Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Dalam usia reproduktif, indung telur wanita menghasilkan sel telur dan hormon
wanita yang disebut estrogen dan progesteron. Sel telur berperan dalam proses konsepsi.
Sedangkan hormon estrogen dan progesteron berperan dalam pengaturan siklus haid beserta
perubahan-perubahan pada tubuh dan mental yang menyertai siklus haid tersebut. Pada
menopause, indung telur ini akan berhenti menghasilkan sel telur dan berkurangnya produksi
hormon.https://www.scribd.com/doc/293920313/Menopause
Menstruasi merupakan pengeluaran, secara berkala dan fisiologis, darah dan jaringan
mukosa melalui vagina dari uterus yang tidak hamil. Proses ini di bawah kendali hormon
secara normal berulang, biasanya dengan interval sekitar empat minggu, jika tidak terjadi
kehamilan selama masa subur periode produktif (pubertas sampai menopause), pada wanita
dan
beberapa
species
primata.
Proses
ini
merupakan
puncak
siklus
haid.
https://www.scribd.com/doc/236852973/Makalah-Menopause
Menopause merupakan satu istilah yang digunakan untuk menggambarkan perdarahan
menstruasi terakhir dalam kehidupan seorang wanita.1 Pada menopause, berhentinya
menstruasi permanen akibat hilangnya aktivitas folikuler ovarium. 2 Keadaan ini diketahui
dengan berhentinya menstruasi selama 12 bulan berturut-turut, timbul tanda dan gejala seperti
hot flushes, atrofi vagina, pengecilan payudara dan penurunan elastisitas kulit. 3 1)Andrews
G.
Buku
ajar
kesehatan
reproduksi
wanita.
Edisi
ke-2.
Jakarta:
2. Menopause, adalah saat haid terakhir, dan bila sesudah manopause disebut pasca
menopause.
3. Senium, adalah periode sesudah pasca menopause, yaitu ketika individu telah mampu
menyesuaikan dengan kondisinya, sehingga tidak mengalami gangguan fisik. Baziad A,
Rachman IA. Klimakterium dan Menopause. Dalam: Baziad A, Jakoeb TZ, Alkaff Z. Endokrinologi
ginekologi. Jakarta. Kelompok Studi Endokrinologi Reproduksi Indonesia, 1993: 147-154
Menjadi tua adalah suatu proses yang merupakan bagian dari kehidupan seseorang,
dan sudah terjadi sejak konsepsi dalam kandungan yang berlangsung terus sepanjang
kehidupan. Usia lanjut mengandung pengertian adanya perubahan yang progresif pada
organisme yang telah mencapai kemasakan, perubahan ini bersifat umum dan irreversible
(tidak dapat kembali). https://www.scribd.com/doc/216245994/Bahan-Menopause
1.2.
Tujuan
Dalam penyusunan makalah ini tentunya memiliki tujan yang diharapkan bagi
pembaca dan khususnya bagi penulis itu sendiri. Dimana tujuannya yaitu menambah
wawasan bagi mahasiswa/i dalam menghadapi suatu persoalan secara tepat. Sedangkan
tujuan secara khusus dalam penyusunan makalah ini adala sebagai berikut :
1. Melengkapi tugas kepaniteraan klinik senior dibagian ilmu penyakit obstetri dan
ginekologi tentang menopause
2. Menambah khasanah ilmu pengetahuan bagi para pembaca dan penulis sendiri
3. Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa/i yang sedang dalam proses kepaniteraan
klinik senior khususnya di bagian obstetric dan ginekologi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Menopause
2.1.1. Definisi
Menopause menurut WHO didefinisikan sebagai berarti berhentinya siklus menstruasi
untuk selamanya bagi wanita yang sebelumnya mengalami menstruasi sebagi akibat dari
hilangnya aktivitas folikel ovarium. Menopause diartikan sebagai tidak dijumpainya
menstruasi selama 12 bulan berturut-turut dimana ovarium secara progresif telah gagal dalam
memproduksi estrogen.
https://www.scribd.com/doc/251979833/Makalah-Menopause-unrio
Menopause merupakan pengertian dari berhentinya masa kesuburan dan masa
reproduksi wanita yang ditandai dengan berhentinya masa menstruasi atau siklus bulanan
seiring bertambahnya usia dan penurunan hormon. Menopause berasal dari kata mens yang
artinya siklus menstruasi dan pausis yang berasal dari bahasa Yunani yang artinya
penghentian. Dapat disimpulkan secara singkat Menopause merupakan masa berhentinya
siklus mentruasi seorang wanita. Wiknjosastro H, Sarifuddin AB, Rachimhadhi T, Ilmu Kandungan. Edisi
Kedua. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 1997: 127 130
2.1.2. Epidemiologi
Umur median pada menopause berkisar antara 45-55 tahun di seluruh dunia, 50-52
tahun pada perempuan kulit putih di negara industri dan dapat terjadi lebih awal pada
beberapa wanita. Di Inggris Raya, usia rata-rata saat periode menstruasi berhenti adalah 51
tahun. Menopause yang terjadi sebelum usia 40 tahun digambarkan sebagai menopause
premature. Umur menopause tidak sama pada bangsa atau etnis yang berbeda, umumnya
ditemukan sedikit lebih dini pada perempuan yang tinggal di negara berkembang
dibandingkan di negara maju. Misalnya di India dan Pakistan, berkisar 44-48 tahun dan di
Jordan Selatan ditemukan umur median waktu permulaan menopause adalah 50 tahun.
Perempuan yang mengalami menopause spontan atau iatrogenik sebelum usia 45 tahun dan
khususnya sebelum 40 tahun adalah yang berisiko tinggi untuk penyakit kardiovaskuler dan
osteoporosis.2(Astarto NW, Permadi W, Madjid TH, et al. Kupas tuntas
kelainan haid. Jakarta: CV Sagung Seto;2011.h.183-203.)
https://www.scribd.com/doc/251979833/Makalah-Menopause-unrio
2.1.3. Etiologi
Penyebab menopause adalah matinya (burning out) ovarium. Sepanjang kehidupan
seksual seorang wanita kira kira 400 folikel primodial tubuh menjadi folikel vesikuler dan
berevulasi. Sementara beratus ratus dan ribuan ovum berdegenerasi. Pada usia sekitar 45
tahun, hanya tinggal beberapa folikel primodial tetap tertinggal untuk dirangsang oleh FSH
dan LH, dan pembentukan estrogen oleh ovarium berkurang bila jumlah folikel primodial
mendekati nol. Bila pembentukan estrogen turun sampai tingkat kritis, estrogen tidak dapat
lagi menghambat pembentukan FSH dan LH yang cukup untuk menyebabkan siklus ovulasi.
Akibatnya, FSH dan LH (terutama FSH) setelah itu dihasilkan dulu jumlah besar dan
tetap. Estrogen dihasilkan dalam jumlah subkritis dalam waktu pendek setelah menopause,
tetapi setelah beberapa tahun, waktu sisa terakhir. Folikel primodial menjadi atretis,
pembentukan estrogen oleh ovarium turun sampai nol. (Guyton, 2002, p.150)
2.1.4. Faktor resiko
1. Penurunan Hormon Reproduksi secara Alami
Saat wanita mendekati usia 30-an akhir, ovarium mengalami penurunan produksi
estrogen dan progesteron, hormon pengatur haid. Selama periode ini, kemampuan
pematangan telur berkurang dalam ovarium setiap bulannya dan ovulasi kurang dapat
diprediksi. Juga pasca-ovulasi, hormon progesteron yang mempersiapkan tubuh
wanita untuk kehamilan menjadi kurang dramatis, kesuburan menurun, sebagian
disebabkan oleh efek-efek hormonal. Perubahan ini menjadi lebih parah pada wanita
usia 40-an. Periode menstruasi mungkin menjadi lebih lama atau lebih pendek, lebih
berat atau ringan, dan jarang sampai akhirnya ovarium berhenti memproduksi telur.
Kemungkinan besar wanita akan mengalami ketidaknyamanan dalam periode
tersebut.
2. Histerektomi
Histerektomi yang mengangkat uterus tetapi tanpa mengangkat ovarium biasanya
tidak menyebabkan menopause karena ovarium masih dapat menghasilkan estrogen
dan progesteron. Tetapi pada operasi pengangkatan uterus beserta ovarium
(histerektomi total dan ooforektomi bilateral) menyebabkan menopause tanpa tahap
transisi. Menstruasi segera berhenti dan mengalami hot flashes dan tanda-tanda dan
gejala menopause lainnya. Histerektomi dapat menyebabkan terjadinya menopause
lebih awal dari rata-rata.
3. Kemoterapi dan Terapi Radiasi
Terapi kanker dapat memicu menopause, menyebabkan gejala seperti hot flashes
selama pengobatan atau dalam waktu 3-6 bulan.
4. Tidak pernah melahirkan
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita yang tidak pernah melahirkan
dapat menyebabkan menopause dini.
https://www.scribd.com/doc/312979212/makalah-menopause
5. Jumlah anak
Meskipun kenyataan ini masih kontroversial, ada peneliti yang menemukan, semakin sering
melahirkan.makin tua baru memasuki usia menopause.
https://www.scribd.com/doc/312979212/makalah-menopause
Pada dasarnya menopause dibagi menjadi empat tahap yaitu masa pramenopause,
menopause ,pasca menopause , dan senium.
1. Pramenopause
a. Pengertian
Merupakan masa perubahan antara pramenopause dan pasca menopause. Fase ini
ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur. Pada kebanyakan wanita siklus haidnya
>38 hari dan sisanya <18 hari. Sebanyak 40% wanita mengalami siklus haid yang
anovulatorik.
b. Tanda tanda pre menopause
Wanita yang mengalami masa menopause, baik menopause dini, pre-menopause
dan post menopause, umumnya mengalami gejala puncak (klimakterium) dan
mempunyai masa transisi atau masa peralihan. Fase ini disebut dengan periode
klimakterium (climacterium= tahun perubahan, pergantian tahun yang berbahaya).
Periode klimakterium ini disebut pula sebagai periode kritis yang ditandai dengan rasa
terbakar (hot flush), haid tidak teratur, jantung berdebar dan nyeri saat berkemih. Hal
ini disebabkan karena keluarnya hormon dari ovarium (indung telur) berkurang, masa
haid menjadi tidak teratur dan kemudian hilang sama sekali. Perubahan-perubahan
dalam system hormonal ini mempengaruhi segenap konstitusi psikosomatis (rohani
dan jasmani),sehingga berlangsung proses kemunduran. Banyaknya perubahan dan
kemunduran tersebut menimbulkan krisis dalam kehidupan psikis pribadi yang
bersangkutan Pada umumnya, menopause ini diawali dengan suatu proses
pengakhiran maka munculah tanda tanda .antara lain:
a) Menstruasi menjadi tidak lancar dan tidak teratur
b) Kotoran haid yang keluar banyak sekali,ataupun sangat sedikit.
c) Muncul gangguan-gangguan vasomotoris berupa penyempitan pada
pembuluh-pembuluh darah
d) Merasa pusing disertai sakit kepala
e) Berkeringat tiada hentinya
Semua keluhan ini disebut fenomena klimakteris, akibat dari timbulnya modifikasi
atau perubahan fungsi kelenjar-kelenjar selain terjadi perubahan-perubahan fisik, pada
tahap pre menopause terjadi pula pergeseran atau erosi dalam kehidupan psikis pribadi
yang bersangkutan. (Proverawati, 2010, p.32).
2. Menopause
mulai muncul.
Pada psikologis terjadi : Ingatan menurun, kecemasan, mudah tersinggung, stress,
depresi. Tanda-tanda terjadinya menopause antara lain Perdarahan, Rasa panas
dan keringat malam, gangguan berkemih, gejala emosional, perubahan fisik yang
lain (Baziad, 2008, p.116).
3. Pascamenopause
Adalah setelah menopause sampai senium yang dimulai setelah 12 bulan
amenorea. Kadar FSH dan LH sangat tinggi (>35mIU) dan kadar estradiol sangat
rendah (<30pg/ml). Rendahnya kadar estradiol mengakibatkan endometrium menjadi
atropi sehingga haid tidak mungkin terjadi lagi (Baziad, 2008, p.117).
Masa ini adalah masa setelah haid terakhir seorang wanita. Dengan kata lain,
pascamenopause terjadi setelah masa menopause. Biasanya, keadaan fisik dan
psikologisnya
sudah
dapat
menyesuaikan
dii
dengan
perubahan-perubahan
hormonalnya.
4. Senium
Seorang wanita dikatakan senium bila telah memasuki usia pascamenopause lanjut sampai
usia >65 tahun. (Ali baziad, 2008, p117). Baziad, Ali. (2003), Menopause dan
Andropause: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta
2.1.6. Patofisiologi
Ovarium wanita memiliki jumlah oosit terbesar selama bulan kelima kehamilan dan
memiliki sekitar 1.000.000 - 2.000.000 oosit saat lahir. Pada saat masa penuaan,
proses atresia mengurangi jumlah oosit, sehingga di masa menopause seorang wanita
mungkin hanya memiliki beberapa ratus hingga beberapa ribu oosit saja yang
tertinggal. Ovarium tersebut memproduksi 3 hormon penting yaitu estrogen,
progesteron, dan androgen.
Estrogen secara endogen memproduksi Estrone (E1),estradiol (E2) dan estriol
(E3). Estradiol (E2) diproduksi oleh folikel ovarium dominan selama siklus
menstruasi bulanan dan merupakan estrogen alami yang paling ampuh. Estrone (E1)
adalah bentuk dominan estrogen selama menopause. Ini diproduksi dalam jumlah
kecil oleh ovarium dan kelenjar adrenal, dan terutama diturunkan oleh konversi
perifer androstenedion dalam jaringan adiposa.
Progesteron diproduksi oleh korpus luteum dan menyebabkan penebalan
endometrium dalam persiapan untuk penempelan ovum yang telah dibuahi.
Progesteron juga menghambat tindakan estrogen pada jaringan tertentu. Pada wanita
yang anovulatori, tidak ada korpus luteum terbentuk. Oleh karena itu, estrogen sering
tidak terhalangi. Hal ini dapat mengakibatkan penumpukan pada endometrium,
menyebabkan perdarahan menstruasi yang tidak teratur pada fase perimenopause.
Pembentukan korpus luteum mengawali fase sekretori di mana estrogen,
progesteron, dan androgen juga dikeluarkan. Estrogen menyebabkan proliferasi
seluler, sedangkan progesteron menyebabkan penebalan dan peningkatan sekresi pada
endometrium. Jika kehamilan tidak terjadi, kadar estrogen dan progesteron turun
bertahap. Penurunan hormon ini memberi tanda bagi penebalan lapisan dalam rahim
untuk dikeluarkan, menyebabkan perdarahan menstruasi dan memberi tanda bagi
ovarium untuk memulai proses kembali lagi dengan mulai menumbuhkan lebih
banyak folikel untuk ovum baru dan siklus baru.
1. Ovarium pada saat menopause tidak lagi menghasilkan estradiol (E2) atau inhibin dan
progesteron dalam jumlah yang bermakna, dan estrogen hanya dibentuk dalam jumlah
kecil. Oleh karena itu, FSH (Folicle Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing
Hormone) tidak lagi dihambat oleh mekanisme umpan balik negatif estrogen dan
progesteron yang telah menurun dan sekresi FSH dan LH menjadi meningkat dan
FSH dan LH plasma meningkat ke tingkat yang tinggi. Fluktuasi FSH dan LH
sertaberkurangnya kadar estrogen menyebabkan munculnya tanda dan gejala
menopause, antara lain rasa hangat yang menyebar dari badan ke wajah (hot flashes),
gangguan tidur, keringat di malam hari, perubahan urogenital, osteopenia/ kepadatan
tulang rendah, dan lain-lain.7 Heffner LJ, Schust DJ. At a glance sistem reproduksi.
Ed. 2. Jakarta: Erlangga; 2008.h.56-7.
Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan usia, yaitu usia antara 40-65 tahun.
Setelah itu perlu ditanyakan pola haid pada wanita tersebut untuk mengetahui
apakah wanita tersebut berada pada usia premenopause, perimenopause
menopause, atau pascamenopause. Kemudian tanyakan keluhan yang muncul.
Keluhan yang paling pertama dirasakan adalah keluhan vasomotorik. Keluhan ini
dapat muncul premenopause, perimenopause, menopause, atau pascamenopause.
Berat ringannya keluhan berbeda-beda pada setiap wanita. Keluhan
vasomotorik tampil berupa semburan panas (hot flushes) yang dirasakan mulai dari
bagian dada menjalar ke leher dan kepala. Kulit didaerahdaerah tersebut terlihat
kemerahan. Segera setelah timbul semburan panas daerah yang terkena semburan
tersebut mengeluarkan banyak keringat. Pasien mengeluh jantung berdebar-debar,
sakit kepala dan perasaan kurang nyaman. Pasien ingin selalu berada ditempat
dingin.
Frekuensi kemunculan semburan panas perharinya sangat berbeda. Sebanyak
70% wanita mengalami semburan panas satu tahun setelah menopause dan 5 tahun
setelah menopause hanya 25% yang mengalaminya. Pada wanita dengan
menopause prekoks, kejadian semburan panas cukup tinggi, yaitu 70-90%.
Semburan panas akan diperberat dengan adanya stress, alkohol, kopi, makanan dan
minuman panas. Semburan panas dapat juga terjadi akibat reaksi alergi dan pada
keadaan hipotiroid. Selain itu, obat-obat tertentu seperti insulin, niasin, nifedipine
dan antiestrogen dapat juga menyebabkan semburan panas.
Keluhan lain adalah keluhan psikologik berupa perasaan takut, gelisah,
mudah tersinggung, lekas marah, sulit berkonsentrasi, perubahan perilaku, depresi
dan gangguan libido. Pada sistem urogenital muncul keluhan nyeri senggama,
vagina kering, keputihan dan infeksi. Kulit menjadi kering dan menipis, gatal,
keriput. Muncul keluhan oral discomfort, berupa mulut kering yang persisten dan
rasa terbakar atau panas. Dalam jangka panjang dampak kekurangan estrogen
adalah meningkatnya kejadian osteoporosis, demensia, penyakit jantung koroner,
stroke dan kanker usus besar.
Perlu ditekankan bahwa banyak wanita yang memasuki usia menopause tidak
mengalami keluhan apapun. Meskipun mereka mengalami keluhan, dampak jangka
panjang
dari
kekurangan
estrogen
adalah
timbulnya
osteoporosis
yang
Pemeriksaan hormon FSH, LH dan estradiol tidaklah mutlak. Dari usia dan
keluhan yang muncul, diagnosis sudah dapat ditegakkan. Bila pasien tidak
mendapat haid dalam > 6 bulan, maka pada umumnya kadar FSH dan LH tinggi,
sedangkan kadar estrdiol sudah rendah. Nalisis hormonal baru dilakukan bila
keluhan yang muncul belum tentu akibat kekurangan estrogen. Pada usia pra dan
perimenopause, hormon yang diperiksa adalah FSH, LH dan estradiol. Tidak jarang
pada keadaan seperti ini ditemukan FSH, LH dan estradiol tinggi, namun pasien
telah ada keluhan. Keluhan vasomotorik sering ditemukan pada keadaan estrogen
tinggi.
Meskipun kadar estrogen tinggi, pengobatan tetap diberikan karena pasien
telah memiliki keluhan. Pada keadaan seperti ini dianjurkan pemeriksaan T3,T4
dan TSH karena baik hipertiroid maupun hipotiroid dapat menimbulkan keluhan
yang menyrupai kelhan klimakterik. Bila ternyata kadar T3,T4 dan TSH normal,
maka kemungkinan besar terjadi fluktuasi estradiol dalam darah. Pada wanita
seperti itu dapat dicoba pemberian terapi sulih hormon untuk satu bulan dulu dan
kemudian dihentikan. Kemudian tanyakan kepada pasien, apakah keluhan sudah
hilang atau belum. Pada wanita pascamenopause atau menopause prekoks cukup
diperiksa kadar FSH dan Estradiol (E2) darah dan FSH biasanya > 35 mIU/ml dan
kadar estradiol sudah berada <30 pg/ml.