You are on page 1of 10

Problematika Dakwah Hari Ini Dan Esok

FIR’AUNISME

Sejarah mencatat Fir’aun (Pharaoh) sebagai sosok


penguasa dengan kekuasaan tak terbatas di Mesir. Kisah
pemerintahannya tampil dengan sistim otoriter, diktator
absolut, kejam dengan segala bentuk pemerkosaan hak-
hak hidup rakyat banyak. Kekuasaan pemerintahan
berlalu tanpa mengindahkan pendapat orang lain.
Penindasan hak-hak rakyat bawah oleh tangan-tangan
kekuasaan melalui balatentaranya.
Kebenaran agama wahyu yang disampaikan oleh
utusan Allah yakni Musa AS ditolak, dengan alasan
bahwa Fir’aun adalah penguasa otoriter 1.
Pemerintahannya tercatat tidak menghormati hak
asasi makhluk hidup. Penindasan terhadap manusia,
terutama terhadap orang-orang yang bertauhid berlaku
tanpa batas. Semuanya dilakukan semata untuk mencapai
semua yang diingininya. Walaupun di zamannya
pembangunan proyek-proyek raksasa (sphinx, pyramida,
Luxor) yang amat mencengangkan tak tertandingi hingga
kini. Semua keberhasilan itu dibayar dengan darah dan
nyawa, tidak hanya sebatas keringat dan air mata. Kondisi
inilah sebenarnya yang telah menyebabkan rakyat
terpuruk dalam menjadi budak.
Diskriminasi merajalela hanya karena penduduk
yang bukan dari ras lingkungan pemerintahannya tidak
memiliki hak kekuasaan apapun.
1 QS.29, An Nazi’aat,ayat 25

94
Problematika Dakwah Hari Ini Dan Esok

Kalangan yang berkuasa adalah elite keluarga


istana di dekat Fir’aun, serta kekuasaan kelompok tentara
(junudahu) dibawah komando Panglima Haman 2.
Kekuatan inti ini mendapat dukungan dari
pengusaha kaya yang selalu memperoleh fasilitas
menguasai ekonomi dan hajat orang banyak seperti mega-
konglomerat Qarun yang sangat angkuh3.
Tiga kekuatan tersebut merupakan pilar utama
kekuasaan yang sangat berperan menjadikan Fir’aun
penguasa tertinggi (muthlak). Apalagi dikelilingnya
bercokol para menteri jinak penjilat yang bertindak
semata atas petunjuk maharaja diraja walaupun
kemudiannya berhenti dikala hak-hak rakyat mesti di
korbankan.
Al Quranul Karim mengulang-ulang kisah Fir’aun
ini pada 74 ayat, dan Haman pada 6 tempat serta Qarun di
4 ayat. Semuanya dimaksudkan supaya Rasulullah SAW
dan orang yang beriman selalu ingat dan bersedia
menjadikan bahan kaji-banding agar kemelut tidak
terulang bila pemerintahan sistim Fir’aun (Fir’aunisme)
kembali hidup. Bahaya sangat besar tak terelakkan bisa
merusak sendi-sendi kehidupan umat manusia secara
global.
Sinyal-sinyal Al Quran secara teliti dan mendalam
menyebutkan cara Fir’aun menjamin status quo
kekuasaan melalui program licik penuh kesewenangan.

2 lihat QS.28:8
3 lihat QS 28:76

95
Firaunisme

Dengan rinci wahyu Allah dalam Al Quran


mengulangkan kepada Nabi Muhammad Rasulullah
SAW, antara lain;
1. Menjadikan penduduknya pecah belah (syiya’an),
2. Melakukan penindasan terhadap sebahagian dari
rakyatnya dan memberikan kedudukan terhadap
kelompok penduduk yang sejalan dengan pola
kekuasaanya (yas- tadh’ifuu thaa-ifatan minhum)
dengan menerapkan sistim politik belah bambu,
3. Membunuh anak-anak lelaki dari kelompok tertentu
(emigran Bani Israil) serta menghidupkan anak-anak
perempuan (etnis cleansing) dengan maksud supaya
tidak lahir satu kekuatan yang bisa menjatuhkan
kemapanan kekuasaannya4.

Hasil dari pengkebirian nilai-nilai keluhuran dan


kejujuran adalah pupusnya patriotisme berbangsa di
tengah kemajemukan penduduk, sehingga tumbuhlah
umat penurut yang terpasung tanpa pemilikan hak
kebebasan ideologi. Akhir dari kekuasaan muthlak yang
di paksakan oleh Fir’aun adalah fasad dan kehancuran
yang tak terelakkan. “Maka, hancur (celaka) Fir’aun
beserta seluruh kaum pengikutnya dan tidak memberi
petunjuk”5.

ANGKUH
Musa AS, yang di pungut dari tepian sungai Nile
serta dibesarkan dalam lingkungan istana oleh Fir'aun
4 lihat QS.28 al-Qashash, ayat 4
5 lihat QS. Tha-haa, ayat 79

96
Problematika Dakwah Hari Ini Dan Esok

sebenarnya dipersiapkan untuk menyambung tampuk


kekuasaan Mesir bila datang masanya Fir'aun harus
menghadap Ra, penguasa matahari, karena dia tidak
memiliki seorangpun putra mahkota. Keinginan penguasa
Fir'aun ini ternyata bertolak belakang dengan ketentuan
Allah Yang Maha Kuasa, sehingga "wa makaru wa
makara Allahu, wa Allahu kharul maakirina", mereka
berencana, Allah juga berencana, dan ketentuan Allah
juga yang berlaku. Keadaan yang terjadi diluar jangkauan
perkiraan banyak orang.
Tak seorangpun menyangka, bila suatu hari, Musa
AS bisa menjadi duri dalam daging serta penumbang
kekuasaan Fir'aun semasa hidupnya. Dengan berterus
terang dan lemah lembut pada mulanya, Musa AS
meminta kesediaan Fir'aun agar menanggalkan
keangkuhan menuhankan diri sendiri, serta bersedia
mengakui dan menerima Allah sebagai "penguasa
tunggal" di sejagat raya. Fir'aun membantah dengan
angkuh.
Musa AS meminta pula agar rakyat kebanyakan,
pengikut setia Nabi Ibrahim AS yang berakidah tauhid, di
lepas mengatur kehidupan keyakinan mereka yang benar.
Fir'aun tetap menolak dengan angkuh, tidak ada yang
boleh terjadi tanpa izinnya. Rakyat merasakan keberadaan
mereka selama ini tidak lebih dari budak kehendak
Fir'aun.
Rakyat terpuruk parah kekendali kekuasaan
dibawah penindasan. Kekuasaan pemerintahan otoriter
absolut ditangan Fir'aun menjadi kan rakyat apatis. Tidak
seorangpun mengira kekuasaan itu bisa tumbang dan

97
Firaunisme

berakhir dengan tenggelamya Fir'aun berikut seluruh


angkatannya yang setia kedasar laut merah6,
Keangkuhan pula yang mendorongnya
memproklamir-kan diri sebagai "Ana Rabbakumul-a'laa",
atau akulah penguasa tertinggi, sederjat dengan tuhan7.
Rakyat tidak mampu bangkit menentang
kekuasaan sang maharaja. Pilar-pilar kekuasaan yang di
bangun Fir'aun sudah tertancap sampai akar dasar
kehidupan rakyat, kokoh sekali.
Pemusatan kekuasan ketangannya dilakukan
dengan berbagai cara, diantaranya memberdayakan
seluruh potensi para petinggi aliran kepercayaan
penganut paham nenek moyang dengan memobilisir
bantuan para dukun ahli sihir guna memperdayakan
rakyat menjadi sangat takut. Panglima Haman turut
menyumbangkan keangkuhan bertahun-tahun8. Rakyat
juga yang menjadi korban keangkuhan balatentara-nya.

Qarun, orang kaya yang awalnya adalah umat


Musa, bersilantas-angan pula menindas bangsa sendiri.
Keberhasilan Qarun mengeruk kekayaan alam
telah menumpuk di gudang-gudang perbendaharaan
sekeliling negeri.
Anak kunci gudang Harta Qarun, jika dikumpul,
tidak mampu lagi dipikul kecuali hanya oleh orang kuat
pilihan.

6 QS.al-A'raf, ayat136
7 QS.29, an-Nazi'aat, ayat 21-25
8 QS.28:8

98
Problematika Dakwah Hari Ini Dan Esok

Tapi, kekayaan sebanyak itu tidak bermanfaat


besar dalam membantu rakyat lemah yang tertindas
kemelaratan.
Oleh rakyat kecil selalu di ingatkan, agar Qarun
jangan bertindak melewati batas.
Kekayaannya supaya difungsikan untuk membina
kehidupan kedepan dalam masa yang panjang (akhirat)
disamping untuk kemegahan duniawiyah secara
produktif. Supaya kekayaan alam yang dikuasai Qarun
itu bisa menyantuni rakyat miskin yang jumlahnya
semakin bertambah setiap hari.
Diingatkan juga agar harta kekayaan-nya
dipergunakan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan
rakyat secara ihsan, sebagaimana Allah telah
menganugerah-kan dengan berlimpah. Supaya harta itu
tidak menjadi mesin spekulasi (berbuat fasad, merusak) di
bumi sendiri.
Namun, semua permintaan kaum lemah itu
dengan angkuh dijawab Qarun dengan dalih, bahwa
seluruh kekayaannya adalah buah kepandaian semata.
Qarun lupa bahwa, kaum terdahulu telah banyak
yang hancur, walau kekuatan mereka lebih andal dan
ampuh serta harta kekayaan mereka lebih banyak
tersedia.
Hukuman yang ditimpakan hanya karena dosa
keangkuhan telah melewati batas (mujrimin)9.
Akhirnya, Qarun, Fir'aun, Haman, yang
mendapatkan peringatan jelas melalui Rasulullah Musa
AS, tetap dengan keangkuhan (arogansi) memerintah di
9 lihat QS.al-Qashash, ayat 76-78

99
Firaunisme

permukaan bumi, sampai ditimpakan hukuman tidak


hanya untuk dirinya tetaopi juga mengenai seluruh
pengikut-setianya. Diantara hukuman yang ditimpakan
ada yang berbentuk hujan batu, atau suara keras
mengguntur, bahkan dibenam kedalam bumi atau
ditenggelamkan kedasar laut. Hukuman didatangkan
semata karena kezaliman (aniaya) yang telah dilakukan
juga10.

PENGUNDANG BENCANA

Apapun yang menimpa kamu berupa sayyiatin


(bencana, keburukan, hukuman), semuanya itu tersebab
kelalaian (kesalahan) dirimu sendiri. Pedoman Al Quran

10 QS.69,al-'Ankabut, 39-40

100
Problematika Dakwah Hari Ini Dan Esok

mewajibkan manusia mukmin selalu berhati-hati dalam


bertindak supaya tidak mengundang bencana.
Karena keburukan (bencana) datang adalah
disebabkan kelalaian sendiri. Beberapa kesalahan yang
menyebabkan datangnya bencana antara lain adalah,
mendustakan kebenaran ayat-ayat Allah, memandang
sinis terhadap petunjuk ulama, dan ingkar terhadap
agama. Betapapun banyak harta, atau kuatnya keluarga
(anak turunan) tidak akan mampu menolak hukuman
Allah, dan kelak di akhirat sudah pasti menjadi bahan
bakar dari api neraka. Mereka sama saja seperti Fir'aun
dan orang sebelumnya yang mendustakan agama dan
melecehkan ayat-ayat Allah. Dosa itulah yang
menyebabkan mereka di hukum11.
Mengandalkan kekuatan sihir dan dukun. Seperti
halnya juga dengan Fir'aun, selalu dikelilingi para dukun
istana dan tukang sihir, serta diberikan kedudukan
istimewa sebagai orang yang dekat kepadanya12. Para
pejabat sangat pandai membaca situasi dan kondisi ini.
Mereka mencoba memanfaatkan dukun dan sihir untuk
mendekati kekuasaan. Akhirnya, mereka karam13.
Hilangnya kebebasan, timbulnya kesewenangan
membabi buta dalam bentuk pemaksaan telah berdampak
kepada pemerkosaan hak-hak rakyat.
Masyarakat umumnya enggan melaksanakan
risalah agama, lidah umat berat menyebut nama Allah
yang digantikan oleh Fir'aun menjadi Tuhan14.

11 lihat QS.3,Ali Imran:10-11


12 lihat QS.7,al-A'raf:113-114
13 lihat QS.10, Yunus:79
14 lihat QS.10:83, dan QS.20,Thaa-Haa: 42-82

101
Firaunisme

Kesewenangan dalam penerapan hukuman tanpa


pemeriksaan, penangkapan atau pencekalan terhadap
orang yang berseberangan dengan Fir'aun, termasuk
tukang sihir terdekat, dengan ancaman tangan dan kaki
akan dipotong bersilangan, atau di bunuh ditiang salib15.
Jiwa rakyat menjadi mati. Para pemuka
pemerintahan mengikuti perintah Fir'aun secara membabi
buta, walaupun diantara mereka me mahami bukan
perintah yang benar16.
Terdorong sikap aniaya dan dendam permusuhan,
serta terlambat sadar, telah membawanya tenggelam
kedasar laut17.
Bila kekuatan fisik tidak mampu menghadapi
penguasa zalim, sebagai Fir'aun, maka do'a orang
teraniaya atau bisikan nurani rakyat kecil diiringi ke
ikhlasan akan di jawab oleh Allah.
Diantara do'a Nabi Musa AS, "wahai Tuhan kami,
Engkau telah berikan kepada Fir'aun dan para
pembesarnya perhiasan kemegahan dan harta kekayaan
berlimpah didalam kehidupan dunia, tetapi wahai Tuhan
kami, bukankah semua anugerah Engkau itu telah di
jadikan mereka menjauh dari jalan-MU ? Wahai Tuhan
kami, alangkah hinanya harta kekayaan mereka dan
alangkah kerasnya hati mereka, sebab mereka itu tidak
akan kunjung beriman hingga diperlihatkan kepada
mereka 'azab yang pedih"18. Akhirnya Allah
memperkenankan juga.

15 lihat QS.7, al-A'raf ayat 123-124


16 lihat QS.11, Hud:96-97
17 QS.10:90-91
18 QS.Yunus:88

102
Problematika Dakwah Hari Ini Dan Esok

Bertubi-tubi azab datang melahirkan bencana


dalam negeri, seperti dinukilkan dalam Al Quran antara
lain, kemarau panjang dan kurangnya makanan pokok
dan buah-buahan. Datangnya taufan (banjir), hama
belalang, kutu, katak dan darah atau air minum yang
berubah menjadi darah. Hancur semua yang telah
dibangun (kota Ramses dan menara Haman)19.
Dalam masa yang panjang mendapatkan kutukan
dan laknat yang seburuk-buruknya20, dikeluarkan dari
keindahan taman mata-air serta perbendaharaan harta
kekayaan akhirnya di turunkan dari kedudukan yang
tinggi dan mulia21.
Semoga, umat Muhammad SAW selalu terhindar dari
mengulangi kesalahan dan perbuatan naif umat atau
pemimpin terdahulu, hanya dengan selalu mau
memahami dan mengamalkan bimbingan Allah dalam
agama.

19 lihat QS. 7:130-136


20 QS.11, Hud:99
21 QS.26, asy-Syu'ara:53-58

103

You might also like