Professional Documents
Culture Documents
IDENTIFIKASI KAWASAN
KUMUH KOTA MALANG
TAHUN 2010
KERANGKA PIKIR
Kawasan Kumuh
Jarak Jangkau
Kurang dari 1 Km
Antara 1 – 10 Km
≥ 10 Km
Status
Kepe
milika
n
Tanah
T
a
n
a
h
N
e
g
a
r
a
T
a
n
a
h
M
a
s
y
a
r
a
k
a
t/
A
d
a
t
T
a
n
a
h
S
e
n
g
k
e
t
a
KONDISI SARANA PRASARANA
AIR BERSIH
Pelayanan <30%
Pelayanan 30-60%
Pelayanan >60%
SANITASI
Pelayanan <30%
Pelayanan 30-60%
Pelayanan >60%
JALAN
Sangat Buruk >70%
Sedang 40 – 60%
Baik <40%
PERSAMPAHAN
Pelayanan <30%
Pelayanan 30-60%
Pelayanan >60%
DRAINASE
Genangan >50%
Genangan 25-50%
Genangan <25%
KOMITMEN PEMERINTAH
INDIKASI KEINGINAN
Pembiayaan
Sudah ada
Dalam Proses
Belum Ada
Kelembagaan
Sudah ada
Dalam Proses
Belum Ada
UPAYA PENANGANAN
Bentuk rencana (Masterplan)
Sudah ada
Dalam Proses
Belum Ada
Pembenahan Fisik
Sudah ada
Dalam Proses
Belum Ada
Penanganan Kawasan
Sudah ada
Dalam Proses
Belum Ada
PRIORITAS
PENANGAN
AN
INDIKATOR
Kriteria
●
Vitalitas Non Ekonomi
Parameter
●
Kesesuaian pemanfaatan ruang kawasan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota atau RDTK.
●
Fisik bangunan permukiman berdasarkan intensitas bangunan yang terdapat didalamnya.
●
Kondisi Kependudukan berdasarkan kerapatan dan kepadatan penduduk
●
Nilai 50 tidak sesuai dengan rencana tata ruang
●
Nilai 30 kesesuaian > 25 % dan ≤ 50 %
●
Nilai 20 ≥ 50 %
Fisik Bangunan
●
Nilai 50 Kurang
●
Nilai 30 Sedang
●
Nilai 20 Baik
Kondisi Kependudukan
●
Nilai 50 Kurang
●
Nilai 30 Sedang
●
Nilai 20 Baik
INDIKATOR
Kriteria
●
Vitalitas Ekonomi
Parameter
●
Kestrategisan Kawasan
●
Fungsi kawasan dalam peruntukan ruang kota
●
Jarak jangkau kawasan terhadap tempat mata pencaharian penduduk
Kestrategisan Kawasan
●
Nilai 50 sangat strategis
●
Nilai 30 Kurang Strategis
●
Nilai 20 Tidak Strategis
Fungsi Kawasan
●
Nilai 50 Pusat Bisnis & Kantor
●
Nilai 30 Pusat Pemerintahan
●
Nilai 20 Permukiman & Lainnya
Jarak Jangkau
●
Nilai 50 > 10 Km
●
Nilai 30 1 – 10 Km
●
Nilai 20 < 1 Km
INDIKATOR
Kriteria
●
Status Tanah
Parameter
●
Dominasi Status Sertifikat Tanah
●
Dominasi Status Kepemilikan
●
Nilai 50 jumlah status tidak memiliki sertifikat lebih dari 50%
●
Nilai 30 jumlah status sertifikat HGB lebih dari 50%
●
Nilai 20 jumlah status sertifikat Hak Milik lebih dari 50%
●
Nilai 50 jumlah dominasi kepemilikan tanah negara lebih dari 50%
●
Nilai 30 jumlah dominasi kepemilikan tanah masyarakat adat lebih dari 50%
●
Nilai 20 jumlah dominasi kepemilikan tanah milik masyarakat lebih dari 50%
Kriteria INDIKATOR
●
Kondisi Sarana Prasarana
Parameter
●
Jalan
●
Air Bersih
●
Sanitasi
●
Sampah
●
Drainase
Kondisi Jalan
●
Nilai 50 kondisi jalan buruk lebih 70%.
●
Nilai 30 kondisi jalan sedang antara 50% sampai 70%
●
Nilai 20 kondisi jalan baik kurang 50%
Air Bersih
●
Nilai 50 tingkat pelayanan sistem perpipaan air bersih kurang dari 30%
●
Nilai 30 tingkat pelayanan sistem perpipaan air bersih antara 30% sampai 60%
●
Nilai 20 tingkat pelayanan sistem perpipaan air bersih lebih besar dari 60%.
Sanitasi
●
Nilai 50 tingkat pelayanan air limbah berat kurang dari 30%
●
Nilai 30 tingkat pelayanan air limbah antara 30% sampai 60%
●
Nilai 20 tingkat pelayanan air limbah lebih dari 60%
Persampahan
●
Nilai 50 tingkat pelayanan persampahan kurang dari 30%
●
Nilai 30 tingkat pelayanan persampahan antara 30% sampai 60%
●
Nilai 20 tingkat pelayanan persampahan lebih dari 60%
Drainase
●
Nilai 50 volume genangan air sangat buruk yaitu lebih dari 50%.
●
Nilai 30 volume genangan air sedang yaitu antara 25% sampai 50%
●
Nilai 20 volume genangan air normal yaitu kurang dari 25%
Kriteria
●
Komitmen Pemerintah INDIKATOR
Parameter
●
Indikasi Keinginan
●
Upaya Penanganan
Indikasi Keinginan
●
Pembiayaan
●
Nilai 50 Jika Sudah Ada
●
Nilai 30 Jika Dalam Proses
●
Nilai 20 Jika Belum Ada
●
Kelembagaan
●
Nilai 50 Jika Sudah Ada
●
Nilai 30 Jika Dalam Proses
●
Nilai 20 Jika Belum Ada
Upaya Penanganan
●
Bentuk Rencana (Masterplan)
●
Nilai 50 Jika Sudah Ada
●
Nilai 30 Jika Dalam Proses
●
Nilai 20 Jika Belum Ada
●
Pembenahan Fisik
●
Nilai 50 Jika Sudah Ada
●
Nilai 30 Jika Dalam Proses
●
Nilai 20 Jika Belum Ada
●
Penanganan Kawasan
●
Nilai 50 Jika Sudah Ada
●
Nilai 30 Jika Dalam Proses
●
Nilai 20 Jika Belum Ada
Kriteria
INDIKATOR
●
Prioritas Penanganan
Parameter
●
Dekat Kawasan Pusat Kota
●
Dekat Kawasan Pusat Pertumbuhan
●
Dekat Kawasan Lain (perbatasan)
●
Dekat Ibukota Kotamadya
●
Nilai 50 waktu tempuh < 30‘
●
Nilai 30 waktu tempuh 30‘ – 60’
●
Nilai 20 waktu tempuh > 60‘
●
Nilai 50 waktu tempuh < 30‘
●
Nilai 30 waktu tempuh 30‘ – 60’
●
Nilai 20 waktu tempuh > 60‘
●
Nilai 50 waktu tempuh < 30‘
●
Nilai 30 waktu tempuh 30‘ – 60’
●
Nilai 20 waktu tempuh > 60‘
●
Nilai 50 waktu tempuh < 30‘
●
Nilai 30 waktu tempuh 30‘ – 60’
●
Nilai 20 waktu tempuh > 60‘
GAMBARAN UMUM KOTA MALANG
Terdiri dari 5 Kecamatan dan 57 Kelurahan
Kota Malang berbatasan dengan :
Sebelah Utara : Kecamatan Karangploso dan Kecamatan Pakis
Sebelah Timur : Kecamatan Pakis, Kecamatan Tumpang dan Kecamatan Tajinan
Sebelah Barat : Kecamatan Wagir dan Kecamatan Pakisaji
Sebelah Selatan : Kecamatan Tajinan
Jumlah penduduk Kota Malang sebesar 835.606 jiwa
Kepadatan Penduduk Kota Malang sebesar 7,42 Km2, jumlah penduduk terpadat di Kelurahan
Kotalama
Sebagai Kota Pelajar, Kota Malang memiliki 447 fasilitas pendidikan (tidak termasuk
perguruan tinggi)
KLOJEN
1. Bareng 80 340 150 230 100 400 1300
2. Kasin 80 340 120 250 100 400 1290
3. Sukoharjo 100 400 150 250 100 400 1400
4. Kiduldalem 100 400 160 250 80 400 1390
KEC. KLOJEN
KLOJEN
10. Polehan 40 320 160 250 100 360 1230
11. Jodipan 100 370 150 250 100 360 1330
KLOJEN
1. Bareng 107.00 24.07 22.50
2. Kasin 98.00 12.50 12.76
3. Sukoharjo 55.00 8.38 15.24
KEC. KLOJEN
KEC. BLIMBING
10. Polehan 101.00 5.04 4.99
11. Jodipan 49.00 10.48 21.39
KEC. LOWOKWARU
3. Sumbersari 92.40 17.06 18.46
KEC. SUKUN
2. Gadang 159.00 4.05 2.55
KEC. SUKUN
Jl. Kebalen
RS Panti Nirmala
Kantor Walikota
REKOMENDASI
1. Bidang Sosial dan Ekonomi :
• Penanganan terhadap kawasan yang memiliki tingkat kerawanan sosial tinggi
• Pengembangan kawasan perekonomian disekitar kawasan kumuh tersebut sebagai pembangkit aktivitas
ekonomi kawasan yang berskala lokal dan skala kota sehingga dapat menjadi pembuka lapangan kerja bagi
yang potensial
• Pemberian pendidikan ketrampilan yang sesuai untuk masyarakat kaum pengangguran
• Pemberian modal berkala
• Peningkatan pemberian pinjaman tanpa bunga atau berbunga rendah untuk masyarakat kawasan kumuh
sebagai modal usaha
• Penjualan sembako murah (Penjualan beras miskin)
2. Bidang Kesehatan :
• Pengadaan sarana posyandu
• Program pengobatan gratis
• Peningkatan pelayanan terhadap balita balk melalui program posyandu maupun program lain yang sejalan
• Peningkatan pelayanan posyandu lansia
• Pemberian subsidi makanan bergizi gratis untuk anak pendidikan dasar dan usia dini
3. Bidang Pendidikan;
• Penambahan pembangunan fasilitas pendidikan yang memadai pada kawasan yang masih memiliki
kekurangan fasilitas tersebut.
• Pengadaan program kejar paket untuk menunjang tingkat pendidikan yang rendah pada kawasan kumuh
4. Bidang Infrastruktur :
• Pembangunan rusunami (apabila ada lahan yang memungkinkan) Rehab rumah pada bangunan yang
sudah tidak layak akan tetapi penghuninya tidak mampu memperbaikinya
• Pembangunan jalan paving, rabat baton dan aspal untuk kawasan yang belum terjangkau.
• Pembangunan saluran drainase serta perbaikannya
• Perbaikan gorong-gorong
• Penambahan jangkauan pelayanan air bersih dari PDAM
• Pembangunan sarana dan prasarana limbah
• Pembuatan dan pasangan tong sampah untuk setiap rumah dan fasilitas lainnya
• Peningkatan jangkauan pelayanan pasukan kuning sebagai tenaga pengangkut sampah
• Pembangunan MCK umum
• Pembangunan septick tank komunal
PENANGANAN PADA KAWASAN KOS-KOSAN
Pemberian Kebijakan atau aturan yang berupa insentif dan disinsentif guna
melakukan kontrol pada kawasan padat hunian.
Memberikan retribusi bagi pemilik rumah kos sehingga dengan adanya retribusi ini
pemerintah juga ikut bertanggung jawab mengelola lingkungan.
Pengertian Retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau
pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah
Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Dengan demikian pemerintah
daerah juga harus melakukan perbaikan pada kawasan padat hunian seperti kos-
kosan
Sistematika pemberian insentif ini diberikan kepada pemilik kos berisi aturan
mengenai ketentuan bangunan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah Kota Malang
berupa keringanan retribusi sedangkan yang tidak taat akan dikenakan sanksi berupa
perdata maupun pidana karena telah melanggar peraturan tata ruang daerah
setempat.