Professional Documents
Culture Documents
RENDRA
GUGUR
Ia merangkak
di atas bumi yang dicintainya
Tiada kuasa lagi menegak
Telah ia lepaskan dengan gemilang
pelor terakhir dari bedilnya
Ke dada musuh yang merebut kotanya
Ia merangkak
di atas bumi yang dicintainya
Ia sudah tua
luka-luka di badannya
Bagai harimau tua
susah payah maut menjeratnya
Matanya bagai saga
menatap musuh pergi dari kotanya
Sesudah pertempuran yang gemilang itu
lima pemuda mengangkatnya
di antaranya anaknya
Ia menolak
dan tetap merangkak
menuju kota kesayangannya
Ia merangkak
di atas bumi yang dicintainya
Belumlagi selusin tindak
mautpun menghadangnya.
Ketika anaknya memegang tangannya
ia berkata :
" Yang berasal dari tanah
kembali rebah pada tanah.
Dan aku pun berasal dari tanah
tanah Ambarawa yang kucinta
Kita bukanlah anak jadah
Kerna kita punya bumi kecintaan.
Bumi yang menyusui kita
dengan mata airnya.
Bumi kita adalah tempat pautan yang sah.
Bumi kita adalah kehormatan.
Bumi kita adalah juwa dari jiwa.
Ia adalah bumi nenek moyang.
Ia adalah bumi waris yang sekarang.
Ia adalah bumi waris yang akan datang."
Tema
Perasaan / Suasana
Dalam puisi Gugur di atas, terasa bahwa sedang dalam keadaan haru, karena
menggambarkan seorang pejuang yang sedang dalam keadaan sekarat. Ia sangat
tangguh, meskipun luka-luka di badannya, ia tak ingin dibopong menuju kota
kesayangannya, Ambarawa, meskipun oleh anaknya sendiri. Ia terus merangkak
menuju kota kesayangannya, namun maut menjeratnya sebelum ia sampai di kota
Ambarawa. Sebelum meninggal ia berkata yang berasal dari tanah kembali rebah
pada tanah, maksudnya yaitu kita tidak boleh sombong, karena pada hakikatnya
kita semua sama, sama-sama berasal dari tanah.
Diksi
Gaya atau style menjadi masalah atau bagian dari diksi atau pilihan kata yang
mempersoalkan cocok tidaknya demakaian kata, frasa, atau klausa tertentu untuk
menghadapi hirarki kebahasaan, pilihan kata secara individual, frasa, atau klausa
dan kalimat, bahkan mencakup pula sebuah wacana secara keseluruhan.
Dalam pemilihan kata puisi yanga berjudul Gugur, W.S. Rendra sangat cekatan
dalam pemilihan katanya, ini dapat dilihat dari stuktur kata yang digunakan terikat
satu sama lain sehingga dapat menarik pmabaca untuk membaca dan memahami
isi puisi tersebut.
Gaya Bahasa
cucuku/akan
menacapkan
bajak/di
bumi
tempatku
Imajinasi
Konkret
Dilihat dari unsur lain yaitu kata-kata konkret pada sajak ini menurut penulis kata
kongkritnya terdapat pada kata ia karena diulang sebanyak 11 kali. Kata ia
menggambarkan seorang perwira yang berusia senja, namun tetap semangat dan
pantang menyerah demi tanah air Indonesia dan kata kunci pada puisi Gugur
terdapat pada kata merangkak, maut, menutup matanya. Ketiga kata tersebut,
menggambarkan kronologi kisah dalam puisi Gugur, dimana Sang Perwira dalam
keadaan sekarat dan ia terus merangkak menuju Ambarawa, walau maut
menghadangnya..Dari pernyataan yang singkat ini mampu mengkonkretkan atau
memberikan gambaran yang jelas tentang suasana dalam puisi tersebut
Makna Esensial
Makna Esensial Yang Terkandung Dari Puisi Gugur, yaitu: Puisi Gugur
menggambar tentang seorang pejuang yang keadaannya sangat memperihatinkan,
keadaannya sekarat tak berdaya. Ia sangat tangguh, ia tak mudah menyerah
melawan musuh meskipun banyak luka dibadannya. Ia tak ingin ditolong untuk
menuj kekota kesayangannya, sekalipun itu anaknya sendiri. Ia terus merangkak
menuju kota kesayangannya, namun pada akhirnya maut menjeratnya sebelum ia
tiba di kota Ambarawa. Dan sebelum ia meninggal, ia berkata yang berasal dari
tanah kembali rebah pada tanah, yang artinya kita tidak boleh sombong, karena
pada hakekatmya kita akan kembali ke tanah, karena berasal dari tanah. Dalam
puisi Gugur ini sering disebutkan Ia, beberapa kali penggulangan Ia diperjelas.
Kata Ia disini digambarkan sebagai seorang perwira yang telah berusia senja,
namun tetap semangat dan pantang menyerah demi tanah air Indonesia. Dan
terdapat kata merangkak, maut, menutup matanya. Ketiga kata tersebut
menggambarkan kronologi kisah dalam puisi Gugur, dimana sang pejuang meski
dalam keadaan sekarat namn ia terus merangkak menuju kota kesayangannya,
Ambarawa. Walau pada akhirnya maut menjemputnya
B. Unsur ekstrinsik puisi
Tipografi
Pada puisi Gugur, tipografi yang digunakan penulis cukup unik, tidak terikat oleh
bait dan larik. Selain bait dan larik, pada puisi tersebut terdapat unsur non bahasa
lain, tanda baca seperti: tanda seru (!), titik(.), titik dua(:), petik() dan (-). Ini
terlihat pada bait berikut:
Maka ia pun berkata :
Alangkah gemburnya tanah di sini!"
1. Tempat penulisan puisi Gugur tidak cantumkan.
2. Waktu Penulisan puisi yang berjudul Gugur tidak dicantumkan.
3. Nilai nilai yang terkandung:
4.
Nilai
Nilai moral
Nilai moral dapat dilihat dari puisi gugur diatas pada bait berikut, sebelum
meninggal ia berkata yang berasal dari tanah kembali rebah pada tanah,
maksudnya yaitu kita tidak boleh sombong, karena pada hakikatnya kita semua
sama, sama-sama berasal dari tanah.