You are on page 1of 18

BAB II

LANDASAN TEORI

II.1 Tinjauan Pustaka


II. 1. 1 Pengetahuan
Pengetahuan (Knowledge) diartikan sebagai hasil penginderaan manusia
atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata,
hidung dan sebagainya), dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga
menghasilkan pengetahuan. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas
perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo 2007, hlm. 32).
Sebelum orang mengadopsi perilaku baru berdasarkan pengetahuannya, di
dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, mulai dari awareness
(kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus
(objek) terlebih dahulu; lalu interest, orang yang mulai tertarik pada stimulus;
dilanjutkan dengan evaluation, menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus
tersebut bagi dirinya; lalu trial , orang tersebut telah mencoba perilaku baru; dan
adoption, yakni subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus (Notoatmodjo 2003, hlm. 41).
II. 1. 1. 1 Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan mempunyai enam tingkatan yaitu : (Notoatmojo 2003, hlm. 45)
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada
sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Tahu merupakan tingkat pengetahuan
yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa
yang dipelajari antara lain: menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan,
menyatakan, dan sebagainya (Notoatmodjo 2003, hlm. 45).
b. Memahami (Comprehention)
Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak
sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat menginterpretasikan
secara benar tentang objek yang diketahui tersebut. Kemampuan untuk dapat
menjelaskan dan menginterpretasikan tentang obyek yang diketahui secara benar
(Notoatmojo 2003, hlm. 47).
c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan apabila seseorang yang telah memahami objek yang


dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang telah diketahui
tersebut pada situasi yang lain. Kemampuan menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi yang sebenarnya(Notoatmojo 2003, hlm. 48).
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan mencari
hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau
objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang telah sampai pada
tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat membedakan, atau
mengelompokan, membuat diagram atau bagan terhadap pengetahuan atas objek
tersebut.
e. Sintesis (Syntesis)
Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan seseorang untuk merangkum
atau meletakan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-komponen
pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan
untuk

menyusun

formulasi

baru

dari

formulasi-formulasi

yang

telah

ada(Notoatmodjo 2003, hlm. 50).


f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan
sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri. (Notoatmodjo
2003, hlm. 51).
II. 1. 1. 2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Ada tujuh faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yang
dibagi menjadi dua bagian besar yakni faktor internal dan eksernal. Faktor internal
berasal dari dalam diri sesorang, yakni: pendidikan, umur, minat, Sementara
faktor eksternal berasal dari luar diri seseorang seperti pengalaman, kebudayaan,
pekerjaan, dan informasi(Notoatmodjo 2007, hlm. 47).
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain
terhadap

suatu

hal

agar

mereka

dapat

memahami.

Pendidikan

dapat

mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup

terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan


(Notoatmodjo 2003, hlm. 36).
Faktor umur, seiring bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan
pada aspek psikis dan psikologis (mental) dimana pada aspek psikologis dan
mental taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa sehingga semakin
berkembang pula pengetahuan yang dimiliki seseorang.
Minat diartikan sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi
terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni
suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih dalam.
Pengalaman diartikan sebagai suatu kejadian yang pernah dialami seseorang
dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Pengalaman secara psikologis akan
menimbulkan kesan yang membekas dalam emosi sehingga menimbulkan sikap,
baik positif maupun negatif. Sementara dari lingkungan pekerjaan dapat
menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Faktor kebudayaan, kebudayaan sangat mempengaruhi pengetahuan
seseorang sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi sikap dan perilaku
seseorang. Faktor informasi, kemudahan memperoleh informasi dapat membantu

mempercepat

seseorang

untuk

memperoleh

pengetahuan

yang

baru.

pendidikan
internal

umur
minat

faktor

pengalaman
eksternal

sosial
budaya
pekerjaan
informasi

Bagan 1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan (Notoatmojo, 2003)


II. 1. 1. 3. Kriteria Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan seseorang dapat diketahui dan di interpretasikan dengan skala
yang bersifat kualitatif, yaitu (Arikunto., 2006) :
1. Baik : hasil persentase (76-100)%.
2. Cukup : hasil persentase (56-75)%.
3. Kurang : hasil persentase <56%.
II. 1. 2. Sikap
Sikap diartikan sebagai respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau
objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang
bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik dan
sebagainya) (Notoatmodjo, 2003).
Menurut Notoatmodjo (203), sepertinya halnya dengan pengetahuan, sikap
juga mempunyai tingkat-tingkat berdasarkan intensitasnya, yakni: menerima
(receiving) yang diartikan bahwa orang (subjek) mau menerima stimulus yang

10

diberikan (objek), menanggapi (responding) diartikan memberikan jawaban atau


tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi, menghargai (valuing)
diartikan subjek atau seseorang memberikan nilai terhadap objek atau stimulus,
dalam arti membahasnya dengan orang lain bahkan mengajak atau mempengaruhi
atau menganjurkan orang lain merespon, serta bertanggung jawab (responsible)
yang merupakan sikap yang paling tinggi tingkatannya terhadap apa yang telah
diyakininya. Seseorang yang telah mengambil sikap tertentu berdasarkan
keyakinannya harus berani mengambil resiko bila ada orang lain yang
mencemooh atau ada resiko lainnya.
II. 1. 2. 1. Sifat Sikap
Sikap dapat pula bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif (Azwar,
2003):
a. Sikap

positif

kecendrungan

tindakan

adalah

mendekati,

menyenangi, mengharapkan objek tertentu.


b. Sikap negatif terdapat kecendrungan untuk menjauhi, menghindari,
membenci, tidak menyukai objek tertentu.
II. 1. 2. 2. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Sikap
Faktor faktor yang mempengaruhi sikap antara lain (Azwar, 2003):
a. Pengalaman pribadi
Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi
haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah
terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang
melibatkan faktor emosional.
b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis
atau searah dengan sikap orang yang diangap penting. Kecenderungan ini antara
lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafilisasi dan keinginan untuk menghindari
konflik dengan orang yang di anggap penting tersebut.
c. Pengaruh Kebudayaan
Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap kita
terhadap

berbagai

masalah.Kebudayaan

telah

mewarnai

sikap

anggota

11

masyarakatnya, karena kebudayaanlah yang memberi corak pengalaman individuindividu masyarakat asuhannya.
d. Media massa
Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi
lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara obyektif cenderung
dipengaruhi oleh sikap penulisannya, akibatnya berpengaruh terhadap sikap.
e. Lembaga Pendidikan dan lembaga agama
Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan agama sangat
menentukan sitem kepercayaan tidaklah mengherankan jika kalau pada gilirannya
konsep tersebut mempengaruhi sikap.
f. Faktor emosional
Suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi yang
berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk
mekanisme pertahanan ego.
II. 1. 2. 3. Kriteria sikap
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan sistem skoring dengan
memakai skala sebagai berikut (Arikunto, 2006) :
a. Baik : hasil persentase (76-100)%.
b. Cukup : hasil persentase (56-75)%.
c. Kurang : hasil persentase <56%.
II. 1. 3. Perilaku Manusia
II. 1. 3.1. Perilaku adalah respon individu terhadap suatu rangsangan atau suatu
tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan
baik disadari maupun tidak (Notoatmodjo, 2007).
II. 1. 3.2 Bentuk Perilaku
Respon ini berbentuk dua macam, yakni (Notoatmodjo, 2007) :
a. Bentuk pasif adalah respon internal yaitu terjadi dalam diri manusia dan
tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain, misalnya berfikir,
tanggapan atau sikap batin dan pengetahuan.
b. Bentuk aktif yaitu perilaku yang dapat di observasi secara langsung.
II. 1. 3. 3 Faktor-faktor yang mempengaruhi
Perilaku seseorang dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu (Notoatmodjo, 2007):

12

a. Faktor presdiposisi (predisposing factors) mencakupi pengetahuan dan


sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan
masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem
yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial, ekonomi
dan sebagainya.
b. Faktor pemungkin (enabling factors) mencakup tersediaan sarana dan
prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat.
c. Faktor penguat (reinforcing factors) meliputi faktor sikap dan perilaku
tokoh masyarakat, tokoh agama, sikap dan perilaku para petugas.
II. 1. 3. 4 Kriteria tingkat perilaku
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan system skoring dengan memakai
skala sebagai berikut (Arikunto, 2006) :
a. baik, bila skor (76-100)%.
b. cukup, bila skor (56-75)%.
c. kurang, bila skor < 56 %.
II.1.4. Keselamatan dan Kesehatan Kerja(K3)
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga
kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya
menuju masyarakat makmur dan sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan
adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Dalam pasal 86
UU No.13 tahun 2003, menyatakan bahwa setiap pekerja atau buruh mempunyai
hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral
dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat serta nilainilai agama (Ikhwan, 2008).
Persentase penyebab kecelakaan kerja yaitu 3% dikarenakan sebab yang
tidak bisa dihindarkan (seperti bencana alam), selain itu 24% dikarenakan
lingkungan atau peralatan yang tidak memenuhi syarat, dan 73% dikarenakan
perilaku yang tidak aman. Cara efektif untuk mencegah terjadinya kecelakaan
kerja adalah dengan menghindari terjadinya perilaku tidak aman, salah satunya
tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).
II.1.4.1 Alat Pelindung Diri

13

Alat Pelindung Diri adalah seperangkat alat keselamatan yang digunakan


oleh pekerja untuk melindungi seluruh atau seabagian tubuhnya dari kemungkinan
adanya pemaparan potensi bahaya lingkungan kerja terhadap kecelakaan dan
penyakit akibat kerja (Tarwaka, 2008).
Alat Pelindung diri merupakan suatu alat yang mempunyai kemampuan
untuk melindungi seseorang dalam pekerjaan yang berfungsi mengisolasi tenaga
kerja dari bahaya di tempat kerja (Kemenakertrans, 2010). Perlindungan tenaga
kerja melalui usaha-usaha teknis pengamanan tempat, peralatan dan lingkungan
kerja adalah sangat perlu di utamakan. Namun kadang-kadang keadaan bahaya
masih belum dapat dikendalikan sepenuhnya, sehingga digunakan alat-alat
pelindung diri. Alat pelindung haruslah enak dipakai, tidak mengggangu kerja dan
memberikan perlindungan yang efektif (Sumamur, 2009).
Jenis APD adalah banyak macamnya menurut bagian tubuh yang
dilindunginya (Sumamur, 2009). Beberapa perusahaan ada yang menggunakan
beberapa macam APD, hal ini disesuaikan dengan potensi bahaya yang ada di
lingkungan kerja. Adapun bentuk dari alat tersebut adalah (Tarwaka, 2008) :
1) Alat Pelindung Kepala
Digunakan untuk melindungi rambut terjerat oleh mesin yang berputar dan untuk
melindungi kepala dari terbentur benda tajam atau keras, bahaya kejatuhan benda
atau terpukul benda yang melayang, percikan bahan kimia korosif, panas sinar
matahari. Jenis alat pelindung kepala antara lain :
a) Topi Pelindung (Safety Helmets)
b) Tutup Kepala
c) Topi (Hats/cap)
2) Alat Pelindung Mata
Alat pelindung jenis ini digunakan untuk melindungi mata dari percikan bahan
kimia korosif, debu dan partikel-partikel kecil yang melayang di udara, gas atau
uap yang dapat menyebabkan iritasi mata, radiasi gelombang elektronik, panas
radiasi sinar matahari, pukulan atau benturan benda keras.
a) Kacamata (Spectacles)
b) Goggle

14

3) Alat Pelindung Telinga


Alat pelindung jenis ini digunakan untuk mengurangi intensitas yang masuk
kedalam telinga.
a) Sumbat Telinga (Ear Plug)
b) Tutup Telinga (Ear Muff)
4) Alat Pelindung Pernafasan
Alat pelindung jenis ini digunakan untuk melindungi pernafasan dari resiko
paparan gas, uap, debu, atau udara terkontaminasi atau beracun, korosi atau yang
bersifat rangsangan. Sebelum melakukan pemilhan terhadap suatu alat pelindung
pernafasan yang tepat, maka perlu mengetahui informasi tentang potensi bahaya
atau kadar kontaminan yang ada di lingkungan kerja. Hal-hal yang perlu diketahui
antara lain :
a) Bentuk kontaminan di udara, apakah gas, uap, kabut, fume, debu atau
kombinasi dari berbagai kontaminan tersebut.
b) Kadar kontaminan di udara lingkungan kerja.
c) Nilai Ambang Batas (NAB) yang diperkenanakan untuk masingmasing kontaminan.
d) Reaksi fisilogis terhadap pekerja, seperti dapat menyebabkan iritasi
mata dan kulit.
e) Kadar oksigen di udara tempat kerja.
Jenis alat pelindung pernafasan yang banyak digunakan di perusahaan-perusahaan
antara lain (Nuswantoro, 2007) :
a) Masker
Masker adalah alat yang digunakan sebagai alat pengaman yang menutup
lubang hidung dan mulut
melindungi

(Nuswantoro, 2007). Masker berfungsi untuk

debu/partikel-partikel

yang

lebih

besar yang

masuk kedalam

pernafasan, dapat terbuat dari kain dengan ukuran pori-pori tertentu. Ada empat
macam jenis masker menurut Nuwantoro (2007) yaitu masker penyaring debu,
masker

ini

berguna

untuk

melindungi

pernafasan

dari

serbuk-serbuk

logam, penggerindaan atau serbuk kasar lainya. Masker berhidung, masker ini
dapat menyaring debu atau benda sampai ukuran 0,5 mikron, bila sulit bernafas
waktu memakai alat ini maka hidungnya harus diganti karena filternya tersumbat

15

oleh debu. Masker bertabung, masker bertabung mempunyai filter yang baik
daripada masker berhidung. Masker ini sangat tepat digunakan untuk melindungi
pernafasan dari gas tertentu. Tabungnya tertulis untuk macam-macam gas yang
sesuai dengan jenis masker yang digunakan. Masker kertas, masker ini digunakan
untuk menyerap partikel-pertikel berbahaya dari udara agar tidak masuk ke jalur
pernafasan. Pada penggunaan masker kertas, udara disaring permukaan kertas
yang berserat sehingga partikel-partikel halus yang terkandung dalam udara
tidak masuk ke saluran pernafasan.
b) Respirator
Respirator digunakan untuk melindungi pernafasan dari paparan debu,
kabut, uap logam, asap dan gas-gas berbahaya. Jenis-jenis respirator ini adalah
(Nuswantoro, 2007):
(1) Chemical Respirator
Merupakan catridge respirator terkontaminasi gas dan uap dengan
toksisitas rendah. Catridge ini berisi adsorban dan karbon aktif,
arang dan silicagel. Sedangkan canister digunakan untuk
mengabsorbsi chlor dan gas atau uap zat organik.
(2) Mechanical Respirator
Alat pelindung ini berguna untuk menangkap partikel-partikel zat
padat, debu, kabut, uap logam dan asap. Respirator ini biasanya
dilengkapi dengan filter yang berfungsi untuk menangkap debu dan
kabut dengan kadar kontaminasi udara tidak terlalu tinggi atau
partikel yang tidak terlalu kecil. Filter pada respirator ini terbuat
dari fiberglass atau wol dan serat sintetis yang dilapisi dengan
mesin untuk memberi muatan pada partikel.
5) Alat Pelindung Tangan
Alat Pelindung Tangan digunakan untuk melindungi tangan dan bagian lainnya
dari benda tajam atau goresan, bahan kimia, benda panas dan dingin, kontak
dengan arus listrik. Sarung tangan terbuat karet untuk melindungi kontaminasi
terhadap bahan kimia dan arus listrik; sarung tangan dari kain/katun untuk
melindungi kontak dengan panas dan dingin
6) Alat Pelindung Kaki

16

Alat Pelindung Kaki digunakan untuk melindungi kaki dan bagian lainnya dari
benda-benda keras, benda tajam, logam/kaca, larutan kimia, benda panas, kontak
dengan arus listrik. Menurut jenis pekerjaan yang dilakukan sepatu keselamatan
dibedakan menjadi :
a) Sepatu pengaman pada pengecoran baja
b)Sepatu pengaman pada pekerjaan yang mengandung bahaya
peledakan
c) Sepatu pengaman untuk pekerjaan yang berhubungan dengan listrik
d) Sepatu pengaman pada pekerjaan bangunan konsentrasi.
7) Pakaian Pelindung
Pakaian Pelindung digunakan untuk melindungi seluruh atau bagian tubuh dari
percikan api, suhu panas atau dingin, cairan bahan kimia. Pakaian pelindung dapat
berbentuk apron yang menutupi sebagian tubuh pemakainya yaitu mulai daerah
dada sampai lulut atau overall yaitu menutupi suluruh bagian tubuh. Apron dapat
terbuat dari kain dril, kulit, plastik PVC/polyethyline, karet, asbes atau kain yang
dilapisi alumunium. Apron tidak boleh digunakan di tempat-tempat kerja dimana
terdapat mesin-mesin yang berputar.
8) Sabuk Pengaman Keselamatan
Sabuk Pengaman Keselamatan digunakan untuk melindungi tubuh dari
kemungkinan terjatuh dari ketinggian, seperti pekerjaan mendaki, memanjat dan
pada pekerjaan kontruksi bangunan.
Semua jenis Alat Pelindung Diri (APD) harus digunakan sebagaimana
mestinya, gunakan pedoman yang benar sesuai dengan standar keselamatan kerja
(K3L-Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan). Sebelum memutuskan
jenis APD, lakukan terlebih dahulu identifikasi bahaya dan penilaian risiko dari
suatu pekerjaan (Nerentina, 2008).
II.1.4.2 Penyakit Akibat Kerja
Penyakit Akibat Kerja adalah setiap penyakit yang diakibatkan oleh
pekerjaan atau lingkungan kerja (Permenaker No.01/MEN/1981). Secara umum,
potensi bahaya lingkungan kerja dapat bersumber dari berbagai faktor, antara lain
(Tarwaka, 2008) :

17

1. Faktor teknis yaitu potensi bahaya yang berasal atau terdapat pada peralatan
kerja yang digunakan atau dari pekerjaan itu sendiri.
2. Faktor lingkungan yaitu potensi bahaya yang berasal dari lingkungan, yang
bisa bersumber dari proses produksi termasuk bahan baku, baik produk
maupun hasil akhir.
3. Faktor manusia yaitu dimana manusia adalah merupakan atau mengandung
potensi bahya yang cukup besar terutama apabila manusia yang melakukan
pekerjaan tidak berada dalam kondisi kesehatan yang prima, baik fisikmaupun
psikis.
Karyawan gerbang tol dapat terkena penyakit akibat kerja dari faktor
lingkungan tempat kerja. Karena para karyawan sering terpajan zat polutan setiap
harinya, zat polutan pencemar udara tediri dari karbon monoksida (CO), berbagai
senyawa Hidrokarbon, berbagai Oksida Nitrogen (NOx) dan Sulfur (SOx), dan
partikulat debu termasuk Timbal (PB) (Soedibyo, 2007).

Tabel 1. Perkiraan persentase pencemar udara dari sumber pencemar


transportasi di Indonesia (Wardhana, 2004)
CO

70,5 %

Nox

8,89%

SOx

0,88%

HC

18,34%

Partikel

1,33%

Zat polutan yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor, mempunyai dampak


bagi kesehatan manusia. Efek yang ditimbulkan dari zat tersebut tergantung pada
konsentrasinya di udara dan lamanya manusia terpajan oleh zat polutan itu.
II.1.4.3 Dampak keracunan CO
Ciri ciri gas ini tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa, berbentuk
cair pada suhu -1920C. Sebagian besar CO di perkotaan berasal dari kendaraan
bermotor (80%) dan ini menunjukkan korelasi yang positif dengan kepadatan lalu
lintas dan kegiatan lain yang ikut sebagai penyumbang gas CO di atmosfer

18

(Sugiarta, 2008). Keracunan CO ringan menimbulkan gejala pusing, sakit kepala


dan mual, sedangkan keracunan berat menurunkan kemampuan gerak tuguh,
gangguan pada sistem kardiovaskuler, serangan jantung hingga kematian.
Tabel 2. Efek yang ditimbulkan oleh gas CO (Wardhana, 2004)
Konsentrasi CO (ppm)

Lama terpapar

Efek

yang

timbul
100

Sebentar

30

8 jam

Tidak ada
Pusing

dan

mual
1000

1 jam

Pusing,

kulit

berubah merah

II.1.4.4 Dampak keracunan NO


Ciri ciri NO adalah punya dua bentuk yang sifatnya beda, yaitu: gas
NO2 dan gas NO, kedua gas tersebut paling banyak sebagai pencemar udara.
Selain itu, kadar Nox di udara dalam suatu kota bervariasi sepanjang hari
tergantung dari intensitas sinar matahari dan aktivitas kendaraan bermotor. Dari
perhitungan kecepatan emisi Nox, waktu tinggal rata-rata NOx diatmosfer 3
hari, gas NO 4 hari dan gas ini bersifata akumulasi di udara yang bila tercampur
dengan air akan menyebabkan hujan asam(Sugiarta, 2008). NO 2 4 kali lebih
berbahaya dibandingakan NO, NO2 dapat masuk ke paru lalu membentuk asam
nitrit(HNO2) dan asam nitrat(HNO3) sehingga merusak jaringan mukosa.
Tabel 3. Efek yang ditimbulkan oleh zat NO2 (Chahaya, 2001)
Konsentrasi NO2

Lama terpapar

Efek yang timbul

(ppm)
5

5 menit

Sesak nafas

100

5 menit

kematian

19

II.1.4.5 Dampak keracunan SOx


Ciri ciri zat ini alah zat ini ada 2 macam, yaitu: SO2 dan SO3. SO2
berbau tajam, tidak mudah terbakar dan SO3 sangat reaktif, konsentrasi SO2 (0,31 ppm) mulai terdeteksi oleh penciuman.
Tabel 4. Efek yang ditimbulkan oleh zat SO2 (Depkes, 2008)
Konsentrasi SO2 (ppm)

Efek yang timbul

3-5

Jumlah terkecil yang dapat dideteksi


dari baunya

8-12

Jumlah

terkecil

yang

segera

mengakibatkan iritasi tenggorokan


20

Jumlah

terkecil

yang

akan

mengakibatkan iritai mata dan batuk


50-100

Maksimum yang diperbolehkan untuk

400-500

kontak singkat (30 menit)


Berbahaya meskipun kontak secara
singkat

II.1.4.6 Dampak keracunan HC


Ciri ciri zat ini terdiri dari elemen hidrogen dan karbon, dapat berbentuk
gas, cairan dan padatan.HC yang berbentuk gas akan bercampur dengan gas- gas
hasi buangan lainnya, HC berupa cair membentuk kabut minyak dan HC yang
berupa padat membentuk asam yang pekat dan menggumpal jadi debu (DepKes,
2008). Hingga saat ini belum ada bukti yang menunujukan bahwa HC pada
konsentrasi udara ambien memberikan pengaruh langsung yang merugikan
manusia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap hewan dan manusia
diketahui bahwa hidrokarbon alifatik dan alisiklis memberi pengaruh yang tidak
diinginkan kepada manusia hanya pada konsentrasi beberapa ratus sampai
beberapa ribu kali lebih tinggi daripada konsentrasi yang terdapat di atmosfer
(Fardiaz, 1992)
Tabel 5. Efek yang ditimbulkan zat HC (DepKes, 2008)

20

Jenis Hidrokarbon

Konsentrasi (ppm)

Dampak kesehatan

Benzene (C6H6)

100

Iritasi

membran

mukosa
3000

Lemas setelah - 1
jam

7500

Pengaruh
sangatberbahaya
setelah pemaparan1
jam

20000

Kematian

setelah

pemaparan

5-10

menit
Toluene(C7H8)

200

Pusing,

lemas,

kunang-kunang
setelah pemaparan8
600

jam
Kehilangan
koordinasi,

bola

mata terbalik setelah


pemaparan8 jam

21

II.2 Kerangka Teori

Faktor Pemungkin
1.Ketersediaan APD
2.Pelatihan
Penggunaan APD

Faktor Pendorong
1. Pengawasan
2. Kebijakan

Faktor internal :

1. Pendidikan
2. Umur
3. Minat
Pengetahuan
Faktor eksternal:
1. Pengalaman
2. Sosial budaya
3. Pekerjaan
4. Informasi
Perilaku Penggunaan
Masker
1. Pengalaman
pribadi
2. Pengaruh
orang lain
3. Pengaruh
budaya
4. Media
massa
5. Lembaga
pendidikan
6. Emosional

Sikap

22

= Variabel yang diteliti


= Variabel yang tidak diteliti
Bagan 2. Kerangka Teori

II.3 Kerangka Konsep


Kerangka konsep penelitian ini adalah sebagai berikut
Variabel Independen

Variabel Dependen

1. Pengetahuan
2. Sikap

Perilaku penggunaan
masker

Bagan 3. Kerangka Konsep


II.4 Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah:
1. Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan perilaku penggunaan
masker pada karyawan gerbang tol Bekasi Barat tahun 2014.
2. Terdapat hubungan antara sikap dengan perilaku penggunaan masker pada
karyawan gerbang tol Bekasi Barat tahun 2014.

23

You might also like

  • Bab I Pendahuluan
    Bab I Pendahuluan
    Document3 pages
    Bab I Pendahuluan
    Zaskia Amelia Sari
    No ratings yet
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Document34 pages
    Bab Ii
    Zaskia Amelia Sari
    No ratings yet
  • Kuesioner SMD 2016
    Kuesioner SMD 2016
    Document8 pages
    Kuesioner SMD 2016
    Farikha Ni'matul Maghfiroh
    No ratings yet
  • 1
    1
    Document5 pages
    1
    Zaskia Amelia Sari
    No ratings yet
  • Cover
    Cover
    Document4 pages
    Cover
    Zaskia Amelia Sari
    No ratings yet
  • Obstruksi Sal - Nps Atas
    Obstruksi Sal - Nps Atas
    Document30 pages
    Obstruksi Sal - Nps Atas
    Zaskia Amelia Sari
    No ratings yet
  • Omsk
    Omsk
    Document20 pages
    Omsk
    Zaskia Amelia Sari
    No ratings yet
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Document6 pages
    Daftar Pustaka
    Zaskia Amelia Sari
    No ratings yet
  • Cover Fix
    Cover Fix
    Document4 pages
    Cover Fix
    Zaskia Amelia Sari
    No ratings yet
  • Isi Fix2
    Isi Fix2
    Document47 pages
    Isi Fix2
    Zaskia Amelia Sari
    No ratings yet
  • Organisasi Siswa Intra Sekolah
    Organisasi Siswa Intra Sekolah
    Document5 pages
    Organisasi Siswa Intra Sekolah
    Zaskia Amelia Sari
    No ratings yet
  • Follow Up
    Follow Up
    Document3 pages
    Follow Up
    Zaskia Amelia Sari
    No ratings yet
  • LP KP Di Jourding Ipd
    LP KP Di Jourding Ipd
    Document2 pages
    LP KP Di Jourding Ipd
    Zaskia Amelia Sari
    No ratings yet
  • 1
    1
    Document5 pages
    1
    Zaskia Amelia Sari
    No ratings yet
  • Pelayanan IGD
    Pelayanan IGD
    Document2 pages
    Pelayanan IGD
    Zaskia Amelia Sari
    No ratings yet
  • Cover Jourding IPD
    Cover Jourding IPD
    Document1 page
    Cover Jourding IPD
    Zaskia Amelia Sari
    No ratings yet
  • Jan Tung
    Jan Tung
    Document6 pages
    Jan Tung
    Zaskia Amelia Sari
    No ratings yet
  • Malaria
    Malaria
    Document14 pages
    Malaria
    Zaskia Amelia Sari
    No ratings yet
  • Isi Presentasi Kasus
    Isi Presentasi Kasus
    Document28 pages
    Isi Presentasi Kasus
    Zaskia Amelia Sari
    No ratings yet
  • LP KP DI Presentasi Kasus
    LP KP DI Presentasi Kasus
    Document2 pages
    LP KP DI Presentasi Kasus
    Zaskia Amelia Sari
    No ratings yet
  • Giardia Sis
    Giardia Sis
    Document6 pages
    Giardia Sis
    Zaskia Amelia Sari
    No ratings yet
  • Cover Presentasi Kasus
    Cover Presentasi Kasus
    Document1 page
    Cover Presentasi Kasus
    Zaskia Amelia Sari
    No ratings yet
  • Cover Jourding IPD
    Cover Jourding IPD
    Document1 page
    Cover Jourding IPD
    Zaskia Amelia Sari
    No ratings yet
  • Critical Appraisal Optimized Title
    Critical Appraisal  Optimized Title
    Document2 pages
    Critical Appraisal Optimized Title
    Deaniza Cesarania
    No ratings yet
  • Cover Presentasi Kasus
    Cover Presentasi Kasus
    Document1 page
    Cover Presentasi Kasus
    Zaskia Amelia Sari
    No ratings yet
  • VH3
    VH3
    Document2 pages
    VH3
    Zaskia Amelia Sari
    No ratings yet
  • Kolera
    Kolera
    Document13 pages
    Kolera
    Zaskia Amelia Sari
    No ratings yet
  • Tetanus
    Tetanus
    Document12 pages
    Tetanus
    Zaskia Amelia Sari
    No ratings yet
  • Konseptor Perut
    Konseptor Perut
    Document3 pages
    Konseptor Perut
    Zaskia Amelia Sari
    No ratings yet