You are on page 1of 2

GADAI

• Di dalam BW, gadai diatur dalam pasal 1150-1160.


• Definisi gadai terdapat dalam ketentuan pasal 1150 BW.
• Subjek Gadai :
1) Pemberi Gadai yaitu pemilik benda yang digadaikan/debitur (manusia selaku
pribadi dan badan hukum);
2) Penerima Gadai yaitu kreditur (manusia selaku pribadi, badan hukum, bank,
dan pegadaian).
• Obyek gadai:
1) Benda Bergerak Berwujud
Perhiasan, televisi, laptop, handphone, lukisan, kendaraan bermotor,dll.
2) Benda Bergerak Tidak Berwujud
Tabungan, wesel, saham, piutang, surat berharga,dll.
Nb: saham dengan warkat dari PT tertutup dapat dijadikan jaminan gadai.
Sedangkan saham tanpa warkat (scripless trading) dapat dijadikan jaminan
fidusia.
• Jenis Surat Piutang:
1) Atas nama (op naam), yaitu surat/akta yang didalamnya nama kreditur disebut
dengan jelas tanpa tambahan apa-apa. Diatur dalam pasal 1153 BW.
2) Atas bawa/kepada pembawa (aan toonder), yaitu surat/akta yang didalamnya
nama kreditur tidak disebut/disebut dengan jelas dalam akta namun dengan
tambahan kata-kata “atau pembawa”. Diatur dalam pasal 1152 ayat (1) BW.
Contoh: cek
3) Atas tunjuk/kepada pengganti (aan order) yaitu surat kuasa/akta yang
didalamnya nama kreditur ditulis dengan jelas dengan tambahan kata-kata
“atau pengganti”. Diatur dalam pasal 1152 bis BW. Contoh: wesel
• Gadai memiliki ciri kebendaan yaitu absolute, droit de suite, dan droit de
preference. Hal ini tercermin dalam ketentuan pasal 528 BW yang menyebutkan
bahwa, “Atas suatu kebendaan, seorang dapat mempunyai, baik suatu kedudukan
berkuasa, baik hak milik, hak waris, baik hak pakai hasil, baik hak pengabdian
tanah, baik hak gadai atau hipotik.”
• Adanya asas droit de suite terlihat dalam ketentuan pasal 1152 ayat (3) BW.
Sedangkan asas droit de preference terlihat dalam ketentuan pasal 1133 dan 1150
BW.
• Ciri-ciri khusus gadai :
1) Accesoir dari perjanjian pokoknya;
2) Ibezitstelling terlihat pada ketentuan 1150 dan 1152 BW;
3) Barang gadai tidak dapat dibagi-bagi sebagaimana terlihat dalam
ketentuan pasal 1160 BW;
4) Barang gadai merupakan jaminan pelunasan utang, sehingga barang gadai
tidak boleh dimiliki/dinikmati/dipakai oleh penerima gadai (kreditor).
Kreditor hanya berkedudukan sebagai houder sebagaimana terlihat dalam
ketentuan pasal 1154 BW.
• Cara menggadaikan:
1) Benda bergerak berwujud
 Perjanjian kredit (obligatoir)
Berbentuk akta di bawah tangan, akta otentik atau secara lisan.
Berdasarkan ketentuan pasal 1151 BW
 Perjanjian jaminan gadai (kebendaan)
Kreditur menyerahkan uang, debitur menyerahkan obyek gadai.
2) Benda bergerak tidak berwujud
a) Surat piutang atas nama (op naam)
 Perjanjian Kredit
 Piutang atas nama dilakukan dengan pemberitahuan oleh
pemberi gadai kepada seseorang yang berhutang kepadanya
(debitur) , bahwa tagihannya kepada debitur telah digadaikan
kepada pihak ketiga. Bentuk perjanjian atas nama ini harus
perjanjian tertulis.
utang
A → B (dengan memberikan jaminan surat
piutang atas nama antara A dengan C)

↑ utang

C
b) Surat piutang atas bawa (aan toonder)
 Perjanjian Kredit
 Penyerahan surat piutang atas bawa kepada penerima gadai.
c) Surat piutang atas tunjuk (aan order)
 Perjanjian Kredit
 Penyerahan surat piutang atas tunjuk tersebut disertai
endosemen (tulisan dibalik surat utang yang mengandung
pernyataan penyerahan pemindahan suatu tagihan kepada orang
lain yang dibubuhi tanda tangan dari orang yang
memindahkannya).
• Eksekusi Gadai :
1) Parate Executie (pasal 1155 BW) dalam gadai timbul
karena undang-undang, bukan karena perjanjian;
2) Riel Executie (pasal 1156 BW).
• Hapusnya Gadai :
1) Hapusnya perikatan pokok (perjanjian kredit) karena kredit
telah dilunasi;
2) Bila benda gadai lepas/tidak lagi berada dalam kekuasaan
pemegang gadai.

You might also like