You are on page 1of 38

BAB IV

HUBUNGAN DASAR NEGARA DENGAN KONSTITUSI

Standar Kompetensi :
1. Menganilisis hubungan dasar negara dengan konstitusi.
Kompetensi Dasar :
4.1. Mendeskripsikan hubungan dasar negara dengan konstitusi
4.2. Mengalisis substansi konstitusi negara
4.3. Menganalisis kedudukan Pembukaan UUD 1945 Negara Kesatuan Republik
Indonesia
4.4. Menunjukkan sikap positif terhadap konstitusi negara

1. Pendahuluan
------------------------ Gambar Yang Berhubungan Dengan Konstitusi ----------------------

Bagi suatu negara yang akan berdiri dan berdaulat, terlebih dahulu harus mampu memenuhi
persyaratan konstitutif dan deklaratif. Persyaratan konstitutif yang ada dan harus dipenuhi yaitu
mencakup a) memiliki wilayah atau daerah dengan batas-batas tertentu, b) adanya rakyat yang
bersatu, dan c) pemerintah yang berdaulat. Untuk suatu negara yang akan memproklamirkan
kemerdekaannya, sudah barang harus telah mempersiapkan kelengkapan negara untuk
kepentingan pengaturan kehidupan negara sesuai yang direncanakan.
Salah satu persyaratan yang mendasar adalah dibuatnya konstitusi negara yang akan dijadikan
sebagai pedoman atau ”aturan main” dalam penyelenggaraan kehidupan negara, yakni “dasar
negara”. Dasar negara merupakan filsafat negara (political philosophy) yang berkedudukan
sebagai sumber segala sumber hukum atau sumber dari tata tertib dalam negara. Filsafat negara
merupakan sikap hidup, pandangan hidup, dan suatu sistem nilai yang tidak dapat dibuktikan
kebenaran dan kesalahannya.
Dasar negara dan sekaligus filsafat hidup negara republik Indonesia adalah Pancasila.
Pancasila sebagai dasar negara, mempunyai makna sebagai pedoman dasar untuk mengatur
penyelenggaraan ketatanegaraan negara yang meliputi bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya, dan pertahanan keamanan.
Sebagai dasar negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat secara hukum sehinggga
semua peraturan hukum / ketatanegaraan yang bertentangan dengan Pancasila harus dicabut.
Perwujudan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara, dalam bentuk peraturan perundang-
undangan bersifat imperatif (mengikat) bagi :
a. penyelenggaran negara,
b. lembaga kenegaraan,
c. lembaga kemasyarakatan,
d. warga negara Indonesia dimanapun berada, dan
e. penduduk di seluruh wilayah negara kesatuan republik Indonesia.
Salah satu perwujudan Pancasila sebagai dasar negara, dituangkan di dalam konstitusi
“Undang-Undang Dasar 1945”. Dalam kehidupan sehari-hari, istilah “konstitusi” (constitution),
sering disamakan dengan istilah di Indonesia “Undang-Undang Dasar”. Padahal istilah konstitusi
mempunyai arti yang lebih luas, yaitu keseluruhan dari peraturan-peraturan – baik yang tertulis

1
maupun tidak – yang mengatur secara mengikat cara-cara bagaimana suatu pemerintah
diselenggarakan dalam suatu masyarakat.

2. Hubungan Dasar Negara dengan Konstitusi


1. Pengertian Dasar negara
Dalam Ensiklopedi Indonesia, kata “dasar” (filsafat) berarti asal yang pertama. Istilah ini
juga sering dipakai dalam arti : pengertian yang menjadi pokok (induk) dari pikiran-pikiran
lain (substrat). Kata dasar bila dihubungan dengan negara (dasar negara), memiliki pengertian
merupakan pedoman dalam mengatur kehidupan penyelenggaraan ketatanegaraan negara yang
mencakup berbagai bidang kehidupan.
Setiap negara yang merdeka dan berdaulat, sudah barang tentu memiliki dasar negara yang
berbeda. Perbedaan dasar negara yang diterapkan di dalam suatu negara, sangat dipengaruhi
oleh nilai-nilai sosial budaya, patriotisme dan nasionalisme yang telah terkristalisasi dalam
perjuangan untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan negara yang hendak dicapainya.
Bagi bangsa Indonesia, dasar negara yang dianut adalah berdasarkan Pancasila. Dalam
tinjauan yuridis konstitusional, Pancasila sebagai dasar negara berkedudukan sebagai norma
obyektif dan norma tertinggi dalam negara, serta sebagai sumber segala sumber hukum
sebagaimana tertuang di dalam TAP. MPRS No.XX/MPRS/1966, jo. TAP. MPR
No.V/MPR/1973, jo. TAP. MPR No. IX/MPR/1978. Penegasan kembali Pancasila sebagai
dasar negara, tercantum dalam TAP. MPR No.XVIII/MPR/1998.

Fokus Kita :
Sebagai dasar negara, Pancasila tercantum di dalam Alinea IV Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 yang merupakan landasan yuridis konstitusional dan dapat
disebut juga sebagai ideologi negara atau filsafat negara.

2. Pengertian Konstitusi
Menurut para ahli, antara “Konstitusi” dengan “Undang-Undang Dasar” ada yang
berpendapat sama, tetapi ada juga yang berpendapat berbeda. Kata Konstitusi secara
etimologis berasal dari bahasa Latin (constitutio), ”constitution” (Inggris), ”constituer”
(Perancis), ”constitutie” (Belanda), dan ”Konstitution” (Jerman). Dalam pengertian
ketatanegaraan, istilah Konstitusi mengandung arti undang-undang dasar, hukum dasar atau
susunan badan.
Suatu Konstitusi adalah menggambarkan seluruh sistem ketatanegaraan suatu negara, yaitu
berupa kumpulan peraturan yang mementuk, mengatur atau memerintah negara. Praturan-
peraturan tersebut ada berbentuk tertulis sebagai keputusan badan yang berwenang, perturan
tersebut juga bersumber dari peraturan yang tidak tertulis seperti norma, kebiasaan, adat
istiadat, dan konvensi di masyarakat. Khusus untuk konvensi, meskipun peraturan tersebut
tidak tertulis, namun bukan berarti tidak efektif dalam mengatur kehidupan negara.
Dalam perkembangan politik dan ketatanegaraan, istilah konstitusi mempunyai 2 (dua)
pengertian sebagai berikut :
a. Dalam pengertian luas, ”Konstitusi” berarti keseluruhan dari ketentuan-ketentuan dasar
atau hukum dasar (droit constitunelle). Konstitusi seperti halnya hukum, ada yang dalam
bentuk dokumen tertulis ada juga yang tidak tertulis. Konstitusi dapat berupa dokumen
tertulis, atau juga berupa campuran dari dua unsur tersebut. Tokoh yang mempelopori
Bolingbroke.

2
b. Dalam pengertian sempit (terbatas), ”Konstitusi” berarti piagam dasar atau undang-undang
dasar (loi constitunelle), yaitu suatu dokumen lengkap mengenai peraturan-peraturan dasar
negara, contoh UUD 1945. Jadi konstitusi dalam arti sempit, merupakan sebagian dari
hukum dasar sebagai satu dokumen tertulis yang lengkap. Tokoh yang mempelopori
adalah Lord Bryce dan C.F. Strong.

Beberapa pendapat ahli tentang Konstitusi adalah sebagai berikut :

Konstitusi
Herman Heller Konstitusi ≠ UUD

Pendapat
Oliver Cromwell
Lasalle Konstitusi = UUD
Struycken

a. Herman Heller
Konstitusi mempunyai arti yang lebih luas dari pada Undang-Undang Dasar. Konstitusi
sebenarnya tidak hanya bersifat yuridis semata-mata, tetapi juga sosiologis dan politis.
Dalam konstitusi, terkandung 3 (tiga) pengertian sebagai berikut :
 Die politische verfassung als gesselchaffliche wirklichkeit, artinya konstitusi yang
mencerminkan kehidupan politik dalam masyarakat sebagai suatu kenyataan
 Die verselbstandigte rechtverfassung, mencari unsur-unsur hukum dari konstitusi yang
hidup dalam masyarakat untuk dijadikan kaidah hukum.
 Die geschriebene verfassung, adalah menuliskan konstitusi dalam suatu naskah sebagai
peraturan perundang-undangan yang paling tinggi derajatnya yang berlaku dalam suatu
negara.
b. Oliver Cromwell
Undang-Undang Dasar itu sebagai “instrument of government” yaitu bahwa undang-
undang dibuat, sebagai pegangan untuk memerintah dan disinilah timbul identifikasi dari
pengertian Konstitusi dan Undang-Undang Dasar.
c. Lasalle (dalam “Uber Verfassungwesen”)
Bahwa konstitusi yang sesungguhnya menggambarkan hubungan antara kekuasaan yang
terdapat di dalam masyarakat seperti golongan yang mempunyai kedudukan nyata di dalam
masyarakat, misalnya Kepala Negara, angkatan Perang, Partai politik, Buruh Tani,
Pegawai dan sebagainya.
d. Struycken
Konstitusi adalah Undang-Undang Dasar, hanya berbeda dengan yang lain menurut
pendapatnya, bahwa Konstitusi memuat garis-garis besar dan asas tentang organisasi dari
pada negara.
e. K.C. Wheare (dalam Modern Constitution)
Secara garis besar konstitusi dapat dibagi menjadi 2 (dua), yaitu :
 Konstitusi yang semata-mata berbicara sebagai naskah hukum, yaitu suatu ketentuan
yang mengatur ”the rule of the constitution”.
 Konstitusi yang bukan saja mengatur ketentuan-ketentuan hukum, tetapi juga
mencantumkan ideologi, aspirasi, dan cita-cita politik, ”the statement of idea”,
pengakuan kepercayaan, suatu beloosfsbelijdenis dari bangsa yang menciptakannya.

3
Keterkaitan antara dasar negara dengan konstitusi, nampak pada gagasan dasar, cita-cita
dan tujuan negara yang tertuang di dalam Mukadimah atau Pembukaan Undang-Undang Dasar
suatu negara. Dari dasar negara inilah, kehidupan negara yang dituangkan dalam bentuk
peraturan perundang-undangan akan diatur dan diwujudkan. Salah satu perwujudan dalam
mengatur dan menyelenggarakan kehidupan ketatanegaraan suatu negara, adalah dalam bentuk
Konstitusi atau Undang-Undang Dasar.

Bonus Info Kewarganegaraan


Sejak zaman Yunani purba, isitilah “Konstitusi” telah dikenal dari tulisan Aristoteles
yang membedakan antara istilah Politea (diartikan sebagai konstitusi) dengan Nomia (yang
diartikan sebagai Undang-Undang). Istilah “Konstitusi” berasal dari bahasa Yunani
(constituere), kemudian berkembang di Perancis (constituer), Inggris (contitution), dan
Jerman (verfassung).
L.J. Van Apeldoorn, membedakan antara istilah Undang-Undang Dasar (grondwet)
dengan Konstitusi (constitue). Undang-Undang Dasar adalah bagian tertulis dari suatu
konstitusi. Sedang-kan konstitusi adalah memuat baik peraturan tertulis maupun peraturan
yang tidak tertulis. Sedangkan C.F. Strong menggolongkan konstitusi atas dua jenis, yaitu
konstitusi yang tertulis dan tidak tertulis serta konstitusi yang dituangkan dalam suatu
dokumen tertentu dan yang tidak didokumentasikan.
Dalam pandangan Samidjo (dalam Ilmu Negara), bahwa sudah seharusnya konstitusi
harus keras, tegas, tahan untuk selama-lamanya atau setidak-tidaknya untuk waktu yang
cukup lama. Karena jika tidak demikian, ia akan kehilangan artinya sebagai piagam dasar
negara. Apa artinya konstitusi yang dapat dibelokkan ke mana saja, yang diubah
Di Indonesia para penyusun Undang-Undang Dasar 1945 (founding fathers) nampaknya
mempunyai pikiran yang sama, sebab dalam Penjelasan Undang-Undang Dasar 1945
dikatakan “Undang-Undang Dasar suatu negara ialah hanya sebagian dari hukum dasar
negara itu. Undang-Undang Dasar ialah Hukum Dasar tertulis, sedang di sampingnya
Undang-Undang Dasar itu berlaku juga Hukum Dasar tidak tertulis, ialah aturan-aturan
dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktik penyelenggaraan negara, meskipun tidak
tertulis”. Hukum dasar tidak tertulis, disebut Konvensi.

c. Substansi Konstitusi Negara


Menurut C.F. Strong dalam bukunya “Modern Political Constitution”, bahwa Konstitusi
dapat dibedakan antara konstitusi tertulis dan konstitusi tidak tertulis. Suatu konstitusi disebut
tertulis, bila merupakan satu naskah (documentary constitution), sedangkan konstitusi tak
tertulis tidak merupakan satu naskah (non-documentary constitution) dan banyak dipengaruhi
oleh tradisi dan konvensi. Contoh negara Inggris yang konstitusi hanya merupakan kumpulan-
kumpulan dokumen.
Konstitusi atau hukum dasar, dapat pula dibedakan antara Hukum Dasar tertulis (written
constitution), yaitu Undang-Undang Dasar. Sedangkan Hukum Dasar tidak tertulis (unwritten
constituion), adalah konvensi. Salah satu contoh konvensi di Indonesia adalah pelaksanaan
Pidato Kenegaraan Presiden menjelang peringatan Proklamasi 17 Agustus.

Fokus Kita :
Konstitusi atau Undang-Undang Dasar dapat diartikan “Peraturan dasar negara dan yang
memuat ketentuan-ketentuan pokok dan menjadi salah satu sumber dari pada perundanng-
undangan yang lainnya “
4
1. Sifat dan Fungsi Konstitusi Negara
Sifat pokok konstitusi negara adalah flexible (luwes) dan rigid (kaku). Konstitusi
dikatakan flexible, yaitu bila pembuat konstitusi menetapkan cara perubahan tidak berat,
dengan pertimbangan perkembangan masyarakat sehingga mudah mengikuti perkembangan
jaman (contoh Inggris dan Selandia Baru). Sedangkan konstitusi yang bersifat rigid, yaitu bila
pembuat konstitusi menetapkan cara perubahan sulit dengan maksud agat tidak mudah dirubah
hukum dasarnya (controh Amerika, Kanada, Jerman dan Indonesia ). Perhatikan bagan di
bawah ini !

K
O Flexible/Luwes Ditentukan
N Sifat Umum Dengan
S Ukuran
T Rigid / Kaku
I
T Cara Merubah
U Konstitusi
S Apakah Konstitusi itu mudah atau
I tidak mengikuti perkembangan
jaman

Fungsi pokok Konstitusi atau Undang-Undang Dasar adalah untuk membatasi kekuasaan
pemerintah sedemikian rupa sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-
wenang. Dengan demikian diharapkan hak-hak warga negara akan lebih terlindung. Gagasan
ini dinamakan Konstitusionalisme.
Menurut Carl J. Friedrich, bahwa Konstitusionalisme merupakan gagasan dimana
pemerintah sebagai suatu kumpulan kegiatan yang diselenggarakan oleh dan atas nama rakyat,
tetapi yang dikenakan beberapa pembatgasan yang diharapkan akan menjamin bahwa
kekuasaan yang diperlukan untuk pemerintahan itu tidak disalahgunakan oleh mereka yang
mendapat tugas untuk memerintah. Pembatasan-pembatasan ini tercermin dalam Undang-
Undang Dasar.

Fokus Kita :
Jadi dalam hal ini, Undang-Undang Dasar mempunyai fungsi yang khusus dan
merupakan perwujudan atau manifestasi dari hukum yang tertinggi yang harus ditaati,
bukan hanya oleh rakyat, tetapi oleh pemerintah serta penguasa sekalipun.

Di negara-negara komunis, pada umumnya menolak gagasan konstitusionalisme karena


negara berfungsi ganda. Pertama, mencerminkan kemenangan-kemenangan yang telah dicapai
dalam perjuangan ke arah tercapainya masyarakat komunis dan merupakan pencatatan formil
dan legal dari kemajuan yang telah dicapai. Kedua, Undang-Undang Dasar memberikan
rangka dan dasar hukum untuk perubahan masyarakat yang dicita-citakan dalam tahap
perkembangan berikutnya.

5
Sedangkan di negara-negara Asia-Afrika pada umumnya, Undang-Undang Dasar
merupakan salah satu atribut yang melambangkan kemerdekaan. Di antara negara-negara itu,
ada yang menganggap Undang-Undang Dasar sebagai suatu dokumen yang mempunyai arti
yang khas (konstitusionalisme), seperti negara Filipina, India, termasuk juga Indonesia.

Dengan memperhatikan sifat dan fungsi Konstitusi atau Undang-Undang Dasar, maka
setiap Undang-Undang Dasar memuat ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
a. Organisasi negara, misalnya pembagian kekuasaan antara badan legislatif, eksekutif dan
yudikatif.
b. Hak-hak asasi manusia (biasa disebut Bill of Right) kalau berbentuk naskah tersendiri.
c. Prosedur mengubah Undang-Undang Dasar.
d. Adakalanya memuat larangan untuk mengubah sifat tertentu dari Undang-Undang Dasar.

2. Kedudukan Konstitusi (Undang-Undang Dasar)


Meskipun Undang-Undang Dasar bukanlah merupakan salah satu syarat untuk berdirinya
suatu negara beserta dengan penyelenggarannya yang baik, tetapi dalam perkembangan jaman
modern dewasa ini, maka Undang-Undang Dasar mutlak adanya. Sebab dengan adanya
Undang-Undang Dasar baik penguasa negara maupun masyarakatnya dapat mengetahui aturan
atau ketentuan yang pokok-pokok atau dasar-dasar mengenai ketatanegaraannya. Dengan
demekian, kedudukan Undang-Undang Dasar di suatu negara sangat penting artinya dalam
rangka untuk mengatur sebaik-baiknya dalam penyelenggaraan ketatanegaraan negara.

Bonus Info Kewarganegaraan


Undang-Undang Dasar sebagai hukum tertinggi (supremasi law), harus diaati oleh rakyat
maupun oleh alat-alat perlengkapan negara yang bersangkutan. Hal ini, dimaksudkan untuk
menjamin agar ketentuan-ketentuan yang terdapat di dalam Undang-Undang Dasar benar-
benar diselenggarakan menurut jiwa dan kata-kata sesuai dengan naskah. Untuk itu, setiap
negara membentuk lembaga/badan yang berwenang terhadap Undang-Undang Dasar atau
Konstitusi. Beberapa contoh negara yang mempunyai wewenang terhadap ketentuan di
dalam Konstitusi atau Undang-Undang Dasar, antara lain :
a. Di Inggris, parlemen-lah yang dianggap sebagai badan yang tertinggi (parlementary
supremacy atau legislative supremacy). Jadi parlemen merupakan satu-satunya badan
yang boleh mengubah ataupun membatalkan undang-undang yang dianggapnya tidak
sesuai dan bertentangan dengan konstitusi.
b. Di Amerika Serikat, India, dan Jerman, wewenang terletak ditangan Mahkamah
Agung federal. Di negara-negara ini, berlaku asas “judicial supremacy” dan Mahkamah
Agung dianggap sebagai Pengaman Undang-Undang Dasar (guardian of the constituion).
c. Di Perancis, wewenang ada pada Mahkamah Konstitusional yang terdiri dari para Hakim
Agung ditambah dengan beberapa hakim lain.
d. Di Indonesia, lembaga yang berwenang adalah MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat)
yang terdiri dari anggota DPR, Utusan Golongan dan Utusan Daerah).

3. Cara Pembentukan dan Merubah Konstitusi (Undang-Undang Dasar)


a. Cara Pembentukan
No Dengan Cara Keterangan
6
1. Pemberian  Raja memberikan kepada warganya suatu UUD, kemudian ia
berjanji akan mempergunakan kekuasaannya itu berdasarkan
asas-asas yang tertentu dan kekuasaan itu akan dijalankan
oleh suatu badan yang tertentu pula.
 UUD itu timbul, biasanya karena raja merasa ada tekanan
yang hebat dari sekitarnya dan takut akan timbul revolusi.
Dengan adanya UUD ini, maka kekuasaan raja dibatasi.
2. Sengaja  Dalam hal ini, pembuatan suatu UUD dilakukan setelah
Dibentuknya negara itu didirikan. Jadi setelah suatu negara didirikan,
maka sengaja dibentuklah UUD.
3. Cara Revolusi  Pemerintahan baru yang terbentuk sebagai hasil revolusi ini,
kadang-kadang membuat suatu UUD yang kemudian
mendapat persetujuan rakyatnya atau pemerintah tersebut
dapat pula mengambil cara lain, yaitu dengan mengambil
suatu permusyawaratan yang akan menetapkan UUD itu.
4. Cara Evolusi  Perubahan-perubahan secara berangsur-angsur dapat menim-
bulkan suatu UUD, dan secara otomatis UUD yang lama
tidak berlaku lagi.

b. Cara Merubah
No Dengan Cara Keterangan
1. Oleh Badan  Dilakukan oleh Badan Legislatif, hanya harus dengan
Legislatif/ Perun- syarat yang lebih berat dari pada jika Badan Legislatif
dangan Biasa ini membuat undang-undang biasa (bukan Undang-
Undang Dasar).
2. Referandum  Yaitu dengan jalan pemungutan suara diantara rakyat
yang mempunyai hak suara (masa orde baru
Referandum diatur di dalam UU No.5 Tahun 1985).
3 Oleh Badan Khusus  Harus diadakan oleh suatu badan khusus yang
pekerjaannya hanya untuk mengubah Undang-Undang
Dasar saja.
4. Khusus di Negara  Perubahan UUD itu baru dapat terjadi jika mayoritas
Federasi negara-negara bagian dari federasi itu tadi menyetujui
perubahan itu.

Penugasan Praktik Kewarganegaraan 1

Setelah mempelajari materi-materi tentang : Hubungan Dasar Negara (Pengertian Dasar


Negara dan Konstitusi) Substansi Konstitusi (Sifat dan fungsi Konstitusi, Kedudukan
Konstitusi, Cara Membentuk dan Merubah Konsitutusi), dilanjutkan penugasan dengan
menjawab pertanyaan atau pernyataan sebagai berikut :

1. Berikan penjelasan kembali yang dimaksud dengan “Dasar Negara” menurut pendapat
anda dan tokoh-tokoh terkenal !
Pendapat anda tentang Dasar
Negara ? ...................................................................................

7
..................................................................................................................................................
........

No Tokoh Uraian Singkat


1.
2.

2. Berikan penjelasan yang dimaksud dengan dasar negara merupakan “filsafat negara” yang
berkedudukan sebagai “sumber tertib hukum dalam negara” !
a. Filsafat
negara : ..............................................................................................................................
.....
............................................................................................................................................
....................
b. Sumber tertib hukum dalam
negara: ................................................................................................
............................................................................................................................................
....................

3. Dalam perkembangan dan pemahaman tentang “Konstitusi” dan “Undang-Undang Dasar” ada yang
berpendapat sama, tetapi ada juga yang berpendapat sama. Tuliskan persamaan dan perbedaannya !

Persamaan Hak Asasi Politik


.................................................................... ......................................................................
......... ..........
.................................................................... ......................................................................
......... ..........
.................................................................... ......................................................................
......... ..........
.................................................................... ......................................................................
......... ..........

4. Berikan tanggapan penjelasan, mengapa Konstitusi Negara mempunyai kedudukan penting


di dalam penyelenggaraan kehidupan negara !
..................................................................................................................................................
.....................
..................................................................................................................................................
.....................
..................................................................................................................................................
.....................

5. Tuliskan hal-hal yang mendasari (alasan penjelasan) suatu konstitusi negara dilakukan
perubahan atau tidak !

Dilakukan Perubahan Tidak Dilakukan Perubahan


.................................................................... ......................................................................
.......... .........
.................................................................... ......................................................................
.......... .........

8
.................................................................... ......................................................................
.......... .........
.................................................................... ......................................................................
.......... .........

3. Kedudukan Pembukaan UUD 1945 Negara Kesatuan RI Tahun 1945.


Pembukaan UUD 1945 mengandung nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh banga-bangsa
yang beradab di seluruh muka bumi. Kalimat di dalam Pembukaan tersebut antara lain ”
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka
penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan”.Selain itu, nilai-nilai tersebut mampu menampung dinamika masyarakat
sehingga akan tetap menjadi landasan perjuangan bangsa dan negara selama bangsa Indonesia
tetap setia kepada negara Proklamasi 17 Agusutus 1945.

Fokus Kita :
Pembukaan UUD 1945, bagi bangsa Indonesia merupakan sumber motivasi dan aspirasi,
tekad dan semangat bangsa Indonesia, serta cita hukum dan cita moral yang ingin
ditegakkan dalam lingkungan nasional maupun internasional.

Oleh karena vitalnya kedudukan Pembukaan UUD 1945, Pembukaan UUD 1945 dijadikan
norma fundamental. Rumusan kata dan kalimat yang terkandung di dalamnya tidak boleh
diubah oleh siapapun, termasuk MPR hasil pemilu. Pengubahan Pembukaan UUD 1945 berarti
pengubahan esensi cita moral dan cita hukum yang ingin diwujudkan dan ditegakkan oleh
bangsa Indonesia.

1. Kedudukan Pembukaan UUD 1945


Di dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945, termuat unsur-unsur (menurut kaidah
Ilmu Pengetahuan Hukum) seperti disyaratkan bagi adanya suatu tertib hukum (rechtsorde,
legal order) yaitu berupa ”kebulatan dari kesuluruhan peraturan-peraturan hukum”.
Adapun syarat-syarat yang dimaksudkan mencakup hal-hal berikut :
a. Adanya kesatuan subyek (penguasa) yang mengadakan peraturan-peraturan hukum.
Hal ini terpenuhi dengan adanya suatu Pemerintah Republik Indonesia.
b. Adanya kesatuan asas kerohanian yang menjadi dasar daripada keseluruhan peraturan-
peraturan hukum. Hal ini terpenuhi oleh adanya Dasar Filsafat Negara Pancasila.
c. Adanya kesatuan daerah di mana keseluruhan peraturan peraturan hukum itu berlaku,
terpenuhi oleh penyebutan “seluruh tumpah darah Indonesia”.
d. Adanya kesatuan waktu di mana keseluruhan peraturan-peraturan hukum itu berlaku.
Hal ini terpenuhi oleh penyebutan “disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu
dalam suatu UUD Negara Indonesia” yang menyangkut saat sejak timbulnya Negara
Indonesia sampai seterusnya selama kelangsungan Negara Indonesia
Di dalam suatu tertib hukum, terdapat tata urutan yang bersifat hierarkis dimana UUD
(pasal-pasalnya) tidaklah merupakan suatu peraturan hukum yang tertinggi. Di atasnya
masih terdapat dasar-dasar pokok dari hukum dasar baik tertulis (UUD) maupun tidak

9
tertulis (convensi) dan terpisah yang dinamakan Pokok Kaidah Negara yang fundamental
(Staatsfundamentalnorm).
Pokok Kaidah Negara yang fundamental menurut ilmu hukum tata negara mempunyai
beberapa unsur mutlak antara lain :
a. Dari segi terjadinya, yaitu ditentukan oleh pembentuk negara dan terjelma dalam
suatu bentuk pernyataan lahir sebagai penjelmaan kehendak Pembentuk Negara untuk
menjadikan hal-hal tertentu sebagai dasar-dasar negara yang dibentuknya.
b. Dari segi isinya, memuat dasar-dasar pokok negara yang dibentuk sebagai berikut :
1) Dasar tujuan negara (tujuan umum dan tujuan khusus).
Tujuan umum, tercakup dalam kalimat untuk memajukan kesejahteraan umum dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial. Di mana tujuan umum ini berhubungan dengan masalah
hubungan antara bangsa (hubungan luar negeri) atau politik luar negeri Indonesia
yang bebas aktif.
Tujuan Khusus, Tercakup dalam kalimat “melindungi segenap bangsa dan seluruh
tumpah darah Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa serta mewujudkan suatu
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Tujuan ini bersifat khusus dalam
angka tujuan bersama ialah menuju masyarakat adil dan makmur.
2) Ketentuan diadakannya Undang-Undang dasar yang tersimpul dalam kalimat,
”Maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-
Undang Dasar Negara Indonesia”.
3) Bentuk negara, yaitu bentuk “Republik yang berkedaulatan Rakyat”.
4) Dasar filsafat negara (asas kerohanian) Pancasila yang tercakup dalam kalimat
“….dengan berdasar kepada: Ke-Tuhanan Yang Maha Esa; Kemanusiaan yang
adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan
suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.

Dengan demikian Pembukaan UUD 1945 telah memenuhi syarat sebagai Pokok
kaidah Negara yang fundamental. Dalam hubungannya dengan pasal-pasal UUD 1945
(batang tubuh UUD 1945), Pembukaan UUD 1945, mempunyai kedudukan sebagai
berikut :
a. Dalam hubungan dengan tertib hukum Indonesia, maka Pembukaan UUD 1945
mempunyai kedudukan yang terpisah dari batang tubuh UUD 1945. Dalam
kedudukan sebagai Pokok Kaidah Negara yang fundamental, Pembukaan UUD
1945 mempunyai kedudukan lebih tinggi daripada batang tubuh UUD 1945.
b. Pembukaan UUD 1945 merupakan tertib hukum tertinggi dan mempunyai
kedudukan lebih tinggi dan terpisah dari batang tubuh UUD 1945.
c. Pembukaan merupakan Pokok Kaidah Negara yang fundamental yang menentukan
adanya UUD Negara tersebut, jadi merupakan sumber hukum dasar.
d. Pembukaan UUD 1945 berkedudukan sebagai pokok kaidah negara yang
fundamental, mengandung pokok-pokok pikiran yang harus diciptakan atau
diwujudkan dalam pasal-pasal UUD 1945.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka jelaslah bahwa UUD 1945 memiliki sifat-sifat
sebagai berikut:

1
a. Karena sifatnya tertulis, maka rumusannya juga jelas merupakan hukum positif
yang mengikat pemerintah sebagai penyelenggara negara, maupun mengikat bagi
setiap warga negara.
b. Memuat norma-norma, aturan-aturan serta ketentuan-ketentuan yang dapat dan
harus dilaksanakan secara konstitusional.
c. UUD 1945, termasuk pembukaan UUD 1945 dalam tertib hukum Indonesia
merupakan Undang-Undang yang tertinggi, disamping sebagai alat kontrol terhadap
norma-norma hukum yang lebih rendah dalam hirarki tertib hukum Indonesia.

2. Makna Yang Terkandung Pembukaan UUD 1945


Makna yang terkandung di dalam Pembukaan UUD 1945, dapat dilihat pada matrik di
bawah ini !

ALINEA ISI / KETERANGAN MAKNA YANG TERKANDUNG


Pertama Bahwa sesungguhnya  Keteguhan bangsa Indonesia dalam
kemerde-kaan itu ialah hak membela kemerdekaan melawan
segala bangsa dan oleh sebab penjajah dalamsegala bentuk.
itu, maka penjajahan di atas  Pernyataan subjektif bangsa Indonesia
dunia harus dihapuskan, untuk menentang dan menghapus
karena tidak sesuai dengan penjajahan di atas dunia.
perikemanusiaan dan  Pernyataan objektif bangsa Indonesia
perikeadilan. bahwa penjajahan tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan.
 Pemerintah Indonesia mendukung
kemerdekaan bagi setiap bangsa
Indonesia untuk berdiri sendiri.

1
Kedua Dan perjuangan pergerakan  Kemerdekaan yang dicapai oleh
kemerdekaan Indonesia telah bangsa Indonesia adalah melalui
sampailah pada saat yang perjuangan pergerakan dalam
berbahagia dengan selamat melawan penjajah.
sentausa mengantarkan rakyat  Adanya momentum yang harus
Indonesia ke depan pintu dimanfaatkan untuk menyatakan
gerbang kemerdekaan Negara kemerdekaan.
Indonesia yang merdeka,  Bahwa kemerdekaan bukanlah akhir
bersatu, berdaulat, adil dan perjuangan, tetapi harus diisi dengan
makmur. mewujudkan negara Indonesia yang
merdeka, bersatu , berdaulat, adil dan
makmur.
Ketiga Atas berkat rahmat Allah Yang  Motivasi spiritual yang luhur bahwa
Maha Kuasa dan dengan kemerdekaan kita adalah berkat
didorongkan oleh keinginan rahmat Allah Yang Mahakuasa.
luhur, supaya berkehidupan  Keinginan yang didambakan oleh
kebangsaan yang bebas, maka segenap bangsa Indonesia terhadap
rakyat Indonesia menyatakan suatu kehidupan yang berkesinam-
dengan ini kemerdekaannya. bungan antara kehidupan material dan
spiritual, dan kehidupan di dunia
maupun akhirat.
 Pengukuhan pernyataan Proklamasi
Kemerdekaan.
Keempat Kemudian daripada itu untuk  Adanya fungsi dan sekaligus tujuan
membentuk suatu Pemerintah negara Indonesia, yaitu :
Negara Indonesia yang a. melindungi segenap bangsa
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
darah Indonesia dan untuk b. memajukan kesejahteraan umum,
memajukan kesejahteraan c. mencerdaskan kehidupan bangsa,
umum, mencerdaskan kehidu- dan
pan bangsa, dan ikut melaksa- d. ikut melaksanakan ketertiban
nakan ketertiban dunia yang dunia yang berdasarkan
berdasarkan kemerdekaan, kemerdekaan, perdamaian abadi,
perdamaian abadi dan keadilan dan keadilan sosial.
sosial, maka disusunlah  Kemerdekaan kebangsaan Indonesia
Kemer-dekaan Kebangsaan yang disusun dalam suatu Undang-
Indonesia itu dalam suatu Undang Dasar.
Undang-Undang Dasar Negara  Susunan/ bentuk negara Republik
Republik Indo-nesia, yang Indonesia .
terbentuk dalam suatu susunan  Sistem pemerintahan negara, yaitu
Negara Republik Indonesia berdasarkan kedaulatan rakyat
yang berkedaulatan rakyat (demokrasi).
dengan berdasarkan kepada :  Dasar Negara Pancasila
Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan
beradab, Persatuan Indonesia,
dan Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan /per-
wakilan, serta dengan
mewujudkan suatu keadilan
1
sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.

3. Makna Pembukaan UUD 1945 Bagi Perjuangan Bangsa Indonesia


Undang-Undang Dasar merupakan sumber hukum tertinggi dari hukum yang berlaku di
Indonesia, sedangkan Pembukaan UUD 1945 merupakan sumber dari motivasi dan aspirasi
perjuangan serta tekad bangsa Indonesia untuk mencapai tujuannya. Pembukaan juga
merupakan sumber dari ”cita hukum” dan ”cita moral” yang ingin ditegakkan baik dalam
lingkungan nasional maupun dalam hubungan pergaulan bangsa-bangsa di dunia.
Pembukaan yang telah dirumuskan secara padat dan khidmat dalam empat alinea itu,
setiap alinea kata-katanya mengandung arti dan makna yang sangat dalam, mempunyai
nilai-nilai yang universal dan lestari. Universal, karena mengandung nilai-nilai yang
dijunjung tinggi oleh bangsa-bangsa beradab di seluruh muka bumi; lestari, karena mampu
menampung dinamika masyarakat, dan akan tetap menjadi landasan perjuangan bangsa dan
negara selama bangsa Indonesia tetap setiap kepada Negara Proklamasi 17 Agustus 1945.

4. Pokok-Pokok Pikiran Dalam Pembukaan UUD 1945


Pembukaan UUD 1945, selain mempunyai makna yang sangat mendalam, juga
mengandung pokok-pokok pikiran yang meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945.
Pokok-pokok pikiran tersebut mewujudkan cita hukum (rechtsidee) yang menguasai
hukum dasar negara, baik hukum yang tertulis (UUD( maupun hukum yang tidak tertulis.
Pokok-pokok pikiran yang terkandung di dalam Pembukaan UUD 1945 adalah sebagai
berikut :
a. Pokok pikiran pertama : ”Negara – begitu bunyinya – ”melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasar atas persatuan
dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Dalam
Pembukaan ini, diterima aliran pengertian negara persatuan, negara yang melindungi
dan meliputi segenap bangsa seluruhnya. Jadi negara mengatasi segala paham
golongan, mengatasi segala paham perseorangan. Negara menurut pengertian
”pembukaan” itu menghendaki persatuan meliputi segenap bangsa Indonesia
seluruhnya. Inilah suatu dasar negara yang tidak boleh dilupakan.
b. Pokok pikiran kedua : ”Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat”. Hal ini merupakan pokok pikiran keadilan sosial. Pokok pikiran yang hendak
diwujudkan oleh negara bagi seluruh rakyat ini didasarkan pada kesadaran, bahwa
manusia Indonesia mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan
keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat.
c. Pokok pikiran ketiga : ”Negara yang berkedaulatan rakyat berdasar atas kerakayatan
dan permusyawaratan/ perwakilan”. Oleh karena itu sistem negara yang terbentuk
dalam UUD 1945 harus berdasar atas kedaulatan rakyat dan berdasar atas
permusyawaratan/ perwakilan. Memang aliran ini sesuai dengan sifat ”masyarakat
Indonesia”. Ini adalah pokok pikiran kedaulatan rakyat, yang menyatakan, bahwa
kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh Mejelis
Permusyawaratan Rakyat.
d. Pokok pikiran keempat : ”Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut
dasar kemanusiaan yang adil dan beradab”. Oleh karena itu, UUD 1945 harus
mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara
untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh cita-cita

1
moral rakyat yang luhur. Hal ini menegaskan pokok pikiran Ketuhanan Yang Maha Esa
dan Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Dengan demikian, apabila kita perhatikan dari keempat pokok pikiran tersebut tampak
bahwa pokok-pokok pikiran itu tidak lain adalah pancaran dari dasar falsafah negara
Pancasila. Pokok-pokok pikiran dijelmakan ke dalam pasal demi pasal Batang Tubuh
Undang-Undang Dasar 1945.

5. Hubungan Pembukaan dengan Batang Tubuh UUD 1945


Bahwa pokok-pokok pikiran Pembukaan UUD 1945, merupakan ”— suasanan
kebatinan dari Undang-Undang Dasar Negara Indonesia serta mewujudkan cita hukum
yang menguasai hukum dasar negara, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis”--,
sedangkan pokok-pokok pikiran tersebut dijelmakan dalam pasal UUD 1945, maka dapat
dipahami bahwa suasana kebatinan UUD 1945 serta cita hukum UUD 1945 bersumber
atau dijiwai oleh dasar falsafah Pancasila. Hal inilah yang dimaksudkan arti dan fungsi
Pancasila sebagai dasar negara.
Dengan demikian, jelaslah bahwa Pembukan UUD 1945 mempunyai fungsi atau
hubungan langsung dengan Batang Tubuh UUD 1945, karena Pembukaan UUD 1945
mengandung pokok-pokok pikiran yang dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal di
Batang Tubuh UUD 1945 tersebut. Pada Pembukaan UUD 1945, memuat dasar falsafah
negara Pancasila dan Batang Tubuh UUD 1945 yang merupakan satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan, bahkan hal ini menjadi rangkaian kesatuan nilai dan norma yang terpadu.
Batang Tubuh UUD 1945 terdiri dari rangkaian pasal-pasal yang merupakan
perwujudan dari pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945,
yang tidak lain adalah pokok-pokok pikiran : Persatuan Indonesia, Keadilan Sosial,
Kedaulatan Rakyat berdasar atas kerakyatan dan permusyawaratan/perwakilan, dan
Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Pokok-pokok pikiran tersebut tidak lain adalah pancaran dari Pancasila, yang telah
mampu memberikan semangat dan terpancang dengan khidmat dalam perangkat UUD
1945. Semangat (Pembukaan) pada hakikatnya merupakan suatu rangkaian kesatuan yang
tak dapat dipisahkan. Kesatuan serta semangat yang demikian itulah yang harus diketahui,
dipahami, dan dihayati oleh setiap insan warga negara Indonesia.
Dengan demikian, amatlah penting bagi setiap insan warga negara Indonesia untuk
berusaha sungguh-sungguh agar semangat itu benar-benar dihayati, termasuk dan terutama
yang mempunyai cita-cita atau sedang memegang kendali pelaksanaan UUD 1945 dan
sebagai penyelenggara negara. Kita yakini bahwa dengan penghayatan dan pengamalan
Penugasan
Pancasila UUD 1945 secara murni dan2konsekwen, maka akan lestarilah
Praktik Kewarganegaraan
serta pelaksanaan
Pancasila sebagai dasar negara dan falsafah negara di bumi Indonesia tercinta ini.
Carilah sumber informasi lain baik dari buku, koran, majalah, internet, buletin dan
sebagainya, kemudian lakukan hal-hal berikut :
Rumuskan kembali makna penting kedudukan Pembukaan UUD 1945 di Indonesia!
Berikan penjelasan mengapa Pembukaan UUD 1945 tidak boleh dirubah hingga
dewasa ini!
Berikan sekurang-kurangnya 3 (tiga) kriteria bahwa Pembuakaan UUD 1945
memenuhi syarat sebagai fundamental norm bagi bangsa Indonesia !
Berikan pendapat atau pandangan anda berkaitan dengan jiwa dan semangat yang
terkandung di dalam Pembukaan UUD 1945 dalam pendirian negara republik
Indonesia !
Tuliskan contoh-contoh perbuatan sekurang-kurangnya 3 (tiga) yang dapat
diklasifikasikan sebagai upaya untuk melestarikan Pancasila dan Undang-Undang1
Dasar 1945 !
Bonus Info Kewarganegaraan
PANCASILA DIKHIANATI
(Kemunafikan Menerpa Bangsa)

Saat ini nilai-nilai luhur Pancasila telah dikhianati. Rakyat kecewa karena nilai-nilai
luhur Pancasila lebih banyak dijadikan retorika politik. ”Meskipun sejak reformasi
bergulir Pancasila sudah jarang disebut, itu bukan berarti filsafat bangsa Indonesia itu
diganti”, kata mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. Syafi’i Ma’arif di
depan undangan forum Pancasila di Jakarta. ”Sedangkan dalam perbuatan, nilai-nilai itu
dikhianati tanpa rasa malu. Yang terjadi adalah pengkhianatan terhadap Pancasila dalam
praktik, ” tutur Syafi’i.
Dalam kehidupan kolektif berbangsa, nilai-nilai Pancasila tidak lagi menuntun
perilaku warga. Mestinya sila pertama, Ketuhana Yang Maha Esa, dijadikan payung
moral oleh semua warga. ”Benar masjid, gereja, pure, klenteng dan tempat ibadah lain
banyak pengunjungnya. Tetapi apakah kehadiran orang ditempat itu ada pengaruhnya
dalam memperbaiki perilaku kita sebagai individu atau kolektif ? Saya sangat
meragukan,” tuturnya. Pertambahan jumlah tempat ibadah tidak memiliki korelasi positif
dengan perubahan perilaku ke arah kebaikan dan kejujuran. Hal itu merupakan persoalan
serius yang mendera bangsa Indonesia, dengan pertunjukkan kemunafikan yang menerpa
bangsa Indonesia.
Internalisasi nilai-nilai Pancasila juga belum terjadi secara efektif. Jangan ditanya lagi
bagaimana keadaannya di dunia politik praktis. ”Kenyataannya sungguh sangat
memprihatinkan. Politik menjadi mata pencarian karena lapangan kerja lain amat sulit
didapatkan,” katanya. Di depan forum yang dihadiri oleh mantan Wakil Presiden
Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno serta mantan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin,
Syafi’i mengungkapkan contoh lain, seperti rapuhnya penghayatan terhadap sila kedua.
Artikulasi sila ketiga dalam praktik pemerintahan pun memprihatinkan.
Nilai-nilai demokratis sebagaimana tertuang di dalam sila keempat juga dikhianati.
Demokrasi tidak membuat warga bangsa semakin merdeka. Itu disebabkan para elit
politik tidak toleran dan mau menang sendiri. ”Secara formal konstitusional Pancasila
berada pada puncak, tetapi dalam realitas kita mengkhianatinya secara kolektif.
Akibatnya, budaya saling percaya antara sesama anak bangsa semakin menghilang,”
katanya.
Syafi’i juga melihat sulitnya menemukan tipe pemimpin yang mau bersusah payah,
bekerja keras membela bangsa dan negara. Demokrasi berjalan dengan setengah liar dan
kebanyakan politisi tidak bertanggung jawab.

Sumber : Harian Kompas, 28 April 2006.

1
6. Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan Yang Berlaku di Indonesia.
Tentang tata urutan peraturan perundangan yang berlaku Indonesia, sejak orde lama, orde
baru hingga sekarang ini telah mengalami beberapa perubahan. Pada awalnya tercantum di
dalam TAP MPRS No.XX/MPRS/1966, Selanjutnya dikukuhkan kembali dengan TAP MPR
No.V/MPR/1973, dan TAP MPR No.IX/MPR/1978. Di era reformasi, dirubah dengan
keluarnya TAP MPR Nomor III/MPR/2003 adalah sebagai berikut :
 Undang-Undang Dasar 1945
Adalah peraturan negara tertinggi, yang memuat ketentuan-ketentuan pokok menjadi
sumber bagi peraturan perundangan lain yang dikeluarkan oleh negara. UUD hanyalah
sebagian hukum dasar tertulis.
Ketentuan-ketentuan yang tercantum didalam pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945
adalah ketentuan-ketentuan yang tingkatnya tertinggi dan pelaksanaannya dilakukan
dengan Ketetapan MPR, Undang-undang, dan Keputusan Presiden.
 Ketetapan MPR
Ketetapan MPR adalah keputusan yang diambil dalam sidang-sidang MPR yang
memuat ketentuan-ketentuan secara garis besar, agar nantinya mudah dilaksanakan.
Ketetapan MPR mempunyai kekuatan hukum ke dalam (anggota MPR) dan ke luar (bukan
anggota MPR). Ketetapan MPR dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu:
a) Ketetapan MPR yang memuat garis-garis besar dalam bidang legislatif, yang
dilaksanakannya dengan undang-undang, dan
b) Ketetapan MPR yang memuat garis-garis besar dalam bidang eksekutif, yang
dilaksanakan dengan Keputusan Presiden.
Di samping ketetapan MPR, sidang MPR juga menghasilkan keputusan MPR.
Keputusan MPR hanya mempunyai kekuatan ke dalam (anggota MPR).

 Undang-undang
Undang-undang adalah peraturan atau perundangan untuk melaksanakan UUD atau
Ketetapan MPR. Undang-undang yang dibentuk berdasarkan ketentuan UUD dinamakan
undang-undang organik. Contohnya, seperti tercantum dalam pasal 5 ayat 1 UUD 1945,
yaitu Presiden berhak mengajukan rancangan undang-undang kepada DPR.
Rancangan undang-undang dapat dibuat atas inisiatif DPR maupun Presiden. Dalam
hal ihwal kegentingan yang memaksa, Presiden berhak menetapkan peraturan pemerintah
sebagai pengganti undang-undang (pasal 22 UUD 1945). Peraturan ini harus mendapat
persetujuan dari DPR. Apabila tidak, peraturan pemerintah itu harus dicabut.

 Peraturan Pemerintah (PP)


Peraturan Pemerintah ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan Undang-undang
(pasal 5 ayat 2 UUD 1945). Oleh karena peraturan itu ditetapkan oleh Presiden sebagai
kepala pemerintah, peraturan itu disebut Peraturan Pemerintah.
Peraturan Pemerintah Pusat memuat ketentuan-ketentuan umum untuk melaksanakan
undang-undang, sedangkan Peraturan Pemerintah Daerah memuat aturan-aturan untuk
melaksanakan Peraturan Pemerintah Pusat.

 Keputusan Presiden (Keppres)


Keputusan Presiden adalah keputusan yang ditetapkan oleh Presiden. Keputusan
Presiden berisi keputusan yang bersifat khusus untuk melaksanakan ketentuan UUD atau
Ketetapan MPR. Misalnya, Keputusan Presiden untuk mengangkat duta besar,
melaksanakan PP, dan sebagainya.

1
 Peraturan Pelaksana Lainnya
Peraturan pelaksana lainnya adalah peraturan seperti: Peraturan Menteri, Instruksi
Menteri, dan lain-lain yang harus dengan tegas berdasar dan bersumber pada peraturan
perundangan yang lebih tinggi.
a) Peraturan Menteri adalah peraturan yang ditetapkan oleh menteri yang bersangkutan
untuk masing-masing departemen.
b) Keputusan Menteri adalah keputusan yang ditetapkan oleh menteri yang bersangkutan
untuk kepentingan lingkungan departemennya, misalnya melakukan/meresmikan
pengangkatan-pengangkatan dalam lingkungan departemen yang bersangkutan.
c) Instruksi Menteri adalah instruksi yang ditetapkan oleh menteri yang bersangkutan
untuk melaksanakan Peraturan Menteri atau Keputusan Menteri.

Semua peraturan atau perundangan yang tersebut di atas, adalah bentuk peraturan
perundangan negara Republik Indonesia menurut Undang-Undang Dasar 1945 untuk
tingkat pusat. Yang berada di tingkat daerah, ditetapkan oleh pemerintah daerah yang
bersangkutan atas persetujuan DPRD. Peraturan daerah tidak boleh bertentangan dengan
peraturan yang tingkatnya lebih tinggi.

Penugasan Praktik Kewarganegaraan 3

Setelah mempelajari materi-materi tentang : Kedudukan Pembukaan UUD 45, dan Tata
Urutan Peraturan Perundangan, lakukan Strategi Pembelajaran dengan Penugasan
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) atau Kooperatif Terpadu
Membaca dan Menulis.
Langkah-langkah :
Bentuk kelompok dengan anggotanya antara 3 – 4 orang.
Diberikan “wacana” atau kliping sesuai dengan topik pembelejaran.
Setiap kelompok bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok serta
memberi tanggapan terhadap wacana/kliping, dan ditulis pada lembar kertas.
Mempresentasikan atau membacakan hasil kelompok.
Buatlah kesimpulan bersama.
Penutup.

4. Perbandingan Konstitusi pada Negara Republik Indonesia Dengan Negara


Liberal dan Negara Komunis.

1. Konstitusi Pada Negara Republik Indonesia


Konsepsi Konstitusi negara republik Indonesia bersumber kepada Undang-Undang
Dasar 1945. Dalam pengertian luas, konstitusi Indonesia berdasarkan Pancasila yang
tercantum di dalam Pembukaan UUD 1945, Batang Tubuh serta Penjelasannya. Lebih
lanjut, kemudian dijabarkan dalam GBHN dan berbagai produk peraturan perundang-
Fokusyang
undangan Kita : hingga saat ini.
berlaku

Harus kita akui, semenjak orde baru berkuasa maka pelaksanaan UUD 1945 telah
menghasilkan produk peraturan perundang-undangan (khususnya bidang politik).1
Diakui atau tidak, orde baru juga telah menggariskan benang merah bagi perwujudan
dan mekanisme pelaksanaan demokrasi Pancasila yang semakin jelas.
a. Mekanisme Konstitusional Demokrasi Pancasila
Pola mekanisme pelaksanaan demokrasi Pancasila, bersumber kepada konstitusi
atau Undang-Undang Dasar 1945. Dalam penyelenggaraan pemerintah negara,
Indonesia menganut faham “Konstitusionalisme”. Hal ini dapat kita lihat pada
Pembukaan UUD 1945 “…. maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan itu dalam
suatu Undang-Undang Dasar …..”
Perihal mekanisme demokrasi Pancasila telah tercantum di dalam penjelasan UUD
1945, dan dijabarkan lebih lanjut dalam sistem pemerintahan negara sebagai berikut :
1) Indonesia ialah negara yang berdasar atas hukum (rechtsstaat).
2) Indonesia menggunakan sistem konstitusional.
3) Kekuasaan negara yang tertinggi di tangan MPR.
4) Presiden ialah penyelenggara pemerintahan negara tertinggi di bawah majelis.
5) Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
6) Menteri negara adalah pembantu Presiden ; Menteri negara tidak bertanggung
jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
7) Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas.

b. Lembaga-lembaga Kenegaraan
Lembaga-lembaga kenegaraan sesuai dengan UUD 1945 (Amandemen) adalah
Majelis Permusyawaratan Rakyat (Pasal 2 – 3), Presiden (Pasal 4 – 16), Dewan
Perwakilan Rakyat (Pasal 19 – 22B), Badan Pemeriksa Keuangan (Pasal 23E dan 23F)
dan Mahkamah Agung (Pasal 24A).

Fokus Kita :
Lembaga negara Dewan Pertimbangan Agung (DPA) yang dulu (sebelum
amandemen) tercantum di dalam Pasal 16 UUD 1945, dihapus dan sebagai
penggantinya untuk memberikan nasihat kepada Presiden sesuai dengan Pasal 16
UUD 1945 “Presiden membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas
memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Presiden, yang selanjutnya diatur

Untuk mengetahui secara umum masing-masing lembaga kenegaraan sesuai dengan UUD 1945
(Amandemen), dapat dilihat di bawah ini !

No Lembaga Negara Tugas Pokok Keterangan


1. Majelis Permusya- Pemegang kekuasaan  Alat kelengkapan MPR terdiri
waratan Rakyat Konstitutif yang men- dari : Pimpinan Majelis,
(MPR) cakup antara lain : Badan Pekerja Majelis,
 Mengubah dan Komisi Majelis, dan Panitia
 Sesuai Pasal 2
menetapkan UUD Ad-Hoc.
ayat 1 UUD
1945, MPR ter-
(Pasal 3 ayat 1)  Wewenang MPR mencakup :
 Melantik Presiden a. Membuat putusan-
1
diri dari DPR dan/atau Wakil Pre- putusan yang tidak dapat
& DPD yang siden (Pasal 3 ayat 2) dibatalkan oleh Lembaga
dipilih melalui  Dapat member- Negara lain, termasuk
Pemilu. hentikan Presiden penetapan GBHN yang
dan/ atau Wakil pelaksanaannya
(MPR merupakan
Presiden dalam masa ditugaskan kepada
penjelmaan seluruh
jabatannya menurut Presiden/ Mandataris.
ra-kyat, sebagai
UUD (Pasal 3 ayat b. Memberikan penjelasan
pemegang
3). yang bersifat penafsiran
kekuasaan tertinggi
terhadap putusan-putusan
dalam negara dan
Majelis.
pelaksana
c. Menyelesaikan pemilihan
kedaulatan rakyat).
dan selanjutnya
mengang-kat Presiden
dan Wakil Pre-siden.
d. Meminta
pertanggungjawa-ban
dari Presiden /
Mandataris mengenai
pelaksanaan GBHN dan
menilai per-
tanggungjawaban
tersebut.
e. Mencabut mandat dan
memberhentikan Presiden
dalam masa jabatannya
apabila Presiden /
Mandataris sungguh-
sungguh melanggar
haluan negara dan atau
UUD.
f. Mengubah Undang-
Undang Dasar.
g. Menetapkan Peraturan
Tata Tertib Majelis.
h. Menetapkan Pimpinan
Majelis yang dipilih dari
dan oleh anggota.
i. Mengambil/memberi
kepu-tusan terhadap
anggota yang melanggar
sumpah atau janji
anggota.
2. Presiden Pemegang kekuasaan  Pasca orde baru, MPR-RI
Penyelenggara Eksekutif (pelaksana telah mengeluarkan Ketetapan
kekua-saan undang-undang) yang MPR No.XIII/MPR/1998
pemerintahan mencakup : yang menyatakan “Presiden
negara tertinggi di  Kepala Pemerinta- dan Wakil Presiden RI
bawah MPR, yang han (Bidang memegang jabatan sela-ma 5
da-lam melakukan Eksekutif) (lima) tahun dan sesudahnya
kewa-jibannya a. Memegan dapat dipilih kembali dalam
dibantu oleh satu g kekua- jabatan yang hanya untuk
orang Wakil Pre- saan satu kali masa jabatan”.
siden (Pasal 4 ayat 2 Pemerinta Ketetapan MPR terse-but
UUD 1945). han kemudian menjadi salah satu
menurut materi amandemen pertama
UUD UUD 1945 yang disahkan
1
(Pasal 4 pada tanggal 19 Oktober
ayat 1). 1999, dalam hal masa jabatan
b. Menetapk Presiden dan Wakil Presiden
an pera- yang termuat di dalam Pasal 7
turan UUD 1945.
pemerinta  Presiden dan Wakil Presiden
h untuk dipilih dalam satu pasangan
menjalan- secara langsung oleh rakyat
kan (Pasal 6A) yang dapat
undang- diusulkan oleh partai politik
undang dengan mendapatkan suara
sebagai- lebih 50% dalam pemilu, dan
mana 20% suara setiap provinsi.
mestinya Namun jika tidak ada
(Pasal 5 pasangan calon yang
ayat 2). memperoleh suara terbanyak
c. Membent pertama dan kedua dalam
uk dewan pemilu dipilih oleh rakyat
pertimba- secara
ngan langsung dan pasangan yang
yang memperoleh suara terbanyak
bertu-gas dilantik sebagai Presiden dan
memberik Wakil Presiden.
an nasihat
dan  Presiden dan Wakil Presiden
pertimban terpilih, dilantik oleh MPR.
gan ke- Sesuai dengan Ketetapan
pada MPR-Ri No.VII/MPR/1999
Presiden tentang Pengangkatan
(Pasal Presiden Republik
16). Indonesia, dalam Pasal 3
d. Mengang disebutkan “Presiden
kat dan Republik Indonesia
memberh melaporkan penyelengga-
entikan raan kekuasaan
menteri- pemerintahan ngara menurut
menteri Undang-Undang Dasar 1945
(Pasal 17 dan Garis-garis Besar
ayat 2). Haluan dari pada Halun
(Bidang Legislatif): negara dalam sidang
a. Mengajuka Tahunan Majelis Permusya-
n waratan Rakyat Republik
rancangan Indonesia dan
undang- mempertanggungjawabkan
undang dalam Sidang Umum Majelis
kepada Permusyawa-ratan Rakyat
DPR (Pasal pada akhir masa
5 ayat 1). jabatannya”.
b. Bersama-  Tentang tugas Wakil
sama DPR Presiden, secara implisit
menyetu- maupun eksplisit baik di
jui setiap dalam UUD 1945 maupun
ranca-ngan Ketetapan MPR tidak
undang- tercantum. Namun secara
undang umum, Wakil Presiden
Pasal mempu-nyai tugas sebagai
berikut :
2
20ayat 2). a. Memperhatikan secara
c. Mengesahk khusus, menampung
an masalah-masalah dan
rancangan mengusahakan
undang- pemecahan masalah-
undang masalah yang perlu,
yang telah menyangkut bidang tugas
dise-tujui kesejahteraan rakyat.
bersama b. Melakukan pengawasan
dengan ope-rasional
DPR (Pasal pembangunan dengan
20 ayat 4). bantuan departemen-
departemen, dalam hal ini
d. Menetapka isnpektur-inspektur
n pe- jenderal dari departemen-
raturan departemen yang
peme- bersangkutan.
rintah  Jika Presiden tidak dapat
sebagai men-jalankan tugasnya
pengganti (berhala-ngan tetap) sesuai
undang- dengan ketentuan Pasal 8
undang UUD 1945, ia digantikan oleh
(Pasal 22 Wakil Presiden sampai habis
ayat 1). masa jabatannya. Namun jika
(Bidang Yudikatif) : Wakil Presiden juga berhala-
a. Memberi grasi ngan, maka MPR dalam
dan rehabilitasi waktu selambat-lambatnya 60
dengan pertim- (enam puluh) hari MPR harus
bangan MA mengadakan sidang untuk
(Pasal 11 ayat memilih Wakil Presiden dan
1). dua calon yang diusulkan
b. Memberi Presiden. Bila terjadi hal luar
amnesti dan biasa yaitu baik Presiden
abolisi dengan maupun Wakil Presiden
memperhatikan berhalangan tetap, maka
pertimbangan sebagai pelaksana tugas
DPR (Pasal 14 kepresidenan adalah : Menteri
ayat 2). Luar Negeri, Menteri Dalam
Negeri, dan Menteri
 Kepala Negara :
Pertahanan secara bersama-
a. Membua
sama.
t perjan-
jian  MPR dalam waktu selambat-
dengan lambatnya 30 (tiga puluh hari)
nega-ra segera mengadakan sidang
lain pemi-lihan Presiden dan
dengan Wakil Presi-den dari dua
persetuj paket calon Presi-den dan
uan Wakil Presiden yang
DPR diusulkan oleh partai politik
(Pasal atau gabungan partai politik
11 ayat yang paket calon Presiden dan
1). Wakil Presiden meraih suara
b. Mengan terbanyak pertama dan kedua
gkat dalam pemilihan sebelumnya,
duta dan sampai habis masa
konsul jabatannya.

2
(Pasal
13 ayat
1).
c. Meneri
ma duta
dari
negara
lain
(Pasal
13 ayat
3).
d. Member
i gelar,
tanda
jasa, dan
lain-lain
tanda
kehorma
tan
(Pasal
15).
 Panglima Tertinggi
a. Memegan
g keku-
asaan
tertinggi
atas
Angkatan
Darat,
Angkatan
Laut, dan
Angka-
tan Udara
(Pasal
10).
b. Menyatak
an perang
dan mem-
buat
perdamai
an dengan
negara
lain
dengan
persetujua
n DPR
(Pasal 11
ayat 1).
c. Menyatak
an keada-
an bahaya
(Pasal
12).
3. Dewan Perwaki-lan Pemegang kekuasaan  Alat kelengkapan DPR terdiri
Rakyat (DPR) Legislatif (pembuat UU) dari : Pimpinan DPR, Badan
 Pasal 19 ayat 1 yang mencakup : Musyawarah, Komisi, Badan
UUD 1945,  Memegang Urusan Rumah Tangga,
2
DPR dipilih kekuasaan Badan Kerja Sama antar
melalui Pemi- membentuk undang- Parlemen, dan Panitia
lu, dan susu- undang (Pasal 20 ayat Khusus.
nannya diatur 1).  DPR berkewajiban
dengan UU.  Membahas dan me- mengawasi tindakan Presiden
(Anggota DPR ada- nyetujui bersama dan/atau Wakil Presiden
lah sekaligus juga rancangan undang- dalam pelaksa-naan haluan
ang-gota MPR, undang yang diajukan negara. DPR berhak
(Pasal 2).. Dan oleh Presiden, dan mengajukan usul kepada
DPR bersidang  Memiliki fungsi MPR untuk mengadakan
sedikitnya sekali da- legislasi, fungsi sidang istimewa, jika Presiden
lam setahun , (Pasal anggaran, dan fungsi dan / atau Wakil Presiden
19 ayat 3). pengawa-san (Pasal telah melakukan pelanggaran
20A ayat 1) hukum berupa pengkhianatan
 Fungsi DPR dari terhadap negara, korupsi,
sudut pandang keta- penyuapan, tindak pidana
tanegaraan, berat lainnya, atau perbuatan
mencakup antara tercela.
lain :  Hak-hak DPR mencakup :
a. Fungsi legislasi a. Hak Inisiatif, yaitu hak
atau pembuatan DPR untuk mengajukan
UU (legislative ranca-ngan undang-
of law making undang kepada Presiden /
func-tion). pemerintah (Pasal 21).
b. Fungsi kontrol b. Hak Angket, yaitu hak
(control DPR untuk mengadakan
function). penye-lidikan atas suatu
c. Fungsi kebijaksa-naan
perwakilan Presiden/pemerintah.
(representative c. Hak Budget, yaitu hak
func-tion). DPR untuk mengajukan
anggaran (RAPBN).
d. Hak Amandemen, yaitu
hak DPR untuk menilai
atau me-ngadakan
perubahan atas
Rancangan Undang-
undang.
e. Hak Interpelasi, yaitu
hak DPR untuk meminta
ketera-ngan kepada
Presiden.
f. Hak Petisi, yaitu hak DPR
untuk mengajukan perta-
nyaan atas kebijaksanaan
yang diambil pemerintah
/Presiden.
4. Badan Pemeriksa Pemegang kekuasaan  Dalam pelaksanaan tugasnya,
Keuangan (BPK) Eksaminatif/Inspektif BPK terlepas dari pengaruh
 Sesuai pasal yang mencakup : kekuasaan pemerintah, tetapi
23E – 23G UUD  Menetapkan kebijak- tidak berdiri di atas pemerin-
1945, BPK sanaan atas tang-gung tah. Badan ini memeriksa
merupakan jawab keuangan semua pelaksanaan APBN
badan yang negara, baik jangka yang hasilnya diberitahukan
bertanggung panjang, jangka kepada DPR, DPD dan DPRD
jawab meme- menengah, maupun sebagai bahan peni-laian atau
riksa keuangan jangka pendek dan pengawasan dalam
2
negara. mengenda-likan pembahasan RAPBN tahun
pelaksanaannya. berikutnya.
 Melakukan perben-  Keanggotaan, susunan, dan
daharaan berdasarkan kedudukan badan ini diatur
peraturan perundang- dalam UU No.5/1973.
undangan yang Keanggotannya teridiri dari
berlaku. seorang ketua merangkap
 Menetapkan kebijak- anggota, seorang wakil ketua
sanaan tugas penun- merangkap anggota, dan lima
jangnya, baik jangka orang anggota.
panjang, jangka  Selain memeriksa keuangan
menengah, maupun negara, BPK juga mengatur
jangka pendek. tentang pajak serta hal-hal
keuangan lainnya sesuai
dengan undang-undang,
seperti mengenai kedudukan
Bank Sentral (UU
No.13/1968) dan pengaturan
usaha perbankan pada
umumnya (UU No.7/1992).
5. Mahkamah Agung Pemegang kekuasaan  Lingkungan peradilan, dapat
(MA) Yudikatif (mengadili dibedakan sebagai berikut :
 Dalam pasal 24 terhadap pelanggar a. Peradilan Umum (UU
UUD 1945 undang-undang). Dalam No.2 Tahun 1986).
disebutkan Pasal 28 - 29 UU b. Peradilan Agama (UU
bahwa kekua- No.14/1985, antara lain No.7 Tahun 1989).
saan kehaki- disebutkan : c. Peradilan Militer (UU
man dilaku-kan  Memeriksa dan No.5 Tahun 1950), dan
oleh sebu-ah memutus : d. Peradilan Tata Usaha
Mahkamah a. permohonan Negara (UU No.5/1986).
Agung dan lain- kasasi  MA merupakan peradilan ter-
lain badan b. sengketa tentang tinggi yang memberikan
kehaki-man kewenangan me- putusan terakhir yang dapat
menurut ngadili, dimintakan kasasi (untuk
undang-undang c. permohonan pe- membatalkan atau menguat-
(MA dan badan ninjauan kembali kan keputusan peradilan
pera-dilan lainnya putusan Pengadi- tingkat di bawahnya.
adalah pemegang lan yang telah  Dalam TAP. MPR No.III/
kekuasaan memperoleh ke- MPR /1978 disebutkan bahwa
kehakiman yang kuatan hukum MA dapat memberikan
mer-deka atau lepas tetap. pertimbangan dalam bidang
dari pengaruh  Memutus permoho- hukum, baik diminta atau
kekuasaan nan kasasi terhadap tidak kepada lembaga-
pemerintah) putusan Pengadilan lembaga tinggi negara serta
Tingkat Banding atau mempunyai wewenang
Tingkat Terakhir dari menguji secara material
semua Lingkungan (judicial riview) terhadap
Peradilan. peraturan perundang-
undangan di bawah undang-
undang.
 Kekuasaan kehakiman, meru-
pakan kekuasaan negara yang
merdeka untuk menyeleng-
garakan peradilan guna mene-
gakkan hukum dan keadilan
berdasarkan Pancasila, demi

2
terselenggaranya negara
hukum Republik Indonesia.

Penugasan Praktik Kewarganegaraan 4


Carilah sumber informasi lain baik dari buku, koran, majalah, internet, buletin dan
sebagainya, kemudian lakukan hal-hal berikut :
Rumuskan kembali
kembalibagaimana
bagaimanajiwa suatu
konstitusi
bangsanegara
secararepublik
sosiologis
Indonesia
maupundibentuk
politis
dapat terbentuk
berdasarkan pertimbangan
! sosiogis, hukum maupun politis !
Berikan penjelasan
penjelasan hubungan
hubunganantara
antaraadanya
kerja manusia
Presiden dengan
denganterbentuknya
DPR sebelum bangsa
dan
di dalamAmandemen
sesudah suatu negaraUud tertentu
1945! !
Berikan penjelasan kembali mengapa unsur MPR pasca
konstitutif,
Amandemen
merupakanUUDunsur
1945mutlak
tidak
dalam
lagi melakukan
berdirinyatugas
suatumemilih
negara dan
! mengangkat presiden !
Berikan
Berikan
sekurang-kurangnya
sekurang-kurangnya 2 (dua)
2 (dua)
contohcontoh
persamaan
perbedaan
dan berbedaan
tugas danantara
wewenang
warga
negara
presidendengan
sebelum bukan
dan warga
setelahnegara
Amandemen
berdasarkan
1945 hak
! dan kewajibannya !
Identifikasikan kembali
kembali peran,
dalamtugas
bentuk
dan apa
fungsi
sajakah
DPR yang
batas sangat
suatu menonjol
negara dengan
pasca
negara
orde baru
lain! !

2. Konstitusi Pada Negara Liberal


Konsepsi pemikiran liberal (liberalisme) di negara-negara barat (Eropa), muncul
sebagai anti klimak dari penguasa monarki absolut. Mereka gandrung menyuarakan
liberte, egalite dan fraternite. Dalam arti luas, liberalisme adalah “usaha perjuangan
menuju kebebasan”. Liberalisme politik dan rohaniah berdasar pada keyakinan bahwa
semua sumber kemajuan terletak dalam perkembangan kepribadian manusia yang bebas, di
mana masyarakat dapat menarik keuntungan sepenuhnya dari daya cipta manusia.
Istilah “liberalisme” baru digunakan pada abad 19. Bentuk negara yang diidamkan
aliran liberalisme adalah demokrasi parlementer dengan persamaan hak bagi seluruh
rakyat di depan hukum dan penghormatan terhadap apa yang disebut Hak Asasi Manusia.
Liberalisme, merupakan hasil Revolusi Perancis, Revolusi Industri dan Revolusi Amerika
Utara. Beberapa tokoh yang memperjuangkan liberalisme antara lain : John Locke
(Inggris), Voltaire, Montesqueu, dan J.J. Rousseau (Perancis), dan Immanuel Kant
(Jerman).

Fokus Kita :
Konstitusi pada negara liberal, negara tidak boleh campur tangan dalam urusan pribadi,
ekonomi, dan agama warganya. Tujuan pembentukan negara hanya berfungsi sebagai
“Penjaga Malam” (Nachtwakerstaat), yaitu sekadar menjaga keamanan dan ketertiban
inidividu serta menjamin kebebasan seluas-luasnya dalam memperjuangkan
kehidupannya. Konsep liberalisme, banyak diterapkan di sebagian besar negara-negara

 Konstitusi di Negara Inggris

2
Negeri Inggris tidak mempunyai konstitusi tertulis, oleh sebab itu dianggap
memudahkan pemerintah untuk menyesuaikan tindakan-tindakan dan lembaga-lembaganya
sesuai dengan tuntutan zaman tanpa mengalami kesulitan dalam prosedurnya. Apabila
terdapat perbedaan pokok mengenai tindakan pemerintah, kedua belah pihak secara retorik
dapat kembali pada prinsip-prinsip “konstitusional” dan perbedaan biasanya diselesaikan
oleh kekuatan politik terkuat.
Bila soal persengkataan langsung berakhir, maka semua pihak yang bersengketa akan
mau menerima resolusi terhadap tindakan-tindakan pemerintah yang dipersengkatakan
pada masa lalu itu sebagai bagian dari praktik kelembagaan pada masa sekarang ini
(yurisprudensi). Kekuasaan pemerintah Inggris tergantung pada raja (bukan secara
pribadi), maksudnya adalah bahwa raja berperan sebagai simbol kolektif bagi lembaga-
lembaga pemerintah dalam sistem Inggris. Negara Inggris merupakan salah satu negara
yang menerapkan konstitusinya berdasarkan konsep-konsep liberalisme.

a. Mekanisme Konstitusional Demokrasi Parlementer


Pemerintahan negara Inggris telah banyak memberikan sumbangan kepada
peradaban dunia, dan konsep-konsep pemikiran yang paling besar adalah
sumbangannya terhadap Hak Asasi Manusia dan lembaga-lembaga demokrasi. Oleh
sebab itu, pemerintahan negara Inggris dikenal sebagai induknya parlementaria
(mother of parliament). Pada pemerintahan parlementer, kedaulatan berada di tangan
rakyat (parliament soveeignity).
Ciri-ciri pemerintahan parlementer adalah sebagai berikut :
1) Kekuasaan legislatif (DPR/Parlemen) lebih kuat dari pada kekuasaan eksekutif
(Pemerintah = Perdana Menteri).
2) Menteri-menteri (kabinet) harus mempertanggungjawabkan semua tindakannya
kepada DPR. Ini berarti, kabinet harus mendapat kepercayaan (mosi) dari parlemen.
3) Program-program kebijaksanaan kabinet harus disesuaikan dengan tujuan politik
sebagian besar anggota parlemen. Bila kabinet melakukan penyimpangan terhadap
program-program kebijaksanaan yang dibuat, maka anggota parlemen dapat
menjatuhkan kabinet dengan memberikan mosi tidak percaya kepada pemerintah.
4) Kedudukan kepala negara (raja, ratu, pengeran, atau kaisar) hanya sebagai lambang
atau simbol yang tidak dapat diganggu gugat.

b. Lembaga-Lembaga Kenegaraan
Raja atau ratu sebagai pemegang tahta kerajaan, hanya berfungsi dalam segi-segi
pemerintahan yang bersifat seremonial (keupacaraan). Ratu harus memberi persetujuan
resmi terhadap undang-undang yang telah disahkan oleh parlemen, tetapi ia tidak boleh
menyatakan pendapatnya tentang undang-undang itu secara terbuka. Ratu juga
bertanggung jawab atas penunjukkan Perdana Menteri dan pembubaran parlemen
sebelum masa pemilihan.
Kekuasaan dan hak-hak istimewa raja/ratu, sebenarnya tergantung pada Perdana
Menteri dan Kabinetnya. Menteri-menteri kabinet berasal dari partai mayoritas dalam
Majelis Rendah (House of Commons). Sedangkan raja/ratu secara otomatis menduduki
jabatan warisan dalam Majelis Tinggi (House of Lord).
No Lembaga Negara Tugas Pokok Keterangan
1. Badan Eksekutif Pemegang kekuasaan Ek-  Ratu/raja, pemegang tahta kerajaan
(Whitewall) sekutif ada pada (Perdana yang hanya berfungsi dalam segi-segi
 Terdiri dari Menteri) yang mencakup pemerintahan yang bersifat seremonial
raja/ratu yang antara lain : (keupacaraan).
tak dapat di- a. Memimpin kabinet  Perdana Menteri sewaktu-waktu dapat
ganggu gugat yang para anggotanya mengadakan pemilu baru, sebelum
(simbolis), dan telah dipilihnya masa jabatan Parlemen yang lamanya 5

2
kekuasaan se- sendiri. (lima) tahun berakhir. Secara formil,
sungguhnya ada b. Membimbing Majelis raja/ ratulah yang membubarkan
pada Perdana Rendah. parlemen dan mengintruksikan
Menteri. c. Menjadi penghubung diadakannya pemilu baru, akan tetapi
dengan raja/ ratu. atas saran perdana menteri.
d. Memimpin partai
 Wewengan perdana menteri ini dapat
mayoritas.
digunakan dalam keadaan di mana
kabinet dikenakan mosi tidak percaya
dan seharusnya meletakkan jabatan.
Perdana menteri dapat menolak untuk
berbuat demikian dan memutuskan
untuk menyerahkan keputusan terakhir
langsung kepada rakyat dalam suatu
pemilihan umum. Selain itu juga dapat
digunakan pada saat partainya
populer dengan harapan dapat
berkuasa kembali. Wewenang inilah
yang sangat memperkuat kedudukan
Perdana Menteri (eksekutif) terhadap
badan legislatif.
 Inggris merupakan negara kesatuan
(unitary state) dan juga kerajaan
(united kingdom) yang Perdana
Menterinya memiliki jabatan dan
kedudukan yang kuat terhadap
parlemen.
2. Badan Legislatif Parlemen dalam sistem  Para anggota Parlemen dari Majelis
(Parlemen) pemerintahan di Inggris me- Rendah, mayoritas mendukung rencana-
 Parlemen terdiri miliki peran sebagai berikut : rencan kabinet yang berkuasa guna
dari dua kamar a. Menilai secara kontinyu mendukung partainya dalam badan
(bicameral), rekan-rekan se-partai eksekutif. Sedangkan dari Majelis Tinggi
yaitu : House of yang duduk di kabinet. yang anggotanya turun temurun, dapat
Com-mons b. Mempersiapkan bidang mengajukan atau merubah undang-undang.
(Majelis Rendah), legislasi atas dasar
dan House of kebijaksanaan menteri.  Terdapat konvensi, bahwa menteri harus
Lord (Majelis c. Mengawasi pelaksanaan diambil dari keanggotaan badan legislatif
Tinggi). undang-undang. dengan tidak melepas jabatan di legislatif.
d. Menyatakan gagasan- Hal ini dimaksudkan agar adanya
gagasan politik. hubungan yang erat antara badan legislatif
e. Memaparkan argumen- dengan badan eksekutif guna
tasi-argumentasi politik memperlancar jalannya program
kepada para pemilih. pemerintah.
 Kedudukan parlemen kuat, karena
keanggotannya selain diisi orang-orang
dari partai yang menang dalam pemilu juga
Perdana Menteri berasal dari kalangan
mereka selama kepercayaan masih
diberikan.
PERDANA MENTERI
DEWAN MENTERI-MENTERI Keterangan :
(KABINET) : Mosi tidak percaya dari
pihak legislatif (parlemen)
Untuk lebih memperjelas gambaran tentang sistem pemerintahan kepada pemerintah
parlementer model
PARLEMEN
Kerajaan Inggris, dapat dilihat pada bagan di bawah ini ! (eksekutif)

: Pertanggungjawaban dari
Pemilihan Artikulasi pihak eksekutif (PM dan
Umum Kepentingan Kabinetnya) kepada
parlemen (legislatif) 2

PEMILIH
3. Kontitusi Pada Negara Komunis
Komunisme merupakan aliran politik yang menganut ajaran Karl Marx dan
Friedrich Engel dalam naskah yang diperunutukan bagi kaum komunist di London dengan
judul Manifesto Komunist yang dibuat di Brusel pada tahun 1847.
Dalam naskah tersebut dierangkan, bahwa dasar Historis Materialisme ialah segala
sejarah manusia semenjak dunia terkembang, merupakan perjuangan kelas melawan kelas.
Sejarah yang terakhir adalah perjuangan kelas antara kaum borjuis melawan kelas
proletariat (kaum buruh) yang dimenangkan oleh kaum proletariat.

Fokus Kita :
Golongan komunis selalu bersikap ambivalent terhadap negara. Karl Marx,
berpendapat tentang negara bersifat negatif. Ia beranggapan bahwa negara sebagai suatu
alat pemaksa (instrumen of coercion) yang akhirnya akan melenyap sendiri dengan
munculnya masyarakat komunis. Kata Marx dan Engels : “Negara tak lain tak bukan
hanyalah mesin yang dipakai oleh satu kelas untuk menindas kela lain”.

 Konstitusi di Negara Republik Rakyat Cina (RRC).


Kehidupan politik di Cina merupakan produk dari masa revolusi yang panjang, yang
berlangsung paling tidak dari tahun 1911 sampai tahun 1949. Revolusi pertama (1911),
menggantikan sistem kerajaan yang telah bertahan selama berabad-abad. Revolusi kedua
(1928), dibentuknya pemerintah pusat yang baru di bawah kekuasaan Koumintang (KMT),
dan Revolusi ketiga (1949), menjadikan Partai Komunis Cina (PKC) sebagai penguasa dan
membentuk sistem komunis sekarang ini.
Negarawan Cina Mao Tse Tung (1893 – 1976), merupakan faktor kuat dalam
menyuburkan komunisme ke seluruh antero dunia. Mao menjadi Ketua Partai Komunis di Cina
pada tahun 1935. Periode setelah 1976, terutama setelah Mao meninggal dunia, dan naiknya
kembali Deng Xiao Ping merupakan tonggak sejarah penting dalam perkembangan politik
pemerintahan dan perekonomian di negara Cina.
Komunisme tidak hanya merupakan sistem politik yang menjadi dasar bagi konstitusi di
Republik Rakyat Cina, tetapi juga mencerminkan suatu gaya hidup yang berdasarkan nilai-
nilai tertentu, antara lain :

2
 Gagasan monisme (sebagai lawan dari pluralisme)
Gagasan ini menolak adanya golongan-golongan di dalam masyarakat sebab dianggap
bahwa setiap golongan yang berlainan aliran pikirannya merupakan perpecahan. Oleh
sebab itu persatuan harus dipaksakan dan oposisi ditindas.
 Kekerasan dipandang sebagai alat yang sah guna mencapai komunisme.
Pelaksanaan pemaksaan dipakai dalam dua tahap. Pertama, terhadap musuh
diselenggarakan suatu diktatur yang kejam di mana oposisi dimusnahkan sampai ke akar-
akarnya. Kedua, bagi pengikutnya sendiri yang kurang insaf. Mereka diindoktrinasi
secara luas, terutama ditujukan kepada angkatan muda.
 Negara merupakan alat untuk mencapai komunisme.
Alat kenegaraan, seperti : polisi, tentara, kejaksaan dipakai untuk diabdikan kepada
pencapaian komunisme (mobilization system). Campur tangan negara sangat luas dan
mendalam di bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya. Di bidang hukum, tidak
dipandang sebagai “a good in itself” akan tetapi sebagai alat revolusi untuk mencapai
masyarakat komunis.

a. Mekanisme Konstitusional Demokrasi Rakyat (Ala Komunis)


Menurut peristilahan komunis, demokrasi rakyat adalah “bentuk khusus demokrasi
yang memenuhi fungsi diktatur proletar”. Bentuk khusus ini tumbuh dan berkembang di
negara-negara Eropa Timur (sebelum runtuhnya Uni Soviet tahun 1991) dan di Tiongkok
(RRC). Khusus di Republik Rakyat Cina, sebagai hasil perkembangan politik yang amat
kaku dan penuh ketegangan antara golongan komunis dan golongan anti-komunis, pada
akhirnya hanya diakui adanya satu partai dalam masyarakat (golongan-golongan lain
disingkirkan dengan paksa).
Pembuat keputusan paling tinggi dalam sistem politik Cina adalah Partai Komunis
Cina (PKC) yang menentukan semua kebijaksanaan. Pembuat keputusan berasal dari
komite-komite partai yang mengambil keputusan dalam sidang tertutup. Tidak ada proses
legislatif secara terbuka dan relatif sedikit undang-undang publik yang diumumkan.
Keputusan-keputusan banyak berupa pernyataan umum tentang kebijaksanaan atau doktrin.

b. Lembaga-Lembaga Kenegaraan
Republik Rakyat Cina, berdiri pada tahun 1949 dengan menumbangkan Dinasti Cing.
Tetapi baru pada tahun 1954, secara mapan Konstitusi Cina ditetapkan dalam Konggres
Rakyat Nasional yang menyebutkan antara lain “bahwa demokrasi rakyat dipimpin oleh
kelas pekerja dalam hal ini dikelola oleh Partai Komunis Cina sebagai inti kepemimpinan
pemerintahan”.

No Lembaga Negara Tugas Pokok Keterangan


1. Ketua PKC dan Pemegang Kekuasaan  Pusat kekuasaan di Cina, sesunguh-
Sekjen PKC Eksekutif yang men- nya ada pada Dewan Negara,
 Organ cakup : sekalipun tidak bebas dari Partai
administratif  Mengatur dan me- Komunis Cina (PKC). Hal ini karena
utama (Dewan ngendalikan seluruh hampir dimonopolinya jabatan-
Negara) yang struktur administratif jabatan tersebut oleh anggota-anggota
terdiri dari dan bersama-sama partai tingkat tinggi. Dewan Negara
Perdana dengan badan-badan berkedudukan di bawah
Menteri (PM), tertinggi PKC kepemimpinan partai.
Wakil-wakil menyelenggarakan
 Sitem politik Cina, memperca-yakan
PM, dan pemerintahan Cina.
pelaksanaan peraturan-peraturannya
2
kepala-kepala  Berperan sebagai kepada berbagai struktur yang
dari semua penterjemah mencakup birokrasi-birokrasi
kementerian keputusan-keputusan pemerintah, partai, militer, dan
dan komisi. partai ke dalam sistem-sistem komunikasi yang
tindakan-tindakan mereka kuasai, komite-komite
negara organaisasi, dan pertemuan-pertemuan
menjadikannya rakyat yang mengerahkan penduduk
sebagai lembaga yang untuk menjalankan lang-sung
paling kuat di antara program-program pemerintah.
berbagai lembaga
yang dibentuk oleh
konstitusi.
2. Konggres Rakyat Pemegang Kekuasaan  Konggres Rakyat Nasional (KRN)
Cina (KRC) Legislatif yang menca- merupakan badan perwakilan yang
 Disebut organ kup antara lain : besar (kurang lebih 2.800) anggota
wewenang  Forum untuk mem- yang terdiri dari wakil-wakil yang
negara tertinggi pelajari, mendukung, dipilih oleh Konggres tingkat
dan pemegang dan mengesahkan propinsi, Angkatan Bersenjata, dan
wewenang tindakan-tindakan orang-orang Cina perantauan.
legislatif satu- pimpinan pusat.
 KRN mengadakan sidang sekali
satunya dalam  Melambangkan du-
setahun dan anggota-anggotanya
negara. kungan rakyat dan
dipilih setiap empat tahun.
menghormati wakil-
wakil terpilih yang
secara politik disukai.
3. Mahkamah Pemegang Kekuasaan  Kejaksaaan mempunyai
Rakyat Tertinggi Yudikatif yang menca- kekuasaan yang bebas, termasuk
dan Kejaksaan kup antara lain : penyelidikan, penuntutan dan
Rakyat Tertinggi  Merupakan organ- pengawasan secara umum terhadap
 Bagian tera- organ pengadilan semua organ nega-ra, termasuk
khir kerangka yang menyelidiki pengadilan-pengadilan.
kerja peme- masalah-masalah  Kekuasaan yudikatif dijalankan
rintah pusat. dan memberikan secara bertingkat kaku oleh
putusan peradilan. Pengadilan Rakyat.
 Pengadilan Rakyat, bertanggung
jawab kepada konggres rakyat di
setiap tingkatan. Namun karena
perwakilan rakyat tersebut
didominasi oleh Partai Komunis
Cina, demokrasi masih sulit
terwujud, kendatipun usaha ke
arah perubahan dilakukan terus
menerus dalam rangka reformasi
besar-besar yang dicanangkan
mahasiswa (peristiwa
Tiananmen) dalam rangka
menghadapi era globalisasi dewasa
ini.

Untuk lebih jelasnya tentang struktur sistem pemerintahan pusat di Republik Rakyat
Cina (RRC) dapat dilihat pada bagan dibawah ini !

3
Struktur Sistem Pemerintahan Pusat di Republik Rakyat Cina (RRC)

KONFERENSI NEGARA DEWAN PERTAHAN


KETUA
TERTINGGI NASIONAL

DEWAN NEGARA KOMITE


PERDANA MENTERI TETAP

15 Wakil Perdana Menteri,


Sekretaris Jenderal, KONGGRES
MAHKAMAH KEJAKSAAN
Menteri-menteri dan RAKYAT RAKYAT RAKYAT
Kepala-Kepala Komisi NASIONAL TERTINGGI TERTINGGI
49 Kementerian dan
Komisi

Bonus Info Kewarganegaraan


Ekonomi China
NOMOR ENAM DI DUNIA

Ekonomi China tumbuh 9,8 persen pada tahun 2005 atau lebih tinggi dari yang
diperkirakan sebelumnya. Ekonomi China kini berada di urutan ke enam di dunia,
menggusur posisi Italia dan kini sedang berusaha menyalip posisi Inggris dan Perancis di
urutan keempat dan kelima sebagai perekonomian terbesar di dunia. Perkiraan awal
menyebutkan pertumbuhan ekonomi China hanya tumbuh 9,4 persen. Namun,
pemerintah melakukan survei terhadap sektor jasa yang selama ini tidak terlalu
dipandang oleh Pemerintah China sebagai kekuatan ekonomi.
Pertumbuhan besar terjadi di sektor jasa, seperti turisme, perbankan dan asuransi.
Sektor ini sudah lama diabaikan pemerintah sehubungan dengan sistem statistik yang
sudah usang sehingga tak bisa mencatat aktivitas di sektor jasa. Sistem statistik ini lebih
menyandarkan perhitungan atas kegiatan di sektor bisnis, termasuk jam kerja penuh
karyawan. Padahal, statistik seperti itu juga jarang sekali dilakukan oleh perusahaan
swasta dan perusahaan pemerintah. Penelitian yang dilakukan terhadap 30 juta
perusahaan oleh Biro Pusat Statistik nasional, hasilnya memperlihatkan produksi
domestik bruto (PDB) China pada tahun 2004 juga meningkat 16,8 persen dibandingkan
dengan tahun 2003. Pada tahun 2004, PDB China hampir mencapai 16 triliun yuan
(setara dengan 2 triliun dollar AS).
Hal itu menunjukkan besaran ekonomi China telah menggantikan posisi Italia sebagai
kekuatan ekonomi terbesar keenam di dunia. Kekuatan ekonomi terbesar dunia sekarang
ini adalah AS, Jepang, Jerman, diikuti Inggris dan Perancis. Dengan aliran investasi yang
3
terus mengarah ke China, bukan tidak mungkin China akan menggusur Inggris dan
Perancis dalam waktu dekat. Demikian disampaikan kantor berita China, Xinhua
mengutip dari Wakil Menteri Pembangunan dan Komisi Reformasi Ou Xinqian.

Sumber : Disarikan dari Harian Kompas, 4/1/ 2006.

Penugasan Praktik Kewarganegaraan 5


Setelah mempelajari materi-materi tentang : Konstitusi Pada Negara Liberal (Inggris)
dan Negara Komunis (Republik Rakyat Cina), dilanjutkan Penugasan dengan
menjawab pertanyaan atau pernyataan sebagai berikut :

1. Antara Konstitusi di negara liberal dengan negara komunis memiliki perbedaan pokok baik secara
teroritis maupun penerapannya. Tuliskan hal-hal yang anda ketahui berikut ini :

No Subyek Uraian Singkat


Sumber .....................................................................................................
1.
Ideologi
....................................................................................................
Nama-nama .....................................................................................................
2.
tokoh terkenal
....................................................................................................
Penerapan .....................................................................................................
3. dalam ketata-
negaraan .....................................................................................................

2. Berikan penjelasan kedudukan lembaga legislatif dan eksekutif pada negara liberal
(Inggris) dan Komunis (RRC) !
a. Pada negara liberal
(Inggris) : ..................................................................................................
......................................................................................................................................
...................
......................................................................................................................................
...................
b. Pada negara komunis
(RRC) : ....................................................................................................
......................................................................................................................................
...................
......................................................................................................................................
...................

3. Konstitusi di negara komunis RRC, dibangun atas dasar nilai-nilai antara lain monisme, kekerasan
sebagai alat dan negara juga sebagai alat. Berikan penjelasan masing-masing !
Monisme Kekerasan Negara
......................................... ............................................ ............................................
.. ... ...
......................................... ............................................ ............................................
.. ... ...
......................................... ............................................ ............................................
.. .. ...
3
4. Berikan tanggapan penjelasan, bagaimanakah ketatanegaraan negara komunis RRC
yang jabatan perdana menterinya selalu dipegang oleh Ketua Parti Komunis China
(PKC) ! ..............................................................................................................................
..................................
............................................................................................................................................
....................
............................................................................................................................................
....................

5. Tuliskan persamaan dan perbedaan kedudukan konstitusi negara pada negara liberal (Inggris) dan negara
komunis (RRC) !
Persamaan Perbedaan
................................................................. ....................................................................
......... ....................................................................
................................................................. ....................
......... ....................................................................
................................................................. ..........
......... ....................................................................
................................................................. ..........
.........

5. Sikap Positif Terhadap Konstitusi Negara


Sebagai warga negara, apa yang seharusnya dilakukan terhadap konstitusi negara yang
berlaku ? Tentu saja kita harus ”taat asas” dan ”taat hukum”. Jika ini yang kita lakukan, berarti
kita semua telah memahami dibuatnya konstitusi negara yang menjadi pedoman atau ”aturan
main” dalam penyelenggaraan kehidupan negara yang diwujudkan dalam “dasar negara”.
Sebagaimana kita ketahui bahwa dasar negara merupakan filsafat negara (political philosophy)
yang berkedudukan sebagai sumber segala sumber hukum atau sumber dari tata tertib dalam
negara.

Fokus Kita :
Dasar negara dan sekaligus filsafat hidup negara republik Indonesia adalah Pancasila.
Pancasila sebagai dasar negara, mempunyai makna sebagai pedoman dasar untuk mengatur
penyelenggaraan ketatanegaraan negara yang meliputi bidang ideologi, politik, ekonomi,
sosial budaya, dan pertahanan keamanan.

Fungsi pokok Konstitusi atau Undang-Undang Dasar adalah untuk membatasi kekuasaan
pemerintah sedemikian rupa sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-
wenang. Dengan demikian diharapkan hak-hak warga negara akan lebih terlindung. Jadi dalam
hal ini, Undang-Undang Dasar mempunyai fungsi yang khusus dan merupakan perwujudan
atau manifestasi dari hukum yang tertinggi yang harus ditaati, bukan hanya oleh rakyat, tetapi
oleh pemerintah serta penguasa sekalipun.
Dengan memperhatikan sifat dan fungsi Konstitusi atau Undang-Undang Dasar, maka
setiap warga negara seharusnya memiliki keinginan kuat untuk hal-hal berikut :
1. Budaya ”Taat Asas”
Taat asas, berarti patuh dan tunduk pada ”dasar atau prinisp-prinsip” konstitusi negara.
Bahwa dasar dibuatnya konstitusi negara adalah menjadi pedoman atau aturan main dalam
penyelenggaraan kehidupan negara, maka kita sudah seharusnya tunduk dan patuh kepada

3
siapapun yang menjadi penyelenggara pemerintahan negara. Taat asas, perlu dibudayakan
dengan harapan dapat memberikan pemahaman yang benar tentang bagaimana menjadi
warga negara yang baik sesuai dengan konstitusi negara yang dianut. Jika konstitusi negara
Indonesia berdasarkan Pancasila, maka siapapun warga negara Indonesia harus berupaya
untuk memahami makna Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
2. Budaya ”Taat Hukum”
Dalam budaya taat hukum, berarti adanya keinginan (secara internal) dari setiap warga
negara untuk tunduk dan patuh terhadap semua produk peraturan baik yang tertulis
maupun tidak tertulis. Taat hukum, merupakan wujud perilaku bagi setiap warga yang
dengan penuh kesadaran untuk melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku atau yang mengaturnya. Taat hukum, penting untuk dibudayakan
dalam kehidupan sehari-hari dengan harapan dapat terwujudnya kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara yang aman, tertib, sejahtera dan berkeadilan.
Agar konstitusi negara dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan dasar-dasar
pemahaman taat asas dan taat hukum, maka sangat diperlukan sikap positif dari setiap warga
negara sebagai berikut :
1. Bersikap Terbuka
Sikap terbuka atau transparan, merupakan sikap apa adanya berdasarkan yang dilihat, di
dengar, dirasakan dan dilakukan. Sikap terbuka sangat penting dilakukan sebagai upaya
menghilangkan rasa curiga dan salah faham sehingga dapat dipupuk rasa saling percaya
dan kerja sama guna menumbuhkan sikap toleransi dan kerukunan hidup. Dengan sikap
terbuka terhadap konstitusi negara, kita belajar untuk memahami keberadaan sebagai
warga negara yang akan melaksanakan ketentuan-ketentuan penyelenggara negara dengan
seoptimal mungkin.
2. Mampu Mengatasi Masalah
Setiap warga negara berupaya mampu mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi.
Sikap ini penting untuk dikembangkan karena akan mendidik kebiasaan dalam menghadapi
masalah yang biasanya hanya sebagai penonton, pengkritik atau menyalahkan orang lain
akan menjadi orang yang mampu memberi solusi (jalan keluar). Dengan kemampuan untuk
mengatasi masalah terhadap konstitusi negara, hal ini akan semakin memberikan iklim dan
susasana yang semakin baik dalam menata kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.

3. Menyadari Adanya Perbedaan


Bangsa Indonesia merupakan salah satu bangsa yang masyarakatnya sangat beragam
sehingga tertanam istilah Bhineka Tunggal Ika (berbeda-beda namun tetap satu). Adanya
perbedaan harus diterima sebagai suatu kenyataan atau realistas masyarakat di sekitar kita
baik agama, suku bangsa, adat istiadat dan budayanya. Dengan memahami adanya
perbedaan pada lingkungan masyarakat kita terhadap konstitusi negara, tentu akan sangat
beragam pula cara menerimanya. Oleh sebab itu, jadikanlah perbedaan tersebut sebagai
unsur-unsur dalam penyelenggaraan negara yang terus dicari perekatnya dengan membawa
kearah kehidupan yang rukun, tenteram, damai dan sejahtera. Janganlah sekali-sekali
mempertentangkan perbedaan dalam melaksanakan konstitusi negara yang pada akhirnya
membawa pada konflik vertikal (dengan penguasa) dan konflik horizontal (sesama
masyarakat).

4. Memiliki Harapan Realistis

3
Negara Indonesia dengan wilayahnnya yang luas dan jumlah penduduknya terbesar
keempat di dunia, memiliki permasalahan yang lebih kompleks dalam berbagai bidang
kehidupan. Dalam penyelenggaraan kehidupan negara, sangat penting bagi warga negara
untuk mampu memahami situasi dan kondisi negara dalam setiap kebijakan yang diambil.
Setiap warga negara berhak untuk mendapatkan apa yang menjadi haknya dari negara.
Namun demikian, hak yang kita minta tentu saja harus realistis, karena setiap
penyelenggara negara mempunyai keterbatasan-keterbatasan. Demikian juga terhadap
konstitusi negara, tentu saja kita harus mampu memahami keterbatasan pelaksanaannya
baik dari tingkat daerah sampai dengan pusat.

5. Penghargaan Terhadap Karya Bangsa Sendiri


Bangsa Indonesia harus bangga terhadap hasil karya bangsa sendiri. Salah satu karya besar
bangsa
Dasar untuk
negara kelangsungan
merupakan pedoman kehidupan bangsamengatur
pokok dalam Indonesia adalah ”kemerdekaan
kehidupan penyelenggaraandan
kedaulatan
negara bangsa” dalam
yang mencakup bidangpenyelenggaraan
kehidupan ekonomi, negara. Karya
politik, besarbudaya
sosial bangsadanIndonesia
pertahananyang
tidak ternilai
keamanan. harganya adalah terbentuknya dasar negara ”Pancasila” dan konsitusi negara
”Undang-Undang Dasar 1945”. Dua karya besar bangsa tersebut harus kita hargai dan
Dasar negara
junjung republik
tinggi denganIndonesia adalah termaktub
penuh kesadaran di dalam
untuk ”taat asas” Pembukaan Undang-Undang
dan ”taat hukum” dari semua
Dasar 1945 Alinea IV, yakni Pancasila. Hal ini
produk hukum yang dibuat oleh penyelenggara negara. ditegaskan kembali pada era reformasi ini,
yaitu di dalam Ketetapan MPR-RI No.XVIII/MPR/1998.
6. Pengertian
Mau Menerima dan Memberi
konstitusi antara satuUmpan
tokohBalik
dengan tokoh yang lain terdapat perbedaan.
Namun demikian,
Kesadaran ada kesamaan
untuk tunduk dan patuh pandang
terhadapyang disepakati
konstitusi bahwa
negara, konstitusi
sangat diperlukanadalah
dalam
memuat garis-garis besar dan asas tentang organisasi dari suatu negara.
rangka menghormati terhadap produk-produk konstitusi yang dihasilkan oleh para
penyelenggara
Sifat konstitusi adanegara. Kesadaran
yang flexible dan adamau menerima
juga yang konstitusi
rigid (kaku). negara,
Sedangkan fungsimerupakan
pokok
perwujudan
konstitusi penghargaan
adalah terhadap hasil
untuk membatasi karya bangsa
kekuasaan baik dalam
pemerintah bentuk
dalam Undang-Undang
penyelenggaraan
Dasar maupun
kekuasaan negara.peraturan perundang-undangan lainnya. Jika suatu produk hukum dalam
penerapannya dirasakan ada kejanggalan dan berpotensi merugikan rakyat banyak,
Cara pembentukan
sebaiknya segera konstitusi,
diberi umpan adalah
balikyang
agardengan
segera pemberian, sengaja
dapat dievaluasi dibentuknya,
dan cara
dianalisis. Jangan
revolusi dan cara evolusi. Sedangkan untuk merubah konstitusi, dapat dilakukan
kita biarkan suatu produk konstitusi yang bermasalah kita hanya bisa menjadi penonton melalui
badan legislasi, referandum,
atau mengkritik dan dibentuknya
saja. Usahakan kita mampu badan khusus.umpan balik dengan analisis yang
memberikan
tajam dan
Konstitusi argumentasi
di negara Indonesiayangyang
rasional sehingga
berdasarkan benar-benar
Pancasila, semenjakumpan
negarabalik tersebut
Indonesia
memberikan
berdiri hinggajalan keluar yang
sekarang ini, baik.
telah banyak mengalami pasang surut. Implementasi
konstitusi di dalam kehidupan negara, nampak pada meknisme kekuasaan negara dan
lembaga-lembaga negara yang F ada. KESIMPULAN
Konstitusi di negara liberal (Inggris), menggambarkan kehidupan yang serba bebas
sehingga negara hanya memiliki peran sebagai penjaga malam. Sedangkan di negara
komunis (RRC), adalah sebaliknya di mana negara sangat dominan dalam mengatur
kehidupan masyarakatnya.
Pembukaan UUD 1945 bagi bangsa Indonesia, merupakan sumber motivasi dan aspirasi
serta cita hukum. Pembukaan UUD 1945 selain memiliki makna dalam setiap alineanya,
juga melalui pokok-pokok pikirannya, akan dijelmakan ke dalam Batang Tubuh UUD
1945.
Pokok-pokok pikiran yang terkandung di dalam Pembukaan UUD 1945, pada hakikatnya
merupakan pancaran dari dasar falsafah negara Pancasila. Secara umum pokok-pokok
pikiran tersebut mencakup ; perlindungan terhadap seluruh tumpah darah Indonesia,
negara hendak mewujudkan keadilan sosial, negara yang berkedaulatan rakyat dan negara
berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
Sikap positif yang ditunjukan terhadap konstitusi negara, perlu dibangun sejak awal yakni
dengan dikembangkannya budaya taat asas dan taat hukum. Guna menunjang taat asas dan
taat hukum tersebut, diperlukan sikap positif antara lain ; bersikap terbuka, mampu
mengatasi masalah, menyadari adanya perbedaan, memiliki harapan realistis, menghargai 3
karya bangsa sendiri dan mau menerima serta memberi umpan balik.
LATIHAN UJI KOMPETENSI
A. Pilihan Ganda
Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling benar !

1. Pancasila sebagai dasar negara, akan a. penyelenggara negara


lebih nampak perwujudannya di b. lembaga-lembaga regional
dalam suatu negara adalah dalam c. WNI dimanapun berada
bentuk …. d. lembaga-lembaga negara
a. kehidupan sehari-sehari e. lembaga kemasyarakatan
masyarakat f. WNI dimana pun berada
b. sistem politik dan ketatanegaraan
c. sikap dan perilaku masyarakat 3. Salah satu tokoh yang berpendapat
d. peraturan perundang-undangan bahwa Konstitusi tidak sama dengan
e. sistem sosial budaya masyarakat Undang-Undang Dasar, adalah ….
a. Herman Heller
2. Konstitusi atau Undang-Undang b. Oliver Cromwell
Dasar negara Indonesia, adalah c. Friedrich Hegel
mengikat bagi hal-hal berikut ini, d. Struycken
kecuali …. e. Lasalle
3
d. Tap MPR No. XII/MPR/1998
4. Aturan-aturan dasar yang timbul dan e. Tap MPR No. XV /MPR/1998
terpelihara dalam praktik penyeleng-
garaan negara, meskipun tidak tertulis 8. Dasar negara atau konstitusi yang
disebut …. diidamkan bagi negara liberal, pada
a. Doktrin umumnya adalah ….
b. konvensi a. demokrasi rakyat
c. Traktat b. demokrasi parlementer
d. kebiasaan c. demokrasi material
e. Yurisprudensi d. kabinet parlementer
e. presidential kabinet
5. Gagasan tentang konstitusionalisme
yang berkembang pada abad ke 19, 9. Dasar pemikiran komunisme yang
banyak ditolak terutama di negara- dikembangkan oleh Karl Marx dan
negara yang berpaham …. Friedrich Engel, adalah bertolak dari
a. Keagamaan filsafat….
b. Diktator a. historis materialisme
c. Otoriterian b. pertentangan antar kelas
d. Komunis c. sosoialisme konservatif
e. Liberal d. sosialisme modern
6. Salah satu contoh negara yang e. kapitalisme modern
wewenang untuk mengubah atau
membatalkan konstitusi atau UUD 10. Tokoh sekaligus negarawan Cina
berada ditangan parlemen adalah …. yang sangat berjasa dalam
a. Inggris mengembangkan ajaran komunis di
b. Indonesia seantero dunia antara tahun 1893-
c. Perancis 1976 adalah ….
d. Jerman a. Kon fu Tsu
e. Amerika Serikat b. Heng Samrin
c. Mao Tse Tung
7. Perihal sistem pemerintahan negara di d. Jian Ze Ming
Indonesia, terdapat di dalam …. e. Deng Xiao Ping
a. Pembukaan UUD 1945
b. Batang Tubuh UUD 1945
c. Penjelasan UUD 1945
B. Uraian
Berikan jawaban dengan singkat dan jelas pada pertanyaan-pertanyaan di bawah ini !
1. Rumuskan kembali tentang pengertian dasar negara dari berbagai sumber !
2. Jelaskan, mengapa setiap negara harus memiliki dasar negara atau konstitusi ?
3. Tulis perbedaan antara konstitusi yang bersifat flexible (luwes) dengan yang bersifat rigid
(kaku) !
4. Jelaskan yang dimaksud Konstitusionalisme menurut pendapat Carl J. Friedrich !
5. Tuliskan kembali tentang ketentuan-ketentuan pokok yang terdapat di dalam konstitusi !
6. Jelaskan cara pembentukan konstitusi dengan “pemberian” !
7. Jelaskan salah satu sistem pemerintah negara yang dimaksud dengan “Indonesia
menggunakan sistem konstitusional” !
8. Jelaskan tentang kedudukan Presiden republik Indonesia dalam kedudukannya sebagai
kepala pemerintahan, mempunyai kekuasaan dalam bidang yudikatif !
9. Tuliskan apa yang menjadi ciri khas dari konstitusi yang diterapkan di negara komunis
RRC !
10. Jelaskan bagaimana hubungan antara pokok-pokok pembukaan UUD 1945 dengan Batang
Tubuh UUD 1945 !
3
C. Studi Kasus

Setelah Keputusan Mahkamah Konstitusi


Keputusan Mahkamah Konstitusi yang membatalkan Pasal 60 huruf (g) Undang-undang
Pemilu 2003, tentang larangan calon legislatif (caleg) bekas anggota Partai Komunis Indonesia
(PKI).
Keputusan Mahkamah Konstitusi ini dianggap positif, karena telah menghilangkan salah satu
pasal perundangan yang diskriminatif, sehingga memberi ruang (meskipun masih kecil) untuk
proses rekonsiliasi ke Indonesia masa depan yang lebih adil dan beradab.

Sumber : Media Indonesia, 1/3/2004 (Halaman 1)

Tagihan Tugas :
1. Baca baik-baik studi kasus di atas, kemudian apa yang dapat anda komentari ?
2. Berikan beberapa argumentasi, mengapa pada masa orde baru PKI dilarang dan era
reformasi ini cenderung ada upaya untuk dicabut larangan secara konstitusional tentang
PKI !
3. Dalam upaya rekonsiliasi dengan PKI di Indonesia, prasyarat apa yang harus dipersiapkan
baik bagi orang-orang yang terlibat langsung PKI maupun anak dan turunannya, serta diri
kita sendiri ?
4. Sikap anda dari sudut pandang dasar negara Pancasila terhadap kasus tersebut diatas ?

D. Inquari
Ciri khas dari demokrasi konstitusional ialah gagasan bahwa pemerintah yang demokratis
adalah pemerintah yang terbatas kekuasaannya dan tidak dibenarkan bertindak sewenang-
wenang terhadap warga negaranya. Pembatasan-pembatasan atas kekuasaan pemerintah
tercantum dalam konstitusi ; maka dari itu sering disebut “pemerintah berdasarkan konstitusi”
(constitutional government).
Tagihan Tugas :
1. Gali informasi kembali yang dimaksud dengan demokrasi konstitusional !
2. Bagaimana suatu konstitusi dapat diterapkan baik oleh penguasa maupun warga
negaranya !
3. Dari sudut pandang “keadilan”, manakah yang lebih baik antara demokrasi konstitusional
(negara-negara liberal) dengan demokrasi rakyat (negara-negara komunis)!
4. Apa sajakah sikap positif yang harus dilakukan untuk tetap tegaknya konstitusi di
Indonesia yang berdasarkan demokrasi Pancasila, terutama untuk para penyelenggara
negara !

You might also like