You are on page 1of 20

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketika bayi lahir, kondisi bayi masih lemah sehinggga butuh perhatian dan
penjagaan yang serius. Semua anggota tubuh bayi masih rawan, tetapi yang
paling rawan adalah bagian kepala, terutama ubun-ubun dan tali pusat bayi
(Irawan, 2011)
Tali pusat atau funiculus umbiliclis adalah saluran kehidupan bagi janin
selama didalam kandungan. Tali pusat memiliki peranan penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan janin. Melalui tali pusat inilah makanan,
oksigen, serta nutrisi lain yang dibutuhkan oleh bayi disalurkan dari
peredaran darah sang ibu (Riksani, 2012).
Saat bayi lahir, tali pusat yang melekat diperut bayi akan disisakan
beberapa sentimeter. Sisanya ini akan dibiarkan hingga pelan-pelan menyusut
dan mengering, lalu terlepas atau puput pada 6-7 hari setelah kelahiran.
Selama belum lepas, tali pusat harus dirawat dengan baik. Jika tidak, maka
tali pusat akan mengalami infeksi, basah, bernanah, dan berbau. Keadaan ini
jelas membahayakan bagi bayi (Irawan, 2011).
Kasus kesakitan dan kematian neonatal yang berhubungan dengan infeksi
tali pusat masih banyak ditemukan. Pada tahun 2000, WHO (World Hearth
Organisation) menemukan angka kematian bayi sebesar 560.000 yang
disebabkan oleh infeksi tali pusat. Di negara- negara Asia Tenggara
diperkirakan ada 22.000 kematian bayi yang disebabkan karena perawatan
tali pusat yang kurang bersih ( Ronald, 2011).
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka kesakitan
(morbilitas) dan angka kematian (mortalitas) adalah dengan memberikan
pelayanan kesehatan yang efektif pada masyarakat tentang perawatan tali
pusat bayi, dalam melaksanakan upaya tersebut diperlukan sumber daya
manusia yang mempunyai kemampuan untuk memberikan pelayanan yang
berkwalitas yaitu dengan memberikan penyuluhan tentang kesehatan kepada
masyarakat sehingga pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat diharapkan
dapat

mempengaruhi

perilaku

(Wayanon,2010).

masyarakat

terhadap

kesehatan

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menyelesaikan tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Neonatus,
Bayi, Balita dan Anak pra Sekolah yang membahas mengenai Asuhan
Kebidanan pada Bayi Baru Lahir dengan Infeksi Tali Pusat.
2. Tujuan Khusus
a. Agar Mahasiswa mengetahui dan memahami tentang infeksi tali
pusat.
b. Agar mahasiswa mengeahui dan memahami klasifikasi infeksi tali
pusat.
c. Agar mahasiswa mengetahui dan memahami faktor penyebab infeksi
tali pusat.
d. Agar mahasiswa mengetahui dan memahami tanda dan gejala infeksi
tali pusat.
e. Agar mahasiswa mengetahui dan memahami pencegahan dan
penanganan infeksi tali pusat.

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi Infeksi Tali Pusat


Tali pusat merupakan bagian yang penting untuk diperhatikan pada bayi
yang baru lahir. Bayi yang baru lahir kurang lebih dua menit akan segera di
potong tali pusatnya kira-kira dua sampai tiga sentimeter yang hanya tinggal
pada pangkal pusat (umbilicus), dan sisa potongan inilah yang sering
terinfeksi Staphylococcus aereus pada ujung tali pusat akan mengeluarkan
nanah dan pada sekitar pangkal tali pusat akan memerah dan disertai edema
(Musbikin, 2005). Pada keadaan infeksi berat, infeksi dapat menjalar hingga
ke hati (hepar) melalui ligamentum (falsiforme) dan menyebabkan abses yang
berlipat ganda. Pada keadaan menahun dapat terjadi granuloma pada
umbilikus (Prawirohardjo, 2002).
Infeksi tali pusat adalah suatu penyakit toksemik akut yang disebabkan
oleh clostridium tetani dengan tanda utama kekakuan otot (spasme) tanpa
disertai gangguan kesadaran (Mieke, 2006).
B. Klasifikasi Infeksi Tali Pusat
a) Infeksi tali pusat lokal atau terbatas
Jika tali pusat bengkak, mengeluarkan nanah, atau berbau busuk,
dan di sekitar tali pusat kemerahan dan pembengkakan terbatas pada
daerah kurang dari 1 cm di sekitar pangkal tali pusat lokal atau
terbatas.
b) Infeksi tali pusat berat atau meluas
Jika kemerahan atau bengkak pada tali pusat meluas melebihi area
1 cm atau kulit di sekitar tali pusat bayi mengeras dan memerah serta
bayi mengalami pembengkakan perut, disebut sebagai infeksi tali pusat
berat atau meluas.
C. Etiologi
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya infeksi tali pusat pada bayi
baru lahir adalah sebagai berikut :
a. Faktor Kuman
Staphylococcus aereus ada dimana-mana dan didapat pada masa
awal kehidupan hampir semua bayi, saat lahir atau selama masa
perawatan. Biasanya Staphylococcus aereus sering dijumpai pada kulit,
saluran pernafasan, dan saluran cerna terkolonisasi. Untuk pencegahan
terjadinya infeksi tali pusat sebaiknya tali pusat tetap dijaga

kebersihannya, upayakan tali pusat agar tetap kering dan bersih, pada saat
memandikan di minggu pertama sebaiknya jangan merendam bayi
langsung ke dalam air mandinya karena akan menyebabkan basahnya tali
pusat dan memperlambat proses pengeringan tali pusat. Dan masih
banyak penyebab lain yang dapat memperbesar peluang terjadinya infeksi
pada tali pusat seperti penolong persalinan yang kurang menjaga
kebersihan terutama pada alat-alat yang digunakan pada saat menolong
persalinan dan khususnya pada saat pemotongan tali pusat. Biasakan
mencuci tangan untuk pencegahan terjadinya infeksi (Danuatmadja,
2003).
b. Proses Persalinan
Persalinan yang tidak sehat atau yang dibantu oleh tenaga non
medis. Kematian bayi yang diakibatkan oleh tetanus ini terjadi saat
pertolongan persalinan oleh dukun pandai, terjadi pada saat memotong
tali pusat menggunakan alat yang tidak steril dan tidak diberikan obat
antiseptik.
c. Faktor Tradisi
Untuk perawatan tali pusat juga tidak lepas dari masih adanya
tradisi yang berlaku di sebagian masyarakat misalnya dengan memberikan
berbagai ramuan-ramuan atau serbuk-serbuk yang dipercaya bisa
membantu mempercepat kering dan lepasnya potongan tali pusat. Ada
yang mengatakan tali pusat bayi itu harus diberi abu-abu pandangan
seperti inilah yang seharusnya tidak boleh dilakukan karena justru dengan
diberikannya berbagai ramuan tersebut kemungkinan terjangkitnya
tetanus lebih besar biasanya penyakit tetanus neonatorum ini cepat
menyerang bayi, pada keadaan infeksi berat hanya beberapa hari setelah
persalinan jika tidak ditangani biasa mengakibatkan meninggal dunia
(Mieke, 2006).
D. Tanda dan Gejala Infeksi Tali Pusat
Tanda-tanda yang perlu dicurigai oleh orang tua baru adalah apabila
timbul bau menyengat dan terdapat cairan berwarna merah darah atau bisa
juga berbentuk nanah di sisa tali pusat bayi. Hal tersebut menandakan sisa tali
pusat mengalami infeksi, lekas bawa bayi ke klinik atau rumah sakit, karena

apabila infeksi telah merambat ke perut bayi, akan menimbulkan gangguan


serius pada bayi (Febrina, 2006).
Manifestasi kebanyakan infeksi staphylococcus pada neonatus adalah tidak
spesifik, bakteremia tanpa kerusakan jaringan setempat dikaitkan dengan
berbagai tanda, berkisar dari yang ringan sampai dengan keadaan yang berat.
Distress pernafasan, apnea, bradikardia, abnormalitas saluran cerna, masalah
termoregulasi, adanya perfusi yang buruk, dan disfungsi serebral merupakan
hal umum. Infeksi spesifik yang disebabkan oleh staphylococcus aereus
meliputi pneumonia, efusi pleural, meningitis, endokarditis, omfalitis, abses,
dan osteomielitis (Wahab, 2000).
Bayi yang terinfeksi tali pusatnya, pada tempat tersebut biasanya akan
mengeluarkan nanah dan pada bagian sekitar pangkal tali pusat akan terlihat
merah dan dapat disertai dengan edema. Pada keadaan yang berat infeksi
dapat menjalar ke hati (hepar) melalui ligamentum falsiforme dan
menyebabkan abses yang berlipat ganda. Pada keadaan menahun dapat terjadi
granuloma pada umbilikus (Prawirohardjo, 2002).
Jika tali pusat bayi bernanah atau bertambah bau, berwarna merah, panas,
bengkak, dan ada area lembut di sekitar dasar tali pusat seukuran uang logam
seratus rupiah, ini merupakan tanda infeksi tali pusat (Sean, 2004).
E. Pencegahan dan Penanganan Infeksi Tali Pusat
a) Pencegahan
Untuk pencegahan awal tetanus dapat diberikan pada calon
pengantin dengan harapan bila setelah menikah dan hamil tubuhnya
sudah punya antitoksin tetanus yang akan ditransfer ke janin melalui
plasenta. Seorang wanita yang sudah diimunisasi tetanus 2 kali dengan
interval 4-6 minggu diharapkan mempunyai kekebalan terhadap tetanus
selama tiga tahun imunisasi TT diberikan juga pada ibu hamil, diberikan
2 kali pada trimester kedua dengan interval waktu 4-6 minggu
diharapkan dapat memberikan kekebalan selama tiga tahun sehingga jika
si ibu hamil kurun waktu tiga tahun itu tidak diberikan imunisasi TT atau
satu kali saja imunisasi sudah cukup (Erikania, 2007).
Agar tali pusat tidak terinfeksi, perlu dilakukan inspeksi tali pusat,
klem dilepas, dan tali pusat diikat dan dipotong dekat umbilikus kurang

dari 24 jam setelah bayi lahir. Ujung dari potongan diberikan krim
klorheksidin untuk mencegah infeksi pada tali pusat, dan tidak perlu
dibalut dengan kasa dan dapat hanya diberi pengikat tali pusat atau
penjepit tali pusat yang terbuat dari plastik (Penny, 2008).
Dalam keadaan normal, tali pusat akan lepas dengan sendirinya
dalam waktu lima sampai tujuh hari. Tapi dalam beberapa kasus bisa
sampai dua minggu bahkan lebih lama. Selama belum pupus, tali pusat
harus dirawat dengan baik. Agar tali pusat tidak infeksi, basah, bernanah,
dan berbau. Bersihkan tali pusat bayi dengan sabun saat memandikan
bayi. Keringkan dengan handuk lembut. Olesi dengan alkohol 70%.
Jangan pakai betadine, karena yodium yang dikandung betadine dapat
masuk

ke

peredaran

darah

bayi

dan

menyebabkan

gangguan

pertumbuhan kelenjar gondok. Biarkan terbuka hingga kering, dapat


dibungkus dengan kasa steril. Jangan mengolesi tali pusat dengan ramuan
atau menaburi bedak, karena dapat menjadi media yang baik bagi
tumbuhnya kuman, termasuk kuman tetanus (Wartamedika, 2006).
Untuk penggantian popok, sebaiknya popok yang telah basah
segera diganti untuk menghindari iritasi tali pusat, area tali pusat jangan
ditutup dengan popok atau celana plastik dan bila bayi menggunakan
popok langsung pakai saja (Sean, 2002).
Pencegahan pada infeksi tali pusat dapat dilakukan dengan
perawatan tali pusat yang baik. Jika di tempat perawatan bayi banyak
penyebab infeksi dengan staphylococcus aereus maka perawatan tali
pusat dapat dilakukan sebagai berikut :
1) Setelah tali pusat dipotong, ujung tali pusat diolesi dengan tincture
jodii.
2) Tangkai tali pusat / pangkal tali pusat dan kulit di sekeliling tali pusat
dapat diolesi dengan triple-dye (triple dye ini adalah campuran
brilliant green 2,29 g, prylapine bemisulfate 1,14 g, dan crystal
violet 2,29 g yang dilarutkan dalam satu liter air), jika obat-obat ini
tidak ada dapat pula digantikan dengan merkurokrom.
3) Atau tali pusat cukup ditutupi dengan kasa steril dan diganti setiap
hari (Prawirohardjo, 2002).
b) Penanganan

Infeksi pada bayi dapat merupakan penyakit yang berat dan sangat
sulit diobati. Jika tali pusat bayi terinfeksi oleh Staphylococcus aereus,
sebagai pengobatan lokal dapat diberikan salep yang mengandung
neomisin dan basitrasin. Selain itu juga dapat diberikan salep gentamisin.
Jika terdapat granuloma, dapat pula dioleskan dengan larutan nitras
argenti 3% (Prawirohardjo, 2002).
1) Infeksi tali pusat lokal atau terbatas
Cara penanganannya :
Biasakan untuk selalu mencuci tangan sebelum memegang atau
membersihkan tali pusat, untuk mencegah berpindahnya kuman

dari tangan.
Bersihkan tali pusat menggunakan larutan antiseptik (misalnya
klorheksidin atau iodium povidon 2,5%) dengan kain kassa yang

bersih.
Olesi tali pusat pada daerah sekitarnya dengan larutan antiseptik
(misalnya gentian violet 0,5% atau iodium povidon 2,5%)
delapan kali sehari sampai tidak ada nanah lagi pada tali pusat.

Anjurkan bayi melakukan ini kapan saja bila memungkinkan.


Jika kemerahan atau bengkak pada tali pusat meluas melebihi

area 1 cm, obati seperti infeksi tali pusat berat atau meluas.
2) Infeksi tali pusat atau meluas
Cara penangannya :
Ambil sampel darah dan kirim ke laboratorium untuk

pemeriksaan kultur dan sensivitasi.


Beri kloksasilin per oral selama 5 hari.
Jika terdapat pustule / lepuh kulit dan selaput lendir.
Cari tanda-tanda sepsis.
Lakukan perawatan umum seperti dijelaskan untuk infeksi tali
pusat lokal atau terbatas.

BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PATOLOGI
PADA BAYI.L DENGAN INFEKSI TALI PUSAT
DI RSUD DR.MOEWARDI SURAKARTA
TAHUN 2015
Tanggal

: 30 Januari 2015

Waktu

: 09.00 WIB

Tempat: RSUD dr.Moewardi Surakarta


I. PENGUMPULAN DATA
A. DATA SUBYEKTIF
1. Biodata
Nama bayi
Umur bayi
Jenis kelamin

: Bayi.L
: 5 Hari
: Perempuan

Nama(initial ibu)
Umur

: Ny.S
: 28 Tahun

Nama (initial suami ) : Tn.R


Umur
:
30

Tahun
Agama
Suku bangsa
Pendidikan
Pekerjaan

: Islam
: Jawa
: SMA
: IRT

Agama
Suku Bangsa
Pendidikan
Pekerjaan

Alamat

: Salakan, RT 12 RW 01 , Boyolali

Tanggal masuk
No. RM

: 30 Januari 2015
: 119999

2. RiwayatKesehatanKeluarga
a. Penyakit kelainan darah : Tidak Ada

: Islam
: Jawa
: S1
: PNS

b. Kelainan congenital
: Tidak Ada
c. Penyakit infeksi
: Tidak Ada
d. Penyakit keturunan
: Tidak Ada
e. Riwayat gemelly
: Tidak Ada
3. RiwayatKehamilan
a. G: 1 P: 0 A: 0
b. UsiaKehamilan : 38 Minggu
c. Riwayat ANC
: TM I
: 2 Kali
TM II
: 2 Kali
TM III
: 3 Kali
d. Riwayat Imunisasi
: TT 2
e. Riwayat kehamilan muda : Mual, Muntah
Terapi yang diberikan
: Asam Folat, B6
Nasehat yang diberikan : Makan sedikit tapi sering
f. RiwayatkehamilanTua : Pinggang pegal
Terapi yang diberikan
: Tablet fe, vit.C.
Nasehat yang diberikan : Istirahat Cukup
4. Riwayat penggunaan kontrasepsi
a. Jenis kontrasepsi

: Ibu mengatakan belum pernah


menggunakan alat kontrasepsi
apapun
::: Ibu mengatakan ingin
menggunakan KB suntik
: Ibu mengatakan lebih praktis

b. Lama
c. Keluhan
d. Rencana yang akan datang
e. Alasan
5. Kebutuhan sehari-hari
a.

Pola Nutrisi

Makan

: ASI

Porsi

: On Demand

Macam

: ASI

Gangguan

:-

Minum

: ASI

Macam

: ASI

Gangguan

:-

b.

Pola eliminasi

BAB

: Lancar

Warna : Coklat Kehitaman

Konsistensi

: Lembek

Gangguan

:-

BAK : Lancar

Warna : Kuning

Gangguan

:-

B. DATA OBYEKTIF
1. Catatan proses persalinan
a. Waktu persalinan
b. Jenis persalinan : Spontan
c. Penolong persalinan
d. Penyulit saat persalinan/antenatal
e. Obat-obatan yang dipakai selama Kala I
Kala II
Kala III
f. Lama persalinan Kala I
Kala II
Kala III
g. Ketuban pecah jam
Warna
Bau
h. Bayi Lahir
Tanggal/ jam
05.00 WIB
Jenis kelamin
i. Tindakan segera setelah lahir
Mengeringkan bayi
Pengisapan lendir
Perawatan pemotongan tali pusat
Resusitasi bayi
Menghangatkan bayi
j. Nilai Apgar
A : Appearance
P : Pulse
G : Grimace
A : Activity
R : Respiration
JUMLAH
2. PemeriksaanFisik

10

: 05.00 WIB
: Bidan
: Tidak Ada
::: Oksitosin
: 7 jam
: 1 Jam
: 5 Menit
: 04.00
: Jernih
: Khas
: 29 Januari 2015/Jam
: Perempuan
: Dilakukan
: Dilakukan
: Dilakukan
: Tidak Dilakukan
: .Dilakukan
1
2
2
1
1
2
8

5
2
2
2
1
2
9

10
2
2
2
2
2
10

Keadaanumum
: Baik
1) TandaVital :Tensi
:Nadi : 120x/menit
0
Suhu
: 37,2 C Respiras
: 42x/menit
2) Panjang badan
: 46 cm
3) Berat badan
: 3500 gram
4) Lingkar kepala
: 33
5) Lingkar dada / LILA
: 32
Kepala Leher
1) Kepala
: Mesochepal, tidak ada cepal hematom,
tidak ada caput sucedenum
2) Ubun-ubun
: Tidak cekung tidak cembung
3) Sutura
: Belum tertutup
4) Muka
: Tidak pucat, tidak kuning/biru
5) Mata
: Simetris, konjungtiva merah muda, sclera
putih
6) Hidung
: Simetris, tidak ada cuping hidung
7) Mulut/ bibir
: Simetris, tidak ada labiopalastokisiz, tidak
pucat.
8) Telinga
: Simetris, serumen dalam batas normal
9) Kulit
: Tidak keriput, warna merah muda
10) Leher
: Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan
vena jugularis
Thorak anterior
: Tidak ada patah clavicula, tidak ada
retraksi dinding dada
Abdomen anterior : Tidak ada pembesaran hepar, tali pusat
tampak kemerahan,ada cairan seperti nanah,
Genetalia

dan berbau busuk


: Labia mayora sudah menutupi labia
minora, ada lubang vagina, ada lubang
uretra.

Anus
Ekstremitas
Reflekas
Suching

Rooting

Garsp

Moro

Tonic neck

Babynski

: Letak anus normal, tidak ada atresia ani


: Kuku tidak pucat, tidak ada
polidaktili/sidaktili
: (+), kemampuan menghisap kurang saat
puting susu ibu masuk ke mulut bayi.
: (+), saat puting susu ibu ditempelkan dipipi
bayi, ada gerakan mencari
: (+), saat jari diletakkan ditelapak tangan
bayi ada gerakan menggenggam
: (+), saat bayi dikagetkan ada gerakkan
seperti memeluk
: (+), saat kepaka bayi diangkat, ada
gerakkan leher.
: (+), saat telapak kaki bayi disentuh, ada
gerakkan seperti menapak
11

a. PemeriksaanPenunjang
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan rontgen
USG
II.

: Tidak dilakukan
: Tidak dilakukan
: Tidak Dilakukan

INTERPRETASI DATA
1. Diagnosa (nomenklatur)
Bayi L, Lahir Spontan JK Perempuan, Menangis Kuat Keadaan Baik A/S
8-9-10 dengan Infeksi Tali Pusat
Data Dasar : Data S
: Ibu mengatakan bernama Ny.S
Ibu mengatakan melahirkan tanggal 28
Januari 2015
Ibu mengatakan ini anak yang pertama
Ibu mengatakan talipusat bayinya berbau
busuk dan berwarna kemerahan
Data O

: Keadaan Umum
: Baik
Nadi
: 120x/menit
Suhu
: 37,20C
Rr
: 42x/menit
Keadaan Tali pusat : Berbau busuk, basah,
terbungkus kain kassa
berwarna kemerahan

2. Masalah
:

.
3. Kebutuhan
:
III.

DIAGNOSA POTENSIAL
1. Tetanus Neonaturum

IV.

ANTISISPASI PENANGANAN SEGERA


Kolaborasi dengan dokter Spesialis Anak

V.

INTERVENSI
1. Beritahu Ibu hasil pemeriksaan dan keadaan bayinya.
2. Lakukan penanganan pada infeksi tali pusat
3. Beritahu Ibu tentang pencegahan infeksi
4. Jelaskan pada ibu tanda-tanda infeksi
5. Jelaskan pada ibu tentang perawatan tali pusat
6. Anjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif
7. Beritahu ibu tentang personal hygiene pada bayi

12

VI.

IMPLEMENTASI
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan dan tentang
keadaan bayinya bahwa bayinya terjadi infeksi tali pusat yaitu suatu
penyakit toksemik akut yang disebabkan oleh clostridium tetani dengan
tanda utama kekakuan otot (spasme) tanpa disertai gangguan kesadaran,
dengan tanda talipusat berbau busuk, berwarna kemerahan dan basah.
2. Melakukan penanganan pada infeksi tali pusat
Cara penanganannya :
Biasakan untuk selalu mencuci tangan sebelum memegang atau
membersihkan tali pusat, untuk mencegah berpindahnya kuman dari

tangan.
Bersihkan tali pusat menggunakan larutan antiseptik (misalnya
klorheksidin atau iodium povidon 2,5%) dengan kain kassa yang

bersih.
Olesi tali pusat pada daerah sekitarnya dengan larutan antiseptik
(misalnya gentian violet 0,5% atau iodium povidon 2,5%) delapan
kali sehari sampai tidak ada nanah lagi pada tali pusat. Anjurkan bayi

melakukan ini kapan saja bila memungkinkan.


Jika kemerahan atau bengkak pada tali pusat meluas melebihi area 1

cm, obati seperti infeksi tali pusat berat atau meluas.


3. Memberitahu ibu tentang pencegahan infeksi yaitu mencuci tangan
sebelum dan sesudah merawat bayi.
4. Menjelaskan pada ibu tentang tanda-tanda infeksi supaya ibu dapat
mendeteksi dini infeski semakin luas, yaitu : gerakkan berkurang dan
rewel, pustula kulit banyak dan berat, pusat kemerahan, meluas kekulit
sekitarnya atau terdapat nanah, berbau busuk, ubun-ubun menonjol.
5. Menjelaskan pada ibu tentang perawatan tali pusat yaitu, membungkus
tali pusat dengan kassa kering dan segera mengganti kassa/pembungkus
tali pusat bila kotor/basah.
6. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI Eksklusif, yaitu setiap saat
bayi menginginkan atau 2 jam sekali, dan jika bayi tertidur, bangunkan
bayi untuk di susui.
7. Memberitahu Ibu tentang

personal

hygiene

pada

bayi,

yaitu

memandikan bayi 2x sehari, segera ganti popok bayi apabila


kotor/bahas, segera ganti pakaian bayi apabila pakaian bayi kotor/basah,
segera ganti kassa/pembungkus tali pusat apabila kotor/basah.

13

VII.

EVALUASI
1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan dan keadaan bayinya
2. Ibu sudah mengetahui tentang pencegahan infeksi
3. Ibu sudah mengetahui tentang tanda-tanda infeski pada bayi dan dapat
mendeteksi lebih dini
4. Ibu sudah mengetahui tentang perawatan Tali Pusat
5. Ibu bersedia untuk memberikan ASI Eksklusif untuk bayinya
6. Ibu sudah mengetahui tentang personal hygiene pada bayi

BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas tentang kesenjangan antara teori dan kasus
dengan pelaksanaan manajemen asuhan kebidanan pada Bayi ny. L Bayi L, Lahir
Spontan JK Perempuan, Menangis Kuat Keadaan Baik A/S 8-9-10 dengan Infeksi
Tali Pusat di RSUD dr.Moewardi Surakarta tanggal 30 Januari 2015.
Pembahasan ini disusun berdasarkan teori dan alasan nyata dengan
pendekatan manajemen asuhan kebidanan yang terdiri dari 7 langkah.
A. Identifikasi Data Dasar
Pada tahap identifikasi data dasar, penulis tidak menemukan hambatan
yang berarti, karena pada saat pengumpulan data, pada Bayi ny. L maupun
keluarganya

dapat

memberikan

informasi

secara

terbuka

sehingga

memudahkan penulis untuk memperoleh data-data yang diinginkan sesuai


dengan permasalahan.
Dalam tinjauan pustaka dikatakan bahwa infeksi tali pusat mempunyai
tanda gejala seperti bau menyengat dan terdapat cairan berwarna merah darah
atau bisa juga berbentuk nanah di sisa tali pusat bayi.
Pada Bayi Ny. L pada saat pengkajian didapatkan data antara lain :

14

Umur bayi 5 hari, ibu mengatakan bahwa pada tali pusat tercium bau yang
tdak sedap, dan berwarna kemerahan. dalam hal ini menandakan bahwa Bay
Ny L tersebut mengalami Infeksi Tali Pusat.
Dengan demikian apa yang dijelaskan dalam tinjauan pustaka dengan
studi kasus Bayi Ny L, tampak adanya kesamaan yaitu didapatkan adanya
gejala utama yaitu : bau menyengat dan terdapat cairan berwarna merah darah
atau bisa juga berbentuk nanah di sisa tali pusat bayi
B. Merumuskan Diagnosa/Masalah Aktual
Diagnosa adalah hasil analisa dan perumusan masalah yang
diputuskan berdasarkan identifikasi yang didapat dari analisa-analisa dasar.
Dalam menetapkan diagnosa bidan menggunakan pengetahuan professional
sebagai data dasar untuk mengambil tindakan diagnosa kebidanan yang
ditegakkan harus berlandasan ancaman keselamatan hidup klien.
Dalam tinjauan asuhan kebidanan setelah pengumpulan data, maka di
kembangkan kedalam identifikasi data yang spesifik mengenai masalah atau
diagnosa. Masalah aktual merupan masalah yang nampak nyata yang dapat
diambil melalui data subjektif dan data objektif . Pada tinjauan pustaka
dikatakan bahwa diagnosis infeksi tali pusat ditegakkan berdasarkan adanya
tanda-tanda utama yaitu bau menyengat dan terdapat cairan berwarna merah
darah atau bisa juga berbentuk nanah di sisa tali pusat bayi sedangkan pada
kasus Bayi Ny. L diperoleh diagnosa/masalah aktual yang didapatkan yaitu
Bayi L, Lahir Spontan JK Perempuan, Menangis Kuat Keadaan Baik A/S 8-910 dengan Infeksi Tali Pusat. talipusat bayinya berbau busuk dan berwarna
kemerahan. Dengan demikian diagnosa/masalah aktual yang telah di
identifikasi pada Bayi Ny. L dengan kasus infeksi tali pusat menunjukkan
adanya persamaan dari tinjauan pustaka.
C. Merumuskan Diagnosa/Masalah Potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa
potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang terbaru.
Langkah ini membutuhkan antisipasi, pencegahan bila memungkinkan,
menunggu sambil mengamati dan bersiap-siap bila hal tersebut benar-benar
terjadi.

15

Pada tinjauan manajemen asuhan kebidanan mengidentifikasi masalah


potensial yang mungkin akan terjadi pada Bayi Ny. L berdasarkan
pengumpulan data, pengamatan yang cermat dan observasi yang akurat
kemudian dievaluasi apakah terdapat kondisi yang tidak normal, dan apabila
tidak mendapatkan penanganan segera dapat membawa dampak yang lebih
berbahaya sehingga mengancam kehidupan Bayi Ny. L dari tinjauan
pustaka infeksi tali pusat yang tidak ditangani segera akan berlanjut menjadi
tetanus neonatorum.

D. Perlunya Tindakan Segera/Kolaborasi


Menentukan intervensi yang harus langsung segera dilakukan oleh
bidan atau dokter. Hal ini terjadi pada penderita kegawat daruratan,
kolaborasi dan konsultasi dengan tenaga kesehatan lebih ahli sesuai keadaan
klien.
Dalam kasus ini penulis melakukan perlunya tindakan segera atau
kolaborasi karena adanya diagnosa atau masalah yang memerlukan tindakan
segera.
E. Rencana Asuhan Kebidanan
Pada rencana manajemen asuhan kebidanan perencanaan adalah
proses penyusunan suatu rencana tindakan berdasarkan identifikasi masalah
yang didapatkan dan antisipasi diagnosa dan masalah potensial yang akan
mungkin terjadi. Perencanaan tindakan harus berdasarkan masalah yang telah
ditemukan.
Pada tinjauan pustaka, perencanaan tindakan pada bayi dengan infeksi
tail pusat adalah dangan penanganan segera. Sedangkan rencana asuhan yang
dilakukan di lahan praktek yaitu memberitahu Ibu tentang pencegahan infeksi
, menjelaskan pada ibu tanda-tanda infeksi, menjelaskan pada ibu tentang
perawatan tali pusat, menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif, dan
memberitahu ibu tentang personal hygiene pada bayi.

16

F. Pelaksanaan Asuhan Kebidanan


Implementasi dapat dikerjakan keseluruhan oleh bidan bekerjasama
dengan tim kesehatan lain. Bidan harus bertanggung jawab terhadap tindakan
langsung ataupun tindakan konsultasi maupun kolaborasi, implementasi yang
efisiensi akan mengurangi waktu dan biaya perawatan serta meningkatkan
kualitas pelayanan pada klien.
Pada tinjauan manajemen asuhan kebidanan, pelaksanaannya
mengacu pada penyusunan rencana asuhan yang telah ditetapkan denagn
mengadakan kerja sama antara petugas kesehatan lain dan atas persetujuan
dari Bayi Ny. L. Pada tahap pelaksanaan, penulis melaksanakan sesuai
dengan rencana asuhan.
G. Evaluasi Asuhan Kebidanan
Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses manajemen asuhan
kebidanan yaitu merupakan penilaian terakhir tingkat keberhasilan asuhan
yang diberikan kepada klien dangan berpedoman pada masalah yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Dengan demikian pada tinjauan pustaka dan studi kasus pada Bayi Ny.
L di lahan praktek secara garis besar nampak adanya persamaan karena
masalah sebagian teratasi dengan baik.

17

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bayi yang baru lahir kurang lebih dua menit akan segera di potong tali
pusatnya kira-kira dua sampai tiga sentimeter yang hanya tinggal pada
pangkal pusat (umbilicus), dan sisa potongan inilah yang sering terinfeksi
Staphylococcus aereus pada ujung tali pusat akan mengeluarkan nanah dan
pada sekitar pangkal tali pusat akan memerah dan disertai edema
B. Saran
a. Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan tenaga kesehatan yaitu bidan diharapkan dapat
meningkatkan taraf kesehatan masyarakat khususnya pada bayi, hal yang
dapat dilakukan adalah meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya
dalam mengembangkan pendidikan kesehatan (penyuluhan) bagi
masyarakat sebagai upaya menurunkan angka kematian bayi (AKB).
b. Bagi Ibu
Diharapkan ibu post partum dapat meningkatkan motivasi untuk
mencegah terjadinya infeksi tali pusat pada bayi yang baru lahir, hal yang
dapat dilakukan adalah dengan mencari informasi yang sebanyak
banyaknya mengenai cara perawatan tali pusat yang benar, khususnya
kepada dokter, bidan ataupun tenaga kesehatan yang lain.

18

DAFTAR PUSTAKA
Danuatmaja. 2008. Persalinan Normal Tanpa Rasa Sakit. Jakarta : Puspaswara.
Prawiroharjo, Sarwono. 2001. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Penerbit buku
kedokteran EGC.
Nhie'sWorld Contoh Askeb Patologi Bayi.htm
Saiffudin, Abdul Bari. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal Dan Neonatal. Jakarta. YBPSP
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta. EGC

19

20

You might also like