You are on page 1of 2

Rangkuman

Dengan adanya dampak buruk terhadap lingkungan yang ditimbulkan oleh


bahan bakar fosil, maka dapat kita ganti dengan sumber energi alternatif yaitu
bioetanol. Bioetanol itu sendiri adalah etanol yang dihasilkan oleh fermentasi
glukosa yang dilanjutkan oleh proses destilasi. Dalam proses destilasi, etanol yang
dapat kita hasilka hanya sebesar 95% yang dinamakan sebagai campuran
azeotropik. Bioetanol yang di dapat melalui proses destilasi hanya bisa mencapai
kadar 97,2%. Besarnya grade bioetanol yang dimanfaatkan sebagai bahan bakar
kendaraan haruslah betul betul kering supaya tidak terjadi korosif, sehingga
bioetanol yang diperlukan harus mempunyai

grade sebesar 995-100%

volume.bioetanol yang masih mengandung air dapat mempengaruhi kinerja mesin


pembakaran

dan dapat menyebabkan terjadinya korosi pada mesin. Untuk

memperoleh etanol dengan kadar 99%, dapat dilakukan dengan proses dehidrasi.
Campuran azeotropik dapat dipisahkan melalui destilasi azeotropik, dehidrasi
melalui adsorpsi dan penyaring molekuler. Metode lain yang dapat digunakan dan
lebih baik dari destilasi azeotropik adalah menggunakan penyaring molekuler
(molekuler sieve) yang dalam ini adalah zeolit. Hal terpenting dalam dehidrasi
bioetanol adalah mengeluarkan air yang masih bercampur dengan bioetanol yang
dihasilkan dari proses destilasi. Untuk memperoleh etanol dengan kadar 99% ,
dapat dilakukan melalui pemisahan air yang masih terkandung dalam campuran
azeotropik etanol-air. Dalam hal ini kita dapat menggunakan metode penyarngan
molekular dengan memanfaatlan zeolite moleculer sieve(ZMS). Zeolit yang akan
digunakan mempunyai komposisi yaitu meliputi campuran klipnotiloid dan
mordenit. Bentuk dan ukuran yang digunakan adalah 3mm dan 150 mesh. Proses
modefikasi juga melalui dua tahap yaitu : 1) Acidifikasi menggunakan asam, 2)
pengkayaan ion Al3+ ke dalam struktur zeolit yang digunakan. Bahan baku etanol
yang digunakan adalah etanol komersil dengan konsentrasi yang disesuaikan
dengan produk bioetanol yang ada di laboratorium. Etanol yang digunakan
dipanaskan sampai fase uap dan kemudian dilewatkan melalui kolom yang berisi
zeolit alam yang telah diaktivasi dan dimodifikasi serta zeolit komersil 3A. Agar
zeolit alam dapat digunakan sebagai adsorben terhadap air, maka perlu

ditambahkan ion alumminium pada kerangka zeolit. Sebelum dimodifikasi


menjadi zeolit yang diinginkan dilakukan dulu dengan HCl 1.5M. tujuannya untuk
menghilangkan logam logam yang tidak diinginkan yang masih terkandung dalam
zeolit alam yang akan digunakan. Kapasitas absorbsi dan adsorbsi berbanding
lurus dengan luas permukaan, volume pori, dan diameter rata-rata pori. Jika luas
permukaan semakin besar, maka daya serap nya juga akan semakn besar, begitu
juga dengan volume dan rata2 pori. Zeolit yang dimodifikasi lebih memberikan
hasil yang lebih baik dari zeolit 3A dan zeolit alam. Namun jika kita merujuk pada
fungsi zeolit sebagai molekuler sieve, yang mana zeolit menyerap 22% dari berat
yang dimilikinya. Jika air yang di adsorbsi merupakan campuran azeotropik air
etanol, tidak menutup kemungkinan etanol ikut juga teradsorbsi ke dalam zeolit.
Hal ini dapat dilihat dengan terjadinya pengurangan volume sampel etanol setelah
akhir proses dehidrasi.

You might also like