Professional Documents
Culture Documents
PLN (PERSERO)
P3B JAWA BALI
TELAAHAN STAF
BIDANG PEMELIHARAAN
Proyeksi Jabatan : Assistant Engineer
ASSESMENT & DIAGNOSA TRAFO &
KOMPENSATOR
TAHUN 2010
LEMBAR PENGESAHAN TELAAHAN STAF
Mengetahui
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, akhirnya penulis
dapat menyelesaikan makalah Telaah Staff dengan Judul ” Analisa Pengukuran
Partial Discharge dan Partikel Gerak Berdasarkan Hasil Pengujian Kualitas Gas
SF6 Assesment GIS Bangil ” yang merupakan syarat kelulusan Siswa On The Job
Training PT. PLN (Persero) P3B di Region Jawa Timur dan Bali.
Ucapan terima kasih saya ucapkan kepada :
1. Bpk. Tri Agus Cahyono, selaku Manager Region Jawa Timur dan Bali
2. Bpk. Taufik Dermawan, selaku DM SDM sekaligus Penanggung jawab OJT
3. Bpk. Sugiarto, selaku DM Pemeliharaan sekaligus Mentor OJT
4. Bpk. Bisner Manik, selaku Supervisor Assesment & Diagnosa sekaligus
Pembimbing OJT
5. Seluruh Staff HAR
6. Seluruh rekan-rekan OJT PT. PLN (Persero)
Yang telah memberikan bimbingan berupa saran dan diskusi berbagai masalah
sistem tenaga listrik yang terjadi Region Jawa Timur dan Bali.
Penulis menyadari bahwa Telaah Staff ini belum banyak berarti bagi
perusahaan, akan tetapi setidaknya untuk saat ini mempunyai arti yang besar bagi
penulis yang kelak akan menjadi bekal pada saat menjalankan tugas perusahaan.
Kritik dan saran membangun akan penulis terima untuk perbaikan disaat
mendatang.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. v
DAFTAR TABEL .................................................................................................. vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
ABSTRAK
Partial Discharge dapat terjadi pada bahan isolasi padat, bahan isolasi cair maupun
bahan isolasi gas. Mekanisme kegagalan pada bahan isolasi padat meliputi asasi ( intrinsik ),
elektro mekanik, streamer, thermal dan kegagalan erosi. Kegagalan pada bahan isolasi cair
disebabkan oleh adanya kavitasi, adanya butiran pada zat cair dan tercampurnya bahan isolasi
cair. Pada bahan isolasi gas mekanisme townsend dan mekanisme streamer merupakan penyebab
kegagalan. Kegagalan isolasi pada peralatan tegangan tinggi yang terjadi pada saat peralatan
sedang beroperasi bisa menyebabkan kerusakan alat sehingga kontinyuitas sistem menjadi
terganggu. Pengukuran Partial Discharge pada peralatan tegangan tinggi merupakan hal yang
sangat penting, karena dari data-data yang diperoleh dan intepretasinya dapat ditentukan
reliability suatu peralatan yang disebabkan oleh penuaan (aging) dan resiko kegagalan dapat
dianalisa. Dalam kompartemen Gas Insulated Switchgear (GIS) kadar kemurnian gas SF6 tidak
mungkin mencapai 100%, hal ini disebabkan oleh adanya kontaminan yang dapat bersumber dari
salah satunya karena electric discharge (corona, spark dan arching) sehingga gas SF6 dapat
terurai dan membentuk produk turunannya. Dari senyawa-senyawa yang timbul tersebut ada
senyawa yang hasil dari penelitian menjadi indikasi terjadinya suatu proses indikasi partial
discharge seperti senyawa SOF4. Dengan terjadinya penurunan kualitas gas SF6 hendaknya perlu
dilakukan pengukuran Partial Discharge untuk mengetahui aktivitas partial discharge.
vii
PT PLN (PERSERO)
P3B JAWA BALI
REGION JAWA TIMUR DAN BALI (RJTB)
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PERMASALAHAN
BAB III
PRA ANGGAPAN
Dalam kompartemen GIS kadar kemurnian gas SF6 pada setiap
kompartemen tidak mungkin mencapai 100 %, hali ini disebabkan oleh adanya
kontaminan yang dapat bersumber salah satunya dari penguraian gas SF6 karena
elektrik discharge yang menyebabkan gas SF6 terurai dan membentuk produk
turunannya. Hasil turunan gas SF6 dapat diakibatkan suhu yang tinggi yang
disebabkan adanya elektrik discharge seperti korona, spark dan arching. Dalam
jumlah yang besar bersifat korosif dan beracun. Senyawa-senyawa ini beracun,
reaktif, dan bersifat korosif terhadap metal dan gelas jika berada di lingkungan
yang lembab.
Dari senyawa-senyawa di atas yang timbul ada senyawa yang dari hasil
penelitian menjadi indikasi terjadinya suatu proses, sebagai berikut :
1. Senyawa SOF4 mengindikasikan bahwa aktivitas partial discharge (peluahan
muatan sebagian) telah terjadi.
BAB IV
LANDASAN TEORI
• Keuntungan
a. Compactness (kepadatan)
Ruangan yang dibutuhkan untuk switchgear SF6 hanya kurang lebih 10%
dari pada gardu induk konvensional pasangan luar. Biaya yang tinggi sebagian
dikompensasi dengan menghemat biaya tempatnya.
14
Nur Fajar F.U/
MKS-ES-063
PT PLN (PERSERO)
P3B JAWA BALI
REGION JAWA TIMUR DAN BALI (RJTB)
f. Tekanan Gas
Tekanan gas 4 kg/cm2 adalah relatif rendah,dan tidak memberikan masalah
kebocoran gas yang serius.
g. Keamanan
Karena encloser merupakan potensial tanah, tidak ada kemungkinan untuk
terjadi kecelakaan pada personel dengan bagian bertegangan.
• Kekurangan
a. Biayanya tinggi jika dibandingkan dengan gardu konvensional.
b. Banyak peralatan terjadi kerusakan jika terjadi gangguan dalam (internal fault).
Periodenya lama untuk memperbaiki bagian-bagian yang rusak dan sulit
dilokalisasi.
c. Memerlukan kebersihan yang sangat kuat. Debu dan kelembaban dapat
menyebabkan gangguan dalam.
d. Gardu induk umumnya pasangan dalam, memerlukan gedung terpisah
Umumnya tidak memerlukan gardu induk konvensional pasangan luar.
e. Untuk mendapatkan dan memasok gas ke lokasi gardu adalah masalah.
Persediaan gas yang cukup harus diatur
IV.2.1 Purity
Purity atau kemurnian dinyatakan dengan persentase jumlah gas SF6 murni
dalam suatu kompartemen GIS. Semakin tinggi persentase ini maka semakin
sedikit zat lain dalam isolasi gas SF6. Untuk gas SF6 baru, nilai kemurnian yang
disyaratkan adalah > 99,7% (IEC Standard 60376).
15
Nur Fajar F.U/
MKS-ES-063
PT PLN (PERSERO)
P3B JAWA BALI
REGION JAWA TIMUR DAN BALI (RJTB)
sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan terutama suhu. Semakin tinggi suhu
maka semakin tinggi kandungan uap air yang berada di dalamnya (CIGRE 15/23-
1 Diagnostic Methods for GIS Insulating System, 1992).
16
Nur Fajar F.U/
MKS-ES-063
PT PLN (PERSERO)
P3B JAWA BALI
REGION JAWA TIMUR DAN BALI (RJTB)
17
Nur Fajar F.U/
MKS-ES-063
PT PLN (PERSERO)
P3B JAWA BALI
REGION JAWA TIMUR DAN BALI (RJTB)
18
Nur Fajar F.U/
MKS-ES-063
PT PLN (PERSERO)
P3B JAWA BALI
REGION JAWA TIMUR DAN BALI (RJTB)
Cacat pada system isolasi GIS dapat dihasilkan dari proses produksi
dan/atau perakitan dari pabrik atau mungkin juga terjadi pada operasi normal yaitu
partikel yang dihasilkan oleh earthing switch atau disconnector switch.
19
Nur Fajar F.U/
MKS-ES-063
PT PLN (PERSERO)
P3B JAWA BALI
REGION JAWA TIMUR DAN BALI (RJTB)
BAB V
PEMBAHASAN
GIS 150 kV Bangil beroperasi sejak tahun 1992 dan menjadi wilayah kerja
Unit Transmisi dan Gardu Induk (UTRAGI) Bangil yang merupakan bagian dari
Sektor Malang. Sejak tahun 2000, dengan adanya perubahan struktur organisasi,
maka GIS 150 kV Bangil menjadi bagian wilayah kerja UPT Malang di bawah
naungan Region Jawa Timur dan Bali.
GIS 150 kV Bangil adalah merk Nissin tipe GT-14 dengan tahun
pembuatan 1991. Untuk sistem penggerak menggunakan sistem pneumatik. GIS
150 kV Bangil adalah 1 (satu) pole yang artinya satu kompartemen merupakan
gabungan dari 3 (tiga) phasa. GIS 150 kV Bangil terdiri dari beberapa bay utama
seperti diperlihatkan pada tabel 3
Tabel 3 Nama Bay, Pembuatan, dan Operasi Pada GIS Bangil 150 KV
20
Nur Fajar F.U/
MKS-ES-063
PT PLN (PERSERO)
P3B JAWA BALI
REGION JAWA TIMUR DAN BALI (RJTB)
21
Nur Fajar F.U/
MKS-ES-063
PT PLN (PERSERO)
P3B JAWA BALI
REGION JAWA TIMUR DAN BALI (RJTB)
Merk Nissin
Type GT - 14
Nomor Seri 91 - 7147
Jenis GCB/ACB/VCB/ABB/OCB
Breaking Capacity 31.5 KA
Arus Nominal 1250 Amp
Teg. Kerja 170 KV
Jenis Media Gas/Oil Gas SF 6
Tgl Pengujian 12/02/2010
Substation GIS Bangil
Bay Gondang Wetan 1
Unit PMS Bus B
Phase R-S-T
Teg. Operasi 150 KV
Arus Beban 330 Amp
Tek. Gas 4.4 Kgf/cm2
Number of Pulses 1000
22
Nur Fajar F.U/
MKS-ES-063
PT PLN (PERSERO)
P3B JAWA BALI
REGION JAWA TIMUR DAN BALI (RJTB)
23
Nur Fajar F.U/
MKS-ES-063
PT PLN (PERSERO)
P3B JAWA BALI
REGION JAWA TIMUR DAN BALI (RJTB)
Modus ini merupakan modus yang paling utama digunakan. Modus ini
menunjukkan nilai RMS dan nilai puncak dari sinyal yang diukur selama satu
periode waktu, konten “frequency 1“ korelasi 50/60 Hz dan konten “frequency 2“
korelasi 100/120 Hz dalam empat bar mendatar di layar. Pada gambar ini
diberikan informasi dalam 4 kolom horizontal proporsional dalam ukuran konten
sinyal.
• Sinyal RMS dalam satu siklus frekuensi daya.
4. Partial yang berasal dari shield yang longgar memberikan sinyal yang
relatif tinggi dengan komponen 100 (120) Hz, tapi beberapa juga
menghasilkan 50 Hz.
Setiap cacat (defect) yang aktif akan memberikan nilai RMS dan nilai
periodik puncak yang lebih besar dari nilai background noise, sedangkan pada
gambar di atas nilai RMS dan nilai periodik puncak memiliki nilai yang sama.
Pada saat kita mengamati nilai konten frekuensi 1 dan 2, nilai antara background
noise dan pengukuran memiliki sinyal yang kecil dan nilai normal. Hanya ada
getaran kecil pada kedua kolom. Jika ada indikasi pada modus berkelanjutan
(Continous Mode) maka kita beralih ke modus pengukuran pulsa (Pulse
Measuring Mode) untuk analisa lebih lanjut, tetapi dari hasil analisa pada modus
24
Nur Fajar F.U/
MKS-ES-063
PT PLN (PERSERO)
P3B JAWA BALI
REGION JAWA TIMUR DAN BALI (RJTB)
Gambar 8 Pulse Measuring Mode Untuk PMS Bus B Bay Gondang Wetan 1
25
Nur Fajar F.U/
MKS-ES-063
PT PLN (PERSERO)
P3B JAWA BALI
REGION JAWA TIMUR DAN BALI (RJTB)
Gambar 10 Phase Measuring Mode Untuk PMS Bus B Bay Gondang Wetan 1
26
Nur Fajar F.U/
MKS-ES-063
PT PLN (PERSERO)
P3B JAWA BALI
REGION JAWA TIMUR DAN BALI (RJTB)
27
Nur Fajar F.U/
MKS-ES-063
PT PLN (PERSERO)
P3B JAWA BALI
REGION JAWA TIMUR DAN BALI (RJTB)
28
Nur Fajar F.U/
MKS-ES-063
PT PLN (PERSERO)
P3B JAWA BALI
REGION JAWA TIMUR DAN BALI (RJTB)
29
Nur Fajar F.U/
MKS-ES-063
PT PLN (PERSERO)
P3B JAWA BALI
REGION JAWA TIMUR DAN BALI (RJTB)
30
Nur Fajar F.U/
MKS-ES-063
PT PLN (PERSERO)
P3B JAWA BALI
REGION JAWA TIMUR DAN BALI (RJTB)
31
Nur Fajar F.U/
MKS-ES-063
PT PLN (PERSERO)
P3B JAWA BALI
REGION JAWA TIMUR DAN BALI (RJTB)
32
Nur Fajar F.U/
MKS-ES-063
PT PLN (PERSERO)
P3B JAWA BALI
REGION JAWA TIMUR DAN BALI (RJTB)
33
Nur Fajar F.U/
MKS-ES-063
PT PLN (PERSERO)
P3B JAWA BALI
REGION JAWA TIMUR DAN BALI (RJTB)
34
Nur Fajar F.U/
MKS-ES-063
PT PLN (PERSERO)
P3B JAWA BALI
REGION JAWA TIMUR DAN BALI (RJTB)
V.2.4.15 Kopel
35
Nur Fajar F.U/
MKS-ES-063
PT PLN (PERSERO)
P3B JAWA BALI
REGION JAWA TIMUR DAN BALI (RJTB)
BAB VI
PENUTUP
VI.1 Kesimpulan
1. Optimalisasi penggunaan peralatan pengukuran PD.
2. Adanya aktivitas partial discharge di dalam kompartemen menandakan
adanya defect dalam kompartemen. Sumber partial discharge tersebut
disebabkan oleh beberapa hal, antara lain : partikel bebas, partikel bebas
yang yang menempel pada permukaan, tonjolan atau ketidakrataan
permukaan (protrusion), elektroda yang mengambang (floating
electrode) dan gelembung udara (void).
3. Pengukuran partial discharge secara online memiliki kekurangan, yaitu
besarnya noise (derau) masih bersifat kualitatif (hanya untuk
mengetahui keberadaan partial discharge).
4. Berdasarkan hasil pengujian kualitas gas SF6, diketemukan bahwa
terdapat tiga belas kompartemen yang hasil moisture content dan dew
pointnya tidak normal terutama pada kompartemen PMS bus B. Akan
tetapi, analisa hasil pengukuran AIA menunjukkan bahwa tidak terdapat
indikasi partial discharge sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadinya
penurunan kualitas gas SF6 bukan akibat partial discharge.
VI.2 Saran
1. Seyogyanya perlu dilakukan pengukuran partial discharge yang
terintegrasi dan berkesinambungan dengan menggunakan metode lain,
misalnya dengan menggunakan pengujian kualitas gas SF6 sebagai
pembanding. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh intepretasi yang
lebih baik dari hasil pengukuran yang dilakukan.
2. Dalam melakukan pengukuran partial discharge, jika kita menemukan
sumber sinyal hendaknya dilakukan dengan memonitor level sinyal
pada continous mode dan memindahkan sensor sedikit demi sedikit
sepanjang enclosure sampai tempat dengan sinyal tertinggi ditemukan.
36
Nur Fajar F.U/
MKS-ES-063
REFERENSI
Cigre SC 15, WG 15.03: “Diagnostic methods for GIS insulating systems”,
CIGRE Session 1992, paper no 15/23-01.
A.G. Sellars, O. Farish, and B.F. Hampton, “ Assessing the risk of failure due to
particle contamination of GIS using the UHF technique”, IEEE Trans. Dielect.
Electr. Insulation, vol.1, 1994, pp. 323-331.
LAMPIRAN
• Hasil Pengujian Kualitas Gas SF6 Assesment GIS Bangil
1. Bay Pier 1
2. Bay Pier 2
7. Bay Buduran
8. Bay Waru
9. Bay Lawang
1. Bay Pier 1
2. Bay Pier 2
3. Bay Bumi Cokro 1
8. Bay Waru
9. Bay Lawang