Professional Documents
Culture Documents
HIDROCEPALUS
2.1 Konsep Dasar Hidrocepalus
2.1.1
Definisi
Hidrosefalus adalah akumulasi cairan serebro spinal dalam ventrikelserebral,
penyerapan CSF pada otak atau obstruksi yang muncul mengganggu sirkulasi
CSF di sistim ventrikuler. Kondisi diatas pada bayi dikuti oleh pembesaran
kepala. Obstruksi pada lintasan yang sempit (Framina Monro, Aquaductus
Sylvius, Foramina Mengindie dan luschka) pada ventrikuler menyebabkan
hidrocephalus yang disebut : Noncomunicating (Internal Hidricephalus).
Obstruksi biasanya terjadi pada ductus silvius di antara ventrikel ke III dan
IV yang diakibatkan perkembangan yang salah, infeksi atau tumor sehingga CSF
tidak dapat bersirkulasi dari sistim ventrikuler ke sirkulasi subarahcnoid dimana
secara normal akan diserap ke dalam pembuluh darah sehingga menyebabkan
ventrikel lateral dan ke III membesar dan terjadi kenaikan ICP.
Type
lain
dari
hidrocephalus
disebut:
Communcating
(Eksternal
Manifestasi Klinis
Tanda
awal
dan
gejala
hidrosefalus
tergantung
pada
derajat
ketidakseimbangan kapasitas produksi dan resorbsi CSS (Darsono, 2005). Gejalagejala yang menonjol merupakan refleksi adanya hipertensi intrakranial.
Manifestasi klinis dari hidrosefalus pada anak dikelompokkan menjadi dua
golongan, yaitu:
1. Hidrosefalus terjadi pada masa neonatus
Meliputi pembesaran kepala abnormal, gambaran tetap hidrosefalus kongenital
dan pada masa bayi. Lingkaran kepala neonatus biasanya adalah 35-40 cm, dan
pertumbuhan ukuran lingkar kepala terbesar adalah selama tahun pertama
kehidupan. Kranium terdistensi dalam semua arah, tetapi terutama pada daerah
frontal. Tampak dorsum nasi lebih besar dari biasa. Fontanel terbuka dan tegang,
sutura masih terbuka bebas. Tulang-tulang kepala menjadi sangat tipis. Vena-vena
di sisi samping kepala tampak melebar dan berkelok. (Peter Paul Rickham, 2003).
2. Hidrosefalus terjadi pada akhir masa kanak-kanak
Pembesaran kepala tidak bermakna, tetapi nyeri kepala sebagai manifestasi
hipertensi intrakranial. Lokasi nyeri kepala tidak khas. Dapat disertai keluhan
penglihatan ganda (diplopia) dan jarang diikuti penurunan visus. Secara umum
gejala yang paling umum terjadi pada pasien-pasien hidrosefalus di bawah usia
dua tahun adalah pembesaran abnormal yang progresif dari ukuran kepala.
Makrokrania mengesankan sebagai salah satu tanda bila ukuran lingkar kepala
lebih besar dari dua deviasi standar di atas ukuran normal. Makrokrania biasanya
disertai empat gejala hipertensi intrakranial lainnya yaitu fontanel anterior yang
sangat tegang, sutura kranium tampak atau teraba melebar, kulit kepala licin
mengkilap dan tampak vena-vena superfisial menonjol, dan fenomena matahari
tenggelam (sunset phenomenon). Gejala hipertensi intrakranial lebih menonjol
pada anak yang lebih besar dibandingkan dengan bayi. Gejalanya mencakup:
nyeri kepala, muntah, gangguan kesadaran, gangguan okulomotor, dan pada kasus
yang telah lanjut ada gejala gangguan batang otak akibat herniasi tonsiler
(bradikardia, aritmia respirasi). (Darsono, 2005:213).
Kepala bisa berukuran normal dengan fontanela anterior menonjol, lama
kelamaan menjadi besar dan mengeras menjadi bentuk yang karakteristik oleh
peningkatan dimensi ventrikel lateral dan anterior-posterior diatas proporsi ukuran
wajah dan bandan bayi. Puncak orbital tertekan ke bawah dan mata terletak agak
ke bawah dan ke luar dengan penonjolan putih mata yang tidak biasanya. Tampak
adanya dsitensi vena superfisialis dan kulit kepala menjadi tipis serta rapuh. Uji
radiologis : terlihat tengkorak mengalami penipisan dengan sutura yang terpisahpisah dan pelebaran vontanela. Ventirkulogram menunjukkan pembesaran pada
sistem ventrikel. CT scan dapat menggambarkan sistim ventrikuler dengan
penebalan jaringan dan adanya massa pada ruangan occuptional. Pada bayi terlihat
lemah dan diam tanpa aktivitas normal. Proses ini pada tipe communicating dapat
tertahan secara spontan atau dapat terus dengan menyebabkan atrofi optik, spasme
ekstremitas, konvulsi, malnutrisi dan kematian, jika anak hidup maka akan terjadi
retardasi mental dan fisik (Darsono, 2005:213).
Tanda dan gejala hidrosefalus pada bayi adalah kepala menjadi makin besar
dan akan terlihat pada umur 3 tahun; keterlambatan penutupan fontanela anterior,
sehingga fontanela menjadi tegang, keras, sedikit tinggi dari permukaan
tengkorak. Tanda-tanda peningkatan tekanan intracranial antara lain muntah,
gelisah, menangis dengan suara tinggi, peningkatan sistole pada tekanan darah,
penurunan nadi, peningkatan pernafasan dan tidak teratur, perubahan pupil,
lethargi-stupor, peningkatan tonus otot ekstrimitas, dahi menonjol bersinar atau
mengkilat dan pembuluh-pembuluh darah terlihat jelas, alis mata dan bulu mata
ke atas, sehingga sclera telihat seolah-olah di atas iris, bayi tidak dapat melihat ke
atas, sunset eyes, strabismus, nystagmus, atropi optic, dan bayi sulit
mengangkat dan menahan kepalanya ke atas.
Pada anak yang telah menutup suturanya terjadi tanda-tanda peningkatan
tekanan intrakranial seperti nyeri kepala, muntah, letargi, lelah, apatis, perubahan
personalitas, ketegangan dari sutura cranial dapat terlihat pada anak berumur 10
tahun, penglihatan ganda, kontruksi penglihatan perifer, strabismus, dan
perubahan pupil.
2.1.4
Patofisiologi
Dikarenakan kondisi CSS yang tidak normal, hidrosefalus secara teoritis
terjadi sebagai akibat dari tiga mekanisme yaitu produksi likuor yang berlebihan,
peningkatan resistensi aliran likuor, dan peningkatan tekanan sinus venosa.
Konsekuensi tiga mekanisme di atas adalah peningkatan tekanan intrakranial
(TIK) sebagai upaya mempertahankan keseimbangan sekresi dan absorbsi.
Mekanisme terjadinya dilatasi ventrikel cukup rumit dan berlangsung berbedabeda tiap saat selama perkembangan hidrosefalus. Dilatasi ini terjadi sebagai
akibat
dari
kompresi
sistem
serebrovaskuler,
redistribusi
dari
likuor
2.1.5
Web of Caution
2.1.6
Pemeriksaan Penunjang
intrakranial.
Transimulasi
Syarat untuk transimulasi adalah fontanela masih terbuka, pemeriksaan ini
Lingkaran kepala
Diagnosis hidrosefalus pada bayi dapat dicurigai, jika penambahan lingkar
kepala melampaui satu atau lebih garis-garis kisi pada chart (jarak antara dua garis
kisi 1 cm) dalam kurun waktu 2-4 minggu. Pada anak yang besar lingkaran kepala
dapat normal hal ini disebabkan oleh karena hidrosefalus terjadi setelah penutupan
suturan secara fungsional. Tetapi jika hidrosefalus telah ada sebelum penutupan
suturan kranialis maka penutupan sutura tidak akan terjadi secara menyeluruh.
4.
Ventrikulografi
Yaitu dengan memasukkan kontras berupa O2 murni atau kontras lainnya
Ultrasonografi
Penatalaksanaan
Penanganan hidrosefalus masuk pada katagori live saving and live
sustaining yang berarti penyakit ini memerlukan diagnosis dini yang dilanjutkan
dengan tindakan bedah secepatnya. Keterlambatan akan menyebabkan kecacatan
dan kematian sehingga prinsip pengobatan hidrosefalus harus dipenuhi yakni:
mengurangi produksi cairan serebrospinal dengan merusak pleksus koroidalis
dengan tindakan reseksi atau pembedahan, atau dengan obat azetasolamid
(diamox) yang menghambat pembentukan cairan serebrospinal, memperbaiki
hubungan antara tempat produksi caira serebrospinal dengan tempat absorbsi,
yaitu menghubungkan ventrikel dengan subarachnoid, dan pengeluaran cairan
serebrospinal ke dalam organ ekstrakranial, yakni: drainase ventrikule-peritoneal,
drainase lombo-peritoneal, drainase ventrikulo-pleural, drainase ventrikuleuretrostomi, dan drainase ke dalam anterium mastoid.
Cairan serebrospinal dialirkan ke dalam vena jugularis dan jantung melalui
kateter yang berventil (Holter Valve/ katup Holter) yang memungkinkan
pengaliran cairan serebrospinal ke satu arah. Cara ini merupakan cara yang
dianggap terbaik namun, kateter harus diganti sesuai dengan pertumbuhan anak
dan harus diwaspadai terjadinya infeksi sekunder dan sepsis. Tindakan bedah
pemasangan selang pintasan atau drainase dilakukan setelah diagnosis lengkap
dan pasien telah di bius total. Dibuat sayatan kecil di daerah kepala dan dilakukan
pembukaan tulang tengkorak dan selaput otak, lalu selang pintasan dipasang.
Disusul kemudian dibuat sayatan kecil di daerah perut, dibuka rongga perut lalu
ditanam selang pintasan, antara ujung selang di kepala dan perut dihubungakan
dengan selang yang ditanam di bawah kulit hingga tidak terlihat dari luar.
Pengobatan modern atau canggih dilakukan dengan bahan shunt atau pintasan
jenis silicon yang awet, lentur, tidak mudah putus.
Ada 2 macam terapi pintas/ shunting yaitu eksternal dengan cara CSS
dialirkan dari ventrikel ke dunia luar, dan bersifat hanya sementara. Misalnya:
fungsi lumbal yang berulang-ulang untuk terapi hidrosefalus tekanan normal.
Secara internal, CSS dialirkan dari ventrikel ke dalam anggota tubuh lain dengan
cara: ventrikulo-sisternal, CSS dialirkan ke sisterna magna (Thor-Kjeldsen);
ventrikulo-atrial, CSS dialirkan ke sinus sagitalis superior; ventrikulo-bronkhial,
CSS dialirkan ke bronkus; ventrikulo-mediastinal, CSS dialirkan ke mediastinum;
ventrikulo-peritoneal, CSS dialirkan ke rongga peritoneum. Lumbo Peritoneal
Shunt dengan cara CSS dialirkan dari Resessus Spinalis Lumbalis ke rongga
peritoneum dengan operasi terbuka atau dengan jarum Touhy secara perkutan.
2.1.8
Komplikasi
Komplikasi sering terjadi karena pemasangan VP shunt adalah infeksi dan
10
2.
Pembesaran kepala.
3.
1.
Akomodasi.
2.
3.
4.
Konvergensi.
5. Didapatkan hasil : alis mata dan bulu mata keatas, tidak bisa melihat
keatas.
6.
1.
2.
3.
2.
Perkusi
tengkorak
kepala
bayi
akan
menghasilkan
bunyi
4.
5.
Intervensi Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman: Nyeri berhubungan dengan meningkatkanya
tekanan intrakranial
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x5 jam
diharapkan klien akan mendapatkan kenyamanan, nyeri kepala
berkurang
Kriteria Hasil :
kesadaran kompos mentis
tampak rileks
tidak meringis kesakitan
12
Intervensi :
1. Jelaskan penyebab nyeri.
2. Atur posisi klien senyaman mungkin
3. Ajarkan tekhnik relaksasi
4. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian analgesik
2. Kecemasan orang tua berhubungan dengan keadaan anak yang akan
mengalami operasi.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x5 jam
diharapkan kecemasan orang tua berkurang atau dapat diatasi.
Kriteria Hasil :
Keluarga pasien tampak tenang
Intervensi :
1. Dorong orang tua untuk berpartisipasi sebanyak mungkin dalam
merawat anaknya.
2. Jelaskan pada orang tua tentang masalah anak terutama
ketakutannya menghadapi operasi otak dan ketakutan terhadap
kerusakan otak.
3. Berikan informasi yang cukup tentang prosedur operasi dan
berikan jawaban dengan benar dan sejujurnya serta hindari
kesalahpahaman.
3. Potensial kekurangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan intake yang
kurang disertai muntah.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x5 jam
diharapkan tidak terjadi kekurangan cairan dan elektrolit.
Kriteria hasil :
Mukosa klien lembab
Intake output seimbang
Intervensi :
1. Kaji tanda-tanda kekurangan cairan
2. Monitor intake dan out put
3. Monitor tanda-tanda vital.
4. Kolaborasi pemberian therapi cairan secara intavena
13
tampak rileks
tidak meringis kesakitan
Intervensi :
1. Kaji orisinil nyeri : lokasi dan radiasinya
2.
Terjadi kenaikan BB
tidak muntah
Intervensi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
16