You are on page 1of 27

KE

EMENTERIA
AN KOORDIN
NATOR
BIDA
ANG KESEJA
AHTERAAN RAKYAT
REPUBLIK
K INDONES
SIA

PEDO
OMAN
N UMU
UM PE
ENYA
ALURA
AN

RAS
RA
SK
KIN
N
Subsidi Beras Untuk Masyaarakat Beerpendapaatan Rend
dah

KEMENTE
ERIAN KOOR
RDINATOR BIDANG KE
ESEJAHTER
RAAN RAKY
YAT
REPUBLIK INDONES
SIA
2012

KATA PENGANTAR
DEPUTI MENKO KESRA BIDANG KOORDINASI
PERLINDUNGAN SOSIAL DAN PERUMAHAN RAKYAT
SELAKU
KETUA PELAKSANA TIM KOORDINASI RASKIN PUSAT

Peningkatan

Kesejahteraan

Rakyat

menjadi

prioritas

dalam

Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional, yang meliputi 5 (lima) sasaran pokok yaitu:
pengurangan kemiskinan dan pengangguran, pengurangan kesenjangan antar wilayah,
peningkatan kualitas manusia, perbaikan mutu lingkungan hidup, dan pengelolaan
sumberdaya alam, serta peningkatan infrastruktur. Dalam implementasinya, prioritas
utama pembangunan nasional diberikan kepada pemeliharaan kesejahteraan rakyat,
penataan kelembagaan dan pelaksanaan Sistem Perlindungan Sosial. Sasaran yang
hendak dicapai melalui prioritas ini antara lain adalah peningkatan kesejahteraan
masyarakat, khususnya masyarakat miskin, sehingga angka kemiskinan dapat
diturunkan menjadi 10,5 % 11,5 % pada tahun 2012.
Program Raskin, sebagai salah satu Program Penanggulangan Kemiskinan
Kluster 1, termasuk program bantuan sosial berbasis keluarga yang sudah berjalan
secara rutin sejak tahun 1998. Melalui program ini Pemerintah memberikan bantuan
kepada masyarakat miskin untuk mendapatkan hak atas pangan. Jika rata-rata
konsumsi beras nasional saat ini 113,7 kg/kapita/tahun dan setiap RTS-PM terdiri atas 4
(empat) jiwa, maka Program Raskin telah memberikan kontribusi sebesar 39,6% dari
kebutuhan beras setiap bulannya bagi setiap RTS.
Program Raskin tergolong program nasional. Program ini melibatkan berbagai
pihak baik vertikal maupun horizontal. Secara horizontal semua sektor terkait memiliki
tanggungjawab dan wewenang sesuai dengan tupoksinya masing-masing dalam
melaksanakan Program Raskin.

Issue aktual yang terkait secara horizontal adalah

penetapan data RTS 2012. Program Raskin 2012 akan mengacu pada data RTS hasil
PPLS-2011 BPS, yang ditetapkan oleh TNP2K menggunakan sistim Basic Data Terpadu
Perlindungan Sosial. Secara vertikal Program Raskin bukan program Pemerintah Pusat
semata, akan tetapi juga Pemerintah Daerah memiliki tanggungjawab secara
proporsional. Dalam hal ini Pemerintah Pusat berperan dalam membuat kebijakan
nasional, sedangkan pelaksanaan dan penyalurannya sangat tergantung pada peran
Pemerintah Daerah.

Pemerintah Pusat memberikan subsidi pembelian beras yang

dilaksanakan oleh Perum Bulog untuk disalurkan sampai Titik Distribusi (TD). Untuk
PedomanUmumPenyaluranRaskin2012

ii

selanjutnya Pemerintah Daerah menyampaikan beras tersebut kepada

RTS-PM

dengan 6 (enam) Tepat (Tepat Sasaran, Tepat Jumlah, Tepat Mutu, Tepat Waktu,
Tepat Harga dan Tepat Administrasi). Oleh karena itu pelaksanaan Program Raskin
sangat tergantung pada peran Pemerintah Daerah seperti sosialisasi, pengawasan
mutu, angkutan, biaya operasional dll.
Sejalan dengan perkembangan dalam pelaksanaan Program Raskin, sebagai
upaya untuk mencapai target 6 (enam) tepat, maka berbagai kebijakan akan terus
dikembangkan seperti kebijakan penyaluran melalui sistim Padat Karya Raskin,
percepatan penyaluran, Raskin ke 13 dan lain-lain.

Sebagai konsekuensinya maka

Pedoman Umum Raskin akan terus disempurnakan baik untuk mengimplementasikan


kebijakan baru maupun untuk mengatasi berbagai kendala yang diusulkan oleh
Pemerintah Daerah. Berbagai masukan telah diperoleh dari hasil Pertemuan Regional
Program Raskin, hasil monitoring dan evaluasi ke berbagai daerah, dan hasil Rakor
Raskin di tingkat pusat. Pedoman Umum Raskin ini menjadi acuan bagi Tim Pelaksana
Raskin dalam pelaksanaan penyaluran Raskin tahun 2012.

Selanjutnya perlu

dipertajam oleh Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota sesuai dengan kondisi dan
permasalahannya masing-masing.
Akhirnya, penghargaan dan ucapan terima kasih disampaikan kepada seluruh
pelaksana

penyaluran

Raskin.

Terutama,

kepada

Pemerintah

Provinsi

dan

Kabupaten/Kota yang memiliki peran strategis dalam pelaksanaan Program Raskin.


Semoga upaya dan niat baik kita semua untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
terutama pemenuhan kebutuhan pangan keluarga miskin mendapat Ridho-Nya, Amien.

Deputi Menko Kesra Bidang Koordinasi


Perlindungan Sosial dan Perumahan Rakyat
Selaku
Ketua Pelaksana Tim Koordinasi Raskin Pusat,

Adang Setiana

PedomanUmumPenyaluranRaskin2012

iii

PENGANTAR
DIREKTUR UTAMA PERUM BULOG
Raskin adalah bagian dari Program penanggulangan kemiskinan yang berada pada
kluster I, yaitu kegiatan perlindungan sosial berbasis keluarga dalam pemenuhan kebutuhan
pangan pokok bagi mayarakat kurang mampu. Raskin mempunyai multi fungsi, yaitu
memperkuat ketahanan pangan keluarga miskin, sebagai pendukung bagi peningkatan
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), pendukung usaha tani padi dan sektor lainnya dan
peningkatan pemberdayaan ekonomi daerah. Disamping itu Raskin berdampak langsung
pada stabilisasi harga beras, yang akhirnya juga berperan dalam menjaga stabilitas
ekonomi nasional.
Sasaran Raskin tahun 2012 adalah 17,48 juta Rumah Tangga Sasaran (RTS)
sesuai dengan hasil Pendataan Perlindungan Sosial tahun 2011 (PPLS-11) BPS.
Berdasarkan UU No.22 Tahun 2011 tentang APBN 2012, telah ditetapkan subsidi pangan
khususnya untuk Raskin tahun 2012, yaitu 17,48 juta RTS dan alokasi 15 kg/RTS/bulan
selama 12 bulan dengan harga tebus Rp.1.600,-/kg di Titik Distribusi. Inpres No 7 tahun
2009 tentang perberasan menetapkan Perum Bulog sebagai penyedia dan pendistribusi
Raskin.
Keberhasilan Raskin diukur berdasarkan tingkat pencapaian indikator enam Tepat
(6 T), yaitu Tepat Sasaran, Tepat Jumlah, Tepat Harga, Tepat Waktu, Tepat Administrasi,
dan Tepat Kualitas. Pedoman Umum ( Pedum ) Penyaluran Raskin merupakan panduan
pelaksanaan Raskin untuk mencapai 6 Tepat, yang mencakup Pengelolaan dan
Pengorganisasian,

Perencanaan

dan

Penganggaran,

Mekanisme

Pelaksanaan,

Pengendalian dan Pelaporan serta Sosialisasi. Pedum ini juga mengakomodasi inisiatif dan
kebijakan operasional lokal yang bertujuan memperlancar pelaksanaan distribusi Raskin di
daerah yang disesuaikan dengan kondisi dan keterbatasan masing-masing daerah.
Pelaksanaan selanjutnya diatur dalam Petunjuk Pelaksanaan di tingkat Provinsi dan
Petunjuk Teknis (Juknis) di tingkat Kabupaten/Kota.
Selama ini pelaksanaan Raskin tidak lepas dari berbagai permasalahan dan
hambatan dan tantangan. Untuk itu Tim Koordinasi Provinsi dan atau Tim Kabupaten/Kota,
diharapkan dapat menyelesaikannya. Sosialisasi secara berjenjang, monitoring dan
evaluasi, serta pengawasan pelaksanaan distribusi Raskin agar diterima oleh RTS sesuai
6 T perlu ditingkatkan.
Pada kesempatan ini, ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggitingginya diberikan kepada para pelaksana Raskin di daerah yang telah memberikan
pelayanan dengan baik dan benar sesuai dengan ketentuan. Ucapan terima kasih pula
PedomanUmumPenyaluranRaskin2012

iv

disampaikan kepada Tim Koordinasi Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota yang telah
memberikan masukan untuk perbaikan Pedum ini dan mengawal dalam pelaksanaannya.
Semoga Pedum ini dapat menjadi acuan bersama dalam melaksanakan Raskin tahun 2012.

PedomanUmumPenyaluranRaskin2012

DAFTAR ISI
Hal
Halaman Judul
Kata Pengantar Deputi Menko Kesra Bidang
Perlindungan Sosial dan Perumahan Rakyat
Kata Pengantar Direktur Utama Perum BULOG
Daftar Isi

Koordinasi

i
ii
iv
vi

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
1.2.
Dasar Hukum
1.3.
Tujuan dan Sasaran
1.4.
Pengertian

1
1
2
3
3

BAB 2

PENGELOLAAN DAN PENGORGANISASIAN


2.1.
Tim Koordinasi Raskin Pusat
2.2.
Tim Koordinasi Raskin Provinsi
2.3.
Tim Koordinasi Raskin Kabupaten/Kota
2.4.
Tim Koordinasi Raskin Kecamatan
2.5.
Pelaksana Distribusi Raskin di Desa/Kelurahan
2.6.
Satker Raskin

6
6
7
8
9
10
10

BAB 3

PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN


3.1.
Perencanaan
3.1.1. Pagu Raskin
3.1.2. Penetapan RTS-PM
3.1.3. Penetapan Titik Distribusi (TD)
3.1.4. Penetapan Titik Bagi (TB)
3.2.
Penganggaran

12
12
12
12
13
13
13

BAB 4

MEKANISME PELAKSANAAN
4.1.
Penyediaan Beras
4.2.
Rencana Distribusi
4.3.
Pendistribusian
4.4
Pola Penyaluran
4.5
Pembayaran Harga Penjualan Beras (HPB)
Raskin

14
14
14
14

BAB 5

PENGENDALIAN DAN PELAPORAN


5.1.
Pengendalian
5.2.
Pelaporan

16
16
16

BAB 6

SOSIALISASI

18

BAB 7

PENGADUAN MASYARAKAT

19

BAB 8

LAIN-LAIN

20

BAB 9

PENUTUP

21

15

LAMPIRAN - LAMPIRAN

PedomanUmumPenyaluranRaskin2012

vi

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pangan adalah salah satu hak azasi manusia dan sebagai komoditi strategis
yang dilindungi oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
dan kesepakatan internasional, yaitu Universal Declaration of Human Right (1948),
Rome Declaration on World Food Security and World Food Summit 1996, Millennium
Development Goals (MDGs). Bahkan dalam kesepakatan MDGs dunia internasional
telah mentargetkan pada tahun 2015 setiap negara termasuk Indonesia telah sepakat
menurunkan kemiskinan dan kelaparan sampai separuhnya.
Tantangan yang dihadapi Indonesia dalam memerangi kemiskinan dan kelaparan
antara lain angka kemiskinan baru berhasil diturunkan dari 16,66% pada tahun 2004
menjadi 12,5% pada tahun 2011, jumlah orang miskin sebesar 31,02 juta jiwa pada
tahun 2010 masih cukup tinggi, tingkat pengangguran dipandang masih cukup tinggi,
meskipun telah berhasil diturunkan dari 11,24% pada tahun 2005 menjadi 6,56% pada
bulan Agustus 2011, jumlah daerah tertinggal yang tersebar di berbagai wilayah masih
cukup tinggi.
Untuk menghadapi permasalahan tersebut maka Rencana Kerja
Pemerintah (RKP) tahun 2012 mengusung tema Percepatan dan Perluasan
Pertumbuhan Ekonomi yang inklusif dan berkeadilan bagi peningkatan Kesejahteraan
Rakyat.
Indonesia, 95% dari jumlah penduduknya mengkonsumsi beras sebagai pangan
utama, dengan rata-rata konsumsi beras sebesar 113,7 kg/jiwa/tahun (BPS, 2011),
bahkan sebelumnya mencapai 139,15 Kg/jiwa/tahun. Tingkat konsumsi tersebut jauh
diatas rata-rata konsumsi dunia yang hanya sebesar 60 Kg/kapita/tahun. Juga diatas
rata-rata konsumsi beras negara tetangga seperti Malaysia sebesar 80 Kg/kapita/tahun,
Thailand 70 Kg/kapita/tahun, dan Jepang 58 Kg/kapita/tahun. Dengan demikian
Indonesia menjadi negara konsumen beras terbesar di dunia. Beras menjadi komoditas
nasional yang sangat strategis. Instabilitas perberasan nasional akan mengakibatkan
gejolak dalam berbagai aspek kehidupan baik sosial, politik maupun ekonomi.
Pemerintah Indonesia memberikan perhatian besar dalam menjaga stabilitas
perberasan nasional. Dalam 2 tahun terakhir, pengadaan stok beras dalam negeri yang
dilakukan Perum Bulog tidak mencapai target, sekalipun dilaporkan ada peningkatan
produksi beras. Namun Pemerintah konsisten menjaga stabilitas ketahanan pangan
dengan melakukan impor yang dialokasikan untuk stok pangan nasional, diantaranya
untuk memenuhi kebutuhan Program Raskin, bukan untuk pasar bebas. Sejak krisis
pangan pada tahun 1998, Pemerintah konsisten memberikan perhatian terhadap
pemenuhan hak atas pangan masyarakat yang diimplementasikan melalui Operasi
Pasar Khusus (OPK). Berbeda dengan pemberian subsidi pangan sebelumnya, OPK
memberikan subsidi beras secara targetted kepada rumah tangga miskin dan rawan
pangan. Pada tahun 2002 nama OPK diubah menjadi Program Beras untuk Keluarga
Miskin (Program Raskin) yang bertujuan untuk lebih mempertajam sasaran penerima
manfaat.
Program Raskin sangat strategis dan menjadi program nasional yang dikelola
secara lintas sektoral baik vertikal maupun horizontal. Seluruh Kementerian/Lembaga
(K/L) terkait, baik di pusat maupun di daerah mengambil bagian tugas dan
tanggungjawab dalam melaksanakan program ini, sesuai dengan tugas, pokok dan
fungsi (tupoksi) masing-masing. Pemerintah Pusat berperan dalam membuat kebijakan
PedomanUmumPenyaluranRaskin2012

program, sedangkan pelaksanaannya sangat tergantung kepada Pemerintah Daerah.


Oleh karena itu, peran Pemerintah Daerah sangat penting dalam peningkatan efektifitas
Program Raskin, yang diwujudkan dalam 6 Tepat. Para pemangku kepentingan
Program Raskin terutama di Provinsi dan Kabupaten/Kota masih perlu meningkatkan
kinerja dan koordinasi dengan memberikan kontribusi sumberdayanya agar penyaluran
Raskin kepada Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) lebih efektif
dalam mencapai target 6 (enam) Tepat.
RTS-PM Raskin pada tahun 2012 hingga tahun 2014, ditetapkan berdasarkan
Pendataan Program Perlindungan Sosial tahun 2011 (PPLS-11) BPS. Diharapkan data
tersebut tidak lagi mengundang perdebatan di daerah. Sekalipun demikian, perlu
disadari bahwa kemiskinan bersifat dinamis dan relatif. Pada tahun 2012 Pemerintah
akan menerapkan kebijakan baru dalam sistim pendataan RTS yang dilakukan oleh Tim
Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), Sekretariat Wakil
Presiden, yakni sistim Basis Data Terpadu Program Perlindungan Sosial yang mencapai
40% dari jumlah penduduk. Setiap program dalam Klaster Perlindungan Sosial harus
menetapkan kriteria kepesertaan dan mengajukannya ke TNP2K untuk diproses dan
ditentukan jumlah pesertanya atau RTS. Dengan sistim ini diharapkan semua RTM
dapat menjadi RTS dan tidak menimbulkan kesenjangan data. Pemerintah Daerah
dapat mengambil peran untuk mengatasinya jika terjadi kesenjangan.
Instruksi Presiden tentang kebijakan perberasan nasional yang setiap tahun
diterbitkan, menginstruksikan kepada Menteri dan Kepala Lembaga Pemerintah non
Kementerian tertentu, serta Gubernur dan Bupati/Walikota seluruh Indonesia untuk
melakukan upaya peningkatan pendapatan petani, ketahanan pangan, pengembangan
ekonomi perdesaan dan stabilitas ekonomi nasional. Secara khusus kepada Perum
BULOG diinstruksikan untuk menyediakan dan menyalurkan beras bersubsidi bagi
kelompok masyarakat miskin dan rawan pangan, yang penyediaannya mengutamakan
pengadaan gabah/beras dari petani dalam negeri. Penyaluran beras bersubsidi bagi
kelompok masyarakat miskin bertujuan untuk mengurangi beban pengeluaran para
RTS-PM dalam memenuhi kebutuhan pangan. Selain itu juga untuk meningkatkan
akses masyarakat miskin dalam pemenuhan kebutuhan pangan pokok, sebagai salah
satu hak dasarnya.
Berbagai aspek strategis dalam tahapan pelaksanaan penyaluran raskin, serta
pihak mana yang bertanggung jawab diformulasikan dalam suatu pedoman yang
disebut Pedoman Umum (Pedum) Penyaluran Raskin 2012.
Pedoman ini
merupakan acuan makro dalam pelaksanaan Program Raskin secara nasional, belum
mengakomodasi dan mengantisipasi hal-hal yang bersifat spesifik lokasi. Untuk
mengatasi berbagai permasalahan lokal, adanya kearifan lokal, serta kebijakan lokal
maka pemerintah Provinsi perlu menyusun Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Raskin, dan
Pemerintah Kabupaten/Kota perlu membuat Petunjuk Teknis (Juknis) Raskin untuk
mempertajam Pedum Raskin dan tidak bertentangan dengan Pedum Raskin. Dengan
Pedum/Juklak/Juknis ini setiap pihak yang terkait sudah jelas tugas dan fungsinya.
Pemerintah Daerah memiliki peran yang sangat kuat dan terlihat sangat menentukan
dalam pelaksanaan Program Raskin. Perum BULOG tidak dapat berdiri sendiri dalam
mengelola program ini, bahkan tidak akan mampu menyalurkan Raskin kepada RTS-PM
tanpa dukungan Pemerintah Daerah.

1.2. Dasar Hukum


Peraturan perundangan yang menjadi landasan pelaksanaan program RASKIN
adalah:

1. Undang-Undang No. 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Masyarakat.


2. Undang-Undang No. 7 Tahun 1996, tentang Pangan.
3. Undang-Undang No. 19 Tahun 2003, tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
PedomanUmumPenyaluranRaskin2012

4. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah.


5. Undang-Undang No. 22 Tahun 2011, tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) Tahun Anggaran 2012.
6. Undang-Undang No. 18 Tahun 1986, tentang Pelaksanaan Undang-Undang No. 8
Tahun 1985.
7. Peraturan Pemerintah No. 68 Tahun 2002, tentang Ketahanan Pangan.
8. Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2003, tentang Pendirian Perusahaan Umum
(Perum) BULOG.
9. Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005, tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
10. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007, tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.
11. Peraturan Presiden RI No. 15 Tahun 2010, tentang Percepatan Penanggulangan
Kemiskinan.
12. Peraturan Presiden RI No. 29 Tahun 2011, tentang Rencana Kerja Pemerintah
Tahun 2012.
13. Inpres No. 7 Tahun 2009 tentang Kebijakan Perberasan.
14. Permendagri No. 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
15. Kepmenko Kesra No. 35 Tahun 2008 tentang Tim Koordinasi Raskin Pusat.
1.3. Tujuan dan Sasaran
a.

Tujuan
Tujuan Program RASKIN adalah mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga
Sasaran melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pangan pokok dalam bentuk beras.
b. Sasaran
Sasaran Program RASKIN Tahun 2012 adalah berkurangnya beban pengeluaran
RTS berdasarkan data PPLS-11 BPS dalam mencukupi kebutuhan pangan beras
melalui pendistribusian beras bersubsidi sebanyak 180 Kg/RTS/tahun atau setara
dengan 15 kg/RTS/bulan dengan harga tebus Rp1.600,00/kg netto di TD.

1.4. Pengertian
a. Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS - PM) RASKIN adalah Rumah
Tangga Miskin di Desa/Kelurahan yang berhak menerima RASKIN dan terdaftar
dalam Daftar Penerima Manfaat (DPM-1) yang ditetapkan oleh Kepala Desa/Lurah
sebagai hasil Musyawarah Desa/Kelurahan dan disahkan oleh Camat sesuai hasil
pendataan PPLS-11 BPS tahun 2011.

b. Musyawarah Desa/Kelurahan merupakan forum pertemuan musyawarah di tingkat


Desa/Kelurahan yang melibatkan aparat Desa/Kelurahan,kelompok masyarakat
Desa/Kelurahan dan perwakilan RTS-PM Raskin dari setiap Satuan Lingkungan
Setempat (SLS) setingkat Dusun/RW untuk menetapkan daftar nama RTS-PM.
c. Titik Distribusi (TD) adalah tempat atau lokasi penyerahan beras Raskin dari
Satker Raskin kepada Pelaksana Distribusi Raskin di tingkat Desa/Kelurahan, atau
lokasi lain yang disepakati secara tertulis oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dengan
Divre/Subdivre/ Kansilog Perum BULOG.
d. Titik Bagi (TB) adalah tempat atau lokasi penyerahan beras Raskin dari Pelaksana
Distribusi Raskin kepada RTS-PM.

PedomanUmumPenyaluranRaskin2012

e. Pelaksana Distribusi Raskin adalah Kelompok Kerja (Pokja) di TD atau Warung


Desa (Wardes) atau Kelompok Masyarakat (Pokmas) yang ditetapkan oleh Kepala
Desa/Lurah.

f. Kelompok Kerja (Pokja) adalah sekelompok masyarakat Desa/Kelurahan yang


terdiri dari aparat Desa/Kelurahan, Ketua RT/RW/RK dan beberapa orang yang
ditunjuk dan ditetapkan oleh Kepala Desa/Lurah sebagai pelaksana distribusi
Raskin.
g. Warung Desa (Wardes) adalah lembaga ekonomi di Desa/Kelurahan, baik milik
masyarakat, koperasi maupun pemerintah Desa/Kelurahan yang memiliki fasilitas
bangunan/tempat penjualan bahan pangan dan barang lainnya yang ditetapkan
oleh Tim Koordinasi Raskin Kabupaten/Kota sebagai tempat penyerahan beras
Raskin dari Satker Raskin.
h. Kelompok Masyarakat (Pokmas) adalah lembaga masyarakat dan/atau kelompok
masyarakat di Desa/Kelurahan yang ditetapkan oleh Kepala Desa/Lurah sebagai
Pelaksana Distribusi Raskin.
i.

Padat Karya Raskin adalah sistem penyaluran Raskin kepada RTS-PM yang
dikaitkan dengan pemberdayaan masyarakat dimana para RTS-PM diwajibkan
bekerja untuk meningkatkan produktivitas daerah dengan diberikan kompensasi
pembayaran HPB Raskin oleh Pemerintah Daerah melalui APBD.

j. Satker Raskin adalah satuan kerja pelaksana penyaluran Raskin yang dibentuk
oleh Divisi Regional (Divre)/Sub Divisi Regional(Subdivre)/Kantor Seksi Logistik
(Kansilog) Perum BULOG terdiri dari ketua dan anggota yang diangkat dengan
Surat Perintah (SP) Kadivre/Kasub Divre/Kakansilog.
k. Kualitas Beras adalah beras medium kondisi baik sesuai dengan persyaratan
kualitas beras yang diatur dalam Inpres Kebijakan Perberasan yang berlaku.
l.

SPA adalah Surat Permintaan Alokasi yang dibuat oleh Bupati/Walikota atau Ketua
Tim Koordinasi Raskin Kab/Kota atau Pejabat yang ditunjuk oleh Bupati/Walikota
kepada Kadivre/Kasubdivre/Kakansilog berdasarkan alokasi pagu Raskin dan
rincian di masing-masing Kecamatan dan Desa/ Kelurahan.

m. Surat Perintah Penyerahan Barang (SPPB)/Delivery Order (DO) adalah perintah


tertulis yang diterbitkan oleh Kadivre/Kasubdivre/Kakansilog atau pejabat lain yang
berwenang kepada Kepala Gudang untuk mengeluarkan dan menyerahkan barang
kepada pihak lain.
n. BAST adalah Berita Acara Serah Terima Beras Raskin berdasarkan SPA dari
Bupati/Walikota dan ditandatangani antara Perum BULOG dan Pelaksana
Distribusi.
o. DPM-1 adalah Model Daftar Penerima Manfaat Raskin di Desa/Kelurahan.
p. DPM-2 adalah Model Daftar Penjualan Raskin di Desa/Kelurahan
q. HPB adalah Harga Penjualan Beras secara tunai sebesar Rp 1.600/kg netto di TD.
r. MBA-0 adalah Model Rekap BAST di tingkat Kecamatan.
PedomanUmumPenyaluranRaskin2012

s. MBA-1 adalah Model Rekap MBA-0 di tingkat Kabupaten/Kota.


t.

MBA-2 adalah Model Rekap MBA-1 di tingkat Provinsi.

u. TT-HP Raskin adalah Model Tanda Terima uang Hasil Penjualan Raskin dari
Pelaksana Distribusi kepada Satker Raskin.
v. UPM adalah Unit Pengaduan Masyarakat.

w. PPLS-11 adalah Pendataan Program Perlindungan Sosial tahun 2011 yang


dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

PedomanUmumPenyaluranRaskin2012

BAB 2
PENGELOLAAN DAN PENGORGANISASIAN
Dalam rangka pelaksanaan Program Raskin tahun 2012 perlu diatur organisasi
pelaksana Program Raskin. Untuk mengefektifkan pelaksanaan program dan
pertanggungjawabannya maka dibentuk Tim Koordinasi Raskin di Pusat sampai
Kecamatan dan Pelaksana Distribusi Raskin di Desa/Kelurahan/pemerintahan yang
setingkat.
Penanggung jawab Program Raskin adalah Menteri Koordinator Bidang
Kesejahteraan Rakyat. Penanggung jawab pelaksanaan Program Raskin di Provinsi
adalah Gubernur, di Kabupaten/Kota adalah Bupati/Walikota, di Kecamatan adalah
Camat dan di Desa/Kelurahan adalah Kepala Desa/Lurah atau Kepala pemerintah yang
setingkat.

2.1. Tim Koordinasi Raskin Pusat


Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat bertanggung jawab atas
pelaksanaan Program Raskin Nasional dan membentuk Tim Koordinasi Raskin Pusat.
a. Tugas:
Melakukan koordinasi, sinkronisasi, harmonisasi dan pengendalian dalam
perumusan kebijakan, perencanaan, penganggaran, sosialisasi, monitoring dan
evaluasi.
b. Fungsi:
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Tim Koordinasi Raskin Pusat mempunyai
fungsi:
1) Koordinasi perencanaan dan penganggaran Program Raskin.
2) Penetapan Pagu Raskin.
3) Penyusunan Pedoman Umum Penyaluran Raskin.
4) Fasilitasi lintas pelaku dan sosialisasi Program Raskin.
5) Pembinaan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi Tim Koordinasi Raskin Provinsi.
6) Monitoring dan evaluasi pelaksanaan Program Raskin di Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
c. Struktur dan Keanggotaan Tim Koordinasi Raskin Pusat
Tim Koordinasi Raskin Pusat terdiri dari Pengarah, Pelaksana dan Sekretariat.
Pengarah terdiri dari: Ketua dari unsur Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan
Rakyat dan Anggota terdiri dari unsur Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian,
Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pertanian, Kementerian Keuangan,
Kementerian Sosial, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), Badan Pusat Statistik (BPS),
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Perum BULOG.
Pelaksana terdiri dari: ketua, wakil ketua/ketua bidang dan anggota. Ketua
Pelaksana adalah Deputi Bidang Koordinasi Perlindungan Sosial dan Perumahan
Rakyat Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat; Wakil Ketua I/Bidang
Kebijakan Perencanaan adalah Direktur Pangan dan Pertanian Bappenas; Wakil Ketua
II/Bidang Kebijakan Anggaran adalah Direktur Anggaran III, Ditjen Anggaran
Kementerian Keuangan; Wakil Ketua III/Bidang Pelaksanaan dan Distribusi adalah
Direktur Pelayanan Publik Perum BULOG; Wakil Ketua IV/Bidang Fasilitasi, Monitoring
dan Evaluasi, dan Pengaduan adalah Direktur Usaha Ekonomi Masyarakat Ditjen PMD
Kementerian Dalam Negeri.
PedomanUmumPenyaluranRaskin2012

Anggota Tim terdiri dari unsur-unsur Kementerian Koordinator Bidang


Kesejahteraan Rakyat, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian
Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional,
Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Sosial, Kementerian
Pertanian, BPS, BPKP, dan Perum BULOG.

2.2. Tim Koordinasi Raskin Provinsi


Gubernur bertanggung jawab atas pelaksanaan Program Raskin di wilayahnya
dan membentuk Tim Koordinasi Raskin Provinsi .
a. Kedudukan
Tim Koordinasi Raskin Provinsi adalah pelaksana Program Raskin di Provinsi,
yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur.
b. Tugas
Tim Koordinasi Raskin Provinsi mempunyai tugas melakukan koordinasi
perencanaan, anggaran, sosialisasi, pelaksanaan distribusi, monitoring dan evaluasi,
menerima pengaduan dari masyarakat serta melaporkan hasilnya kepada Tim
Koordinasi Raskin Pusat.
PedomanUmumPenyaluranRaskin2012

c. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Tim Koordinasi Raskin Provinsi mempunyai
fungsi:
1) Koordinasi perencanaan dan penganggaran Program Raskin di Provinsi.
2) Penetapan Pagu Raskin Kabupaten/Kota.
3) Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Penyaluran Raskin.
4) Fasilitasi lintas pelaku dan sosialisasi Program Raskin.
5) Monitoring dan evaluasi pelaksanaan Program Raskin di Kabupaten/Kota.
6) Pembinaan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi Tim Koordinasi Raskin
Kabupaten/Kota.
7) Pelaporan pelaksanaan Raskin kepada Tim Koordinasi Raskin Pusat.
d. Struktur dan Keanggotaan Tim Koordinasi Raskin Provinsi
Tim Koordinasi Raskin Provinsi terdiri dari penanggungjawab, ketua, sekretaris,
dan beberapa bidang antara lain: perencanaan, sosialisasi, pelaksanaan penyaluran,
monitoring dan evaluasi, serta pengaduan masyarakat, yang ditetapkan dengan
keputusan Gubernur.
Tim Koordinasi Raskin Provinsi beranggotakan unsur-unsur instansi terkait di
Provinsi antara lain Sekretariat Provinsi, Bappeda, Badan/Dinas/Lembaga yang
berwewenang dalam pemberdayaan masyarakat, Dinas Sosial, BPS Provinsi,
Badan/Dinas/Kantor yang berwewenang dalam ketahanan pangan, Kantor Perwakilan
BPKP dan Divisi Regional/Sub Divisi Regional Perum BULOG, serta lembaga lain
sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.

2.3. Tim Koordinasi Raskin Kabupaten/Kota


Bupati/Walikota bertanggung jawab atas pelaksanaan Program Raskin di
wilayahnya dan membentuk Tim Koordinasi Raskin Kabupaten/Kota .
a. Kedudukan
Tim Koordinasi Raskin Kabupaten/Kota adalah pelaksana Program Raskin di
Kabupaten/Kota, yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
Bupati/Walikota.
b. Tugas
Tim Koordinasi Raskin Kabupaten/Kota mempunyai tugas melakukan koordinasi
perencanaan, anggaran, sosialisasi, pelaksanaan penyaluran, monitoring dan evaluasi,
menerima pengaduan dari masyarakat serta melaporkan hasilnya kepada Tim
Koordinasi Raskin Provinsi.
c. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Tim Koordinasi Raskin Kabupaten/Kota
mempunyai fungsi:
1) Perencanaan dan penganggaran Program Raskin di Kabupaten/ Kota.
2) Penetapan Pagu Kecamatan.
3) Pelaksanaan verifikasi data RTS-PM.
4) Penyusunan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Penyaluran Raskin di Kabupaten/Kota.
5) Fasilitasi lintas pelaku dan sosialisasi Program Raskin di Kabupaten/ Kota.
6) Perencanaan penyaluran Raskin.
7) Penyelesaian administrasi dan HPB Raskin.
8) Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Program Raskin di Kecamatan,
Desa/Kelurahan.
PedomanUmumPenyaluranRaskin2012

9) Pembinaan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi Tim Koordinasi Raskin


Kecamatan dan Pelaksana Distribusi Raskin di Desa/ Kelurahan/Pemerintahan
setingkat.
10) Pelaporan pelaksanaan Raskin kepada Tim Koordinasi Raskin Provinsi.

d. Struktur dan Keanggotaan Tim Koordinasi Raskin Kabupaten/Kota


Tim Koordinasi Raskin Kabupaten/Kota terdiri dari penanggung jawab, ketua,
sekretaris, dan beberapa bidang antara lain: perencanaan, sosialisasi, pelaksanaan
penyaluran, monitoring dan evaluasi, serta pengaduan masyarakat, yang ditetapkan
dengan keputusan Bupati/Walikota.
Keanggotaan Tim Koordinasi Raskin Kabupaten/Kota terdiri dari unsur-unsur
instansi terkait di Kabupaten/Kota antara lain Sekretaris Daerah, Badan Perencanaan
Pembangunan
Daerah,
Badan/Dinas/Lembaga
yang
berwewenang
dalam
pemberdayaan masyarakat, Dinas Sosial, BPS Kabupaten/Kota, Badan/Dinas/Kantor
yang berwewenang dalam ketahanan pangan, Divre/Subdivre/ Kansilog Perum BULOG
dan lembaga terkait lainnya sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.

2.4. Tim Koordinasi Raskin Kecamatan


Camat bertanggungjawab atas pelaksanaan Program Raskin di wilayahnya dan
membentuk Tim Koordinasi Raskin Kecamatan .
a. Kedudukan
Tim Koordinasi Raskin Kecamatan adalah pelaksana Program Raskin di
Kecamatan, yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Camat.
b. Tugas
Tim Koordinasi Raskin Kecamatan mempunyai tugas merencanakan,
melaksanakan, mengendalikan, sosialisasi, monitoring dan evaluasi Program Raskin di
tingkat Kecamatan serta melaporkan hasilnya kepada Tim Koordinasi Raskin
Kabupaten/Kota.
c. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Tim Koordinasi Raskin Kecamatan
mempunyai fungsi:
1) Perencanaan penyaluran Raskin di Kecamatan.
2) Pelaksanaan verifikasi data RTS-PM.
3) Fasilitasi lintas pelaku, sosialisasi Raskin di Kecamatan.
4) Penyediaan dan pendistribusian Raskin.
5) Penyelesaian administrasi dan HPB Raskin.
6) Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Raskin di Desa/Kelurahan/Pemerintahan
setingkat.
7) Pembinaan terhadap Pelaksana Distribusi Raskin di Desa/Kelurahan/Pemerintahan
setingkat.
8) Pelaporan pelaksanaan Raskin kepada Tim Koordinasi Raskin Kabupaten/Kota.

d. Struktur dan Keanggotaan Tim Koordinasi Raskin Kecamatan


Tim Koordinasi Raskin Kecamatan terdiri dari penanggungjawab, ketua,
sekretaris, dan beberapa bidang antara lain: perencanaan, sosialisasi, pelaksanaan
penyaluran, monitoring dan evaluasi, serta pengaduan masyarakat, yang ditetapkan
dengan keputusan Camat.
PedomanUmumPenyaluranRaskin2012

Keanggotaan Tim Koordinasi Raskin Kecamatan terdiri dari unsur-unsur instansi


terkait di tingkat Kecamatan antara lain Sekretariat Kecamatan, Seksi Kesejahteraan
Sosial, Koordinator Statistik Kecamatan (KSK) dan Satker Raskin.

2.5. Pelaksana
setingkat.

Distribusi

Raskin

di

Desa/Kelurahan/Pemerintahan

Kepala Desa/Lurah/Kepala pemerintahan setingkat bertanggung jawab atas


pelaksanaan Program Raskin di wilayahnya dan membentuk pelaksana distribusi Raskin
tingkat desa/kelurahan.
a. Kedudukan
Pelaksana Distribusi Raskin berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab
kepada Kepala Desa/Lurah/Pemerintahan setingkat.
b. Tugas
Pelaksana Distribusi Raskin mempunyai tugas memeriksa, menerima dan
menyerahkan beras, menerima uang pembayaran HPB serta menyelesaikan
administrasi.
c. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Pelaksana Distribusi Raskin di
Desa/Kelurahan/Pemerintahan setingkat mempunyai fungsi:
1) Pemeriksaan dan penerimaan/penolakan Raskin dari Satker Raskin di TD. Untuk
desa/kelurahan yang Titik Distribusinya tidak berada di desa/kelurahan, maka
petugas yang memeriksa dan menerima/menolakan Raskin diatur dalam Petunjuk
Teknis.
2) Pendistribusian dan penyerahan Raskin kepada RTS-PM di Titik Bagi (TB).
3) Penerimaan HPB Raskin dari RTS-PM secara tunai dan menyetorkan ke rekening
Bank yang ditunjuk Divre/Subdivre/ Kansilog Perum BULOG atau menyetor
langsung secara tunai kepada Satker Raskin.
4) Penyelesaian administrasi penyaluran Raskin yaitu Berita Acara Serah Terima
(BAST) dan Daftar Realisasi Penjualan Beras sesuai model DPM-2 dan melaporkan
ke Tim Raskin Kecamatan.
5) Memfasilitasi pelaksanaan Mudes/Muskel guna menetapkan data RTS-PM.

2.6. Satker Raskin


a. Kedudukan
Satker Raskin berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada
Kadivre/Kasubdivre/Kakansilog Perum BULOG sesuai tingkatannya.
b. Tugas
Satker Raskin mempunyai tugas memeriksa, mengantar dan menyerahkan
Raskin kepada Pelaksana Distribusi, menyelesaikan administrasi Raskin, menerima
uang pembayaran HPB dan menyetorkan HPB Raskin kepada Bank koresponden (Bank
yang ditunjuk oleh Divre/Subdivre/Kansilog) atau menerima tanda bukti setor
pembayaran HPB Raskin.
c. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Satker Raskin mempunyai fungsi:
1) Pengantaran dan penyerahan Raskin ke pelaksana distribusi di TD.
2) Penggantian Raskin yang ditolak oleh RTS-PM karena tidak memenuhi standar
kualitas.
PedomanUmumPenyaluranRaskin2012

10

3) Penerimaan HPB Raskin dari Pelaksana Distribusi Raskin dan menyetorkan ke


rekening HPB BULOG atau menerima tanda bukti setor pembayaran HPB Raskin.
4) Penyelesaian administrasi penyaluran Raskin yaitu Delivery Order (DO), BAST,
Rekap BAST di Kecamatan (model MBA-0) dan pembayaran HPB (tanda
terima/kuitansi dan bukti setor bank)
5) Pelaporan pelaksanaan tugas, antara lain: realisasi jumlah penyaluran beras,
setoran HPB dan BAST di wilayah kerjanya kepada Kadivre/Kasubdivre/Kakansilog
Perum BULOG secara periodik setiap bulan.

PedomanUmumPenyaluranRaskin2012

11

BAB 3
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
Perencanaan dan penganggaran Program Raskin 2012 mengacu pada Undangundang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2012. Khusus untuk
Program Raskin, proses perencanaan dan penganggarannya secara rinci diatur dalam
Peraturan Menteri Keuangan tentang Subsidi Beras Bagi Masyarakat Berpendapatan
Rendah.

3.1. Perencanaan
Kegiatan perencanaan yang diatur dalam Pedum ini meliputi penetapan Pagu
Raskin dan RTS-PM Nasional hingga Desa/Kelurahan.
3.1.1. Pagu Raskin
a. Penetapan Pagu
1) Penetapan pagu Raskin Nasional didasarkan pada data RTS hasil PPLS-11 BPS.
Pagu Raskin untuk setiap Provinsi ditetapkan oleh Deputi Menko Kesra Bidang
Koordinasi Perlindungan Sosial dan Perumahan Rakyat selaku Ketua Pelaksana
Tim Koordinasi Raskin Pusat.
2) Pagu Raskin untuk setiap Kabupaten/Kota ditetapkan oleh Gubernur, berdasarkan
pagu Raskin Nasional.
3) Penetapan pagu Raskin untuk setiap Desa/Kelurahan ditetapkan oleh
Bupati/Walikota, berdasarkan pagu Raskin Provinsi.
b. Pagu Raskin di suatu wilayah baik di Desa/Kelurahan, Kabupaten/Kota dan Provinsi
yang tidak dapat didistribusikan, tidak dapat dialihkan ke wilayah lain.
c. Apabila pagu Raskin di suatu wilayah tidak dapat diserap sampai dengan tanggal 31
Desember 2012, maka sisa pagu tersebut tidak dapat didistribusikan pada tahun
2013.
d. Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota dapat membuat kebijakan
untuk menambah pagu raskin bagi rumah tangga yang dianggap miskin dan tidak
termasuk dalam data RTS hasil PPLS-11 BPS. Kebijakan ini didanai oleh APBD
sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
3.1.2. Penetapan Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM)
a. RTS yang berhak mendapatkan Raskin adalah RTS yang terdaftar dalam PPLS-11
BPS, sebagai RTS-PM di Desa/Kelurahan.
b. Dalam rangka mengakomodasi adanya dinamika RTS di Desa/Kelurahan, maka Tim
Koordinasi Raskin perlu mengadakan Musyawarah Desa (Mudes)/ Musyawarah
Kelurahan (Muskel) untuk menetapkan kebijakan lokal:
1) Melakukan verifikasi nama RTS hasil PPLS-11 BPS yang sudah meninggal, tidak
layak atau pindah alamat keluar Desa/Kelurahan. Untuk kepala RTS-PM yang
meninggal dunia diganti oleh salah satu anggota rumah tangganya. Sedangkan
untuk Rumah Tangga tunggal, RTS-PM yang pindah alamat dan Rumah Tangga
yang tidak layak lagi maka digantikan oleh Rumah Tangga miskin yang dinilai
layak.
2) Rumah Tangga miskin yang dinilai layak untuk menggantikan RTS-PM pada butir
1 di atas adalah diprioritaskan kepada Rumah Tangga miskin yang memiliki
anggota Rumah Tangga lebih besar terdiri dari balita dan anak usia sekolah,
PedomanUmumPenyaluranRaskin2012

12

3)
4)

5)
6)

7)

kepala Rumah Tangganya perempuan, kondisi fisik rumahnya kurang layak huni,
berpenghasilan lebih rendah dan tidak tetap.
Pelaksanaan Mudes/Muskel dapat dilaksanakan sepanjang tahun berjalan sesuai
dengan kebutuhan.
Hasil verifikasi Mudes/Muskel dimasukkan dalam daftar RTS-PM sesuai model
DPM-1 yang ditetapkan oleh Kepala Desa/Lurah dan disahkan oleh Camat.
Selanjutnya RTS-PM hasil verifikasi diberikan kartu Raskin sebagai identitas
penerima Raskin.
Hasil verifikasi RTS-PM dilaporkan oleh Camat kepada Tim Koordinasi Raskin
Kabupaten/Kota.
Rumah tangga miskin yang dinilai layak oleh Pemerintah Provinsi dan
Kabupaten/Kota serta belum terdaftar sebagai RTS-PM hasil PPLS-11 BPS,
maka dapat diberikan Raskin Daerah yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Perubahan jumlah RTS-PM di setiap Desa/Kelurahan tidak diperbolehkan
mengubah pagu wilayah setempat.

3.1.3. Penetapan Titik Distribusi (TD)


Lokasi TD bertempat di Desa/Kelurahan atau di tempat lain atas kesepakatan
tertulis antara Pemerintah Kabupaten/Kota dan Divre/Subdivre/ Kansilog Perum BULOG
setempat.
3.1.4. Penetapan Titik Bagi (TB)
Lokasi TB adalah tempat hasil kesepakatan antara Pemda dengan RTS-PM
setempat.
3.2. Penganggaran
a. Anggaran subsidi Raskin disediakan dalam DIPA APBN Tahun 2012.
b. Biaya operasional Raskin dari gudang BULOG sampai dengan TD menjadi tanggung
jawab Perum BULOG.
c. Biaya operasional penyaluran Raskin dari TD sampai ke RTS-PM menjadi tanggung
jawab Pemerintah Kabupaten/Kota yang diatur lebih lanjut dalam Petunjuk
Pelaksanaan/Petunjuk Teknis masing-masing daerah.
d. Untuk meningkatkan efektivitas penyaluran Raskin dari Titik Distribusi kepada RTSPM, maka Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota berperan memberikan
kontribusi untuk memperlancar pelaksanaan Program Raskin.
e. Biaya penyelenggaraan Program Raskin termasuk biaya sosialisasi, koordinasi,
monitoring, evaluasi dan Unit Pengaduan Masyarakat (UPM) yang dipergunakan
untuk mendukung Tim Koordinasi Raskin Pusat dibiayai dari APBN dan/atau BOP
Perum BULOG.
f. Kegiatan Tim Koordinasi Raskin Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Pelaksana
Distribusi Raskin dan Satker Raskin dibiayai dari APBD dan/atau BOP Perum
BULOG.

PedomanUmumPenyaluranRaskin2012

13

BAB 4
MEKANISME PELAKSANAAN
4.1. Penyediaan Beras
Perum BULOG berkewajiban menyediakan beras dengan jumlah dan waktu yang
tepat serta kualitas sesuai dengan Inpres Perberasan yang berlaku.

4.2. Rencana Penyaluran


Tim Koordinasi Raskin Provinsi dan Tim Koordinasi Raskin Kabupaten/Kota
menyusun rencana penyaluran yang meliputi waktu, jumlah dan jadwal pendistribusian
untuk mengatasi kendala geografis, infrastruktur dan sarana transportasi,
perkembangan harga serta kebutuhan beras RTS-PM.
Penyediaan beras di setiap gudang Perum BULOG disesuaikan dengan rencana
penyaluran Raskin di wilayah kerjanya, sehingga kelancaran proses penyaluran Raskin
dapat terjamin.
4.3. Pola Penyaluran Raskin
Penyaluran Raskin dapat dilakukan secara reguler melalui Kelompok Kerja
(Pokja) atau dengan cara lain melalui:
1. Warung Desa (Wardes);
2. Kelompok Masyarakat (Pokmas);
3. Padat Karya Raskin.
Pembentukan Wardes dan Pokmas mengacu pada Pedoman Khusus yang telah
disusun sedangkan Padat Karya Raskin akan diatur kemudian.

4.4. Pendistribusian
a. Bupati/Walikota/Ketua Tim Koordinasi Raskin Kab/Kota /Pejabat yang ditunjuk oleh
Bupati/Walikota
menerbitkan
Surat
Perintah
Alokasi
(SPA)
kepada
Kadivre/Kasubdivre/KaKansilog Perum BULOG berdasarkan pagu Raskin dan
rincian di masing-masing Kecamatan dan Desa/Kelurahan.
b. Berdasarkan SPA, Kadivre/Kasubdivre/Kakansilog Perum BULOG menerbitkan
SPPB/DO beras untuk masing-masing Kecamatan atau Desa/Kelurahan kepada
Satker Raskin.
c. Kepala Gudang melakukan pemeriksaan kualitas dan kuantitas Raskin sebelum
keluar dari gudang dan diserahkan kepada satker Raskin.
d. Berdasarkan SPPB/DO, Satker Raskin mengambil beras di gudang Perum BULOG
dan menyerahkannya kepada Pelaksana Distribusi Raskin di TD.
e. Tim Koordinasi Raskin Kecamatan atau Pelaksana Distribusi melakukan
pemeriksaan kualitas dan kuantitas Raskin yang diserahkan oleh Satker di TD.
f. Apabila terdapat Raskin yang tidak sesuai dengan kualitas yang ditetapkan dalam
Inpres Perberasan, maka Tim Koordinasi Raskin Kecamatan atau Pelaksana
Distribusi atau Penerima Manfaat harus menolak dan mengembalikannya kepada
Satker Raskin untuk diganti dengan kualitas yang sesuai.
g. Pelaksana Distribusi Raskin menyerahkan Raskin kepada RTS-PM sebanyak 15
kg/RTS/bulan dan dicatat dalam formulir DPM-2. Selanjutnya DPM-2 dilaporkan
kepada Tim Raskin Kecamatan.
h. Apabila di TB jumlah RTS melebihi data RTS-PM hasil PPLS-11 BPS, maka Pokja
Raskin tidak diperkenankan untuk membagi Raskin kepada rumah tangga yang
tidak terdaftar dalam DPM-1.
i. Pemerintah Kabupaten/Kota harus mendistribusikan Raskin dari TD ke TB sampai
ke RTS-PM.
PedomanUmumPenyaluranRaskin2012

14

j.

Apabila diperlukan, Kepala Desa/Lurah dapat mengikutsertakan RT/RW dalam


pendistribusian Raskin dari TD sampai ke RTS-PM.
k. Apabila terdapat alokasi Raskin yang tidak terdistribusikan kepada RTS-PM, maka
harus dikembalikan ke Perum BULOG untuk dikoreksi administrasi penyalurannya.

4.5. Pembayaran HPB


a. Pembayaran HPB Raskin dari RTS-PM kepada Pelaksana Distribusi Raskin
dilakukan secara tunai sebesar Rp1.600,00/kg.
b. Uang HPB Raskin yang diterima Pelaksana Distribusi Raskin dari RTS-PM harus
langsung disetor ke rekening HPB BULOG melalui bank setempat oleh Pelaksana
Distribusi yang pelaksanaannya diatur lebih lanjut dalam Petunjuk
Pelaksanaan/Petunjuk Teknis sesuai dengan kondisi setempat atau dapat
diserahkan kepada Satker Raskin yang kemudian langsung disetor ke rekening HPB
BULOG.
c. Atas pembayaran HPB Raskin tersebut, dibuatkan Tanda Terima Hasil Penjualan
Raskin (TT-HP Raskin) rangkap 3 (tiga) oleh Satker Raskin. HPB Raskin yang
disetor ke bank oleh Pelaksana Distribusi Raskin harus disertai bukti setor asli. TTHP Raskin diberikan kepada Pelaksana Distribusi Raskin setelah dilakukan
konfirmasi ke bank yang bersangkutan.
d. Pelaksana Distribusi Raskin tidak dibenarkan menunda penyerahan HPB Raskin
kepada Satker Raskin atau rekening HPB BULOG di bank.
e. Apabila Pelaksana Distribusi Raskin melakukan perbuatan melawan hukum, maka
Tim Koordinasi Raskin Kabupaten/Kota akan mencabut penunjukan sebagai
Pelaksana Distribusi Raskin dan melaporkan kepada penegak hukum. Untuk
kelancaran penyaluran Raskin selanjutnya, maka Kepala Desa/Lurah menunjuk
pengganti Pelaksana Distribusi Raskin.
f. Pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Desa/ Kelurahan harus
membantu kelancaran pembayaran HPB Raskin, atau dapat memberikan dana
talangan bagi RTS-PM yang tidak mampu membayar tunai.

PedomanUmumPenyaluranRaskin2012

15

BAB 5
PENGENDALIAN DAN PELAPORAN
5.1. Pengendalian
a. Indikator kinerja
Indikator kinerja program Raskin ditunjukkan dengan tercapainya target 6 Tepat,
yaitu: Tepat Sasaran Penerima Manfaat, Tepat Jumlah, Tepat Harga, Tepat Waktu,
Tepat Administrasi dan Tepat Kualitas.
1) Tepat Sasaran Penerima Manfaat: Raskin hanya diberikan kepada RTS-PM hasil
Mudes/Muskel yang terdaftar dalam DPM-1.
2) Tepat Jumlah: Jumlah beras Raskin yang merupakan hak RTS-PM sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, yaitu 15 kg/RTS/bulan atau 180 kg/RTS/tahun.
3) Tepat Harga: Harga tebus Raskin adalah sebesar Rp1.600,00/kg netto di TD.
4) Tepat Waktu: Waktu pelaksanaan penyaluran beras kepada RTS-PM sesuai dengan
rencana penyaluran.
5) Tepat Administrasi: Terpenuhinya persyaratan administrasi secara benar, lengkap
dan tepat waktu.
6) Tepat Kualitas: Terpenuhinya persyaratan kualitas beras sesuai dengan kualitas
beras BULOG.
b. Monitoring dan Evaluasi
1) Monitoring dan evaluasi Program Raskin bertujuan untuk mengetahui ketepatan
realisasi pelaksanaan Program Raskin dan permasalahannya.
2) Monitoring dan evaluasi dilaksanakan secara berjenjang oleh Tim Koordinasi Raskin
Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan.
3) Waktu pelaksanaan monitoring dan evaluasi Program Raskin dilakukan secara
periodik atau sesuai dengan kebutuhan.
4) Hasil monitoring dan evaluasi dibahas secara berjenjang dalam Rapat Tim
Koordinasi Raskin Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan sesuai dengan
lingkup dan bobot permasalahannya untuk ditindaklanjuti, serta sebagai bahan
pertimbangan dalam penyempurnaan program.
5) Monitoring dan evaluasi dilaksanakan dengan metode kunjungan lapangan, rapat
koordinasi dan pelaporan.
c. Pengawasan
Pengawasan pelaksanaan penyaluran Raskin dilaksanakan oleh BPKP, Kemenko
Kesra bersama-sama dengan Ditjen PMD Kemendagri sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

5.2. Pelaporan
a. Pelaksana Distribusi Raskin melaporkan pelaksanaan Program Raskin kepada Tim
Koordinasi Raskin Kecamatan secara periodik setiap bulan model Laporan Bulanan
(LB).
b. Tim Koordinasi Raskin Kecamatan melaporkan pelaksanaan Program Raskin
kepada Tim Koordinasi Raskin Kabupaten/Kota secara periodik setiap triwulan
sesuai model Laporan Triwulan-0 (LT-0).
c. Tim Koordinasi Raskin Kabupaten/Kota melaporkan pelaksanaan Program Raskin
kepada Tim Koordinasi Raskin Provinsi secara periodik setiap triwulan sesuai model
LT-1.
d. Tim Koordinasi Raskin Provinsi melaporkan pelaksanaan Program Raskin kepada
Tim Koordinasi Raskin Pusat dengan tembusan seluruh wakil ketua pelaksana Tim
PedomanUmumPenyaluranRaskin2012

16

Koordinasi Raskin Pusat secara periodik setiap triwulan sesuai model LT-2.
e. Laporan Akhir Pelaksanaan Program Raskin Tahun 2012 dibuat oleh Tim Koordinasi
Raskin Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota pada akhir tahun.
f. Secara Internal Subdivre/Kansilog melaporkan realisasi pelaksanaan penyaluran
Raskin secara mingguan kepada Kadivre setiap hari Jumat dan akhir bulan sesuai
model ML-1. Divre melaporkan realisasi distribusi Raskin di wilayahnya secara
mingguan, setiap hari Selasa kepada Kantor Pusat Perum BULOG sesuai model
ML-2.
g. Perum BULOG melaporkan pelaksanaan pendistribusian Raskin kepada Ketua Tim
Koordinasi Raskin Pusat setiap bulan.

PedomanUmumPenyaluranRaskin2012

17

BAB 6
SOSIALISASI
Sosialisasi Program Raskin adalah kegiatan untuk memberikan informasi yang
lengkap dan benar kepada seluruh pihak terkait dengan Program Raskin secara
berjenjang untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan Program Raskin sehingga dapat
mencapai target 6 (enam) Tepat.
a. Sosialisasi Program Raskin dilakukan secara berjenjang dari Tim Koordinasi Raskin
Pusat sampai ke RTS-PM:
b. Tim Koordinasi Raskin Pusat melakukan sosialisasi kepada Tim Koordinasi Raskin
Provinsi.
c. Tim Koordinasi Raskin Provinsi melakukan sosialisasi kepada Tim Koordinasi Raskin
Kabupaten/Kota.
d. Tim Koordinasi Raskin Kabupaten/Kota melakukan sosialisasi kepada Tim
Koordinasi Raskin Kecamatan.
e. Tim Koordinasi Raskin Kecamatan melakukan sosialisasi kepada Pelaksana
Distribusi.
f. Pelaksana Distribusi melakukan sosialisasi kepada RTS-PM.
Metode sosialisasi dapat dilakukan melalui media massa, cetak, elektronik dan
media lainnya, serta pertemuan secara langsung kepada semua pemangku kepentingan
secara berjenjang.

PedomanUmumPenyaluranRaskin2012

18

BAB 7
PENGADUAN MASYARAKAT
Pengaduan Masyarakat
1) Unit Pengaduan Masyarakat (UPM) merupakan bagian dari Tim Koordinasi Raskin
Pusat di bawah koordinasi Kementerian Dalam Negeri.
2) UPM di Provinsi dan Kabupaten/Kota di bawah koordinasi Badan yang membidangi
pemberdayaan masyarakat dengan membentuk sekretariat sebagai tempat
pengaduan.
3) Pengelola UPM bertugas untuk menerima, menyelesaikan, mendistribusikan
pengaduan masyarakat kepada instansi yang terkait untuk menindak lanjutinya.
4) Pengaduan masyarakat tentang pelaksanaan Program Raskin dapat disampaikan
secara langsung kepada Sekretariat UPM Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota.

PedomanUmumPenyaluranRaskin2012

19

BAB 8
LAIN LAIN
Raskin adalah hak masyarakat miskin yang diberikan dan ditetapkan oleh
pemerintah dalam rangka mencukupi sebagian kebutuhan pangan pokok dalam bentuk
beras. Apabila terjadi penyimpangan dalam pelaksanaannya sehingga masyarakat
miskin dirugikan atau tidak menerima, maka para pelaksana Raskin yang menimbulkan
kerugian tersebut dapat dituntut sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

PedomanUmumPenyaluranRaskin2012

20

BAB 9
PENUTUP
Pedoman Umum ( Pedum ) Penyaluran Raskin 2012 dibuat sebagai acuan
pelaksanaan Program Raskin. Berdasarkan Pedoman Umum, Tim Koordinasi Raskin
Provinsi menyusun Pedoman Pelaksanaan sebagai acuan dalam pelaksanaan Program
Raskin di Provinsi. Selanjutnya Tim Koordinasi Raskin Kabupaten/Kota menyusun
Petunjuk Teknis Program Raskin yang sesuai dengan kondisi objektif daerah masingmasing, sebagai acuan pelaksanaan Program.
Pedum Raskin 2012 mulai berlaku sejak tanggal 1 Januari 2012. Dengan
diterbitkannya Pedum Raskin 2012, maka Pedum Raskin Tahun 2011 dinyatakan tidak
berlaku. Segala sesuatu yang belum diatur dalam pedoman ini akan diatur kemudian
oleh Ketua Tim Koordinasi Raskin Pusat, atau dituangkan dalam Petunjuk Pelaksanaan
dan Petunjuk Teknis dan apabila terdapat kekeliruan akan dilakukan perbaikan
seperlunya.

PedomanUmumPenyaluranRaskin2012

21

You might also like