You are on page 1of 27

PLASTIK SEBAGAI BAHAN ISOLASI

BAHAN LISTRIK

OLEH :
PUTU RUSDI ARIAWAN (0804405050)

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2010
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Sekarang ini kebutuhan tenaga listrik bukan saja di monopoli oleh daerah
perkotaan, tetapi sudah merambah ke desa-desa terpencil. Untuk melayani daerah
perkotaan dan pedesaan perlu ditingkatkan pula pembangunan jaringan distribusi
sehingga terjadi pemerataan pemakaian energi listrik dan ini tentunya akan lebih
menyentuh hajat hidup orang banyak.

Mengingat pentingnya energi listrik bagi kehidupan orang banyak dan bagi
pembangunan nasional, maka suatu sistem tenaga listrik harus bisa melayani pelanggan
secara baik, dalam arti sistem tenaga listrik tersebut aman dan handal. Aman disini
mempunyai pengertian bahwa sistem tenaga listrik tersebut tidak membahayakan
manusia dan lingkungannya. Handal mempunyai arti bahwa sistem tenaga listrik ini dapat
melayani pelanggan secara memuaskan misalnya dalam segi kontinyuitas dan
kualitasnya. Hal ini akan bisa terwujud apabila proses perencanaan, pelaksanaan
pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan, suatu sistem tenaga listrik senantiasa
mengikuti ketentuan standard teknik yang berlaku, selain itu pembangunan sistem tenaga
listrik dilaksanakan oleh pihak-pihak yang ahli di bidangnya.

Menurut data yang dikumpulkan oleh Dinas Kebakaran DKI sejak dari tahun
1992 s/d 1997 telah tejadi kebakaran sebanyak 4.244 kasus di mana yang 2135 kasus
disebabkan karena konsleting listrik. Berarti 50% lebih dari total kasus kebakaran
disebabkan oleh listrik. Hal ini karena perlengkapan listrik yang digunakan tidak sesuai
dengan prosedur yang benar dan standar yang ditetapkan oleh LMK (Lembaga Masalah
Kelistrikan) PLN, rendahnya kualitas peralatan listrik dan kabel yang digunakan, serta
intalasi yang asal-asalan dan tidak sesuai peraturan.

Melihat hal tersebut diatas maka untuk keamanaan dalam pendistribusian dan
pentransmisian energi listrik maka peralatan listrik tersebut harus diberikan pengaman
yang baik, seperti misalnya kawat yang harus diisolasi dengan bahan isolasi yang baik

PUTU RUSDI ARIAWAN 2


dan memiliki ketahanan yang cukup menahan tegangan dan aliran arus listrik. Selain itu
kabel yang akan dipakai atau diedarkan dimasyarakat harus melalui uji coba agar tidak
membahayakan masyarakat.

Salah satu bahan isolasi yang sering digunakan dalam peralatan listrik adalah
isolasi plastik. Berikut akan dijelaskan bagaimana plastik sebagai bahan isolasi dan
pengujiannya sehingga memenuhi Standar Nasional Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang tersebut diatas maka dapat dirumuskan masalahnya adalah
bagaimana plastik dapat dijadikan sebagai bahan isolasi kabel dan pengujiannya sebelum
dapat digunakan oleh masyarakat pengguna.

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dilakukannya penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui
tentang plastik yang dapat dijadikan sebagai bahan isolasi.dan seberapa besar peran
isolasi ini dalam dunia kelistrikan.

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat dari penelitian ini adalah dapat mengetahui tentang isolasi
plastik dan kegunaannya dalam dunia kelistrikan.

1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah


Melihat luasnya permasalahan yang ada maka ruang lingkup masalah, penulis
batasi hanya pada bagaimana peran isolasi plastik sebagai bahan isolasi dan cara
pengujian kabel yang telah diisolasi dengan isolasi plastik.

PUTU RUSDI ARIAWAN 3


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mengenal Polimer

Kebutuhan dan ketergantungan manusia akan plastik dewasa ini sangat besar dan
bahan ini menjadi tidak tergantikan oleh material lain. Pemakaian plastik secara besar-
besaran dimulai pada tahun 1960, pada saat itu kebutuhan plastik dunia mencapai
sembilan juta ton per tahun, pada tahun 2000 kebutuhan dunia akan plastik mencapai 170
juta ton tidak termasuk "elastomer" dan "synthetic er". Keunggulan plastik terhadap
material lain dalam pemakaian sehari-hari adalah : ringan, mudah dalam perancangan,
low cost, mudah fabrikasi.

Tipe plastik dapat dibedakan menjadi mass consummer plastics, high


performance plastics, dan technical plastics. Mass consummer plastics biasanya suhu
prosesnya rendah misal PVC, HDPE, PS, PP, jenis ini menguasai pasar 60 %, biaya
produksinya tergolong murah.Technical plastics harganya 2-3 kali lebih mahal dari mass
consummer plastics, sebab suhu prosesnya tinggi contohnya adalah nilon untuk tekstil.
High performance plastics mempunyai sifat fisik dan mekanis lebih baik lagi harganya
mencapai 10-30 kali lipat dari plastik jenis pertama, penguasaan pasar mencapi 2 %.

Sifat plastik secara umum memiliki densitas yang rendah, bersifat isolasi terhadap
listrik, mempunyai kekuatan mekanik yang bervariasi, ketahanan suhu terbatas, serta
ketahanan bahan kimia yang bervariasi.

2.2 Polimer

Definisi polimer menurut international union: for pure and applied chemenstry
adalah "suatu material yang memiliki banyak molekul, terdiri dari pengulangan unit yang
besar. jika ada penambahan maupun pengurangan dari beberapa unit tidak akan merubah
sifat-sifatnya.". Selain secara sintesis polimer juga dapat terdapat di alam seperti natural
rubber (NR), Sellulosa, Pati, Alginate dan Protein.Ada dua struktur polimer yaitu :

PUTU RUSDI ARIAWAN 4


- Strutur polimer primer linier (seperti serabut benang), bercabang dan Crosslink.
- Struktur sekunder adalah amorph, semi crystaline dan ordered.

Amorph strukturnya tidak teratur, Tg tidak memilki melting point, Tm dibawah Tg


material akan mudah patah (brittle), diatas Tg material akan melunak sehingga dapat di
proses, selain itu juga bersifat transparan seperti kaca gelas, contoh polimer amorph
adalah PVC, PC, PS dan PMMA.

2.3 Plastik Untuk Bahan Isolasi

Melihat keunggulan dari plastik tersebut maka dikembangkanlah plastik sebagai


suatu bahan isolasi yang digunakan dalam dunia kelistrikan.
Plastik merupakan bahan sintetis yang dibentuk dengan pemanasan dan dapat
diperkeras, yang tergantung pada strukturnya. Peran plastik dalam teknik kelistrikan
sangatlah penting, terutama sebagai bahan isolasi. Pada perkembanganya plastik banyak
digunakan untuk mengisolasi kawat atau kabel
Plastik dapat dikategorikan menjadi dua yaitu termoplastik dan termoseting.
Perbedaan pokok dari keduanya adalah apabila bahan termoplastik dapat dilunakan
dengan pemanasan dan pada proses pendinginan akan mengeras lagi. Sedangkan
termoseting akan mengeras jika dipanasi dan setelah itu akan tetap menjadi keras dan
tidak dapat seperti semula.
Bahan-bahan yang termasuk termoplastik antara lain : polistiren, polietilen, nilon,
pleksiglas dan teflon Bahan bahan yang tergolong termoseting antara lain : bakelit, karet
dan epoksi.
Secara umum bahan termoplastik tidak tahan terhadap suhu yang cukup tinggi,
kecuali teflon. Bahan ini kalau dipanasi pada suhu yang cukup tinggi akan meleleh.
Bahan termoseting umumnya tidak terbakar, tetapi pada suhu yang tinggi akan terjadi
proses pengarangan dan rontok.

PUTU RUSDI ARIAWAN 5


2.3.1 Struktur Plastik
Mer adalah unit dasar dari molekul monomer, monomer-monomer digabung
menjadi polimer, terjadinya polimer disebut dengan polimerisasi. Polimerisasi terjadi
secara alami maupun dibuat , Mer, monomer, dan polimer dinyatakan sebagai berikut :

Prinsip untuk mendapatkan polimer bahwa masing- masing atom karbon


mempunyai 4 lengan dimana masing-masing lengan mengikat atom H. Dalam hal ini
memungkinkan mengganti salah satu atau beberapa atom hidrogen dengan Chlor, fluor,
benzena, seperti gambar berikut :

Untuk membentuk polimer dari monomer ada tiga cara yaitu : penambahan,
kopolimerisasi dan kondensasi.
- Polimerisasi penambahan diperoleh dengan menggabungkan beberapa monomer
yang sama untuk mendapatkan polimer.

PUTU RUSDI ARIAWAN 6


Contoh : beberapa monomer vinil chlorid digabungkan menjadi polivinil chlorid
(PVC) sebagai berikut :

Menjadi :

- Kopolimerisasi adalah proses yang mengkombinasikan beberapa monomer yang


berbeda dengan menggunakan proses penambahan .
Sebagai contoh : mengganti sebuah atom H pada monomer etilen dengan asetat
menjadi vinil asetat.
- Polimerisasi kondensasi diperoleh dari molekul-molekul dengan molekul yang
rantainya panjang dikombinasikan untuk membentuk rantai yang makin rumit
dengan komponen yang dimiliki atau dengan komponen lain
Pada polimerisasi ini terjadi residu (umumnya air). Hasil dari polimerisasi
kondensasi mungkin termoplastik atau mungkin juga termoseting. Sebagai contoh
hasil polimerisasi kondensasi adalah nilon dan bakelit.

2.3.2 Pabrikasi Plastik


Bahan pokok untuk membuat perangkat- perangkat plastik adalah bubuk cetak
yaitu komponen plastik yang dimampatkan dengan tekanan tinggi
Bubuk cetak terdiri dari beberapa bahan isi yang dapat diperoleh dengan dua
metode yaitu : metode kering dan metode basah. Metode kering yaitu dengan

PUTU RUSDI ARIAWAN 7


menggiling dan mencampur bahan isi dengan bahan pengikat hingga larut.
Selanjutnya dipanasi hingga cairan pelarut menguap hingga akhirnya menjadi bubuk.
Pada proses basah, bubuk yang dihasilakn adalah lebih homogen dibandingkan
dengan proses kering. Untuk pembuatan perangkat dari plastik dapat digunakan
cetakan seperti terlihat pada gambar dengan cara bubuk cetaknya dipanasi terlebih
dahulu, setelah dimasukan kedalam cetakan ditekan dengan penekan cetak sesuai
dengan bentuk yang diperlukan.

Gambar2.1 potongan sebuah cetakan tekan sederhana

Untuk membuat bubuk cetak agar lebih mudah dalam penggunaannya, seringkali
bubuk tersebut dibuat semacam tablet kecil.
Agar kemudian tablet tersebut tidak mengalami kesulitan dalam pencairannya,
pembuatannya menggunakan tekannan rendah karena seperti halnya bubuk cetak,
tablet tersebut juga dipanasi sebelum dimasukan kedalam pencetak.
Pemanasan bubuk cetak atau tablet menggunakan pemanas dengan medan listrik yang
menggunakan frekwensi tinggi yaitu 5 hingga 50 MHz, perangkat inti yang
digunakan untuk membuat pemanas frekwensi tinggi adalah oscillator frekwensi
tinggi dan sebuah kapasitor untuk udara ( dua lempengan dengan dielektrik udara
)tersebut. Untuk keamanan kerja kapasitor tersebut diletakan didalam sebuah kotak
yang pintunya saling mengunci (interlock) dengan tegangan yang diberikan
kekapasitor.

PUTU RUSDI ARIAWAN 8


Pada pemanasan dengan frekwensi yang tinggi tablet dipanasi secara menyeluruh,
bukan hanya pada permukaannya saja ( Karena panas ini disebabkan oleh induksi )
Untuk oscillator frekwensi tinggi dengan daya 1 kW dapat memanasi 1 kg bahan
hingga suhu 120 o – 130 o dalam waktu kira-kira 2 menit.
Disamping cara diatas ada beberapa cara lain untuk membuat perangkat dari plastik
yaitu :

a. Metode penekan – Kompresi atau metode langsung.


Pada metode ini bahan palstik langsung dipanaskan dalam suatu wadah hingga
meleleh dengan menggunakan suatu orok. Bahan yang sudah meleleh tersebut
dikompresikan kedalam cetakan seperti ditunjukan pada gambar 2.2 berikut :

Gambar 2.2 Potongan sebuah mesin injektor

Gambar tersebut merupakan pabrikasi perangkat dari termoplastik dengan


produktivitas tinggi.
Jika metode ini digunaklan pada termoseting, pada pencetakannya perlu diberi
pemanas. Untuk pabrikasi pipa, batang atau mengisolasi kawat digunakan ekstruder
yang menggunakan penekan jenis ulir seperti ditunjukan pada gambar 2.3 berikut :

PUTU RUSDI ARIAWAN 9


Gambar 2.3 Potongan sebuah mesin ekstruder

b. Penuangan bahan plastik yang sudah dicairkan ke dalam pencetak terbuka tanpa
tekanan.
c. Peniupan plastik cair seperti dilakukan pada pembuatan perangkat gelas yang
berongga.
d. Pelapisan logam baik secara penyemprotan cairan plastik ataupun pelapisan dengan
pemanas hingga plastik lembek saja.
e. Pengerjaan perangkat plastik dengan menggunakan mesin , misalnya dengan mesin
bubut, mesin bor. Dalam hal ini plastik dikerjakan dalam kondisi dingin .

Perangkat listrik yang menggunakan plastik sebagai komponen misalnya adalah :


saklar, kontak-kontak disamping diuji kemampuan kelistrikannya, jiga perlu diuji
kekuatan mekaniknya dalam hal ini adalah kekuatan tumbukan atau kekuasaan
pukulannya dengan martil atau penduluan seperti ditunjukan pada gambar berikut :

PUTU RUSDI ARIAWAN 10


Gambar 2.4 Pendulum untuk pengujian kekuatan tumbukan

Cara pengujiannya adalah sebagai berikut :


Benda yang akan diuji dipasang pada 4 ukurannya tepat sama dengan lekukan 2
yang penampangnya berbentuk persegi panjang ukuran 10 x 15 mm dengan ketebalan
1 cm.. Penduluan 1 ditempatkan pada posisi setinggi h1 cm dari pusat benda diuji
kemudian dilepaskan. Karena berat penduluan G (kg) maka penduluan terayun
menumbuk benda uji dan gerakannya berlanjut hingga setinggi h2 cm. Dengan
pengujian tersebut kekuatan tumbukan adalah sama dengan energi yang digunakan
memecahkan bahan uji dibagi penampangnya.
Pengujian ketahanan panas bahan plastik dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2.5 Pengukuran ketahanan panas

PUTU RUSDI ARIAWAN 11


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada plastik sebagai bahan isolasi listrik yang difokuskan
pada pengujian kabel yang telah diisolasi dengan isolasi plastik tersebut. Dan apa saja
manfaat plastik dalam dunia kelistrikan.

3.2 Jenis dan Sumber Data


Jenis data yang dipergunakan ada 2 yaitu jenis kuantitayif dan kualitatif. Data
kuantitatif yang berupa angka-angka, gambar-gambar, dan tabel-tabel yang berhubungan
dengan bahan isolasi plastik dan pengujian kabel yang telah diisolasi dengan plastik.
Sedangkan data kualitatifnya adalah berupa uraian dan keterangan yang berhubungan
dengan isolasi plastik. Misalnya struktur plastik atau pabrikasinya.
Sumber data yang digunakan berasal dari data intern yang diperoleh langsung dari
dalam objek penelitian seperti keterangan-keterangan yang mendukung objek penelitian
seperti: pengujian kabel berisolasi plastik PVC. Selain itu data yang digunakan berasal
dari data ekstern yang diperoleh dari luar objek penelitian yang masih berhubungan
dengan objek penelitian yaitu kegagalan plastik sebagai bahan isolasi.
Cara pengumpulan data yaitu dengan mempergunakan metode kepustakaan yaitu
mencari sumber atau bahan-bahan materi mengenai plastik sebagai bahan isolasi pada
buku yang berhubungan dengan bahan-bahan isolasi listrik maupun buku-buku lain yang
berhubungan dengan paper ini.

PUTU RUSDI ARIAWAN 12


BAB IV
PEMBAHASAN

Rugi listrik pada instalasi kemungkinannya bisa terjadi dari kontraktor dan
material. Persyaratan instalasi yang seharusnya dipenuhi antara lain mencakup panjang
dan ukuran kabel; pemasangan stop-kontak; sakelar; sambungan dll. Seandainya pada
pemasangan kabel di atas plafon (eternit) rumah tarikan-nya kurang kuat maka hal ini
akan menyebabkan penggunaan kabel lebih panjang, yang artinya akan menimbulkan
nilai resisten lebih besar. Demikian pula halnya dengan ukuran kabel. Ukuran yang tidak
tepat tentu saja bisa mengurangi kapasitas atau memperbesar resisten. Lalu pemasangan
kontak yang kurang sempurna. Stop kontak (socket outlet), yang pemasangannya kurang
baik akan menyebabkan panas yang berlebih. Selain itu bisa juga menyebabkan stop
kontak terbakar.

4.1. Material Kabel

Di pasaran sekarang ini banyak beredar material listrik seperti stop kontak; saklar
atau kabel yang kurang bermutu.Yang paling banyak adalah kabel. Faktor inilah yang
sering dianggap sebagai penyebab kortsluiting (short circuit) sehingga dapat
menimbulkan kebakaran. Kabel dapat menyebabkan hal yang tidak diinginkan. Inti kabel
yang mengalirkan / meyalurkan listrik umumnya terbuat dari bahan tembaga (Cu).
Masalahnya, inti kabel yang tidak terbuat dari tembaga murni ini sekarang mulai
bermunculan di pasaran. Kabel bermutu rendah ini merupakan bahan campuran sehingga
lagi-lagi beresiko menambah resistensi.Isolasi kabel. Syarat utama isolasi kabel sesuai
penggunaanya adalah kemampuannya menahan tegangan (V). Sehingga meskipun kabel
berdekatan satu sama lain, tidak terjadi loncatan listrik antar inti kabel. Maksudnya tentu
saja agar tidak terjadi kortsluiting.Seperti diketahui kabel kabel didalam pipa yang
menuju stop kontak sangat berdekatan bahkan bersing-gungan satu sama lain.
Kabel yang baik ter-buat dari bahan yang tahan panas. Karena bila isolasi kabel sampai
meleleh karena kepanasan tentu bisa berbahaya. Karena ia menjadi seolah tanpa isolasi.
Maka bahan untuk isolasi kabel harus bermutu.

PUTU RUSDI ARIAWAN 13


Instalasi sebaiknya diperiksa setiap lima tahun sekali, atau paling tidak sepuluh
tahun sekali. Pemeriksaan sebaiknya mencakup juga pengecekan daya isolasi dan
pembumian / arde. Melihat begitu besar peran kabel dalam dunia kelistrikan maka
diperlukan kabel yang benar-benar aman dalam penggunaannya.

4.2. Plastik PVC (polivinil chlorida)

Jenis bahan isolasi kabel yang paling sering digunakan adalah polivinil chlorid
(PVC). Plastik PVC dibuat dari bahan polimer hasil irradiasi dimana polivinil chlorid
(PVC) dapat mempertahankan kepadatannya pada temperatur yang jauh lebih tinggi
dibandingkan plastik PVC biasa.

Plastik PVC didapatkan melalui teknologi irradiasi yang diterapkan pada proses
pembuatan polimer. Teknik pembuatan polimer dengan menggunakan bantuan radiasi ini
disebut polimerisasi radiasi. Pemanfaatan teknik polimerisasi radiasi banyak dilakukan
untuk pembuatan bahan isolasi kabel listrik karena Irradiasi menyebabkan rantai molekul
panjang pada polimer bergandengan pada tempat-tempat tertentu yang prosesnya dikenal
sebagai pengikatan silang (crosslinking). Energi radiasi dapat merangsang terjadinya
ikatan silang antarpolimer, sehingga terbentuk jaringan tiga dimensi yang dapat
mengubah sifat polimer. Hal inilah yang menyebabkan bahan isolasi kabel lebih tahan
terhadap panas dan listrik tegangan tinggi. Isolasi jenis ini sangat baik untuk digunakan
mengisolasi kawat.

4.3 Pengujian Kabel Berisolasi PVC

Sebelum digunakan oleh mayarakat, kebel berisolasi PVC harus melalui beberapa
tahap pengujian. Misalnya sebagai contoh kawat berisolasi PVC dengan tegangan
pengenal 450/750 Volt (NYA). Kabel-kabel PVC tersebut yang beredar di masyarakat
harus memenuhi syarat-syarat sesuai dengan Standar Nasional Indonesia. Adapun
tahapan-tahapan dan syarat-syarat yang harus dipenuhi diantaranya adalah :

PUTU RUSDI ARIAWAN 14


4.3.1 Ruang Lingkup
1. Standar ini meliputi ruang lingkup, acuan, definisi, ketentuan tegangan, syarat bahan
baku, syarat konstruksi, syarat mutu, cara uji, syarat lulus uji, syarat penandaan dan
pengemasan kawat berisolasi PVC tegangan pengenal 450/750 volt (NYA).
2. Penghantar terdiri dari kawat padat bulat atau kawat dipilin bulat dari tembaga polos
yang dipijarkan. Kawat berisolasiini dimaksudkan untukdipergunakan dalam ruangan
yang kering, untuk instalasi tetap dalam pipa atau direntangkan diantara isolator-
isolator dan sebagai kawat-kawat hubung dalam lemari distribusi menurut instalasi
yang berlaku.

4.3.2 Acuan
· SNI 04-2698-1992 Kawat berisolasi PVC tegangan nominal 450/750 volt (NYA)
· SNI 04-3893-1995 Metode pengujian kabel listrik
· SNI 04-1713-1989 Persyaratan Kompon PVC untuk isolasi dan selubung listrik,
· SNI 04-3580-1994 Persyaratan penghantar tembaga dan aluminium untuk kabel listrik
berisolasi.

4.3.3 Definisi
1. Tegangan Pengenal (Uo) adalah tegangan frekuensi jaringan tenaga listrik antara
penghantar fasa dan tanah anta netral dimana kawat berisolasi tersebut direncanakan.
2. Tegangan pengenal (U) adalah tegangan frekuensi jaringan tenaga listrik antara
penghantar fasa dimana kawat berisolasi tersbut direncanakan.
3. Uji jenis (J) adalah pengujian lengkap untuk menentukan apakah hasil produksi telah
memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan dalam standar ini. Pengujian ini
bila telah dilakukan dengan hasil baik, pada prinsipnya tidak perlu diulang, kecuali
bila ada perubahan bahan atau konstruksi kawat berisolasi yang kemungkinan dapat
merubah karakteristiknya.
4. Uji rutin (R) adalah pengujian yang dilakukan secara rutin pada setiap hasil produksi,
untuk memisahkan produk yang tidak memenuhi syarat standar ini. Pengujian ini
harus dilakukan oleh produsen dalam rangka pengendalian mutu produksi.

PUTU RUSDI ARIAWAN 15


5. Uji contoh (C) adalah pengujian yang dilakukan terhadap contoh-contoh yang diambil
dari satu kelompok barang untuk menentukan apakah kelompok tersebut mempunyai
karaktristik yang mewakili contoh tersebut.

4.3.4. Ketentuan Tegangan


Tegangan pengenal yang ditentukan untuk kawat berisolasi dinyatakan dengan
perbandingan Uo/U dan untuk kawat berisolasi yang termasuk dalam standar ini adalah
450/750 V. Bila dipasang pada sistem arus searah, maka tegangan maksimum sistem
tidak lebih dari 1100 V arus searah.

4.3.5. Syarat Bahan Baku


1. Penghantar harus terbuat dari bahan penghantar tembaga polos yang dipijarkan dan
tahanan jenisnya tidak melebihi 17,241 W mm2/km pada suhu 200C, sesuai SNI 04-
3580 1994.
2. Isolasi harus terbuat dari bahan termoplastik PVC jenis YJ-C sesuai SNI 04-1713-
1989.

4.3.6. Syarat Konstruksi


1. Penghantar
Penghantar harus tersusun dari penghantar padat bulat atau penghantar dipilin bulat.
· Tabel 3 kolom 2 untuk luast penampang 1,5 s/d 10 mm2
· Tabel 3 kolom 2 untuk luas penampang 1,5 s/d 400 mm2
2. Isolasi
Isolasi PVC harus diekstrusikan sepanjang penghantar dengan ketebalan yang merata.
Nilai rata-rata dari tebal isolasi yang diukur sesuai dengan SNI 04-3893-1995, tidak
boleh kurang dari nilai nominal yang tercantum pada tabel 3. Walaupun demikian
tebal isolasi pada setiap titik tidak boleh kurang dari nilai yan gtercantum dalam tabel
3 kolom 4 maksimum 0,1 mm + 10% dari nilai tersebut.
3. Diameter luar
Diameter luar harus memenuhi persyaratan yang tercantum pada tabel 3 kolom 5.

PUTU RUSDI ARIAWAN 16


4.3.7. Syarat Mutu
1. Tahanan penghantar
Tahanan penghantar kawat berisolasi yang diukur sesuai dengan SNI 04- 3893-1995.
Nilai tahanan penghantar tidak boleh melebihi maksimum sebagaimana tercantum
dalam tabel 3 kolom 3.
2. Tahanan isolasi
Pengukuran tahanan isolasi dilaksanakan sesuai SNI 04-3893-1995. Nilai tahanan
isolasi hasilnya harus memenuhi tabel 3 kolom 5 dan atau kolom 7. Apabila suhu
pengukuran selain 200 C dikalikan dengan faktor koreksi sesuai tabel 4.
3. Uji tegangan
Uji tegangan dilakukan dengan cara merendam dalam air dengan suhu 25 ± 50C
selama minimum 1 jam, kemudian dikenakan tegangan arus bolakbalik 2500 volt
selama minimum 5 menit dan tidak boleh terjadi tembus tegangan.

4.3.8. Pengujian
4.3.9. Syarat Lulus Uji
1. Uji Jenis
Uji kawat berisolasi tertentu dianggap lulus apabila contoh uji kawat berisolasi
tersebut lulus semua tingkat pengujian jenis (J) sesuai tabel 1.
2. Uji contoh
Uji contoh untuk menilai sekelompok kawat berisolasi dengan ukuran danwarna
dianggap lulua apabila seluruh contoh uji diambil setelah mengalami tingkat pengujia
contoh ( C ) sesuai tabel 1 memenuhi kriteria tertentu yang telah ditetapkan.
3. Uji Rutin
Uji rutin hasil produksi dianggap lulus apabila barang hasil produksi tersebut lulus
semua tingkat pengujian rutin (R ) sesuai tabel 1.

PUTU RUSDI ARIAWAN 17


4.3.10. Pengemasan
1. Panjang kabel dalam kemasan

Tabel 2
Jenis Kemasan Panjang standar (meter) Toleransi pembeli dan penjual

Drum 1000 0,5 m ditentukan oleh


Drum 500 0,2 m
Gulungan 100 + 2%
-0
Gulungan 100 + 2%
-0

2. Pengemasan
Kabel dikemas dengan baik, kuat dan rapih.

PUTU RUSDI ARIAWAN 18


4.3.11. Syarat Penandaan
1. Kode Pengenal
Kode pengenal kabel (kawat bersiolasi) dinyatakan dengan huruf dan angka sebagai
berikut:
Kode Huruf Komponen
N : Kabel jenis standar dengan tembaga sebagai pengantar
Y : Isolasi PVC
A : Kawat Bersiolasi
Re : Penghantar padat bulat
Rm : Penghantar dipilin bulat

Contoh:
1) NYA 4 re 450/750 V
Menyatakan suatu kawat bersiolasi PVC dengan tegangan pengenal 450/750 V
berpenghantar tembaga padat bulat dengan luas penampang nominal 4 mm2.
2) NYA 16 rm 450/750 V
Menyatakan suatu kawat berisolasi PVC dengan tegangan pengenal 450/750 V
berpenghantar tembaga dipilin dengan luas penampang nominal 16 mm2.

2. Tanda Pengenal Warna


Isolasi harus diberi warna hijau-kuning*), atau biru muda atau hitam, atau kuning
atau merah, atau warna lainnya sesuai dengan permintaan khusus.
Catatan:
*) Warna hijau-kuning tersebut pada seluruh panjang kawat bersiolasi dan
dimaksudkan untuk konduktor tanah. Sepotong kawat berisolasi sepanjang 15 mm
dari bagian manapun juga dari kawat berisolasi hijaukuning tersebut harus
sedemikian sehingga salah satu warna meliputi tidak kurang dari 30% dan tidak lebih
dari 70% dari seluruh permukaan, sedangkan permukaan sisanya berwarna yang
lainnya.
3. Tanda pengenal kawat berisolasi

PUTU RUSDI ARIAWAN 19


Pada permukaan luar isolasi harus diberi tanda pengenal dengan cara cetak tinta atau
cetak timbul dengan ketentuan jarak antara tidak melebihi 20cm, dan tidak mudah
terhapus (luntur) apabila digosok 10 kali dengan tekanan ringan yang menggunakan
kain katun/wool, yang telah dibasahi air.
Penandaan sekurang-kurangnya adalah:
- Tanda SNI
- Tanda pengenal produsen/logo/merek
- Kode pengenal kawat berisolasi dan luas penampang dalam mm2
- Tegangan pengenal.

Keterangan:
S adalah tabel isolasi
d adalah diameter luar penghantar
D adalah diameter luar kabel
4. Tanda pengenal kemasan
Pada setiap kemasan harus tercantum tanda pengenal/label yang jelas dan tidak
mudah terhapus.
Keterangan tanda pengenal/label kemasan sekurang-kurangnya adalah:
- Tanda pengenal produsen/logo/merek.
- Kode pengenal kawat berisolasi dan luas penampang dalam mm2.
- Tegangan pengenal.

PUTU RUSDI ARIAWAN 20


Tabel 3.Konstruksi dan kuat hantar arus (KHA) Kawat berisolasi PVC NYA 450/750 V

PUTU RUSDI ARIAWAN 21


Tabel 4 Faktor koreksi suhu untuk tahanan isolasi

PUTU RUSDI ARIAWAN 22


4.4 Kegunaan Plastik
Plastik adalah bahan yang sangat penting dalam kelistrikan,yaitu berfungsi
sebagai isolator.Kegunaan dari plastik sebagai pengisolasi sangat beragam.Namun plastik
paling sering digunakan dalam kabel,seperti kabel NYM,NYY,NYA dan lain-lain.Karet
adalah bagian dari plastik yang paling sering digunakan pada hal tersebut.

4.5. Kegagalan-kegagalan Pada Plastik ( Zat Padat )


Sebagai isolator,plastik mengalami proses penurunan kualitas mengisolasi (
kegagalan ).Adapun kegagalan-kegagalan yang dialami adalah :
 Kegagalan asasi
 Kegagalan elektromekanik
 Kegagalan streamer
 Kegagalan termal
 Kegagalan erosi

4.5.1 Kegagalan Asasi


Kegagalan asasi adalah kegagalan yang disebabkan oleh jenis dan suhu
badan,dengan menghilangkan pengaruh dari luar,seperti tekanan,bahan
elektroda,ketidakmurnian dan kantong udara.Kegagalan ini terjadi bila tegangan yang
diterapkan pada bahan dinaikkan sehingga tekanan listriknya mencapai nilai tertentu 10 6
V/ cm dalam waktu yang sangat singkat yaitu 10 -8 detik.

4.5.2 Kegagalan Elektromekanik


Kegagalan elektromekanik disebabkan oleh adanya perbedaan polaritas antara
elektrodayang mengapit zat isolasi padat.Bila zat padat yang terletak diantara dua pelat
elektroda diberikan tegangan dengan polaritas yang berbeda,maka akan timbul tekanan (
stress ) listrik pada bahan tersebut.Tekanan listrik yang terjadi akan menyebabkan
timbulnya tekanan ( pressure ) mekanik.Tekanan mekanis terjadi akibat daya tarik-
menarik antar kedua elektroda tersebut.

PUTU RUSDI ARIAWAN 23


4.5.3 Kegagalan Streamer
Kegagalan yang terjadi karena banyak elektron yang bergerak menuju dari katoda
menuju anoda mengalami benturan secara berulang kali.

4.5.4 Kegagalan Termal


Bila kecepatan pembangkitan panas di suatu titik dalam bahan melebihi laju
pembuangan panas keluar,maka akan terjadi keaadaan tidak stabil sehingga suatu saat
bahan akan mengalami kegagalan.

4.5.5 Kegagalan Erosi


Kegagalan erosi adalah kegagalan yang terjadi karena keadaan zat isolasi padat
yang tidak sempurna.Ketidak sempurnaan tersebut misalnya : adanya lubang-lubang atau
rongga-rongga dalam bahan isolasi tersebut sehingga akan terisi oleh gas atau cairan yang
kekuatan gagalnya lebih rendah daripada zat padat.

PUTU RUSDI ARIAWAN 24


BAB V
PENUTUP

4.1 Simpulan
Isolasi plastik PVC (polivinil chlorida ) merupakan isolasi yang cukup baik untuk
digunakan dalam isolasi kabel mengingat ketahananya yang cukup tinggi terhadap panas
dan tegangan tinggi, Selain itu PVC ini dapat mempertahankan kepadatanya pada
temperatur yang lebih tinggi, sehingga banyak digunakan untuk mengisolasi kawat.
Walaupun demikian, untuk dapat digunakan oleh masyarakat kabel yang
berisolasi PVC harus memenuhi syarat-syarat sesuai dengan Standar Nasional Indonesia
(SNI) dan harus melalui tahapan-tahapan untuk menguji ketahanan kabel tersebut. Hal ini
sangatlah penting mengingat bahaya yang ditimbulkan apabila kabel-kabel yang beredar
tidak memenuhi SNI.

4.2 Saran
Sebaik-baiknya bahan isolasi pasti memiliki kelemehan, tetapi walaupun
demikian jika dalam penggunaanya di lakukan perawatan yang baik maka keamanan dari
kabel tersebut akan terjaga. Adapaun saran yang dapat penulis berikan diantaranya adalah
:
- Letakkan kabel secara benar dan teratur untuk mencegah terjadinya gesekan
gesekan yang dapat menimbulkan kebakaran
- Diadakan pemeriksaan secara berkala dan bila perlu dilakukan.
- Instalasi sebaiknya diperiksa setiap lima tahun sekali, atau paling tidak sepuluh
tahun sekali. Pemeriksaan sebaiknya mencakup juga pengecekan daya isolasi dan
pembumian / arde.

PUTU RUSDI ARIAWAN 25


DAFTAR FUSTAKA

Dieter Kind, Pengantar Teknik Eksperimental Tegangan Tinggi, penerbit ITB


Bandung, 1993
Biro Instalatir, Informasi Kelistrikan dan Panduan Pelayanan Pelanggan, PT PLN,
PLN Dis Jaya & Tangerang, 1996/1997, Jakarta.
Deni Almanda, Penghantar Energi Listrik, Majalah Elektro Indonesia, No. 15, Tahun
III, April/Mei 1997, Jakarta.
Listrik potensial penyebab kebakaran, waspadalah, Majalah Konstruksi, April 1998,
Jakarta.
Hemat Energi Listrik, Persatuan Insinyur Indonesia, No.2 , Agustus 2003
Ensiklopedia. PT Waita Medya Utama .2005
Hal-Hal Berbau Nuklir Tidak Selalu Menakutkan. Pikiran Rakyat . Rabu 1 September
2004

PUTU RUSDI ARIAWAN 26


BIODATA PENULIS

Nama : Putu Rusdi Ariawan

TTL : Denpasar. 19 April 1990

Agama : Hindu

Mahasiswa Teknik Elektro Unv. Udayana

Email : turusdi.info@gmail.com

www.facebook.com/turusdi

PUTU RUSDI ARIAWAN 27

You might also like