You are on page 1of 53

SKRIPSI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA


PELAJARAN GEOGRAFI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI
BELAJAR SISWA KELAS VШ SMP NEGERI 2 MOYO HILIR
TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010

SUHASTI
NPM: 06370321

Skripsi ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan


dalam mendapatkan gelar sarjana pendidikan
program studi geografi

PROGRAM STUDI GEOGRAFI


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN SOSIAL
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
HAMZANWADI SELONG
2010
LEMBAR PERSETUJUAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA

PELAJARAN GEOGRAFI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR

SISWA KELAS VШ SMP NEGERI 2 MOYO HILIR

TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010

SUHASTI

NPM: 06370321

Skripsi ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan

dalam mendapatkan gelar sarjana pendidikan

program studi geografi

Menyetujui

Pembimbing 1 Pembimbing II

(Drs.SUROSO, M Si) (KHAERUDDIN, M.Si)


NIS. : 330.29.11.016 NIS. : 330.29.31.457

Mengetahui

Ketua Program Studi Geografi

(Drs.SUROSO Msi)
NIS. : 330.29.11.016

ii
LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA

PELAJARAN GEOGRAFI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR

SISWA KELAS VШ SMP NEGERI 2 MOYO HILIR

TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010

SUHASTI
NPM: 06370321

Dipertahankan didepan dewan penguji skripsi

STKIP Hamzanwadi Selong

Pada tanggal:…………..

Dewan Penguji

Anggota Drs. Suroso, M.Si (…….........……….)

Anggota Khaeruddin, M.Si ( ….........…………)

Pancor,…….

Ketua

STKIP Hamzanwadi Selong,

Drs. Muh. Suruji


NIS: 3303021012

iii
LEMBAR PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

• ALLAH SWT yang telah memberikan saya kesehatan

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu.

• Ayah dan ibuku tercinta saya yang selalu memberikan

dukungan moral dan spiritual.

• Bapak dan ibu dosen yang selalu membimbing dan

mendukung saya dalam menyusun skripsi ini

• Kepala sekolah beserta staf SMP Negeri 2 Moyo Hilir terima

kasih atas bimbingan dan sarannya dalam penyususnan

skripsi ini

• Kakak dan adik saya yang tercinta terima kasih atas

ketikannya yang terutama sekali selalu menemani dan

membantu saya menyelesaikan skripsi ini

• Teman – teman se-almamater yang tetap semangat dan

berjuang demi masa depan kita.

iv
MOTTO

MOTTO:

 Dengan ilmu kehidupan menjadi baik. Dengan seni,

kehidupan menjadi halus dan dengan agama kehidupan

menjadi terarah dan bermakna.

 Mengetahui kekurangan diri adalah tenaga untuk mencapai

cita – cita. Berusaha terus untuk mengisi kekurangan

adalah keberanian luar biasa

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul ” Penerapan model

pembelajaran kooperatif pada pelajaran geografi untuk meningkatkan prestasi

belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Moyo Hilir tahun pelajaran

2009/2010”dapat diselesaikan.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan

memperoleh gelar sarjana pendidikan strata pada Sekolah Tinggi Keguruan Dan

Ilmu Pendidikan Hamzanwadi Selong program studi geografi. Dalam penyusunan

skripsi ini telah banyak mendapat arahan dan saran dari pembimbing, berbagai

pihak yang terkait sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis

menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Bapak Drs. Muh. Suruji, selaku rektor Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Hamzanwadi Selong

2. Bapak Iwan Jazadi, selaku dekan STKIP Hamzanwadi Selong Kampus

Sumbawa.

3. Bapak Suroso M.si, selaku Ketua Program Studi IPS Geografi dan sekaligus

dosen pembimbing I

4. Bapak Khairuddin M.si, selaku dosen pembimbing II

5. Bapak Mustaram S.pd, selaku kepala sekolah SMP Negeri 2 Moyo Hilir

6. Guru - guru beserta staf di SMP Negeri 2 Moyo Hilir

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa pada penulisan skripsi ini masih

sangat jauh dari kesempurnaannya, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat

vi
membangun dari pembaca sangat diharapkan untuk perbaikan dan

penyempurnaan skripsi ini, Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pengembangan pembelajaran geografi pada khususnya dan bagi

pembaca pada umumnya.

Sumbawa, Juni 2010

Penyusun

vii
DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ................................................................................................. i


Lembar Persetujuan ......................................................................................... ii
Lembar pengesahan.......................................................................................... iii
Lembar Persembahan........................................................................................ iv
Motto................................................................................................................. v
Kata Pengantar ................................................................................................. vi
Daftar Isi .......................................................................................................... viii
Daftar Tabel...................................................................................................... ix
Daftar Gambar.................................................................................................. x
Daftar Lampiran ............................................................................................... xi
Abstrak.............................................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 4
C. Batasan Masalah................................................................................ 4
D. Rumusan Masalah.............................................................................. 5
E. Tujuan Penelitian............................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian............................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSATAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka................................................................................ 7
1. Model Pembelajaran Kooperatif...................................... 7
2. Prestasi Belajar................................................................. 12
3. Pelajaran Geografi........................................................... 18
B. Kerangka Berpikir.............................................................................. 22
C. Hipotesis Tindakan ........................................................................... 24
BAB Ш METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian............................................................. 25
1. Siklus 1....................................................................... 25
2. Siklus 2....................................................................... 26
B. Subjek Penelitian................................................................... 28
C. Teknik Pengumpulan Data..................................................... 28
D. Analisis Data.......................................................................... 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian...................................................................... 32
B. Pembahasan............................................................................ 41
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan............................................................................ 44
B. Saran-Saran............................................................................ 44
Daftar Pustaka................................................................................................... 46
LAMPIRAN - LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Sintaks model pembelajaran kooperatif............................................ 10

Tabel 2.2 Kerangka berfikir.............................................................................. 24

Tabel 3.1 Data siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Moyo Hilir tahun pelajaran

2009 / 2010....................................................................................... 28

Tabel 3.2 Pedoman aktivitas siswa................................................................... 32

Tabel 4.1 Rekapitulasi hasil observasi aktivitas siswa siklus I......................... 34

Tabel 4.2 Hasil evaluasi (LKS) siklus I............................................................ 36

Tabel 4.3 Rekapitulasi hasil observasi aktivitas siswa siklus II....................... 39

Tabel 4.4 Hasil evaluasi siklus II...................................................................... 41

Tabel 4.5 Ringkasan hasil data penelitian......................................................... 42

ix
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Siklus mode Lewin yang dimodifikasi oleh Kemmis................... 28

x
DAFTAR LAMPIRAN

1. Skenario pembelajaran siklus I

2. Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus I

3. Lembar observasi kegiatan belajar mengajar siklus I

4.Lembar penilaian observasi guru siklus I

5.Pedoman pengisisan lembar observasi terhadap guru

6. Latihan soal masing-maing kelompok siklus I

7. Lembar kerja siswa siklus I

8. Kunci jawaban lembar kerja siswa siklus I

9. Analisis hasil lembar kerja siswa siklus I

10. Kekurangan siklus I dan refleksi siklus II

11. Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus II

12.Membuat lembar observasi kegiatan belajar mengajar siklus II

13.Lembar penilaian observasi siklus II terhadap kegiatan guru pada PTK

14.Lembar pedoman pengisian lembar observasi terhadap guru

15. Lembar kerja siswa siklus II

16. Kunci jawaban siklus II

17. Analisis hasil lembar kerja siswa siklus II

18. Visi dan misi SMP Negeri 2 Moyo Hilir

19. Daftar kelompok diskusi

20.Surat pelaksanaan penelitian dari kampus STKIP Hamzanwadi selong

21.Surat ijin pelaksanaan penelitian dari BAPPEDA

22.Surat keterangan penelitian dari SMP Negeri 2 Moyo Hilir

xi
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA
PELAJARAN GEOGRAFI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 MOYO HILIR TAHUN PELAJARAN
2009 / 2010.

Oleh
SUHASTI
NPM:06370321

ABSTRAK
Berdasrkan hasil wawancara dan observasi, diperoleh informasi ternyata
para guru geografi di SMP Negeri 2 Moyo Hilir ini kurang dapat mengajak siswa
untuk terlibat secara langsung dan aktif dalam proses pembelajaran. Maka agar
proses belajar mengajar terlihat lebih aktif dan memperoleh hasil yang baik dan
memuaskan maka diperlukan suatu tehnik atau pendekatan yang dapat melibatkan
siswa secara langsung serta aktif selama proses pembelajaran. Salah satu tehnik
atau pendekatan yang digunakan adalah melalui penerapan model pembelajaran
kooperatif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat prestasi dan
aktivitas belajar geografi siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Moyo Hilir. Penelitian
tindakan ini dilaksanakan dalam 2 siklus dimana tiap - tiap siklus terdiri dari
pelaksanan, perencanaan, pengamatan / observasis erta refleksi. Subjek dari
penelitian ini adalah siswa kelas VIII A di SMP Negeri 2 Moyo Hilir yang terdiri
dari 20 siswa. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif dengan tehnik penelitian tindakan kelas atau yang lebih dikenal dengan
istilah PTK.
Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan dalam
aktivitas dan prestasi belajar siswa dari masing - masing siklus. Adapun skor rata -
rata dari hasil belajar siklus I dan siklus II adalah 15,5 dan 15,95 sedangkan rata -
rata aktivitas siklus I sebesar 2,88 yang termasuk kategori cukup aktif dan siklus
II sebesar 3,07 yang berkategori aktif serta ketuntasan belajar masing - masing
siklus adalah 85 dan 90 porsen. Dengan memperlihatkan hasil yang diperoleh
maka peningkatan prestasi dan aktivita belajar siswa dapat tercapai sehingga dapat
diambil kesimpulan bahwa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif
terbukti terjadi peningkatan prestasi dan aktivitas belajar siswa.

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah suatu bidang yang harus diutamakan oleh setiap

warga negara, karena pendidikan merupakan investasi yang sangat besar

manfaatnya bagi setiap orang. Warga negara yang ingin maju dan tidak mau

ketinggalan dengan warga lain terus berupaya untuk meningkatkan mutu

pendidikannya. Masalah pendidikan adalah masalah yang menyangkut

kehidupan masa depan suatu bangsa termasuk bangsa Indonesia.

Pembangunan nasional dibidang pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan

kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia seperti ditegaskan

dalam undang - undang sistem pendidikan nasional nomor 2 tahun 1989

sebagai berikut: Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya

mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas makmur serta

memungkinkan para warganya mengembangkan diri baik berkenaan aspek

jasmani maupun rohani berdasarkan pancasila dan UUD 1945 (Wajiman,

2008:1).

Sehubungan dengan itu, masalah peningkatan mutu pendidikan sampai

kini masih terus diupayakan. Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan

disekolah sangat membutuhkan guru yang professional yang ditugaskan secara

penuh untuk melaksanakan pendidikan di sekolah karena guru merupakan

ujung tombak dalam proses belajar mengajar. Belajar mengajar adalah suatu

proses interaksi antara guru siswa untuk mencapai pembelajaran.

13
Proses belajar mengajar akan berlangsung secara optimal dan epektif

bila direncanakan dengan baik. Untuk menjadi guru yang profesional

diperlukan pengetahuan dan keterampilan untuk merencanakan dan

mengelolah proses pembelajaran tersebut. Salah satu komponen belajar

mengajar adalah strategi belajar. Oleh karena itu untuk menjadi guru yang

profesional diperlukan pengetahuan dan pemahaman tentang bagaimana

memilih strategi belajar mengajar yang tepat serta keterampilan dalam

penggunaanya.

Selain itu, tugas guru adalah membelajarkan anak didik agar peserta

didik berhasil mencapai tujuan pendidikan yaitu menguasai pengetahuan,

keterampilan dan sikap kemudian mampu menerapkan tujuan tersebut dalam

kehidupan sehari-hari, maka guru perlu mengerahkan daya upayanya untuk

membuat proses belajar mengajar itu menjadi lebih bermakna. Penggunaan

CBSA (cara belajar siswa aktif) yang tepat dalam proses belajar mengajar

merupakan metode yang bagus. Oleh karena itu, guru dituntut untuk

menggunakan metode tersebut sebagai suatu strategi belajar mengajar terlihat

secara intelektual dan emosional.

Untuk lebih meningkatkan peran aktif siswa kemampuan siswa, harus

membiasakan memberikan tugas - tugas kepada siswa kelompok. Penggunaan

metode pembelejaran kooperatif merupakan metode pembelajaran yang

mengupayakan seorang peserta didik mampu mengajarkan kepada peserta

lain. Mengajar teman sebaya memberikan kesempatan pada pesrta didik

untuk mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu bersamaan, ia menjadi

nara sumber. Bagi teman yang situasi pembelajaran kooperatif yang didorong

14
untuk bekerja sama pada suatu tugas bersama dan mereka harus

mengkoordinasikan usahannya untuk menyelesaikan tugasnya. Pembelajaran

kooperatif berbeda dengan metode diskusi yang biasanya dilakukan di kelas,

karena pembelajaran kooperatif menekankan pembelajaran dalam kelompok

kecil dimana siswa akan bekerja sama untuk mencapai tujuan yang optimal.

Berdasarkan observasi penulis bahwa proses pembelajaran geografi di

SMP Negeri 2 Moyo Hilir, umumnya masih menggunakan pola pendekatan

yang bersifat klasikal, guru lebih mendominasi proses pembelajaran dengan

metode ceramah, latihan menjawab soal –soal. Sedangkan siswa hanya duduk

mendengarkan, mencatat, menghapal dan mengerjakan latihan soal secara

individu ditempat duduknya masing-masing. Adapun nilai KKM adalah 6,5

dan nilai klasikal 70 % rendahnya prestasi siswa dalam memahami pelajaran

geografi di SMP Negeri 2 Moyo Hilir sudah lama menjadi bahan diskusi dan

pembicaraan guru dan kepala sekolah. Penyajian materi pelajaran geografi

seperti pola di atas dapat menimbulkan gejala kejenuhan dan membosankan

bagi siswa. Jika persentasi ketuntasan belajar siswa mencapai 85% maka

pembelajaran secara klasikal dapat dikatakan tuntas. Untuk itu diperlukan

suatu strategi sebagai upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa

yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif sehingga siswa

akan merasakan pembelajaran geografi sangat bermanfaat bagi dirinya,

terhindar dari rasa kejenuhan dan kebosanan serta diharapkan mudah

memahami konsep dengan melalui pengalaman bukan menghafal.

15
B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dikemukakan

identifikasi malasahnya adalah "Apakah dengan penerapan model

pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan pretasi belajar siswa khususnya

pada mata pelajaran IPS geografi siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Moyo

Hilir".

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang dipaparkan di atas, tidak semua

masalah dapat dipecahkan dalam penelitian ini. Dengan mempertimbangkan

berbagai hal termasuk menyangkut dana, waktu dan keterbatasan penelitian,

maka lingkup penelitian ini adalah :

1. Subjek Penelitian

Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMP

Negeri 2 Moyo Hilir tahun 2009/2010.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian terbatas pada penerapan model pembelajaran kooperatif

sebagai upaya untuk meningkatkan prestasi belajar pokok bahasan kondisi

fisik suatu wilayah.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Moyo Hilir.

16
D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah yang hendak diteliti

adalah “Apakah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif pada

pelajaran geografi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VШ

semester genap SMP Negeri 2 Moyo Hilir tahun pelajaran 2009/2010”.

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat

keberhasilan siswa dalam belajar dengan diterapkan model pembelajaran

kooperatif pada pelajaran geografi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa

kelas VШ semester genap SMP Negeri 2 Moyo Hilir tahun pelajaran 2009 -

2010.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu manfaat secara

praktis dan secara teoritis.

1. Secara Praktis

a. Bagi Siswa

Diharapkan siswa dapat termotivasi dalam pembelajaran geografi

sehingga dapat mengurangi rasa kejenuhan dan kebosanan yang pada

akhirnya dapat menuntaskan hasil belajar.

b. Bagi Guru

Diharapkan guru memperoleh atau menambah pengetahuan dan

ketermpilan dalam mengajar khususnya tentang pelajaran geografi.

17
c. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini akan memberikan kontribusi yang sangat berarti

dalam peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah.

2. Secara Teoritis

a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai studi untuk

penerapan pembelajaran kooperatif yang berbeda.

b. Dapat dijadikan sebagai acuan dalam pengembangan model

pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa.

18
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Model Pembelajaran Kooperatif

a. Konsep Pembelajaran Kooperatif

Merupakan pembelajaran yang secara sadar dan sengaja

mengembangkan interaksi yang saling asuh antar siswa untuk

menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat

menimbulkan permusuhan Iskandar, (2009:126). Sedangkan menurut

Salvin (dalam Iskandar 2009:126) pembelajaran konstruktivies dalam

pengajaran menerapkan metode pembelajaran kooperatif secara

ekstensif atas dasar teori bahwa siswa akan lebih mudah menemukan

dan memahami konsep–konsep yang sulit apabila mereka saling

mendiskusikan konsep - konsep tersebut.

b. Unsur - Unsur Pembelajaran Kooperatif

Menurut Iskandar (2009:126) ada empat unsur penting dalam

menjalankan pembelajaran kooperatif yaitu:

1) Saling ketergantungan positif dalam proses pembelajaran

guru menciptakan suasana belajar yang membuat siswa saling

ketergantungan antar sesama dalam tujuan pembelajaran.

2) Interaksi tatap muka dalam belajar kelompok, siswa

berinteraksi tatap muka sehingga peserta didik dapat melakukan

dialog dengan sesama maupun dengan guru yang berhubungan

dengan materi yang dipelajari dengan interaksi ini siswa

19
diharapkan dapat produktif, kreatif dan inovatif dalam proses

pembelajaran.

3) Akuntabilitas individu,walaupun proses pembelajaran

kooperatif ini menekankan pada belajar kelompok namun proses

penilaian dalam pembelajaran kooperatif dilakukan dalam rangka

melihat kemajuan peserta didik dalam menguasai materi pelajaran

yang telah dipelajari.

4) Keterampilan menjalin hubungan, penerapan pembelajaran

kooperatif dapat menciptakan dan meningkatkan keterampilan

menjalin hubungan antarpribadi, kelompok dan kelas.

c. Langkah - Langkah Pembelajaran Kooperatif

Terdapat enam langkah utama dalam menerapkan model

pembelajaran kooperatif Iskandar (2009:127) sebagai berikut:

1) Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang

ingin dicapai dalam mata pelajaran yang dipelajari dan

memberikan motivasi belajar kepada peserta didik.

2) Siswa dikelompokkan kedalam kelompok–kelompok

belajar.

3) Guru menyampaikan informasi kepada peserta didik baik

dengan peragaan (demonstrasi) atau teks.

4) Bimbingan kelompok belajar pada saat peserta didik

bekerja sama dalam mengerjakan dan menyelesaikan tugas mereka.

20
5) Setiap akhir pembelajaran, guru mengadakan evaluasi

untuk mengetahui penguasaan meteri pelajaran oleh peserta didik

yang telah dipelajari.

6) Hasil penilaian tersebut disampaikan guru kepada

kelompok agar anggota kelompok mengetahui siapa anggota

kelompok yang memerlukan bantuan dan yang dapat memberi

bantuan.

d. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai

hasil belajar akademik. Model pembelajaran kooperatif juga efektif

untuk mengembangkan ketermpilan siswa. Para pengembang model ini

telah menunjukkan bahwa model struktur penghargaan kooperatif telah

dapat meningkatkan penilaian siswa pada belajar akademik dan

perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. Selain

mengubah norma yang berhubungan dengan hasil belajar,

pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada siswa

kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja sama

menyelesaikan tugas-tugas akademik Ismono (2001:7).

Tujuan penting yang lain dari pembelajaran kooperatif adalah

untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja sama dan

kolaborasi. Keterampilan ini amat penting didalam masyarakat dimana

banyak kerja orang dewasa yang sebagian besar dilakukan dalam

organisasi yang saling bergantung satu sama lain dan dimana

masyarakat secara budaya semakin beragam Ismono (2001:7).

21
Dalam pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari

materi saja, namun siswa juga mempelajari ketermpilan–ketermpilan

khusus yang melancarkan hubungan kerja dan tugas. Peranan

hubungan kerja dapat dibangun dengan mengembangkan komunikasi

antar anggota kelompok. Sedangkan peranan tugas dilakukan dengan

membagi tugas antar kelompok selama kegiatan berlangsung Ismono

(2001:7).

e. Teknik Pembelajaran Kooperatif

Terdapat enam langkah atau tahapan didalam penerapan

pembelajaran kooperatif. Pembelajaran dimulai dengan guru

menyampaikan tujuan pelajaran dan memotivasikan siswa belajar.

Selanjutnya siswa dikelompokkan kedalam tim - tim belajar. Pada

tahap ini diikuti oleh bimbingan guru dan bekerja untuk menyelesaikan

tugas bersama Ismono ( 2001:10).

Tabel 2.1 Sintaks model pembelajaran kooperatif

Fase - fase Tingkah Laku Guru


Fase I
Menyampaikan tujuan Guru menyampaikan tujuan perlajaran
dan memotivasi siswa. yang inggin dicapai pada pada
pembelajaran tersebut dan memotivasi
siswa belajar.
Fase II
Menyajikan informasi Guru menyampaikan informasi kepada
siswa dengan jalan demonstrasi atau
lewat bahan bacaan.
Fase III
Mengorganisasikan siswa Guru menjelaskan kepada siswa
dalam kelompok – bagaimana caranya membentuk
kelompok belajar kelompok belajar dan membantusetiap
kelompok agar melakukan transisi
secara efisien.
Fase IV
Membimbing kelompok Guru membimbing kelompok –

22
bekerja dan belajar kelompok belajar pada saat mereka
mengerjakan tugas.
Fase V
Evaluasi Guru mengevaluasikan hasil belajar
tentang materi yang telah dipelajari atau
masing – masing kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya.
Fase VI
Memberikan Guru mencari cara – cara untuk
penghargaan menghargai baik upaya maupun hasil
belajar individu dan kelompok.

f. Keunggulan Dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif memiliki keunggulan yaitu selain

mempelajari materi juga mempelajari ketermpilan-ketermpilan khusus

yang disebut sebagai keterampilan kooperatif. Model pembelajaran

kooperatif dirancang untuk membentuk demokrasi dan peran aktif

siswa dalam menentukan apa yang harus dipelajari dan bagaimana

cara siswa memahami konsep–konsep yang sulit, model pembelajaran

ini sangat berguna untuk membantu siswa dalam menumbuhkan

kemampuan kerja sama, berpikir kritis dan kemampuan membantu

teman Ismono (2001:9).

Selain memiliki keunggulan, pembelajaran kooperatif juga

memilaki kelemahan-kelemahan. Menurut para ahli, kelemahan

tersebut yaitu kurang lengkapnya media, sarana dan prasarana untuk

menujuh suksesnya pembelajaran kooperatif. Dengan demikian bahwa

kelengkapan media, sarana dan prasarana merupakan syarat mutlak

untuk menyukseskan model pembelajaran kooperatif.

Di samping itu, peranan guru juga sangat menentukan

keberhasilan dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif.

23
Untuk itu guru dituntut memiliki keterampilan dan pengetahuan

dalam menentukan dan menerapkan pembelajaran kooperatif secara

tepat. Dengan demikian kelemahan yang ada pada guru dapat teratasi,

sehingga penerapan pembelajaran kooperatif dapat dilaksanakan

secara optimal.

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian

Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan kemampuan

siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya

seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi,

tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah

proses belajar mengajar berlangsung. Prestasi belajar dibidang

pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang

meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti

proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes

atau instrumen yang relevan. Jadi prestasi belajar adalah hasil

pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk

simbul, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah

dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu.

Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata

yakni prestasi dan belajar. Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan

yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individual maupun

24
kelompok. Sedangkan belajar adalah : “Suatu aktifitas yang dilakukan

secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang

dipelajari. Hasil dari aktifitas belajar terjadilah perubahan dalam diri

individu. Dari pengertian prestasi dan hasil belajar tersebut, maka

prestasi belajar adalah ”Hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang

mengakibatkan perubahan dalam diri individu (Djamarah, 1994 : 19).

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa

prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu

dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk

nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar

mengajar. Pretasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan

evaluasi.

Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau

rendahnya prestasi belajar siswa. Prestasi belajar yang dijadikan bahan

evaluasi disini adalah hasil belajar dalam bidang pengetahuan

(kognitif) yang mencakup berbagai tingkat kemampuan seperti,

kemampuan ingatan, pemahaman aplikasi, dan sebagainya, yang

evaluasinya dapat dilakukan secara kuantitatif-objek dengan

menggunakan prosedur yang dapat distandarisasikan.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Slameto (2003:54-72), faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa pada umumnya dipengaruhi oleh

dua faktor yaitu :

25
1. Faktor Internal

Faktor internal yaitu faktor yang timbul atau berasal dari

dalam diri individu siswa itu sendiri yang menyangkut jasmani dan

rohani atau fisik dan psikis yang ikut menyatakan berhasil tidaknya

seseorang dalam belajar. Adapun beberapa faktor yang termasuk

dalam faktor internal adalah:

a. Faktor Jasmaniah

Faktor jasmaniah terdiri dari:

 Faktor Kesehatan

Kesehatan berarti keadaan tubuh/badan beserta

bagian-bagiannya bebas dari penyakit. Kesehatan

berpengaruh terhadap belajar yang efektif dan efisien.

Kesehatan yang tetap terjamin akan membuat siswa dapat

belajar dengan baik.

Proses belajar seseorang akan terganggu jika

kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga ia akan cepat

lelah, kurang bersemangat, ngantuk jika badannya lemah,

kurang darah ataupun gangguan-gangguan/kelainan-

kelainan fungsi alat indra serta tubuhnya.

Agar seorang siswa dapat belajar dengan baik

haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin

dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan

26
tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur, makan, olahraga,

rekreasi dan ibadah.

 Cacat Tubuh

Cacat tubuh adalah suatu yang menyebabkan kurang

baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan. Cacat

dapat berupa buta, setengah buta, tuli, setengah tuli, patah

kaki, dan patah tangan, lumpuh, dan lain-lain. Keadaan

cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat

belajarnya terganggu. Siswa yang cacat tubuh biasanya

disekolahkan pada lembaga pendidikan khusus.

b. Faktor Psikologis

Faktor psikologis terdiri dari :

 Intelegensi

Intelegensi merupakan salah satu faktor penting

yang ikut menentukan berhasil atau gagalnya seseorang

terhadap peningkatan prestasinya.

Menurut Vaan Hoes (dalam Ahmadi dan

Suprioyono, 1991:32). Intelegensi besar pengaruhnya

terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama, siswa

yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih

27
berhasil dari pada yang mempunyai tingkat intelegensi

rendah. Walaupun begitu, siswa yang mempunyai tingkat

intelegensi yang tinggi belum pasti berhasil dalam

belajarnya. Hal ini disebabkan karena belajar adalah suatu

proses yang kompleks dengan banyak faktor yang

mempengaruhinya.

c. Faktor Kelelahan

Kelelahan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu

kelelahan jasmani dan kelelahan rohani.

 Kelelahan Jasmani

Kelelahan jasmani terjadi karena kekacauan

substansi sisa pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah

tidak/kurang lancar pada bagian-bagian tertentu.

 Kelelahan Rohani

Kelelahan rohani terjadi karena karena adanya

kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan

untuk menghasilkan sesuatu hilang.

Berdasarkan uraian di atas dapatlah dimengerti

bahwa kelelahan itu mempengaruhi belajar. Agar siswa

dapat belajar dengan baik haruslah menghindari jangan

sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya. Sehingga perlu

diusahakan kondisi yang bebas dari kelelahan.

28
2. Faktor Eksternal

Faktor - faktor eksternal yang berpengaruh terhadap belajar

antara lain:

a. Keluarga

Keluarga memiliki peranan yang sangat besar di dalam

pendidikan anaknya. Hal ini seperti dijelaskan oleh Sutjipto

Wirowidjoyo dalam Slameto (2003:61-62) yang menyatakan

bahwa: keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan

utama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan

dalam ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan untuk

pendidikan dalam ukuran yang lebih besar yaitu pendidikan

bangsa, negara, dan dunia.

Faktor keluarga yang berpengaruh terhadap belajar anak

berupa cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga,

suasana rumah tangga, dan keadaan ekonomi keluarga

b. Sekolah

Sekolah memiliki peranan dalam meneruskan dan

mengembangkan pendidikan yang telah diletakkan dasar-

dasarnya oleh lingkungan keluarga sebagai lembaga pendidikan

informal. Di sekolahlah tempat terjadi proses belajar mengajar

dan tempat penilaian untuk mengetahui prestasi belajar siswa

secara formal dan tertulis.

29
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar yaitu

metode mengajar, kurikulum, relasi guru dan siswa, relasi

siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat mengajar, standar

pelajaran siswa, cara belajar siswa, dan tugas rumah.

c. Masyarakat

Lingkungan masyarakat merupakan merupakan faktor

yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa karena

keberadaan siswa di dalam masyarakat. Hal - hal yang

mempengaruhi belajar siswa dalam kehidupan bermasyarakat

antara lain media masa, teman bergaul, kegiatan lain di luar

sekolah, dan cara hidup dalam lingkungan.

Faktor eksternal ini dapat menimbulkan pengaruh

positif bagi anak dan dapat pula menimbulkan pengaruh yang

negatif, hal ini sangat tergantung dari ketiga lingkungan

tersebut terutama lingkungan keluarga.

3. Pelajaran Geografi

a. Pengertian Geografi

Pelajaran geografi adalah tergolong sebagai pelajaran yang

membawa kontak dengan realitas dalam kehidupan dan lingkungan

alam Iskandar ( 2004:2) menyatakan bahwa pengertian geografi,

fungsi geografi, tujuan geografi, ruang lingkup geografi, cabang -

cabang geografi, objek studi geografi dalam kajianya sebagai berikut:

30
geografi menurut Bintaro dalam kajian Iskandar (2004:2) adalah ilmu

pengetahuan yang menceritakan dan menerangkan sifat bumi,

menganalisis gejala alam dan penduduk sekaligus mempelajari tentang

corak yang khas dalam kehidupan dan berusaha mencari fungsi unsur-

unsur bumi dalam ruang lingkup dan waktu.

Menurut Sidney dan Donal (2004:2) menyatakan bahwa

geografi adalah ilmu pengetahuan tentang bumi dan kehidupan mahluk

hidup yang ada diatasnya. Hartshorne (2004:2) menyatakan geografi

untuk memberikan diskripsi beraturan dan teliti dari permukaan bumi.

Strabo (2004:2) menyatakan bahwa geografi adalah ilmu yang

mempelajari tentang karakteristik tertentu pada suatu wilayah yang

memperhatikan hubungan antara berbagai tempat.Yeates (2004:2)

menyatakan bahwa geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang

perkembangan rasional dan lokasi dipermukaan bumi. Alexander

(2004:2)geografi adalah ilmu yang mempelajari ilmu lingkungan alam

pada aktifitas manusia.

Berdasarkan keputusan Lokakarya Nasional di Semarang 19

April 1988 menyatakan bahwa geografi adalah ilmu yang mempelajari

persamaan dan perbedaan gejala geosfer dengan sudut pandang

kewilayaan atau lingkungan dalam kontek leruangan. Yang dimaksud

gejala geosfer adalah gejala–gejala alam yang berhubungan dengan

litosfer, hidrosfer dan atmosfer. (1) Litosfer yaitu kulit bumi termasuk

permukaan tanah, (2) Hidrosfer yaitu perairan darat dan perairan laut,

dan (3) Atmosfer yaitu udara yang menyelimuti bumi.

31
Persamaan dan perbedaan gajala goesfer dipelajari dengan

sudut pandang kewilayaan dan ruang kewilayaan yaitu ruang tempat

hidup manusia. Didalam ruang tersebut terdapat hubungan saling

ketergantungan antara manusia dengan lingkungan alam. Dengan

demikian dapat diketahui bahwa intraksi antara manusia dengan

lingkungannya dan tingkat hidup mereka Iskandar (2004:3).

b. Fungsi Geografi

Program pengajaran geografi berfungsi untuk memberi bekal

kemampuan dan sikap rasional yang bertanggung jawab dalam

menghadapi gejala geosfer, permasalahannya yang timbul sebagai

akibat adanya pengaruh manusia terhadap lingkungan fisik Iskandar,

(2004).

c. Tujuan Geografi

Tujuan geografi adalah agar siswa mampu berpikir analisis

dalam kontak keruagan, kewilayaan dan geografitasi dalam

pemahaman gejala aspek - aspek serta memiliki pengetahuan sikap

perkembangan rasa cinta kepada tanah air, menghadapi keberadaan

negara air dan ketermpilan dalam menghadapi masalah - masalah yang

timbul sebagai adanya manusia terhadap lingkungan fisik Iskandar,

(2004).

d. Ruang Lingkup Geografi

Menurut Iskandar (2004:4):ruang lingkup geografi sebagai

berikut:

32
1) Dasar-dasar pengetahuan geografi dan sistem informasi

geografi

2) Gejala geosfer meliputi bentukan permukaan bumi,

perairan darat dan laut, cuaca dan iklim serta lingkungan

3) Pola keruangan desa dan kota

4) Industri dan penyebarannya

e. Cabang-Cabang Geografi

Iskandar (2004:3) menyatakan bahwa Geografi dapat

diklasifikasikan menjadi tiga cabang yaitu:

a. Geografi fisik, mempelajari gejala fisik permukaan bumi yang

meliputi tanah, air, udara dangan segala prosesnya.

b. Geografi manusia, yang mempelajari tentang aspek keruangan

gejalah dipermukaan bumi dengan manusia sebagai objek pokok.

Geografi manusia dibagi beberapa cabang sebagai berikut:

1) Geografi penduduk

2) Geografi ekonomi

3) Politik

4) Pemukiman

5) Konsep jarak

6) Konsep keterjangkauan

7) Konsep lokasi

8) Konsep morfologi

9) Konsep nillai kegunaan

10) Konsep pola/persebaran pemukiman

33
f. Objek Studi Geografi

Objek studi geografi Iskandar (2004:6) meliputi objek material

dan objek formal yaitu sebagai berikut:

1. Objek material geografi meliputi semua gejala yang terjadi di

muka bumi yaitu:

a. Litosfer (bentuk-bentuk permukaan bumi)

b. Hidrosfer/lapisan air (yang meliputi perairan darat dan laut

dengan peristiwa yang berhubungan dengan air)

c. Atmosfer (lapisan udara)

d. Biosfer (kehidupan), pertumbuhan dan persebaran

kehidupan.

e. Antroposfer (manusia dan hubungannya dengan lingkungan

alam), interaksi antara manusia dan lingkunganya.

2. Objek formal geografi adalah cara berfikir terhadap objek

material.

g. Prinsip - Prinsip Geografi

Menurut Iskandar (2004:7) menyatakan bahwa Prinsip - prinsip

geografi antara lain: (1) Prinsip penyebaran (distribusi), (2) Prinsip

interelasi (hubungan), (3) Prinsip deskripsi yang memberikan ganbaran

tentang gejala dan masalah yang dipelajari, dan (4) Prinsip korologi

(keruangan).

Prinsip ini meninjau gejala dan masalah geografi dalam

penyebarannya, interelasinya dan interaksinya dalam ruang. Ruang

adalah bagian permukaan bumi baik serta keseluruhan maupun hanya

34
sebagian termasuk juga: atmosfer paling bawah, litosfer, hidrosfer dan

organisme (mahluk hidup baik flora dan fauna) maupun manusia

dipermukaan bumi.

B. Kerangka Berfikir

Belajar geografi merupakan tergolong sebagai pelajaran yang

membawa kontak dengan realitas dalam kehidupan dan lingkungan alam.

Dimana siswa nantinya mampu berfikir analisis dalam kontak keruangan

kewilayaan geografitalisasi dalam pemahaman gejala, aspek serta memiliki

pengetahuan sikap perkembangan rasa cinta tanah air, menghadapi masalah -

masalah yang timbal sebagai adanya manusia terhadap lingkungan fisik. Salah

satu upaya untuk meningkatkan pemahaman dan kreatifitas siswa pada

pelajaran geografi disekolah, perlu adanya penelitian yang sifatnya inovatif

agar pembelajaran geografi lebih bisa dinikmati siswa dengan penuh semangat

dan terhindar dari rasa kejenuhan dan kebosanan belajar. Model pembelajaran

yang sesuai adalah pembelajaran kooperatif.

Dengan adanya pembelajaran yang menuntut suatu kerja sama dalam

kelompok dan saling ketergantungan dalam struktur tugas dan hadiah

sebagaimana dituntut dalam penerapan pembelajaran kooperatif, siswa dapat

termotivasi dalam pembelajaran geografi sehingga dapat mengurangi rasa

kejenuhan dan kebosanan yang pada akhinya dapat menuntaskan hasil

belajarnya. Pembelajaran Geografi

Tabel 2.2 Kerangka Berfikir


Model Pembelajaran Kooperatif

Kooperatif

Siswa Geografi Terhindar dari


35
Kejenuhan / Kebosanan

Prestasi Meningkat
C. Hipótesis Tindakan

Adapun hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatif secara baik dan optimal prestasi

belajar geografi meningkat khususnya pada siswa kelas VШ A di SMP Negeri

2 Moyo Hilir tahun pelajaran 2009/2010.

36
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian dalam penelitian tindakan kelas dapat

dikelompokkan menjadi (dua) siklus, di mana terdapat 4 (empat) macam

dalam tiap siklus yaitu sebagai berikut:

1. Perencanaan

2. Pelaksanaan

3. Pengamatan (Observasi)

4. Refleksi

Siklus 1

1. Perencanaan

Perencanaan tindakan sebagai berikut:

a. Membuat silabus pembelajaran

b. Membuat rencana pembelajaran

c. Membuat lembar kerja siswa.

d. Membuat lembar observasi kegiatan belajar mengajar siswa

e. Membuat lembar penilaian observasi terhadap kegiatan guru

f. Membuat pedoman pengisian lembar observasi terhadap guru

g. Menyusun alat evaluasi pembelajaran.

2. Pelaksanaan

a. Membagi siswa dalam 5 kelompok.

b. Menyajikan materi pelajaran.

c. Memberikan materi diskusi.

37
d. Dalam diskusi kelompok, guru mengarahkan kelompok.

e. Salah satu dari kelompok diskusi mempresentasekan hasil

kerja kelompoknya.

f. Guru memberikan kuis atau pertanyaan.

g. Siswa diberikan kesempatan untuk memberikan tangapan.

h. Penguatan dan kesempatan secara bersama – sama.

i. Melakukan pengamatan atau observasi.

3. Pengamatan

a. Situasi kegiatan belajar mengajar

b. Keaktifan siswa /kehadiran siswa

c. Kemampuan siswa dalam diskusi kelompok

4. Refleksi

Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil

penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak perbaikan

yang dilaksanakan serta kriteria dan rencana bagi tindakan siklus

berikutnya.

Siklus 2.
1. Perencanaan

a. Membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi

pada siklus pertama.

b. Membuat silabus pembelajaran

c. Membuat lembar kerja siswa (LKS)

d. Membuat lembar observasi kegiatan belajar mengajar

e. Lembar penilaian observasi terhadap kegiatan guru

38
f. Membuat pedoman pengisiaan lembar observasi terhadap

guru

2. Pelaksanaan

Guru melaksanakan pembelajaran kooperatif berdasarkan wacana

pembelajaran hasil refleksi pada siklus pertama.

3. Pengamatan

Guru melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran.

4. Refleksi

Tim peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus ketiga dan

menganalisis untuk serta membuat kesimpulan atas pelaksanaan

pembelajaran berdasarkan tindakan dalam peningkatan aktivitas dan hasil

belajar siswa dalam pembelajaran.

Identifikasi masalah

Memeriksa dilapangan

Rencana umum
Siklus 1 Langkah I Pelaksanaan langkah /
Langkah 2 tindakan
Langkah 3
Revisi perencanaan
Observasi pengaruh
Rencana baru
Diskusi kegagalan dan Langkah 1
pengaruh / refleksi Langkah 2
Langkah 3

Siklus 2 Observasi / pengaruh Pelaksanaan langkah/


tindakan selanjutnya

39
Kegagalan dan pengaruhnya / refleksi
Gambar 3.1 Siklus model Lewin yang dimodifikasi oleh Kemmis

B. Subjek Penelitian

Tabel. 3.1 Data Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Moyo Hilir Tahun

Pelajaran 2009/2010

Isi Tabel
No. Tahun Tabel
Kelas Laki - Laki Perempuan Jumlah
1. VIII.A 10 10 20 2009/2010
2. VIII.B 4 17 21 2009/2010
3. VIII.C 15 5 20 2009/2010
(Sumber : Data Siswa SMP Negeri 2 Moyo Hilir)

Berdasarkan tabel diatas maka yang menjadi subjek penelitian ini adalah

seluruh kelas VIII A yang berjumlah 20 siswa dengan komposisi 10 anak

perempuan dan 10 anak laki - laki. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP

Negeri 2 Moyo Hilir khususnya kelas VIII A mulai bulan Mei - Juni tahun

pelajaran 2009/2010.

C. Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data ini penelitian menggunakan metode atau

cara sebagai berikut:

1. Tes

Untuk mengetahui tingkat prestasi hasil belajar pada pokok bahasan

dilakukan tindakan adalah tes essay. Tes adalah serentetan pertanyaan atau

latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,

pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu

atau kelompok.Tes essay itu sendiri adalah tulisan suatu tulsan yang bersifat

obyektif atau penilaian, Arikunto S (2006 :150).

40
2. Observasi

Lembar pengamatan digunakan untuk memperoleh data yang dapat

memperlihatkan pengelolaan pembelajaran pendekatan kooperatif oleh guru

dan partisipasi siswa dikelompokkan, juga kerja kelompok secara

keseluruhan. Lembar pengamatan ini mengukur secara individu maupun

kelas, kreaktif, keaktifan dan sikap mereka dalam belajar (berkomunikasi,

bertanya dan kerja kelompok).

D. Analisis Data

Untuk analisis data yang telah diperoleh dari hasil penelitian kelas ini

adalah sebagai berikut:

1. Ketuntasan Individu

Ketentuan belajar secara individu dikatakan tuntas apabila siswa

memperoleh nilai ≥ 65

2. Ketuntasan klasikal

X
KK= ─ x 100 %
Z

Keterangan :

KK = Ketuntasan klasikal

X = Banyaknya siswa yang memperoleh nilai ≥ 65

Z = Banyaknya siswa yang ikut tes

Kelas dikatakan tuntas secara klasikal tehadap materi pelajaran yang

diajarkan jika ketuntasan klasikal mencapai 85% .

41
3. Untuk menghitung nilai rata-rata kelas dipergunakan persamaan :

∑X
R=
N

Keterangan :

R = Nilai rata-rata kelas

∑x = Jumlah nilai yang diperoleh siswa

N = Banyak siswa yang ikut tes

4. Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas adalah tercapainya

ketuntaan belajar dengan rumus sebagai berikut :

n
KB = ─ 100 %
N

Keterangan :

KB = Ketuntasan belajar

N = Jumlah seluruh siswa yang mengikuti tes

n = Jumlah seluruh siswa yang memperoleh nilai 65 keatas

5. Data aktivitas siswa

Data aktivitas belajar siswa dianalisis dengan cara sebagai berikut :

a. Menentukan skor yang diperoleh siswa

b. Menghitung rata-rata aktivitas belajar siswa dengan rumus

total skor
a =
ni

Keterangan :

42
Total skor = Jumlah skor seluruh siswa

a = Rata –rata seluruh siswa

b = Banyaknya siswa

i = Banyak item

c. Menentukan Mi dan SDi dengan rumus :

1
Mi = ─ (skor tertinggi + skor terendah)
2
1
SDi = ─
3

Berdasarkan skor standar maka kriteria untuk menentukan aktivitas belajar

siswa.

Tabel 3.2 Pedoman aktivitas siswa

Interval Nilai Kriteria


a ≥ Mi + 1.5 SDi a ≥ 0.76 Sangat Aktif
Mi + 0.5 SDi ≤ a < Mi + 1.5 SDi 0.58 ≤ a < 0.76
Mi – 0.5 SDi ≤ a < Mi + 0.5 SDi 0.42 ≤ a < 0.58 Cukup Aktif
Mi – 1.5 SDi ≤ a < Mi – 1.5 SDi 0.25 ≤ a < 0.42 Kurang Aktif
a < Mi – 1.5 SDi a ≤ 0.25 Sangat Kurang Aktif

Untuk data aktivitas siswa dikatakan berhasil apabila rata – rata

skor aktivitas siswa minimal berkategori cukup aktif.

43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pelaksanaan Tindakan

1. Siklus Pertama

a. Perencanaan

Pada tahap ini dibuatkan skenario (terlampir) yang merupakan

penjabaran dari tindakan, sehingga peneliti mudah melaksanakan

tindakan tersebut dengan harapan materi kondisi fisik wilayah ini

dapat dengan mudah dipahami dan mendapatkan hasil sesuai dengan

harapan.

b. Pelaksanaan Tindakan

Berdasarkan rencana pembelajan dan skenario pembelajaran

(terlampir) telah menunjukkan kesesuaian antara tindakan yang

diinginkan pada penelitian ini, karena terbukti dalam proses

pembelajaran tesebut siswa termotivasi untuk bekerjasama dan berbagi

ide terhadap anggota kelompok sehingga materi pembelajaran dengan

pokok bahasan kondisi fisik suatu wilayah dapat dengan mudah

dipahami seta siswa lebih aktif dalam menyelesaikan soal-soal yang

diberikan.

c. Data Hasil Observasi

Berdasarkan rekafitulasi hasil obervasi aktivitas pada siklus I

diperoleh data terlihat pada tabel 4 di bawah ini:

44
Tabel 4.1 Lembar Observasi Aktifiras siswa Siklus I

Skor Nilai Skor


No Nama Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 Akhir
1 Anggi Rizki M 3 4 3 2 3 2 3 4 3 27
2 Beti Sukaisi 4 4 3 3 4 3 3 3 2 29
3 Dewi Ramdani 3 2 2 3 3 1 2 4 3 23
4 Edi Ramli 3 3 3 4 3 2 3 3 2 26
5 Fitrianti 4 3 4 4 3 3 3 4 3 27
6 Gusti Wijaya 4 3 4 3 4 3 3 2 3 29
7 Hendra Saputra 3 4 3 3 4 3 4 3 3 30
8 Hemdrian Ananda 3 2 4 3 2 1 3 2 3 23
9 Herlina Puli L 2 3 3 2 4 1 2 3 2 22
10 Hermini 4 3 3 4 3 3 3 2 3 28
11 Iki Oktaviana 4 3 4 4 3 4 3 3 3 31
12 Leni Marlina 3 2 3 3 3 2 3 3 1 23
13 Muslimin 4 3 4 4 3 4 3 3 2 30
14 Ria Irawan 3 2 3 3 4 3 4 3 3 28
15 Risa Irmayanti 2 3 1 3 2 3 3 2 3 22
16 Rudi Hartono 2 1 2 3 3 2 3 3 3 22
17 Tomi Saputra 3 2 3 3 3 4 3 3 2 26
18 Pipi Putri Andini 4 3 2 2 3 3 4 3 3 27
19 Wahyudi 2 1 3 2 2 3 3 2 3 21
20 Yandi Sopian 3 3 2 3 2 3 4 3 3 26
Jumlah Skor 63 54 59 61 61 53 66 58 53 520
Rata-Rata 2,88

Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa hasil rata-rata setiap

aktifitas siswa pada siklus I adalah 2,88. Nilai ini pada interval 2≤

2,88≤3. Berdasarkan kriteria pengelolahan aktifitas siswa yang di

tetapkan, maka diperoleh rata-rata aktifitas siswa untuk setiap aktifitas

dalam belajar siklus I tergolong cukup aktif.

Adapun komentar observer pada lembar observasi menyatakan:

Untuk guru:

1. Perencanaan pembagian waktu kurang sesuai dengan

bahan atau kegiatan yang dilakukan.

45
2. Kurang dalam menyampaikan tujuan yang sesuai

dengan pelajaran kondisi fisik suatu wilayah.

3. Kurang dalam memgutarakan permasalahan yang

berhubungan dengan materi kerja kelompok (pokok bahasan).

4. Masih kurang dalam memberikan bimbingan kepada

kelompok yang mengalami kesulitan belajar.

Untuk siswa:

1. Kurang siapnya siswa dalam menerima pelajaran.

2. Kurang aktif dalam diskusi

3. Kurang aktif dalam mengerjakan latihan yang diberikan

oleh guru

4. Keaktifan siswa secara individu dan klasikal dalam

berdiskusi masih kurang

5. Kurang respon terhadap penjelasan guru

6. Kurang mampu menyimpulkan hasil diskusi kelompok

d. Data hasil evaluasi LKS

Setelah menganalisis hasil belajar siswa pada siklus I diperoleh

hasil seperti terlihat pada tabel 4.2 berikut:

46
Tabel 4.2 Hasil evaluasi (LKS) siklus I

Nilai rata – rata 15,5


Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 45
Jumlah siswa yang hadir 20
Jumlah siswa yang tidak hadir -
Jumlah siswa yang tuntas 17
Jumlah siswa yang tidak tuntas 3
Prosentase ketuntasan 85

Pada tabel diatas terlihat bahwa rata – rata skor siswa pada

siklus I adalah 15,5. Dari hasil kerja siswa setelah dianalisis diketahui

bahwa masih ada sebagian siswa yang kurang mampu

mengaplikasikan konsep pendukung dari materi yang dipelajari.

Karena pada siklus ini belum dilihat adanya peningklatan prestasi hasil

belajar siswa maka penelitian dilanjutkan pada siklus berikutnya. Pada

siklus berikutnya guru menambah materi pelajaran dan memberi

penekanan pada materi tersebut sehingga untuk selanjutnya siswa tidak

salah lagi.

e. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi pada siklus I, maka

pada siklus II guru harus memperbaiki kekurangan yang ada pada

siklus I seperti:

Untuk guru:

1. Pembagian waktu harus sesuai dengan bahan atau

kegiatan yang dilakukan

2. Mengoptimalkan penyampaian tujuan diskusi

47
3. Mengutarakan permasalahan secara jelas dan logis

4. Memberikan bimbingan yang lebih kepada kelompok

yang mengalami kesulitan belajar

Untuk siswa:

1. Memperbaiki kesiapan siswa untuk menerima pelajaran

2. Mengaktifkan siswa dalam berdiskusi

3. Memitivasi siswa agar mau mengerjakan soal latihan yang

diberikan oleh guru

4. Mengaktifkan siswa individu, kelompok dan klasikal dalam

berdiskusi

5. Memberi respon kepada siswa dan tanggap terhadap

penjelasan guru

6. Mengarahkan siswa dalam membuat kesimpulan dan hasil

diskusi kelompok

2. Siklus Kedua

a. Perencanaan

Pada tahap ini dibuat skenario pembelajaran (terlampir) yang

merupakan penjabaran dari perecanaan pembelajaran (terlampir),

dengan memperhatikan kekurangan pada siklus pertama.Selanjutnya

melakukan perbaikan untuk mengatasi persoalan – persoalan pada

siklus pertama dan akan ditindak lanjuti pada siklus kedua dengan

langkah – langkah sebagai berikut:

48
1. Menambah materi pelajaran yaitu tentang permasalahan lingkungan

hidup dan upaya penanggulangannya dalam pembangunan

berkelanjutan.

2. Membangkitkan minat belajar siswa agar lebih aktif dalam

melaksanakan diskusi kelompok

3. Menyampaikan tujuan diskusi

4. Mengutarakan permasalahan yang berhubungan

5. Pada saat diskusi berlangsung,guru agar mengupayakan memberi

bimbingan lebih kepada kelompok – kelompok yang mengalami

kesulitan dalam memahami maksud dari materi diskusi kelompok

dapat teratasi terutama pada kelompok siswa yang mengalami

tuntas belajar

6. Mengaktifkan siswa dalam berdiskusi

7. Menyelesaikan soal-soal latihan dengan waktu yang tersedia.

b. Pelaksanaan

Pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran sesuai dengan

sekenario pembelajaran ,dalam diskusi pada materi ini guru

mengupayakan memberikan bimbingan yang lebih kepada kelompok-

kelompok yang mengalami kesulitan belajar serta menyesuaikan

pemberian soal - soal latihan dengan waktu yang tersedia.

Data hasil observasi terhadap guru dan siswa menunjukkan

bahwa berdasarkan data observasi pelaksanaan kegiatan pembelajaran

dengan menngunakan metode diskusi kelompok pada siklus kedua ini

49
dapat berjalan dengan yang diharapkan serta siswa dapat berperan aktif

dalam proses belajar mengajar.

c. Data Hasil Observasi

Berdasarkan rekapitulasi hasil observasi aktivitas siswa pada

siklus II diperoleh data yang terlihat pada tabel 4.3 di bawah ini :

Tabel 4.3 Rekapitulasi hasil observasi aktivitas siswa siklus II

Skor Nilai Skor


No Nama Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 Akhir
1 Anggi Rizki M 4 3 2 3 2 2 3 4 2 25
2 Beti Sukaisi 3 4 3 3 4 3 4 4 3 31
3 Dewi Ramdani 4 2 2 3 3 2 2 4 3 25
4 Edi Ramli 4 3 3 4 3 3 3 4 2 28
5 Fitrianti 4 3 3 3 3 3 4 4 3 30
6 Gusti Wijaya 4 3 4 3 4 3 3 4 3 31
7 Hendra Saputra 3 2 4 3 4 3 3 4 4 30
8 Hemdrian Ananda 3 2 4 2 3 2 4 3 2 25
9 Herlina Puli L 3 2 3 3 4 3 2 3 2 24
10 Hermini 4 3 3 3 3 4 4 2 3 29
11 Iki Oktaviana 4 3 4 4 3 2 3 3 2 30
12 Leni Marlina 3 2 4 3 3 4 3 1 3 22
13 Muslimin 4 3 2 3 4 3 4 3 3 32
14 Ria Irawan 3 4 4 4 4 3 3 4 3 31
15 Risa Irmayanti 3 2 3 3 3 3 3 4 3 26
16 Rudi Hartono 3 4 3 2 3 3 4 2 3 27
17 Tomi Saputra 4 3 3 4 2 3 3 3 3 28
18 Pipi Putri Andini 4 3 4 4 3 3 2 3 3 29
19 Wahyudi 3 3 3 4 3 3 3 4 3 29
20 Yandi Sopian 2 1 3 2 2 3 3 2 3 21
Jumlah Skor 69 55 63 63 63 56 63 65 56 553
Rata-Rata 3,07

Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa hasil rata-rata setiap

aktifitas siswa pada siklus II adalah 3,07. Nilai ini pada interval

3,07≥4. Berdasarkan kriteria pengelolahan aktifitas siswa yang di

tetapkan, maka diperoleh rata-rata aktifitas siswa untuk setiap aktifitas

dalam belajar siklus II tergolong sangat aktif.

50
Komentar observer pada siklus kedua menyatakan :

1. Diskusi kelompok dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan

tujuan yang diharapkan.

2. Siswa dapat berperan aktif pada saat diskusi kelompok berlangsung,

ini disebabkan siswa sudah memahami metode yang dipakai dalam

proses belajar mengajar.

d. Data hasil penelitian

Setelah menganalisis hasil evaluasi belajar siklus ke II

diperoleh hail seperti pada tabel 4.4 di bawah ini :

Tabel 4.4 Hasil evaluasi (LKS) siklus II

Nilai rata – rata 15.95


Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 55
Jumlah siswa yang hadir 20
Jumlah siswa yang tidak hadir -
Jumlah siswa yang tuntas 18
Jumlah siswa yang tidak tuntas 2
Prosentase ketuntasan 90

Dari hasil evaluasi pada siklus II diperoleh rata-rata skor kelas

sebesar 15.95 sehingga dari hasil yang diperoleh menunjukkan

indikator yang telah tercapai.Ringkasan data hasil penelitian diatas

dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.5 Ringkasan hasil data penelitian

Rata – rata Aktifitas


Siklus Ketercapaian
prestasi siswa Skor Kategori
I 15,5 85 2,88 Cukup aktif
II 15.95 90 3,07 Sangat Aktif

51
Meskipun pada siklus II indicator telah tercapai tetapi masih

terdapat kekurangan-kekurangan antara lain :

1. Interaksi antara guru masih belum optimal

2. Tadak semua siswa mau untuk bertanya pada guru mengenai materi

yang masih belum mereka pahami.

e. Refleksi

Dari hasil analisis pada siklus kedua dapat dilihat bahwa

jumlah siswa yang memperoleh nilai 6,5 keatas adalah 18 orang siswa

dari 20 orang siswa peserta tes ini menunjukkan bahwa prosentase

ketuntasan belajar secara klasikal adalah 18/20 x100 % = 90% dan

yang mendapat nilai dibawah 6,5 adalah 2 orang, ini menunjukkan

bahwa prosentasi yang tidak tuntas belajar secara klasikal adalah 2:20

x 100 % = 10 % dengan nilai tertinggi 100 dan terendah 55.

Karena indikator dalam penelitian ini diperoleh 90 porsen besar

dari 85 %, maka tujuan dalam penelitian ini tercapai. Berdasarkan hasil

tersebut berarti pelaksanaan tindakan pembelajaran dinyatakan bebas

dan hipotesis tindakan diterima sehingga siklus penelitian ini di

hentikan.

B. Pembahasan

Berdasarkan analisa data dari siklus ke siklus, hasil penelitian

observasi kegiatan guru mengajar dan penilian obsrvasi kegiatan siswa belajar

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif prestasi belajar geografi

siswa semakin meningkat.

52
Pada siklus I aktivitas siswa tergolong cukup aktif. Hal ini disebabkan

karena siswa belum terbiasa dengan metode yang diterapkan oleh guru

sehingga siswa banyak diam dan menunggu temanya. Berdasarkan analisis

hasil belajar pada siklus I nilai rata - rata adalah 15,5 sedangkan jumlah

prosentasi ketuntasan secara klasikal adalah 85%.

Pada siklus II aktivitas belajar siswa tergolong aktif sehingga bisa

dikatakan bahwa terjadi peningkatan aktivitas siswa dari siklus

sebelumnya.namun untuk siklus I mengalami peningkatan skor dari 0,46

menjadi 0,62.Dari hasil evaluasi pada siklus II diperoleh rata - rata skor kelas

sebesar 15,95 dan nilai klasikalnya adalah 90% sehingga dari hasil yang

diperoleh menunjukkan indikator yang telah tercapai. Karena indikator dalam

penelitian ini yang diperoleh 90% lebih besar dari 85%, maka tujuan dalam

penelitian ini tercapai. Berdasarkan hasil tersebut maka pelaksanaan penelitian

ini dihentikan.

53

You might also like