You are on page 1of 17

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Alam semesta ini terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Komponen
biotik (makhluk hidup) jumlahnya sangat banyak dan sangat beraneka ragam.
Mulai dari laut, dataran rendah, sampai di pegunungan, terdapat makhluk hidup
yang jumlahnya banyak dan sangat beraneka ragam. Diantaranya adalah manusia,
hewan dan tumbuhan.
Tumbuhan memiliki struktur dan karakter khusus untuk menunjang
kehidupannya di habitatnya . setiap tumbuhan memiliki struktur jaringan yang
bervariasi tergantung pada tahap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan itu
sendiriAkar merupakan bagian bawah dari sumbu tumbuhan dan biasanya
berkembang di bawah permukaan tanah, meskipun terdapat juga akar yang
tumbuh di atas tanah.
Histogenesis

epidermis

akar

berbeda

dengan

batang.

Pada

Spermatophyta,xilem primer pada akar bersifat eksark,sedangkan pada batang


bersifat endark.Berkas xilem dan floem pada akar tersusun berselangseling,sedangkan pada batang berkas pengangkutnya kolateral,bikolateral, atau
amfivasal.Akar tidak mempunyai alat tambahan yang dapat dibandingkan dengan
daun pada batang.Akar tidak mempunyai stomata,tetapi mempunyai tudung akar
yang tidak ada kesejajarannya pada batang.
Batang merupakan bagian dari tumbuhan yang amat penting, dan
mengingat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat
disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan. Seperti kita ketahui bersama
bahwa batang merupakan hal yang sangat vital dari organ-organ yang ada
pada suatu tumbuhan pada umumnya, betapa penting nya dari suatu organ
batang,tumbuhan tidak dapat hidup dengan sempurna tanpa adanya organ
yang nama nya batang seperti suatu hal yang tidak dapat di pisahkan. Batang

sendiri mempunyai beberapa yang menyusun suatu batang tumbuhan


tersebut.dalam makalah ini,kelompok kami akan membahas tentanganatomi
batang yang akan membahas tentang beberapa sub pembahasan antara lain
ontogeni batang,tipe stele,batang primer, dan batang sekunder.
I.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana jaringan penyusun akar akar dan batang?
2. Apa saja fungsi akar dan batang pada tumbuhan ?
3. Bagaimana perbedaan akar,
batang pada tumbuhan dikotil dan
monokotil?
I.3 Tujuan
1. Mengetahui jaringan penyusun akar dan batang
2. Mengetahui fungsi akar dan batang pada tumbuhan
3. Mengetahui perbedaan akar, batang pada tumbuhan dikotil dan monokotil

BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Jaringan Penyusun Akar Dan Batang


A. AKAR
Asal akar adalah dari akar lembaga (radix), pada Dikotil, akar
lembaga terus tumbuh sehingga membentuk akar tunggang, pada
Monokotil, akar lembaga mati, kemudian pada pangkal batang akan
tumbuh akar-akar yang memiliki ukuran hampir sama sehingga
membentuk akar serabut.
Akar monokotil dan dikotil ujungnya dilindungi oleh tudung akar
atau kaliptra, yang fungsinya melindungi ujung akar sewaktu menembus
tanah, sel-sel kaliptra ada yang mengandung butir-butir amylum,
dinamakan kolumela.
Secara anatomi ( dipotong melintang ) Struktur dan jaringan
penyusun akar tumbuhan Pada akar muda bila dilakukan potongan
melintang akan terlihat bagian-bagian dari luar ke dalam, adalah:
a) Epidermis
Epidermis terdiri dari satu lapis sel yang tersusun rapat. Dinding
selnya tipis sehingga mudah ditembus air. Memiliki rambut-rambut akar
yang merupakan hasil aktivitas sel dari belakang titik tumbuh. Rambut
rambut akar berfungsi memperluas bidang penyerapan.
Susunan sel-selnya rapat dan setebal satu lapis sel, dinding
selnya mudah dilewati air. Bulu akar merupakan modifikasi dari sel
epidermis akar, bertugas menyerap air dan garam-garam mineral
terlarut, bulu akar memperluas permukaan akar.
b) Korteks
Korteks terdiri dari banyak sel dan tersusun berlapislapis,
dinding selnya tipis dan mempunyai banyak ruang antarsel untuk
pertukaran gas. Jaringanjaringan yang terdapat pada korteks antara
lain: parenkim, kolenkim, dan sklerenkim.

Letaknya langsung di bawah epidermis, sel-selnya tidak


tersusun rapat sehingga banyak memiliki ruang antar sel. Sebagian
besar dibangun oleh jaringan parenkim.
c) Endodermis
Endodermis terletak di sebelah dalam korteks. Endodermis
berupa satu lapis sel yang tersusun rapat tanpa ruang antarsel.
Dinding selnya mengalami penebalan gabus. Deretan sel-sel
endodermis dengan penebalan gabusnya dinamakan pita kaspari. Pita
kaspari ini tidak tembus air dan zat-zat terlarut lainnya. Air dan zatzat terlarut yang melewati endodermis harus melalui protoplasma
yang melekat pada pita kaspari dan melalui dinding sel yang
letaknya sejajar dengan silinder pusat. .Pada lapisan endodermis juga
ditemui lapisan yang mengalami penebalan zat gabus. Penebalan
tersebut membentuk huruf U, sehingga disebut sel U. Sel ini bersifat
impermiabel sehingga tidak dapat dilalui air. Penebalan gabus ini
tidak dapat ditembus oleh air, sehingga air harus masuk ke silinder
pusat melalui sel endodermis yang terletak segaris dengan xilem
yang dindingnya tidak menebal, yang disebut sel penerus air. Jadi
Endodermis merupakan pemisah antara korteks dengan stele serta
berfungsi sebagai pengatur jalannya larutan yang diserap dari tanah
masuk ke silinder pusat..
Merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan silinder
pusat. Sel-sel endodermis dapat mengalami penebalan zat gabus
pada dindingnya dan membentuk seperti titik-titik, dinamakan titik
Caspary. Pada pertumbuhan selanjutnya penebalan zat gabus sampai
pada dinding sel yang menghadap silinder pusat, bila diamati di
bawah mikroskop akan tampak seperti hutuf U, disebut sel U,
sehingga air tak dapat menuju ke silinder pusat. Tetapi tidak semua
sel-sel endodermis mengalami penebalan, sehingga memungkinkan
air dapat masuk ke silinder pusat. Sel-sel tersebut dinamakan sel
penerus/sel peresap

d)

Silinder Pusat/Stele
Stele (Silinder Pusat) terletak di sebelah dalam endodermis.
Di antara stele terdapat berkas pengangkutan (floem dan xilem).
Silinder pembuluh terdiri dari jaringan pembuluh dengan satu atau
beberapa lapisan sel di sebelah luarnya, yaitu perisikel. Jika bagian
tengah tidak ditempati jaringan pembuluh, maka bagian itu diisi oleh
parenkim empulur di bagian dalam, perisikel langsung berbatasan
dengan protofloem dan protoxilem. Perisikel dapat mempertahankan
sifat meristematiknya di dalamnya terbentuk akar lateral, felogen,
dan sebagian dari cambium pembuluh.
Akar terbagi dua yaitu akar primer dan sekunder

a. Akar Primer
Akar primer adalah akar yang terus tumbuh membesar dan
memanjang, akar ini akan menjadi akar pokok yang menopang. Akar
primer sering juga disebut dengan akar tunggang dan akar lembaga.
Sedangkan akar sekunder adalah akar yang tumbuh dari akar lain, atau
bisa disebut akar cabang.
Pertumbuhan primer pada akar tergantung pada akar bagian
ujung dimana bagian itu dikelilingi oleh sel yang berbentuk tudung
dan dinamakan tudung akar. Pada waktu akar menembus partikelpartikel yang ada didalam tanah. Ujung akar dilindungi oleh tudung
akar terhadap kerusakan mekanis. Pada kebanyakan tumbuhan dikotil,
baik epidermis akar maupun tudung akar berasal dari lapisan paling
luar sel-sel meristem ujung.
Pada jaringan muda tumbuhan dikotil perkembangan akar
melibatkan

perkembangan

sel-sel

yang

khusus

dan

tidak

terdiferensiasi menjadi sel-sel matang serta sel-sel khusus yang


memainkan berbagai peranan dalam kegiatan-kegiatan akar. Ada 3
daerah utama yang berperan penting pada daerah pematangan, yaitu :
silinder pembuluh, korteks, dan epidermis. Ditengah-tengah akar
terdapat silinder pembuluh yang dibangun oleh jaringan pembuluh

bersama-sama parenkim. Sel-sel xylem yang berdinding tebal


berfungsi menyalurkan air dan mineral. Sedangkan sel-sel floem
berfungsi menyalurkan bahan makanan. Sel-sel xylem primer pada
tumbuhan dikotil membentuk jejari yang berpusat ditengah-tengah
dan berjumlah 2-4. Sedangkan sel-sel floem primer berserakan dalam
kelompok diantara jejaring tadi. Pada kebanyakan dikotil, sel-sel yang
tepat ditengahnya akan berkembang menjadi xylem.
b. Akar Sekunder
Akar sekunder adalah akar yang tumbuh dari akar lain, atau
bisa disebut akar cabang. Pertumbuhan sekunder bersifat khas bagi
akar-akar tumbuhan dikotil. Pertumbuhan sekunder dijumpai di khas
pada

akar

Gymnospermae

dan

Dicotyledoneae.

Akar

Monocotyledoneae biasanya tidak mengalami pertumbuhan sekunder.


Apabila pertumbuhan sekunder dimulai, pertama timbul
cambium di dalam parenkim diantara jejaring xylem primer dan
didalam floem primer. Cambium akan membentuk xylem sekunder
dan floem sekunder keluar. Kemudian, cambium itu diperluas secara
lateral karena diferensiasi inisial cambium didalam perisikel sekeliling
ujung jejaring xylem dan juga mulai membentuk tenunan sekunder.
Kemudian cambium membentuk daerah melingkar didalamnya
terdapat xylem sekunder yang secara menyeluruh menyelubungi
xylem primer. Floem primer dan endodermis biasanya hancur karena
tekanan tenunan yang tumbuh didalamnya.
Pada awalnya, kambium pembuluh berbentuk pita yang
jumlahnya tergantung tipe akar. Pada akar diark terdapat dua pita,
pada akar triark terdapat akar tiga pita, dan seterusnya. Sel perisiklus
yang terdapat di luar daerah xilem juga menjadi aktif seperti
kambium. Selanjutnya, kambium melengkapi lingkaran dengan xilem
sebagai

pusatnya.

Penampang

melintang

kambium

pada

perkembangan awal berbentuk oval, pada akar diark, segi tiga pada
akar triark, dan pada akar poliark membentuk segi banyak. Kambium

berbatasan

dengan

permukaan

dalam

floem

yang

berfungsi

membentuk xilem sekunder ke arah dalam dan fleom sekunder ke arah


luar. Kambium menghasilkan xilem dan floem dengan membelah
perinkin dan antiklin sehingga lingkaran akar bertambah besar.
Pembentukan periderm mengikuti pertumbuhan pembuluh
sekunder. Sel perisiklus terus membelah secara perinkin dan antiklin.
Pembelahan perinklin menyebabkan peningkatan jumlah lapisan
perisiklus. Peningkatan ketebalan jaringan pembuluh dan perisiklus
menekan korteks ke arah luar sehingga korteks menjadi pecah.
Felogen di luar perisiklus akan membentuk felem ke arah luar dan
feloderm ke arah dalam. Pada akar tumbuhan menahun (perennial),
keaktifan kambium pembuluh dan felogen terus terjadi sepanjang
tahun. Perkembangan akar, seperti halnya pada batang, juga akan
membentuk ritidom. Pada tumbuhan Dikotil menerna, misalnya pada
Medicago sativa, xilem sekunder terdiri atas pembuluh dengan
penebalan dinding menganak tangga dan memata jala. Pembuluh ini
juga mengandung serabut dan sel parenkim. Floem berisi pembuluh
dengan sel pengiring, serabut, dan sel parenklim. Floem di bagian luar
hanya berisi serabut dan parenkim; pembuluh yang tua akan rusak.
Floem akan menyatu dengan parenkim di dalam periderm kecuali
apabila terrdapat serabut. Gabus merupakan turunan felogen yang
berfungsi sebagai jaringan pelindung. Pertumbuhan sekunder pada
berbagai tumbuhan Dikotil menerna berbeda.
Pada akar tumbuhan berkayu, jaringan pembuluh biasanya
mempunyai banyak sel dengan dinding sekunder yang mengandung
lignin. Akar Gymnospermae mempunyai tipe tumbuhan sekunder
yang sama dengan akar tumbuhan Dicotyledoneae. Namun, terdapat
perbedaan histologi antara akar dan batang. Pada akar, takaran unsur
dengan dinding sekunder berlignin lebih kecil dibandingkan pada
kayu dan kulit kayu, tetapi proporsi jaringan parenkim lebih besar.

Penelitian pada kayu Plantanus menunjukkan bahwa kayu dan akar


secara filogenetik lebih primitif daripada batang.
Bagian akar sekunder adalah sebagai berikut:
1. Pembentukan jaringan pembuluh sekunder oleh kambium
Awal mula perkembangan kambium pembuluh adalah dengan
pembelahan sel prokambium di antara floem primer dan xilem primer
yang belum terdiferensiasi. Kambium berupa silinder dengan tepi luar
yang bergelombang ini mempunyai aktivitas yang berbeda; di bagian
dalam floem, cambium menghasilkan xylem lebih cepat dibandingkan
dengan di tempat lain. Di tempat tersebut, cambium lebih cepat
terdorong ke luar dan akhirnya diperoleh silinder yang bertepi rata.
Kambium akan membentuk sel xylem kea rah dalam dan sel floem ke
arah luar, namun pada umumnya frekuensi pembentukan xylem lebih
besar dibandingkan dengan sel floem Hal itulah yang menyebabakan
xylem sekunder lebih tebal dari pada floem sekunder.
2. Pembentukan periderm oleh felogen.
Pembentukan

periderm

mengikuti

aktivitas

kambium

pembuluh dan biasanya mulai dibentuk pertama kali dalam


perisikel.Pada tumbuhan perenial, keaktifan cambium akar akan
diiringi keaktifan peridem dalam waktu yang lama. Periderm yang
telah dibentuk tidak akan bertahan lama karena volume dari sel baru
yang ada disebelah dalam makin besar, dan akhirnya periderm baru
dibentuk dibawahnya. Hal itu dapat belangsung berulang kali hinggadi
peroleh ritidom.
B. Batang
a. Struktur Umum Batang
Batang tumbuhan memiliki berbagai fungsi. Batang
yang berwarna hijau karena mengandung klorofil berfungsi untuk
melakukan proses fotosintesis seperti yang dilakukan daun, misalnya
pada tanaman kaktus. Batang berfungsi sebagai tempat penyimpanan
makanan cadangan, misalnya pada batang tanaman kentang yang ada

di dalam tanah. Di samping itu, batang juga berfungsi dalam sistem


pengangkutan dan untuk mengokohkan tanaman
b. Batang Primer
Batang primer merupakan perkembangan dari protoderm,
prokambium, dan meristem dasar. Batang dikelilingi epidermis.
Diantara sel epidermis ada yang berubah menjadi sel penutup,
idioblas, dan berbagai trikoma. Disebelah dalam epidermis terdapat
korteks yang terdiri atas berbagai tipe sel. pada Pelargonium, Retama,
dan Salicornia, parenkim berfungsi untuk berfotosintesis dan sebagai
penyiman zat tepung dan metabolit lain.
Batas antara korteks dan stele adalah endodermis. Endodermis
batang berbeda dengan endodermis akar. Sel endodermis terdiri atas
sel hidup yang berbentuk silinder kosong. Dinding Endodermis
mempunyai struktur yang khusus. Dalam perkembangannya sel
endodermis mengalami perkembangan yaitu lapisan gabus diseluruh
permukaan dalam dinding sel. yang kemudian diikuti penambahan
lapisan sekunder dari selulosa.
Disebelah dalam endodermis adalah stele yang berisi system
pembuluh. Pada Gymnospermae dan sebagian besar dycotiledonae,
sistem pembuluh terdiri atas silinder bercelah dan bagian tengahnya
disebut empulur. Terdapat dua tipe jaringan pembuluh yaitu xylem dan
floem. Ada berbagai tipe berkas pengangkut, yaitu sebegai berikut:
1. Kolateral
Terdiri dari koleterla terbuka dan kolateral tertutup. Disebut
kolateral tertutup apabila diantara xylem dan floem tidak terdapat
cambium, tetapi terdapat parennkim penghubung. Pada kolateral
terbuka diantara xile dan floem terdapat cambium.

2. Bikolateral

Terdiri atas satu bagian xylem ditengah serta satu bagian floem
dibagian luar dan satu dibagian sebelah dalam. Antara xylem dan
floem luar terdapat cambium, dan antara xylem dan floem dalam
terdapat parenkim penghubung.
3. Konsentris
Konsentris amfikibral apabila xylem dikelilingi oleh floem,
konsentris amfivasal apabila floem dikelilingi oleh xylem.
4. Radial
Berkas pengangkut tipe menjari terdiri atas xylem dan floem
yang tersusun berselangseling menurut arah jari-jari.
Pada sebagian besar monocotyledonae system pembuluh
primer terdiri dari sejumlah besar berkas pengangkut yang tersebar
tidak beraturan sehingga tidak dapat dibedakan secara tegas batas
antara korteks, silinder pembuluh, dan empulur.
Jaringan primer terdiri atas protoxilem, metaxilem serta
protofloem dan metafloem. Apabila protoxilem terdapat dibagian
dalam dari metaxilem dan diferensiasi metaxilem kearah perifer
seperti pada batang angiospermae, disebut endark. Dan apabila
protoxilem terdapat dibagian luar dari metaxilem dan metaxilem
berdiferensiasi kea rah sentripetal dan sentrifugal maka disebut
eksark.
Batang Dikotil berbeda satu sama lain dalam hal pola
pembentukan jaringan pembuluh primer. Perbedaan ini ada
hubungannya dengan perkembangan evolusi. Diasmsikan bahwa
selama evolusi, silinder pembuluh primer menjadi lebih tipis dan
terjadi pengurangan kea rah menjari. Karena ada celah daun, celah
batang, dan perforasi, pengurangan jaringan pembuluh selanjutnya
terjadi kearah membujur. Silinder menjadi terbelah menjadi untaian
memanjnag
Pada batang monokotil biasanya terdiri atas berkas yang
tersebar diseluruh jaringan dasar pada batang. Pola susunan

10

jaringan pembuluh primer berbeda pada berbagai kelompok


tumbuhan, bahkan dalam spesies yang sama. Pola yang berbeda
menggambarkan tahap-tahap dalam evolusi simtem pembuluh
primer. Seperti para ahli mennggolongkan stele menjadi beberapa
tipe yaitu dimulai dari prostele, sifostele, selostele, eustele, stele
polisiklus, ataktostele, polistele.
c.

Batang sekunder
Pertumbuhan sekunder batang merupakan hasil dari
keaktifan cambium pembuluh yang membelah secara terus menerus
sehingga jumlahnya meningkat. Pertumbuhan sekunder ini khas pada
tumbuhan dikotil dan gymnospermae. Pada pertumbuhan sekunder
terjadi pembentukan periderm dari felogen. Cambium yang terdapat
diantara xylem dan floem disebut cambium pembuluh. Cambium yang
terdapat diantara berkas pengangkut disebut antar pembuluh.
Cambium mengadakan dilatasi yaitu pembelahan dengan
cepat kea rah membujur dan menjari sehingga diameter batang
menjadi lebih tebal. Ke arah dalam cambium membentuk xylem
sekunder. Cambium biasanya terdiri dari 2 tipe sel. Yaitu sel inisial
menggelondong, dan sel inisial bersinar. Keduanya lebih besar pada
batang yang tua daripada batang muda. Apabila cambium aktif ,
wilayah cambium terdiri atas beberapa lapisan sel. Apabila cambium
dorman, wilayah cambium berkurang, biasanya hanya satulapisan sel.
Kambium dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu:
1. Kambium bertingkat atau selapis, letak sel inisial menggelondong
tersusun dalam deretan mendatar sehingga ujungnya sama tinggi
2. Kambium tidak bertingkat, letak sel inisial menggelendong
tumpang tindih satu sama lainnya. Tipenya panjang yang beragam
antara 320-2300 mm

II.1 Fungsi Akar Dan Batang Pada Tumbuhan


a. Akar

11

Bagi tumbuhan akar memiliki beberapa kegunaan, antara lain, untuk


menyerap air dan zat hara, untuk menunjang berdirinya tumbuhan, serta
untuk menyimpan cadangan makanan.
1. Menyerap air dan zat hara (mineral).
Tumbuhan memerlukan air dan zat hara untuk kelangsungan
hidupnya. Untuk memperoleh kebutuhannya tersebut, tumbuhan
menyerapnya dari dalam tanah dengan menggunakan akar. Oleh karena
itu, sering dijumpai akar tumbuh memanjang menuju sumber yang
banyak mengandung air.
2. Menunjang berdirinya tumbuhan.
Akar yang tertancap ke dalam tanah berfungsi seperti pondasi
bangunan. Akar membuat tumbuhan dapat berdiri kokoh di atas tanah.
Oleh karena itu, tumbuhan dapat bertahan dari terjangan angin kencang
dan hujan deras.
3. Sebagai alat pernapasan.
Selain menyerap air dan zat hara, akar juga menyerap udara dari
dalam tanah. Hal ini mungkin dilakukan karena pada tanah terdapat
pori-pori. Melalui pori-pori tersebut akar tumbuhan memperoleh udara
dari dalam tanah.
4. Sebagai penyimpan makanan cadangan.
Pada tumbuhan tertentu, seperti ubi dan bengkoang, akar digunakan
sebagai tempat menyimpan makanan cadangan. Biasanya, akar pada
tumbuhan tersebut akan membesar seiring banyaknya makanan
cadangan yang tersimpan. Makanan cadangan ini digunakan saat
menghadapi musim kemarau atau ketika kesulitan mencari sumber
makanan.
b. Batang
1. penyokong atau Penopang.
Batang berfungsi sebagai penyokong atau penopang agar
tumbuhan tetap berdiri tegak, selain itu sebagai tempat melekatnya
daun, bunga, dan biji agar mudah mendapat cahaya matahari dan mudah
terjadi penyerbukan
2. Sarana Transportasi atau Pengangkut.
Batang berfungsi sebagai pengangkut air dan garam mineral
dari akar ke daun melalui pembuluh xylem untuk proses fotosintesis.

12

Sesudah

itu

batang

akan

hasil fotosintesis dari daun ke

mengangkut

seluruh

bagian

zat-zat

makanan

tumbuhan

melalui

pembuluh phloem.
3. Tempat Penyimpanan Cadangan Makanan.
Pada beberapa tumbuhan, batang dapat berfungsi sebagai
tempat

penyimpanan

cadangan

makanan.

Misalnya,

batang

pada tumbuhan sagu. Makanan cadangan ini akan digunakan saat


diperlukan.
4. Membantu Proses Pernapasan
Batang

dapat

juga

membantu proses

pernapasan dari

tumbuhan, karena oksigen dapat masuk melalui lentisel. Lentisel adalah


pori-pori yang tampak kecil pada tumbuhan biasanya berfungsi sebagai
tempat pertukaran gas.
5. Alat perkembangbiakan.
Batang

berfungsi

juga

sebagai

alat perkembangbiakan

vegetatif. Batang dibuat stek batang sebagai salah satu bentuk


dari perbanyakan tanaman secara vegetatif. Metode perbanyakan
tanaman

dengan cangkok untuk

menghasilkan

tanaman

baru

dari induknyajuga memanfaatkan batang atau cabang dari tumbuhan.


Selain fungsi batang pada tumbuhan, batang juga dmanfaatkan manusia
untuk

kebutuhan

hidup

sehari-hari.

Batang

tumbuhan

yang

mengandung kayu dipergunakan untuk bahan bangunan rumah,


furniture, bahkan untuk kayu bakar. Batang tumbuhan yang
mengandung zat pati dapat diolah menjadi bahan makanan seperti
batang pohon sagu yang diperas sarinya kemudian didapatkan tepung
sagu. Masih banyak lagi pemanfaatan batang tumbuhan dalam

13

kehidupan manusia seperti batang tebu untuk pembuatan gula,


batangbambu untuk kebutuhan sehari-hari, dan lain- lainnya.

III.2 Perbedaan Akar Dan Batang Pada Tumbuhan Dikotil Dan Monokotil
a. Akar
-

kar monokotil (anatomi)


a)

Sistem perakaranya serabut

b) Batas ujung akar dan kaliptra jelas


a) Perisikel terdiri dari beberapa lapis sel berdinding tebal
b) persikelnya hanya membentuk cabang akar
c) Punya empulur yang luas sebagai pusat akar
d) Tidak ada kambiumnya (tampak seperti meristem sekunder)
e) Jumlah lengan protoxilem banyak (lebih dari 12)
f)
-

Letak xilem dan floem berselang-seling

Akar dikotil (anatomi)


a) system perakaranya tunggang
b) Batas ujung akar dan kaliptra tidak jelas
c) Perisikel terdiri dari 1 lapis sel
d) persikelnya membentuk cabang-cabang akar meristem sekunder
(contoh: cambium gabus dan cambium)
e) Tidak punya empulur pada pusat akar / empulurnya sempit
f)

Mempunyai kambium

g) Jumlah lengan xilem antara 2-6

14

h) Letak xilem di dalam dan floem di luar (dengan kambium sebagai


pembatas)
b. batang
-

Batang dikotil

a. Ikatan pembuluh tersusun dalam 1 lingkaran


b. Floem terletak disebelah luar xilem
c. Terdapat kambium di antara floem dan xilem
d. Mengalami pertumbuhan sekunder (Pertambahan diameter batang
akibat perkembangan kambium)
e. Jaringan dasar dapat dibedakan menjadi korteks dan empulur
f. Tidak terdapat sel-sel seludang pembuluh (sel-sel khusus yang
membungkus xilem dan floem seperti yang terdapat pada daun)
-

Batang monokotil

a. Ikatan pembuluh tersebar


b. Floem dan xilem bersebelahan
c. Tidak terdapat kambium di antara floem dan xilem
d. Tidak mengalami pertumbuhan sekunder
e. Jaringan dasar tidak dibedakan menjadi korteks dan empulur
f. Terdapat sel-sel seludang pembuluh

15

BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
1. Akar adalah organ tumbuhan yang masuk ke dalam tanah.Fungsi akar pada
tumbuhan antara lain sebagai tempat melekatnya tumbuhan pada media
(tanah), menyerap air dan garam mineral dari tanah, memperkuat
berdirinya tumbuhan, tempat penyimpanan cadangan makanan, dan
sebagai alat pernapasan. Jaringan yang menyusun akar antara lain
epidermis, korteks, endodermis, stele (silinder pusat), perisikel, xilem,
floem, dan empulur.
2. Batang merupakan organ tumbuhan yang tumbuh di permukaan tanah.
Fungsi batang antara lain menyalurkan air dan garam mineral dari akar ke
daun, menyalurkan zat makanan dari daun ke seluruh tubuh, tempat
menyimpan cadangan makanan, serta tempat menempelnya daun, bunga
dan buah. Jaringan yang menyusun batang antara lain epidermis, korteks,
stele, endodermis, perisikel, empulur, xilem, floem, dan kambium.
III.2 Saran

16

Untuk mengatahui lebih jelas mengenai bentuk jaringan pada


akar batang dan daun ini sebaiknya di amati dengan menggunakan
mikroskop. Dan Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA
Akhyar,Salman.2004.Biologi:Grafindo
Campbell. 2002. Biologi Jilid 1. Jakarta : Erlangga
Dwidjoseputro, D.1992. Pengantar Anatomi Tumbuhan.Jakarta : Gramedia
Fahn A. 1991. Anatomi Tumbuhan Edisi Ke 3. yogyakarta: UGM Press
Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB
Lakitan, Benyamin. 1993. Dasar Dasar Anatomi Tumbuhan. Jakarta : Rajawali
Pers
Mulyani,Sri.2006.Anatomi Tumbuhan.Yogyakarta:Kausius
Sutrian, Yayan, Drs.2004. Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan
(Tentang sel & jaringan). Rineka Cipta: Jakarta. Hal: 192-219
Sumardi, Issrep. 1993. Struktur Perkembangan Tumbuhan. Jogjakarta: UGM
Syamsuni.2009.Materi Pokok Anatomi Tumbuhan.Indramayu: UNWIR
Tjitrosoepomo, Gembong. 2009.Morfologi Tumbuhan.Yogyakarta: Gadjahmada
University Press

17

You might also like