Professional Documents
Culture Documents
LANDASAN TEORI
menyusun
formulasi
baru
dari
formulasi-formulasi
yang
telah
suatu
hal
agar
mereka
dapat
memahami.
Pendidikan
dapat
mempercepat
seseorang
untuk
memperoleh
pengetahuan
yang
baru.
pendidikan
internal
umur
minat
faktor
pengalaman
eksternal
sosial
budaya
pekerjaan
informasi
10
positif
kecendrungan
tindakan
adalah
mendekati,
berbagai
masalah.Kebudayaan
telah
mewarnai
sikap
anggota
11
masyarakatnya, karena kebudayaanlah yang memberi corak pengalaman individuindividu masyarakat asuhannya.
d. Media massa
Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi
lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara obyektif cenderung
dipengaruhi oleh sikap penulisannya, akibatnya berpengaruh terhadap sikap.
e. Lembaga Pendidikan dan lembaga agama
Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan agama sangat
menentukan sitem kepercayaan tidaklah mengherankan jika kalau pada gilirannya
konsep tersebut mempengaruhi sikap.
f. Faktor emosional
Suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi yang
berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk
mekanisme pertahanan ego.
II. 1. 2. 3. Kriteria sikap
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan sistem skoring dengan
memakai skala sebagai berikut (Arikunto, 2006) :
a. Baik : hasil persentase (76-100)%.
b. Cukup : hasil persentase (56-75)%.
c. Kurang : hasil persentase <56%.
II. 1. 3. Perilaku Manusia
II. 1. 3.1. Perilaku adalah respon individu terhadap suatu rangsangan atau suatu
tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan
baik disadari maupun tidak (Notoatmodjo, 2007).
II. 1. 3.2 Bentuk Perilaku
Respon ini berbentuk dua macam, yakni (Notoatmodjo, 2007) :
a. Bentuk pasif adalah respon internal yaitu terjadi dalam diri manusia dan
tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain, misalnya berfikir,
tanggapan atau sikap batin dan pengetahuan.
b. Bentuk aktif yaitu perilaku yang dapat di observasi secara langsung.
II. 1. 3. 3 Faktor-faktor yang mempengaruhi
Perilaku seseorang dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu (Notoatmodjo, 2007):
12
13
14
debu/partikel-partikel
yang
lebih
besar yang
masuk kedalam
pernafasan, dapat terbuat dari kain dengan ukuran pori-pori tertentu. Ada empat
macam jenis masker menurut Nuwantoro (2007) yaitu masker penyaring debu,
masker
ini
berguna
untuk
melindungi
pernafasan
dari
serbuk-serbuk
logam, penggerindaan atau serbuk kasar lainya. Masker berhidung, masker ini
dapat menyaring debu atau benda sampai ukuran 0,5 mikron, bila sulit bernafas
waktu memakai alat ini maka hidungnya harus diganti karena filternya tersumbat
15
oleh debu. Masker bertabung, masker bertabung mempunyai filter yang baik
daripada masker berhidung. Masker ini sangat tepat digunakan untuk melindungi
pernafasan dari gas tertentu. Tabungnya tertulis untuk macam-macam gas yang
sesuai dengan jenis masker yang digunakan. Masker kertas, masker ini digunakan
untuk menyerap partikel-pertikel berbahaya dari udara agar tidak masuk ke jalur
pernafasan. Pada penggunaan masker kertas, udara disaring permukaan kertas
yang berserat sehingga partikel-partikel halus yang terkandung dalam udara
tidak masuk ke saluran pernafasan.
b) Respirator
Respirator digunakan untuk melindungi pernafasan dari paparan debu,
kabut, uap logam, asap dan gas-gas berbahaya. Jenis-jenis respirator ini adalah
(Nuswantoro, 2007):
(1) Chemical Respirator
Merupakan catridge respirator terkontaminasi gas dan uap dengan
toksisitas rendah. Catridge ini berisi adsorban dan karbon aktif,
arang dan silicagel. Sedangkan canister digunakan untuk
mengabsorbsi chlor dan gas atau uap zat organik.
(2) Mechanical Respirator
Alat pelindung ini berguna untuk menangkap partikel-partikel zat
padat, debu, kabut, uap logam dan asap. Respirator ini biasanya
dilengkapi dengan filter yang berfungsi untuk menangkap debu dan
kabut dengan kadar kontaminasi udara tidak terlalu tinggi atau
partikel yang tidak terlalu kecil. Filter pada respirator ini terbuat
dari fiberglass atau wol dan serat sintetis yang dilapisi dengan
mesin untuk memberi muatan pada partikel.
5) Alat Pelindung Tangan
Alat Pelindung Tangan digunakan untuk melindungi tangan dan bagian lainnya
dari benda tajam atau goresan, bahan kimia, benda panas dan dingin, kontak
dengan arus listrik. Sarung tangan terbuat karet untuk melindungi kontaminasi
terhadap bahan kimia dan arus listrik; sarung tangan dari kain/katun untuk
melindungi kontak dengan panas dan dingin
6) Alat Pelindung Kaki
16
Alat Pelindung Kaki digunakan untuk melindungi kaki dan bagian lainnya dari
benda-benda keras, benda tajam, logam/kaca, larutan kimia, benda panas, kontak
dengan arus listrik. Menurut jenis pekerjaan yang dilakukan sepatu keselamatan
dibedakan menjadi :
a) Sepatu pengaman pada pengecoran baja
b)Sepatu pengaman pada pekerjaan yang mengandung bahaya
peledakan
c) Sepatu pengaman untuk pekerjaan yang berhubungan dengan listrik
d) Sepatu pengaman pada pekerjaan bangunan konsentrasi.
7) Pakaian Pelindung
Pakaian Pelindung digunakan untuk melindungi seluruh atau bagian tubuh dari
percikan api, suhu panas atau dingin, cairan bahan kimia. Pakaian pelindung dapat
berbentuk apron yang menutupi sebagian tubuh pemakainya yaitu mulai daerah
dada sampai lulut atau overall yaitu menutupi suluruh bagian tubuh. Apron dapat
terbuat dari kain dril, kulit, plastik PVC/polyethyline, karet, asbes atau kain yang
dilapisi alumunium. Apron tidak boleh digunakan di tempat-tempat kerja dimana
terdapat mesin-mesin yang berputar.
8) Sabuk Pengaman Keselamatan
Sabuk Pengaman Keselamatan digunakan untuk melindungi tubuh dari
kemungkinan terjatuh dari ketinggian, seperti pekerjaan mendaki, memanjat dan
pada pekerjaan kontruksi bangunan.
Semua jenis Alat Pelindung Diri (APD) harus digunakan sebagaimana
mestinya, gunakan pedoman yang benar sesuai dengan standar keselamatan kerja
(K3L-Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan). Sebelum memutuskan
jenis APD, lakukan terlebih dahulu identifikasi bahaya dan penilaian risiko dari
suatu pekerjaan (Nerentina, 2008).
II.1.4.2 Penyakit Akibat Kerja
Penyakit Akibat Kerja adalah setiap penyakit yang diakibatkan oleh
pekerjaan atau lingkungan kerja (Permenaker No.01/MEN/1981). Secara umum,
potensi bahaya lingkungan kerja dapat bersumber dari berbagai faktor, antara lain
(Tarwaka, 2008) :
17
1. Faktor teknis yaitu potensi bahaya yang berasal atau terdapat pada peralatan
kerja yang digunakan atau dari pekerjaan itu sendiri.
2. Faktor lingkungan yaitu potensi bahaya yang berasal dari lingkungan, yang
bisa bersumber dari proses produksi termasuk bahan baku, baik produk
maupun hasil akhir.
3. Faktor manusia yaitu dimana manusia adalah merupakan atau mengandung
potensi bahya yang cukup besar terutama apabila manusia yang melakukan
pekerjaan tidak berada dalam kondisi kesehatan yang prima, baik fisikmaupun
psikis.
Karyawan gerbang tol dapat terkena penyakit akibat kerja dari faktor
lingkungan tempat kerja. Karena para karyawan sering terpajan zat polutan setiap
harinya, zat polutan pencemar udara tediri dari karbon monoksida (CO), berbagai
senyawa Hidrokarbon, berbagai Oksida Nitrogen (NOx) dan Sulfur (SOx), dan
partikulat debu termasuk Timbal (PB) (Soedibyo, 2007).
70,5 %
Nox
8,89%
SOx
0,88%
HC
18,34%
Partikel
1,33%
18
Lama terpapar
Efek
yang
timbul
100
Sebentar
30
8 jam
Tidak ada
Pusing
dan
mual
1000
1 jam
Pusing,
kulit
berubah merah
Lama terpapar
(ppm)
5
5 menit
Sesak nafas
100
5 menit
kematian
19
3-5
8-12
Jumlah
terkecil
yang
segera
Jumlah
terkecil
yang
akan
400-500
20
Jenis Hidrokarbon
Konsentrasi (ppm)
Dampak kesehatan
Benzene (C6H6)
100
Iritasi
membran
mukosa
3000
Lemas setelah - 1
jam
7500
Pengaruh
sangatberbahaya
setelah pemaparan1
jam
20000
Kematian
setelah
pemaparan
5-10
menit
Toluene(C7H8)
200
Pusing,
lemas,
kunang-kunang
setelah pemaparan8
600
jam
Kehilangan
koordinasi,
bola
21
Faktor Pemungkin
1.Ketersediaan APD
2.Pelatihan
Penggunaan APD
Faktor Pendorong
1. Pengawasan
2. Kebijakan
Faktor internal :
1. Pendidikan
2. Umur
3. Minat
Pengetahuan
Faktor eksternal:
1. Pengalaman
2. Sosial budaya
3. Pekerjaan
4. Informasi
Perilaku Penggunaan
Masker
1. Pengalaman
pribadi
2. Pengaruh
orang lain
3. Pengaruh
budaya
4. Media
massa
5. Lembaga
pendidikan
6. Emosional
Sikap
22
Variabel Dependen
1. Pengetahuan
2. Sikap
Perilaku penggunaan
masker
23