Semua civitas akademika memberi sekaligus diberi asesmen: - Siswa sasaran terparah (sejak tes masuk hingga tes kelulusan) - Pengajar (terutama pada guru junior/rekan yang akan dipromosi) - Administrator mengases kebijakan fakultas - Institusi diases tim akreditasi eksternal IMPRESI (KESAN) YANG ADA SAAT INI
Asesmen yang ada secara umum masih sangat
buruk. Asesmen: - dilakukan tanpa tujuan pasti - sering hanya sebagai kebiasaan - meraih tujuan yang melenceng dari misi dasar institusi ‘ Asesmen diadakan demi dan hanya demi kebaikan pelajar, fakultas, dan/atau institusi pendidikan’ (Astin, 1993)
T:Sudahkah asesmen yang ada memenuhi prinsip di
atas? J: BELUM! Asesmen masih ditujukan untuk mengejar reputasi sebagai ‘Yang Terbaik’: Pelajar Terbaik, Pengajar Terbaik, Institusi Terbaik ASESMEN IDEAL Asesmen ideal dapat mendukung pengembangan bakat: secara direk pada pelajar secara indirek pada pengajar EFEK DIREK ASESMEN IDEAL Pelajar: Termotivasi belajar(tahu akan diases) Mengetahui kelemahannya (dari soal yang gagal dijawab) memperbaiki kelemahannya EFEK INDIREK ASESMEN IDEAL* Pengajar: Mengetahui keefektifan berbagai metode mengajar dapat menggabungkan kualitas-kualitas baik dari setiap metode tertentu untuk mendapatkan metode mengajar personal yang terbaik
* Ini merupakan fokus asesmen saat ini. Sangat
disayangkan, efek direk pada pelajar pada praktiknya belum dipedulikan ALEXANDER W. ASTIN (born May 30, 1932) is the Allan M. Cartter Professor of Higher Education Emeritus at the University of California, Los Angeles. He is also Founding Director of the Higher Education Research Institute at UCLA. He has served as Director of Research for both the American Council on Education and the national Merit Scholarship Corporation. He is also the Founding Director of the Cooperative Institutional Research Program, an ongoing national study of some twelve million students, 250,000 faculty and staff, and 1,800 higher education institutions.