You are on page 1of 10

Asuhan Keperawatan Keluarga

Dengan Gangguan Sistem Neurologi Stroke


Laporan Pendahuluan
A. Konsep Dasar Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing
yang merupakan bagian dari keluarga. (Friedman 1998).
Menurut Suprajitno (2004) keluarga adalah suatu ikatan/ persekutuan hidup
atas dasar perkawinan antar orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup
bersama atau seorang laki-laki atau perempuan yang sudah sendirian dengan atau
tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi yang tinggal dalam sebuah rumah
tangga.
Sedangkan menurut Depkes RI 1988, Keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri atas kepala keluaga, dan beberapa orang yang berkumpul
dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantunga.
Keluarga merupakan subsistem komunitas sebagai system sosial yang
bersifat unik dan dinamis. Oleh karena itu perawat komunitas perlu memberikan
intervensi pada keluarga untuk membantu keluarga dalam mencapai derajat
kesehatan yang diinginkan, dengan mengambil langkah peningkatan
pemberdayaan peran keluarga. Keluarga sebagai system membutuhkan pelayanan
kesehatan seperti halnya individu agar dapat melakukan tugas sesuai
perkembangannya. Tingkat kesehatan individu berkaitan dengan tingkat kesehatan
keluarga, begitu juga sebaliknya dan tingkat fungsional keluarga sebagai unit
terkecil dari komunitas dan dapat mempengaruhi derajat kesehatan system
diatasnya.
Keluarga merupakan sentral pelayanan keperawatan karena keluarga
merupakan sumber kritikal untuk pememberian pelayanan keperawatan, intervensi
yang dilakukan pada keluarga merupakan hal penting untuk pemenuhan
kebutuhan individu. Disfungsi apapun yang terjadi pada keluarga akan berdampak
pada satu atau lebih anggota keluarga atau keseluruhan keluarga.
Karakteristik keluarga yang sehat, bila anggota keluarganya berinteraksi satu
dengan yang lainya, anggota keluarga terlibat dalam peran masing-masing secara
fleksibel, anggota keluarga selalu termotivasi untuk berkomunikasi dengan
keluarga lainya dan juga dengan masyarakat sekitar serta setiap anggota keluarga
menguasai salah satu tugas keluarga seperti pengambilan keputusan atau upaya
pencarian informasi. (Ahcjar. H. 2012).

2. Tipe keluarga menurut suprajinto (2004:2)


a. Keluarga inti (Nuclear family) Adalah suatu keluarga yang terdiri dari ayah,
ibu, dan anak-anak.
b. Keluarga

besar

(Exstended

family)

Adalah

keluarga

inti

ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara


sepupu, paman, atau bibi.
c. Keluarga bentukan kembali (Dyadic Family) Adalah keluarga baru yang
terbentuk dari pasangan yang telah bercerai atau kehilangan pasangannya
d. Orang tua tunggal (single parent family) yaitu keluarga yang terdiri dari salah
satu orang tua dengan anak-anaknya akibat perceraian atau ditinggal
pasangannya,
e. Ibu dengan anak tanpa perkawinan yang sah (the unmarried teenage mother)
f. Orang dewasa laki-laki atau perempuan yang tinggal sendiri tanpa pernah
menikah (the single adult living alone)
g. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the non marital
heterosecual cohabiting family)
h. Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (gay and
lesbian family).
3. Tahap

perkembangan

keluarga

dan

tugas

perkembangan

menurut

Suprajitno 2004:3)
Bukan hanya individu saja yang memiliki tahap perkembangan, keluargapun
memiliki tahap perkembangan dengan berbagai tugas perkembangan masingmasing. Tahaptahap perkembangan itu antara lain :
a. Tahap perkembangan keluarga baru menikah
-

Tugas ini dimulai dengan membina hubungan intim yang memuaskan


pasangannya

Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan keluarga sosial.

Membina rencana memiliki anak

b. Keluarga dengan anak baru lahir


-

Dimulai dengan mempersiapkan menjadi orang tua

Adaptasi dengan perubahan adanya anggota keluarga, interaksi keluarga,


hubungan seksual dan kegiatan

Mempertahankan hubungan dalam rangka memuaskan pasangannya

c. Keluarga dengan anak usia pra sekolah


-

Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, misal kebutuhan tempat tinggal,


privasi dan rasa aman

Membantu anak untuk bersosialisasi

Beradaptasi dengan anak yang beru lahir, sementara kebutuhan anak yang
lain yang lebih tua juga harus terpenuhi,

Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam maupun diluar


keluarga

Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak

Pembagian tanggung jawab anggota keluarga

Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi pertumbuhan dan


perkembangan anak

d. Keluarga dengan anak usia sekolah.


-

Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah dan


lingkungan lebih luas

Mempertahankan keintiman pasangan

Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan


kesehatan anggota keluarga.

e. Keluarga dengan anak remaja


-

Memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab mengingat


anak remaja adalah sorang dewasa muda dan mulai memiliki otonomi

Mempertahankan hubungan intim dalam keluarga

Mempertahankan

komunikasi

terbuka

antara

anak

dan

orang

tua,hindarkan terjadinya perdebatan kecurigaan dan permusuhan


-

Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan (anggota) keluarga


untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.

f. Keluarga mulai melepaskan anak sebagai dewasa


-

Memperluas jaringan keluarga dari keluarga inti menjelaskan keluarga


besar

Mempertahankan keintiman pasangan

Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat

Penataan kembali peran orang tua dan kegiatan dirumah..

g. Keluarga dengan usia pertengahan.


-

Mempertahankan kesehatan individu dan pasangan usia pertengahan

Mempertahankan hubungan yang serasi dan memuaskan dengan anakanaknya dan sebaya

Meningkatkan keakraban pasangan.

h. Keluarga usia tua.


-

Mempertahankan

suasana

kehidupan

rumah

tangga

yang

saling

menyenangkan pasangan
-

Adaptasi dengan perubahan yang akan terjadi, kehilangan pasangan,


kekuatan fisik dan penghasilan keluarga

Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat

Melakukan life review masa lalu.

4. Fungsi keluarga menurut Friedman (1998)


a. Fungsi afektif, Adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala
sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang
lain.
b. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi, Adalah fungsi mengembangkan
dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan
rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah.
c. Fungsi reproduksi, Adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan
menjaga kelangsungan keluarga.
d. Fungsi ekonomi, Adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan
individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
e. Fungsi pemerliharaan kesehatan, Adalah fungsi untuk mempertahankan
keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi

5. Lima tugas keluarga dibidang kesehatan


Keluarga mempunyai tugas dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan
dilakukan antara lain (Suprajitno (2004:4):
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga, Kesehatan merupakan kebutuhan
keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu
akan tidak berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber
daya dan dana keluarga akan habis.
b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga, Tugas ini
merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat
sesuai dengan keadan keluarga, dengan mempertimbangkan siapa diantara
keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan
tindakan keluarga.
c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan, Seringkali keluarga
telah mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga memiliki
keterbatasan yang telah diketahui oleh keluarga itu sendiri.
d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitar keluarga.
B. Konsep Dasar Stroke
1. Pengertian Stroke
Stroke atau cidera cerebrovaskuler (CVA) adalah kehilangan fungsi otak
yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke otak (Suzanne). Stroke adalah
kerusakan sirkulasi dalam satu atau lebih pembuluh darah yang menyediakan
darah pada otak. Penyediaan oksigen dan darah ke otak menjadi kurang atau
berhenti, yang kemudian merusak atau memusnahkan area area tertentu dalam
jaringan otak (discases penyakit).
Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan neurologis
yang utama di indonesia, serangan otak ini merupakan kegawat daruratan media
yang harus ditangani secara cepat, tepat dan cermat. Stroke adalah gangguan
aliran darah otak yang bersifat mendadak dan disertai dengan defisit neuologik
(Dr. H. Soedomo Hadinoto)

Menurut kriteria WHO stroke secara klinis didefinisikan sebagai gangguan


fungsional otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala klinis baik
fokal maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam atau dapat menimbulkan
kematian yang disebabkan oleh karena gangguan peredaran darah otak.
2. Anatomi Fisiologi
a. Otak
Berat otak manusia sekitar 1400 gram dan tersusun oleh kurang lebih
100 triliun neuron. Otak terdiri dari empat bagian besar yaitu serebrum (otak
besar), serebelum (otak kecil), brainstem (batang otak), dan diensefalon.
(Satyanegara, 1998).
Serebrum terdiri dari dua hemisfer serebri, korpus kolosum dan korteks
serebri. Masing-masing hemisfer serebri terdiri dari lobus frontalis yang
merupakan area motorik primer yang bertanggung jawab untuk gerakangerakan voluntar, lobus parietalis yang berperan pada kegiatan memproses
dan mengintegrasi informasi sensorik yang lebih tinggi tingkatnya, lobus
temporalis yang merupakan area sensorik untuk impuls pendengaran dan
lobus oksipitalis yang mengandung korteks penglihatan primer, menerima
informasi penglihatan dan menyadari sensasi warna.
Serebelum terletak di dalam fosa kranii posterior dan ditutupi oleh
duramater

yang

menyerupai

atap

tenda

yaitu

tentorium,

yang

memisahkannya dari bagian posterior serebrum. Fungsi utamanya adalah


sebagai pusat refleks yang mengkoordinasi dan memperhalus gerakan otot,
serta mengubah tonus dan kekuatan kontraksi untuk mempertahankan
keseimbangan sikap tubuh.
Bagian-bagian batang otak dari bawah ke atas adalah medula
oblongata, pons dan mesensefalon (otak tengah). Medula oblongata
merupakan pusat refleks yang penting untuk jantung, vasokonstriktor,
pernafasan, bersin, batuk, menelan, pengeluaran air liur dan muntah. Pons
merupakan

mata

rantai

penghubung

yang

penting

pada

jaras

kortikosereberalis yang menyatukan hemisfer serebri dan serebelum.


Mesensefalon merupakan bagian pendek dari batang otak yang berisi

aquedikus sylvius, beberapa traktus serabut saraf asenden dan desenden dan
pusat stimulus saraf pendengaran dan penglihatan.
Diensefalon di bagi empat wilayah yaitu talamus, subtalamus,
epitalamus dan hipotalamus. Talamus merupakan stasiun penerima dan
pengintegrasi subkortikal yang penting. Subtalamus fungsinya belum dapat
dimengerti sepenuhnya, tetapi lesi pada subtalamus akan menimbulkan
hemibalismus yang ditandai dengan gerakan kaki atau tangan yang
terhempas kuat pada satu sisi tubuh. Epitalamus berperanan pada beberapa
dorongan emosi dasar seseorang. Hipotalamus berkaitan dengan pengaturan
rangsangan dari sistem susunan saraf otonom perifer yang menyertai ekspresi
tingkah dan emosi. (Sylvia A. Price, 1995)
b. Sirkulasi darah otak
Otak menerima 17 % curah jantung dan menggunakan 20 % konsumsi
oksigen total tubuh manusia untuk metabolisme aerobiknya. Otak diperdarahi
oleh dua pasang arteri yaitu arteri karotis interna dan arteri vertebralis. Da
dalam rongga kranium, keempat arteri ini saling berhubungan dan
membentuk sistem anastomosis, yaitu sirkulus Willisi.(Satyanegara, 1998)
Arteri karotis interna dan eksterna bercabang dari arteria karotis
komunis kira-kira setinggi rawan tiroidea. Arteri karotis interna masuk ke
dalam tengkorak dan bercabang kira-kira setinggi kiasma optikum, menjadi
arteri serebri anterior dan media. Arteri serebri anterior memberi suplai darah
pada struktur-struktur seperti nukleus kaudatus dan putamen basal ganglia,
kapsula interna, korpus kolosum dan bagian-bagian (terutama medial) lobus
frontalis dan parietalis serebri, termasuk korteks somestetik dan korteks
motorik. Arteri serebri media mensuplai darah untuk lobus temporalis,
parietalis dan frontalis korteks serebri.
Arteria vertebralis kiri dan kanan berasal dari arteria subklavia sisi
yang sama. Arteri vertebralis memasuki tengkorak melalui foramen magnum,
setinggi perbatasan pons dan medula oblongata. Kedua arteri ini bersatu
membentuk arteri basilaris, arteri basilaris terus berjalan sampai setinggi otak
tengah, dan di sini bercabang menjadi dua membentuk sepasang arteri serebri
posterior. Cabang-cabang sistem vertebrobasilaris ini memperdarahi medula

oblongata, pons, serebelum, otak tengah dan sebagian diensefalon. Arteri


serebri posterior dan cabang-cabangnya memperdarahi sebagian diensefalon,
sebagian lobus oksipitalis dan temporalis, aparatus koklearis dan organ-organ
vestibular. (Sylvia A. Price, 1995).
Darah vena dialirkan dari otak melalui dua sistem : kelompok vena
interna, yang mengumpulkan darah ke Vena galen dan sinus rektus, dan
kelompok vena eksterna yang terletak di permukaan hemisfer otak, dan
mencurahkan darah, ke sinus sagitalis superior dan sinus-sinus basalis
lateralis, dan seterusnya ke vena-vena jugularis, dicurahkan menuju ke
jantung. (Harsono, 2000).
3. Klasifikasi Stroke
Berdasarkan perjalanan penyakit atau stadiumnya:
a. Transtient Iskemia Attach (TIA), Yaitu gangguan neurologik setempat
yang terjadi selama beberapa menit sampai beberapa jam saja, gejala
yang timbul akan hilang dengan spontan dan sempurna dalam waktu
kurang dari 24 jam.
b. Stroke in evolution ( SIE), Yaitu stroke yang wujud kelainannya terjadi
secara bertahap
c. Completeted stroke iskemic (CSI), Yaitu stroke yang wujud
kelainannya bersifat menetap
d. Reversible iscemic neurological defisit (RIND), Yaitu stroke yang mirip
dengan transient iskemik attack hanya saja kelainan yang ada menghilang
sesudah berlangsung lebih dari 24 jam
Berdasarkan penyebabnya, stroke dibedakan menjadi 2:
a. Stroke hemorrhagic, Merupakan perdarahan cerebral dan mungkin
perdarahan sub arachnoid. Disebabkan oleh pembuluh darah otak pada
daerah otak tertentu biasanya kejadiannya saat melakukan aktifitas atau
saat aktif namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien
umumnya menurun.
b. Stroke non hemorrhagic, Dapat berupa ischemia atau emboli dan
trombosis cerebral, biasanya terjadi saat setelah lama beristirahat, baru
bangun tidur atau dipagi hari tidak terjadi perdarahan namun terjadi

iskemia yang menimbulkan hipoksi dan selanjutnya dapat timbul oedema


skunder. Kesadaran umumnya baik.
4. Etiologi
a. Thrombosis.
Aterosklerosis serebral dan perlambatan sirkulasi serebral adalah penyebab
utama thrombosis serebral dan merupakan penyebab yang paling umum
terjadi. Tanda-tanda thrombosis serebral ini bervariasi. Sakit kepala
merupakan awitan yang umum terjadi. Beberapa pasien mengalami pusing,
perubahan kognitif, atau kejang, dan beberapa mengalami awitan yang tidak
dapat dibedakan dari hemoragi intraserebral atau embolisme serebral. Secara
umum thrombosis serebral tidak terjadi secara tiba-tiba. Kehilangan bicara
sementara, hemiplegia, atau parastesia pada setengah tubuh dapat menjadi
awitan paralisis berat pada beberapa jam atau hari. Thrombosis ini tidak hanya
terjadi pada pembuluh darah otak tetapi dapat juga terjadi di pembuluh darah
leher.
b. Embolisme serebral
Embolisme serebral (bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak dari
bagian tubuh yang lain). Abnormalitas patologik pada jantung kiri, seperti
endocarditis infektif, penyakit jantung reumatik, dan infark miokard, serta
infeksi pulmonal, adalah tempat-tempat asal emboli. Embolus biasanya
menyumbat arteriserebral tengah, atau cabang-cabangnya yang merusak
sirkulasi serebral.
c. Iskemia serebral
Iskemia serebral (insufisiensi suplai darah ke otak) terutama karena konstriksi
atheroma pada arteri yang menyuplai darah ke otak.
d. Hemoragi serebral
Hemoragi dapat terjadi diluar durameter (ekstradural atau epidural), dibawah
durameter (subdural), diruang subarachnoid (hemoragi subarakhnoid), atau
dalam substansia otak (hemoragi intraserebral). Hemoragi intraserebral
merupakan yang paling umum terjadi pada pasien dengan hipertensi dan
aterosklerosis serebral.

5. Faktor Resiko
Sedangkan faktor resiko dari stroke adalah kondisi atau penyakit atau kelainan
yang memiliki potensi untuk memudahkan seseorang mengalami serangan stroke
pada suatu saat.
a. Faktor resiko yang tidak dapat diobati terutama
1) Usia
2) Jenis kelamin
3) Ras
4) Genetik
b. Faktor resiko yang dapat diubah atau dikendalikan diantaranya :
1)

Hipertensi

2)

Diabetes mellitus

3)

Penyakit jantung

4)

Riwayat trans iskemik atau stroke sebelumnya

5)

Merokok

6)

Kolesterol tinggi

7)

Obesitas

8)

Obat-obatan (kokain, ampetamine, ekstasi dan heroin)

You might also like