You are on page 1of 25

`MODUL STATISTIKA

Oleh
MUGIONO, SE, MM.

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
Bahasan:
I. PENDAHULUAN
II. DISTRIBUSI FREKUENSI
III. UKURAN TENDENSI PUSAT
IV. DISPERSI (PENYEBARAN)
ANGKA INDEKS
V. ANALISA TIME SERIES
VI. PROBABILITAS
VII. DISTRIBUSI BINOMIAL DAN POISON
VIII. DISTRIBUSI NORMAL
IX. PENDUGAAN STATISTIK
X. PENGUJIAN HIPOTESA
XI. DISTRIBUSI KAI-KUADRAT
XII. REGRESI KORELASI BERGANDA

Buku Pegangan 1. Anto Dajan Pengantar Metode Statistik II


2. J. Springel Principle statistical of economic

Cara Penilaian :
1. Tugas Struktural (15%)
2. Partisipasi Kelas (25%)
3. Quiz (15%)
4. UTS (20%)
5. UAS (25%)
Pendahuluan
Pengertian Statistik
Kata statistik berasal dari bahasa Latin status yang
berarti Negara atau untuk menyatakan penyajian dan
pengumpulan keterangan-keterangan yang
berhubungan dengan ketatanegaraan. Saat ini, statistik
memiliki arti sebagai kumpulan angka-angka yang
berhubungan dengan atau yang melukiskan suatu
persoalan. Sedangkan secara lebih lebih umum statistik
diartikan sebagai sebuah metode pengumpulan,
penyajian, analisa dan penggunaan data kuantitatif
(angka/ numerik) untuk membuat kesimpulan dan
keputusan dalam keadaan ketidakpastian di bidang
ekonomi, ilmu pengetahuan sosial dan ilmu
pengetahuan alam. Untuk dapat melukiskan suatu
persoalan terlebih dahulu dilakukan penyelidikan untuk
memperoleh keterangan yang berupa informasi
kuantitatif yang disebut data. Data kuantitatif adalah
data yang berupa angka, sedangkan data kualitatif
adalah data yang berupa huruf, suku kata, kalimat
(bukan angka).
Jenis Statistik
1. Statistik Deskriptif (Gambaran yang belum ada
kesimpulan)
Statistik yang mempunyai tugas untuk
mengumpulkan, mengolah dan menganalisa data dan
kemudian menyajikan dalam bentuk yang mudah
dipahami. Pokok bahasan dalam statistic deskriptif
meliputi: perhitungan rata-rata dan disperse distribusi
frekuensi, angka indeks dan analisa time series.

2. Statistik Induktif/Inferensial (Sudah ada kesimpulan


lebih lanjut)
Statistik yang mempunyai tugas: mengambil
kesimpulan dan membuat keputusan yang beralasan,
sehubungan ketidakpastian dimasa depan (menaksir,
meramalkan, menguji hipotesa dan uji hipotesa antara
beberapa variabel). Statistik inferensi juga merupakan
suatu pernyataan mengenai suatu populasi yang
didasarkan pada informasi dari sampel random yang
diambil dari populasi itu.

Metodologi Statistik
Langkah-Langkah dalam metode analisis data kuantitatif
yaitu:
1. Pembatasan persoalan
2. Mengumpulkan data yang relevan
3. Penyelidikan
4. Mengklasifikasikan
5. Penyajian
6. Analisa Data

Kesalahan Dalam Analisis Statistik


 Kesalahan kebetulan, yaitu kesalahan yang sifatnya
tidak disengaja, misalnya kekeliruan dalam mengukur,
mencatat atau ketika tabulasi (memasukan tabel).
 Kesalahan sistematis, yaitu kesalahan yang sifatnya
disengaja, misalnya mungkin responden
mengemukakan sesuatu yang tidak sama dengan
keadaan sesungguhnya, contohnya memanipulasi data.
Berbagai macam kesalahan yang mungkin timbul dalam
analisis statistik (statistic pitfalls) adalah sebagai
berikut:
1. Bias
2. Data yang tidak komparabel (Tidak ada pembanding
dengan data yang lain).
3. Ketidak kritisan proyeksi trend
4. Asumsi hubungan sebab akibat yang tidak tepat
5. Perbandingan dengan periode yang tidak normal
6. Sampling yang tidak tepat
Data Statistik
Data adalah informasi yang mempunyai arti, sedangkan
informasi adalah segala sesuatu yang mempunyai
makna.
Jenis data statistik berdasarkan sumber dan
penggunaannya dibedakan :
a. Data Intern
b. Data Extern
Data Extern dapat dibedakan :
 Data Primer (Data dari pihak pertama/ langsung) :
 Data Sekunder (Data dari pihak kedua) :

Data juga dapat dibedakan lagi menjadi:


Data Diskrit :
Data yang hanya mempunyai sejumlah
terbatas nilai-nilai (merupakan bilangan asli dan
tidak mungkin bilangan pecahan). Data diskrit juga
disebut nilai pengamatan. Data yang memiliki
nominal bulat.
Misal: jumlah mahasiswa, banyaknya kendaraan, dll.
Data Kontinyu :
Data yang secara teoritis dapat menjalani
setiap nilai (bisa bilangan pecahan). Data ini sering
juga disebut nilai pengamatan kuantitatif kontinyu.
Secara teoritis nilai pengamatannya tidak terbatas,
tetapi dalam prakteknya harus dilakukan
pengukuran yang setepat-tepatnya. Data yang
digunakan dalam interval.
Misal: pengukuran panjang, isi, berat, dll.

Populasi dan Sampel


a. Populasi (N / Universal)
Populasi berarti seluruh obyek penelitian yang
memiliki batas-batas persoalan yang jelas. Populasi
finite adalah populasi yang unsurnya terbatas,
misalnya : jumlah nasabah bank atau 10, 100, 500
dst. Tetapi jika unsurnya tak terbatas (misalnya :
populasi jumlah pohon di hutan, jumlah
pengunjung supermarket) dinamakan populasi
infinite. Teknik pengumpulan informasi dalam suatu
populasi disebut sensus.

b. Sampel ( n )
Sampel berarti bagian dari populasi obyek
yang akan diteliti, atau sebagian dari populasi yang
dianggap mewakili. Teknik pengumpulan informasi
dalam sampel disebut sampling. Teknik ini
dilakukan untuk mengatasi keterbatasan waktu,
tenaga dan biaya yang akan digunakan dalam
melakukan penelitian, selain juga karena
populasinya tak terbatas (infinite population).
Sampel yang representative adalah sampel yang
anggotanya diambil secara random sehingga dtiap
individu memiliki kesempatan yang sama. Besar
kecilnya sampel dipengaruhi oleh tingkat
heterogenitas populasi.

Metode Pengumpulan Data

 Wawancara,
 Kuesioner,
 Test dan skala obyektif,
 Observasi,
 Metode proyeksi,
 Sensus,
 Survey,
 Laboratorium

Penyajian Data Statistik


1. Tabel : - Tabel klasifikasi tunggal dan ganda
- Tabel kontingensi (dipelajari di time
series)
- Distribusi frekuensi
2. Diagram : - Diagram Garis
- Diagram Batang
- Diagram Kolom
- Diagram Lingkaran
- Diagram Simbol
- Diagram Peta
- Diagram Titik Pencar

Tabel

Tabel 2.1. Contoh Format Tabel


Artinya : tabel di bab 2 urutan pertama.

Nomor Tabel
Judul Tabel

Judul
Kolom

Sel
Judul Badan
Sel
Baris Tabel
Sel

Catatan
Sumber
Diagram
a. Diagram Garis

Gambar 2.1. Contoh Diagram Garis

Berat (Kg)
400

300

200

100

Tahun
70
1998 1999 2000 2003 2004

3 tahun tapi jarak sama → boleh dirampingkan


asal dengan syarat data tahun 2000, 2001,
2002, dan 2003 menuju satu arah (naik terus,
turun terus, dsb).

b. Diagram Batang

Gambar 2.2 Contoh Diagram Batang

Jumlah Penduduk
600
Jawa
500
Madura
99

75
2003

45

30

2001 2002 Tahun


c. Diagram Kolom
Gambar 2.3. Contoh Diagram Kolom

Jumlah Mahasiswa
50

40

30

20

10

Hasil Test
1 2 3 4

d. Diagram Lingkaran
Gambar 2.4. Contoh Diagram Lingkaran Peta pendapatan daerah :

Lain2 Prosedur membuatnya :


5% Parkir
30% Menentukan besarnya % dari masing-
masing komponen lalu digambarkan
sesuai dengan besar % tersebut.
Pasar Atau dikalikan besarnya komponen
40% Pajak dalam % kali 3600.
25% Lingkaran = 3600

e. Diagram Simbol
Gambar 2.5. Contoh Diagram Simbol

Tahun Jumlah
2000 3000 Penduduk

2001 4000

= 1000 Jiwa
f. Diagram Peta/Karto

Gambar 2.6. Contoh Diagram Peta

= Prsh. Semen Gresik


= Kota Surabaya
= Kota Ponorogo

g. Diagram Titik Pencar


Gambar 2.7. Contoh Diagram Titik Pencar

Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam


penggambaran diagram statistik:
1. Pemilihan jenis diagram/grafik
2. Nama, skala, sumber dan catatan
3. Skala dan garis kisi-kisi
4. Pemberian tekanan pada penggambaran grafik

1. Soal Latihan

1. Sebutkan dan jelaskan langkah-langkah (metodologi statistik)


dalam metode analisis data kuantitatif!
2. Berilah contoh tentang penyelidikan atau penelitian yang
menggunakan cara proyektif. Sampai berapa jauh obyektivitas
cara sedemikian itu dapat dipertahankan?
3. Mengapa data yang tidak komparabel menyebabkan kesalahan
analisa statistik?
4. Apakah perbedaan antara sampel dan populasi?
5. Jumlah migrant masuk dari pulau-pulau lain menurut pulau
tujuan adalah sebagai berikut:Jawa 229.644; Sumatera 445.447;
Kalimantan 33.703; Sulawesi 33.347; Bali 10.760; Irian 26.450 dan
Pulau lain 27.824. susunlah tabel klasifikasi tunggal dalam persen !
6. Jumlah klinik Keluarga Berencana di Jawa dan Bali 2002/2003 adalah sebagai berikut
:
Propinsi Jumlah klinik KB
DKI Jakarta 421
Jawa barat 524
Banten 125
Jawa Tengah 456
DI Yogyakarta 214
Jawa Timur 654
Bali 542
Gambarkan dalam diagram yang paling sesuai dengan tujuan
informasi yang bersifat sebagai perbandingan !
Umumnya dalam sebagian besar ruang kerja instansi
pemerintah dihiasi dengan beraneka ragam grafik statistik.
Apakah itu berarti bahwa grafik statistik lebih banyak
digunakan daripada tabel statistik guna kepentingan
administrasi pemerintahan? Jelaskan!

DISTRIBUSI FREKUENSI
Dalam membuat distribusi memperhatikan dua faktor
utama, yaitu:
1. Ciri-ciri data statistiknya
2. Tujuan membuat uraian (deskripsi)

Pembagian Distribusi Frekuensi


Menurut macam klasifikasi yang diadakan, distribusi
frekuensi dibedakan menjadi dua:
1. Distribusi frekuensi numerikal, jika pengelompokan
frekuensi berdasarkan keterangan kuantitatif berupa
besaran bilangan.
2. Distribusi frekuensi kategorikal, jika
pengelompokan frekuensi berdasarkan keterangan
kualitatif yang bukan berupa bilangan.
Sedangkan menurut banyaknya karakteristik
klasifikasi yang ada dalam suatu tabel, distribusi
frekuensi dibedakan menjadi:
a. Distribusi frekuensi tunggal
Tabel 3. 1 Contoh tabel frekuensi numerikal tunggal
No Kelas Frekuensi
1 60 30
2 70 10
3 80 10
4 90 10
Jumlah 60

Tabel 3. 2 Contoh tabel frekuensi kategori tunggal


No Kelas Frekuensi
1 A 30
2 B 10
3 C 10
4 D 10
Jumlah 60

b. Distribusi frekuensi ganda (ada batas


bawah dan batas atas)

Tabel 3.3 Contoh tabel frekuensi numerik ganda/ kelompok


No Kelas Frekuensi
1 60 – 69 30
2 70 – 79 10
3 80 – 89 10
Jumlah 50

Pembentukan Distribusi Frekuensi


Cara membentuk distribusi frekuensi numerikal
dapat dibagi menjadi tiga langkah:
1. Menentukan klas-klasnya
2. Memasukkan nilai ke dalam klas-klas yang
bersangkutan kemudian menghitung frekuensinya
3. Membuat tabel distribusi frekuensi
Menentukan Jumlah Klas.
1. Diusahakan jumlah klas yang digunakan tidak
mengakibatkan adanya klas yang kosong (frekuensi =
0).
2. Setiap nilai data harus masuk ke dalam satu dan
hanya satu klas.
3.Menggunakan rumus Herbert A. Sturges
k = 1 + 3,332 log n
k = Jumlah klas
n = Jumlah individu

Catatan : - Rumus tersebut digunakan sesuai dengan justifikasi


data di lapang.
- Tergantung heterogenitas dan homogenitas data yang
diperoleh.

Menentukan Interval Klas


1. Sedapat mungkin lebar klas dibuat sama dan
dihindari klas terbuka.
2. Terlebih dulu harus diketahui range dari nilai-nilai
pengamatan (selisih nilai yang terbesar dengan nilai
yang terkecil di dalam kumpulan data).
3. Kemudian memperoleh interval tiap klas dengan
membagi range dengan jumlah klas.
Interval klas = Range
Juml klas

Menentukan batas klas (Class Limit)


Yang terpenting dalam langkah ini adalah menentukan
batas klas bawah terendah, supaya semua nilai bisa tercakup
didalamnya, sedangkan batas klas yang lain merupakan
kelanjutan dari batas klas bawah terendah.

 Nilai Batas Bawah/Lower Class Limit:


- angka yang ada di baris muka
 Nilai Batas Atas/Uper Class Limit:
- angka yang ada di baris belakang
 Tepi Bawah/Lower Class Boundry
Batas bawah yang bersangkutan + batas bawah sebelum
2
 Tepi Atas/Uper Class Boundry
Batas atas yang bersangkutan + batas bawah sesudah
2
Contoh:
Sebanyak 50 mahasiswa Fakultas Ekonomi menempuh salah satu
mata kuliah dan diadakan test semesteran dengan hasil sbb :

Data Mentah :
60 70 66 74 75 71 72 61 61 77
61 72 67 73 75 72 74 62 61 77
63 74 68 71 75 74 69 71 69 77
65 61 70 60 76 74 68 69 70 77
71 70 71 70 77 71 63 71 63 77

Proses Perolehan Data:


1. Membentuk Banyaknya Klas
K = 1 + 3,3 log n
K = 1 + 3,3 (1,69897)
K = 1 + 5,606601
K=6
2. Besarnya Klas Interval :
Range: 77 – 60 = 17
Klas interval = 17
6
= 2,8 = 3 (dibulatkan)
3. Batas Klas
1. Bawah : 60,63,66,69,72,75
2. Atas : 62, 65, 68, 71, 74, 77
3. Tepi Bawah :
623
62,5
Batas Batas Batas Batas Batas
Bawah Atas Bawah Atas Bawah

I II
59,5 60 62 63 65 66
Tepi Klas 62,5 65,5
Tepi Klas Tepi Klas

4. Mid Point / Titik Tengah / xi

5. Data Distribusi Frekuensi:


Tabel 3.4. Hasil Nilai Ujian Mata Kuiliah Statistik I
No Penggolongan Nilai Frekuensi
1 60 - 62 8
2 63 – 65 4
3 66 – 68 4
4 69 – 71 15
5 72 – 74 9
6 75 – 77 10
Klas Frekuensi: 8, 4, 4, 15, 9, 10

Distribusi Frekuensi Relatif


Tabel 3.5. Frekuensi Relatif Hasil Nilai Ujian Mata Kuliah Statistik I
No Penggolongan Frekuensi Frekuensi Frekuensi
Nilai Relatif Persen
1 60 - 62 8 0,16 16
2 63 – 65 4 0,08 8
3 66 – 68 4 0,08 8
4 69 – 71 15 0,30 30
5 72 – 74 9 0,18 18
6 75 – 77 10 0.20 20
Jumlah 50 1,00 100
Sumber : Data olah Distribusi frekuensi absolut/ biasa

Distribusi Frekuensi Meningkat (cumulative frequency)


Tabel 3.6. Frekuensi Kumulatif Hasil Nilai Ujian Mata Kuliah Statistik I
No Penggolongan Frekuensi Frekuensi
Nilai Meningkat
1 60 - 62 8 8
2 63 – 65 4 12
3 66 – 68 4 16
4 69 – 71 15 31
5 72 – 74 9 40
6 75 – 77 10 50
Jumlah 50 1,00
Sumber : Data olah

Membuat Grafik Dari Distribusi Frekuensi


1. Histogram
Gambar 3.1. Contoh Histogram
Histogram Hasil Distribusi Frekuensi
………………………..
………Y
20

15

10

59,5 62,5 66,5 68,5 71,5 74,5 77,5 ……….X


61 64 67 70 73 76

midpoint

2. Polygon
Gambar 3.2. Contoh Polygon
Polygon Hasil Distribusi Frekuensi
………………………..
………Y
20

15

10

61 64 67 70 73 76 ……….X

3. Ogive

Gambar 3.3. Contoh Ogive


Ogive Hasil Distribusi Frekuensi
………………………..

………Y
20 ogive lebih kecil (Fk < )

15

10

5 ogive lebih besar (Fk >)

67 70 73 76 ……….X
612 64

Soal latihan
1. Apabila dipergunakan rumus Sturgess, berapa banyak klas
yang diperlukan untuk mengelompokkan sekumpulan data yang
berjumlah (a) 50; (b) 500; (c) 2.000 dan (d) 3.000?
2. Di bawah ini disajikan kembali titik tengah distribusi hasil ujian
statistik deskriptif oleh 100 mahasiswa Fakultas Ekonomi.
Titik tengah Frekuensi
34,5 2
44,5 3
54,5 11
64,5 20
74,5 32
84,5 25
94,5 7
100

a) Buatlah distribusi frekuensi asalnya.


b) Gambarkan histogram dan polygon distribusi di atas
c) Gambarkan kurva ogive
3. Dalam bukunya yang berjudul Outline of Biometrics Analysis,
Treolar mengemukakan distribusi besar 402 bayi yang baru dilahirkan sebagai berikut :
Berat dalam ons Jumlah bayi
77 – 84,5 2
85 – 92,5 20
93 – 100,5 45
101 – 108,5 74
109 – 116,5 85
117 – 124,5 62
125 – 132,5 61
133 – 140,5 26
141 – 148,5 13
149 – 156,5 9
157 – 164,5 4
165 – 172,5 1
402

 Buat sebuah frekuensi histogram dan frekuensi poligon dari


data di atas!
 Apakah data di atas (discrete) ?
 Dapatkah Saudara memberi contoh mengenai interval kelas,
batas kelas dan tepi kelas dari data di atas ?
4. Dari hasil survei jumlah pekerja kasa di Indonesia diperoleh
data sebagai berikut :

Jumlah Pekerja
Usia
Laki-laki Wanita
1 – 14 28 24
15 – 19 37 23
20 – 24 94 28
25 – 34 268 72
35 – 44 246 64
45 – 54 125 37
55 – 64 55 18
65 dan seterusnya 35 9
usia yang tidak diketahui 2 1
Jumlah 890 276

 Buatlah frekuensi histogram dari data di atas !


(Interval kelas data di atas perlu disesuaikan dan
dirapikan lagi)
 Berilah sedikit cara penyesuaian dan proses merapikan
data yang Saudara gunakan !

You might also like