You are on page 1of 82

Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika 1

1. PENERTIAN DASAR (TENAGA) LISTRIK

Tujuan Khusus Pembelajaran


Tujuan khusus dari pembelajaran 1 ini peserta dapat :
1. Menjelaskan perbedaan antara atom dan elektron
2. Mengetahui sifat-sifat muatan listrik (pembawa muatan)
3. Memahami konsep dasar tentang arus, tegangan dan tahanan listrik

1.1 ATOM DAN ELEKTRON


Kita potong-potong suatu benda padat, misalnya tembaga, kedalam
bagian-bagian yang selalu lebih kecil, dengan demikian maka pada
akhirnya kita dapatkan suatu atom. Kata atom berasal dari bahasa Yunani
dan berarti tidak dapat dibagi.
Dalam beberapa waktu kemudian barulah dapat ditemukan buktinya
melalui percobaan, bahwa benda padat tersusun atas atom. Dari banyak
hasil percobaan ahli fisika seperti Rutherford dan Bohr menarik
kesimpulan, bahwa suatu atom harus tersusun mirip seperti sistim tata
surya kita (gambar 1.1).

Planet
Lintasan planet

Matahari

Gambar 1.1 Model sistim tata surya

Dari gambaran model ini atom terdiri atas matahari sebagai inti atom dan
disekitar inti pada lintasan berbentuk lingkaran atau ellips beredar planet
sebagai elektron-elektron. Lintasannya mengelilingi inti dan membentuk
sesuatu yang disebut dengan kulit elektron (gambar 1.2).

First | Semester
2 Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika

Elektron
Inti atom
Lintasan

Gambar 1.2 Model atom

Elektron-elektron pada kulit terluar disebut elektron valensi, mereka


terletak paling jauh dari inti dan oleh karena itu paling baik untuk
dipengaruhi dari luar.

1.2 MUATAN LISTRIK - PEMBAWA MUATAN


Elektron mengelilingi inti atom dengan kecepatan yang sangat tinggi (
2200 km/det.). Pada gerakan melingkar, meski berat elektron tidak
seberapa, maka disini harus bertindak suatu gaya sentrifugal yang relatip
besar, yang bekerja dan berusaha untuk melepaskan elektron keluar dari
lintasannya. Sekarang tenaga apakah yang menahan elektron tetap pada
lintasannya mengitari inti ?
Tenaga yang menahan bumi tetap pada lintasannya adalah grafitasi.
Grafitasi antara elektron-elektron dan inti atom belum mencukupi,
sebagaimana terbukti secara perhitungan, dan tid ak dapat menahan
elektron-elektron yang terjauh untuk tetap pada lintasannya. Oleh karena
itu disini harus bertindak suatu tenaga lain, yaitu tenaga listrik.
Diantara inti atom dan elektron terdapat tenaga listrik.

Tenaga listrik semacam ini sederhana me mbuktikannya. Kita gosokkan


penggaris mika (bahan sintetis/plastik) dengan suatu kain wol, maka pada
bahan ini bekerja suatu gaya tarik terhadap kertas, yang pada prinsipnya
lebih besar daripada tenaga grafitasi.

First | Semester
Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika 3

Yang bertanggung jawab terhadap tenaga listrik kita sebut muatan listrik.

Terhadap inti atom, elektron bersifat menjalankan suatu tenaga listrik.


Jadi elektron memiliki muatan listrik. Kita katakan elektron sebagai suatu
pembawa muatan.
Oleh karena inti atom juga mempunyai sifat menjalankan tenaga listrik,
maka inti atom juga mempunyai muatan listrik.
Hal ini terbukti bahwa elektron-elektron tidak saling tarik-menarik,
melainkan tolak-menolak. Demikian pula tingkah laku inti atom (gambar
1.3)
a b c

Inti atom Elektron Elektron-elektron Inti-inti atom

Gambar 1.3 Efek dinamis anta ra a) inti atom dan elektron


b) elektron-elektron c) inti-inti atom

Oleh karena elektron-elektron saling tolak-menolak, inti atom dan elektron


saling tarik-menarik, maka inti atom harus berbeda muatan dengan
elektron, artinya membawa suatu jenis muatan yang berbeda dengan
muatan elektron.
Muatan inti atom dinamakan muatan positip dan muatan elektron
dinamakan muatan negatip. Dengan demikian untuk muatan listrik
berlaku :

Muatan-muatan yang sama saling tolak-menolak, muatan-muatan yang


berbeda saling tarik-menarik.

- - + + + -
Muatan Muatan Muatan
negatip positip tidak sama

Gambar 1.4 Efek dinamis muatan-muatan listrik

First | Semester
4 Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika

1.2.1 Ato m netral - Susunan atom


Atom hidrogen memperlihatkan susunan yang paling sederhana. Terdiri
atas sebuah elektron dan sebuah proton (biasa disebut inti atom).
Elektron sebagai pembawa muatan listrik terkecil dinamakan muatan
elementer.

Elektron adalah pembawa muatan elementer negatip, proton merupakan


pembawa muatan elementer positip.

a b
Elektron

Elektron Netron
+ + Proton
+ +
+ +

Proton

Lintasan

Gambar 1.5 Gambar skema atom: a) atom hidrogen b) atom karbon

Muatan elementer negatip elektron sama besarnya dengan muatan


elementer positip proton. Oleh karenanya muatan-muatan atom memiliki
pengaruh yang persis sama. Atom secara listrik bersifat netral.

Atom netral terdiri atas muatan positip yang sama banyaknya dengan
muatan negatip.

Atom karbon misalnya memiliki 6 elektron dan juga 6 proton. Selain


proton inti atom juga mengandung bagian yang secara listrik bersifat
netral, yang biasa disebut dengan netron. Proton dan netron menentukan
berat atom yang sebenarnya .
Atom yang lain semuanya berjumlah 103 buah dengan susunan yang
hampir sama. Pembagian elektron pada lintasan elektron berdasarkan

First | Semester
Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika 5

pada aturan tertentu. Namun jumlah elektron tetap selalu sama dengan
jumlah proton.

1.2.2 Ion
Atom kehilangan sebuah elektron, dengan demikian maka atom tersebut
memiliki lebih banyak muatan positipnya daripada muatan negatip. Atom
yang secara utuh bermuatan positip, melaksanakan suatu reaksi listrik,
yaitu menarik muatan negatip.
Atom yang ditambah/diberi sebuah elektron, maka secara utuh dia
bermuatan negatip dan menarik muatan positip.
Atom yang bermuatan seperti ini sebaliknya dapat juga menarik muatan
yang berbeda, berarti atom tersebut bergerak. Atas dasar inilah maka
atom seperti ini dinamakan ion (ion = berjalan, bhs. Yunani).

Atom bermuatan positip maupun negatip atau kumpulan atom disebut


ion.

- - -
-
+ + +

Atom netral Ion positip Ion negatip

Gambar 1.6 Skema pembentukan ion

Dapat disimpulkan bahwa :


Kelebihan elektron menghasilkan muatan negatip, kekurangan elektron
menghasilkan muatan positip.

1.3 Arus listrik

Arus listrik pada dasarnya merupakan gerakan muatan secara langsung.

First | Semester
6 Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika

Pembawa muatan dapat berupa elektron-elektron maupun ion-ion.Arus


listrik hanya dapat mengalir pada bahan yang didalamnya tersedia
pembawa muatan dengan jumlah yang cukup dan bebas bergerak.

1.3.1 Penghantar, bukan penghantar, semi penghantar


1.3.1.1 Penghantar - Mekanisme penghantar
Bahan yang memiliki banyak pembawa muatan yang bebas bergerak
dinamakan penghantar.

Kita bedakan antara :


Penghantar elektron
Yang termasuk didalamnya yaitu logam seperti misalnya tembaga,
alumunium, perak, emas, besi dan juga arang.
Atom logam membentuk sesuatu yang disebut struktur logam. Dimana
setiap atom logam memberikan semua elektron valensinya (elektron-
elektron pada lintasan terluar) dan juga ion-ion atom positip.
+ + +

- -
-
+ + +
-
- + + +
- -
-
- -
+ + +
- -
+ + +
-
- -
-
+ + +
Ion-ion atom
Elektron-elektron bebas
Gambar 1.7 Kisi-kisi ruang suatu logam dengan awan elektron

Ion-ion menempati ruang dengan jarak tertentu serta sama antara satu
dengan yang lain dan membentuk sesuatu yang disebut dengan kisi-kisi
ruang atau pola geometris atom-atom (gambar 1.7).
Elektron-elektron bergerak seperti suatu awan atau gas diantara ion-ion
yang diam dan oleh karenanya bergerak relatip ringan didalam kisi-kisi
ruang.

First | Semester
Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika 7

Elektron tersebut dikenal sebagai elektron bebas. Awan elektron


bermuatan negatip praktis termasuk juga didalamnya ion-ion atom yang
bermuatan positip.
Sepotong tembaga dengan panjang sisinya 1 c m memiliki kira-kira 1023
(yaitu satu dengan 23 nol) elektron bebas. Melalui tekanan listrik dengan
arah tertentu, yang dalam teknik listrik dikenal sebagai tegangan,
elektron-elektron bebas dalam penghantar digiring melalui kisi-kisi (gb.
1.8). Dengan demikian elektron-elektron penghantar mentransfer muatan
negatipnya dengan arah tertentu. Biasa disebut sebagai arus listrik.

Dapat disimpulkan bahwa :


Arus listrik (arus elektron) dalam suatu penghantar logam adalah
merupakan gerakan elektron bebas pada bahan penghantar dengan arah
tertentu. Gerakan muatan tidak mengakibatkan terjadinya perubahan
karakteristik bahan.

- - -
+ + + +
+
-
- - - Tekanan listrik
+ + + + (Tegangan)
+
- - -
+ + +
+ +
- - - -

Ion atom Elektron-elektron bebas

Gambar 1.8 Mekanisme penghantar logam

Kecepatan arus tergantung pada rapat arus (lihat bagian 3.6). Penghantar
logam dengan beban biasa maka kecepatan elektronnya hanya sebesar 3
mm/detik, tetapi gerakan elektron tersebut menyebarkan impuls
tumbukan mendekati dengan kecepatan cahaya c=300.000 km/detik. Oleh
karenanya dibedakan disini antara kecepatan impuls dan kecepatan
elektron.

Contoh :

First | Semester
8 Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika

1. Berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh elektron pada suatu


penghantar kawat untuk kembali ke tempatnya semula ? Panjang
kawat =1200 m dengan kecepatan sedang =3 mm/s
2. Berapa lama waktu yang dibutuhkan impuls untuk jarak yang sama
?
Jawaban :

1. Kecepatan : waktu :

2.

Penghantar ion
Termasuk disini yaitu elektrolit (zat cair yang menghantarkan arus),
peleburan (misal peleburan alumunium) dan ionisasi gas. Sebagai
pembawa muatan dalam hal ini adalah ion positip dan ion negatip. Biasa
disebut sebagai arus ion.

Arus listrik (arus ion) didalam suatu elektrolit, peleburan atau ionisasi gas
adalah merupakan gerakan terarah ion-ion bahan/zat cair. Dalam hal ini
termasuk juga sebagai transfer bahan/zat.

1.3.1.2 Bukan penghantar


Bahan yang hanya memiliki sedikit pembawa muatan dan terikat dalam
molekul tersendiri, dinamakan bahan bukan penghantar.

Termasuk dalam hal ini yaitu bahan padat, seperti bahan sintetis, karet,
kaca, porselen, lak, kertas, sutera, asbes, dan zat cair, seperti air murni,
oli, fet, dan juga ruang hampa termasuk disini gas (juga udara) dengan
aturan tertentu. Bahan-bahan tersebut sebagian juga dikenal sebagai
bahan isolasi, dengan demikian maka dapat mengisolasi bahan yang
berarus listrik.

First | Semester
Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika 9

1.3.1.3 Semi penghantar


Semi penghantar adalah bahan yang setelah mendapat pengaruh dari luar
maka elektron valensinya lepas dan dengan demikian mampu
menghantarkan listrik.

Termasuk disini yaitu silisium, selenium, germanium dan karbon oksida.


Pada temperatur rendah, elektron valensi bahan tersebut terikat
sedemikian rupa sehingga tidak ada elektron bebas didalam kisi-kisi. Jadi
dalam hal ini dia bukan sebagai bahan penghantar.
Melalui pemanasan, sebagian elektron terlepas dari lintasannya, dan
menjadi elektron yang bergerak dengan bebas. Dengan demikian maka
menjadi suatu penghantar. Juga melalui pengaruh yang lainnya, seperti
misalnya cahaya dan medan magnit mengakibatkan perubahan sifat
kelistrikan bahan semi penghantar.

Arus elektron

Pembangkit Penghantar Beban


tegangan (lampu)

Gambar 1.9 Model suatu rangkaian arus

1.3.2 Rangkaian listrik


Peralatan listrik secara umum disebut sebagai beban/pemakai, terhubung
dengan sumber tegangan melalui suatu penghantar, yang terdiri atas dua
buah penghantar, yaitu penghantar masuk dan penghantar keluar (gambar
1.9). Penanggung jawab adanya arus yaitu elektron-elektron bebas,
bergerak dari pembangkit tegangan kembali ke tempatnya semula melalui
jalan yang tertutup, yang biasa disebut sebagai rangkaian arus.

First | Semester
10 Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika

Rangkaian arus listrik sederhana terdiri atas pembangkit tegangan, beban


termasuk disini kabel penghubung (penghantar masuk dan penghantar
keluar).

Untuk diketahui bahwa :


Arus listrik hanya dapat mengalir dalam suatu rangkaian penghantar
tertutup.

Dengan memasang sebuah saklar pada rangkaian, arus listrik dapat


dihubung atau diputus sesuai keinginan.
Gambar secara nyata suatu rangkaian arus sebagaimana ditunjukkan
diatas terlihat sangat rumit, dalam praktiknya digunakanlah skema
dengan normalisasi simbol yang sederhana, yang biasa dikenal sebagai
diagram rangkaian. Skema menjelaskan hubungan antara komponen-
komponen yang ada pada suatu rangkaian.
Baterai
(Pembangkit tegangan)

Lampu pij ar
Sakelar (Beban)

Penghantar

Gambar 1.10 Skema rangkaian arus sederhana

1.3.3 Arah arus


1.3.3.1 Arah arus elektron
Kita buat suatu rangkaian arus listrik tertutup, dengan demikian
didapatkan suatu proses sebagai berikut :
Pada kutub negatip pembangkit tegangan (kelebihan elektron), elektron
bebas pada ujung penghantar didorong menuju beban. Pada kutub positip
(kekurangan elektron) elektron bebas pada ujung penghantar yang lain
tertarik. Dengan demikian secara umum terjadi arus elektron dengan arah
tertentu.

First | Semester
Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika 11

Pembangkit tegangan
+ Elektron-elektron
- - - - -

Beban (Tahanan R)

Gambar 1.11 Arah arus elektron

Arus elektron mengalir dari kutub negatip pembangkit tegangan melalui


beban menuju kutub positip.

1.3.3.2 Arah arus secara teknik


Pengetahuan teori elektron zaman dulu menduga bahwa sebagai
penanggung jawab terhadap mekanisme penghantaran didalam logam
adalah pembawa muatan positip dan oleh karenanya arus mengalir dari
kutub positip melalui beban menuju kutub negatip. Jadi berlawanan
dengan arus elektron yang sebenarnya sebagaimana diutarakan dimuka.
Meskipun pada saat ini telah dibuktikan adanya kekeliruan anggapan pada
mulanya, namun didalam teknik listrik untuk praktisnya anggapan arah
arus tersebut tetap dipertahankan. Sehingga ditemui adanya perbedaan
antara arah arus elektron terhadap arah arus secara teknik atau secara
umum juga disebut arah arus.

Arus listrik mengalir dari kutub positip pembangkit tegangan melalui


beban menuju kutub negatip.

First | Semester
12 Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika

Pembangkit tegangan
Arah arus secara teknik
+ Arah arus elektron
-

Beban

Gambar 1.12 Arah arus elektron dan Arah arus secara teknik

1.3.4 Kuat arus


Semakin banyak elektron-elektron yang mengalir melalui suatu
penghantar dalam tiap detiknya, maka semakin besar pula kekuatan arus
listriknya, biasa disebut kuat arus.
Arus sebanyak 6,24 triliun elektron (6,24 10 18) tiap detik pada luas
penampang penghantar, maka hal ini dikenal sebagai kuat arus 1 Ampere.
Dengan demikian dapat dikatakan :

Ampere adalah satuan dasar yang sah untuk kuat arus listrik

Sudah menjadi kebiasaan dalam keteknikan, supaya lebih sederhana maka


besaran-besaran teknik seperti misalnya kuat arus diganti dengan simbol
formula dan demikian pula untuk simbol nama satuan (simbol satuan).
Simbol formula untuk kuat arus adalah I
Simbol satuan untuk Ampere adalah A
Pembagian dan kelipatan satuan :

1 kA = 1 K iloampere = 1000 A = 10 3 A
1 mA = 1 Milliampere = 1/1000 A = 10-3 A
1 A = 1 Mikroampere = 1/1000000 A = 10-6 A

First | Semester
Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika 13

Pada undang-undang tentang besaran dalam hal pengukuran sejak 2 Juli


1969 kuat arus listrik ditetapkan sebagai besaran dasar dan untuk satuan
dasar 1 Ampere didefinisikan dengan bantuan reaksi tenaga arus tersebut
Kuat arus dalam teknik listrik berkisar pada jarak yang sangat luas :
Lampu pijar : 100 s.d. 1000 mA
Motor listrik : 1 sampai 1000 A
Peleburan : 10 s.d. 100 kA
Pesawat telepon : beberapa A

1.3.5 Muatan listrik


Jumlah muatan elementer (biasanya pada peristiwa kelistrikan turut serta
bermilyar-milyar elektron dan dengan demikian berarti muatan elementer)
menghasilkan suatu muatan listrik tertentu (simbol formula ).
Satuan muatan listrik ditetapkan 1 Coulomb (simbol C). Dalam hal ini
berlaku :

1 C = 6,24 . 10 18 muatan elementer

Sebelumnya telah dijelaskan bahwa

Berarti : Kuat arus

Kita uraikan persamaan tersebut kedalam , sehingga menjadi =I.t


Dengan demikian faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya muatan
listrik Q ditentukan oleh arus I dan waktu t.
Dalam pada itu kita pasang arus I dalam A dan waktu t dalam s, sehingga
diperoleh satuan muatan listrik adalah 1 As, yang berarti sama dengan 1
C.

1 Coulomb = 1 Ampere sekon


1 C = 1 As
Contoh :

First | Semester
14 Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika

Sebuah aki mobil diisi dengan 2,5 A.


Berapa besarnya muatan listrik aki tersebut setelah waktu pengisian
berlangsung selama 10 jam ?

Jawaban :

1.3.6 Rapat arus didalam penghantar


Percobaan :
Kawat konstantan diameter 0,2 mm dan kawat konstantan lain diameter
0,4 mm salah satu ujungnya dikopel, kedua ujung yang lain dihubungkan
ke auto trafo. Arus dinaikkan sedikit demi sedikit hingga kawat mulai
membara.

Arus

Gambar 1.13 Arus pada penghantar dengan luas penampang berbeda

Kawat dengan luas penampang kecil telah membara, sementara itu kawat
yang luas penampangnya besar masih belum memperlihatkan reaksi
panas.
Meskipun pada kedua kawat mengalir arus yang sama, penghantar dengan
luas penampang kecil panasnya lebih kuat. Jadi untuk pemanasan kawat
tidak hanya dipengaruhi oleh arus saja tetapi juga oleh luas penampang
kawat. Semakin rapat dorongan arus didalam penghantar, semakin keras
pula tumbukan yang terjadi antara elektron dengan ion-ion atom, maka
pemanasannya menjadi lebih kuat. Pemanasan penghantar praktis
tergantung pada kerapatan arus. Dari sinilah digunakan istilah rapat arus
(simbol S).

First | Semester
Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika 15

Kuat arus I = Kuat arus

A = Luas penampang
S = Rapat arus

Satuan rapat arus oleh karenanya adalah A/mm2

Pada penentuan penghantar logam, kumparan dan komponen-komponen


lain yang berhubungan dengan pemanasan yang diijinkan pada komponen
tersebut maka rapat arus merupakan suatu besaran konstruksi yang
penting.

Contoh :
Sebuah penghantar tembaga dengan luas penampang 2,5 mm2 sesuai PUIL
boleh dibebani dengan 16 A.
Berapa besarnya rapat arus pada penghantar tersebut ?

Jawaban : ;

0 1 2 3 4 5 6 7s
Waktu

Gambar 1.14 Grafik arus searah

3.7 Macam-macam arus


Secara prinsip dibedakan antara arus searah, arus bolak-balik dan arus
bergelombang (undulatory current).

First | Semester
16 Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika

Arus searah
Tegangan yang bekerja pada rangkaian arus tertutup selalu dengan arah
yang sama, maka arus yang mengalir arahnya juga sama. Biasa disebut
dengan arus searah (simbol normalisasi : ).

Arus searah adalah arus listrik yang mengalir dengan arah dan besar yang
tetap/konstan.

Berarti bahwa pembawa muatannya bergerak dengan arah tertentu.

Grafik arus fungsi waktu (grafik garis)


Besarnya arus pada saat yang berbeda diperlihatkan pada suatu grafik
(grafik arus fungsi waktu). Untuk maksud ini sumbu horisontal sebagai
waktu (misal 1s, 2s, 3s dst.) dan sumbu vertikal sebagai arusnya (misal
1A, 2A, 3A dst.)
Besarnya arus yang sekarang ditetapkan pada 1, 2 atau 3 sekon, untuk
masing-masing waktu yang berlaku ditarik garis lurus keatas atau
kebawah (lihat gambar 1.14). Kita hubungkan titik yang sesuai dengan
suatu garis, dengan demikian maka didapatkan suatu grafik arus fungsi
waktu (grafik garis). Gambar grafik seperti ini dapat dibuat secara jelas
dengan suatu oscilloscope.

Arus bo lak-balik
Tegangan pada suatu rangkaian arus, arahnya berubah-ubah dengan
suatu irama/ritme tertentu, dengan demikian maka arah dan besarnya
arus selalu berubah-ubah pula. Biasa disebut arus bolak-balik (simbol
normalisasi : ).

Arus bolak-balik adalah arus yang secara periodik berubah-ubah baik arah
maupun besarnya.

First | Semester
Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika 17

Berarti bahwa elektron bebasnya bergerak maju dan mund ur.


A
Gerakan elektron
2 dalam suatu arah

1
0,015 0,02 s
0
0,005 0,01
W aktu
-1

-2 Gerakan elektron
dalam arah yang lain

Gambar 1.15 Grafik arus bolak-balik

Disini pada arus bolak-balik, sebagaimana digunakan didalam praktik,


arahnya selalu berubah-ubah (misalnya 50 kali tiap sekon), elektron-
elektron didalam penghantar kawat hanya sedikit berayun/bergerak maju
dan mundur.

Arus bergelo mbang


Suatu arus yang besarnya selalu berubah, tetapi arah arus tersebut tetap
konstan, maka dalam hal ini berhubungan dengan suatu arus yang terdiri
atas sebagian arus searah dan sebagian yang lain berupa arus bolak-balik.
Biasa disebut sebagai arus bergelombang (undulatory current).
Arus bergelombang adalah suatu arus yang terdiri atas sebagian arus
searah dan sebagian arus bolak-balik.

Salah satu bentuk lain dari arus bergelombang yang sering ditemukan
dalam praktik yaitu berupa pulsa arus searah (lihat gambar 1.16a)

a b
Gambar 1.16 a) Grafik pulsa arus searah b) Grafik arus bergelombang

First | Semester
18 Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika

1.3.8 Reaksi arus listrik


Arus hanya dapat diketahui dan ditetapkan melalui reaksi atau efek yang
ditimbulkannya.

Reaksi panas
Arus listrik selalu memanasi penghantarnya.

Didalam kawat logam misalnya, elektron-elektron saling bertumbukan


dengan ion-ion atom, bersamaan dengan itu elektron tersebut
memberikan sebagian energi geraknya kepada ion-ion atom dan
memperkuat asutan panas ion-ion atom, yang berhubungan dengan
kenaikan temperatur.
Penggunaan reaksi panas arus listrik ini misalnya pada open pemanas,
solder, kompor, seterika dan sekering lebur.

Reaksi cahaya
Pada lampu pijar reaksi panas arus listrik mengakibatkan kawat membara
dan dengan demikian menjadi bersinar, artinya sebagai efek samping dari
cahaya.

Gas seperti neon, argon atau uap merc ury dipicu/diprakarsai oleh arus
listrik sehingga menjadi bersinar.

Reaksi cahaya secara langsung ini ditemukan pada penggunaan tabung


cahaya, lampu merc ury , lampu neon dan lampu indikator (negative glow
lamp).

Reaksi kemagnitan

Percobaan :
Suatu magnit jarum diletakkan dekat dengan penghantar yang berarus.

First | Semester
Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika 19
U
Simpangan

Arus I U

S magnit j arum

Gambar 1.17 Reaksi kemagnitan arus listrik


Perhatikan : Jarum magnit disimpangkan
Arus listrik selalu membangkitkan medan magnit.

Medan magnit melaksanakan suatu tenaga tarik terhadap besi. Medan


magnit saling berpengaruh satu sama lain dan saling tolak-menolak atau
tarik-menarik. Penggunaan reaksi kemagnitan seperti ini misalnya pada
motor listrik, speaker, alat ukur, pengangkat/kerekan magnit, bel, relay
dan kontaktor.

Reaksi kimia arus listrik


Percobaan :
Dua buah kawat dihubungkan ke sumber tegangan arus searah (misalnya
akkumulator) dan ujung-ujung yang bersih dimasukkan kedalam bejana
berisi air, yang sedikit mengandung asam (misalnya ditambah asam
belerang)

Oksigen Hidrogen
Arus I Arus I
+ -

Air asam

Gambar 1.18 Reaksi kimia arus listrik

Pada kedua kawat terbentuk gas-gas yang naik keatas. Hal tersebut
berhubungan dengan hidrogen dan oksigen. Hidrogen dan oksigen

First | Semester
20 Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika

merupakan unsur-unsur kimia dari air. Jadi air terurai dengan perantaraan
arus listrik.

Arus listrik menguraikan zat cair yang bersifat penghantar.

Penggunaan reaksi kimia arus listrik yaitu dapat ditemukan pada


elektrolisa, pada galvanisasi, pada pengisian akkumulator.

Reaksi pada makhluk hidup


Dengan persyaratan tertentu, misalkan seseorang menyentuh dua buah
penghantar listrik tanpa isolasi, maka arus dapat mengalir melalui tubuh
manusia. Arus listrik tersebut membangkitkan atau bahkan menimbulkan
sentakan/sengatan listrik
Pada penyembuhan secara listrik, arus digunakan untuk memberikan
kejutan listrik (electro shock).

1.4 Tegangan listrik


Elektron-elektron untuk bergeraknya memerlukan suatu mesin penggerak,
yang mirip dengan sebuah pompa, dimana pada salah satu sisi rangkaian
listrik elektron-elektronnya didorong kedalam, bersamaan dengan itu
pada sisi yang lain menarik elektron-elektron. Mesin ini selanjutnya
disebut sebagai pembangkit tegangan atau sumber tegangan.
Dengan demikian pada salah satu klem dari sumber tegangan kelebihan
elektron (kutub ), klem yang lainnya kekurangan elektron (kutub ). Maka
antara kedua klem terdapat suatu perbedaan penempatan elektron.
Keadaan seperti ini dikenal sebagai tegangan (lihat gambar 1.19).

Tegangan listrik U adalah merupakan perbedaan penempatan elektron-


elektron antara dua buah titik.

First | Semester
Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika 21

- - - Kutub positip (kekurangan elektron)

- Tegangan
-
- - -- - - - - -- Kutub negatip (kelebihan elektron)
--

Gambar 1.19 Sumber tegangan

Satuan SI yang ditetapkan untuk tegangan adalah Volt


Simbol formula untuk tegangan adalah U
Simbol satuan untuk Volt adalah V

Pembagian dan kelipatan satuan :


1 MV = 1 Megavolt = 1000000 V = 106 V
1 kV = 1 Kilovolt = 1000 V = 103 V
1 mV = 1 Millivolt = 1/1000 V = 10 -3 V
1 V = 1 Mikrovolt = 1/1000000 V = 10-6 V

Ketetapan satuan SI untuk 1V didefinisikan dengan bantuan daya listrik.


Pada rangkaian listrik dibedakan beberapa macam tegangan, yaitu
tegangan sumber dan tegangan jatuh (lihat gambar 1.20).
Arus I
+ 1

Tahanan 1 U1
Us 2

Tahanan 2 U2

- 3

Gambar 1.20 Tegangan sumber dan tegangan jatuh pada suatu rangkaian

Tegangan sumber (simbol Us) adalah tegangan yang dibangkitkan didalam


sumber tegangan.

Dan dengan demikian maka tegangan sumber merupakan penyebab atas


terjadinya aliran arus.

First | Semester
22 Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika

Tegangan sumber didistribusikan ke seluruh rangkaian listrik dan


digunakan pada masing-masing beban. Serta disebut juga sebagai :
"Tegangan jatuh pada beban."
Dari gambar 1.20, antara dua titik yang manapun pada rangkaian arus,
misal antara titik 1 dan 2 atau antara titik 2 dan 3, maka hanya
merupakan sebagian tegangan sumber yang efektip. Bagian tegangan ini
disebut tegangan jatuh atau tegangan saja.

Tegangan jatuh atau secara umum tegangan (simbol U) adalah tegangan


yang digunakan pada beban.

1.4.1 Potensial
Kita tempatkan elektron-elektron pada bola logam berlawanan dengan
bumi, maka antara bola dan bumi terdapat perbedaan penempatan
elektron-elektron, yang berarti suatu tegangan.

Tegangan antara benda padat yang bermuatan dengan bumi atau titik apa
saja yang direkomendasi disebut potensial (simbol : ).

Satuan potensial adalah juga Volt. Tetapi sebagai simbol formula untuk
potensial digunakan huruf Yuna ni (baca : phi).
Bumi mempunyai potensial = 0 V.

+ -
1 = +10 V 2=-3V

Bumi Bumi

Potensial positip Potensial negatip

Gambar 1.21 Potensial

Potensial bola menjadi positip terhadap bumi, jika elektron-elektron bola


diambil (misal 1
= +10 V, lihat gambar 1.21).

First | Semester
Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika 23

Potensial bola menjadi negatip terhadap bumi, jika ditambahkan elektron-


elektron pada bola (misal 2
= 3 V).
Potensial selalu mempunyai tanda.

Jika suatu bola 1


= +10 V dan yang lain 2
= 3 V (gambar 1.21), maka
antara dua buah bola tersebut terdapat suatu perbedaan penempatan
elektron-elektron dan dengan demikian maka besarnya tegangan dapat
ditentukan dengan aturan sebagai berikut :
U= 1 2
= +10 V ( 3 V) = +10 V + 3 V = 13 V
Dalam hal ini bola bermuatan positip dibuat dengan tanda kutub plus dan
bola bermuatan negatip dengan kutub minus.
Kutub plus Kutub minus

+ U = 13 V -
1 = +10 V 2 =- 3V

Bumi

Gambar 1.22 Potensial dan tegangan

Suatu tegangan antara dua buah titik dinyatakan sebagai perbedaan


potensial titik-titik tersebut.
Tegangan = perbedaan potensial (potensial difference)

Contoh :
Dua buah titik pada suatu rangkaian arus terdapat potensial 1
= +10 V
dan 2
= +5 V.
Berapa besarnya tegangan antara kedua titik tersebut ?

Jawaban : U= 1 2
= 10 V 5V=5V

1.4.2 Arah tegangan


Tegangan selalu mempunyai arah reaksi tertentu, yang dapat
digambarkan melalui suatu anak panah tegangan. Normalisasi anak panah

First | Semester
24 Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika

tegangan untuk arah tegangan positip ditunjukkan dari potensial tinggi


(misalnya kutub plus) menuju ke potensial rendah (misal kutub minus),
dalam hal ini memperlihatkan potensial tingginya adalah positip dan
potensial rendahnya adalah negatip.
Contoh :
Pada gambar 1.23 diberikan bermacam-macam potensial. Bagaimana arah
masing-masing tegangan ?

+5V U + 1V

+ 1V U +5V

-5V U - 1V

+5V U -5V

Gambar 1.23 Anak panah tegangan pada potensial yang diberikan

Untuk menentukan rangkaian arus sangatlah tepat menggunakan


normalisasi ketetapan arah tersebut.
Pada pelaksanaan praktiknya hal ini berarti :
Anak panah tegangan untuk sumber tegangan adalah mengarah dari
kutub plus menuju ke kutub minus. Anak panah tegangan untuk tegangan
jatuh adalah searah dengan arah arus secara teknik, disini arus selalu
mengalir dari potensial tinggi menuju ke potensial rendah (gambar 1.24).

Gambar 1.24 Rangkaian arus dengan anak panah tegangan


a) Dengan sumber tegangan, b) tanpa sumber tegangan

First | Semester
Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika 25

1.5 Tahanan listrik (Resistor)


Gerakan pembawa muatan dengan arah tertentu di bagian dalam suatu
penghantar terhambat oleh terjadinya tumbukan dengan atom-atom (ion-
ion atom) dari bahan penghantar tersebut. "Perlawanan" penghantar
terhadap pelepasan arus inilah disebut sebagai tahanan (gambar 1.25).
- -
+ + + + - -
- -
+ + + + - -
Elektron bebas
- -
+ + + + - -
- -
Atom

Gambar 1.25 Gerakan elektron didalam penghantar logam

Satuan SI yang ditetapkan untuk tahanan listrik adalah Ohm.


Simbol formula untuk tahanan listrik adalah R
Simbol satuan untuk Ohm yaitu (baca: Ohm). adalah huruf Yunani
Omega.
Satuan SI yang ditetapkan 1 didefinisikan dengan aturan sbb. :
1 Ohm adalah sama dengan tahanan yang dengan perantaraan tegangan 1
V mengalir kuat arus sebesar 1 A.

Pembagian dan kelipatan satuan :


1M = 1 Megaohm = 1000000 = 106
1k = 1 Kiloohm = 1000 = 103
1m = 1 Milliohm = 1/1000 = 10-3

1.5.1 Tahanan jenis (spesifikasi tahanan)


Percobaan :
Penghantar bermacam-macam bahan (tembaga, alumunium, besi baja)
dengan panjang dan luas penampang sama berturut-turut dihubung ke
sumber tegangan melalui sebuah ampermeter dan masing-masing kuat
arus (simpangan jarum) diperbandingkan.

First | Semester
26 Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika

Percobaan memperlihatkan bahwa besarnya arus listrik masing -masing


bahan berlawanan dengan tahanannya. Tahanan ini tergantung pada
susunan bagian dalam bahan yang bersangkutan (kerapatan atom dan
jumlah elektron bebas) dan disebut sebagai tahanan jenis (spesifikasi
tahanan).
I

Simpangan
a A besar

Tembaga (1m, 1mm)

Simpangan
b A sedikit
berkurang
Gambar 1.26

Alumunium (1m, 1mm)


Perbandingan tahanan suatu

I penghantar:
a) Tembaga
Simpangan
c A kecil
b) Alumunium
Besi baj a (1m, 1mm) c) Besi baja

Simbol formula untuk tahanan jenis adalah (baca: rho). adalah huruf
abjad Yunani.
Untuk dapat membandingkan bermacam-macam bahan, perlu bertitik
tolak pada kawat dengan panjang 1 m dan luas penampang 1 mm2 , dalam
hal ini tahanan diukur pada suhu 20 OC.

Tahanan jenis suatu bahan penghantar menunjukkan bahwa angka yang


tertera adalah sesuai dengan nilai tahanannya untuk panjang 1 m, luas
penampang 1 mm2 dan pada temperatur 20 OC

Satuan tahanan jenis adalah

Sebagai contoh, besarnya tahanan jenis untuk :


Tembaga = 0,0178 .mm2/m
Alumunium = 0,0278 .mm2/m
perak = 0,016 .mm2/m

First | Semester
Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika 27

1.5.2 Tahanan listrik suatu penghantar


Percobaan :
Bermacam-macam penghantar berturut-turut dihubungkan ke sumber
tegangan melalui sebuah ampermeter dan masing-masing kuat arus
(simpangan jarum) diperbandingkan.
Panjang penghantar berbeda
I I

Simpangan
Simpangan sedikit lebih
A besar A
besar

Tembaga (1m, 1mm) Tembaga (2m, 1mm)

Gambar 1.27 Rangkaian arus dengan panjang penghantar berbeda

Luas penampang berbeda


I I

Simpangan
Simpangan sedikit lebih
A A
besar besar

Tembaga (1m, 1mm) Tembaga (1m, 0,5 mm)

Gambar 1.28 Rangkaian arus dengan luas penampang penghantar


berbeda

Bahan penghantar berbeda


I I

Simpangan
Simpangan
A A sedikit lebih
besar
besar

Tembaga (1m, 1mm) Besi baj a (1m, 1mm)

Gambar 1.29 Rangkaian arus dengan bahan penghantar berbeda

Dari percobaan diatas terlihat bahwa :


Tahanan listrik suatu penghantar R semakin besar,
1. jika penghantar l semakin panjang
2. jika luas penampang A semakin kecil
3. jika tahanan jenis semakin besar.

First | Semester
28 Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika

Ketergantungan tahanan terhadap panjang penghantar dapat dijelaskan


disini, bahwa gerakan elektron didalam penghantar yang lebih panjang
mendapat rintangan lebih kuat dibanding pada penghantar yang lebih
pendek.
Dalam hal jumlah elektron-elektron yang bergerak dengan jumlah sama,
maka pada penghantar dengan luas penampang lebih kecil terjadi
tumbukan yang lebih banyak, berarti tahanannya bertambah.
Bahan dengan tahanan jenis lebih besar, maka jarak atomnya lebih kecil
dan jumlah elektron-elektron bebasnya lebih sedikit, sehingga
menghasilkan tahanan listrik yang lebih besar.
Ketergantungan tahanan listrik tersebut dapat diringkas dalam bentuk
rumus sebagai berikut :

Ditulis dengan simbol formula :


R tahanan penghantar dalam
Tahanan penghantar tahanan jenis dalam
.mm2/m
l panjang penghantar dalam m
A luas penampang dalam mm2

Persamaan diatas dapat ditransfer kedalam bermacam-macam besaran.


Dengan demikian secara perhitungan dimungkinkan juga untuk
menentukan panjang penghantar, tahanan jenis dan luas penampang.

R.A
Panjang penghantar l

R. A
Tahanan jenis
l

First | Semester
Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika 29

.l
Luas penampang A
R

Melalui penempatan satuan kedalam persamaan tahanan jenis, maka


diperoleh satuan tahanan jenis.

Contoh soal :
1. Suatu penghantar dengan luas penampang 10 mm2 .
Berapa besarnya tahanan untuk panjang 500 m, jika digunakan
penghantar
a. Tembaga
b. Alumunium

Diketahui : A = 10 mm2
l = 500 m

Cu
= 0,0178 .mm2/m

Al
= 0,0278 .mm2/m

Hitunglah : R cu , R Al
Jawab :
a.

b.

2. Kawat baja 250 m dan luas penampang 1 mm2 mempunyai tahanan 35

Berapa besarnya tahanan jenis kawat tersebut ?


Diketahui : l = 250 m

First | Semester
30 Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika

A = 1 mm2
R = 35 .
Hitunglah :
Jawab :
;

3. Sebuah jamper alat ukur panjang 12 m terbuat dari kawat tembaga


berisolasi dan harus mempunyai tahanan 0,0356 . Berapa
besarnya luas penampang penghantar tersebut ?
Diketahui : l = 12 m
R = 0,0356

Cu
= 0,0178 .mm2/m

Hitunglah : A

.l
Jawab : A ;
R
. mm 2
0,0178 . 12 m
A m = 6 mm 2
0,0356

1.5.3 Daya hantar dan hantar jenis


Suatu beban dengan tahanan yang kecil menghantarkan arus listrik
dengan baik. Dikatakan : dia memiliki daya hantar yang besar.
Daya hantar yang besar sepadan dengan tahanan yang kecil dan
sebaliknya daya hantar kecil sepadan dengan tahanan besar.

Daya hantar adalah kebalikan tahanan

1
Daya hantar
Tahanan
Satuan SI yang ditetapkan untuk daya hantar adalah Siemens.

First | Semester
Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika 31

Simbol formula untuk daya hantar adalah G.


Simbol satuan untuk Siemens adalah S.

1 G daya hantar listrik dalam


Daya hantar G =
R S

1
Tahanan R = R tahanan listrik dalam
G

Nilai yang lebih kecil :


1 mS = 1 Millisiemens = 10-3 S
1 S = 1 Mikrosiemens = 10-6 S

Suatu bahan penghantar dengan tahanan jenis kecil menghantarkan arus


listrik dengan baik, dia sanggup menghantarkan dengan sangat baik. Hal
ini disebut sebagai besaran hantar jenis atau besaran spesifikasi daya
hantar dari bahan.
Analog dengan daya hantar dapat ditetapkan disini :

Hantar jenis adalah kebalikan tahanan jenis.

m
Satuan untuk hantar jenis adalah .
. mm 2
Simbol formula untuk hantar jenis adalah (baca gamma). adalah huruf
abjad Yunani.

1
Hantar jenis
Tahanan jenis

1 m
Hantar jenis = hantar jenis dalam
. mm 2

tahanan jenis dalam


1
Tahanan jenis =
. mm 2
m

First | Semester
32 Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika

Untuk beberapa pemikiran sangatlah tepat, menghitung dengan


menggunakan daya hantar ataupun hantar jenis.
Dengan bantuan hantar jenis (spesifikasi daya hantar) diperoleh rumus
perhitungan untuk tahanan kawat sebagai berikut :
R tahanan penghantar dalam
l
Tahanan penghantar R
.A hantar jenis dalam
m/ .mm2
l panjang penghantar dalam
m
A luas penampang dalam mm2

Contoh :
1. Berapa besarnya daya hantar untuk tahanan berikut ini : 5 ; 0,2 ;
100 ?
1 1
Jawaban : G= ; G= = 0,2 S
R 5
1 1
G= =5 S; G= = 0,01 S = 10 mS
0,2 100

2. Berapa besarnya hantar jenis perak, tembaga dan alumunium jika


sebagai tahanan jenis berturut-turut terdapat nilai sbb. :

t emb aga
= 0,0178 .mm2/m.

alumu niu m
= 0,0278 .mm2/m.

perak
= 0,016 .mm2/m.

1
Jawaban : ;

1 1m m
tembaga = 56,2
. mm 2 0,0178 . mm 2 . mm 2
0,0178
m
1 m
alumunium = 36
. mm 2 . mm 2
0,0278
m

First | Semester
Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika 33

1 m
perak = 62,5
. mm 2 . mm 2
0,016
m

1.5.4 Tahanan tergantung pada suhu


Percobaan :
Sebuah lampu pijar dihubungkan ke sumber tegangan berturut-turut
melalui bermacam-macam bahan penghantar (tembaga, arang,
konstantan). Setiap penghantar dipanasi dan cahaya lampu
diperbandingkan sebelum dan setelah pemanasan.

Secara umum diketahui :


Tahanan semua bahan sedikit banyak tergantung pada suhu.

1. Penghantar tembaga
I I

Nyala
kurang
terang !

Tembaga Tembaga

Gambar 1.30 Ketergantungan suatu penghantar tembaga terhadap suhu.

2. Penghantar arang (isi pensil)


I I

Nyala
lebih
terang !

Arang Arang

Gambar 1.31 Ketergantungan suatu penghantar arang terhadap suhu.

3. Konstantan

First | Semester
34 Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika

I I

Nyala
sama
terang !

Konstantan Konstantan

Gambar 1.32 Ketergantungan suatu penghantar konstantan terhadap


suhu.

Percobaan memperlihatkan secara rinci :


1. Kawat logam yang terbuat dari tembaga dan alumunium pada
pemanasan tahanannya bertambah.
2. Yang terbuat dari arang, pada pemanasan nilai tahanannya
berkurang.
3. Tahanan kawat konstantan hampir tetap konstan.

Bahan yang dalam kondisi dingin menghantarkan arus dengan lebih baik
dari pada dalam kondisi panas, disebut penghantar dingin. Termasuk
kelompok ini yaitu praktis semua logam murni dan beberapa bahan semi
penghantar.
Bahan yang dalam kondisi panas menghantarkan arus dengan lebih baik
dari pada dalam kondisi dingin, disebut penghantar panas. Termasuk
disini yaitu arang, sebagian besar bahan semi penghantar dan oksida
logam tertentu.
Sebagian logam pada pendinginan mendekati titik nol absolut (-273,2 OC)
tahanannya menghilang dengan sangat tiba-tiba yaitu praktis pada nilai
nol. Maka bahan seperti ini menghantarkan arus dengan sangat baik.
Oleh karena itu disebut penghantar super (super conductor). Termasuk
dalam kelompok ini yaitu alumunium, tin (timah), timbel (timah hitam), air
raksa, niob (columbium).
Perlu diperhatikan, bahwa untuk perbedaan temperatur menggunakan
satuan Kelvin (K) dan tidak lagi derajat Celsius ( OC). Ini tidak menimbulkan
kesulitan, karena perbedaan temperatur 1 OC sama dengan perbedaan

First | Semester
Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika 35

temperatur 1 K. Sejalan dengan hal tersebut satuan O C untuk menyatakan


temperatur dapat terus digunakan.
Contoh :
1. Temperatur penghantar tembaga berubah sekitar 20 K (bukan 20 OC).
2. Temperatur lilitan motor sebesar 20 OC. Untuk ini dapat juga dikatakan
: 293 K, disini 0 OC senilai dengan 273 K atau 0 K sesuai dengan -273
O
C.
Reaksi penghantar dingin dapat diterangkan, bahwa pada asutan panas
yang lebih kuat atas atom-atom didalam kisi-kisi kristal, lebih besar pula
tumbukan elektron-elektron yang bergerak dengan atom-atom (ion-ion
atom) sehingga memberikan tahanan yang lebih besar. (gambar 1.33)
- - - -
+ + +
- - - -
+ + +
- - - -
+ + +
- - - -

Gambar 1.33 Tahanan pada penghantar logam yang dipanaskan

Reaksi penghantar panas berdasarkan, bahwasanya pada pemanasan


elektron-elektron ekstra (tambahan) menjadi bebas dan tergabung pada
gerakan yang terarah. Hal ini berarti pengurangan tahanan.
Pada konstantan melalui pemanasan seperti pada penghantar dingin
terjadi suatu pengereman pembawa muatan, tetapi seperti juga pada
penghantar panas, elektron-elektron ekstra menjadi bebas. Kedua reaksi
tersebut cukup saling menetralisir.
Perubahan tahanan melalui pemanasan untuk masing-masing bahan
berbeda. Karakteristik bermacam-macam bahan ditetapkan melalui
koefisien temperatur.

Simbol : (alpha)
1
Satuan :
K

First | Semester
36 Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika

Koefisien temperatur menunjukkan perubahan tahanan untuk tahanan


sebesar 1 pada pemanasan 1 K.

%
Pada perhitungan sering digunakan koefisien temperatur dalam .
K
Bahan yang pada pemanasan nilai tahanannya berkurang, mempunyai
koefisien temperatur negatip.
Beberapa contoh koefisien temperatur (berlaku untuk perubahan
temperatur mulai dari suhu 20 OC) sbb :
1 %
Tembaga = 0,0039 = 0,39
K K
1 %
Alumunium = 0,0037 = 0,37
K K
1 %
Wolfram = 0,0041 = 0,41
K K
1 %
Nikelin = 0,00023 = 0,023
K K
1 %
Mangan = 0,00001 = 0,001
K K
1 %
Konstantan = 0,00003 = 0,003
K K
1 %
Karbon murni = 0,00045 = 0,045
K K
Pada logam murni (tembaga, alumunium, wolfram) besarnya koefisien
%
temperatur kira-kira 0,4 , artinya setiap K kenaikan temperatur
K
tahanannya bertambah 0,4 %
Menunjuk pada lampu pijar, yang didalamnya menggunakan kawat
wolfram, dalam operasionalnya merupakan suatu tahanan panas, yang
bisa mencapai 15 kali lebih besar dari pada tahanan dingin (pada kondisi
dingin).
Pada logam campuran tertentu (nikelin, manganin, konstantan) koefisien
temperaturnya sangat kecil. Bahan ini sangat cocok untuk tahanan alat
ukur.

First | Semester
Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika 37

Perubahan tahanan R (baca: delta R) suatu penghantar untuk :


tahanan 1 dan perubahan temperatur 1K besarnya R= Ohm
tahanan 1 dan perubahan temperatur 2K besarnya R= 2. Ohm
tahanan 1 dan perubahan temperatur K besarnya R= . Ohm
tahanan R dan perubahan temperatur K besarnya R= . . R Ohm
(baca: delta) adalah suatu huruf Yunani dan digunakan disini sebagai
simbol formula untuk perbedaan.
(baca: theta) adalah juga suatu huruf Yunani dan digunakan disini
sebagai simbol formula untuk temperatur.

Gambar 1.34 Perubahan tahanan

Dengan demikian berlaku :


Perubahan R= . . Rd R perubahan tahanan dalam
tahanan
Rd tahanan dingin pd. 20 oC dlm.
koefisien temperatur dalam 1/K
kenaikan temperatur dalam K

Tahanan panas yang baru R p terdiri atas tahanan dingin R d dan perubahan
tahanan R.
Tahanan panas Rp = Rd + R R p tahanan panas dalam

Rp = Rd + . . Rd

Melalui penjabaran formula diperoleh :


Kenaikan Rp Rd

temperatur . Rd

First | Semester
38 Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika

Persamaan tersebut diatas berlaku untuk kenaikan temperatur hingga


kira-kira 200 oC. Pada kenaikan temperatur yang melebihi 200 oC, harus
diperhatikan faktor-faktor lainnya.
Pemakaian perubahan tahanan ditemukan pada penyelidikan pemanasan
lilitan termasuk juga untuk tujuan pengukuran dan pengaturan.

Contoh:
1. Lilitan tembaga suatu mesin pada suhu 20 oC terukur tahan-annya
serbesar 30 . Selama beroperasi temperatur tahan-annya naik
menjadi 80 oC.
Berapa sekarang besarnya tahanan kumparan ?
Diketahui: R d = 30 ; 1
= 20 oC; 2
= 80 oC; = 0,0039 1/K
Hitunglah: Rp

Jawaban: Rp = Rd + . . Rd
R p = 30 + 0,0039 1/ K . 60 K . 30 = 30 + 7,02 =
37,02
2. Lilitan alumunium suatu trafo satu phasa pada suhu 20 o
C
mempunyai tahanan sebesar 5 . Temperaturnya meningkat berapa
Kelvin, jika setelah beberapa jam beroperasi diukur tahanannya
sebesar 6,3 ?
Diketahui: Rd = 5 ; 1
= 20 oC;
R p = 6,3 ; = 0,0037 1/ K
Hitunglah:
Jawaban: Rp Rd

. Rd

6,3 5 1,3
= 70,3 K
1 1
0,0037 . 5 0,0037 . 5
K K

Tabel : Tahanan jenis ( = 1/ )


Hantar jenis ( = 1/ )
Koefisien temperatur (temperatur 20 OC)

First | Semester
Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika 39

Bahan Simbol .mm2/m m/ .mm2 1/K


Perak Ag 0,016 62,5 0,0038
Tembaga Cu 0,0178 56 0,0039
Alumunium Al 0,0278 36 0,0037
Wolfram W 0,055 18 0,0041
Seng Zn 0,063 16 0,0037
Kuningan - 0,08 12,5 0,0015
Nikel Ni 0,1 10 0,005
Platina Pt 0,1 10 0,0025
Tin (timah) Sn 0,11 9,1 0,0042
Besi Fe 0,13 7,7 0,005
Timah hitam (timbel) Pb 0,21 4,8 0,0042
Air raksa Hg 0,95 1,05 0,00092
Perak (baru) Ag 0,30 3,3 0,00025
Mangan Mn 0,43 2,3 0,00001
Konstantan - 0,49 2,04 0,00003
Baja cromnikel - 1,0 1,0 0,00025
Arang (karbon) C 50 s.d. 100 0,02 s.d. 0,00003
0,01
Siliziumkarbid - 1000 0,001 0,0005
Gelas (kaca) - 1 . 1016 1 . 10 16
Porselen - 5 . 1018 5 . 10 19

First | Semester
40 Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika

Lembar Latihan/Evaluasi

1. Tersusun oleh apakah suatu atom ?


2. Apa yang dimaksud dengan elektron valensi ?
3. Apa yang dimaksud dengan pembawa muatan ?
4. Apa yang menarik perhatian kita atas susunan suatu atom netral ?
5. Apa yang dimaksud dengan muatan elementer ?
6. Bagaimana reaksi muatan-muatan satu sama lain ?
7. Bilamana kita bicara tentang ion-ion ?
8. Apa yang dimaksud dengan arus listrik ?
9. Pembawa muatan manakah yang menentukan adanya arus didalam
logam dan yang mana untuk didalam elektrolit ?
10. Apa yang dimaksud dengan elektron bebas ?
11. Dengan kecepatan berapa suatu impuls l istrik menyebar didalam sebuah
penghantar ?
12. Apa perbedaan secara prinsip antara penghantar listrik, bukan
penghantar dan semi penghantar ?
13. Sebutkan beberapa bahan penghantar !
14. Apa yang dimaksud dengan bahan isolasi listrik ? Sebutkan beberapa
diantaranya !
15. Rangkaian arus listrik terdiri atas komponen apa saja ?
16. Bagaimana arah arus secara teknik ditetapkan ?
17. Apa satuan dan simbol kuat arus listrik ?
18. Apa satuan muatan listrik ?
19. Mengapa penghantar dipaparkan dengan berdasar pada rapat arus ?
20. Apa perbedaan arus searah dan arus bolak-balik ?
21. Sebutkan reaksi arus listrik terpenting dan berikan contoh praktisnya !
22. Apa yang dimaksud dengan grafik garis ?
23. Berapakah besarnya 0,1 A; 0,006 A; 2,5 A bila ditransfer kedalam mA ?
24. Berapakah besarnya 0,0025 A; 5 mA; 0,025 A bila ditransfer kedalam
A?

First | Semester
Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika 41

25. Sebuah akkumulator dapat memberikan muatan listrik sebesar 24 Ah.


Berapa hari akkumulator tersebut dapat tetap terhubung pada instalasi
alarm, jika dia harus terus-menerus membe rikan arus sebesar 0,2 A ?
26. Dalam waktu 10 h suatu muatan sebanyak 250 Ah terdorong melalui
suatu penghantar. Berapa besarnya kuat arus rata-rata mengalir
didalam penghantar ?
27. Didalam kumparan kawat alumunium dengan luas penampang 0,5
mm2 , rapat arus yang diijinkan adalah sebesar 2 A/mm2 . Berapa
besarnya arus operasional yang diperbolehkan ?
28. Bagaimana simbol formula dan satuan untuk tegangan listrik ?
29. Bagaimana tegangan dapat diterangkan ?
30. Bagaimana membedakan tegangan sumber dan tegangan jatuh ?
31. Apa yang dimaksud dengan potensial listrik ?
32. Bagaimana menentukan besarnya tegangan antara dua buah titik
dengan potensial tertentu ?
33. Bagaimana ketetapan arah tegangan positip dan bagaimana hal
tersebut digambarkan ?
34. Berapa V besarnya 1500 mV; 550 mV; 2,5 kV ?
35. Berapa mV besarnya 0,2 V; 0,0035 V; 15 V ?
36. Apa yang dimaksud dengan tahanan listrik ?
37. Bagaimana simbol formula dan satuan untuk tahanan listrik ?
38. Kapan sebuah penghantar mempunyai tahanan 1
39. Apa yang dimaksud dengan tahanan jenis ?
40. Bagaimana satuan tahanan jenis ?
41. Bagaimana perubahan tahana n suatu penghantar, jika a) luas
penampang menjadi setengahnya, b) panjangnya tiga kali lipat, c)
bahannya semula tembaga diganti dengan alumunium ?
42. Coba jabarkan asal mula satuan tahanan jenis !
43. Bagaimana hubungan antara daya hantar dan tahanan ?
44. Bagaimana simbol formula dan satuan untuk daya hantar listrik ?
45. Bagaimana hantar jenis dapat ditentukan dari tahanan jenis yang
sudah diketahui ?
46. Berapa besarnya 0,05 M ; 2,5 k ; 450 m ?

First | Semester
42 Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika

47. Berapa besarnya tahanan suatu untaian tembaga panjang 5 m dengan


luas penampang 0,8 mm2 ?
48. Berapa besarnya tahanan suatu baja elektroda pentanahan yang
panjangnya 150 m, lebar 30 mm dan tebal 3 mm ?
49. Berapa meter panjang kawat nikelin ( = 0,4 .mm2/m) dengan
diameter 0,6 mm yang digunakan untuk membuat suatu tahanan
sebesar 90 ?
50. Berapa luas penampang harus dipilih untuk penghantar tembaga yang
panjangnya 22,4 m (pergi dan pulang), jika tahanan maksimum yang
diperbolehkan sebesar 0,0665 ?

First | Semester
Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika 43

2. HUKUM RANGKAIAN ARUS

Tujuan Khusus Pembelajaran


Tujuan khusus dari pembelajaran 2 ini peserta dapat :
1. Menjelaskan hukum Ohm dan hukum Kirchhoff
2. Menggunakan hukum Ohm dan hukum Kirchhoff dalam pengerjaan
soal
3. Mengetahui macam-macam rangkaian dasar dalam teknik listrik
4. Memberikan contoh praktis rangkaian dasar teknik listrik

2.1 Hukum Ohm


Kita hubungkan sebuah tahanan pada suatu tegangan dan membentuk
suatu rangkaian arus tertutup, maka melalui tahanan tersebut mengalir
arus yang besarnya tertentu. Besar kecilnya arus tergantung pada tahanan
dan tegangan yang terpasang.
Penjelasan tentang hubungan antara tegangan, kuat arus dan tahanan
pada suatu rangkaian arus diperlihatkan oleh percobaan berikut :

Percobaan :
Pengukuran kuat arus pada bermacam-macam tegangan (2V, 4V, 6V) dan
besarnya tahanan konstan (10 ).

I = 0,2 A I = 0,4 A I = 0,6 A


A A A

U=2V R = 10 U=4V R = 10 U=6V R = 10

Gambar 2.1 Arus pada bermacam-macam tegangan

Perhatikan : Kuat arus I berbanding langsung dengan tegangan U


Percobaan :
Pengukuran kuat arus pada bermacam-macam tahanan (10 , 20 ,
30 ).dan besarnya tegangan konstan (6V).

First | Semester
44 Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika

I = 0,6 A I = 0,3 A I = 0,2 A


A A A

U=6V R = 10 U=6V R = 20 U=6V R = 30

Gambar 2.2 Arus pada bermacam-macam tegangan

Perhatikan : Kuat arus I berbanding terbalik dengan tahanan R


Secara umum berlaku :
Kuat arus I adalah : a) berbanding langsung dengan tegangan U
b) berbanding terbalik dengan tahanan R
Hal tersebut diringkas kedalam suatu formula, maka kita peroleh hukum
Ohm.

Tegangan U
Kuat arus I =
Tahanan R

U
Dalam simbol formula I= I Kuat arus dalam A
R
:
U Tegangan dalam V
R Tahanan dalam

Melalui penjabaran persamaan kita dapatkan dua bentuk hukum Ohm


yang lain
U
U=R .I R=
I
Dalam hal ini digunakan satuan Volt, Ampere dan Ohm.

2.1.1 Grafik tegangan fungsi arus


Kita tempatkan tegangan termasuk juga arusnya kedalam suatu sistim
koordinat yang bersudut siku-siku (pada sumbu horisontal tegangan U
sebagai besaran yang diubah-ubah dan pada sumbu vertikal arus I yang
sesuai sebagai besaran yang berubah) dan titik ini satu sama lain saling
dihubungkan, maka kita dapatkan grafik tegangan fungsi arus.

First | Semester
Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika 45

Untuk percobaan a) yang dilaksanakan dengan tahanan R = 10 diperoleh


grafik sebagai berikut :
A
0,7
0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1

1 2 3 4 5 6 7V
U

Gambar 2.3 Grafik tegangan fungsi arus

Pada tahanan yang tetap konstan maka grafiknya lurus seperti


diperlihatkan pada gambar.

Contoh :
1. Suatu kompor listrik untuk 220 V menyerap arus sebesar 5,5 A.
Berapa besarnya tahanan kompor listrik ?
Diketahui : U = 220 V; I = 5,5 A
Ditanyakan : R
U 220 V
Jawaban : R= ; R= 40
I 5,5 A

2. Pada suatu tahanan tertulis data 4 k dan 20 mA. Berapa besarnya


tegangan maksimum yang boleh terpasang ?
Diketahui : R=4k = 4000
I = 20 mA = 0,02 A
Ditanyakan : U
Jawaban : U= I .R U = 4000 . 0,02 A = 80 V

3. Pada gambar 2.4 ditunjukkan grafik tegangan fungsi arus untuk tiga
buah tahanan. Berapa besarnya nilai-nilai tahanan tersebut ?

First | Semester
46 Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika

mA Grafik a
20 Grafik b

15

10
Grafik c
5

10 20 30 40 V
U

Gambar 2.4 Grafik tegangan fungsi arus

Jawaban :
Grafik a : Untuk U = 10 V besarnya arus I = 20 mA = 0,02 A
U 10 V
R= ; R= 500
I 0,02 A

Grafik b : Untuk U = 40 V besarnya arus I = 20 mA = 0,02 A


40 V
R= 2000 = 2 k
0,02 A
Grafik c : Untuk U = 30 V besarnya arus I = 5 mA = 0,005 A
30 V
R= 6000 = 6 k
0,005 A

2.2 Rangkaian seri tahanan


Suatu rangkaian seri tahanan terbentuk, jika untuk tegangan yang
terpasang pada semua tahanan berturut-turut mengalir arus yang sama.
I

R1 R2 R3
U

Gambar 2.5 Rangkaian seri tahanan

Penjelasan tentang tegangan, arus dan tahanan untuk rangkaian seri


dapat diperhatikan pada percobaan berikut ini :

First | Semester
Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika 47

Percobaan :
Pengukuran arus I dengan memasang alat pengukur arus didepan,
diantara dan dibelakang tahanan.

I =0,1A I =0,1A I =0,1A


A A A
R1=20 R2=40 R3=60
U=12V

I=0,1A

Gambar 2.6 Arus pada rangkaian seri

Pada rangkaian seri kuat arus di semua tahanan besarnya sama.

Disini pada rangkaian arus tak satupun tempat bagi elektron-elektron


untuk dapat keluar. Yaitu arus yang tidak pernah digunakan !
Percobaan :
Pengukuran tegangan U1 , U2 , U3 , Ut ot al dengan alat pengukur tegangan dan
pengukuran arus I dengan alat pengukur arus pada rangkaian seri yang
diberikan.

Hasil pengukuran : U1 = 2 V; Ut ot al = 12 V; I = 0,1 A


U2 = 4 V; U3 = 6 V

Gambar 2.7 Tegangan pada rangkaian seri

Kita jumlahkan tiga tegangan bagian (tegangan jatuh) U1 , U2 , U3 , maka kita


dapatkan, bahwasanya jumlah tegangan-tegangan tersebut sama dengan
tegangan terpasang Ut ot al.
Secara umum dinyatakan :

First | Semester
48 Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika

Tegangan total sama dengan jumlah tegangan bagian

Ut ot al = U1 + U2 + U3 +

Tahanan total rangkaian seri secara langsung dapat ditentukan dengan


suatu alat pengukur tahanan. Namun dalam praktik lebih banyak dipilih
metode tidak langsung, yaitu melalui pengukuran tegangan dan arus,
tahanan dihitung dengan bantuan hukum Ohm.
Utotal
R total =
I
12 V
R total = = 120
0,1 A

Dengan demikian terbukti :


Tahanan total sama dengan jumlah tahanan bagian.

Rt ot al = R1 + R2 + R3 +

Dengan demikian dapat diterangkan, bahwa arus berturut-turut harus


mengatasi/menguasai semua tahanan bagian.
Karena tahanan total diganti juga dengan tahanan secara tersendiri, yang
mana hal ini disebut juga sebagai tahanan pengganti (Rp enggant i).
Kita bandingkan perbandingkan tegangan.

U1 2V 1 U2 4V 2 Utotal 12V 6
U2 4V 2 U3 6V 3 U1 2V 1

U1 : U2 : U3 = 2V : 4V : 6V = 1 : 2 : 3

perbandingan untuk tahanan yang ada


R1 20 1 R2 40 2 Rtotal 120 6
R2 40 2 R3 60 3 R1 20 1

R1 : R2 : R3 = 20 : 40 : 60 = 1 : 2 : 3,

First | Semester
Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika 49

Dengan demikian kita dapatkan, bahwasanya kedua hal tersebut


sesuai/cocok satu sama lain. Ini membuktikan :

Tegangan bagian satu sama lain mempunyai karakteristik seperti tahanan


yang ada.

misa U1 R1 U2 R 2 Utotal R total


= = =
l U2 R 2 U3 R 3 U1 R1

U1 : U2 : U3 = R1 : R2 : R3

Hal tersebut dapat diterangkan sebagai berikut :


Disetiap tahanan mengalir arus yang sama. Pada tahanan yang sama arus
tersebut menimbulkan tegangan jatuh yang sama pula. Pada tahanan yang
berbeda arus yang mengalir mengakibatkan terjadinya tegangan jatuh
yang berbeda pula, untuk tahanan yang besar tahanan jatuhnya besar,
untuk tahanan kecil tegangan jatuhnya kecil.
Pada pemakaian, seperti misalnya lampu pijar, jarang dihubungkan secara
seri, disini kerugian suatu pemakai/beban yang seluruhnya terhubung seri
dengan yang lain maka dapat terjadi beban tersebut tanpa arus. Salah satu
pemakaian yang ada yaitu lampu hias warna-warni atau rangkaian seri
pembangkit tegangan

Contoh :
1. Tiga tahanan R1 = 50 , R2 = 100 dan R3 = 200 terhubung seri
pada 175V.
Berapa besarnya tahanan total, arus dan tegangan jatuh ?
Buatlah gambar rangkaiannya !
Diketahui : R1 = 50 ; R2 = 100 ; R 3 = 200 ; U = 175V
Ditanyakan : Rt ot al, I, U1 , U2 , dan U3
Jawaban : Rt ot al = R1 + R2 + R3
Rt ot al = 50 + 100 + 200 = 350

First | Semester
50 Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika

U 175V
I= ; I= 0,5A
R total 350
U1 = I . R1 ; U1 = 0,5A . 50 = 25V
U2 = I . R2 ; U2 = 0,5A . 100 = 50V
U3 = I . R3 ; U3 = 0,5A . 200 = 100V
U1 U2 U3
I

R2=50 R2=100 R3=200

U=175V

Gambar 2.8 Skema rangkain soal no. 1

2. Lampu pijar 10V/0,2A dan lampu pijar yang lain 15V/0,2A


terhubung seri pada tegangan 20V. Berapa besarnya arus pada
rangkaian tersebut ?
Diketahui : Ut ot al = 20 V; U1 = 10 V; I1 = 0,2 A; U2 = 15 V; I2 =
0,2 A
Ditanyakan : I
Jawaban :
Kedua lampu menyerap arus nominal sebesar 0,2 A pada tegangan
seluruhnya 10 V + 15 V = 25 V. Tetapi karena tegangan total yang
digunakan untuk mencatu kedua lampu tersebut lebih kecil, maka
arusnya harus ditentukan dengan cara sebagai berikut :
U 20 V
I ; I 0,16 A
R total 125

Disini tahanan total masih belum diketahui, yang mana merupakan


jumlah tahanan bagian
Rt ot al = R1 + R2 ; Rt ot al = 50 + 75 = 125
Tahanan bagian dapat ditentukan dengan hukum Ohm dan
selanjutnya dimasukkan ke persamaan diatas :
U1 10 V
R1 = ; R1 50
I1 0,2 A

U2 15 V
R2 = ; R2 75
I2 0,2 A

First | Semester
Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika 51

3. Sebuah tahanan panas sebesar 15 terpasang untuk kuat arus 2,5


A. Sebuah tahanan kedua sebesar 35 terhubung seri. Berapa
besarnya tegangan yang harus terpasang pada tahanan tersebut,
jika kuat arusnya tetap dipertahankan ?
Buatlah gambar rangkaiannya !
Diketahui : R1 = 15 ; I1 = 2,5 A; R2 = 35 ;
Ditanyakan : Ut ot al
Jawaban : Ut ot al = I . Rt ot al ; Ut ot al = 2,5 A . 50 = 125 V
Rt ot al = R1 + R2 ; Rt ot al = 15 + 35 = 50
R1=15 R2=35

I=2,5 A

Utotal

Gambar 2.9 Skema rangkaian soal nomer 3

2.2.1 Pembagi tegangan tanpa beban


Pembagi tegangan terdiri atas dua tahanan (R1 , R2) yang terhubung seri,
Dengan bantuannya maka tegangan terpasang (U) dapat terbagi kedalam
dua tegangan (U1 , U2).
I

R1 U1

R2 U2

Gambar 2.10 Pembagi tegangan tanpa beban

Disini tahanan R1 dan R2 berturut-turut dialiri oleh arus I yang sama, untuk
rangkaian seri tahanan tersebut berlaku :
U1 R1
=
U2 R 2

Selanjutnya tahanan total Rt ot al :

First | Semester
52 Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika

U1 R U2 R
= 1 = 2
U R total U R total

U1 R1 U2 R2
= =
U R1 R 2 U R1 R 2

Disusun menjadi : R1 Rumus pembagi tegangan


U1 = U
R1 R 2

R1
U1 = U
R1 R 2

Persamaan tersebut hanya berlaku, jika melalui kedua tahanan mengalir


arus yang sama, berarti bahwa pada tap pembagi tegangan tidak ada
arus yang diambil (pembagi tegangan tidak berbeban).
Melalui pemilihan R1 dan R2 yang sesuai, seluruh nilai tegangan dapat
disetel antara nol dan tegangan total U.
Untuk rangkaian pembagi tegangan dapat juga menggunakan suatu
tahanan dengan tap yang variable (dapat berubah), biasa disebut
potensiometer.

R1
U
R2 U2

Gambar 2.11 Potensiometer

1. Sebuah pembagi tegangan tidak berbeban untuk 140 V terdiri atas


tahanan R 1 = 20 k dan R2 = 40 k .
Berapa besarnya tegangan bagian (U1 dan U2) ?
Diketahui : U = 140 V; R1 = 20 k ; R2 = 40 k
Ditanyakan : U1 dan U2
R1
Jawaban : U1 = U
R1 R 2

140 V. 20 000 140 . 20 000 140.1


U1 = V= V = 46,67 V
20 000 + 40 000 60 000 3

First | Semester
Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika 53

R2
U2 = U
R1 R 2

140 V. 40 000 140.2


U2 = V = 93,33 V
60 000 3
2. Sebuah pembagi tegangan tidak berbeban dengan tahanan total 20
k harus membagi tegangan 120 V kedalam tegangan 20 V dan 100
V.
Berapa besarnya tegangan bagian dan arus yang melalui tahanan?
Diketahui : Rt ot al = 20 k =20 000
U = 120 V; U1 = 20 V; U2 = 100 V
Ditanyakan : R1, R2 dan I

U1 R1 U1
Jawaban : ; R1 R total
U R total U
20 V
R1 20 000 3333 33,33 k
120 V
Rt ot al = R 1 + R 2 ; R 2 = Rtot al - R 1
R2 = 20.000 - 3333 = 16.667 = 16,66 k

2.2.2 Tahanan depan


Dengan bantuan tahanan yang terpasang seri pada beban, maka tegangan
pada beban dapat diperbesar. Tahanan semacam ini disebut tahanan
depan.

Contoh :
Sebuah lampu pijar 1,5V/0,2A melalui tahanan depan harus dihubungkan
ke tegangan yang tersedia U = 4,5 V. Berapa besarnya tahanan depan yang
harus terpasang agar data nominal lampu pijar terpenuhi ?
I =0,2A Ud

Rd

U = 4,5 V U L = 1,5 V

First | Semester
54 Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika

Gambar 2.12 Rangkaian arus dengan tahanan depan

Tahanan depan harus menyerap tegangan sebesar :


Ud = U - UL; Ud = 4,5 V - 1,5 V = 3 V

Arus nominal lampu I = 0,2 A mengalir juga melalui tahanan depan dan
disini menimbulkan tegangan jatuh Ud = 3 V. Dengan hukum Ohm tahanan
depan dapat ditentukan sebagai berikut :
Ud 3V
Rd = ; Rd 15
I 0,2 A

Tahanan depan dapat mereduksi kelebihan tegangan, didalam tahanan


tersebut terjadi panas.

Oleh karena itu tahanan depan harus mampu dialiri sebesar arus nominal
beban, jika tidak maka tahanan terbakar.
Dengan tahanan depan, suatu tegangan tidak dapat diturunkan hingga nol
seperti pada pembagi tegangan, disini untuk maksud tersebut tahanan
depan harus memiliki nilai tahanan yang tak terhingga besarnya.
Tahanan depan digunakan untuk menurunkan tegangan dan dengan
demikian menurunkan kuat arus putaran motor, lampu, alat ukur dan
sebagainya.

2.2.3 Tegangan jatuh pada penghantar


Percobaan :
Sebuah lampu pijar dihubung ke tegangan sumber (misal akumulator)
melalui ampermeter dengan menggunakan kawat yang panjang dan
dengan diameter kecil.
Sebelum dan sesudah lampu dihidupkan, tegangan pada ujung awal dan
ujung akhir penghantar diperbandingkan.

First | Semester
Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika 55
I
RL S
A

U1 U2

RL

Gambar 2.13 Tegangan jatuh pada penghantar

Perhatikan: Sebelum lampu dihidupkan tegangan pada ujung awal dan


ujung akhir penghantar sama besarnya.
Setelah lampu dihidupkan tegangan pada ujung akhir penghantar
berkurang dibanding pada ujung awal penghantar.
Penyebab berkurangnya tegangan tersebut te rletak pada tegangan jatuh
(simbol formula Ua) didalam penghantar masuk dan keluar.

Tegangan jatuh ditimbulkan oleh arus yang mengalir melalui tahanan


kawat.

Percobaan
diulang dengan menambahkan lampu pijar yang lain serta penghantarnya
diperpanjang lagi.

Perhatikan: Setelah kedua lampu dihidupkan maka tegangan jatuh Ua


semakin berkurang, demikian pula pada perpanjangan penghantar.
Penyebab semakin berkurangnya tegangan jatuh disebabkan oleh semakin
besarnya arus dan semakin besarnya tahanan penghantar.

Tegangan jatuh Ua pada penghantar semakin besar,


jika arus I didalam penghantar makin besar dan
jika tahanan penghantar R L makin besar.

Tegangan jatuh Ua = I . RL Ua Tegangan jatuh dalam V


I Arus penghantar dalam A

First | Semester
56 Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika

RL Tahanan penghantardalam
Tegangan jatuh merupakan penanggung jawab terjadinya kerugian pada
penghantar, dia menurunkan tegangan pada beban yang bisa jadi hingga
berada dibawah tegangan nominal yang dibutuhkan.
Tegangan jatuh merupakan penanggung jawab terjadinya kerugian pada
penghantar, dia menurunkan tegangan pada beban yang bisa jadi hingga
berada dibawah tegangan nominal yang dibutuhkan.
Saluran masuk rumah hingga kWh meter ua = 0,5 %
kWh meter hingga lampu pijar dan peralatan ua = 1,5 %
kWh meter hingga motor ua = 3,0 %

Contoh :
Melalui penghantar alumunium dengan luas penampang 6 mm2 dan
panjang 40 m untuk satu jalur mengalir 20 A. Penghantar terhubung pada
tegangan 220 V. Berapa besarnya tegangan jatuh dalam V dan dalam
prosent dari tegangan jala-jala?

Diketahui : A = 6 mm2 ; l = 40 m; I = 20 A; U = 220 V


Ditanyakan : Ua , ua
Jawaban : Ua = I . RL ; Ua = 20 A . 0,371 = 7,42 V

mm 2
2 0,0278 40 m
2 l m
RL ; RL 0,371
A 6 mm 2

Ua 100 7,42 V 100


ua ; ua = 3,37 %
U 220 V

2.3 Rangkaian parallel tahanan


Suatu rangkaian parallel beberapa tahanan terbentuk, jika arus yang
ditimbulkannya terbagi dalam arus-arus cabang dan serentak mengalir
menuju tahanan-tahanan tersebut.

First | Semester
Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika 57
I
I1 I3
A I2

U R1 R2 R3

Gambar 2.14 Rangkaian parallel

Bagaimana karakteristik arus, tegangan dan tahanannya, diperlihatkan


melalui pemikiran dan percobaan berikut :
Diantara kedua titik percabangan arus yaitu titik A dan B (gambar 2.14)
terletak tegangan total U. Disini semua tahanan bagian bergantung pada
klem-klemnya, semua tahanan terhubung pada tegangan yang sama U.
Dengan demikian sebagai ciri utama rangkaian parallel berlaku :
Pada suatu rangkaian parallel semua tahanan terletak pada tegangan yang
sama.

Percobaan :
Pengukuran arus I, I1 , I2 dan I3 pada rangkaian yang diberikan (gambar
2.15).

I =1,1A

I1 = I2 = I =
A A A 3
0,6A 0,3A 0,2A
U=12V
R1 = R2 = R3 =
20 40 60

Gambar 2.15 Pembagian arus pada rangkaian parallel

Hasil pengukuran:
I = 1,1 A; I1 = 0,6 A; I2 = 0,3 A; I3 = 0,2 A

First | Semester
58 Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika

Suatu pemikiran yang lebih terperinci tentang nilai hasil pengukuran arus
diperlihatkan oleh hubungan berikut:
Arus total adalah sama dengan jumlah arus-arus bagian (cabang).

I = I1 + I2 + I3 + . . .

Penjelasan untuk hal tersebut dalam hal ini, bahwasanya arus total hanya
dibagi melalui tiga lintasan arus, tetapi nilai seluruhnya tetap konstan.
Kita perbandingkan kuat arus dengan nilai tahanan yang ada, maka
diketahui:
Pada tahanan terbesar mengalir arus terkecil dan pada tahanan terkecil
mengalir arus terbesar.

U
Pengertian ini dapat dibuktikan dengan hukum Ohm. Disini berlaku I .
R
Pada tegangan yang sama maka cabang dengan tahanan besar harus
mengalir arus yang kecil.
Perbandingan arus
I1 0,6 A 2 I2 0,3 A 3 I1 0,6 A 3
I2 0,3 A 1 I3 0,2 A 2 I3 0,2 A 1

Dengan perbandingan yang sama, untuk tahanan yang ada


R1 20 1 R2 40 2 R1 20 1
R2 40 2 R3 60 3 R3 60 3

diperlihatkan, bahwa perbandingan-perbandingan tersebut berkebalikan.

Dengan demikian berlaku:

Arus bagian (cabang) satu sama lain berbanding terbalik sebagai-mana


tahanan bagian (cabang) yang ada.

First | Semester
Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika 59

misal. I1 R2 I2 R3 I1 R3
I2 R1 I3 R2 I3 R1

Jadi arus total terbagi dalam suatu perbandingan tertentu atas arus
cabang, yang tergantung pada masing-masing tahanan.
Tahanan total, yang juga dikenal sebagai tahanan pengganti, dapat
ditentukan dengan hukum ohm (lihat gambar 2.15).

U 12 V
R tot R tot 10,9
I 1,1 A

Kita bandingkan nilai tahanan-tahanan bagian (cabang) dengan tahanan


total, maka menarik perhatian, bahwa semua tahanan bagian (cabang)
lebih besar dari pada tahanan total.

Tahanan total lebih kecil dari tahanan bagian/cabang yang terkecil.

Hal tersebut dapat diterangkan bahwa setiap merangkai tahanan secara


parallel menghasilkan arus tersendiri dari nilai tahanannya, sehingga arus
total untuk tahanan parallel menjadi meningkat, berarti tahanan totalnya
berkurang dan menjadi lebih kecil dari tahanan bagian (cabang) yang
terkecil.
Misal kita kombinasikan tahanan 1 dengan tahanan 1000 , maka
tahanan 1000 memang hanya menghasilkan arus yang sangat kecil
dibanding arus pada tahanan 1 , tetapi arus totalnya meningkat, artinya
tahanan total menjadi lebih kecil dari 1 .
Setiap menghubungkan cabang parallel (tahanan parallel) menghantarkan
rangkaian arus yang lebih baik. Daya hantarnya mening kat. Maka daya
hantar total suatu rangkaian parallel menjadi

Gt ot = G1 + G2 + G3 + . . .

First | Semester
60 Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika

1
Disini daya hantar kebalikan dari tahanan (G ), diperoleh rumus
R
1 1 1 1
R tot R1 R2 R3

Seper tahanan total adalah sama dengan jumlah dari seper tahanan bagian
(cabang).

Untuk dua tahanan parallel berlaku:


1 1 1
+
R tot R1 R 2

Dari sini penyebut disamakan menjadi R 1 R 2

1 R1 + R 2
R tot R1 . R 2

atau R1 . R 2 Tahanan total untuk dua tahanan yang


R tot
R1 + R 2 dirangkai parallel

Rangkaian parallel sangat sering digunakan didalam praktik. Praktis


semua beban dirangkai parallel pada jala-jala, dalam hal ini peralatan
tersebut dibuat untuk tegangan nominal tertentu dan pada gangguan
tidak berfungsinya salah satu peralatan semua yang lainnya tidak
terpengarug olehnya (gambar 2.16). Tahanan parallel juga dipasang,
untuk mengatasi tingginya kuat arus suatu pemakai (beban), seperti
misalnya pada perluasan batas ukur suatu pengukur arus (amperemeter).
I tot

U = 220 V

I1 I2 I3

M
Lampu Pemanas Motor

Gambar 2.16 Rangkaian parallel dalam praktik

First | Semester
Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika 61

Contoh :
1. Dua tahanan R1 = 4 dan R2 = 6 dihubung parallel.
Berapa besarnya tahanan total ?
Diketahui : R1 = 4 ; R2 = 6
Ditanyakan : Rt ot al
R1 . R 2
Jawaban: R tot
R1 + R 2

4.6 24 2
R tot 2,4
4+6 10

2. Tiga tahanan R1 = 20 ; R2 = 25 dan R3 = 100 terpasang parallel


pada 100 V.
Berapa besarnya
a) tahanan total ?
b) arus total ?
Diketahui : R1 = 20 ; R2 = 25 ; R3 = 100
Ditanyakan : Rt ot al , It ot al
Jawaban: Penyelesaian cara 1
1 1 1 1
+ +
R tot R1 R 2 R 3

1 1 1 1 1 1 1
+ + 0,05 0,04 0,01
R tot 20 25 100
1
0,1

Dengan membalik kedua sisi persamaan diperoleh
1
R tot 10
0,1
U
Itot
R tot
100 V
Itot 10 A
10

Penyelesaian cara 2

First | Semester
62 Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika

U 100 V
I1 5A
R1 20
U 100 V
I2 4A
R2 25
U 100 V
I3 1A
R3 100
Itot I1 I2 I3
Itot 5A 4A 1A = 10 A
U
R tot
Itot
100 V
R tot 10
10 A

3. Pada rangkaian arus terpasang tahanan 25 . Dengan memasang


tahanan kedua secara parallel, tahanan rangkaian harus diperkecil
menjadi 5 .
Berapa nilai tahanan parallel yang memenuhi ?
Diketahui : R1 = 25 ; Rt ot al = 20
Ditanyakan : R2
1 1 1
Jawaban: +
R tot R1 R 2

1 1 1
R2 R tot R1
1 1 1 1 1 1
0,05 0,04 0,01
R2 20 25
1
R2 = 100
0,01

4. Pada suatu alat pemanas terpasang parallel dua tahanan pemanas


yang sama besarnya pada tegangan 220 V dan seluruhnya menyerap
arus 11 A.
Berapa besarnya arus yang terserap, jika kedua tahanan tersebut
dihubung seri ?
Diketahui : U = 220 V; It ot al = 11 A
Ditanyakan : Iseri

First | Semester
Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika 63

Jawaban: Pada rangkaian parallel setiap tahanan pemanas


menyerap arus sebesar
Itot 11 A
I 5,5 A
2 2
Dengan demikian diperoleh tahanan
U
R
I
220 V
R 40
5,5 A
Tahanan total dalam rangkaian seri menjadi
R tot 2 R
R tot 2 40 = 80
U
ISeri
R tot
220 V
ISeri 2,75 A
80
2.3.1 Tahanan samping (tahanan shunt)
Dengan bantuan tahanan yang dipasang parallel pada beban, arus yang
besar pada beban dapat diatasi. Tahanan semacam ini disebut tahanan
samping (tahanan shunt).

Contoh :
Instrumen suatu pengukur arus dengan tahanan dalam 40 boleh
dibebani hingga 25 mA. Untuk memperluas batas ukur menjadi 150 mA
suatu tahanan harus dipasang parallel. Berapa nilai tahanan samping
(tahanan shunt) yang sesuai ?
I =150mA I i =25mA
A
IS Ri =40

RS

Gambar 2.17 Alat ukur dengan tahanan shunt

First | Semester
64 Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika

Tahanan samping (tahanan shunt) RS harus menyerap arus sebesar

IS = I - Ii ; IS = 150 mA - 25 mA

Tegangan jatuh pada tahanan samping (tahanan shunt) dan pada


instrumen ukur sama besarnya. Dihitung dengan hukum Ohm.

U = R i . Ii ; U = 40 . 0,025 A = 1 V

Dengan demikian maka pada tahanan samping (tahanan shunt), besarnya


tegangan terpasang dan arus yang mengalir melalui tahanan telah
diketahui, sehingga besarnya tahanan samping (tahanan shunt) dapat
ditentukan.

U 1V
RS = ; RS = =8
IS 0,125 A

Melalui tahanan samping (tahanan shunt) sebesar 8 maka arus totalnya


terbagi, sehingga tidak terjadi beban lebih pada instrumen ukur.

First | Semester
Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika 65

2.4 Hukum Kirchhoff


2.4.1 Hukum Kirchhoff pertama (hukum titik simpul)
Pada rangkaian parallel selalu menghasilkan apa yang disebut dengan titik
percabangan, yang juga dikenal sebagai titik simpul. Pada titik tersebut
arusnya bercabang. Dalam hal ini sesuai dengan aturan tertentu.

Contoh:

I1 = 5A I4 = 6A

Gambar 2.18 Percabangan arus

Kita amati misalnya pada titik A beberapa arus sebagaimana diperlihatkan,


maka ditemukan bahwa arus I1 dan I2 mengalir masuk menuju titik simpul
A, sedangkan arus I3 , I4 dan I5 mengalir keluar (meninggalkannya). Disini
terbukti bahwa nilai arus yang masuk besarnya sama dengan nilai arus
yang keluar.
Hukum Kirchhoff pertama (titik simpul):

Disetiap titik simpul (cabang), jumlah arus yang masuk besarnya sama
dengan jumlah arus yang keluar.

I1 + I2 = I3 + I4 + I5

Dengan bantuan rumus ini, maka arus yang belum diketahui pada suatu
titik percabangan arus, dapat ditentukan besarnya.

Contoh:
Berapa besarnya arus I2 pada rangkaian dibawah ini ?

First | Semester
66 Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika

I1 =5A

R1
I =12A I2

R2
I3 =4A

R3

Gambar 2.19 Rangkaian parallel

Jawab: I = I1 + I2 + I3 dijabarkan ke I2 menjadi;


I2 = I - I1 - I3 ; I2 = 12 A - 5 A - 4 A = 3 A

2.4.2 Hukum K irchhoff kedua (hukum jala-jala)


Pada suatu rangkaian arus tertutup (jala-jala) terdapat suatu pembagian
tegangan yang sangat tertentu. Pembagian tegangan tersebut dapat
dihitung dengan menggunakan rumus yang sesuai.

Contoh :
US1 =12V US2 =12V
I =0,2A

R1 =20 R2 =40 R 3 =60

U 1 =4V U2 =8V U3 =12V

Gambar 2.20 Rangkaian arus dengan dua sumber tegangan

Kedua sumber tegangan dengan tegangan sumber US 1 dan US 2 elektron-


elektronnya menggabungkan diri dalam memberikan pengaruhnya secara
keseluruhan. Disini sumber tegangan tersebut bereaksi dalam arah yang
sama. Mereka mengendalikan arus I sesuai dengan tahanan yang ada.
U S1 + U S2 12 V + 12 V 24 V
I ; I 0,2 A
R1 R2 + R3 20 40 + 60 120

Arus I merupakan penyebab terjadinya tegangan jatuh pada tahanan R1, R2

,
R3
U1 = I R1 ; U1 = 0,2 A 20 = 4V

U2 = I R2 ; U 2 = 0,2 A 40 = 8V

U3 = I R3 ; U 3 = 0,2 A 60 = 12 V

First | Semester
Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika 67

Pada suatu persamaan antara tegangan sumber dengan tegangan jatuh


diketahui, bahwa hal tersebut sama besarnya, artinya yaitu tegangan
sumber terbagi kedalam rangkaian arus secara keseluruhan. Dari situ
dapat disimpulkan hukum Kirchhoff kedua (hukum jala-jala):
Disetiap rangkaian arus tertutup, jumlah tegangan sumber besarnya sama
dengan jumlah semua tegangan jatuh.

US 1 + US 2 = I . R1 + I . R2 + I . R3

Dalam praktiknya suatu rangkaian arus biasanya hanya terdiri atas sebuah
tegangan sumber dan satu atau beberapa beban.
I

R1
US
R2

Gambar 2.21 Rangkaian arus dengan sebuah sumber tegangan

Disini berlaku:

US = I . R1 + I . R2

Kita hubungkan lampu seperti yang tersebut diatas pada suatu kotak
kontak, dengan demikian maka tegangan klem U kotak kontak dalam hal
ini berfungsi sebagai tegangan sumber US .
I

R1
U
R2

Gambar 2.22 Rangkaian arus dengan suatu tegangan klem

Maka berlaku:
U = I . R1 + I . R2; disederhanakan menjadi: U = I (R1 + R2 )

First | Semester
68 Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika

Hukum Kirchhoff kedua (hukum jala-jala) dapat digunakan untuk


bermacam-macam. Dia memungkinkan untuk menentukan suatu tegangan
sumber yang belum diketahui, arus atau suatu tahanan.

Contoh :
Berapa besarnya nilai arus yang ditunjukkan amperemeter pada rangkaian
dibawah ini ?
US1=1,5V
A

R1 =6 R2 =12

US2=1,5V US3=1,5V

Gambar 2.23 Rangkaian arus dengan amperemeter

Jawaban:
Tegangan sumber semuanya berpengaruh dengan arah yang sama,
pengaruhnya saling menggabungkan diri. Maka berlaku hukum Kirc hhoff
kedua (hukum jala-jala) :

US 1 + US 2 + US 3 = I . R1 + I . R2
US 1 + US 2 + US 3 = I . (R1 + R2)
US1 + US2 + US3 1,5 V + 1,5 V + 1,5 V 4,5 V
I ; I 0,25 A
R1 + R 2 6 + 12 18

2.5 Rangkaian campuran


Suatu rangkaian yang terdiri atas rangkaian seri dan rangkaian parallel,
disebut sebagai rangkaian campuran atau rangkaian kelompok.

2.5.1 Rangkaian seri lanjutan


Contoh:
Hitunglah tahanan pengganti Rpenggant i untuk seluruh rangkaian dan arus
bagian I1 dan I2 pada rangkaian berikut ini.

First | Semester
Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika 69
R 1 =5

R3 =10

R 2 =20
I
U=7V

Gambar 2.27 Rangkaian seri lanjutan

Jawab: Rangkaian parallel


2
R1 R2 5 20 100
R1,2 ; R1,2 =4
R1 R2 5 20 25

R3 =10 R1,2 =4

I
U=7V

Gambar 2.28 Rangkaian pengganti 1

Rangkaian seri
Rpenggant i = R3 + R1,2 ; Rpenggant i = 10 +4 = 14

R pengganti =14

U=7V

Gambar 2.29 Rangkaian pengganti 2

Arus total
U 7V
I ; I 0,5 A
Rpengganti 14

Arus I menyebabkan terjadinya tegangan jatuh pada R3


U3 I R3 ; U3 0,5 A 10 W = 5 V

First | Semester
70 Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika

Dengan begitu maka sisanya untuk rangkaian parallel R1,2


U1 U U3 ; U1 7 V 5 V=2 V
U3 =5V U1 =2V

R 3 =10 R1,2 =4
I

U=7V

Gambar 2.30 Rangkaian pengganti 1.

Sekarang dengan tegangan jatuh U1 yang sudah diketahui dan tahanan R1


dan R2 yang ada, maka arus bagian I1 dan I2 dapat dihitung dengan hukum
ohm.
U1 2V
I1 = ; I1 = = 0,4 A
R1 5

U1 2V
I2 = ; I2 = = 0,1 A
R2 20

Untuk diperhatikan:
Suatu rangkaian seri yang berisi/mengandung rangkaian parallel, maka
pertama-tama dihitung dahulu rangkaian parallelnya.

2.5.2 Rangkaian parallel lanjutan


Contoh:
Tiga tahanan terhubung seperti pada gambar 2.31
Tentukan tahanan pengganti, arus bagian dan tegangan bagian !
I1 R1 =20 R 2 =40

I I2 R3 =120

U=12V

Gambar 2.31 Rangkaian parallel lanjutan

First | Semester
Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika 71

Jawab: Rangkaian seri


R1,2 = R1 + R2 ; R1,2 = 20 + 40 = 60
R1,2 =60

I R3 =120

U=12V

Gambar 2.32 Rangkaian pengganti 1

Rangkaian parallel
2
R1,2 R3 60 120 7200
Rpengganti ; Rpengganti = 40
R1,2 R3 60 120 180
R pengganti =40

U=12V

Gambar 2.33 Rangkaian pengganti 2

Arus total
U 12 V
I ; I 0,3 A
Rpengganti 40

Pada tahanan R3 terdapat tegangan jatuh U = 12 V, demikian pula pada


tahanan bersama R1 dan R2 .
Dengan demikian dapat ditentukan:
U 12 V
I2 = ; I2 = = 0,1 A
R3 120

U 12 V
I1 = ; I1 = = 0,2 A
R1,2 60

Arus I1 menyebabkan terjadinya tegangan jatuh pada R1 :


U1 I1 R1 ; U1 0,2 A 20 =4 V

Pada tahanan R2 :
U2 I1 R2 ; U2 0,2 A 40 =8 V

First | Semester
72 Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika

Untuk diperhatikan:
Suatu rangkaian parallel yang berisi/mengandung rangkaian seri, maka
pertama-tama dihitung dahulu rangkaian serinya.

2.5.3 Pembagi tegangan berbeban


Dari suatu pembagi tegangan tanpa beban, jika sebuah beban terhubung
padanya, maka menjadi suatu pembagi tegangan berbeban dan dengan
demikian berarti suatu rangkaian campuran (lihat gambar 2.34).
I

R1
Ib
U
Iq
R2 Ub Rb

I q Arus komponen quadrat


I b Arus beban

Gambar 2.34 Pembagi tegangan berbeban

Tegangan jatuh pemakaian (tegangan beban) terletak pada tahanan


parallel R2,b. Tegangan total U berpengaruh pada tahanan total R1 + R2,b
Dengan demikian sebagai rumus pembagi tegangan berlaku:

Ub R2,b Rumus pembagi tegangan


U R1 + R2,b
(pembagi tegangan berbeban)

R2b tahanan parallel dalam


R2 Rb R1 tahanan bagian dalam
R2,b
R2 + Rb U tegangan total dalam V
Ub tegangan beban dalam V
Contoh:
Tentukanlah tegangan Ub untuk pembagi tegangan berikut ini
a) dengan tahanan beban
b) tanpa tahanan beban!

First | Semester
Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika 73
I

R 1 =20k
Ib
U=140V
Iq R2 =
Ub R b=10k
40k

Gambar 2.3 5Pembagi tegangan berbeban

Jawab: a) Dari rumus pembagi tegangan (berbeban) menjadi:


R 2,b 140 V 8000
Ub = U : Ub = 40 V
R1 + R 2,b 28 000

Tahanan parallel
R2 Rb 40 k 10 k 400 (k ) 2
R2,b = : R2,b = 8k
R 2 + Rb 40 k 10 k 50 k

Tahanan total
Rtotal = R1 + R2,b : Rtotal = 20 k + 8k 28 k

b) Dari rumus pembagi tegangan (tanpa beban)


R2 140 V 40 000
U b' = U : U b' = 93,3 V
R1 + R2 60 000

Menarik perhatian, bahwa melalui pembebanan tegangan keluaran


berkurang sangat besar. Penyebabnya, bahwa melalui tahanan beban
maka tahanan total rangkaian mengecil, dengan begitu penyerapan
arusnya meningkat dan tegangan jatuh pada tahanan R1 lebih besar oleh
karenanya tegangan Ub menjadi lebih kecil.
Untuk memperkecil perbedaan tegangan pada pembagi tegangan dari
tanpa beban ke berbeban, tahanan beban terpasang harus lebih besar dari
tahanan total pembagi tegangan. Tetapi dalam hal ini harus diperhatikan,
bahwa tahanan pembagi tegangan jangan sampai me njadi terlalu kecil,
disini jika tidak, maka akan mengalir arus Iq yang besar dan terjadi
kerugian yang besar.

First | Semester
74 Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika

Pemakaian: oleh karenanya pembagi tegangan berbeban hanya dipasang,


jika dia tidak ada kegunaannya, untuk menetapkan suatu pembangkit
tegangannya sendiri atau hal tersebut tidak mungkin atau, jika arus yang
melalui beban dapat dipertahankan kecil.

2.5.4 Jembatan tahanan


Jembatan tahanan yaitu, seperti diperlihatkan pada rangkaian dibawah,
praktis merupakan suatu rangkaian parallel dua pembagi tegangan tanpa
beban.
R1 A R2

C RB D

R3 B R4
I

Gambar 2.36 Jembatan tahanan

Penghubung A ke B disebut sebagai jembatan (jembatan tahanan).


Melalui tahanan jembatan mengalir suatu arus, jika pada tahanan ini
terdapat tegangan, artinya, jika antara titik A dan titik B terjadi perbedaan
potensial.
Titik A dan titik B menunjukkan potensial yang sama besar, maka
perbedaan potensialnya nol dan tahanan jembatan bebas/tidak berarus.
Titik A dan titik B mempunyai potensial sama, jika tegangan jatuh pada R1
dan R3 sama besarnya, jadi artinya, apabila perbandingan tahanan
pembagi tegangan sama besarnya.

Ditulis dalam bentuk rumus:


R1 R3 Persamaan
R2 R4
jembatan
(syarat
keseimbangan)

First | Semester
Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika 75

Suatu rangkaian jembatan, yang memenuhi persamaan diatas, dikatakan


balance=seimbang.
Kita ubah salah satu tahanan dari empat buah tahanan tersebut, maka
jembatan tidak lagi seimbang. Pada jembatan mengalir arus kompensasi.
Suatu perubahan tegangan terpasang U tidak berpengaruh pada
perbedaan potensial antara titik A dan B, dalam hal ini perbandingan
tahanannya tetap maka tegangannya tidak berubah.
Rangkaian jembatan digunakan misalnya untuk menentukan besarnya
tahanan dan dikenal sebagai jembatan Wheatstone.

First | Semester
76 Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika

Lembar Latihan/Evaluasi

1. Bagaimana formula tiga bentuk hukum Ohm ?


2. Bagaimana perubahan arus dalam suatu rangkaian arus sederhana, jika
tegangan yang terpasang berkurang 10 % ?
3. Bagaimana perubahan arus dalam suatu tahanan geser, jika tegangan
yang terpasang diperbesar tiga kali dan nilai tahanan setengahnya.
4. Bagaimana bentuk grafiknya, jika misalnya kita ingin menggambar
grafik tahanan untuk tahanan R = 90 ?
5. Berapa kuat arus pada suatu rangkaian arus, yang tersusun atas
tahanan total 40 dan tegangan sumber 220 V ?
6. Pada suatu rangkaian arus, kuat arusnya meningkat dari 3 A menjadi 4
A.
Berapa kenaikan tegangan, jika tahanannya tetap konstan 20 ?
7. Berapa prosen tahanan suatu rangkaian arus harus berubah, jika pada
tegangan 220 V kuat arusnya berkurang dari 11 A menjadi 10 A ?
8. Berapa besarnya tahanan suatu kumparan magnit, jika pada tegangan
searah sebesar 110 V kumparan tersebut menyerap arus 5,5 A ?
9. Seorang pekerja dengan tidak sengaja telah menyentuh dua
penghantar telanjang suatu jala-jala dengan tegangan jala-jala 220 V.
Berapa ampere arus mengalir melalui badannya, jika tahanan badannya
sebesar 1000 ?
Arus yang mengalir menjadi berapa ampere pada tegangan 6000 V ?
10. Gambarkanlah grafik tegangan fungsi arus (grafik tahanan) untuk tiga
tahanan yang konstan 5 , 10 dan 30 (skala 5 V 1 cm; 1 A 1
cm).
11. Bagaimanakah menghitung tahanan total beberapa tahanan yang
dihubung seri ?
12. Pada rangkaian seri, tahanan yang mana memiliki tegangan yang besar
?
13. Apa yang dimaksud dengan tahanan pengganti ?
14. Mengapa pada pemakaian (beban) jarang digunakan rangkaian seri ?
15. Apa yang anda ketahui tentang potensiometer ?

First | Semester
Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika 77

16. Suatu pembagi tegangan berguna untuk apa ?


17. Kapan kita gunakan pembagi tegangan dan kapan tahanan depan ?
18. Kerugian apa yang terjadi pada pemakaian suatu tahanan depan ?
19. Bagaimana terjadinya tegangan jatuh pada suatu penghantar ?
20. Tergantung apakah besarnya tegangan jatuh ?
21. Tegangan jatuh berakibat apa pada penghantar ?
22. Mengapa perusahaan pembangkit tenaga memberitahukan tegangan
jatuh yang diijinkan pada penghantar ?
23. Berapa ampere arus yang mengalir pada suatu rangkaian seri dengan
tahanan R 1 = 100 dan R2 = 300 pada tegangan sumber 200 V ?
24. Suatu deretan lampu hias sebanyak 16 biji terhubung pada 220 V.
Berapa volt tegangan tiap bijinya ?
25. Tiga tahanan R1 = 20 ; R 2 = 50 dan R3 = 80 terhubung seri. Pada
tahanan R 2 harus terjadi tegangan U2 = 10 V.
a) Gambarkan rangkaiannya !
b) Berapa besarnya arus yang harus mengalir melalui rangkaian ?
c) Berapa besarnya tegangan total harus terpasang ?
26. Pada suatu pembagi tegangan dengan tahanan R1 = 5 M dan R2 = 12
M dipasang tegangan U = 200 V.
Berapa besarnya tegangan yang terambil ?
27. Suatu pembagi tegangan tanpa beban tegangan 120 V harus terbagi
dalam 100 V dan 20 V. Dalam hal ini pembagi tegangan boleh
menyerap arus paling tinggi 10 mA.
a) Berapa besarnya tahanan total harus tersedia ?
b) Bagaimana tahanan total terbagi ?
28. Suatu kumparan pada tegangan 220 V dialiri arus sebesar 1 A. Dengan
bantuan tahanan depan arus yang melalui kumparan harus berkurang
sebesar 10 %.
Berapa besarnya tahanan depan yang diperlukan ?
29. Melalui suatu tahanan depan harus bertegangan 50 V pada arus
maksimal 2,5 A.
Berapa besarnya tahanan depan ?

First | Semester
78 Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika

30. Berapa besarnya tegangan jatuh yang terjadi pada suatu penghantar
tembaga, jika luas penampangnya 120 mm2 dan arus sebesar 50 A
ditransfer sejauh 250 m ?
31. Berapa luas penampang yang dipilih, jika suatu arus sebesar 20 A
harus ditransfer sejauh 40 m pada tegangan jatuh 3 % dengan U = 220
V ? Bahan yang digunakan tembaga.
32. Suatu penghantar tembaga panjang 150 m dan terdiri atas dua inti
dengan luas penampang masing-masing 16 mm2 . Dicatu dengan suatu
tegangan sebesar 235 V, yang pada pembebanan tidak juga
berkurang.
Berapa besarnya arus hubung singkat, jika inti-inti pada ujung
penghantar dengan tidak sengaja terhubung singkat ?
33. Jelaskan, mengapa pada suatu rangkaian parallel melalui tahanan yang
besar mengalir arus yang kecil ?
34. Sebagai tahanan total untuk suatu rangkaian parallel yang terdiri atas
tiga tahanan dengan nilai 50 , 100 , dan 500 diberikan nilai 120
.
Mengapa nilai tersebut tidak dapat tepat sama besarnya ?
35. Bagaimana persamaan untuk menghitung tahanan total dua buah
tahanan yang dihubung parallel ?
36. Untuk sebuah tahanan R, 4 buah tahanan yang sama besarnya
dihubung parallel dan terpasang pada suatu tegangan.
Bagaimana perubahan arus total dan tahanan total yang terjadi
didalam rangkaian arus ?
37. Mengapa semua peralatan, praktis didalam praktiknya dihubung
secara parallel ?
38. Berapa besarnya tahanan samping (tahanan shunt) harus dipasang
agar pada suatu beban dengan tahanan R = 90 mengalir arus
setengahnya ?

39. Dua tahanan 2,5 dan 4 terhubung parallel.


Berapa besarnya tahanan total ?

First | Semester
Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika 79

40. Tiga buah jam listrik masing-masing dengan tahanan 300 dirangkai
parallel dan dihubung pada 12 V.
Berapa besarnya arus total mengalir didalam instalasi ?
41. Tiga buah jam duduk 5 ,8 dan 10 dihubung parallel pada 6 V.
Berapa besarnya tahanan total dan arus total yang mengalir ?
42. Didalam penghantar dengan tahanan R1 = 90 dan R 2 = 90 mengalir
arus sebesar I = 15 A.
a) Berapa besarnya arus disetiap cabang ?
b) Berapa tegangan jatuh pada tahanan-tahanan tersebut ?
43. Melalui sebuah lampu pijar dengan R1 = 20 mengalir arus 500 mA.
Sebuah tahanan R2 = 0,5 dipasang parallel dengan lampu tersebut.
Berapa besarnya kuat arus didalam tahanan R2 ?
44. Nilai tahanan suatu rangkaian besarnya R1 = 50 , dengan memasang
tahanan kedua yang dihubungkan secara parallel, tahanan totalnya
harus berubah menjadi Rt ot = 40 .
Berapa besarnya nilai tahanan kedua yang sesuai ?
45. Dalam teknik listrik apa yang dimaksud dengan suatu titik simpul
(cabang) ?
46. Bagaimana bunyi hukum Kirchhoff kesatu, yang juga dikenal dengan
hukum titik simpul (cabang) ?
47. Dalam teknik listrik, apa yang dimaksud dengan suatu jala-jala ?
48. Mengapa pada suatu rangkaian arus listrik tertutup, tegangan jatuh
tidak pernah dapat lebih besar daripada tegangan sumber ?
49. Lima macam arus mengalir masuk maupun keluar dari titik simpul (gb.
2.37)
Berapa besarnya arus I2 dan bagaimana arahnya ?

I 5 =2A
I 1 =12A

I 4 =8A A I2
I 3 =5A Gambar 2.37 Percabangan arus

50. Lengkapilah pada rangkaian dibawah ini dengan arus yang masih
tersisa !

First | Semester
80 Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika

5A

2A

1A

Gambar 2.38 Percabangan arus

51. Pada rangkaian berikut (gambar 2.39) US 1 = 1,5 V; US 2 = 4,5 V;


R1 = 10 dan R2 = 50 .

U S1

R1 R2
Gambar 2.39 Rangkaian arus
dengan dua sumber tegangan
U S2

a) Berapa besarnya arus I dan bagaimana arahnya ?


b) Berapa besarnya tegangan jatuh U1 dan U2 ?
52. Apa yang dimaksud dengan rangkaian campuran ?
53. Mengapa melalui pembebanan, tegangan keluaran suatu pembagi
tegangan berubah besarnya ?
54. Bagaimana syarat keseimbangan pada suatu rangkaian jembatan ?
55. Mengapa jembatan tahanan yang seimbang, melalui perubahan
tegangan sumber, tidak dapat keluar dari keseimbangannya ?
56. Apa pengaruh yang terjadi pada tahanan di percabangan jembatan
pada suatu jembatan tahanan yang dalam kondisi seimbang (balance) ?
57. Diberikan tiga tahanan 20 , 40 , 60 .
Gambarkan rangkaian campuran yang mungkin terjadi dan tentukan
besarnya tahanan pengganti!
58. Bagaimana tiga tahanan masing-masing 6 harus dihubungkan, agar
tahanan totalnya sebesar 4 ?

First | Semester
Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika 81

59. Bagaimanakah tiga tahanan 3 ,6 dan 5 harus dikombinasikan,


agar tahanan penggantinya menjadi 7 ?
Gambarkan rangkaiannya dan buktikanlah melalui perhitungan!
60. Pada gambar rangkaian berikut (gambar 2.40) besarnya R1 = 3 , R2 =
6 , R3 = 2 , R4 = 20 , R5 = 30 dan R6 = 7 ; besarnya arus total I =
10 A.
Tentukanlah:
a) tahanan pengganti R1
b) tegangan bagian R4
c) arus cabang R2 R6
d) tegangan total U ! R5
R3
I

Gambar 2.40 Rangkaian campuran U

61. Dari rangkaian berikut (gambar 2.41) berapa volt tegangan jatuh pada
R2 ?
R1 A R2

U=120V R1=200 R2 =100


R3 B R4

R3=100 U

Gambar 2.4 1 Rangkaian campuran Gambar 2.42 Rangkaian campuran

62. Dua buah lampu L1 (0,6 A/24 V) dan L2 (0,8 A/24 V) harus dirangkai
seri dan dengan data nominalnya beroperasi pada suatu jala-jala 110
V.
Berapa besarnya tahanan depan dan tahanan samping (tahanan shunt)
yang digunakan ?
63. Pada rangkaian tahanan (gambar 2.42) diberikan:
R1 = 15 , R2 = 45 , R3 = 25 , R4 = 35 dan U = 12 V.
Hitunglah:
a) arus bagian (cabang)
b) arus total
c) tegangan antara titik A dan B

First | Semester
82 Pengenalan Konsep Dasar Listrik & Elektronika

64. Pada gambar 2.42 hubungkanlah titik A dan B melalui suatu


jembatan dan aturlah sedemikian rupa, hingga terjadi suatu
keseimbangan jembatan.
Berapa besarnya tahanan R4 ?
65. Suatu pembagi tegangan dengan tahanan total 3 M pada tegangan
total 60 V harus menampilkan suatu tegangan bagian sebesar 5 V.
Berapa besarnya tahanan bagian ?
66. Suatu pembagi tegangan dengan tahanan bagian R1 = 80 k dan R2 =
50 k terpasang pada tegangan total U = 100 V.
a) Berapa tegangan bagian yang sesuai pada tahanan R2 ?
b) Berapa volt tegangan bagian U2 berkurang, jika sebuah tahanan
beban
Rb = 50 k dihubung parallel dengan R2 ?

First | Semester

You might also like