You are on page 1of 65

KEJAHATAN

TERHADAP KEMANUSIAAN
Mahrus Ali, SH.,MH
Pengertian
Salah satu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian
dari serangan yang meluas atau sistematik yang diketahuinya
bahwa serangan tersebut ditujukan secara langsung terhadap
penduduk sipil, berupa:
pembunuhan;
pemusnahan;
pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa;
perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara
sewenang-wenang yang melanggar asas-asas ketentuan pokok
internasional;
penyiksaan;
perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan
kehamilan, pemandulan atau sterilisasi secara paksa atau bentuk-bentuk
kekerasan seksual lainnya;
penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang
didasari persamaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya, agama,
jenis kelamin atau alasan lain yang telah diakui secara universal sebagai hal
yang dilarang menurut hukum internasional;
penghilangan orang secara paksa; atau
kejahatan apartheid.
Unsur2 Umum

 salah satu perbuatan


 dilakukan sebagai bagian dari serangan
 meluas atau sistematik
 ditujukan kepada penduduk sipil
 diketahuinya
Salah Satu Perbuatan

 setiap tindakan yang disebutkan dalam Pasal 9


merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan

 bersifat alternatif

 salah satu perbuatan itu harus ditujukan secara langsung


kepada penduduk sipil sebagai bagian dari serangan yang
meluas atau sistematik karena apabila tidak demikian,
maka kejahatan tersebut tidak dapat diadili sebagai
kejahatan terhadap kemanusiaan, melainkan termasuk
dalam kejahatan biasa pada umumnya
Dilakukan Sebagai Bagian dari
Serangan
 serangan (attack) tidak berarti memerlukan
karakter sebagai serangan militer (military
attack).
 perbuatan melanggar hukum baik disertai
dengan kekerasan fisik ataupu tidak, dan tidak
hanya serangan dalam arti serangan militer
 Serangan yang tidak dengan kekerasan adalah
seperti kebijakan yang diskriminatif, apartheid,
dan deportasi
Serangan dlm UU Pengadilan HAM

Suatu rangkaian perbuatan yang dilakukan


terhadap penduduk sipil sebagai kelanjutan
kebijakan penguasa atau kebijakan yang
berhubungan dengan organisasi. Tindakan
sebagaimana dalam unsur-unsur tindak pidana
kejahatan terhadap kemanusiaan harus dilakukan
sebagia bagian dari serangan, seperti pembunuhan
besar-besaran terhadap penduduk sipil dapat
dianggap sebagai serangan terhadap seluruh
populasi sipil.
Unsur Penting Serangan
 Tindakan, baik meluas atau sistematis, yang dilakukan secara
berganda (multiplicity commission of acts) yang dihasilkan
atau merupakan bagian dari kebijakan Negara atau organisasi
 Multiplicity commission of acts mengandung arti bahwa
perbuatan yang dilakukan dapat sendiri-sendiri, tetapi juga
dapat merupakan gabungan dari lebih dari satu perbuatan
dalam suatu serangan tunggal
 Jika satu serangan terjadi kombinasi dari sejumlah kejahatan,
misalnya perkosaan, pembunuhan dan deportasi, maka
terdapat beberapa faktor untuk mengujinya apakah serangan
tersebut masuk ke dalam kategori kejahatan terhadap
kemanusiaan, yaitu cara dan metode yang digunakan, status
korban, jumlah korban, apakah serangan tersebut
diskriminatif, sifat dari kejahatan yang dilakukan , adanya
perlawanan terhadap penyerang, dan apakah para penyerang
mengikuti atau berusaha mengikuti ketentuan hukum perang .
...Next
 serangan baik yang meluas atau sistematis itu
tidak harus merupakan serangan militer seperti
diatur dalam hukum humaniter internasional.
Tetapi, serangan tersebut dapat juga diartikan lebih
luas, misalnya meliputi kampanye atau operasi
yang dilakukan terhadap penduduk sipil. Serangan
tersebut tidak hanya harus melibatkan angkatan
bersenjata atau kelompok bersenjata
 persyaratan serangan dianggap terpenuhi jika
penduduk sipil adalah objek utama dari serangan
tersebut.
Serangan dlm Perkara Kunaran,
Kovac dan Vokovic
 ketika memutuskan apakah terjadi serangan
terhadap penduduk sipil tertentu, tidak relevan
untuk mempertimbangkan bahwa pihak lain (pihak
yang diserang) juga melakukan serangan balasan
terhadap penduduk sipil dari pihak penyerang
 Serangan terhadap penduduk sipil oleh pihak
penyerang bukanlah alasan pembenar bagi pihak
yang diserang untuk melancarkan serangan
balasan terhadap penduduk sipil pihak penyerang
 Serangan terhadap penduduk sipil pihak penyerang
juga tidak dapat dibenarkan (illegitimate), dan
kejahatan yang dilakukan sebagai bagian dari
serangan dapat dianggap sebagai kejahatan
terhadap kemanusiaan
...Next
 Bukti bahwa telah terjadi serangan oleh pihak yang
diserang terhadap penduduk sipil pihak penyerang
tidak diperlukan kecuali bahwa bukti serangan tersebut
dipakai untuk membuktikan atau tidak membuktikan
setiap tuduhan yang dibuat dalam dakwaan, dan
semata-mata untuk menyangkal pendirian penuntut
berkenaan dengan keyakinan penuntut tersebut bahwa
telah terjadi serangan meluas dan sistematik terhadap
penduduk sipil
 Adanya pengaduan bahwa pihak lain
bertanggungjawab karena telah memulai serangan
tidak akan mengingkari keyakinan bahwa telah terjadi
serangan terhadap penduduk sipil tertentu
Meluas atau Sistematik
 suatu kejahatan dapat terjadi secara meluas dengan
“efek kumulatif” dari serangkaian tindakan tidak
manusiawi atau memiliki efek tunggal dari sebuah
tindakan tidak manusiawi yang memiliki besaran
yang luar biasa
 Karakteristik “meluas” mengacu pada skala tindakan
yang dilakukan dan ditujukan kepada sejumlah
korban
 kata “meluas” menunjuk pada ‘jumlah korban’ dan
konsep ini mencakup ‘massive”, sering atau
berulang-ulang, tindakannya dalam skala yang besar,
dilaksanakan secara kolektif dan bersifat serius
...Next
 kata ‘sistematis’ menunjuk pada pola kejahatan
yang merupakan pengulangan non-insidental atas
tindakan kejahatan yang sama dan dilakukan
dengan cara yang teratur
 Di dalam pengertian “sistematis” ini mengharuskan
adanya tindakan terorganisir yang terjadi secara
acak dan luar biasa
 “sistematis” diartikan sebagai diorganisasikan
secara rapi dan mengikuti pola tertentu yang terus
menerus berdasarkan perencanaan atau kebijakan
yang melibatkan sumberdaya publik atau privat
yang substansial, meskipun kebijakan tersebut
bukan merupakan kebijakan Negara secara formal.
Next...
Adanya suatu perencanaan dapat diduga dari serangkaian peristiwa
atau kejadian-kejadian antara lain
situasi umum dan latar belakang politik secara keseluruhan di mana
kejahatan tersebut dilakukan;
pembentukan dan pelaksanaan struktur otonomi politik di setiap
tingkat kekuasaan dalam wilayah tertentu;
substansi umum atas program politik, seperti yang terdapat dalam
berbagai tulisan dan pidato-pidato;
propaganda media;
pembentukan dan pelaksanaan struktur otonomi militer;
mobilisasi tentara;
serangan militer yang terkoordinasi dan berulang-ulang dan bersifat
sementara di wilayah tertentu;
kaitan antara hierarki militer dengan struktur dan program politik;
Next…

 perubahan komposisi ‘etnis” dari populasi


penduduk;
 tindakan diskriminatif, baik dalam bidang
administrasi maupun bidang lainnya seperti
pelarangan perbankan;
 skala tindak kekerasan yang dilakukan,
khususnya pembunuhan, dan tindak
kekerasan lain, seperti pemerkosaan,
pemenjaraan sewenang-wenang, deportasi
dan perampasan atau penghancuran harga
milik warga sipil, khususnya pada situs-situs
yang sakral.
Karakteristik Sistematik
 adanya tujuan politik, sebuah rencana mengapa
serangan dilakukan atau sebuah ideologi, dalam
istilah yang luas yaitu untuk menghancurkan,
menganiaya, atau melemahkan sebuah
komunitas,
 dilakukannya tindak kejahatan dalam skala yang
sangat luas terhadap kelompok sipil atau
dilakukannya tindakan yang tidak manusiawi
secara berulang dan terus menerus dan terkait
satu dengan yang lain
 persiapan dan penggunaan sumber daya publik
dan pribadi, baik militer atau lainnya
 keterlibatan otoritas militer dan politik dalam
penetapan dan pembuatan rencana metodik
Ditujukan kepada Penduduk Sipil
 frase “directed against” yang termaktub dalam
Statuta Roma diterjemahkan “ditujukan secara
langsung”. Seharusnya yang benar adalah “ditujukan
kepada populasi sipil
 Kata “langsung’ dapat ditafsirkan bahwa serangan itu
dilakukan oleh pelaku langsung di lapangan saja.
Maksud frase ini adalah hanya mereka yang di
lapangan yang dapat dikenakan pasal ini, dan tidak
meliputi di tingkat komando atau atasan
 rumusan “penduduk sipil” hanya membatasi target
potensial korban kejahatan hanya pada penduduk
setempat. Padahal, korban kejahatan bisa saja bukan
orang-orang yang bukan penduduk setempat, yang
pada waktu peristiwa berada di tempat kejahatan
terjadi
…Next
 sebuah populasi dapat dianggap sebagai “sipil” meskipun
tidak semua korban adalah penduduk sipil, tetapi populasi
tersebut didominasi oleh sipil
 Kehadiran orang-orang yang terlibat dalam konflik tidak dapat
menghilangkan karakter penduduk sipil, dan orang-orang
yang terlibat dalam gerakan perlawanan dapat digolongkan
sebagai korban kejahatan terhadap kemanusiaan
 serangan dalam kejahatan terhadap kemanusiaan tidak hanya
ditujukan kepada warga sipil, tetapi juga termasuk kejahatan
terhadap dua kategori penduduk, yaitu orang-orang yang
merupakan anggota gerakan perlawanan dan mantan tentara,
tanpa melihat apakah mereka menggunakan seragam atau
tidak (mereka tidak lagi terlibat dalam peperangan pada saat
kejahatan dilakukan, karena mereka telah keluar dari
kesatuan militer atau tidak lagi memegang senjata); atau
mereka yang digolongkan sebagai hors de combat khususnya
mereka yang terluka atau ditahan
…Next

 Serangan yang ditujukan kepada penduduk sipil tidak


mengartikan bahwa semua populasi suatu Negara,
entitas atau wilayah harus menjadi objek serangan
 Penggunaan istilah “penduduk” secara implisit
menunjukkan adanya beberapa bentuk kejahatan
yang berbeda dengan kejahatan yang bentuknya
tunggal atau terhadap orang-orang perorangan
 Kejahatan terhadap kemanusiaan juga dapat
dilakukan terhadap penduduk sipil yang memiliki
kebangsaan yang sama dengan pelaku, bahkan juga
terdapat orang-orang yang tidak memiliki
kewarganegaraan (stateless).
Penentuan Serangan Ditujukan
Kpd Penduduk Sipil
 Sarana atau metode yang digunakan dalam
pelaksanaan serangan

 sifat diskriminatif serangan terhadap


penyerang saat itu dan tingkatan di mana
kekuatan penyerang telah dirancang atau
diupayakan untuk sesuai atau diupayakan
sesuai dengan persyaratan pencegahan
yang ada dalam hukum perang
Diketahuinya

 unsur mental (mens rea) dalam kejahatan


terhadap kemanusiaan
 Kesengajaan dan pengetahuan menjadi faktor
yang menentukan untuk memastikan apakah
pelaku memiliki mens rea untuk kejahatan
terhadap kemanusiaan atau tidak
 Kesengajaan mengacu kepada perbuatan
(conduct) dan akibatnya (consequences) yang
memang diinginkan akibatnya oleh pelaku
 pengetahuan diartikan sebagai kesadaran
bahwa suatu perbuatan terjadi atau akibat pada
umumnya akan timbul sebagai akibat perbuatan
tersebut
…Next
 pelaku harus secara sadar terlibat dalam serangan yang
meluas atau sistematis di mana ia memiliki pengetahuan
mengenai kaitan antara tindakannya dengan konteks
serangan tersebut
 pelaku sadar untuk melakukan kejahatan yang
dituduhkan kepadanya, dan bahwa ia seharusnya
mengetahui bahwa ada serangan terhadap penduduk
sipil dan tindakannya itu merupakan bagian dari
serangan yang meluas atau sistematis, atau setidaknya
ia mengambil risiko bahwa tindakannya merupakan
bagian dari serangan yang meluas atau sistematis
 Untuk membuktikan sebuah tuduhan kejahatan terhadap
kemanusiaan, haruslah dibuktikan bahwa kejahatan
tersebut berkaitan dengan serangan terhadap penduduk
sipil dan tersangka mengetahui bahwa kejahatan yang
dilakukannya sangat terkait dengan kejahatan tersebut
Unsur2 tindak pidana
 Pembunuhan
 Pemusnahan
 pengusiran atau pemindahan penduduk secara
paksa
 perampasan kemerdekaan atau perampasan
kebebasan fisik lain secara sewenang-wenang
 Penyiksaan
 perkosaan atau bentuk kekerasan seksual lainnya
 Pengianyaan
 penghilangan orang secara paksa
 kejahatan apartheid.
Pembunuhan
 Pembunuhan adalah sebagaimana tercantum dalam Pasal
340 KUHP
 Perumusan pembunuhan yang mensyaratkan adanya
perencanaan sebelumnya memberatkan pembuktian.
Sebuah kejahatan pembunuhan yang merupakan bagian
dari serangan yang meluas, harus pula dibuktikan sebagai
pembunuhan berencana dimana bagian terakhir merupakan
bagian dari pembuktian unsur sistematis.
 Dalam kasus yang diadili oleh Pengadilan untuk bekas
Yugoslavia, pembunuhan diartikan sebagai kematian korban
yang diakibatkan oleh tindakan (commission of act) atau
tidak bertindaknya (omission of act) terdakwa yang
dilakukan dengan niat untuk membunuh atau menyebabkan
kerusakan tubuh yang serius, di mana ia seharusnya
mengetahui bahwa perbuatan itu menyebabkan kematian
Unsur2 Pembunuhan

 kematian korban
 kematian tersebut diakibatkan oleh tindakan
terdakwa atau bawahannya
 kejahatan tersebut dilakukan oleh terdakwa atau
bawahannya dengan dorongan niat untuk
membunuh korban, atau terdakwa menyebabkan
bahaya serius terhadap korban dan dapat berakhir
dengan kematian.
..Next

 jasad seseorang yang menjadi korban


pembunuhan tidak harus ada
 Kematian korban cukup dengan yang kuat dari
seluruh bukti yang ditunjukkan di sedang
pengadilan
 Bunuh diri juga merupakan pembunuhan, jika
perbuatan atau pembiaran yang dilakukan
terdakwa atau siapa pun yang tindakan atau
pembiarannya menjadi penyebab korban
mengambil keputusan untuk bunuh diri
Pembunuhan dlm Statuta Roma

 pelaku membunuh satu atau lebih orang

 tindakan tersebut dilakukan sebagai bagian dari


serangan meluas atau sistematik yang ditujukan
terhadap suatu kelompok penduduk sipil

 pelaku mengetahui bahwa tindakan tersebut


merupakan bagian dari atau memaksudkan
tindakan itu menjadi bagian dari serangan meluas
atau sistematik terhadap suatu kelompok penduduk
sipil
Pemusnahan
 Pemusnahan meliputi perbuatan yang menimbulkan
penderitaan yang dilakukan dengan sengaja, antara lain
berupa perbuatan menghambat pemasokan barang
makanan dan obat-obatan yang dapat menimbulkan
pemusnahan pada sebagian penduduk (penjelasan UU
Pengadilan HAM)
 Untuk dapat menetapkan terjadinya kejahatan
pemusnahan yang merupakan persyaratan umum dalam
kejahatan terhadap kemanusiaan, harus ada bukti dalam
penduduk sipil tertentu yang menjadi target, dan anggota
penduduk sipil tersebut dibunuh atau menjadi sasaran
dari kondisi kehidupan yang diperhitungkan akan
mendatangkan kehancuran dalam jumlah yang signifikan
dari penduduk sipil tersebut
Karakteristik Pemusahan
 pembunuhan dalam skala besar, dalam artian
mengakibatkan korban dalam jumlah banyak;
 orang yang bertanggungjawab tidak mengetahui terlebih
dahulu siapa korbannya;
 pembunuhan itu ditujukan kepada kelompok tertentu,
namun kelompok tertentu tidak harus selalu
berdasarkan kebangsaan, etnisitas, ras, dan agama
seperti yang diatur dala Konvensi Genosida 1948.
kelompok lain yang didasarkan pada suatu paham
politik, kelompok social, kelompok pengguna bahasa,
atau kelompok berdasarkan orientasi seksual seperti
homoseksual, lesbian, juga dapat termasuk ke dalam
unsur-unsur tindak pidana ini;
 anggota kelompok tersebut juga tidak harus memiliki
kesamaan karakteristik dan mungkin hanya
sekelompkok orang tertentu berdasarkan pikiran pelaku.
Unsur2 Pemusnahan

 pelaku membunuh satu orang atau lebih, termasuk


dengan menimbulkan kondisi-kondisi kehidupan
yang diperhitungkan akan menyebabkan
kehancuran bagian dari suatu kelompok

 tindakan tersebut merupakan, atau terjadi sebagai


bagian dari, suatu pembunuhan massal terhadap
anggota dari suatu kelompok penduduk sipil
Pemusnahan dalam Statuta Roma
 pelaku membunuh satu atau lebih orang, termasuk
dengan menimbulkan kondisi-kondisi kehidupan yang
diperhitungkan akan menyebabkan kehancuran bagian
dari suatu kelompok penduduk
 tindakan tersebut merupakan, atau terjadi sebagai bagian
dari, suatu pembunuhan massal terhadap anggota dari
suatu kelompok penduduk sipil
 tindakan tersebut dilakukan sebagai bagian dari serangan
meluas atau sistematik yang ditujukan terhadap suatu
kelompok penduduk sipil
 pelaku mengetahui bahwa tindakan tersebut merupakan
bagian dari atau memaksudkan tindakan itu menjadi
bagian dari serangan melaus atau sistematik terhadap
suatu kelompok penduduk sipil
Pengusiran atau Pemindahan
Penduduk Secara Paksa
 Pengusiran (deportation) berarti pemindahan secara
paksa penduduk suatu Negara ke negara lain
 pemindahan penduduk (transfer) berarti pemindahan
secara paksa penduduk dari suatu daerah ke daerah
lain yang masih dalam wilayan suatu Negara
 Pemindahan penduduk mensyaratkan adanya
sejumlah penduduk, atau setidaknya adanya niat
untuk dilakukannya pemindahan tersebut, dan bukan
hanya terhadap satu penduduk, kecuali itu merupakan
bagian dari pemindahan secara sistematis
 Kata “paksa” (forced) bermakna segala bentuk
tekanan yang membuat seseorang atau orang-orang
meninggalkan tempat asalnya
Dalam penjelasan Pasal 9 undang-undang
No. 26 Tahun 2000 huruf d disebutkan,
bahwa yang dimaksud dengan "pengusiran
atau pemindahan penduduk secara paksa"
adalah pemindahan orang-orang secara
paksa dengan cara pengusiran atau tindakan
pemaksaan yang lain dari daerah dimana
mereka bertempat tinggal secara sah, tanpa
didasari alasan yang diizinkan oleh hukum
internasional.
Pengusiran atau pemindahan penduduk
secara paksa dlm Statuta Roma
 pelaku mendeportasikan atau dengan cara memaksa
memindahkan, tanpa dasar-dasar yang membolehkan dalam
hukum internasional, satu atau lebih orang ke Negara lain atau
lokasi lain, dengan tindakan-tindakan berupa memaksa atau
tindakan menekan lainnya;
 orang atau orang-orang tersebut secara legal berada di wilayah
atau tempat dari mana mereka kemudian dideportasi atau
dipindahkna;
 pelaku menyadari atau mengetahui keadaan-keadaan faktual
yang memenuhi persyaratan legal dari keberadaan orang atau
orang-orang itu di tempat mereka berada;
 tindakan tersebut dilakukan sebagai bagian dari serangan
meluas atau sistematik yang ditujukan terhadap suatu kelompok
penduduk sipil;
 pelaku mengetahui bahwa tindakan tersebut merupakan bagian
dari atau memaksudkan tindakan itu menjadi bagian dari
serangan melaus atau sistematik terhadap suatu kelompok
penduduk sipil.
Perampasan Kemerdekaan atau
Fisik Lain secara Sewenang-wenang
 Larangan untuk melakukan penahanan sewenang-
wenang dan hak untuk mendapatkan pengadilan yang
adil (fair trial)
 Konsep kesewenang-wenangan berdasarkan hukum
internasional mencakup pemenjaraan yang tidak sah
dan pencabutan kebebasan yang bertentangan baik
dengan hukum internasional walaupun diperkenankan
dalam hukum nasional
 Kategori lain yang dapat menimbulkan tindakan
penahanan sewenang-wenang adalah ketika terhadap
tahanan tersebut dilakukan penyiksaan, atau tindakan
lain tidak berprikemanusiaan lainnya
..Unsur2 Perampasan Kemerdekaan

 Pelaku memenjarakan (imprisonment) satu orang


atau lebih atau secara kejam (severe) mencabut
kebebasan fisik orang atau orang-orang tersebut
 Tingkat keseriusan tindakan tersebut termasuk
dalam kategori tindakan pelanggaran terhadap
aturan-aturan fundamental dari hukum
internasional
 Pelaku menyadari keadaan-keadaan faktual yang
turut menentukan kadar keseriusan tindakan
tersebut
Unsur2 Perampasan
Kemerdekaan..dlm Statuta Roma
 Pelaku memenjarakan satu atau lebih orang atau sebaliknya
secara kasar atau kejam mencaplok kebebasan fisik orang
atau orang-orang
 Tingkat keseriusan tindakan tersebut termasuk dalam
kategori tindakan pelanggaran terhadap aturan-aturan
fundamental dari hukum internasional
 Pelaku menyadari keadaan-keadaan faktual yang turut
menentukan kadar keseriusan tindakan tersebut
 Tindakan tersebut dilakukan sebagai bagian dari serangan
meluas atau sistematik yang ditujukan terhadap suatu
kelompok penduduk sipil
 Pelaku mengetahui bahwa tindakan tersebut merupakan
bagian dari atau memaksudkan tindakan itu menjadi bagian
dari serangan melaus atau sistematik terhadap suatu
kelompok penduduk sipil
Penyiksaan

Penyiksaan menurut penjelasan undang-


undang No. 26 Tahun 2000 tentang
Pengadilan Hak Asasi Manusia adalah
dengan sengaja dan melawan hukum
menimbulkan kesakitan atau penderitaan
yang berat, baik fisik maupun mental,
terhadap seorang tahanan atau seseorang
yang berada di bawah pengawasan
Unsur2 Penyiksaan

 Penderitaan, akibat tindakan atau pembiaran,


karena sakit atau kesengsaraan yagn hebat, baik
fisik atau mental
 Tindakan atau pembiaran harus disertai dengan
niat
 Tindakan atau pembiaran harus bertujuan untuk
mendapat informasi atau pengakuan atau untuk
menghukum, mengintimidasi atau menekan
korban atau orang ketiga, atau mendiskriminasi,
dengan dasar apa pun terhadap korban atau
orang ketiga
Unsur2 Penyiksaan dlm Statuta
Roma
 pelaku membuat seseorang atau orang-orang
mengalami rasa sakit atau penderitaan yang luar
biasa secara fisik maupun mental;
 orang atau orang-orang itu berada dalam tahanan
atau berada di bawah kontrol pelaku bersangkutan;
 rasa sakit atau penderitaan tersebut tidak hanya
muncul dari, dan tidak inheren atau hanya sekadar
mengikuti, sanksi-sanksi hukum;
 tindakan tersebut dilakukan sebagai bagian dari
serangan meluas atau sistematik yang ditujukan
terhadap suatu kelompok penduduk sipil;
 pelaku mengetahui bahwa tindakan tersebut
merupakan bagian dari atau memaksudkan tindakan
itu menjadi bagian dari serangan melaus atau
sistematik terhadap suatu kelompok penduduk sipil
Perkosaan atau Bentuk Kekerasan
Seksual Lainnya
 penetrasi seksual (meskipun tidak penuh
atau dangkal) pada vagina atau anus korban
oleh penis pelaku atau benda lain yang
digunakan oleh pelaku; atau mulut korban
oleh penis pelaku, dimana tindakan penetrasi
seksual ini terjadi tanpa persetujuan korban
(actus reus)

 niat yang mengkibatkan terjadinya penetrasi


seksual, dan kejadian itu terjadi tanpa
persetujuan korban (mens rea)
Unsur2 Perkosaan
 pelaku menyerang (invade) badan seseorang dengan tindakan
yang berakibat pada penetrasi, bahkan dengan begitu kasar,
pada bagian apa saja dari badan korban atau dari badan
pelaku dengan organ seksual, atau pada bagian lubang dubur
atau organ genital korban dengan menggunakan benda atau
objek apapun atau bagian apa pun dari badan pelaku

 penyerangan itu dilakukan dengan kekuatan memaksa, atau


dengan tindakan paksaan atau tekanan atau tindakan yang
membuat seseorang mau tidak mau harus mengikuti kemauan
yang memerintahkan itu; hal ini bisa disebabkan oleh misalnya
takut akan tindakan kekerasan yang akan menimpannya,
pemaksaan kehendak, penyekapan, serangan psikologis atau
penyalahgunaan kekuasaan terhadap orang atua orang-orang
atau seorang lain, atau dengan mengambil keuntungan dair
lingkungan memaksa (coersive), atau penyerangan itu
dilakukan terhadap orang-orang yang tidak memiliki
kemampuan dalam memberikan kerelaan atau menyatakan
kesediaan sesungguhnya
Unsur2 Perkosaan dlm Statuta Roma
 pelaku menyerang badan seseorang dengan tindakan yang
berakibat pada penetrasi, bahkan dengan begitu kasar, pada
bagian apa saja dari badan korban atau dari badan pelaku
dengan organ seksual atau pada bagian lubang dubur atau
organ genital korban dengan menggunakan benda atau
objek apa pun atau bagian apa pun dari badan pelaku;
 penyerangan itu dilakukan dengan kekuatan memaksa, atau
dengan tindakan paksaan atau tekanan atau tindakan yang
membuat seseorang mau tidak mau harus mengikuti
kemauan yang memerintahkan itu; misalnya takut akan
tindakan kekerasan yagn akan menimpannya, pemaksaan
kehendak, penyekapan, serangan psikologis atau
penyalahgunaan kekuasaan terhadap orang atua orang-
orang atau seorang lain, atau dengan mengambil
keuntungan dair lingkungan memaksa ( coersive), atau
penyerangan itu dilakukan terhadap orang-orang yang tidak
memiliki kemampuan dalam memberikan kerelaan atau
menyatakan kesediaan sejati.
…Next

 tindakan tersebut dilakukan sebagai bagian


dari serangan meluas atau sistematik yang
ditujukan terhadap suatu kelompok penduduk
sipil;
 pelaku mengetahui bahwa tindakan tersebut
merupakan bagian dari atau memaksudkan
tindakan itu menjadi bagian dari serangan
melaus atau sistematik terhadap suatu
kelompok penduduk sipil
Perbudakan Seksual

Tindakan pemaksaan mengeksploitasi


seksualitas orang lain (pada umumnya namun
tidak selalu perempuan) yang dilakukan oleh
seseorang atau sekelompok orang (pada
umumnya namun tidak selalu laki-laki) demi
memuaskan nafsu seksnya secara repetitif
dalam kurun tertentu
Perbudakan Seksual dlm Statuta
Roma
 pelaku menggunakan kekuasaan apapun yang melekat
pada hak atas kepemilikan terhadap seseorang atau lebih,
semisal dengan membeli, menjual, meminjamkan atau
mempertukarkan orang atau orang-orang itu, atau
dengan mengambil keuntungan dari mereka karena
tercerabutnya kebebasan mereka;
 pelaku menyebabkan orang atau orang-orang itu terlibat
dalam satu atau lebih tindakan yagn bersifat seksual;
 tindakan tersebut dilakukan sebagai bagian dari serangan
meluas atau sistematik yang ditujukan terhadap suatu
kelompok penduduk sipil; dan pelaku mengetahui bahwa
tindakan tersebut merupakan bagian dari atau
memaksudkan tindakan itu menjadi bagian dari serangan
melaus atau sistematik terhadap suatu kelompok
penduduk sipil
Pelacuran secara paksa
 suatu keadaan dimana seseorang menguasai orang lain
secara paksa agar terikat untuk melakukan kegiatan
seksual
 pelacuran paksa diatur secara terpisah untuk mencakup
situasi yang tidak merupakan perbudakan tapi untuk
situasi dimana seseorang terpaksa untuk melakukan
aktivitas seksual untuk mendapatkan imbalan uang
(pecuniary), memperoleh suatu yang penting untuk
kehidupannya, misalnya makanan, atau untuk
menghindari suatu kerusakan atau kerugian yang lebih
besar lagi
 yang membedakan pelacuran secara paksa dengan
perbudakan seksual adalah terletak pada imbalan
keuangan atau lainnya yang didapatkan atau diharapkan
pelaku atau orang lain sebagai pertukaran atau berkaitan
dengan tindakan-tindakan korban bersifat seksual
Pelacuran Paksa dlm Statuta Roma
 pelaku menyebabkan orang atau orang-orang itu terlibat
dalam satu atau lebih tindakan yang bersifat seksual dengan
cara memaksa atau dengan tindakan paksaan, atua
menekan, atau dengan tindakan yang membuat seseorang
mau tidak mau mengikuti kemauan yang memerintahkan itu;
 pelaku atau seorang lain memperoleh atau berharap untuk
memperoleh imbalan uang atau keuntungan dalam bentuk
lain sebagai balasan untuk atau berkenaan dengan
dilakukannya tindakan yang bersifat seksual itu;
 tindakan tersebut dilakukan sebagai bagian dari serangan
meluas atau sistematik yang ditujukan terhadap suatu
kelompok penduduk sipil;
 pelaku mengetahui bahwa tindakan tersebut merupakan
bagian dari atau memaksudkan tindakan itu menjadi bagian
dari serangan melaus atau sistematik terhadap suatu
kelompok penduduk sipil
Pemaksaan kehamilan
 Kata “paksa” menunjukkan bahwa penghamilan itu
dilakukan dengan melibatkan kekerasan, ancaman
kekerasan atau paksaan
 Pemaksaan kehamilan tidak mensyaratkan bahwa korban
harus berada di bawah kekuasaan pelaku atau dalam
tahanan, namun tindakan ini dapat juga melibatkan
tindakan perkosaan, atau juga termasuk dalam kategori
bentuk lain dari kekerasan seksual yang kekejiannya
setara
 tindakan paksa yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang terhadap perempuan dengan maksud
untuk membuat perempuan tersebut hamil, baik dengan
penetrasi maupun dengan cara-cara lainnya seperti
namun tidak terbatas pada inseminasi. Tujuan pemaksaan
kehamilan adalah mengubah komposisi suatu etnis
Pemaksaan Kehamilan dlm Statuta
Roma
 pelaku menyekap satu atau lebih wanita untuk dibuat
hamil secara paksa, dengan maksud untuk
mempengaruhi komposisi etnik dari berbagai
populasi atau dengan maksud untuk melakukan
pelanggaran serius terhadap hukum internasional;

 tindakan tersebut dilakukan sebagai bagian dari


serangan meluas atau sistematik yang ditujukan
terhadap suatu kelompok penduduk sipil;

 pelaku mengetahui bahwa tindakan tersebut


merupakan bagian dari atau memaksudkan tindakan
itu menjadi bagian dari serangan melaus atau
sistematik terhadap suatu kelompok penduduk sipil
Pemandulan secara paksa
 Bentuk kejahatan ini terjadi dalam konteks
eksperimen medis khususnya yang dilakukan
terhadap para tawanan perang dan penduduk sipil
di kamp konsentrasi.
 Tindakan pemandulan atau sterilisasi paksa ini
dapat dikatakan sebagai genosida jika dilakukan
dengan niat untuk menghancurkan atau
memusnahkan kelompok tertentu baik seluruhnya
atau sebagian.
 Secara khusus sterilisasi paksa adalah bentuk
upaya pemaksaan dengan maksud untuk
mencegah kelahiran dari suatu kelompok
Unsur pemandulan secara paksa

 pelaku menghilangkan kemampuan reproduksi


biologis dari satu atau lebih orang.

 tindakan tersebut tidak sah baik dari perlakuan


medis terhadap orang atau orang-orang yang
disteril itu maupun karena kenyataan bahwa hal
itu dilakukan dengan persetujuan atau
kesediaan mereka yang sesungguhnya.
Pemandulan Paksa dlm Statuta Roma
 pelaku menghilangkan kemampuan reproduksi biologis
dari satu atau lebih orang;
 tindakan tersebut tidak sah baik dari dimensi perlakuan
medis atau rumah sakit terhadap orang atau orang-
orang yang disteril itu maupun karena kenyataan
bahwa hal itu dilakukan dengan persetujuan atau
kesediaan mereka yang sejati;
 tindakan tersebut dilakukan sebagai bagian dari
serangan meluas atau sistematik yang ditujukan
terhadap suatu kelompok penduduk sipil;
 pelaku mengetahui bahwa tindakan tersebut
merupakan bagian dari atau memaksudkan tindakan itu
menjadi bagian dari serangan melaus atau sistematik
terhadap suatu kelompok penduduk sipil
Penganiayaan
 pelaku bertindak diskriminatif atau melakukan
pembiaran;
 tindakan atau pembiaran tersebut dilakukan tanpa
mengindahkan aturan serta hak-hak mendasar
seperti yang tercantum dalam hukum kebiasaan
internasional atau perjanjian internasional;
 pelaku melakukan kejahatan atau pembiaran
dengan maksud mendiskriminasi atas dasar ras,
agama, atau politik;
 persyaratan umum kejahatan terhadap
kemanusiaan harus terpenuhi
 Untuk menentukan apakah sebuah tindakan dapat
dianggap sebagai penganiayaan, maka tindakan
tersebut harus dinilai dengan melihat konteks dan
efek kumulatif yang ditumbulkannya, seperti
penghancuran bangunan atau mata pencaharian,
penahanan tidak sah atas warga sipil, pemulangan
atau pemindahan paksa atas warga sipil, pelecehan
penghinaan atau kekerasan psikologis, pembunuhan,
pemusnahan atau penyiksaan, serangan terhadap
hak politik, sosial dan ekonomi, pelanggaran atas hak
hidup, kebebasan dan keamanan seseorang, hak
untuk tidak diperlakukan sebagai budak atau
penghambaan, hak untuk tidak disiksa atau
perlakuan atau penghukuman yang kejam, tidak
manusiawi, atau merendahkan, hak untuk tidak
ditangkap, ditahan atau diasingkan secara sewenang-
wenang
Niat dlm Penganiayaan
 Niat dalam penganiayaan harus bersifat diskriminatif
 Genosida maupun penganiayaan adalah kejahatan
yang dilakukan terhadap orang-orang yang menjadi
anggota kelompok tertentu dan menjadi sasaran
karena keanggotaan tersebut
 Perbedaan mendasar dari kedua kejahatan tersebut
terletak pada niat untuk mendiskriminasi
 Dalam kasus penganiayaan niat untuk mendiskriminasi
dapat terwujud dalam beragam bentuk tindakan tidak
manusiawi termasuk pembunuhan
 Dalam genosida tindakan harus disertai dengan niat
untuk menghancurkan seluruh atau sebagian anggota
kelompok yang menjadi sasaran
Penganiayaan dlm Statuta Roma
 pelaku secara kasar atau dengan kejam menghilangkan atau
mencaplok, bertentangan dengan ketentuan hukum
internasional, hak-hak fundamental dari satu atau lebih orang;
 pelaku menjadikan orang atau orang-orang itu sebagai target
dengan alasan identitas dari suatu kelompok atau berdasarkan
identitas kolektif atau mensyaratkan tindakannya pada suatu
kelompok atau kolektif semacam itu secara keseluruhan;
 penargetan semacam itu didasarkan pada bias politik, ras,
kebangsaan, etnis, budaya, agama, gender, atau dasar-dasar
lain yang diakui secara universal sebagai tindakan yang tidak
dibolehkan dalam hukum internasional;
 tindakan tersebut dilakukan sebagai bagian dari serangan
meluas atau sistematik yang ditujukan terhadap suatu kelompok
penduduk sipil;
 pelaku mengetahui bahwa tindakan tersebut merupakan bagian
dari atau memaksudkan tindakan itu menjadi bagian dari
serangan melaus atau sistematik terhadap suatu kelompok
penduduk sipil
Penghilangan Orang Secara Paksa

Penghilangan orang secara paksa adalah


penangkapan, penahanan, atau penculikan
seseorang oleh atau dengan kuasa, dukungan
atau persetujuan dari negara atau kebijakan
organisasi, diikuti oleh penolakan untuk
mengakui perampasan kemerdekaan tersebut
atau untuk memberikan informasi tentang nasib
atau keberadaan orang tersebut, dengan
maksud untuk melepaskan dari perlindungan
hukum dalam jangka waktu yang panjang
(Penjelasan Pasal 9 huruf i)
Unsur2 penghilangan secara paksa

 pelaku menangkap (arrest), menahan (detain) atau


menculik (abduct) satu orang atau lebih, atau pelaku
menolak untuk mengakui penangkapan, penahanan
atau penculikan, atau menolak memberikan informasi
menyangkut nasib atau keberadaan orang atau orang-
orang;

 penangkapan, penahanan atau penculikan tersebut


diikuti atau disertai dengan suatu penolakan untuk
mengakui pencabutan kebebasan atau menolak
memberikan informasi tentang nasib atau keberadaan
orang atau orang-orang itu; atau penolakan semacam
itu dilakukan atau disertai dengan dicabutnya
kebebasan dimaksud;
…Next
 pelaku menyadari bahwa penangkapan, penahanan atau
penculikan tersebut akan diikuti dengan suatu rangkaian
tindakan yang biasanya dilakukan dengan penolakan untuk
mengakui adanya pencabutan kebebasan semacam itu atau
untuk memberikan informasi tentang nasib atau keberadaan
orang atau orang-orang itu; atau penolakan semacam itu
dilakukan atau disertai dengan dicabutnya kebebasan
dimaksud;
 penangkapan, penahanan atau penculikan tersebut dilakukan
dengan atau melalui pengesahan, dukungan atau bantuan
dari suatu Negara atau organisasi politik;
 penolakan untuk mengakui dicabutnya kebebasan tersebut
atau untuk memberikan informasi tentang nasib atau
keberadaan orang atau orang-orang itu yang dilakukan
dengan, atau melalui pengesahan, dukungan atau bantuan
dari suatu Negara atau organisasi politik; dan (f) pelaku
bermaksud untuk menghilangkan perlindungan hukum orang
atau orang-orang itu untuk suatu jangka waktu lama yang tak
tentu
Penghilangan Scr Paksa dlm Statuta
Roma
 pelaku menangkap (arrest), menahan (detain) atau
menculik (abduct) satu orang atau lebih, atau pelaku
menolak untuk mengakui penangkapan, penahanan
atau penculikan, atau menolak memberikan
informasi menyangkut nasib atau keberadaan orang
atau orang-orang;

 penangkapan, penahanan atau penculikan tersebut


diikuti atau disertai dengan suatu penolakan untuk
mengakui pencabutan kebebasan atau menolak
memberikan informasi tentang nasib atau
keberadaan orang atau orang-orang itu; atau
penolakan semacam itu dilakukan atau disertai
dengan dicabutnya kebebasan dimaksud;
…Next
 pelaku menyadari bahwa penangkapan, penahanan atau
penculikan tersebut akan diikuti dengan suatu rangkaian
tindakan yang biasanya dilakukan dengan penolakan untuk
mengakui adanya pencabutan kebebasan semacam itu atau
untuk memberikan informasi tentang nasib atau keberadaan
orang atau orang-orang itu; atau penolakan semacam itu
dilakukan atau disertai dengan dicabutnya kebebasan
dimaksud;
 penangkapan, penahanan atau penculikan tersebut dilakukan
dengan atau melalui pengesahan, dukungan atau bantuan dari
suatu Negara atau organisasi politik;
 penolakan untuk mengakui dicabutnya kebebasan tersebut
atau untuk memberikan informasi tentang nasib atau
keberadaan orang atau orang-orang itu yang dilakukan
dengan, atau melalui pengesahan, dukungan atau bantuan
dari suatu Negara atau organisasi politik; dan (f) pelaku
bermaksud untuk menghilangkan perlindungan hukum orang
atau orang-orang itu untuk suatu jangka waktu lama yang tak
tentu
…Next

 tindakan tersebut dilakukan sebagai bagian dari


serangan meluas atau sistematik yang ditujukan
terhadap suatu kelompok penduduk sipil

 pelaku mengetahui bahwa tindakan tersebut


merupakan bagian dari atau memaksudkan
tindakan itu menjadi bagian dari serangan
melaus atau sistematik terhadap suatu
kelompok penduduk sipil
Kejahatan Apartheid

Perbuatan tidak manusiawi dengan sifat yang


sama dengan sifat-sifat dengan genosida
yang dilakukan dalam konteks suatu rezim
kelembagaan berupa penindasan dan
dominasi oleh suatu kelompok rasial atas
suatu kelompok atau kelompok-kelompok ras
lain dan dilakukan dengan maksud untuk
mempertahankan rezim itu
Kejahatan apartheid dlm Statuta Roma
 pelaku melakukan tindakan-tindakan yang tidak
manusiawi terhadap satu orang atau lebih;
 tindakan semacam itu merupakan suatu tindakan yang
dalam Statuta Roma, atau merupakan suatu tindakan
yang berkarakter sama dengan tindakan-tindakan yang
dimaksudkan itu;
 pelaku menyadari mengenai keadaan-keadaan faktual
yang turut menentukan karakter tindakan tersebut;
 tindakan tersebut dilakukan dalam konteks suatu rezim
terinstitusionalisasi dari suatu operasi atau kelaliman
dan dominasi atau kesewenang-wenangan yang
sistematik oleh suatu kelompok ras tertentu terhadap
kelompok atau kelompok-kelompok ras lainnya;
…Next
 melalui tindakan tersebut pelaku bermaksud
untuk melenggangkan rezimnya;
 tindakan tersebut dilakukan sebagai bagian
dari serangan meluas atau sistematik yang
ditujukan terhadap suatu kelompok penduduk
sipil;
 pelaku mengetahui bahwa tindakan tersebut
merupakan bagian dari atau memaksudkan
tindakan itu menjadi bagian dari serangan
melaus atau sistematik terhadap suatu
kelompok penduduk sipil

You might also like