You are on page 1of 20

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Dalam reaksi redoks, dapat pula terjadi perpindahan electron secara tidak
langsung, tetapi melalui suatu penghantar listrik, misalnya pada sel
elektrokimia. Dalam sel elektrokimia, kedua sel setengah-reaksi berlangsung
secara terpisah pada electrode-elektrode. Elektrode yang mengalami oksidasi
disebut anode, sedangkan electrode yang mengalami reduksi disebut katode.

Ada dua jenis sel elektrokimia, yaitu sel volta (sel galvani) dan sel
eletrolisis. Dalam sel volta (sel galvani), terjadi perubahan energy kimia
menjadi energy listrik. Dalam sel elektrolisis, terjadi perubahan energy listrik
menjadi energy kimia.

I.2 TUJUAN

Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas akhir semester mata kuliah
“Kimia Dasar I”. Oleh sebab itu, dalam penyajiannya diharapkan penyaji
mampu menjelaskan prinsip-prinsip, cara kerja serta kegunaan dari sel
elektrokimia. Selain itu, diharapkan agar penyaji serta pembaca mampu
meningkatkan pemahamannya tentang sel elektrokimia.

I.3 TOPIK BAHASAN

Untuk meningkatkan pemahaman tentang sel elektrokimia, dalam makalah


ini akan dibahas tentang:

1. Sel volta (sel galvani)


2. Sel elektrolisis

Makalah Kimia – Sel Elektrokimia 1


BAB II

PEMBAHASAN

Elektrokimia adalah ilmu yang berkaitan dengan listrik dan reaksi kimia.
Adapun reaksi yang terjadi adalah reaksi redoks (reduksi-oksidasi). Sel
elektrokimia terdiri dari sel volta (sel galvani) dan sel elektrolisis.

II.1 SEL VOLTA (SEL GALVANI)


Sel volta (sel galvani) adalah sel elektrokimia yang dirancang umtuk
menjadikan suatu reaksi redoks spontan menghasilkan energy listrik.
Terbentuknya arus listrik dari reaksi kimia ini ditemukan oleh dua ahli kimia
Italia yang bernama Alessandro Guiseppe Volta (1745-1827) dan Luigi
Galvani (1737-1798).

Luigi Galvani Alessandro


Guiseppe Volta

Prinsip-prinsip Sel Volta (Sel Galvani)


1. Didalam sel volta reaksi kimianya mengandung arus listrik dan terjadi
reaksi spontan.
2. Terjadi perubahan dari energy kimia menjadi energy listrik.
3. Pada anoda, terjadi reaksi oksidasi dan bermuatan negatif.
4. Pada katoda, terjadi reaksi reduksi dan bermuatan positif.

Makalah Kimia – Sel Elektrokimia 2


5. Elektron mengalir dari anoda menuju katoda
Cara Kerja Sel Volta (Sel Galvani)

Keterangan:
Voltmeter berfungsi untuk
menentukan potensial sel.
Jembatan garam berfungsi
untuk menjaga kenetralan listrik
dari kedua larutan. Jembatan
garam berisi larutan garam
seperti NaNO3, KCl, KNO3, dll.
Katoda sebagai kutub positif
(electrode positif) dimana terjadi
reaksi reduksi.
Anoda sebagai kutub negative
(electrode negative) dimana terjadi
reaksi oksidasi.
Arus elektron : anoda → katoda arus listrik : katoda → anoda

Dalam reaksi tersebut, logam Zn akan melepaskan dua electron.


Sehingga:

Zn(s)  Zn2+(aq) + 2e-

Elektron mengalir ke logam tembaga melalui kawat penghantar dan ion


Cu2+ mengambil elektron dari logam tembaga dan mengendap. Sehingga,

Cu2+(aq) + 2e-  Cu(s)

Persamaan reaksi redoksnya sebagai berikut:

Oksidasi : Zn(s)  Zn2+(aq) + 2e-

Reduksi : Cu2+(aq) + 2e-  Cu(s)

Zn(s) + Cu2+(aq)  Zn2+(aq) + Cu(s)

Makalah Kimia – Sel Elektrokimia 3


Dengan demikian, rangkaian tersebut dapat menghasilkan aliran elektron
(listrik). Untuk menetralkan muatan listrik pada kedua larutan dihubungkan
dengan suatu jembatan garam. Ion-ion negatif dari jembatan garam bergerak
untuk menetralkan kelebihan ion Zn2+, sedangkan ion-ion positif bergerak
untuk menetralkan kelebihan ion SO42-.

Logam seng dan tembaga yang menjadi kutub-kutub listrik pada


rangkaian sel elektrokimia di sebut electrode. Sedangkan logam seng (Zn)
sendiri merupakan elektrode tempat terjadinya reaksi oksidasi atau
pelepasan dan merupakan kutub negatif (anode). Logam tembaga (Cu)
merupakan elektrode tempat terjadinya reaksi reduksi atau pengikatan
elektron dan merupakan kutub positif (katode).

Setelah reaksi sel berlangsung beberapa


jam, anode Zn berkurang, sedangkan katode
Cu bertambah karena atom Zn teroksidasi
menjadi Zn2+, sedangkan ion CU2+ tereduksi
menjadi logam Cu.

Maka notasi sel nya dapat digambarkan sebagai berikut:

Zn | Zn2+ || Cu2+ | Cu

Notasi tersebut menyatakan bahwa oksidasi Zn menjadi Zn2+ terjadi


pada anode, sedangkan reduksi ion Cu2+ menjadi Cu di katode. Dua garis
sejajar yang memisahkan anode dan katode menyatakan jembatan garam,
sedangkan garis tunggal menyatakan batas antar fase (Zn padatan,
sedangkan Zn2+ dalam larutan; Cu2+ dalam larutan, sedangkan Cu padatan).

Makalah Kimia – Sel Elektrokimia 4


Konsep-konsel Sel Volta (Sel Galvani)

1. Diagram atau notasi sel dilambangkan :


X│Xn+║Ym+│Y
atau

Anode | larutan (ion) || larutan (ion) |


katode

2. Potensial listrik yang dihasilkan oleh suatu sel volta disebut potensial sel
(E sel), yang merupakan selisih E0 kesua electrode. Dirumuskan dengan:
E sel = E0 katoda – E0 anoda
atau
E sel = E0 reduksi – E0 oksidasi
Keterangan:
 Dengan rumus tersebut dalam perhitungannya, tanda positif (+) atau
negative (-) tidak dirubah, E0 cukup dilihat besar kecilnya saja.
 Dengan persamaan, apabila persamaan dibalik, maka E0 dirubah
(negative (-) menjadi positif (+) dan sebaliknya).
 Apabila persamaan dikalikan n, maka E0 tetap (konstan).

Bagaimana menentukan zat yang mengalami reaksi reduksi atau


reaksi oksidasi ?
Misal: a. Cu2+ + 2e-  Cu E = +0,34 V
b. Ag+ + e-  Ag E = +0,80 V

Reaksi a memiliki E0 lebih negative, maka reaksinya oksidasi terjadi


pada anoda. Sehingga Cu  Cu2+ + 2e-

Makalah Kimia – Sel Elektrokimia 5


Reaksi b memiliki E0 lebih positif, maka reaksinya reduksi terjadi pada
katoda. Sehingga Ag+ + e-  Ag
Contoh 1
Diketahui : Ni2+ + 2e  Ni E0 = -0,25 V
Cu2+ + 2e  Cu E0 = +0,34 V
Ditanya : Tentukan potensial sel (E sel) dari kedua elektroda
tersebut!
Jawab :
Karena Ni2+ lebih negative, maka reaksi setengah selnya adalah
reaksi oksidasi dan terjadi di anoda. Sedangkan Cu 2+ reaksinya
reduksi dan terjadi di katoda.
Katoda : Cu2+ + 2e  Cu E0 = +0,34 V
Anoda : Ni  Ni2+ + 2e E0 = -0,25 V

Cu2+ + Ni  Cu + Ni2+ E0 = +0,59 V


Maka, Eselnya sebesar +0,59 V.

Contoh 2
Diketahui : E0 Cu2+ │ Cu = +0,34 V
E0 Fe2+ │ Fe = -0,44 V

Ditanya : Tentukan E sel dari kedua eletroda tersebut!

Jawab :

Karena Fe2+ lebih negative, maka reaksi setengah selnya adalah


reaksi oksidasi. Sedangkan Cu2+ lebih positif maka reaksinya
adalah reduksi.

E sel = E0 reduksi – E0 oksidasi

= 0,34 – (-0,44)

= +0,78 V

Makalah Kimia – Sel Elektrokimia 6


Maka, Eselnya sebesar +0,78 V.

3. Perkiraan berlangsungnya reaksi


Apabila E0 sel bernilai positif, maka reaksi berlangsung. Sedangkan bila
E0 sel bernilai negative, maka reaksi tidak berlangsung.
Selain dari tanda E0 sel , keberlangsungan suatu reaksi dapat
diperkirakan dengan menggunakan deret volta.

Deret Volta
Li, K, Ba, Ca, Na, Mg, Al, Mn, Zn, Cr, Fe, Cd, Co, Sn, Pb (H) Bi, Cu,
Hg, Ag, Pt, Au
Keterangan:
 Makin ke kanan, semakin mudah direduksi dan sukar dioksidasi (+).
 Makin ke kiri, semakin mudah dioksidasi, makin aktif, dan sukar
direduksi (-).

Untuk :
X(s) + Y+(aq)  X+(aq) + Y(s)
 Reaksi berlangsung apabila logam X terletak disebelah kiri logam Y.
 Reaksi tidak berlangsung apabila logam X terletak disebelah kanan
logam Y.

Kegunaan
Berdasarkan kegunaannya, sel volta dibedakan atas dua macam, sebagai
berikut :
Sel Volta untuk penentuan pH larutan, energy reaksi, titrasi, kelarutan
garam dan sebagainya
Sel Volta untuk menghasilkan tenaga listrik, misalnya untuk penerangan,
penggerak motor, radio transistor, dan kalkulator.

Makalah Kimia – Sel Elektrokimia 7


Aplikasi Praktis Sel Volta (Sel Galvani)

Sel Galvani diaplikasikan untuk membuat sumber arus listrik, antara lain
sel kering (baterai), sel nikad (nikel-kadmium), baterai merkurium, baterai
perak oksida, sel bahan bakar, dan sel aki (baterai penyimpan timbale).

a. Sel Kering (Baterai)


Sel kering atau sel
seng-karbon juga dikenal
sebagai sel Leclance
(baterai). Sel kering ini
sering digunakan sebagai
sumber energy untuk
radio, lampu blitz, dan
senter. Bagian luar sel ini
terbuat dari seng yang
berkelakuan sebagai anoda dan tampak dipermukaan bawah sebagai
ujung negative baterai. Ujung positif baterai sebagai katoda, tersusuan
dari grafit (karbon dengan susunan tertentu) yang dikelilingi oleh pasta
campuran serbuk grafit (C), batu kawi (MnO2), dan NH4Cl.
Sel kering menghasilkan potensial ± 1,5 volt. Reaksi sel yang terjadi,
antara lain:
Anoda : Zn  Zn2+ + 2e-
Katoda : 2NH4+ + 2e-  2NH3 + H2

Zn + 2NH4+  Zn2+ + 2NH3 + H2

Timbulnya gas NH3 dan H2 dapat mengakibatkan sel mengembang


dan pecah. Ion Zn2+ yang terbentuk dapat bereaksi dengan gas NH 3

Makalah Kimia – Sel Elektrokimia 8


membentuk kompleks [Zn(NH3)4]2+. Gas hydrogen yang terbentuk
mengumpul pada electrode karbon yang dapat menghambat jalannya
reaksi pada sel. Adanya MnO2 dapat mengikat H2 membentuk H2O dan
Mn2O3 sehingga voltase sel tidak terganggu.
2MnO2 + H2  Mn2O3 + H2O
Dengan demikian, reaksi yang terjadi dikatoda angat kompleks.
Salah satu reaksi utamanya adalah :
2MnO2(s) + 2NH4+(aq) + 2e-  Mn2O3(s) + 2NH3(aq) + H2O
Keuntungan utama sel kering adalah relative murah harganya dan
biasanya tidak terjadi kebocoran, sedangkan kelemahannya tidak dapat
diisi kembali.

b. Sel Nikad (Nikel-Kadmium)


Sel nikad termasuk baterai yang dapat diisi ulang. Sel jenis ini dapat
mengahsilkan potensial ±1,4 volt dan dapat digunakan untuk baterai alat
elektronik.
Reaksi yang terjadi adalah:
Anoda : Cd(s) + 2OH-(aq)  Cd(OH)2(s) + 2e-
Katoda : NiO2(s) + 2H2O + 2e-  Ni(OH)2(s) + 2OH-(aq)

c. Baterai Merkurium
Baterai merkurium merupakan baterai kecil pertama yang
dikembangkan secara
komersial pada awal tahun
1940-an. Anoda berupa logam
seng dan katoda berupa
merkurium (II) oksida (HgO).
Elektrolit yang digunakan
larutan potassium hidroksida (KOH) pekat. Potensial yang dihasilkan
±1,35 volt. Keuntungan baterai ini adalah potensial yang dihasilkan
mendekati konstan.

Makalah Kimia – Sel Elektrokimia 9


Reaksi yang terjadi adalah :
Anoda : Zn(s) + 2OH-(aq)  ZnO(s) + H2O + 2e-
Katoda : HgO(s) + H2O + 2e-  Hg(l) + 2OH-(aq)

Zn(s) + HgO(s)  ZnO(s) + Hg(l)


d. Baterai Perak Oksida
Baterai perak oksida menggunakan seng sebagai anoda dan Ag2O
sebagai katoda, serta basa sebagai elektrolit. Voltase yang dihasilkan
±1,54 volt.
Reaksi yang terjadi adalah :
Anoda : Zn(s) + 2OH-(aq)  ZnO(s) + H2O + 2e-
Katoda : Ag2O(s) + H2O + 2e-  2Ag(s) + 2OH-(aq)

Zn(s) + Ag2O(s)  ZnO(s) + 2Ag(s)

e. Baterai Litium
Baterai litium adalah baterai
yang dapat diisi ulang, ringan dan
menghasilkan potensial yang
tinggi (sekitar 3,0 V). Baterai ini
sering digunakan sebagai baterai
dalam telepon selular (HP), laptop
dan kamera digital. Litium
memiliki potensial oksidasi (E0 =
-3,04V) yang lebih besar
dibading logam lainnya dan hanya 6,94 g litium yang diperlukan untuk
menghasilkan 1 mol electron. Baterai litium terdiri atas anoda litium
(terbuat dari logam litium murni), katoda oksida logam atau sulfide
logam yang dapat bergabung dengan ion Li+, dan elektrolit yang
mengandung garam litium (misalnya LiClO4) dalam pelarut organic. Jika
katodanya MnO2, sebagai contoh reaksi pada electrode :

Makalah Kimia – Sel Elektrokimia 10


Anoda : Li(s)  Li+ + e-
Katoda : MnO2(s) + Li+ + e-  LiMnO2(s)

f. Sel Bahan Bakar


Sel bahan bakar menggunakan gas
hydrogen dan oksigen yang dipisahkan oleh
elektroda brpori yang terbuat dari karbon
dan nikel. Elektrolit yang digunakan adalah
larutan KOH. Sel jenis ini digunakan oleh
pesawat antariksa seperti Apollo. Dalam
reaksinya juga dihasilkan air yang dapat
diminum oleh astronot. Keuntungan sel ini
antara lain tidak perlu mengganti elektroda seperti baterai yang lain dan
bahan bakar dapat dimasukkan secara kontinu untuk menghasilkan
tenaga. Kelemahannya adalah biaya tinggi dan ukurannya lebih besar.
Setengah reaksi yang terjadi adalah :
Anoda : H2(g) + 2OH-(aq)  2H2O(l) + 2e- ×2
Katoda : O2(g) + 2H2O(l) + 4e-  4OH-(aq)

2H2(g) + O2(g)  2H2O(l)

g. Sel Aki (Baterai Penyimpan Timbal)


Pada aki, PbO2 sebagai katoda dan H2SO4 sebagai elektrolit. Sel jenis
ini termasuk sel sekunder
karena zat-zat hasil reaksi
dapat diubah menjadi zat-zat
semula. Sel aki merupakan sel
galvani yang dihubungkan seri
untuk menghasilkan suatu
voltase yang lebih besar. Suatu sel aki 6 V tersusun dari tiga sel yang
dihubungkan secara seri. Masing-masing sel menghasilkan ±2V.

Makalah Kimia – Sel Elektrokimia 11


Pada saat sel menghasilkan arus listrik, reaksi yang terjadi adalah :
Anoda : Pb(s) + SO42-(aq)  PbSO4(s) + 2e-
Katoda : PbO2(s) + 4H+(aq) + SO42-(aq) + 2e-  PbSo4(s) + 2H2O(l)

PbO2(s) + Pb(s) + 4H+(aq) + SO42-(aq)  2PbSO4(s) + 2H2O(l)

2H2SO4

Dari reaksi tersebut tampak bahwa SO42- dari elektrolit terendapkan


sebagai PbSO4. Akibatnya, konsentrasi SO42- berkurang. Berkurangnya
konsentrasi sulfat selama pemakaian akan menyebabkan berkurangnya
rapat jenis larutan asam sulfat.

Pada saat tidak menghasilkan arus listrik lagi, baterai tersebut dapat
diisi kembali dengan cara mengalirkan arus listrik dari luar. Reaksi pada
saat pengisian aki adalah :

2PbSO4 + 2H2O  Pb + PbO2 + H2SO4

II.2 SEL ELEKTROLISIS

Makalah Kimia – Sel Elektrokimia 12


Ilmuwan Inggris, Michael Faraday, mengalirkan arus listrik kedalam
larutan elektrolit dan ternyata dalam larutan tersebut terjadi reaksi kimia.
Rangkaian alat yang menunjukkan reaksi kimia akibat dialirkannya arus
listrik tersebut dinamakan Sel elektrolisis. Elektrolisis adalah penguraian
zat-zat kimia oleh arus listrik searah. Dalam peristiwa ini terjadi perubahan
energy listrik menjadi energy kimia. Pada sel elektrolisis, penentuan kutub
positif dan negative ini didasarkan pada potensial yang diberikan dari luar.
Elektroda yang digunakan adalah elektroda inert (tidak ikut bereaksi,
misalnya Pt, C, Ca) dan elektroda aktif.

Prinsip-prinsip Sel Elektrolisis


1. Didalam energy listrik terjadi reaksi kimia dan terjadi reaksi tidak
spontan.
2. Terjadi perubahan dari energy listrik menjadi energy kimia.
3. Pada anoda, terjadi rekasi oksidasi dan bermuatan positif.
4. Pada katoda terjadi reaksi reduksi dan bermuatan negative.
5. Elektron mengalir dari katoda menuju anoda.

Cara Kerja Sel Elektrolisis


Dalam sel elektrolisis, terdapat bagian-bagian yang disebut elektroda dan
elektrolit. Jika elektroda-elektroda tersebut
dihubungkan dengan arus listrik searah,
maka ion-ion positif (kation) yang terdapat
dalam elektrolit akan tertarik ke electrode
yang bermuatan negative (katoda).
Sementara itu, ion-ion negative (anion)
akan tertarik ke elektroda yang bermuatan
positif (anoda). Seperti yang ditunjukkan
pada gambar.

Makalah Kimia – Sel Elektrokimia 13


Pada saat electron mulai mengalir,
terjadilah perubahan kimia. Pada
elektroda positif (anoda), terjadi
penarikan electron dari ion yang
bermuatan negative (ion Cl-)sehingga
terjadi reaksi oksidasi. Sumber arus
searah memompa electron-elektron
tersebut ke elektroda negative (katoda).
Di katoda, electron ditarik oleh ion
bermuatan positif (ion Na+) sehingga
terjadi reaksi reduksi.

Anoda : 2Cl-(aq)  Cl2(g) + 2e-


Katoda : Na+(aq) + e-  Na(l)

Reaksi sel : 2Na+(aq) + 2Cl-(aq)  2Na(l) + Cl2(g)

Pada elektrolisis campuran zat, sering dijumpai adanya beberapa kation


atau anion yang memungkinkan mengalami oksidasi (di anoda) atau reduksi
(di katoda). Untuk mengetahui reaksi mana yang akan terjadi terlebih dahulu
maka diperkirakan dari hrga potensial penguraian oksidasi atau penguraian
reduksinya (Edec). Potensial penguraian adalah potensial yang diperlukan
untuk melangsungkan reaksi elektrolisis. Harga potensial lebih besar
daripada potensial selnya.
Perbedaan antara potensial sel dan potensial penguraian untuk ion logam
biasanya tidak lebih dari 0,1 V. Zat-zat yang menghasilkan gas biasanya
mempunyai perbedaan potensial yang cukup besar. Makin besar harga E dec
(makin negative) suatu spesies, makin sukar mengalami oksidasi. Makin
kecil harga Edec suatu spesies, makin mudah mengalami oksidasi.

Makalah Kimia – Sel Elektrokimia 14


Konsep Sel Elektrolisis

Katoda
(kation direduksi)
Leburan / Lelehan (l)
(tidak memerlukan campuran air)

Anoda
(anion di-oksidasi)

Elektrolisis
Katoda
 kation golongan IA, IIA, Al, Mn
 Yang direduksi adalah air (H2O)
 Reduksi air :
2H2O + 2e  H2+ + 2OH-
Larutan (aq)
(memerlukan campuran air)

Anoda
 Anion yang mengandung O atau
SO42-, CO3-, NO3, dll
 Yang dioksidasi adalah air (H2O)
 Oksidasi air :
2H2O  O2 + 4H+ + 4e

Dalam pelarut air, zat-zat yang teroksidasi di anoda antara lain :


 Elektroda yang tidak inert (selain Pt, Au, Cgrafit) misalnya Cu dan Ag.
 Ion-ion Cl-, Br-, dan I- dapat teroksidasi menjadi Cl2, Br2, dan I2 , jika
larutannya pekat, misalnya 1 M.
 Molekul air (H2O) menjadi gas oksigen (O2)

Makalah Kimia – Sel Elektrokimia 15


Sedangkan zat-zat yang tereduksi dikatode antara lain:
2+
 Ion-ion positif seperti Cu dan Ag+(ion-ion logam alkali, misalnya Na+
dan K+tidak mengalami reduksi)
 Molekul air (H2O) menjadi gas hydrogen (H2)
 Ion-ion sulfat (SO42-) dan nitrat (NO3-) tidak mengalami redoks

Contoh soal 1:
Diketahui : Ionisasi NaCl = NaCl  Na+ + Cl-
Ditanya : a. Buat elektrolisis leburan NaCl!
b. Buat elektrolisis larutan NaCl!
Jawab :
a. Anoda : 2Cl-  Cl2 + 2e 2Cl-  Cl2 + 2e
Katoda : Na+ + e  Na ×2 2Na+ + 2e  2Na

2Cl- + 2Na+  Cl2 + 2Na

Maka, elektrolisis leburan NaCl adalah 2Cl- + 2Na+  Cl2 + 2Na

b. Anoda : 2Cl-  Cl2 + 2e


Katoda : Na+ + e  Na

Karena Na termasuk ke dalam golongan IA (alkali tanah), maka Na


digantikan dengan H2O. Maka persamaan reaksinya sebagai berikut:
Anoda : 2Cl-  Cl2 + 2e
Katoda : 2H2O + 2e  H2+ + 2OH-

2Cl- + 2H2O  Cl2 + H2+ + 2OH-

Makalah Kimia – Sel Elektrokimia 16


Maka, elektrolisis larutan NaCl adalah 2Cl- + 2H2O  Cl2 + H2+ + 2OH-

Kegunaan
1. Penyepuhan
Penyepuhan merupakan pelapisan suatu logam dengan logam lain
agar diperoleh sifat-sifatr yang lebih baik, misalnya tahan karat,
mengkilap dan berharga mahal. Logam yang mudah terkena karat/korosi
seperti besi/baja dapat dilindungi dengan melapisisnya dengan logam
yang sukar teroksidasi seperti nikel (Ni), perak (Ag) atau emas (Au)
dengan menggunakan elektroda yang bereaksi. Dalam melakukan
penyepuhan, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
 Logam yang akan dilapisi dipasang pada katoda
 Logam pelapis dipasang pada anoda
 Elektrolit yang digunakan adalah salah satu larutan garam dari logam
pelapisnya

2. Produksi Logam Alumunium


Alumunium diperoleh dari elektrolisis larutan alumina (Al2O3)
dalam proses Hall-Heroult. Hasil elektrolisis alumina adalah elumunium
dan gas oksigen. Reaksi yang terjadi adalah :
Anoda : 3(2O2-  O2(g) + 4e-)
Katoda : 4(Al3+ + 3e-  Al(l))

2Al2O3  4Al(l) +3O2(g)

3. Produksi Logam Magnesium


Magnesium diperoleh dari elektrolisis lelehan MgCl2. Sumber
utama magnesium adalah air laut, dalam bentuk endapan Mg(OH) 2.
Untuk mendapatkan padatan MgCl2, maka Mg(OH)2 disaring kemudian
dilarutkan dalam asam klorida.

Makalah Kimia – Sel Elektrokimia 17


Mg(OH)2 + HCl  MgCl2 + 2H2O
Larutan MgCl2 diuapkan sampai terbentuk padatan MgCl2. Selama
proses elektrolisis lelehan MgCl2, magnesium diendapkan di katoda dan
gas klorin yang dihasilkan di anoda.
MgCl2(l)  Mg(l) + Cl2(g)
Katoda Anoda

Hukum Faraday
Hubungan kuantitatif antara muatan listrik dan perubahan kimia telah
dikemukakan oleh Michael faraday (1883) yang kemudian dikenal sebagai
Hukum Faraday yang berbunyi sebagai berikut:
1. Massa zat yang diendapkan atau dibebaskan pada electrode sebanding
dengan muatan listrik yang melewati suatu zat elektrolit.
Muatan listrik 1 Coulomb (C) = muatan listrik yang ada jika arus
sebesar 1 ampere (A) mengalir selama 1 detik (s).
2. Jika sejumlah muatan listrik yang sama dilewatkan pada beberapa zat
elektrolit yang berbeda, massa yang diendapkan atau dibebaskan
sebanding dengan massa ekuivalennya (e).

massa atom relatif atau massa rumus relatif X


e =
jumlah elektron yang diterima atau dibebaskantiap mol X

Ar X
massa ekuivalen (e) =
n e−tiap mol X

ne- = jumlah electron yang diterima atau dilepaskan

Makalah Kimia – Sel Elektrokimia 18


Contohnya adalah reduksi ion Cu2+ pada katoda menghasilkan Cu.

Cu2+(aq) + 2e-  Cu(s)

Untuk mengendapkan 1 mol Cu, diperlukan 2 mol electron. Untuk


mengendapkan 2 mol Cu, diperlukan 4 mol electron. Dengan demikian,
banyaknya Cu yang terendapkan bergantung pada banyaknya listrik
(electron) yang dialirkannya.

1 mol electron mengandung 6,02 × 1023 elektron

Muatan 1 elektron = 1,6022 × 10-19 Coulomb

Muatan 1 mol electron = (6,02 × 1023)(1,6022 × 10-19) coulomb

= 96.949 coulomb ~ 96.500 coulomb

Muatan listrik sebanyak 96.500 coulomb ini disebut 1 faraday (1F).

1 mol e- ~ 96.500 C ~ 1 F

Pada contoh diatas, untuk mengendapkan 1 mol Cu (63,5 g), diperlukan


listrik sebanyak 2mol e- atau 2 F.

Makalah Kimia – Sel Elektrokimia 19


BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dalam redoks, perpindahan electron dapat tidak secara langsung, tetapi


melalui suatu penghantar, misalnya pada sel elektrokimia. Ada dua jenis sel
elektrokimia, yaitu sel volta (sel galvani) dan sel elektrolisis.

Sel volta banyak digunakan dalam penentuan pH larutan, energy reaksi, titrasi,
kelarutan garam dan sebagainya. Selain iu sel volta juga digunakan untuk
menghasilkan energy listrik. Penerapannya banyak digunakan dalam baterai, aki,
sel bahan bakar, dan lain-lain. Sedangkan sel elektrolisis sering digunakan untuk
proses penyepuhan serta pemurnian logam.

Adapun perbedaan karakteristik antara sel volta (sel galvani) dan sel
elektrolisis adalah sebagai berikut:

Sel Volta Sel Elektrolisis


a. Muatan pada katoda Positif Negative
b. Muatan pada anoda Negative Positif
c. Arah aliran electron Anoda  katoda Katoda  anoda
d. Notasi sel X│Xn+║Ym+│Y -
E sel = E0 reduksi – E0 oksidasi
e. Reaksi pada anoda Oksidasi Oksidasi
f. Reaksi pada katoda Reduksi Reduksi

Makalah Kimia – Sel Elektrokimia 20

You might also like