Professional Documents
Culture Documents
jawa barat
Sumber : Perencanaan Teknis Penyusunan Kebutuhan armada dan wilayah operasi angkutan taksi di wilayah perkotaan,
Ditjendat - 2009
Estimasi kebutuhan taksi yang dilakukan oleh
Ditjendat untuk Jabodetabek
y = 0,59 (pddk/1000) + 0,1752 (pnpBdr/365) + 0,07483
(PnpKA/365) + 0,184 jlmRS + 0,087 JmlHtl + 0,052 JmlMall + 5
Misal untuk Kota Bandung dengan jumlah penduduk
2.364.312 jiwa, jumlah penumpang bandara 358.705, jumlah
penumpang kereta api 166.159, jumlah rumah sakit 27, jumlah
hotel 210, jumlah mall/pusat perbelanjaan 28, maka
diestimasikan jumlah kebutuhan taksi adalah 1.631 kendaraan
Jumlah taksi yang beroperasi saat ini di Kota Bandung adalah
1.201, maka masih ada kekurangan sejumlah 430 kendaraan.
Kebutuhan angkutan taksi di Bodebek
Wilayah Armada siap Kebutuhan Kekurangan saat
operasi (estimasi ini
model)
Kota Depok 4.072 4.072 0
Kota Bekasi 2.771 2.771 1.386
Kabupaten Bekasi 1.616 231
Kota Bogor 0 1.833 1.833
Kabupaten Bogor
Sumber : Perencanaan Teknis Penyusunan Kebutuhan armada dan wilayah operasi angkutan taksi di wilayah perkotaan,
Ditjendat - 2009
Hasil analisis jumlah armada taksi jawa
barat
Pemilahan faktor yang mungkin mempengaruhi
kebutuhan taksi (jumlah penduduk, PDRB, jumlah
penumpang bus AKDP, penumpang kereta api, jumlah
unit usaha dan investasi) ditemukan bahwa hanya faktor
jumlah penduduk yang signifikan mempengaruhi ;
Dengan pertumbuhan penduduk jawa barat 1,4% per
tahun, kebutuhan taksi diprediksikan meningkat 6,6 -
7,7% per tahun ;
SK Gubernur Jawa Barat Nomor 551.23/SK.440-PEREK/97
tentang Penetapan Jumlah Maksimum Taksi di Jawa Barat
masih dapat digunakan sampai Tahun 2010
Hasil analisis wilayah operasi taksi jawa
barat
Perbedaan wilayah operasi antara taksi yang memperoleh ijin dari
pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota dapat menimbulkan
“kecemburuan” dan persaingan tidak sehat antar perusahaan taksi ;
System dan hierarki jaringan angkutan umum yang ada saat ini
seperti antara angkutan AKAP, ADKP dan Angkutan Perkotaan
masih belum terintegrasi dan tumpang tindih sehingga taksi lebih
banyak berada dalam posisi “barang substitusi” yang berimbas pada
wilayah operasinya yang dituntut untuk lebih luas ;
Kemacetan lalulintas dan ketersediaan jaringan jalan menyulitkan
manajemen perusahaan taksi untuk memenuhi keinginan
pengguna, untuk menyiasati hal ini diperlukan pool-pool taksi yang
tersebar dan wilayah operasi yang lebih luas.
penutup
Kebijakan pengaturan taksi sangat ditentukan oleh
orientasi pengembangan sistem transportasi secara
keseluruhan apakah berbasis angkutan umum atau
kendaraan pribadi ( fully motorized city) ;
Taksi dapat digunakan sebagai alat untuk
mengembalikan “market share” angkutan umum jika
diposisikan sebagai barang pelengkap (komplementer)
Perlu kesepakatan antar pemerintah, pemerintah
provinsi dan kabupaten/kota perihal wilayah operasi
yang tidak berdasarkan wilayah administrasi.
Terima kasih dan mohon masukan
Bagan Alir Proses Penentuan Kebutuhan Armada
penduduk Variabel asal- Pertumbuhan
kebijakan
tujuan penduduk
Tingkat
pendapatan Variabel pemilihan Pertumbuhan
input Strategi operasional
moda lalulintas
Armada saat ini Variabel yang Pertumbuhan
berpengaruh pendapatan
Pertumbuhan
ekonomi
Multiple linear Regresi linear Identifikasi
masalah eksisting
analisis Klasifikasi silang Fungsi non linear
Model logit
Kebutuhan
Analisis potensi Model Analisis faktor
armada taksi
bangkitan perhitungan pertumbuhan
mendatang
Data sekunder : Survei wawancara
Survei wawancara
surveu BPS, Dishub, pengguna taksi operator taksi
Dephub
Survei wawancara
Data sekunder :
regulator taksi
Performance Taksi
Kota-Kota Dunis
Sumber : Perencanaan Teknis Penyusunan Kebutuhan armada dan wilayah operasi angkutan taksi di wilayah perkotaan,
Ditjendat - 2009