You are on page 1of 28

PSIKOLOGI NDUSTRI

KEPRIBADIAN

NAMA
NIM
KELAS

:
:
:

AZIZ MUNIZAR RUSYDA


122130274
A

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
YOGYAKARTA
2016
A. Pengertian dan gambaran kepribadian

Kepribadian secara umum


Dalam Ensiklopedia Wikipedia kata kepribadian didefinisikan sebagai a

dynamic and organized set of characteristics possessed by a person that uniquely


influences his or her cognitions, motivations, and behaviors in various situations.
Arti harfiah dari definisi ini adalah bahwa kepribadian merupakan serangkaian
karakteristik yang dinamis dan terorganisasi yang dimiliki oleh seseorang yang

secara unik mempengaruhi kognisi, motivasi, tingkah laku orang tersebut dalam
berbagai situasi.
Kata personality dalam bahasa inggris berasal dari bahasa latin, persone, yang
berarti kedok atau topeng. Dimana hal ini selalu dipakai pada zaman romawi
dalam melakukan sandiwara panggung. Lambat laun kata persona (personality)
berubah istilah yang mengacu pada gambaran sosial tertentu yang diterima
individu dari kelompok atau masyarakat.
Disamping itu kepribadian sering diartikan dengan ciri-ciri yang menonjol
pada diri individu, seperti kepada orang yang pemalu dikenakan atribut
berkepribadian pemalu. Kepada orang supel diberikan atribut berkepribadian
supel dan kepada orang yang plin-plan, pengecut, dan semacamnya diberikan
atribut tidak punya kepribadian.
Dari penjelasan diatas bisa diperoleh gambaran bahwa kepribadian, menurut
pengertian sehari-hari atau masyarakat awam, menunjuk pada gambaran
bagaimana individu tampil dan menimbulkan kesan bagi individu-individu yang
lainnya.
Anggapan seperti ini sangatlah mudah dimengerti, tetapi juga sangat tidak bisa
mengartikan kepribadian dalam arti yang sesungguhnya. Karena mengartikan
kepribadian berdasarkan nilai dan hasil evaluatif. Padahal kerpibadian adalah
sesuatu hal yang netral, dimana tidak ada baik dan buruk. Kepribadian juga tidak
terbatas kepada hal yang ditampakkan individu saja, tetapi juga hal yang tidak
ditampakkan individu, serta adanya dinamika kepribadian, dimana kepribadian
bisa berubah tergantung situasi dan lingkungan yang dihadapi seseorang.

Kepribadian menurut para ahli

a. Carl Gustav Jung ( 1875-1961)


Konsep kepribadian ada tiga macam, yaitu Personality Function Psyche adalah
merupakan gabungan atau jumlah dari keseluruhan isi mental, emosional dan
spiritual seseorang dan Self adalah kepribadian total baik kesadaran maupun bawah
sadar. Ia memandang bahwa mansuia sangatlah unik karena mempunyai banyak
kepribadian yang beragam antara individu satu dengan yang lainnya.
b. Gordon W. Allport (1987-1967)
Kepribadian sebagai sesuatu yang terdapat dalam diri individu yang
membimbing dan memberi arah kepada seluruh tingkah laku individu yang
bersangkutan.
c. George Kelly
Kepribadian sebagai cara yang unik dari individu dalam mengartikan
pengalaman-pengalaman hidupnya.
d. Sigmund Freud
Kepribadian sebagai suatu struktur yang terdiri dari 3 sistem, yakni id, ego dan
super ego, dan tingkah laku menurutnya merupakan hasil dari konflik dan
rekonsiliasi ketiga sistem kepribadian tersebut.

B. Ruang Lingkup Pendidikan Karakter


Pengertian karakter

Menurut Kamus Besar Bahasa Indoensia Karakter adalah Sifat - sifat kejiwaan,
akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain

Menurut (Ditjen Mandikdasmen - Kementerian Pendidikan Nasional) karakter


adalah cara berfikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk
hidup dan bekerjasama baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan
negara.
3

Pengertian pendidikan
Berdasarkan (UU SISDIKNAS No 20 tahun 2003) adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Pengertian pendidikan karakter
Pendidikan karakter adalah sebuah sistem yang menanamkan nilai karakter pada
peserta didik yang mengandung komponen pengetahuan, kesadaran individu, tekad
serta adanya kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai - nilai baik terhadap
Tuhan YME, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan maupun bangsa. Sementar itu
menurut Lickona pendidikan karakter adalah suatu usaha yang disengaja untuk
membantu seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan dan melakukan
nilai - nilai etika yang inti.
C. FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN

Kepribadian seseorang itu senantiasa berubah dan juga berkembang seiring dengan
adanya proses sosialisasi yang dilakukan orang itu. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi kepribadian seseorang antara lain sebagai berikut:
1. Faktor Biologis
Pada tiap-tiap orang pasti mempunyai warisan biologis yang berbeda dengan
orang yang lainnya juga. Warisan biologis tersebut dapat berupa bentuk fisik yang
berbeda diantara 1 orang dengan orang yang lain, bahkan juga pada anak kembar
sekalipun. Karakteristik fisik seseorang tersebut dapat menjadi salah satu dari faktor
penentu perkembangan kepribadian yang sesuai dengan bagaimana ia dapat
4

memahami keadaan dirinya serta juga bagaimana ia diperlakukan didalam


masyarakat. Warisan biologis merupakan faktor keturunan yang berpengaruh
terhadap perilaku kompulsif, kemudahan dalam pergaulan, kemandirian diri,
dorongan hati, sikap dan minat. Contoh kepribadian yang diwariskan adalah bakat,
sifat, minat, dan IQ. Misalnya bentuk tubuh apakah endomorph/gemuk bulat,
ectomorph/kurus tinggi, mesomorph/atletis. Berdasarkan beberapa penelitian,
diketahui bahwa mesomorph lebih berpeluang melakukan tindakan-tindakan yang
menyimpang dan melakukan kejahatan.
2. Faktor Geografis dan Kebudayaan Khusus
Letak geografis yang berbeda tersebut akan menghasilkan suatu jenis
kebudayaan yang akan berbeda pula. Misalnya saja masyarakat pesisir yang akan
menghasilkan kebudayaan nelayan, dengan masyarakat pedesaan yang akan
menghasilkan kebudayaan petani, serta juga kebudayaan masyarakat kota. Letak
geografis tersebut sebenarnya hanya merupakan dari karakteristik kepribadian
umum dari suatu lingkungan masyarakat dan juga tidak semua warga masyarakat
tersebut termasuk di dalamnya. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa
kepribadian umum adalah suatu kepribadian yang dipunyai oleh sebagian besar
anggota kelompok masyarakat. Setiap daerah mempunyai kebudayaan khusus yang
khas, misalnya saja msyarakat kota yang berbeda dengan masyarakat desa, atau
suku A berbeda dengan suku B. Contoh faktor kebudayaan khusus adalah
kebudayaan khusus kedaerahan atau etnis (Jawa, Sunda, Batak, Minang, Makassar),
cara hidup yang berbeda antara masyarakat kota dan desa, kebudayaan khusus
karena perbedaan agama, kelas sosial, pendidika, atau derajat sosial, pekerjaan, da
lain-lain.
3. Faktor Pengalaman Kelompok
Selama kehidupan seseorang, pasti terdapat kelompok-kelompok tertentu yang
diserap adanya gagasan-gagasan serta juga norma-normanya oleh seseorang.
Kelompok keluarga merupakan kelompok pertama yang akan dilalui oleh suatu
individu dan juga mungkin yang mempunyai peranan paling penting bagi
pembentukan kepribadian seseorang. Kelompok lain yang dapat menjadi referensi
individu didalam membentuk suatu kepribadiannya ialah kelompok bermain.
Peranan kelompok bermain tersebut akan semakin berkurang pengaruhnya
beriringan dengan pertambahnya usia seseorang. Selain dari keluarga serta
kelompok bermain, kelompok mejemuk juga mempunyai peranan yang cukup besar
bagi pembentukan suatu kepribadian seseorang. Keberadaan kelompok bermain
yang menjadi tempat pergaulan seseorang akan membentuk kepribadian orang
5

tersebut. Kelompok atau lingkungan pergaulan bisa membentuk kepribadian


seseorang untuk menjadi lebih baik atau bahkan menjadi lebih buruk.
Kelompok mejemuk tersebut menunjuk pada suatu kenyataan masyarakat yang
sangat bermacam-macam. Bermacam-macam dalam kelompok masyarakat ini
memiliki pandangan-pandangan yang berbeda beda juga dalam memandang nilai
serta norma. Didalam suatu keadaan perbedaan seperti ini, seorang individu tersebut
hendaknya dapat menentukan sendiri apa sih yang dianggapnya baik bagi dirinya
sehingga tidak terhanyut didalam arus perbedaan yang terjadi didalam masyarakat
majemuk ditempatnya berada.
4. Faktor Pengalaman Unik
Dua orang yang hidup di lingkungan yang sama, belum tentu akan mempunyai
kepribadian yang sama. Hal itu disebabkan karena adanya pengalaman yang pernah
didapatkan oleh masing-masing individu yang selalu bersifat unik serta juga tidak
ada seorangpun yang menyamainya. Itulah kenapa 2 orang individu yang hidup di
suatu lingkungkungan yang sama tidak akan dapat menghasilkan kepribadian yang
juga sama, bahkan pada orang yang lahir kembar sekalipun. Pengalaman yang unik
menjadi salah satu faktor yang membentuk kepribadian seseorang. Contohnya
adalah ketika kita merasakan sensasi jatuh cinta. Pengalaman yang unik yang
dialami setiap orang akan membuat perbedaan dalam pembentukan kepribadian.
Ada yang mudah berpindah ke lain hati, lambat move on, dan lain-lain.
Macam-macam Nilai dalam Pembentukan Karakter atau Kepribadian dibagi
menjadi empat antara lain :
i.

Nilai Etika atau Moral


Nilai etika merupakan nilai untuk manusia sebagai pribadi yang utuh.
Misalnya, kejujuran nilai tersebut saling berhubungan dengan akhlak nilai ini juga
berkaitan dengan benar atau salah yang dianut oleh golongan atau masyarakat.
Nilai etis atau etik sering disebut sebagai nilai moral, akhlak atau budi pekerti
selain kejujuran, perilaku suka menolong, adil, pengasih, penyayang, ramah dan
sopan termasuk juga ke dalam nilai sanksinya berupa teguran, caci maki,
pengucilan atau pengusiran dari masyarakat.
Nilai moral adalah suatu bagian dari nilai, yaitu nilai yang menangani kelakuan
baik atau buruk dari manusia.moral selalu berhubungan dengan nilai, tetapi tidak
semua nilai adalah nilai moral.Moral berhubungan dengan kelakuan atau tindakan
6

manusia.Nilai moral inilah yang lebih terkait dengan tingkah laku kehidupan kita
sehari-hari.
ii.

Nilai Estetika
Nilai estetika atau nilai keindahan sering dikatikan dengan benda, orang dan
peristiwa yang dapat menyenangkan hati (perasaan). Nilai estetika juga dikaitkan
dengan karya seni, meskipun sebenarnya semua ciptaan Tuhan juga memiliki
keindahan alami yang tak tertandingi.

iii.

Nilai Agama
Nilai agama berhubungan antara manusia dengan Tuhan, kaitannya dengan
pelaksanaan perintah dan larangan-Nya. Nilai agama diwujudkan dalam bentuk
amal perbuatan yang bermanfaat baik di dunia maupun akhirat, seperti rajin
beribadah, berbakti kepada orangtua, menjaga kebersihan, tidak berjudi, tidak
meminum-minuman keras, dsb. Bila seseorang melanggar norma/kaidah agama, ia
akan mendapatkan sanksi dari Tuhan sesuai dengan keyakinan agamanya masingmasing . Oleh karena itu, tujuan norma agama adalah menciptakan insan-insan
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam penertian
mampu melaksanakan apa yang menjadi perintah dan meninggalkan apa yang di
larangNya. Adapun kegunaan norma agama yaitu untuk mengendalikan sikap dan
perilaku setiap manusia dalam kehidupannya agar selamat di dunia dan akhirat.

iv.

Nilai Sosial
Nilai sosial berkaitan dengan perhatian dan perlakuan kita terhadap sesama
manusia di lingkungan kita. Nilai ini tercipta karena manusia sebagai makhluk
sosial, manusia harus menjaga hubungan diantara sesamanya. Hubungan ini akan
menciptakan sebuah keharmonisan dan sikap saling membantu, kepedulian
terhadap persoalan lingkungan, seperti kegitan gotong-royong danmenjaga
keserasian hidup bertetangga merupakan nilai sosial.

D. Faktor pendukung dan penghambat pengembangan kepribadian


Perkembangan kepribadian (Sullivan)
1. Infancy (0-12 bln)
-

Pengalaman masa bayi akan membentuk personifikasi ibu.


good mother & bad mother awal personifikasi diri.
Mulai belajar komunikasi.

2. Childhood (1-5 th)


-

Perkembangan bicara & sintaksis.


Kebutuhan bergaul dengan teman sebaya,
Good mother & bad mother bergabung akan membentuk gambaran diri yang

terintegrasi pula good me & bad me.


Anak belajar menyembunyikan tingkah laku yang dapat membuatnya kecemasan
atau hukuman.

3. Juvenille (6-8 th)


-

Anak belajar kompetisi, kompromi, kerjasama, memahami makna perasaan

kelompok.
Perkembangan negative masaini:
Stereotypes meniru/ memakai personifikasi orang/ kelompok yang
diturunkan antar generasi.
Disparagement meremehkan/ menjatuhkan orang lain berpengaruh pada
hubungan interpersonal ketika dewasa.

4. Pre-adolescence (9-12 th)


o Fokus pada kemampuan bergaul dengan orang lain.
o Hubungan ini akan membantu individu merasa berharga & disukai tanpa
kemampuan

ini,

pembentukan

hubungan

yang

intim

pada late

adolescence & adult akan mengalami kesulitan.


o Bercirikan persamaan nyata & saling memperhatikan.
o Ada teman akrab (kelamin sama) untukcurhat.
5. Early adolescence (13-17 th)
o Perubahan kebutuhan dari friendship ke sexual expression.
o Masalah yang muncul:

Keamanan bebas dari rasa cemas

Keintiman bergaul akrab dengan lawan jenis

Kepuasan seksual.

6. Late adolescence (18-22/23 th)


8

o Kombinasi kebutuhan akan friendship & sexual expression.


o Konflik antara kontrol orang tua dengan self expression.
o Penggunaan seletive inattention yang berlebihan pada tahap sebelumnya
persepsi yang sempit tentang diri sendiri & dunia.
o Pemantapan hubungan cinta jangka panjang.
7. Adulthood/maturity (>23 th)
o Berjuang untuk mendapatkan keamanan finasial, karir dan keluarga.
o Kesuksesan pada tahap adolescence hubungan dewasa & sosialisasi yang
dibutuhkan lebih mudah dicapai. Tanpa background yang baik konflik
interpersonal yang menimbulkan kecemasan akan sering terjadi.
o Kematangan ditandai: belajar memuaskan kebutuhan yang penting,
bekerja sama & kompetisi dengan orang lain, mempertahankan
hubungan dengan orang lain yang memberi kepuasan intimasi & seksual,
berfungsi secara efektif di masyarakat.
E. Cara identifikasi kepribadian
Terdapat sejumlah upaya awal untuk mengidentifikasi sifat-sifat utama yang
mengatur perilaku. Seringnya, upaya ini sekadar menghasilkan daftar panjang sifat yang
sulit untuk digeneralisasikan dan hanya memberikan sedikit bimbingan praktis bagi para
pembuat keputusan organisasional. Dua pengecualian adalah Myers-Briggs Type
Indicator dan Model Lima Besar. Selama 20 tahun hingga saat ini, dua pendekatan ini
telah

menjadi

kerangka

kerja

yang

dominan

untuk

mengidentifikasi

dan

mengklasifikasikan sifat-sifat seseorang.


1. Myers-Briggs Type Indicator
Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) adalah tes kepribadian menggunakan
empat karakteristik dan mengklasifikasikan individu ke dalam salah satu dari 16 tipe
kepribadian. Berdasarkan jawaban yang diberikan dalam tes tersebut, individu
diklasifikasikan ke dalam karakteristik ekstraver atau introver, [sensitif]] atau
intuitif, pemikir atau perasa, dan memahami atau menilai. Instrumen ini adalah
instrumen penilai kepribadian yang paling sering digunakan. MBTI telah
dipraktikkan secara luas di perusahaan-perusahaan global seperti Apple Computers,

AT&T, Citgroup, GE, 3M Co., dan berbagai rumah sakit, institusi pendidikan, dan
angkatan bersenjata AS.
Myers-Briggs Type Indicators merupakan instrumen yang paling sering
dipergunakan. Instrumen ini berisi 100 pertanyaan mengenai bagaimana individua
kan merasa atau bertindak dalam situasi tertentu. MBTI bersandar pada empat
dimensi utama yang saling berlawanan (dikotomis). Walaupun berlawanan
sebetulnya kita memiliki semuanya, hanya saja kita lebih cenderung / nyaman pada
salah satu arah tertentu. Seperti es krim dan coklat panas, mungkin kita mau duaduanya tetapi cenderung lebih menyukai salah satunya. Masing-masing ada sisi
positifnya tapi ada pula sisi negatifnya. Nah, seperti itu pula dalam skala
kecenderungan MBTI. Berdasarkan jawaban-jawbaan yang diberikan dalam tes
tersebut, individu diklasifikasikan ke dalam karakteristik ekstrovert-introvert (E atau
I), sensitif atau intuitif (S atau N), pemikir atau perasa (E atau F), dan memahami
atau menilai (judging atau perceiving : J atau P).

2. Model Lima Besar


Banyak penelitian dan Teori yang dikemukakan oleh para ahli, salah satu Teori
Sifat Kepribadian yang paling sering digunakan dalam dunia kerja adalah Teori Sifat
Kepribadian Model Lima Besar atau Big Five Personality Traits Model yang
dikemukakan oleh Seorang Psikolog terkenal yaitu Lewis Goldberg. Teori Sifat
Kepribadian Model Lima Besar atau Big Five Personality Traits Model tersebut
terdiri dari 5 dimensi kunci yaitu Openness, Conscientiousness, Extraversion,
Agreeableness dan Neuroticism. Untuk mempermudah mengingatnya, kita dapat
menggunakan huruf pertama dari masing-masing dimensi menjadi singkatan
OCEAN. Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai Sifat Kepribadian Model
Lima Besar atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Big Five Personality Traits
Model. OCEAN, didefinisikan sebagai berikut :

Openness to Experience (Terbuka terhadap Hal-hal baru)


Dimensi Kepribadian Opennes to Experience ini mengelompokan individu

berdasarkan ketertarikannya terhadap hal-hal baru dan keinginan untuk


mengetahui serta mempelajari sesuatu yang baru. Karakteristik positif pada
10

Individu yang memiliki dimensi ini cenderung lebih kreatif, Imajinatif,


Intelektual, penasaran dan berpikiran luas.Sifat kebalikan dari Openness to
Experience ini adalah individu yang cenderung konvensional dan nyaman
terhadap hal-hal yang telah ada serta akan menimbulkan kegelisahan jika
diberikan tugas-tugas baru.
Conscientiousness (Sifat Berhati-hati)
Individu yang memiliki Dimensi Kepribadian Conscientiousness ini
cenderung lebih berhati-hati dalam melakukan suatu tindakan ataupun penuh
pertimbangan dalam mengambil sebuah keputusan, mereka juga memiliki
disiplin diri yang tinggi dan dapat dipercaya. Karakteristik Positif pada dimensi
adalah dapat diandalkan, bertanggung jawab, tekun dan berorientasi pada
pencapain. Sifat kebalikan dari Conscientiousness adalah individu yang
cendurung kurang bertanggung jawab, terburu-buru, tidak teratur dan kurang
dapat diandalkan dalam melakukan suatu pekerjaan.
Extraversion (Ekstraversi)
Dimensi Kepribadian Extraversion ini berkaitan dengan tingkat kenyamanan
seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain. Karakteristik Positif Individu
Extraversion adalah senang bergaul, mudah bersosialisasi, hidup berkelompok
dan tegas. Sebaliknya, Individu yang Introversion (Kebalikan dari Extraversion)
adalah mereka yang pemalu, suka menyendiri, penakut dan pendiam.
Agreeableness (Mudah Akur atau Mudah Bersepakat)
Individu yang berdimensi Agreableness ini cenderung lebih patuh dengan
individu lainnya dan memiliki kepribadian yang ingin menghindari konfilk.
Karakteristik Positif-nya adalah kooperatif (dapat bekerjasama), penuh
kepercayaan, bersifat baik, hangat dan berhati lembut serta suka membantu.
Karakteristik kebalikan dari sifat Agreeableness adalah mereka yang tidak
mudah bersepakat dengan individu lain karena suka menentang, bersifat dingin
dan tidak ramah.
Neuroticism (Neurotisme)
Neuroticism adalah dimensi kepribadian yang menilai kemampuan seseorang
dalam menahan tekanan atau stress. Karakteristik Positif dari Neuroticism
disebut dengan Emotional Stability (Stabilitas Emosional), Individu dengan
Emosional yang stabil cenderang Tenang saat menghadapi masalah, percaya diri,
memiliki

pendirian

yang

teguh.

Sedangkan

karakteristik

kepribadian

Neuroticism (karakteristik Negatif) adalah mudah gugup, depresi, tidak percaya


diri dan mudah berubah pikiran.

11

Oleh karena itu, Dimensi Kepribadian Neuroticism atau Neurotisme yang


pada dasarnya merupakan sisi negatif ini sering disebut juga dengan dimensi
Emotional Stability (Stabilitas Emosional) sebagai sisi positifnya, ada juga yang
menyebut Dimensi ini sebagai Natural Reactions (Reaksi Alami).
Myers-Briggs Type Indicator kurang memiliki bukti pendukung yang valid,
tetapi hal tersebut tidak berlaku pada model lima faktor kepribadian -yang biasanya
disebut Model Lima Besar. Selama beberapa tahun terakhir, sejumlah besar
penelitian mendukung bahwa lima dimensi dasar saling mendasari dan mencakup
sebagian besar variasi yang signifikan dalam kepribadian manusia. Faktor-faktor
lima besar mencakup ekstraversi, mudah akur dan bersepakat, sifat berhati-hati,
stabilitas emosi, dan terbuka terhadap hal-hal baru.

12

F. Tipologi Kepribadian
1. Pengertian
Tipologi kepribadian atau jenis-jenis kepribadian adalah konsep yang
dikembangkan untuk membagi kepribadian dalam kategori-kategori tertentu.
Beberapa rumusan mengenai tipologi kepribadian yang sudah dikenal antara lain :
a. Teori konstitusional, yaitu yang membahas kepribadian dari bentuk tubuh, teori
ini dikembangkan oleh kretchmer dan Sheldon.
b. Teori Tempareman, yang dikembangkan oleh Kant, Meumann dan Ensehans.
c. Teori ketidak sadaran seperti yang dikembangkan oleh Freud, Jung,Adler dll.
d. Teori Faktor yang dikembangkan oleh Cattel, Eysenck dll.
Menurut C.G. Jung dalam bukunya Psychological Types, pada tahun 1971, Ia
membagi kepribadian itu atas introvert dan extrovert. Kedua tipe itu ditandai dengan
sikap seseorang terhadap obyek. Seorang yang introvert pada dasarnya selalu ingin
melarikan diri dari obyek, seakan-akan obyek itu harus dicegah agar tidak
menguasainya. Sebaliknya, orang yang ekstrovert mempunyai sikap yang positif
terhadap obyek. Dialah yang menguasai obyek itu.
a. Aliran Konvergensi, kepribadian merupakan hasil perpaduan antara pembawaan
(faktor internal) dengan pengalaman (faktor eksternal).
b. Aliran nativisme, kepribadian ditentukan oleh faktor pembawaan.
c. Aliran empirisme (tabularasa), kepribadian ditentukan oleh pengalamanpengalaman dan lingkungannya.
d. Kepribadian rasional, yang dipengaruhi oleh akal pikiran sehat.
e. Kepribadian intuitif, yaitu kepribadian yang dipengaruhi oleh firasat atau
perasaan kira-kira.
f. Kepribadian emosional, kepribadian yang dipengaruhi oleh perasaan.
g. Kepribadian sensitif, kepribadian yang dipengaruhi oleh panca indera sehingga
cepat bereaksi.
h. Kepribadian ekstrovert, yaitu kepribadia nyang terbuka, berorientasi keluar.
i. Kepribadian introvert, yaitu kepribadian tertutup dan berorientasi pada diri
sendiri.
j. Kepribadian ambivert, yaitu kepribadian campuran.

2. Macam-Macam Tipologi Kepribadian


Tipologi Kepribadian dari Hiprocrates-Galenus
13

Hipocatres (dalam sumadi suryabrata) mengatakan bahwa dalam diri seseorang


terdapat empat unsur kepribadian, yakni unsur chole, melancholic, phlegmatic, dan
sanguinis. Keempat unsur kepribadian tersebut harus diselaraskan dengan kondisi
kehidupan seseorang. Seseorang dikatakan memiliki kepribadian sehat apabila
terdapat keselarasan (kesesuaian) dari unsur keempat kepribadian tersebut.
Sebaliknya pula, seseorang dikatakan sakit bila tidak ada keselarasan proposi dari
keempat unsur kepribadian ini. Atau keselarasan unsur kepribadian mengalami suatu
hambatan sehingga ada penyimpangan kepribadian (abnormalitas kepribadian).
Selanjutnya pandangan teori Galenus menyempurnakan pendapat Hipocrates.
Galenus (dalam sumadi suryabrata, 1986) membedakan kepribadian manusia
berdasarkan proposi campuran dari keempat unsur chole, melancholic, phlegmatis,
dan sanguinis. Bila dalam satu proporsi dari unsur kepribadian melebihi dari
proporsi unsur lain (dominan), maka menampilkan ciri-ciri khas dari sifat-sifat
kejiwaan seseorang. Kesimpulan teori Hipocrtes dan Galenus menekankan
pergolongan manusia berdasarkan tipe tempramen.
Tipologi Kepribadian Hipocrates-Galenus
Jenis tempramen
Tempramen koleris
Tempramen melankolis
Tempramen felgmatis
Tempramen sanguinis

Gambaran tempramen
Hidupnya penuh semangat
Keras hati dan emosi mudah terbakar
Daya juang besar dan optimis
Mudah kecewa dan marah
Daya juang kecil dan selalu pesimis
Tidak suka terburu-buru
Pembawaan tenang dan kalem
Sulit di pengaruhi dan setia
Hidup mudah berganti-ganti
Kurang tetap pendirian tetapi ramah

Tipologi Kepribadian Kretschmer


Buah pikiran utama dari kratschmer adalah tentang watak, tempramen dan
konstitusi.secara spefisik Kretscmer (dalam sumadi suryabrata, 1986) mengatakan
bahwa :
a. Watak adalah keseluruhan kemungkinan untuk bereaksi secara emosi dan
volisional yang dibentuk unsur-unsur dalam diri. Pembentukan watak bersumber

14

daei faktor keturunan (unsur endogen) dan lingkungan (unsur eksogen), seperti
pengaruh pembelajaran dan pengalaman.
b. Tempramen adalah bagian kejiwaan yang secara kimiawi berkorelasi dengan
aspek-aspek jasmaniah. Tempramen dianggap sebagai bagian konstitusi
kejiwaan yang berasal dari faktor genetik, sulit diubah dan menunjukkan tingkat
kualitas kejiwaan, seperti suasana hati dan ritme psikis.
c. Konstituasi adalah seluruh (totalitas) sifat individu yang berasal dari genetik
(keturunan). Konstitusi lebih berkaitan dengan unsur-unsur jasmani.
Tipologi Tempramen Kretschmer
Tipe tempramen
Tipe shizothym

(leptosom,atletis,

displastik
Tipe cycolthym (tipe piknik)

dan

Gambaran tempramen
Suka mengasingkan diri dan tertutup
Suka pada kehidupan dirinya
Selalu menanamkan antusias
Tendensi menjadi maniak depresif
Mudah bersosial, bergaul, dan berteman
Ramah dalam pergaulan dan mudah
berempati pada suka dan duka cita

Tipologi Kepribadian William H. Sheldon


Buah pikiran utama William H. Sheldon adalah tentang komponen jasmani
primer dan sekunder. Kedua komponen ini akan mengaruh perkembangan dan
pembentukan kepribadian seseorang.
Adapun yang dimaksud dengan komponen jasmani primer adalah :
a. Tipe endomorf, yakni struktur bangun tubuh gemuk dan lebih lembut.
b. Tipe ektomorf, yakni struktur tubuh yang terlihat seperti atletis, olahragawan,
keras, dan tahan penyakit.
c. Tipe mesomorf, yakni struktur tubuh yang jangkung, kurusan, dada kecil, dan
cenderung lemah.
Adapun komponen jasmani sekunder adalah :
a. Displasia, yakni tipe jasmani sekunder yang berkaitan dengan echtomorf dan
banyak dimiliki wanita.
b. Gynandromorphy, yakni bentuk jasmani yang berkaitan dengan sifat-sifat
gender.
c. Tekstur (tampang), yakni bentuk jasmani sekunder yang berkaitan dengan cara
seseorang tampil dan berperilaku keluar.
Tipologi Tempramen Sheldon
15

Jenis tempramen
Viscorotonia (endomorfik)

Gambaran tempramen
- Selalu tenang dan rileks
- Senang kepada hiburan
- Suka makan dan tidur nyenyak
- Jika
ada
masalah
sangat
tergantung kepada orang lain
-

Somatonia (ektomorfik)

dalam menyelesaikan masalah


Kurang mandiri dan kurang

percaya diri atas kemampuannya


Sikap gagah dan perkasa, energik, suka
terus

terang,

suaranya

lantang,

kebutuhan bergerak banyak


Kelihatan lebih dewasa

sebenarnya
Jika ada masalah dia sering melakukan

dari

usia

gerakan-gerakan. Bagi yang mengalami


gangguan kepribadian tampak gerakanCerebotania (ektomorfik)

gerakan yang terokupasi.


Sikap kurang gagah
Tidak bergaul (sosiofobia)
Tidak berani berbicara di depan orang

banyak
Hidup teratur, suara tidak bebas, dan

sukar tidur
Tampak lebih

sebenarnya
Apabila menghadapi masalah lebih suka

muda

dari

usia

menutup diri
Tipologi Kepribadian Sprenger
Spranger berkeyakinan bahwa pada hakikatnya tipologi kepribadian manusia
terdiri dari :
-

Manusia teori, adalah kelompok orang yang menekankan aspek intelektual


sejati yang mengutamakan kebenaran, ilmu pengetahuan yang objektif dan
mengutamakan pola pikir, kurang mengutamakan pada keindahan, agama, dan

bersikap masa bodoh dengan kekuasaan.


Manusia ekonomi, adalah kelompok orang yang kaya gagasan praktik, kurang
memperhatikan tindakan, mengutamakan diri dari segi kegunaan dan nilai
ekonomis, selalu mengejar kekayaan materi, bersikap egosentris, mengutamakan

16

kepentingan pribadi dan orang lain dianggap bagian perhatiannya bila memberi
-

konstribusi ekonomis.
Manusia agama, adalah kelompok orang yang mengutamakan pencarian nilainilai agama. Segala sesuatu diukur dari sisi kehidupan rohani dan

kepribadiannya menekankan pengalaman batin.


Manusia sosial, adalah kelompok manusia yang memiliki sifat-sifat yang
mengutamakan pada relasi sosial. Nilai tertinggi yang dipegang oleh mereka
adalah mengapdi kepada kepentingan umun atau orang banyak. Dia lebih
mengutamakan cinta pada sesama manusia, baik tertuju secara individual

ataupun kelompok manusia.


Manusia kuasa, adalah kelompok manusia yang memiliki sifat ingin berkuasa,
mengejar kesenangan pribadi, memandang dirinya lebih tinggi dari pada orang

lain, dan mengejar penguasaan atas manusia.


Manusia etis, adalah kelompok manusia mengutamakan sifat-sifat penghayatan
dan nilai-nilai estetis. Dia menghayati kehidupan ini bukan sebagai pemain,
tetapi sebagai penonton. Kehidupannya mengutamakan sifat individual dan
ekspresionisme

(mewarnai

kesan

dan

kehidupan

menurut

pandangan

subjektivitasnya).
Tipologi Kepribadian Imanuel Kant
Imanuel Kant (dalam sumadi suryabrata, 1986) mengatakan bahwa dalam diri
manusia terdapat karakter dan tempramen. Karakter atau watak manusia dipandang
dari dua sisi, yaitu sisi etis dan deskriptif. Dari sisi etis, yaitu penilaian terhadap
watak yang dikorelasikan dengan norma-norma. Adapun sisi deskripsi, yaitu
penilaian watak manusia menurut kualitas dan perbedaan individual.
Tempramen dipandang dari dua sisi, yakni sisi fisiologis dan psikis. Sisi fisik
meliputi konstitusi tubuh dengan kompleksitas susunan cairan dan organ tubuh.
Sementara aspek psikis meliputi aspek afektif, psikomotorik,dan konatif.
Tempramen manusia yang berhubungan dengan perasaan meliputi unsur melankolis
dan sanguinis. Sementara tempramen yang berhubungan dengan aktivitas meliputi
koleris flegmatis.
Tipologi Tempramen Imanuel Kant
Jenis tempramen
Sanguinis

Gambaran tempramen
- Orang yang selalu penuh harapan
- Segala sesuatu dianggap penting
- Sering menjanjikan sesuatu namun
17

jarang

Melancholic

menepati

karena

kurang

dipikirkan
Senang menolong orang lain tetapi

sifatnya sementara
Peramah, periang, sukar bertobat, dan

modah bosan
Segala sesuatu

dianggap

penting

terutama yang berhubungan dengan


dirinya sehingga sering muncul syak
-

wasangka dan bimbang


Perhatiannya selalu pada

kesukaran dan keluhan


Tidak mudah buat janji, namun selalu

menepati
Tidak

mudah

hal-hal

menerima

keramahtamahan orang lain dan tidak


Choleris

senang melihat kesenangan orang


Emosinya mudah terbakar, namun

mudah tenang tanparasa membenci


Tindakannya selalu cepat tetapi tidak

konstan
Terlihat sibuk dan suka memerintah

orang daripada melakukannya


Senang dipuji orang lain secara terangterangan, gila hormat, sikap semu dan

formal
Bermurah hati dan melindungi orang
lain, namun bukan karena sayang pada
orang lain, tetapi lebih tertuju pada
kasih sayang diri sendiri. Ini dilakukan
agar dapat dipuji dan penghargaan

Phlegmatis

orang lain
Orangnya cermat dan suka mngenakan

pakaian rapi agar terlihat intelek


Cenderung kurang memiliki kepekaan

pada situasi lingkungan sosial


Tidak mudah bergerak, tidak mudah

marah, tenang, sabar, dan teliti


Orang-orang yang bertipe ini biasanya
cocok untuk pekerjaan penelitian ilmiah
18

Tipologi Kepribadian Julius Bahsen


Julius Bahsen (dalam sumadi suryabrata, 1986) mengatakan bahwa kepribadian
manusia ditentukan tiga kondisi jiwa, antara lain:
1) Tempramen
Tempramen merupakan bagian aspek kepribadian yang berkaitan dengan emosi
seseorang, yakni menunjukkan mudah atau tidaknya terbakar emosi. Bentuk-bentuk
reaksi tempramen, yakni :
a) Spontanitas, yakni sikap atau tindakan seseorang yang terlepas dari pengaruh
orang lain dan berpangkal dari dirinya sendiri.
b) Reseptivitas, yakni bagaimana seseorang menerima kesan apakah cepat atau
lambat.
c) Imprisionabilitas, yakni mendalam atau tidaknya pengaruh suatu keadaan pada
jiwa seseorang.
d) Reaksitivitas, yakni lama atau tidak suatu kesan memengruhi kehidupan jiwa.
Tipologi Tempramen Julius Bahsen
Tempramen
Choleris
Sanguistis

Kelompok reaksi tempramen


Spontanitas kuat dan reseptivitas kuat
Impresiobilitas tidak mendalam dan lambat

Phlegmatis

bereaksi
Reseptivitas yang kambat dan reaksitivitas

Anamatisch

yang lama
Kurang spontanitas atau impresiobilitas yang
mendalam

2) Kemauan. Kemauan adalah dorongan dalam diri seseorang untuk bertingkah


laku dan digunakan sebagai alat kontrol perilaku dalam mencapai kebutuhan.
3) Pasodynie. Pasodynie adalah sejauh mana tingkat ketabahan seseorang didalam
menghadapi suatu kesukaran, masalah, atau penderitaan.
Tipologi Posodynie Julius Bahsen
Kelompok posodynie
Posodynie yang kuat

Gambaran kepribadian
Menggambarkan ketabahan dan keteguhan
hati seseorang manakala menderita atau
menghadapi suatu masalah dengan percaya

Posodynie yang lemah

diri bahwa kesukaran itu dapat diselesaikan


Menggambarkan sifat-sifat yang lekas putus
asa,

lekas

berkeluh

kesah,

lekas
19

dan

hilangnya percaya diri ketika mengalami


kesukaran
4) Daya susila. Daya susila adalah kecakapan kepribadian seseorang untuk
membedakan dan meyakini terhadap hal-hal yang buruk dan baik dalam
berbagai bentuknya, seperti adil atau tidak adil, patut atau tidak patut, susila atau
asusila, dan digunakan sebagai kontrol.
Tipologi Kepribadian Eysenck
Secara umum, tipologi kepribadian menurut teori eysenck dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu kelompok kepribadian tipe introver dan tipe ekstrover. Adapin
gambaran kepribadian kedua tipe ini dapat dijelaskan pada tabel pada halaman
berikut ini.
Tipologi kepribadian menurut Eysenck

Tipe introver
Tipe ekstrover
Cenderung depresi

Cenderung histeria
Ketakutan

Sedikit energis
Selalu diikuti obsesi

Perhatian sempit
Curiga dan mudah tersinggung

Prestasi kerja kurang


Apatis dan labih

Kurang teliti
Gampang luka batin

Hypokondria
Mudah gugup

Kosakata sedikit
Rendah diri

Cenderung gagap
Sering melamun

Mudah kecelakaan
Sukar tidur

Mudah sakit-sakitan
Intelegensi cukup baik

IQ relatif rendah
Berpendirian

Bekerja buru-buru
Keras kepala, kaku

Fleksibel
Interpesonal variabelity kecil

Interpersonal variability besar


Kurang humor dan memiliki banyak

Mengutamakan persahabatan

Prestasi selalu dinilai berlebihan


kosakata

Tipologi kepribadian Heyman


Heyman (dalam sumadi suryabrata, 1986) mengatakan bahwa kepribadian setiap
manusia adalah berbeda-beda dan bervariatif. Klasifikasi kepribadian manusia
dilihat dari sisi kualitas kejiwaan dan dilihat dari unsur emosionalitas, proses
pengiring dan aktivitasnya.
a. Emosionalitas adalah mudah atau tidaknya perasaan seseorang tersebut
terpengaruh oleh suatu kesan. Hal ini didasari pada prinsip bahwa setiap orang
20

memiliki

kecakapan

menghayati

perasaan

menurut

tingkatan.

Dengan

memahami emosionalitas kita dapat membedakan antara orang yang mudah


terpengaruh secara emosional dan orang yang sukar terpengaruh secara
emosional.
Klasifikasi Tingkat Emosional Heyman
Tingkat emosional
Golongan emosional tinggi

Gambaran kepribadian
Implusif, mudah marah,

suka

tertawa,

perhatian tidak mendalam, tidak suka pada


hal-hal praktis, tetap dalam pendapatnya,
ingin berkuasa, dan dapat dipercaya dalam hal
Golongan yang tidak emosional

keuangan
Emosional yang tumpul (rendah), berhati
dingin, sikap hati-hati dalam mengeluarkan
pendapat, praktis, jujur dalam batas hukum,
suka tenggang menegang, pandai menahan
hawa nafsu berahinya, dan dirinya siap untuk
dikritik

b. Proses pengiring
Proses pengiring menunjukkan banyak atau tidaknya suatu pengaruh kesadaran
setelah kesan ini hilang dalam kesadaran. Jadi pada hakikatnya proses pengiring sangat
dipengaruhi oleh tingkat kesadaran.
1) Pengiring yang kuat, yakni sifat tenang, tidak mudah putus asa dan bijaksana,
suka menolong, ingatan baik dan bebas berfikir, teliti, konsekuen, dan suka
berpolitik moderat atau konservatif.
2) Pengiring yang lemah, terlihat tidak tenang dan mudah putus asa, ingatan kurang
baik dan tidak teliti, tidak hemat dan tidak konsekuen, berpolitik radikal, suka
membeo, dan egoistis.
c. Aktivitas
Aktivitas menunjukan kepada banyak tindakan suatu pernyataan dari seseorang
dalam mengungkapkan perasaan, pikiran, dan tindakannya.aktivitas manusia menurut
teori Heyman (dalam sumadi suryabrata, 1986) digolongkan ats dua bagian, antara
lain :
1) Golongan aktif, yakni kelompok dari orang yang suka bergerak, terkesan sibuk
dan periang, suka menentang pada hal-hal yang menghalang, mudah mengerti,
21

bersikap praktis dan rakus akan uang, pandangannya luas, setelah bertengkar dia
cepat berdamai,dean suka tenggang-menenggang.
2) Golongan yang tidak aktif, yakni orang yang malas bertindak, lekas mengalah dan
putus asa, segala permasalahan selalu dianggap berat, sering mengalami kesulitan
dalam menyelesaikan masalahnya, perhatiannya tidak mendalam, kurang
menekankan pada hal-hal yang praktis, suka membeo, nafsu berahi kerap kali
datang dan menggelora, boros, dan cenderung orangnya tertutup.
Tipologi berdasar 3 fungsi manusia
Menurut Heyman:
-

Emosionalnya kuat sifat/ cirinya: cepat memihak, mudah marah, fantasinya


kuat, kurang menghormati orang lain, ingin menguasai orang lain, tegas, cita-

citanya dinamis.
Aktivitasnya kuat suka bekerja, lincah, praktis, periang, baik kpd bawahan, mdh

mengatasi masalah, tdk mdh putus asa.


Memiliki fungsi sekunder sifat: tenang, tekun, hemat, besar rasa terima kshnya,
setia pd persahabatan, acuh thd penghargaan dirinya, dpt dipercaya, wataknya
tertutup.

Berdasarkan 3 fungsi tersebut disusun delapan tipe kepribadian, yaitu :


1. Sifat nerveus (selalu gugup)
o Dikuasai keadaan sesaat, selalu sibuk, bekerja jika ada dorongan yg
besar, impulsip.
o Haus akan emosi, haus akan hal-hal baru, suka pd perubahan.
o Intensitas afeksi: merasa hebat, mudah tersinggung, sangat perasa.
2. Sifat sentimentil (terlalu perasa, rapuh)
o Sangat perasa, pemalu, tertutup, mudah tersinggung.
o Selalu ragu-ragu, tdk praktis.
o Terpengaruh pengalaman masa lalu, kebutuhan terbesar dicintai
o Serius, kurang perhatian thd kondisi lahiriah dirinya.
3. Sifat Cholericus (mudah marah)
o Aktif, impulsif, hebat & cepat bertindak, selalu sibuk.
o Sangat peka & mudah tersinggung.
o Susana hati cepat berubah kadang senang sebentar murung.
o Cenderung bertindak berlebihan
o Jiwa sosial tinggi.
22

4. Sifat aphaticus (acuh, tanpa perasaan). Lamban, suka cara yg mudah, suka
berfikir panjang, sukar berdamai, afeksinya konstan, kaku/beku.
5. Sifat sanguinicus. Rajin & sibuk, tegas, penuh perhitungan, diplomatis, tdk
idealis.
6. Sifat amorf (tanpa bentuk). Malas, suka menunda, ceroboh, tdk edialis, suka
hsl yg cepat, sosialisasi lemah, tdk punya belas kasihan, suka makan enak, suka
mabuk.
7. Sifat phlegmaticus. Dingin, tenang, kalem, berani, serius, ulet & tahan kerja,
selalu rajin, suka berfikir, banyak pertimbangan, pandangannya luas, teliti,
sederhana, kurang suka makan enak, setia, sangat percaya pd agama.
8. Sifat gepassoneerd (hawa nafsu). Selalu sibuk, rajin bekerja, idialis, cita-cita
besar, persaan terikat sangat kuat, suka bicara, bicaranya mengasyikan, penuh
kasih, suka kerja berat/keras, perasaan hangat, gembira.

G. Tipe manusia berdasarkan temperamennya


Lebih dari 400 tahun sebelum Masehi, Hippocrates lebih tepatnya sekitar (460-370
SM) adalah Bapak Ilmu Kedokteran, seorang tabib dan ahli filsafat yang sangat pandai
dari Yunani, mengemukakan suatu teori kepribadian yang mengatakan bahwa pada
dasarnya ada empat tipe temperamen. Sebenarnya, ada beberapa teori mengenai macam
macam kepribadian. Teori yang paling popular dan terus dikembangkan adalah teori
Hipocrates-Galenus. Yang merupakan pengembangan dari teori Empedokretus.
Berdasarkan pemikirannya, ia mengatakan bahwa keempat tipe temperamen dasar itu
adalah akibat dari empat macam cairan tubuh yang sangat penting di dalam tubuh
manusia:
-

Sifat kering terdapat dalam chole (empedu kuning)


Sifat basah terdapat dalam melanchole (empedu hitam)
Sifat dingin terdapat dalam phlegma (lendir)
Sifat panas terdapat dalam sanguis (darah)

Kemudian teori Hippocrates di sempurnakan kembali oleh Galenus yang


mengatakan bahwa keempat cairan tersebut ada dalam tubuh dalam proporsi tertentu,
dimana jika salah satu cairan lebih dominan dari cairan yang lain, maka cairan tersebut
dapat membentuk kepribadian seseorang. Berpuluh tahun lamanya tipologi yunani yang
bersifat filosofis ini berpengaruh luas sekali. Bahkan psikologi modern telah
mengemukakan banyak saran baru mengenai penggolongan temperamen, tetapi tidak
23

ada yang dapat menemukan penggolongan yang lebih bisa diterima seperti yang
dikemukakan oleh Hippocrates dan Galenus. Untuk memperoleh gambaran mengenai
berbagai sifat temperamen yang melekat dalam setiap cairan, berikut adalah gambaran
dari penggolongan manusia berdasarkan keempat bentuk cairan tersebut.
1. Tipe Kepribadian Choleris

Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan chole. Dimana orang yang
choleris adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti hidup penuh
semangat, keras, hatinya mudah terbakar, daya juang besar, optimistis, garang,
mudah marah, pengatur, penguasa, pendendam, dan serius.
Tipe ini paling baik dalam hal pekerjaan yang memerlukan keputusan cepat;
persoalan yang memerlukan tindakan dan pencapaian seketika; bidang-bidang yang
menuntut kontrol dan wewenang yang kuat. Kelemahan tipe ini adalah tidak tahu
bagaimana cara menangani orang lain; sulit mengakui kesalahan; sulit bersikap
sabar; terlalu pekerja keras.
2. Tipe Kepribadian Melancholis

Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan melanchole. Dimana orang
yang melancholis adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti
mudah kecewa, daya juang kecil, muram, pesimistis, penakut, dan kaku.
Tipe ini paling baik dalam hal mengurus perincian dan pemikiran secara
mendalam, memelihara catatan, bagan dan grafik; menganalisis masyarakat yang
24

terlalu sulit bagi orang lain. Kelemahan tipe ini adalah mudah tertekan; menunda
nunda suatu pekerjaan; mempunyai citra diri yang rendah; mengajukan tuntutan
yang tidak realistis pada orang lain.

25

3. Tipe Kepribadian Phlegmatis

Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan phlegma. Dimana orang
yang phlegmatis adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti
tidak suka terburu-buru, tenang, tidak mudah dipengaruhi, setia, dingin, santai dan
sabar.
Tipe ini paling baik dalam posisi penengahan dan persatuan; badai yang perlu
diredakan; rutinitas yang terus membosankan bagi orang lain. Kelemahan tipe ini
adalah kurang antusias; malas; tidak berpendirian; sering mengalami perasaan
sangat khawatir, sedih dan gelisah.
4. Tipe Kepribadian Sanguinis

Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan sanguis. Dimana orang
yang sanguinis adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti hidup
mudah berganti haluan, ramah, mudah bergaul, lincah, periang, mudah senyum, dan
tidak mudah putus asa.
Tipe ini paling baik dalam hal berurusan dengan orang lain secara antusias;
menyatakan pemikiran dengan penuh gairah; memperlihatkan perhatian. Kelemahan
tipe ini adalah berbicara terlalu banyak; mementingkan diri sendiri; sulit
berkonsentrasi; kurang disiplin.
Kelebihan dan kekurangan kepribadian seseorang berdasarkan tempramennya
26

27

Daftar Pustaka
Anonim. 2010. Apakah Arti Kepribadian?. http://www.bintangbangsaku.com/artikel/
apakah-arti-kepribadian. Diakses pada tanggal 20 Maret 2016 pada pukul 21:20
WIB.
Anonim. 2014. Pengertian Kepribadian dan Faktor Kepriadian. http://www.ap
apengertianahli.com/2014/09/pengertian-kepribadian-apa-itu-kepribadian-faktorpengaruh.html. Diakses pada tanggal 20 Maret 2016 pada pukul 21:06 WIB.
Anonim.
2014.
Pengertian
Kepribadian
Secara
Umum
http://www.pengertianku.net/2014/06/pengertian-kepribadian-secara-umum.html.
Diakses pada tanggal 20 Maret 2016 pada pukul 20:59 WIB.
Ardi,

W.
2012.
Teori
Kepribadian
Lima
http://www.adipriyono.net/2012/12/teori-kepribadian-lima-besar.html.
pada tanggal 19 Maret 2016 pada pukul 20:56 WIB

Besar.
Diakses

Ekowarni, E. 2010. Pengembangan nilai-nilai luhur budi pekerti sebagai karakter


bangsa. http://belanegarari.wordpress.com/2009/08/25/pengembangan-nilai-nilailuhur-budi-pekerti-sebagai-karakter-bangsa. Diakses pada tanggal 22 Maret 2016
pada pukul 20.45 WIB.
Farozin, M. 2004. Pemahaman Tingkah Laku. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Feist, Jess & Feist, G. J. 2006. Theories of Personality, Sixth ed. Boston: Mc-Graw Hill.
Setiawan,
P.
2015.
Pengertian
Kepribadian
Menurut
Para
Ahli.
http://www.gurupendidikan.com/pengertian-kepribadian-menurut-para-ahli/.
Diakses pada tanggal 19 Maret 2016 pada pukul 21:09 WIB.
Sujanto,
dkk.
2006.
Psikologi
Kepribadian.
Jakarta:
Koeswara, E. 1991. Teori-teori Kepribadian. Bandung: Eresco.

Bumi

Aksara

Wikipedia. 2016. Kepribadian. http://id.wikipedia.org/wiki/Kepribadian. Diakses pada


tanggal 22 Maret 2016 pada pukul 20.35 WIB.

28

You might also like