Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
dr. Ratih Nurdiany Sumirat (1506692913)
dr. Arnold Fernando (1506692844)
KATA PENGANTAR
Makalah Radiasi Pengion ini disusun sebagai salah satu bahan tugas
mata kuliah Higiene Industri 2.
Makalah ini dibuat berdasarkan studi literatur ilmiah yang kemudian
dikembangkan lebih lanjut sebagai bahan pembahasan.
Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
Mata Kuliah Higiene Industri 2, dr. Bing Wantoro MS, SpOk, atas kesempatan
yang telah diberikan kepada penulis untuk menyusun makalah ini sehingga dapat
mempertajam analisis penulis dalam aplikasi penerapan Higiene Industri,
terutama mengenai Identifikasi, Evaluasi dan Pengelolaan Bahaya Radiasi
Pengion di tempat kerja.
Penulis menyadari akan banyaknya kekurangan dalam penyusunan
makalah ini sehingga kritik dan saran yang membangun akan sangat penulis
hargai.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
1. PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah .................................................................................................. 2
1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 3
1.3.1 Tujuan Umum .................................................................................................... 3
1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................................................... 3
1.4 Manfaat ..................................................................................................................... 3
1.4.1 Bagi Pekerja ....................................................................................................... 3
1.4.2 Bagi Perusahaan ................................................................................................. 3
2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................. 4
2.1 Definisi dan Terminologi .......................................................................................... 4
2.1.1 Radiasi................................................................................................................ 4
2.1.2 Atom .................................................................................................................. 5
2.1.3 Isotope ................................................................................................................ 6
2.1.4 Radioisotope ...................................................................................................... 6
2.2 Jenis Radiasi.............................................................................................................. 9
2.2.1 Radiasi bukan pengion ....................................................................................... 9
2.2.2 Radiasi pengion .................................................................................................. 9
2.3 Sumber Radiasi Pengion ......................................................................................... 11
2.3.1 Radiasi pengion yang berasal dari alam ........................................................... 11
2.3.2 Radiasi Pengion Artificial ................................................................................ 13
2.4 Identikasi dan Evaluasi dosis radiasi ...................................................................... 14
2.5 Dampak Kesehatan Akibat Paparan Radiasi ........................................................... 19
2.6 Penanggulangan Paparan Radiasi Pengion ............................................................. 21
2.7 Pemantauan dan Pengawasan Kesehatan Tenaga Kerja ......................................... 22
3. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................................... 25
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 25
3.2 Saran ....................................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 26
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya pengendalian terhadap radiasi gelombang
elektromagnetik tersebut dalam rangka memberikan perlindungan kepada tenaga
kerja, agar tenaga kerja tetap sehat, selamat dan mampu bekerja secara produktif
dan efisien. (Moeljosoedarmo, 2008)
Radiasi adalah energi dalam bentuk gelombang atau pancaran partikel,
disekitar kita ada banyak sekali radiasi. Radiasi gelombang elektromagnetik
secara garis besar dibagi atas radiasi mengion dan radiasi tidak mengion. Radiasi
mengion memiliki kemampuan untuk memecah molekul yang dilaluinya.
Termasuk di dalam jenis radiasi mengion, adalah sinar X dan sinar Gamma.
Pajanan radiasi mengion terhadap pekerja dapat menimbulkan efek somatik dan
efek genetic, sehingga proses pemantauan dan pengawasan kesehatan tenaga kerja
yang terpajan radiasi mengion mutlak diperlukan (Moeljosoedarmo, 2008)
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
pembahasan lebih lanjut mengenai Radiasi Pengion ; Identifikasi, Evaluasi serta
Pengelolaannya di Tempat Kerja.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui dan Memahami secara komprehensif mengenai Radiasi
Elektromagnetik, terutama Radiasi Pengion di tempat kerja.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Pekerja
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2 Atom
Atom adalah bentuk dasar dari segala sesuatu. Dengan kata lain segala
sesuatu didunia ini terdiri dari Atom, yaitu terdiri dari elemen-elemen seperti
oksigen, hidrogen, dan karbon
Atom sendiri terdiri dari terdiri atas inti atom serta awan elektron
bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom terdiri atas proton yang
bermuatan positif, dan neutron yang bermuatan netral (kecuali pada inti atom
Hidrogen-1, yang tidak memiliki neutron). Elektron-elektron pada sebuah atom
terikat pada inti atom oleh gaya elektromagnetik. Sekumpulan atom demikian
pula dapat berikatan satu sama lainnya, dan membentuk sebuah molekul. Atom
yang mengandung jumlah proton dan elektron yang sama bersifat netral,
sedangkan yang mengandung jumlah proton dan elektron yang berbeda bersifat
positif atau negatif dan disebut sebagai ion. Atom dikelompokkan berdasarkan
jumlah proton dan neutron yang terdapat pada inti atom tersebut. Jumlah proton
pada atom menentukan unsur kimia atom tersebut, dan jumlah neutron
menentukan isotope unsur tersebut.
neutron di nukleusnya. Misalnya saja suatu nuklida dengan jumlah 6 proton dan 6
neutron disebut dengan karbon-12
2.1.3 Isotope
Isotope adalah unsur yang memiliki Nomor Atom (Proton) sama tapi
Nomor massanya (Neutron) berbeda. Karena nomor atom merupakan identitas
sebuah unsur, maka Isotope meski mempunyai nomor massa berbeda tetap di
golongkan dalam satu unsur sama. Karena itu dalam tabel periodik, seluruh
Isotope dari sebuah unsur terletak di tempat yang sama. Isotope dari setiap elemen
akan memiliki jumlah elektron valensi yang sama sehingga mau tidak mau akan
memiliki sifat kimia yang sama pula.
Contohnya, hidrogen mempunyai tiga isotope
HIdrogen-2 atau deuterium (terduri dari satu proton dan satu neutron)
Hidrogen-3 atau tritium (terdiri dari satu proton dan dua neutron)
Suatu isotope akan dikatakan stabil apabila jumlah neutron dan protonnya
seimbang. Contohnya dari nuklida yang sabil adalah carbon-12 dimana terdiri dari
6 proton dan 6 neutron sehingga total massanya adalah 12.
2.1.4 Radioisotope
Suatu Isotope yang tidak stabil dan menghasilkan radiasi disebut sebagai
radioisotope atau radioaktif, Dimana radioisotope ini secara spontan akan
menyebabkan radiasi dimana saat terjadi proses radiasi tersebut, atom tersebut
perlahan akan menjadi berkurang radiasinya dan perlahan menjadi stabil. Dan
ketika atom telah mencapai konfigurasi stabilnya, atom tersebut tidak akan
memancarkan radiasi. Hal ini terjadi karena sumber radioaktif berbentuk radiasi
pengion sebagai hasil dari proses peluruhan atom yang tidak stabil, dan akan terus
melemah seiring berjalannya waktu. Sehinga semakin lama radiasi yang
dihasilkan dari aktifitas material tersebut berkurang perlahan hingga menjadi nol
Jumlah penguraian nuklir pada suatu material radioaktif per unit waktu
disebut dengan aktifitas. Dimana aktifitas ini biasanya diukur berdasarkan jumlah
radionuclide, dan radionuclide tersebut di ukur dalam becquerels (Bq). 1Bq = 1
penguraian per detik
Jika sumber asli dari suatu radioaktif diketahui maka dapat diprediksi
butuh berapa lama waktu peluruhan tersebut. Peluruhan ini sendiri harus melalui
berkali-kali paruh waktu untuk dapat menjadi tidak reaktif. Sehingga walaupun
suatu radioisotop dengan aktifitas yang tinggi telah luruh beberapa kali paruh
waktu. Tingkatan radioaktif yang tersisa belum tentu aman. Pengukuran dari
material aktifitas radioaktif diperlukan suatu perkiraan potensi dari dosis radiasi
10
11
Radiasi kosmis
Inhalasi
Ingesti
12
13
14
15
2. Dosis ekuivalen
Ketika suatu radiasi terserap oleh suatu mahluk hidup, dampak biologis
dapat saja diamati, namun begitu kesetaraan dosis yang di absorbsi tidak
selalu menghasilkan gangguan biologis yang bermakna. Hal ini
dikarenkan bergantung terhadap jenis radiasinya (misalnya alpha, beta,
gamma). Contohnya 1 Gy dari alpha radiation lebih berbahaya daripada 1
Gy radiasi beta. Untuk mendapatkan dosis padanan yang setara, dosis
absorbsinya dikalikan oleh alat specified radiation weightng factor.
3. Dosis efektif
Setiap jaringan dan organ memiliki sensitifitasi terhadap radiasi yang
berbeda, misalnya sumsum tulang lebih radiosensitif dibandingkan otak
dan jaringan saraf. Untuk dapat mengetahui berapa besarkah paparan
radiasi yang dapat membahayakan diri. Pengukuran ini dengan cara
mengalikan penjumlahan dari dosis ekivalen yang diterima oleh setiap
organ utama tubuh dengan tissue weigthing factor (wT). Biasanya
berhubungan dengan risiko dari pada bagian jaringan tertentu dan
efektifitas dosisnya. Satuan unit untuk dosis efektif ini disebut dengan
sievert
16
Adapun menurut ACGIH, Nilai Ambang Batas (NAB) dosis efektif radiasi
pengion yang dapat diterima pekerja dalam setahun adalah sbb; (ACGIH, 2015)
17
Terdapat tiga prinsip utama dalam proteksi terhadap radiasi pengion, diantaranya
adalah; (ACGIH, 2015)
Justifikasi
Seluruh kegiatan yang melibatkan paparan radiasi pengion harus memiliki
keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan kerugian yang mungkin
diterima oleh pekerja ataupun masyarakat sekitar.
Optimisasi
Paparan Radiasi Pengion harus dipertahankan serendah mungkin, As Low As
reasonably Achievable (ALARA).
Limitasi
Dosis efektif radiasi yang diterima dari semua sumber tidak boleh memiliki
risiko menginduksi terjadinya kanker lebih dari 10-3 per tahun selama masa
hidup pekerja yang terpajan. Risiko ini berdasarkan ICRP (2007) dan NCRP
(1993) yang mengestimasi terjadinya 5% risiko terjadinya kanker setiap
pajanan 1 Sv dan rata-rata pajanan pekerjaan 20 mSv per 5 tahun.
Di Indonesia, berdasarkan nilai yang dikeluarkan oleh Badan Pemantauan
Tenaga Nuklir (BAPETEN), nilai batas dosis dalam satu tahun untuk pekerja
radiasi adalah 50 mSv (5 rem), sedang untuk masyarakat umum adalah 5 mSv
(500 mrem). Menurut laporan penelitian UNSCEAR, secara rata-rata setiap orang
menerima dosis 2,8 mSv (280 mrem) per tahun, berarti seseorang hanya akan
menerima sekitar setengah dari nilai batas dosis untuk masyarakat umum.
(BATAN, 2015)
Ada dua catatan yang berkaitan dengan nilai batas dosis ini. Pertama,
adanya anggapan bahwa nilai batas ini menyatakan garis yang tegas antara aman
dan tidak aman. Hal ini tidak seluruhnya benar. Nilai batas ini hanya menyatakan
batas dosis radiasi yang dapat diterima oleh pekerja atau masyarakat, sejauh
pengetahuan yang ada hingga saat ini. Yang lebih penting dari pemakaian nilai
batas ini adalah diterapkannya prinsip ALARA pada setiap pemanfaatan radiasi.
Kedua, adanya perbedaan nilai batas dosis untuk pekerja radiasi dan masyarakat
umum. Nilai batas ini berbeda karena pekerja radiasi dianggap dapat menerima
18
risiko yang lebih besar (dengan kata lain, menerima keuntungan yang lebih besar)
daripada masyarakat umum, antara lain karena pekerja radiasi mendapat
pengawasan dosis radiasi dan kesehatan secara berkala. (BATAN, 2015)
19
yang
disebut
sebagai
deterministic
effects
dan
tingkata
20
21
dan
bahan-bahan
yang
digunakan
untuk
mengadakan
dekontaminasi dipilih sesuai dengan macam kontaminan serta tipe benda yang
terkontaminasi, kondisi fisik dan sifat fisik maupun kimia dari bahan radioaktif
(cairan, padat, isotop pendek atau panjang umurnya, pemancar sinar alpha, beta,
atau beta-gamma) dan aspek ekonomi dari dekontaminasi. (Moeljosoedarmo,
2008)
22
tertentu yang pengukurannya menggunakan alat ukur yang selalu dibawa oleh
tenaga kerja yang bersangkutan. Tujuan utama dari penggunaan alat tersebut ialah
untuk mengetahui penerimaan dosis radiasi dari setiap tenaga kerja karena itu
merupakan dasar yang terbaik bagi tenaga kerja untuk menilai risiko sebenarnya
dari pekerjaannya.
Sudah seharusnya semua tenaga kerja diberitahu sebelumnya mengenai
pentingnya tingkat penyinaran sehingga hal ini akan menghindarkan kegelisahan
atau perasaan tidak aman yang sebenarnya tidak perlu. Dosimeter saku yang
terbaik ialah yang dilengkapi dengan elektrometer yang memungkinkan
pembacaan langsung, sehingga seluruh sistem dapat dibuat tanpa bocor. Hal ini
akan dapat memberikan peringatan dini bila bekerja dalam kondisi yang
membahayakan. (Moeljosoedarmo, 2008)
23
24
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Radiasi pengion terdiri dari radiasi alpha, beta, photon (Gamma dan X-Ray)
Sumber radiasi pengion bisa berasal dari alam ataupun buatan manusia yang
digunakan dalam berbagai macam industri (Kedokteran, pertambangan,
sumber daya energy, dll)
Monitor radiasi yang digunakan untuk mengukur jumlah radiasi atau dosis
yang diterima oleh seseorang disebut dosimeter perorangan dan monitor
radiasi yang digunakan untuk mengukur kecepatan radiasi atau laju dosis di
suatu area dikenal dengan survaimeter.
Apabila dosis yang diterima oleh pekerja melebihi batas yang diperkenankan,
paparan radiasi pengion dapat menimbulkan efek kesehatan, yaitu efek
deterministic dan stokastik
3.2 Saran
Proteksi radiasi sangat berkaitan dengan program pengawasan lingkungan kerja
dan usaha menjamin bahwa perisai penahan radiasi yang memadai tersedia.
Pemantauan tenaga kerja secara berkala yang harus dilaksanakan secara terus
menerus untuk menjamin agar para pekerja tidak menerima penyinaran yang tidak
perlu dan untuk menjamin bahwa tindakan proteksi memang telah memadai.
25
DAFTAR PUSTAKA
ACGIH. (2015). Threshold Limit Values for Chemical Substances and Physical Agents &
Biological Exposure Indices. Cincinnati: ACGIH.
Anderrson , G., & Cocchiarella , L. (2001). AMA Guides to the evaluation of Permanent
Impairment. 5th edition. Chicago: America Medical Association.
BATAN. (2015, May 19). BATAN. Retrieved from
http://www.batan.go.id/pusdiklat/elearning/proteksiradiasi/pengenalan_radiasi
/2-1.htm
Moeljosoedarmo, S. (2008). Higiene Industri. Jakarta: Balai Penerbit FK Universitas
Indonesia.
Wirahadikusumah, R. (2014). Tantangan Masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja
pada Proyek Konstruksi di Indonesia. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
26