Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Keperawatan saat ini tengah mengalami masa transisi panjang yang
tampaknya belum akan segera berakhir. Keperawatan yang awalnya
merupakan vokasi dan sangat didasari oleh mother instinct – naluri
keibuan, mengalami perubahan / pergeseran yang sangat mendasar
atas konsep dan proses, menuju keperawatan sebagai profesi.
Perubahan ini terjadi karena tuntutan dan perkembangan kebutuhan
masyarakat akan pelayanan kesehatan secara umum, perkembangan
IPTEK dan perkembangan profesi keperawatan sendiri.
Keperawatan sebagai profesi harus didasari konsep keilmuan yang
jelas, yang menuntun untuk berpikir kritis-logis-analitis; bertindak
secara rasional – etis; serta kematangan untuk bersikap tanggap
terhadap kebutuhan dan perkembangan kebutuhan masyarakat akan
pelayanan keperawatan. Keperawatan sebagai direct human care
harus dapat menjawab mengapa seseorang membutuhkan dan dapat
dibantu melalui keperawatan; domain keperawatan dan keterbatasan
lingkup pengetahuan serta lingkup garapan praktek keperawatan;
basis konsep dari teori dan struktur substantif setiap konsep
menyiapkan substansi dari ilmu keperawatan sehingga dapat menjadi
acuan untuk melihat wujud konkrit permasalahan pada situasi
kehidupan manusia dimana perawat/keperawatan diperlukan
keberadaannya.
Secara mendasar, keperawatan sebagai profesi dapat terwujud bila
para profesionalnya dalam lingkup karyanya senantiasa berpikir
analitis,kritis dan logis terhadap fenomena yang dihadapinya;
bertindak secara rasional-etis; serta bersikap tanggap/peka terhadap
kebutuhan klien sebagai pengguna jasanya. Akan tetapi pergeseran-
pergeseran ini membawa konsekwensi dan segudang pertanyaan
untuk dijawab : Apakah benar keperawatan itu profesi, kalau ya
pertanyaan yang kemudian muncul adalah apa fokus telaahannya, ,
lingkup garapan dan basis intervensinya, pada sirkumstansis seperti
apa intervensi keperawatan dibutuhkan, atau secara singkat how
nurses facilitate the health of human beings? Apakah keperawatan itu
ilmu? Kalau demikian apa objek formilnya; objek materiilnya; konsep-
konsep apa yang mendasari building block nya; melalui proses
metodologi seperti apa ilmu keperawatan tsb ditemukan dan
dibangun.
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tsb diperlukan telaah
terhadap esensi keperawatan didasarkan pada berbagai konsep yang
melandasi perkembangan berbagai teori-teori keperawatan. Berbagai
teori keperawatan mengemuka sejak Florence Nightingale (notes on
nursing), Virginia Henderson (the activities of living) , Callista Roy
(Adaptation Model), Dorothea Orem (Self-care model), M.Leininger
(transcultural nursing), Jean Watson (human science and human care)
dan masih banyak lagi.
Tulisan ini mencoba menelaah keperawatan dengan teori Jean Watson
sebagai pegangan utama, karena alasan : 1) paradigma keperawatan
menekankan manusia sebagai fokus sentral, 2) dari teori-teori
keperawatan yang mengemuka, ada konsensus umum bahwa disiplin
keperawatan menekankan a holistic and humanistic viewpoint with a
fundamental ethic of caring.
ESENSI PROFESI
Profesi, secara historis dikaitkan dengan pendidikan tinggi atau
institusi pembelajaran dan membawa implikasi pada tingkat
kemampuan tertentu yang dicapai melalui proses studi dan riset. Lebih
lanjut, ada kesepakatan umum bahwa profesionalisme berkaitan
langsung dengan keahlian, otonomi dan pelayanan. Seorang
professional bertindak secara konsiensius, paham dan mengerti apa
yang dilakukannya dan bertanggung jawab terhadap dirinya dan orang
lain (Perry & Potter,2005:7). Profesi mempunyai katarkeristik utama :
• Profesi mensyaratkan pendidikan yang memadai untuk meletakkan
dasar-dasar professional bagi para praktisinya
• Profesi mempunyai pengetahuan , konsep dan teori sebagai landasan
untuk mengembangkan ketrampilan , kemampuan dan norma-norma
• Profesi mempunyai bidang garap dan layanan yang spesifik, serta
standar sebagai acuan • Anggota profesi mempunyai otonomi dan
kewenangan untuk mengambil keputusan terhadap hal-hal yang
menjadi lingkup garap keprofesian
• Profesi mempunyai kode etik untuk menuntun anggota profesi dalam
menjalankan aktifitas profesionalnya, serta melindungi masyarakat
konsumennya. Karakteristik tersebut akan menjadi penciri bagi para
profesional dalam menjalankan peran dan fungsinya. Peran dan fungsi
yang diemban para profesional sejalan dengan domain profesionalnya,
dalam hal ini menyangkut tiga hal pokok yaitu fokus telaahan , lingkup
garapan dan basis intervensi. Ketiga domain profesi ini menjadi
landasan bagi para profesional untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat, seperti diketahui bahwa profesi ada karena
keberadaannya dibutuhkan masyarakat sehingga terjadi hubungan
timbal balik antara masyarakat profesi dan masyarakat
konsumen,hubungan saling percaya antara keduanya dibangun dan
dibina sehingga melalui hubungan ini tumbuh pengakuan masayarakat
terhadap profesi dan pengakuan tersebut melekatkan status dan
privelege pada masyarakat profesi. Di pihak lain , pengakuan – status
dan privelege ini membangun komitmen para profesional untuk
”menginvestasikan” diri dan hidupnya bagi karyanya melayani
masyarakat, dengan demikian pada akhirnya penciri profesi akan
melekat pada gaya hidup,perilaku dan personality; dan kehidupan
profesional dapat berujung pada income,prestige dan power. Dalam
konteks ini ketiga hal tersebut dapat bermakna bahwa melalui
profesinya seseorang dapat hidup layak, bangga pada profesinya dan
melalui aktifitas profesinya dapat mempengaruhi kehidupan
masyarakat.
MAKNA dan PARADIGMA KEPERAWATAN
Paradigma, dalam Chaska (1990:167,) dikemukakan sebagai “ a world
view or general perspective for viewing some complexity of the real
world that becomes embedded in the orientation of those who
subscribe to the paradigm” atau apa yang dikemukakan Kelly
2003:194 sebagai Ways of looking at (Conceptualizing a Discipline
(ex.Nursing) in a clear, explicit term that can be communicated to
others” Apabila pengertian paradigma tersebut dikaitkan dengan
keperawatan, maka dapat dikatakan sebagai keyakinan dan cara
pandang terhadap berbagai konsep yang mendasari the real world of
nursing , sehingga dengan memahami nilai-nilai yang menjadi dasar
keyakinan dan cara pandang tersebut akan menuntun orientasi konsep
dan aplikasi praktisnya. Para penggagas teori keperawatan
menyepakati bahwa ada empat konsep yang menjadi elemen utama
paradigma keperawatan yaitu : manusia, lingkungan, sehat/kesehatan
dan keperawatan (Chaska,2003;Perry & Potter,2005) dan manusia
merupakan fokus sentral dari paradigma keperawatan (George,1980).
Keempat elemen dari paradigma ini diwujud-nyatakan dengan dijiwai
oleh prinsip holism, humanism dan caring.
Keperawatan.
Esensi keperawatan, seperti dirumuskan oleh American Nurses
Association (ANA,1980) adalah Diagnosis and treatment of human
responses to actual and potential health problems atau dapat
diinterpretasikan sebagai diagnosis dan perlakuan pada respon
manusia terhadap masalah klesehatan baik yang sifatnya aktual
maupun potensial. Dari rumusan tersebut ada beberapa hal pokok
yang membutuhkan penjabaran makna lebih lanjut, yaitu : diagnosis
dan perlakuan, respon manusia dan masalah kesehatan.
Diagnosis adalah careful,critical study of something to determine its
nature (NANDA,2001). Diagnosis merupakan kesimpulan terhadap
suatu keadaan yang dilakukan melalui proses pengkajian dalam hal ini
terdiri dari tahapan-tahapan pengumpulan data, analisis dan
kesimpulan. Diagnosis keperawatan (ICN,1987) adalah label given by a
nurse to the decision about a phenomenon which is the focus of
nursing intervention atau dapat diinterpretasikan sebagai rumusan
yang dibuat berdasarkan keputusan terhadap fenomena yang
merupakan fokus dari intervensi/perlakuan keperawatan.
Jadi diagnosis keperawatan disini berbeda dari diagnosis medik
;diagnosis keperawatan tidak menentukan jenis penyakit yang diderita
oleh seseorang tetapi menentukan fenomena apa yang dialami oleh
seseorang, hal ini antara lain dapat berkaitan dengan penyakit atau
keadaan lain dari rentang sehat-sakit. Fenomena atau fokus telaahan
ini merupakan aspect of health of relevance to nursing practice. Potter
& Perry (2005:58) mengemukakan fenomena sebagai aspects of reality
that can be consciously sensed or experienced. Dari dua pendapat tadi
dapat dikemukakan bahwa fenomena merupakan aspek dari realitas
yang dapat dirasakan atau dialami. Dalam suatu disiplin, fenomena
mencerminkan domain atau territory. Domain dikatakan sebagai …the
perspective and territory of the discipline and contains the subject ,
central concept, values and beliefs, phenomena of interest and the
central problems of the discipline. Secara spesifik ini menyangkut
tentang human responses to health and illness either potential or
actual ……these human responses range broadly from health restoring
reactions to an individual episode of illness to the development of
policy in promoting the longterm health of a population ….. Fenomena
dalam hal ini respon manusia terhadap masalah kesehatan atau
rentang kondisi sehat-sakit, secara individual client dapat berupa
respon terhadap penyakit misalnya kanker leher rahim; maka proses
mendiagnosis pada keperawatan menekankan pada apa/bagaimana
respon klien secara utuh terhadap kondisi tersebut. Melalui aktifitas
pengkajian keperawatan (nursing assessment) ditelaah bagaimana
respon fisiknya : apakah menimbulkan nyeri, bagaimana intensitas dan
kwalitas nyerinya, seperti apa polanya, apakah nyeri ini menyertai
terganggunya pola aktifitas atau tidak terpenuhinya kebutuhan dasar
yang lain? Yang berikutnya adalah kajian terhadap respon psiko-
sosialnya : apakah yang bersangkutan tahu apa yang dideritanya, apa
makna kanker ini baginya, apakah keberadaan kanker leher rahim ini
menyebabkan fungsi peran nya (role function) terganggu, dalam
kapasitasnya sebagai apa – ibu,istri? Bagaimana respon emosionalnya
terhadap keberadaan kanker leher rahim ini, atau berada pada
tahapan manakah : denial (penolakan)- anger (marah)- bargaining
(tawar menawar)- depression (kesedihan yang mendalam)- ataukah
sudah pada tahap acceptance (menerima). Kajian secara utuh respon
bio-psiko-sosio-spiritual harus dilakukan, sejalan denagn pandangan
dasar keperawatan terhadap manusia yang unik dan utuh, dihadapkan
pada kanker leher rahim yang sama responnya berbeda-beda. Untuk
menentukan kebutuhan dasar apa yang tidak terpenuhi (lingkup
garapan keperawatan/ domain profesi) dan bagaimana potensi yang
bersangkutan untuk mengatasinya.
Kebutuhan dasar manusia ini (basic human needs) ini meliputi antara
lain kebutuhan udara (oksigen); nutrisi; cairan dan elektrolit; eliminasi;
rasa nyaman; rasa aman (safety and security); interaksi; hygiene
personal; mobilitas fisik. Kesimpulan terhadap kondisi terpenuhi
tidaknya kebutuhan dasar manusia (KDM) inilah yang disebut dengan
diagnosis keperawatan.
Diagnosis keperawatan menjadi basis intervensi atau bentuk perlakuan
dan bantuan keperawatan yang harus dilakukan perawat, terhadap
kliennya, apakah secara mandiri ataukah secara kolaboratif tergantung
dari esensi permasalahan dan kompleksitasnya. Rumusan diagnosis
keperawatan dapat meliputi rangkaian pernayataan tentang problem-
etiology-symptom (PES); problem-etiology (PE); atau problem –
symptom (PS). Sangat tergantung pada rumusan diagnosis
keperawatan, perlakuan keperawatan (nursing intervention) dapat
berupa upaya promotif,preventif,caratif (dari care) dan restoratif. Ini
seperti pula diuraikan oleh ICN (International Council of Nursing),
nursing as an integral part of health care system encompasses the
promotion of health,prevention of illness, and the care of physically
ill,mentally ill and disable people of all ages, in all health care and
other community settings …. Bantuan keperawatan (nursing
intervention) ini diberikan apabila seseorang berada pada kondisi self-
care deficits (Orem,1980) yaitu apabila self care demand melampaui
self care ability atau seseorang tidak dapat memenuhi kebutuhan
dasar manusia (KDM)nya secara mandiri baik karena tidak adanya
kemampuan, kemauan dan atau pengetahuan… the unique function of
the nurse is to assist the individual, sick or well (or to a peaceful death)
in the performance of those activities in such a way that he/she can
perform unaided if he/she has the necessary strength,wll or knowledge
(V.Henderson, 1967).
Dengan menggunakan pandangan dasar terhadap tiga konsep yang
lain dalam paradigma keperawatan, maka intervensi keperawatan
sebagai bentuk pelayanan professional memperhatikan nilai-nilai
harkat dan martabat manusiawi (humanism), perlakuan yang utuh/
tidak terfragmentasi (holism/wholeness) dan menekankan caring
sebagai jiwa dari keperawatan (the heart of nursing).
Perbedaan antara nilai sesuatu itu disebabkan sifat nilai itu sendiri.
Nilai bersifat ide atau abstrak (tidak nyata). Nilai bukanlah suatu fakta
yang dapat ditangkap oleh indra. Tingkah laku perbuatan manusia
atau sesuatu yang mempunyai nilai itulah yang dapat ditangkap oleh
indra karena ia bukan fakta yang nyata. Jika kita kembali kepada ilmu
pengetahuan, maka kita akan membahas masalah benar dan tidak
benar. Kebenaran adalah persoalan logika dimana persoalan nilai
adalah persoalan penghayatan, perasaan, dan kepuasan. Ringkasan
persoalan nilai bukanlah membahas kebenaran dan kesalahan ( benar
dan salah ) akan tetapi masalahnya ialah soal baik dan buruk, senang
atau tidak senang. Masalah kebenaran memang tidak terlepas dari
nilai, tetapi nilai adalah menurut nilai logika. Tugas teori nilai adalah
menyelesaikan masalah etika dan estetika dimana pembahasan
tentang nilai ini banyak teori yang dikemukakan oleh beberapa
golongan dan mepunyai pandangan yang tidak sama terhadap nilai itu.
Seperti nilai yang dikemukakan oleh agama, positifisme, fragmatisme,
fitalisme, hidunisme dan sebagainya.
1. Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata ethos yang berarti
adat kebiasaan tetapi ada yang memakai istilah lain yaitu moral dari
bahasa latin yakni jamak dari kata nos yang berarti adat kebiasaan
juga. Akan tetapi pengertian etika dan moral ini memiliki perbedaan
satu sama lainnya. Etka ini bersifat teori sedangkan moral bersifat
praktek. Etika mempersoalkan bagaimana semestinya manusia
bertindak sedangkan moral mempersoalkan bagaimana semestinya
tndakan manusia itu. Etika hanya mempertimbangkan tentang baik
dan buruk suatu hal dan harus berlaku umum. Secara singkat definisi
etika dan moral adalah suatu teori mengenai tingkah laku manusia
yaitu baik dan buruk yang masih dapat dijangkau oleh akal. Moral
adalah suatu ide tentang tingkah laku manusia ( baik dan buruk )
menurut situasi yang tertentu. Jelaslah bahwa fungsi etika itu ialah
mencari ukuran tentang penilaian tingkah laku perbuatan manusia
( baik dan buruk ) akan tetapi dalam prakteknya etika banyak sekali
mendapatkan kesukaran-kesukaran. Hal ini disebabkan ukuran nilai
baik dan buruk tingkah laku manusia itu tidaklah sama ( relatif ) yaitu
tidal terlepas dari alam masing-masing. Namun demikian etika selalu
mencapai tujuan akhir untuk menemukan ukuran etika yang dapat
diterima secara umum atau dapat diterima oleh semua bangsa di
dunia ini. Perbuatan tingkah laku manusia itu tidaklah sama dalam arti
pengambilan suatu sanksi etika karena tidak semua tingkah laku
manusia itu dapat dinilai oleh etika.
Tingkah laku manusia yang dapat dinilai oleh etika itu haruslah
mempunyai syarat-syarat tertentu, yaitu :
2. Estetika
Estetika dan etika sebenarnya hampir tidak berbeda. Etika membahas
masalah tingkah laku perbuatan manusia ( baik dan buruk ).
Sedangkan estetika membahas tentang indah atau tidaknya sesuatu.
Tujuan estetika adalah untuk menemukan ukuran yang berlaku umum
tentang apa yang indah dan tidak indah itu. Yang jelas dalam hal ini
adalah karya seni manusia atau mengenai alam semesta ini.
Seperti dalam etika dimana kita sangat sukar untuk menemukan
ukuran itu bahkan sampai sekarang belum dapat ditemukan ukuran
perbuatan baik dan buruk yang dilakukan oleh manusia. Estetika juga
menghadapi hal yang sama, sebab sampai sekarang belum dapat
ditemukan ukuran yang dapat berlaku umum mengenai ukuran indah
itu. Dalam hal ini ternyata banyak sekali teori yang membahas
mengenai masalah ukuran indah itu. Zaman dahulu kala, orang
berkata bahwa keindahan itu bersifat metafisika [ abstrak ).
Sedangkan dalam teori modern, orang menyatakan bahwa keindahan
itu adalah kenyataan yang sesungguhnya atau sejenis dengan hakikat
yang sebenarnya bersifat tetap.
Diposkan oleh syifa fauziah di 00:59