You are on page 1of 44

ASSALAMU’ALAIKUM WR. WB.

By 8 Team
KRISIS ADRENAL
Kelenjar Suprarenalis / Adrenal

 Anatomi & Fisiologi


B’bentuk ceper t’dpt pd bag atas dr ginjal.
Berat’y sekitar 5- 9 gr & b’jmlh 2 buah
sesuai jmlh ginjal. Kelenjar ini terdiri atas 2
bag yakni bag luar (korteks) & bag sebelah
dlm (medula)
Korteks Adrenal
 Disebut korteks karena terdiri atas sel –sel
epitel besar yang berisi lipoid disebut foam
cells dan terdiri atas zona glomerulosa
(lapisan luar), zona fasikulata (lapisan tengah
yg paling besar), dan zona retikularis (lapisan
dalam langsung mengelilingi medula).
Medulla

 Terdiri atas sel2 yg m’hasilkan hormon


epinefrin & norepinefrin yg mengandung
sel2 ganglion simpatis & kelenjar medula
adrenal.
 Kelenjar medula adrenal dpt m’bentuk &
m’lepaskan adrenalin d’samping
noradrenalin
Kelainan fungsi ( Hipoadrenal )

Penyakit Addison (kerusakan slrh Zona) dg


tanda2 gabungan yg d’sebabkan o/
kekurangan kortisol, aldosteron, dan
androgen d’sertai kelebihan ACTH
PENYAKIT ADDISON
Etiologi
 Tuberculosis
 Histo plasmosis
 Koksidiodomikosisd
 Kriptokokissie
 Pengangkatan kedua kelenjar adrenal
 Kanker metastatik (Ca. Paru, Lambung,
Payudara, Melanoma, Limfoma)
 Adrenalitis auto imun
Manifestasi Klinik
 Gejala awal : kelemahan (fatique), anoreksia, nausea
(muntah), BB menurun, hipotensi, dan hipoglikemi.
 Astenia
 Hiperpigmentasi
 Rambut pubis dan aksilaris berkurang pada
perempuan
 Hipotensi
 Abnormalitas fungsi gastrointestinal
Pemeriksaan Penunjang
 Laboratorium
 Diagnostik
PATOFISIOLOGI
Destruksi KA -> Insufisiensi Adrenal ->
Hormon Kortisol menurun -> ADDISON ->
M’ningkat’y pembuangan Na -> M’ningkat’y
kerja Ginjal -> Sistem Konduksi Jantung ->
Kontraksi otot jantung lemah -> Jantung tdk
mampu m’mompa -> Hipotensi -> Krisis
Addison -> P’nurunan suplai darah k organ
Vital (Hepar,ginjal) -> Kematian sel ->
Atropi -> Diskontinuitas sistem konduksi
spasme otot abdomen -> Nyeri Abdomen.
KONSEP
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
 Identitas
 Keluhan Utama
 Riwayat Penyakit dahulu
 Riwayat Penyakit sekarang
 Riwayat Penyakit keluarga
 Pemeriksaan fisik
Lanjutan

BODY OF SYSTEM
a. Sistem Pernapasan

I : Bentuk dada simetris, pergerakan dada


cepat, adanya kontraksi otot bantu pernapasan
(dispneu), terdapat pergerakan cuping hidung
P : Terdapat pergesekan dada tinggi
P : Resonan
A : Terdapat suara ronkhi, krekels pada
keadaan infeksi
Lanjutan

b. Sistem Cardiovaskuler

I : Ictus Cordis tidak tampak


P : Ictus cordis teraba pada ICS 5-6 mid
clavikula line sinistra
P : Redup
A : Suara jantung melemah
Lanjutan

c. Sistem Pencernaan

 Mulut dan tenggorokan : nafsu makan


menurun, bibir kering
 Abdomen :

I : Bentuk simetris
A: Bising usus meningkat
P : Nyeri tekan karena ada kram abdomen
P : Timpani
Lanjutan

d. Sistem Muskuluskletal & Integumen

 Ekstremitas atas : terdapat nyeri


 Ekstremitas bawah : terdapat nyeri
 Penurunan tonus otot
Lanjutan

e. Sistem Endokrin

 Destruksi kortek adrenal dapat dilihat dari


foto abdomen, Lab. Diagnostik ACTH
meningkat
 Integumen à Turgor kulit jelek, membran
mukosa kering, ekstremitas dingin,cyanosis,
pucat, terjadi hiperpigmentasi di bagian distal
ekstremitas dan kuku2 pada jari, siku dan
membran mukosa.
Lanjutan

f. Sistem Eliminasi uri

 Diuresis yang diikuti oliguria, perubahan


frekuensi dan karakteristik urin
Lanjutan

g. Sistem Eliminasi Alvi

 Diare sampai terjadi konstipasi, kram


abdomen
Lanjutan

h. Sistem Neurosensori

 Pusing, sinkope, gemetar, kelemahan otot,


terjadi disorientasi waktu, tempat, ruang
(karena kadar natrium rendah), letargi,
kelelahan mental, peka rangsangan, cemas,
koma ( dalam keadaan krisis)
Lanjutan

i. Nyeri / Kenyamanan

 Nyeri otot, kaku perut, nyeri kepala, nyeri


tulang belakang, abdomen, ekstremitas
Lanjutan

j. Keamanan

 Tidak toleran terhadap panas, cuaca uda ra


panas, penngkatan suhu, demam yang diikuti
hipotermi (keadaan krisis)
Lanjutan

k. Aktivitas / Istirahat

 Lelah, nyeri / kelemahan pada otot terjadi


setiap hari, tidak mampu beraktivitas /
bekerja. Peningkatan denyut jantung / denyut
nadi pada aktivitas yang minimal, penurunan
kekuatan dan rentang gerak sendi.
Lanjutan

l. Seksualitas

 Adanya riwayat menopouse dini, aminore,


hilangnya tanda – tanda seks sekunder
(berkurang rambut – rambut pada tubuh
terutama pada wanita) hilangnya libido
Lanjutan

m. Integritas Ego

 Adanya riwayat2 faktor stress yang baru


dialami, termasuk sakit fisik atau
pembedahan, ansietas, peka rangsang,
depresi, emosi tidak stabil.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Lanjutan

1. Kekurangan volume cairan b/d kekurangan


natrium dan kehilangan cairan melalui ginjal,
kelenjar keringat, saluran GIT ( karena
kekurangan aldosteron)
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d
intake tidak adekuat (mual, muntah,
anoreksia) defisiensi glukokortikoid
3. Intoleransi aktivitas b/d penurunan produksi
metabolisme, ketidakseimbangan cairan
elektrolit dan glukosa
Lanjutan

4. Gangguan harga diri b/d perubahan dalam


kemampuan fungsi, perubahan karakteristik
tubuh
5. Anxietas b/d kurangnya pengetahuan
6. Defisit perawatan diri b/d kelemahan otot
7. Gx eliminasi uri b/d Gx reabsorbsi pada
tubulus
INTERVENSI
&
IMPLEMENTASI
1

1. Pantau TTV, catat perubahan tekanan darah


pada perubahan posisi, kekuatan dari nadi
perifer
2. Ukur dan timbang BB klien
3. Kaji pasien mengenai rasa haus, kelelahan,
nadi cepat, pengisian kapiler memanjang,
turgor kulit jelek, membran mukosa kering,
catat warna kulit dan temperaturnya
4. Periksa adanya status mental dan sensori
Lanjutan

5. Auskultasi bising usus ( peristaltik usus)


catat dan laporkan ada’y mual muntah dan
diare
6. Berikan perawatan mulut secara teratur
7. Berikan cairan oral diatas 300 cc/hr sesegera
mungkin, sesuai dengan kemampuan kx
8. Kolaborasi
2

1. Auskultasi bising usus dan kaji apakah


ada nyeri perut, mual muntah
2. Catat adanya kulit yang dingin / basah,
perubahan tingkat kesadaran, nagi yang
cepat, nyeri kepala, sempoyongan
3. Pantau pemasukan makanan dan timbang
BB tiap hati
Lanjutan

4. Berikan atau bantu perawatan mulut


5. Berikan lingkungan yang nyaman untuk
makan contoh bebas dari bau yang tidak
sedap, tidak terlalu ramai
6. Pertahankan status puasa sesuai indikasi
3
1. Kaji tingkat kelemahan klien dan
identifikasi aktivitas yang dapat dilakukan
oleh klien
2. Pantau TTV sebelum dan sesudah
melakukan aktivitas
3. Sarana pasien untuk menentukan masa
atau periode antara istirahat dan
melakukan aktivitas
4. Diskusikan cara untuk menghemat tenaga
misal : duduk lebih baik dari pada berdiri
selama melakukan aktivitas
4
1. Dorong pasien u/ mengungkapkan perasaan
ttg keadaannya misal : perubahan
penampilan dan peran
2. Sarankan px u/ melakukan manajemen
stress misal :Teknik relaksasiVisualisasi
Imaginasi
3. Dorong pasien u/ membuat pilihan guna
berpartisipasi dalam penampilan diri sendiri
4. Fokus pada perbaikan yg sedang terjadi dan
pengobatan misal menurunkan pigmentasi
kulit
5

1. Beri penjelasan pada klien tentang penyebab


nyeri dan proses penyakit
2. Kaji tanda – tanda adanya nyeri baik verbal
maupun non verbal, catat lokasi, intensitas
(skala 0 – 10) dan lamanya
3. Anjurkan pasien untuk menggunakan teknik
relaksasi, seperti imajinasi, misal musik yang
lembut, relaksasi
4. Kolaborasi
6
1. Bantu Px dlm membuat metode u/ m’hindari
atau mengubah episode stres, diskusi teknik
relaksasi
2. Diskusikan tujuan, dosis, efek samping obat
3. Kaji skala anxietas
4. Sarankan Px ttp m’netapkan secara aktif,
jadwal yg teratur dlm makan, tidur dan
latihan
5. Diskusikan perasaan px yang b.d pemakaian
obat u/ sepanjang kehidupan Px.
6. Kolaborasi
7

1. Anjurkan pada Kx agar diet tinggi garam


2. Anjurkan pada kx untuk minum banyak
3. Pemasangan kateter
4. Obs. Input dan output
5. Kolaborasi pemberian diuretik
EVALUASI
Lanjutan

Semua diagnosa teratasi sesuai kriteria


hasil setiap intervensi yang di harapkan

You might also like