You are on page 1of 10

PERSPEKTIF

Virus Zika sebagai sebab dari Gangguan Neurologis

Infeksi virus zika telah diketahui di Afrika dan Asia sejak 1940 an, tapi jangkauan
geografik virus ini telah meluas secara luarbiasa sejak 2007, antara 1 Januari 2007 dan 1 Maret
2016, transmisi local telah dilaporkan bertambah 52 negara dan wilayah, terutama di Amerika
dan pasifik barat, tapi juga di Afrika dan Asia tenggara. Infeksi virus zika didapatkan dari para
pelancong yang mengunjungi negara tersebut yang telah ditemukan dibeberapa tempat di dunia.
Nyamuk Aedes Aegypty adalah vector utama, namun nyamuk jenis lain dapat berperan untuk
menularkannya. Virus ini telah ditemukan menyerang saraf pada beberapa penelitian yang
dilakukan pada tahun 1950 an. Dan penelitian
baru-baru ini telah menunjukan bagaimana virus ini dapat menyebabkan kematian sel
saraf. Meningkatnya kejadian sindrom guilain barre, suatu paralysis tipe flaccid yang dimediasi
oleh imun sering dipicu oleh proses infeksi. Telah pertama kali dilaporkan dalam 2013 terjadi
outbreak kejadian zika di prancis polinesia. Sebuah peningkatan kejadian microcepalus, sebuah
tanda klinis yang dapat disebabkan oleh kurang perkembangan otak bayi, merupakan kasus
pertama yang dilaporkan di timur laut Brazil pada 2015, setelah penularan virus zika
dikonfirmasi ada, laporan ini menyampaikan jumlah kasus yang melampaui batas dari sindrom
guillain barre dan microcepalus yang membuat organisasi kesehatan dunia (WHO)
mendeklarasikan sebuah peringatan bahaya kesehatan umum secara internasional pada 1
Februari 2016, dan merekomendasikan percepatan penelitian untuk mencari hubungan sebab
antara virus zika dan gangguan neurologi yang terjadi.
Kemudian peneliti menginvestigasi hal tersebut dan dengan mekanisme apa infeksi virus
zika dapat mengganggu system saraf, ada pertanyaan kunci untuk kesehatan masyarakat:
bagaimana bisa dengan bukti yang ada sekarang tentang penyebabnya dapat mengarahkan
pilihan dan penerapan intervensi ? untuk tujuan ini WHO membangun jarignan kerja untuk
menilai secara sistematis bukti tersebut tentang hubungan sebab. Bagaimana WHO dapat
menyarankan dan apa yang menjadi prioritas dari penelitian ini kedepannya dengan bukti yang
ada sekarang ?

Disamping untuk memajukan ilmu pengetahuan ilmiah, tujuan praktis utama dari
investigasi penyebab adalah untuk menilai setepat mungkin apa penurunan dalam kejadian
penyakit ini (disini, khususnya gangguan neurologis) dapat diperkirakan dari menurunkan
paparan manusia terhadap penyebab yang diduga. (infeksi virus zika). Konsep kerangka kerjanya
berdasarkan pada factor pertama yang diajukan oaleh Bradford Hill dan sering digunakan untuk
mengakses penyebab sementara (penyebab efek yang terjadi), kemungkinan biologis dari
mekanisme penyebab, konsistensinya (hubungan sama yang ditemukan di dalam penelitian dan
populasi yang berbeda), kekuatan dari hubungan (pengukuran oleh risk ration, rate ratio, atau
odd ratio dalam cohort atau penelitian case control, ekslusi dari penjelasan alternative, hubungan
respon dosis, penghentian (menghilangkan penyebab yang diduga untuk membalikkan efek), dan
membandingkan dua hal yang memiliki kesamaan terhadap penyebab dan mengakibatkan
hubungan dalam penyakit lain. Secara sementara kondisi tunggal yang diperlukan; tidak ada
factor yang cukup pada kasusnya.
Hubungan sebab tidak dapat ditunjukkan dengan kepastian yang absolut dalam penelitian
epidemiologi, tapi factor ini membantu analis mempertimbangkan keberadaan dan kekuatan dari
hubungan penyebab. Penilaian mereka harus ditambahkan oleh experiment yang terkontrol,
pendekatan yang paling tepat untuk menggambarkan kesimpulan tentang penyebab dan efek.
Sebuah strategi yang sistematik untuk mengidentifikasi bukti yang relevan akan dapat
membuat pendekatan yang transparan dan replicable yang dapat diperbaharui untuk
mendapatkan informasi yang baru. Metode penelitian dapat dinilai untuk resiko dari bias
pemilihan dan pengukuran, bias confounding (mengacaukan) dan efek dari kesempatan. Untuk
mengilustrasikan pendekatan, kami melakukan pencarian di PubMed dan jurnal terpilih dan situs
kesehatan masyarakat untuk informasi yang dipublikasikan dalam 4 maret 2016. Table dan
lampiran tambahan (tersedia dengan bentuk teks penuh dari artikel di NEJM.org) menyediakan
rangkuman pendahuluan dari populasi dan penelitian tingkat individu tentang hubungan yang
mungkin antara infeksi virus zika dan sindrom guillain bare atau microcepalus.
Kami menemukan tiga laporan yang dipublikasikan tentang sindrom guillain barre
meneliti pada tingkat populasi. Dalam outbreak yang terjadi pada 2013-2014 di Polynesia
Prancis, peningkatan dan penurunan infeksi virus zika telah diikuti oleh semacam peningkatan
dan penurunan kejadian sindrom guillain barre, dengan jeda waktu sekitar 3 minggu. Di Amerika

sindrom Guillain Barre dalam keberadaan virus zika telah dilaporkan sekarang ke WHO dari
Brazil, Colombia, El Savador, Martinique, Panama, Puerto Rico, Suriname, dan Venezuela, tapi
kami tidak menemukan laporan dari kota ini berhubungan dengan sindrom yang sering terjadi
pada infeksi virus zika.
Satu penelitian tentang microcepalus menunjukkan sesuatu yang lebih besar dari yang
diperkirakan pada kejadian di negara bagian Paraiba, Brazil, dalam periode ketika infeksi zika
dimulai, tapi data pada waktu infeksi zika tidak tersedia (lihat table). Pada negara bagian Bahia,
Brazil, sebuah outbreak kasus rash akut, dicurigai penyakit virus zika, telah diikuti oleh
peningkatan terjadinya kasus microcepalus. Data survei tambahan menggambarkan hubungan
sementara antara infeksi zika dan kelainan neurologic sepertinya akan dipublikasikan segera.
Beberapa observasi epidemiologi saat ini mengajak untuk investigasi lebih lanjut: microcepalus
telah dilaporkan dalam hubungannya dengan infeksi zika di Brazil, tapi belum pada negara
tetangga, mungkin dikarenakan ini masih terlalu awal setelah diperkenalkannya virus ini. Sebuah
outbreak infeksi virus zika di Cape Verde dalam 2015-2016 melibatkan ribuan kasus dan
kemungkinan disebabkan oleh sebuah strain virus dari Afrikayang tidak berhubungan dengan
gangguan neurologi.
Pada tingkat individual pasien, kami menemukan 3 penelitian pada sindrom GuillainBarre dan 14 pada microcepalus. Hanya dipublikasikan penelitian case control yang ditunjukkan,
diantara hasil lainnya, bahwa 41 dari 42 pasien dengan sindrom Guillain Barre didiagnosa dalam
2013 2014 outbreak pada polinesia prancis yang membawa antibody virus zika, sebagai
perbandingan dengan 35 dari 98 pasien control (odd ration 59,7; 95% nilai interval kepercayaan,
10,4 ). Tes serologi mengekslusikan beberapa infeksi lain yang memicu sindrom guillain
barre, dan tidak ada hubungan antara sindrom dan pajanan terhadap dengue, dimana ia memiliki
vector nyamuk yang sama dan telah beredar pada waktu yang sama dengan outbreak virus zika.
Satu penelitian prospektif telah membandingkan penemuan ultrasonografi pada wanita
hamil dengan penyakit virus zika dan pada wanita dengan rash yang muncul dari penyebab lain
(lihat table). Temuan pada Ultrasonografi yang abnormal termasuk indikasi dari microcepalus
pada 12 dari 42 wanita dengan penyakit virus zika dan yang normal pada semua 16 wanita
dengan tanpa penyakit virus zika. 11 laporan lain, dipublikasikan antara November 2015 dan
februari 2016, melibatkan 93 neonatus atau fetus dengan microcepalus, berhubungan atau semua

nya di Brazil. Pada 9 dari 93 kasus, infeksi virus zika telah dideteksi pada jaringan otak atau
cairan amnion fetus atau neonates. Pada 4 kasus, virus zika ditemukan pada otak tapi tidak pada
organ lain pada pemeriksaan postmortem. Pada sebagian besar case report atau case series,
infeksi lain dan paparan toxic yang diketahui yang dapat menyebabkan microcepalus belum
seluruhnya di ekslusi. Satu tambahan laporan dibuat setelah outbreak virus zika di polinesia
prancis dikenali 17 kasus malformasi otak fetus atau neonates, dimana termasuk beberapa kasus
microcepalus.
Masih belum dapat dipastikan tentang infeksi virus zika dan akibatnya yang sekarang
mendorong program penelitian secara besar-besaran. Satu penelitian case control tentang
sindrom guillian barre

Table
Dan satu penelitian cohort wanita hamil dideskripsikan diatas menyediakan bukti untuk
hubungan sebab. Sedangkan sebagian besar data diringkas disini didapatkan dari penelitian yang
memiliki desain tergolong lemah, dan data yang tidak seutuhnya konsisten. Tersedia data yang
didapatkan secara utama lewat observasi terkait dengan hubungan sementara antara infeksi dan
penyakit dari surveillance rutin populasi dan klinis dan penelitian pathological dari kasus tunggal
atau kelompok kasus. Seperti data tambahan untuk menemukan fenomena baru dan sebagai
sumber dari hipotesis yang dapat diuji tentang kasus dan efek, tapi pendekatan yang lebih
komprehensif untuk penyebab dibutuhkan. Kerangka kerja WHO akan membuat pertanyaan
penelitian untuk ditujukan pada berbagai dimensi penyebab sebagaimana mereka melakukannya
untuk virus zika dan kelainan neurologic dan akan memastikan ulasan sistematik dari literature
untuk membentuk bukti. Selanjutnya penelitian cohort dan case control sedang berlangsung
untuk mengisi gap pengetahuan yang penting.
Bahkan dengan bukti yang terbatashbungan virus zika terhadap kelainan neurologis,
resiko potensi parah permintaan penegasan, berhubungan dengan tindakan untuk melindungi
kesehatan masyarakat. WHO menyarankan penerapan kunci intervensi seperti control intensif
nyamuk; perlindungan personal terhadap gigitan nyamuk; ketentuan dari perawatan klinis yang
sesuai untuk semua pasien dengan sindrom guillian barre dan untuk wanita sebelum, dalam,dan

setelah kehamilan; dan pencegahan dari transmisi virus zika lewat kontak seksual atau transfuse
darah. Sebagian besar ini bukan merupakan intervensi baru, tapi mereka memerlukan penguatan.
Populasi harus di informasikan tentang potensi yang ada dan resiko gangguan neurologis,
dimanapun virus ini dapat dan bisa terjadi penularan dan baigan lain yang tidak ditinggali
nyamuk vektornya. Sebagai dugaan hubungan antara virus zika dan gangguan neurologis yang
dikuatkan, diperbaiki, atau bahkan disangkal, pengukuran kesehatan masyarakat akan
disesuaikan berdasarkan hal ini.

Penelitian mengenai sindrom guillain barre atau microcephalus dalam hubungan nya dengan
infeksi virus zika, berdasarkan desain penelitian dan tanggal publikasi
Tipe penelitian

Negara

(tahun Jumlah

publikasi)
Sindrom guillain barre
Ekologi
Polinesia
prancis (2015),

Temuan utama

Kekuatan

Ke

8750 Polinesia;

Ke

penelitian
2

Polinesia

prancis,

suspect kasus zika; 52% berhubungan

klin

pulau

pacific

dari

(2016)

885

yang

ditemukan

diuji dengan

zika

ekologi AF

positif sementara;

pada darah atau air liur; 73 penelitian


dengan

dan

meliputi ting

komplikasi beberapa negara di

neurologis atau autoimun, pulau pasifik


termasuk

GBS;

pulau

pasifik; surveillance AFP


pada

anak

tidak

berhubungan
Surveillance

Brazil,
Columbia,

1
El

dengan

kemunculan zika
Kasus GBS di negara ini Meliputi
dilaporkan

beberapa Hu

penyebaran negara di Amerika

tida

Salvador,

virus zika; Brazil, 1708;

jum

Venezuela

Columbia

El

sec

(2016)

Salvador, 118 dalam 6

tida

minggu

pem

201;

(dibandingkan

dengan rata-rata 15 setiap


bulan);
Case report

Case control

Polinesia

Venezuela,

252

dalam 1 bulan.
Pasien dengan rash diikuti Konfirmasi

Inf

prancis (2014),

oleh diagnosis GBS, serum laboratorium infeksi sec

Puerto

positif untuk IgM ZIKV, ZIKV

Rico

(2016)

beberapa

Polinesia

diekslusi dalam satu kasus


Kasus: 42 orang dirawat Dua

prancis (2016)

dengan

infeksi

GBS

die

lain

dalam control

kelompok Re

memiliki ant

outbreak Zika; kelompok hubungan yang kuat

ZIK

control 1: 98 pasien rawat

inf

jalan

diin

tanpa
periode

dengan

penyakit

demam

dalam

yang

sama;

kelompok control 2: 70

pasien

dikonfirmasi

dengan RT PCR terdapat


infeksi

ZIKV,

membandingkan antibody
ZIKV GBS dibandingkan
kelompok control 1; OR,
59,7 (95%, 104-)
Microcepalus
Ekologis

Brazil, Paralba, 2

Paralba; ulasan retrospektif Hubungan

Ha

Bahia (2016)

2012-2015:

eko

16.208 sementara:

kelahiran: lebih tinggi dari kelahiran

dalam kon

yang diperkirakan (2-8%) jumlah besar; Data pen


kejadian

microcepalus; Bahia menunjukkan tida

Bahia: hubungan ekologis hubungan di awal


antara laporan rash akut, dan pertama akhir
maret-juni 2015 dan kasus trimester kedua.
microcephalus
Laporan

kasus Polinesia

atau seri kasus

prancis (2015)

oktober

2015- januari 2016


Ulasan retrospektif 2013- Hubungan
2014

periode

Tid

outbreak sementara

dengan ma

zika; 17 kasus malformasi outbreak

zika; did

otak kongenital, termasuk kelainan

otak retr

microcepalus

lain bes

kongenital
diobservasi

Laporan

kasus Brazil; beberapa 11

atau seri kasus

negara

bagian

(2015-2016)

kel
biologis Seb

93 kasus microcepalus, 70 Bukti


dengan

riwayat

gejala ZIKV

ZIK

pada

fetus paj

maternal (uji laboratory atau jaringan otak ma


dikonfirmasi 1 dari 3) 9 neonates

dan sen

dengan ZIKV pada cairan gangguan saraf

kon

amnion, fetus atau otak

sel

neonates, 4 dengan ZIKV

ada

pada otak tapi tidak pada


Laporan

kasus Berbagai negara 1

atau seri kasus

(2016)

organ lain
9 wanita yang kembali ke Hubungan

Pen

America dari negara yang sementara;

bukti tida

memiliki

virus

zika. biologic dari infeksi ada

Agustus

2015-februari ZIKV maternal

2016; semua gejala yang


dilaporkan,

semua

laboratorium dikonfirmasi
terdapat infeksi ZIKV; 2
kehilangan
awal,

kehamilan
terminasi,

microcepalus, 2 lahir sehat,


Penelitian cohort

Brazil; Rio de 1

2 masih hamil.
88 wanita dengan rash Hubungan

Janeiro (2016)

selama

kehamilan,

72 sementara;

dengan ZIKV positif pada biologic,


RT-PCR;
dengan

ZIKV

12 dari 42 orang wanita


dengan ZIKV positif pada
masa

(29%),
sebagian
berhubungan
restriksi
intrauterine

pen

ultrasound lain

negative, abnormal atau hasil inf

ultrasound abnormal pada neonatal

semua

bukti kel

kuat mu

Ultrasound berhubungan

normal pada 16 wanita dengan

Pen

kehamilan

microcepalus
besar
dengan
pertumbuhan

tida

You might also like