You are on page 1of 12

komplikasi Diabetik

Selasa, 17 Januari 2012

Komplikasi DIabetik
I.

Diabetes Melitus

Diabetes melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik, ditandai oleh
adanya hiperglikemia yang disebabkan oleh defek sekresi insulin, defek kerja insulin atau
keduanya. (Waspadji, halm. 1911).
Diabetes Melitus merupakan penyakit sistemis, kronis, dan multifaktorial yang dicirikan
dengan hiperglikemia dan hiperlipidemia. Diabetes Melitus seringkali dikaitkan dengan
gangguan sistem mikrovaskuler dan makrovaskuler, gangguan neuropatik, dan lesi dermopatik.
(Baradero, dkk. 2009. halm 85)
II.

Kaki diabetes

Kaki diabetes adalah kelainan tungkai kaki bawah akibat diabetes melitus yang tidak
terkendali. Kelainan kaki diabetes melitus dapat disebabkan adanya gangguan pembuluh darah,
gangguan persyarafan dan adanya infeksi. Kaki diabetes melitus yang tidak dirawat dengan baik
akan mudah mengalami luka, dan cepat berkembang menjadi ulkus gangren dan tidak
ditanggulangi. Beberapa penelitian di Indonesia melaporkan bahwa angka kematian ulkus
gangren pada penyandang diabetes melitus berkisar 17%-32%, sedangkan angka laju amputasi
berkisar antara 15%-30%. Para ahli diabetes memperkirakan sampai kejadian amputasi
dapat dihindarkan dengan perawatan kaki yang baik. (Fakultas Kedokteran UI, hal.283).
a. Gangguan Pembuluh Darah

1.
2.
3.
4.
5.

Keadaan hiperglikemia yang terus menerus akan mempunyai dampak pada


kemampuan pembuluh darah tidak berkontraksi dan relaksasi berkurang. Hal ini mengakibatkan
sirkulasi darah tubuh menurun, terutama kaki, dengan gejala antara lain:
Sakit pada tungkai bila berdiri, berjalan dan melakukan kegiatan fisik
Jika diraa kaki terasa dingin, tidak hangat
Rasa nyeri kaki pada waktu istirahat dan malam hari
Sakit pada telapak kaki setelah berjalan
Jika luka sukar sembuh

6. Pemeriksaan tekanan nadi kaki menjadi kecil atau hilang


7. Perubahan warna kulit, kaki tampak pucat atau kebiru-kebiruan

b. Gangguan Persyarafan (Neuropati)

Neuropati akan menghamabat signal, rangsangan atau terputusnya komunikasi dalam


tubuh. Syaraf pada kaki sangat penting dalam menyampaikan pesan ke otak, sehingga
menyadarkan kita akan adanya bahaya pada kaki, misalnya kena paku atau benda-benda panas.
Kaki diabetes dengan neuropati akan mengalami gangguan sensorik, motorik dan otonomik.
Neuropati sensorik ditandai dengan perasaan kebal (parastesia), kurang berasa (hipestesia)
terutama ujung kaki terhadap rasa panas dan sakit, kadang disertai pegal dan nyeri di kaki.
Neuropati motorik ditandai dengan kelemahan sistem otot, deformitas kaki (charcot), ibu jari
seperti palu (hammer toe), sulit mengatur keseimbangan tubuh. Gangguan syaraf otonomik kulit
kaki akan terlihat kering, pecah dan tidak ada keringat.
c. Infeksi

Penurunan sirkulasi darah kaki menghambat proses penyembuhan luka, akibatnya


kuman masuk kedalam luka dan terjadi infeksi. Peningkatan kadar gula darah akan menghambat
kerja leukosit dalam mengatasi infeksi, luka menjadi ulkus gangren dan terjadi perluasan infeksi
sampai ketulang (osteomielitis), bila tidak diketahui dan ditanggulangi. Kaki yang mengalami
ulkus gangren luas sulit untuk diatasi, yang memerlukan tindakan amputasi.
Adanya masalah tersebut pada kaki diabetes, akan menimbulkan beberapa masalah yang
umumnya terjadi antaralain:
A. Kapalan, Mata ikan dan Melepuh
Kapalan (Callus), mata ikan (kutilmulmul) merupakan penebalan atau pengerasan kulit
yang juga terjadi pada kaki diabetes, akibat dari adanya neuropati dan penurunan sirkulasi darah
dan juga gesekan atau tekanan yang berulang-ulang pada daerah tertentu dikaki. Jika kejadian
tersebut tidak diketahui dan diobati dengan tepat, maka akan menimbulkan luka pada jaringan
dibawahnya, yang berlanjut dengan infeksi menjadi ulkus.
Gambar
B. Cantengan (kuku masuk kedalam jaringan)
Cantengan merupakan luka infeksi pada jaringan disekitar kuku yang sering
disebabkan adanya pertumbuhan kuku yang salah. Keadaan ini disebabkan oleh perawatan kuku
yang tidak tepat misalnya pemotongan kuku yang salah (seperti terlalu pendek atau miring),
kebiasaan mencukil kuku yang kotor. Seperti kita ketahui kuku juga merupakan sumber kuman,
jadi bila ada luka mudah infeksi. Cantengan ditandai dengan sakit pada jaringan sekitar kuku,
merah dan bengkak dan keluar cairan nanah, yang harus segera ditanggulangi.
gambar
C. Kulit Kaki Retak dan Luka Kena Kutu Air

Kerusakan syaraf dapat menyebabkan kulit sangat kering, bersisik, retak dan pecahpecah, terutama pada sela-sela jari kaki. Kulit kaki yang pecah memudahkan berkembangnya
infeksi jamur dikenal dengan kutu air, yang dapat berlanjut menjadi ulkus gangren.
Gambar
D. Kutil Pada Telapak Kaki
Kutil pada telapak kaki disebabkan oleh virus dan sangat sulit dibersihkan. Biasanya
terjadi pada telapak kaki hamper mirip dengan callus, jangan diobati sendiri, periksakan ke
dokter.
Gambar
E. Radang Ibu Jari Kaki (Jari Seperti Martil)
Pemakain sepatu yang terlalu sempit dapat menimbulkan luka pada jari-jari kaki,
kemudian terjadi peradangan. Adanya neuropati dan peradangan yang lain pada ibu jari dan kaki
menyebabkan terjadinya perubahan bentuk ibu jari kaki seperti martil (hammer toe). Kejadian ini
dapat juga disebabkan adanya kelainan anatomic yang dapat menimbulkan titik tekan abnormal
pada kaki. Kadang-kadang pembedahan diperlukan untuk mencegah komplikasi ke tulang.
Gambar
B. Etiologi
Ada 3 alasan mengapa orang diabetes lebih tinggi risikonya mengalami masalah kaki,
yaitu :
1.
Berkurangnya sensasi rasa nyeri setempat (neuropati)membuat pasien tidak
menyadari
bahkan
sering
mengabaikan
luka
yang
terjadi
karena
tidak
dirasakannya. Mulanya luka hanya
kecil, kemudian
meluas
dan akan
menjadi
borok yang menimbulkan bau yang disebut gas gangren. Jika tidak dilakukan perawatan akan
sampai ke tulang yang mengakibatkan infeksi tulang (osteomylitis). Dan untuk mencegah
perluasan infeksi terpaksa harus dilakukan amputasi (pemotongan tulang).
2.
Sirkulasi darah dan tungkai yang menurun dan kerusakan endotel pembuluh
darah. Manifestasi angiopati pada pembuluh darah penderita DM antara lain berupa
penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah perifer (yang utama). Sering terjadi pada tungkai
bawah (terutama kaki). Akibatnya, perfusi jaringan bagian distal dari tungkai menjadi kurang
baik dan timbul ulkus yang kemudian dapat berkembang menjadi nekrosi/gangren yang sangat
sulit diatasi dan tidak jarang memerlukan tindakan amputasi.
3.
Berkurangnya daya tahan tubuh terhadap infeksi. Hal ini dikarenakan kemampuan
sel darah putih memakan dan membunuh kuman berkurang pada kondisi kadar gula darah
(KGD) diatas 200 mg%. Kemampuan ini pulih kembali bila KGD menjadi normal dan terkontrol
baik. Infeksi ini harus dianggap serius karena penyebaran kuman akan menambah persoalan baru

pada borok. Kuman pada borok akan berkembang cepat ke seluruh tubuh melalui aliran darah
yang bisa berakibat fatal, ini yang disebut sepsis (kondisi gawat darurat).
Sejumlah peristiwa yang dapat mengawali kerusakan kaki pada penderita diabetes
sehingga meningkatkan risiko kerusakan jaringan antara lain:
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)

Luka kecelakaan
Trauma sepatu
Stress berulang
Trauma panas
Iatrogenik
Oklusi vaskular
Kondisi kulit atau kuku
Ada beberapa faktor resiko pada penderita kaki diabetes melitus, antara lain :
A. Faktor risiko demografis

1.
2.
3.
4.
5.

Usia
Jenis kelamin
Etnik
Situasi sosial
Hidup sendiri dua kali lebih tinggi
B. Faktor risiko perilaku

Ketrampilan manajemen diri sendiri sangat berkaitan dengan adanya komplikasi kaki
diabetik. Ini berhubungan dengan perhatian terhadap kerentanan.
C. Faktor risiko lain

1) Ulserasi terdahulu (inilah faktor risiko paling utama dari ulkus)


2) Berat badan
3) Merokok
C. Patofisiologi
Terjadinya masalah kaki diawali adanya hiperglikemia pada penyandang DM yang
menyebabkan kelainan neuropati dan kelainan pada pembuluh darah. Neuropati, baik neuropati
sensorik maupun motorik dan autonomik akan mengakibatkan berbagai perubahan pada kulit dan
otot, yang kemudian menyebabkan terjadinya perubahan distribusi tekanan pada telapak kaki dan
selanjutnya akan mempermudah terjadinya ulkus. Adanya kerentanan terhadap infeksi
menyebabkan infeksi mudah merebak menjadi infeksi yang luas.

D. Klasifikasi
Suatu klasifikasi lain yang juga sangat praktis dan sangat erat dengan pengelolaan adalah
klasifikasi yang berdasar pada perjalanan alamiah kaki diabetes (Edmons 2004-2005):
1) Stage 1 : Normal Foot
gambar
2) Stage 2 : High Risk Foot
gambar
3) Stage 3 : Ulcerated Foot
gambar
4) Stage 4 : Infected Foot
gambar
5) Stage 5 : Necrotic Foot
gambar
6) Stage 6 : Unsavable Foot
gambar
Untuk stage 1 dan 2, peran pencegahan primer sangat penting, dan semuanya dapat
dikerjakan pada pelayanan kesehatan primer. Untuk stage 3 dan 4 kebanyakan sudah
memerlukan perawatan ditingkat pelayanan kesehatan yang lebih memadai umumnya sudah
memerlukan pelayanan spesialistik. Untuk stage 5, apalagi 6, jelas merupakan kasus rawat inap,
dan jelas sekali memerlukan suatu kerjasama tim yang sangat erat, dimana harus ada dokter
bedah, utamanya dokter ahli bedah vaskular/ ahli bedah plastik dan rekonstruksi.
E. Tanda dan Gejala
Orang yang menderita DM dapat diamati gejalanya. Gejala tersebut dapat digolongkan
menjadi gejala akut dan kronis.
Gejala akut
1. Pada fase awal biasanya biasanya penderita menunjukan BB yang terus naik, karena pada saat
itu insulin masih mencukupi. Gejala pada tahap ini ditunjukan dengan adanya tiga serba
banyak yaitu bnayak amakn (polifagia), bamyak minum (polidipsia), banyak kencing (poliuria),
atau disingkat 3P.
2. Pada fase selanjutnya timbul gejala yang disebabkan oleh kurangnya insulin. Penderita masih
mengalami poliuria dan polidipsi namun tak lagi polifagia. Nafsu makan mulai berkurang,
bahkan mual jika kadar glukosa darah melebihi 500mg/dl. BB mengalami penurunan dengan
cepat (bisa 5-10kg dalam waktu 2-4minggu). Badan terasa mudah lelah.
Gejala kronis

1. Berikut gejala kronik yang sering timbul :


2. Sering mengalami kesemutan
3. Kulit terasa panas atau seperti tertusuk-tusuk jarum
4. Rasa tebal dikulit sehingga kalau berjalan seperti diatas abantal atau kasur
5. Sering mengalami keram
6. Cepat merasa lelah, mudah mengantuk
7. Pandangan kabur, biasanya sering berganti kacamata
8. Rasa gatal disekitar kemaluan, terutama pada wanita
9. Gigi mudah goyah dan mudah lepas
10. Menurunyya kemampuan seksual, atau bahkan impoten
11. Keguguran atau kematian janin dalam kandungan pada ibu hamil, atau melahirkan dengan berat
badan bayi >4kg.
F. Pengelolaan
Pengelolaan kaki diabetes dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu pencegahan
terjadinya kaki diabetes dan terjadinya ulkus (pencegahan primer sebelum terjadi perlukaan pada
kulit) dan pencegahan agar tidak terjadi kecacatan yang lebih parah (pencegahan sekunder dan
pengelolaan ulkus/gangren diabetik yang sudah terjadi).
Upaya Pencegahan Primer
Perawatan kaki merupakan sebagian dari upaya pencegahan primer pada pengelolaan
kaki diabetic yang bertujuan untuk mencegah terjadinya luka.
Upaya pencegahan primer antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Penyuluhan kesehatan DM, komplikasi dan kesehatan kaki


Status gizi yang baik dan pengendalian DM
Pemeriksaan berkala DM dan komplikasinya
Pemeriksaan berkala kaki penderita
Pencegahan/perlindungan terhadap trauma-sepatu khusus
Higiene personal termasuk kaki
Menghilangkan factor biomekanis yang mungkin menyebabkan ulkus
Pencegahan sekunder
Pengelolaan holistic ulkus/gangren diabetic
Pengelolaan ulkus diabetik yang optimal:
Kontrol metabolik. Kadar glukosa darah pasien diusahakan agar selalu senormal
mungkin untuk memperbaiki berbagai faktor terkait hiperglikemia yang dapat menghambat

penyembuhan luka. Umunya diperlukan insulin untuk menormalkan kadar gula darah. Status
nutrisi harus diperhatikan dan diperbaiki. Karena nutrisi yang baik justru membantu kesembuhan
luka. Berbagai hal lain juga harus diperhatikan dan diperbaiki, seperti kadar albumin serum,
kadar HB dan kadar oksigenasi jaringan. Demikian juga fungsi ginjalnya. Semua faktor tersebut
akan dapat menghambat kesembuhan luka .
Kontrol vaskular. Kedaan vaskular yang buruk tentu akan menghambat kesembuhan
luka. Umumnya pembuluh darah perifer dapat dikenali melalui berbagai cara sederhana seperti:
warna dan suhu kulit, perabaan arteri dorsalis pedis dan arteri tibialis posterior serta ditambah
pengukuran tekanan darah. Disamping itu saat ini juga tersedia berbagai fasilitas mutakhir untuk
mengevaluasi kedaan pembuluh darah dengan cara non-invasif maupun yang invasif dan
semiinvasif, seperti pemeriksaan ankle brachial index, ankle pressure, toe pressure, TcPO2,dan
pemeriksaan echodopplerdan kemudian pemeriksaan arteriografi.
Setelah dilakukan diagnosis keadaan vaskulernya, dapat dilakukan pengelolaan untuk
kelainan pembuluh darah perifer dari sudut vaskuler yaitu berupa:
Modifikasi faktor Resiko
a) Stop merokok
b) Memperbaiki berbagai faktor resiko terkait aterosklerosis
-hiperglikemia
-hipetensi
-dislipidemia
Walking program Latihan kaki merupakan domain usaha yang dapat diisi oleh jajaran
rehabilitasi medik.
Dasar-dasar dari pengobatan diabetes adalah kepatuhan terhadap diit, olahraga, dan obatobat antibiotika. Mengatur makanan ber-diit merupakan usaha pertama dalam mengontrol
penyakit ini disamping olahraga dan obat-obatan.
a) Terapi farmakologis
Jika mengacu pada berbagai penelitian yang sudah dikerjakan pada kelaian akibat
aterosklerosis ditempat lain (jantung, otak), mungkin obat seperti aspirin dan lain sebagainya
yang jelas dikatakan bermanfaat, akan bermanfaat pula untuk pembuluh darah kaki penyandang
DM. Tetapi sampai saat ini belum ada bukti yang cukup kuat untuk menganjurkan pemakaian
obat secara rutin guna memperbaiki pasien pada penyakit pembuluh darah kaki penyandang DM.
b) Revaskularisasi

Jika kemungkinan proses penyembuhan luka rendah atau jikalau ada klaudikasio
intermiten yang hebat, tindakan revaskularisasi dapat dianjurkan. Sebelum tindakan
revaskularisasi diperlukan pemeriksaan arteriografi untuk mendapatkan pembuluh darah yang
lebih jelas, sehingga dokter ahli baedah vaskular dapat lebih mudah melakukan rencana tindakan
dan mengerjakanya.
Dengan berbagai tekhnik bedah tersebut, vaskularisasi daerah distal dapat diperbaiki,
sehingga hasil pengelolaan ulkus diharapkan lebi baik. Paling tidak faktor vaskular lebih
memadai, sehingga kesembuhan luka tinggal tergantung pada berbagai faktor lain yang juga
masih banyak jumlahnya.
Terapi hiperbarik dilaporkan juga bermanfaat untuk memperbaiki vaskularisasi dan
oksigenasi jaringan luka pada kaki diabetes sebagai terapi ajuvan. Wlaupun demikian masih
banyak kendala untuk menerapkan terapi hiperbarik secara rutin pada pengelolaan umum kaki
diabetes.
Upaya pencegahan bagi penyandang diabetes yang belum mengalami komplikasi kaki
diabetik dapat dilakukan dengan cara mengendalikan kadar gula darah selalu mendekati nilai
normal. Hal ini karena komplikasi diabetes dapat dicegah, ditunda, atau diperlambat dengan
mengendalikan
kadar
gula
darah.
Ada empat hal utama yang dapat anda lakukan untuk mengendalikan kadar gula darah, yaitu:
1. Pengaturan makan/diet dengan penekanan pada pentingnya keteraturan makan dalam hal

jadwal makan, jenis, dan jumlah makanan.


2. Olahraga/aktivitas fisik secara teratur yakni 3-5 kali seminggu selama 30-60 menit.
3. Pengobatan yang sesuai petunjuk dokter bila gula darah tidak dapat dikendalikan dengan

pengaturan pola makan dan latihan fisik.


4. Evaluasi kesehatan dengan melakukan evaluasi medis secara lengkap meliputi

pemeriksaan fisik, riwayat penyakit, dan pemeriksaan laboratorium.


Sementara bagi penyandang diabetes yang telah terlanjur mengalami komplikasi kaki
diabetik, tetap harus mengendalikan kadar gula darah dan ditambah dengan perawatan kaki yang
baik. Jika terjadi luka, harus ditangani segera oleh tenaga medis. Dokter akan memberikan
antibiotik jika luka anda telah mengalami infeksi. Jangan merawat sendiri luka anda, karena jika
terjadi salah penanganan dapat menyebabkan luka meluas dan infeksi menyebar sehingga dapat
menimbulkan gangren (pembusukan) yang selanjutnya perlu dilakukan amputasi.
Hal terpenting yang perlu diperhatikan setiap penyandang diabetes adalah mencegah

terjadinya luka pada kaki, sehingga kemungkinan timbulnya komplikasi kaki diabetik dapat
dicegah. Pada akhirnya, kemungkinan infeksi yang meluas sampai berkembang menjadi gangren
dan risiko amputasi dapat dihindari.
Beberapa tindakan bedah khusus diperlukan dalam pengelolaan kaki diabetik ini, sesuai
indikasi dan derajat lesi yang dijumpai seperti :
1. Insisi : abses atau selullitis yang luas
2. Eksisi : pada kaki diabetik derajat I dan II
3. Debridement/nekrotomi : pada kaki diabetik derajat II, III, IV dan V
4. Mutilasi : pada kaki diabetik derajat IV dan V
5. Amputasi : pada kaki diabetik derajat V
G. Perawatan Kaki Diabetes
Perawatan penderita DM selain memperhatikan gizi yang seimbang sesuai kebutuhan zat
gizi, olahraga teratur, jadwal pengaturan makan juga harus diperhatikan adalah kebersihan diri
terutama perawatan pada bagian perifer dari tubuh yaitu tangan dan kaki. Oleh karena itu sangat
penting bagi penderita untuk menjaga dari kemungkinan luka terkena pisau, gunting, paku atau
lainnya.
Penderita DM beresiko terhadap ulkus diabetik karena ; sirkulasi darah kaki kurang baik,
indera rasa kedua kaki berkurang sehingga kaki mudah terluka, daya tahan tubuh terhadap
infeksi menurun.
Perawatan yang harus dilakukan pada penderita kaki diabetes :
1. Periksa kaki setiap hari, apakah ada kulit retak, melepuh, luka, perdarahan. Gunakan cermin
untuyk melihat bagian bawah kaki, atau minta bantuan oranglain untuk memeriksa.
2. Bersiuhkan kaki setiap hari pada waktu mandi dengan air bersih dan sabun mandi. Bila perlu
gosok kaki dengan sikat lunak atau batu apung. Keringkan kaki dengan handuk bersih, lembut,
yakinkan daerah sela-sela jari kaki dalam keadaan kering, terutama sela jari ketiga-keempat dan
keempat-kelima.
3. Berikan pelembab atau lotion pada daerah kaki yang kering, tetapi tidak pada sela-sela jari kaki.
Pelembab gunanya untuk menjaga agar kulit tidak retak.
4. Gunting kukiu kaki lurus mengikuti bentuk normal jari kaki, tidak terlalu pendek atau terlalu
dekat dengan kulit, kemudian kikir agar kuku tidak tajam. Bila penglihatan kurang baik minta
bantuan oranglain untuk memotong kuku atau mengikir kuku setiap dua hari sekali. Hindarkan
terjadi lukan pada jaringan sekitar kuku. Ila kuku keras sulit untuk dipotong, rendam kaki dengan

air hangat kuku (37 C) selama kurang lebih 5 menit, bersihkan dengan sikat kuku, sabun air
bersih. Bersihkan kuku setiap hari pada waktu mandi an berikan cream pelembab kuku.
5. Memakai las kaki sepatu atau sandal untuk melindungi kaki agar gtidak terjadi luka, jugfa
didalam rumah.
6. Gunakan sepatu ataua sandal yang baik yang sesuai untuk ukurtan dan enak untuk dipakai,
dengan ruang dalam sepatu yang cukup untuk jari-jari. Pakalilah kaus/stoking yang pas dan
bersih terbuat dari bahan yang mengandung katun. Syarat sepatu yang baik untuk kaki diabetic:
-Ukuran : -sepatu lebih dalam
-panjang sepatu inchi lebih panjang dari jari-jaroi kaki terpanjang saat berdiri
(sesuai cetakan kaki)
-Bentuk : ujung tidak runcing
Tinggi tumit kuranmg dari 2 inchi
-Bagian dalam bawah (insole) tidak kasar dan licin, terbuat dari bahan busa karet, plastic dengan
tebal 10-12mm.
7. Periksa sepatu sebelum duipakai, apakah ada kerikil, benda-benda tajam seperti jarum
dan
duri. Lepas sepatu setiap 4-6 jam serta pergerakan pergelangan dan jari-jari kaki agar sirkulasi
darah tetap b aik teritama pada pemakaina sepatu baru,
8. Bila ada luka kecil, obati luka dan tutup dengan pembalut bersih. Periksa apakah ada tanda-tanda
radang.
9. Segera ke dokter bila kaki mengalami luka
10. Periksakan kaki kedokter secara rutin.
Cara memilih sepatu bagi penderita kaki diabetes :
inchi lebih panjang dari jari kaki.1.

Ukuran : jangan terlalu sempit/longgar,

2.

Bentuk : ujung sepatu jangan runcing, tinggi tumit < 2 inchi.

3.

Bahan sepatu terbuat dari bahan yang lembut.

4.

Insole terbuat dari bahan yang tidak licin.

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Hal-hal yang tidak boleh dilakukan pada penderita kaki diabetes :


Jangan merendam kaki
Jangan pergunakan botol panas atau peralatan listrik untuk memanaskan kaki
Jangan gunakan batu/silet untyk mengurangi kapalan (callus)
Jangan merokok
Jangan pakai sepatu atau kaos kaki sempit
Jangan menggunakan obat-obat tanpa anjuran dokter untuk menghilangkan mata ikan

7. Jangan gunakan sikat atau pisau untuk kaki


8. Jangan membiarkan luka kecil di kaki, sekecil apapun luka tersebut
Apa yang dilakukan bila kaki terluka ?
1.

Bila luka kecil : bersihkan dengan anti septik, tutup luka dengan kasa steril dan bila
waktu 2 hari tidak sembuh segera periksa ke dokter.
2.

dalam

Bila luka cukup besar/kaki mengalami kelainan segera pergi kedokter


Hal-hal yang perlu dihindari sehubungan dengan perawatan kaki diabetes :

1.

Hindari terlalu sering merendam kaki.

2.

Hindari penggunaan botol panas/penghangat kaki dari listrik.

3.

Hindari penggunaan pisau/silet untuk memotong kuku/ menghilangkan kalus

4.

Hindari kaos kaki/sepatu yang terlalu sempit.

5.

Hindari rokok.
Senam kaki diabetes
Kaki diabetes mengalami gangguan sirkulasi darah dan neuropati dianjurkan
untuk melakukan latihan jasmani atau senam kaki sesuai dengan kondisi kemampuan tubuh.
Senam kaki dapat membantu memperbaiki sirkulasi darah dan memperkuat otot-otot kecil kaki
dan mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki (deformiotas). Selain itu dapat meningkatkan
kekuatan otot betis dan otot paha (Gastrocnemeus, Hamsring, Quadriceps), dan juga mengatasi
keterbatasan gerak sendi (Limitiation of joint mobility).
Latihan senam kaki dapat dilakukan dengan posisi berdiri, duduk dan tidur, dengan cara
menggerakan kaki dan sendi-sendi kaki misalnya berdiri dengan kedua tumit diangkat,
mengangkat kaki dan menurunkan kaki. Gerakan dapat berupa gerakan menekuk, meluruskan,
mengangkat, memutar keluar atau kedalam dan mencengkram pada jari-jari kaki. Latihan senam
kaki diabetes dapat dilakukan setiap hari secara teratur, sambil santai dirumah bersama keluarga,
juga waktu kaki terasa dingin, lakukan senam ulang.
Misnadiarly (2006) menjelaskan beberapa latihan senam kaki yang dapat dialakukan :

1. Duduk secara benar diatas kursi dengan meletakan kaki dilantai


2. Dengan meletakan tumit dilantai, jari-jari kedua belah kaki diluruskan keatas lalu dibengkokan
kembali kebawah sebanyak 10 kali

3. Dengan meletakan tumit dilantai, angkat telapak kaki keatas. Kemudian jari-jari kaki diletakan
dilantai dengan tumit kaki diangkat keatas. Cara ini diulangi ebanyak 10 kali.
4. Tumit kaki diletakan dilantai. Bagian depan kaki diangkat keatas dan buat putaran 360 dengan
pergerakan pada pergelangan kaki sebanyak 10kali
5. Jari-jari kaki diletakan dilantai. Tumit diangkat dan buat putaran 360 dengan pergerakan pada
pergelangan kaki sebanyak 10kali.
6. Lutut diluruskan lalu dibengkokan kembali kebawah sebanyak 10kali. Ulangi langkah ini untuk
kaki yang sebelahnya
7. Letakan sehelai kertas koran dilantai. Bentuklah kertas itu menjadi seperti bola dengan kedua
belah kaki. Kemudian, buka bola itu menjadi lembaran seperti semula menggunakan kedua belah
kaki. Cara ini dilakukan sekali saja.
H. Perawatan Luka
Perawatan luka kaki ulkus diabetes
Perlengkapan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Sarung tangan bersih


Sarung tangan steril
Penggaris milimeter disposabel
Kertas atau plastik untuk menjiplak luka (pilihan)
Lidi kapas steril
Pencahayaan adekuat
Persiapan:
Jika luka dibalut atau akan dibalut setelah pengkajian, kumpulkan suplai tambahan yang
sesuai sebelum melakukan pengkajian.
Pelaksanaan :
1. Jelaskan kepada klien apa yang akan anda lakukan, mengapa hal tersebut perlu dilakukan, dan
bagaimana klien dapat bekerjasama. Diskusikan bagaimana hasilnya akan digunakan dalam
merencanakan perwatan atau terapi selanjutnya.
2. Cuci tangan dan observasi prosedur pengendalian infeksi yang sesuai.
3. Berikan privasi klien.
4. Pasang sarung tangan bersih.
5. Jika perlu, lepaskan balutan yang ada
http://komplikasidiabetik.blogspot.com/

You might also like