You are on page 1of 23

I.

Pendahuluan

Pada bagian ini penulis akan membahas tentang jenis bahan yang sangat
berguna sekali bagi kehidupan sehari- hari yang kita sadari maupun tidak kita sadari.
Bahan ini disebut dengan nama polimer yang telah dikenal sangat berguna sekali
bagi setiap kehidupan.
Penulis akan membahas juga tentang bahan- bahan apa yang dapat digunakan
sebagai bahan tambahan yang dapat memberikan kegunaan bagi polimer,baik
kegunaan yang memberikan nilai lebih dalam polimer tersebut maupun yang akan
menghasilkan kekurangan bagi polimer
Selain akan membahas tentang hal- hal diatas akan juga dibahas mengenai
sesuatu yang penting menyangkut dengan polimer seperti tentang modulus ,regangan
maupun tentang tegangan dan akan dijabarkan mengenai sifat-sifat yang dapat
mempengaruhi cara kerja polimer itu sendiri.
Dalam polimer juga terjadi berbagai macam jenis perubahan bentuk yang akan
akan menghasikan suatu polimer bermutu baik seperti perubahan bentuk secara tidaka
beraturan maupun yang secara elastis. Dan akan dihadirkan pula pada makalah yang
penulis buat ini adalah beberapa macam bagan- bagan yang menerangkan mengenai
besarnya nilai-nilai kekuatan dan juga tentang tabel- tabel yang menjelaskan suatu
tentang berbagai macam data. Termasuk dalam polimer juga akan dibahas mengenai
perhitungan yang melibatkan rumus- rumus yang berkaitan dengan polimer.

II. Teori

2.1

Bahan Tambahan

Kopolimer dan campuran telah terlebih dahulu didiskusikan pada bagian 9.1
sebagai bagian dari bahan-bahan metalik. Terdapat beberapa bahan semacamnya
yang digunakan sebagai tambahan yang sejak dahulu digunakan dalam teknologi
polimer untuk menyajikan kareristik yang sejelasnya kepada polimer.
Bahan sejenis plastik ditambahkan untuk memperhalus polimer. Sangat penting
sekali untuk kita mencampurkan bahan tambahan ini dengan berat molekul yang
rendah (kira-kira 300 amu) polimer.*
Pengisi pada sisi lain dapat digunakan sebagai penguat dalam polimer dengan
menahan gerakan rantai. Biasanya pengisi sangat sering sekali digunakan untuk
pemindahan volume, penyediaan dimensi yang seimbang dan pengurangan akibat.
Kerelatifan bahan lembam digunakan. Contoh termasuk serabut selulosa yang
pendek. (semacam pengisi organik)dan asbes (semacam bahan pengisi bahan bukan
organik). Secara kasar satu dari tiga tipe ban mobil adalah pengisi (i.e., karbon
hitam). Penguatan seperti serabut kaca juga dikategorikan sebagai bahan tambahan.
Penguatan ini sangat sering sekali digunakan dalam mesin polimer pada taberl 9.3-1
untuk mempertinggi kekuatan dan kekakuan, maka dari itu meningkatkan daya saing
mereka sebagai bahan metal. Penguatan dilakukan biasanya untuk perawatan bagian
permukaan untuk memastikan bagusnya hubungan antara permukaan dengan polimer
dan maka dari itu keefektifan yang maksimum perlu dilakukan dalam mempertinggi
bahan miliknya. Kegunaan dari bahan tambahan secara kasar dapat disebutkan telah
mencapai 50 vol %, bahan tersebut dapat lebih disebut sebagai sebagai bahan

buangan. Contoh yang bagus adalah serabut kaca yang akan didiskusikan secara
detil pada bab 10.
Pengatur keseimbangan adalah bahan tambahan untuk menurunkan
kekurangan polimer. Mereka mewakili macam yang komplek dari bahan-bahan
tersebut karena besarnya macam kekurangan dari mekanismenya (oksida,panas,dan
ultraviolet). Sebagai contoh polysoprene dapat menyerap sampaai dengan 15 %
oksigen pada suhu ruang

dengan kemampuan elastis bahan miliknya sedang

dihancurkan dengan 1% pertama. Karet latek alami mengandung grup dari phenol
yang cukup rumit dan memperlambat suhu ruang reaksi oksidasi. Bagaimanapun
juga.

Penambahan

stabilisator

(e.g.,phenol-phenol

lainnya,amino,

kumpulan

sulfur,dll)ditambahkan kepada ban untuk ditujukan pada aplikasi ban.


Pemerlambat nyala api ditambahkan untuk mengurangi sifat mudah terbakar
polimer yang khusus seperti polythene. pembakaran adalah jelas hasil dari reaksi
hidrokarbon dengan oksigen ditemani oleh subtansi evolusi panas. Banyak bahan
polimer hidrokarbon menunjukan kemampuannya untuk mudah terbakar. Lainnya
seperti poly (vinil klorida) (PVC), jangan. Daya tahan dari PVC dari pembakaran
muncul dan datang dari evolusi atom klorin dari rantai klorin. Halogen ini
menghalangi terjadinya proses pembakaran dengan memusnahkan radikal bebas dari
rantai reaksi. Bahan tambahan yang menyediakan fungsi ini untuk halogen yang
bebas polimer termasuk klorin, bromin, dan fospor mengandung bahan pembuat
reaksi.
Bahan pewarna adalah bahan tambahan untuk menghasilkan warna untuk
polimer yang penampilan merupakan faktor dari pemilihan material. Dua tipe dari
bahan pewarna yang digunakan yaitu pigmen dan bahan-bahan celupan. Pigmen
adalah bahan yang tidak mudah dipecahkan, material pewarna ditambahkan dalam
bentuk bubuk. Contoh yang cukup jelas adalah kristal untuk keramik seperti titanium
oksid dan titanium silikat, biarpun pigmen organik juga tersedia. Bahan celupan
adalah jenis yang mudah dipecahkan, bahan pewarna dari organik dapat menyajikan
warna trasparan. Wana alami akan didiskusikan lebih jauh pada bagian 9.7.

Contoh Masalah 9.5.1


Nilon 66 polimer digabungkan dengan 33 wt % serabut kaca. Hitung berat jenis dari
teknik polimer. (berat jenis dari nilon 66 = 1.14 Mg/m3 dan berat jenis gabungan kaca
= 2,54 Mg/m3 .)
Jawaban
Untuk satu kilo dari hasul produk adalah
0,33 X 1 kg = 0,33 kg kaca
dan
1 kg 0,33 kg = 0,67 kg nylon 66
Total volume dari produk adalah
Vproduk

= Vnilon

+ Vkaca

= Mnilon
nilon
=

0,67 kg

Mkaca

kaca

1,14 Mg/m3

0,33 kg

2,54 Mg/m3

= 7,18 X 10- 4

1 Mg
1000 kg

Jadi hasil keseluruhan berat jenis produk ini adalah


=

1 kg
7,18 X 10-4 m3

1 Mg

1,39 Mg/m3

1000 kg

Contoh latihan 9.5-1


Contoh masalah 9.5-1 menjelaskan tentang besarnya kekuatan dan kekakuan
teknik polimer. Kekuatan dan kekakuan dapat lebih jauh ditingkatkan oleh
peingisian yang lebih besar dari serabut-serabut kaca. Hitung berat jenis dari nilon
66 dengan 43 wt % serabut-serabut kaca.

2.2 Bahan-bahan Utama yang Berhubungan dengan Mesin


Sama seperti dengan keramik, bahan permeseinan dari polimer dapat
dijelaskan dengan kosakata yangtelah diperkenalkan sebelumnya pada bab 7 tentang
metal. Kekuatan renggang dan modulus elastis penting sebagai pembanding untuk
perencanaan polimer sebagaimana juga dengan sturktur material yang bukan organik.
Kebanyakan dari perubahan permesinan dari perniagaan polimer alami tergabung
dengan kebiasaan yang suka melekat. Hal ini mengingatkan pada kaca yang terdapat
pada bab 8, biarpun terdapat perbedaan kosakata bersatu dengan polimer.
a.

Modul Lentur dan Dinamis


Dengan meningkatnya teknik polimer yang terdapat pada penggantian logam,

tekanan yang lebih besar telah ditempatkan untuk menyajikan kelakuan mekanik dari
polimer dalam keaadan yang sama yang sama seperti pada logam. Tekanan awal
dalam data ketegangan melawan kekuatan telah diperkenalkan pada bagian 7.3a .
biarpun kekuatan dan nilai modulus dianggap sebagai pembanding yang penting
untuk jenis material ini, frekwensi perencanaan aplikasi meliputi pembengkokan,
dibanding mode keteganggan. Sebagai hasil kekuatan yang lentur dan modulus
kelenturan selalu diberi tanda kutip. Kekuatan lentur sama dengan

modulus

perpecahan dijelaskan bagi keramik inti kotak 8.4-2; yaitu


F.S = 3 FL .(9.6-1)
2 bh2
dengan F yang merupakan muatan yang diperlukan untuk menghasilkan retak dalam
test pembengkokan, L jarak antara bantalan, b lebar dari contoh balok, dan h contoh
tinggi. Untuk test yang sama bagi contoh geometri, modulus lentur atau modulus
elastis dalam pembengkokan (Eflex), adalah
Eflex

= L3m
4bh3

..(9.6-2)

dimana m adalah lekukan dari tangen denngan inisial bagian garis lurus dari muatan
belokan pemantulan dan semua jenis hubungan yang menjelaskan relatif terdapat
dalam rumus 9.6-1 dan kotak 8.4-2. Kegunaan yang sangat penting dari modulus
lentur untuk polimer yang menerangkan efek kombinasi dari penekanan perubahan
bentuk (batasan bagi muatan yang tersedia pada kotak 8.4-2) dan perubahan
ketegangan ( pada bagian yang berlawanan dari contoh). Bagi logam, ketegangan dan
penekanan modul standarnya sama satu sama lain. Untuk polimer lainnya ketegangan
dan penekanan modul terlihat berbeda secara jelas sekali.
Beberapa polimer terutama elastromers, digunakan pada struktur yang
bertujuan pengisolasian dan penghisapan kejut dan getaran. Untuk beberapa
aplikasi , modulus elastis yang dinamis lebih berguna untuk mengkateritistikan
bentuk dari polimer dibawah muatan goyangan mekanik. Untuk beberapa senyawa
,kedua modul dapat terlihat berbeda disebabkan beberapa faktor. Kotak 9.6-1
menggambarkan alat pengukur goyangan digunakan untuk menyamakan keduanya
baik statis maupun dinamis modul dibawah penekanan muatan.

Contoh test silinder standar terlihat didalam perlengkapan. Data test (ukuran
goyangan) terlihat pada kotak 9.6-2. Hasil test yng sesui dengan prosedur telah
diringkas sesuai dengan data yang ada. Keempat garis vertikal terdekat dengan pasak
terlihat dalam gambar contoh dengan terlebih dahulu dilenturkan sesuai dengan
ukuran modul. Langkah bijak dalam pengisian statis dan tes pemantulan adalah
mewakili kegiatan yang melibatkan pengisian berat (setelah kait dilepaskan). Jenis
terendah dari langkah yang mewakili pembuangan yang sistematis dari berat (saat
memutar kertas selinder dari arah yang berlawanan). Dalam tes standar, langkah dari
poros vertikal mewakili dari pengaruh tegangan. Pengisian yang halus dan kurva
pembuangan digambar setelah tes dilaksanakan. Modulus statis elastis dapat
dihasilkan dari tangen kepada kuva yang mulus dari segala macam gangguan
tegangan.cara alami dari keseluruhan kurva tegangan melawan kekuatan statis untuk
elastromer didiskusikan lebih jauh dalam bahasan 9.6c.
Modulus dinamis elastis dapat dihitung dari kurva gas sinusoidal pada bagan
di gambar 9.6-2. Balok ini diisi untuk nilai dari 20 % kekuatan.

Kelima vertikal terdekat adalah untuk kondisi huruf awal. Ketika kait
dilepaskan contoh berperan sebagai sumber penekanan dibawah kondisi bebas

getaran. Untuk contoh tes cilinder standar, modulus dinamis yang standar, E dyn (in
Mpa),is
Edyn = CIf2
Dimana C adalah konstan sejak tes spesifik geometri, I adalah momen
inersia (in kg.m2 )dari balok dan berat yang dipergnakan, and f adalah frekwensi dari
getaran (dalam putaran dan detik). bagian yang efektif digunakan pada bagan osilasi
seperti pada gambar 9.6-2,dalam beberapa kasus, kekuatan yang melebihi porsi linier
dari kurva tegangan dan kekuatan. gambar 9.6-1 menandakan contoh bentuk
alternatif untuk pengukuran modulus dinamis dalam pembagian. pembagian 9.6-3
masih sama dengan pembagi ukuran, tapi C mempunyai nilai berbeda.
b.

perubahan bentuk yang tidak beraturan


pada saat temperatur rendah, polimer sangat solid dan kaku dan beryubah

elastis. pada saat temperatur tinggi, mereka mempunyai bentuk cair dan berubah tak
beraturan. sifat tidak beraturan diperkenalkan pada bagian 8.4 relatif pada silikat
kaca. Batas antara elastis kelakuan buruk diketahui sebagai transisi temperatur kaca,
TR

(lihat gambar 8.4-1 dan 8.4-16). Bagaimanapun variasi dari perubahan bentuk

polimer dengan temperatur tidak menggunakan cara yang sama. Untuk kaca variasi
dalam kekekalan direncanakan melawan temperatur (gambar 8.4-18). Untuk polimer
modulus

elastis lebih direncanakan

dari pada kekekalan. Gambar

9.6-3

mengambarkan drastisnya dan begitu rumitnya penurunan dalam modulus dengan


temperatur untuk berbagai macam termoplastik dengan nilai maksimal 50 % kristal .
besarnya penurunan digambarkan dengan skala logaritma unutk modulus.( ini juga
berpengaruh untuk kekekalan pada gambar 8.4-18). Gambar 9.6-3 menunjukan
empat daerah yang berbeda. Saat temperatur rendah ( dibawah Tg ), modulus kaku
terjadi ssuai dengan kelakuan mekanik yang mengingatkan kepada bahan metal dan
keramik . bagaimanapun juga, substansi dari dari komponen ikatan kedua dari
polimer menyebabkan modulus dari material ini menjadi lebih rendah dari pada salah
satu untuk bahan metal dan keramik, yang diikat dengan ikatan bahan kimia utama

(metalik , ionik, kovalen ). Didalam jarak transisi temperatur kaca ( T g ). Penurunan


modulus yang terjal dan kelakuan dari mekanik sangat kasar. Polimer dapat sangat
cepat terbentuk dan perlahan kembali kedalam bentuk semula sejak pemindahan
tegangan. Diatas Tg , masa stabil elastis diperiksa. Dalam daerah ini, perubahan
bentuk sangat mungkin terjadi dengan adanya sumber nya kondisi semula ketika
tegangan dipindahkan. Dua daerah terakhir ( kasar dan elastis) memperluas
pengertian kita tentang perubahan bentuk elastis. Dalam bab 7 dan 8 perubahan
bentuk elastis berarti kekuatan yang lemah yang sebanding dengan tegangan. Untuk
polimer perubahan bentuk nonlinier yang luas akan mudah diperbaiki, dan menjadi
elastis. Konsep ini bisa diperjelas lebih jauh ketika mendiskusikan elastomer, polimer
dengan daerah elastis utama . kembali ke gambar 9.6-3, dapat terlihat nilai titik lebur
(Tm) mendekat, modulus kembali turun dengan terjal ketika memasuki kental cair.
Gambar 9.6-3 mewakili linear, polimer termoplastik dengan niali maksimal 50 %
kristal. Gambar 9.6-4 menunjukan bagaimana sifat tersebut terjebak dalam
pertengahan antara material tak berbentuk dan salah satu kristal.

Kurva dari polimer tak berbentuk menunjukan bentuk asli yang terlihat pada
gambar 9.6-3. Ini konsisten dengan sifat metal kristal dan keramik. Gambar 9.6-5
menunjukan bagaimana kenaikan mata rantai silang menghasilkan suatu efek
dibandingkan kenaikan kristal. Kesamaannya adalah kenaikan sifat kaku dengan
stuktur mata rantai silang . (Ingat bahwa stuktur mata rantai silang biasanya
nonkristal)
C.

Perubahan Bentuk Elastromer


Gambar 9.6-3 menunjukan tipe polimer linier dalam daerah perubahan bentuk

elastis. Secara pasti polimer dikenal sebagai elastromer, masa stabil elastis
dinyatakan dan ditetapkan pada sifat suhu ruang normal dari material tersebut.

( Untuk itu transisi temperatur kaca dibawah suhu ruang. ) gambar 9.6-6 menunjukan
gambar dari log ( modulus ) melawan temperatur untuk elastromer. Bagian dari
polimer termoplastik ini meliputi karet sitetis dan alami (seperti poli soprene)
material ini menyajikan contoh dari penguraian polimer linier (lihat gambar 9.2-2
dan 9.2-3). Sebagai bahan praktis, penguraian yang telah selesai dari molekul
(gambar 9.2-3) tidak dapat dihasilkan,tetapi kekuatan elastis yang besar tetap
dikerjakan.
Gambar 9.6-7 menunjukan kurva tegangan melawan kekuatan untuk
perubahan bentuk elastis dari elastromer . Didalam gambar terdapat kurva tegangan
melawan kekuatan dari bahan metal (gambar 7.3-3dan 7.3-4 ). Dalam kasus ini,
modulus elastis konstan melalui daerah elastis. (Tegangan sebanding dengan
kekuatan) dalam gambar 9.6-7, modulus elastis (lekuk dari kurva tegangan dan
kekuatan) naik dengan kenaikan kekuatan. Untuk kekuatan rendah (sampai dengan
15 %), modulus

rendah sekali sesuainya dengan kekuatan rendah perlu untuk

mengatasi ikatan kedua dan juga untuk mengurai molekul. Untuk kekuatan yang
tinggi , modulus tampil dengan baik,menunjukan berapa kekuatan yang dibutuhkan
unutk menggores ikatan utama bersamaan dengan molekul tulang belakang.
Dikedua daerah bagaimanapun juga terdapat komponen yang sangat penting dari
ikatan kedua meliputi mekanisme perubahan bentuk dan modul lebih sedikit dari
pada bahan keramik dan metal yang biasanya. Mentabulasikan nilai untuk modul
bagi elastromer adalah biasanya untuk daerah kekuatan rendah yang dimana material
adalah yang paling utama digunakan. Akhirnya, adalah penting untuk menegaskan
bahwa yang dibicarakan adalah tentang elastis atau perubahan bentuk sementara.
Penguraian molekul polimer untuk mundurnya elastromer kembali kedalam panjang
aslinya (lihat perhitungan 9.6-7) sejak tegangan dipindahkan. Bagaimanapun juga
garis pisah dalam gambar 9.6-7 menunjukan kemunduran dari molekul (dalam
pembongkaran ) mempunyai sedikit perbedaan jarakdalam bagan tegangan melawan
kekuatan daripada penguraian ( dalam pemuatan ). Perbedaan bidang untuk
pemuatan menjelaskan efek histerisis. Akhirnya satu yang harus dicatat bahwa bagan

dalam gambar 9.6-7 sesuai dengan data eksperimen aslinya yang diambil sejak tes
pemuatan dan pemantulan dalam gambar 9.6-2.
D.

Perubahan bentuk mulur dan relaksasi tegangan


Untuk keramik dan metal diketahui bahwa perubahan bentuk mulur menjadi

fenomena yang penting pada saat temperatur tinggi (lebih besar dari pada titik lebur
mutlak). Mulur menjadi faktor desain yang penting untuk polimer memberikan nilai
relatifnya pada titik lebur rendah.. Gambar 9.6-8 menunjukan data mulur dari nilon
66 saat temperatur sedang dan mengisi. Fenomena yang berhubungan pada masa
teganagan relaksasi, juga termasuk desain yang penting untuk pertimbangan bagi
polimer. Contohnya pita karet, dibawah tegangan untuk jangka waktu yang lama ,
yang tidak dapat kembali kedalam bentuk semula sejak pemindahan tegangan.
Perubahan bentuk mulur melibatkan kenaikan tegangan untuk material
dengan waktu dibawah tegangan konstan. Dengan gambar dapat terlihat relaksasi
tegangan meliputi penurunan tegangan untuk polimer dengan waktu dibawah
kekuatan yang konstan. Mekanisme dari relaksasi tegangan dapat mengalir yang
mengakibatkan molekul terus maju melewati satu sama lain lebih dari waktu yang
diberikan. Pengaliran yang lambat dapat merubah beberapa kekuata elastis yang telah
tercipta menjadi perubahan bentuk plastikyang tidak dapat dipulihkan. Relaksasi
tegangan dikaresistikan oleh waktu relaksasi, , dijelaskan sebagai waktu yang
diperlukan bagi tegangan ( ) untuk turu menjadi 0,37 (=1/e) dari inisial tegangan
(o ). Bilangan yang hilang dari tegangan oleh waktu (t) diberikan pada
= o e-1/
Biasanya relaksasi tegangan adalah fenomena Arrhenius ( Lihat Bab 4.2 )
sebagai mulur bagi keramik dan bahan metal. Bentuk dari perkalian Arrhenius untuk
relaksasi tegangan adalah
1/ = Ce Q/RT
Dimana C adlah bilangan konstan dan Q adalah aksu dari tenaga (per mol )
untuk aliran lambat, R adalah gas yang konstan ,dan T adalah suhu mutlak.

E.

Data Mekanis
Dengan kararestik sifat dari polimer yang terdapat dalam skema, dapat

terlihat properti mekanik sekalian dengan bahan bukan organik (e.g

kekuatan

rengang). Gambar 9.6-9 menunjukan tipe kurva tegangan melawan kekuatan untuk
polimer teknik, poliester. Biarpun bagan ini terlihat sama dengan bagan tegangan
melawan kekuatan untuk metal, terdapat efek yang kuat dari suhu. Tetapi sifat
mekanik ini lebih mendekati pada sifat pelembab. Baik poliester dan asetat
mempunyai kelebihan ini. Bagaimana pun juga kelembaban relatif

mempunyai

pertimbangan desain untuk penggunaan bagi nilon, seperti terlihat dalam gambar 9.610. dan terlihat juga pada gambar 9.6-10 perbedaan dari modulus elastis (lekuk pada
bagan yang terdekat dari aslinya) untuk muatan regangan dan tegangan. (Ingat poin
ini terhapus dari pada perkenalan dalam sub bab 9.6a tentang modulus lentur).
Modulus asetal dikenal karena mempunyai ketahanan yang bagus terhadap
kelelahan. Gambar 9.6-11 meringkaskan kurva dari S-N untuk bahan dalam berbagai
suhu. Gambar 9.6-12 menunjukan modulus elastis melawan temperatur untuk
beberapa macam polimer. Data ini dapat dibandingkan dengan kurva pada gambar
9.6-3 sampai 9.6-5. tabel 9.6-1 memberikan data mekanik dari polimer termoplastik
pada tabel 9.3-1. kebanyakan dari tabel- tabel ini dijelaskan pada bagian 7.3. Akibat
dari data tercatat pada tes Izod lebih baik dari tes Charpyyzng didiskusikan pada
bagian 7.3. Batas kelelahan dari polimer biasanya tercatat pada 10 6 putaran lebih baik
dari 108 putaran, Untuk bahan non ferrous yang biasanya sering digunakan terdapat
dalam bagian 7.3 (e.g gambar 7.3-27). Suhu pemantulan dibawah muatan (DTUL)
dijelaskan pada gambar 9.6-12. Tabel 9.6-2 memberikan bagan yang sama dengan
polimer pengaturan suhu pada tabel 9.4-1.

Contoh soal 9.6-1


Data ini tercatat dari tes kelenturan dari nilon yang digunakan pada pabrik tali
pengikat yang kuat dan ringan:
Tes geometri : 7mm x 13mm x 100mm
Jarak antara titik : L = 50mm
Inisial lekuk pada kurva pemantulan muatan = 404 x 103 N/m
hitung modulus lentur pada teknik polimer
Jawaban
Berdasarkan pada gambar 8.4-2 dan perhitungan 9.6-2, dapat terlihat
Enex = L3m
4bh3

= (50 x 10-3 m )3 (404 x 103 N/m)

= 2,83 x 109 N/m2 = 2830 MPa

4( 13 x 10 3 m ) (7 x 10 3 m )3
Contoh soal 9.6-2
Tegangan poros sebesar 1 MPa (145 psi ) ada untuk kepadatan batang
polithylene
a.

Berapakah hasil kekuatannya ?

b.

Mengulangi untuk menghitung batang pulkanisir isoprene

c.

Mengulangi untuk menghitung batang dari 1040 baja

Jawaban
a.

Untuk level tegangan ini menggunakan rumus Hooke s (bab 7)


= /E

Tabel 9.6-1 memberi E nilai = 830 MPa. jadi


=

1 MPa

1,2 X 10 3

830 MPa
b.

Tabel 9.6-2 memberi nilai E = 1,3 MPa, atau

1 MPa

= 0,77

1,3 MPa
c.

Kembali pada bab 7 , dapat ditemukan bahwa tabel 7.3-2 memberi nilai
E = 200 GPa = 2x105 MPa atau
=

1 MPa

5,0 x 10-6

2 x 10 5 MPa
Catatan, perbedaan yang besar antara modul elastis dari polimer dengan
bahan bukan organik digunakan untuk mencari keuntungan pada material komposit
(bab 10 ).
Contoh soal 9.6-3
Waktu relaksasi untuk pita karet pada 25o C adalah 60 hari
a.

Apabila tegangannya menjadi 2 MPa, berapa harikah yang


diperlukan untuk teganyan menjadi relaks pada 1 MPa ?

b.

Apabila energi aktif dari proses relaksasi adalah 30 kJ /mol, berap[akah


pada saat suhu 35o C

waktu relaksasi
Jawaban
a.

Dari perhitungan 9.6-4


= o e t/

1 Mpa = 2 MPa e t/(60d)


Hasilnya adalah
T = - ( 60 hari ) (ln ) = 41,5 hari
b.

Dari perhitungan 9.6-5


1/ = Ce Q/RT

Atau
1/ 25oC
1/35oC

eQ/ R(298 K)
e -Q/R(308 k )

Atau
35o C

= 25o C exp

308 K

298 K

Dan hasil akhirnya adalah


35oC =

( 60 hari ) exp

30 x 103 J/mol
8.314 J/ (mol . K )

aa1
308 K

1
298 K

= 40,5 hari
soal latihan 9.6-1
Data dari contoh soal 9.6-1 mengijikan untuk kita menghitung modulus
lentur. Bentuknya sebelumnya telah dijelaskan, dengan tenaga sebesar 680 N
menyebabkan patahnya contoh nilon. Hitung kekuatan lentur yang sesuai.
Soal latihan 9.6-2
Data dari contoh soal 9.6-2 adalah menghitung kekuatan dari berbagai macam
material dibawah tegangan 1 Mpa. Sementara kekuatan relatif besar untuk
polimer, ada beberapa macam polimer modulus tinggi dengan hasil subtansi
yang lebih kecil. Hitung serat selulosa dengan modulus elastis adalah 28.000
MPa ( dibawah tegangan poros 1 MPa )

Soal latihan 9.6-3


Dalam contoh soal 9.6-3(a) telah Hitung waktu relaksasi bagi tegangan untuk
1 MPa dalam 25oC. (a) hitung waktu untuk tegangan agar menjadi tenang
sampai 0,5 MPa dalam 25oC. (b) ulangi bagian (a) untuk 35oC menggunakan
hasil dari contoh soal 9.6-3(b).
9.6

Bahan Bahan Optik

Diskusi tentang bahan-bahan optik dalam keramik di bab 8 biasanya tepat


untuk polimer dan dapat diulang disini. Indeks bias , pemantulan ,sifat tembus ,

tembus cahaya, opacity dan warna memainkan peraturan yang penting dalam polimer
untuk beberapa aplikasi. Film transparan dan pewarnaan yang baik menjadi contoh
yang biasa dalam material. Polimer yang keropos menjadi buram untuk beberapa
alasan (sejumlah kecil cahaya ), seperti keroposnya keramik. Biasanya polimer bebas
pori lebih mudah dihasilakan. Dalam material ini, bias biasanya digunakan untuk
bahan-bahan tambahan dalam (lihat bab 9.5 ). Bahan pewarna mewakili satu grup
dari bahan tambahan. Seperti ditunjuk dalam bab 5, pigmen dalam seperti titanium
oksid menghasilkan warna keropos. Ini konsisten dengan komentar sebelumnya
tentang biasdan sejumlah kecil cahaya. Warna transparan dihadirkan oleh bahan
celup yang dapat hancur dalam polimer, dan juga menghacurkan mekanisme dari
sejumlah kecil cahaya. Mekanisme yang spesifik dari produksi warna dalam bahan
celup sama dengan untuk pigmen (dan keramik); itu adalah bagian terserap dari
spektrum cahaya yang dapat terlihat. Tabel yang sulit untuk sumber warna tersedia
untuk bahan celup, dalam tabel 8.5-2 untuk warna dalam silikat kaca,sementara
mekanisme dari penyerapan cahaya adalah sama, formasi warna dengan bahan celup
adalah fungsi yang komplek dari bahan kimia molekul dan geometri. Tabel 9.7-1
memberikan nilai indeks refractive untuk polimer.
Contoh soal 9.7-1
Menggunakan rumus Fresnel pada bab 8, hitung pemantula, R, dari
polistyrene.
Jawaban
Menggunakan perhitungan 8.5-2, menghasilkan
R=

n -1

n+1
Menggunakan nilai n dari tabel 9.7-1 memberikan
R =

1,59 - 1
1,59 + 1

= 0,0519
soal latihan 9.7-1

Mengulang contoh soal 9.71 untuk (a) lembaran dari polipropylene dan (b)
lembaran dari politetraflouroethyene (dengan indeks bias standar dari 1,35).
9.8

Ringkasan

Polimer atau plastik adalah bahan- bahan organik yang menyediakan kategori
ketiga dari struktur material untuk teknik. Material ini tersusun dari rantai yang
panjang suatu jaringan molekul organik yang terbentuk dari molekul-molekul kecil
(monomers) oleh aksi polimerisasi. Ini terjadi dengan satu dari dua cara ; rantai
pertumbuhan

(polimerisasi

bahan

tambahan)

atau

pertumbuhan

bertahap

(polimerisasi kondesasi) . kopolimer dan bahan campuran adalah analog dari bahan
metalik. Individual mers (pembangunan polimer dari monomers) menghasilkan
stuktur molekul linier ketika mereka bifunctional (mempunyai dua cara untuk kontak
dengan adjacent mers). Jaringan struktur molekul hasil dari polifunctional mers
(mempunyai lebih dari dua cara untuk kontak).
Beberapa nomor dari mers yang terlekat bersamaan untuk membentuk
molekul polimeric pada masa derajat polimerisasi. Ini adalah distribusi statistik untuk
kedua molekul berat dan molekul panjang dalam polimer. Dan juga panjang dari
molekul linier dapat dikaratesistikan dengan konfigurasi gabungan dan secara luas.
Untuk banyak polimer kekakuan dan nilai titik lebur naik ketika kenaikan panjang
molekul dan kekomplekan. Kekomplekan ini naik dengan ketidak beraturan, cabang
dan mata rantai silang.
Polimer termoplastik menjadi lebuh halus dengan adanya pemanasan pada
agitasi thermal lemah, ikatan kedua antara molekul linier yang berdekatan. Beberapa
trend pada akhir dekade ini menaikan pembangunan dari polimer teknikuntuk
penggantian metal dan termoplastik elastromers, material semacam karet dengan
proses termoplastik tradisional dan menggunakan waktu yang sebaik-baiknya.
Polimer pengaturan panas adalah struktur jaringan yang terbentuk dari pemanasan,
menghasikan lebih besar kekakuan dan termasuk elastromer pulkanisir.
Bahan tambahan adalah material yang ditambahkan untuk polimer yang
menyediakan karatesistik yang spesifik. Seperti kopolimer dan campuran, polimer

dengan bahan tambahan dengan analog dari bahan metalik. Seperti contoh mencakup
plasticizers,

pengisi, penguatan, stabilisasi, panasdan penghantar dan bahan

pewarna.
Bahan mekanik dari polimer mencakup kepentingan yang menyangkut metal
dan keramik. Kegunaan yang besar dari polimer adalah aplikasi yang mencakup
tekukan dan penyerapan tiba- tiba membutuhkan tekanan pada modulus lentur dan
modulus dinamis,secara berturut-turut. Seperti pada kaca pada bab 8,perubahan
bentuk yang tiba- tiba penting untuk polimer. Ada empat daerah untuk perubahan
bentuk tidak beraturan untuk polimer ; 1). Kekakuan ( dibawah suhu transisi kaca
Tg),2). Kekasaran (mendekati Tg),3). Kelenturan (diatas Tg),4). kejelekan (mendekati
suhu titik lebur Tm).untuk tipe pengaturan panas polimer, kelakuan kaku hampir
mendekati nilai titik lebur. Polimer dengan daerah lentur dapat disebut elastromers.
Karet sintetis dan alami adlah contohnya. Mereka adalah subtansi elastis
nonlinier,sebagai analog dari mulur (sebelumnya didiskusikan dalam metal dan
keramik) adalah relaksasi tegangan. Karena rendahnya titik lebur dari polimer,
fenomena ini dapat dipelajari pada saat dibawah suhu ruang. Seperti mulur, relaksasi
tegangan adalah proses Arrhenius.
Bahan- bahan optik yang penting bagi keramik dan kaca adalah sama
pentingnya bagi polimer. Satu perbedaan yang penting yaitu pewarnaan diproduksi
oleh bahan pigmen semacam keramik dan bahan- bahan celupan organik.

KESIMPULAN
Dari data penulis dapat menyimpulkan bahwa terdapat bahan- bahan yang
digunakan polimer untuk dijadikan bahan tambahan ,seperti
-

Plasticsizer yang ditambahkan untuk memperhalus polimer

Pengisi yang digunakan untuk memperkuat polimer

Stabilisator yang telah digunakan untuk menurunkan degradasi polimer

Penghantar panas yang digunakan untuk menurukan pemanasan untuk


beberapa jenis polimer khusus

Dan juga termasuk dari bahan tambahan adalah bahan pewarna yang
ditambahkan

untuk

penyediaan

warna

bagi

polimer,

karena

penampilandari polimer itu tersendiri akan menjadi karakteristik bagi


pemilihan polimer
Dapat diterangkan bahwa regangan, tegangan ataupun kekuatan memegang
peran yang penting dalam penghasilan polimer yang baik, selain itu dalam stuktur
polimer terdapat juga jenis bahan yang dapat melakukan penyerapan ataupun
melakukan isolasi yang akan meningkatkan kemampuan polimer itu sendiri
Dalam polimer terdapat juga jenis khusus yang telah dikenal dengan nama
elastromer, yang terbentuk karena perubahan bentuk yang elastis dan karena suhu
kaca transisinya dibawah ruang, tetapi kekurangan dari elastromer ini adalah hasil
dari penguraian molekulnya tidak dapat diperlihatkan.
Selain itu untuk jenis- jenis bahan seperti keramik dan metal perubahan
bentuk secara mulur menjadi suatu fenomena yang pentig pada saat suhu yang tinggi.
perubahan ini juga akan dapat meningkatkan kekuatan denganb waktu yang tertentu,

dan pada saat terjadi relaksasi tegangan akan terjadi pula satu jenis fenomena yang
telah dikenal dengan nama Arrheius
Gambar 9.6-12

Modulus elastis melawan temperatur untuk bermacam- macam

polimer. Modulus elastis dinamis dalam kasus ini diukur dalam torsi puntiran (mode
pembagian). DTUL adalah pemantulan dari suhu dibawah pemuatan. Muatanya
adalah 264 psi. Parameter ini sama dengan suhu temperatur kaca
Gambar 9.6-11

Sifat kelelahan untuk polimer asetat dalam berbagai macam suhu

Gambar 9.6-10

Kurva kekuatan lawan tegangan untuk nilon 66 pada 23o

menunjukan efek dari kelembaban relatif


Gambar 9.6-1 tes konfigurasi untuk mengukur modulus dinamis dalam elastis dalam
tekanan. cara konfigurasi untuk mode pembagian
Gambar 9.6-2 Tipe data untuk tes modulus dinamis. lihat teks untk diskusi
Gambar 9.6-3 modulus elastis sebagai fungsitemperatur untuk tipe polimer
termoplastik dengan 50% kristal. Terdapat empat macam untuk kelakuan tidak
beraturan seperti 1) kekakuan,2) kekasaran,3) elastis dan 4) buruk.
Gambar 9.6-4 Perbandingan dengan gambar 9.6-3, kelakuan dari termoplastik yang
tidak berbentuk dan dan berbentuk kristal turun diatas dan dibawah 50 % material
kristal. Material kristal sama dengan untuk metal dan keramik yang masih kaku
samoai titik leburnya
Gambar 9.6-5 Kenaikan mata rantai silang untuk polimer termoplastik menghasikan
kenikan kekakuan dari material.
Gambar 9.6-6 Modulus elastis melawan

You might also like