Professional Documents
Culture Documents
Pengertian
Sindrom nefrotik adalah gangguan klinis yang
ditandai dengan peningkatan protein urine
(proteinuria), penurunan albumin dalam darah
(hipoalbuminemia), dan kelebihan lipid dalam
darah (hiperlipidemia), serta edema
Epidemiologi
Etiologi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.
2.
3.
4.
5.
Patofisologi
Reaksi antigen-antibodi
Peradangan glomerulus
Permeabilitas membran basalis
Proteinnuria
Hypoalbuminemia
Takanan osmotik kapiler
hyperlipidemi
hipovolemic
ADH
Aidosteon
GFR
Manifesasi Klinis
Edema : umumnya terlihat pada kedua kelopak mata
lambat laun edema menjadi menyeluruh pinggang,
perut dan tungkai bawah sehingga penyakit yang
sebenarnya menjadi tambah nyata
Timbulnya edema pada anak dengan SN bersifat perlahanlahan, tanpa menyebut jenis kelainan glomerulusnya.
Kadang-kadang pada edema yang masif terjadi robekan
pada kulit secara spontan dengan keluarnya cairan
edema pada semua jaringan menimbulkan asites,
pembengkakan skrotum atau labia, bahkan efusi pleura.
Penegakan diagnosis
1.
Anamnesis
Keluhan yang sering ditemukan adalah bengkak di
kedua kelopak mata,perut, tungkai, atau seluruh tubuh
dan dapat disertai jumlah urin yang berkurang. Keluhan
lain juga dapat ditemukan seperti urin berwarna
kemerahan
2.
Pemeriksaan fisis
Pada pemeriksaan fisik sindrom nefrotik dapat
ditemukan edema di kedua kelopak mata, tungkai,
atau adanya asites dan edema skrotum/labia. Kadangkadang ditemukan hipertensi
3.
Pemeriksaan penunjang
Urinalisis : proteinuria masif (3+ sampai 4+) (> 40 mg/m2
LPB/jam atau 50 mg/kg/hari atau rasio protein/kreatinin
pada urin sewaktu > 2 mg/mg atau dipstik 2+) , dapat
disertai hematuria (>20 eritrosit/LPB).
Pemeriksaan darah: - hipoalbuminemia (< 2,5 g/dl)
- hiperkolesterolemia (> 200 mg/dL)
- LED meningkat
- globulin normal/sedikit meninggi
(rasio
albumin : globulin terbalik)
- Kadar ureum dan kreatinin
umumnya
normal
Penaalaksanaan
Anak
Berat badan tidak menurun atau tidak ada diuresis dalam 48 jam
Respon
-
Bolus furosemid IV 1-3 mg/kgbb/dosis atau per infus dengan kecepatan 0,1-1 mg/kgbb/jam
Respon
Albumin 20% 1g/kgbb intravena diikuti -dengan furosemid intravena
KORTIKOSTEROID
o Pengobatan pada SN idiopatik,kecuali bila ada kontraindikasi
o Jenis steroid adalah prednison atau prednisolon
TERAPI INSIAL
* Prednison 60 mg/m2 LPB/hari atau 2 mg/kgbb/hari (maksimal 80
mg/hari) dosis terbagi untuk menginduksi remisi.
* Dosis prednison dihitung sesuai dengan berat badan ideal (berat
badan terhadap tinggi badan).
* Prednison dosis penuh (full dose) inisial diberikan selama 4 minggu.
* Bila terjadi remisi dalam 4 minggu pertama dilanjutkan dengan 4
minggu kedua dengan dosis 40 mg/m2 LPB (2/3 dosis awal) atau 1,5
mg/kgbb/hari, secara alternating (selang sehari), 1 x sehari setelah
makan pagi.
*Bila setelah 4 minggu pengobatan steroid dosis penuh, tidak terjadi
remisi, pasien dinyatakan sebagai resisten steroid.
Komplikasi
Prognosis
Kebanyakan
Daftar Pustaka