembali
tentang nilai menyusui yang aman untuk diteruskan, bahwa ASI dari payudara yang
terkena tidak akan membahayakan bayinya, dan bahwa payudaranya akan pulih baik
bentuk maupun fungsinya. Ia memerlukan dukungan bahwa perlu sekali untuk
berusaha melampaui kesulitan ini. Ia membutuhkan bimbingan yang jelas tentang
semua tindakan yang dibutuhkan untuk penanganan, dan bagaimana meneruskan
menyusui atau memeras ASI dari payudara yang terkena. Ia akan membutuhkan
tindak lanjut untuk mendapat dukungan terus-menerus dan bimbingan sampai ia
benar-benar pulih.
13
14
Dosis
Eritromisin
Flukloksasilin
Dikloksasilin
Amoksasilin
Sefaleksin
4. Terapi Simtomatik
Nyeri sebaiknya diterapi dengan analgesik. Ibuprofen dipertimbangkan
sebagai obat yang paling efektif, dan dapat membantu mengurangi inflamasi dan
nyeri. Parasetamol merupakan alternatif yang tepat. Istirahat sangat penting
15
dipertimbangkan dan seharusnya ditempat tidur jika mungkin. Selain membantu ibu
sendiri, tirah baring dengan bayinya sangat berguna untuk meningkatkan frekuensi
menyusui, sehingga dapat memperbaiki pengeluaran susu. Tindakan lain yang
dianjurkan adalah penggunaan kompres hangat pada payudara yang akan
menghilangkan nyeri dan membantu aliran ASI, dan yakinkan bahwa ibu minum
cukup cairan.
Manajemen Laktasi
Manajemen laktasi merupakan segala daya upaya yang dilakukan untuk
membantu ibu mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya. Usaha ini dilakukan
terhadap ibu dalam 3 tahap,yaitu pada masa kehamilan(antenatal), sewaktu ibu dalam
persalinan sampai keluar rumah sakit (perinatal), dan pada masa menyusui
selanjutnya sampai anak berumur 2 tahun(postnatal).
Manajemen laktasi adalah suatu upaya yang dilakukan oleh ibu, ayah dan
keluarga untuk menunjang keberhasilan menyusui. Dan ruang lingkup manajemen
laktasi dimulai pada masa kehamilan,setelah persalinan,dan masa menyusui bayi.
a. Masa kehamilan (Antenatal)
Hal yang perlu diperhatikan dalam menejemen laktasi sebelum kelahiran adalah:
1) Ibu mencari informasi tentang keunggulan ASi, manfaat menyusui bagi ibu dan
bayi, serta dampak negative pemberian susu formula.
2) Ibu memeriksakan kesehatan tubuh pada saat kehamilan kondisi puting
payudara,dan memantau kenaikan berat badan saat hamil.
16
3) Ibu melakukan perawatan payudara sejak kehamilan berumur 6 bulan hingga ibu
siap untuk menyusui, ini bermaksut agar ibu mampu memproduksi dan memberikan
ASI yang mencukupi kebutuhan bayi.
4) Ibu senantiasa mencari informasi tentang gisi dan makanan tambahan sejak
kehamilan trimester ke-2.makanan tambahan saat hamil sebanyak 1 1/3 kali dari
makanan yang dikonsumsi sebelum hamil.
b. Masa Persalinan (Perinatal)
Hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen laktasi saat kelahiran adalah :
1) Masa persaliinan merupakan masa yang paling penting dalam kehidupan bayi
selanjutnya,bayi harus menyusui yang baik dan benar baik posisi maupun cara
melekatkan bayi pada payudara ibu.
2) Membantu ibu kontak langsung dengan bayi selama 24 jam agar menyusui dapat
dilakukan tanpa jadwal.
3) Ibu nifas diberi kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000 IU) dalam waktu 2 minggu
setelah melahirkan.
c. Masa Menyusui (Postnatal)
Hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen laktasi setelah kelahiran adalah:
1) Setelah bayi mendapatkan ASI pada minggu pertama kelahiran,ibu harus menyusui
bayi secara eksklusif selama 4 bulan pertama setelah bayi lahir dan saat itu bayi
hanya di beri ASI tanpa makanan tambahan.
2) Ibu mencari informasi yang tentang gisi makanan ketika masa menyusui agar bayi
tumbuh sehat.
17
3) Ibu harus cukup istirahat untuk menjaga kesehatannya dan menenangkan pikiran
serta menghindarkan diri dari kelelahan yang berlebihan agar produksi ASI tidak
terhambat.
4) Ibu selalu mengikuti petunjuk petugas kesehatan(merujuk posyandu atau
puskesmas). Bila ada masalah dalam proses menyusui.
5) Ibu tetap memperhatikan gisi/makanan anak,terutama pada bayi usia 4 bulan
Manfaat menyusui
Jika seorang ibu memberikan air susu ibu (ASI) kepada bayinya,hal ini dapat
menguntungkan baik bagi bayinya maupun ibu,antara lain:
Manajemen laktasi pada ibu bekerja adalah upaya yang dilakukan ibu
mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya khususnya pada ibu yang bekerja.
22
DAFTAR PUSTAKA
1. Obstetri Williams / pengarang, F. Gary Cunningham. [et al.]; alih bahasa,
Brahm U. editor edisi bahasa Indonesia, Rudi Setia, [et al]. Ed 23. Jakarta:
EGC. 2012
2. Rayburn dan ginekologi / oleh William F. Rayburn, J. Christopher Carey; alih
bahasa Indonesia, H. TMA Chalik, Jakarta; Widya Medika, 2001
3. Rustam Mochtar synopsis obstetric : obstetric fisiologi, obstetric patologi.
Penulis, Amru Sofyan; editor penyelaras, Loi Indra. Ed. 3. Jakarta : EGC.
2011
4. Buku Obstetri dan Ginekologi / Ralph C. Benson, Martin L, Pemoll; alih
bahasa, Susiani Wijaya ; editor bahasa Indonesia, Srie Sisca Primarianti. Ed 9.
Jakarta ; EGC, 2008
5. Price, Sylvia Anderson. Patofisiologi ; konsep klinis proses proses
penyakit / Sylvia Anderson Price, alih bahasa, Brahm U. [et al]; editor edisi
bahasa Indonesia, Huriawati Hartanto [et al]. Ed 6. Jakarta : EGC, 2005
6. Buku Saku. Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan
Rujukan / Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Edisi Pertama. 2013.
www.gizikia.depkes.go.id
23