Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Oleh :
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2007
i
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian
skripsi pada:
Hari : Rabu
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui:
Ketua Jurusan Akuntansi
ii
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Hari : Jum’at
Penguji Skripsi
Anggota I Anggota II
Mengetahui:
Dekan
iii
iv
Menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya
sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.
Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau
Semarang, 2007
iv
v
Motto:
Persembahan:
Almamaterku tercinta.
v
vi
KATA PENGANTAR
Skripsi ini dapat terselesaikan berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis menyampaikan terima
Negeri Semarang.
4. Drs. Asrori, M.S. Dosen Pembimbing I yang telah dengan sabar dan teliti
5. Drs. Sukardi Ikhsan M.Si. Dosen Pembimbing II yang telah sabar dan teliti
6. Azik Aslam Abdillah, S.Kom. Staf Pengelola Harian Pojok BEJ UNDIP yang
vi
vii
8. Umi dan Abah, yang selalu memberikan kasih sayang, doa dan motivasi serta
Sulkan, Yusuf K, S.E (You are the best in my life), dan teman-teman
hariku dalam suka maupun duka yang telah memberikan arti indahnya
kebersamaan.
10. Dan semua pihak yang telah membantu proses penulisan skripsi ini.
Semoga amal dan kebaikan Beliau diatas mendapatkan balasan dari Allah
oleh karena itu penulis sangat mengharapkan sumbang saran dan kritik yang
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca
pada umumnya.
Semarang, 2007
Penulis
vii
viii
SARI
Kata Kunci: CAR, RORA, NIM, ROA, LDR dan Harga Saham
Perusahaan perbankan adalah salah satu industri yang ikut berperan serta
dalam pasar modal. Perusahaan perbankan merupakan lembaga keuangan yang
berfungsi sebagai perantara keuangan (financial intermediary). Dalam menilai
suatu kinerja bank, pihak Bank Indonesia telah menetapkan standar pada tingkat
rasio keuangan bank sebagai pedoman dalam melakukan penilaian atas kinerja
keuangan pada sektor perbankan. Dalam dunia pasar modal, kinerja perusahaan
dapat diapresiasikan dengan naik turunnya harga saham perusahaan. Salah satu
analisis yang digunakan untuk digunakan memprediksi mengenai harga saham
adalah analisis fundamental.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh laporan keuangan bank yang
telah terdaftar di BEJ sebanyak 54 dari 18 perusahaan bank yang telah dinyatakan
Go Public selama tiga tahun periode 2003-2005. Variabel penelitian dalam
penelitian ini terdapat lima variabel yaitu : CAR, RORA, NIM, ROA, dan LDR
sebagai variabel bebas dan harga saham sebagai variabel terikat. Data yang
diperoleh dalam penelitian menggunakan metode dokumentasi dan analisis yang
digunakan adalah analisis regresi linier berganda dengan menggunakan alat bantu
program SPSS.
Hasil dalam peneltian secara simultan menunjukkan terdapat pengaruh
yang signifikan antara CAR, RORA, NIM, ROA dan LDR terhadap harga saham.
Besarnya kontribusi CAR, RORA, NIM, ROA, dan LDR terhadap harga saham
adalah 38,1 % dan sisanya sebesar 61,9% dipengaruhi oleh faktor lain. Secara
parsial CAR memberi kontribusi sebesar 7,90% dengan signifikansi 0,048 < 0,05
sehingga CAR berpengaruh positif terhadap harga saham. RORA memberikan
kontribusi sebesar 0,20% dengan signifikansi 0,755 > 0,05 sehingga RORA tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham tetapi bersifat positif
terhadap harga saham. NIM memberi kontribusi sebesar 5,76% dengan
signifikansi 0,093 > 0,05 sehingga NIM tidak mempunyai pengaruh secara
signifikan terhadap harga saham tetapi bersifat positif terhadap harga saham. ROA
memberikan kontribusi sebesar 9,61% dengan signifikansi 0,029 < 0,05 sehingga
ROA berpengaruh positif secara signifikan terhadap harga saham. LDR
memberikan kontribusi sebesar 1,61% dengan signifikansi 0,379 > 0,05 sehingga
LDR tidak berpengaruh terhadap harga saham dan memiliki hubungan yang
negatif terhadap harga saham.
Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa CAR,
RORA, NIM, ROA, dan LDR secara bersama-sama mempunyai pengaruh
viii
ix
terhadap harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta
(BEJ) pada periode tahun 2003-2005, dari kelima rasio tersebut, rasio ROA
merupakan rasio yang paling dominan mempengaruhi harga saham. Terkait
dengan hal tersebut, maka investor apabila berkeinginan membeli saham
perusahaan perbankan harus memperhatikan rasio keuangan sebagai wujud nilai
perusahaan. Karena dengan pengelolaan yang baik berarti kinerja perusahaan akan
baik dan dengan kinerja yang baik itulah harga saham akan semakin baik.
ix
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ....................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI........................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... v
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi
SARI ................................................................................................................. viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 11
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................... 12
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................... 13
x
xi
xi
xii
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan .................................................................................... 122
5.3 Saran .......................................................................................... 123
xii
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Tabel 1 Daftar cuplikan nilai CAR, RORA, NIM, ROA, LDR ............... 10
2. Tabel 2 Tingkat CAR ............................................................................... 34
3. Tabel 3 Tingkat RORA ............................................................................. 35
4. Tabel 4 Tingkat ROA ............................................................................... 39
5. Tabel 5 Tingkat LDR ............................................................................... 41
6. Tabel 3.1 Daftar Populasi perusahaan perbankan .................................... 56
7. Tabel 3.2 Tingkat CAR ............................................................................ 62
8. Tabel 3.3 Tingkat RORA ......................................................................... 62
9. Tabel 3.4 Tingkat ROA............................................................................ 63
10. Tabel 3.5 Tingkat LDR ........................................................................... 63
11. Tabel 3.6 Durbin Watson ......................................................................... 69
12. Tabel 4.1 Perhitungan Rasio CAR .......................................................... 82
13. Tabel 4.2 Perhitungan Rasio RORA ....................................................... 85
14. Tabel 4.3 Perhitungan Rasio ROA.......................................................... 87
15. Tabel 4.4 Perhitungan Rasio NIM .......................................................... 89
16. Tabel 4.5 Perhitungan Rasio LDR ......................................................... 91
17. Tabel 4.6 Perhitungan Tingkat Harga Saham ........................................ 94
18. Tabel 4.11 Out put simultan ................................................................... 96
19. Tabel 4.12 Out put Uji Parsial dan nilai koefisien ................................. 96
20. Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolonieritas ....................................................... 103
21. Tabel 4.8 Hasil Uji Otokorelasi........................... ...................................... 104
22.Tabel 4.9 Hasil Perbaikan Uji Otokorelasi .. ............................................ 107
23. Tabel 4.10 Otokorelasi setelah perbaikan ................................................. 108
xiii
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xiv
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xv
BAB I
PENDAHULUAN
operasinya harus selalu menjaga kinerjanya sebagai fungsi dari nilai perusahaan,
akan semakin tinggi (Mulyono 1995 : 18), pada bank yang telah memiliki status
go public hal tersebut akan diikuti dengan kenaikan harga saham sebagai wujud
buruk mengenai kinerja perusahaan akan diikuti dengan penurunan harga saham
perusahaan dapat dinilai melalui berbagai macam variabel atau indikator, sumber
utama variabel atau indikator yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan
sejumlah rasio keuangan yang lazim dijadikan dasar kinerja perusahaan. Dari
beberapa pernyataan itu maka terhadap perusahaan yang telah mempunyai status
go public, kinerjanya dapat dinilai melalui perubahan pada harga dan return
1
2
yang dimaksud dengan kinerja adalah prestasi yang dicapai oleh perusahaan
untuk mengetahui prestasi atau hasil yang telah dicapai oleh suatu perusahaan
Menurut Resmi dalam Tadi (2002: 78) variasi harga saham akan
saham merupakan fungsi dari nilai perusahaan, maka terkait dengan hal tersebut
keputusan investor dalam melakukan transaksi jual beli saham sangat dipengaruhi
oleh beberapa faktor baik mikro maupun makro perusahaan. Faktor mikro
saham, antara lain harga saham, tingkat keuntungan yang diperoleh, tingkat risiko,
kinerja keuangan bank go public yang berkaitan terhadap pergerakan harga saham
adalah oleh Eny Kristiani (2004) dan Kristina (2005) dengan melakukan
menunjukkan bahwa capital adequacy ratio, return on risked asset, net profit
margin, return on asset dan loan to deposit ratio secara bersama-sama (simultan)
mempengaruhi harga saham dan secara parsial terdapat dua variabel yang
memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap harga saham yaitu return on asset
dan loan to deposit ratio. Tadi (2005) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa
capital adequacy ratio, return on assets, dan loan to deposit ratio (struktur modal,
saham. Sedangkan secara parsial justru Return On Asset, dan Capital Adeduacy
Ratio yang dimiliki bank mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga
saham. Dari hasil kedua penelitian sebelumnya tersebut dapat diketahui bahwa
hasil analisa terhadap penilaian kinerja keuangan bank serta pengaruhnya terhadap
sebelumnya dalam penelitian ini akan dikaji lebih lanjut kebenaran yang ada
sehingga apa yang menjadi hasil pada penelitian nanti diharapkan dapat
Merujuk dari pendapat Syahrir dalam Anoraga dan Pakarti (2001: 18).
yang relatif tinggi baik dari penerimaan deviden maupun dari capital gain yang
nantinya akan diterima oleh investor sebagai pihak pemegang saham dan bukti
mempunyai risiko yang tinggi, sesuai dengan prinsip investasi yaitu low risk low
return high risk high return, oleh karena itu pengelola perusahaan hal ini
rentabilitas yang wajar, serta pemenuhan modal yang memadai sesuai dengan
ketentuan Bank Indonesia, sehingga berangkat dari pengertian seperti itu, maka
aktual, akurat, dan transparan yang berkenaan dengan kondisi internal perusahaan
dengan mengetahui dari laporan keuangan perusahaan, hal ini untuk mengetahui
laporan keuangan perusahaan investor dapat memilih dan menyeleksi saham mana
berinvestasi.
harga saham, yang meliputi faktor fundamental, faktor teknis, faktor sosial,
5
ekonomi dan politik. Menurut Jogiyanto (2000 : 8), terdapat dua macam analisis
perusahaan yang menerbitkan saham yang tercermin dalam laporan keuangan, dan
(Suad Husnan 2001 : 315). Sedangkan dalam perusahaan yang telah go public
nilai suatu perusahaan dapat dilihat dari pergerakan harga saham yang
apabila kinerja perusahaan publik meningkat maka nilai perusahaan akan semakin
tinggi. Di bursa efek hal seperti itu akan diapresiasikan oleh pasar dalam bentuk
kenaikan harga saham. Sebaliknya apabila terjadi konotasi atau anggapan berita
yang buruk tentang kinerja perusahaan maka akan diikuti dengan penurunan harga
saham dibusa efek. Argumentasi seperti itu yang melandasi mengapa perubahan
harga saham relevan berkaitan menjadi dasar untuk penilaian tentang kinerja
perusahaan publik, dalam hal ini perusahaan perbankan. Maka dari itu para pelaku
membeli atau menjual saham. Terkait dengan hal tersebut, maka perlu dilakukan
Dalam penelitian ini untuk menilai kinerja keuangan dari perusahaan bank go
public , akan dinilai dari besarnya tingkat rasio keuangan yang telah ditentukan
standarnya oleh Bank Indonesia. Rasio keuangan yang menjadi fokus penelitian
nantinya diharapkan akan dapat mewakili tiap aspek dari kinerja bank, untuk
dengan harga saham adalah karena rasio keuangan perbankan sedikit berbeda
dengan rasio keuangan jenis perusahaan lain (Pernyataan Standar Akuntansi No.
makro seperti tingkat inflasi, suku bunga, kurs valas, dan kebijakan moneter,
persediaan modal sendiri yang diperlukan untuk menutup risiko kerugian yang
mungkin akan timbul dari penanaman modal dan dalam aktiva produktif yang
mengandung risiko. Jadi, secara teoritis rasio ini memiliki hubungan yang positif
terhadap harga saham, karena bank yang mempunyai CAR yang tinggi berarti
7
bank tersebut mempunyai modal yang cukup untuk melakukan kegiatan usahanya.
dengan kualitas aktiva atau aset yang berkaitan dengan kelangsungan usaha bank.
Semakin tinggi RORA berarti akan semakin tinggi pula harga saham, karena bank
yang mempunyai RORA yang tinggi berarti bank tersebut telah mampu
NIM (Net Interest Margin) rasio ini berfungsi untuk mengukur kemampuan
bunganya tinggi maka akan diikuti kenaikan harga saham. Hal ini berarti NIM
dengan tepat waktu berarti perusahaan tersebut dalam keadaan liquid. Dalam
dunia perbankan rasio likuiditas dapat diketahui dengan Loan To Deposit Ratio
(LDR). Rasio tersebut merupakan rasio kredit yang diberikan terhadap dana pihak
ketiga yang diterima oleh bank yang bersangkutan. Semakin tinggi rasio LDR
maka akan semakin tidak liquid perusahaan perbankan dikarenakan bank tidak
mempunyai cash asset yang cukup untuk membayar tagihan atau penarikan para
8
leluasa dalam melakukan penarikan atas dananya, jika bank tersebut tidak
mempunyai cash asset yang cukup untuk membayar tagihan para deposannya.
Apabila bank sudah tidak dipercaya lagi oleh investor atau masayarakat maka,
akan berdampak pada menurunnya harga saham bank yang bersangkutan. Dari hal
hubungan yang negatif terhadap harga saham. Rentabilitas merupakan rasio yang
mengukur efektivitas perusahaan dalam memperoleh laba, atau dengan kata lain
dihitung dengan return on assets ROA. Kaitannya dengan harga saham, ROA
mempunyai hubungan yang positif. Karena dengan ROA yang tinggi berarti
profitabilitas (laba) juga tinggi. Kondisi seperti itulah yang akan berdampak pada
pemenuhan modal yang memadai, maka hal yang sama akan terjadi pada
yang baik akan mencerminkan kondisi keuangan yang baik pula, sehingga akan
mempengaruhi harga saham (Ang: 1997:8). Akan tetapi kenyataan yang terjadi
9
pada perusahaan perbankan yang tedaftar di Bursa Efek Jakarta periode 2003-
2005 tidak selalu menunjukkan pertumbuhan pada harga saham meskipun rasio-
keuangan tidak selalu di ikuti dengan penurunan harga saham, hal ini jelas
keuangan perusahaan akan menjadi tolok ukur seberapa besar risiko yang akan
baik atau buruk dilakukan dengan menganalisa rasio keuangan dari laporan
perbankan periode 2003-2005 yang sebenarnya justru tidak sesuai dengan teori
yang ada bahwa pertumbuhan rasio-rasio keuangan yang baik akan diikuti pula
dengan pertumbuhan harga saham, hal ini terlihat dari kinerja keuangan bank
yang dilihat dari perubahan rasio keuangan yang pada kenyataanya pada
ketidaksesuaian dengan teori yang ada, pada Bank Arta Niaga Kencana misalnya,
dengan peningkatan Net Interest Margin pada tahun 2004 ke tahun 2005 dari
4,35% menjadi 4,12% tidak diikuti dengan penurunan harga saham bahkan harga
saham mengalami kenaikan dari Rp 770,00 per lembar menjadi Rp 905,00 per
lembar saham. Net Interest Margin adalah rasio yang menunjukkan kemampuan
pendapatan bunga bersih. Semakin besar nilai NIM berarti semakin tinggi tingkat
Kemudian untuk rasio ROA pada tahun 2003 ke tahun 2004 dari 0,78%
yang naik menjadi 1,58% justru harga saham perusahaan mengalami penurunan
dari Rp. 900,-.menjadi Rp. 770,-per lembar saham. Berikut tabel daftar nilai
kinerja keuangan CAR, RORA, NIM, ROA, dan LDR dan Harga saham Bank
Tabel 1
Daftar nilai CAR, RORA, NIM, ROA, LDR, dan Harga Saham.
Harga
No. Nama Bank Tahun CAR RORA NIM ROA LDR Saham
1 Bank Arta Niaga Tbk 2003 21,80 20,91 6,59 0,78 62,07 900,00
2004 20,99 14,80 4,35 1,58 71,26 770,00
2005 22,57 16,17 4,12 1,52 74,15 905,00
(2005) yang menyimpulkan bahwa CAR dan ROA tidak mempengaruhi harga
saham perbankan, hal ini tidak sejalan dengan teori yang ada dimana semakin baik
atau meningkatnya rasio CAR akan berdampak pada naiknya harga saham
Lidiadni dan Kristina ini juga berlainan dengan apa yang telah ditemukan Tadi
terhadap harga saham, jadi disini terdapat persepsi yang berbeda mengenai
perusahaan perbankan.
sebelumnya tersebut dalam penelitian ini akan dianalisa untuk dikaji lebih lanjut
yang menyatakan bahwa kondisi rasio keuangan yang baik, nantinya akan
membawa pengaruh yang positif terhadap kondisi keuangan perusahaan yang juga
akan berpengaruh positif terhadap harga saham, dalam penelitian ini akan dikaji
ulang sehingga apa yang menjadi hasil penelitian nantinya akan mempertegas dan
Atas dasar penelitian tersebut diatas, serta teori yang menyatakan bahwa
go public terhadap harga saham dan berdasarkan atas fenomena tersebut, maka
peneliti mengungkap penelitian ini untuk dikaji lebih lanjut tentang “Pengaruh
1. Apakah kinerja keuangan perbankan yang terdiri dari (CAR) Capital Adequacy
Ratio, (RORA) Return On Risked Assets, (NIM) Net Interest Margin, (ROA)
Jakarta?
2. Apakah kinerja keuangan perbankan yang terdiri dari (CAR) Capital Adequacy
Ratio, (RORA) Return On Risked Assets, (NIM) Net Interest Margin, (ROA)
Jakarta?
3. Seberapa besar pengaruh CAR, RORA, NIM, ROA, dan LDR terhadap harga
1. Untuk menguji secara parsial apakah ada pengaruh dari kinerja keuangan
perusahaan perbankan yang dinilai berdasarkan rasio CAR, RORA, NIM, ROA,
dan LDR terhadap harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa
Efek Jakarta.
2. Untuk menguji secara simultan apakah ada pengaruh dari kinerja keuangan
perusahaan perbankan yang dinilai berdasarkan rasio CAR, RORA, NIM, ROA,
13
dan LDR terhadap harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa
Efek Jakarta.
perbankan yang terdiri dari rasio CAR, RORA, NIM, ROA, dan LDR terhadap
1. Manfaat Teoritis
lain :
perbankan yang di proksikan dengan CAR, RORA, NIM, ROA, dan LDR
b. Bagi peneliti, penelitian ini merupakan media dan wahana untuk belajar dan
c. Bagi civitas akademik, sebagai bahan kajian dalam penelitian sejenis di waktu
yang akan datang dan dapat dijadikan sumber bacaan yang dapat menambah
2. Manfaat Praktis
atau dasar untuk meningkatkan kinerja perusahaan yang dapat dilihat dari
rasio keuangan yang baik, bahwa rasio keuangan yang baik menunjukkan
b. Bagi Investor.
Hasil dari penelitian ini dapat memberikan informasi tentang pengaruh dari
mana yang mempunyai risiko yang baik dan meramalkan harga-harga saham
LANDASAN TEORI
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
1998:9).
1990 pengertian bank adalah: “Bank merupakan suatu badan yang kegiatannya
Standar Akuntansi Keuangan (2004: 215) adalah: “Bank adalah suatu lembaga
15
16
kredit berupa uang yang diterimanya dari orang lain (nasabah). Sedangkan
adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset keuangan
(financial assets) serta bermotifkan profit dan juga sosial, jadi bukan hanya
1. Agen of Trust
Dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan baik dalam hal
percaya bahwa uangnya tidak disalahgunakan oleh bank, akan dikelola dengan
baik, dan juga percaya bahwa pada suatu saat yang telah di janjikan dapat
2. Agen of Development
sektor riil, tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut saling berinteraksi
dan mempengaruhi satu dengan yang lain. Sektor riil tidak akan berkinerja
dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Tugas bank
melakukan investasi, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa dimana selalu
3. Agen of Services
perekonomian masyarakat secara umum. Jasa-jasa bank ini antara lain dapat
berupa jasa pengiriman uang, jasa penitipan barang berharga, jasa pemberian
adalah:
1. Pengumpul dana dari masyarakat yang kelebihan dana (atau surplus spending
unit) / SSU) dan penyalur kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana
3. Pelaksana dan memperlancar lalu lintas pembayaran dengan aman, praktis dan
ekonomis.
Credit).
Undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 . Bank terdiri dari dua jenis (Kasmir,
1. Bank Umum
2.2. Saham
Salah satu bentuk efek yang diperdagangkan dalam pasar modal adalah
perusahaan penerbitnya (Ang, 1997 : 1.1). Saham juga berarti sebagai tanda
terbuka (Darmadji dan Fakhruddin, 2001 : 5). Saham dapat diperjual belikan
Menurut Ang (1997 : 6), nilai suatu saham berdasarkan fungsinya dapat
Par value atau disebut juga stated value atau face value atau menurut bahasa
Indonesia disebut sebagai nilai nominal. Nilai nominal suatu saham adalah
nilai yang tercantum pada saham yang bersangkutan yang berfungsi untuk
Harga dasar suatu saham sangat erat kaitannya dengan harga pasar suatu
dasar suatu saham baru merupakan harga perdananya. Harga dasar ini dapat
Harga pasar merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena harga
pasar merupakan harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung.
Apabila pasar bursa efek sudah tutup, maka harga pasar adalah harga
penutupannya (closing price). Jadi harga pasar inilah yang menyatakan naik
Saham biasa adalah jenis saham yang memiliki hak klaim berdasar laba/rugi
paling akhir dalam hal pembagian deviden dan penjualan asset perusahaan
pemilik dengan tujuan agar saham tersebut dapat dengan mudah dipindah
pemiliknya.
Saham atas nama mencantumkan nama dari pemilik saham pada lembar
saham. Saham atas nama juga dapat dipindah tangankan tetapi harus melalui
prosedur tertentu.
Yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi
b.Income Stock
lebih tinggi dari rata-rata deviden yang dibayarkan pada tahun sebelumnya.
c. Growth Stock
reputasi tinggi.
d.Speculative Stock
22
pasti.
Saham ini merupakan saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi
Nilai pasar dari sekuritas merupakan harga pasar dari sekuritas itu
merupakan terakhir yang dilaporkan pada saat sekuritas terjual. (Horne, 1997:
70)
saham. Pemegang saham yang tidak puas dengan kinerja perusahaan dapat
pada dasarnya tinggi rendahnya harga saham lebih banyak dipengaruhi oleh
yang terjadi di pasar bursa (pasar sekunder). Semakin banyak investor yang
semakin banyak investor yang ingin menjual atau melepaskan suatu saham,
tinggi laba usahanya dan semakin banyak keuangan yang dapat dinikmati oleh
pemegang saham juga semakin besar kemungkinan harga saham akan naik
(Koetin, 1992) dalam kristina (2005: 45). Meskipun demikian, saham yang
memiliki kinerja baik sekalipun harganya bisa saja turun karena kedaan pasar.
hilang, jika kepercayaan pemodal pulih, siklus ekonomi membaik ataupun ha-
hal lain membaik (bullish). Maka harga saham yang baik ini akan kembali
naik, jadi risiko dari pemegang suatu saham adalah turunnya harga saham.
Cara mengatasinya adalah menahan saham tersebut untuk waktu yang cukup
telah dicapai oleh perusahaan tersebut. Jadi dapat disimpulkan dalam hal ini
1. Analisis Fundamental
memiliki asumsi dasar bahwa harga saham tidaklah diukur dari standar
yang nantinya akan menjadi milik investor apakah sehat atau tidak ataukah
108 )
25
yang mempengaruhi harga saham dimasa yang akan datang dan (ii)
taksiran harga saham, model ini juga sering disebut sebagai share price
2. Analisis Teknikal
spekulasi tersebut menitik beratkan pada trend yang dibentuk harga saham
pada periode yang lalu dan tidak ada hubungannya dengan nilai intrinsik
Trend harga saham menjadi tolok ukur untuk memprediksi harga saham
periode berikutnya.
prospek suatu perusahaan publik adalah sangat kuat dan baik, maka harga
26
harga saham dengan kondisi perusahaan, dengan kata lain saham mewakili
harga saham yang diharapkan juga akan mengalami kenaikan (Ghozali, 2002 :
71-72).
menghasilkan arus kas dari sumber dana yang ada. Pengukuran kinerja adalah
periodik, laporan berupa neraca, rugi laba, arus kas, dan perubahan modal
untuk memperoleh perkiraan tentang laba dan deviden dimasa mendatang dan
27
publik meningkat maka nilai perusahaan akan semakin tinggi. Di bursa efek
hal seperti itu akan di respon oleh pasar dalam bentuk kenaikan harga saham.
Zulfadin, (2003: 54), kinerja perusahaan dapat diukur dengan menganalisa dan
memprediksi posisi keuangan dan kinerja di masa depan dan hal-hal lain yang
mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah
pemegang saham, pemerintah dan pihak lain yang berkepentingan dan terkait
dalam hal ini investor, manajer, kreditor, pemerintah dan masyarakat umum.
ukuran keuangan yang bertolak pada hasil akhir yang nampak dari
laporan keuangan terutama dari neraca dan laporan laba rugi yang
perusahaan.
tertentu.
2. Balance Score Card (BCS) adalah suatu alat untuk mengukur kinerja
keuangan.
menyatakan bahwa rasio adalah alat yang dapat digunakan untuk menjelaskan
hubungan dua data bila dihubungkan dengan masalah keuangan maka data
30
adalah hubungan matematik antara pos keuangan dengan pos lainnya, atau
atau sebaliknya maka yang timbul adalah rasio keuangan. Rasio keuangan ini
sendiri bank dengan kebutuhan modal yang tersedia setelah dihitung margin
84).
Modal bukan saja sebagai salah satu sumber penting dalam memenuhi
kebutuhan dana bank, tetapi juga posisi modal akan mempengaruhi keputusan-
risiko. Modal yang terlalu besar misalnya, akan dapat mempengaruhi jumlah
perolehan laba bank, sedangkan modal yang terlalu kecil disamping akan
khusus para deposan, debitur, dan para pemegang saham bank. Dengan kata
1993:56).
yang harus selalu dipertahankan oleh setiap bank sebagai suatu proporsi
tertentu dari aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR). ATMR adalah nilai
kecukupan modal atau kemampuan bank dalam hal permodalan guna menutup
modal.
Modal
CAR = x 100%
ATMR
Sumber : Susilo , 2000
2.5.1.1 Unsur-unsur CAR
1. Modal
bank terdiri dari modal inti dan modal pelengkap (Widjanarto, 1993:40).
a. Modal disetor, yaitu modal yang telah disetor secara efektif oleh
pemiliknya.
b. Agio saham, yaitu selisih setoran modal yang diterima oleh bank akibat
termasuk selisih antara nilai yang tercatat dengan harga jual apabila saham
tersebut dijual.
d. Cadangan umum, yaitu cadangan dari penyisihan laba yang ditahan atau
dari laba bersih setelah dikurangi pajak dan mendapat persetujuan Rapat
e. Cadangan tujuan, yaitu bagian laba yang ditahan dikurangi pajak yang
f. Laba yang ditahan, yaitu saldo laba bersih setelah dikurangi pajak yang
g. Laba tahun lalu, yaitu selisih laba bersih tahun lalu setelah diperhitungkan
Apabila bank mempunyai saldo laba rugi tahun lalu, maka kerugian
h. Laba tahun berjalan yaitu 50% dari laba tahun buku berjalan setelah
maka selisih kerugian tersebut menjadi faktor pengurang dari modal inti.
a. Cadangan revaluasi aktiva tetap, yaitu cadangan yang dibentuk dari selisih
Pajak.
dibentuk dengan cara membebani laba rugi tahun berjalan. Cadangan ini
c. Modal pinjaman, yaitu hutang yang didukung oleh instrumen atau warkat
3 Tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan dan telah disetujui penuh.
2. Total Loans
Total Loans merupakan jumlah kredit yang diberikan bank kepada pihak
penyisihan penghapusan.
kredit, atau setiap derivatifnya atau kepentingan lain, atau suatu kewajiban
dari penerbit dalam bentuk yang lazim diperdagangkan dalam pasar modal
tidak boleh kurang dari 8 %. Berikut adalah ketentuan CAR dari Bank
Indonesia. ( Hasibuan,2004:5)
Tabel 2
Tingkat Capital Adequacy Ratio
Tingkat Peringkat
8 % Keatas Sehat
6,4 – 8 % kurang Sehat
Di bawah 6,4 % Tidak sehat
Sumber : www.bi.go.id
operasi dengan risk asset. RORA mengukur kemampuan bank dalam berusaha
pendapatan yang diterima besar sehingga laba yang diperoleh juga optimal
35
dan akan berpengaruh pada kenaikan harga saham. Hal ini sesuai dengan
total kredit dan jumlah investasi atau secara matematis dapat dirumuskan
dengan :
Operating Income
RORA = x100%
Total Loans + Investment
produktif (KAP) yang merupakan rasio antara operating income dengan total
loans dan investasi . Rasio berfungsi untuk mengukur kemampuan bank dalam
sehingga laba yang diperoleh juga optimal dan akan berpengaruh positif pada
Tabel 3
Tingkat Return On Risked Asets
Tingkat Peringkat
Dibawah 3,35% Tidak Sehat
3,35% - 5,60% Kurang Sehat
5,60 % - 7,85 % Cukup Sehat
Diatas 7,85 % Sehat
Sumber : www.bi.go.id
dimiliki oleh bank (Tarmizi dan Willyanto, 2003:37-38), jadi semakin besar
nilai NIM maka akan semakin besar pula keuntungan yang diperoleh dari
beban bunga, sedangkan aktiva produktif atau disebut earning assets adalah
penempatan pada bank lain, surat berharga, penyertaan dan kredit yang
Dari besarnya rasio ini dapat dilihat bagaimana kemampuan bank dalam
telah dianggap bekerja dengan baik, sehingga kemungkinan suatu bank berada
antara suku bunga kredit dengan suku bunga dana, sehingga akan diperoleh
tanggapan positif dari pelaku pasar modal terutama dari sudut harga
37
bermasalah. Dengan kata lain semakin tinggi nilai NIM suatu bank maka akan
asset dan modal saham tertentu (Hanafi dan Halim, 2003:27). Semakin besar
ROA bank, semakin besar pula posisi bank tersebut dan semakin baik pula
atau trend keuntungan yang meningkat merupakan suatu faktor yang sangat
digunakan dalam operasi, oleh karena itu keuntungan yang besar tidak
(Munawir, 2001:57). Oleh karena itu bagi manajemen atau pihak-pihak yang
lain, rentabilitas yang tinggi lebih penting daripada keuntungan yang besar.
antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau
keuntungan bersih atau laba selama periode tertentu. Secara matematis dapat
berpengaruh positif terhadap harga saham. Jadi semakin tinggi ROA semakin
penangguhan.
hubungan timbal balik antara assets dan liabilities. Dalam penelitian ini rasio
likuiditas yang digunakan adalah Loan to Deposit Ratio (LDR). LDR adalah
rasio yang menunjukkan berapa besar kredit yang diberikan dan dibiayai
Kredit yang diberikan adalah semua realisasi kredit dalam rupiah dan
valuta asing yang diberikan bank. Meliputi dana pihak ketiga dan pihak-
tabungan.
oleh nasabah. Oleh karena itu, pemerintah membatasi rasio antara kredit
2. Bank tersebut memiliki cash assets lebih kecil dari yang tersebut di atas,
pasarnya.
Batas aman tingkat LDR yang ditetapkan oleh Bank Indonesia adalah
dengan membandingkan total kredit dengan total dana pihak ketiga (giro,
tabungan, sertifikat deposito dan deposito) atau secara matematis dapat ditulis
sebagai berikut:
Tabel 5
Tingkat Loan to Deposit Ratio
Tingkat Peringkat
Dibawah 93,75 % Sehat
93,75% - 97,5% Cukup Sehat
97,5 % - 101,25 % Kurang sehat
Diatas 101,25 % Tidak Sehat
Sumber : www.bi.go.id
rentabilitas yang wajar, pemenuhan modal yang memadai, risiko yang relatif
kecil dan kualitas manajemen yang baik. Dengan kondisi seperti itu maka
saham.
42
mempunyai harga saham yang tinggi, karena dalam dunia investasi harga
kinerjanya.
berbeda.
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Moch.Tadi pada tahun 2005
dengan meneliti rasio keuangan CAR, LDR, dan ROA untuk dijadikan
CAR dan ROA tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham
kondisi kenyataan yang terjadi pada pergerakan harga saham bank go public
keuangan yang dinilai baik akan diikuti dengan kenaikan harga saham,
seperti halnya pada Bank BNP yang memiliki tingkat rasio CAR sebesar
13,67% pada tahun 2003 dan mengalami penurunan pada tahun 2004
berdasarkan atas teori dan penelitian sebelumnya yang tidak sejalan serta
gejala yang muncul memiliki perbedaan dengan teori yang ada bahwa
menguatnya harga saham, dalam penelitian ini akan dikaji lebih lanjut dan
ada.
oleh:
perbankan sebelum dan sesudah IPO. Diukur berdasarkan rasio (CAR, RORA,
NPM, ROA, BOPO, CML, dan KDN). Dimana sampel ada 22 bank publik
yang dipilih secara purposive sampling 2 tahun sebelum dan 2 tahun sesudah
dan uji manova. Hasil analisis menunjukkan bahwa tujuh rasio yang dianalisis,
hanya rasio CAR, RORA, dan CML yang memberikan indikasi berbeda
dan tidak konsisten. Hal ini mengindikasikan tujuan penjualan saham perdana
lebih banyak didorong oleh adanya keinginan untuk memperoleh dana sebagai
perubahan harga saham yang diukur menurut rasio (ROE, EPS, ROA, RORA,
CR, LDR) pada bank yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, serta ingin
tahun 1999-2001 terhadap harga saham bank tahun 1999 terdiri dari 29 bank
yang gagal dan 60 bank yang sukses. Pengujian menunjukkan bahwa variabel
yang berpengaruh secara signifikan untuk data 3 tahun adalah CR, RORA,
EPS, ROA. Variabel yang lain yaitu LDR dan ROE tidak signifikan.
Sedangkan untuk data 1 tahun sebelum gagal variabel yang signifikan adalah
capital adequacy ratio , return on asset, dan loan to deposit ratio secara
earning per share, return on risked asset, likuiditas, struktur modal, secara
investment, devidend pay out ratio, tingkat bunga, likuiditas volume penjualan
objektif tentang investasi pada suatu perusahaan oleh karenanya harga saham
perusahaan (Purnomo,1998:20).
Naik turunnya harga saham tergantung dari perubahan satu atau lebih
menurun maka harga saham akan turun demikian pula sebaliknya bila kondisi
perusahaan emiten naik maka harga saham akan naik pula, sehingga pada
saham biasa atau common stock terdapat harapan bahwa harga saham biasa
akan naik sejalan dengan pertumbuhan perusahaan. Ini sesuai teori signal yang
berbuat sesuai kontrak. Teori sinyal juga menunjukkan adanya asimetri antara
banyak dan lebih cepat dalam mengetahui informasi tentang perusahaan dan
sebenarnya perusahaan berkinerja buruk (Atmaja dalam Tadi 2005:21). Hal ini
berlainan dengan saham prioritas atau preffered stock dan obligasi yang
penilaiannya didasarkan pada hasil yang akan diterima oleh pemilik dengan
2.6.1 Pengaruh CAR, RORA, NIM, ROA dan LDR terhadap Harga Saham.
dengan CAR tinggi berarti bank tersebut semakin solvable bank memiliki
kecukupan modal suatu bank adalah dengan capital adequacy ratio (CAR).
48
Rasio ini mempunyai hubungan yang positif terhadap harga saham. Karena
secara teoritis pada dasarnya semakin tinggi CAR maka akan semakin tinggi
pula harga saham, karena bank yang mempunyai CAR yang tinggi berarti
usahanya dan cukup pula untuk menanggung risiko apabila bank tersebut
bank tersebut semakin solvabel, karena dengan modal yang cukup maka
suatu bank akan dapat membiayai produk jasanya dan dengan nilai CAR dan
modal yang besar maka aktiva berisiko akan semakin kecil. Hal yang pokok
dengan nilai CAR yang tinggi maka risiko dalam berinvestasi semakin
rendah atau tingkat keamanan dalam berinvestasi tinggi. Hal itu yang
yang diberikan sebagai sumber likuiditas. Semakin tinggi rasio ini, maka
dengan loan to deposit ratio (LDR) merupakan rasio kredit yang diberikan
terhadap dana pihak ketiga yang diterima oleh bank yang bersangkutan.
Semakin tinggi rasio LDR maka akan semakin tidak likuid sehingga risiko
nasabah (pihak ketiga). Secara teorotis dalam dunia pasar modal LDR
LDR dapat mempengaruhi harga saham. Dari aspek likuiditas, LDR yang
memanfaatkan aktiva yang dimiliki. Semakin besar ROA suatu bank, maka
semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset.
saham, ROA mempunyai hubungan yang positif karena sesuai teori dengan
ROA yang tinggi berarti rasio profitabilitas juga tinggi. Dengan pencapaian
investasi adalah untuk memperoleh laba yang tinggi maka, apabila suatu
harga saham.
risked asset (total loans dan invesments) yang dimiliki. RORA mengukur
semakin tinggi RORA maka akan semakin tinggi pula harga saham. Karena
bank yang mempunyai RORA tinggi berarti bank tersebut telah mampu
menghasilkan net interest income. Net Interest Margin (NIM). NIM yaitu
produktif yang dikelola oleh bank sehingga kemungkinan suatu bank berada
bersih atau pihak perbankan mampu memperbesar spread antara suku bunga
kredit dengan suku bunga dana, sehingga akan diperoleh tanggapan positif
dari pelaku pasar modal terutama dari sudut harga sahamnya, sehingga dapat
investasi sahamnya. Dengan kata lain semakin tinggi nilai NIM suatu bank
maka akan semakin tinggi pula harga sahamnya, sehinga NIM mempunyai
pasar sekunder lebih dipengaruhi oleh beberapa faktor yang salah satunya
baik kinerjanya akan mempunyai harga saham yang tinggi (Ang: 1997:8)
karena dalam dunia investasi harga saham dapat direfleksikan pada kinerja
Perusahaan Perbankan
Laporan Keuangan
Rasio Keuangan
Bank
53
CAR CAR RORA RORA NIM NIM ROA ROA LDR LDR
Naik Turun Naik Turun Naik Turun Naik Turun Naik Turun
Modal Modal P.Aktiva P.Aktiva Laba bunga Laba bunga Laba Laba Likuiditas Likuiditas
Kuat Lemah Maks. Minim. Tinggi Rendah Tinggi Rendah Rendah Tinggi
Kep.masy Kep.masy Kep.Masy Kep.Masy Kep.Masy Kep.Masy Kep.Masy Kep.Masy Kep.Masy Kep.Masy
meningkat menurun meningkat menurun meningkat menurun meningkat menurun menurun meningkat
(Arikunto,2002:64)
54
harga saham.
harga saham
BAB III
METODE PENELITIAN
2005. Studi kasus merupakan penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci
keuangan bank.
ini yang dimaksud obyek psikologis adalah laporan keuangan bank go public
selama tiga tahun 2003-2005 yang memiliki ukuran populasi population size
berjumlah 54, yaitu laporan keuangan 18 bank selama tiga tahun. Populasi
55
56
Populasi yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah seluruh bank
dimedia cetak dua kali setiap akhir Juni dan Desember. Dalam penelitian ini
penelitian :
Penelitian ini merupakan data time series, jadi jumlah data sesuai dengan
Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik
menjadi dua yaitu variabel independen (variabel bebas) dan variabel dependen
(variabel terikat).
dipengaruhi atau tidak tergantung oleh variabel lain dengan kata lain variabel
perbankan yang diproksikan dengan rasio keuangan CAR, RORA, NIM, ROA,
dan LDR dari laporan keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar (listed)
Dalam penelitian ini CAR adalah nilai CAR pada laporan keuangan bank
situs JSX fact book yang diperoleh dengan perbandingan antara jumlah
Modal
CAR = × 100%
ATMR
(Susilo,2000)
Operating Income
RORA = x 100 %
Total Loans + Investment
(Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP Tahun 2004)
dari pengelolaan aktiva produktif yang dimiliki. Data NIM diperoleh dari
Machfoedz,1999:32).
Laba Bersih
ROA = x 100 %
Total Aktiva
menggunakan rasio kredit yang diberikan terhadap dana pihak ketiga yang
diterima.
60
oleh variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga
saham, harga saham yang digunakan sebagai dasar perhitungan adalah harga
saham rata-rata perusahaan perbankan pada saat penutupan (closing price) tiga
hari sebelum dan setelah tanggal publikasi pada laporan keuangan perusahaan
harga pasar pada saat closing price merupakan harga yang dihasilkan oleh
Capital Market Directory (ICMD) dan situs JSX (Jakarta Stock Exchange)
yang berupa financial report laporan bank go public periode 2003-2005 yang
Indonesia yang diterbitkan Bank Indonesia dan situs BEJ serta dari sumber-
sumber lainnya.
atau variabel berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
didalam penelitian ini didapat dari data-data lunak dan tertulis berupa
Analisis data adalah cara-cara mengolah data yang telah terkumpul untuk
Tabel 3.2
Tingkat Capital Adequacy Ratio
Tingkat Peringkat
8 % Keatas Sehat
6,4 – 8 % kurang Sehat
Di bawah 6,4 % Tidak sehat
Sumber : www.bi.go.id
Tabel 3.3
Tingkat Return On Risked Asets
Tingkat Peringkat
Dibawah 3,35% Tidak Sehat
3,35% - 5,60% Kurang Sehat
5,60 % - 7,85 % Cukup sehat
Diatas 7,85 % Sehat
Sumber : www.bi.go.id
total assets. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam
63
Tabel 3.4
Tingkat Return On Assets
Tingkat Peringkat
Diatas 1,22% Sehat
0,99% - 1,22% Cukup Sehat
0,77 % - 0,99 % Kurang sehat
Dibawah 0,77 % Tidak Sehat
Sumber : : www.bi.go.id
Tabel 3.5
Tingkat Loan to Deposit Ratio
Tingkat Peringkat
Dibawah 93,75 % Sehat
93,75% - 97,5% Cukup Sehat
97,5 % - 101,25 % Kurang sehat
Diatas 101,25 % Tidak Sehat
Sumber : www.bi.go.id
variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (bebas)
saham.
keuangan yang diproksikan dengan rasio CAR (x1), RORA (x2), NIM (x3),
ROA (x4), dan LDR (x5). Terhadap perubahan harga saham perusahaan
perbankan (Y).
Keterangan :
a = Bilangan Konstanta
X1, X2, X3, X4, X5 = Prediktor ( CAR, RORA, NIM, ROA, LDR)
e = Residual
dengan yang lain dalam model regresi tidak saling berhubungan secara
model tersebut dapat dikatakan sebagai model yang ideal, dalam ekonometrika
BLUE, maka dapat dilakukan uji multikolinearitas, uji heteroskedastis dan uji
otokorelasi.
1. Jika thitung < ttabel (n-k-1) maka menerima hipotesis nol (Ho) artinya variabel
rasio keuangan (CAR, RORA, NIM, ROA, LDR) tersebut tidak berpengaruh
2. Jika thitung > ttabel (n-k-1) maka menolak hipotesis nol (Ho) dan menerima
(CAR, RORA, NIM, ROA, LDR) yang menyatakan bahwa suatu variabel
antara variabel bebas terhadap variabel terikat atau dependen. Pengujian ini
1. Jika Fhitung < Ftabel (k-1,n-k) maka diterima hipotesis nol (Ho), artinya secara
statistik dapat dibuktikan bahwa semua variabel setiap rasio keuangan (CAR,
2. Jika Fhitung > Ftabel (k-1,n-k) maka menolak hipotesis nol (Ho) dan menerima
semua variabel rasio keuangan (CAR, RORA, NIM, ROA, LDR) berpengaruh
regresi yang digunakan dalam penelitian ini memenuhi asumsi klasik layak uji
atau tidak. Uji asumsi klasik digunakan untuk memastikan bahwa otokorelasi,
digunakan dan data yang digunakan terdistribusi normal. Jika semua itu
terpenuhi bahwa model analisis telah layak digunakan (Gujarati, 2003:86). Uji
berikut :
bebas yang terdapat dalam model, yaitu koefisien korelasinya tinggi atau
bahkan satu (Algifari, 2000: 84). Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala
Factor) melalui SPSS. Apabila nilai tolerence-nya diatas 0,1 dan VIF
68
(Ghozali,2002:65).
berkaitan satu sama lain. Masalah ini muncul karena residual (kesalahan
deteksi uji Durbin Watson Test (DW) yang telah ada klasifikasinya untuk
maka disimpulkan tidak terjadi otokorelasi (Algifari, 2000 : 89). Dasar yang
didapat penaksir yang efisien baik dalam sampel besar maupun kecil karena
itu maka dilakukan uji heteroskedastisitas. Melalui SPSS dapat dilihat pola
69
yang dihasilkan dari scatter plot. Apabila scatter plot menunjukkan pola
adalah :
1. Jika terdapat pola tertentu, yaitu titiknya membentuk pola tertentu dan
2. Jika tidak terdapat pola yang jelas, yaitu jika titik-titiknya menyebar
diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka diindikasikan tidak
garis lurus diagonal dan mengikuti arah garis tersebut atau berada disekitar
dan sepanjang garis 450, maka regresi memiliki distribudi data normal,
sebaliknya jika titik-titik menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak
70
(SPSS) 12.0.
BAB IV
Pada tanggal 18 Oktober 2002 berganti nama menjadi PT. Bank Permata
Nama bank telah listing di Bursa Efek Jakarta tanggal 10 Januari 1990
atas nama Bank Bali. Bank ini memiliki 302 kantor cabang dan cabang
pembantu domestik dengan kantor pusat di bank Bali Tower Lt. 15 Jend.
Rp. 3.999,00 melalui Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.
71
72
akta No. 133 tanggal 31 juli 1992. Anggaran dasar BRI telah mengalami
pasal 3 anggaran dasar BRI yang terakhir, ruang lingkup kegiatan BRI
dengan nama PT. Bank Pan Indonesia Tbk. Semula bank ini berdiri atas
penggabungan usaha antara Bank Abadi Jaya tahun 1971, Bank Lingga
Artha tahun 1973, Bank Pembanguan Ekonomi tahun 1975, dan Bank
diantaranya dipegang oleh PT. Panin Life sebesar 41,98%, Votraint No.
1103 PTY Limited sebesar 11,16%, Cristal Chain holding Ltd. sebesar
Setelah tanggal 10 April 1984 PT. Bank Surabaja Djaya berubah nama
menjadi PT. Bank Arta Niaga Kencana Tbk. atau Bank ANK. Untuk
menjadi bank yang go public. Pada awalnya saham perusahaan bank ini
terdiri dari satu kantor pusat operasional, enam kantor cabang, dan dua
diantaranya : PT. Murni Galaxy yang memiliki hak atas saham sebesar
22%, PT. Giga Galaxy yang menguasai 22%, PT. Samudera Anugerah
oleh publik.
Dagang Negara, PT. Bank Ekspor Impor, dan PT. Bank Pembangunan
Indonesia.
PT. Bank Negara Indonesia Tbk. Berdiri pada tanggal juli 1946
Agustus 1956 dengan nama PT. Bank Buana Indonesia, pada tanggal 6
Bank ini merupakan merger antara PT. Bank Pembinaan Nasional (1972)
yang berpusat di Semarang, dan PT. Bank Aman makmur (1975) yang
Bank ini tercatat masuk pasar bursa pada tanggal 28 juli 2000.
PT.Sari Dasa karsa yang memiliki saham 55,45%, IFC memiliki saham
6,7%, PT. Makindo Tbk. memiliki saham 5,97%, dan sisanya sebesar
Bank Agung, dan tahun 1983 dengan Bank Amerta. Bank ini memiliki 5
Merupakan hasil dari merger PT. Bank Tabungan Umum 1859 pada
tahun 1979.
77
nilai nominal Rp. 1000,00 per lembar. Saham bank masuk bursa pada
PT. Bank NISP berdiri pada tanggal 17 Mei dengan nama NV.
menjadi PT. Bank NISP. Bank NISP tercatat masuk bursa pada tanggal
antara Bank Sarana Indonesia (1976), Bank Gemari (1976), dan Indo
Commercial Bank (1979). Pada tanggal 11 Mei 2000, bank ini merubah
66,4 juta lembar saham dengan nilai nominal Rp.500,00 dan nilai
78
Salim sebesar 1,10%, dan sisanya sebesar 38,61% dimiliki oleh publik.
Bank Danamon berdiri dan mulai beroperasi sejak bulan Juli 1956
dengan nama PT. Bank Kopra dan mulai terdaftar sebagai bank
bank pada bulan November 1998. Nama Bank Kopra Indonesia berganti
dengan nama PT.Bank Persatuan Indonesia pada tahun 1958 dan pada
Desember 1999,PT. Bank Duta Tbk, PT.Bank Rama Tbk, dan PT. Bank
1989. Sampai pada akhir tahun 2003, kepemilikan atas saham bank
publik.
PT. Bank Mega berdiri pada tanggal 15 April 1969 dengan nama PT.
saham Bank Mega ini dimiliki oleh PT. Para Global Investindo sebesar
umum, pada tahun 1997 memperoleh izin sebagai pedagang valas, pada
saham perdana sejumlah 250 juta lembar saham dengan nilai nominal
PT. Bank Swadesi Tbk. didirikan pada tahun 1968 dengan nama PT.
dasar bank agar sesuai dengan ketentuan UU.No. 8 tahun 1985 tentang
umum efek bersifat ekuitas dan penawaran publik antara lain mengenai
perubahan nama menjadi PT. Bank Swadesi Tbk. Kantor pusat Bank
status bank menjadi bank devisa. Sesuai dengan pasal 2 anggaran dasar
perbankan.
50 juta saham biasa atas nama dengan harga penawaran Rp.525, per
saham, dan 20 juta waran seri 1 yang menyertai saham biasa atas nama,
1913. Bank melakukan usaha sebagai bank umum pada tahun 1958, pada
tahun 1965 bank berganti nama menjadi PT. Bank Kesawan untuk lebih
lebih baik, pada tahun 1990 kantor pusat bank pindah ke Jakarta. Pada
tersebut:
dihitung dengan mengukur rasio antara modal bank (equity capital) dengan
jumlah (ATMR) Aktiva Tertimbang Menurut Risiko. Data dihitung dan diukur
82
Tabel 4.1
Capital Adequacy Ratio
Capital Adequacy Ratio % ( CAR )
NO. Nama Bank 2003 2004 2005 Rata-rata
1 PT. Bank Permata Tbk. 10.80 12.40 10.50 11.23
2 PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. 16.64 17.19 18.29 17.37
3 PT. Bank Panin Tbk. 18.45 19.43 17.72 18.53
4 PT. Bank Arta Niaga Kencana Tbk. 21.80 20.99 22.57 21.79
5 PT. Bank Negara Indonesia Tbk. 18.16 19.09 17.99 18.41
6 PT. Bank Buana Indonesia Tbk. 22.32 23.83 24.92 23.69
7 PT. Bank Mayapada Intrnsional Tbk. 14.82 14.43 15.24 14.83
8 PT. Bank Niaga Tbk. 11.58 12.29 11.24 11.70
9 PT. Bank BII Tbk. 22.05 23.24 21.74 22.34
10 PT. Bank NISP Tbk. 13.78 15.11 15.71 14.87
11 PT. Bank Central Asia Tbk. 27.95 24.95 25.53 26.14
12 PT. Bank Danamon Tbk. 26.80 27.00 24.50 26.10
13 PT. Bank Mega Tbk. 14.04 16.53 16.13 15.57
14 PT. Bank Victoria Tbk 12.22 12.55 15.28 13.35
15 PT. Bank Swadesi Tbk 26.65 26.95 27.06 26.89
16 PT. Bank Mandiri Tbk 27.70 28.30 25.70 27.23
17 PT. Bank Kesawan Tbk 15.99 14.84 15.34 15.39
18 PT. Bank Nusantara Parahyangan Tbk 13.67 12.86 12.78 13.10
Rata-rata 18.63 19.00 18.79 18.81
Sumber : Laporan keuangan yang diolah
Tabel diatas merupakan hasil dari olah penelitian berdasarkan laporan
penelitian. Dari keterangan tabel 4.1 menunjukkan bahwa diketahui nilai CAR
tertinggi untuk tahun 2003 dimiliki oleh PT. Bank Central Asia Tbk. yaitu
sebesar 27,95%, untuk tahun 2004, nilai CAR tertinggi dimiliki oleh PT. Bank
Mandiri Tbk. yaitu sebesar 28,30% dan pada tahun 2005 nilai CAR tertinggi
dimiliki oleh PT. Bank Swadesi sebesar 27,06%. Untuk nilai CAR terendah
dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2005 masing-masing dimiliki oleh PT.
Bank Permata Tbk. pada tahun 2003 yaitu sebesar 10,80%, PT. Bank Niaga
83
Tbk. pada tahun 2004 sebesar 12,29% dan pada tahun 2005 nilai CAR
Nilai rata-rata CAR perusahaan perbankan pada tahun 2003 adalah sebesar
Grafik 4.1
Rata-rata CAR tahun 2003-
2005
Diagram
19.00
19.00
18.79
18.80 18.63
CAR
18.60
18.40
2003 2004 2005
Tahun
sampel penelitian pada tahun 2003 sampai dengan 2005 PT. Bank Mandiri
Tbk. merupakan bank yang memiliki nilai rata-rata CAR paling tinggi yaitu
sebesar 27,23%. Sedangkan nilai rata-rata CAR terendah dimiliki oleh PT.
Bank Permata Tbk. yaitu sebesar 11,23% yang berarti secara keseluruhan
bank telah memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia
dengan segi aset bank yang dinilai melalui kualitas aktiva produktifnya
kredit dan investasi yang di miliki oleh bank (risk assets). RORA mengukur
untuk memperoleh laba. Data diperhitungkan dan diukur mulai dari tahun
2003 sampai dengan 2005. Data mengenai perhitungan RORA tampak pada
tabel 4.2 yang merupakan hasil olah dari penelitian berdasarkan laporan
Dari tabel 4.2 menunjukkan tingkat RORA pada tahun 2003, 2004, 2005,
nilai RORA tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Central Asia pada tahun 2003
yaitu sebesar 47,95%, dan pada tahun 2004 nilai RORA tertinggi juga dimiliki
oleh PT.Bank Central Asia sebesar 33,61% dan Nilai RORA tertinggi pada
tahun 2005 dimiliki oleh PT. Bank Victoria Tbk.yaitu sebesar 33,75%.
dimiliki oleh PT. Bank Kesawan Tbk yaitu sebesar 11,88%, pada tahun 2004
tingkat RORA terendah dimiliki oleh PT. Bank Arta Niaga Kencana Tbk
sebesar 14,80%, dan pada tahun 2005 RORA terendah dimiliki oleh PT. Bank
ditunjukkan pada tabel 4.2 dari tahun 2003 sampai dengan 2005 dan rata-rata
85
besar nilai RORA selama tiga tahun yang merupakan hasil olah dari penelitian
Tabel 4.2
Return On Risked Assets
Return On Risked Asset % ( RORA )
NO. Nama Bank 2003 2004 2005 Rata-rata
1 PT. Bank Permata Tbk. 40.92 23.74 17.60 27.42
2 PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. 36.96 29.79 25.61 30.79
3 PT. Bank Panin Tbk. 36.32 28.88 22.16 29.12
4 PT. Bank Arta Niaga Kencana Tbk. 20.91 14.80 16.17 17.29
5 PT. Bank Negara Indonesia Tbk. 34.27 26.77 26.08 29.04
6 PT. Bank Buana Indonesia Tbk. 31.29 20.42 17.74 23.15
7 PT. Bank Mayapada Intrnsional Tbk. 21.95 17.47 16.09 18.50
8 PT. Bank Niaga Tbk. 20.52 14.92 14.34 16.59
9 PT. Bank BII Tbk. 42.01 31.41 25.03 32.81
10 PT. Bank NISP Tbk. 17.68 16.64 17.90 17.41
11 PT. Bank Central Asia Tbk. 47.95 33.61 29.14 36.90
12 PT. Bank Danamon Tbk. 41.43 27.80 28.34 32.52
13 PT. Bank Mega Tbk. 26.43 23.42 21.27 23.71
14 PT. Bank Victoria Tbk 34.11 28.52 33.75 32.12
15 PT. Bank Swadesi Tbk 26.04 20.00 21.47 22.50
16 PT. Bank Mandiri Tbk 43.91 27.12 24.83 31.95
17 PT. Bank Kesawan Tbk 11.88 22.80 22.51 19.06
18 PT. Bank Nusantara Parahyangan Tbk 25.17 18.50 17.93 20.53
Rata-rata 31.10 23.70 22.11 25.64
Sumber : Laporan keuangan yang diolah
Rata-rata RORA pada tahun 2003 sampai dengan tahun 2005
menunjukkan penurunan pada tiap tahunnya. Pada tahun 2003 rata-rata RORA
sebesar 31,10%, pada tahun 2004 rata-rata RORA sebesar 23,70%, sedangkan
pada tahun 2005 sebesar 22,11% yang mengalami penurunan dari tahun 2004.
Secara keseluruhan tingkat rata-rata RORA tertinggi dimiliki oleh PT. Bank
Central Asia Tbk. yaitu sebesar 36,90%, dan rata-rata RORA terendah dimiliki
Kemudian rata-rata nilai RORA selama tiga tahun adalah sebesar 25,64%.
Perubahan tingkat nilai RORA per tahun akan tampak pada grafik 2.
86
Grafik 4.2
Rata-rata RORA tahun 2003-2005
Diagram
31.10
35.00
23.70
30.00
22.11
25.00
20.00
R OR A
15.00
10.00
5.00
0.00
2003 2004 2005
T ahun
Rata-rata RORA tahun 2003, 2004, 2005 secara berurutan sebesar 31,10%,
23,70%, 22,11% dan rata-rata RORA selama tiga tahun yaitu sebesar 25,64%.
memanfatkan seluruh aktiva yang dimiliki dan seluruh sumber daya yang ada.
Semakin besar ROA yang dimiliki oleh suatu perusahaan maka semakin
laba bersih setelah pajak dengan total aset. Data dari perhitungan diambil
mulai tahun 2003 sampai dengan 2005. Data dari perhitungan ROA tampak
pada tabel 4.3 yang merupakan hasil olah dari penelitian berdasarkan laporan
Tabel 4.3
Return On Assets
Return On Asset % ( ROA )
NO. Nama Bank 2003 2004 2005 Rata-rata
1 PT. Bank Permata Tbk. 1.94 2.30 1.20 1.81
2 PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. 4.11 5.77 5.04 4.97
3 PT. Bank Panin Tbk. 2.38 5.61 2.27 3.42
4 PT. Bank Arta Niaga Kencana Tbk. 0.78 1.58 1.52 1.29
5 PT. Bank Negara Indonesia Tbk. 0.77 2.41 1.61 1.60
6 PT. Bank Buana Indonesia Tbk. 2.31 2.66 3.13 2.70
7 PT. Bank Mayapada Intrnsional Tbk. 0.18 2.11 0.84 1.04
8 PT. Bank Niaga Tbk. 1.92 2.76 2.06 2.25
9 PT. Bank BII Tbk. 0.87 2.32 1.70 1.63
10 PT. Bank NISP Tbk. 1.71 2.50 1.52 1.91
11 PT. Bank Central Asia Tbk. 2.60 3.21 3.44 3.08
12 PT. Bank Danamon Tbk. 3.20 4.50 3.10 3.60
13 PT. Bank Mega Tbk. 3.24 2.99 1.25 2.49
14 PT. Bank Victoria Tbk 0.69 1.54 1.46 1.23
15 PT. Bank Swadesi Tbk 2.45 2.34 2.06 2.28
16 PT. Bank Mandiri Tbk 2.80 3.10 0.50 2.13
17 PT. Bank Kesawan Tbk 0.36 0.37 0.30 0.34
18 PT. Bank Nusantara Parahyangan Tbk 1.84 1.98 1.59 1.80
Rata-rata 1.90 2.78 1.92 2.20
Sumber : Laporan keuangan yang diolah
Dari tabel 4.3, pada tahun 2003, nilai ROA tertinggi dimiliki oleh PT.
Bank Rakyat Indonesia yaitu sebesar 4,11%, dan ROA terendah dimiliki oleh
ROA tertinggi masih dimiliki oleh PT. Bank Rakyat Indonesia sebesar 5,77%,
dan ROA terendah dimiliki oleh PT.Bank Kesawan Tbk yaitu sebesar 0,37%.
Pada tahun 2005, ROA tertinggi dimiliki oleh PT.Bank PT. Bank Rakyat
Indonesia yaitu sebesar 5,04% dan nilai terendah dimiliki oleh PT. Bank
2005 tidak selalu mengalami kenaikan, yaitu pada tahun 2003 sebesar 1,90%,
88
yang naik menjadi 2,78%, pada tahun 2004, dan mengalami penurunan pada
Grafik 4.3
Rata-rata ROA tahun 2003-2005
Diagram
2.78
3.00
1.90 1.92
2.00
ROA
1.00
0.00
2003 2004 2005
Tahun
Rata-rata ROA bank selama tiga tahun adalah sebesar 2,20%, dan dari
keseluruhan nilai ROA rata-rata terbesar dimiliki oleh PT. Bank Rakyat
Indonesia Tbk. yaitu sebesar 4,97%, dan nilai ROA terendah dimiliki oleh PT.
pendapatan bunga bersih bank (Net Interest Income) dengan aktiva produktif.
Data dari perhitungan NIM diambil mulai dari tahun 2003 sampai dengan
Data dari perhitungan NIM tampak pada tabel 4.4 yang merupakan hasil
Tabel 4.4
Net Interest Margin
Net Interest Margin % ( NIM )
NO. Nama Bank 2003 2004 2005 Rata-rata
1 PT. Bank Permata Tbk. 4.40 5.80 5.90 5.37
2 PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. 9.54 12.16 12.17 11.29
3 PT. Bank Panin Tbk. 9.78 6.38 4.11 6.76
4 PT. Bank Arta Niaga Kencana Tbk. 6.59 4.35 4.12 5.02
5 PT. Bank Negara Indonesia Tbk. 4.33 5.59 5.35 5.09
6 PT. Bank Buana Indonesia Tbk. 5.19 5.75 6.08 5.67
7 PT. Bank Mayapada Intrnsional Tbk. 6.76 6.67 5.04 6.16
8 PT. Bank Niaga Tbk. 4.48 5.30 5.06 4.95
9 PT. Bank BII Tbk. 3.20 5.22 6.25 4.89
10 PT. Bank NISP Tbk. 3.69 4.66 4.15 4.17
11 PT. Bank Central Asia Tbk. 4.45 5.02 6.08 5.18
12 PT. Bank Danamon Tbk. 5.12 7.56 7.67 6.78
13 PT. Bank Mega Tbk. 6.73 5.83 3.39 5.32
14 PT. Bank Victoria Tbk 2.44 5.17 3.82 3.81
15 PT. Bank Swadesi Tbk 6.05 5.60 4.85 5.50
16 PT. Bank Mandiri Tbk 3.65 4.41 3.81 3.96
17 PT. Bank Kesawan Tbk 5.83 4.95 3.56 4.78
18 PT. Bank Nusantara Parahyangan Tbk 3.50 4.60 4.05 4.05
Rata-rata 5.32 5.83 5.30 5.49
Sumber : Laporan keuangan yang diolah
Dari tabel 4.4, pada tahun 2003, nilai NIM tertinggi dimiliki oleh PT.
Bank Panin Tbk. 9,78%, dan nilai NIM terendah dimiliki olah PT. Bank
Victoria yaitu sebesar 2,44%. Pada tahun 2004 nilai NIM tertinggi dimiliki
oleh PT. Bank Rakyat Indonesia sebesar 12,16 %, dan nilai NIM terendah
dimiliki oleh PT. Bank Arta Niaga Kencana Tbk. sebesar 4,35%. Pada tahun
2005 nilai NIM paling tinggi dimiliki oleh PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk.
yaitu sebesar 12,17%, dan nilai NIM terendah dimiliki oleh PT.Bank Mega
Rata-rata NIM selama tiga tahun mulai dari 2003 sampai dengan 2005
terjadi perubahan tiap tahunnya. Pada tahun 2003 nilai rata-rata NIM adalah
sebesar 5,32%, dan mengalami kenaikan pada tahun 2004 sebesar 5,83%,
Grafik 4.4
Rata-rata NIM tahun 2003-2005
Diagram
6 5.83
5.8
5.6 5.32
NIM 5.30
5.4
5.2
5
2003 2004 2005
Tahun
Rata-rata NIM bank selama tiga tahun adalah sebesar 5,49%, dan dari
keseluruhan rata-rata nilai NIM, nilai terbesar dimiliki oleh PT.Bank Rakyat
Indonesia Tbk. yaitu adalah sebesar 11,29%, dan nilai rata-rata NIM terendah
antara jumlah kredit yang diberikan (total loan) dengan jumlah dana pihak
ketiga (total deposit) ditambah modal sendiri (equity capital). Data dari
perhitungan nilai LDR diperhitungkan dan diukur mulai dari tahun 2003
Tabel 4.5
Loan to Deposit Ratio
Loan To Deposit Ratio % ( LDR )
NO. Nama Bank 2003 2004 2005 Rata-rata
1 PT. Bank Permata Tbk. 41.30 57.20 78.50 59.00
2 PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. 62.37 75.69 77.83 71.96
3 PT. Bank Panin Tbk. 72.35 72.93 55.17 66.82
4 PT. Bank Arta Niaga Kencana Tbk. 62.07 71.26 74.15 69.16
5 PT. Bank Negara Indonesia Tbk. 44.09 55.12 54.24 51.15
6 PT. Bank Buana Indonesia Tbk. 43.37 58.55 79.96 60.63
7 PT. Bank Mayapada Intrnsional Tbk. 78.45 73.74 82.35 78.18
8 PT. Bank Niaga Tbk. 72.82 85.28 85.26 81.12
9 PT. Bank BII Tbk. 34.91 44.22 57.10 45.41
10 PT. Bank NISP Tbk. 77.95 77.34 77.62 77.64
11 PT. Bank Central Asia Tbk. 24.62 30.60 41.78 32.33
12 PT. Bank Danamon Tbk. 56.50 72.20 80.80 69.83
13 PT. Bank Mega Tbk. 55.61 48.80 51.25 51.89
14 PT. Bank Victoria Tbk 40.22 54.72 41.20 45.38
15 PT. Bank Swadesi Tbk 59.17 54.11 55.36 56.21
16 PT. Bank Mandiri Tbk 42.50 53.70 51.80 49.33
17 PT. Bank Kesawan Tbk 43.90 52.32 55.40 50.54
18 PT. Bank Nusantara Parahyangan Tbk 40.43 52.39 57.03 49.95
Rata-rata 52.92 60.57 64.27 59.25
Sumber : Laporan keuangan yang diolah
Berdasarkan tabel 4.5, menunjukkan nilai LDR pada tahun 2003 sampai
pada tahun 2005. Nilai LDR tertinggi pada tahun 2003 dimiliki oleh PT. Bank
dimiliki oleh PT. Bank Central Asia sebesar 24,62%. Untuk tahun 2004, nilai
LDR tertinggi dimiliki oleh PT.Bank Niaga yaitu sebesar 85,28%, dan nilai
pada tahun 2005, nilai LDR tertinggi juga dimiliki oleh PT. Bank Niaga yaitu
sebesar 85,26%, dan nilai LDR terendah dimiliki oleh PT. Bank Victoria yaitu
sebesar 41,20%.
Rata-rata nilai LDR selama tiga tahun mulai dari 2003 sampai dengan
LDR selama tiga tahun adalah sebesar 59,25%. Perubahan tingkat nilai LDR
Grafik 4.5
Rata-rata LDR tahun 2003-2005
Diagram
80 64.27
52.92 60.57
60
LDR 40
20
0
2003 2004 2005
Tahun
Rata-rata LDR selama tiga tahun mulai dari 2003 sampai dengan 2005,
ditunjukkan pada grafik, tahun 2003 nilai rata-rata LDR adalah sebesar
52,92%, dan mengalami kenaikan pada tahun 2004 sebesar 60,57%, kemudian
terjadi kenaikan pada tahun 2005 sebesar 64,27%. Sedangkan rata-rata LDR
bank selama tiga tahun adalah sebesar 59,25%, dan dari keseluruhan rata-rata
nilai LDR, nilai terbesar dimiliki oleh PT.Bank Niaga yaitu sebesar 81,12%,
dan nilai rata-rata LDR terendah dimiliki oleh PT.Bank Central Asia yaitu
sebesar 32,33%. Hal ini berarti dapat dikatakan bahwa tingkat LDR semua
bank secara keseluruhan telah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan
oleh Bank Indonesia yang memberi batasan tetapan atas batas aman tingkat
f. Harga Saham
Harga saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham
hari sebelum dan tiga hari setelah tanggal publikasi akhir tahun pada laporan
harga saham inilah yang menyatakan naik turunnya pergerakan dari harga
saham dan harga pasar pada saat closing price merupakan harga yang
merupakan data historis, artinya data yang terjadi dan mencerminkan keadaan
keuangan yang telah lewat dan bukan mencerminkan keadaan keuangan yang
Tabel 4.6
Harga Saham rata-rata
Harga Saham
NO. Nama Bank 2003 2004 2005 Rata-rata
1 PT. Bank Permata Tbk. 35.00 802.00 707.00 514.67
2 PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. 1533.00 2833.00 3579.00 2648.33
3 PT. Bank Panin Tbk. 340.00 506.00 496.00 447.33
4 PT. Bank Arta Niaga Kencana Tbk. 900.00 770.00 905.00 858.33
5 PT. Bank Negara Indonesia Tbk. 1138.00 1790.00 1282.00 1403.33
6 PT. Bank Buana Indonesia Tbk. 500.00 893.00 948.00 780.33
7 PT. Bank Mayapada Intrnsional Tbk. 135.00 138.00 200.00 157.67
8 PT. Bank Niaga Tbk. 37.00 490.00 399.00 308.67
9 PT. Bank BII Tbk. 120.00 200.00 153.00 157.67
10 PT. Bank NISP Tbk. 498.00 808.00 697.00 667.67
11 PT. Bank Central Asia Tbk. 3829.00 3413.00 3783.00 3675.00
12 PT. Bank Danamon Tbk. 2763.00 4379.00 4121.00 3754.33
13 PT. Bank Mega Tbk. 1150.00 2304.00 2404.00 1952.67
14 PT. Bank Victoria Tbk 52.50 56.67 80.83 63.33
15 PT. Bank Swadesi Tbk 330.00 400.00 420.00 383.33
16 PT. Bank Mandiri Tbk 1358.33 1695.00 1666.67 1573.33
17 PT. Bank Kesawan Tbk 180.00 370.00 394.17 314.72
18 PT. Bank Nusantara Parahyangan Tbk 700.00 700.00 760.00 720.00
Rata-rata 866.60 1252.65 1277.54 1132.26
Sumber : Laporan keuangan yang diolah
94
EBerdasarkan tabel 4.6, pada tahun 2003 harga saham rata-rata tertinggi
dimiliki oleh PT. Bank Central Asia Tbk. yaitu sebesar Rp. 3829,- per lembar
saham dan harga saham terendah di miliki oleh PT. Bank Permata Tbk.
sebesar 35,- per saham. Pada tahun 2004 harga saham tertinggi dimiliki oleh
Bank Danamon Tbk. yaitu sebesar 4379,- per saham dan harga saham
terendah dimiliki oleh PT. Bank Victoria Tbk. sebesar 56,67%. Untuk tahun
2005 harga saham tertinggi kembali dimiliki oleh PT. Bank Danamon Tbk.
yaitu sebesar Rp.4121,- per saham, sedangkan harga saham terendah juga
dimiliki oleh PT. Bank Victoria Tbk. sebesar Rp.80,83,- peru sahaan.
Grafik 4. 6
Harga saham rata-rata 2003-2005
Diagram
1252.65 1277.54
1500.00
866.60
1000.00
Harga
Saham
500.00
0.00
2003 2004 2005
Tahun
Rata-rata harga saham pada tahun 2003 adalah sebesar 866,60, kemudian
mengalami kenaikan pada tahun 2004 yaitu sebesar 1252,65. Untuk tahun
2005 harga saham rata-rata naik menjadi 1277,54. Rata-rata harga saham bank
selama tiga tahun 2003 sampai dengan 2005 adalah sebesar 1132,26, dengan
rata-rata tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Danamon Tbk. Yaitu sebesar
3754,33 dan rata-rata terendah dimiliki oleh PT. Bank Victoria Tbk yaitu
sebesar 63,33.
95
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan bank
harga saham, oleh karena itu dilakukan pengujian dan analisis terhadap rasio
RORA, NIM, ROA dan LDR) terhadap variabel terikat (Harga Saham).
menunjukkan arah hubungan sebab akibat antara variabel bebas dan variabel
terikat.
ANOVA(b)
Tabel 4.11
Coefficients(a)
Tabel 4.12
Ringkasan Analisis Regresi koefisien t parsial antara CAR, RORA, NIM,
ROA, dan LDR terhadap Harga Saham
Keterangan Nilai
F hitung 7,530
R 0,663
R2 0,381
1. Konstanta = - 532,809
harga saham yang dihitung dengan persamaan regresi akan lebih kecil dari
CAR, RORA, NIM, ROA,dan LDR dianggap tetap atau nol, maka konstanta
%) sedangkan variabel lain RORA, NIM, ROA, dan LDR dianggap tetap,
Jika nilai RORA mengalami peningkatan sebesar satu satuan naik (satu %)
sementara variabel lain CAR, NIM, ROA, dan LDR dianggap tetap, maka
Apabila nilai NIM mengalami peningkatan sebesar satu satuan naik (satu
%), sedangkan variabel lain CAR, RORA, ROA, dan LDR dianggap tetap,
Jika nilai ROA mengalami peningkatan sebesar satu satuan naik (satu%),
sementara variabel lain CAR, RORA, NIM, dan LDR dianggap tetap, maka
Apabila nilai LDR mengalami peningkatan sebesar satu satuan naik (satu
%), sementara variabel lain CAR, RORA, NIM, ROA dianggap tetap, maka
dilakukan pengujian dengan menggunakan alat uji statistik yaitu uji f dan uji t.
berganda menggunakan program SPSS .12 yang tercantum dalam tabel 4.11
harga signifikansi kurang dari 0,05 dan ini menunjukkan bahwa nilai Fhitung
yang diperoleh tersebut lebih besar dibanding dengan Ftabel (k-1, n-k) maka
98
diperoleh nilai Ftabel sebesar 2,41, dengan hasil ini maka dapat disimpulkan
bahwa harga signifikansi kurang dari 0,05 dan nilai Fhitung > dari Ftabel , maka
akan menerima (Ha) dan menolak (H0), yang mempunyai makna bahwa
seluruh variabel CAR, RORA, NIM, ROA, dan LDR secara bersama-sama
Derajat hubungan CAR, RORA, NIM, ROA, dan LDR dengan harga
saham secara bersama-sama atau secara simultan dapat diketahui dari harga
tercantum pada tabel 4.12, maka diperoleh harga koefisien korelasi secara
simultan sebesar 0,663. Keberartian dari korelasi secara simultan ini diuji
dengan uji F seperti pada uji keberartian persamaan regresi. Dari hasil
diartikan bahwa hubungan antara CAR, RORA, NIM, ROA, dan LDR dengan
harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ)
adalah signifikan.
hasil ini menunjukkan bahwa dapat disimpulkan nilai t hitung >t tabel dan
nilai probability kurang dari 0,05 yang berarti nilai t yang diperoleh adalah
signifikan, hal ini berarti bahwa variabel CAR (X1) berpengaruh secara
Berdasarkan hasil perhitungan pada hasil out put SPSS yang tercantum
pada lampiran dan tabel 4.12 menunjukkan bahwa untuk variabel RORA
berdasarkan perhitungan dari kritik t tabel (n-k-1) diperoleh nilai t tabel = 2,02
hasil ini menunjukkan bahwa dapat disimpulkan nilai t hitung <t tabel dan
oleh karena nilai probability > 0,05 hal ini berarti nilai t yang diperoleh
adalah tidak signifikan, hal ini berarti bahwa untuk variabel RORA (X2)
tabel (n-k-1), diperoleh nilai t tabel = 2,02 hasil ini menunjukkan bahwa dapat
disimpulkan nilai t hitung <t tabel dan hasil nilai probability > 0,05 hal ini
berarti nilai t yang diperoleh adalah tidak signifikan. Hal ini berarti bahwa
100
Berdasarkan hasil perhitungan pada out put SPSS yang terangkum pada
tabel 4.12 menunjukkan bahwa untuk variabel ROA diperoleh nilai t hitung
kritik t tabel (n-k-1), diperoleh nilai t tabel = 2,02 hasil ini menunjukkan
bahwa dapat disimpulkan untuk nilai t hitung >t tabel dan berdasarkan hasil
dari nilai probability < 0,05 hal ini berarti nilai t yang diperoleh adalah
kritik nilai t tabel = 2,02 hasil ini menunjukkan bahwa dapat disimpulkan
untuk nilai t hitung < ttabel dan berdasarkan perhitungan dari nilai probability
> 0,05 hal ini menunjukkan bahwa nilai t yang diperoleh adalah tidak
Besarnya pengaruh CAR, RORA, NIM, ROA, dan LDR terhadap harga
Berdasarkan hasil pada lampiran dan yang terangkum dalam tabel 4.12 maka
harga saham sebesar 38,1% dan sisanya sebesar 61,9 % dari harga saham
dapat diketahui dari besarnya koefisien determinasi secara parsial (r2) dari
harga saham adalah sebesar 0,20%, besarnya pengaruh NIM terhadap harga
saham adalah 5,76%, besarnya pengaruh ROA terhadap harga saham adalah
sebesar 9,61%, dan besarnya pengaruh LDR terhadap harga saham adalah
sebesar 1,61%. Dari hasil ini berarti telah menjelaskan bahwa variabel ROA
penyebaran data plot berada di sekitar dan sepanjang garis diagonal 450,
penyebaran plot pada uji normalitas dapat di lihat pada grafik normalitas
berikut.
0.8
Expected Cum Prob
0.6
0.4
0.2
0.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob
pada lampiran diperoleh harga toleransi dan VIF dari tiap-tiap variabel seperti
Collinearity Statistics
No. Variabel Tolerance VIF
1 X1 0.731 1.368
2 X2 0.543 1.842
3 X3 0.574 1.741
4 X4 0.539 1.854
5 X5 0.493 2.029
Tabel 4.7. Hasil Uji Multikolinieritas
Berdasarkan pada tabel 4.7 diatas menunjukkan bahwa nilai toleransi dari
keseluruhan variabel bebas lebih besar daripada 0,1 dengan nilai VIF kurang
103
multikolinieritas.
Windows release 12 diperoleh out put dengan menunjukkan scatter plot yang
tidak membentuk pola tertentu, maka model regresi dalam penelitian ini tidak
Scatterplot
4
Regression Studentized Residual
-2
-4
-2 -1 0 1 2 3
Regression Standardized Predicted Value
atau ruang (cross section). Untuk mengetahui ada atau tidak adanya
otokorelasi harus sesuai dengan nilai pada tabel Durbin Watson. Untuk n = 54,
k = 5 nilai Durbin Watson harus berada pada rentang 1,77 sampai dengan 2,23
104
(tabel 3.3). Hasil analisis uji otokorelasi dengan menggunakan program SPSS
sebesar 1,304 yang berarti tidak memenuhi pada ketentuan batas bawah dan
batas atas pada tabel Durbin Watson. Dengan demikian model regresi
regresi.
N 2 (1 - d/2) + k 2
ρ=
N2 -k2
d = Durbin Watson
N 2 (1 - d/2) + k 2
ρ =
N2 -k2
10580,768
=
2880
= 0,365
otokorelasi tadi maka akan diperoleh suatu model regresi yang baru dengan
Hasil analisis data yang digunakan sebagai model regresi adalah model
kuadrat terkecil telah memenuhi syarat BLUE, maka dari model tersebut dapat
otokorelasi maka, akan muncul data atau model yang baru seperti tampak pada
1 R-01 10.80 40.92 4.40 1.94 41.30 35.00 10.056 38.099 4.097 1.806 38.453 32.587
2 R-02 16.64 36.96 9.54 4.11 62.37 1533.00 12.700 22.030 7.935 3.402 47.302 1520.230
3 R-03 18.45 36.32 9.78 2.38 72.35 340.00 12.379 22.835 6.299 0.880 49.594 -219.315
4 R-04 21.80 20.91 6.59 0.78 62.07 900.00 15.069 7.659 3.022 -0.088 35.673 775.951
5 R-05 18.16 34.27 4.33 0.77 44.09 1138.00 10.206 26.641 1.926 0.485 21.444 809.635
6 R-06 22.32 31.29 5.19 2.31 43.37 500.00 15.694 18.787 3.610 2.029 27.284 84.801
7 R-07 14.82 21.95 6.76 0.18 78.45 135.00 6.677 10.534 4.866 -0.663 62.626 -47.425
8 R-08 11.58 20.52 4.48 1.92 72.82 37.00 6.173 12.512 2.014 1.854 44.198 -12.255
9 R-09 22.05 42.01 3.20 0.87 34.91 120.00 17.825 34.523 1.565 0.169 8.342 106.501
10 R-10 13.78 17.68 3.69 1.71 77.95 498.00 5.735 2.353 2.522 1.393 65.213 454.218
11 R-11 27.95 47.95 4.45 2.60 24.62 3829.00 22.922 41.499 3.104 1.976 -3.820 3647.305
12 R-12 26.80 41.43 5.12 3.20 56.50 2763.00 16.602 23.935 3.496 2.251 47.517 1365.989
13 R-13 14.04 26.43 6.73 3.24 55.61 1150.00 4.262 11.314 4.862 2.072 34.996 141.919
14 R-14 12.22 34.11 2.44 0.69 40.22 52.50 7.098 24.467 -0.015 -0.492 19.931 -367.078
15 R-15 26.65 26.04 6.05 2.45 59.17 330.00 22.192 13.595 5.160 2.198 44.496 310.845
16 R-16 27.70 43.91 3.65 2.80 42.50 1358.33 17.977 34.409 1.443 1.906 20.912 1237.930
17 R-17 15.99 11.88 5.83 0.36 43.90 180.00 5.884 -4.141 4.498 -0.662 28.394 -315.587
18 R-18 13.67 25.17 3.50 1.84 40.43 700.00 7.836 20.836 1.373 1.709 24.413 634.327
19 R-19 12.40 23.74 5.80 2.30 57.20 802.00 7.413 14.557 4.523 1.629 42.449 546.605
20 R-20 17.19 29.79 12.16 5.77 75.69 2833.00 12.666 21.128 10.044 4.931 54.821 2540.390
21 R-21 19.43 28.88 6.38 5.61 72.93 506.00 13.158 18.011 1.943 3.505 45.315 -527.620
22 R-22 20.99 14.80 4.35 1.58 71.26 770.00 13.901 4.263 2.022 -0.467 44.651 585.386
23 R-23 19.09 26.77 5.59 2.41 55.12 1790.00 11.432 21.370 4.003 1.834 29.121 1509.066
24 R-24 23.83 20.42 5.75 2.66 58.55 893.00 16.865 10.653 3.710 1.781 38.439 239.919
25 R-25 14.43 17.47 6.67 2.11 73.74 138.00 5.736 10.020 4.572 1.139 52.378 -187.811
26 R-26 12.29 14.92 5.30 2.76 85.28 490.00 7.025 8.546 2.866 1.990 58.376 439.651
27 R-27 23.24 31.41 5.22 2.32 44.22 200.00 18.756 25.966 3.286 1.313 13.106 21.224
28 R-28 15.11 16.64 4.66 2.50 77.34 808.00 6.631 5.180 2.755 1.654 61.206 735.030
29 R-29 24.95 33.61 5.02 3.21 30.60 3413.00 19.437 27.539 3.320 2.298 2.383 3118.201
30 R-30 27.00 27.80 7.56 4.50 72.20 4379.00 17.897 15.537 5.728 3.329 61.036 3133.767
31 R-31 16.53 23.42 5.83 2.99 48.80 2304.00 6.679 13.277 3.072 1.348 22.458 706.322
32 R-32 12.55 28.52 5.17 1.54 54.72 56.67 6.519 19.975 3.043 0.449 36.915 -783.944
33 R-33 26.95 20.00 5.60 2.34 54.11 400.00 22.371 9.594 3.714 1.778 34.145 379.324
34 R-34 28.30 27.12 4.41 3.10 53.70 1695.00 18.467 19.823 2.367 2.246 33.958 1549.060
35 R-35 14.84 22.80 4.95 0.37 52.32 370.00 4.515 12.905 3.341 -0.761 32.728 -248.421
36 R-36 12.86 18.50 4.60 1.98 52.39 700.00 7.446 10.181 2.794 1.845 33.301 565.006
37 R-37 10.50 17.60 5.90 1.20 78.50 707.00 5.808 10.850 4.222 0.478 59.386 451.605
38 R-38 18.29 25.61 12.17 5.04 77.83 3579.00 14.459 19.189 10.017 4.602 49.189 3321.051
39 R-39 17.72 22.16 4.11 2.27 55.17 496.00 11.047 12.816 -0.330 0.431 26.774 -809.798
40 R-40 22.57 16.17 4.12 1.52 74.15 905.00 16.105 8.085 2.620 0.692 54.021 724.034
41 R-41 17.99 26.08 5.35 1.61 54.24 1282.00 9.755 20.180 3.847 1.055 27.186 951.811
42 R-42 24.92 17.74 6.08 3.13 79.96 948.00 18.356 8.225 4.128 2.543 60.171 480.262
43 R-43 15.24 16.09 5.04 0.84 82.35 200.00 6.148 9.618 2.822 -0.302 53.177 -145.878
44 R-44 11.24 14.34 5.06 2.06 85.26 399.00 5.680 8.470 3.221 1.754 55.215 326.030
45 R-45 21.74 25.03 6.25 1.70 57.10 153.00 17.639 19.798 4.404 0.948 25.993 7.425
46 R-46 15.71 17.90 4.15 1.52 77.62 697.00 7.778 8.768 1.870 0.900 56.787 641.178
47 R-47 25.53 29.14 6.08 3.44 41.78 3783.00 19.798 22.609 4.566 2.885 13.460 3528.700
48 R-48 24.50 28.34 7.67 3.10 80.80 4121.00 15.185 17.708 5.452 1.845 65.557 2740.772
49 R-49 16.13 21.27 3.39 1.25 51.25 2404.00 7.191 10.930 0.592 0.119 21.770 900.453
50 R-50 15.28 33.75 3.82 1.46 41.20 80.83 9.395 25.990 2.583 1.004 22.501 -796.269
51 R-51 27.06 21.47 4.85 2.06 55.36 420.00 21.485 9.156 3.456 1.527 40.328 390.509
52 R-52 25.70 24.83 3.81 0.50 51.80 1666.67 15.827 16.997 2.040 -0.252 31.602 1513.433
53 R-53 15.34 22.51 3.56 0.30 55.40 394.17 5.963 13.451 2.170 0.118 36.501 -213.915
54 R-54 12.78 17.93 4.05 1.59 57.03 760.00 7.183 9.717 2.751 1.481 36.817 616.187
Berdasarkan hasil uji otokorelasi setelah adanya perbaikan maka
diperoleh nilai Durbin Watson sebesar 1,784 dan berada pada rentang 1,77
107
sampai dengan 2,23 yang berarti tidak ada otokorelasi pada model regresi.
mengandung otokorelasi.
4.4. Pembahasan
dan hipotesis penelitian maka, dalam penelitian ini ada beberapa hal yang
dapat dijelaskan yaitu sebagai berikut : Pada dasarnya harga saham di pasar
modal dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu diantaranya adalah
telah diutarakan oleh Machfoed (1999), Jogiyanto (2000), Husnan (2001), dan
tersebut, kemudian sesuai dengan hasil penelitian ini menambah kekuatan dari
teori-teori yang ada, karena berdasarkan hasil analisis regresi secara simultan
108
atau bersama-sama kinerja keuangan bank yang terdiri dari rasio CAR,
RORA, NIM, ROA, dan LDR mempengaruhi harga saham perbankan yang
bahwa kinerja keuangan yang di proksikan dengan (CAR, RORA, NIM, ROA
sebagai salah satu dasar atau pedoman bagi investor didalam memprediksi
berinvestasi dalam bentuk saham. Dari hasil penelitian ini maka, didalam
melihat apakah kondisi keuangan perusahaan bank yang dinilai dari besarnya
rasio keuangan apakah sudah sesuai dengan standar yang telah tetapkan oleh
dengan tingkat likuiditas bank, karena berdasar atas hasil analisis yang
diperoleh dari penilaian pada kinerja keuangan bank dalam penelitian ini
sisanya sebesar 61,9% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak temasuk
109
peka terhadap gejolak indikator makro yang bersifat teknikal yang cenderung
lebih dipengaruhi oleh perubahan kondisi pada pasar bursa, dengan kata lain
perubahan harga saham juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti tingkat
inflasi, tingkat suku bunga, kurs valas, volume transaksi dan kondisi
hasil dari penelitian ini diketahui bahwa faktor kinerja keuangan perusahaan
memberikan pengaruh relatif kecil dan selebihnya faktor lain yang relatif lebih
merupakan rasio kecukupan modal, dimana semakin tinggi nilai CAR maka
akan berpengaruh pada tingginya harga saham, dan sebaliknya jika nilai CAR
menurun maka harga sahampun juga akan ikut turun, hal ini disebabkan
karena dengan nilai CAR yang tinggi mengindikasikan bahwa bank berada
110
dalam kondisi yang solvable yang berarti jumlah modal yang dimiliki oleh
bank lebih besar dari pinjaman atau kredit yang diberikan kepada para
nasabah, sehingga pihak bank dinilai masih bisa membiayai biaya yang
perusahaan, antara lain dengan CAR yang tinggi maka, (1) tingkat kecukupan
modal telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yaitu sebesar (8%), (2)
modal perusahaan telah cukup, dalam artian cukup untuk menjalankan usaha
dan cukup untuk menanggung risiko yang kemungkinan akan timbul bila
terjadi likuidasi,(3) dengan CAR yang tinggi berarti aktiva berisiko rendah.
Dengan gambaran yang diperoleh dari rasio CAR perbankan, maka semakin
PT. Bank Permata, secara rasional dari dua pilihan tersebut, investor akan
memilih berinvestasi pada PT. Bank Mandiri, karena bank tersebut memiliki
CAR yang cukup. Kinerja keuangan CAR akhirnya akan menjadi daya tarik
positif bagi pihak perusahaan. Jadi sesuai dengan hukum permintaan dan
111
meningkat pula harga saham. Hal ini konsisten dengan penelitian Jogiyanto
dan Zainuddin (1999) yang menyatakan bahwa semakin tinggi CAR semakin
besar pula modal tersebut dan semakin tinggi harga saham. Dalam penelitian
ini CAR berpengaruh secara signifikan dan bersifat positif terhadap harga
telah memenuhi dari batas ketentuan yang telah ditetapkan oleh BI yaitu tidak
kurang dari 8% sehingga dari situ diketahui bahwa secara keseluruhan kondisi
solvable, menunjukkan jumlah modal yang dimiliki oleh bank lebih besar dari
pinjaman atau kredit yang diberikan kepada para nasabah, sehingga pihak
bank dinilai masih bisa membiayai biaya yang dikeluarkan untuk keperluan
operasional perusahaan, dengan begitu rasio ini dinilai bisa dijadikan sebagai
salah satu dasar atau pedoman bagi para calon investor untuk melakukan
CAR perusahaan perbankan di BEJ selama tiga tahun 2003-2005 relatif tinggi,
pada tahun 2003 nilai rata-rata CAR adalah sebesar 18, 636%, pada tahun
telah sesuai dengan ketentuan dari BI yaitu tidak kurang dari 7,85%. Hal ini
sahamnya di BEJ dalam penelitian hanya PT. Bank Niaga dianggap kurang
investasi.
Pada penelitian ini di peroleh hasil bahwa RORA (X2) tidak mempunyai
melihat besarnya dari rasio RORA, sehingga rasio ini kurang mendapat
menyebabkan rasio ini memiliki pengaruh yang relatif kecil atau tidak
memiliki tagihan terhadap aktiva jika terjadi likuidasi, sisa tagihan terhadap
aktiva ini akan menambah risiko saham. Maka, meskipun saham secara
dari pendapatan bunga setelah dikurangi dengan beban bunga. Semakin besar
rasio ini maka semakin baik pengelolaan bank terhadap aktiva produktif yang
dimiliki atau yang dikelola oleh bank, sehingga semakin besar tingkat
Almilia,2003: 21).
penelitian ini didapatkan hasil bahwa nilai NIM (X3) tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Hal ini disebabkan karena
tidak sebanding dengan risiko yang akan dihadapi dari besarnya jumlah aset
yang dikelola bank untuk pembiayaan atas aktiva produktif berisiko berupa
kredit yang diberikan, penempatan dana diluar bank dari investasi yang
ditanamkan bila terjadi likuidasi, dan perusahaan bank sendiri cenderung lebih
karena itu investor lebih memilih memperoleh keuntungan berupa capital gain
saham apabila nantinya hendak menjual saham yang dimiliki dengan harga
diatas harga beli, sehingga rasio ini kurang mendapat perhatian oleh investor
perusahaan dengan menggunakan aset yang tersedia. Karenanya rasio ini tidak
total aktiva. Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa nilai ROA (X4)
rasio ini maka akan semakin tinggi pula harga saham, sebaliknya jika rasio ini
mengalami penurunan maka akan menurun pula harga saham. Dari rasio ROA
adalah tidak kurang dari 1,22%. Pada ekonomi konvensional motif utama
tinggi maka perusahaan tersebut mampu menghasilkan laba yang tinggi pula,
dengan laba yang tinggi, akan semakin tinggi pula besarnya deviden yang
akan dibagikan kepada investor. Kondisi seperti inilah yang menjadi daya
yang dimiliki maka, akan berdampak pada persepsi negatif investor yang akan
berimbas pada menurunnya harga saham. Sebagai contoh, pada PT. Bank
mempunyai tingkat ROA yang sangat rendah. Dari kondisi itu secara rasional
investor akan memilih berinvestasi pada PT. Bank Rakyat Indonesia daripada
PT. Bank Kesawan, karena jika berinvestasi pada PT. Bank BRI kita akan
mendapatkan dua keuntungan, yaitu dari deviden dan capital gain, namun
keuntungan yaitu dari capital gain dengan begitu investor akan memilih
bersangkutan. Dari hasil pada penelitian ini dapat diketahui bahwa disamping
rasio ini dapat dijadikan sebagai salah satu perhatian atau faktor oleh investor
perusahaan bank
yang diberikan) dari dana yang dapat dikumpulkan dari masyarakat (dana
semakin tinggi LDR akan semakin rendah harga saham, dan apabila tingkat
LDR terjadi penurunan maka harga saham akan mengalami kenaikan. Pada
dari pihak ketiga. Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia bahwa LDR
perusahaan perbankan tidak boleh lebih dari 110%, jadi apabila ada perbankan
yang tinggi pula. Karena apabila dengan tingginya LDR terjadi kesenjangan
antara jumlah kredit dengan jumlah simpanan yang berdampak pada makin
besar menjadi kredit macet, dengan kredit macet itulah maka akan menaikkan
tingkat NPL (Non Performing Loan). Dengan NPL yang tinggi maka bank
tersebut mempunyai risiko yang tinggi pula, dan kemungkinan terjadi investor
tidak percaya lagi kepada bank tersebut untuk mengembalikan dananya yang
laba dari besarnya kredit yang diberikan bank belum bisa dikatakan aman
berpengaruh pada pemenuhan tingkat likuiditas bank masih bisa terjadi, hal
inilah yang menjadi alasan mengapa investor kurang memperhatikan rasio ini
terhadap perubahan harga saham. Dan kondisi yang mungkin terjadi lagi
Jadi dengan LDR yang tinggi jelas risiko bank menjadi tinggi pula, selain itu
apabila risiko bank tersebut benar-benar terjadi dan tidak ada solusinya, maka
118
pencapaian laba akan menjadi minus (rugi). Hal inilah yang dapat mengancam
keberadaan bank tersebut, dan selanjutnya akan berdampak pada tidak lakunya
saham bank tersebut di pasar modal. Hal ini sesuai dengan teori Husnan
harga saham.
oleh investor dalam pengambilan keputusan investasi dipasar modal ada tiga
yang sejenis, dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kondisi dan
prospek perusahaan di masa yang akan datang, informasi berupa faktor teknis
kapan suatu efek harus dibeli, dijual, atau ditukar dengan efek lain agar dapat
keamanan negara.
sebagainya.
119
Adequacy ratio, Return on Risked Asset, Net Interest Margin, Return on Asset
dan Loan to Deposit Ratio sesuai hasil penelitian rasio yang mempunyai
pengaruh paling besar terhadap harga saham adalah Return On Assets (ROA).
dalam berinvestasi oleh karena itu para investor hendaknya berlaku cermat
yang diminatinya.
untuk diperbandingkan.
PENUTUP
5.1 Simpulan
1 Secara parsial rasio CAR dan ROA berpengaruh secara signifikan terhadap
dengan rasio CAR, RORA, NIM, ROA dan LDR berpengaruh secara
3 Non signifikansi rasio RORA, NIM, dan LDR lebih dikarenakan investor
capital gain.
121
122
5.2 Saran
inflasi, tingkat suku bunga, fluktuasi kurs valas, volume transaksi dan
dan dari earning per share (rasio pasar) guna memperoleh hasil lebih
akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Pandji.2001. Pengantar Pasar Modal (edisi revisi). Jakarta : PT. Rineka
Cipta.
Astuti, Pudji. 2002. Analisis variabel-variabel yang mempengaruhi harga pasar
saham Perusahaan Perbankan di BEJ. Kompak No.6 301-327.
Artur, J. Keown . Dasar – dasar Manajemen keuangan.Pearson Education Asia
Pte. Ltd. 1997.
Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston 2001. Manajemen Keuangan. Jakarta :
Erlangga.
Darmadji T. dan Hendy M. Fakhfuddin. 2001. Pasar Modal Di Indonesia. Jakarta:
Salemba Empat.
Etty M Nasser dan Titik Ariyati 2000. Analisis Perbandingan Kinerja Bank
Pemerintah dan Swasta dengan Rasio Camel serta Pengaruhnya
terhadap Harga Saham. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia
Volume 4.
Eny Kristiani W. 2002. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga
Saham.(studi kasus pada perusahaan perbankan di BEJ). Jurnal Riset
Akuntansi Vol.2
Ghozali, I. dan Fx. Sugiyanto, 2002 Meneropong Hitam Putih Pasar Modal.
Yogyakarta : Gama Media.
Ghozali, Imam, 2001.Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang : Badan Penerbit UNDIP.
Gujarati, Damodar. 2003. Basic Econometrics. New York : Mc. Graw Hill.
124
125
Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti 2002 Dasar- dasar Manajemen Keuangan :
Edisi ketiga. Yogyakarta : UPP – AMP – YKPN.
---------, 1998. Dasar dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta :
UPP – AMP – YKPN.
Halim, Abdul 2003. Analisis Investasi.2003 Jakarta : Salemba Empat.
Hanafi, Mamduh dan Halim, Abdul. 2003. Analisis Laporan Keuangan.
Yogyakarta : UPP AMP YKPN.
Harun Al-Rasyid. 1999 Teknik Penarikan Sampel dan Penyusunan Skala . Unpad
. Bandung.
Jogiyanto,H.M.2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi (edisi kedua)
Yogyakarta : BPFE
Kasmir, 2003. Manajemen Perbankan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1994 . Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
UNNES. 2002. Pedoman Umum Penulisan Karya Ilmiah ( Skripsi, Tesis,
Disertasi), Semarang . UNNES.
WWW. BI. GO.ID
127
Lampiran 1.
2 2
N (1-d/2)+k
ρ =
2 2
N -k
1050.768
=
2880
= 0.365
Pada tahap selanjutnya dilakukan transformasi untuk data cara:
2
1) Untuk masing-masing data pertama dikalikan dengan akar (1-r )
2)
Untuk data selanjutnya dengan cara mengurangkan data tersebut dengan perkalian ρ dengan data sebelumnya dan seterusnya.
1 R-01 10.80 40.92 4.40 1.94 41.30 35.00 10.056 38.099 4.097 1.806 38.453 32.587
2 R-02 16.64 36.96 9.54 4.11 62.37 1533.00 12.700 22.030 7.935 3.402 47.302 1520.230
3 R-03 18.45 36.32 9.78 2.38 72.35 340.00 12.379 22.835 6.299 0.880 49.594 -219.315
4 R-04 21.80 20.91 6.59 0.78 62.07 900.00 15.069 7.659 3.022 -0.088 35.673 775.951
5 R-05 18.16 34.27 4.33 0.77 44.09 1138.00 10.206 26.641 1.926 0.485 21.444 809.635
6 R-06 22.32 31.29 5.19 2.31 43.37 500.00 15.694 18.787 3.610 2.029 27.284 84.801
7 R-07 14.82 21.95 6.76 0.18 78.45 135.00 6.677 10.534 4.866 -0.663 62.626 -47.425
8 R-08 11.58 20.52 4.48 1.92 72.82 37.00 6.173 12.512 2.014 1.854 44.198 -12.255
9 R-09 22.05 42.01 3.20 0.87 34.91 120.00 17.825 34.523 1.565 0.169 8.342 106.501
10 R-10 13.78 17.68 3.69 1.71 77.95 498.00 5.735 2.353 2.522 1.393 65.213 454.218
11 R-11 27.95 47.95 4.45 2.60 24.62 3829.00 22.922 41.499 3.104 1.976 -3.820 3647.305
12 R-12 26.80 41.43 5.12 3.20 56.50 2763.00 16.602 23.935 3.496 2.251 47.517 1365.989
13 R-13 14.04 26.43 6.73 3.24 55.61 1150.00 4.262 11.314 4.862 2.072 34.996 141.919
14 R-14 12.22 34.11 2.44 0.69 40.22 52.50 7.098 24.467 -0.015 -0.492 19.931 -367.078
15 R-15 26.65 26.04 6.05 2.45 59.17 330.00 22.192 13.595 5.160 2.198 44.496 310.845
16 R-16 27.70 43.91 3.65 2.80 42.50 1358.33 17.977 34.409 1.443 1.906 20.912 1237.930
17 R-17 15.99 11.88 5.83 0.36 43.90 180.00 5.884 -4.141 4.498 -0.662 28.394 -315.587
18 R-18 13.67 25.17 3.50 1.84 40.43 700.00 7.836 20.836 1.373 1.709 24.413 634.327
19 R-19 12.40 23.74 5.80 2.30 57.20 802.00 7.413 14.557 4.523 1.629 42.449 546.605
20 R-20 17.19 29.79 12.16 5.77 75.69 2833.00 12.666 21.128 10.044 4.931 54.821 2540.390
21 R-21 19.43 28.88 6.38 5.61 72.93 506.00 13.158 18.011 1.943 3.505 45.315 -527.620
22 R-22 20.99 14.80 4.35 1.58 71.26 770.00 13.901 4.263 2.022 -0.467 44.651 585.386
23 R-23 19.09 26.77 5.59 2.41 55.12 1790.00 11.432 21.370 4.003 1.834 29.121 1509.066
24 R-24 23.83 20.42 5.75 2.66 58.55 893.00 16.865 10.653 3.710 1.781 38.439 239.919
25 R-25 14.43 17.47 6.67 2.11 73.74 138.00 5.736 10.020 4.572 1.139 52.378 -187.811
26 R-26 12.29 14.92 5.30 2.76 85.28 490.00 7.025 8.546 2.866 1.990 58.376 439.651
27 R-27 23.24 31.41 5.22 2.32 44.22 200.00 18.756 25.966 3.286 1.313 13.106 21.224
28 R-28 15.11 16.64 4.66 2.50 77.34 808.00 6.631 5.180 2.755 1.654 61.206 735.030
29 R-29 24.95 33.61 5.02 3.21 30.60 3413.00 19.437 27.539 3.320 2.298 2.383 3118.201
30 R-30 27.00 27.80 7.56 4.50 72.20 4379.00 17.897 15.537 5.728 3.329 61.036 3133.767
31 R-31 16.53 23.42 5.83 2.99 48.80 2304.00 6.679 13.277 3.072 1.348 22.458 706.322
32 R-32 12.55 28.52 5.17 1.54 54.72 56.67 6.519 19.975 3.043 0.449 36.915 -783.944
33 R-33 26.95 20.00 5.60 2.34 54.11 400.00 22.371 9.594 3.714 1.778 34.145 379.324
34 R-34 28.30 27.12 4.41 3.10 53.70 1695.00 18.467 19.823 2.367 2.246 33.958 1549.060
35 R-35 14.84 22.80 4.95 0.37 52.32 370.00 4.515 12.905 3.341 -0.761 32.728 -248.421
36 R-36 12.86 18.50 4.60 1.98 52.39 700.00 7.446 10.181 2.794 1.845 33.301 565.006
37 R-37 10.50 17.60 5.90 1.20 78.50 707.00 5.808 10.850 4.222 0.478 59.386 451.605
130
38 R-38 18.29 25.61 12.17 5.04 77.83 3579.00 14.459 19.189 10.017 4.602 49.189 3321.051
39 R-39 17.72 22.16 4.11 2.27 55.17 496.00 11.047 12.816 -0.330 0.431 26.774 -809.798
40 R-40 22.57 16.17 4.12 1.52 74.15 905.00 16.105 8.085 2.620 0.692 54.021 724.034
41 R-41 17.99 26.08 5.35 1.61 54.24 1282.00 9.755 20.180 3.847 1.055 27.186 951.811
42 R-42 24.92 17.74 6.08 3.13 79.96 948.00 18.356 8.225 4.128 2.543 60.171 480.262
43 R-43 15.24 16.09 5.04 0.84 82.35 200.00 6.148 9.618 2.822 -0.302 53.177 -145.878
44 R-44 11.24 14.34 5.06 2.06 85.26 399.00 5.680 8.470 3.221 1.754 55.215 326.030
45 R-45 21.74 25.03 6.25 1.70 57.10 153.00 17.639 19.798 4.404 0.948 25.993 7.425
46 R-46 15.71 17.90 4.15 1.52 77.62 697.00 7.778 8.768 1.870 0.900 56.787 641.178
47 R-47 25.53 29.14 6.08 3.44 41.78 3783.00 19.798 22.609 4.566 2.885 13.460 3528.700
48 R-48 24.50 28.34 7.67 3.10 80.80 4121.00 15.185 17.708 5.452 1.845 65.557 2740.772
49 R-49 16.13 21.27 3.39 1.25 51.25 2404.00 7.191 10.930 0.592 0.119 21.770 900.453
50 R-50 15.28 33.75 3.82 1.46 41.20 80.83 9.395 25.990 2.583 1.004 22.501 -796.269
51 R-51 27.06 21.47 4.85 2.06 55.36 420.00 21.485 9.156 3.456 1.527 40.328 390.509
52 R-52 25.70 24.83 3.81 0.50 51.80 1666.67 15.827 16.997 2.040 -0.252 31.602 1513.433
53 R-53 15.34 22.51 3.56 0.30 55.40 394.17 5.963 13.451 2.170 0.118 36.501 -213.915
54 R-54 12.78 17.93 4.05 1.59 57.03 760.00 7.183 9.717 2.751 1.481 36.817 616.187
131
Descriptive Statistics
Correlations
Model Summary(b)
Change Statistics
Adjusted R Std. Error of R Square
Model R R Square Square the Estimate Change F Change df1 df2 Sig. F Change Durbi
1 .663(a) .440 .381 873.81994 .440 7.530 5 48 .000
a Predictors: (Constant), VAR00011, VAR00010, VAR00007, VAR00009, VAR00008
b Dependent Variable: VAR00012
ANOVA(b)
Standardized
Model Unstandardized Coefficients Coefficients t Sig. Correlations Collinear
Zero-
B Std. Error Beta order Partial Part Toleranc
1 (Constant) -532.809 629.155 -.847 .401
VAR00007 51.176 25.197 .257 2.031 .048 .472 .281 .219 .73
VAR00008 5.664 18.052 .046 .314 .755 .313 .045 .034 .54
VAR00009 137.520 80.322 .244 1.712 .093 .432 .240 .185 .57
VAR00010 295.182 130.874 .332 2.255 .029 .558 .310 .244 .53
VAR00011 -9.155 10.314 -.137 -.888 .379 -.098 -.127 -.096 .49
a Dependent Variable: VAR00012
Coefficient Correlations(a)
Collinearity Diagnostics(a)
Condition
Model Dimension Eigenvalue Index Variance Proportions
Residuals Statistics(a)
Scatterplot
4
Regression Studentized Residual
-2
-4
-2 -1 0 1 2 3
Regression Standardized Predicted Value
134
No Nama Perbankan Tahun Tgl Publikasi t-3 t-2 t-1 t0 t+1 t+2 t+3 Harga saham t-3,t+3
2003 31 Maret 2004 925 925 925 875 875 875 875 900.00
1 PT. Bank ANK Tbk. 2004 31 Maret 2005 770 770 770 770 770 770 770 770.00
2005 10 Maret 2006 890 900 910 910 910 910 910 905.00
2003 15 Maret 2004 500 500 500 500 500 500 500 500.00
2 PT. Bank Buana Tbk. 2004 28 April 2005 910 880 880 880 920 920 850 893.33
2005 20 Maret 2006 950 950 950 970 970 970 900 948.33
2003 11 Maret 2004 3875 3950 3875 3775 3775 3775 3725 3829.17
3 PT.Bank BCA Tbk. 2004 9 Maret 2005 3350 3425 3450 3350 3325 3350 3575 3412.50
2005 14 Maret 2006 3650 3825 3725 3700 3675 3800 4025 3783.33
2003 25 Februari 2004 2575 2825 2800 2825 2800 2775 2800 2762.50
4 PT.Bank Danamon Tbk. 2004 16 Februari 2005 4350 4350 4300 4350 4400 4400 4475 4379.17
2005 10 Maret 2006 4125 4125 4200 4125 4100 4125 4050 4120.83
2003 31 Maret 2004 115 110 115 105 110 130 140 120.00
5 PT. Bank BII Tbk 2004 18 Februari 2005 195 200 205 205 200 195 205 200.00
2005 3 Maret 2006 150 145 155 155 160 155 155 153.33
2003 11 Februari 2004 1150 1150 1150 1150 1150 1150 1150 1150.00
6 PT. Bank Mega Tbk. 2004 10 Maret 2005 2200 2300 2350 2300 2325 2325 2325 2304.17
2005 24 April 2006 2400 2400 2425 2425 2375 2450 2375 2404.17
2003 31 Maret 2004 1150 1150 1150 1150 1125 1125 1125 1137.50
7 PT. Bank BNI Tbk. 2004 24 Maret 2005 1830 1850 1830 1820 1790 1720 1720 1790.00
2005 31 Maret 2006 1290 1280 1280 1280 1280 1280 1280 1281.67
2003 27 Februari 2004 40 40 40 30 30 35 35 36.67
8 PT. Bank Niaga Tbk. 2004 15 Februari 2006 465 465 470 510 510 510 520 490.00
2005 24 Februari 2006 395 405 395 395 405 395 400 399.17
2003 29 Maret 2004 530 525 500 500 475 480 475 497.50
9 PT. Bank NISP Tbk. 2004 15 Februari 2005 790 790 800 800 810 810 850 808.33
2005 1 Maret 2006 700 690 690 700 700 700 700 696.67
2003 30 Maret 2004 335 330 330 345 345 350 350 340.00
10 PT.Bank Panin Tbk. 2004 30 Maret 2005 520 530 490 485 505 500 490 505.83
2005 29 Maret 2006 490 485 495 500 510 490 505 495.83
2003 31 Maret 2004 35 35 35 35 35 35 35 35.00
11 PT. Bank Permata TBK. 2004 7 Maret 2005 770 770 830 820 810 820 810 801.67
2005 29 Maret 2006 720 710 720 720 700 690 700 707.00
2003 31 Maret 2004 1425 1400 1450 1525 1550 1625 1750 1533.33
12 PT Bank BRI Tbk 2004 30 Maret 2005 2825 2775 2775 2750 2850 2875 2900 2833.33
2005 10 Maret 2006 3425 3425 3525 3725 3675 3700 3725 3579.17
2003 18 maret 2004 135 135 135 135 135 135 135 135.00
13 PT Bank Mayapada Tbk 2004 25 februari2005 155 155 130 130 130 130 130 138.33
2005 30 maret 2006 200 200 200 200 200 200 200 200.00
14 PT Bank Victoria. Tbk 2003 31 maret 2004 50 50 50 55 55 55 55 52.50
135
Lampiran 6