Professional Documents
Culture Documents
EMENTERIA
AN KOORDIN
NATOR
BIDA
ANG KESEJA
AHTERAAN RAKYAT
REPUBLIK
K INDONES
SIA
PEDO
OMAN
N UMU
UM PE
ENYA
ALURA
AN
RAS
RA
SK
KIN
N
Subsidi Beras Untuk Masyaarakat Beerpendapaatan Rend
dah
KEMENTE
ERIAN KOOR
RDINATOR BIDANG KE
ESEJAHTER
RAAN RAKY
YAT
REPUBLIK INDONES
SIA
2012
KATA PENGANTAR
DEPUTI MENKO KESRA BIDANG KOORDINASI
PERLINDUNGAN SOSIAL DAN PERUMAHAN RAKYAT
SELAKU
KETUA PELAKSANA TIM KOORDINASI RASKIN PUSAT
Peningkatan
Kesejahteraan
Rakyat
menjadi
prioritas
dalam
Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional, yang meliputi 5 (lima) sasaran pokok yaitu:
pengurangan kemiskinan dan pengangguran, pengurangan kesenjangan antar wilayah,
peningkatan kualitas manusia, perbaikan mutu lingkungan hidup, dan pengelolaan
sumberdaya alam, serta peningkatan infrastruktur. Dalam implementasinya, prioritas
utama pembangunan nasional diberikan kepada pemeliharaan kesejahteraan rakyat,
penataan kelembagaan dan pelaksanaan Sistem Perlindungan Sosial. Sasaran yang
hendak dicapai melalui prioritas ini antara lain adalah peningkatan kesejahteraan
masyarakat, khususnya masyarakat miskin, sehingga angka kemiskinan dapat
diturunkan menjadi 10,5 % 11,5 % pada tahun 2012.
Program Raskin, sebagai salah satu Program Penanggulangan Kemiskinan
Kluster 1, termasuk program bantuan sosial berbasis keluarga yang sudah berjalan
secara rutin sejak tahun 1998. Melalui program ini Pemerintah memberikan bantuan
kepada masyarakat miskin untuk mendapatkan hak atas pangan. Jika rata-rata
konsumsi beras nasional saat ini 113,7 kg/kapita/tahun dan setiap RTS-PM terdiri atas 4
(empat) jiwa, maka Program Raskin telah memberikan kontribusi sebesar 39,6% dari
kebutuhan beras setiap bulannya bagi setiap RTS.
Program Raskin tergolong program nasional. Program ini melibatkan berbagai
pihak baik vertikal maupun horizontal. Secara horizontal semua sektor terkait memiliki
tanggungjawab dan wewenang sesuai dengan tupoksinya masing-masing dalam
melaksanakan Program Raskin.
penetapan data RTS 2012. Program Raskin 2012 akan mengacu pada data RTS hasil
PPLS-2011 BPS, yang ditetapkan oleh TNP2K menggunakan sistim Basic Data Terpadu
Perlindungan Sosial. Secara vertikal Program Raskin bukan program Pemerintah Pusat
semata, akan tetapi juga Pemerintah Daerah memiliki tanggungjawab secara
proporsional. Dalam hal ini Pemerintah Pusat berperan dalam membuat kebijakan
nasional, sedangkan pelaksanaan dan penyalurannya sangat tergantung pada peran
Pemerintah Daerah.
dilaksanakan oleh Perum Bulog untuk disalurkan sampai Titik Distribusi (TD). Untuk
PedomanUmumPenyaluranRaskin2012
ii
RTS-PM
dengan 6 (enam) Tepat (Tepat Sasaran, Tepat Jumlah, Tepat Mutu, Tepat Waktu,
Tepat Harga dan Tepat Administrasi). Oleh karena itu pelaksanaan Program Raskin
sangat tergantung pada peran Pemerintah Daerah seperti sosialisasi, pengawasan
mutu, angkutan, biaya operasional dll.
Sejalan dengan perkembangan dalam pelaksanaan Program Raskin, sebagai
upaya untuk mencapai target 6 (enam) tepat, maka berbagai kebijakan akan terus
dikembangkan seperti kebijakan penyaluran melalui sistim Padat Karya Raskin,
percepatan penyaluran, Raskin ke 13 dan lain-lain.
Selanjutnya perlu
dipertajam oleh Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota sesuai dengan kondisi dan
permasalahannya masing-masing.
Akhirnya, penghargaan dan ucapan terima kasih disampaikan kepada seluruh
pelaksana
penyaluran
Raskin.
Terutama,
kepada
Pemerintah
Provinsi
dan
Adang Setiana
PedomanUmumPenyaluranRaskin2012
iii
PENGANTAR
DIREKTUR UTAMA PERUM BULOG
Raskin adalah bagian dari Program penanggulangan kemiskinan yang berada pada
kluster I, yaitu kegiatan perlindungan sosial berbasis keluarga dalam pemenuhan kebutuhan
pangan pokok bagi mayarakat kurang mampu. Raskin mempunyai multi fungsi, yaitu
memperkuat ketahanan pangan keluarga miskin, sebagai pendukung bagi peningkatan
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), pendukung usaha tani padi dan sektor lainnya dan
peningkatan pemberdayaan ekonomi daerah. Disamping itu Raskin berdampak langsung
pada stabilisasi harga beras, yang akhirnya juga berperan dalam menjaga stabilitas
ekonomi nasional.
Sasaran Raskin tahun 2012 adalah 17,48 juta Rumah Tangga Sasaran (RTS)
sesuai dengan hasil Pendataan Perlindungan Sosial tahun 2011 (PPLS-11) BPS.
Berdasarkan UU No.22 Tahun 2011 tentang APBN 2012, telah ditetapkan subsidi pangan
khususnya untuk Raskin tahun 2012, yaitu 17,48 juta RTS dan alokasi 15 kg/RTS/bulan
selama 12 bulan dengan harga tebus Rp.1.600,-/kg di Titik Distribusi. Inpres No 7 tahun
2009 tentang perberasan menetapkan Perum Bulog sebagai penyedia dan pendistribusi
Raskin.
Keberhasilan Raskin diukur berdasarkan tingkat pencapaian indikator enam Tepat
(6 T), yaitu Tepat Sasaran, Tepat Jumlah, Tepat Harga, Tepat Waktu, Tepat Administrasi,
dan Tepat Kualitas. Pedoman Umum ( Pedum ) Penyaluran Raskin merupakan panduan
pelaksanaan Raskin untuk mencapai 6 Tepat, yang mencakup Pengelolaan dan
Pengorganisasian,
Perencanaan
dan
Penganggaran,
Mekanisme
Pelaksanaan,
Pengendalian dan Pelaporan serta Sosialisasi. Pedum ini juga mengakomodasi inisiatif dan
kebijakan operasional lokal yang bertujuan memperlancar pelaksanaan distribusi Raskin di
daerah yang disesuaikan dengan kondisi dan keterbatasan masing-masing daerah.
Pelaksanaan selanjutnya diatur dalam Petunjuk Pelaksanaan di tingkat Provinsi dan
Petunjuk Teknis (Juknis) di tingkat Kabupaten/Kota.
Selama ini pelaksanaan Raskin tidak lepas dari berbagai permasalahan dan
hambatan dan tantangan. Untuk itu Tim Koordinasi Provinsi dan atau Tim Kabupaten/Kota,
diharapkan dapat menyelesaikannya. Sosialisasi secara berjenjang, monitoring dan
evaluasi, serta pengawasan pelaksanaan distribusi Raskin agar diterima oleh RTS sesuai
6 T perlu ditingkatkan.
Pada kesempatan ini, ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggitingginya diberikan kepada para pelaksana Raskin di daerah yang telah memberikan
pelayanan dengan baik dan benar sesuai dengan ketentuan. Ucapan terima kasih pula
PedomanUmumPenyaluranRaskin2012
iv
disampaikan kepada Tim Koordinasi Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota yang telah
memberikan masukan untuk perbaikan Pedum ini dan mengawal dalam pelaksanaannya.
Semoga Pedum ini dapat menjadi acuan bersama dalam melaksanakan Raskin tahun 2012.
PedomanUmumPenyaluranRaskin2012
DAFTAR ISI
Hal
Halaman Judul
Kata Pengantar Deputi Menko Kesra Bidang
Perlindungan Sosial dan Perumahan Rakyat
Kata Pengantar Direktur Utama Perum BULOG
Daftar Isi
Koordinasi
i
ii
iv
vi
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
1.2.
Dasar Hukum
1.3.
Tujuan dan Sasaran
1.4.
Pengertian
1
1
2
3
3
BAB 2
6
6
7
8
9
10
10
BAB 3
12
12
12
12
13
13
13
BAB 4
MEKANISME PELAKSANAAN
4.1.
Penyediaan Beras
4.2.
Rencana Distribusi
4.3.
Pendistribusian
4.4
Pola Penyaluran
4.5
Pembayaran Harga Penjualan Beras (HPB)
Raskin
14
14
14
14
BAB 5
16
16
16
BAB 6
SOSIALISASI
18
BAB 7
PENGADUAN MASYARAKAT
19
BAB 8
LAIN-LAIN
20
BAB 9
PENUTUP
21
15
LAMPIRAN - LAMPIRAN
PedomanUmumPenyaluranRaskin2012
vi
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pangan adalah salah satu hak azasi manusia dan sebagai komoditi strategis
yang dilindungi oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
dan kesepakatan internasional, yaitu Universal Declaration of Human Right (1948),
Rome Declaration on World Food Security and World Food Summit 1996, Millennium
Development Goals (MDGs). Bahkan dalam kesepakatan MDGs dunia internasional
telah mentargetkan pada tahun 2015 setiap negara termasuk Indonesia telah sepakat
menurunkan kemiskinan dan kelaparan sampai separuhnya.
Tantangan yang dihadapi Indonesia dalam memerangi kemiskinan dan kelaparan
antara lain angka kemiskinan baru berhasil diturunkan dari 16,66% pada tahun 2004
menjadi 12,5% pada tahun 2011, jumlah orang miskin sebesar 31,02 juta jiwa pada
tahun 2010 masih cukup tinggi, tingkat pengangguran dipandang masih cukup tinggi,
meskipun telah berhasil diturunkan dari 11,24% pada tahun 2005 menjadi 6,56% pada
bulan Agustus 2011, jumlah daerah tertinggal yang tersebar di berbagai wilayah masih
cukup tinggi.
Untuk menghadapi permasalahan tersebut maka Rencana Kerja
Pemerintah (RKP) tahun 2012 mengusung tema Percepatan dan Perluasan
Pertumbuhan Ekonomi yang inklusif dan berkeadilan bagi peningkatan Kesejahteraan
Rakyat.
Indonesia, 95% dari jumlah penduduknya mengkonsumsi beras sebagai pangan
utama, dengan rata-rata konsumsi beras sebesar 113,7 kg/jiwa/tahun (BPS, 2011),
bahkan sebelumnya mencapai 139,15 Kg/jiwa/tahun. Tingkat konsumsi tersebut jauh
diatas rata-rata konsumsi dunia yang hanya sebesar 60 Kg/kapita/tahun. Juga diatas
rata-rata konsumsi beras negara tetangga seperti Malaysia sebesar 80 Kg/kapita/tahun,
Thailand 70 Kg/kapita/tahun, dan Jepang 58 Kg/kapita/tahun. Dengan demikian
Indonesia menjadi negara konsumen beras terbesar di dunia. Beras menjadi komoditas
nasional yang sangat strategis. Instabilitas perberasan nasional akan mengakibatkan
gejolak dalam berbagai aspek kehidupan baik sosial, politik maupun ekonomi.
Pemerintah Indonesia memberikan perhatian besar dalam menjaga stabilitas
perberasan nasional. Dalam 2 tahun terakhir, pengadaan stok beras dalam negeri yang
dilakukan Perum Bulog tidak mencapai target, sekalipun dilaporkan ada peningkatan
produksi beras. Namun Pemerintah konsisten menjaga stabilitas ketahanan pangan
dengan melakukan impor yang dialokasikan untuk stok pangan nasional, diantaranya
untuk memenuhi kebutuhan Program Raskin, bukan untuk pasar bebas. Sejak krisis
pangan pada tahun 1998, Pemerintah konsisten memberikan perhatian terhadap
pemenuhan hak atas pangan masyarakat yang diimplementasikan melalui Operasi
Pasar Khusus (OPK). Berbeda dengan pemberian subsidi pangan sebelumnya, OPK
memberikan subsidi beras secara targetted kepada rumah tangga miskin dan rawan
pangan. Pada tahun 2002 nama OPK diubah menjadi Program Beras untuk Keluarga
Miskin (Program Raskin) yang bertujuan untuk lebih mempertajam sasaran penerima
manfaat.
Program Raskin sangat strategis dan menjadi program nasional yang dikelola
secara lintas sektoral baik vertikal maupun horizontal. Seluruh Kementerian/Lembaga
(K/L) terkait, baik di pusat maupun di daerah mengambil bagian tugas dan
tanggungjawab dalam melaksanakan program ini, sesuai dengan tugas, pokok dan
fungsi (tupoksi) masing-masing. Pemerintah Pusat berperan dalam membuat kebijakan
PedomanUmumPenyaluranRaskin2012
Tujuan
Tujuan Program RASKIN adalah mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga
Sasaran melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pangan pokok dalam bentuk beras.
b. Sasaran
Sasaran Program RASKIN Tahun 2012 adalah berkurangnya beban pengeluaran
RTS berdasarkan data PPLS-11 BPS dalam mencukupi kebutuhan pangan beras
melalui pendistribusian beras bersubsidi sebanyak 180 Kg/RTS/tahun atau setara
dengan 15 kg/RTS/bulan dengan harga tebus Rp1.600,00/kg netto di TD.
1.4. Pengertian
a. Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS - PM) RASKIN adalah Rumah
Tangga Miskin di Desa/Kelurahan yang berhak menerima RASKIN dan terdaftar
dalam Daftar Penerima Manfaat (DPM-1) yang ditetapkan oleh Kepala Desa/Lurah
sebagai hasil Musyawarah Desa/Kelurahan dan disahkan oleh Camat sesuai hasil
pendataan PPLS-11 BPS tahun 2011.
PedomanUmumPenyaluranRaskin2012
Padat Karya Raskin adalah sistem penyaluran Raskin kepada RTS-PM yang
dikaitkan dengan pemberdayaan masyarakat dimana para RTS-PM diwajibkan
bekerja untuk meningkatkan produktivitas daerah dengan diberikan kompensasi
pembayaran HPB Raskin oleh Pemerintah Daerah melalui APBD.
j. Satker Raskin adalah satuan kerja pelaksana penyaluran Raskin yang dibentuk
oleh Divisi Regional (Divre)/Sub Divisi Regional(Subdivre)/Kantor Seksi Logistik
(Kansilog) Perum BULOG terdiri dari ketua dan anggota yang diangkat dengan
Surat Perintah (SP) Kadivre/Kasub Divre/Kakansilog.
k. Kualitas Beras adalah beras medium kondisi baik sesuai dengan persyaratan
kualitas beras yang diatur dalam Inpres Kebijakan Perberasan yang berlaku.
l.
SPA adalah Surat Permintaan Alokasi yang dibuat oleh Bupati/Walikota atau Ketua
Tim Koordinasi Raskin Kab/Kota atau Pejabat yang ditunjuk oleh Bupati/Walikota
kepada Kadivre/Kasubdivre/Kakansilog berdasarkan alokasi pagu Raskin dan
rincian di masing-masing Kecamatan dan Desa/ Kelurahan.
u. TT-HP Raskin adalah Model Tanda Terima uang Hasil Penjualan Raskin dari
Pelaksana Distribusi kepada Satker Raskin.
v. UPM adalah Unit Pengaduan Masyarakat.
PedomanUmumPenyaluranRaskin2012
BAB 2
PENGELOLAAN DAN PENGORGANISASIAN
Dalam rangka pelaksanaan Program Raskin tahun 2012 perlu diatur organisasi
pelaksana Program Raskin. Untuk mengefektifkan pelaksanaan program dan
pertanggungjawabannya maka dibentuk Tim Koordinasi Raskin di Pusat sampai
Kecamatan dan Pelaksana Distribusi Raskin di Desa/Kelurahan/pemerintahan yang
setingkat.
Penanggung jawab Program Raskin adalah Menteri Koordinator Bidang
Kesejahteraan Rakyat. Penanggung jawab pelaksanaan Program Raskin di Provinsi
adalah Gubernur, di Kabupaten/Kota adalah Bupati/Walikota, di Kecamatan adalah
Camat dan di Desa/Kelurahan adalah Kepala Desa/Lurah atau Kepala pemerintah yang
setingkat.
c. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Tim Koordinasi Raskin Provinsi mempunyai
fungsi:
1) Koordinasi perencanaan dan penganggaran Program Raskin di Provinsi.
2) Penetapan Pagu Raskin Kabupaten/Kota.
3) Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Penyaluran Raskin.
4) Fasilitasi lintas pelaku dan sosialisasi Program Raskin.
5) Monitoring dan evaluasi pelaksanaan Program Raskin di Kabupaten/Kota.
6) Pembinaan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi Tim Koordinasi Raskin
Kabupaten/Kota.
7) Pelaporan pelaksanaan Raskin kepada Tim Koordinasi Raskin Pusat.
d. Struktur dan Keanggotaan Tim Koordinasi Raskin Provinsi
Tim Koordinasi Raskin Provinsi terdiri dari penanggungjawab, ketua, sekretaris,
dan beberapa bidang antara lain: perencanaan, sosialisasi, pelaksanaan penyaluran,
monitoring dan evaluasi, serta pengaduan masyarakat, yang ditetapkan dengan
keputusan Gubernur.
Tim Koordinasi Raskin Provinsi beranggotakan unsur-unsur instansi terkait di
Provinsi antara lain Sekretariat Provinsi, Bappeda, Badan/Dinas/Lembaga yang
berwewenang dalam pemberdayaan masyarakat, Dinas Sosial, BPS Provinsi,
Badan/Dinas/Kantor yang berwewenang dalam ketahanan pangan, Kantor Perwakilan
BPKP dan Divisi Regional/Sub Divisi Regional Perum BULOG, serta lembaga lain
sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.
2.5. Pelaksana
setingkat.
Distribusi
Raskin
di
Desa/Kelurahan/Pemerintahan
10
PedomanUmumPenyaluranRaskin2012
11
BAB 3
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
Perencanaan dan penganggaran Program Raskin 2012 mengacu pada Undangundang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2012. Khusus untuk
Program Raskin, proses perencanaan dan penganggarannya secara rinci diatur dalam
Peraturan Menteri Keuangan tentang Subsidi Beras Bagi Masyarakat Berpendapatan
Rendah.
3.1. Perencanaan
Kegiatan perencanaan yang diatur dalam Pedum ini meliputi penetapan Pagu
Raskin dan RTS-PM Nasional hingga Desa/Kelurahan.
3.1.1. Pagu Raskin
a. Penetapan Pagu
1) Penetapan pagu Raskin Nasional didasarkan pada data RTS hasil PPLS-11 BPS.
Pagu Raskin untuk setiap Provinsi ditetapkan oleh Deputi Menko Kesra Bidang
Koordinasi Perlindungan Sosial dan Perumahan Rakyat selaku Ketua Pelaksana
Tim Koordinasi Raskin Pusat.
2) Pagu Raskin untuk setiap Kabupaten/Kota ditetapkan oleh Gubernur, berdasarkan
pagu Raskin Nasional.
3) Penetapan pagu Raskin untuk setiap Desa/Kelurahan ditetapkan oleh
Bupati/Walikota, berdasarkan pagu Raskin Provinsi.
b. Pagu Raskin di suatu wilayah baik di Desa/Kelurahan, Kabupaten/Kota dan Provinsi
yang tidak dapat didistribusikan, tidak dapat dialihkan ke wilayah lain.
c. Apabila pagu Raskin di suatu wilayah tidak dapat diserap sampai dengan tanggal 31
Desember 2012, maka sisa pagu tersebut tidak dapat didistribusikan pada tahun
2013.
d. Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota dapat membuat kebijakan
untuk menambah pagu raskin bagi rumah tangga yang dianggap miskin dan tidak
termasuk dalam data RTS hasil PPLS-11 BPS. Kebijakan ini didanai oleh APBD
sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
3.1.2. Penetapan Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM)
a. RTS yang berhak mendapatkan Raskin adalah RTS yang terdaftar dalam PPLS-11
BPS, sebagai RTS-PM di Desa/Kelurahan.
b. Dalam rangka mengakomodasi adanya dinamika RTS di Desa/Kelurahan, maka Tim
Koordinasi Raskin perlu mengadakan Musyawarah Desa (Mudes)/ Musyawarah
Kelurahan (Muskel) untuk menetapkan kebijakan lokal:
1) Melakukan verifikasi nama RTS hasil PPLS-11 BPS yang sudah meninggal, tidak
layak atau pindah alamat keluar Desa/Kelurahan. Untuk kepala RTS-PM yang
meninggal dunia diganti oleh salah satu anggota rumah tangganya. Sedangkan
untuk Rumah Tangga tunggal, RTS-PM yang pindah alamat dan Rumah Tangga
yang tidak layak lagi maka digantikan oleh Rumah Tangga miskin yang dinilai
layak.
2) Rumah Tangga miskin yang dinilai layak untuk menggantikan RTS-PM pada butir
1 di atas adalah diprioritaskan kepada Rumah Tangga miskin yang memiliki
anggota Rumah Tangga lebih besar terdiri dari balita dan anak usia sekolah,
PedomanUmumPenyaluranRaskin2012
12
3)
4)
5)
6)
7)
kepala Rumah Tangganya perempuan, kondisi fisik rumahnya kurang layak huni,
berpenghasilan lebih rendah dan tidak tetap.
Pelaksanaan Mudes/Muskel dapat dilaksanakan sepanjang tahun berjalan sesuai
dengan kebutuhan.
Hasil verifikasi Mudes/Muskel dimasukkan dalam daftar RTS-PM sesuai model
DPM-1 yang ditetapkan oleh Kepala Desa/Lurah dan disahkan oleh Camat.
Selanjutnya RTS-PM hasil verifikasi diberikan kartu Raskin sebagai identitas
penerima Raskin.
Hasil verifikasi RTS-PM dilaporkan oleh Camat kepada Tim Koordinasi Raskin
Kabupaten/Kota.
Rumah tangga miskin yang dinilai layak oleh Pemerintah Provinsi dan
Kabupaten/Kota serta belum terdaftar sebagai RTS-PM hasil PPLS-11 BPS,
maka dapat diberikan Raskin Daerah yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Perubahan jumlah RTS-PM di setiap Desa/Kelurahan tidak diperbolehkan
mengubah pagu wilayah setempat.
PedomanUmumPenyaluranRaskin2012
13
BAB 4
MEKANISME PELAKSANAAN
4.1. Penyediaan Beras
Perum BULOG berkewajiban menyediakan beras dengan jumlah dan waktu yang
tepat serta kualitas sesuai dengan Inpres Perberasan yang berlaku.
4.4. Pendistribusian
a. Bupati/Walikota/Ketua Tim Koordinasi Raskin Kab/Kota /Pejabat yang ditunjuk oleh
Bupati/Walikota
menerbitkan
Surat
Perintah
Alokasi
(SPA)
kepada
Kadivre/Kasubdivre/KaKansilog Perum BULOG berdasarkan pagu Raskin dan
rincian di masing-masing Kecamatan dan Desa/Kelurahan.
b. Berdasarkan SPA, Kadivre/Kasubdivre/Kakansilog Perum BULOG menerbitkan
SPPB/DO beras untuk masing-masing Kecamatan atau Desa/Kelurahan kepada
Satker Raskin.
c. Kepala Gudang melakukan pemeriksaan kualitas dan kuantitas Raskin sebelum
keluar dari gudang dan diserahkan kepada satker Raskin.
d. Berdasarkan SPPB/DO, Satker Raskin mengambil beras di gudang Perum BULOG
dan menyerahkannya kepada Pelaksana Distribusi Raskin di TD.
e. Tim Koordinasi Raskin Kecamatan atau Pelaksana Distribusi melakukan
pemeriksaan kualitas dan kuantitas Raskin yang diserahkan oleh Satker di TD.
f. Apabila terdapat Raskin yang tidak sesuai dengan kualitas yang ditetapkan dalam
Inpres Perberasan, maka Tim Koordinasi Raskin Kecamatan atau Pelaksana
Distribusi atau Penerima Manfaat harus menolak dan mengembalikannya kepada
Satker Raskin untuk diganti dengan kualitas yang sesuai.
g. Pelaksana Distribusi Raskin menyerahkan Raskin kepada RTS-PM sebanyak 15
kg/RTS/bulan dan dicatat dalam formulir DPM-2. Selanjutnya DPM-2 dilaporkan
kepada Tim Raskin Kecamatan.
h. Apabila di TB jumlah RTS melebihi data RTS-PM hasil PPLS-11 BPS, maka Pokja
Raskin tidak diperkenankan untuk membagi Raskin kepada rumah tangga yang
tidak terdaftar dalam DPM-1.
i. Pemerintah Kabupaten/Kota harus mendistribusikan Raskin dari TD ke TB sampai
ke RTS-PM.
PedomanUmumPenyaluranRaskin2012
14
j.
PedomanUmumPenyaluranRaskin2012
15
BAB 5
PENGENDALIAN DAN PELAPORAN
5.1. Pengendalian
a. Indikator kinerja
Indikator kinerja program Raskin ditunjukkan dengan tercapainya target 6 Tepat,
yaitu: Tepat Sasaran Penerima Manfaat, Tepat Jumlah, Tepat Harga, Tepat Waktu,
Tepat Administrasi dan Tepat Kualitas.
1) Tepat Sasaran Penerima Manfaat: Raskin hanya diberikan kepada RTS-PM hasil
Mudes/Muskel yang terdaftar dalam DPM-1.
2) Tepat Jumlah: Jumlah beras Raskin yang merupakan hak RTS-PM sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, yaitu 15 kg/RTS/bulan atau 180 kg/RTS/tahun.
3) Tepat Harga: Harga tebus Raskin adalah sebesar Rp1.600,00/kg netto di TD.
4) Tepat Waktu: Waktu pelaksanaan penyaluran beras kepada RTS-PM sesuai dengan
rencana penyaluran.
5) Tepat Administrasi: Terpenuhinya persyaratan administrasi secara benar, lengkap
dan tepat waktu.
6) Tepat Kualitas: Terpenuhinya persyaratan kualitas beras sesuai dengan kualitas
beras BULOG.
b. Monitoring dan Evaluasi
1) Monitoring dan evaluasi Program Raskin bertujuan untuk mengetahui ketepatan
realisasi pelaksanaan Program Raskin dan permasalahannya.
2) Monitoring dan evaluasi dilaksanakan secara berjenjang oleh Tim Koordinasi Raskin
Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan.
3) Waktu pelaksanaan monitoring dan evaluasi Program Raskin dilakukan secara
periodik atau sesuai dengan kebutuhan.
4) Hasil monitoring dan evaluasi dibahas secara berjenjang dalam Rapat Tim
Koordinasi Raskin Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan sesuai dengan
lingkup dan bobot permasalahannya untuk ditindaklanjuti, serta sebagai bahan
pertimbangan dalam penyempurnaan program.
5) Monitoring dan evaluasi dilaksanakan dengan metode kunjungan lapangan, rapat
koordinasi dan pelaporan.
c. Pengawasan
Pengawasan pelaksanaan penyaluran Raskin dilaksanakan oleh BPKP, Kemenko
Kesra bersama-sama dengan Ditjen PMD Kemendagri sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
5.2. Pelaporan
a. Pelaksana Distribusi Raskin melaporkan pelaksanaan Program Raskin kepada Tim
Koordinasi Raskin Kecamatan secara periodik setiap bulan model Laporan Bulanan
(LB).
b. Tim Koordinasi Raskin Kecamatan melaporkan pelaksanaan Program Raskin
kepada Tim Koordinasi Raskin Kabupaten/Kota secara periodik setiap triwulan
sesuai model Laporan Triwulan-0 (LT-0).
c. Tim Koordinasi Raskin Kabupaten/Kota melaporkan pelaksanaan Program Raskin
kepada Tim Koordinasi Raskin Provinsi secara periodik setiap triwulan sesuai model
LT-1.
d. Tim Koordinasi Raskin Provinsi melaporkan pelaksanaan Program Raskin kepada
Tim Koordinasi Raskin Pusat dengan tembusan seluruh wakil ketua pelaksana Tim
PedomanUmumPenyaluranRaskin2012
16
Koordinasi Raskin Pusat secara periodik setiap triwulan sesuai model LT-2.
e. Laporan Akhir Pelaksanaan Program Raskin Tahun 2012 dibuat oleh Tim Koordinasi
Raskin Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota pada akhir tahun.
f. Secara Internal Subdivre/Kansilog melaporkan realisasi pelaksanaan penyaluran
Raskin secara mingguan kepada Kadivre setiap hari Jumat dan akhir bulan sesuai
model ML-1. Divre melaporkan realisasi distribusi Raskin di wilayahnya secara
mingguan, setiap hari Selasa kepada Kantor Pusat Perum BULOG sesuai model
ML-2.
g. Perum BULOG melaporkan pelaksanaan pendistribusian Raskin kepada Ketua Tim
Koordinasi Raskin Pusat setiap bulan.
PedomanUmumPenyaluranRaskin2012
17
BAB 6
SOSIALISASI
Sosialisasi Program Raskin adalah kegiatan untuk memberikan informasi yang
lengkap dan benar kepada seluruh pihak terkait dengan Program Raskin secara
berjenjang untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan Program Raskin sehingga dapat
mencapai target 6 (enam) Tepat.
a. Sosialisasi Program Raskin dilakukan secara berjenjang dari Tim Koordinasi Raskin
Pusat sampai ke RTS-PM:
b. Tim Koordinasi Raskin Pusat melakukan sosialisasi kepada Tim Koordinasi Raskin
Provinsi.
c. Tim Koordinasi Raskin Provinsi melakukan sosialisasi kepada Tim Koordinasi Raskin
Kabupaten/Kota.
d. Tim Koordinasi Raskin Kabupaten/Kota melakukan sosialisasi kepada Tim
Koordinasi Raskin Kecamatan.
e. Tim Koordinasi Raskin Kecamatan melakukan sosialisasi kepada Pelaksana
Distribusi.
f. Pelaksana Distribusi melakukan sosialisasi kepada RTS-PM.
Metode sosialisasi dapat dilakukan melalui media massa, cetak, elektronik dan
media lainnya, serta pertemuan secara langsung kepada semua pemangku kepentingan
secara berjenjang.
PedomanUmumPenyaluranRaskin2012
18
BAB 7
PENGADUAN MASYARAKAT
Pengaduan Masyarakat
1) Unit Pengaduan Masyarakat (UPM) merupakan bagian dari Tim Koordinasi Raskin
Pusat di bawah koordinasi Kementerian Dalam Negeri.
2) UPM di Provinsi dan Kabupaten/Kota di bawah koordinasi Badan yang membidangi
pemberdayaan masyarakat dengan membentuk sekretariat sebagai tempat
pengaduan.
3) Pengelola UPM bertugas untuk menerima, menyelesaikan, mendistribusikan
pengaduan masyarakat kepada instansi yang terkait untuk menindak lanjutinya.
4) Pengaduan masyarakat tentang pelaksanaan Program Raskin dapat disampaikan
secara langsung kepada Sekretariat UPM Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota.
PedomanUmumPenyaluranRaskin2012
19
BAB 8
LAIN LAIN
Raskin adalah hak masyarakat miskin yang diberikan dan ditetapkan oleh
pemerintah dalam rangka mencukupi sebagian kebutuhan pangan pokok dalam bentuk
beras. Apabila terjadi penyimpangan dalam pelaksanaannya sehingga masyarakat
miskin dirugikan atau tidak menerima, maka para pelaksana Raskin yang menimbulkan
kerugian tersebut dapat dituntut sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
PedomanUmumPenyaluranRaskin2012
20
BAB 9
PENUTUP
Pedoman Umum ( Pedum ) Penyaluran Raskin 2012 dibuat sebagai acuan
pelaksanaan Program Raskin. Berdasarkan Pedoman Umum, Tim Koordinasi Raskin
Provinsi menyusun Pedoman Pelaksanaan sebagai acuan dalam pelaksanaan Program
Raskin di Provinsi. Selanjutnya Tim Koordinasi Raskin Kabupaten/Kota menyusun
Petunjuk Teknis Program Raskin yang sesuai dengan kondisi objektif daerah masingmasing, sebagai acuan pelaksanaan Program.
Pedum Raskin 2012 mulai berlaku sejak tanggal 1 Januari 2012. Dengan
diterbitkannya Pedum Raskin 2012, maka Pedum Raskin Tahun 2011 dinyatakan tidak
berlaku. Segala sesuatu yang belum diatur dalam pedoman ini akan diatur kemudian
oleh Ketua Tim Koordinasi Raskin Pusat, atau dituangkan dalam Petunjuk Pelaksanaan
dan Petunjuk Teknis dan apabila terdapat kekeliruan akan dilakukan perbaikan
seperlunya.
PedomanUmumPenyaluranRaskin2012
21