You are on page 1of 8

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam pertumbuhan dan perkembangannya, tanaman melakukan respirasi


dan fotosintesis untuk mendapatkan energi. Dalam melakukan fotosintesis,
tumbuhan memerlukan berbagai macam komponen. Salah satu komponen yang
paling penting adalah air. Karena tanaman juga melakukan penguapan. Penguapan
yang terjadi bersamaan dengan transpirasi pada tumbuhan disebut
evapotranspirasi. Evapotranspirasi sering juga disebut kebutuhan air tanaman.
Kebutuhan air yang terpenuhi dengan baik akan sangat membantu tanaman dalam
tumbuh dan perkembangannya.

Kebutuhan air tanaman yang tercukupi dengan baik bahkan dapat


menghindarkan tanaman dari berbagai jenis penyakit. Iklim/cuaca menentukan
tingkat kebutuhan air suatu tanaman. Tanaman yang dapat beradaptasi akan
mengurangi tingkat penguapan berlebih ketika musim kemarau dengan
menggugurkan daunnya. Sedangkan tanaman yang tidak dapat beradaptasi akan
mati kekeringan.

Untuk menghitung kebutuhan air tanaman digunakan perhitungan.


Perhitungan ini pun tedapat berbagai macam metode. Salah atunya metode
Blaney-Criddle yang telah dilakukan dalam praktikum iklim mikro pada
tumbuhan.

Dalam praktikum “Kebutuhan Air Tanaman ini” akan dilakukan


pengkajian tentang kebutuhan air yang dibutuhkan oleh tanaman dengan
menggunakan literatur dan jurnal yang ada.

B. Tujuan
Dalam praktikum yang merupakan acara kelima dari praktikum
agroklimatologi ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui cara pengukuran kebutuhan air tanaman secara langsung dan


empiris.
2. Menghitung kebutuhan air tanaman dengan rumus empiris berdasrkan data
unsur iklim/cuaca tersedia.

II. LANDASAN TEORI


Air dalam tanah juga dapat naik ke udara melalui tumbuh-tumbuhan.
Peristiwa ini disebut evapotranspirasi. Banyaknya berbeda-beda, tergantung dari
kadar kelembaban tanah dan jenis tumbuh-tumbuhan. Transpirasi dan evaporasi
dari permukaan tanah bersama-sama disebut evapotranspirasi atau kebutuhan air.
Jika air yang tersedia dalam tanah cukup banyak maka evapotranspirasi itu disebut
evapotranspirasi potensial.

Mengingat faktor-faktor yang mempengaruhi evapotranspirasi itu banyak


dan lebih sulit daripada faktor yang mempengaruhi evaporasi maka banyaknya
evapotranspirasi tidak dapat diperkirakan dengan teliti. Akan tetapi
evapotranspirasi adalah faktor dasar untuk menentukan kebutuhan air dalam
rencana irigasi dan merupakan proses yang penting dalam siklus hidrologi. Oleh
sebab itu maka telah banyak jenis dan cara penentuannya yang telah diadakan.

Metode Blaney-Criddle
Metode ini untuk memprakirakan besarnya evapotranspirasi potensial
(PET) pada awalnya dikembangkan untuk memprakirakan besarnya konsumsi air
irigasi di Amerika Serikat.

ETo = c p(0,142 T+8

Dalam grafik, faktor koreksi dari p(0,142 T+8 sebagai sumbu x dan ETo
sebagai sumbu y. ETo adalah evaporasi potensial dengan satuan mm/hr, c adalah
faktor koreksi, yaitu fungsi dari kelembaban relatif minimum, lama penyinaran,
dan kecepatan angin, p adalah persentase lama penyinaran rata-rata (dugaan
berdasarkan bulan dan letak tempat) dan T adalah suhu.

Metode Radiasi

ETo = c(W x Qs)

W adalah faktor pemberat berdasrkan ketinggian tempat dan suhu rata-


rata, Qs adalah radiasi gelombang pendek yang diterima oleh bumi. Qs senditi
dapat dicari dengan persamaan,

Qs = Qa (0,29 + 0,58n/D)

Dengan Qa adalah radiasi gelombang ekstraressial, n adalah lama


penyinaran dalam jam dan D adalah lama penyinaran maksimum.

Metoda Penman

Metoda penman pada mulanya dikembangkan untuk menentukan besarnya


evaporasi dari permukaan air terbuka. Dalam perkembangannya metoda tersebut
juga dikembangkan untuk menentukan besarnya evapotranspirasi potensial (PET).

ETo = c c W.Qn+1-W fu (ew-ea)

Qn adalah radiasi netto dalam satuan mm/hari, f(u) adalah fungsi


kecepatan angin, (ew - ea) adalah perbedaan tekanan uap air jenuh dan tekanan
uap air nyata, dimana Qn dapat dicari dengan persamaan,

Qn = Qs (1 – r) – Qc

Dengan Qs adalah radiasi gelombang pendek, r adlah nilai albedo yaitu


0,25 dan Qc adalah radiasi gelombang panjang.
Metode panci evaporasi

Metode panci evaporasi berbasis pada hasil pengukuran evaporasi atau


penguapan menggunakan alat fungsi panci evaporasi. Bentuk persamaannya
adalah,

ETo = Kp x Epanci.

Kp adalah koefisien panci yang tergantung pada lingkungan lokasi panci,


kelembaban relatif rata-rata, kondisi tanaman pada lokasi, kecepatan angin harian,
dan jarak tanaman atau permukaan tanaman yang diukur searah dengan datangnya
matahari.

Pengukuran langsung

Pengukuran langsung dapat dilakukan menggunakan panci evaporasi ynag


telah dikalibrasikan dengan faktor koreksi tanaman dan limsinmeter. Lisinmeter
adalah stimulasi model pendektan neraca air yang berbentuk bejana dan diisi
tanah yang ditanami dengan tanaman yang sesuai denagna keadaan di sekitarnya.
Pengukuran langsung juga mempunyai persamaan untuk menghitung banyaknya
jumlah air yang menguap. Persamaan tersebut adalah,

C + S = E + Pk + DP

Dimana C adalah curah hujan pada derah tersebut, S adalah air siraman
waktu Rs yang dimasudkan, E adalah evapotranspirasi, Pk adlah air perkolasi, dan
DP adlah jumlah air untuk penjenuhan sampai kapasitas lapang.

Agar nilai evaporimeter yang diperoleh alamiah, tanah dan tanaman yang
diisikan sedapat mungkin menyamai keadaan lingkungannya.untuk memenuhi hal
tersebut, diperlukan beberapa persyaratan yaitu :

1. Ukuran evapotranspirometer harus cukup besar untuk menghindarkan


pengaruh pinggiran dinding bejana dan tertekannya perakaran.
2. Dinding bejana hendaknya dibuat atau dilapisi suatu bahan mengkilat atau
tahan karat, kuat dan berdaya hantar panas yang rendah agar pengaruh
pemanasan oleh dinding terhadap isinya serendah mungkin.
3. Keadaan fisik tanah di dalam bejana harus sama dengan di luarnya.
4. Untuk memperoleh data evaporasi suatu jenias tanaman tertentu dari suatu
percobaan pertanaman.

III. METODELOGI

Alat dan Bahan

1. Kertas Folio
2. Kertas HVS A4
3. Alat tulis
4. Penggaris
5. Penghapus
V. KESIMPULAN

Kesimpulan

1. Kebutuhan air tanaman adalah jumlah air yang diperlukan untuk


memenuhi kehilangan air melalui proses evapotranspirasi tanaman yang
bebas penyakit dan tumbuh pada daerah pertanian cukup air dan tingkat
lingkungan bauk yang dapat mendukung perkembangan tanaman.
2. Pengukuran kebutuhan air tanaman dapat dilakukan dengan cara
pengukuran secara langsung atau pengukuran secara empiris.
3. Pengukuran secara langsung menggunakan panci evapotranspirometer dan
lisinmeter.
4. Pemasangan alat tersebut harus sesuai dengan peraturan agar mendapatkan
hasil yang valid dan akurat.
5. Pengukuran secara tidak langsung dengan menggunakan persamaan
empiris.
6. Metode persamaan empiris tersebut antara lain dengan metode Blaney-
Criddle, metode Radiasi, metode Penman, dan metode panci evaporasi.
7. Pengukuran menggunakan persamaan empiris hanya menitikberatkan pada
salah satu faktor evapotranspirasi dan kurang memperhatikan faktor lain
yang sering berubah.

Saran

Pada praktikum selanjutnya hendaknya melakukan pengamatan secara


langsung dan tidak haya terpaku pada teori semata.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2008. Petunjuk Praktikum Agroklimatologi. Laboratorium Teknik


Sumberdaya Alam Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. UGM.
Yogyakarta.
Benyamin Lakitan. 1994. Dasar-dasar Klimatologi. PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta
Doronbos, J. 1976. Agro Meteorological Field Stations. Irigation and Drainage
Paper. No. 27. FAO. Rome
ILACO B.V. 1981. Agricultural Compendium For Rural Development in The
Tropics and Subtropics. Elsevier Science Publishers B.V
Hanafi. 1988. Klimatologi. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Bandung
Masrukhi.2010. Petunjuk Praktikum Agroklimatologi. Fakultas Pertanian
Universitas Jenderal Soedirman.
Prawiro wardoyo, Susilo 1996. Meteorologi. ITB. Bandung.
Waryono, dkk. 1987. Pengantar Meteorologi dan Klimatologi. PT Bina Ilmu.
Surabaya.
Wisnubroto, Soekardi, dkk. 1981. Asas-Asas Meteorologi Pertanian. Ghalia
Indonesia. Jakarta

You might also like