You are on page 1of 17

BAB I

PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Kelenjar mammae / payudara (buah dada) adalah perlengkapan organ reproduksi pada
wanita dan mengeluarkan air susu. Bentuk buah dada cembung kedepan dengan puting
ditengahnya, yang terdiri atas kulit dan jaringan erektil.
Peradangan payudara atau disebut mastitis adalah suatu hal yang sangat biasa pada
wanita yang pernah hamil, namun dalam praktek sehari-hari yang tidak hamilpun terkadang
ditemukan mastitis. Mastitis hampir selalu timbul pada waktu hamil atau laktasi.
Mastitis merupakan masalah yang sering dijumpai pada ibu menyusui. Diperkirakan
sekitar 3-20% ibu menyusui dapat mengalami mastitis. Terdapat dua hal penting yang
mendasari kita memperhatikan kasus ini. Pertama, karena mastitis biasanya menurunkan
produksi ASI dan menjadi alasan ibu untuk berhenti menyusui. Kedua, karena mastitis
berpotensi meningkatkan transmisi vertikal pada beberapa penyakit (terutama AIDS).
Selama masa perkembangan tubuh, payudara juga mengalami pertumbuhan, yang
biasanya akan mencapai perkembangan maksimal ketika mencapai usia 16 18 tahun. Dalam
masa perkembangan, tubuh akan terjadi bebrapa perubahan pada payudara yang berhubungan
dengan sistem metabolism tubuh. Proses tumbuh kembang payudara dipengaruhi oleh
aktivitas dari hormon estrogen (Gilly, 2001). Salah satu akibat dari aktivitas hormon estrogen
adalah dapat menimbulkan terjadinya fibroadenoma mammae yaitu tumor jinak payudara.
Tumor jinak ini sering ditemukan pada usia reproduksi, disebabkan oleh beberapa
kemungkinan yaitu akibat sensitivitas jaringan setempat yang berlebihan terhadap esterogen.
Penyakit ini terjadi secara asimptomatik pada 25% wanita dan sering terjadi pada usia awal
reproduktif dan puncaknya adalah antara usia 15 sampai 35 tahun (Brave, 2009) Wanita yang
menderita atau pernah menderita fibroadenoma mammae.
Sarkoma adalah kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel sel yang tumbuh
terus menerus secara tidak terbatas / berlebihan (proliferasi), tidak berkoordinasi dengan
jaringan sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh,yang berasal dari jaringan mesodermal
(Tjarta, Achmad. 1973).
Payudara manusia berbentuk seperti kuncup, terutama pada nulipara yang terjadi karena
konsistensinya yang kenyal. Ada kalanya payudara manusia tidak sama besar, ini sesuatu

yang lumrah tapi kita harus waspada dan harus membedakan asimetris yang disebabkan
karena pembentukannya atau disebabkan karena pertumbuhan tumor.
Kadang-kadang benjolan pada payudara ini biasanya penuh mengisi seluruh payudara
baik salah satu payudara atau keduanya yang disebut Sarkoma Philodes. Ada kalanya
sebagian besar nyaris tidak tergendong oleh penderita . Bila hal tersebut di biarkan bisa
menjadi kanker payudara. Tumor ini umumnya terjadi pada usia 35-40 tahun.
Namun belum begitu banyak orang yang menyadari begitu bahayanya penyakit yang
disebabkan oleh sarkoma, hal ini tentunya sangat memprihatinkan bagi masyarakat Indonesia.
Hal ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya kurangnya pengetahuan tentang
penyakit sarkoma dan pendidikan yang belum merata dimasyarakat Indonesia.
Oleh karena itu sangatlah diharapkan melalui referat ini agar masyarakat luas
memahami tentang sarkoma dan mendeteksi dini terjadinya sarkoma dengan melakukan
SADARI atau paling tidak hanya sekedar mengetahui mengenai sarkoma ini, karena
pengetahuan tersebut tentunya sangat berguna bagi kita semua.

BAB II
PEMBAHASAN
A. MASTITIS
1. Definisi
Mastitis adalah

infeksi

pada

jaringan

payudara

yang

menyebabkan

nyeri,

pembengkakan dan kemerahan pada payudara dan sering terjadi pada hari ke-10 dan hari ke28, biasanya gejalanya disertai dengan demam dan menggigil. Mastitis paling sering
menyerang wanita yang sedang menyusui, disebut juga dengan masitits laktasi. Namun,
terkadang mastitis juga menyerang perempuan yang sedang tidak menyusui. Pada kebanyakan
kasus, mastitis laktasi menyerang pada tiga bulan pertama setelah melahirkan (postpartum),
tetapi dapat juga terjadi selama menyusui. Tapi seorang ibu masih bisa terus menyusui
bayinya saat mastitis.

2.

Jenis-Jenis Mastitis
Ada 4 jenis mastitis yaitu
mastitis puerparalis epidemic, mastitis maninfeksosa, mastitis subklinis. Mastitis infeksiosa.
Ke empat jenis ini muncul dalam kondisi yang juga berbeda. Diantaranya adalah sebagai
berikut :
1) Mastitis Puerparalis Epidemik
Mastitis puerparalis epidemic ini biasanya timbul bila pertama kali bayi dan ibunya
terpajan pada organisme yang tidak dikenal atau verulen. Masalah ini paling sering terjadi
di rumah sakit, dari infeksi silang atau bekesinambungan strain resisten.
2) Mastitis Moninfesiosa
Mastitis moninfeksiosa bila ASI tidak keluar dari sebagian atau seluruh payudara,
produksi ASI melambat dan aliran terhenti, namun proses ini membutuhkan waktu
beberapa hari dan tidak akan selesai dalam 2 3 minggu. Untuk sementara waktu,
akumulasi ASI dapat menyebabkan respons peradangan
3) Mastitis Subklinis
Mastitis subklinis telah diuraikan sebuah kondisi yang disebut mastitis subklinis. Dapat
disertai dengan pengeluaran ASI yang tidak adekuat, sehingga produksi ASI sangat
berkurang sampai sampai di bawah 400 ml/hari
4) Mastitis Infeksiosa
Mastitis infeksiosa terjadi bila siasis ASI tidak sembuh dan proteksi oleh faktor imun
dalam ASI dan oleh respons respons inflamasi. Secara formal ASI segar bukan

merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri. (Bertha, 2002).


3. Etiologi

Pada umumnya yang dianggap porte dentree dari kuman penyebab adalah putting susu
yang luka atau lecet dan kuman perkontinuitatum menjalar ke duktus-duktus dan sinus.
Sebagian beasr yang ditemukan pada pembiakan pus ialah stavilokokus aureus. Penyebab
mastitis diantaranya :
1) Payudara bengkak yang tidak disusui secara adekuat
2) Putting susu lecet akan memudahkan masuknya kuman
3) BH yang terlalu ketat, mengakibatkan segmental engorgement
4) Ibu yang diet jelek, kurang istirahat, dan anemi akan mudah terkena infeksi
4. Patofisiologis
Terjadinya mastitis diawali dengan peningkatan tekanan di dalam duktus (saluran ASI)
akibat stasis ASI. Bila ASI tidak segera dikeluarkan maka terjadi tegangan alveoli yang
berlebihan dan mengakibatkan sel epitel yang memproduksi ASI menjadi datar dan tertekan,
sehingga permeabilitas jaringan ikat meningkat. Beberapa komponen (terutama protein
kekebalan tubuh dan natrium) dari plasma masuk ke dalam ASI dan selanjutnya ke jaringan
sekitar sel sehingga memicu respons imun. Stasis ASI, adanya respons inflamasi, dan
kerusakan jaringan memudahkan terjadinya infeksi.
Terdapat beberapa cara masuknya kuman yaitu melalui duktus laktiferus ke lobus
sekresi, melalui puting yang retak ke kelenjar limfe sekitar duktus (periduktal) atau melalui
penyebaran hematogen (pembuluh darah). Organisme yang paling sering adalah
Staphylococcus aureus, Escherecia coli dan Streptococcus. Kadangkadang ditemukan pula
mastitis tuberkulosis yang menyebabkan bayi dapat menderita tuberkulosa tonsil. Pada daerah
endemis tuberkulosa kejadian mastitis tuberkulosis mencapai 1%.
Faktor risiko terjadinya mastitis antara lain:
a) Terdapat riwayat mastitis pada anak sebelumnya.
b) Puting lecet. Puting lecet menyebabkan timbulnya rasa nyeri yang membuat kebanyakan
ibu menghindari pengosongan payudara secara sempurna.
c) Frekuensi

menyusui

yang

jarang

atau

waktu

menyusui

yang

pendek.

Biasanya mulai terjadi pada malam hari saat ibu tidak memberikan bayinya minum
sepanjang malam atau pada ibu yang menyusui dengan tergesa-gesa.
d) Pengosongan payudara yang tidak sempurna
e) Pelekatan bayi pada payudara yang kurang baik. Bayi yang hanya mengisap puting (tidak
termasuk areola) menyebabkan puting terhimpit diantara gusi atau bibir sehingga aliran
ASI tidak sempurna.
f) Ibu atau bayi sakit.
g) Frenulum pendek.
h) Produksi ASI yang terlalu banyak.
i) Berhenti menyusu secara cepat/ mendadak, misalnya saat bepergian.
j) Penekanan payudara misalnya oleh bra yang terlalu ketat atau sabuk pengaman pada
mobil.

k) Sumbatan pada saluran atau muara saluran oleh gumpalan ASI, jamur,serpihan kulit, dan
lain-lain.
l) Penggunaan krim pada puting.
m) Ibu stres atau kelelahan.
n) Ibu malnutrisi.
5. Tanda Gejala
Jika sudah terinfeksi, payudara akan bengkak dan terasa nyeri, terasa keras saat diraba
dan tampak memerah. Permukaan kulit dari payudara yang terkena infeksi juga tampak
seperti pecah-pecah. Badan demam seperti terserang flu. Namun bila karena sumbatan tanpa
infeksi, biasanya badan tidak terasa nyeri dan tidak demam. Pada payudara juga tidak teraba
bagian yang keras dan nyeri, serta merah.
Tanda-tanda dan gejala mastitis dapat muncul tiba-tiba dan bisa mencakup:
1)
2)
3)
4)
5)
6)

Payudara hangat bila disentuh,


Perasaan sakit,
Pembengkakan payudara,
Nyeri atau rasa panas terus menerus atau saat menyusui,
Kulit kemerahan,
Demam dengan suhu 38,3 C atau lebih.
Mastitis walaupun biasanya terjadi dalam beberapa minggu pertama menyusui, hal ini

bisa terjadi setiap saat selama menyusui. Mastitis cenderung hanya menyerang satu payudara
bukan kedua payudara.
6. Pencegahan
Mastitis bisa dihindari jika ibu yang baru melahirkan cukup istirahat dan bisa secara
teratur menyusui bayinya agar payudara tidak menjadi bengkak. Gunakan BH yang sesuai
dengan ukuran payudara. Serta usahakan untuk selalu menjaga kebersihan payudara dengan
cara membersihkan dengan kapas dan air hangat sebelum dan sesudah menyusui. Usahakan
payudara tetap kering sehabis menyusui.
Pengurutan payudara sebelum laktasi merupakan salah satu tindakan yang sangat efektif
untuk menghindari terjadinya sumbatan pada duktus. Usahakan untuk selalu menyusui
dengan posisi dan sikap yang benar. Kesalahan sikap saat menyusui dapat menyebabkan
terjadinya sumbatan duktus. Menggunakan penyangga bantal saat menyusui cukup membantu
menciptakan posisi menyusui yang lebih baik.
7. Pengobatan
Segera setelah mastitis ditemukan pemberian susu pada bayi dihentikan dan diberikan
pengobatan sebagai berikut :
1) Berikan kloksasilin 500 mg setiap 6 jam selama 10 hari.
2) Sangga payudara
3) Kompres dingin
4) Bila diperlukan berikan parasetamol 500 mg per oral setiap 4 jam.
5) Ikuti perkembangan 3 hari setelah pemberian pengobatan. Bila ada abses, nanah perlu
dikeluarkan dengan sayatan sedikit mungkin pada abses, dan nanah dikeluarkan sesudah
itu dipasang pipa ketengah abses, agar nanah bisa keluar. Untuk mencegah kerusakan

pada duktus laktiferus sayatan dibuat sejajar dengan jalannya duktus-duktus. Atau jika
terdapat masa padat, mengeras dibawah kulit yang kemerahan :
1) Berikan antibiotik kloksasilin 500 mg per oral 4 kali sehari selama 10 hari atau
eritromisin 250 mg per oral 3 kali sehari selama 10 hari.
2) Drain abses :
a) Anestesi umum dianjurkan
b) Lakukan insisi radial dari batas puting ke lateral untuk menghindari cidera atau
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)

duktus
Gunakan sarung tangan steril
Tampon longgar dengan kasa
Lepaskan tampon 24 jam ganti dengan tampon kecil
Jika masih banyak pus tetap berikan tampon dalam lubang dan buka tepinya
Yakinkan ibu tetap menggunakan kutang
Berikan paracetamol 500 mg bila perlu
Evaluasi 3 hari

Penangan Dan Peran Bidan


1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)

Payudara dikompres dengan air hangat.


Untuk mengurangi rasa sakit dapat diberikan pengobatan analgetika.
Untuk mengatasi infeksi diberikan antibiotika.
Bayi mulai menyusu dari payudara yang mengalami peradangan.
Anjurkan ibu selalu menyusui bayinya
Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi dan istirahat cukup.
Konseling suportif
Mastitis merupakan pengalaman yang sangat nyeri dan membuat frustrasi, dan membuat
banyak wanita merasa sangat sakit. Selain dengan penanganan yang efektif dan
pengendalian nyeri, wanita membutuhkan dukungan emosional. Ibu harus diyakinkan
kembali tentang nilai menyusui; yang aman untuk diteruskan; bahwa ASI dari payudara
yang terkena tidak akan membahayakan bayinya; dan bahwa payudaranya akan pulih baik

bentuk maupun fungsinya.


8) Pengeluaran Asi Dengan Efektif
Dengan membantu ibu memperbaiki kenyutan bayi pada payudara, mendorong untuk
sering menyusui, sesering dan selama bayi menghendaki, tanpa pembatasan, bila perlu
peras ASI dengan tangan atau dengan pompa atau botol panas, sampai menyusui dapat
dimulai lagi.
B. FIBROADENOMA MAMMAE
1. Pengertian
Fibroadenoma Mammae ( FAM ) adalah suatu kelainan struktur anatomis yang
disebabkan oleh tumbuhnya jaringan, atau neoplasma jinak yang terutama pada wanita muda
(R.Sjamsuhidajat, 1998 : 541)
FAM adalah suatu tumor yang terdapat pada payudara dengan konsistensi padat, kenyal,
dapat digerakkan dari jaringan sekitarnya, yang mempunyai bentuk bulat atau lonjong, dan
berbatas tegas ( Soelarto R, 1995 : 355 ).

FAM adalah tumor jinak dan berbatas tegas dengan konsistensi padat dan kenyal,
penanganannya dengan pengangkatan tumor kemudian specimen diperiksa untuk mengetahui
adanya keganasan ( Sylvia A. Price, 1995 : 1141 )

Fibroadenoma
mammae adalah
tumor jinak yang
sering terjadi di
payudara.
Benjolan tersebut berasal dari jaringan fibrosa (mesenkim) dan jaringan glanduler (epitel)
yang berada di payudara, sehingga tumor ini disebut sebagai tumor campur (mix tumor),
tumor tersebut dapat berbentuk bulat atau oval, bertekstur kenyal atau padat, dan biasanya
nyeri, Fibroadenoma ini dapat kita gerakkan dengan mudah karena pada tumor ini terbentuk
kapsul sehingga dapat bergerak, sehingga sering disebut sebagai breast mouse.Banyak
terjadi pada wanita usia 20 25 tahun.
Fibroadenoma adalah suatu tumor jinak yang merupakan pertumbuhan yang meliputi
kelenjar dan stroma jaringan ikat. Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak pada payudara
yang bersimpai jelas, berbatas jelas, soliter, berbentuk benjolan yang dapat digerakkan.
2. Klasifikasi Fibroadenoma Mammae
Secara sederhana fibroadenoma dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam:
1) Common Fibroadenoma
Common fibroadenoma
memiliki ukuran 1-3 cm, disebut juga dengan simple
fibroadenoma. Sering ditemukan pada wanita kelompok umur muda antara 21-25 tahun.
Ketika fibroadenoma dapat dirasakan sebagai benjolan, benjolan itu biasanya berbentuk
oval atau bulat, halus, tegas, dan bergerak sangat bebas. Sekitar 80% dari seluruh kasus
fibroadenoma yang terjadi adalah fibroadenoma tunggal.
2) Giant Fibroadenoma
Giant fibroadenoma adalah tumor jinak payudara yang memiliki ukuran dengan diameter
lebih dari 5 cm. Secara keseluruhan insiden giant fibroadenoma sekitar 4% dari seluruh
kasus fibroadenoma. Giant fibroadenoma biasanya ditemui pada wanita hamil dan
menyusui. Giant fibroadenoma ditandai dengan ukuran yang besar dan pembesaran massa
enkapsulasi payudara yang cepat. Giant fibroadenoma dapat merusak bentuk payudara
dan menyebabkan tidak simetris karena ukurannya yang besar, sehingga perlu dilakukan
pemotongan dan pengangkatan terhadap tumor ini.
3) Juvenile Fibroadenoma

Juvenile fibroadenoma biasa terjadi pada remaja perempuan, dengan insiden 0,5-2% dari
seluruh kasus fibroadenoma. Sekitar 10-25% pasien dengan juvenile fibroadenoma
memiliki lesi yang multiple atau bilateral. Tumor jenis ini lebih banyak ditemukan pada
orang Afrika dan India Barat dibandingkan pada orang Kaukasia.
3. Etiologi
Penyebab sesungguhnya dari fibroadenoma mammae, namun diketahui bahwa pengaruh
hormonal sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dari fibroadenoma mammae, hal ini
diketahui karena ukuran fibroadenoma dapat berubah pada siklus menstruasi atau pada saat
kehamilan. Perlu di ingat bahwa tumor ini adalah tumor jinak, dan fibroadenoma ini sangat
jarang atau bahkan sama sekali tidak dapat menjadi kanker atau tumor ganas.
Fibroadenoma mammae biasanya terjadi pada wanita usia muda, yaitu pada usia sekitar
remaja atau sekitar 20 tahun. Berdasarkan laporan dari NSWBreats Cancer Institute,
fibroadenoma umumnya terjadi pada wanita dengan usia21-25 tahun, kurang dari 5% terjadi
pada usia di atas 50, sedangkan prevalensinya lebih dari 9% populasi wanita terkena
fibroadenoma. Sedangkan laporan dari Western Breast Alliance, fibroadenoma terjadi pada
wanita dengan umur antara 15 dan 25 tahun, dan lebih dari satu dari enam (15%) wanita
mengalami fibroadenoma dalam hidupnya. Namun, kejadianfibroadenoma dapat terjadi pula
wanita dengan usia yang lebih tua atau bahkansetelah menopause, tentunya dengan jumlah
kejadian yang lebih kecil disbanding pada usia muda.
4. Patofisiologi
Fibroadenoma merupakan tumor jinak payudara yang sering ditemukan pada masa
reproduksi yang disebabkan oleh beberapa kemungkinan yaitu akibat sensitivitas jaringan
setempat yang berlebihan terhadap hormon estrogen sehingga kelainan ini sering digolongkan
dalam mamary displasia. Fibroadenoma biasanya ditemukan pada kuadran luar atas,
merupakan lobus yang berbatas jelas, mudah digerakkan dari jaringan di sekitarnya.
Fibroadenoma mammae biasanya tidak menimbulkan gejala dan ditemukan secara
kebetulan. Fibroadenoma biasanya ditemukan sebagai benjolan tunggal, tetapi sekitar 10%15% wanita yang menderita fibroadenoma memiliki beberapa benjolan pada kedua payudara.
5. Tanda dan Gejala
Pertumbuhan fibroadenoma mammae umumnya tidak menimbulkan rasa sakit, hanya
ukuran dan tempat pertumbuhannya yang menyebabkan nyeri pada mammae. Pada saat
disentuh kenyal seperti karet Benjolan mudah digerakkan, batasnya jelas dan bisa dirasakan
pada SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) Teraba kenyal karena mengandung kolagen
(serat protein yang kuat yang ditemukan didalam tulang rawan, urat daging dan kulit).
1) Secara makroskopik : tumor bersimpai, berwarna putih keabu-abuan, pada penampang
tampak jaringan ikat berwarna putih, kenyal
2) Ada bagian yang menonjol ke permukaan
3) Ada penekanan pada jaringan sekitar
4) Ada batas yang tegas
5) Bila diameter mencapai 10 15 cm muncul Fibroadenoma raksasa (Giant Fibroadenoma).
6) Benjolan dapat digerakkan
7) Pertumbuhannya lambat
8) Mudah diangkat dan bila segera ditangani tidak menyebabkan kematian.
6. Pencegahan dan deteksi dini

1) Faktor-faktor resiko
2) Pemerikasaan payudara sendiri (SADARI), caranya yaitu:
a) Berdiri di depan cermin, perhatikan payudara. Dalam keadaan normal, ukuran
payudara kiri dan kanan sedikit berbeda. Perhatikan perubahan perbedaan ukuran
antara payudara kiri dan kanan dan perubahan pada puting susu (misalnya tertarik ke
dalam) atau keluarnya cairan dari puting susu. Perhatikan apakah kulit pada puting
susu berkerut.
b) Masih berdiri di depan cermin, kedua telapak tangan diletakkan di belakang kepala
dan kedua tangan ditarik ke belakang. Dengan posisi seperti ini maka akan lebih
mudah untuk menemukan perubahan kecil akibat kanker. Perhatikan perubahan
bentuk dan kontur payudara, terutama pada payudara bagian bawah.
c) Kedua tangan di letakkan di pinggang dan badan agak condong ke arah cermin, tekan
bahu dan sikut ke arah depan. Perhatikan perubahan ukuran dan kontur payudara.
d) Angkat lengan kiri. Dengan menggunakan 3 atau 4 jari tangan kanan, telusuri
payudara kiri. Gerakkan jari-jari tangan secara memutar (membentuk lingkaran kecil)
di sekeliling payudara, mulai dari tepi luar payudara lalu bergerak ke arah dalam
sampai ke puting susu. Tekan secara perlahan, rasakan setiap benjolan atau massa di
bawah kulit. Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan cara
mengangkat lengan kanan dan memeriksanya dengan tangan kiri.Perhatikan juga
daerah antara kedua payudara dan ketiak.
e) Tekan puting susu secara perlahan dan perhatikan apakah keluar cairan dari puting
susu. Lakukan hal ini secara bergantian pada payudara kiri dan kanan.
f) Berbaring terlentang dengan bantal yang diletakkan di bawah bahu kiri dan lengan kiri
ditarik ke atas. Telusuri payudara kiri dengan menggunakan jari-jari tangan kanan.
Dengan posisi seperti ini, payudara akan mendatar dan memudahkan pemeriksaan.
g) Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan meletakkan bantal di bawah
bahu kanan dan mengangkat lengan kanan, dan penelusuran payudara dilakukan oleh
jari-jari tangan kiri.
Pemeriksaan no. 4 dan 5 akan lebih mudah dilakukan ketika mandi karena dalam
keadaan basah tangan lebih mudah digerakkan dan kulit lebih licin.
3) Pemeriksaan klinik
4) Mammografi
5) Melaporkan tanda dan gejala pada ahli untuk mendapat perawatan
7. Treatment / Pengobatan
Terapi untuk fibroadenoma tergantung dari beberapa hal sebagai berikut:
1)
2)
3)
4)

Ukuran
Terdapat rasa nyeri atau tidak
Usia pasien
Hasil biopsy
Terapi dari fibroadenoma mammae dapat dilakukan dengan operasi pengangkatan

tumor tersebut, biasanya dilakukan general anaesthetic pada operasi ini. Operasi ini tidak
akan merubah bentuk dari payudara, tetapi hanya akan meninggalkan luka atau jaringan parut
yang nanti akan diganti oleh jaringan normal secara perlahan

C. KISTA SARCOMA FILODES


1. Pengertian
Kista sarcoma filodes merupakan suatu neoplasma jinak yang bersifat menyusup sel
local dan dapat menjadi ganas 10 % - 15 %.
Kista sarcoma filodes adalah fibroadenoma yang tumbuh meliputi seluruh mamae, ada
kalanya bertambah besar, hampir tidak tergendong oleh penderita
(Prawirohardjo,sarwono.1997:485).
Tumor filodes (Cista sarcoma philodes) ialah tumor dengan pola Fibromaadenoma
mamae tetapi stromanya yang lebih seluler.

2. Etiologi
Etiologi kistosarkoma fillodes belum diketahui secara pasti, namun beberapa hal yang
diduga dapat mempengaruhi terjadinya tumor ini antara lain :
1) Kontrasepsi hormonal (terutama estrogen)
2) Pernah mengalami radiasi di daerah dada ( lingkungan )
3) Adanya keturunan ca mammae (genetik)
4) Wanita usia 35 40 tahun, resiko semakin meningkat pada keadaan :
a) Orang tua ( ibu ) pernah menderita Ca mammae terutama pada usia relatif muda.
b) Anggota keluarga menderita Ca mammae
c) Sebelumnya pernah menderita penyakit tumor / kanker
d) Penderita tumor jinak payudara
e) Kehamilan pertama terjadi sesudah umur 35 tahun.
3. Patofisiologi
Bermula dari intralobular stroma dan jarang disebabkan oleh fibroadenoma. tumor
payudara ini biasanya tumbuh cepat, terkadang jinak, terkadang di batas antara jinak dan
ganas dan terkadang ganas.
Tumor filodes (sistosarkoma filoides) merupakan suatu neoplasma jinak yang bersifat
menyusup (invasive) secara local dan dapat menjadi ganas (10-15%). Pertumbuhannya cepat
dan dapat ditemukan dalam ukuran yang besar. Tumor ini terdapat pada semua usia, tetapi
kebanyakan terdapat pada usia sekitar 45 tahun.
Tumor filodes ini dapat berukuran kecil sekitar 3-4 cm, dan dapat pula dalam ukuran
yang sangat besar dan membuat payudara menjadi besar (bengkak).
Tumor filodes merupakan neoplasma non-epitelial payudara yang paling sering terjadi,
meskipun hanya mewakili 1% dari tumor payudara.Tumor ini memiliki tekstur halus, berbatas

tajam dan biasanya bergerak secara bebas.Tumor ini adalah tumor yang relatif besar, dengan
ukuran rata-rata 5 cm. Namun, lesi yang > 30 cm pernah dilaporkan.
4. Tanda dan Gejala
Adapun tanda dan gejala dari kista sarcoma filodes yaitu:
a) Kulit di atas tumor mengkIiap, regang, tipis, merah dan pembuluh-pembuluh balik
melebar & panas.
b) Jarang terjadi mestastasis (pembesaran kelenjar regional) hal ini yang menjadi petunjuk
untuk membedakan tumor ini dari kanker karena jarang sekali kita menemukan kanker
payudara dengan ukuran diameter 10 15 cm yang tidak bermestastasis dan
menginfiltrasi kulit atau toraks.
c) Tumor tumbuh cepat, nekrosis dan radang pada kulit
5. Deteksi Dini
Sadari
Sadari adalah pemeriksaan payudara yg di lakukan sendiri oleh tiap wanita dengan cara
tertentu secara berkala tiap bulan. Sadari dapat membantu menemukan kelainan atau penyakit
payudara yang kemudian harus di pastikan oleh dokter. Waktu yang paling tepat untuk
melakukan sadari adalah sekitar semiggu setelah hari terakhir menstruasi dengan cara:
a) Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan pada payudara.Biasanya
kedua payudara tidak sama besar, putting tidak terletak pada ketinggian yang
sama.Perhatikan apakah terdapat keriput, lekukan atau putting susu tertarik ke dalam. Bila
terdapat kelainan itu atau keluar cairan atau darah dari putting susu segeralah pergi ke
dokter
b) Letakkan

kedua

lengan

di

atas

kepala

dan

perhatikan

kembali

kedua

payudara.Bungkukkan badan hingga payudara tergantung ke bawah dan periksa lagi.


c) Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tanggan kiri di belakang kepala dan
sebuah bantal di bawah bahu kiri.Rabalah payudara kiri dengan telapak dan jari jari
tangan kanan. Periksalah apakah ada benjolan pada payudara. Kemudian periksa juga
apakah ada benjolan atau pembengkakan pada ketiak kiri.
d) Periksalah dan rabalah putting susu dan sekitarnya. Pada umumnya kelenjar susu bila
diraba dengan telapak jari jari tangan akan terasa kenyal dan mudah digerakkan.Bila
terasa ada benjolan sebesar 1 cm atau lebih, segeralah pergi ke dokter. Lakukan hal yang
sama untuk payudara dan ketiak kanan

6.

Penatalaksanaan
1) Karena potensi ganas dan
lebih

radikal

fibroadenoma,
dilakukan

dari
biasanya

mastektomi,

dengan pengangkatan fasia


pektoralis
2) Pascabedah diberi radiasi
3) Usia penting dalam manajemen lesi-lesi ini. Dibawah umur 20, semuanya harus diterapi
dengan enukleasi, karena mereka hampir selalu berperilaku dalam sikap jinak
4) Terapi Bedah
Pada kebanyakan kasus cystosarcoma phylloides, melakukan eksisi luas normal,
dengan lingkaran jaringan normal.Tidak terdapat aturan tentang besarnya batas. Namun,
batas 2 cm untuk tumor kecil (< 5 cm) dan batas 5 cm untuk tumor besar (> 5 cm) telah
dianjurkan.
Lesi tidak seharusnya "dikupas keluar", seperti yang mungkin dilakukan dengan
fibroadenoma, atau angka rekurensi tanpa dapat diterima jadi meningkat.
a) Jika tumor terhadap rasio payudara cukup tinggi untuk menghindarkan hasil kosmetik
yang memuaskan dengan eksisi segmental, mastektomi total, dengan atau tanpa
rekonstruksi, adalah sebuah alternative
b) Prosedur yang lebih radikal tidak secara umum dibenarkan
c) Melakukan diseksi nodus limfatikus aksila hanya untuk nodus yang dicurigai secara
klinis. Namun, sebenarnya semua nodus ini reaktif dan tidak mengandung sel-sel
maligna

BAB III
STUDI KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. K
DENGAN FIBROADENOMA MAMMAE

Tanggal : 3 Mei 2014, Pukul 20.30


A. DATA SUBYEKTIF
1. Identitas
Nama Istri
: Ny. K

Nama Suami

:Tn.P

Umur

: 22 th

Umur

: 27 th

Agama

: Islam

Agama

: Islam

Suku/ bangsa

: Gorontalo

Suku/bangsa

: Gorontalo

Pendidikan

: SD

Pendidikan

: SD

Pekerjaan

: IRT

Pekerjaan

: Swasta

Alamat

: Wongkaditi

Alamat

: Wongkaditi

2. Status Perkawinan
Perkawinan ke-1, umur saat kawin istri 19 tahun dan suami 24 tahun
Lama perkawinan 3 tahun
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan terdapat benjolan pada payudara kiri, tidak begitu besar, bisa digerakkan
dan tidak nyeri.
4. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu merasakan benjolan saat ibu meraba payudara sewaktu mandi sore tadi.
5. Riwayat Kebidanan
-

Menarche

: 13 tahun

Siklus

: 28 hari

Teratur/ tidak

: Teratur

Lamanya

: 7 hari

Sifat darah

: cair tidak bergumpal

Dismenorhoe

: tidak pernah

Fluor Albus

: tidak ada

6. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas, anak yang lalu


No Suami Kehamilan
UK Penyulit

Persalinan
Penolong Jenis

Penyulit

Pers
1

Bidan

Spt

Anak
Jenis

KB
BBL

Umur

kelami
-

n
P

2500 22bln

suntik

bln
7. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti DM,
Asma, Hipertensi, dan tidak ada yang menderita penyakit menular seperti TBC, Hepatitis,
penyakit menular seksual
Ibu mengatakan keluarga tidak ada yang menderita penyakit kanker
8. Riwayat Kesehatan yang Lalu
Ibu tidak pernah menderita penyakit menular seperti seperti TBC, Hepatitis, penyakit
menular seksual serta tidak pernah menderita penyakit menurun seperti DM, Asma,
Hipertensi
9. Riwayat KB

Saat ini ibu menggunakan KB suntik 1 bulan, sudah 10 bulan mulai dari anak berusia 12
bulan.
10. Keadaan Psikososial
-

Ibu mengatakan sedih dengan apa yang dialaminya,

Ibu tinggal bersama suami dan 1 orang anaknya, anak berumur 22 bulan diasuh

sendiri
oleh ibu. Hubungan antar keluarga tidak ada masalah
11. Pola Personal Hygiene
Mandi 3x sehari, memakai sabun, keramas 1x seminggu, gosok gigi 3x sehari dengan
pasta gigi, ganti baju dan celana dalam 2x sehari.
12. Pola Nutrisi
Makan 3x/hari dengan porsi 1 piring sedang dengan komposisi nasi, sayur hijau, lauk
pauk bervariasi, dan kadang-kadang buah. Minum air putih 8 gelas/hari.
13. Pola Aktivitas
Ibu mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti memasak, menyapu, mengasuh anak.
14. Pola Eliminasi
BAB dan BAK tidak ada kesulitan atau gangguan. BAB 1x/ hari warna kuning,
konsistensi lunak dan tidak nyeri. BAK 5-6x/ hari warna jernih, lancar dan tidak nyeri.
15. Pola Istirahat
Ibu tidur 7 9 jam/hari. 2 jam tidur siang dan 7 jam tidur malam.
16. Pola Reproduksi dan Sexual
Ibu melakukan hubungan seksual 2X seminggu, tidak nyeri saat melakukan hubungan
B. DATA OBYEKTIF
1. Keadaan Umum
Kesadaran
Tekanan Darah
Nadi
BB/TB

Compos mentis
110/70 mmHg
88 x/menit
47 kg/150 cm

-R
- Suhu
- LILA

24x/menit
36.6 oC
23.5 cm

2. Pemeriksaan Fisik
Kulit kepala

:Rambut warna hitam,lurus,distribusi merata,bersih, mudah rontok, kulit

Muka
Mata

kepala tidak berketombe


:Bentuk oval
:Simetris, tidak oedem, conjungtiva pucat, sclera berwarna putih terdapat

Hidung
Mulut
Telinga
Leher

gambaran tipis pembuluh darah,


:Pernafasan spontan, hidung bersih
:Bibir lembab,warna hitam, tidak ada stomatitis
:Pendengaran baik, bersih, tidak ada serumen
:Tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe dan tidak ada pembesaran

Payudara

kelenjar tiroid. Tidak terdapat bendungan vena jugularis


:putting bersih, teraba benjolan pada payudara kiri hanya pada bagian
atas, dapat digerakkan, tidak terasa nyeri bila ditekan, putting susu tidak

Abdomen

ada cairan atau darah.


:Tidak terdapat bekas luka operasi ,

kandung kemih tidak teraba

fluktuasi, tidak ada nyeri tekan perut bagian bawah

Genetalia

:Vulva dan vagina tidak ada odem

Anus
Ekstremitas

:Tidak ada hemorrhoid

Atas

:Tidak ada oedem kanan/kiri

Bawah

:Tidak ada odem kanan/kiri, tidak ada varises


Reflek patella kanan/kiri +/+

C. ASSESMENT
Interpretasi Data Dasar
Diagnosa

: Ny. K dengan Fibro adenoma mammae

Data subyektif

: Ibu mengatakan terdapat benjolan pada payudara kiri, tidak begitu besar
bisa digerakkan dan tidak nyeri.

Data obyektif

: Teraba benjolan pada payudara kiri hanya pada bagian atas, dapat
digerakkan bebas dari jaringan di sekitarnya, tidak terasa nyeri bila

ditekan,
putting susu tidak ada cairan/darah
Identifikasi Masalah Potensial
Resiko benjolan bertambah besar menjadi kista sarcoma fillodes
Identifikasi Kebutuhan Segera
Kolaborasi dengan dokter
D. PELAKSANAAN
1. Melakukan pendekatan dan menjalin hubungan yang baik dengan ibu.
2. Menjelaskan pada ibu tentang keadaan penyakitnya dan rencana tindakan yang diberikan.
3. Memberikan dukungan moril pada ibu sampai kecemasan ibu berkurang.
4. Melakukan kolaborasi dengan dokter obgyne dalam pemberian resep obat.
5. Menganjurkan ibu untuk menghentikan penggunaan KB yang bersifat hormonal karena
dapat mempercepat pertumbuhan benjolan
6. Memberitahu macam-macam KB alami yang tidak mengandung hormon.
7. Menganjurkan ibu untuk banyak mengkonsumsi daging, telur, ikan, sayur hijau dan buah.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Mastitis adalah

infeksi

pada

jaringan

payudara

yang

menyebabkan

nyeri,

pembengkakan dan kemerahan pada payudara dan sering terjadi pada hari ke-10 dan hari ke28, biasanya gejalanya disertai dengan demam dan menggigil. Mastitis paling sering
menyerang wanita yang sedang menyusui, disebut juga dengan masitits laktasi. Namun,
terkadang mastitis juga menyerang perempuan yang sedang tidak menyusui.
Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang sering terjadi di payudara.
Benjolan tersebut berasal dari jaringan fibrosa (mesenkim) dan jaringan glanduler (epitel)
yang berada di payudara, sehingga tumor ini disebut sebagai tumor campur (mix tumor),
tumor tersebut dapat berbentuk bulat atau oval, bertekstur kenyal atau padat, dan biasanya
nyeri, Fibroadenoma ini dapat kita gerakkan dengan mudah karena pada tumor ini terbentuk
kapsul sehingga dapat bergerak, sehingga sering disebut sebagai breast mouse.Banyak
terjadi pada wanita usia 20 25 tahun.
Fibroadenoma adalah suatu tumor jinak yang merupakan pertumbuhan yang meliputi
kelenjar dan stroma jaringan ikat. Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak pada payudara
yang bersimpai jelas, berbatas jelas, soliter, berbentuk benjolan yang dapat digerakkan.

Tumor filodes (Cista sarcoma philodes) ialah tumor dengan pola Fibromaadenoma
mamae tetapi stromanya yang lebih seluler.
Bermula dari intralobular stroma dan jarang disebabkan oleh fibroadenoma. tumor
payudara ini biasanya tumbuh cepat, terkadang jinak, terkadang di batas antara jinak dan
ganas dan terkadang ganas.
Tumor filodes (sistosarkoma filoides) merupakan suatu neoplasma jinak yang bersifat
menyusup (invasive) secara local dan dapat menjadi ganas (10-15%). Pertumbuhannya cepat
dan dapat ditemukan dalam ukuran yang besar. Tumor ini terdapat pada semua usia, tetapi
kebanyakan terdapat pada usia sekitar 45 tahun.

DAFTAR PUSTAKA
Hacker dan Moore. 2001. Esensial Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Hipokrates
Andrews, Gilly. 2003. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : EGC
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : Arcan
Wiknjosastro, hanifa. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Saifuddin, abdul bari, dkk. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo
Micron Medical Multimedia. Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal

You might also like