Professional Documents
Culture Documents
ERGONOMIKA
Oleh :
Dinar Ardhi Wicaksono
NIM A1H012072
LAPORAN PRAKTIKUM
ERGONOMIKA
Oleh :
Dinar Ardhi Wicaksono
NIM A1H012072
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengukuran beban kerja pada manusia merupakan salah satu hal penting
dalam kaitannya dengan upaya peningkatan kualitas kerja dan lingkungan kerja
manusia itu sendiri.
Penelitian yang berkaitan dengan pengukuran beban kerja dan pengukuranpengukuran beban kerja dan pangukuran daya manusia telah banyak dilakukan,
beberapa diantaranya dengan menggunakan metode yang didasarkan atas
konsumsi oksigen selama bekerja, pengukuran denyut jantung, pengukuran energi
metabolisme dan metode lainnya.
Ada dua hal pokok yang dapat mempengaruhi kemampuan kerja fisik
manusia dalam setiap aktivitasnya, yaitu : Faktor Personal dan Faktor Lingkungan
(Bridger, 1995). Yang termasuk dalam faktor personal antara lain : umur, berat
badan, jenis kelamin, konsumsi alkohol, konsumsi tembakau atau rokok, gaya
hidup, olahraga dan latihan, status nutrisi dan motivasi. Sedangkan yang termasuk
kedalam faktor lingkungan antara lain : polusi udara, kualitas udara ruangan,
ventilasi, ketinggian tempat, kebisingan dan fak tor temperatur udara yang ekstrim
(panas atau dingin).
Salah satu metode pengukuran beban kerja uang banyak digunakan di
Indonesia adalah melalui pengukuran denyut jantung dengan step test. Metode ini
relative lebih mudah dan lebih murah untuk dilaksanakan bila dibandingkan
dengan metode yang lainnya, mengingat peralatan untuk emngukur beban kerja
ini masih mahal. Walaupun dalam pelaksanaan pengukurannya mudah dan murah,
namun metode ini memerlukan sistem kalibrasi data yang akurat. Hal ini
disebabkan oleh karena beberapa faktor, anatara lain :
1. Denyut jantung berbeda-beda menurut waktu dan individunya.
2. Denyut jantung tidak saja dipengaruhi oleh kerja fisik akan tetapi juga beban
mental (Sam Herodian, 1997).
Pengukuran denyut jantung dalam studi ini dimaksudkan untuk mengukur
kemampuan operator (sub-yek pengamatan) dalam melakukan suatu pekerjaan
tertentu. Metode Step test dimaksudkan untuk mengukur karakteristik denyut
jantung individual dari operator tersebut. Dengan melihat karakteristik denyut
jantung individual yang diukur dengan metode Step test. Berdasarkan hal tersebut
perlu kiranya diketahui suatu pola hubungan antara denyut jantung manusia dalam
setiap aktivitas kerjanya dengan daya yang dikeluarkannya melalui penyesuaianpenyesuaian dalam cara pengukuran maupun kalibrasi data hasil pengukurannya.
Studi ini mengamati pola hubungan antara denyut jantung dengan daya yang
diperlukan atas beban kerja yang dilakukan oleh setiap operator, untuk jenis
pekerjaan yang berbeda-beda dan waktu yang berbeda pula. Kemudian pola
hubungan yang ada tersebut digunakan untuk memprediksi besarnya daya yang
diperlukan untuk setiap jenis kegiatan.
B. Tujuan
1. Melakukan kalibrasi pada data pengukran beban kerja dengan menggunakan
uji step test.
indikator dari beban kerja psiko-fisiologis. Selain itu, terdapat dua faktor yang
mempengaruhi kemampuan kerja fisik manusia, yaitu faktor personal dan
lingkungan. Beberapa faktor personal adalah umur, berat badan, jenis kelamin,
konsumsi rokok, gaya hidup, olah raga, status nutrisi, dan motivasi dalam
melakukan kegiatan. Sedangkan beberapa faktor lingkungan yaitu polusi udara,
kebisingan, faktor suhu udara, dan ketinggian tempat. Terdapat dua macam
terminologi beban kerja, yaitu beban kerja kuantitatif dan beban kerja kualitatif
(Lovita 2009).
Pengukuran beban kerja dengan menggunakan metode denyut jantung ini
mudah dilakukan namun memiliki kelemahan, yaitu denyut jantung berbeda-beda
menurut waktu dan individunya, serta denyut jantung tidak saja dipengaruhi oleh
kerja fisik akan tetapi juga beban mental sehingga diperlukan metode sistem
kalibrasi data yang akurat (Kastaman dan Herodian 1998). Salah satu metode
yang dapat digunakan untuk kalibrasi data pengukuran denyut jantung adalah
dengan menggunakan metode step test. Metode step test dimaksudkan untuk
mengukur karakteristik denyut jantung individual dari operator tersebut.
Penggunaan metode step test ini berfungsi untuk mengetahui suatu pola hubungan
antara denyut jantung manusia dalam setiap aktivitas kerjanya dengan daya yang
dikeluarkannya melalui penyesuaian-penyesuaian dalam cara pengukuran maupun
kalibrasi data hasil pengukurannya (Kastaman dan Herodian 1998). Faktor-faktor
individual untuk menentukan karakteristik individu pada metode ini adalah umur,
jenis kelamin, berat dan tinggi badan.
Pi=100
i0,5
n
Keterangan : Pi = persentil ke i
i = data persentil
n = jumlah data
III. METODOLOGI
A. Hasil
Terlampir.
B. Pembahasan
Prakrikum yang dilakukan pada awalnya adalah dengan melakukan uji step
test pada setiap praktikan. Praktikum tersebut dilakukan sebanyak tiga kali
pengulangan dengan perlakuan yang berbeda seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya. Lalu kita lakukan kalibrasi, kalibrasi yang dilakukan adalah dengan
membandingkan antara uji step test dengan proses kerja yang akan dilakukan
sehari-hari. Kalibrasi tersebut didasarkan pada cepatnya detak jantung yang
dihasilkan oleh uji step test dengan kerja sehari-hari yang dilakukan.
Melakukan kalibrasi ini dilakuan untuk menggolongkan apakah kerja
tersebut termasuk kerja keras, sedang maupun kerja ringan. Selain itu nilai
persentil 5 dan 95 juga harus diperhatikan sebagai upaya dalam pemetaan
kemampuan kerja seseorang yang perlu dipertimbangkan. Pada step test pertama
didapat nilai persentil 95 adalah lebih dari 127 kali detak jantung dan persentil 5
adalah kurang dari 59 detak jantung. Pada step test kedua didapat nilai persentil
95 adalah lebih dari 124 kali detak jantung dan persentil 5 adalah kurang dari 92
detak jantung. Pada step test ketiga didapat nilai persentil 95 adalah lebih dari 134
kali detak jantung dan persentil 5 adalah kurang dari 106 detak jantung.
Data yang didapatkan diatas digunakan sebagai acuan dalam pemberian
beeban kerja kepada setiap orang. Orang dengan persentil 5 dan 95 tidak perlu
diperhitungkan kemampuannya sehingga yang perlu kita perhitungkan adalah
orang dengan nilai diantara persentil
diharapkan dapat dikalibrasikan terhadap setiap data hasil aktivitas masingmasing subyek. Tetapi data dari setiap subyek ada yang bisa digunakan sebagai
kalibrasi dan juga ada yang tidak dapat.
Subyek 1, 2, 5, merupakan subyek dengan nilai step test dan nilai aktivitas
yang tidak dapat dikalibrasikan. Penyebab tidak bisa dikalibrasikannya nilai
tersebut karena nilai aktivitas yang dilakukan tidak berada dalam range pada step
test 1-3. Peristiwa itu bisa terjadi karena pada saat dilakukannya praktikum ada
subyek yang melakukan uji step test dan aktivitas yang tidak sesuai dengan
panduan yang diberikan oleh asisten, selain itu ada pula praktikan yang
mengulang pengukuran denyut nadi padahal setiap perubahan waktu dan aktivitas
denyut nadi juga mengalami perubahan sehingga data yang didapatkan tidak
sesuai dengan keinginan dan tidak dapat dipertanggung jawabkan. Masalah lain
yang muncul sehingga menghasilkan nilai yang tidak dapat dikalibrasikan adalah
karena kondisi kesehatan pada setiap subyek. Pada saat dilakukannya praktikum
ada subyek yang berada pada kondisi yang kurang sehat sehingga didapatkan
denyut nadi yang tidak teratur.
Berbeda dengan data yang didapatan oleh subyek 3,4 dan 6, data aktivitas
pada ketiga subyek tersebut dapat dikalibrasikan terhadap uji step test yang
dilakukan. Pada subyek 3 aktivitasnya memiliki beban fisik sama dengan uji step
test pertama. Subyek 4 beban kerja aktivitasnya berada pada rentang beban kerja
uji step test 1 dan 2, sedangkan untuk subyek 6 beban kerja yang dilaukan pada
saat beraktivitas dapat dikalibrasikan dengan uji step test antara 2 dan 3. Cara
yang tepat dalam pengambilan data dan melakukan pengujian pada saat praktikum
akan berpengaruh terhadap hasil yang didapatkan serta membantu dalam proses
kalibrasinya, dimana setiap peningkatan aktivitas akan berpengaruh terhadap
cepat dan tidaknya denyut nadi yang didapat, selain itu juga kondisi fisik serta
kebiasaan aktivitas yang dilakukan tubuh juga sangat mempengaruhi denyut
jantung yang dihasilkan pada saat dilakukan pengukuran
A. Kesimpulan
1. Pada subyek 1, 2 dan 5 tidak dapat dilakukan kalibrasi antara uji step test
dengan aktivitas fisik yang dilakukannya karena adanya kesalahan proses
praktikum dan pengukuran.
2. Subyek 3 aktivitasnya memiliki beban fisik sama dengan uji step test pertama
(85 kali denyut nadi).
3. Subyek 4 beban kerja aktivitasnya berada pada rentang beban kerja uji step
test 2 dan 3 (97-106 kali denyut nadi).
4. Subyek 6 beban kerja yang dilaukan pada saat beraktivitas dapat
dikalibrasikan dengan uji step test antara 2 dan 3 (98-108 kali denyut nadi).
B. Saran
Pengawasan serta bimbingan dari asisten praktikum sangat diperlukan
dalam proses dilakukannya praktikum dan proses pengambilan data agar data
hasil praktikum merupakan nilai perhitungan yang memiliki prosentase kebenaran
yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Anindita IA. 2003. Tingkat Beban Kerja Operator dan Antropometri Traktor Roda
Empat Yanmar Tipe YM 330T. Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Astrand PO, Rodahl K. 1977. Texbook of Work Physiology. McGraw-Hill, Inc.
Bridger , R.S., 1995. Introduction to Ergonomics. Mc Graw Hill. International
Editions. Singapore.
Irawan LC. 2008. Analisis Beban Kerja Pada Kegiatan Tebang dan Muat Tebu
Secara Manual di PG. Bungamayang Milik PTPN VII (PERSERO),
Lampung . Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Kastaman R, Herodian S. 1998. Studi Kalibrasi Data Pengukuran Beban Kerja
dengan Menggunakan Metode Step Test dan Ergometer. Bul Keteknikan
Pertanian 12(1) : 35-45.
Lovita. 2009. Analisis Beban Kerja Pada Pembuatan Guludan di Lahan Kering
(Studi Kasus : Analisis Komparatif Kerja Manual dengan Cangkul dan
Mekanis dengan Walking-type Cultivator) . Skripsi. Bogor: Institut
Pertanian Bogor
Nurmianto E. 2008. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Ed ke-2. Surabaya:
Guna Widya.
Sam Herodian, 1997. Workload Calibration by Using Step Test Method. Paper of
Proceeding on the XXVII International Congress 011 Work Sciences.
Hungary.
Sanders SM and McCornick EJ. 1993. Human Factor Engineering and Design
Seventh Edition. McGraw Hill. New Delhi.
LAPORAN PRAKTIKUM
ERGONOMIKA
Oleh :
Dinar Ardhi Wicaksono
NIM A1H012072
A. Latar Belakang
Pengukuran beban kerja pada manusia merupakan salah satu hal penting
dalam kaitannya dengan upaya peningkatan kualitas kerja dan lingkungan kerja
manusia itu sendiri.
Ada dua hal pokok yang dapat mempengaruhi kemampuan kerja fisik
manusia dalam setiap aktivitasnya, yaitu : Faktor Personal dan Faktor Lingkungan
(Bridger, 1995). Yang termasuk dalam faktor personal antara lain : umur, berat
badan, jenis kelamin, konsumsi alkohol, konsumsi tembakau atau rokok, gaya
hidup, olahraga dan latihan, status nutrisi dan motivasi. Sedangkan yang termasuk
kedalam faktor lingkungan antara lain : polusi udara, kualitas udara ruangan,
ventilasi, ketinggian tempat, kebisingan dan fak tor temperatur udara yang ekstrim
(panas atau dingin).
Penelitian yang berkaitan dengan pengukuran beban kerja dan pengukuranpengukuran beban kerja dan pangukuran daya manusia telah banyak dilakukan.
Pengukuran yang dilakukan adalah dengan memberikan beban kerja kepada
beberapa bagian tubuh manusia. Dengan diketahuinya beban kerja maksimum
yang dapat diterima bagian tubuhnya maka akan dapat diketahu pekerjaan yang
sesuai dilakukan orang tersebut, karena sesuai dengan emampuan tubuh maka
akan memperkecil terjadinya cidera pada saat melakukan kerja.
B. Tujuan
1. Mengetahui beban kerja maksimum dari praktikan.
2. Menentukan persentil 5 dan 95 dari hasil pengukuran beban kerja praktikan.
Gerak dapat terjadi bukan hanya karena adanya kerja dari otot tetapi juga kerja
dari persendian. Persendian merupakan titik kritis dalam setiap pergerakan. Pada
bagian ini, beban atau tekanan ditransmisikan. Tubuh manusia terdiri dari banyak
penghubung (link) yang dibatasi oleh sensi-sendi. Hal ini diungkapkan oleh
Chaffin dan Anderson (1984) yang diacu oleh (Nurmianto 2004) yang
menyebutkan bahwa tubuh manusia terdiri dari 6 penghubung (link) yaitu:
1. Link lengan bawah, dibatasi sendi pergelangan tangan dan siku.
2. Link lengan atas, dibatasi sendi siku dan bahu.
3. Link punggung, dibatasi sendi bahu dan pinggul.
4. Link tungkai atas (paha), dibatasi sendi pinggul dan lutut.
5. Link tungkai bawah (betis), dibatasi sendi lutut dan mata kaki.
6. Link kaki, dibatasi sendi pergelangan kaki dan telapak kaki.
kedua organ tersebut melakukan kerja secara bersamaan sehingga tubuh dapat
melakukan kerja dengan baik.
Persentil yang biasa dilambangkan P, adalah titik atau nilai yang membagi
suatu distribusi data menjadi seratus bagian yang sama besar. Karena itu persentil
sering disebut ukuran perseratusan.
Titik yang membagi distribusi data ke dalam seratus bagian yang sama besar
itu ialah titik-titik: P1, P2, P3, P4, P5, P6, dan seterusnya, sampai dengan P99.
jadi disini kita dapati sebanyak 99 titik persentil yang membagi seluruh distribusi
data ke dalam seratus bagian yang sama besar, masing-masing sebesar 1/ 100N
atau 1%.
i0,5
n
Keterangan : Pi = persentil ke i
i = data persentil
n = jumlah data
III. METODOLOGI
3. Mencatat hasil yang didapatkan pada proses pembebanan kerja pada tubuh.
A. Hasil
Terlampir.
B. Pembahasan
Setelah data pada saat praktikum didapat maka setiap data yang ada tersebut
diubah menjadi besaran gaya. Pada mulanya data tersebut memiliki satuan kg,
tetapi dilakukan perhitungan lanjutan dengan menggunakan persamaan F = m.g,
dimana F= gaya (N), m= massa (kg), g= percepatan gravitasi, 9.81m/s 2. Setelah
didapatkan setiap besaran tersebut pada setiap perhitungan dan setiap subyek
maka hasil praktikum tadi diurutkan berdasarkan besaran nilai yang
dihasilkannya. Tetapi sebelum itu hasil praktikum tadi diubah menjadi persentil
dengan persamaan
persentil, n
Pi=100
i0,5
n
dimana Pi = persentil ke i, i
= data
tersebut.
Menarik dengan tangan kanan dihasilkan nilai persentil 5 < 10N dan 95 >
19N. Menarik dengan tangan kiri dihasilkan nilai persentil 5 < 12N dan 95 >18N.
Mendorong dengan tangan kiri dihasilkan nilai persentil 5 < 9N dan 95 > 21N.
Mendorong dengan tangan kanan dihasilkan nilai persentil 5 < 8N dan 95 > 21N.
Lalu untuk menarik dengna dua tangan secara vertikal didapatkan hasil nilai
persentil 5 < 50N dan 95 > 50N, untuk nilai yang didapatkan pada menarik pada
kondisi berdiri dengan satu tangan didapatkan nilai persentil 5 < 37 dan persentil
95 > 50N. Setelah itu pengukuran dilakukan pada kondisi duduk, melakukan
penarikan menggunakan dua tangan dan dihasilkan persentil 5< 32N dan untuk
persentil 95> 50N selain itu juga dilakukan juga dengan menggunakan satu tangan
dan dihasilkan persentil 5 < 22N dan persentil 95 > 48N.
Persentil
tersebut
menunjukkan
rata-rata
nilai
yang
patut
untuk
A. Kesimpulan
5. Batas persentil yang digunakan untuk memberikan beban kera pada seseorang
adalah menggunakan persentil 5 dan 95.
6. Menarik dengan tangan kanan dihasilkan nilai persentil 5 < 10N dan 95 >
19N.
7. Menarik dengan tangan kiri dihasilkan nilai persentil 5 < 12N dan 95 >18N.
8. Mendorong dengan tangan kiri dihasilkan nilai persentil 5 < 9N dan 95 >
21N.
9. Mendorong dengan tangan kanan dihasilkan nilai persentil 5 < 8N dan 95 >
21N.
10. Menarik dengna dua tangan secara vertikal didapatkan hasil nilai persentil 5 <
50N dan 95 > 50N.
11. Menarik pada kondisi berdiri dengan satu tangan didapatkan nilai persentil 5<
37 dan persentil 95 > 50N.
12. Menarikan menggunakan dua tangan dalam posisi duduk dihasilkan persentil
5< 32N dan untuk persentil 95> 50N.
13. Menarik dengan menggunakan satu tangan dalam posisi duduk dihasilkan
persentil 5 < 22N dan persentil 95 > 48N.
B. Saran
Praktikum yang akan dilakukan untuk selanjutnya diharapkan peralatan
yang digunakan sudah siap sehingga tidak perlu terjadi pergantian jadwal, selain
itu tempat dilakukannya praktikum juga diharapkan dapat mendukung berjalannya
praktikum dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Bridger RS. 2002. Introduction to Ergonomics. London & Newyork :Taylor &
Francis.
Knudson D.2007. Fundamentals of Biomechanic (2th ed).New York : Springer
Nurmianto E. 2004. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Ed ke-2. Surabaya:
Guna Widya
Sloane E.1994. Anatomy and Physiology: An Easy Learner.Jones and Barlett
Publishers, Inc. Sudbury
Tozeren A. 2000. Human Body Dynamics: Classical Mechanics and Human
Movement.Springer : New York