You are on page 1of 930

REVIEW DESIGN STRUKTUR BANGUNAN POWER HOUSE

A.

Konsep Desain

Konsep Review Design Struktur yang dilakukan terhadap Struktur Bangunan Power House ini ada
struktur terhadap semua bagian struktur bangunan Power House akibat perbahan konfigurasi ben
distribusi beban pada setiap elemen balok dan kolom bangunan dan analisa terhadap kondisi tan
perpindahan lokasi tapak bangunan power house dari rencana lokasi serta yang paling utama ada
perencanaan detail struktur pondasi bangunan Power House (baik dimensi dan detail tulangan) y
perencanaan detail struktur pondasi bangunan Power House sehingga gambar bangunan power h
dianggap layak untuk dilaksanakan dan tentu saja demi keamanan dan kenyamanan pengguna b
nantinya sesuai dengan ketentuan NEHREP .. Tahun.. Yang menjadi konsensus perencan
diberlakukan diseluruh dunia.
Berikut ini adalah display perbandingan antara kondisi awal dan review struktur yang dilakukan.
No.
Uraian
1 Lokasi rencana tapak bangunan
2 Elevasi muka atas pelat atap
3 Detail penulangan pelat atap
4 Detail penulangan plat listplank
5 Det. penulangan blk. induk atap
6 Det. penulangan blk. induk atap
7 Detail penulangan balok lintel
8 Det. penulangan Kolom utama
9 Det. penulangan Kolom praktis
10 Detail dimensi Pondasi Tapak
11 Detail penulangan Pon. Tapak
12 Detail penulangan Pon. Genset
13 Jenis pelat lantai dasar
14 Jenis Pondasi menerus
15 Mutu beton yang dipergunakan
16 Mutu besi baja tulangan beton

Gbr. Kontrak
Depan Bangunan Power house lama
Elevasi sama pada semua bagian
Tidak ditemukan dalam gambar
Tidak ditemukan dalam gambar
Tidak ditemukan dalam gambar
Tidak ditemukan dalam gambar
Tidak ditemukan dalam gambar
Tidak ditemukan dalam gambar
Tidak ditemukan dalam gambar
Tidak ditemukan dalam gambar
Tidak ditemukan dalam gambar
Tidak ditemukan dalam gambar
Lantai beton rabat
Pasangan batu kali
K - 225
U-24 dan U-39

Review design struktur dilakukan dengan metode LRFD (Load and Resistance Factor Design) yang
Nasional Indonesia yang terbaru yang menjadi acuan konsep design struktural bangunan yang di
Analisa dilakukan sampai dengan elemen hingga (finite element analysis) dengan menggunakan
versi 12.
B.

Parameter Desain

1 Material yang dipergunakan


Standard material minimum yang direncanakan akan dipakai pada bangunan Power House in
berikut :
a. Material Beton
:
18.70 =
225.00 Kg/cm2
K-225, f'c (MPa)
Modulus elastisitas
Ec
=
20324.44 Mpa
=
2
SNI 03-2847-2002 (Ps.10.5)
Modulus geser
G
=
8,468.52 Mpa
=
Nisbah poisson

=
0.20

Koefisien pemuaian
Berat jenis beton
Berat jenis beton
b. Material Besi

c
c

12 mm, U - 24

fy
fye =
fu =
fue =

Tulangan baja

D > 12 mm, U - 39

SNI 03-2847-2002 (Ps.10.5.1)

Modulus elastisitas

fy
=
fye =
fu =
fue =
Es

Modulus geser
Nisbah poisson
Koefisien pemuaian
Berat jenis baja

=
=
=
=

=
=
=

=
=

0.0000099 /oC (9,90 x 10-6)

2375.3 Kg/m3
2380.4 Kg/m3
240 MPa

=
=
=

264 MPa
360 MPa

=
=

396 MPa

390 MPa

429 MPa
585 MPa

=
=

643.5 MPa

200,000 MPa
80,000 MPa
0.30

=
=

0.000012 /oC (12 x 10-6)


7850 Kg/m3

2 Fungsi Gedung
Fungsi Gedung yang akan direncanakan berfungsi sebagai Ruang perletakan mesin Genset k
dengan panel elektrikal serta ruang kerja bagi para petugasnya.
3 Peraturan Yang Digunakan

Peraturan-peraturan yang digunakan dalam perhitungan ini adalah peraturan-peraturan yang


yang terdapat dibawah ini, kecuali Peraturan tentang Pedoman Perencanaan Pembebanan SN
sangat sulit kami dapatkan, sehingga untuk dapat menyelesaikan perhitungan ini, kami terpa
peraturan sebelumnya yaitu PPPURG 1987.
SNI 03-1726-2002 Standard Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedun
SNI 03-2847-2002 Standard Perencanaan Struktur Beton Bertulang
SNI 07-2052-2002 Standard Baja Tulangan Beton
SNI 03-1727-1989-F Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung
PPPURG 1987 Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung
ACI 318-99 (American Concrete Institute)
NEHREPP 318-99 (.)
4 Penentuan Bentuk Konfigurasi Bangunan yang Direncanakan

Untuk menentukan jenis analisis pembebanan gempa dan besarnya beban gempa yang akan
pada bangunan Power House ini, harus terlebih dahulu melakukan pemeriksaan bentuk konfi
bangunan sesuai dengan denah dan potongan memanjang bangunan dibawah ini :
Tonjola
n
Horizon
tal

Coakan

1800

Gambar Denah Bangunan Power House

Tonjolan vertika

7
4
5

Gambar Potongan Memanjang Bangunan Power Hous


H 40 m, (terhitung dari penjepitan lateral terendah)
Hb
=
7.30 m
40 m OK !!!
Loncatan bidang muka > 75 % panjang denah bangunan dibawahnya
Ukuran denah terbesar dibagian bawah (Tb)
Tb
=
1800 cm
Loncatan denah Lt > 75 % x Tb
Lt
=
240 cm
% Lt =
13.33 % % Not OK !!!
5 Penentuan Wilayah Gempa Lokasi Bangunan yang Direncanakan

Lokasi Bangunan yang berada dikota Medan tepatnya didaerah Cemara, masuk dalam wilaya
3 dengan Resiko Gempa Menengah

Gambar 1.1. Peta Gempa Indonesia Untuk Wilayah Medan dan Sekitarnya

Grafik Respon spektrum gempa rencana untuk masing-masing wilayah gempa dan untuk ma
ditunjukkan dalam gambar 2 pada Peraturan SNI 03-1726-2002.

Percepatan puncak muka tanah untuk masing-masing wilayah gempa dan untuk masing-mas
dalam tabel 5 pada Peraturan SNI 03-1726-2002.
Tabel 5. Percepatan puncak batuan dasar dan percepatan puncak muka tana
masing-masing Wilayah Gempa Indonesia.

Wilayah
Gempa
1
2
3
4
5
6

Percepatan
puncak batuan
dasar
(g)
0,03
0,10
0,15
0,20
0,25
0,30

Percepatan puncak muka tanah Ao (g


Tanah
Keras
0,04
0,12
0,18
0,24
0,28
0,33

Tanah
Sedang
0,05
0,15
0,23
0,28
0,32
0,36

Tanah
Lunak
0,08
0,20
0,30
0,34
0,36
0,38

Berdasarkan tabel 5 diatas dan sesuai dengan jenis tanah lokasi rencana bangunan Power Ho
diperoleh nilai-nilai sebagai berikut :
1. Percepatan puncak batuan dasar (g)
=
0,15
2. Percepatan puncak muka tanah (Ao)
=
0,23
7 Penentuan Jenis Tanah Lokasi Rencana Tapak Bangunan yang Direncanakan
Sesuai dengan ketentuan pada Tabel 4. Pasal 4.6 SNI 03-1726-2002 sebagai berikut :

Jenis
Tanah
Tanah Keras

Tabel 4 Jenis-jenis tanah


Kecepatan rambat
Nilai hasil Test
gelombang geser
Penetrasi Standar rata-rata
rata-rata, vs
N
(m/det)
vs > 350
N > 50

Kuat geser ni
rata-rata
Su (kPa)

Su > 100

Tanah Sedang
Tanah Lunak
Tanah Khusus

175 < vs < 350


15 < N < 50
50 < Su < 1
vs < 175
N < 15
Su < 50
atau, setiap profil dengan tanah lunak yang tebal total lebih dari 3
dengan PI > 20, wn > 40 % dan Su < 25 kPa
Diperlukan evaluasi khusus di setiap lokasi

Berdasarkan hasil pemeriksaan tanah yang dilakukan pada lokasi UASB yang dianggap sama
bangunan SDB, jenis tanah dilokasi SDB ditentukan berdasarkan nilai N dan kuat geser tanah

Penentuan Jenis Tanah berdasarkan nilai SPT (N)


Data hasil boring dilapangan dan SPT yang dilakukan, (dipilih hasil boring pada titik renc. Ban
kesamaan topography dan kondisi tanah s/d kedalaman 10 m saja, diperoleh data-data sbb.:
No.
1
2
3
4
5

Depth range
2 - 2.45
4 - 4.45
6 - 6.45
8 - 8.45
10 - 10.45

Dengan nilai N = 23,4 ---------------->

Nilai N
14
21
30
31
21
117
23.4
15 < N < 50

Keterangan

lap. lensa, diambil 50% saj

masuk "Tanah Sedang"

Penentuan Jenis Tanah berdasarkan kuat geser niralir rata-rata (kPa)


Besarnya kekuatan geser tanah (Su) untuk setiap lapisan, dapat dihitung dengan rumus shea
strenght of soil , S = C + h tan
= 1,807 gr/cm3
= 12 4' 11.96"
C = 0,165 kg/cm2

h1 = 10m

Nilai kekuatan geser untuk setiap lapisan tanah dihitung sebagai berikut :
S = C + h tan
Namun, karena data yang diperoleh dari hasil Lab. Hasil pemeriksaan tanah yang dilakukan p
hanya 1 kali untuk keseluruhan lapisan tanah sedalam 10m, maka perhitungan Su hanya dila
Lapis 1 (total) : Su1 = 0,165 + ( 0,001807 . 1000 ). tan 12 4' 11.96"
Su1 = 0,165 + ( 0,001807 . 1000 ). 0.213834
Su1 = 0.551398 kg/cm2

Kekuatan geser niralir :


(Su x h) / h
= (0.551398 x 1000)/1000
= 0.551398 kg/cm2
= 55.1398 kPa
Dengan nilai Su = 55.1398 ----------->
50 < Su < 100
masuk "Tanah Sedang"
Dari kedua kriteria penentuan diatas maka ditetapkan bahwa jenis tanah lokasi rencana bang
adalah TANAH SEDANG.

7 Kombinasi Pembebanan yang Digunakan


a. Sesuai SNI 03-2847-2002 (Ps.11.2), Kuat Perlu yang harus diperhitungkan adalah sebagai
COMBO1
= D
1.40
COMBO2
= D
1.20
+
1.60
L +
0.50
L
(A/R) D: Bbn. Mati
COMBO3
= D
1.20
+
1.00
L
1.60
W+
0.50
(A/R)
COMBO4
= D
0.90

1.60
W
COMBO5
= D
1.20
+
1.00
L
1.00
E
COMBO6
= D
0.90

1.00
E
Bila Ketahanan terhadap tekanan tanah (H) diperhitungkan dalam perencanaan, maka nil
COMBO2-1
= D
1.20
+
1.60
L +
0.50
1.60
H
A/R+
COMBO4-1
= D
0.90

1.60
W+
1.60
H
COMBO6-1
= D
0.90

1.00
E+
1.60
H
Bila Ketahanan terhadap pembebanan akibat berat dan tekanan Fluida (F)diperhitungkan
nilai 1,40 H ditambahkan pada:
COMBO1-1
= D
1.40
+
1.40
F
D :Beban Mati
F
COMBO2-2
= D
1.20
+
1.60
L +
0.50
+
1.20
F
Bila pengaruh gaya Kejut diperhitungkan dalam perenc., maka gaya K tersebut diperhitun
Bila pengaruh Struktural (T) dari perbedaan penurunan Pondasi, Rangkak, Susut, Expansi
sangat menetukan dalam perencanaan, maka :
COMBO7
= D+T
1.20
+
1.60
L +
0.50
(A/R)
Untuk perencanaan daerah pengangkuran pasca tarik harus digunakan faktor beban 1.20
tendon maksimum yang terjadi.
Bila terjadi benturan pada bangunan sebesar (P) yang diperhitungkan dalam perenc., mak
Catatan :

1. Faktor beban W boleh dikurangi menjadi 1.30 jika beban W belum dired
2Faktor beban L boleh direduksi menjadi 0.50, kecuali untuk ruangan Gar
ruangan yang beban hidupnya (L) > 500 kg/m2
3Faktor beban E ditetapkan berdasarkan ketentuan SNI 03-1726-1989-F a

b. Sesuai Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (PPPURG


harus direncanakan kekuatannya terhadap kombinasi pembebanan yang harus ditinja
Pembebanan Tetap
COMBO2
= D
1.20
Pembebanan Sementara
COMBO3
= D
COMBO4
= D
COMBO5
= D
COMBO6
= D
COMBO2-1
= D
Pembebanan Khusus

COMBO4-1
COMBO6-1
COMBO1-1
COMBO2-2
COMBO7

= D
= D
= D
= D
= D+T

1.20
0.90
1.20
0.90
1.20

0.90
0.90
1.40
1.20
1.20

+
+
+

M
1.60
M
M
1.00
1.60
1.00
1.00
1.60
M
M
M
1.60
1.00
1.40
1.60
1.60

+
L +
+
+
L
W
L
E
L +
+
+
+
W+
E+
F
L +
L +

H
0.50
H
H
1.60

M :Bbn. Mati
(A/R) D: Bbn. Mati
+
A
+
G
W+
0.50

1.00

0.50
H
H
H
1.60
1.60

A/R+

0.50
0.50

1.60
K
A
G

+
+
+
H
H
D :Beban Mati
+
1.20
(A/R)

H
L

(A/R)

H
+
+

F
F

Dari keseluruhan kombinasi pembebanan diatas, yang akan dipakai dalam review design ini
COMBO07
8 Kuat Rencana (Rn) tidak kurang dari pengaruh aksi terfaktor (Ru), yaitu:
9 Faktor Reduksi () yang tercantum pada Tabel 6.4-2;
Kuat rencana untuk
Komponen struktur yang memikul lentur:
balok
balok pelat berdinding penuh
pelat badan yang memikul geser
pelat badan pada tumpuan
pengaku

Butir
8.1, 8.2 & 8.3
8.4
8.8 & 8.9
8.1
8.11, 8.12, & 8.13

Komponen struktur yang memikul gaya tekan


aksial:
kuat penampang
kuat komponen struktur

9.1 & 9.2


9.1 & 9.3

Komponen struktur yang memikul gaya tarik


aksial:
terhadap kuat tarik leleh
terhadap kuat tarik fraktur

10.1 & 10.2


10.1 & 10.2

Komponen struktur yang memikul aksi-aksi


kombinasi:
kuat lentur atau geser
kuat tarik
kuat tekan

11.3 & 11.4


11.3 & 11.4
11.3 & 11.4

Komponen struktur komposit:


kuat tekan
kuat tumpu beton
kuat lentur dengan distribusi tegangan plastis
kuat lentur dengan distribusi tegangan elastik

12
12.3.4
12.4.2.1 & 12.4.2.3
12.4.2.1 & 12.4.3

Sambungan baut:
baut yang memikul geser
baut yang memikul tarik
baut yang memikul kombinasi geser dan tarik
lapis yang memikul tumpu

13.2.2.1
13.2.2.2
13.2.2.3
13.2.2.4

Sambungan las:
las tumpul penetrasi penuh
las sudut dan las tumpul penetrasi sebagian
las pengisi

10 Pelindung Beton Untuk Tulangan

13.5.2.7
13.5.3.10
13.5.4

Ru <

Fakto

Tebal selimut beton minimum yang direncanakan dalam review design ini mengikuti ketentua
2002 Pasal 9.7 sebagai berikut :
Uraian Jenis Beton

11 Tebal Minimum Balok Non-Prategang atau Pelat


Tebal minimum balok non-prategang atau pelat satu arah bila lendutan tidak dihitung direnc
dalam Peraturan SNI-03-2847-2002 Tabel 8 sebagai berikut :

12 Lendutan Izin Maksimum


Lendutan izin maksimum pelat direncanakan mengikuti ketentuan dalam Peraturan SNI-03-2
berikut :

ini adalah melakukan analisa


rasi bentuk yang merubah bentuk
disi tanah dilokasi baru akibat
ama adalah melakukan melakukan
ngan) yang tidak terdapat didalam
power house tersebut dapat
gguna bangunan Power House ini
erencanaan struktur bangunan yang

kukan.
Revisi
Samping Bangunan Laboratorium
Elevasi berbeda (lihat gbr)
Dihitung untuk ditambahkan digambar
Dihitung untuk ditambahkan digambar
Dihitung untuk ditambahkan digambar
Dihitung untuk ditambahkan digambar
Dihitung untuk ditambahkan digambar
Dihitung untuk ditambahkan digambar
Dihitung untuk ditambahkan digambar
Dihitung untuk ditambahkan digambar
Dihitung untuk ditambahkan digambar
Dihitung untuk ditambahkan digambar
Akan diganti dengan pelat lantai
beton bertulangan.
Akan dihilangkan
K - 225
12 mm,dengan U-24 (Polos)
12 mm,dengan U-39 (Ulir)

n) yang dianut oleh Standard


yang diberlakukan saat ini.
unakan bantuan program SAP2000

House ini nantinya adalah sebagai


(K x 0,83)/10.(MPa)
207,251.6 Kg/cm2; 4700 f'c
86,354.9 Kg/cm2; G = Ec/[2(1+ )]

0.0023753 Kg/cm3 (K-225)


0.0023804 Kg/cm3 (K-300)
2447.32 Kg/cm2
POLOS
2692.05 Kg/cm2
3670.98 Kg/cm2
4038.08 Kg/cm2
3976.89 Kg/cm2

ULIR

4374.58 Kg/cm2
5965.34 Kg/cm2
6561.87 Kg/cm2
2039432.43 Kg/cm2

815772.97 Kg/cm2

enset kapasitas 640 KVA dan lengkap

an yang masih berlaku seperti


anan SNI 03-1727-1989-F yang
mi terpaksa merujuk pada

n Gedung

ng akan diaplikasikan
uk konfigurasi
Ketentuan SNI 03-1726-2002 (Ps. 4.2.1)
Ukuran Induk Bangunan (m) :
900
x
1800
Bid. terbesar searah tonjolan (Tb)
Tb
=
1800 cm
Tonjolan denah Tt < 25 % x Tb

Tt
% Tt

=
=

150 cm
8.33 % OK !!!

Bid. terbesar searah coakan (Cb)


Cb
=
900 cm
Coakan denah Ct < 15 % x Cb
Ct
=
100 cm
% Ct
=
11.11 % OK !!!

se

n vertikal

wer House

m wilayah gempa

4
2
0

itarnya sesuai SNI 1726 - 2002

ntuk masing-masing jenis tanah

ing-masing jenis tanah ditunjukkan

uka tanah untuk

h Ao (g)
Tanah
Khusus
Diperlukan
evaluasi
khusus
disetiap
lokasi

ower House yaitu "Tanah Sedang",

geser niralir
ata-rata
u (kPa)

u > 100

< Su < 100


u < 50
ih dari 3 m

ap sama kondisinya dengan lokasi


er tanah (Su) sebagai berikut :

enc. Bangunan UASB dengan asumsi


ta sbb.:

50% saja

mus shear

akukan pada lokasi tersebut diatas


nya dilakukan sebanyak 1 kali saja.

na bangunan Power House tersebut

sebagai berikut :
:Bbn. Hidup
W : Angin

A :Beban Atap
A :Beban Atap

R : Hujan
R : Hujan

E :Beban Gempa

maka nilai 1,60 H ditambahkan pada:


H :Beban Tek. Tanah

ungkan dalam perencanaan, maka


: Bbn. Fluida

perhitungkan dalam beban hidup (L)


Expansi beton atau perubahan suhu

an 1.20 terhadap gaya penarikan

nc., maka gaya P tersebut di x 1.20

m direduksi
gan Garasi, Pertemuan dan semua

1989-F atau penggantinya.

PPPURG 1987), dimana Struktur bangunan


s ditinjau seeperti dibawah ini :
:Bbn. Hidup
:Bbn. Hidup

W : Angin

A
A
G
A

:Beban Atap
:Beban Angin
:Beban Gempa
:Beban Atap

E :Beban gempa
H :Beban Tek. Tanah
K
K

: Bbn. Fluida

R : Hujan

R : Hujan

sign ini adalah COMBO01 s/d

Ru < Rn.

Faktor reduksi ( )

0,90
0,90
0,90
0,90
0,90

0,85
0,85

0,90
0,75

0,90
0,90
0,85

0,85
0,60
0,85
0,90

0,75
0,75
0,75
0,75

0,90
0,75
0,75

ketentuan Peraturan SNI-03-2847Tebal selimut minimum


(mm)

g direncanakan mengikuti ketentuan

NI-03-2847-2002 Tabel 9 sebagai

You might also like