Professional Documents
Culture Documents
2015
Latar Belakang
Kabupaten Pati berada di Provinsi Jawa Tengah memiliki iklim tropis dengan perbedaan
antara musim hujan dan kemarau sangat jelas. Musim penghujan terjadi pada bulan
Oktober Maret sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan April - Oktrober.
Kabupaten Pati mempunyai garis pantai sepanjang 60 Km yang berbatasan langsung
dengan Laut Jawa, yang terbentang dari Kecamatan Batangan di sebelah Timur sampai
dengan Kecamatan Dukuhseti yang berbatasan dengan Kabupaten Jepara di sebelah
Barat. Kondisi alam ini menjadikan beberapa wilayah pantai di Kabupaten Pati
merupakan wilayah penghasil garam.
Mengusahakan garam dilakukan masyarakat terutama di waktu musim kemarau (antara
bulan April Oktober). Pembuatan garam di tambak merupakan salah satu alternatif
usaha yang mempunyai nilai ekonomis yang lebih tinggi dibanding budidaya bandeng
dan udang. Karena pada saat sekarang selisih keuntungan budidaya bandeng makin
sedikit disebabkan ongkos produksi budidaya ikan bandeng yang makin tinggi,
terutama karena tingginya harga pakan ikan, sedang harga jual ikan bandeng yang
cenderung tetap. Sedangkan untuk budidaya udang windu maupun vanamei banyak
yang mengalami kerugian karena matinya udang sehingga menyebabkan gagal panen.
Usaha garam di wilayah Pati tersentra di 4 kecamatan yaitu kecamatan Batangan,
Juwana, Wedarijaksa dan Trangkil dengan jumlah total seluas 2.043 Ha. Kecamatan
Batangan memiliki luas lahan tambak garam terbesar yaitu 1611,6 Ha yang tersebar di
7 desa. Dengan total produksi rata-rata 80-150 ton per Ha. Kecamatan Juwana memiliki
luas lahan tambak garam terbesar yaitu 378 Ha yang tersebar di 4 desa Dengan total
produksi rata-rata 80- 85 ton per Ha. Kecamatan Wedarijaksa memiliki luas lahan
tambak garam terbesar yaitu 325 Ha yang tersebar di 4 desa Dengan total produksi
rata-rata 80- 85 ton per Ha. Kecamatan Trangkil memiliki luas lahan tambak garam 225
Ha yang tersebar di 4 desa Dengan total produksi rata-rata 75 - 80 ton per Ha. (Sumber
Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Pati, 2010).
Hasil garam yang telah dipanen disimpan digudang penyimpanan yang ada di lokasi
tambak atau dibawa pulang untuk disimpan di gudang yang ada di rumahnya serta ada
juga yang langsung dijual kepada pengepul. Para pengepul kemudian menjualnya ke
pabrik garam atau industri yang membutuhkan. Ada pula petambak garam yang
langsung menjual ke pabrik garam rakyat yang kemudian diolah menjadi garam briket
beryodium. Pembuatan garam briket dilakukan dengan cara pencucian garam,
pencetakan garam menjadi briket, pengovenan garam briket dan pengepakan garam
briket.
Usaha pembuatan garam di tambak sampai menjadi garam briket konsumsi melibatkan
banyak pekerja yang meliputi pemilik tambak, penyewa dan penggarap dengan jumlah
total kira-kira 3.410 orang. Adapun jumlah tenaga kerja yang terlibat pada kegiatan
industri garam berjumlah 1.444 orang yang bekerja pada 60 perusahaan garam briket.
Serta jumlah pedagang garam yang menjual garam briket mencapai kira-kira 200 orang
(Sumber Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Pati). Pemasaran garam briket ini meliputi
wilayah Jawa Tengah, Jogjakarta, Jawa Barat, DKI Jakarta Lampung bahkan sampai
ke Kalimantan.
Kebutuhan garam ini dipergunakan antara lain untuk konsumsi (garam iodisasi) rumah
tangga, industri makanan, pengasinan ikan, dan pakan ternak. Sampai saat ini
pertanian garam di Pati masih menggunakan cara tradisonal. Faktanya, hingga kini
petani masih mengandalkan cuaca serta lamanya musim kemarau. Tahun 2014 saja,
kemarau yang terlambat dengan durasi kurang dari empat bulan membuat jumlah
produksi garam menurun.
Kekurangan produk garam dalam negeri untuk memenuhi konsumsi yang terus
meningkat telah menjadi isu strategis sejalan dengan upaya pemantapan ketahanan
pangan nasional. Kebutuhan garam nasional setiap tahun meningkat rata-rata 2-4
persen. Kebutuhan garam nasional pada tahun 2011 berdasarkan data kementerian
perindustrian adalah sebesar 3,15 juta ton. Kebutuhan tersebut meliputi 1,38 juta ton
garam konsumsi dan 1,77 juta ton garam industri. Kebutuhan garam nasional tersebut
ternyata tidak dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri, yaitu sebesar 1.327.371 ton,
sehingga kekurangan kebutuhan sebesar 1.822.629 ton dipenuhi melalui impor.
Dalam upaya mendorong peningkatan kemampuan produksi garam dalam negeri untuk
memenuhi kebutuhan garam nasional, maka pada akhir tahun 2009 Pemerintah mulai
mencanangkan Program Swasembada Garam Nasional. Pencanangan program
tersebut tersebut dilakukan dalam rangka implementasi Perpres No. 28 Tahun 2008
tentang Kebijakan Industri Nasional. Dalam perpres tersebut disebutkan bahwa industri
garam rakyat termasuk kedalam klaster industri prioritas nasional, yaitu merupakan
klaster industri nasional yang memiliki prospek tinggi untuk dikembangkan berdasarkan
kemampuannya untuk bersaing di pasar internasional, dan industri yang memiliki
ketersediaan faktor-faktor produksi secara cukup dan kompetitif di Indonesia.
Sasaran yang ingin dicapai dari program Swasembada Garam Nasional adalah (i)
Pemenuhan kebutuhan garam konsumsi Tahun 2012; (ii) Pemenuhan Garam Industri
Tahun 2015; (iii) Meningkatnya daya saing produksi garam rakyat untuk melepas
ketergantungan terhadap garam impor; (iv) Terwujudnya kelembagaan yang mampu
memperjuangkan kepentingan masyarakat penggarap garam.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)
adalah mengembangkan korporasi usaha garam rakyat. Salah satu lokasi kegiatan
dimaksud adalah Kabupaten Pati. Dalam korporasi usaha garam rakyat, lahan garam
yang dikluster sekitar 50 hektar. Masing-masing pemilik lahan berhak atas saham
usaha garam sebesar luasan tambaknya. Membuat perjanjian penggunaan lahan
secara bersama minimal selama 10 tahun. Membangun jaringan inti-plasma antara
perusahaan garam dengan koperasi tingkat desa yang mengelola gudang collecting
point dan mengembalikan lahan kepada petani sesuasi kepemilikan. Selama ini, petani
garam langsung menjual ke produsen, nantinya akan ada sistem koperasi dan gudang
garam petani untuk menghindari tengkulak.
Dalam kawasan yang akan dikembangkan akan diidentifikasi, dimediasi supaya pemilik
lahan bersedia membangun koorporasi atau perseroan terbatas. Pemilik saham akan
ditentukan sesuai proposional jumlah lahan pemilik. Nantinya, katanya, akan ada
sertifikasi kepemilikan dan batas lahan dari tiap anggota koperasi. Sehingga pemerintah
akan mengkonsolidasikan dengan membuat petak-petak, tandon, meja garam dan
bagian untuk gudang pengolah garam sampai perkantoran untuk mendukung program
ini. Dengan cara seperti ini diharapkan akan ada peningkatan kuantitas, rata-rata dari
90 ton kualitas 2 per hektar/tahun menjadi minimal 120 ton per hektar/tahun dengan
kualitas 1. Petani lebih terorganisir dan modern, serta produksinya langsung diolah
sendiri.
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam mendukung program korporasi usaha garam
rakyat adalah:
i.
Pemetaan lahan eksisting terpilih;
ii.
Pembuatan perencanaan optimalisasi areal pergaraman rakyat meliputi tata
letak dan kemungkinan penerapan teknologi tepat guna;
iii.
Penataan areal lahan garam (Klasterisasi);
iv.
Penyusunan master plan dan studi / kelayakan pembangunan garam industri.
v.
Penyusunan Detailed Engineering Design (DED)
2.
3.
Sasaran
Sasaran yang akan dicapai dalam pekerjaan Penyusunan Masterplan dan Detailed
Engineering Design Kawasan Tambak Garam adalah :
a. Teridentifikasinya isu permasalahan dan potensi tambak garam di Kabupaten
Pati;
b. Teridentifikasinya
kebutuhan pengembangan garam (sumberdaya manusia,
peralatan, modal, metode dan material);
c. Tersusunnya rencana tapak kawasan tambak garam pada lokasi terpilih (sistem
jaringan sarana dan prasarana, prototype sarana dan prasarana, perencanaan
layout);
d. Tersusunnya kajian kelayakan pengembangan kawasan tambak garam pada lokasi
terpilih dari aspek finansial, pasar, teknis, dan aspek sosial lingkungan;
e. Tersusunnya rencana investasi dan rencana bisnis (business plan) usaha garam;.
f. Tersusunnya Detailed Engineering Design Sarana dan Prasarana Tambak Garam
yang meliputi jalan produksi, saluran irigasi tambak, pintu air dan bangunan bagi
air, gudang, dan rumah pompa (Nota Desain, Gambar konstruksi, Rencana
Anggaran Biaya, Bill of Quantity (BOQ), serta Rencana Kerja dan syarat-syarat
(RKS)), serta Operasional dan Pemeliharaan.
4. Lokasi Kegiatan
Kegiatan penyusunan Masterplan dan Detailed Engineering Design Kawasan Tambak
Garam di Kabupaten Pati akan dilaksanakan pada lokasi terpilih (400 Ha):
Sebaran Lokasi Lahan Garam Kabupaten Pati
Kecamatan
Tayu
Wilayah Sebaran
Batangan
Juwana
Margoyoso
Trangkil
Wedarijaksa
5.
6.
7.
8.
Sumber Pendanaan
Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan APBN 2015 DIPA Satuan Kerja (Satker)
Direktorat Tata Ruang Laut Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dengan nilai Rp.
2.008.171.000,00.
Nama Organisasi dan Pejabat Pembuat Komitmen
Nama Pejabat Pembuat Komitmen: Ir. Dr. Subandono Diposaptono, M.Eng
Satuan Kerja : Direktorat Tata Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Data Dasar
a. Citra Satelit Quickbird 2012
b. Peta RBI Wilayah Perencanaan skala 1: 50.000
c. Peta LPI skala 1:50.000
Standar Teknis
Standar Teknis Pelaporan dan Peta adalah sebagai berikut :
a. Format Laporan
1) Kertas (HVS, A4, 80 gram)
2) Tulisan (huruf standar, 1,5 spasi)
3) Sampul/cover (Hard cover, laminating, biru muda)
b.
Format Peta
1) Peta disajikan berdasarkan hasil interpertasi citra, ground check dan analisis
potensi wilayah
2) Peta-peta yang disajikan meliputi:
a) Peta Hasil Interpretasi Citra, skala sesuai sumber citra.
b) Peta-peta Tematik, skala sesuai sumbernya.
c) Peta Kerja / Peta Analisis;
d) Peta ikhtisar dalam skala 1: 10.000;
e) Peta Rencana Tapak Kawasan Tambak Garam skala 1 : 5.000;
f) Gambar potongan memanjang saluran irigasi, jalan produksi dan petak
tambak garam, horizontal skala 1: 1.000, dan vertikal 1: 100;
g) Gambar potongan melintang saluran irigasi, jalan produksi dan petak
tambak garam, horizontal skala 1: 100, dan vertikal 1: 100;
h) Gambar Teknis saluran irigasi, jalan produksi dan petak tambak garam,
horizontal 1: 50
i) Draft peta dibuat dengan sistim referensi geografis grid UTM (Universal
Tranverse Mercartor) dan sistem proyeksi WGS 84).
3) Untuk Hardcopy keseluruhan peta tersebut dalam dokumen buku laporan dan
Album peta tersendiri dapat disajikan dalam bentuk perkecilan optis sampai
batas ukuran / format yang masih dapat dibaca dan diterima dari segi estetika
(ukuran A3, kertas 100 gr).
4) Untuk Softcopy keseluruhan laporan dan peta tersebut meliputi:
a) Laporan pendahuluan, laporan pertengahan, draft laporan akhir dan
laporan akhir dalam bentuk MsWord dan (.pdf)
b) Peta Dasar dan Peta Tematik dalam bentuk digital dalam format shape file
(*.shp) dan disusun dalam bentuk dalam geodatabase (*.gdb).
c) Peta Citra dalam bentuk raw data dan header citra dasar serta sudah
terkoreksi secara geometrik dan radiometrik. Citra satelit yang digunakan
memiliki resolusi spasial 10 x 10 m dan minimal perekaman tahun 2012.
d)
e)
9.
Studi Terdahulu
Studi-studi yang telah dilakukan di lokasi terpilih antara lain :
a. RTRW Kabupaten Pati
b. RPJPD Kabupaten Pati
c. RSWP3K Kabupaten Pati
d. RZWP3K Kabupaten Pati
1)
2)
3)
4)
Penyiapan personil dalam tim kerja (tenaga ahli dan tenaga pendukung
sesuai dengan tata laksana personil).
Penyiapan administrasi.
Studi literatur sebagai awal atau referensi untuk pelaksanaan kegiatan.
Penyusunan rencana kerja
- Jadwal pekerjaan
- Metode pengumpulan data/survei lapangan berdasarkan Peta RBI, Citra
archive di wilayah perencanaan.
- Peta rencana lokasi survey/titik sampling
- Persetujuan rencana kerja oleh tim supervisi
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
penyiapan deskripsi titik ikat planimetris dan ketinggian yang telah ada di
lokasi atau di sekitar lokasi pemetaan
orientasi lapangan
pemeriksaan kondisi fisik serta pemeriksaan kebenaran koordinat
planimetris dan ketinggian titik ikat yang akan digunakan
penetapan titik ikat planimetris dan ketinggian yang akan digunakan
penentuan letak base camp
perencanaan jalur pengukuran
perencanaan letak pemasangan patok tetap
penyiapan patok tetap utama dan patok tetap bantu
penyiapan patok sementara
perencanaan sistem pemberian nomor patok sementara dan nomor patok
tetap
penyiapan alat ukur yang sesuai dengan ketelitian yang telah ditetapkan
kalibrasi alat ukur
penyiapan alat hitung
penyiapan formulir data ukur dan formulir data hitungan
penyiapan tabel deklinasi untuk tahun pelaksanaan pengamatan matahari
penyiapan tabel pasang surut
Penyiapan label berskala untuk pengukuran pasang surut
persiapan lain yang diperlukan
a) Pengukuran Pengikatan
a.
b.
c.
d.
Penggambaran
Hasil dari pekerjaan pengukuran lapangan harus digambarkan dalam ukuran
kertas A-0 standar, sebagai berikut:
a. Peta ikhtisar dalam skala 1: 10.000;
b. Peta rencana tapak (tata letak) kawasan tambak garam skala 1 : 5.000;
c. Skema jaringan dan bangunan
d. Tampang memanjang dan situasi saluran (alami dan buatan) tambak
skala horizontal 1: 1.000, dan vertikal 1: 100;
e. Tampang melintang saluran irigasi skala 1: 100
f. Gambar detail:
i. Detail saluran antar bozem/embung, antar peminihan, saluran
pengumpul (caren) dan tanggul tambak. Penampang skala 1: 100
dan detail 1:50.
ii. Lining saluran (denah, potongan memanjang/melintang skala
1:100) dan (detail potongan, detail bangunan skala 1:25)
iii. Detail pintu air skala 1:50
iv. Tipikal denah dan tampak gudang/rumah pompa skala 1:50 (Jika
ada)
v. Denah dan potongan memanjang dan melintang jembatan skala
1: 50 (Jika ada)
vi. Detail penulangan beton (memanjang skala 1:40, potongan skala
1:20) (Jika ada)
vii. Tampang memanjang dan situasi jalan produksi tambak skala
horizontal 1: 1.000, dan vertikal 1: 100, potongan jalan produksi
skala 1: 100
Pembuatan Peta adalah penggambaran titik-titik kerangka dasar pengukuran
dan titik-titik detail yang dinyatakan dengan penyebaran patok, BM, titik-titik
ketinggian dan obyek-obyek lainnya yang dianggap perlu dalam suatu areal
pekerjaan. Penggambaran areal pekerjaan diproyeksikan pada bidang datar
dengan skala 1 : 10.000, Interval kontur 0,25 meter, ukuran lembar peta A1.
Data-data yang diserahkan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan adalah :
2) Oceanografi
a. Pasang Surut
Penyedia jasa harus mengukur pasang surut dengan menggunakan palem
pasut setiap jam selama 7 hari 7 malam pada 2 stasiun pengamatan secara
simultan (mulut sungai dan titik terjauh masuknya air laut/titik terjauh tambak
garam) pada di 2 saluran primer tambak garam. Penyedia jasa harus
mengikat elevasi muka air laut pasang surut ke titik ikat referensi Bench
Mark terdekat (jika ada). Jika tidak ada maka harus dibuatkan Bench Mark.
Pengukuran pasut dilakukan pada kondisi pasang purnama (spring tide).
b. Sedimen
Penyedia jasa harus mengukur sampel sedimen di 2 saluran primer tambak
garam yang di ambil adalah sampel sedimen layang, dengan ketentuan
sebagai berikut :
1. Jika ketinggian air > 1,00 m maka pengambilan contoh sedimen
dilakukan dengan menggunakan alat Suspended Sampler (untuk
sedimen layang).
2. Pengambilan contoh sedimen dilakukan pada bagian pinggir aliran dan
tengah aliran.
3. Sampel sedimen dimasukan ke dalam tabung sample.
Penyedia jasa harus mengukur sedimentasi pada saluran primer tambak
garam.
c. Kondisi Kimia
Penyedia jasa harus mengukur kualitas air garam (Mg, SO4, Logam Berat,
Fe, Cu, Hg, Salinitas, Be, Kekeruhan pH, DO, Suhu). Sampel diambil pada
4 titik pengamatan. Salinitas, Be, Kekeruhan pH, DO, Suhu diukur dengan
menggunakan waterchecker. Sedangkan Mg, SO4, Logam Berat, Fe, Cu,
Hg dianalisis di laboratorium.
Infrastruktur
Penyedia jasa harus mengumpulkan data dan informasi mengenai infrastruktur,
kondisi sarana dan prasarana pendukung, kondisi fasilitas dan utilitas (listrik,
jalan produksi, gudang dan lain-lain).
Untuk mendeteksi keberadaan infrastruktur diatas, dilakukan analisis citra
satelit google pro. Untuk mendeteksi lokasi dan sebarannya dilakukan ground
check dengan menggunakan GPS.
6)
11.5
Analisis
1) Analisa Topografi
a. Hasil Pengukuran Kerangka Dasar
Penyedia jasa harus melakukan analisis hasil pengukuran titik ikat yang
direkam langsung kedalam data kolektor atau pada internal memori alat total
station yang selanjutnya dapat di download/ditransfer kedalam komputer PC
atau Notebook menggunakan software yang tersedia misalnya Autoland
Development, SDR, Topcon dan lainnya untuk segera dapat diproses. Proses
download/transfer data ini dilakukan setiap hari sepulang dari lapangan untuk
dapat segera mengantisipasi dan merencanakan progress kerja selanjutnya.
Data yang diperoleh dari lapangan dihitung menggunakan hitung perataan
pendekatan metoda Bowditch atau Least Square (Perataan Kwadrat
Terkecil). Perhitungan koreksi beda tinggi berdasarkan jarak pengamatan
pada setiap sisi (proposional terhadap jarak). Jika toleransi ketelitian tidak
tercapai maka harus dilakukan pengukuran ulang pada sisi yang salah.
Perhitungan dapat diterima jika batas toleransi telah dipenuhi.
b.
As alur
Kedua tepi jalan
Surface editing
Proses pembuatan surface pada software survey berupa Triangulation
Irreguler Network (TIN) harus melibatkan seluruh data topografi (X,Y,Z) dan
garis breaklines. Surface editing dilakukan langsung pada TIN tetapi harus
menggunakan garis breaklines. Cek terhadap data situasi dan detail topografi
dilakukan secara bertahap dengan menampilkan gambar kontur yang
dilengkapi dengan gambar situasi. Jika koordinat kerangka dasar dan poligon
cabang belum final, perhitungan koordinat data situasi dan detail topografi
dihitung dengan koordinat sementara. Jika terdapat kekeliruan (data
lapangan salah atau kurang) maka harus dilakukan pengecekan ulang
terhadap data situasi dan detail topografi. Proses pembuatan surface final
dengan menggunakan koordinat definitif dilakukan secara bersamaan untuk
seluruh area pemetaan, selanjutnya dilakukan proses pembuatan kontur.
Gambar kontur harus sesuai dengan sketsa lapangan.
c.
4) Perhitungan Hidraulika
Penyedia jasa harus melakukan analisis hidraulika untuk menghitung dimensi
saluran yang diperlukan (primer, sekunder dan tersier yang ada pada jaringan
irigasi) untuk mensuplai air ke tambak garam.
5) Analisa Tata kelola air dalam kolam tambak
Penyedia jasa harus melakukan analisa neraca air dan tata kelola air untuk
mengetahui pola pergerakan di tambak garam (meja garam, peminihan, bozem).
Neraca dan tata air dalam tambak garam disimulasikan dengan program
hidrodinamika satu dimensi yang mampu melakukan simulasi aliran permanen
dan tak permanen di saluran terbuka.
Penyedia jasa harus melakukan:
Model matematika simulasi aliran air dari laut ke saluran primer;
Model matematika simulasi aliran air dari saluran primer ke saluran
sekunder (apabila terdapat saluran sekunder);
Model matematika simulasi aliran air dari saluran sekunder ke bozem;
Model matematika simulasi aliran air dari bozem ke peminihan;
Model matematika simulasi aliran air dari peminihan ke meja garam.
6) Analisa Produksi Garam dan Siklus Usaha Garam
Penyedia jasa harus melakukan analisa produksi garam per klaster/tahun dan
siklus usaha garam.
11.5
Kelayakan teknis untuk lokasi, jenis konstruksi dan kebutuhan untuk sarana
dan prasarana
Kelayakan Keuangan (Finansial). Perhitungan kelayakan keuangan dihitung
dengan metode Financial Economic Internal Rate of Return (FIRR) danNet
Present Value (NPV);
d. Business plan
Penyedia jasa harus menyusun business plan yang meliputi:
Kelembagaan terkait dengan kegiatan usaha garam dan pembangunan
sarana prasarananya
Kegiatan ekonomi usaha garam dan kompetisi dengan produk dari wilayah
lain
Pemanfaatan ketersediaan sarana prasarana di wilayah pertumbuhan
sekitarnya
Rekomendasi tipe dan jenis kegiatan ekonomi produktif terkait dengan
usaha garam
Rencana kegiatan pemeliharaan hasil-hasil pembangunan sarana dan
prasarana
Rekomendasi arahan tujuan pemasaran produk garam
Rekomendasi investasi terhadap kegiatan usaha garam
11.6
Perencanaan Detail
Penyedia jasa harus menyusun perencanaan detail: saluran irigasi, perbaikan
tanggul tambak, pintu air dan bangunan bagi air, gudang, rumah pompa, jalan
produksi, teknologi ulir filter dan media insulator.
Penyedia jasa harus menghitung volume pekerjaan antara lain galian dan urugan
saluran irigasi tambak, galian dan urugan tambak garam, konstruksi gudang,
konstruksi jalan produksi, konstruksi pintu air, konstruksi bangunan bagi air, media
insuler, dan teknologi ulir filter.
Penyedia jasa juga harus menyusun perkiraan biaya konstruksi, spesifikasi teknik,
metode pelaksanaan dan jadwal pelaksanaan.
Kriteria yang akan digunakan dalam membuat perencanaan detail ini :
a) Setiap fasilitas akan direncanakan terhadap kemudahan operasional kegiatan.
b) Perencanaan struktur akan diperhitungkan terhadap keamanan, daya tahan
serta kemudahan memperoleh material dilokasi.
c) Semua perhitungan struktur akan dibuat analisanya berdasarkan analisa yang
lazim digunakan.
d) Konstruksi permanen dengan batas umur konstruksi minimal 10 tahun.
e) Efisiensi biaya dengan mempertimbangkan sistem konstruksi yang paling
mudah, bahan bangunan setempat, peralatan dan kemampuan teknis kontraktor.
f) Keamanan dalam pelaksanaan
g) Kemudahan dalam operasi dan pemeliharaan
11.7
c)
d)
e)
f)
11.8
Desain Note, Volume Pekerjaan, Rencana Anggaran Biaya, Rencana Kerja dan
Syarat-syarat dan Operasi pemeliharaan
Penyedia jasa harus menyusun desain note, perhitungan volume pekerjaan (BOQ),
rencana anggaran biaya (RAB), rencana kerja dan syarat-syarat, dan operasi dan
pemeliharaan. Desain note berisikan perhitungan-perhitungan hidrolis bangunan,
neraca air dan tata kelola air, konstruksi bangunan dan lain-lain.
12 Keluaran
Keluaran pekerjaan ini terdiri dari:
a. Laporan Pendahuluan (Inception report)
Laporan pendahuluan berisi tentang semua kegiatan yang akan dilakukan oleh
Penyedia Jasa dalam melakukan pekerjaan, yang memuat antara lain :
a) metodologi;
b) rencana kerja rinci (termasuk rencana lokasi pengambilan titik sample
dataset);
c) rencana waktu pelaksanaan (dibuat per hari);
d) rencana mobilisasi tenaga ahli dan peralatan survei;
Laporan dibuat sebanyak 5 (lima) eksemplar, dan harus diserahkan paling lambat
30 (tiga puluh) hari kalender sejak SPMK diterbitkan dan harus dibahas dalam
inception meeting (pertemuan pendahuluan).
b. Laporan Pertengahan (Interim report)
Laporan Pertengahan diserahkan paling lambat 110 (seratus sepuluh) hari
kalender setelah SPMK diterbitkan. Laporan pertengahan berisi tentang semua
kegiatan yang telah dilakukan hingga pertengahan waktu pekerjaan dan kegiatan
yang akan dilakukan selanjutnya sampai berakhirnya kegiatan. Laporan ini harus
dibahas dalam pertemuan pertengahan (Interim meeting). Laporan dibuat
sebanyak 5 (lima) eksemplar.
17 Personil
1. Kebutuhan Tenaga Ahli
Tabel 1. Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung Kegiatan Fasilitasi Penyusunan
Masterplan dan Detailed Engineering Design Kawasan Tambak Garam
No
Posisi
Tenaga Ahli
1
Ahli Teknik Sipil
(Team Leader)
Jumlah
Masa Kerja
(Bulan)
S2 Teknik Sipil
Memiliki pengalaman di bidang
bangunan air/irigasi minimal 5
Tahun
Memiliki pengalaman sebagai
team leader minimal 2 tahun
S2 Teknik Sipil
Memiliki pengalaman kerja di
bidang irigasi/tata kelola air
Kualifikasi T.A
No
Posisi
Kualifikasi T.A
Ahli Geodesi
Ahli Arsitektur
Jumlah
Masa Kerja
(Bulan)
No
Posisi
Ahli Perencana
Wilayah
10
Ahli MekanikaTanah
Cad Drafter
Operator Komputer
Tenaga Administrasi
Tenaga Lokal
Topografi
Tenaga Lokal Sosek
Tenaga Lokal Pasut
Tenaga Lokal Mektan
Tenaga Lokal Kualitas
Air
Tenaga Lokal
Infrastruktur
2
3
4
5
6
Kualifikasi T.A
Jumlah
Masa Kerja
(Bulan)
SLTA/SLTP
SLTA/SLTP
SLTA/SLTP
SLTA/SLTP
SLTA/SLTP
2. Kualifikasi
Kualifikasi personil untuk Pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
1) Kebutuhan Tenaga Ahli
1. Ahli Teknik Sipil
Tugas dan Tanggung Jawab :
a. Sesuai dengan bidang keahliannya bertanggung jawab dalam pelaksanaan
pekerjaan, sejak perencanaan sampai penyelesaiannya hingga diterima
dengan baik oleh pemberi pekerjaan.
b. Mengkoordinir seluruh aktifitas Tim dalam mengelola seluruh kegiatan
lapangan dan kantor
c. Membuat schedule kegiatan pekerjaan dan kerangka laporan.
d. Memonitor progress pekerjaan yang dilakukan tenaga ahli
e. Melaksanakan asistensi dan pembahasan laporan pendahuluan, laporan
antara, draft laporan akhir, dan laporan akhir di pusat dan di daerah
f. Mengarahkan seluruh anggota team dalam menyiapkan laporan yang
diperlukan
g. Mengarahkan
penyusunan
Masterplan
Penataan
Kawasan
Tambak/peruntukan ruang/blockplan pada lokasi terpilih.
h. Mengarahkan penyusunan nota desain, gambar teknis, rencana anggaran
biaya, bill of quantity dan rekana kerja dan syarat-syarat
i. Melakukan evaluasi tehadap saluran eksisting untuk mendesain
drainase/bangunan air.
j. Memberi masukan kepada setiap tenaga ahli dalam menyusun
rencana/desain bangunan air/irigasi/ desain drainase/bangunan air
k. Mengkaji ulang serta pengecekan keseluruhan hasil pekerjaan yang telah
dilaksanakan dan penyusunan laporan.
l. Bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan.
2. Ahli Hidrolika Pantai
Tugas dan Tanggung Jawab :
a. Sesuai dengan bidang keahliannya bertanggung jawab dalam
pelaksanaan pekerjaan, sejak perencanaan sampai penyelesaiannya
hingga diterima dengan baik oleh pemberi pekerjaan.
b. Bekerjasama dengan tenaga ahli lainnya, menciptakan suasana kerja yang
harmonis dan efektif.
c. Bekerjasama dengan tenaga ahli lainnya menyusun rencana kerja dan
kerangka laporan.
d. Melaksanakan asistensi dan pembahasan laporan pendahuluan, laporan
antara, draft laporan akhir, dan laporan akhir di pusat dan di daerah
e. Merencanakan beberapa altematif bangunan pengendali air dan
pemodelan jaringan drainase serta rekomendasi sistem jaringan drainase
untuk tambak garam.
f. Melaksanakan collecting data sekunder yang berkaitan dengan desain
drainase/bangunan air.
g. Melakukan analisis pemodelan jaringan drainase yang berkaitan dengan
pemilihan rencana penataan kawasan tambak.
h. Merekomendasikan peraturan pengelolaan air dalam kawasan korporasi
usaha garam.
i. Melakukan perhitungan kebutuhan volume air
4.
Ahli Geodesi
Tugas dan Tanggung Jawab :
a. Sesuai dengan bidang keahliannya bertanggung jawab dalam
pelaksanaan pekerjaan, sejak perencanaan sampai penyelesaiannya
hingga diterima dengan baik oleh pemberi pekerjaan.
b. Bekerjasama dengan tenaga ahli lainnya, menciptakan suasana kerja yang
harmonis dan efektif.
c. Bekerjasama dengan tenaga ahli lainnya menyusun rencana kerja dan
kerangka laporan.
d. Melaksanakan asistensi dan pembahasan laporan pendahuluan, laporan
antara, draft laporan akhir, dan laporan akhir di pusat dan di daerah
e. Mengkoordinir kegiatan team dalam melaksanakan pekerjaan topografi.
f. Menyiapkan program kerja dan mengarahkan team topografi dalam
pelaksanaan kegiatan lapangan.
g. Memeriksa data lapangan dan membantu melakukan analisis data serta
mengarahkan team dalam penggambaran.
h. Menghitung kebutuhan cut and fill tanah tambak garam, saluran dan
tanggul tambak.
i. Menghadiri diskusi dan memimpin asistensi pengukuran.
j. Bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan topografi.
k. Memberi masukan penataan dan pengembangan kawasan tambak garam
dari aspek geodesi.
l.
5.
6.
Ahli Arsitektur
Tugas dan Tanggung Jawab :
a. Sesuai dengan bidang keahliannya bertanggung jawab dalam
pelaksanaan pekerjaan, sejak perencanaan sampai penyelesaiannya
hingga diterima dengan baik oleh pemberi pekerjaan.
b. Bekerjasama dengan tenaga ahli lainnya menyusun rencana kerja dan
kerangka laporan.
c. Melaksanakan asistensi dan pembahasan laporan pendahuluan, laporan
antara, draft laporan akhir, dan laporan akhir di pusat dan di daerah
d. Mempelajari dokumen yang terkait dengan aspek-aspek lanscape
e. Menetapkan kerangka studi yang menjadi acuan kerja tenaga ahli lainnya.
f. Memberi masukan kepada setiap tenaga ahli dalam menyusun rencana
survei/pengumpulan
data
terkait
dengan
aspek-aspek
Teknik
Sipil/Arsitektur
g. Melaksanakan pekerjaan identifikasi dan evaluasi data bangunan
prasarana garam.
h. Melaksanakan perencanaan bangunan prasarana garam yang dibutuhkan.
i. Membuat gambar teknis perencanaan bangunan prasarana garam.
j. Melaksanakan perencanaan landsacape yang dibutuhkan
k. Memberi masukan kepada setiap tenaga ahli dalam menyusun rencana
rencana survei/pengumpulan data terkait dengan aspek-aspek lanscape
dan prasarana usaha garam
l. Bekerjasama dengan tenaga ahli lainnya dalam menyusun Masterplan
Penataan Kawasan Tambak/peruntukan ruang/blockplan pada lokasi
terpilih
8.
18.
Jadual Kegiatan
Tabel . Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
No.
1
Kegiatan
Persiapan Peralatan
- Persiapan personil dalam Tim Kerja
- Penyiapan Administrasi
- Studi litelatur
- Penyusunan Rencana Kerja
Penyusunan Masterplan
- Perencanaan Kebutuhan Fasilitas
- Perencanaan Master Plan
- Klaster tambak garam (sekitar 50 Ha)
- Pengalokasian zona kegiatan
- Rencana Pembanguan Fasilitas
- Sistem jaringan sarana dan prasarana
- Perencanaan layout tambak garam setiap 50 Ha
- Studi Kelayakan
- Business Plan
Penyusunan Laporan
a Laporan Pendahuluan
b Laporan Antara
c Laporan Draft Akhir
d Laporan Akhir
Pembahasan Laporan
Pembahasan Laporan di Pusat
a inception meeting
b interim meeting
c draft final meeting
Pembahasan Laporan di Daerah
19.
Bulan 1
Bulan 2
Bulan 3
Bulan 4
Bulan 5
Bulan 6
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di dalam wilayah
Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam angka 4 KAK dengan
pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam negeri.
20. Persyaratan Kerjasama
Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan untuk pelaksanaan
kegiatan jasa konsultansi ini, maka persyaratan berikut harus dipatuhi :
1. SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja)
2. SPK (Surat Perjanjian Kerjasama)
21. Pedoman Pengumpulan Data Lapangan
Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan secara kualitas maupun
kuantitas, sebagai berikut :
a) Kualitas
1. skala;
2. akurasi geometri;
3. kedetailan data;
4. kedalaman data;
5. kemutakhiran data;
6. sumber data.
b) Kuantitas
secara kuantitas memenuhi ketentuan kelengkapan jenis data. Apabila
ketersediaan data belum memenuhi persyaratan kualitas dan kuantitas diatas maka
perlu dilakukan survei lapangan.
22. Alih Pengetahuan
Jika diperlukan, Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban untuk menyelenggarakan
pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih pengetahuan kepada personil satuan
kerja Pejabat Pembuat Komitmen berikut.
Demikian Kerangka Acuan Kerja dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, Januari 2015
Direktur Tata Ruang Laut, Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil