Professional Documents
Culture Documents
A. Inventarisasi
Dalam tahapan persiapan dilakukan beberapa kegiatan yang akan menunjang kelancaran
penyusunan rencana kawasan perikanan budidaya, yaitu :
a. Menyusun kerangka acuan kerja atau Terms of Reference (TOR) termasuk di dalamnya agenda
pelaksanaan dan tenaga ahli yang diperlukan;
b. Membentuk tim pelaksana yang terdiri dari tim pengarah, tim teknis dan tim supervisi;
c. Menyiapkan kelengkapan administrasi;
d. Menyiapkan pengadaan jasa konsultansi;
e. Menyusun program kerja dan tim ahli apabila akan dilakukan secara swakelola;
f. Persiapan teknis, antara lain meliputi perumusan substansi secara garis besar, penyiapan
checklist data dan kuesioner,
penyiapan metode pendekatan
dan peralatan yang diperlukan;
g. Perkiraan biaya penyusunan
Rencana Pengembangan
Kawasan.
2. P e n y e s u a i a n d e n g a n
Rencana Tata Ruang
Wilayah
Rencana pengembangan kawasan
merupakan turunan dari
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten/Kota dalam hal
pemanfaatan ruang untuk Budidaya Rumput Laut
16
kegiatan perikanan dimana kegiatan ini hanya dapat dilaksanakan di kawasan yang memiliki
peruntukan sebagai kawasan budidaya:
a. Kelengkapan data;
b. Metodologi yang digunakan;
c. Kelengkapan isi rencana dan peta
rencana;
d. Tinjauan terhadap pemanfaatan
rencana;
e. Tinjauan pengendalian;
f. Kelembagaan;
g. Aspek legalitas;
h. Proses penyusunan rencana.
17
B. Pelaksanaan
1. Analisis
Analisis dilakukan untuk memahami kondisi unsur-unsur pembentuk ruang serta hubungan sebab
akibat terbentuknya kondisi ruang wilayah, dengan memperhatikan kebijaksanaan pembangunan
wilayah yang ada. Analisis yang dilakukan meliputi analisis terhadap kondisi sekarang dan
kecenderungan di masa depan dengan menggunakan data dan informasi yang telah dikumpulkan.
18
2. Perumusan Konsep Pengembangan Kawasan
Perumusan konsep pengembangan kawasan perikanan budidaya diawali dengan identifikasi potensi
dan masalah pembangunan. Identifikasi potensi dan masalah pemanfaatan ruang tidak hanya
mencakup perhatian pada masa sekarang namun juga potensi dan masalah yang akan terjadi di masa
depan. Identifikasi dari potensi dan masalah tersebut membutuhkan terjalinnya komunikasi antara
perencana dengan masyarakat yang akan dipengaruhi oleh rencana.
Langkah berikutnya adalah perumusan tujuan pemanfaatan ruang kawasan perikanan. Tujuan dan
sasaran perencanaan tata ruang harus mencerminkan visi dari masyarakat setempat. Selanjutnya,
dilakukan perumusan strategi dan kebijakan tata ruang. Rumusan konsep rencana pengembangan
kawasan perikanan budidaya yang dilengkapi peta-peta dengan tingkat ketelitian minimal skala
1:10.000 mencakup:
a. Rencana Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang;
b. Rencana Pengelolaan Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya;
c. Rencana Sistem Prasarana Transportasi, Telekomunikasi, Energi, Pengairan, dan
Pengelolaan Lingkungan;
d. Rencana Penatagunaan Tanah, Air, dan Sumber daya alam Lainnya;
e. Rencana Sistem Kegiatan Pembangunan.
19
3. Kelembagaan
Bentuk-bentuk kelembagaan
yang terlibat dalam proses
penyusunan rencana
pengembangan kawasan
perikanan dapat berbeda
antara satu kawasan dengan
kawasan lainnya sesuai dengan
ciri, kondisi, dan kebutuhan
kawasan serta seiring dengan
penerapan Otonomi Daerah.
Walaupun demikian,
kelembagaan penataan ruang
yang melibatkan berbagai pihak
tersebut secara umum dapat
dikelompokkan sebagai
lembaga formal pemerintahan, Pembangunan Kolam
lembaga fungsional, dan
organisasi kemasyarakatan.
a. Lembaga Formal Pemerintahan Unit yang diberikan tanggung jawab utama atas penataan
ruang di daerah pada umumnya adalah lembaga yang ditunjuk oleh Bupati yang biasanya
berada di Bappeda, Dinas yang menanggani Perikanan, Dinas PU/Kimpraswil atau Dinas
Tata Ruang.
b. Lembaga Fungsional Dalam penyusunan rencana pengembangan kawasan, perlu dibentuk
tim adhoc yang mempunyai tugas memberikan arahan terhadap pihak yang menyusun
rencana pengembangan kawasan dan sekaligus sebagai penanggungjawab substansi
rencana. Tim ini umumnya melibatkan unsur-unsur dari pemerintah yang terdiri Bappeda,
Dinas PU/Kimpraswil/Tata Ruang, BPN, BKPMD, perguruan tinggi, dan instansi terkait
lainnya.
c. Peran Serta Masyarakat Dalam proses penyusunan rencana pengembangan kawasan sentra
perikanan budidaya, peran serta masyarakat harus terlibat dalam seluruh proses dimulai
dari tahap persiapan sampai pada tahap pengesahan. Untuk itu, Pemerintah
Kabupaten/Kota harus selalu mengundang masyarakat untuk ikut terlibat dalam setiap
tahapan penyusunan rencana pengembangan kawasan perikanan budidaya (Minapolitan).
20
Bentuk-bentuk peran serta masyarakat dalam penyusunan rencana pengembangan kawasan
perikanan budidaya dapat berupa:
a) Pemberian masukan dalam penentuan arah pengembangan;
b) Pengidentifikasian berbagai potensi dan masalah pembangunan;
c) Pemberian masukan dalam perumusan rencana pengembangan kawasan perikanan
budidaya;
d) Pemberian informasi atau pendapat dalam penyusunan strategi penataan ruang;
e) Pengajuan keberatan atau sanggahan terhadap rancangan rencana pengembangan
kawasan;
f) Kerjasama dalam penelitian dan pengembangan;
g) Bantuan tenaga ahli.
21
C. Finalisasi
Finalisasi Rencana Pengembangan Kawasan Perikanan Budidaya terdiri dari 3 kegiatan yaitu:
1. Legalisasi Rencana Pengembangan Kawasan
Penetapan rencana pengembangan kawasan perikanan budidaya (Minapolitan) oleh Kepala
Daerah. Langkah awal dari proses penetapan rencana pengembangan kawasan perikanan
dimulai dengan mempresentasikan konsep akhir masterplan pengembangan kawasan
minapolitan oleh tim penyusun untuk dibahas sebagai ketetapan Kepala Daerah.
Selanjutnya, konsep rencana tata ruang yang telah disempurnakan ditetapkan sebagai
suatu Ketetapan Kepala Daerah.
2. Pelaporan
Pelaporan penyusunan rencana pengembangan kawasan perikanan secara bertahap terdiri
dari:
a. Laporan Pendahuluan (Inception Report);
b. Fakta dan Analisis;
c. Konsep Rencana;
d. Rencana;
e. Album Peta.
22
3. Outline Laporan
Pengembangan Kawasan Dengan Pendekatan Perencanaan Terintegrasi (Sumber: Tom Edward, 1999)
23