You are on page 1of 7

S1 - Keperawatan

Dasar Teori Hipertensi


Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan
tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang mempunyai
sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat
diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi. Tekanan darah yang selalu tinggi adalah salah
satu faktor risiko untuk stroke, serangan jantung, gagal jantung dan aneurisma arterial, dan
merupakan penyebab utama gagal jantung kronis. (Zulkarnain, 2011)
Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa menurut JNC VII [1]
Kategori
Normal
Pre-hipertensi
Stadium 1
Stadium 2

Tekanan Darah Sistolik


< 120 mmHg
120-139 mmHg
140-159 mmHg
>= 160 mmHg

Tekanan Darah Diastolik


(dan) < 80 mmHg
(atau) 80-89 mmHg
(atau) 90-99 mmHg
(atau) >= 100 mmHg

Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi
tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih dalam kisaran normal.
Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut.
Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah;
tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat
sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2 jenis :
Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak / belum diketahui penyebabnya
(terdapat pada kurang lebih 90 % dari seluruh hipertensi).
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan/ sebagai akibat dari adanya penyakit
lain. (Zulkarnain, 2011)

Manifestasi klinis dari hipertensi adalah sebagai berikut :


1. Pusing

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Mudah marah
Telinga berdengung
Mimisan (jarang)
Sukar tidur
Sesak nafas
Rasa berat di tengkuk
Mudah lelah
Mata berkunang-kunang

Pengobatan Farmakologik
Keputusan untuk memberikan pengobatan farmakologik mempertimbangkan beberapa factor,
yaitu derajat kenaikan TD, adanya kerusakan organ target, dan adanya penyakit
kardiovaskuler. Tujuan pengobatan adalah menurunkan morbiditas dan mortalitas akibat
hipertensi dengan memelihara tekanan darah sistolik di bawah 140 mmHg, tekanan diastolic
di bawah 90 mmHg disamping mencegah resiko penyakit kardiovaskuler lainnya. Beberapa
hal yang perlu dipertimbangkan pada penggunaan obat anti hipertensi, yaitu :
i)

saat mulai pengobatan gunakanlah dosis yang kecil,

ii)

bila efek tidak memuaskan tambahkan obat untuk kombinasi, dan

iii)

pergunakan obat long acting dengan dosis tunggal yang dapat mencakup efek
selama 24 jam.

Pengobatan farmakologik
Keputusan untuk memberikan pengobatan farmakologik mempertimbangkan beberapa factor,
yaitu derajat kenaikan TD, adanya kerusakan organ target, dan adanya penyakit
kardiovaskuler.(2,9,10) Tujuan pengobatan adalah menurunkan morbiditas dan mortalitas
akibat hipertensi dengan memelihara tekanan darah sistolik di bawah 140 mmHg, tekanan
diastolic di bawah 90 mmHg disamping mencegah resiko penyakit kardiovaskuler lainnya.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan pada penggunaan obat anti hipertensi, yaitu : i) saat
mulai pengobatan gunakanlah dosis yang kecil, ii) bila efek tidak memuaskan tambahkan
obat untuk kombinasi, dan iii) pergunakan obat long acting dengan dosis tunggal yang dapat
mencakup efek selama 24 jam. Terdapat enam golongan utama obat untuk hipertensi baik
untuk pengobatan pemulaan maupun pemeliharaan yang dapat di lihat pada Tabel 4 di bawah
ini.

Dibawah ini merupakan obat herbal dalam terapi untuk penyakit hipertensi adalah :
1. Bawang putih/garlic
Tanaman inidikenal bermanfaat mengatasi seluruh system kardiovaskular termasuk
tekanan darah. Tekanan darah (angka distolik) menurun secara berarti hanya dengan
mengonsumsi 3 siung bawang putih setiap dari selama tiga bulan. Di dalam bawang putih
juga mengandung senyawa adenosine yang dapat melenturkan pembuluh darah sehingga
darah mengalir lebih lancar.
2. Seledri/ Celery
Tanaman seledri ini mengandung senyawa aktif apigenin. Senyawa ini berfungsi sebagai
calcium antagonist dan manitol yang identik dengan diuretic. Selain dalam bentuk
suplemen, seledri enak dikonsumsi dalam bentuk jus.

3. Bawang merah / Onion


Minyak esensial pada bawang merah di anggap paling efektif untuk menurunkan tekanan
darah tinggi.
4. Mengkudu
Kandungan scopoletin dalam buah buruk rupa ini mampu menurunkan tekanan darah
tinggi. Uji preklenisnya dilakukan oleh Departemen Farmasi Universitas Indonesia
terhadap mengkudu bentuk pil. Mengkudu biasanya dikonsumsi dalam bentuk jus. Tetapi
sejarang banyak juga yang tersedia dalam bentuk pil.
5. Tomat
Kandungan asam amino Gamma-amino butyric (GABA) pada tomat bermanfaat
menurunkan tekanan darah tinggi
6. Belimbing
Buah belimbing kaya akan serat yang akan mengikat lemak dab bermanfaat pada tidak
bertambahnya berat badan, penyebab hipertensi. Belimbing juga kaya air dan
mengandung kalium yang bersifat diuretic, sehingga kelebihan garam dapat dikeluarkan
dari tubuh melalui urine. (Anonim, t.thn.)

KASUS 1
Tn Suparno 63 tahun datang dengan keluhan kepala pusing dan tengkuk tegang,dari
hasil pemeriksaan fisik didapat tekanan darah 170/60 mmhg, nadi 80x/menit, pernafasan
16x/menit. Dalam satu tahun terakhir ini pasien sudah sering berobat ke dokter dan
didiagnosis menderita hipertensi. Dan saat ini pasien datang berobat ke anda, apa yang anda
lakukan?
Pembahasan :
Pada kasus di atas maka akan di berikan obat diuretik tiazid di karenakan diuretik tiazid
menjadi dasar pengobatan anti hipertensi. Jika pemberian obat tunggal dengan dosis adekuat
gagal mencapar tekanan darah target dilakukan pemberian obat kombinasi. Kombinasi
terbaik yang mempnyai efek komplementer terhadap sistem renin adalah satu obat dari (ACE
inhibitors atau beta bloker) ditambah satu obat dari (kalsium antagonis atau diuretika). Bila TD
berhasil stabil dalam satu tahun atau lebih, maka pemeriksaan berkala dilakukan selang
waktu 36 bulan. Namun bila terjadi resistensi hipertensi yaitu TD tidak dapat diturunkan di
bawah 140/90 walaupun sudah diberikan pengobatan yang adekuat, tepat, dengan kombinasi
3 macam obat termasuk diuretik dengan dosis maksimal, maka penderita tersebut harus di
rujuk dan dilakukan skrining untuk mendeteksi adanya kausa sekunder.
KASUS 2
Ny Subandi 46 tahun datang dengan keluhan kepala pusing sejak satu minggu yang lalu, dia
juga mengaku sakit pinggang sebelumnya, dan jika buang air kecil terasa panas. Dari hasil
pemeriksaan fisik didapat tekanan darah 150/90 mmhg, nadi 95x/menit, pernafasan vesikuler
20x/menit. sekarang pasien datang berobat ke anda, apa yang anda lakukan?
Pembahasan :
Diberikan obat golongan diuretik osmotik karena Diuretik osmotik meningkatkan osmolalitas
(konsentrasi) plasma dan cairan dalam tubulus ginjal. Natrium, kalium, dan air diekskresikan.
Golongan obat ini dipakai untuk mencegah penyakit ginjal, untuk mengurangi TIK (mis.
edema otak) dan untuk menurunkan TIO (mis. glaukoma). Contoh obat golongan ini antara
lain manitol dan urea.

KASUS 3
Ny Zubaidah 30 tahun datang dengan keluhan jantung berdebar terus menerus sejak tadi
malam, sebelumnya pasien mengatakan sering berdebar seperti itu tetapi hilang dengan
sendirinya (hilang timbul). Sehingga pasien merasa tidak perlu sampai berobat ke dokter,
hanya debaran kali ini tidak kunjung hilang sejak beberapa jam yang lalu. Dari hasil
pemeriksaan fisik didapat badan kurus, sering berkeringat walaupun di tempat sejuk, bola
mata menonjol (exopthalmus), telapak tangan basah berkeringat dan tangan tremor. Didapat
pula hasil pemeriksaan tekanan darah 200/140 mmhg, nadi 150x/menit, pernafasan cepat dan
dangkal. Sekarang pasien datang berobat kepada anda, apa yang anda lakukan?
Pembahasan :
Diberikan obat adrenergik karena penghambat beta telah di gunakan secara luas untuk
memperbaiki symptom tirotoksik seperti palpitasi , ansietas , tremor , dan panas yang tidak
bisa di toleransi. Penghambat beta adrenergik tidak memiliki efek pada tirotoksikosis
periperal dan metabolisme protein dan tidak mengurangi TSAb (Tiroid Simulating Anti
body) propanolol dan nadolol secara sebagian menghambat perubahan T4 dan T3.
KASUS 4
Tn Sarkoni 50 thn datang dengan keluhan jantung berdebar, kepala pusing dan badan
berkeringat. pasien juga mengeluh dadanya sakit dan ada perasan cemas sehingga timbul
reflek defekasi berupa keinginan untuk buang air besar.gejala ini sudah dirasa sejak 1 tahun
yang lalu, cuma beberapa hari ini dirasa semakin parah ditambah ada rasa nyeri pada daerah
pinggang. Dari hasil pemeriksaan fisik didapat tekanan darah 210/160 mmhg, nadi
160x/menit dan pernafasan cepat dan dangkal. Pada pemeriksaan fisik thorak didapat bunyi
nafas dasar vesikuler dan cepat, ronkhi dan wheezing tidak ada, bunyi jantung gallop,
murmur dan metalic sound positif. Pada pemeriksaaan fisik abdomen teraba benjolan pada
daerah retroperitoneal. Sekarang pasien datang berobat ke anda, sebagai seorang dokter apa
yang anda lakukan, apa diagnosis banding penyakit diatas, pemeriksaan laboratorium apa
yang anda anjurkan dan rencana tindak lanjut apa yang anda sarankan setelah anda berhasil
mendiagnosis penyakit tersebut?

Pembahasan :
Diagnosa banding kasus diatas adalah aneurisma karena adanya benjolan pada daerah
retroperitoneal dan adanya pusing. Pemeriksaan laboratorium yang dianjurkan yakni
angiografi, CT scan, MRI, dan ekokardiografi. Terapi yang dapat diberikan kepada pasien
terapi Medikamentosa Tindakan Operatif : aneurisma nya ukuran >5 cm

You might also like