You are on page 1of 14

Sistem Ekonomi Kerakyatan

Sistem Ekonomi Kerakyatan merupakan sistem ekonomi yang mengacu pada amanat konstitusi
nasional, sehingga landasan konstitusionalnya adalah produk hukum yang mengatur (terkait dengan)
perikehidupan ekonomi nasional yaitu:
1) Pancasila (Sila Ketuhanan, Sila Kemanusiaan, Sila Persatuan, Sila Kerakyatan, dan Sila
Keadilan Sosial)
2) Pasal 27 ayat (2) UUD 1945: “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”.
3) Pasal 28 UUD 1945: ““Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran
dengan lisan dan tertulis dan sebagainya ditetapkan dengan Undang-undang.”
4) Pasal 31 UUD 1945: “Negara menjamin hak setiap warga negara untuk memperoleh
pendidikan”
5) Pasal 33 UUD 1945:
1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.
2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang
banyak dikuasai oleh negara.
3) Bumi dan air dan kekayaan yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
6).Pasal 34 UUD 1945: "Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara."

Nilai-Nilai Dasar Sistem Ekonomi Kerakyatan


Sistem Ekonomi Kerakyatan mengacu pada nilai-nilai Pancasila sebagai sistem nilai bangsa
Indonesia yang tujuannya adalah mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dengan
salah satu unsur intrinsiknya adalah Ekonomi Pancasila (Mubyarto: 2002) yang nilai-nilai dasar sebagai
berikut
1) Ketuhanan, di mana “roda kegiatan ekonomi bangsa digerakkan oleh rangsangan ekonomi, sosial,
dan moral”.
2). Kemanusiaan, yaitu : “kemerataan sosial, yaitu ada kehendak kuat warga masyarakat untuk
mewujudkan kemerataan sosial, tidak membiarkan terjadi dan berkembangnya ketimpangan ekonomi
dan kesenjangan sosial”.
3).Kepentingan Nasional (Nasionalisme Ekonomi), di mana “nasionalisme ekonomi; bahwa dalam
era globalisasi makin jelas adanya urgensi terwujudnya perekonomian nasional yang kuat, tangguh, dan
mandiri”.
4).Kepentingan Rakyat Banyak (Demokrasi ekonomi) : “demokrasi ekonomi berdasar kerakyatan
dan kekeluargaan; koperasi dan usaha-usaha kooperatif menjiwai perilaku ekonomi perorangan dan
masyarakat”.
5). Keadilan Sosial, yaitu : “keseimbangan yang harmonis, efisien, dan adil antara perencanaan
nasional dengan desentralisasi ekonomi dan otonomi yang luas, bebas, dan bertanggungjawab, menuju
pewujudan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.

Substansi Demokrasi Ekonomi


Berdasarkan bunyi kalimat pertama penjelasan Pasal 33 UUD 1945, dapat dirumuskan perihal
substansi ekonomi kerakyatan dalam garis besarnya mencakup tiga hal sebagai berikut.
Partisipasi seluruh anggota masyarakat dalam proses pembentukan produksi nasional.
Partisipasi seluruh anggota masyarakat dalam proses pembentukan produksi nasional
menempati kedudukan yang sangat penting dalam sistem ekonomi kerakyatan. Hal itu tidak hanya
penting untuk menjamin pendayagunaan seluruh potensi sumberdaya nasional, tetapi juga penting
sebagai dasar untuk memastikan keikutsertaan seluruh anggota masyarakat turut menikmati hasil
produksi nasional tersebut. Hal ini sejalan dengan bunyi Pasal 27 UUD 1945 yang menyatakan, "Tiap-
tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusian."
Partisipasi seluruh anggota masyarakat dalam turut menikmati hasil produksi nasional.
Artinya, dalam rangka ekonomi kerakyatan, harus ada jaminan bahwa setiap anggota
masyarakat turut menikmati hasil produksi nasional, termasuk para fakir miskin dan anak-anak
terlantar. Hal itu antara lain dipertegas oleh Pasal 34 UUD 1945 yang menyatakan, "Fakir miskin dan
anak-anak terlantar dipelihara oleh negara." Dengan kata lain, dalam rangka ekonomi kerakyatan atau
demokrasi ekonomi, negara wajib menyelenggarakan sistem jaminan sosial bagi fakir miskin dan anak-
anak terlantar di Indonesia.
Kegiatan pembentukan produksi dan pembagian hasil produksi nasional itu harus berlangsung
di bawah pimpinan atau penilikan anggota-anggota masyarakat.
Artinya,dalam rangka ekonomi kerakyatan atau demokrasi ekonomi, anggota masyarakat tidak
boleh hanya menjadi objek kegiatan ekonomi. Setiap anggota masyarakat harus diupayakan agar
menjadi subjek kegiatan ekonomi. Dengan demikian, walau pun kegiatan pembentukan produksi
nasional dapat dilakukan oleh para pemodal asing, tetapi penyelenggaraan kegiatan-kegiatan itu harus
tetap berada di bawah pimpinan dan pengawasan anggota-anggota masyarakat. Unsur ekonomi
kerakyatan yang ketiga ini mendasari perlunya partisipasi seluruh anggota masyarakat dalam turut
memiliki modal atau faktor-faktor produksi nasional. Modal dalam hal ini tidak hanya terbatas dalam
bentuk modal material (material capital), tetapi mencakup pula modal intelektual (intelectual capital)
dan modal institusional (institusional capital). Sebagai konsekuensi logis dari unsur ekonomi
kerakyatan yang ketiga itu, negara wajib untuk secara terus menerus mengupayakan terjadinya
peningkatkan kepemilikan ketiga jenis modal tersebut secara relatif merata di tengah-tengah
masyarakat. Negara wajib menjalankan misi demokratisasi modal melalui berbagai upaya sebagai
berikut:
1) Demokratisasi modal material; negara tidak hanya wajib mengakui dan melindungi hak
kepemilikan setiap anggota masyarakat. Negara juga wajib memastikan bahwa semua anggota
masyarakat turut memiliki modal material. Jika ada di antara anggota masyarakat yang sama
sekali tidak memiliki modal material, dalam arti terlanjur terperosok menjadi fakir miskin atau
anak-anak terlantar, maka negara wajib memelihara mereka.
2) Demokratisasi modal intelektual; negara wajib menyelenggarakan pendidikan nasional
secara cuma-cuma. Artinya, dalam rangka ekonomi kerakyatan atau demokrasi ekonomi,
penyelenggaraan pendidikan berkaitan secara langsung dengan tujuan pendirian negara untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan tidak boleh dikomersialkan. Negara memang tidak
perlu melarang jika ada pihak swasta yang menyelenggarakan pendidikan, tetapi hal itu sama
sekali tidak menghilangkan kewajiban negara untuk menanggung biaya pokok penyelenggaraan
pendidikan bagi seluruh anggota masyarakat yang membutuhkannya.
3) Demokratisasi modal institusional; tidak ada keraguan sedikit pun bahwa negara
memang wajib melindungi kemerdekaan setiap anggota masyarakat untuk berserikat,
berkumpul, dan menyatakan pendapat. Secara khusus hal itu diatur dalam Pasal 28 UUD 1945,
“Kemerdekaan bersrikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tertulis dan
sebagainya ditetapkan dengan Undang-undang.” Kemerdekaan anggota masyarakat untuk
berserikat, berkumpul, dan menyatakan pendapat tersebut tentu tidak terbatas dalam bentuk
serikat-serikat sosial dan politik, tetapi meliputi pula serikat-serikat ekonomi. Sebab itu, tidak
ada sedikit pun alasan bagi negara untuk meniadakan hak anggota masyarakat untuk membentuk
serikat-serikat ekonomi seperti serikat tani, serikat buruh, serikat nelayan, serikat usaha kecil-
menengah, serikat kaum miskin kota dan berbagai bentuk serikat ekonomi lainnya, termasuk
mendirikan koperasi.
Ciri (Karakteristik) Demokrasi Ekonomi
1) Peranan vital negara (pemerintah).
Sebagaimana ditegaskan oleh Pasal 33 ayat 2 dan 3 UUD 1945, negara memainkan peranan
yang sangat penting dalam sistem ekonomi kerakyatan. Peranan negara tidak hanya terbatas sebagai
pengatur jalannya roda perekonomian. Melalui pendirian Badan-badan Usaha Milik Negara (BUMN),
yaitu untuk menyelenggarakan cabangcabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai
hajat hidup orang banyak, negara dapat terlibat secara langsung dalam penyelenggaraan berbagai
kegiatan ekonomi tersebut. Tujuannya adalah untuk menjamin agar kemakmuran masyarakat senantiasa
lebih diutamakan daripada kemakmuran orang seorang, dan agar tampuk produksi tidak jatuh ke tangan
orang seorang, yang memungkinkan ditindasnya rakyat banyak oleh segelintir orang yang berkuasa.
2) Efisiensi ekonomi berdasar atas keadilan, partisipasi, dan keberlanjutan.
Tidak benar jika dikatakan bahwa sistem ekonomi kerakyatan cenderung mengabaikan efisiensi
dan bersifat anti pasar. Efisiensi dalam sistem ekonomi kerakyatan tidak hanya dipahami dalam
perspektif jangka pendek dan berdimensi keuangan, melainkan dipahami secara komprehensif dalam
arti memperhatikan baik aspek kualitatif dan kuantitatif, keuangan dan non-keuangan, maupun aspek
kelestarian lingkungan. Politik ekonomi kerakyatan memang tidak didasarkan atas
pemerataan,pertumbuhan, dan stabilitas, melainkan atas keadilan, partisipasi, dan keberlanjutan.
3) Mekanisme alokasi melalui perencanaan pemerintah, mekanisme pasar, dan kerjasama
(kooperasi).
Mekanisme alokasi dalam sistem ekonomi kerakyatan, kecuali untuk cabang-cabang produksi
yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak, tetap di dasarkan atas
mekanisme pasar. Tetapi mekanisme pasar bukan satu-satunya. Selain melalui mekanisme pasar,
alokasi juga didorong untuk diselenggaran melalui mekanisme usaha bersama (koperasi). Mekanisme
pasar dan koperasi dapat diibaratkan seperti dua sisi dari sekeping mata uang yang sama dalam
mekanisme alokasi sistem ekonomi kerakyatan.
4) Pemerataan penguasaan faktor produksi.
Dalam rangka itu, sejalan dengan amanat penjelasan pasal 33 UUD 1945, penyelenggaraan
pasar dan koperasi dalam sistem ekonomi kerakyatan harus dilakukan dengan terus menerus melakukan
penataan kelembagaan, yaitu dengan cara memeratakan penguasaan modal atau faktor-faktor produksi
kepada segenap lapisan anggota masyarakat. Proses sistematis untuk mendemokratisasikan penguasaan
faktor-faktor produksi atau peningkatan kedaulatan ekonomi rakyat inilah yang menjadi substansi
sistem ekonomi kerakyatan.
5) Koperasi sebagai sokoguru perekonomian.
Dilihat dari sudut Pasal 33 UUD 1945, keikutsertaan anggota masyarakat dalam memiliki
faktor-faktor produksi itulah antara lain yang menyebabkan dinyatakannya koperasi sebagai bangun
perusahaan yang sesuai dengan sistem ekonomi kerakyatan. Sebagaimana diketahui, perbedaan
koperasi dari perusahaan perseroan terletak pada diterapkannya prinsip keterbukaan bagi semua pihak
yang mempunyai kepentingan dalam lapangan usaha yang dijalankan oleh koperasi untuk turut menjadi
anggota koperasi (Hatta, 1954, hal. 218)
6) Pola hubungan produksi kemitraan, bukan buruh-majikan.
Pada koperasi memang terdapat perbedaan mendasar yang membedakannya secara diametral
dari bentuk-bentuk perusahaan yang lain. Di antaranya adalah pada dihilangkannya pemilahan buruh-
majikan, yaitu diikutsertakannya buruh sebagai pemilik perusahaan atau anggota koperasi.
Sebagaimana ditegaskan oleh Bung Hatta, "Pada koperasi tak ada majikan dan tak ada buruh,
semuanya pekerja yang bekerjasama untuk menyelenggarakan keperluan bersama" (Ibid., hal. 203).
Karakter utama ekonomi kerakyatan atau demokrasi ekonomi pada dasarnya terletak pada
dihilangkannya watak individualistis dan kapitalistis dari wajah perekonomian Indonesia. Secara mikro
hal itu antara lain berarti diikutsertakannya pelanggan dan buruh sebagai anggota koperasi atau pemilik
perusahaan. Sedangkan secara makro hal itu berarti ditegakkannya kedaulatan ekonomi rakyat dan
diletakkannya kemakmuran masyarakat di atas kemakmuran orang seorang.
7) Kepemilikan saham oleh pekerja.
Dengan diangkatnya kerakyatan atau demokrasi sebagai prinsip dasar sistem perekonomian
Indonesia, prinsip itu dengan sendirinya tidak hanya memiliki kedudukan penting dalam menentukan
corak perekonomian yang harus diselenggarakan oleh negara pada tingkat makro. Ia juga memiliki
kedudukan yang sangat penting dalam menentukan corak perusahaan yang harus dikembangkan pada
tingkat mikro. Perusahaan hendaknya dikembangkan sebagai bangun usaha yang dimiliki dan dikelola
secara kolektif (kooperatif) melalui penerapan polapola Kepemilikan Saham oleh Pekerja. Penegakan
kedaulatan ekonomi rakyat dan pengutamaan kemakmuran masyarakat di atas kemakmuran orang
seorang hanya dapat dilakukan dengan menerapkan prinsip tersebut

Tujuan dan Sasaran Demokrasi Ekonomi


Bertolak dari uraian tersebut, dapat ditegaskan bahwa tujuan utama penyelenggaraan sistem
ekonomi kerakyatan pada dasarnya adalah untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia melalui peningkatan kemampuan masyarakat dalam mengendalikan jalannya roda
perekonomian. Bila tujuan utama ekonomi kerakyatan itu dijabarkan lebih lanjut, maka sasaran pokok
ekonomi kerakyatan dalam garis besarnya meliputi lima hal berikut:
1. Tersedianya peluang kerja dan penghidupan yang layak bagi seluruh anggota masyarakat.
2. Terselenggaranya sistem jaminan sosial bagi anggota masyarakat yang membutuhkan, terutama fakir
miskin dan anak-anak terlantar.
3. Terdistribusikannya kepemilikan modal material secara relatif merata di antara anggota masyarakat.
4. Terselenggaranya pendidikan nasional secara cuma-cuma bagi setiap anggota masyarakat.
5. Terjaminnya kemerdekaan setiap anggota masyarakat untuk mendirikan dan menjadi anggota
serikat-serikat ekonomi.

Sistem Ekonomi Kapitalisme

Pemikiran Kapitalisme adalah sebuah sistem ekonomi yg filsafat sosial dan politiknya
didasarkan kepada azas pengembangan hak milik pribadi dan pemeliharaannya serta perluasan faham
kebebasan. Sistem ini telah banyak melahirkan malapetaka terhadap dunia. Tetapi ia terus melakukan
tekanan tekanannya dan campur tangan politis sosial dan kultural terhadap bangsa-bangsa di dunia.

Prinsip-prinsip Kapitalisme

 Mencari keuntungan dgn berbagai cara dan sarana kecuali yg terang-terangan dilarang negara
krn merusak masyarakat seperti heroin dan semacamnya.

 Mendewakan hak milik pribadi dgn membuka jalan selebar-lebarnya agar tiap orang
mengerahkan kemampuan dan potensi yg ada utk meningkatkan kekayaan dan memeliharanya
serta tidak ada yg menjahatinya. Karena itu dibuatlah peraturan-peraturan yg cocok utk
meningkatkan dan melancarkan usaha dan tidak ada campur tangan negara dalam kehidupan
ekonomi kecuali dalam batas-batas yg yg sangat diperlukan oleh peraturan umum dalam rangka
mengokohkan keamanan.

 Perfect Competition .

 Price system sesuai dgn tuntutan permintaan dan kebutuhan dan bersandar pada peraturan harga
yg diturunkan dalam rangka mengendalikan komoditas dan penjualannya.

Bentuk Kapitalisme
 Kapitalisme perdagangan yg muncul pada abad ke-16 setelah dihapusnya sistem feodal.
Dalam sistem ini seorang pengusaha mengangkat hasil produksinya dari satu tempat ke tempat
lain sesuai dgn kebutuhan pasar. Dengan demikian ia berfungsi sebagai perantara antara
produsen dan konsumen

 Kapitalisme industri yg lahir krn ditopang oleh kemajuan industri dgn penemuan mesin uap
oleh James Watt tahun 1765 dan mesin tenun tahun 1733. Semua itu telah membangkitkan
revolusi industri di Inggris dan Eropa menjelang abad ke-19. Kapitalisme industri ini tegak di
atas dasar pemisahan antara modal dan buruh yakni antara manusia dan mesin.

 Sistem Kartel yaitu kesepakatan perusahaan-perusahaan besar dalam membagi pasaran


internasional. Sistem ini memberi kesempatan utk memonopoli pasar dan pemerasan seluas-
luasnya. Aliran ini tersebvar di Jerman dan Jepang.

 Sistem Trust yaitu sebuah sistem yg membentuk satu perusahaan dari berbagai perusahaan yg
bersaing agar perusahaan tersebut lbh mampu berproduksi dan lbh kuat utk mengontrol dan
menguasai pasar.

Pemikiran dan Keyakinan-keyakinan lainnya Aliran naturalisme yg merupakan dasar kapitalisme ini
sebenarnya menyerukan hal-hal sebagai berikut :

 Kehidupan ekonomi yg tunduk kepada sistem natur yg bukan buatan manusia. Dengan sifat
seperti itu akan mampu mewujudkan pengembangan hidup dan kemajuan secara simultan.

 Tidak ada campur tangan negara dalam kehidupan ekonomi dan membatasi tugasnya
hanya utk melindungi pribadi-pribadi dan kekayaan serta menjaga keamanan dan membela
negara.

 Kebebasan ekonomi bagi tiap individu di mana ia mempunyai hak utk menekuni dan memilih
pekerjaan yg sesuai dgn kemauannya. Tentang kebebasan seperti ini diungkapkan dalam sebuah
prinsip yg sangat masyur dgn semboyan “Biarkan ia bekerja dan biarkan ia berlalu.”

 Kepercayaan kapitalisme terhadap kebebasan yg tiada batas telah membawa kekacauan


keyakinan dan perilaku. Ini melahirkan berbagai konflik di Barat yg kemudian melanda dunia
sebagai akibat dari kehampaan pemikiran dan kekosongan ruhani.

 Rendahnya upah dan tuntutan yg tinggi mendorong tiap anggota keluarga bekerja. Akibvatnya
tali kekeluargaan putus dan sendi-sendi sosial di kalangan mereka runtuh.

Pendapat Adam Smith yg paling penting ialah tentang ketergantungan peningkatan perekonomian
kemajuan dan kemakmuran kepada kebebasan ekonomi yg tercermin pada Kebebasan individu yg
memberikan seseorang bebas memilih pekerjaannya sesuai dgn kemampuannya yg dapat mewujudkan
penghasilan yg dapat memenuhi kebutuhan dirinya. Kebebasan berdagang di mana produktivitas
peredaran produksi dan distribusinya berlangsung dalam iklim persaingan bebas.

Kaum kapitalis memandang kebebasan adl suatu kebutuhan bagi individu utk menciptakan keserasian
antara dirinya dan masyarakat. Sebab kebebasan itu adl suatu kekuatan pendorong bagi produksi krn ia
benar-benar menjadi hak manusia yg menggambarkan kehormatan kemanusiaan.

Segi-segi Negatif Kapitalisme

 Sitem buatan manusia.Sekelompok kecil pribadi mendominasi pasar utk mencapai


kepentingan sendiri tanpa menghargai kebutuhan masyarakat dan menghormati kepentingan
umum.

 Egoistik.Dalam sistem kapitalisme individu dan sekelompok kecil pribadi mendominasi pasar
utk mencapai kepentingan sendiri tanpa menghargai kebutuhan masyarakat dan menghormati
kepentingan umum.

 Monopolostik.Dalam sistem kapitalisme seorang kapitalis memonopoli komoditas dan


menimbunnya. Apabila barang tersebut habis di pasar ia mengeluarkannya utk dijual dgn harga
mahal yg berlipat ganda mencekik konsumen dan orang-orang lemah.

 Terlalu berpihak kepada hak milik pribadi.Kapitalisme terlalu mengagungkan hak milik
pribadi. Sedangkan komunisme malah menghilangkan hak milik pribadi.

 Persaingan.Sistem dasar kapitalisme membuat kehidupan menjadi arena perlombaan harga.


Semua orang berlomba mencari kemenangan. Sehingga kehidupan dalam sistem kapitalisme
berubah menjadi riba di mana yg kuat menerkam yg lemah. Hal ini sering menimbulkan
kebangkrutan pabrik atau perusahaan tertentu.

 Perampasan tenaga produktif.Kapitalisme membuat para tenaga kerja sebagai barang


komoditas yg harus tunduk kepada hukum permintaan dan kebutuhan yg menjadikan dia
sebagai barang yg dapat ditawarkan tiap saat. Pekerja ini bisa jadi sewaktu-waktu diganti dgn
orang lain yg upahnya lbh rendah dan mampu bekerja lbh banyak dan pengabdiannya lbh baik.

 Pengangguran.Suatu fenomena umum dalam masyarakat kapitalis ialah munculnya


pengangguran yg mendorong pemilik perusahaan utk menambah tenaga yg akan
memberatkannya.

 Kehidupan yg penuh gejolak.Ini adl akibat logis dari persaingan yg berlangsung antara dua
kelas. Yang satu mementingkan pengumpulan uang dgn segala cara. Sedangkan yg satu lagi
tidak diberi kesempatan mencari sendiri kebutuhan pokok hidupnya tanpa kenal belas kasihan.

 Penjajahan.Karena didorong mencari bahan baku dan mencari pasar baru utk memasarkan
hasil produksinya kapitalisme memasuki petualangan penjajahan terhadap semua bangsa. Pada
mulanya dalam bentuk penjajahan ekonomi pola pikir politik dan kebudayaan. Kemudian
memperbudak semua bangsa dan mengeksploitasi tenaga-tenaga produktif demi kepentingan
penjajahan.

 Peperangan dan malapetaka.Ummat manusia telah menyaksikan berbagai bentuk


pembunuhan dan pembantaian luar biasa biadabnya. Itu terjadi sebagai akibat logis dari sebuah
penjajahan yg menimpa ummat manusia di bumi yg melahirkan bencana paling keji dan kejam.

 Didominasi hawa nafsu.Orang kapitalisme berpegang kepada prinsip demokrasi politik dan
pemerintahan. Pada umumnya demokrasi yg mereka gembar-gemborkan dibarengi dgn hawa
nafsu yg mendominasi dan jauh dari kebenaran dan keadilan.

 Riba.Sistem kapitalisme tegak di atas landasan riba. Sedangkan riba merupakan akar penyakit
yg membuat seluruh dunia menderita.

 Tidak bermoral.Kapitalisme memandang manusia sebagai benda materi. Karena itu manusia
dijauhkan dari kecenderungan ruhani dan akhlaknya. Bahkan dalam sistem kapitalisme antara
ekonomi dan moral dipisahkan jauh-jauh.

 Kejam.Kapitalisme sering memusnahkan begitu saja komoditas yg lebih dgn cara dibakar atau
dibuang ke laut krn khawatir harga akan jatuh disebabkan banyaknya penawaran. Mereka berani
melakukan itu padahal masih banyak bangsa-bangsa yg menjerit kelaparean.

 Boros.Orang-orang kapitalisme memproduksi barang-barang mewah disertai iklan besar-


besaran tanpa peduli kebutuhan-kebutuhan pokok masyarakat. Sebab yg mereka cari
keuntungan belaka.

 Tidak berperikemanusiaan.Orang kapitalis sering mengusir begitu saja seorang buruh krn
alasan tenaganya kurang produktif. Tetapi kekejaman ini mulai diperingan akhir-akhir ini dgn
adanya perbaikan dalam tubuh kapitalisme.

Sistem Ekonomi Liberal

Ekonomi liberal adalah teori ekonomi yang diuraikan oleh tokoh-tokoh penemu ekonomi klasik
seperti atau French Physiocrats. Sistem ekonomi klasik tersebut mempunyai kaitannya dengan
"kebebasan (proses) alami" yang dipahami oleh sementara tokoh-tokoh ekonomi sebagai ekonomi
liberal klasik. Meskipun demikian, Smith tidak pernah menggunakan penamaan paham tersebut
sedangkan konsep kebijakan dari ekonomi (globalisasi) liberal ialah sistem ekonomi bergerak kearah
menuju pasar bebas dan sistem ekonomi berpaham perdagangan bebas dalam era globalisasi yang
bertujuan menghilangkan kebijakan ekonomi proteksionisme.

Sistem ekonomi liberal klasik

Sistem ekonomi liberal klasik adalah suatu filosofi ekonomi dan politis. Mula-mula ditemukan
pada suatu tradisi penerangan atau keringanan yang bersifat membatasi batas-batas dari kekuasaan dan
tenaga politis, yang menggambarkan pendukungan kebebasan individu.Teori itu juga bersifat
membebaskan individu untuk bertindak sesuka hati sesuai kepentingan dirinya sendiri dan membiarkan
semua individu untuk melakukan pekerjaan tanpa pembatasan yang nantinya dituntut untuk
menghasilkan suatu hasil yang terbaik, yang cateris paribus, atau dengan kata lain, menyajikan suatu
benda dengan batas minimum dapat diminati dan disukai oleh masyarakat (konsumen).

Garis berpaham ekonomi liberal telah pernah dipraktikan oleh sekolah-sekolah di Austria dengan
berupa demokrasi di masyarakat yang terbuka. Paham liberali kebanyakan digunakan oleh negara-
negara di benua Eropa dan Amerika. Seperti halnya di Amerika Serikat, paham liberal dikenali
dengan sebutan mild leftism estabilished.
Ciri ekonomi liberal
 Semua sumber produksi adalah milik masyarakat individu.
 Masyarakat diberi kebebasan dalam memiliki sumber-sumber produksi.
 Pemerintah tidak ikut campur tangan secara langsung dalam kegiatan ekonomi.
 Masyarakat terbagi menjadi dua golongan, yaitu golongan pemilik sumber daya produksi dan
masyarakat pekerja (buruh).
 Timbul persaingan dalam masyarakat, terutama dalam mencari keuntungan.
 Kegiatan selalu mempertimbangkan keadaan pasar.
 Pasar merupakan dasar setiap tindakan ekonomi.
 Biasanya barang-barang produksi yang dihasilkan bermutu tinggi.
Keuntungan
Ada beberapa keuntungan dari suatu sistem ekonomi liberal, yaitu:
 Menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarakat dalam mengatur kegiatan ekonomi, karena
masyarakat tidak perlu lagi menunggu perintah/komando dari pemerintah.
 Setiap individu bebas memiliki untuk sumber-sumber daya produksi, yang nantinya akan
mendorong partisipasi masyarakat dalam perekonomian.
 Timbul persaingan semangat untuk maju dari masyarakat.
 Menghasilkan barang-barang bermutu tinggi, karena adanya persaingan semangat antar
masyarakat.
 Efisiensi dan efektivitas tinggi, karena setiap tindakan ekonomi didasarkan motif mencari
keuntungan.
Kelemahan
Selain ada keuntungan, ada juga beberapa kelemahan daripada sistem ekonomi liberal, adalah:
 Terjadinya persaingan bebas yang tidak sehat bilamana birokratnya korup.
 Masyarakat yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin.
 Banyak terjadinya monopoli masyarakat
 Banyak terjadinya gejolak dalam perekonomian karena kesalahan alokasi sumber daya oleh
individu
 Pemerataan pendapatan sulit dilakuka karena persaingan bebas tersebut.
Sistem Ekonomi Sosialis

Dalam sistem ekonomi sosialisme mempunyai beberapa prinsip dasar sebasagai berikut:

1) Pemilikan Harta oleh Negara

Seluruh bentuk produksi dan sumber pendapatan menjadi milik masyarakat secara keseluruhan.
Hak individu untuk memiliki harta atau memanfaatkan produksi tidak diperbolehkan.

2) Kesamaan Ekonomi

Sistem ekonomi sosialis menyatakan, (walaupun sulit ditemui disemua Negara komunis) bahwa
hak-hak individu dalam suatu bidang ekonomi ditentukan oelh prinsip kesamaan. Setiap
individu disediakan kebutuhan hidup menurut keperluan masing-masing.

3) Disiplin Politik

Untuk mencapai tujuan diatas, keseluruhan Negara diletakkan dibawah peraturan kaum buruh,
yang mengambil alih semua aturan produksi dan distribusi. Kebebasan ekonomi serta hak
kepemilikan harta dihapus. Aturan yang diperlakukan sangat ketat untuk lebih menggefektifkan
praktek sosialisme. Hal ini yang menunjukkan tanpa adanya upaya yang lebih ketat mengatur
kehidupan rakyat, maka keberlangsungan system sosialis ini tidak akan berlaku ideal
sebagaimana dicita-citakan oleh Marx, Lenin dan Stalin.

Sistem ekonomi sosialisme sebenarnya cukup sederhana. Berpijak pada konsep Karl Marx
tentang penghapusan kepimilikan hak pribadi, prinsip ekonomi sosialisme menekankan agar status
kepemilikan swasta dihapuskan dalam beberapa komoditas penting dan menjadi kebutuhan masyarakat
banyak, seperti air, listrik, bahan pangan, dan sebagainya.

Sistem Ekonomi Islam

Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia yang perilakunya
diatur berdasarkan aturan agama Islam dan didasari dengan tauhid sebagaimana dirangkum dalam
rukun iman dan rukun Islam. Bekerja merupakan suatu kewajiban karena Allah swt memerintahkannya,
sebagaimana firman-Nya dalam surat At Taubah ayat 105:
Dan katakanlah, bekerjalah kamu, karena Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang yang beriman
akan melihat pekerjaan itu. Karena kerja membawa pada keampunan, sebagaimana sabada Rasulullah
Muhammad saw: Barang siapa diwaktu sorenya kelelahan karena kerja tangannya, maka di waktu sore
itu ia mendapat ampunan. (HR.Thabrani dan Baihaqi)

Tujuan Ekonomi Islam


Segala aturan yang diturunkan Allah swt dalam system Islam mengarah pada tercapainya
kebaikan, kesejahteraan, keutamaan, serta menghapuskan kejahatan, kesengsaraan, dan kerugian pada
seluruh ciptaan-Nya. Demikian pula dalam hal ekonomi, tujuannya adalah membantu manusia
mencapai kemenangan di dunia dan di akhirat.
Seorang fuqaha asal Mesir bernama Prof.Muhammad Abu Zahrah mengatakan ada tiga sasaran
hukum Islam yang menunjukan bahwa Islam diturunkan sebagai rahmat bagi seluruh umat manusia,
yaitu:
1. Penyucian jiwa agar setiap muslim bisa menjadi sumber kebaikan bagi masyarakat dan
lingkungannya.
2. Tegaknya keadilan dalam masyarakat. Keadilan yang dimaksud mencakup aspek kehidupan dibidang
hukum dan muamalah.

3. Tercapainya maslahah (merupakan puncaknya). Para ulama menyepakati bahwa maslahah yang
menjadi puncak sasaran di atas mencaku p lima jaminan dasar:
· keselamatan keyakinan agama ( al din)
· kesalamatan jiwa (al nafs)
· keselamatan akal (al aql)
· keselamatan keluarga dan keturunan (al nasl)
· keselamatan harta benda (al mal)

Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam


Secara garis besar ekonomi Islam memiliki beberapa prinsip dasar:
1. Berbagai sumber daya dipandang sebagai pemberian atau titipan dari Allah swt kepada manusia.
2. Islam mengakui pemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu
3. Kekuatan penggerak utama ekonomi Islam adalah kerja sama.
4. Ekonomi Islam menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang dikuasai oleh segelintir orang saja.
5.Ekonomi Islam menjamin pemilikan masyarakat dan penggunaannya direncanakan untuk
kepentingan banyak orang.
6.Seorang mulsim harus takut kepada Allah swt dan hari penentuan di akhirat nanti.
7.Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi batas (nisab)
8. Islam melarang riba dalam segala bentuk.

You might also like