You are on page 1of 16

EXECUTIVE SUMMARY HASIL PENELITAN PUSLITFO BNP2TKI TAHUN 2007

No. Judul Penelitian dan Ringkasan


Pelaksana Masalah Analisis Rekomendasi

1. PEDOMAN Belum ada Pedoman Seperangkat pertimbangan berupa Pedoman penelitian 1. Menjadikan karya penelitian memenuhi standar struktur penulisan
PENYUSUNAN TEKNIS Penyusunan Teknis Disain yang saling kait mengait dapat berupa subjek manusia, .
DISAIN RISET Riset Kebijakan lingkungan, materi dan fisibilitas lain sehingga 2. Referensi minimal untuk struktur penulisan penelitian berikutnya
KEBIJAKAN, rekomendasi yang dihasilkan dapat dilingkungan BNP2TKI.
PT. Bramuda Cosultindo dipertanggungjawabkan kepada publik.

2. KAJIAN SINGKAT Masih adanya kesimpang Klasifikasi status kesiapan lembaga pelayanan, sebagai Untuk mempercepat kesiapan Lounching KTKLN pada berbagai unit
KESIAPAN PENERBITAN siuran opini yang meragukan berikut: kerja BP3TKI/P4TKI serta SDM pendukungnya, perlu diambil
KARTU TENAGA KERJA mengenai kesiapan 1. Siap 12 lokasi (70,59%) yang terdiri dari BNP2TKI langkah-langkah sebagai berikut :
LUAR NEGERI (KTKLN), penerbitan KTKLN Jakarta; BP3TKI Medan; BP3TKI Pekanbaru; BP3TKI
PT. Wangga Karya Yasa Palembang; BP3TKI Semarang; BP3TKI Yogyakarta; 1. Melakukan konsolidasi Internal Pimpinan BNP2TKI dengan PT.
Persada BP3TKI Surabaya; BP3TKI Kupang; BP3TKI Pura Barutama dan PT. Telkom untuk mempersiapkan lounching
Pontianak; BP3TKI Nunukan; BP3TKI Banjarbaru; KTKLN.
BP3TKI Makasar. 2. Melakukan konsolidasi akhir dengan Kepala BP3TKI/P4TKI dan
2. Siap dengan catatan 3 lokasi (17,65%); adalah penanggung jawab teknis sistem aplikasi.
BNP3TKI Aceh dan BNP3TKI Mataram; BNP3TKI 3. Melakukan pelatihan bagi PPTKIS yang belum mengikuti
Bandung pelatihan.
3. Kurang siap 1 lokasi (5,88%) yaitu P4TKI Tanjung 4. Melakukan proses start awal pemberlakuan KTKLN mulai 5
Pinang (lima) hari sebelum lounching dengan didampingi oleh PT.
4. Belum siap 1 lokasi (5,88%) yaitu BP3TKI Jakarta Telkom dan PT. Pura Barutama.
(sedang dalam proses tender hardware)

3. KAJIAN PEMBENAHAN Pelayanan Debarkasi 1. Implementasi Pelaksanakan Undang-Undang 1. Komitmen pimpinan puncak yang bertanggung jawab dalam
PELAYANAN pemulangan TKI di T-3 Nomor. 39 Tahun 2004, belum di tunjang oleh pengelolaan terminal III terhadap penertiban, perbaikan, dan
PEMULANGAN TKI DI masih belum memenuhi penerbitan Peraturan Pemerintah yang mengatur peningkatan citra terminal III
TERMINAL 3 BANDARA harapan tentang Tata Cara Pelaksanaan Undang-undang 2. Penegakan hukum, disiplin, dan pemberian sanksi yang tegas
SOEKARNO HATTA, sebagaimana diatur dalam tata urutan aturan kepada pihak-pihak yang secara langsung melakukan tindakan
PT. Karang Pola Mandiri Perundang-undangan. tidak terpuji maupun pihak-pihak yang bekerjasama dengan pihak
yang merugikan TKI
2. UU No. 39 Tahun 2004, terutama pasal 75, ayat 1 3. Peningkatan efektivitas sistem pengawasan yang memungkinkan
dan 2, pasal 77, ayat 1 dan 2, pasal 8 huruf (h) pasal dapat memantau dan memonitor segala bentuk penyalahgunaan
7 huruf (e) dan Inpres Nomor 6 Tahun 2006, huruf A wewenang
program no 3 dan huruf C program nomor 1 dan 2 4. Pembinaan dan peningkatan kesejahteraan pegawai yang
masih belum optimal di jadikan rujukan/ pedoman berhubungan langsung dengan para mantan TKI, baik dengan
dalam Kebijakan yang dikeluarkan Menakertrans pembinaan rutin maupun peningkatan pendapatan TKI
mengenai pelayanan kepulangan TKI-LN di Terminal 5. Sosialisasi dengan media yang mudah dipahami oleh mantan TKI
II dan III. dengan leaflet, brosur dan sejenisnya yang memuat tips bagi TKI
selama di terminal III, dalam perjalanan dan hal teknis/ non teknis
3. Pelaksanaan Kepmenaker tentang kepulangan TKI- yang terkait dengan pemulangan.
LN melalui Terminal III di tingkat Dirjen hanya
didasarkan atas Skep Dirjen belum ada Juklak dan
Juknisnya.

4. IDENTIFIKASI MASALAH Beragam fenomena harapan Peran dan Fungsi Pemerintah 1. Terungkap masalah – masalah yang selama ini terjadi pada
DAN HARAPAN masyarakat diwilayah 1. Pelayanan birokrasi terhadap pengurusan dokumen CTKW baik selama pra, masa dan purna penempatan, juga apa
MASYARAKAT DI kantong TKI 50 responden menyatakan bahwa 6% menyatakan yang menjadi keinginan dan harapan dari CTKW, sehingga
WILAYAH KANTONG TKI sangat baik, 54% menyatakan baik, 34 % pemerintah ataupun swasta dapat mengambil peran yang nyata
(STUDI KASUS DI menyatakan kurang baik dan 6 % menyatakan tidak terutama dalam penentuan kebijakan dan tindakan yang akan
KABUPATEN SUKABUMI) baik. Terhadap penyampaian informasi dan diambil.
PT. Japaru Gama Karsa sosialisasi pengurusan dokumen TKI, 20 % 2. Pemerintah dapat memberikan informasi tentang keberadaan
menyatakan ada dan optimal, 66 % menyatakan ada masalah dan penyebab masalah yang dialami CTKW selama
dan kurang optimal dan 14 % menyatakan tidak ada. pra, masa dan purna penempatan sehingga dapat mengambil
suatu tindakan untuk meminimalisir keadaan tersebut.
2. Informasi dan sosialisasi Pengurusan Dokumen 3. Pihak swasta yang menangani masalah ini, dapat memberikan
TKI informasi tentang masalah yang dihadapi CTKW serta
50 responden menyatakan bahwa 20 % menyatakan keinginan dan harapan mereka sehingga dapat menyadari
Ya dan Optimal, 66 % Ya dan kurang optimal, kelemahan dari kinerjanya dan segera melakukan perbaikan.
sedangkan 14 % lainnya menyatakan tidak ada. 4. Masyarakat akademisi, dapat menjadi sumber informasi dan
inspirasi bagi penelitian selanjutnya agar diketahui faktor-faktor
3. Pelatihan dan pembinaan ketenagakerjaan penyebab dan mencari solusi dari permasalahan yang ada
terhadap CTKI secara lebih tuntas.
50 responden menyatakan bahwa 20% responden
menyatakan ya dan optimal, 58 % menyatakan ya
tapi kurang optimal sementara 22% meyatakan
tidak ada.

4. Proses penyaluran dan penyelesaian masalah TKI


50 responden, pemerintah daerah menyatakan 30 %
responden merasa mendapat bantuan sampai
tuntas, 49 % menyatakan dibantu tetapi tidak sampai
tuntas sementara 20% menyatakan tidak pernah
mendapatkan bantuan

5 .Jasa percaloan
50 responden menemukan data bahwa 32%
responden mengatakan jasa percaloan dalam
pengurusan TKI masih di perlukan dan 68%
responden mengatakan jasa percaloan tidak
diperlukan
6. Sumber Informasi dan tatacara pengurusan TKI
50 responden di peroleh data bahwa sumber informasi
dan tata cara pengurusan menjadi TKI di peroleh 20%
dari pemerintah, 6% agen swasta yang formil, 40%
dari calo dan 34% dari teman/tetangga.

7. Tanggapan TKI dan keluarga TKI terhadap biaya


pengurusan TKI
50 responden mengungkap kan bahwa 30%
mengatakan keberatan, 2% menyatakan kurang
memberatkan, 66% wajar-wajar saja dan 2%
mengatakan tidak memberatkan.

8. Proses pemberangkatan TKI


50 responden terhadap proses pemberangkatan TKI
di sajikan data sebanyak 2 % menyatakan sangat
mudah, 32% menyatakan mudah, 30% menyatakan
kurang mudah, 36 % menyatakan berbelit-belit

Peran Dan Fungsi Instansi Swasta Dalam


Pengurusan TKI

1. Pelayanan PPTKIS
50 responden terhadap pelayanan yang diberikan oleh
PPTKIS di peroleh data sebanyak 20 % menyatakan
sangat baik, 2% menyatakan baik, 78% menyatakan
kurang baik dan 0% menyatakan tidak baik.

2. Pelayanan PJTKI/PPTKIS Terhadap Calon TKI


50 responden terhadap pelayanan dalam pengurusan
dokumen oleh PPTKIS di peroleh data sebanyak 16 %
menyatakan sangat baik, 32% menyatakan baik, 48%
menyatakan kurang baik dan 4% menyatakan tidak
baik.

3. Pelayanan dalam pengurusan dokumen


50 responden terhadap pelayanan dalam pengurusan
dokumen oleh PPTKIS di peroleh data sebanyak 16 %
menyatakan sangat baik, 32% menyatakan baik, 48%
menyatakan kurang baik dan 4% menyatakan tidak
baik.

4. Keterbukaan pengurusan dokumen dan pembiayaan


50 responden terhadap keterbukaan pengurusan
dokumen dan pembiayaan yang dilakukan serta
pembinaan pelatihan kerja oleh PPTKIS di peroleh
dara sebanyak 22 % menyatakan sangat terbuka, 38
% kurang terbuka/jujur, 40% tidak terbuka/jujur dan
sisanya 10% mengatakan tidak puas.

5.Penempatan TKI Di Luar Negeri


50 responden menyatakan 22% selalu
bertanggungjawab, 0% serius bertanggungjawab, 66%
jarang bertanggungjawab,12% tidakpernah
bertanggungjawab.

6.Pelatihan Keterampilan TKI Sebelum di Berangkatkan


50 responden terhadap bentuk pelatihan keterampilan
yang diberikan oleh PPTKIS sebelum TKI di
berangkatkan di peroleh data sebanyak 32 %
menyatakan ada, 58% menyatakan ada tapi kurang
maksimal, 10% menyatakan tidak memadai.

7.Kepuasan Terhadap Bentuk Pelayanan, Pengurusan


Dokumen, Pembinaan Dan Pelatihan Kerja.
50 responden terhadap bentuk kepuasan dalam
pelayanan, pengurusan dokumen, serta pembinaan
pelatihan kerja di sajikan data sebanyak 34 %
menyatakan puas, 56% menyatakan kurang puas, dan
sisanya 10% mengatakan tidak puas.

8.Kepuasan terhadap sarana dan prasarana


50 responden terhadap bentuk kepuasan dalam sarana
dan prasarana penyajian data sebanyak 34 %
menyatakan puas, 42% menyatakan kurang puas, dan
sisanya 24% mengatakan tidak puas.

Kondisi eksisting

1. Peningkatan tarap hidup keluarga


50 responden, menemukan data bahwa peningkatan
tarap hidup selama menjadi TKI dinyatakan 86%
mengalami peningkatan dan 14% tidak mengalami
peningkatan

2. Fungsi penghasilan
Produktivitas pemanfaatan uang hasil kerja
50 responden menyatakan 24% uang hasil kerja diluar
negeri selalu ditabungkan, 10% sering ditabungkan,
40% kadang-kadang ditabungkan, 26% tidak pernah
ditabungkan.
3. Prosentase tabungan
Kebiasaan menabung untuk kepentingan jangka
panjang, dari 50 responden menyatakan uang hasil
kerja selama menjadi TKI di prosentasikan dinyatakan
2% ditabung seluruhnya,12 % ditabung sebagian
besar,82% ditabung sebagian kecil,45% meyatakan
sebanding dengan pengeluaran,

4. Pemanfaatan keuangan
50 responden terhadap pemanfaatan uang hasil kerja
TKI di temukan data sebagian besar responden
menyatakan di pergunakan untuk memenuhi
keperluan rumah tangga, di urutan kedua terbesar
adalah membeli asset berupa tanah, di urutan ketiga
terbesar untuk menyekolahkan anak, selanjutnya
untuk modal usaha, memperbaiki rumah, dan paling
sedikit di pergunakan untuk pembelian kendaraan

5. Tanggapan masyarakat
50 responden mengenai tanggapan masyarakat
terhadap TKI selama kembali berada dalam
lingkungan masyarakat dinyatakan bahwa 78%
menghargai, 22% kurang menghargai, 0% tidak
menghargai.

6. Pemenuhan pelayanan kesehatan


50 responden menyatakan 20% mereka pergi ke
dokter, 22% pergi ke puskesmas, 56% membeli obat
ke warung, 2% lain-lain.

7. Pemenuhan 4 sehat 5 sempurna


50 responden menyatakan 20% terpenuhi tiap hari,
30% terpenuhi kadang-kadang, 50% tidak tentu.

5. INVENTARISASI Belum tersedia Inventarisasi Pertama, PK dan besaran upah yang menggambarkan Pertama, Dalam upaya menertibkan standar PK, agar PK tidak
BESARAN UPAH TKI besaran upah TKI adanya standar PK masih bermasalah, yaitu tidak bersifat sepihak dan ada jaminan pada waktu membuatnya
BERDASARKAN berdasarkan kontrak dipenuhinya standar pembuatan PK yang mengharuskan melibatkan TKI, maka direkomendasikan kepada BNP2TKI untuk
KONTRAK PERJANJIAN perjanjian kerja PK dibuat dan disetujui oleh kedua belah pihak. mempersyaratkan secara tegas dalam pembuatan PK itu harus
KERJA Indikasi terlihat dari: melibatkan TKI yang bersangkutan, dan jika perlu harus dilakukan
PT. Alfriz Auliatama ¾ Kenyataannya PK lebih ditentukan sepihak oleh pendampingan oleh perwakilan pemerintah bagi TKI yang
pihak majikan yang berkolaborasi dengan pihak agen membutuhkannya.
dan PPTKIS.
¾ PK yang pada umumnya masih tergolong sangat Pendamping TKI sekaligus berfungsi sebagai pengawas atau saksi
rendah dibandingkan living cost dan take home pay dalam PK tersebut. Jika persyaratan ini dilanggar, maka harus
yang diterima oleh TKI. diberikan sanksi yang tegas berupa penindakan terhadap pihak
yang melanggar tersebut. Sedangkan mengenai standar besaran
¾ Standar upah yang diberlakukan oleh beberapa upah dalam PK yang masih belum dilaksanakan sebagaimana
negara, terutama di Kawasan Timur Tengah dan mestinya, maka direkomendasikan kepada BNP2TKI untuk segera
Malaysia di Kawasan Asia Pasifik dinilai sangat membentuk tim khusus pengawasan bersama di negara
rendah, bahkan tergolong tidak manusiawi setempat. Untuk mengefektifkan pengawasan dalam hal
dibandingkan beban kerja yang sangat berat diterima pembayaran upah TKI perlu dipersyaratkan kepada pihak majikan
oleh TKI. bahwa ia harus membayar upah TKI setiap bulan dengan cara
¾ Besaran upah itu juga sangat tidak logis apabila mentranfernya ke rekening bank milik TKI minimal 50 persen
dilihat dari segi waktu lamanya standar upah itu telah dan 50 persennya lagi bisa langsung diserahkan secara cash
diberlakukan, tanpa ada perubahan, sedangkan kepada TKI.
kondisi kehidupan saat ini segalanya telah berubah,
termasuk kemajuan ekonomi yang dicapai oleh Adapun berkaitan dengan masalah rendahnya standar upah yang
negara-negara yang bersangkutan. diberlakukan di masing-masing negara tempat TKI bekerja,
BNP2TKI perlu segera mengambil langkah proaktif
¾ Dari segi besaran upah yang tertuang di dalam memperjuangkan terbentuknya tim yang merumuskan kembali
kontrak sekarang ini, pada umumnya dianggap cukup standar besaran upah itu sehingga segera ada penyesuaian dan
besar karena persoalan nilai kurs rupiah saat ini kenaikan upah TKI. Berikut dalam kajian ini dirumuskan usulan
posisi baik. kenaikan upah TKI berdasarkan nominal mata uang dari masing-
masing negara, sebagai berikut.
¾ Sebenarnya, gaji mereka hanya cukup untuk mereka
yang masih sendiri. Jika mereka bekerja dengan USULAN BESARAN UPAH TKI
membawa keluarga, gaji yang diterima tidak akan DI BEBERAPA NEGARA TUJUAN PENEMPATAN
mencukupi untuk menghidupi seluruh keluarga.
NO. NEGARA JABATAN UPAH USULAN
Kedua, pemahaman TKI terhadap isi PK, khususnya di PENEMPAT PEKERJA LAMA UPAH BARU
sektor PL-RT yang menggambarkan masih rendahnya AN AN
tingkat pemahaman mereka terhadap isi PK tersebut.
1. Singapura Domestic SIN $ 350 SIN$ 450-
Hal ini disebabkan:
Helper X Rp6.289,- 500
¾ Latar belakang pendidikan TKI yang pada umumnya (Rp2.201.1 (Rp2.830.05
masih di bawah standar. 50) 0—
¾ Persiapan mereka bekerja di luar negeri yang sangat 3.144.500)
minim, termasuk persiapan dalam penguasaan 2. Taiwan Caretake NT $ NT$ 18.000-
bahasa asing di negara tujuan. r 15.840 20.000
¾ Untuk beberapa negara tujuan TKI seperti Hongkong, X Rp285,- (Rp5.130.00
Korea Selatan, dan Taiwan ternyata di dalam PK-nya (Rp4.514.4 0—
hanya menggunakan satu bahasa negara setempat 00) 5.700.000)
yang kebanyakan tidak dipahami oleh TKI. 3. Malaysia Women RM 450 RM 650-750
Worker X Rp (Rp1.774.50
Ketiga, mengenai kasus-kasus yang berkaitan dengan 2.730,- 0—
PK, seperti terjadinya pelanggaran hukum dan HAM (Rp1.228.5 2.047.500)
yang serius karena tidak diserahkannya dokumen PK 00)
kepada TKI. 4. Uni Women US$ 160 US$ 200-
Emirat Worker X Rp9.074,- 250
Hal ini banyak menimpa para TKI, terutama di Kawasan Arab (Rp1.451.8 (Rp1.814.80
Asia Pasifik, seperti Malaysia, Taiwan dan Singapura. 40) 0—
Dokumen PK biasanya dikuasai dan ditahan begitu saja 2.268.500)
oleh pihak agen luar negeri sehingga dalam banyak
5. Saudi Women SAR 600 SAR 1.000-
kasus TKI menjadi tidak berdaya menuntut haknya,
Arabia Worker X Rp2.300,- 1.200
termasuk hak upah sebagaimana telah dituangkan di
(Rp1.380.0 (Rp2.300.00
dalam PK. Hak upah TKI yang sering dilanggar oleh para
majikan (users) yaitu hak upah bulanan yang tidak 00) 0—
dibayar atau dibayar tetapi di bawah standar (under paid) 2.760.000)
dan upah lembur atau kompensasi kelebihan jam kerja 6. Yordania Women US $200 US$ 225-
(over time) yang tidak dibayarkan sesuai dengan PK. Worker X Rp9.074,- 250
(Rp1.814.8 (Rp2.041.65
00) 0--
2.268.500)
7. Oman Women US $150 US$ 200-
Worker X Rp9.074,- 250
(Rp1.361.1 (Rp1.814.80
00) 0—
2.268.500)
8. Qatar Women US $200 US$ 225-
Worker X Rp9.074,- 250
(Rp1.814.8 (Rp2.041.65
00) 0--
2.268.500)
9. Korea Pekerja WON WON 3.600-
Selatan Pabrik 3.480/jam 4000/jam
X Rp8.5,- (Rp
(Rp5.916.0 6.120.000—
00/bln) 6.800.000)/
bln
10. Kuwait Women DINAR 45 DINAR 75-
Worker X 100
Rp28.500,- (Rp2.137.50
(Rp1.282.5 0—
00) 2.850.000)
11. Hongkong Women HK$ 3.480 HK$ 3.750-
Worker X Rp1.167,- 4000
(Rp4.061.1 (Rp4.376.25
60) 0—
4.668.000)

Sumber: *) Perjanjian Kerja antara pengguna (users) dengan TKI


yang telah diolah dari berbagai sumber (data BP3TKI
DKI Jakarta).
*) Kurs rupiah terhadap mata uang negara penempatan
berdasarkan data 16 November 2007.

Catatan: Usulan kenaikan upah tersebut memang seharusnya


mempertimbangkan pula kenaikan rata-rata GDP (gross
domestic bruto), pendapatan per kapita, inflasi, dan rata-
rata pertumbuhan ekonomi.

Kedua, dalam upaya meningkatkan pemahaman TKI terhadap isi


PK dan meningkatkan daya tawar dan daya saingnya bekerja di luar
negeri, BNP2TKI perlu menguatkan persyaratan pendidikan untuk
pengiriman TKI dan mempersiapkannya secara matang, terutama
dalam penguasaan bahasa asing setempat. Khusus yang terkait
dengan penggunaan bahasa di dalam PK, agar dapat dengan
mudah dipahami oleh para TKI, PK diharuskan mencantumkan
terjemahannya dalam bahasa Indonesia.

Ketiga, dalam merespon pemasalahan serius berkaitan dengan


tidak diserahkannya dokumen PK kepada TKI oleh pihak agen luar
negeri yang dapat dikategorikan sebagai pelanggaran hukum dan
HAM itu, maka BNP2TKI perlu segera mengambil langkah-langkah
tegas untuk menindak para oknum itu bekerja sama dengan
pemerintah negara setempat. Sebagai upaya antisipasi ke depan,
maka BNP2TKI harus lebih tegas mempersyaratkan agar setiap PK
yang dibuat itu, wajib diberitahukan dan salinannya harus
diserahkan kepada BNP2TKI dan kepada perwakilan Indonesia
(KBRI/Konjen RI) di negara setempat.

Keempat, berdasarkan hasil kajian singkat ini, mengingat sangat


luas dan kompleksnya cakupan kajian yang terkait dengan
inventarisasi besaran upah TKI dan terbatasnya waktu dan dana
yang diberikan kepada pihak konsultan, untuk lebih memperdalam
dan mempertajam kajian ini, kepada BNP2TKI direkomendasikan
untuk menindaklanjutinya dengan kajian atau penelitian yang
akan diadakan kemudian. Secara khusus ada beberapa masalah
yang belum sepenuhnya atau sama sekali tidak terjawab dalam
kajian ini, seperti perhitungan beban kerja yang disesuaikan dengan
upah TKI dan perbandingan besaran upah TKI dengan tenaga kerja
dari beberapa negara lainnya. Berkaitan dengan hal itu, PT Alfriz
Auliatama mengajukan kesediaannya jika kembali diberi tugas untuk
melaksanakan penelitian lanjutan tersebut. ****

6. PENELITIAN JALUR Disinyalir TKI illegal marak 1. Minimnya lapangan kerja, ledakan penduduk,dan 1. Pembenahan pada tahap pengadaan / prosedur Rekruitment
PEMBERANGKATAN TKI melalui jalur pemberangkat masalah kemiskinan. TKI.
ILEGAL MELAUI RUTE an rute Entikong Kal-Bar 2. Lemahnya pengawasan mulai proses recruit, 2. Penertiban Calo-calo dan PPTKIS di Kota Pontianak dan
ENTIKONG (KALBAR) KE pengurusan dokumen dan penempatan. Entikong dan diikuti penegakan Hukum.
SERAWAK (MALAYSIA 3. Implementasi kebijakan yang masih tersendat 3. Proses penempatan yang fair dan transparan.
TIMUR) ditingkat pelaksanaan. 4. Penertiban dan pengawasan ketat oleh BP3TKI Kalimantan
PT. Zagad Total Solusi 4. Perbedaan persepsi antara Indonesia dan Malaysia Barat.
menyangkut TKI, Indonesia berpandangan TKI melalui 5. Percepatan pendirian kantor BP3TKI Kal-Bar di Entikong.
pendekatan perburuhan sedangkan Malaysia 6. Koordinasi pemangku kepentingan dan instansi terkait di Kalbar.
menggunakan pendekatan keimigrasiaan. 7. Pelaksanaan program sosialisasi daerah perbatasan.

7. USAHA Menggali manfaat kerjasama Pertama; penguatan kerjasama bilateral dan multilateral
Dua strategi dasar bagi BNP2TKI yang perlu diperhatikan dalam
MEMANFAATKAN Regional Timur Tengah antara pemerintah Indonesia dengan negara-negara
rangka meningkatkan kualitas penempatan TKI, yaitu : penataan ke
KERJASAMA REGIONAL kaitannya dengan peningkat tujuan TKI.
dalam (inward looking) dan penataan ke luar (outward looking).
TIMUR TENGAH DALAM an kualitas penempatan
Penataan ke dalam meliputi serangkaian program yang fokusnya
RANGKA Mandatory access on Consular Notification atau MCN,
adalah:
MENINGKATKAN perjanjian MCN diatur masalah pemindahan/transfer
KUALITAS jenazah, korban kekerasan, dan lain-lain. Hingga saat ini Pertama, melibatkan instansi dan departemen terkait dalam
PENEMPATAN telah dilakukan pembicaraan mengenai MCN dengan meningkatkan kualitas penempatan TKI. Para stake holders
PT. Pratiwi Adhiguna beberapa negara, yaitu Australia, Malaysia, Amerika berkewajiban memikirkan bersama dan secara terus menerus
Consultan Serikat, Belanda, Yunani dan Jepang. berupaya menangani secara baik, cermat dan terencana
keseluruhan pelayanan bagi upaya peningkatan kualitas
Untuk negara-negara di kawasan Timur Tengah hal ini penempatan TKI, dimana BNP2TKI bertindak sebagai decision
belum terlihat, terkecuali dengan Kuwait yang telah maker.
mengindikasikan kesediaannya untuk membuat
Kedua, penguatan lembaga penempatan TKI ke luar negeri. Dalam
perjanjian MCN dengan Indonesia.
hal ini Perusahaan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta
Kerjasama bilateral maupun multilateral berbasis (PPTKIS) bertindak sebagai lembaga yang bertanggung jawab
dalam hal penempatan dan pelayanan TKI. Jumlah PPTKIS
kawasan tampaknya perlu secara terus menerus
dilakukan oleh BNP2TKI dengan cara memperluas mitra pemegang SIUP/SIPPTKI saat ini cukup banyak, yaitu lebih dari 477
negara kerjasamanya. Pemanfaatan kerjasama secara perusahaan. Namun dari jumlah itu, yang tergolong baik masih
multilateral melalui organisasi-organisasi internasional rendah.
perlu dilakukan secara maksimal oleh pemerintah
Untuk memperbaiki citra pelayanan dan penempatan Calon Tenaga
Indonesia terkait dengan penempatan TKI di negara-
negara kawasan Timur Tengah, mengingat peluang Kerja Indonesia (CTKI), BNP2TKI perlu melakukan evaluasi bagi
untuk menjalin kerjasama regional itu sangat terbuka PPTKIS berbasis kinerja dengan mengutamakan prinsip Balance
Score Card. Hasil evaluasi tersebut bisa ditingkatkan menjadi rating
lebar, misalnya kerjasama antara pemerintah Indonesia
dengan OKI (Organisasi Konfresi Islam), dimana bagi PPTKIS yang berkategori baik, sedang, maupun buruk
Indonesia adalah salah satu anggota di dalamnya. dalam hal pelayanan dan penempatan CTKI ke luar negeri.

Organisasi internasional seperti OKI tidak harus


dipandang dalam perspektif politik dan ideologi saja, Pengorganisasian PPTKIS didasarkan pada segmentasi pasar kerja
regional ketimbang segmentasi profesi. Akibat yang ditimbulkan
karena OKI juga mempunyai divisi kerjasama fungsional,
seperti peningkatan kerjasama ekonomi sesama negara- adalah munculnya konsorsium PPTKIS Timur Tengah, Asia Timur,
negara Islam. Melalui fungsi kerjasama ekonomi inilah Asia Tenggara, Eropa, Amerika dan sebagainya. Untuk itu,
BNP2TKI perlu mempertimbangkan perubahan pola karakteristik
BNP2TKI dapat mengambil perannya.
PPTKIS, dari PPTKIS kawasan menjadi PPTKIS profesi.
Divisi-divisi OKI yang dinilai potensial dalam menjalin Pengorganisasian PPTKIS atas dasar profesi, memudahkan mereka
kerjasama untuk meningkatkan kualitas penempatan TKI bekerja sama dengan lembaga diklat dan lembaga sertifikasi yang
adalah Komite Tetap Untuk Ekonomi dan Kerjasama juga diorganisir berdasarkan profesi. Hal ini juga akan memudahkan
Perdagangan (The Standing Committee for Economic mereka menembus pasar kerja mana yang ditangani pemerintah
and Commercial Cooperation/COMCEC) serta Kamar dan mana yang ditangani swasta.
Dagang, Industri dan Komoditi Islam (Islamic Chamber of
Commerce, Industry and Commodity Exchange– Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah sebaiknya menangani
ICCICE). segmen pasar kerja yang daya tawarnya rendahnya, seperti TKI
tidak terampil (low skill). Sedang PPTKIS menangani segmen
Kedua; adalah memperluas sistem pelayanan TKI di luar tenaga kerja yang daya tawarnya tinggi, seperti TKI terampil
negeri dengan menciptakan kantor-kantor perwakilan (high skill) dan berkeahlian. Selanjutnya, untuk dapat menangani
setingkat konsulat di negara-negara tempat tujuan TKI. penempatan TKI ke luar negeri secara langsung, BNP2TKI perlu
Dengan strategi dasar seperti ini, maka upaya mempertimbangkan atau mendorong pembentukan PPTKIS-BUMD.
peningkatkan kualitas penempatan TKI harus PPTKIS-BUMD ini sendiri diharapkan dapat memberikan manfaat,
diparalelkan dengan kegiatan perlindungan TKI di luar seperti: rekrutmen dengan pemanfaatan jalur birokrasi sampai ke
negeri. tingkat desa, sehingga dapat memotong jalur percaloan; finansial
yang didukung dengan dana bank pembangunan daerah, sehingga
Strategi yang digunakan adalah dengan secara terus
rasa memiliki dan rasa tanggung jawab pemerintah daerah akan
menerus menjalin dan memperluas kerjasama guna
lebih besar dan pengawasan akan lebih efektif karena melibatkan
menghasilkan memorandum kesepakatan mengenai
pemda serta DPRD untuk keperluan pasar.
EPS-Employment Permit System, sebagaimana yang
sudah terjalin dengan Korea Selatan, kerjasama
Ketiga, adalah dengan memanfaatkan sejumlah lembaga
mengenai perlindungan pekerja migran dengan
perbankan agar dapat menyalurkan kredit lunak bagi TKI.
Pemerintah Malaysia dan Jordania. Pengalaman
Pemberian kredit lunak oleh lembaga perbankan kepada para calon
Indonesia di tingkat ASEAN ketika berhasil mencetuskan
TKI ini perlu dilakukan mengingat besarnya jumlah permintaan TKI
pembentukan Declaration on the Protection of the Rights
dari negara-negara di kawasan Timur Tengah, sementara
of Migrant Workers adalah penting untuk diterapkan di
kemampuan finansial calon TKI masih terbatas. Dalam konteks ini
beberapa negara yang menjadi tempat tujuan TKI,
BNP2TKI sudah sepatutnya meningkatkan pemberian kredit
khususnya di negara-negara kawasan Timur Tengah.
lunak terhadap sejumlah calon TKI yang dinilai potensial
Ketiga; adalah dengan meningkatkan program melalui kerjasama dengan lembaga perbankan.
sosialisasi dan promosi ke luar negeri, khususnya
Keempat, adalah dengan meningkatkan keterampilan calon TKI,
negara-negara di kawasan Timur Tengah. Memperkuat
terutama bagi mereka yang bekerja pada sektor formal. Kualitas TKI
program sosialisasi dan promosi ke luar negeri adalah
harus ditingkatkan agar mampu bersaing dan dapat mengakses
strategi dasar yang dinilai penting untuk diterapkan oleh
kesempatan kerja yang ada, baik di daerahnya maupun di luar
BNP2TKI dalam rangka mendorong meningkatnya
negeri. Rendahnya kualitas TKI menjadikan mereka tidak punya
kualitas penempatan TKI ke luar negeri.
daya tawar, mudah ditipu, kurang mampu melaksanakan tugas
Mempromosikan tipologi dan karakteristik sumberdaya pekerjaannya dengan baik, kurang mandiri, dan sebagainya.
manusia Indonesia yang akan bekerja di negara-negara
tempat tujuan. Promosi tersebut dapat dilakukan dalam
bentuk pameran Indonesia migrant workers atau
sejenisnya dengan tujuan memperkenalkan ketersediaan
sumberdaya manusia sekaligus skill yang dimilikinya ke
negara-negara tujuan TKI.
Menggunakan pola market intelegent. Dalam konteks
sosialisasi dan promosi ini, BNP2TKI dan departemen
teknis terkait seyogianya memprioritaskan tenaga kerja
yang berbasis kompetensi, terutama mereka yang
bekerja dalam bidang industri dan jasa.
Keempat; adalah dengan memperkuat kerjasama non-
state actors melalui diplomasi publik. Strategi ini dapat
dilakukan dengan melibatkan segenap unsur
stakeholders, baik pemerintah maupun swasta. BNP2TKI
dapat mengambil peran dengan memfasilitasi adanya
pertemuan rutin antar pihak swasta perusahaan
penempatan tenaga kerja di Indonesia dengan pihak
sejenis di negara-negara tempat tujuan TKI. Jika
memungkinkan, pihak swasta di Indonesia bahkan harus
dapat berperan lebih aktif terkait dengan peluang bekerja
di luar negeri bagi TKI dengan dukungan fasilitas dari
BNP2TKI sebagai unit pelayanan yang mengakomodir
kepentingan dan pelayanan TKI.

8.
KAJIAN UMUM DAN Kebutuhan data 1. Kondisi makro pasar tenaga kerja menggambarkan 1. Kajian/penelitian yang lebih mendetail dan mendalam untuk
INVENTARISASI inventarisasi potensi supply (penawaran) Tenaga Kerja di Indonesia. Dari mendapatkan sebuah model BLK ideal yang kedepannya dapat
POTENSI BLK / LLK BLK/LLK milik instansi lintas sini terlihat bahwa tingkat pengangguran di dalam bersinergis melakukan kerjasama dengan stakeholders lainnya
MILIK INSTANSI LINTAS sector dan BUMN negeri masih sangat tinggi. Pada bulan Februari 2007, dalam peningkatan kualitas TKI.
SEKTOR DAN BUMN tingkat pengangguran sebesar 9,75 persen.
PT.Wangga Karya Yasa 2. Pengembangan Kemitraan Strategis
Persada 2. Peningkatan kualitas TKI melalui program pendidikan a. Pengembangan Kemitraan Strategis disini termasuk juga
dan pelatihan, sehingga mereka mampu berkompetisi program kegiatan untuk mengembangkan BLK daerah
untuk bekerja pada sektor formal. dengn melibatkan pihak terkait khususnya pemerintah
daerah sendiri.
3. Permintaan pasar kerja dalam negeri sendiri. b. Penyusunan Konsep Kemitraan Strategis.
Penyerapan tenaga kerja menjadi hal yang sangat c. Sosialisasi dan Desiminasi Program.
strategis dalam pembangunan. Keanekaragaman d. Perancangan MoU Implementasi Program.
lapangan pekerjaan utama di Indonesia yang dapat
menyerap tenaga kerja ternyata sangat fluktuatif 3. Pengembangan ICT
dalam setiap aspek pada lapangan pekerjaan utama. a. Pengumpulan Data Sarana dan Prasarana
Ketenagakerjaan.
4. Pasar kerja lain selain di dalam negeri yang cukup b. Pembangunan Sistem Aplikasi Database.
potensial, dimaksud adalah job order yang berasal c. Pelatihan dan Intalasi ICT.
dari luar negeri yang ditujukan untuk para pencari d. Koordinasi Implementasi Kebijakan.
kerja dari Indonesia. Pada bulan September 2007, e. Pendanaan.
ada kurang lebih 582.272 job order yang berasal dari
berbagai kawasan serta untuk beranekaragam jenis
pekerjaannya. Dari sejumlah job order tersebut, yang
sudah mendapatkan SIP (Surat Ijin Pengerahan ) ada
kurang lebih sebesar 64.799.
5. Hal ini merupakan potensi jika diimbangi oleh
aksesibilitas info yang mudah sekaligus kemitraan
strategis yang seyogyanya dibangun diantara
stakeholders yang berkepentingan dalam peningkatan
kualitas TKI.

6. Peningkatan kualitas TKI dapat dikatakan berkorelasi


dengan pendidikan serta pelatihan (diklat) yang
seharusnya didapatkan oleh mereka sebelum proses
pemberangkatan. Program diklat dalam hal ini
dilakukan oleh BLK. Dalam kajian ini yang dijadikan
sebagai BLK permodelan adalah BLK di daerah
(UPTD – BLK Garut) yang memiliki visi terciptanya
tenaga kerja yang terampil, ahli, produktif,
kompeten, berkualitas kerja tinggi dan mampu
bersaing di pasar kerja regional, nasional dan
internasional.

7. Tenaga pelatihan (SDM), Sarana dan prasarana,


program kegiatan serta kurikulum pendidikan yang
dimiliki oleh BLK daerah dinilai cukup representatif
untuk mendukung program-program pelatihan bagi
calon tenaga kerja. Selain itu, dalam penelitian inipun
dilihat dari lingkungan strategisnya, yaitu dilihat dari
berbagai fenomena lingkungan yang terjadi di luar
BLK antara lain dari aspek dinamika sosial
masyarakat. Dari aspek ini terlihat bahwa tingkat
pengangguran di daerah perdesaan (daerah) masih
cukup tinggi.

8. Dukungan pemerintah yang melakukan alokasi


penganggaran program pendidikan dan pelatihan
terhadap tenaga kerja tidak sebesar seperti dalam
program pembangunan infrastruktur pendidikan formal
(sekolah) maupun infrastruktur kesehatan. Dari sisi
peluang, potensi ketersediaan (penawaran) Tenaga
Kerja di dalam negeri serta permintaan pasar kerja
khususnya yang berasal dari job order luar negeri
menjadi faktor yang dinilai positif terhadap
peningkatan kualitas BLK lebih jauhnya terhadap
peningkatan kualitas TKI.

9. Internal BLK adalah program kegiatannya, kurikulum


pelatihan maupun sarana serta prasarana yang
dimilikinya. Sementara kelemahan dari BLK yang
berhasil disurvey antara lain dari sisi usia para trainers
(widyaiswara) yang sudah tua dan menjelang pensiun.

9. SIKAP MASYARAKAT Perspektif sikap masyarakat 1. Proposisi ”Responden dengan tingkat kepercayaan 1. Perbaikan pengetahuan publik tentang penempatan dan
TERHADAP korelasinya dengan dan pengetahuan yang tinggi terhadap objek perlindungan TKI, sudah mendesak untuk dilakukan
PENEMPATAN DAN penempatan dan penyikapan akan cenderung memiliki perasaan dan penyebarluasan informasi (information dissemination) secara
PERLINDUNGAN perlindungan TKI di luar kecenderungan tingkah laku yang positif terhadap sistematis.
TENAGA KERJA negeri. objek penyikapan (favorable). Sebaliknya, responden
INDONESIA DI LUAR dengan tingkat kepercayaan dan pengetahuan yang 2. Informasi yang disampaikan kepada publik harus memuat
NEGERI SUATU KAJIAN rendah terhadap objek penyikapan akan cenderung peluang pekerjaan di luar negeri, syarat dan prosedur untuk
MENGENAI ASPEK memiliki perasaan dan kecenderungan tingkah laku menjadi TKI, biaya dan kelengkapan dokumen, serta hak-hak dan
KOGNITIF, AFEKTIF DAN yang negatif terhadap objek penyikapan kewajiban TKI.
KONATIF (unfavorable)”
PT. Miranthi konsultan 3. Penyebarluasan informasi dapat dilakukan melalui berbagai
Permai 2. Temuan utama bahwa responden memiliki konteks komunikasi, dimulai dengan komunikasi massa (surat
kepercayaan dan pengetahuan yang cukup tinggi kabar lokal, radio lokal), lalu diikuti dengan kelompok (ceramah,
terhadap objek penyikapan (penempatan TKI), namun diskusi), dan akhirnya komunikasi tatap muka yang melibatkan
responden cenderung memiliki perasaan dan para tokoh masyarakat.
kecenderungan tingkah laku yang negatif terhadap
objek penyikapan. Temuan ini dapat menunjukkan 4. Kemudahan dan kenyamanan bagi para CTKI dalam mengurus
terdapatnya kesenjangan antara objek penyikapan dokumen kelengkapan harus menjadi prioritas perbaikan. Untuk
dan ekspektasi responden. mendekatkan jarak antara tempat pelayanan penempatan dan
perlindungan TKI dengan publik.
3. Tingkat pengetahuan dan kepercayaan responden
terhadap penempatan TKI cukup tinggi, namun 5. Idealnya, di tiap kecamatan terdapat desk pelayanan yang
pengetahuan responden tersebut tidak sepenuhnya memudahkan pengurusan penempatan TKI. Jika hal ini belum
valid dan akurat. Kebanyakan responden memperoleh memungkinkan, prioritas bisa ditempatkan pada wilayah-wilayah
informasi dari teman/tetangga/saudara yang pernah kantong TKI, atau wilayah-wilayah dengan tingkat pengangguran
bekerja di luar negeri dan sponsor/ calo. yang tinggi, atau wilayah-wilayah dengan akses transportasi dan
komunikasi yang terbatas.
4. Informasi yang diperoleh cenderung parsial, kurang
akurat, dan bahkan seringkali menyesatkan. 6. Perbaikan pelayanan penempatan TKI adalah kesederhanaan
dan kepastian prosedur. Dalam hal ini, perlu ada standarisasi
5. Tingkat keaktifan dan kemauan calon TKI untuk terhadap prosedur yang harus ditempuh oleh CTKI dan
mencari informasi, baik kepada instansi standarisasi terhadap waktu tempuh prosedur tersebut. Batas
ketenagakerjaan maupun pada PJTKI, cenderung waktu maksimal masa tunggu di tempat penampungan juga perlu
rendah. Kondisi ini dimanfaatkan oleh para calo/ ditetapkan untuk memberikan kepastian pada CTKI dan
sponsor yang beroperasi dengan mobilitas tinggi menghindarkan penyimpangan-penyimpangan yang mungkin
untuk melakukan persuasi kepada para calon TKI terjadi.
(CTKI) dengan agresif.
7. Salah satu upaya pembiayaan penempatan TKI ke luar negeri
6. Perasaan dan kecenderungan responden yang negatif yang dapat dilakukan adalah melalui jasa perbankan untuk
terhadap penempatan TKI di luar negeri turut didorong memberikan pinjaman kepada CTKI. Terkait dengan mediasi
oleh anggapan responden bahwa prosedur dan perbankan dalam pembiayaan penempatan TKI ke luar negeri,
proses penempatan TKI ke luar negeri adalah rumit, perlu dilakukan kajian kelayakan mengenai biaya yang
lama, dan mahal. Alasan utama lainnya adalah dkeluarkan dan keuntungan yang akan diperoleh. Dengan kajian
tingginya biaya yang diperlukan untuk penempatan kelayakan ini, masing-masing pihak (CTKI, kreditor, dan PPTKIS)
TKI ke luar negeri. dapat mengetahui secara jelas estimasi keuntungan yang akan
diperoleh dari penempatan tersebut. Upaya semacam ini perlu
7. Pilihan jabatan pekerjaan yang diminati oleh didorong dengan standarisasi dan transparansi struktur biaya
responden masih terbatas pada jabatan pekerjaan penempatan TKI.
tradisional. Kelompok jabatan pekerjaan yang paling
diminati oleh responden laki-laki adalah pekerja 8. Langkah-langkah promosi peluang pekerjaan sektor formal di luar
pabrik (28%), sedangkan kelompok jabatan pekerjaan negeri bagi tenaga kerja terdidik dan terlatih harus lebih didorong.
yang paling diminati oleh responden perempuan Upaya ini bisa dilakukan dengan menghimpun peluang-peluang
adalah penatalaksana rumah tangga (30%). Hal ini jabatan pekerjaan sektor formal yang tersedia di luar negeri.
mengindikasikan bahwa minat untuk bekerja di luar Selanjutnya, peluang-peluang jabatan tersebut tersebut
negeri masih terbatas pada tenaga kerja dengan ditawarkan kepada pasar tenaga kerja terdidik di Indonesia
tingkat pendidikan yang relatif rendah. melalui bursa-bursa kerja yang dilakukan secara berkala.
Penawaran peluang-peluang tersebut bisa juga diikutsertakan
8. Ekspresi kepercayaan terhadap BNP2TKI untuk dapat melalui bursa-bursa kerja yang sudah ada, yang diadakan oleh
memperbaiki operasionalisasi penempatan dan penyelenggara bursa kerja (event organizer) swasta.
perlindungan TKI cenderung tinggi.

9. Untuk dapat menghasilkan analisis yang lebih


mendalam dan akurat, dalam penelitian selanjutnya
responden bisa diklasifikasikan secara sistematis ke
dalam kategori-kategori tertentu. Pengklasifikasian ini
dapat membuka peluang analisis mengenai hubungan
antara variabel karakteristik responden (sebagai
variabel independen) dengan variabel-variabel
dependen. Dengan skema seperti ini dapat diketahui,
hubungan antara tingkat pendidikan responden dan
minat bakat untuk menjadi TKI.

10. IDENTIFIKASI Kebutuhan Pemetaan 1. Latar belakang pendidikan dan keterampilan TKI yang 1. Berdasarkan survey lapangan, kami tidak menemukan data TKI
PEMETAAN penyaluran TKI Di Kab. masih rendah membuat daya saing dan potensi TKI dari kecamatan, Disnaker Provinsi dan Kabupaten. Maka
PENYALURAN TKI DI Cianjur Jawa Barat dalam merebut pasar kerja luar negeri juga rendah BNP2TKI harus segera melakukan koordinasi untuk mendorong
KABUPATEN CIANJUR dan hanya bisa mengisi pasar kerja informal. pemerintahan daerah dan lembaga terkait agar melakukan
PT. Tribentang Consultant pemutakhiran data TKI didaerahnya.
Engineering 2. Adanya permasalahan yang dihadapi calon TKI,
diantaranya proses (waktu) pengajuan yang relatif 2. BNP2TKI harus lebih sering melakukan kegaiatan ke kantung-
lama sekitar 6 bulan dan biaya yang relatif besar kantung TKI mengingat sebagian besar responden tidak
antara 1-3 juta serta perlindungan dan penempatan mengetahui keberadaan BNP2TKI, salah satu cara yang
TKI yang kurang diperhatikan. strategis adalah dengan memasukkan kurikulum muatan lokal
tentang pelayanan, penempatan dan perlindungan TKI di luar
3. TKI di Kabupaten Cianjur sebagian besar adalah negeri.
calon TKI yang sudah pernah menjadi TKI, sehingga
secara spesifik calon TKI sudah relatif memahami 3. Mayoritas TKI yang dipekerjakan diluar negeri adalah
kondisi daerah tujuannya. perempuan dengan jenis pekerjaan sebagai pembantu rumah
tangga, maka perlu adanya pelatihan kerja bagi calon TKI yang
4. Minimnya lapangan pekerjaan dan rendahnya meliputi pelatihan keterampilan sesuai dengan bidang
pendapatan untuk pemenuhan kebutuhan membuat pekerjaan, pelatihan keterampilan bahasa sesuai negara
motivasi CTKI penempatan dan juga pemberian pengetahuan tentang budaya
dan adat istiadat masyarakat setempat.

4. Calon TKI harus mengikuti Pembekalan Akhir Pemberangkatan


(PAP) yang dilaksanakan oleh BPN2TKI bekerjasama dengan
instansi terkait.

11. UPAYA PENINGKATAN Terobosan peningkatan TKI Pemberian dana kemitraan;


TKI FORMAL MELALUI melalui kerjasama BUMN 1. Dana Kemitraan merupakan pinjaman bergulir yang 1. BUMN bersama dengan BNP2TKI akan membentuk Kelompok
KERJASAMA BUMN ( diberikan kepada TKI formal. Dana Kemitraan ini akan Kerja (Pokja) yang akan merumuskan petunjuk pelaksanaan
KAJIAN PEMANFAATAN digunakan untuk membiayai pendidikan dan pelatihan (Juklak) program. Juklak ini akan menjadi patokan yang
CSR) TKI formal. Pengalokasian dana kemitraan ini akan digunakan oleh BNP2TKI dalam implementasi program.
PT. Sewun Indo Konsultan dilakukan atas usulan dari BNP2TKI. Sedangkan BNP2TKI kemudian akan merinci juklak tersebut dalam bentuk
untuk penyalurannya dilakukan oleh masing-masing petunjuk teknis (Juknis).
BUMN.
2. BNP2TKI akan mengusulkan alokasi anggaran ke BUMN dan
2. Capacity building juga mengorganisir TKI yang akan mengikuti program magang
Program capacity building dapat berupa program di beberapa BUMN. BNP2TKI juga akan merekomendasikan
pemagangan TKI formal di BUMN-BUMN yang beberapa PPTKIS yang akan dilibatkan dalam skema Joint
bergerak pada bidang yang memiliki permintaan Program kepada BUMN.
tenaga kerja terbanyak atau pengiriman calon TKI
formal ke lembaga pendidikan dan pelatihan keahlian 3. PPTKIS akan melaksanakan menyiapkan TKI formal yang akan
atas biaya dari BUMN. Calon TKI formal yang akan bekerja di luar negeri melalui proses rekruitmen, seleksi, dan
mengikuti program ini akan diorganisir oleh pelatihan. Calon TKI formal yang disiapkan harus sesuai dengan
BNP2TKI. Program ini dimaksudkan untuk kualifikasi dan persyaratan yang diminta oleh employer luar
membekali calon TKI formal dengan keterampilan negeri. Dalam proses ini, PPTKIS harus berkoordinasi dan
atau pengetahuan yang dianggap masih harus berkonsultasi dengan BNP2TKI sebagai pihak yang mengetahui
dimiliki seperti penguasaan bahasa asing. Melalui kualifikasi yang diminta oleh employer di luar negeri.
program capacity building ini diharapkan dapat lebih
meningkatkan kapabilitas TKI formal agar sesuai
dengan kualifikasi yang dibutuhkan oleh pemberi
kerja (employer) di luar negeri.

2. Penempatan
Program penempatan merupakan program yang
memanfaatkan jejaring BUMN di luar negeri.
Program ini dimaksudkan untuk memperluas jaringan
pasar TKI formal di luar negeri sehingga dapat
meningkatkan kuantitas penempatan TKI formal di
luar negeri.
12. EVALUASI BALAI Informasi proses pelatihan 1. Dari 260 BLK-LN, 181(70%) dapat disurvey dan 79 1. Hasil rating 95 Klasifikasi (sangat baik, baik, cukup)
LATIHAN KERJA LUAR BLK-LN dibawah standar (30%) tidak dapat disurvey. direkomendasi dapat melaksanakan pelatihan.
NEGERI TAHUN 2007
(Studi Tentang 2. Dari 181 BLK-LN yang dapat disurvey, peringkat 2. BLK-LN sebanyak 69 , direkomendasikan dapat melaksanakan
Pemeringkatan / Rating) BLK-LN sebagai berikut: pelatihan setelah melakukan pembenahan dalam batas
PT. Rudang Consultant a. 16 BLK-LN, predikat Sangat Baik (SB) waktu 3 bulan, apabila dalam batas waktu tersebut tidak
b. 42 BLK-LN, Baik (B) melakukan pembenahan maka BLK-LN tersebut akan
c. 37 BLK-LN, Cukup (C) dikeluarkan dari daftar BLK-LN yang direkomendasikan dapat
d. 69 BLK-LN, Kurang (K) melaksanakan pelatihan TKI-LN.( Terhitung tanggal 15 januari
e. 17 BLK-LN, Buruk (BR) 2008 s/d 15 April 2008), untuk BLK-LN katagori kurang akan tidak
diperkenankan melakukan pelatihan baru sebelum dilakukan
pembenahan dan rating ulang.

3. BLK-LN sebanyak 17 klasifikasi buruk , direkomendasi dapat


melaksanakan pelatihan setelah melakukan pembenahan
dalam batas waktu 6 bulan, apabila dalam batas waktu tersebut
tidak melakukan pembenahan maka BLK-LN tersebut akan
dikeluarkan dari daftar BLK-LN yang direkomendasikan dapat
melaksanakan pelatihan TKI-LN.( Terhitung tanggal 15 januari
2008 s/d 15 Juli 2008).
BLK-LN katagori buruk tidak diperkenankan melakukan pelatihan
baru sebelum dilakukan pembenahan dan rating ulang.

You might also like