Professional Documents
Culture Documents
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanaman Kakao
(Theobroma
cacao L.)
Produksi Kakao
di Indonesia
Permasalahan
Tanaman Kakao
Solusi
Permasalahan
Tanaman Kakao
Tujuan
Untuk
aspek
mengetahui
teknik
segala
budidaya
memperluas
wawasan
Akar
Batang
Bunga
Buah
Daun
Pembibitan
Penanaman
Panen
Pemeliharaan
Metode Penelitian
Percobaan ini disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan satu faktor
perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan terdiri atas 5 taraf konsentrasi Labana 255 C, yaitu kontrol
(P0), 2.5 ml (P1), 5 ml (P2), 7.5 ml (P3), dan 10 ml (P4) per liter per pohon. Dengan demikian
terdapat 15 satuan percobaan, dengan 2 tanaman contoh dari setiap satuan percobaan, sehingga
tanaman yang diperlukan seluruhnya sebanyak 30 tanaman.
Gambar 2. Gejala
Serangan Helopeltis
antonii pada Buah Kakao
Gambar 3. Buah
yang Terserang
Semut
Gambar 4. Buah
yang Diserang
Tupai
Tabel 7. Rata-rata Jumlah Kumulatif Pentil Kakao Sehat pada Lima Taraf
Konsentrasi Paclobutrazol pada Umur 2 hingga 20 MSPP
Tabel 8. Rata-rata Jumlah Kumulatif Buah Kakao Muda pada Lima Taraf
Konsentrasi Paclobutrazol pada Umur 2 hingga 20 MSPP.
Tabel 9. Rata-rata Jumlah Buah Kakao Masak yang Dipanen pada Lima Taraf Konsentrasi
Paclobutrazol pada Umur 19 hingga 24 MSPP
Kesimpulan
Tujuan
Mengkaji aspek teknis pengelolaan pemangkasan
tanaman kakao dalam pencapaian target produksi.
Metode
Kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan budidaya tanaman kakao dan
manajerial kebun. Metode yang dilaksanakan adalah bekerja langsung sebagai
buruh harian lepas (BHL) selama sepuluh minggu, sebagai pendamping mandor
selama tiga minggu, dan sebagai pendamping asisten afdeling atau sinder selama
tiga minggu.
Kesimpulan
Aspek-aspek yang menunjang kegiatan pengelolaan tanaman kakao di Kebun Rumpun
Sari Antan I tidak hanya meliputi aspek teknis melainkan juga aspek manajerial. Baik
aspek teknis di lapangan maupun aspek manajerial pelaksanaannya selalu berdasarkan
perencanaan yang telah dibuat dengan tujuan dapat mencapai target yang telah ditetapkan
oleh perusahaan.
Masih banyak ditemukan kesalahan teknik memangkas sehingga menghasilkan kerusakan
tanaman akibat pemangkasan. Kerusakan yang ditimbulkan berupa cabang atau ranting
pecah dan kulit terkelupas akibat pemangkasan.
Hal tersebut menyebabkan pemangkasan yang dilakukan tidak optimal. Selain itu,
pemangkas banyak melakukan kesalahan dengan memangkas cabang-cabang yang masih
produktif.
Tujuan
Untuk mengetahui keefektifan pemupukan kalium lewat daun terhadap
pembungaan dan pembuahan pada tanaman kakao. Diharapkan hasilnya
dapat membantu upaya menekan masalah kerontokan bunga dan kelayuan
pentil pada tanaman kakao.
Metode
Percobaan disusun dengan rancangan perlakuan
faktorial 2 x 3 dengan 4 ulangan secara acak
kelompok, sehingga secara keseluruhan ada 24
unit percobaan.
Tabel 2. Pengaruh interaksi pemupukan kalium lewat tanah (P) dan lewat daun (K)
terhadap pembentukan bunga
Gambar 1. Pengaruh aplikasi pupuk KCl (K1) dan KNO3 (K2) lewat daun terhadap
jumlah bunga baru/3 dompol/pohon dalam periode 2-mingguan
Tabel 3. Hasil uji varians perlakuan pupuk lewat tanah (P), lewat
daun (K)dan interaksinya (PxK) terhadap jumlah bunga baru
yang muncul dalam periode 2 mingguan
Kesimpulan
1. Pemberian pupuk lewat daun lebih efektif dan respons tanaman lebih cepat dalam
meningkatkan pembentukan bunga baru; sebaliknya pemberian pupuk lewat tanah
pengaruhnya lebih lambat.
2. Pemupukan kalium lewat daun disertai pemupukan kalium lewat tanah lebih
efektif dalam bentuk KNO3 daripada dalam bentuk KCl dalam meningkatkan
pembentukan bunga baru.
3. Dosis aplikasi pupuk kalium lewat daun 1,38 g K2O/l/ph tidak mampu
meningkatkan pembentukan pentil baru meskipun jumlah bunga baru meningkat.
4. Aplikasi kalium 85 g KCl/ph lewat tanah mampu meningkatkan pembentukan
pentil baru secara nyata.