You are on page 1of 536

Gusrina

untuk
Sekolah Menengah Kejuruan

Gusrina

BUDIDAYA IKAN
ISBN XXX-XXX-XXX-X

Buku ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan telah
dinyatakan layak sebagai buku teks pelajaran berdasarkan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 46 Tahun 2007 tanggal 5 Desember 2007 tentang
Penetapan Buku Teks Pelajaran yang Memenuhi Syarat Kelayakan untuk Digu-
nakan dalam Proses Pembelajaran.

HET (Harga Eceran Tertinggi) Rp. 7.888,00


untuk SMK

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional
Gusrina

BUDAYA IKAN
Untuk SMK

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional

i
Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional
Dilindungi Undang-undang

BUDIDAYA IKAN
Untuk SMK

Penulis : Gusrina
Ilustrasi, Tata Letak :
Perancang Kulit :

Ukuran Buku :

410
GUS GUSRINA
b Budidaya Ikan untuk SMK /oleh Gusrina. ---- Jakarta:Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional, 2008.

Diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


Departemen Pendidikan Nasional
Tahun 2008

ii
KATA SAMBUTAN

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
karunia Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, pada tahun 2008,
telah melaksanakan penulisan pembelian hak cipta buku teks pelajaran
ini dari penulis untuk disebarluaskan kepada masyarakat melalui
website bagi siswa SMK.

Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan
Standar Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK
yang memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses
pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
12 tahun 2008.

Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada


seluruh penulis yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya
kepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas
oleh para pendidik dan peserta didik SMK di seluruh Indonesia.

Buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada


Departemen Pendidikan Nasional tersebut, dapat diunduh (download),
digandakan, dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat.
Namun untuk penggandaan yang bersifat komersial harga
penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh
Pemerintah. Dengan ditayangkannya soft copy ini akan lebih
memudahkan bagi masyarakat untuk mengaksesnya sehingga peserta
didik dan pendidik di seluruh Indonesia maupun sekolah Indonesia
yang berada di luar negeri dapat memanfaatkan sumber belajar ini.

Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini.


Selanjutnya, kepada para peserta didik kami ucapkan selamat belajar
dan semoga dapat memanfaatkan buku ini sebaik-baiknya. Kami
menyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh
karena itu, saran dan kritik sangat kami harapkan.

Jakarta,
Direktur Pembinaan SMK

iii
KATA PENGANTAR

Buku Budidaya Ikan merupakan salah satu judul buku teks kejuruan yang
akan digunakan oleh para pendidik dan peserta didik SMK dan lembaga
pendidikan dan pelatihan lainnya. Buku teks kejuruan dalam bidang budidaya
ikan saat ini belum banyak dibuat, yang beredar saat ini kebanyakan buku-
buku praktis tentang beberapa komoditas budidaya ikan. Buku Budidaya Ikan
secara menyeluruh yang beredar dimasyarakat saat ini belum memenuhi
kebutuhan sebagai bahan ajar bagi siswa SMK yang mengacu pada Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), Standar Isi (SI), Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) dan model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) SMK.

Dengan melakukan budidaya ikan maka keberadaan ikan sebagai bahan


pangan bagi masyarakat akan berkesinambungan dan tidak akan punah.
Pada buku ini akan dibahas beberapa bab yang dapat digunakan sebagai
dasar dalam melakukan budidaya ikan. Bab pertama berisi tentang wadah
budidaya ikan, bab kedua berisi tentang media budidaya ikan, bab ketiga
berisi tentang hama dan penyakit ikan, bab keempat berisi tentang nutrisi
ikan, bab kelima berisi tentang teknologi pakan buatan, bab keenam berisi
tentang teknologi pakan alami, bab ketujuh berisi tentang pengembangbiakan
ikan dan bab kedelapan berisi tentang hama dan penyakit ikan. Sedangkan
materi penunjang seperti pemasaran, analisa usaha budidaya ikan dan
kesehatan dan keselamatan kerja terdapat pada bab terakhir.

Agar dapat membudidayakan ikan yang berasal dari perairan tawar, payau
maupun laut ada beberapa hal yang harus dipahami antara lain adalah
memahami jenis-jenis wadah dan media budidaya ikan, pengetahuan tentang
nutrisi ikan dan jenis-jenis pakan alami yang meliputi tentang morfologi,
biologi dan kebiasaan hidup. Selain itu pengetahuan teknis lainnya yang
harus dipahami adalah tentang pengembangbiakan ikan mulai dari seleksi
induk, teknik pemijahan ikan, proses pemeliharaannya sampai pemanenen
ikan.

Akhir kata penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkah
dan rahmatNya sehingga dapat menyelesaikan penulisan buku ini dihadapan
pembaca. Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada suami dan
anak-anak atas dukungan dan orang tua tercinta serta teman-teman yang
telah membantu. Selain itu kepada Direktorat Pembinaan SMK Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menegah yang menyediakan anggaran untuk
meyediakan sumber belajar buku teks kejuruan yang sesuai dengan Standar
Isi dan Standar Kompetensi Kelulusan SMK. Semoga buku ini bermanfaat
bagi yang membacanya dan menambah pengetahuan serta wawasan. Dan
juga kami mohon saran dan masukan yang membangun karena keterbatasan
yang dimiliki oleh penyusun.
Cianjur, November 2007
Penyusun

iv
DAFTAR ISI

Halaman
Kata Pengantar iv
Daftar Isi v
Daftar Gambar ix
Daftar Tabel xiii
Glosari xvi
Sinopsis xxviii
Peta Kompetensi xxx
Bab I. PENDAHULUAN 1

Bab II. WADAH BUDIDAYA IKAN 21


2.1. JENIS-JENIS WADAH BUDIDAYA IKAN 21
2.1.1. Kolam 21
2.1.2. Bak 24
2.1.3. Akuarium 24
2.1.4. Karamba Jaring Apung 26
2.2. KONSTRUKSI WADAH BUDIDAYA 27
2.2.1. Konstruksi kolam 27
2.2.1.1. Pematang kolam 27
2.2.1.2. Dasar kolam dan saluran 28
2.2.1.3. Pintu air 29
2.2.2. Konstruksi akuarium 31
2.2.3. Konstruksi Keramba Jaring Apung 34
2.3. PERSIAPAN WADAH BUDIDAYA 43

Bab III. MEDIA BUDIDAYA IKAN 50


3.1. SUMBER AIR 50
3.2. PARAMETER KUALITAS AIR 53
3.2.1. Sifat Fisik 53
3.2.1.1. Kepadatan (density/berat jenis) 53
3.2.1.2. Kekentalan (Viscosity) 53
3.2.1.3. Tegangan Permukaan 54
3.2.1.4. Suhu air 54
3.2.1.5. Kecerahan dan kekeruhan air 56
3.2.1.6. Salinitas 57
3.2.2. Sifat Kimia 58
3.2.2.1. Oksigen 58
3.2.2.2. Karbondioksida 60
3.2.2.3. pH air 61
3.2.2.4. Bahan organic dan garam mineral 63
3.2.2.5. Nitrogen 65
3.2.2.6. Alkalinitas dan kesadahan 67
3.2.3. Sifat Biologi 68
3.3. PENGUKURAN KUALITAS AIR BUDIDAYA 68

v
Bab IV. PENGEMBANGBIAKAN IKAN 73
4.1. SELEKSI INDUK 73
4.1.1. Selective Breeding 76
4.1.2. Outbreeding/Hibridisasi/Crossbreeding 81
4.1.3. Seks Reversal 83
4.1.4. Inbreeding 92
4.1.5. Aplikasi seleksi induk pada budidaya 95
4.1.5.1. Seleksi induk ikan Lele 96
4.1.5.2. Seleksi induk ikan mas 97
4.1.5.3. Seleksi induk ikan Nila 100
4.1.5.4. Seleksi induk ikan Patin 102
4.2. TEKNIK PEMIJAHAN IKAN 103
4.2.1. Perkembangan dan pematangan gonad 104
4.2.2. Kelenjar hipofisa, HCG dan ovaprim 109
4.2.3. Perjalanan hormon ke sel target 113
4.2.4. Stripping dan pembuahan buatan 114
4.2.5. Ovulasi dan fertilisasi 116
4.2.6. Aplikasi teknik pemijahan pada ikan budidaya 117
4.2.6.1. Pemijahan ikan mas 117
4.2.6.2. Pemijahan ikan lele 124
4.2.6.3. Pemijahan ikan nila 126
4.3. PENETASAN TELUR 130
4.3.1. Perkembangan embrio 131
4.3.2. Proses penetasan telur 132
4.3.3. Aplikasi penetasan telur ikan 133
4.4. PEMELIHARAAN LARVA DAN BENIH IKAN 138
4.5. PEMBESARAN IKAN 146
4.5.1. Pembesaran ikan mas 146
4.5.2. Pembesaran ikan nila 151
4.5.3. Pembesaran ikan bandeng 154
4.6. PEMANENAN 157
4.6.1. Pemanenan benih ikan nila 157
4.6.2. Pemanenan benih ikan patin 158
4.6.3. Pemanenan ikan mas 160

Bab V. NUTRISI IKAN 162


5.1. ENERGI 162
5.2. PROTEIN 167
5.3. KARBOHIDRAT 182
5.4. LIPID 190
5.5. VITAMIN 199
5.6. MINERAL 232
Bab VI. TEKNOLOGI PAKAN BUATAN 243
6.1. JENIS-JENIS BAHAN BAKU 246
6.2. PENYUSUNAN FORMULASI PAKAN 258
6.2.1. Metode segi empat Pearsons 258
6.2.2. Metode aljabar 264
vi
6.2.3. Metode linier 268
6.2.4. Metode Trial and error (coba-coba) 272
6.2.5. Metode Worksheet 277
6.3. PROSEDUR PEMBUATAN PAKAN 282
6.4. UJI COBA PAKAN IKAN 292
6.4.1. Uji pakan secara kimia 292
6.4.2. Uji pakan secara fisik 304
6.4.3. Uji pakan secara biologis 308
6.5. MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN
6.6. PAKAN DAN KUALITAS AIR 315
324
Bab VII. TEKNOLOGI PRODUKSI PAKAN ALAMI 329
7.1. JENIS-JENIS PAKAN ALAMI 329
7.2. BUDIDAYA PHYTOPLANKTON 336
7.2.1. Wadah dan peralatan budidaya Phytoplankton 336
7.2.2. Penyiapan media budidaya Phytoplankton 339
7.2.3. Penebaran bibit/inokulasi 348
7.3. BUDIDAYA ZOOPLANKTON 354
7.3.1. Budidaya Daphnia 354
7.3.2. Budidaya Artemia 367
7.3.3. Budidaya Rotifera 377
7.4. BUDIDAYA BENTHOS 388
7.5. BIOENKAPSULASI 396

Bab VIII. HAMA DAN PENYAKIT IKAN 400


8.1. JENIS-JENIS HAMA DAN PENYAKIT 400
8.1.1. Hama ikan 400
8.1.2. Penyakit ikan 402
8.2. PENCEGAHAN HAMA DAN PENYAKIT IKAN 412
8.2.1. Pencegahan hama 412
8.2.2. Pencegahan parasit dengan penyaringan air 413
sistem filter 415
8.2.3. Pencegahan terhadap beberapa penyakit 417
8.3. GEJALA SERANGAN PENYAKIT 431
8.4. PENGOBATAN PENYAKIT IKAN

Bab IX. PEMASARAN 446


9.1. PENGERTIAN PEMASARAN 446
9.2. CIRI-CIRI PEMASARAN HASIL PERIKANAN 447
9.3. PERENCANAAN DAN TARGET PENJUALAN 449
9.4. ESTIMASI HARGA JUAL 450
9.5. SISTEM PENJUALAN 454
9.6. STRATEGI PROMOSI 455

Bab X. ANALISA USAHA BUDIDAYA IKAN 463


10.1. PENGERTIAN STUDI KELAYAKAN 463
10.2. NET PRESENT VALUE (NPV) 476
10.3. NET BENEFIT COST RATIO (NBC RATIO) 477
vii
10.4. INTERNAL RATE OF RETURN (IRR) 477
10.5. ANALISIS BREAK EVENT POINT 478
10.6. APLIKASI ANALISA USAHA 479

Bab XI. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA 485


11.1. PENGERTIAN K3 485
11.2. PENERAPAN KAIDAH K3 PADA DUNIA USAHA 485
PERIKANAN BUDIDAYA

Daftar Pustaka 492

viii
DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman


1.1. Ikan Mas (Cyprinus carpio) 4
1.2. Ikan Nila (Oreochromis niloticus) 4
1.3. Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) 4
1.4. Udang galah (Macrobrachium rosenbergii) 4
1.5. Ikan Patin (Pangasius hiphothalamus) 4
1.6. Ikan Bawal (Colosoma brachyponum) 5
1.7. Ikan Tawes (Puntius gonionotus) 5
1.8. Ikan Tambakan (Helostoma temmincki) 5
1.9. Ikan Sepat (Trichogaster pectolaris) 5
1.10. Ikan Kowan (Ctenopharyngodon idella) 5
1.11. Ikan Lele (Clarias sp) 5
1.12. Ikan Sidat (Anguilla sp) 6
1.13. Udang vanamei (Penaeus vannamei) 6
1.14. Ikan Bandeng (Chanos chanos) 6
1.15. Kerapu Merah (Plectopomus maculates) 6
1.16. Ikan Kakap putih (Lates calcarifer) 6
1.17. Ikan Kerapu (Chromileptes altivelis) 6
1.18. Ikan Betutu (Oxyeleotris marmorata) 6
1.19. Lobster Air Tawar (Cherax quadricarinatus) 6
1.20. Ikan Beronang (Siganus gutatus) 7
2.1 Kolam tanah 22
2.2 Kolam semiintensif 22
2.3 Kolam intensif 22
2.4 Kolam Pemijahan 23
2.5 Kolam Penetasan 23
2.6 Kolam Pemeliharaan 23
2.7 Kolam Pemberokan 24
2.8 Bak beton 24
2.9 Bak Fiber 24
2.10 Bak Plastik 24
2.11 Akuarium Kelompok 25
2.12 Akuarium sejenis 26
2.13 Akuarium Tanaman 26
2.14 Kolam jaring terapung tampak atas 26
2.15 Kolam jaring terapung tampak depan 27
2.16 Bentuk pematang trapesium sama kaki 28
2.17 Bentuk pematang trapesium tidak sama kaki 28
2.18 Kemiringan dasar kolam 28
2.19 Saluran tengah atau kemalir 29
2.20 Pintu pemasukan dan pengeluaran air di tengah 29
2.21 Pintu pemasukan dan pengeluaran air di sudut 29
2.22 Pintu pemasukan dan pengeluaran air bentuk L 30
2.23 Pintu pemasukan dan pengeluaran air system monik 30

ix
2.24 Pemasukan dan pengeluaran air pipa paralon 30
2.25 Meletakkan lembaran kaca 32
2.26 Mengukur kaca 32
2.27 Memotong kaca 32
2.28 Menghaluskan bagian pinggir kaca 32
2.29 Lem silicon dan alat tembak lem 33
2.30 Penggunaan alat tembak lem 33
2.31 Lakban pada kaca 34
2.32 Mengeringkan akuarium 34
2.33 Kerangka jarring apung 37
2.34 Pelampung drum besi 38
2.35 Jangkar 38
2.36 Pola jarring 41
2.37 Pengeringan dasar kolam 43
2.38 Mengairi kolam 46
2.39 Sanitasi bak budidaya 48
3.1 Termometer 71
3.2 Secchi disk 71
3.3 Salinometer 71
3.4 Refraktometer 71
3.5 Flow meter 71
3.6 DO meter 71
3.7 pH meter 72
3.8 Kerta Lakmus 72
3.9 Planktonnet 72
3.10 Haemocytometer 72
3.11 Ekman Dredge 72
3.12 Spektrofotometer 72
4.1 Diagram skematik perkawinan dua tipe linebreeding 95
4.2 Induk ikan lele betina dan genital papilla 96
4.3 Induk ikan lele jantan dan genital papilla 97
4.4 Induk ikan mas betina dan genital papilla 100
4.5 Induk ikan mas jantan dan genital papilla 100
4.6 Induk ikan nila 102
4.7 Induk ikan patin jantan dan betina 102
4.8 Kanulasi induk ikan patin 103
4.9 Skema pengaturan sekresi hormone 105
4.10 Letak dan jenis kelenjar endokrin ikan dari arah depan 106
4.11 Mekanisme hormone steroid 109
4.12 Representasi diagram pada penempang sagital otak 110
4.13 Pengambilan kelenjar hipofisa 111
4.14 Penggerusan kelenjar hipofisa 112
4.15 Pemutaran alat sentrifuse 112
4.16 Pembuatan ekstrak kelenjar hipofisa 112
4.17 Pengambilan kelenjar ekstrak hipofisa 112
4.18 Penyuntikan ekstrak kelenjar hipofisa 113
4.19 Pemasangan kakaban dikolam pemijahan cara Sunda 118
4.20 Kolam pemijahan cara Cimindi 119
x
4.21 Kolam pemijahan cara Magek 120
4.22 Kolam pemijahan cara Kantong 121
4.23 Kolam pemijahan cara Dubish 122
4.24 Kolam pemijahan cara Hofer 123
4.25 Diagram susunan kolam pemijahan bersekat 129
4.26 Sampling benih ikan 145
4.27 Pengemasan benih 159
6.1 Disk mill 283
6.2 Hammer mill 283
6.3 Vertical mixer 284
6.4 Horizontal mixer 284
6.5 Alat penggiling daging 286
6.6 Alur proses pembuatan pakan skala pabrikasi 287
6.7 Silo 287
6.8 Alat pengukur kadar air 293
6.9 Peralatan pengukuran kadar protein 294
6.10 Peralatan pengukuran kadar lemak 294
6.11 Peralatan pengukuran kadar serat kasar 295
6.12 Peralatan pengukuran kadar abu 296
6.13 Metode pemberian pakan dengan tangan 323
6.14 Ametode pemberian pakan dengan demand feeder 323
7.1 Chlorella sp 331
7.2 Tetrasemis sp 332
7.3 Scenedesmus sp 332
7.4 Skeletonema costatum 333
7.5 Spirulina sp 333
7.6 Brachionus sp 334
7.7 Artemia salina 334
7.8 Moina sp 335
7.9 Daphnia sp 335
7.10 Paramecium 335
7.11 Tubifex sp 335
7.12 Erlemeyer 336
7.13 Cawan Petri 337
7.14 Jarum ose 337
7.15 Pipet kaca 337
7.16 Tabung reaksi 337
7.17 Mikroskop 337
7.18 Bak fiber 338
7.19 Aerator 338
7.20 Daphnia sp (bagian-bagian tubuh) 360
7.21 Kemasan cyst Artemia 367
7.22 Perkembangbiakan Artemia 373
7.23 Rotifera 382
7.24 Daur hidup rotifer 384
7.25 Tubifex 391
7.26 Daur hidup tubifex 392
8.1 Ichthyophthirius multifiliis 405
xi
8.2 Siklus hidup Ichthyophthirius multifiliis 406
8.3 Trichodina tampak bawah 407
8.4 Trichodina tampak atas 407
8.5 Myxobolus sp 407
8.6 Myxosoma sp 408
8.7 Thellohanellus sp 408
8.8 Henneguya sp 408
8.9 Dactylogyrus sp 409
8.10 Gyrodactilus sp 409
8.11 Lernea sp 410
8.12 Argulus indicus tampak bawah 411
8.13 Saprolegnia sp 411
8.14 Achlya sp 411
8.15 Aeromonas sp 412
8.16 Mekanisme kerja mekanik 413
8.17 Penumpukan partikel pada media filter mekanik 414
8.18 Filter air 415
8.19 Dropsy pada ikan plati dan cupang 418
8.20 Dropsy tampak samping 419
8.21 Akumulasi cairan 419
8.22 Contoh kasus kelainan gelembung renang 420
8.23 Gejala umum ulcer 421
8.24 Ikan terserang white spot 422

xii
DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman


1.1 Komoditas akuakultur yang sudah lazim 3
dibudidayakan dalam system budidaya di Indonesia
2.1 Perbandingan antara ukuran akuarium dengan 31
ketebalan kaca
2.2 Jenis pelampung dan lama pemakaian 37
2.3 Ukuran mata jaring yang digunakan berdasarkan 39
ukuran ikan yang dibudidayakan
2.4 Perbandingan jumlah mata jarring yang harus 42
dipotong dalam berbagai ukuran kantong jarring dan
mata jaring.
2.5 Dosis kapur tohor (CaO) 45
3.1 Pengaruh suhu air terhadap respon konsumsi pakan 56
3.2 Hubungan antara kadar oksigen terlarut dan suhu 60
3.3 Pengaruh pH terhadap komunitas biologi perairan 62
3.4 Presentase ammonia bebas terhadap ammonia total 66
3.5 Kriteria kualitas air Golongan C 69
3.6 Parameter kualitas air untuk budidaya ikan dan 70
peralatan pengukuran yang dapat digunakan
4.1 Perbandingan strategi, keuntungan dan kerugian dari 78
seleksi individu (A), seleksi within family (B) dan
seleksi between family (C)
4.2 Pengaruh silang dalam terhadap frekuensi genotype 94
dan frekuensi alel dalam lokus
4.3 Ciri-ciri induk jantan dan betina ikan mas 99
4.4 Ciri-ciri induk jantan dan betina ikan mas matang 99
gonad
4.5 Ciri-ciri induk jantan dan betina ikan nila 101
4.6 Dosis pengapuran untuk menetralkan dari berbagai 128
jenis tekstur tanah dan pH awal yang berbeda
4.7 Perkembangan stadia embrio ikan lele pada suhu 28 134
o
C
4.8 Lama pemeliharaan ikan mas berdasarkan sistem 150
pemeliharaan
5.1 Kebutuhan energi untuk ikan Salmon 166
5.2 Kebutuhan energi untuk Catfish 166
5.3 Nama dan singkatan asam amino 171
5.4 Kebutuhan asam amino essensial pada beberapa 178
jenis ikan dalam % protein pakan
5.5 Tingkat kebutuhan protein optimal (% berat kering 182
pakan) pada beberapa jenis ikan budidaya
5.6 Klasifikasi karbohidrat 184
5.7 Nilai kecernaan karbohidrat berdasarkan kadar dan 188
sumbernya oleh beberapa ikan budidaya

xiii
5.8 Kebutuhan optimum karbohidrat dalam pakan untuk 190
pertumbuhan beberapa ikan budidaya
5.9 Nama umum asam lemak 194
5.10 Kelompok asam lemak unsaturated jenuh 195
5.11 Kebutuhan asam lemak essensial pada ikan 196
5.12 Komposisi asam lemak essensial pada berbagai 197
sumber lipid (g/100 g asam lemak)
5.13 Penggolongan beberapa sumber vitamin A 202
5.14 Kebutuhan vitamin A beberapa spesies ikan budidaya 203
5.15 Kekurangan vitamin A pada beberapa jenis ikan 203
5.16 Kebutuhan vitamin D beberapa spesies ikan budidaya 205
5.17 Kebutuhan vitamin E beberapa spesies ikan budidaya 207
5.18 Kriteria respon ikan terhadap pemberian vitamin E 208
sesuai dengan kebutuhan ikan budidaya
5.19 Gejala kekurangan vitamin E pada beberapa ikan 209
budidaya
5.20 Kebutuhan tiamin dalam pakan 211
5.21 Tanda-tanda kekurangan tiamin A pada ikan budidaya 212
5.22 Kebutuhan vitamin B2 dalam pakan ikan 213
5.23 Tanda-tanda kekurangan riboflavin pada ikan 214
budidaya
5.24 Kebutuhan vitamin B6 dalam pakan ikan 215
5.25 Tanda-tanda kekurangan piridoksin pada ikan 216
budidaya
5.26 Kebutuhan vitamin B5 dalam pakan ikan 218
5.27 Tanda-tanda kekurangan asam pantotenat pada ikan 218
budidaya
5.28 Kebutuhan biotin dalam pakan ikan 220
5.29 Tanda-tanda kekurangan biotin pada ikan budidaya 220
5.30 Kebutuhan asam folat dalam pakan ikan 221
5.31 Tanda-tanda kekurangan asam folat pada ikan 222
budidaya
5.32 Kebutuhan vitamin B12 dalam pakan ikan 223
5.33 Tanda-tanda kekurangan vitamin B12 pada ikan 223
budidaya
5.34 Kebutuhan Niasin dalam pakan ikan 224
5.35 Tanda-tanda kekurangan Niasin pada ikan budidaya 225
5.36 Kebutuhan inositol dalam pakan ikan 226
5.37 Tanda-tanda kekurangan inositol pada ikan budidaya 226
5.38 Kebutuhan Kolin dalam pakan ikan 227
5.39 Tanda-tanda kekurangan kolin pada ikan budidaya 228
5.40 Kebutuhan vitamin C dalam pakan ikan 229
5.41 Tanda-tanda kekurangan vitamin C pada ikan 230
budidaya
5.42 Kebutuhan mineral makro dalam pakan pada 237
berbagai jenis ikan air tawar (mg/kg atau g/kg berat
kering)
5.43 Kebutuhan mineral mikro dalam pakan pada berbagai 237
xiv
jenis ikan air tawar (mg/kg atau g/kg berat kering)
5.44 Kebutuhan zat besi pada beberapa jenis ikan 238
5.45 Kebutuhan mineral seng pada beberapa jenis ikan 239
5.46 Kebutuhan mangan pada beberapa jenis ikan 240
5.47 Kebutuhan mineral tembaga pada beberapa jenis ikan 241
6.1 Beberapa jenis ikan berdasarkan kebiasaan 247
makannya
6.2 Kandungan nutrisi bahan baku nabati 251
6.3 Kandungan nutrisi bahan baku hewani 252
6.4 Kandungan nutrisi bahan baku limbah pertanian 252
6.5 Rekomendasi penggunaan bahan baku untuk pakan 254
ikan dan udang dalam %
6.6 Jenis dan kandungan nutrisi bahan baku ikan 255
karnivora
6.7 Hasil analisa proksimat bahan baku 256
6.8 Bahan baku pakan yang mengandung zat antinutrisi
dan cara menghilangkan zat antinutrisi 285
6.9 Acuan bentuk dan tipe pakan buatan untuk ikan 291
budidaya
6.10 Skedul pemberian pakan dalam usaha budidaya ikan 320
6.11 Skedul pemberian pakan pada udang 321
6.12 Jumlah pakan harian pudang dengan kelangsungan 322
hidup 80%
7.1 Komposisi pupuk pada media stok murni kultur algae 341
7.2 Komposisi Trace Metal Solution 341
7.3 Komposisi pupuk pada phytoplankton air tawar 342
7.4 Komposisi pupuk phytoplankton semi masal 346
7.5 Komposisi pupuk kultur missal 347
7.6 Komposisi campuran vitamin pada media Dphnia 363
7.7 Komposisi bahan kimia untuk membuat air laut kadar 371
garam 5 permill
7.8 Komposisi bahan kimia untuk membuat air laut kadar 372
garam 30 permill
7.9 Ukuran badan dan nilai kalori rotifer 383
7.10 Kandungan komposisi beberapa bahan 398
bioenkapsulasi
8.1 Bahan ekstrak dari tumbuh-tumbuhan serta dosisnya 402
8.2 Obat dan bahan kimia yang digunakan pengobatan 443
penyakit ikan

xv
GLOSARI

Adenohipofisa : salah satu bagian dari kelenjar hipofisa yang


mengandung sel-sel pensekresi hormon
prolaktin, hormon Adrenocorticotropic (ACTH),
hormon pelepas tiroid (Thyroid Stimulating
Hormone), hormon pertumbuhan (STH-
Somatotropin) dan Gonadotropin. Pars intermedia
mensekresi hormon pelepas melanosit
(Melanocyte Stimulating Hormone).

Adaptasi : Masa penyesuaian suatu organisme dalam


lingkungan baru.

Aerasi : Pemberian udara ke dalam air untuk penambahan


oksigen

Akrosom : Organel penghujung pada kepala spema yang


dikeluarkan yang berfungsi membantu sperma
menembus sel telur.

Aksi gen aditif : aksi gen yang mana fenotipe heterosigot


merupakan intermedit antara kedua fenotipe
homosigot, kedua alel tidak memperlihatkan
dominansi, keduanya memberikan konstribusi
yang seimbang dalam menghasilkan suatu
fenotipe

Aklimatisasi : Penyesuaian fisiologis terhadap perubahan salah


satu faktor lingkungan

Albinisme : kondisi genetik yang tidak sempurna yang


menyebabkan organisme tidak membentuk
pigmen

Alel : Bentuk alternatif suatu gen

Alel dominan : Alel yang diekspresikan secara penuh dalam


fenotipe itu

Alel resesif : Alel yang pemunculan fenotipenya ditutupi secara


sempurna

Aldehida : Molekul organik dengan gugus karbonil yang


terletak pada ujung kerangka karbon

xvi
Anabolisme : Pembentukan zat organik kompleks dari yang
sederhana, asimilasi zat makanan oleh organisme
untuk membangun atau memulihkan jaringan dan
bagian-bagian hidup lainnya.

Anadromus : Ikan-ikan yang sebagian besar hidupnya


dihabiskan dilaut dan bermigrasi ke air tawar untuk
memijah.

Anafase : Tahap mitosis dan meiosis yang mengikuti


metafase ketika separuh kromosom atau
kromosom homolog memisah dan bergerak ke
arah kutub gelendong.

Androgen : Hormon steroid jantan utama, misalnya testoteron

Androgenesis : Proses penjantanan

Antibiotik : Bahan kimiawi yang membunuh bakteri atau


menghambat pertumbuhannya.

Antibodi : Imunoglobin pengikat antigen yang dihasilkan oleh


sel limfosit B, berfungsi sebagai efektor dalam
suatu respon imun.

Antigen : Makromolekul asing yang bukan merupakan


bagian dari organisme inang dan yang memicu
munculnya respon imun.

Asam amino : Molekul organik yang memiliki gugus karboksil


maupun gugus amino. Asam amino berfungsi
sebagai monomer protein.

Asam : Suatu molekul asam nukleat berbentuk heliks dan


deoksiribonukleat beruntai ganda yang mampu bereplikasi dan
menentukan struktur protein sel yang diwariskan.

Asam lemak (fatty : Asam karboksilik dengan rantai karbon panjang.


acid) Asam lemak bervariasi panjang dan jumlah dan
lokasi ikatan gandanya, tiga asam lemak berikatan
dengan satu molekul gliserol akan membentuk
lemak.

Asam lemak jenuh : Asam lemak dimana semua karbon dalam ekor
(Saturated fatty hidrokarbonnya dihubungkan oleh ikatan tunggal,
acid) sehingga memaksimumkan jumlah atom hidrogen
yang dapat berikatan dengan kerangka karbon.
xvii
Asam lemak tak : Asam lemak yang memiliki satu atau lebih ikatan
jenuh (Unsaturated ganda antara karbon-karbon dalam ekor
fatty acid) hidrokarbon. Ikatan seperti itu mengurangi jumlah
atom hidrogen yang terikat ke kerangka karbon.

Asam nukleat : Suatu polimer yang terdiri atas banyak monomer


nukleotida, yang berfungsi sebagai cetak biru
untuk protein dan melalui kerja protein, untuk
semua aktivitas seluler. Ada dua jenis yaitu DNA
dan RNA.

Asam amino : Asam amino yang tidak dapat disintesis sendiri


essensial oleh tubuh hewan sehingga harus tersedia dalam
makanan.

Aseksual : Perkembangbiakan tidak melalui perkawinan

Autosom : Kromosom yang secara tidak langsung terlibat


dalam penentuan jenis kelamin, sebagai kebalikan
dari kromosom seks.

Auksospora : Sel-sel yang besar berasal dari


perkembangbiakan zigot baru

Backross : Bentuk perkawinan yang sering digunakan dalam


pemuliaan yaitu mengawinkan kembali antara
anak dan orangtuanya yang sama untuk beberapa
generasi.

Basofil : Bersifat menyerap basa.

Benthos : Organisme yang hidup di dasar perairan

Blastomer : Sel-sel anak yang dihasilkan selama pembelahan


zygot.

Blastula : Rongga yang terbentuk selama fase pembelahan


zigot.

Blastulasi : Proses pembentukan blastula

Biomassa : Bobot kering bahan organik yang terdiri atas


sekelompok organisme di dalam suatu habitat
tertentu atau bobot seluruh bahan organik pada
satuan luas dalam suatu waktu tertentu.

Budidaya : Usaha yang bermanfaat dan memberi hasil, suatu


xviii
sistem yang digunakan untuk memproduksi
sesuatu dibawah kondisi buatan.

Closed Breeding : Perkawinan yang dekat sekali kaitan keluarganya,


misalnya antara anak dan tetua atau antara antar
saudara sekandung.

Cyste : Fase dorman dari crustacea karena kondisi


lingkungan yang tidak sesuai

Dekomposer : Fungi dan bakteri saprotropik yang menyerap


nutrien dari materi organik yang tidak hidup seperti
bangkai, materi tumbuhan yang telah jatuh dan
buangan organisme hidup dan mengubahnya
menjadi bentuk anorganik.

Densitas : Jumlah individu persatuan luas atau volume atau


masa persatuan volume yang biasanya dihitung
dalam gram/cm3 atau jumlah sel/ml.

Deoksiribosa : Komponen gula pada DNA, yang gugus


hidroksilnya kurang satu dibandingkan dengan
ribosa, komponen gula pada RNA

Detritus : Materi organik yang telah mati atau hancuran


bahan organik yang berasal dari proses
penguraian secara biologis.

Disipon : Membersihkan badan air dengan mengeluarkan


kotoran bersama sebagian jumlah air.

Disucihamakan : Disterilkan dari jasad pengganggu.

Dorsal : Bagian punggung

Diagnosis : Proses pemeriksaan terhadap suatu hal

Diferensiasi gonad : Proses penentuan kelamin dengan pernyataan


fenotipe melalui perkembangan alat kelamin dan
ciri-ciri kelamin.

Diploid : Keadaan perangkat kromosom bila setiap


kromosomnya diwakili dua kali (2n)

Diploidisasi : Penggandaan jumlah kromosom pada sel-sel


haploid

Donor : Pemberi sumbangan


xix
Dormant : Telur yang dibuahi dan merupakan dinding tebal
dan jika menetas menjadi betina amiktik.

Ekspresi gen : Pengejewantahan bahan genetik pada suatu


makhluk hidup sebagai keseluruhan jumlah tabiat
yang khas.

Elektroforesis gel : Pemisahan asam nukleat atau protein


berdasarkan ukuran dan muatan listriknya,
dengan cara mengukur laju pergerakkannya
melalui suatu medan listrik dalam suatu gel.

Embriogenesis : Proses perkembangan embrio

Endokrin : Kelenjar/sel yang menghasilkan hormon

Enzim : Molekul protein komplek yang dihasilkan oleh sel


dan bekerja sebagai katalisator dalam berbagai
proses kimia didalam tubuh makhluk hidup.

Enzim restriksi : Enzim yang digunakan untuk memotong fragmen


DNA yang memiliki sekuen tertentu.

Estrogen : Hormon seks steroid betina yang utama.

Eukaryot : Makhluk yang sel-selnya mengandung inti sejati


yang diselimuti selaput inti, mengalami meiosis,
membelah dengan mitosis dan enzim oksidatifnya
dikemas dalam mitokondria.

Fekunditas : Jumlah sel telur yang dihasilkan oleh seekor


hewan betina pertahun atau persatuan berat
hewan.

Feminisasi : Proses pembetinaan

Fenotipe : Ciri fisik dan fisiologis pada suatu organisme atau


sifat yang terlihat pada makhluk hidup yang
dihasilkan oleh genotipe bersama-sama dengan
faktor lingkungan.

Feromon : Sinyal kimiawi atsiri dan kecil yang berfungsi


dalam komunikasi diantara hewan-hewan dan
bertindak sangat mirip dengan hormon dalam
mempengaruhi fisiologi dan tingkah laku.

xx
Fertilisasi : Penyatuan gamet haploid untuk menghasilkan
suatu zigot diploid.

Flagella : Tonjolan berbentuk cambuk pada salah satu sel


untuk alat gerak.

Fotosintesis : Pengubahan energi cahaya menjadi energi


kimiawi yang disimpan dalam glukosa atau
senyawa organik lainnya.

Galur : Pengelompokkan anggota-anggota jenis yang


hanya memiliki satu atau sejumput ciri, biasanya
bersifat homozigot dan dipertahankan untuk
keperluan percobaan genetika.

Gamet : Sel sperma atau telur haploid, gamet menyatu


selama reproduksi seksual untuk menghasilkan
suatu zigot diploid.

Gastrula : Tahapan pembentukan embrio berlapis dua dan


berbentuk piala.

Gastrulasi : Proses pembentukan gastrula dari blastula atau


proses pembentukan tiga daun kecambah
ektoderm, mesoderm dan endoderm.

Gelendong : Kumpulan mikrotubula yang menyelaraskan


pergerakan kromosom selama pembelahan
eukariotik.

Gen : Bagian kromosom yang mengatur sifat-sifat


keturunan tertentu atau satuan informasi yang
terdiri atas suatu urutan nukleotida spesifik dalam
DNA.

Generasi F1 : Turunan pertama atau turunan hibrid dalam


fertilisasi-silang genetik.

Generasi F2 : Keturunan yang dihasilkan dari perkawinan


generasi hibrid F1.

Genom : Komplemen lengkap gen-gen suatu organisme,


materi genetik suatu organisme.

Genotipe : Kandungan genetik suatu organisme.

Ginogenesis : Proses perkembangan embrio yang berasal dari


xxi
telur tanpa kontribusi material genetik jantan

Gonad : Organ seks jantan dan betina, organ penghasil


gamet pada sebagian besar hewan.

Gonadotropin : Hormon yang merangsang aktivitas testes dan


ovarium.

Haploid : Memiliki jumlah kromosom yang khas untuk gamet


makhluknya.

Heritabilitas : Keragaman fenotipe yang diakibatkan oleh aksi


genotipe atau menggambarkan tentang
persentase keragaman fenotipe yang diwariskan
dari induk kepada keturunannya. Dinotasikan
dengan huruf h2 dengan nilai berkisar antara 0 – 1.

Hermaphrodit : Individu yang mempunyai alat kelamin jantan dan


betina.

Heliks ganda : Bentuk DNA asli

Haemoglobin : Protein mengandung besi dalam sel darah merah


yang berikatan secara reversibel dengan oksigen.

Herbivora : Hewan heterotropik yang memakan tumbuhan.

Heterozigot : Mempunyai dua alel yang berbeda untuk suatu


sifat genetik tertentu.

Heterosis : Suatu ukuran untuk menilai keunggulan dan


ketidakunggulan hibrid

Hibrid : Turunan dari tetua yang secara genetik sangat


berbeda, bahkan mungkin berlainan jenis atau
marga.

Hibridisasi : Perkawinan antara individu yang berbeda atau


persilangan.

Hipofisasi : Salah satu teknik dalam pengembangbiakan ikan


dengan cara menyuntikkan ekstrak kelenjar
hipofisa kepada induk ikan untuk mempercepat
tingkat kematangan gonad.

Hipotalamus : Bagian ventral otak depan vertebrata, yang


berfungsi dalam mempertahankan homeostasis,
xxii
khususnya dalam mengkoordinasikan sistem
endokrin dengan sistem saraf.

Histon : Protein kecil dengan porsi besar yang terdiri dari


asam amino bermuatan positif yang berikatan
dengan DNA bermuatan negatif dan berperan
penting dalam struktur kromatinnya.

Homeostasis : Kondisi fisiologis yang mantap dalam tubuh.

Homozigot : Mempunyai dua alel yang identik untuk suatu sifat


tertentu.

Hormon : Bahan kimia pembawa sinyal yang dibentuk dalam


sel-sel khusus pada kelenjar endokrin. Hormon
disekresikan ke dalam darah kemudian disalurkan
ke organ-organ yang menjalankan fungsi-fungsi
regulasi tertentu secara fisiologik dan biokimia.

Ikan transgenik : Ikan yang memiliki DNA asing didalam tubuhnya

Inaktivasi sperma : Menonaktifkan sperma

Inbreeding : Perkawinan antara individu-individu yang


sekerabat yaitu berasal dari jantan dan betina
yang sama.

Infeksi Retroviral : Salah satu metode transfer gen. Metode ini


menggunakan gen-gen heterogen yang
dimasukkan ke dalam genome virus dan dapat
dipindahkan kepada inang yang terinfeksi virus
tersebut.

Inkubasi : Masa penyimpanan

Interfase : Fase dimana tidak ada perubahan pada inti sel,


waktu istirahat.

Karakter kuantitatif : Suatu ciri yang dapat diturunkan dalam suatu


populasi yang bervariasi secara kontinu sebagai
akibat pengaruh lingkungan dan pengaruh
tambahan dua atau lebih gen.

Kariotipe : Metode pengorganisasian kromosom suatu sel


dalam kaitannya dengan jumlah, ukuran dan jenis.

Katadromus : Ikan-ikan yang sebagian besar hidupnya


dihabiskan di perairan tawar dan bermigrasi ke
xxiii
laut untuk memijah.

Kelenjar hipofisa : Kelenjar kecil dibagian otak bawah yang


menghasilkan berbagai macam hormon yang
dibutuhkan pada makhluk hidup .

Kromosom : Struktur pembawa gen yang mirip benang yang


terdapat di dalam nukleus.

Kopulasi : Proses perkawinan

Kista : Suatu stadia istirahat pada hewan cladosera atau


crustacea tingkat rendah.

Larva : Organisme yang belum dewasa yang baru keluar


dari telur atau stadia setelah telur menetas.

Larutan hipoklorit : Larutan yang mengandung HClO

Lokus : Tempat khusus disepanjang kromosom tertentu


dimana gen tertentu berada.

Maskul;inisasi : Penjantanan.

Meiosis : Tipe pembelahan sel dan nukleous ketika jumlah


kromosom direduksi dari diploid ke haploid.

Metasentrik : Kromosom yang sentromernya terletak ditengah-


tengah.

Metafase : Tahapan mitosis dan meiosis ketika kromosom


mencapai keseimbangan posisi pada bidang
ekuator.

Metamormofose : Perubahan bentuk organisme dalam daur hidup

Mikropil : Lubang kecil pada telur tempat masuknya sperma.

Mikroinjeksi : Metode yang digunakan dalam mengintroduksi


DNA asing ke dalam pronukleus atau sitoplasma
telur yang telah terbuahi. DNA asing disuntikkan
pada saat fase 1-2 sel.

Mitosis : Proses pembelahan nukleus pada sel eukariotik


yang secara konvensional dibagi menjadi lima
tahapan : profase, prometafase, metafase,
anafase, dan telofase. Mitosis mempertahankan
xxiv
jumlah kromosom dengan cara mengalokasikan
kromosom yang direplikasikan secara sama ke
masing-masing nukleus anak.

Morula : Sekelompok sel anak (blastomer) yang terbentuk


selama fase pembelahan zygot.

Nauplii : Bentuk stadia setelah menetas pada crustacea


atau copepoda.

Neurohipofisa : Bagian dari kelenjar hipofisa, terdiri dari pars


nervosa yang berfungsi mensekresi Oxytoxin,
Arginin Vasotocin dan Isotocin

Omnivore : Organisme pemakan segala

Ovarium : Kelenjar kelamin betina yang menghasilkan ovum.

Ovipar : Berkembangbiak dengan menghasilkan telur.

Ovivipar : Berkembangbiak dengan menghasilkan telur


tetapi telur tersebut menetas dalam tubuh
induknya.

Outbreeding : Perkawinan antara individu-individu yang tidak


sekerabat (berbeda induknya), masih dalam satu
varietas atau beda varietas.

Ovulasi : Proses terlepasnya sel telur dari folikel.

Partenogenesis : Perkembangbiakan telur menjadi individu baru


tanpa pembuahan telur dan menghasilkan telur
diploid.

Pemijahan : Proses peletakan telur atau perkawinan

Pigmen : Zat warna tubuh

Plasmid : Molekul DNA sirkular yang bereplikasi pada sel-sel


bakteri secara independent.

Polar body : Sel telur hasil pembelahan meiosis yang tidak


memiliki sitoplasma.

Profase : Tahap pertama meiosis dan mitosis ketika


kromosom mulai jelas terlihat.

Progeni : Keturunan yang berasal dari sumber yang sama,


xxv
anak cucu

Poliploidisasi : Proses pergantian kromosom dimana individu


yang dihasilkan mempunyai lebih dari dua set
kromosom.

Reproduksi : Proses perkembangbiakan baik secara aseksual


maupun seksual.

Seleksi : Pemisahan populasi dasar yang digunakan ke


dalam kedua kelompok, yaitu kelompok terpilih
dan kelompok yang harus terbuang.

Sentromer : Bagian kromosom yang terletak pada titik ekuator


kumparan pada metafase, tempat melekat benang
penarik gelendong, posisi sentromer menentukan
bentuk kromosom.

Seks reversal : Proses pembalikan kelamin dengan menggunakan


metode tertentu.

Spermatogenesis : Proses perkembangan spermatogonium menjadi


spermatis

Spermatogonium : Sel-sel kecambah untuk membentuk sperma

Spermatozoa : Sel gamet jantan dengan inti haploid yang


ememiliki bentuk berekor.

Spermiasi : Proses dimana spermatozoa dilepaskan dari cyste


dan masuk kedalam lumen.

Spermiogenesis : Proses metamorfosa spermatid menjadi


spermatozoa

Submetacentrik : Sentromer terletak pada ujung kromosom yang


memiliki dua lengan yang tidak sama panjangnya.

Subtelocentrik : Sentromer juga terletak pada ujung kromosom


namun masih jelas terlihat adanya lengan pendek.

Spektrofotometer : Suatu instrumen yang mengukur porsi dari cahaya


dengan panjang gelombang yang berbeda yang
diserap dan dihantarkan oleh suatu larutan
berpigmen.

Telofase : Tahap akhir dari mitosis atau meiosis ketika


xxvi
pembagian sitoplasma dan penyusunan inti
selesai.

Testis : Gonad yang berperan menghasilkan sperma

Tetraploid : Individu yang mempunyai empat perangkat


kromosom haploid pada nukleusnya.

Triploid : Individu yang mempunyai tiga perangkat


kromosom haploid pada nukleusnya.

Triploidisasi : Proses pembuatan organisme triploid dengan


menggunakan kejutan suhu untuk menahan polar
body II atau menahan pembelahan mitosis awal.

Vitellogenesis : Proses deposisi kuning telur, dicirikan oleh


bertambah banyaknya volume sitoplasma yang
berasal dari vitelogenin eksogen yang membentuk
kuning telur.

Zygot Sel diploid sebagai hasil perpaduan gamet jantan


dan gamet betina haploid.

SINOPSIS

Buku teks dengan judul budidaya ikan dapat dipelajari oleh para peserta
diklat dan pendidik pada Sekolah Menengah Kejuruan yang mengambil
program studi Budidaya Ikan. Menurut SKKNI dalam program studi Budidaya
Ikan dapat dikelompokkan menjadi Budidaya Ikan Air Tawar, Budidaya Ikan
Air Laut, Budidaya Ikan Air Payau dan Budidaya Ikan Hias. Dalam buku teks
ini akan memberikan pengetahuan mendasar tentang bagaimana
membudidayakan ikan dan dapat di aplikasikan pada berbagai habitat
budidaya. Pada buku teks ini berisi tentang wadah budidaya yang dapat
digunakan dalam melakukan budidaya ikan, media yang optimal dalam
budidaya ikan agar proses budidaya dapat berlangsung sesuai dengan
kebutuhan ikan untuk hidup tumbuh dan berkembang, bagaimana melakukan
proses perkembangbiakan ikan budidaya dari sudut biologis ikan budidaya
dan aplikasi pada beberapa ikan budidaya, kebutuhan nutrisi untuk ikan yang
akan dibudidayakan, bagaimana membuat pakan ikan yang harus diberikan
pada ikan budidaya, bagaimana memproduksi pakan alami sebagai pakan
yang sangat dibutuhkan bagi larva ikan dan benih ikan budidaya, hama dan

xxvii
penyakit ikan yang dapat menyerang ikan budidaya serta perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam budidaya ikan.

Budidaya ikan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting saat ini dan
masa yang akan datang. Hal ini dikarenakan ikan merupakan salah satu jenis
pangan yang sangat dibutuhkan oleh manusia yang mempunyai harga jual
relatif murah dan mempunyai kandungan gizi yang lengkap. Dengan
mengkonsumsi ikan maka kebutuhan gizi manusia akan terpenuhi. Oleh
karena itu kemampuan sumberdaya manusia untuk memproduksi ikan
budidaya sangat dibutuhkan. Dengan semakin bertambahnya jumlah
penduduk dan keterbatasan lahan budidaya selanjutnya, maka dibutuhkan
suatu teknologi budidaya ikan pada lahan yang terbatas dan produktivitas
tinggi untuk memenuhi kebutuhan pangan. Dengan mempelajari buku teks ini
diharapkan para pembaca dapat mengaplikasikan ilmu budidaya pada
berbagai media dan teknologi budidaya.

Pengetahuan tentang wadah budidaya ikan dan media yang dibutuhkan bagi
ikan budidaya akan memberikan pemahaman tentang investasi yang harus
dipersiapkan sesuai dengan skala produksi yang akan diterapkan. Dengan
menerapkan teknologi budidaya ikan yang intensif dibutuhkan pemahaman
tentang produksi pakan buatan yang ramah lingkungan tetapi sesuai dengan
kebutuhan ikan budidaya. Selain itu dalam membudidayakan ikan sangat
dibutuhkan pakan alami pada fase larva dan benih, maka sangat dibutuhkan
suatu pemahaman bagaimana membudidayakan pakan alami yang sesuai
dengan kebutuhan ikan.

Selain itu dalam suatu budidaya ikan maka akan ada kendala yang dialami
pembudidaya ikan yaitu adanya serangan hama dan penyakit ikan. Oleh
karen itu diperlukan pemahaman tentang jenis-jenis hama dan penyakit yang
dapat menyerang ikan budidaya serta bagaimana tindakan pencegahan dan
pengobatan yang harus dilakukan oleh para pembudidaya agar ikan yang
dibudidayakan tidak terserang hama dan penyakit.

Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi maka


penerapan teknologi yang terkini telah merambah dalam budidaya ikan.
Pengembangbiakan ikan secara tradisional akan semakin kurang diminati
dan akan beralih kepada sentuhan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk
meningkatkan produksi pada ikan budidaya. Aplikasi teknologi molekuker
dalam budidaya ikan sudah bisa diterapkan mulai dari rekayasa kromosom,
rekayasa gen dan terkini adalah rekayasa sel. Rekayasa kromosom antara
lain adalah melakukan kegiatan ginogenesis, androgenesis dan poliploidisasi
yang tujuan dari manipulasi kromosom ini untuk meningkatkan produktivitas
ikan budidaya dan memberikan nilai tambah pada pembudidaya ikan.
Sedangkan rekayasa gen dapat diterapkan jika peralatan untuk melakukan
rekayasa ini tersedia dimana dengan melakukan rekayasa gen dapat dibuat
komoditas ikan budidaya yang disisipi gen yang menguntungkan bagi
pembudidaya misalnya gen pertumbuhan, gen antibeku dan gen warna
tubuh.
xxviii
Dengan mempelajari buku teks ini diharapkan dapat memahami pengetahuan
yang sangat mendasar dalam membudidayakan ikan. Dalam buku teks ini
juga dijelaskan berbagai kemampuan dasar untuk melakukan suatu kegiatan
yang langsung dapat diaplikasikan dengan menggunakan bahasa yang
sederhana dan mudah dimengerti oleh berbagai kalangan.

PETA KOMPETENSI

KODE UNIT JUDUL UNIT KOMPETENSI/SUB KOMPETENSI

Memenuhi persyaratan kerja di DU/DI


PBD. PL 00.001U.01 1. Menyetujui kondisi dan ketentuan ketenagakerjaan
2. Memenuhi persyaratan ketenagakerjaan
Memenuhi persyaratan kesehatan, keselamatan dan
lingkungan di tempat kerja
1. Mengikuti prosedur di tempat kerja untuk kesehatan
PBD. PL 00.002U.01
dan keselamatan di tempat kerja
2. Melakukan tindakan kesehatan dan keselamatan
kerja dalam kondisi bahaya/darurat
3. Memelihara insfrastruktur dan lingkungan kerja
Membina kerjasama
1. Melakukan interaksi di tempat kerja
2. Melakukan pertemuan, menyelami dan mengarahkan
PBD. PL 00.003U.01 klien dan pelanggan
3. Memelihara penampilan pribadi
Menggunakan sistem komunikasi
1. Mengumpulkan, mencatat dan mengirim data

xxix
PBD. PL 00.004U.01 2. Mengumpulkan, mencatat dan menyediakan
informasi untuk memenuhi kebutuhan tempat kerja
3. Menanggapi masalah
Membuat perencanaan kerja
PBD. PL 00.005U.01 1. Membuat jadwal kegiatan
2. Mengatur bahan, peralatan dan cara kerja
Menyiapkan peralatan
1. Mengidentifikasi jenis peralatan
PBD. PL 00. 006U. 01 2. Menentukan peralatan
3. Mengontrol cara kerja peralatan
4. Membuat laporan

Mengidentifikasi parameter kualitas air


1. Menyiapkan peralatan dan bahan yang digunakan
dalam identifikasi parameter kualitas air
PBD.PL 00.007U.01 2. Mengambil sampel air di lapangan
3. Mengukur parameter kualitas air
4. Membuat laporan hasil identifikasi parameter kualitas
air

KODE UNIT JUDUL UNIT KOMPETENSI/ELEMEN KOMPETENSI


Menentukan lokasi budidaya
1. Merencanakan tahapan kegiatan penentuan lokasi
budidaya
PBD. PL00.008U. 01 2. Mengidentifikasi persyaratan lokasi budidaya melalui
kegiatan survey lapangan
3. Menentukan lokasi
4. Membuat laporan
Menyiapkan wadah
1. Mengidentifikasi wadah
PBD. PL 00. 009U. 01 2. Menentukan wadah
3. Mengontrol proses penggunaan wadah
4. Membuat laporan
Mengidentifikasi hama dan penyakit ikan

xxx
1. Mengambil sampel di lapangan
2. Mengidentifikasi gejala serangan
PBD. PL 00. 010U. 01
3. Menentukan jenis parasit
4. Membuat laporan
Mengemas ikan
1. Menyiapkan teknik pengepakan
2. Menentukan jenis ikan yang dikemas
PBD. PL 00. 011U. 01
3. Melakukan pengepakan ikan
4. Membuat laporan
Memasarkan ikan
PBD. PL00.012U. 01 1. Mencari order pemasaran
2. Melaksanakan penjualan
3. Menyiapkan kuota/target
4. Mengontrol proses pemasaran

Menentukan lokasi pembenihan ikan


1. Merencanakan tahapan kegiatan penentuan lokasi
PBD.PL 01.001I.01 pembenihan
2. Mengidentifikasi persyaratan lokasi pembenihan ikan
3. Memilih lokasi pembenihan ikan
4. Membuat laporan
Menyiapkan media pembenihan ikan
1. Merencanakan kegiatan persiapan media
PBD.PL 01.002I.01 pembenihan
2. Menyiapkan wadah pembenihan
3. Menyiapkan air untuk pembenihan
4. Membuat laporan
Mengelola induk ikan
1. Memelihara calon induk ikan
PBD.PL 01.003I.01 2. Menyeleksi calon induk jantan dan betina
3. Melakukan pematangan gonad induk ikan
4. Menyeleksi induk siap pijah
Memijahkan induk ikan
1. Melakukan proses pemijahan ikan
PBD.PL 01.004I.01 2. Menangani telur
3. Menetaskan telur
Mengkultur pakan alami
1. Mengidentifikasi jenis-jenis pakan alami
PBD.PL 01.005I.01 2. Menyiapkan media tempat tumbuhnya pakan alami
3. Menebar bibit pakan alami

xxxi
Memelihara larva ikan
1. Merawat larva ikan
2. Memberi pakan larva
PBD.PL 01.006I.01 3. Mengamati perkembangan larva
4. Menangani hama dan penyakit pada pemeliharaan
larva
5. Memantau kualitas dan kuantitas air pada
pemeliharaan larva
Memanen hasil pembenihan ikan
1. Merencanakan kegiatan pemanenan hasil
pembenihan
PBD.PL.01.007I.01 2. Melakukan pemananen benih ikan
3. Mengemas benih ikan
4. Membuat laporan

Memasarkan hasil pembenihan ikan


1. Mengidentifikasi calon pembeli
PBD.PL.01.008I.01 2. Membuat kesepakatan
3. Melakukan transaksi
4. Melakukan perhitungan laba rugi
5. Membuat laporan
Menentukan lokasi pendederan ikan
1. Merencanakan tahapan kegiatan penentuan lokasi
PBD.PL 02.009I.01 pendederan ikan
2. Mengidentifikasi persyaratan lokasi pendederan ikan
3. Memilih lokasi pendederan
4. Membuat laporan
Menyiapkan media pendederan ikan
1. Merencanakan kegiatan persiapan pendederan ikan
PBD.PL 02.010I.01 2. Menyiapkan wadah pendederan ikan
3. Menyiapkan air untuk pendederan ikan
4. Membuat laporan
Menebar benih ikan pada pendederan
PBD.PL 02.011I.01 1. Merencanakan kegiatan penebaran benih ikan
2. Menebar benih ikan
3. Membuat laporan
Memantau pertumbuhan benih ikan pada pendederan
1. Merencanakan kegiatan pemantauan pertumbuhan
PBD.PL 02.012I.01 benih ikan
2. Mengambil sampel untuk menduga pertumbuhan
benih ikan
3. Melakukan sortasi

xxxii
4. Membuat laporan
Mengelola pakan benih ikan pada pendederan
1. Mengidentifikasi jenis-jenis pakan untuk benih ikan
PBD.PL 02.013I.01 2. Merencanakan kegiatan pengelolaan pakan benih
ikan
3. Menentukan jumlah, waktu dan frekuensi pemberian
pakan
4. Membuat laporan

Mengelola kualitas dan kuantitas air pada


pendederan ikan
PBD.PL 02.014I.01 1. Merencanakan kegiatan pengelolaan kualitas dan
kuantitas air
2. Mengidentifikasi kualitas dan kuantitas air pada
pendederan ikan
3. Mengelola kualitas dan kuantitas air pada
pendederan ikan
4. Membuat laporan
Mengendalikan hama dan penyakit pada pendederan
ikan
1. Merencanakan kegiatan monitoring hama dan
PBD.PL 02.015I.01 penyakit
2. Mengidentifikasi hama dan penyakit
3. Melakukan pengobatan ikan
4. Mencatat kejadian serangan penyakit
5. Membuat laporan
Memanen hasil pendederan ikan
1 Merencanakan kegiatan pemanenan hasil
PBD.PL 02.016I.01 pendederan ikan
2. Memanen benih ikan
3. Membuat laporan
Memasarkan hasil pendederan ikan
1. Mengidentifikasi calon pembeli
PBD.PL 02.017I.01 2. Membuat kesepakatan
3. Melakukan transaksi
4. Melakukan perhitungan laba rugi
5. Membuat laporan
Menentukan lokasi pembesaran ikan

xxxiii
1. Merencanakan tahapan kegiatan pemilihan lokasi
PBD.PL 03.018I.01 2. Mengidentifikasi persyaratan lokasi pembesaran
ikan
3. Memilih lokasi pembesaran ikan
4. Membuat laporan
Menyiapkan media pembesaran ikan
1. Merencanakan kegiatan persiapan pembesaran
PBD.PL 03.019I.01 ikan
2. Menyiapkan wadah pembesaran ikan
3. Menyiapkan media pembesaran ikan
4. Membuat laporan

Menebar benih ikan pada pembesaran


PBD.PL 03.020I.01 1. Merencanakan kegiatan penebaran benih ikan
2. Menebar benih ikan
3. Membuat laporan
Memantau pertumbuhan ikan pada pembesaran
1. Merencanakan kegiatan pemantauan pertumbuhan
PBD.PL 03.021I.01 ikan
2. Mengambil sampel untuk menduga pertumbuhan
ikan
3. Melakukan sortasi
4. Membuat laporan
Mengelola pakan pembesaran ikan
1. Mengidentifikasi jenis-jenis pakan untuk
PBD.PL 03.022I.01 pembesaran ikan
2. Merencanakan kegiatan pengelolaan pakan
pembesaran ikan
3. Menentukan jumlah, waktu dan frekuensi pemberian
pakan
4. Membuat laporan
Mengendalikan hama dan penyakit pada pembesaran
ikan
1. Merencanakan kegiatan monitoring hama dan
PBD.PL 03.023I.01 penyakit
2. Mengidentifikasi hama dan penyakit pada
pembesaran ikan
3. Melakukan pengobatan ikan
4. Mencatat kejadian serangan penyakit
5. Membuat laporan
Memanen hasil pembesaran ikan

xxxiv
1. Merencanakan kegiatan pemanenan ikan hasil
PBD.PL 03.024I.01 pembesaran
2. Melakukan pemanenan
3. Mengemas ikan hasil pembesaran
4. Membuat laporan
Memasarkan hasil pembesaran ikan
1. Mengidentifikasi calon pembeli ikan
2. Melakukan kesepakatan
PBD.PL 03.025I.01 3. Melakukan transaksi
4. Melakukan penghitungan laba rugi
5. Membuat laporan

xxxv
BAB I PENDAHULUAN

Indonesia merupakan salah satu Perikanan Republik Indonesia,


menurut Freddy Numberi (2006),
negara dengan luas perairan hampir
akan menargetkan produksi
dua pertiga dari luas wilayahnya
perikanan pada tahun 2006
yaitu sekitar 70%. Wilayah perairan
mencapai 7,7 juta ton atau
di Indonesia berdasarkan kandungan
meningkat sebesar 13%, yang terdiri
kadar garamnya atau salinitas dapat
dari produksi perikanan tangkap
dikelompokkan menjadi tiga jenis
sebesar 5,1 juta ton dan produksi
perairan yaitu perairan tawar,
perikanan budidaya sebesar 2,6 juta
perairan payau dan perairan laut.
ton, serta konsumsi ikan menjadi
Dari ketiga jenis perairan tersebut
28kg/kapita/tahun.
dapat dihasilkan suatu produksi
perikanan yang memberikan nilai
Berdasarkan target produksi
tambah bagi pertumbuhan ekonomi
perikanan budidaya yang telah
nasional yang dapat meningkatkan
ditetapkan oleh Departemen
kesejahteraan masyarakat
Kelautan dan Perikanan maka
Indonesia.
Departemen Pendidikan Nasional
sebagai departemen yang akan
Potensi perikanan budidaya secara
menciptakan sumber daya manusia
nasional diperkirakan sebesar 15,59
yang bergelut dibidang kelautan dan
juta hektar (Ha) yang terdiri dari
perikanan untuk membuat suatu
potensi air tawar 2,23 juta ha, air
perangkat pendidikan agar dihasilkan
payau 1,22 juta ha dan budidaya laut
sumber daya manusia yang
12,14 juta ha. Pemanfaatannya
kompeten sesuai dengan tuntutan
hingga saat ini masing-masing baru
perkembangan ilmu pengetahuan
10,1 persen untuk budidaya ikan air
dan teknologi yang berkembang saat
tawar, 40 persen pada budidaya air
ini.
payau dan 0,01 persen untuk
budidaya laut, sehingga secara
Perikanan budidaya baik perikanan
nasional produksi perikanan
air tawar, air payau dan air laut
budidaya baru mencapai 1,48 juta
sangat potensial untuk
ton. Oleh karena itu, untuk tahun
dikembangkan di Indonesia. Sekolah
2006 Departemen Kelautan dan
Menengah Kejuruan merupakan

1
salah satu jenjang pendidikan yang dalam beberapa bab yaitu wadah
akan menciptakan sumberdaya budidaya ikan, media budidaya ikan,
manusia tingkat menengah yang pengembangbiakan ikan, nutrisi ikan,
trampil dan kompenten sesuai teknologi pakan buatan, teknologi
dengan bidang keahliannya masing- produksi pakan alami, hama penyakit
masing. Salah satu bidang keahlian ikan dan genetika ikan.
yang ada pada SMK ini adalah
Budidaya Ikan/Budidaya Perairan.
Dalam bidang keahlian ini akan Wadah budidaya ikan
dipelajari berbagai macam hal
tentang budidaya ikan dari berbagai Dalam bab ini akan dibahas tentang
macam perairan baik tawar, payau berbagai macam wadah yang dapat
dan laut, yang dalam kegiatan dipergunakan untuk melakukan
produksi akuakultur dikenal sebagai kegiatan budidaya ikan antara lain
budidaya air tawar (freshwater adalah kolam/tambak, bak, akuarium
culture), budidaya air payau dan karamba jaring terapung. Selain
(brackishwater culture) dan budidaya itu juga akan dibahas tentang
laut (mariculture). Salah satu alat bagaimana konstruksi dari setiap
bantu yang dapat membantu dalam wadah yang akan dipergunakan
kegiatan belajar mengajar di SMK untuk melakukan kegiatan budidaya
adalah buku. Saat ini ketersediaan ikan yang sesuai dengan
buku teks tentang budidaya ikan di tingkat/level produksi yang
Indonesia masih sangat terbatas. diterapkan. Dan juga akan dibahas
Oleh karena itu Departemen tentang bagaimana menyiapkan
Pendidikan Nasional melalui wadah budidaya ikan yang akan
Direktorat Pembinaan SMK, Dirjen dipergunakan untuk kegiatan
Mandikdasmen mengadakan budidaya sesuai dengan kaidah-
kegiatan penulisan buku teks yang kaidah dalam melakukan kegiatan
dapat digunakan bagi semua budidaya.
kalangan pendidik dan tenaga
kependidikan yang ada di SMK. Dengan memahami berbagai macam
wadah budidaya, konstruksi wadah
Buku teks yang akan dipergunakan budidaya dan persiapan wadah
untuk kegiatan pembelajaran di SMK budidaya ikan yang akan
bagi bidang keahlian Budidaya Air dipergunakan untuk kegiatan
tawar, Budidaya Air Payau dan budidaya maka akan diperoleh
Budidaya Air laut ini diberi judul peningkatan produktivitas dalam
Budidaya Ikan. Dalam buku budidaya ikan. Berdasarkan
Budidaya Ikan ini akan dibahas keberadaan dan lokasi perairan
tentang berbagai topik yang sangat yang ada di Indonesia maka kegiatan
mendukung pemahaman tentang budidaya ikan air tawar akan lebih
bagaimana cara melakukan banyak dilakukan pada masyarakat
budidaya ikan sesuai dengan kaidah- yang tinggal di daerah dataran
kaidah dalam melakukan kegiatan rendah atau dataran tinggi,
produksi budidaya ikan. Topik-topik sedangkan budidaya ikan air payau
pembelajaran ini dikelompokkan

2
dapat dilakukan pada masyarakat tersebut dapat dilakukan pemilihan
Indonesia yang tinggal di daerah terhadap wadah budidaya ikan yang
sekitar pantai, muara sungai atau sesuai dengan karakteristik setiap
rawa payau. lokasi budidaya. Berdasarkan jenis
wadah budidaya ikan yang dipilih
Pada masyarakat yang hidup di oleh para pembudidaya ikan di
daerah pantai dimana pantainya Indonesia,menurut Effendi (2004),
mempunyai perairan laut yang sistem budidaya ikan dan beberapa
terlindung dari ombak dan badai komoditas yang sudah lazim
seperti teluk, selat dan perairan dibudidayakan di Indonesia dapat
dangkal yang terlindung dapat dilihat pada Tabel 1.1. dan Gambar
melakukan kegiatan budidaya ikan. 1.1 – 1.20 Berbagai macam
Berdasarkan lokasi budidaya ikan komoditas ikan budidaya.

Tabel 1.1. Komoditas akuakultur yang sudah lazim dibudidayakan dalam


sistem budidaya di Indonesia.

Sistem Komoditas
Kolam air tenang Ikan mas, nila, gurami, udang galah, patin, bawal,
tawes, ikan hias, tambakan, sepat, kowan, mola,
sidat, pakan alami
Kolam air deras Ikan mas
Tambak Udang windu, bandeng, belanak, mujair, nila,
kakap putih, kerapu, rumput laut, kepiting bakau,
udang galah
Jaring apung Kerapu, kakap, udang windu, bandeng, samadar,
ikan hias laut, ikan mas, nila, mujair, gurami, patin,
bawal, sidat, ikan hias air tawar.
Jaring tancap Kerapu, kakap, udang windu, bandeng, samadar,
ikan hias laut, ikan mas, nila, mujair, gurami, patin,
bawal, sidat, ikan hias air tawar
Keramba Ikan mas, nila, mujair, patin, gurami, betutu
Kombongan Ikan mas, ikan nila
Akuarium/tangki/bak Ikan hias, benih ikan konsumsi, plankton pakan
alami

3
Gambar 1.1. Ikan Mas (Cyprinus carpio)

Gambar 1.2. Ikan Nila (Oreochromis Gambar 1.4. Udang galah


niloticus) (Macrobrachium rosenbergii)

Gambar 1.3. Ikan Gurami Gambar 1.5. Ikan Patin (Pangasius


(Osphronemus Gouramy) hiphothalamus)

4
Gambar 1.9. Ikan sepat
Gambar 1.6. Ikan bawal (Colosoma (Trichogaster pectolaris )
brachyponum)

Gambar 1.10. Ikan kowan


(Ctenopharyngodon idella)

Gambar 1.7. Ikan tawes ( Puntius


gonionotus)

Gambar 1.11. Ikan lele (Clarias sp)

Gambar 1.8. Ikan tambakan


(Helestoma temmincki)

5
Gambar 1.12. Ikan sidat
(Anguilla sp.)
Gambar 1.16. Ikan kakap putih
(Lates calcariver)

Gambar 1.13. Udang Vanamei Gambar 1.17. Ikan kerapu


(Penaeus vannamei) (Chromileptes altivelis)

Gambar 1.18. Ikan betutu


Gambar 1.14. Ikan bandeng (Chanos
(Oxyeleotris marmorata)
chanos)

Gambar 1.15. Kerapu merah Gambar 1.19. Lobster Air tawar


(Plectropomus maculatus) (Cherax Quadricarinatus)

6
perairan, jika manusia melakukan
kegiatan budidaya yaitu
memproduksi organisme tersebut
dalam suatu lingkungan perairan
yang terbatas dan terkontrol dengan
baik maka manusia harus
memahami tentang lingkungan
perairan dimana ikan tersebut dapat
tumbuh dan berkembangbiak seperti
Gambar 1.20. Ikan Beronang Lada di habitat aslinya. Lingkungan
(Siganus gutatus) perairan tempat ikan yang
dibudidayakan tumbuh dan
Berdasarkan sistem budidaya ikan berkembang biasa disebut dengan
tersebut maka dapat dipilih beberapa media. Media yang dapat
wadah budidaya ikan yang akan dipergunakan untuk melakukan
dipergunakan untuk melakukan kegiatan budidaya ikan ada
kegiatan budidaya yaitu kolam yang beberapa persyaratan-persyaratan
dapat dikelompokkan menjadi kolam agar ikan dapat tumbuh dan
air deras dan kolam air tenang berkembangbiak pada wadah yang
berdasarkan sumber air yang terbatas tersebut. Dalam buku teks
dipergunakan dalam kegiatan ini akan dibahas tentang berbagai
budidaya. Sedangkan beberapa jenis macam sumber air yang dapat
wadah budidaya ikan yang dapat dipergunakan untuk kegiatan
dipergunakan untuk kegiatan budidaya ikan, berbagai macam
budidaya ikan diperairan umum parameter kualitas air yang akan
antara lain adalah jaring apung, mendukung kegiatan budidaya ikan
jaring tancap, karamba dan dan bagaimana kita melakukan
kombongan. Pada kegiatan budidaya pengukuran terhadap beberapa
ikan air tawar, payau ataupun laut parameter kualitas air yang sangat
dibutuhkan benih ikan dan induk ikan diperlukan untuk kelangsungan hidup
yang dapat menggunakan jenis oragnisme air yang akan
wadah budidaya antara lain adalah dibudidayakan.
bak,tangki dari bahan serat fiber dan
akuarium. Oleh karena itu dalam Dalam bahasan sumber air berisi
buku teks ini akan dibahas tentang tentang sumber air yang dapat
berbagai macam wadah budidaya digunakan untuk kegiatan budidaya
ikan antara lain adalah kolam/ ikan ada beberapa macam.
tambak, bak, akuarium dan karamba Berdasarkan asalnya sumber air
jaring terapung. yang dapat digunakan untuk
kegiatan budidaya ikan dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu air
permukaan dan air tanah. Air
Media Budidaya Ikan permukaan yaitu air hujan yang
mengalami limpasan/berakumulasi
Ikan sebagai salah satu jenis sementara ditempat-tempat rendah
organisme yang hidup pada suatu misalnya : air sungai, waduk, danau

7
dan rawa. Selain itu air permukaan yang sesuai untuk media budidaya
dapat juga didefenisikan sebagai air ikan.
yang berada disungai, danau, Pada topik pengukuran parameter
waduk, rawa dan badan air lainnya kualitas air akan dibahas beberapa
yang tidak mengalami infiltrasi parameter kualitas air dari aspek
kedalam. Sumber air permukaan fisik, kimia dan biologi dengan
tersebut sudah banyak dipergunakan menggunakan beberapa peralatan
untuk kegiatan budidaya ikan. pengukuran kualitas air yang sangat
Sedangkan air tanah yaitu air hujan mudah pengoperasionalan alatnya
yang mengendap atau air yang dan tersedia dibeberapa tempat
berada dibawah permukaan tanah. budidaya. Dengan mengetahui nilai
Air tanah yang saat ini digunakan parameter kualitas air pada suatu
untuk kegiatan budidaya dapat media budidaya maka akan dapat
diperoleh melalui cara pengeboran dicegah suatu kejadian yang dapat
air tanah dengan kedalaman tertentu merugikan bagi organisme air yang
sampai diperoleh titik sumber air dibudidayakan sehingga tidak
yang akan keluar dan dapat merugikan manusia. Seperti
dipergunakan untuk kegiatan diketahui bahwa organisme air yang
budidaya. dipelihara dalam suatu wadah
budidaya mempunyai kemampuan
Pada topik tentang parameter untuk beradaptasi dengan media
kualitas air akan dibahas tentang dimana ikan itu hidup, sehingga jika
beberapa parameter kualitas air dari terjadi fluktuasi terhadap beberapa
berbagai aspek antara lain adalah parameter kualitas air pada suatu
aspek fisik, aspek kimia dan aspek lingkungan budidaya segera
biologi. Dari aspek fisik akan dibahas dilakukan penanganan dengan
secara detail tentang beberapa memberikan perlakuan khusus pada
parameter fisik dari suatu perairan media budidaya.
yang sangat berpengaruh dalam
melakukan kegiatan budidaya ikan
antara lain adalah kepadatan/berat Pengembangbiakan ikan
jenis air, kekentalan/viscosity,
tegangan permukaan, suhu air, Ikan sebagai salah satu jenis
kecerahan dan kekeruhan air serta organisme perairan yang sudah
salinitas. Pada aspek secara kimia dapat dibudidayakan oleh manusia.
akan dibahas secara detail tentang Dengan melakukan kegiatan
beberapa parameter kimia yang budidaya maka kebutuhan manusia
sangat berpengaruh pada media akan ikan akan selalu tersedia
budidaya ikan antara lain adalah sesuai dengan permintaan. Dalam
oksigen, karbondioksida, pH, bahan melakukan kegiatan budidaya ikan
organik dan garam mineral, nitrogen, untuk memperoleh hasil produksi
alkalinitas dan kesadahan. yang maksimal dilakukan suatu
Sedangkan pada aspek secara program pengembangbiakan
biologi akan dibahas tentang terhadap ikan yang akan
kepadatan dan kelimpahan plankton dibudidayakan. Ilmu yang mendasari
pada suatu wadah budidaya ikan

8
dalam program pengembangbiakan 2. Domestikasi dikatakan hampir
ikan adalah tentang biologi ikan, sempurna apabila seluruh siklus
fisiologi ikan, kebiasaan hidup ikan, hidupnya sudah dapat dipelihara
reproduksi ikan dan berbagai ilmu di dalam sistem budidaya, tetapi
tentang rekayasa siklus reproduksi keberhasilannya masih rendah.
ikan. Ikan yang akan dibudidayakan Ikan asli Indonesia yang
harus dikelola dengan baik tentang terdomestikasi hampir sempurna
persediaan induk ikan yang akan antara lain adalah ikan betutu,
dibudidayakan. Pengembangbiakan balashark dan arwana.
ikan peliharaan akan berhasil jika 3. Domestikasi belum sempurna
tersedia induk yang baik. apabila baru sebagian siklus
Ketersediaan induk ikan budidaya hidupnya yang dapat dipelihara
harus dikelola dengan baik untuk di dalam sistem budidaya.
memperoleh benih ikan yang tepat Contohnya antara lain adalah
waktu, tepat jumlah, tepat kualitas, ikan Napoleon, ikan hias laut,
tepat jenis dan tepat harga. Oleh ikan tuna.
karena itu dalam buku ini akan 4. Belum terdomestikasi apabila
dibahas tentang beberapa hal yang seluruh siklus hidupnya belum
berperan penting dalam melakukan dapat dipelihara di dalam sistem
program pengembangbiakan ikan budidaya.
budidaya.
Jenis-jenis ikan yang sudah dapat
Ikan yang akan dibudidayakan dibudidayakan di Indonesia sangat
adalah ikan yang telah mengalami banyak jumlahnya ada yang berasal
domestikasi dalam lingkungan dari perairan Indonesia asli atau
budidaya. Domestikasi adalah diintroduksi dari negara lain.Jenis
pemindahan suatu organisme dari ikan introduksi yang sudah
habitat lama ke habitat baru dalam terdomestikasi secara sempurna di
hal ini manusia biasa memperoleh Indonesia adalah ikan Mas dan ikan
ikan dengan cara mengambil dari Nila. Dengan banyaknya jenis ikan
alam kemudian dipelihara dalam yang sudah terdomestikasi secara
suatu lingkungan yang terbatas yaitu sempurna akan memudahkan
kolam pemeliharaan. Suatu jenis manusia untuk melakukan kegiatan
ikan dalam sistem budidaya ikan pengembangbiakan.
dapat dikelompokkan berdasarkan Pengembangbiakan ikan budidaya
tingkat domestikasinya menjadi dapat dilakukan dengan cara
empat tingkat yaitu : tradisional, semi intensif ataupun
1. Domestikasi sempurna, yaitu intensif. Dengan melakukan
apabila seluruh siklus hidup ikan pengembangbiakan ikan maka
sudah dapat dipelihara di dalam ketersediaan benih ikan secara
sistem budidaya. Contoh kualitas dan kuantitas akan
beberapa jenis ikan asli memadai. Penyediaan benih ikan
Indonesia yang sudah budidaya saat ini dapat dilakukan
terdomestikasi sempurna antara oleh masyarakat dengan cara
lain adalah ikan gurame, ikan menangkap benih ikan dari alam
baung dan bandeng. (sungai, danau, laut dan sebagainya)

9
atau dengan cara melakukan proses kegiatan pembenihan ikan, kegiatan
pemijahan ikan di dalam wadah pendederan ikan, kegiatan
budidaya. Pemijahan ikan budidaya pembesaran ikan dan kegiatan
di dalam wadah budidaya dapat pemanenan ikan. Kegiatan
dilakukan dengan tiga metode yaitu pembenihan ikan merupakan suatu
pemijahan ikan secara alami, kegiatan budidaya yang
pemijahan ikan secara semi buatan menghasilkan benih ikan. Benih ikan
dan pemijahan ikan secara buatan. dalam budidaya ikan diperoleh dari
induk ikan, oleh karena itu sebelum
Pemijahan ikan secara alami adalah melakukan kegiatan pembenihan
pemijahan ikan tanpa campur ikan harus dipahami terlebih dahulu
tangan manusia, terjadi secara tentang teknik seleksi induk ikan,
alamiah (tanpa pemberian karena benih ikan yang unggul
rangsangan hormon) di dalam wadah diperoleh dari induk yang unggul.
budidaya. Jenis ikan yang sudah Jika dalam melakukan kegiatan
dapat dilakukan pemijahan secara pembenihan ikan tidak
alami didalam wadah budidaya memperhatikan tentang seleksi induk
antara lain adalah ikan Mas, ikan yang baik maka akan memperoleh
Nila, ikan Bandeng, ikan Kerapu, benih ikan yang tidak bermutu. Benih
ikan Kakap, ikan Gurame, ikan ikan yang diperoleh dari hasil
Baung, ikan Lele. Pemijahan ikan pembenihan ikan akan dilakukan
secara semi intensif adalah tahapan pemeliharaan yang disebut
pemijahan ikan yang terjadi dengan dengan kegiatan pendederan.
memberikan rangsangan hormon Pendederan adalah kegiatan
untuk mempercepat kematangan pemeliharaan ikan untuk
gonad, tetapi proses ovulasinya menghasilkan benih yang siap
terjadi secara alamiah di kolam. ditebarkan pada kegiatan
Jenis ikan yang sudah dapat pembesaran ikan. Pada beberapa
dilakukan pemijahan secara semi jenis ikan air tawar ada beberapa
buatan antara lain adalah ikan tahapan kegiatan pendederan ikan
Bawal, ikan Lele, ikan Kakap, ikan untuk mempercepat siklus
Kerapu. Pemijahan ikan secara perputaran produksi, seperti pada
buatan adalah pemijahan ikan yang budidaya ikan mas ada beberapa
terjadi dengan memberikan tahapan pendederan, misalnya
rangsangan hormon untuk pendederan pertama menghasilkan
mempercepat kematangan gonad benih ikan berukuran 2 – 3 cm,
serta proses ovulasinya dilakukan pendederan kedua menghasilkan
secara buatan dengan teknik benih ikan berukuran 5 – 8 cm. Baru
stripping/pengurutan. Jenis ikan yang kemudian berlanjut pada kegiatan
sudah dapat dilakukan pemijahan produksi selanjutnya yaitu
secara buatan antara lain adalah pembesaran ikan. Kegiatan
ikan Patin, ikan Mas, ikan Lele. pembesaran ikan merupakan
kegiatan budidaya yang memelihara
Dalam buku ini akan dibahas tentang benih ikan sampai berukuran
bagaimana cara melakukan kegiatan konsumsi. Dengan melakukan
produksi budidaya ikan mulai dari seluruh kegiatan budidaya ikan mulai

10
dari pembenihan sampai buatan harus diperhatikan tentang
pembesaran ikan maka kegiatan kandungan zat gizinya agar ikan
pengembangbiakan ikan budidaya yang diberi pakan tersebut dapat
telah dilakukan untuk memenuhi tumbuh dan berkembang.
kebutuhan manusia akan sumber
pangan dan non pangan yang relatif Dengan memahami kebutuhan
murah. nutrisi setiap ikan yang
dibudidayakan maka kebutuhan zat
gizi ikan akan terpenuhi. Seperti
Nutrisi ikan diketahui pakan atau makanan yang
dikonsumsi oleh ikan melupakan
Kajian tentang nutrisi ikan sangat sumber energi utama dalam tubuh
diperlukan untuk memahami ikan. Makanan yang masuk kedalam
kebutuhan ikan akan zat gizi yang tubuh ikan akan diubah menjadi
dibutuhkan ikan agar tumbuh dan energi kimia dan disimpan oleh tubuh
berkembang. Zat gizi yang dalam bentuk ATP (Adenosin
dibutuhkan oleh ikan agar dapat triphosphat). Energi yang diperoleh
tumbuh dan berkembang meliputi dari makanan itu yang akan
tentang kandungan protein, digunakan oleh ikan untuk
karbohidrat, lemak, vitamin dan kegiatannya. Dalam buku ini akan
mineral. Zat gizi tersebut pada setiap dibahas tentang penggunaan energi
jenis ikan mempunyai kebutuhan yang berasal dari pakan oleh ikan
yang berbeda-beda. Oleh karena itu dan bagaimana penyebarannya
sangat diperlukan pengetahuan dalam proses metabolisme ikan.
tentang kebutuhan zat gizi tersebut Energi yang diperoleh dari makanan
bagi setiap jenis ikan yang akan akan dapat memberikan
dibudidayakan. Dalam kegiatan pertumbuhan dan perkembangan
budidaya ikan biasanya para petani ikan budidaya jika makanan yang
ikan sangat membutuhkan pakan diberikan mempunyai kandungan
yang akan diberikan pada ikan yang nutrisi yang cukup untuk setiap jenis
dibudidayakan pada wadah ikan. Oleh karena itu sangat penting
budidaya. Pakan yang diberikan ada mengetahui kebutuhan energi untuk
dua jenis yaitu pakan alami dan setiap jenis ikan. Seperti diketahui
pakan buatan. Pakan alami adalah bahwa pakan buatan harus
jasad hidup yang diberikan sebagai mengandung energi lebih dari 3000
pakan pada organisme air. kilokalori agar dapat memberikan
Sedangkan pakan buatan adalah pertumbuhan yang baik bagi ikan
pakan yang dibuat dari berbagai budidaya.
macam bahan baku hewani dan
nabati dengan memperhatikan Setelah memahami tentang energi
kandungan gizi, sifat dan ukuran ikan yang dibutuhkan oleh setiap jenis
yang akan mengkonsumsi pakan ikan maka pengetahuan tentang
tersebut dengan cara dibuat oleh sumber nutrien utama sebagai
manusia dengan bantuan peralatan sumber energi yaitu protein, lemak
pakan. Pada pakan alami dan pakan dan karbohidrat serta vitamin dan
mineral harus dipelajari agar

11
kebutuhan ikan akan nutrisi protein yang disimpan didalam
tercukupi. Protein adalah suatu jaringan otot akan dirombak menjadi
molekul komplek yang besar sumber energi sehingga
(makromolekul), yang terbentuk dari pertumbuhan menjadi terhambat.
molekul asam amino (20 macam),
dimana asam amino satu sama lain Pengetahuan nutrisi ikan selanjutnya
berhubungan dengan ikatan peptida. adalah karbohidrat, karbohidrat
Protein merupakan nutrisi utama adalah senyawa organik yang terdiri
yang mengandung nitrogen dan dari unsur karbon, hidrogen dan
merupakan unsur utama dari oksigen dalam perbandingan yang
jaringan dan organ tubuh hewan dan berbeda-beda. Karbohidrat adalah
juga senyawa nitrogen lainnya sumber energi yang murah dan
seperti asam nukleat, enzim, dapat menggantikan protein yang
hormon, vitamin dan lain-lain. Protein mahal sebagai sumber energi.
dibutuhkan sebagai sumber energi Karbohidrat pada manusia dan
utama karena protein ini terus hewan darat merupakan sumber
menerus diperlukan dalam makanan energi utama sedangkan pada ikan
untuk pertumbuhan dan perbaikan karbohidrat merupakan sumber
jaringan yang rusak. Protein sangat energi yang disebut dengan Protein
dibutuhkan oleh ikan sebagai sumber Sparring Effect yaitu karbohidrat
utama energi dan pada ikan dapat digunakan sebagai sumber
kebutuhan protein ini bervariasi energi pengganti bagi protein ,
bergantung pada jenis ikan yang karbohidrat sebagai mitra protein jika
dibudidayakan. Kebutuhan ikan akan tubuh kekurangan protein maka
protein ini berkisar antara 20 – 60% karbohidrat akan dipecah sebagai
dan kebutuhan protein ini sudah pengganti energi yang berasal dari
sampai pada kebutuhan asam amino protein. Dengan menggunakan
setiap jenis ikan dimana setiap jenis karbohidrat dan lemak sebagai
ikan kebutuhannnya akan asam sumber bahan baku maka hal ini
amino sangat spesifik. Protein yang dapat mengurangi harga pakan.
diberikan pada ikan budidaya tidak Pemanfaatan karbohidrat sebagai
boleh berlebih ataupun kekurangan sumber energi dalam tubuh dapat
harus tepat karena kalau berlebih juga dipengaruhi oleh aktivitas enzim
ataupun kekurangan akan dan hormon. Enzim dan hormon ini
memberikan pertumbuhan yang penting untuk proses metabolisme
negatif. Kelebihan protein dalam karbohidrat dalam tubuh seperti
pakan akan mengakibatkan ikan glikolisis, siklus asam trikarboksilat,
memerlukan energi ekstra untuk jalur pentosa fosfat, glukoneogenesis
melakukan proses deaminasi dan dan glikogenesis. Selain itu dalam
mengeluarkan amoniak sebagai aplikasi pembuatan pakan
senyawa yang bersifat racun karbohidrat seperti zat tepung, agar-
sehingga energi yang digunakan agar, alga, dan getah dapat juga
untuk pertumbuhan akan berkurang. digunakan sebagai pengikat
Kekurangan protein dalam pakan makanan (binder) untuk
jelas akan mengakibatkan meningkatkan kestabilan pakan
pertumbuhan yang negatif karena

12
dalam air pada pakan ikan dan setiap jenis ikan mempunyai
udang. kebutuhan yang spesifik.

Kemampuan setiap jenis ikan dalam Nutrien yang digunakan oleh ikan
memanfaatkan karbohidrat berbeda- sebagai katalisator (pemacu)
beda, kebutuhan karbohidrat bagi terjadinya proses metabolisme di
ikan budidaya berkisar antara 20 – dalam tubuh ikan adalah vitamin.
40%. Hal ini dikarenakan enzim yang Vitamin merupakan salah satu
mencerna karbohidrat yaitu amilase nutrien yang bukan merupakan
pada ikan omnivora dan herbivora sumber tenaga tetapi sangat
aktivitasnya lebih tinggi dibandingkan dibutuhkan untuk kelangsungan
dengan ikan karnivora, oleh karena semua proses di dalam tubuh.
itu pada pencernaan karbohidrat Vitamin merupakan senyawa organik
pada ikan karnivora lebih rendah dan biasa disebut dietary essensial
dibandingkan dengan ikan herbivora yaitu harus diberikan dari luar tubuh
dan omnivora. Selain itu kemampuan karena tubuh tidak dapat mensintesis
sel memanfaatkan glukosa sebagai sendiri, kecuali beberapa vitamin
bentuk sederhana dari karbohidrat misalnya vitamin C pada ayam dan
dan sumber energi yang paling cepat vitamin B pada ruminansia. Menurut
diserap didalam sel pada ikan Steffens (1989) vitamin adalah
herbivora dan omnivora lebih besar senyawa organik dengan berat
dibandingkan dengan ikan karnivora. molekul rendah dengan komposisi
Pengetahuan tentang kebutuhan dan fungsi yang beragam dimana
karbohidrat pada komposisi nutrisi sangat penting untuk kehidupan
pakan setiap jenis ikan perlu tetapi tidak dapat disintesis (atau
dipelajari agar dapat menyusun hanya disintesis dalam kuantitas
kebutuhan nutrisi ikan yang tepat yang tidak cukup/terbatas) oleh
dan murah. hewan tingkat tinggi dan oleh sebab
itu harus disuplai dari makanan.
Kebutuhan nutrien ikan selanjutnya Vitamin dibutuhkan oleh ikan dalam
adalah lemak. Lemak sebenarnya jumlah yang tidak banyak tetapi
adalah bagian dari lipid. Lipid adalah kekurangan vitamin dalam komposisi
senyawa organik yang tidak larut pakan akan membawa dampak
dalam air tapi dapat diekstraksi negatif bagi ikan budidaya. Pada
dengan pelarut nonpolar seperti buku teks ini akan dibahas tentang
kloroform, eter dan benzena. Lipid itu berbagai macam vitamin, fungsi dan
terdiri dari lemak, minyak, malam peranannya, kebutuhan berbagai
dan senyawa-senyawa lain yang ada jenis ikan akan vitamin dan dampak
hubungannya. Perbedaan lemak dan yang diakibatkan jika dalam
minyak adalah pada titik cairnya komposisi pakan kekurangan
dimana lemak cenderung lebih tinggi vitamin. Vitamin berdasarkan
titik cairnya karena molekulnya lebih klasifikasinya dikelompokkan
berat dan rantai molekulnya lebih menjadi dua yaitu vitamin yang larut
panjang. Kebutuhan ikan akan lemak dalam air dan vitamin yang larut
juga bervariasi antara 4 – 18% dan dalam lemak. Vitamin yang larut
dalam air mempunyai sifat bergerak

13
bebas didalam badan, darah dan menggunakan bahan makanan yang
limpa, mudah rusak dalam segar, kecuali pada beberapa jenis
pengolahan, mudah hilang karena ikan herbivora yang dapat
tercuci atau terlarut oleh air keluar memanfaatkan vitamin dari daun.
dari bahan, tidak stabil dalam Pada proses pembuatan pakan ikan,
penyimpanan, kecuali vitamin B12 kehilangan vitamin tidak dapat
dapat disimpan dalam hati selama dihindarkan karena sifat vitamin
beberapa tahun, berfungsi sebagai tersebut. Oleh karena itu perlu
koenzim atau kofaktor dalam reaksi diperhitungkan kandungan vitamin
enzimatik, kecuali vitamin C dan yang tepat pada waktu menyusun
kelebihan vitamin ini di dalam tubuh formulasi pakan.
akan dieksresikan ke dalam urin.
Jenis vitamin yang larut dalam air Nutrien selanjutnya yang bukan
adalah vitamin B1 (Tiamin), vitamin merupakan sumber energi tetapi
B2 (Riboflavin), vitamin B3 (Niasin), berperan sebagai kofaktor dalam
vitamin B5 (Asam pantotenat), setiap proses metabolisme adalah
vitamin B6 (Piridoksin), vitamin B12 mineral. Mineral merupakan unsur
(Kobalamin), biotin, asam folat, anorganik yang dibutuhkan oleh
inositol, kolin dan vitamin C. organisme perairan (ikan) untuk
Kelompok yang kedua adalah proses hidupnya secara normal. Ikan
vitamin yang larut dalam lemak. sebagai organisme air mempunyai
Kelompok vitamin yang larut dalam kemampuan untuk menyerap
lemak mempunyai sifat dapat beberapa unsur anorganik ini tidak
disimpan dalam hati dan jaringan- hanya dari makanannya saja tetapi
jaringan lemak, tidak larut dalam air juga dari lingkungannya. Jumlah
maka vitamin ini tidak dapat mineral yang dibutuhkan oleh ikan
dikeluarkan atau dieksresikan dalam jumlah yang sedikit tetapi
akibatnya vitamin ini dapat ditimbun mempunyai fungsi yang sangat
dalam tubuh jika dikonsumsi dalam penting. Dalam penyusunan pakan
jumlah banyak. Kelompok vitamin ini buatan mineral mix biasanya
terdiri dari vitamin A, vitamin D, ditambahkan berkisar antara 2 – 5 %
vitamin E dan vitamin K. dari total jumlah bahan dan
bergantung pada jenis ikan yang
Kebutuhan ikan akan vitamin sangat akan mengkonsumsinya. Walaupun
ditentukan oleh ukuran atau umur sangat sedikit yang dibutuhkan oleh
ikan, kandungan nutrien pakan, laju ikan mineral mempunyai fungsi yang
pertumbuhan dan lingkungan dimana sangat utama dalam tubuh ikan.
ikan itu hidup. Vitamin merupakan Dalam buku teks ini akan dijelaskan
koenzim yang sangat diperlukan secara detail tentang kebutuhan
dalam metabolisme tubuh. Bila mineral pada ikan yang
kekurangan vitamin maka ikan akan dibudidayakan serta dampak yang
memberikan gejala-gejala yang diakibatkan jika ikan kekurangan
spesifik untuk setiap jenis vitamin. mineral dalam komposisi pakannya.
Penggunaan vitamin dalam pakan
ikan biasanya memakai vitamin yang Mineral berdasarkan konsentrasinya
sintetik karena ikan tidak dapat di dalam tubuh hewan dikelompok-

14
kan menjadi dua kelompok, biaya operasional tertinggi kurang
kelompok pertama adalah mineral lebih 60% dari total biaya produksi,
makro yaitu mineral yang jika kita dapat mengelola dengan
konsentrasinya dalam tubuh baik penggunaan pakan buatan
organisme dibutuhkan dalam jumlah dalam suatu uasaha budidaya ikan
besar (lebih dari 100 mg/kg pakan maka biaya pakan akan dapat
kering) terdiri dari Calsium (Ca), dikurangi dan pertumbuhan ikan
Magnesium (Mg), Sodium (Na), terjadi secara optimal sehingga
Potassium (K), Phosphorus (P), keuntungan produksi meningkat.
Clorine (Cl) dan Sulphur (S). Selain itu dalam proses pemberian
pakan pada ikan sebagai organisme
Kelompok yang kedua adalah air yang hidup dalam media air maka
mineral mikro yaitu mineral yang harus diketahui juga tentang kaitan
konsentrasinya dalam tubuh setiap antara pakan ikan dan kualitas air,
organisme dibutuhkan dalam jumlah sehingga pakan yang diberikan
sedikit (kurang dari 100 mg/kg pakan selama proses budidaya ikan
kering) terdiri dari Besi (Fe), berlangsung tidak memberikan
Tembaga (Cu), Mangan (Mn), Seng dampak negatif terhadap media
(Zn), Cobalt (Co), Molybdenum (Mo), budidaya.
Cromium (Cr), Selenium (Se),
Fluorinr (F), Yodium (I), Nickel (Ni) Jenis-jenis bahan baku yang dapat
dan lain-lain. digunakan untuk membuat pakan
ikan dapat dikelompokkan kedalam
bahan baku hewani yaitu jenis-jenis
Teknologi pakan buatan bahan baku yang berasal dari
hewan, bahan baku nabati yaitu
Dalam buku teks ini akan diuraikan jenis-jenis bahan baku yang berasal
secara jelas tentang berbagai kajian dari tumbuh-tumbuhan dan bahan
yang mendukung dalam membuat baku limbah industri yaitu bahan
suatu rekayasa dalam membuat baku yang berasal dari hasil
pakan ikan. Beberapa subtopik akan pengolahan industri pertanian,
dibahas antara lain adalah jenis-jenis perikanan yang sudah tidak
bahan baku, bagaimana cara digunakan tetapi masih dapat diolah
menyusun formulasi pakan ikan dari untuk sumber bahan baku pakan.
yang sangat sederhana sampai
teknologi komputer, bagaimana Penyusunan formulasi pakan
prosedur pembuatan pakan dari merupakan suatu kompetensi yang
skala rumah tangga sampai harus dimiliki oleh para pembudidaya
pabrikasi, dan bagaimana melakukan ikan yang akan membuat pakan ikan
pengelolaan terhadap pakan yang sendiri karena pakan ikan yang
sangat membutuhkan keahlian dibuat sendiri mempunyai
tersendiri agar dalam melakukan keuntungan yang lebih baik
suatu usaha budidaya ikan dibandingkan dengan membeli
menguntungkan. Dimana kita tahu dipasar. Pakan ikan yang dibuat
bahwa pakan buatan merupakan sendiri mempunyai formulasi sesuai
dengan kebutuhan ikan yang akan

15
mengkonsumsi pakan tersebut. langkah untuk memudahkan dalam
Karena setiap jenis ikan mempunyai penyusunan formulasi.
kebutuhan kandungan nutrien/zat
gizi yang spesifik. Oleh karena itu Pakan ikan dibuat oleh para
dalam menyusun formulasi pakan produsen untuk memenuhi
harus dibuat perencanaan yang tepat kebutuhan produksi budidaya ikan.
tentang peruntukkannya jenis dan Jika para pembudidaya ikan dapat
umur ikan yang akan membuat pakan ikan sendiri akan
mengkonsumsinya. Dalam sangat menguntungkan apabila
menyusun formulasi pakan ada dipahami prosedur pembuatan pakan
beberapa metode yang dapat ikan yang benar. Pakan ikan dapat
digunakan antara lain adalah metode dibuat secara skala rumahtangga
segiempat/square methods maupun secara pabrikasi. Prinsip
merupakan metode penyusunan dalam pembuatan pakan ikan yang
formulasi pakan yang paling lama harus dipahami adalah bagaimana
sebagai dasar utama dalam prosedur yang benar dalam
menyusun formulasi pakan, membuat pakan ikan. Pakan ikan
selanjutnya adalah metode coba- berbeda dengan pakan ternak,
coba/trial and error yaitu metode pakan ikan dibuat untuk dikonsumsi
penyusunan formulasi pakan yang oleh ikan yang hidup diair,
dilakukan dengan cara mencoba mempunyai ukuran lambung yang
berbagai bahan dengan komposisi pendek, dan tidak langsung dapat
disesuaikan dengan kandungan gizi dikonsumsi ikan tetapi berhubungan
setiap bahan baku dan merupakan dengan media air dimana ikan hidup.
kelanjutan dari metode segiempat. Oleh karena itu dalam prosedur
Metode selanjutnya adalah metode pembuatan pakan harus diperhatikan
aljabar merupakan suatu metode dengan benar tentang komposisi
penyusunan formulasi pakan ikan bahan baku yang akan digunakan
dengan menggunakan persamaan dalam membuat pakan ikan, bentuk
matematika yaitu persamaan aljabar bahan baku yang akan digunakan
dan keempat juga menggunakan harus dalam bentuk tepung. Oleh
persamaan matematika yaitu karena itu tahapan pertama dalam
persamaan linier. Penyusunan prosedur pembuatan pakan adalah
formulasi pakan dengan membuat tepung semua bahan baku
menggunakan persamaan yang disebut dengan milling.
matematika dapat menggunakan alat Peralatan yang dapat digunakan
bantu komputer apabila anda bisa untuk melakukan penepungan bahan
membuat program matematika baku ada berbagai macam
tersebut dalam komputer. Selain itu bergantung pada kapasitas bahan
ada juga yang menyusun formulasi baku yang akan ditepung mulai dari
pakan ikan dengan metode disc mill, hammer mill dan lain-lain.
worksheet yang prinsipnya hampir Prosedur selanjutnya setelah bahan
sama dengan persamaan baku ditepung adalah melakukan
sebelumnya, perbedaannya hanya penimbangan bahan baku jika
menggunakan lembar kerja setiap proses pembuatan pakan dilakukan
secara skala rumah tangga, tetapi

16
jika pembuatan pakan dilakukan lingkungan yang memperhatikan
secara pabrikasi maka langkah kandungan gizi pakan dengan
selanjutnya adalah pencampuran dampaknya terhadap kualitas air
atau mixing. Setelah dilakukan sebagai media budidaya ikan.
pencampuran langkah selanjutnya
adalah pembuatan adonan sampai
benar-benar tercampur secara Teknologi pakan alami
sempurna, kemudian pencetakan
pakan buatan atau pelleting. Pakan Pada bab sebelumnya telah dibahas
yang telah terbentuk sesuai dengan tentang pakan buatan, pada bab ini
keinginan pembuat jika dilakukan akan dibahas tentang jenis-jenis
secara skala rumah tangga maka pakan alami yang dapat digunakan
pakan tersebut harus dilakukan dalam budidaya ikan, bagaimana
pengeringan atau drying, tetapi jika melakukan budidaya berbagai jenis
dilakukan secara pabrikasi dimana pakan alami yang dapat dikonsumsi
peralatan pembuatan pakannya telah oleh ikan terdiri dari phytoplankton,
dilengkapi dengan peralatan steam zooplankton dan bentos. Plankton
untuk mengeringkan pakan sehingga adalah organisme renik yang hidup
tidak dibutuhkan proses pengeringan melayang-layang mengikuti
pakan. Langkah terakhir dalam pergerakan air. Plankton didalam
proses pembuatan pakan adalah perairan dapat dikelompokkan
pengemasan dan pengangkutan menjadi dua yaitu phytoplankton dan
pakan kepada para konsumen. zooplankton. Phytoplankton adalah
organisme renik yang hidup
Pakan dibutuhkan dalam suatu melayang-layang mengikuti
usaha budidaya ikan dapat berasal pergerakan air yang berasal dari
dari pakan alami dan pakan buatan. jasad nabati sedangkan zooplankton
Pada usaha budidaya ikan yang adalah organisme renik yang hidup
intensif pakan yang digunakan dalam melayang-layang mengikuti
usaha tersebut adalah pakan buatan. pergerakan air yang berasal dari
Oleh karena itu harus dibuat suatu jasad hewani. Sedangkan bentos
manejemen pakan yang baik agar adalah organisme air yang hidup
pakan yang digunakan benar efisien didasar perairan .
dan efektif. Penggunaan pakan yang
benar dalam proses budidaya akan Jenis-jenis phytoplankton dan
sangat menguntungkan para zooplankton yang dapat
pembudidaya. dibudidayakan dapat dikelompokkan
Selain itu ikan sebagai organisme air berdasarkan habitatnya adalah
maka habitatnya selalu berada plankton air tawar dan plankton air
didalam air. Oleh karena itu laut. Plankton air tawar digunakan
bagaimana para pembudidaya ikan untuk ikan-ikan air tawar dan
harus memahami keterkaitan antara plankton air laut digunakan untuk
pakan ikan dan kualitas air yang ikan-ikan air laut. Begitu juga dengan
sesuai dengan kebutuhan ikan. Saat benthos disesuaikan dengan
ini telah ditemukan tentang habitatnya tetapi benthos yang
formulasi pakan ikan yang ramah

17
sudah dapat dibudidayakan pada peralatan yang akan digunakan
umumnya adalah yang berasal dari untuk kegiatan budidaya telah
air tawar. disucihamakan, jangan memelihara
ikan yang sakit dengan ikan yang
Untuk meningkatkan mutu dari pakan sehat secara bersamaan, membuang
alami saat ini sudah dapat dilakukan segera ikan yang sakit. Jika ikan
tenkologi bioenkapsulasi yaitu proses telah terserang hama dan penyakit
peningkatan mutu dari zooplankton ikan maka langkah yang harus
yang telah dibudidayakan untuk dilakukan adalah melakukan
meningkatkan kelangsungan hidup pengobatan terhadap ikan yang
larva yang mengkonsumsi pakan sakit.
alami tersebut. Ada berbagai macam
bahan yang dapat digunakan untuk Dalam buku teks ini akan dibahas
meningkatkan mutu dari zooplankton tentang jenis-jenis hama dan
tersebut. Dalam buku teks ini akan penyakit yang biasa menyerang ikan
dibahas berbagai cara dan bahan budidaya, beberapa kegiatan
yang dapat digunakan untuk pengendalian terhadap serangan
meningkatkan mutu dari pakan hama dan penyakit ikan serta cara
alami. melakukan pengobatan jika ikan
yang dibudidayakan telah terserang
hama dan penyakit ikan. Hama
Hama dan penyakit ikan adalah makhluk hidup yang
menyerang atau memangsa ikan
Pada setiap kegiatan budidaya ikan yang dipelihara sehingga ikan
pasti akan terdapat kendala yang tersebut mati. Jenis hama ada
dapat menyebabkan berkurangnya beberapa macam ada hama yang
produktivitas dalam suatu usaha. menyerang larva ikan, benih ikan
Penyebab utama terjadinya atau ikan ukuran besar. Penyakit
kegagalan produksi ikan budidaya ikan adalah suatu akibat dari
biasanya disebabkan oleh karena interaksi tiga komponen yaitu
adanya hama dan penyakit yang lingkungan, ikan itu sendiri dan agen
menyerang dalam wadah budidaya penyakit yang menyebabkan ikan
ikan. Karena ikan yang sakit tidak yang dibudidayakan menjadi sakit
akan mengalami pertumbuhan berat dan dapat menyebabkan kematian.
badan yang optimal dan hal ini Penyakit ikan ini dapat disebabkan
sangat merugikan bagi para oleh berbagai hal diantaranya adalah
pembudidaya. Agar tidak terjadi penyakit ikan yang disebabkan oleh
serangan hama dan penyakit ikan virus, bakteri, jamur, parasit dan
dalam wadah budidaya maka makanan. Pada bagian selanjutnya
sebelum dilakukan kegiatan akan dibahas secara detail jenis-
budidaya harus dilakukan treatment jenis penyakit dan cara
pada wadah yang akan digunakan penanggulangannya serta
seperti membersihkan wadah pengobatannya.
budidaya, penggunaan air yang baik
secara kualitas dan kuantitas,

18
Pemasaran keuntungan. Jika dalam melakukan
suatu usaha tidak mendapatkan
Pada bab ini akan dibahas tentang keuntungan sebagai upah dari
pengertian pemasaran, ciri-ciri mengelola usaha budidaya ikan
pemasaran hasil perikanan, maka para pembudidaya ikan tidak
perencanaan dan target penjualan, akan tertarik untuk membudidayakan
estimasi harga jual, sistem penjualan komoditas perikanan. Seperti kita
dan strategi promosi. Dengan ketahui budidaya ikan pada kondisi
mempelajari materi pemasaran ini lahan yang semakin lama semakin
diharapkan pembaca dapat terbatas karena bertambahnya
memahami tentang pemasaran hasil populasi manusia di bumi harus
produksi budidaya ikan dengan selalau dibudidayakan dan
berbagai karakteristik produk memberikan nilai tambah bagi para
perikanan yang laku jual pembudidaya.
dimasyarakat.
Kesehatan dan keselamatan kerja

Analisa Usaha Budidaya Ikan Pelaksanaan kesehatan dan


keselamatan kerja pada suatu usaha
Dalam suatu kegiatan budidaya budidaya ikan harus dapat
tujuan dilakukannya produksi adalah diaplikasikan. Dengan melaksanakan
untuk memenuhi kebutuhan Kesehatan dan keselamatan kerja
masyarakat akan produk hasil merupakan suatu upaya untuk
budidaya ikan. Budidaya ikan menciptakan tempat kerja yang
sebagai salah satu usaha yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
menghasilkan ikan untuk dijual yang lingkungaan, sehingga dapat
berarti akan mendapatkan suatu mengurangi dan atau bebas dari
nilah tambah bagi para kecelakaan kerja yang pada akhirnya
pembudidayanya. Dalam bab ini dapat meningkatkan efisiensi dan
akan dibahas tentang persyaratan produktivitas kerja.
yang harus dipenuhi agar suatu
usaha budidaya ikan Peraturan tentang kesehatan dan
menguntungkan dikaji dari aspek keselamatan kerja pada dunia usaha
ekonomi. Oleh karena itu akan dan dunia industri telah diatur oleh
dibahas tentang pengertian studi negara yang tertuang dalam
kelayakan, Net Present Value (NPV), Undang-Undang Nomor 1 Tahun
Net Benefit Cost Ratio (NBC Ratio), 1970 tentang keselamatan kerja.
Internal Rate of return, Analisis break Usaha budidaya ikan merupakan
Event Point (BEP), dan aplikasi suatu kegiatan yang dapat dilakukan
analisa usaha. Dalam melakukan ditempat tertutup atau terbuka
usaha budidaya ikan diharapkan seperti kolam, tambak, jaring
produk yang dihasilkan akan terjual terapung. Oleh karena itu harus
semua dan mempunyai harga yang diperhatikan tentang kesehatan dan
sesuai dengan keinginan penjual keselamatan kerja selama
sehingga akan diperoleh melakukan kegiatan budidaya
diberbagai tempat kerja. Tempat

19
kerja merupakan suatu ruangan atau
lapangan, tertutup atau terbuka,
bergerak atau tetap dimana tenaga
kerja bekerja atausering dimasuki
tempat kerja untuk keperluan usaha
dimana terdapat sumber atau
sumber-sumber bahaya. Dengan
melakukan budidaya ikan secara
intensif untuk memperoleh target
produksi yang telah ditetapkan maka
kesehatan dan keselamatan kerja
harus selalu diperhatikan agar tidak
terjadi kecelakaan kerja yang
diakibatkan oleh kecerobohan atau
kelalaian manusia.

20
BAB II WADAH BUDIDAYA IKAN

2.1. Jenis-Jenis Wadah Jenis-jenis kolam dapat dibedakan


berdasarkan sistem budidaya yang
Budidaya Ikan akan diterapkan dan sumber air yang
digunakan. Sedangkan jenis-jenis
Dalam budidaya ikan air tawar dan
bak atau tanki ini biasanya
laut, ada beberapa jenis wadah yang
dikelompokkan berdasarkan bahan
dapat digunakan antara lain adalah
baku pembuatannya yaitu yang
kolam, bak, akuarium, jaring
terbuat dari beton disebut bak beton,
terapung/ karamba jaring apung.
yang terbuat dari kayu dilapisi
Kolam dapat digunakan sebagai
dengan plastik disebut bak plastik,
wadah untuk budidaya ikan air tawar
yang terbuat dari serat fiber disebut
sedangkan bak, akuarium, jaring
bak fiber. Akuarium merupakan salah
terapung dapat digunakan untuk
satu wadah yang digunakan untuk
melakukan budidaya ikan air tawar
budidaya ikan yang terbuat dari kaca
dan laut. Kolam dan bak
dan mempunyai ukuran tertentu.
berdasarkan defenisinya dibedakan
Jaring terapung merupakan suatu
karena kolam dalam bahasa
wadah budidaya ikan air tawar dan
Inggrisnya pond adalah suatu wadah
laut yang sengaja dibuat oleh
yang dapat menampung air dalam
manusia untuk membatasi air yang
luasan yang terbatas, sengaja dibuat
berada dalam suatu perairan umum
oleh manusia dengan cara
(danau, laut, waduk, sungai) agar
melakukan penggalian tanah pada
dapat digunakan untuk
lahan tertentu dengan kedalaman
membudidayakan ikan.
rata-rata berkisar antara 1,5 – 2,0 m
dan sumber air bermacam-macam.
Sedangkan bak atau tanki adalah
2.1.1. Kolam
suatu wadah budidaya ikan yang
sengaja dibuat oleh manusia yang
Jenis-jenis kolam yang akan
berada diatas permukaan tanah yang
digunakan sangat tergantung kepada
dapat menampung air dengan bahan
sistem budidaya yang akan
baku yang digunakan untuk
diterapkan. Ada tiga sistem budidaya
membuat bak tersebut disesuaikan
ikan air yang biasa dilakukan yaitu :
dengan kebutuhan manusia.

21
1. Tradisional/ekstensif, kolam yang
digunakan adalah kolam tanah
yaitu kolam yang keseluruhan
bagian kolamnya terbuat dari
tanah (Gambar 2.1).
2. Semi intensif, kolam yang
digunakan adalah kolam yang
bagian kolamnya(dinding
pematang) terbuat dari tembok
sedangkan dasar kolamnya
terbuat dari tanah (Gambar 2.2).
3. Intensif, kolam yang digunakan Gambar 2.2. Kolam semiintensif
adalah kolam yang keseluruhan
bagian kolam terdiri dari tembok
(Gambar 2.3).

Jenis-jenis kolam berdasarkan


sumber air yang digunakan adalah
kolam air mengalir/running water
dengan sumber air berasal dari
sungai atau saluran irigasi dimana
pada kolam tersebut selalu terjadi
aliran air yang debitnya cukup besar
(50 l/detik) dan kolam air tenang/
stagnant water dengan sumber air Gambar 2.3. Kolam Intensif
yang digunakan untuk kegiatan
budidaya adalah sungai, saluran
irigasi, mata air, hujan dan lain-lain Jenis-jenis kolam yang dibutuhkan
tetapi aliran air yang masuk ke dalam untuk membudidayakan ikan
kolam sangat sedikit debit airnya (0,5 berdasarkan proses budidaya dan
– 5 l/detik) dan hanya berfungsi fungsinya dapat dikelompokkan
menggantikan air yang meresap dan menjadi beberapa kolam antara lain
menguap. adalah kolam pemijahan, kolam
penetasan, kolam pemeliharaan/
pembesaran, kolam pemberokan
induk.

Kolam pemijahan adalah kolam yang


sengaja dibuat sebagai tempat
perkawinan induk-induk ikan
budidaya. Ukuran kolam pemijahan
ikan bergantung kepada ukuran
besar usaha, yaitu jumlah induk ikan
yang akan dipijahkan dalam setiap
Gambar 2.1. Kolam tanah kali pemijahan. Bentuk kolam

22
pemijahan biasanya empat persegi
panjang dan lebar kolam pemijahan
misalnya untuk kolam pemijahan
ikan mas sebaiknya tidak terlalu
berbeda dengan panjang kakaban.
Sebagai patokan untuk 1 kg induk
ikan mas membutuhkan ukuran
kolam pemijahan 3 x 1,5 m dengan
kedalaman air 0,75 – 1,00 m.

Kolam pemijahan sebaiknya dibuat Gambar 2.5. Kolam Penetasan


dengan sistem pengairan yang baik
yaitu mudah dikeringkan dan pada Kolam pemeliharaan benih adalah
lokasi yang mempunyai air yang kolam yang digunakan untuk
mengalir serta bersih. Selain itu memelihara benih ikan sampai
kolam pemijahan harus tidak bocor ukuran siap jual (dapat berupa benih
dan bersih dari kotoran atau rumput- atau ukuran konsumsi). Kolam
rumput liar (Gambar 2.4). pemeliharaan biasanya dapat
dibedakan menjadi kolam
pendederan dan kolam pembesaran
ikan. Pada kolam semi intensif atau
tradisional sebaiknya tanah dasar
kolam adalah tanah yang subur jika
dipupuk dapat tumbuh pakan alami
yang sangat dibutuhkan oleh benih
ikan (Gambar 2.6).

Gambar 2.4. Kolam Pemijahan

Kolam penetasan adalah kolam yang


khusus dibuat untuk menetaskan
telur ikan , sebaiknya dasar kolam
penetasan terbuat dari semen atau
tanah yang keras agar tidak ada
lumpur yang dapat mengotori telur Gambar 2.6. Kolam Pemeliharaan
ikan sehingga telur menjadi buruk
atau rusak. Ukuran kolam Kolam pemberokan adalah kolam
penetasan disesuaikan juga dengan yang digunakan untuk menyimpan
skala usaha. Biasanya untuk induk-induk ikan yang akan
memudahkan perawatan dan dipijahkan atau ikan yang akan
pemeliharaan larva, ukurannya dijual/angkut ke tempat jauh
adalah 3 x 2 m atau 4 x 3 m (Gambar (Gambar 2.7)
2.5).
23
Gambar 2.9. Bak fiber
Gambar 2.7. Kolam Pemberokan

2.1.2. Bak

Wadah budidaya ikan selanjutnya


adalah bak atau tanki yang dapat
digunakan untuk melakukan
budidaya ikan. Berdasarkan proses
budidaya ikan, jenis bak yang akan
digunakan disesuaikan dengan skala
produksi budidaya dan hampir sama
dengan kolam dimana dapat Gambar 2.10. Bak Plastik
dikelompokkan menjadi bak
pemijahan, bak penetasan, bak
pemeliharaan dan bak pemberokan. 2.1.3. Akuarium
Bak yang digunakan untuk Akuarium merupakan salah satu
melakukan pemijahan ikan biasanya wadah pemeliharaan ikan yang relatif
adalah bak yang terbuat dari beton sangat mudah dalam perawatannya.
(Gambar 2.8) atau fiber (Gambar Akuarium dapat digunakan untuk
2.9) sedangkan bak plastik (Gambar budidaya ikan tawar dan air laut
2.10) biasanya digunakan untuk biasanya pada proses kegiatan
melakukan pemeliharaan larva ikan. pembenihan ikan atau untuk
pemeliharaan ikan hias. Akuarium ini
terbuat dari bahan kaca dimana
penamaan akuarium ini berasal dari
bahasa latin yaitu aqua yang berarti
air dan area yang berarti ruang. Jadi
akuarium ini adalah ruangan yang
terbatas untuk tempat air yang
berpenghuni, yang dapat diawasi
dan dinikmati.

Gambar 2.8. Bak Beton

24
Akuarium yang digunakan untuk 2.1.3.2. Akuarium Kelompok
budidaya ikan ini dapat dibuat sendiri
atau membeli langsung dari toko. Ikan-ikan yang dipelihara di dalam
Fungsi akuarium sebagai wadah akuarium kelompok harus ikan
untuk budidaya ikan juga dapat sejenis/sekeluarga serta ditanami
berfungsi sebagai penghias ruangan oleh tanaman air yang tanaman air
dimana akuarium tersebut dapat yang diperlukan oleh kelompok ikan
dinikmati keindahannya oleh yang dipelihara.
penggemarnya. Berdasarkan
fungsinya, akuarium dapat Syarat akuarium kelompok :
dibedakan antara lain adalah : a. Jenis ikan yang dipelihara harus
masih sekarabat
b. Susunan tanaman air
2.1.3.1. Akuarium Umum disesuaikan dengan ikan yang
dipelihara.
Akuarium ini diisi dengan berbagai
jenis ikan dan tanaman air yang Jenis akuarium ini biasanya
bertujuan untuk penghias ruangan. digunakan untuk memelihara ikan
dalam satu kelompok baik ikan hias
Syarat akuarium umum : maupun ikan konsumsi dari ikan air
a. Akuarium akan diletakkan sesuai tawar dan laut (Gambar 2.11).
dan serasi dengan ruangan.
b. Alat perlengkapan akuarium
meliputi aerator, kabel listrik, pipa
pvc, dan lain-lain yang diletakkan
tersembunyi supaya nampak
alami.
c. Usahakan dasar akuarium
tampak alami
d. Tanaman disusun dengan
estetika
e. Jenis ikan yang dipelihara harus
harmonis
Gambar 2.11. Akuarium Kelompok
Jenis akuarium ini biasanya
digunakan sebagai hiasan bagi
berbagai jenis ikan yang dapat 2.1.3.3. Akuarium Sejenis
dinikmati keindahan warna tubuh
ikan baik ikan air tawar maupun ikan Dalam akuarium ini, estetika dan
air laut dari jenis ikan hias maupun dekorasi dikesampingkan, karena
ikan konsumsi. tujuan dari akuarium sejenis untuk
mengembang-biakan ikan. Jenis
akuarium ini yang biasa digunakan
untuk membudidayakan ikan air
tawar dan laut (Gambar 2.12).

25
karamba merupakan alternatif wadah
budidaya ikan yang sangat potensial
untuk dikembangkan karena seperti
diketahui wilayah Indonesia ini terdiri
dari 70% perairan baik air tawar
maupun air laut. Dengan
menggunakan wadah budidaya
karamba dapat diterapkan beberapa
sistem budidaya ikan yaitu secara
ekstensif, semi intensif maupun
intensif disesuaikan dengan
Gambar 2.12. Akuarium sejenis kemampuan para pembudidaya ikan.
Jenis-jenis wadah yang dapat
digunakan dalam membudidayakan
2.1.3.4. Akuarium Tanaman ikan dengan karamba ada beberapa
antara lain adalah karamba jaring
Dalam akuarium ini yang memegang terapung, karamba bambu tradisional
peranan adalah tanaman air. Ikan dengan berbagai bentuk bergantung
dimasukan kedalam akuarium untuk pada kebiasaan masyarakat sekitar.
penghias dan pemelihara tanaman. Teknologi yang digunakan dalam
membudidayakan ikan dengan
karamba ini relatif tidak mahal dan
sederhana, tidak memerlukan lahan
daratan menjadi badan air yang baru
serta dapat meningkatkan produksi
perikanan budidaya. Jenis karamba
jaring apung yang digunakan untuk
membudidayakan ikan dapat dilihat
pada Gambar 2.14 dan 2.15.

Gambar 2.12. Akuarium Tanaman

2.1.4. Keramba Jaring Apung


(KJA)

Wadah budidaya ikan selanjutnya


yang dapat digunakan oleh Gambar 2.14. Kolam jaring terapung
masyarakat yang tidak memiliki tampak atas
lahan darat dalam bentuk kolam,
masyarakat dapat melakukan
budidaya ikan di perairan umum.
Budidaya ikan dengan menggunakan

26
berbentuk bujur sangkar, berbentuk
lingkaran atau berbentuk segitiga.
Dari berbagai bentuk kolam ini yang
harus diperhatikan adalah tentang
persyaratan teknis konstruksi kolam.
Persyaratan teknis konstruksi suatu
kolam yang akan digunakan untuk
membudidayakan ikan sebaiknya
mempunyai :

Gambar 2.15. Kolam jaring terapung


tampak depan 2.2.1.1. Pematang kolam.

Pematang kolam dibuat untuk


menahan massa air didalam kolam
2.2. Konstruksi Wadah agar tidak keluar dari dalam kolam.
Budidaya Oleh karena itu jenis tanah yang
akan digunakan untuk membuat
Dari beberapa jenis wadah budidaya pematang kolam harus kompak dan
ikan yang telah dijelaskan kedap air serta tidak mudah bocor.
sebelumnya dapat digunakan untuk Jenis tanah yang baik untuk
menentukan jenis wadah yang akan pematang kolam adalah tanah liat
digunakan untuk membudidayakan atau liat berpasir. Kedua jenis tanah
ikan. Langkah selanjutnya adalah ini dapat diidentifikasi dengan
memahami konstruksi wadah memperhatikan tanah yang ciri-
budidaya agar wadah budidaya yang cirinya antara lain memiliki sifat
akan dibuat sesuai dengan kaidah lengket, tidak poros, tidak mudah
budidaya. pecah dan mampu menahan air.
Ukuran pematang disesuaikan
dengan ukuran kolam. Tinggi
2.2.1. Konstruksi kolam pematang ditentukan oleh
kedalaman air kolam, sebaiknya
Konstruksi kolam yang akan dasar pematang kolam ini ditanam
digunakan untuk budidaya ikan sedalam ± 20 cm dari permukaan
sangat dipengaruhi oleh pemilihan dasar kolam.
lokasi yang tepat. Untuk membuat
kolam maka tanah yang akan Bentuk pematang yang biasa dibuat
dijadikan kolam harus mampu dalam kolam budidaya ikan ada dua
menyimpan air atau kedap air bentuk yaitu berbentuk trapesium
sehingga kolam yang akan di buat sama kaki dan bentuk trapesium
tidak bocor. Bentuk kolam yang akan tidak sama kaki. Bentuk pematang
digunakan untuk membudidayakan trapesium sama kaki artinya
ikan ada beberapa macam antara perbandingan antara kemiringan
lain adalah kolam berbentuk segi pematang 1 : 1 (Gambar 2.16),
empat/empat persegipanjang,

27
Gambar 2.16. Bentuk pematang trapesium sama kaki

sedangkan bentuk pematang adalah 1 m maka lebar pematang


trapesium tidak sama kaki artinya pada bagian bawahnya adalah 4 m
perbandingan antara kemiringan pada kedalaman kolam 1 m.
pematang 1 : 1,5 (Gambar 2.17).

2.2.1.2. Dasar kolam dan saluran

Dasar kolam untuk budidaya ikan ini


dibuat miring ke arah pembuangan
air, kemiringan dasar kolam berkisar
antara 1-2% yang artinya dalam
setiap seratus meter panjang dasar
Gambar 2.17. Bentuk pematang kolam ada perbedaan tinggi
trapesium tidak sama sepanjang 1-2 meter (Gambar 2.18).
kaki

Sebagai acuan dalam membuat


pematang kolam untuk kolam yang
berukuran 200 m2 lebar pematang
dibagian atas adalah 1 m maka lebar
pematang pada bagian bawahnya
adalah 3 m untuk pematang bentuk
Gambar 2.18. Kemiringan dasar
trapesium sama kaki pada
kolam
kedalaman kolam 1m, jika kolam
Cara pengukuran yang mudah untuk
tersebut dibuat dengan pematang
mengetahui kemiringan dasar kolam
trapesium tidak sama kaki maka
adalah dengan menggunakan selang
lebar pematang pada bagian atas

28
air yang kecil. Pada masing-masing
ujung pintu pemasukan dan pintu
pengeluaran air ditempatkan
sebatang kayu atau bambu yang
sudah diberi ukuran, yang paling
bagus meteran, kemudian selang
kecil yang telah berisi air
direntangkan dan ditempatkan pada
bambu, kayu atau meteran.
Perbedaan tinggi air pada ujung-
ujung selang itu menunjukkan
perbedaan tinggi tanah/ kemiringan
dasar kolam. Gambar 2.20. Pintu pemasukkan
air dan pengeluaran
Saluran didalam kolam budidaya ada air ditengah
dua macam yaitu saluran keliling
atau caren dan saluran tengah atau
kemalir. Saluran didalam kolam ini Ada juga letak pintu pengeluaran dan
dibuat miring ke arah pintu pemasukan air berada disudut
pengeluaran air. Hal ini untuk secara diagonal (Gambar 2.21).
memudahkan di dalam pengeringan Letak pintu air tersebut ada
kolam dan pemanenan ikan (Gambar kelemahannya yaitu air dikedua
2.19). sudut yang lain tidak berganti dan
memperpanjang saluran
pengeringan sehingga penangkapan
ikan relatif berlangsung agak lama.

Gambar 2.19. Saluran tengah atau


kemalir

2.2.1.3. Pintu air

Kolam yang baik harus memiliki pintu Gambar 2.21. Pintu pengeluaran
pemasukan air dan pintu dan pemasukan
pengeluaran air secara terpisah. air berada disudut
Letak pintu pemasukkan dan
pengeluaran air sebaiknya berada di Pada kolam tanah pintu
tengah-tengah sisi kolam terpendek pemasukan dan pengeluaran air
agar air dalam kolam dapat berganti dibuat dari bambu atau pipa
seluruhnya (Gambar 2.20). paralon. Bentuk pintu pemasukan

29
diletakkan sejajar dengan
permukaan tanggul sedangkan
pintu pengeluaran dapat dibuat
dua model yaitu pertama sama
dengan pintu pemasukkan
dengan ketinggian sesuai
dengan tinggi air kolam dan
kedua dibuat dengan model huruf
L (Gambar 2.22).

Gambar 2.23. Pintu pemasukan


dan pengeluaran
air menggunakan
sistem monik

Persyaratan konstruksi teknik dalam


membuat bak yang akan digunakan
untuk budidaya ikan secara prinsip
hampir sama dengan kolam dimana
harus mempunyai pintu pemasukan
Gambar 2.22. Pintu pemasukan dan pengeluaran air tetapi dasar bak
dan pengeluaran pada umumnya adalah rata.
air bentuk L Konstruksi pintu dan pemasukan air
pada bak dapat dibuat dengan model
pembuatan instalasi air untuk
Pada kolam beton pintu pemasukan pemasukan air dan pengeluaran
dan pengeluaran air menggunakan airnya menggunakan pipa paralon
sistem monik. Pada pintu air sistem (PVC) dengan bentuk huruf L
monik ini ada celah penyekatnya dan (Gambar 2.24).
dapat dibuat lebih dari satu. Celah
penyekat ini berfungsi untuk
menempatkan papan-papan kayu
yang disusun bertumpuk. Papan-
papan kayu ini dapat dibuka dan
diatur yang pengaturannya
disesuaikan dengan kebutuhan.
Pada pintu air ini papan penyekatnya
dapat diganti dengan saringan
(Gambar 2.23).
Gambar 2.24 Pemasukan dan
pengeluaran air pipa
paralon (PVC)

30
2.2.2. Konstruksi Akuarium akuarium kaca yang akan dibuat,
langkah selanjutnya menentukan
Konstruksi wadah akuarium sangat ukuran kaca yang akan
bergantung pada desain yang akan dipergunakan untuk membuat
dikerjakan berdasarkan bentuk akuarium. Ukuran kaca yang akan
akuarium yang diinginkan. Bentuk digunakan biasanya berkisar antara
akuarium yang biasa digunakan 3 mm – 16 mm. Sebagai acuan
sebagai wadah budidaya ikan antara dalam membuat akuarium, ukuran
lain adalah akuarium segiempat, kaca yang akan digunakan dapat
akuarium trapesium, akuarium dilihat pada Tabel 1. Untuk kaca
segidelapan, akuarium segienam, yang akan digunakan sebagai dasar
akuarium botol dan akuarium ellips. akuarium sebaiknya ketebalannya
Setelah merencanakan bentuk ditambah 1 – 2 mm.

Tabel 2.1. Perbandingan antara ukuran akuarium dengan ketebalan kaca

Panjang Lebar Tinggi


Tebal kaca (mm) akuarium (cm) akuarium akuarium
(cm) (cm)
3 30 20 20
3 40 20 30
3 50 30 30
5 70 35 35
5 80 40 40
6 90 45 45
6 120 50 50
10 150 45 50
10 150 45 60
10 180 45 60
12 190 50 60
16 200 70 65

Setelah menentukan bentuk dan 1. Letakkan lembaran kaca pada


ukuran kaca yang akan meja kerja, meja kerja harus
dipergunakan untuk membuat dalam keadaan datar dan bersih.
akuarium maka langkah selanjutnya Hal ini untuk menghindari
adalah memotong kaca. Kaca yang terjadinya keretakan kaca yang
dipergunakan untuk membuat akan dipergunakan.
akuarium masih dalam bentuk
lembaran kaca. Ada beberapa
langkah yang harus diperhatikan
dalam memotong kaca antara lain
adalah :

31
Gambar 2.25. Meletakan lembaran
Gambar 2.27. Memotong kaca
kaca
4. Setelah kaca terpotong, bagian
2. Ukuran kaca yang akan dipotong
pinggir dari potongan-potongan
ini disesuaikan dengan bentuk
kaca harus dihaluskan dengan
akuarium yang akan dibuat.
gerinda atau batu asahan
karborondum.
Dalam membuat potongan-
potongan kaca, lembaran kaca
dibuat polanya terlebih dahulu
dengan menggunakan spidol dan
penggaris besi. Pola yang sudah
dibentuk dapat langsung
dipotong.

Gambar 2.28. Menghaluskan bagian


pinggir kaca

Setelah kaca yang dibutuhkan untuk


membuat akuarium tersebut
disiapkan langkah selanjutnya
Gambar 2.26. Mengukur kaca adalah melakukan perakitan
akuarium. Dalam merakit akuarium
3. Untuk memotong kaca gunakan dibutuhkan ketelitian dan ketepatan
alat pemotong kaca yang banyak dalam merangkainya. Kaca sebagai
dijual di toko besi. bahan utama dalam pembuatan
akuarium dapat diperoleh dengan
cara membeli lembaran kaca atau
32
membeli potongan kaca sesuai menyiapkan alat dan bahan lainnya
dengan ukuran yang tepat. yaitu lem kaca silikon, alat tembak
Akuarium sebagai salah satu wadah lem, lakban besar dan cutter.
yang dapat digunakan untuk
membudidayakan ikan baik ikan hias Lem kaca yang digunakan adalah
maupun ikan konsumsi yang berasal lem silikon yaitu lem khusus untuk
dari perairan tawar dan laut dapat merekatkan kaca agar melekat
diperoleh dengan cara membeli dengan baik dan tidak bocor. Alat
langsung ditoko atau membuatnya tembak lem silikon ini berfungsi
sendiri. Dengan membuat akuarium untuk memudahkan si pembuat
sendiri akan diperoleh keuntungan akuarium dalam merakit akuarium,
antara lain adalah harganya relatif bentuk alat tembak ini seperti pistol
lebih murah, ukuran sesuai dengan sehingga disebut alat tembak.
kebutuhan dan kaca yang digunakan
mempunyai ketebalan sesuai dengan
luasan akuarium yang dibuat.

Dalam membuat akuarium, ada


beberapa hal yang harus dikuasai
agar akuarium yang dibuat tidak
bocor dan tahan lama, yaitu
merancang/mendesain akuarium,
memotong kaca, merakit akuarium
dan melakukan uji coba terhadap
akuarium tersebut.Akuarium yang
akan dirakit sendiri, langkah awal Gambar 2.29. Lem silikon dan alat
yang harus dilakukan adalah tembak lem
menyiapkan kaca sebagai dasar
utama pembuatan akuarium. Kaca
yang akan dirakit menjadi akuarium
ini sudah dalam bentuk potongan-
potongan kaca yang ukurannya
disesuaikan dengan ukuran
akuarium yang akan dibuat. Sebelum
dirakit kaca-kaca tersebut sebaiknya
dilakukan penggosokan dengan
menggunakan batu asahan
karborundum atau gerinda. Hal ini
bertujuan agar akuarium yang dibuat
tidak berbahaya bagi pemakainya. Gambar 2.30. Penggunaan alat
tembak lem
Kaca-kaca yang telah dihaluskan
seluruh bagian pinggirnya dengan Sedangkan lakban yang digunakan
gerinda ini telah siap untuk dirakit. dalam merakit akuarium sebaiknya
Langkah selanjutnya adalah lakban plastik yang berwarna colklat

33
atau hitam dengan ukuran lebar Langkah terakhir dalam merakit
lakbannya adalah 5 cm. Lakban ini akuarium adalah melakukan uji coba
berfungsi untuk membantu berdirinya terhadap akuarium tersebut. Ujicoba
kaca dengan kaca lainnya agar tidak tersebut dilakukan dengan mengisi
bergeser yang memudahkan dalam air ke dalam akuarium selama 24
pemberian lem kaca. jam dan perhatikan apakah ada
bagian yang bocor. Untuk
memperoleh akuarium yang rapih
setelah diuji coba bersihkan lem
yang tidak rapih dengan
menggunakan cutter.

2.2.3. Konstruksi Keramba Jaring


Apung

Wadah budidaya ikan selanjutnya


yang sangat potensial dikembangkan
Gambar 2.31. Plakban pada kaca di Indonesia adalah karamba jaring
terapung. Agar dapat melakukan
Pada saat menempelkan lem silikon budidaya ikan dijaring terapung yang
ke kaca sebaiknya ketebalan lem menguntungkan maka konstruksi
pada seluruh permukaan kaca sama. wadah tersebut harus sesuai dengan
Hal ini akan membuat ketebalan lem persyaratan teknis. Konstruksi
sama pada setiap sudut . Setelah wadah jaring terapung pada
seluruh kaca terakit menjadi dasarnya terdiri dari dua bagian yaitu
akuarium, langkah selanjutnya kerangka dan kantong jaring.
adalah mengeringkan akuarium Kerangka berfungsi sebagai tempat
tersebut minimal selama 24 jam agar pemasangan kantong jaring dan
lem silikon tersebut benar-benar tempat lalu lalang orang pada waktu
kering. memberi pakan dan saat panen.
Kantong jaring merupakan tempat
pemeliharaan ikan yang akan
dibudidayakan. Dengan memper-
hitungkan konstruksi wadah secara
baik dan benar akan diperoleh suatu
wadah budidaya ikan yang
mempunyai masa pakai yang lama.

Dalam mendesain konstruksi wadah


budidaya ikan disesuaikan dengan
lokasi yang dipilih untuk membuat
budidaya ikan dijaring terapung.
Gambar 2.31. Mengeringkan Budidaya ikan dijaring terapung
akuarium dapat dilakukan untuk komoditas
ikan air tawar dan ikan air laut.

34
Sebelum membuat konstruksi wadah budidaya atau jaring dapat
karamba jaring terapung pemilihan diusahakan di perairan tersebut,
lokasi yang tepat dari aspek sosial tetapi jumlahnya tidak boleh lebih
ekonomis dan teknis benar. Sama dari 1% dari luas perairan. Pada
seperti wadah budidaya ikan kondisi perairan yang tidak
sebelumnya persyaratan secara mengalir, unit budidaya
teknis dan sosial ekonomis dalam sebaiknya diletakkan ditengah
memilih lahan yang akan digunakan perairan sejajar dengan garis
untuk melakukan budidaya ikan pantai.
harus diperhatikan. Aspek sosial
ekonomis yang sangat umum yang 2. Tingkat kesuburan.
harus dipertimbangkan adalah lokasi Pada perairan umum dan waduk
tersebut dekat dengan pusat ditinjau dari tingkat kesuburannya
kegiatan yang mendukung dapat dikelompokkan menjadi
operasionalisasi suatu usaha seperti perairan dengan tingkat
tempat penjualan pakan, pembeli kesuburan rendah (oligotropik),
ikan dan lokasi yang dipilih sedang (mesotropik) dan tinggi
merupakan daerah pengembangan (eutropik). Jenis perairan yang
budidaya ikan sehingga mempunyai sangat baik untuk digunakan
prasarana jalan yang baik serta dalam budidaya ikan di jaring
keamanan terjamin. Persyaratan terapung dengan sistem intensif
teknis yang harus diperhatikan dalam adalah perairan dengan tingkat
memilih lokasi usaha budidaya ikan kesuburan rendah hingga
di karamba jaring terapung antara sedang.Jika perairan dengan
lain adalah : tingkat kesuburan tinggi
digunakan dalam budidaya ikan
1. Arus air. di jaring terapung maka hal ini
Arus air pada lokasi yang dipilih sangat beresiko tinggi karena
diusahakan tidak terlalu kuat pada perairan eutropik
namun tetap ada arusnya agar kandungan oksigen terlarut pada
tetap terjadi pergantian air malam hari sangat rendah dan
dengan baik dan kandungan berpengaruh buruk terhadap ikan
oksigen terlarut dalam wadah yang dipelihara dengan
budidaya ikan tercukupi, selain kepadatan tinggi.
itu dengan adanya arus maka
dapat menghanyutkan sisa-sisa 3. Bebas dari pencemaran.
pakan dan kotoran ikan yang Dalam dunia perikanan, yang
terjatuh di dasar perairan. dimaksud dengan pencemaran
Dengan tidak terlalu kuatnya arus perairan adalah penambahan
juga berpengaruh terhadap sesuatu berupa bahan atau
keamanan jaring dari kerusakan energi ke dalam perairan yang
sehingga masa pakai jaring lebih menyebabkan perubahan
lama. Bila pada perairan yang kualitas air sehingga mengurangi
akan dipilih ternyata tidak ada atau merusak nilai guna air dan
arusnya (kondisi air tidak sumber air perairan tersebut.
mengalir), disarankan agar unit Bahan pencemar yang biasa

35
masuk kedalam suatu badan maupun sosial ekonomis maka harus
perairan pada prinsipnya dapat dilakukan perencanaan selanjutnya.
dikelompokkan menjadi dua yaitu Perencanaan disesuaikan dengan
bahan pencemar yang sulit data yang diperoleh pada waktu
terurai dan bahan pencemar melakukan survey lokasi.
yang mudah terurai. Contoh Perencanaan tersebut dapat dibuat
bahan pencemar yang sulit dengan membuat gambar dari
terurai berupa persenyawaan konstruksi wadah budidaya yang
logam berat, sianida, DDT atau akan dibuat. Konstruksi wadah jaring
bahan organik sintetis. Contoh terapung terdiri dari beberapa
bahan pencemar yang mudah bagian, antara lain :
terurai berupa limbah rumah
tangga, bakteri, limbah panas 1. Kerangka
atau limbah organik. Kedua jenis Kerangka (bingkai) jaring
bahan pencemar tersebut terapung dapat dibuat dari bahan
umumnya disebabkan oleh kayu, bambu atau besi yang
kegiatan manusia, baik secara dilapisi bahan anti karat (cat
langsung maupun tidak besi). Memilih bahan untuk
langsung. Penyebab kedua kerangka, sebaiknya disesuai-
adalah keadaan alam seperti : kan dengan ketersediaan bahan
banjir atau gunung meletus. Jika di lokasi budidaya dan nilai
lokasi budidaya mengandung ekonomis dari bahan tersebut.
bahan pencemar maka akan
berpengaruh terhadap kehidupan Kayu atau bambu secara
ikan yang dipelihara didalam ekonomis memang lebih murah
wadah budidaya ikan tersebut. dibandingkan dengan besi anti
karat, tetapi jika dilihat dari masa
4. Kualitas air. pakai dengan menggunakan
Dalam budidaya ikan, secara kayu atau bambu jangka waktu
umum kualitas air dapat diartikan (usia teknisnya) hanya 1,5–2
sebagai setiap perubahan tahun. Sesudah 1,5–2 tahun
(variabel) yang mempengaruhi masa pakai, kerangka yang
pengelolaan, kelangsungan terbuat dari kayu atau bambu ini
hidup dan produktivitas ikan yang sudah tidak layak pakai dan
dibudidayakan. Jadi perairan harus direnofasi kembali. Jika
yang dipilih harus berkualitas air akan memakai besi anti karat
yang memenuhi persyaratan bagi sebagai kerangka jaring pada
kehidupan dan pertumbuhan ikan umumnya usia ekonomis/ angka
yang akan dibudidayakan. waktu pemakaiannya relatif lebih
Kualitas air meliputi sifat fisika, lama, yaitu antara 4–5 tahun.
kimia dan biologi. Secara detail
tentang kualitas air ini akan Pada umumnya petani ikan di
dibahas pada Bab 2. jaring terapung menggunakan
bambu sebagai bahan utama
Setelah mendapatkan lokasi yang pembuatan kerangka, karena
memenuhi persyaratan teknis selain harganya relatif murah

36
juga ketersediaannya di lokasi 2. Pelampung
budidaya sangat banyak. Pelampung berfungsi untuk
mengapungkan kerangka/ jaring
Bambu yang digunakan untuk terapung. Bahan yang digunakan
kerangka sebaiknya mempunyai sebagai pelampung berupa drum
garis tengah 5 – 7 cm di bagian (besi atau plastik) yang
pangkalnya, dan bagian berkapasitas 200 liter, busa
ujungnya berukuran antara 3 – 5 plastik (stryrofoam) atau
cm. Jenis bambu yang digunakan fiberglass. Jenis pelampung yang
adalah bambu tali. Ada juga akan digunakan biasanya dilihat
jenis bambu gombong yang berdasarkan lama pemakaian.
mempunyai diameter 12 -15 cm Hal ini dapat dilihat pada Tabel
tetapi jenis bambu ini kurang baik 2.2
digunakan untuk kerangka
karena cepat lapuk. Tabel 2.2. Jenis pelampung dan
lama pemakaian
Ukuran kerangka jaring terapung
berkisar antara 5 X 5 meter Jenis Lama
sampai 10 X 10 meter. Petani No. pelampung pemakaian
ikan jaring terapung di perairan (bulan)
cirata pada umumnya
menggunakan kerangka dari 1. Drum besi 12 – 15
bambu dengan ukuran 7 X 7 2. Styrofoam 36 – 75
meter. Kerangka dari jaring 3. Fiberglass 50 – 75
apung umumnya dibuat tidak
hanya satu petak/kantong tetapi
satu unit. Satu unit jaring
Jika akan menggunakan
terapung terdiri dari empat buah
pelampung dari drum maka drum
petak/kantong. Untuk lebih
harus terlebih dahulu dicat
jelasnya dapat dilihat pada
dengan menggunakan cat yang
Gambar 2.32.
mengandung bahan anti karat.

Jumlah pelampung yang akan


digunakan disesuaikan dengan
besarnya kerangka jaring apung
yang akan dibuat. Jaring
terapung berukuran 7 X 7 meter,
dalam satu unit jaring terapung
membutuhkan pelampung antara
33 – 35 buah. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada
Gambar 2.33.
Gambar 2.32. Kerangka Jaring
Apung

37
Gambar 2.33. Pelampung drum besi

3. Pengikat
Tali pengikat sebaiknya terbuat
dari bahan yang kuat, seperti
tambang plastik, kawat ukuran 5
mm, besi beton ukuran 8 mm
atau 10 mm. Tali pengikat ini
digunakan untuk mengikat
kerangka jaring terapung,
pelampung atau jaring.

4. Jangkar
Jangkar berfungsi sebagai
penahan jaring terapung agar
rakit jaring terapung tidak hanyut Gambar 2.34. Jangkar
terbawa oleh arus air dan angin
yang kencang. Jangkar terbuat 5. Jaring
dari bahan batu, semen atau Jaring yang digunakan untuk
besi. Pemberat diberi tali budidaya ikan di perairan umum,
pemberat/tali jangkar yang biasanya terbuat dari bahan
terbuat dari tambang plastik yang polyethylene atau disebut jaring
berdiameter sekitar 10 mm – 15 trawl. Ukuran mata jaring yang
mm. Jumlah pemberat untuk satu digunakan tergantung dari
unit jaring terapung empat besarnya ikan yang akan
petak/kantong adalah sebanyak dibudidayakan. Kantong jaring
4 buah. Pemberat diikatkan pada terapung ini mempunyai ukuran
masing-masing sudut dari bervariasi disesuaikan dengan
kerangka jaring terapung. Berat jenis ikan yang dibudidayakan,
jangkar berkisar antara 50 – 75 untuk ikan air laut ukuran
kg. Untuk lebih jelasnya dapat kantong jaring yang biasa
dilihat pada Gambar 2.34. digunakan berukuran mulai 2 X 2

38
X 2 m sampai 5 X 5 x 5 m. Tabel 2.3. Ukuran mata jaring yang
Sedangkan untuk jenis ikan air digunakan berdasarkan
tawar berkisar antara 3 X 3 X 3 m ukuran ikan yang
sampai 7 X 7 X 2,5 m. Untuk dibudidayakan.
mengurangi resiko kebocoran
akibat gigitan binatang lain, No. Ukuran mata Ukuran ikan
biasanya kantong jaring terapung jaring
dipasang rangkap (doubel) yaitu
kantong jaring luar dan kantong 1. 0,5 cm 1 – 2 cm
jaring dalam. Ukuran jaring 2. 1,0 cm 5 – 10 cm
bagian luar biasanya mempunyai 3. 2,5 cm 20 – 30 cm
mata jaring (mesh size) yang 4. > 2,5 cm > 30 cm
lebih besar.

Salah satu contohnya adalah Kantong jaring yang digunakan


sebagai berikut : untuk memelihara ikan dapat
a. Jaring polyethylene no. 380 diperoleh dengan membeli jaring
D/9 dengan ukuran mata utuh. Dalam hal ini biasanya
jaring (mesh size) sebesar 2 jaring trawl dijual dipasaran
inch (5,08 cm) yang berupa lembaran atau gulungan.
dipergunakan sebagai Langkah awal yang harus
kantong jaring luar. dilakukan untuk membuat
b. Jaring polyethylene no. 280 kantong jaring adalah membuat
D/12 dengan ukuran mata desain/rancangan kantong jaring
jaring 1 inch (2,5 cm) atau 1,5 yang akan dipergunakan. Ukuran
inch (3,81 cm) dipergunakan kantong jaring yang akan
sebagai kantong jaring dipergunakan berkisar antara 2
dalam. X 2 m sampai dengan 10 X 10 m.
Setelah ukuran kantong jaring
Jaring yang mempunyai ukuran yang akan dipergunakan,
mata jaring lebih kecil dari 1 inch misalnya akan dibuat kantong
biasanya digunakan untuk jaring dengan ukuran 7 X 7 X 2
memelihara ikan yang berukuran m, langkah selanjutnya adalah
lebih kecil. Di perairan umum, memotong jaring.
khususnya dalam budidaya ikan
di jaring terapung ukuran jaring Untuk memotong jaring harus
yang digunakan adalah ukuran ¾ dilakukan dengan benar
- 1 inch. Untuk lebih jelasnya berdasarkan pada ukuran mata
dapat dilihat pada Tabel 2.3. jaring dan tingkat
perenggangannya saat
terpasang di perairan. Menurut
hasil penelitian, jaring dalam
keadaan terpasang atau sudah
berupa kantong jaring akan
mengalami perenggangan atau
mata jaring dalam keadaan
39
tertarik/terbuka (”Hang In Ratio”). i
Nilai ”Hang In Ratio” dalam L = ------
membuat kantong jaring terapung 1–S
adalah 30%. Adapun perhitungan
yang digunakan untuk memotong 28 28
jaring ada dua cara, yaitu : (1) L = ------- = ------- = 40 m
menggunakan rumus tertentu 1 – 0,3 0,7
dan (2) melakukan perhitungan
cara di lapangan. Jadi panjang tiap sisi adalah 40
m : 4 = 10 m
Rumus berdasarkan ”Hang In Jumlah mata jaring 10 m = 1000
Ratio” adalah sebagai berikut : cm : 5,08 cm = 197,04 mata
i jaring dibulatkan 197 mata jaring.
1. L = -----------
1-S Diketahui dalam jaring sesudah
Hang In (d) adalah 2 m, maka
2. d = D √ 2S – S2 dalam kantong jaring sebelum
dipotong (D) adalah :
Keterangan :
S : Hang In Ratio d = D √ 2S – S2
L : Panjang jaring sebelum
Hang In atau dalam d
keadaan tertarik D = ------------
i : Panjang tali ris √ 2S – S2
D : dalam kantong jaring
(jumlah mata jaring 2
dikalikan ukuran mata jaring D = --------------------
dalam keadaan tertarik) √ 2 (0,3) – 0,32
D : dalam kantong jaring
sesudah 2
= ---------------
Contoh penggunaan rumus √ 0,6 – 0,09
dalam menghitung jaring yang
akan dipotong dengan ukuran 7 2
X 7 X 2 m adalah sebagai = ----------
berikut: √ 0,51
Misalnya, kantong jaring yang 2
akan dibuat 7 X 7 X 2 m dengan = --------- = 2,8 m
ukuran mata jaring (mesh size) 2 0,7141
inch (5,08 cm). Diketahui Hang In
Ratio (S) adalah 30% = 0,3, Jadi jumlah mata jaring 2,8 m =
Panjang tali ris (i) = 4 X 7 m = 28 280 cm : 5,08 cm = 55,1 mata
m. Maka untuk mencari panjang jaring dibulatkan menjadi 55 mata
jaring sebelum Hang In adalah : jaring.

40
100
Dari hasil perhitungan tersebut ------------------ =
diperoleh ukuran lembaran jaring 0,7 X 2,54
yang akan dipotong untuk
kantong jaring berukuran 7 X 7 X 100
2 m adalah 197 X 197 X 55 mata --------- = 56,2 = 56
jaring. 1,778

Sedangkan para petani ikan Jadi dalam satu meter jaring


dilapangan biasanya menghitung yang berukuran 1 inch terdapat
jaring yang akan digunakan 56 mata jaring, sehingga jika
untuk membuat kantong jaring akan membuat jaring dengan
menggunakan perhitungan ukuran 7 X 7 X 2 m, jumlah mata
sebagai berikut : jaringnya adalah 392 X 392 X
112 mata jaring. Sedangkan
Misalnya kantong jaring yang ukuran mata jaring yang akan
akan dibuat berukuran 7 X 7 X 2 digunakan adalah 2 inch maka
m dengan ukuran mata jaring jumlah mata jaring yang akan
(mesh size) 2 inch (5,08 cm). dipotong adalah 196 X 196 X 56.
Berdasarkan hasil penelitian Angka-angka ini diperoleh dari
panjang jaring akan berkurang hasil perkalian antara ukuran
sebesar 30% dari semula. Maka kantong jaring dengan jumlah
secara praktis dilapangan mata jaring. Berdasarkan hasil
diperhitungkan jumlah mata kedua perhitungan tersebut
jaring dalam setiap meter adalah: memperoleh nilai yang tidak jauh
berbeda. Langkah selanjutnya
100 yang harus dilakukan adalah
------------------------------ = memindahkan pola yang telah
(100% - 30%) X 2,54 dibuat langsung kejaring. Jaring
tersebut dibentangkan dan dibuat
pola seperti Gambar 2.35.

Gambar 2.35. Pola jaring

41
Sebagai acuan untuk membuat kantong jaring
melakukan pemotongan jaring terapung dapat dilihat pada
yang akan dipergunakan untuk Tabel 2.4.

Tabel 2.4. Perhitungan jumlah mata jaring yang harus dipotong dalam
berbagai ukuran kantong jaring dan mata jaring.

Ukuran kantong Ukuran mata Ukuran kantong jaring


jaring (p X l X t) jaring (inch) (p X lX t) dalam jumlah mata
(meter) jaring

2 X 2 X2 1 112 X 112 X 112


2 56 X 56 X 56

3X3X2 1 168 X 168 X 112


2 84 X 84 X 56

4X4X2 1 224 X 224 X 112


2 112 X 112 X 56

5X5X2 1 280 X 280 X 112


2 140 X 140 X 56

6X6X2 1 336 X 336 X 112


2 168 X 168 X 56

7X7X2 1 392 X 392 X 112


2 196 X 196 X 56

8X8X2 1 448 X 448 X 112


2 224 X 224 X 56

9X9X2 1 504 X 504 X 112


2 252 X 252 X 56

10 X 10 X 2 1 560 X 560 X 112


2 280 X 280 X 56

6. Pemberat beratnya antara 2–5 kg. Fungsi


pemberat ini agar jaring tetap
Pemberat yang digunakan simetris dan pemberat ini
biasanya terbuat dari batu atau diletakkan pada setiap sudut
timah yang masing-masing kantong jaring terapung.

42
7. Tali/tambang budidaya. Dalam membudidayakan
ikan dengan menggunakan kolam
Tali/tambang yang digunakan yang biasanya dilakukan untuk
biasanya disesuaikan dengan melakukan budidaya ikan air tawar,
kondisi perairan pada perairan harus dilakukan persiapan kolam
tawar adalah tali plastik yang agar dapat dipergunakan untuk
mempunyai diameter 5–10 mm, membudidayakan ikan. Persiapan
sedangkan pada perairan laut kolam meliputi pengeringan kolam,
tali/tambang yang digunakan perbaikan pematang, pengolahan
terbuat dari nilon atau tambang dasar kolam, perbaikan saluran
yang kuat terhadap salinitas. pemasukan dan pengeluaran air,
Tali/tambang ini dipergunakan pemupukan dan pengapuran.
sebagai penahan jaring pada
bagian atas dan bawah. Tali Untuk lebih jelasnya akan diuraikan
tambang ini mempunyai istilah tahapan-tahapan yang harus
lain yang disebut dengan tali ris. dilakukan meliputi :
Panjang tali ris adalah sekeliling
dari kantong jaring terapung. 1. Pengeringan
Misalnya, kantong jaring ter- Pengeringan dasar kolam sangat
apung berukuran 7X7X2m maka dibutuhkan oleh ikan agar bakteri
tali risnya adalah 7m X 4 =28 m. pembusuk yang dapat
Dengan dikalikan empat karena menyebabkan ikan sakit, racun
kantong sisi jaring terapung sisa dekomposisi selama
adalah empat sisi. Khusus untuk budidaya terbuang. Pada kolam
tali ris pada bagian atas pemijahan pengeringan dasar
sebaiknya dilebihkan 0,5 m untuk kolam bertujuan agar ikan dapat
setiap sudut. Jadi tali risnya memijah karena tanah yang
mempunyai panjang 28 m +( 4 X dikeringkan dan diairi akan
0,5 m) = 30 m. Hal ini untuk melepaskan bau tertentu yang
memudahkan dalam melakukan disebut petrichor, selain itu
aktivitas kegiatan operasional pengeringan dasar kolam dapat
pada saat melakukan budidaya membunuh hama dan penyakit
ikan. yang ada di dalam kolam
Gambar 2.36.

2.3. PERSIAPAN WADAH


BUDIDAYA
Setelah mengetahui bermacam-
macam wadah budidaya ikan dan
mengetahui konstruksi wadah
tersebut maka langkah selanjutnya
adalah menyiapkan segalanya agar
wadah budidaya ikan tersebut dapat Gambar 2.36. Pengeringan dasar
dipergunakan untuk kegiatan kolam

43
2. Perbaikan pematang untuk menjaga agar tidak ada
Perbaikan pematang bertujuan hama yang masuk ke dalam
untuk mencegah kebocoran kolam dan benih ikan budidaya
kolam. Kebocoran kolam dapat yang ditebarkan tidak kabur atau
diakibatkan oleh binatang air keluar kolam (Gambar 2.37).
seperti belut, kepiting dan hewan
air lainnya. Pematang bocor
mengakibatkan air kolam tidak
stabil dan benih ikan banyak
yang keluar kolam. Perbaikan
pematang ini hanya dilakukan
pada kolam tanah, sedangkan
pada kolam tembok dilakukan
perawatan dan pengecekan
kebocoran pada setiap bagian
pematang.
Gambar 2.37. Pengolahan tanah
3. Pengolahan dasar kolam
dasar kolam
Pengolahan dasar kolam
dilakukan pada kolam tradisional 4. Pengapuran.
dan kolam semi intensif dimana Pengapuran dasar kolam
dasar kolam berupa tanah. sebaiknya dilakukan setelah
Pengolahan dasar kolam pengolahan tanah. Pada saat
dilakukan dengan mencangkul tanah dibalikkan dan sambil
dasar kolam sedalam 10 – 20 menunggu kering tanah dasar,
cm. Tanah tersebut dibalik dan penebaran kapur dapat
dibiarkan kering sampai 3-5 hari. dilakukan. Pengapuran
Tujuan pengolahan dasar kolam merupakan salah satu upaya
adalah mempercepat untuk mempertahankan
berlangsungnya proses kestabilan keasaman (pH) tanah
dekomposisi (penguraian) dan air, sekaligus memberantas
senyawa-senyawa organik dalam hama penyakit. Jenis kapur yang
tanah sehingga senyawa- digunakan untuk pengapuran
senyawa yang beracun yang kolam ada beberapa macam
terdapat di dasar kolam akan diantaranya adalah kapur
menguap. Tanah yang baru pertanian, yaitu kapur carbonat :
dicangkul diratakan. Setelah CaCO3 atau [CaMg(CO3)]2, dan
dasar kolam rata, lalu dibuat kapur tohor/kapur aktif (CaO).
saluran ditengah kolam. Saluran
ini disebut kemalir. Kemalir Kapur pertanian yang biasa
berfungsi untuk memudahkan digunakan adalah kapur karbonat
pemanenan dan sebagai tempat yaitu kapur yang bahannya dari
berlindung benih ikan pada siang batuan kapur tanpa lewat proses
hari. Saluran pemasukan dan pembakaran tapi langsung
pengeluaran air dilengkapi digiling. Kapur pertanian ada dua
dengan saringan. Tujuannya yaitu Kalsit dan Dolomit. Kalsit
44
bahan bakunya lebih banyak Dosis kapur yang akan
mengandung karbonat, ditebarkan harus tepat ukurannya
magnesiumnya sedikit (CaCO3), karena jika berlebihan kapur
sedangkan dolomit bahan akan menyebabkan kolam tidak
bakunya banyak mengandung subur, sedangkan bila
kalsium karbonat dan magnesium kekurangan kapur dalam kolam
karbonat [CaMg(CO3)]2, Dolomit akan menyebabkan tanah dasar
merupakan kapur karbonat yang kolam menjadi masam. Sebagai
dimanfaatkan untuk mengapur acuan dalam memberikan kapur
lahan bertanah masam. Kapur pada kolam budidaya ikan dapat
tohor adalah kapur yang dilihat pada Tabel 2.5. Tetapi ada
pembuatannya lewat proses juga para petani menggunakan
pembakaran. Kapur ini dikenal dosis kapur berkisar antara 100-
dengan nama kapur sirih, 200gram/m2 hal ini dilakukan
bahannya adalah batuan tohor bergantung kepada keasaman
dari gunung dan kulit kerang. tanah kolam.

Tabel 2.5. Dosis kapur Tohor (CaO) menurut jenis tanah dan macam
kolam dengan luas 100 meterpersegi

Jenis tanah Jenis tanah Jenis tanah Jenis tanah


Macam kolam berpasir pasir lumpur berlumpur
berlumpur berpasir
Kolam baru 25 kg 30 kg 40 kg 60 kg
Kolam lama 15 kg 20 kg 30 kg 40 kg

5. Pemupukan. Sedangkan pupuk buatan berupa


Pemupukan tanah dasar kolam bahan-bahan kimia yang dibuat
bertujuan untuk meningkatkan manusia dipabrik pupuk yang
kesuburan kolam, memperbaiki berguna untuk menyuburkan
struktur tanah dan menghambat tanah. Jenis pupuk buatan yang
peresapan air pada tanah-tanah dapat digunakan antara lain
yang porous serta menumbuhkan adalah pupuk nitrogen (urea, ZA),
phytoplankton dan zooplankton pupuk phosphor (TSP), pupuk
yang digunakan sebagai pakan kalium (KCl) dan pupuk NPK
alami benih ikan. Jenis pupuk yang merupakan gabungan dari
yang biasa digunakan adalah ketiga hara tunggal.
pupuk kandang dan pupuk
buatan. Pupuk kandang adalah Dosis pupuk kandang juga
pupuk yang berasal dari kotoran bergantung kepada kesuburan
ternak besar (sapi, kerbau, kuda kolam ikan, biasanya berkisar
dan lain-lain) atau kotoran antara 100-150 gram/m2
unggas (ayam, itik dan lain-lain) sedangkan untuk kolam yang
yang telah dikeringkan. kurang kesuburannya dapat
45
ditebarkan kotoran ayam dipergunakan senantiasa baik untuk
sebanyak 300 – 500 gr/m2 . Dosis kegiatan budidaya maka harus selalu
yang digunakan untuk pupuk dilakukan pengelolaan terhadap
buatan biasanya berkisar antara kolam budidaya baik kolam
200-300 gram/m2. Kolam dapat pemeliharaan, pemijahan, penetasan
juga dipupuk menggunakan, TSP telur dan lain sebagainya. Pada
dan Urea masing-masing pengelolaan kolam yang akan
sebanyak 10 gr/m2 dan kapur dipergunakan sebagai wadah
pertanian sebanyak 25 – 30 gr/ pemeliharaan induk/calon induk
m2 atau disesuaikan dengan sebaiknya mempunyai persyaratan
tingkat kesuburan lahan. yang sesuai dengan lingkungan yang
layak bagi kehidupan induk.
6. Pengairan
Kolam yang telah dikeringkan, Hal-hal yang harus dilaksanakan
dikapur dan di pupuk tersebut dalam pengelolaan kolam induk ikan
lalu diairi agar pakan alami di ini adalah :
kolam tersebut tumbuh dengan
subur. Pengairan ini harus 1. Persiapan wadah
dilakukan minimal 4 –7 hari Wadah mempunyai pematang
sebelum larva/benih ikan di tebar kokoh dan tidak bocor, pintu
ke dalam kolam pemeliharaan pemasukan, serta pintu
agar pakan alami tumbuh dengan pengeluaran yang dipasang
sempurna. saringan. Adanya saringan air ini
baik pada pintu pemasukan
Ketinggian air di kolam ikan ini maupun pada pintu pengeluaran,
bergantung pada jenis kolam, untuk menghindari masuknya
untuk kolam pemijahan ikan liar, terutama ikan predator
ketinggian air 0,75-1,00 m, kolam yang dapat mengganggu proses
pemeliharaan 1-1,25 m (Gambar pemijahan bahkan dapat
2.38). memangsa induk maupun larva
yang dihasilkan.

Pengolahan dasar kolam dengan


cara membalik tanah bagian
dasar kolam yang di lanjutkan
dengan pengapuran dan
pemupukan. Pengolahan dasar
kolam bertujuan untuk
meningkatkan kesuburan dasar
dan perairan kolam sebagai stok
Gambar 2.38. Mengairi kolam pakan alami bagi calon induk.
Pemberian kapur selain dapat
Wadah budidaya ikan (kolam) yang membunuh hama dan parasit
sudah dipersiapkan dan siap untuk ikan juga dapat menaikan pH
dipergunakan sebagai wadah untuk dasar kolam. Sedangkan
kegiatan budidaya. Agar kolam yang pemupukan bertujuan untuk

46
memenuhi kebutuhan unsur hara pintu pemasukan air dan
yang diperlukan fitoplankton pengendalian gulma secara
sebagai makanan zooplankton mekanis, yaitu dengan cara
maupun ikan. Pemupukan dasar mengambil /mencabut gulma
kolam dapat digunakan pupuk yang ada di kolam.
kandang, pupuk hijau atau pupuk
buatan. Pemberian pupuk dapat Setelah semua langkah persiapan
dilakukan dengan cara dilakukan maka kolam tersebut dapat
menyebarkan pupuk ke dasar digunakan untuk melakukan kegiatan
kolam dan dilanjutkan dengan budidaya.
pemupukan susulan setelah 15
hari dengan cara memberikan Wadah budidaya ikan yang lainnya
pupuk yang dibungkus dari adalah bak tembok atau bak beton,
karung plastik yang diberi lubang bak yang akan digunakan untuk
keci-kecil sehingga pupuk akan budidaya ikan harus dilakukan
terurai secara perlahan. persiapan wadah sebelum
dipergunakan untuk melakukan
2. Pengairan kegiatan budidaya. Persiapan wadah
Pengairan dimaksudkan untuk bertujuan untuk mengkondisikan
menjaga kondisi lingkungan bagi wadah agar dapat digunakan secara
induk sesuai dengan persyaratan efesien dan memenuhi persyaratan
yang dibutuhkan yaitu perairan lingkungan yang optimal, sehingga
subur, cukup tersedia oksigen ikan dapat hidup dengan laju
terlarut ( >5 ppm), CO2 (<10 pertumbuhan yang optimum.
ppm), NH3 ( <1 ppm). Untuk Persiapan bak budidaya ikan
mendapatkan lingkungan yang meliputi:
demikian, maka air kolam harus
terus menerus mengalir sehingga 1. Sanitasi wadah
tidak ada lagi penimbunan Wadah yang akan digunakan
kotoran air akibat dari sisa pakan untuk budidaya ikan (bak)
atau sampah lainnya. sebelum digunakan dibersihkan
dari kotoran yang menempel,
3. Pengendalian gulma air agar tidak terdapat sisa-sisa
Tanaman air yang dapat kotoran yang dapat
mengganggu lingkungan hidup menyebabkan pembawa penyakit
ikan antara lain adalah eceng Gambar 2.31). Bahan yang
gondok dan kiambang, bila digunakan untuk membersihkan
populasinya banyak sampai wadah dan merupakan
menutupi permukaan air, maka desinfektan antara lain lain
proses difusi oksigen ke dalam adalah Chlorin 200 ppm,
air dan proses fotosintesis Malachite green 100 ppm,
phytoplankton dapat terganggu Formalin 25 ppm dan alkohol
sehingga Oksigen terlarut akan 70%. Wadah yang akan
menurun. Pengendalian gulma dipergunakan setelah disikat,
air ini dapat dilakukan dengan dibersihkan dan diberi
cara memberi saringan pada desinfektan kemudian

47
dibersihkan kembali dan wadah kebocoran wadah budidaya.
tersebut dibiarkan kering udara Setelah kerusakan diperbaiki
agar bahan beracun tersebut maka bak harus dibiarkan
telah hilang menguap. Setelah beberapa hari agar bahan
dilakukan sanitasi diisi dengan air tersebut telah kering dan tidak
untuk memeriksa kebocoran bak. membahayakan ikan yang akan
dibudidayakan.

3. Perbaikan instalasi udara


Pada wadah budidaya ikan yang
menggunakan bak biasanya
menggunakan alat bantu untuk
meningkatkan kelarutan oksigen
didalam wadah budidaya dengan
menggunakan aerator ataupun
blower. Oleh karena itu harus
dilakukan pemeriksaan terhadap
peralatan tersebut. Instalasi
Gambar 2.39. Sanitasi bak udara terdiri dari pompa udara,
budidaya penyaring udara, pipa penyalur,
batu aerasi dan alat pengatur
2. Perbaikan wadah banyaknya aliran udara (kran).
Sebelum wadah digunakan Peralatan ini sering mengalami
dilakukan pemeriksaan apakah kebocoran pada pipa dan
bak tersebut siap untuk penyumbatan pada batu aerasi.
digunakan untuk budidaya ikan. Ganti atau perbaiki peralatan
Pemeriksaan bertujuan untuk yang rusak dan tidak berfungsi
mengetahui apakah bak yang lagi. Pompa udara merupakan
akan digunakan mengalami alat yang paling penting pada
kerusakan baik karena proses budidaya ikan di bak
kebocoran dasar dan dinding bak karena banyaknya pengudaraan
maupun karena adanya pada air media tergantung dari
kebocoran pada pipa kekuatan pompa yang ada. Oleh
pengeluaran dan pemasukan. karena itu pompa yang yang
Oleh karena itu kerusakan telah lemah harus segera
tersebut harus diperbaiki dahulu diperbaiki, karena dapat
sebelum digunakan. Bahan untuk berakibat fatal bagi ikan bila
memperbaiki kebocoran bak terhentinya aliran udara dalam
dapat berupa resin serat kaca waktu lama.
untuk bak yang terbuat dari serat
fiber, semen atau lem khusus 4. Perbaikan instalasi air
untuk beton untuk bak yang Pada budidaya ikan
terbuat dari beton, bila bak yang menggunakan wadah bak
akan digunakan terbuat dari biasanya tidak mempunyai pipa
plastik maka dapat digunakan pemasukan air seperti dikolam,
selotip tahan air untuk menutupi pada bak pintu pemasukkan air

48
merupakan kran air yang papan. Setiap bahan tersebut
dimasukkan kedalam bak mempunyai masa pakai yang
budidaya. Sumber air yang berbeda oleh karena itu harus
digunakan dapat berasal dari dilakukan perbaikan pada
mata air atau dari sumur yang kerangka jarring apung yang
dipompakan ke bak-bak melalui sudah mengalami kerusakan
pipa pengaturan. Kebocoran agar wadah tersebut dapat
sering terjadi pada pipa dipergunakan untuk budidaya
penyaluran dan kran pengatur ikan.
aliran. Air harus tetap tersedia
karena untuk keperluan 2. Perbaikan jaring
pergantian air pada media Jaring yang akan digunakan
pemeliharaan ikan. Sedangkan untuk budidaya ikan harus
pintu pengeluarannya berupa dilakukan perbaikan dan
pipa yang terbuat dari pipa PVC pergantian jika telah mengalami
dalam bentuk L atau lurus. Pintu kerusakan. Perbaikan jaring
pengeluaran air ini harus dapat dilakukan dengan
diperiksa apakah terjadi melakukan perajutan pada
penyumbatan pada saluran bagian jarring yang rusak
pembuangannya. sedangkan pada jaring yang
sudah lapuk harus diganti
Persiapan wadah budidaya ikan dengan jaring yang baru. Hal ini
yang menggunakan akuarium dilakukan agar ikan yang
tidak jauh berbeda dengan dibudidayakan tidak keluar dari
penggunaan bak. wadah budidaya. Pada kantong
jaring yang di pergunakan untuk
Pada wadah budidaya karamba budidaya ikan sebelumnya
jaring terapung wadah tersebut biasanya banyak terdapat
harus disiapkan sebelum hewan-hewan kecil yang
digunakan dengan beberapa menempel pada kantong jaring,
tahap antara lain adalah : oleh karena itu harus dilakukan
pembersihan dengan cara
1. Perbaikan kerangka menyikat kantong jaring dan
Pemeriksaan terhadap kerangka menjemurnya kembali setelah
yang digunakan dalam budidaya dibersihkan agar hewan-hewan
ikan di karamba jaring terapung kecil tersebut bersih dari jaring.
harus dilakukan, karena masa
pakai kerangka ini tidak bisa
sepanjang tahun. Masa pakai
kerangka ini sangat bergantung
pada bahan yang digunakannya,
ada beberapa macam bahan
yang digunakan sebagai
kerangka antara lain adalah
bambu, besi, stainless steel atau

49
BAB III MEDIA BUDIDAYA IKAN

Media budidaya ikan merupakan


Secara umum air sebagai lingkungan
hidup mempunyai sifat fisik, sifat
kimia dan sifat biologi. Agar dapat
suatu tempat hidup bagi ikan untuk
melakukan pengelolaan kualitas air
tumbuh dan berkembang yaitu air.
dalam budidaya ikan maka harus
Air yang dapat digunakan sebagai
dipahami ketiga parameter kualitas
budidaya ikan harus mempunyai
air yang sangat menentukan
standar kuantitas dan kualitas yang
keberhasilan suatu budidaya ikan.
sesuai dengan persyaratan hidup
Dalam bab ini akan dibahas tentang
ikan. Air yang dapat digunakan
kuantitas air dalam hal ini sumber air
sebagai media hidup ikan harus
yang dapat digunakan untuk
dipelajari agar ikan sebagai
kegiatan budidaya, parameter
organisme air dapat dibudidayakan
kualitas air yang akan sangat
sesuai kebutuhan manusia sebagai
menentukan keberhasilan suatu
sumber bahan pangan yang bergizi
usaha budidaya ikan dan bagaimana
dan relatif harganya murah. Air yang
cara melakukan pengukuran
dapat memenuhi kriteria yang baik
terhadap parameter kualitas air
untuk hewan dan tumbuhan tingkat
tersebut agar dapat selalu dipantau
rendah yaitu plankton sebagai
perubahan kualitas air dalam wadah
indikator paling mudah bahwa air
budidaya ikan.
tersebut dapat digunakan untuk
budidaya ikan. Hal ini dikarenakan
organisme ini merupakan produsen
primer sebagai pendukung 3.1. Sumber air
kesuburan perairan. Oleh karena itu
kondisi perairan/ air harus mampu Sumber air yang dapat digunakan
menyiapkan kondisi yang baik, untuk kegiatan budidaya ikan ada
terutama untuk tumbuhan tingkat beberapa macam. Berdasarkan
rendah (Fitoplankton) dalam proses asalnya sumber air yang dapat
asimilasi sebagai sumber makanan digunakan untuk kegiatan budidaya
hewan terutama ikan. ikan dapat dikelompokkan menjadi
dua yaitu air permukaan dan air
tanah. Air permukaan yaitu air hujan
yang mengalami limpasan/

50
berakumulasi sementara ditempat- sumber air tanah ini dieksploitasi
tempat rendah misalnya : air sungai, secara besar-besaran maka jumlah
waduk, danau dan rawa. Selain itu air tanah akan semakin berkurang.
air permukaan dapat juga Air tanah berdasarkan kandungan
didefenisikan sebagai air yang salinitasnya merupakan air tawar
berada disungai, danau, waduk, yang akan dipergunakan untuk
rawa dan badan air lainnya yang budidaya ikan air tawar. Saat ini
tidak mengalami infiltrasi kedalam. dibeberapa kota besar yang telah
Sumber air permukaan tersebut banyak sekali terjadi pengeboran air
sudah banyak dipergunakan untuk tanah secara besar-besaran maka
kegiatan budidaya ikan. Sedangkan kadar salinitas dari air tanah ini
air tanah yaitu air hujan yang mengalami perubahan karena telah
mengendap atau air yang berada tercemar dengan air laut. Oleh
dibawah permukaan tanah. Air tanah karena itu sumber air yang biasa
yang saat ini digunakan untuk digunakan di kota besar adalah air
kegiatan budidaya dapat diperoleh yang berasal dari PAM. Air PAM ini
melalui cara pengeboran air tanah berasal dari sumber air permukaan
dengan kedalaman tertentu sampai dan mengalami proses tertentu
diperoleh titik sumber air yang akan sampai diperoleh kualitas air sesuai
keluar dan dapat dipergunakan untuk baku mutu yang diinginkan. Sumber
kegiatan budidaya. air tersebut dapat dipergunakan
untuk budidaya ikan air tawar karena
Air tanah memiliki kelebihan airnya memiliki kandungan oksigen yang
bersih, kekurangannya air tanah cukup dan pH yang stabil.
mempunyai kandungan oksigen yang Kekurangan air PAM ini biasanya
rendah, kadar karbondioksida yang mengandung klorin/kaporit yang
tinggi dan kandungan besi yang cukup tinggi dan solusinya sama
relatif tinggi. Solusinya dengan seperti pada air tanah cukup
menggunakan aerator/kincir air dilakukan pengendapan air pada
/blower pada air pemeliharaan dan wadah terpisah minimal semalam
yang utama air tanah tersebut harus yaitu 12 jam.
diinapkan minimal semalam (12 jam)
untuk meningkatkan kadar oksigen Air permukaan yang dapat
terlarut, selain itu jika air tanah digunakan untuk kegiatan budidaya
mengalami kontak dengan udara ikan berdasarkan kadar garamnya
akan mengalami proses oksigenasi (salinitas) dibagi menjadi tiga yaitu
sehingga ion feri(besi) yang terdapat air tawar, air payau dan air laut. Air
pada air tanah akan segera tawar adalah air yang memiliki kadar
mengalami pengendapan dan akan garam (salinitas) antara 0 – 5 ppt. Air
membentuk warna kemerahan pada payau adalah air yang memiliki kadar
air. Air tanah mempunyai kandungan garam (salinitas) antara 6 – 29 ppt.
oksigen yang rendah karena air ini Air laut adalah air yang memiliki
pergerakannya didalam tanah sangat kadar garam (salinitas) antara 30 –
lambat dan sangat dipengaruhi oleh 35 ppt. Ketiga air ini dapat
porositas, permeabilitas dari lapisan dipergunakan untuk kegiatan
tanah dan pengisian kembali air. Jika budidaya ikan, pada air tawar

51
dipergunakan untuk membudi- bergantung kepada lokasi dimana
dayakan ikan air tawar, pada air budidaya ikan tawar akan dilakukan ,
payau dipergunakan untuk kuantitas dan kualitas air yang
membudidayakan ikan air payau dan terdapat pada sumber air tersebut.
air laut untuk membudidayakan ikan Walaupun sumber air tersebut
air laut. Air permukaan ini dapat berasal dari alam harus diperhatikan
diklasifikasikan berdasarkan lamanya juga tentang kontinuitas ketersediaan
terakumulasi dalam suatu tempat air tersebut untuk kegiatan budidaya.
dibagi menjadi dua yaitu perairan Pada kegiatan budidaya ikan jumlah
tergenang (Lentik) antara lain adalah air yang dibutuhkan tidak sedikit
danau, waduk dan situ , yang kedua harus tersedia secara terus menerus.
adalah perairan mengalir (Lotik) Jumlah air yang diperlukan untuk
antara lain adalah sungai, saluran mengairi wadah budidaya ikan harus
irigasi, air laut. cukup dan tersedia sepanjang tahun
karena dengan melakukan budidaya
Air yang berasal dari danau, waduk bertujuan untuk memenuhi
dan situ merupakan sumber air tawar kebutuhan pangan manusia. Untuk
yang banyak digunakan oleh mengetahui kebutuhan air pada
kegiatan budidaya ikan dengan wadah budidaya ikan dapat
metode budidaya di perairan umum dilakukan perhitungan jumlah
yaitu karamba jaring apung. Pada persediaan air sumber. Salah satu
perairan tergenang yang perlu cara untuk mengetahui jumlah air
diperhatikan adalah terjadinya yang diperlukan pada kegiatan
stratifikasi secara vertikal yang budidaya adalah dengan mengetahui
diakibatkan oleh perbedaan jumlah air pada saluran sepanjang
intensitas cahaya dan perbedaan tahun. Jumlah air yang dapat
suhu secara vertikal pada kolom air. dipergunakan untuk kegiatan
Air yang digunakan untuk kegiatan budidaya dapat diketahui dengan
budidaya ikan yang berasal dari air mengukur debit air saluran. Debit air
mengalir dan banyak dipergunakan saluran merupakan jumlah air yang
oleh masyarakat adalah air sungai mengalir dalam saluran yang
untuk budidaya ikan air tawar dan air dinyatakan dengan ukuran liter
laut untuk budidaya ikan air laut. Air perdetik. Debit air saluran dapat
sungai merupakan sumber air yang diukur dengan cara langsung
murah dan tidak memerlukan biaya maupun secara tidak langsung.
tetapi sumber air ini memiliki Pengukuran debit air secara
kandungan lumpur yang cukup langsung dilakukan dengan
tinggi, sehingga dalam menggunakan sekat ukur.
pemakaiannya sebaiknya Sedangkan pengukuran debit air
dimasukkan terlebih dahulu pada bak secara tidak langsung dilakukan
pengendapan. Keuntungan sumber dengan cara menentukan rata-rata
air ini adalah mempunyai kandungan luas penampang basah saluran
oksigen yang cukup tinggi. dikalikan dengan kecepatan aliran air
rata-rata. Pengukuran secara tidak
Pemilihan dari berbagai macam langsung inilah yang banyak
sumber air tersebut sangat digunakan oleh para pembudidaya

52
ikan dilapangan karena relatif mudah merupakan akumulasi pengendapan
dilakukan. mineral-mineral yang merupakan
persediaan “nutrient” yang akan
dimanfaatkan oleh mahluk hidup
3.2. Parameter kualitas air (yang pada umumnya tinggal
didaerah permukaan air karena
mendapatkan sinar matahari yang
3.2.1. Sifat Fisik cukup). Pada perairan yang oligotrof
(cukup banyak mengandung
3.2.1.1. Kepadatan (density/berat
mineral), aliran vertikal tidak banyak
jenis)
membawa keberuntungan, justru
sebaliknya dapat mengendapkan
Pada suhu 4 °C (3,95° C ) air murni mineral-mineral yang datang dari
mempunyai kepadatan yang tempat lain kedasar perairan,
maksimum yaitu 1 (satu), sehingga mineral-mineral tersebut akan di
kalau suhu air naik, lebih tinggi dari absorbsi oleh dasar perairan .
4° C kepadatan/berat jenisnya akan Sedangkan kerugian adanya aliran
turun, demikian juga kalau suhunya air ini adalah terutama aliran air yang
lebih rendah dari 4 °C. Sifat air yang vertikal sering menimbulkan
demikian itu, maka akan terjadi “upwalling” pada danau-danau,
pelapisan-pelapisan suhu air pada sehingga menyebabkan keracunan
danau atau perairan dalam, yaitu dan kematian ikan secara masal. Hal
pada lapisan dalam suatu perairan ini disebabkan kondisi air yang
suhu air makin rendah dibanding anaerob (oksigen rendah) dan zat-
pada permukaan air. Akan tetapi bila zat beracun dari dasar perairan akan
air membeku jadi es, es tersebut naik kepermukaan air.
akan terapung. Akibat dari sifat
tersebut akan menimbulkan
pergolakan/perpindahan massa air 3.2.1.2. Kekentalan ( Viscosity )
dalam perairan tersebut, baik secara
vertikal maupun horizontal. Sifat air Molekul-molekul air mempunyai daya
ini mengakibatkan pada perairan saling tarik menarik, kalau daya
didaerah yang beriklim dingin yang saling tarik menarik tersebut
membeku perairannya hanya pada mengalami gangguan karena adanya
bagian atasnya saja sedangkan pada benda yang bergerak dalam air
bagian bawahnya masih berupa seperti benda tenggelam, maka akan
cairan sehingga kehidupan timbul gesekan-gesekan yang
organisme akuatik masih tetap disebut dengan “gesekan intern
berlangsung. Selain itu keuntungan dalam air“/ Viscosity.
adanya gerakan air ini dapat
mendistribusikan/ menyebarkan Menurut kesepakatan para ahli fisika,
berbagai zat ke seluruh perairan, pada suhu 0° C, kekentalan air murni
sebagai sumber mineral bagi mempunyai nilai yang terbesar, dan
fitoplankton dan fitoplankton sebagai ditandai dengan angka 100. Makin
makanan ikan maupun hewan air naik suhunya, makin berkurang
lainnya. Dasar perairan adalah kekentalannya. Setiap kenaikan suhu

53
1° C terjadi penurunan viscosity 2%, perairan dangkal akan menunjukkan
hingga pada suhu 25° C viscositas fluktuasi suhu air yang lebih besar
turun menjadi setengahnya dari nilai dari pada perairan yang dalam.
viscosity pada suhu 0° C. Viscosity Sedangkan organisme memerlukan
ini akan berpengaruh terhadap suhu yang stabil atau fluktuasi suhu
proses pengendapan jasad renik yang rendah. Agar suhu air suatu
(plankton), zat-zat dan benda-benda perairan berfluktuasi rendah maka
yang melayang didalam air. perlu adanya penyebaran suhu. Hal
tersebut tercapai secara sifat alam
antara lain;
3.2.1.3. Tegangan Permukaan • Penyerapan (absorbsi) panas
matahari pada bagian
Molekul-molekul air mempunyai daya permukaan air.
saling tarik menarik terhadap • Angin, sebagai penggerak
molekul-molekul yang ada. Dalam permindahan massa air.
fase cair daya tarik menarik masih • Aliran vertikal dari air itu sendiri,
sedemikian besarnya, sehingga terjadi bila disuatu perairan
molekul-molekul zat cair masih (danau) terdapat lapisan suhu air
mempunyai daya “Kohesi “. yaitu lapisan air yang bersuhu
rendah akan turun mendesak
Daya tarik menarik molekul air ini lapisan air yang bersuhu tinggi
terjadi kesegala penjuru, sedang naik kepermukaan perairan.
dipermukaan hanya terjadi gaya tarik
Selain itu suhu air sangat
menarik kesamping dan kedalam
berpengaruh terhadap jumlah
saja dan sifat itu yang menyebabkan
oksigen terlarut didalam air. Jika
timbulnya tegangan permukaan.
suhu tinggi, air akan lebih lekas
Akibat adanya tegangan permukaan,
jenuh dengan oksigen dibanding
maka binatang dan tumbuhan yang
dengan suhunya rendah. Suhu air
ringan, seperti kimbung akar dapat
pada suatu perairan dapat
berjalan diatas permukaan air, ada
dipengaruhi oleh musim, lintang
juga plankton yang menggantung
(latitude), ketinggian dari permukaan
dibawah permukaan air.
laut (altitude), waktu dalam satu hari,
penutupan awan, aliran dan
kedalaman air. Peningkatan suhu air
3.2.1.4. Suhu Air
mengakibatkan peningkatan
viskositas, reaksi kimia, evaporasi
Air sebagai lingkungan hidup
dan volatisasi serta penurunan
organisme air relatif tidak begitu
kelarutan gas dalam air seperti O2,
banyak mengalami fluktuasi suhu
CO2, N2, CH4 dan sebagainya.
dibandingkan dengan udara, hal ini
disebabkan panas jenis air lebih
Kisaran suhu air yang sangat
tinggi daripada udara. Artinya untuk
diperlukan agar pertumbuhan ikan-
naik 1° C, setiap satuan volume air ikan pada perairan tropis dapat
memerlukan sejumlah panas yang
berlangsung berkisar antara 25° C -
lebih banyak dari pada udara. Pada
32° C. Kisaran suhu tersebut

54
biasanya berlaku di Indonesia lapisan sebelah atas perairan yang
sebagai salah satu negara tropis hangat dengan penurunan suhu
sehingga sangat menguntungkan relatif kecil (dari 32° C menjadi 28°
untuk melakukan kegiatan budidaya C). Lapisan kedua disebut dengan
ikan. Suhu air sangat berpengaruh lapisan termoklin yaitu lapisan
terhadap proses kimia, fisika dan tengah yang mempunyai penurunan
biologi di dalam perairan, sehingga suhu sangat tajam (dari 28° C
dengan perubahan suhu pada suatu menjadi 21° C ). Lapisan ketiga
perairan akan mengakibatkan disebut lapisan hipolimnion yaitu
berubahnya semua proses didalam lapisan paling bawah dimana pada
perairan. Hal ini dilihat dari lapisan ini perbedaan suhu sangat
peningkatan suhu air maka kelarutan kecil relatif konstan. Stratifikasi suhu
oksigen akan berkurang. Dari hasil ini terjadi karena masuknya panas
penelitian diketahui bahwa dari cahaya matahari kedalam kolom
peningkatan 10° C suhu perairan air yang mengakibatkan terjadinya
mengakibatkan meningkatnya gradien suhu yang vertikal. Pada
konsumsi oksigen oleh organisme kolam yang kedalaman airnya
akuatik sekitar 2 – 3 kali lipat, kurang dari 2 meter biasanya terjadi
sehingga kebutuhan oksigen oleh stratifikasi suhu yang tidak stabil.
organisme akuatik itu berkurang. Oleh karena itu bagi para
Suhu air yang ideal bagi organisme pembudidaya ikan yang melakukan
air yang dibudidayakan sebaiknya kegiatan budidaya ikan kedalaman
adalah tidak terjadi perbedaan suhu air tidak boleh lebih dari 2 meter.
yang mencolok antara siang dan Selain itu untuk memecah stratifikasi
malam (tidak lebih dari 5° C) . suhu pada wadah budidaya ikan
diperlukan suatu alat bantu dengan
Pada perairan yang tergenang yang menggunakan aerator/blower/ kincir
mempunyai kedalaman air minimal air.
1,5 meter biasanya akan terjadi
pelapisan (stratifikasi) suhu. Berdasarkan hasil penelitian suhu air
Pelapisan ini terjadi karena suhu sangat berpengaruh terhadap respon
permukaan air lebih tinggi dibanding ikan dalam mengkonsumsi pakan
dengan suhu air dibagian bawahnya. yang diberikan selama berlangsung
Stratifikasi suhu pada kolom air kegiatan budidaya. Respon tersebut
dikelompokkan menjadi tiga yaitu dapat dilihat pada Tabel 3.1
pertama lapisan epilimnion yaitu

55
Tabel 3.1. Pengaruh suhu air terhadap respon konsumsi pakan pada ikan

Suhu air (°C) Respon konsumsi pakan

Mendekati 0 Kondisi kritis minimal

8 – 10 Tidak ada respon terhadap pemberian pakan

15 Pemberian pakan berkurang

22 50% optimum

28 – 30 Pemberian pakan optimum

33 50% optimum

35 Pemberian pakan berkurang

36 – 38 Tidak respon terhadap pemberian pakan

38 – 42 Kondisi kritis minimal

Sumber : Tucker and Hargreaves (2004)

3.2.1.5. Kecerahan dan kekeruhan terjadinya proses asimilasi didalam


air air.

Kecerahan dan kekeruhan air dalam Kecerahan merupakan ukuran


suatu perairan dipengaruhi oleh transparansi perairan dan
jumlah cahaya matahari yang masuk pengukuran cahaya sinar matahari
kedalam perairan atau disebut juga didalam air dapat dilakukan dengan
dengan intensitas cahaya matahari. menggunakan lempengan/kepingan
Cahaya matahari didalam air Secchi disk. Satuan untuk nilai
berfungsi terutama untuk kegiatan kecerahan dari suatu perairan
asimilasi fito/tanaman didalam air,. dengan alat tersebut adalah satuan
Oleh karena itu daya tembus cahaya meter. Jumlah cahaya yang diterima
kedalam air sangat menentukan oleh phytoplankton diperairan asli
tingkat kesuburan air. Dengan bergantung pada intensitas cahaya
diketahuinya intensitas cahaya pada matahari yang masuk kedalam
berbagai kedalaman tertentu, kita permukaan air dan daya perambatan
dapat mengetahui sampai cahaya didalam air. Masuknya
dimanakah masih ada kemungkinan cahaya matahari kedalam air
dipengaruhi juga oleh kekeruhan air

56
(turbidity). Sedangkan kekeruhan b. Berkurangnya batas pandang
menggambarkan tentang sifat optik ikan
yang ditentukan berdasarkan c. Selera makan ikan berkurang,
banyaknya cahaya yang diserap dan sehingga efisiensi pakan rendah
dipancarkan oleh bahan-bahan yang d. Ikan sulit bernafas karena
terdapat didalam perairan. Definisi insangnya tertutup oleh partikel-
yang sangat mudah adalah partikel lumpur
kekeruhan merupakan banyaknya
zat yang tersuspensi pada suatu
perairan. Hal ini menyebabkan 3.2.1.6. Salinitas
hamburan dan absorbsi cahaya yang
datang sehingga kekeruhan Salinitas adalah konsentrasi dari total
menyebabkan terhalangnya cahaya ion yang terdapat didalam perairan.
yang menembus air. Faktor-faktor Pengertian salinitas yang sangat
kekeruhan air ditentukan oleh: mudah dipahami adalah jumlah
a. Benda-benda halus yang kadar garam yang terdapat pada
disuspensikan (seperti lumpur suatu perairan. Hal ini dikarenakan
dsb) salinitas ini merupakan gambaran
b. Jasad-jasad renik yang tentang padatan total didalam air
merupakan plankton setelah semua karbonat dikonversi
c. Warna air (yang antara lain menjadi oksida, semua bromida dan
ditimbulkan oleh zat-zat koloid iodida digantikan oleh chlorida dan
berasal dari daun-daun semua bahan organik telah
tumbuhan yang terektrak) dioksidasi. Pengertian salinitas yang
lainnya adalah jumlah segala macam
Faktor-faktor ini dapat menimbulkan garam yang terdapat dalam 1000 gr
warna dalam air. Pengukuran air contoh. Garam-garam yang ada
kekeruhan suatu perairan dapat di air payau atau air laut pada
dilakukan dengan menggunakan alat umumnya adalah Na, Cl, NaCl,
yang disebut dengan Jackson MgSO4 yang menyebabkan rasa
Candler Turbidimeter dengan satuan pahit pada air laut, KNO3 dan lain-
unit turbiditas setara dengan 1 mg/l lain. Salinitas dapat dilakukan
SiO2. Satu unit turbiditas Jackson pengukuran dengan menggunakan
Candler Turbidimeter dinyatakan alat yang disebut dengan
dengan satuan 1 JTU (Jackson Refraktometer atau salinometer.
Turbidity Unit). Satuan untuk pengukuran salinitas
adalah satuan gram per kilogram
Air yang dapat digunakan untuk (ppt) atau promil (o/oo). Nilai salinitas
budidaya ikan selain harus jernih untuk perairan tawar biasanya
tetapi tetap terdapat plankton. Air berkisar antara 0–5 ppt, perairan
yang sangat keruh tidak dapat payau biasanya berkisar antara 6–29
digunakan untuk kegiatan budidaya ppt dan perairan laut berkisar antara
ikan, karena air yang keruh dapat 30–35 ppt.
menyebabkan :
a. Rendahnya kemampuan daya
ikat oksigen

57
3.2.2. Sifat Kimia tersebut, maka air relatif mudah
melepaskan O2 ke udara. Dari
3.2.2.1. Oksigen imbangan tersebut di atas dapat
di tarik kesimpulan sebagai
Semua makhluk hidup untuk hidup berikut:
sangat membutuhkan oksigen • Tercapainya imbangan O2 di
sebagai faktor penting bagi air dan di udara, tergantung
pernafasan. Ikan sebagai salah satu dari jumlah molekul-molekul
jenis organisme air juga zat (garam-garam) yang larut
membutuhkan oksigen agar proses di dalam air (dalam satuan-
metabolisme dalam tubuhnya satuan tertentu), sebab
berlangsung. Oksigen yang jumlah tersebut yang
dibutuhkan oleh ikan disebut dengan menentukan kemungkinan
oksigen terlarut. Oksigen terlarut terbentuknya molekul-molekul
adalah oksigen dalam bentuk terlarut dan menentukan pula jumlah
didalam air karena ikan tidak dapat banyaknya molekul-molekul
mengambil oksigen dalam perairan gas yang meninggalkan air
dari difusi langsung dengan udara. lagi. Air yang mengandung
Satuan pengukuran oksigen terlarut garam-garam pada kadar O2
adalah mg/l yang berarti jumlah mg/l yang rendah saja sudah
gas oksigen yang terlarut dalam air dapat seimbang dengan
atau dalam satuan internasional udara lebih cepat, bila di
dinyatakan ppm (part per million). Air bandingkan dengan air
mengandung oksigen dalam jumlah suling.
yang tertentu, tergantung dari kondisi • Kemungkinan bertubrukan
air itu sendiri, beberapa proses yang molekul air di tentukan oleh
menyebabkan masuknya oksigen ke suhu air. Makin tinggi suhu
dalam air yaitu: air,makin rendah jumlah
1. Diffusi oksigen dari udara ke oksigen yang dapat di
dalam air melalui permukannya, kandung/ di ikat oleh air.
yang terjadi karena adanya Artinya; jika suhu air tinggi,
gerakan molekul-molekul udara maka air itu dengan kadar
yang tidak berurutan karena oksigen yang rendah saja
terjadi benturan dengan molekul sudah dapat seimbang
air sehingga O2 terikat didalam dengan udara, sehingga
air. Proses diffusi ini akan selalu penambahan oksigen lebih
terjadi bila pergerakan air yang lanjut tidak akan
mampu mengguncang oksigen, meningkatkan oksigen
karena kandungan O2 didalam terlarut dalam air. Dalam
udara jauh lebih banyak. Menurut kegiatan budidaya ikan sifat
penelitian, air murni 1000 cc tersebut penting artinya,
pada suhu kamar mengandung 7 terutama dalam
cc O2, sedangkan udara murni pengangkutan ikan hidup,
suhu pada kamar mengundang pemeliharaan ikan di
210 cc O2. Dari gambaran akuarium, atau pemeliharaan
ikan secara tertutup pada

58
Recyle Sistem. Pada 4. Proses Asimilasi tumbuh-
pengangkutan ikan sebaiknya tumbuhan.
dilakukan pada pagi/sore hari
waktu suhu udara masih Tanaman air yang seluruh
relatif rendah, sehingga batangnya ada didalam air di
goncangan airnya yang waktu siang akan melakukan
terjadi akan mampu proses asimilasi, dan akan
meningkatkan difusi 02 menambah O2 didalam air.
kedalam air. Pada Sedangkan pada malam hari
pemeliharaan ikan tanaman tersebut menggunakan
diakuarium atau pada tempat O2 yang ada didalam air.
yang terbatas, pemberian Pengambilan air O2 didalam air
lampu, yang mengakibatkan disebabkan oleh:
suhu air meningkat, akan • Proses pernafasan binatang
menurunkan kemampuan air dan tanaman air.
mengikat. • Proses pembongkaran
(menetralisasi) bahan-bahan
2. Diperairan umum, pemasukan organik.
oksigen ke dalam air terjadi • Dasar perairan yang bersifat
karena air yang masuk sudah mereduksi, dasar demikian
mengandung oksigen, kecuali itu hanya dapat di tumbuhi
dengan aliran air, mengakibatkan bakteri yang anaerob saja,
gerakan air yang mampu yang dapat menimbulkan
mendorong terjadinya proses hasil pembakaran.
difusi oksigen dari udara ke
dalam air. Menurut Brown (1987)
peningkatan suhu 1o C akan
3. Hujan yang jatuh,secara tidak meningkatkan konsumsi oksigen
langsung akan meningkatkan O2 sekitar 10%. Hubungan antara
di dalam air, pertama suhu air oksigen terlarut dan suhu dapat
akan turun, sehingga dilihat pada Tabel 3.2. yang
kemampuan air mengikat oksigen menggambarkan bahwa semakin
meningkat, selanjutnya bila tinggi suhu, kelarutan oksigen
volume air bertambah dari semakin berkurang.
gerakan air, akibat jatuhnya air
hujan akan mampu
meningkatkan O2 di dalam air.

59
Tabel 3.2. Hubungan antara kadar oksigen terlarut jenuh dan suhu pada
tekanan udara 760 mm Hg (Cole, 1983)

Kadar Kadar Kadar


Suhu ( C)o Oksigen o
Suhu ( C) Oksigen o
Suhu ( C) Oksigen
terlarut terlarut terlarut
(mg/l) (mg/l) (mg/l)

0 14,62 14 10,31 28 7,83


1 14,22 15 10,08 29 7,69
2 13,83 16 9,87 30 7,56
3 13,46 17 9,66 31 7,43
4 13,11 18 9,47 32 7,30
5 12,77 19 9,28 33 7,18
6 12,45 20 9,09 34 7,06
7 12,14 21 8,91 35 6,95
8 11,84 22 8,74 36 6,84
9 11,56 23 8,58 37 6,73
10 11,29 24 8,42 38 6,62
11 11,03 25 8,26 39 6,51
12 10,78 26 8,11 40 6,41
13 10,54 27 7,97

Kadar oksigen terlarut dalam suatu dianalisis dalam kegiatan budidaya


wadah budidaya ikan sebaiknya adalah karbondioksida dalam bentuk
berkisar antara 7 – 9 ppm. gas yang terkandung di dalam air.
Konsentrasi oksigen terlarut ini Gas CO2 memegang peranan
sangat menentukan dalam sebagai unsur makanan bagi semua
akuakultur. Kadar oksigen terlarut tumbuhan yang mempunyai
dalam wadah budidaya ikan dapat chlorophil, baik tumbuh-tumbuhan
ditentukan dengan dua cara yaitu renik maupun tumbuhan tingkat
dengan cara titrasi atau dengan tinggi. Sumber gas CO2 didalam air
menggunakan alat ukur yang disebut adalah hasil pernafasan oleh
dengan DO meter (Dissolved binatang-binatang air dan tumbuh-
Oxygen). tumbuhan serta pembakaran bahan
organik didalam air oleh jasad renik.
Bagian air yang banyak mengandung
CO2 adalah didasar perairan, karena
3.2.2.2. Karbondioksida ditempat itu terjadi proses
pembakaran bahan organik yang
Karbondioksida merupakan salah cukup banyak. Untuk kegiatan
satu parameter kimia yang sangat asimilasi bagi tumbuh-tumbuhan,
menentukan dalam kegiatan jumlah CO2 harus cukup, tetapi bila
budidaya ikan. Karbondioksida yang jumlah CO2 melampaui batas akan
60
kritis bagi kehidupan binatang- basa, dapat mendorong proses
binatang air. Pengaruh CO2 yang pembongkaran bahan organik dalam
terlalu banyak tidak saja terhadap air menjadi mineral-mineral yang
perubahan pH air, tetapi juga bersifat dapat diasimilasikan oleh tumbuh-
racun. Dengan meningkatnya CO2, tumbuhan (garam amonia dan nitrat).
maka O2 dalam air juga ikut Pada perairan yang tidak
menurun, sehingga pada level mengandung bahan organik dengan
tertentu akan berbahaya bagi cukup, maka mineral dalam air tidak
kehidupan binatang air. Kadar CO2 akan ditemukan. Andaikata kedalam
yang bebas didalam air tidak boleh kolam itu kemudian kita bubuhkan
mencapai batas yang mematikan bahan organik seperti pupuk
(lethal), pada kadar 20 ppm sudah kandang, pupuk hijau dsb dengan
merupakan racun bagi ikan dan cukup, tetapi kurang mengandung
mematikan ikan jika kelarutan garam-garam bikarbonat yang dapat
oksigen didalam air kurang dari 5 melepaskan kationnya, maka
ppm (5 mg/l). mineral-mineral yang mungkin
CO2 yang digunakan oleh organisme terlepas juga tidak akan lama berada
dalam air, mula-mula adalah CO2 didalam air itu. Untuk menciptakan
bebas, bila yang bebas sudah habis, lingkungan air yang bagus, pH air itu
air akan melepaskan CO2 yang sendiri harus mantap dulu (tidak
terikat dalam bentuk Calsium banyak terjadi pergoncangan pH air).
bikarbonat maupun Magnesium Ikan rawa seperti sepat siam
bikarbonat. Air yang banyak (Tricogaster pectoralis), sepat jawa
mengandung persediaan Calsium (Tricogaster tericopterus ) dan ikan
atau Magnesium bikarbonat dalam gabus dapat hidup pada lingkungan
jumlah yang cukup, mempunyai pH air 4-9, untuk ikan lunjar kesan
kapasitas produksi yang baik. pH 5-8 ,ikan karper (Cyprinus carpio)
dan gurami, tidak dapat hidup pada
pH 4-6, tapi pH idealnya 7,2.
3.2.2.3. pH Air Klasifikasi nilai pH dapat
dikelompokkan menjadi tiga yaitu :
pH (singkatan dari “ puisance negatif • Netral : pH = 7
de H “ ), yaitu logaritma negatif dari • Alkalis (basa) : 7 < pH < 14
kepekatan ion-ion H yang terlepas • Asam : 0 < pH < 7
dalam suatu perairan dan
mempunyai pengaruh besar Derajat keasaman suatu kolam ikan
terhadap kehidupan organisme sangat dipengaruhi oleh keadaan
perairan, sehingga pH perairan tanahnya yang dapat menentukan
dipakai sebagai salah satu untuk kesuburan suatu perairan. Nilai pH
menyatakan baik buruknya sesuatu asam tidak baik untuk budidaya ikan
perairan. dimana produksi ikan dalam suatu
perairan akan rendah. Pada pH
Pada perairan perkolaman pH air netral sangat baik untuk kegiatan
mempunyai arti yang cukup penting budidaya ikan, biasanya berkisar
untuk mendeteksi potensi antara 7 – 8, sedangkan pada pH
produktifitas kolam. Air yang agak basa juga tidak baik untuk kegiatan

61
budidaya. Pengaruh pH pada komunitas biologi perairan, untuk
perairan dapat berakibat terhadap jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3. Pengaruh pH terhadap komunitas biologi perairan (Effendi, 2000)


Nilai pH Pengaruh Umum
• Keanekaragaman plankton dan benthos mengalami
6,0 – 6,5 sedikit penurunan
• Kelimpahan total, biomassa dan produktivitas tak
mengalami perubahan
• Penurunan nilai keanekaragaman plankton dan
benthos semakin nampak
5,5 – 6,0 • Kelimpahan total, biomassa dan produktivitas masih
belum mengalami perubahan berarti
• Algae hijau berfilamen mulai nampak pada zona
literal
• Penurunan keanekaragaman dan komposisi jenis
plankton, perifiton dan benthos semakin besar
5,0 – 5,5 • Penurunan kelimpahan total dan biomassa
zooplankton dan benthos
• Algae hijau berfilamen semakin banyak
• Proses nitrifikasi terhambat
• Penurunan keanekaragaman dan komposisi jenis
plankton, perifiton dan benthos semakin besar
4,5 – 5,0 • Penurunan kelimpahan total dan biomassa
zooplankton dan benthos
• Algae hijau berfilamen semakin banyak
• Proses nitrifikasi terhambat

Air kolam yang pH nya bergoncang pengangkutan ikan hidup secara


antara 4,5-6,5 masih dapat diperbaiki terbuka, kelebihan CO2 hasil
dengan menambahkan kapur dalam pernafasan ikan yang diangkut tidak
jumlah yang cukup. Agar pH nya jadi masalah, sebab CO2 itu
dapat dinaikan menjadi 8,0 supaya senantiasa masih berkesempatan
pengaruh OH yang rendah bisa menjadi seimbang dengan udara
ditiadakan. Pada umumnya pada terbuka diatasnya, sehingga
pagi hari, waktu air banyak penurunan pH air tidak akan terlalu
mengandung CO2, pH air rendah, buruk bagi ikan. Pada pengangkutan
pada waktu sore hari air kehabisan tertutup upaya mencegah
CO2 untuk asimilasi pH air menjadi penurunan pH air dapat ditambahkan
tinggi. Kondisi pH ini akan sangat larutan buffer seperti Na2HPO4 ,
penting artinya pada pengangkutan sehingga pH yang sedianya akan
ikan hidup secara tertutup dengan turun dapat dicegah. Dengan
pemberian gas O2. Pada demikian waktu pengangkutan ikan

62
dapat diupayakan lebih panjang. menjadi berkurang. Kalcium
Metode penentuan pH air dapat bikarbonat yang terbentuk pada
menggunakan alat pH meter atau pemecahan itu akan mengendap
dengan menggunakan kertas berupa endapan putih didasar
indikator pH. perairan, pada daun-daun tanaman
air dsb. Sebaliknya, apabila
Diperairan asli, pergoncangan pH terbentuk gas CO2 yang banyak
dari yang tinggi ke pH rendah dapat didalam air maka mula-mula pH air
disanggah oleh unsur calsium yang mempunyai kecenderungan untuk
terdapat dalam air asli itu sendiri. turun akan tetapi dengan segera gas
Apabila suatu perairan kadar calsium CO2 yang berkeliaran bebas itu akan
dalam bentuk Ca(HCO3)2 cukup diikat oleh CaC03 yang sulit larut
tinggi, maka daya menyanggah air dalam air tadi. Menurut persamaan
terhadap pergoncangan pH menjadi reaksi:
besar.
Unsur Ca didalam air membentuk CaCO + CO2 + H2O Ca (HCO3)2.
dua macam senyawa yaitu:
1. Senyawa kalsium carbonat Sehingga jumlah CO2 bebasnya
(CaCO3) yang tidak dapat larut akan berkurang, akibatnya pH air
2. Senyawa kalsium bicarbonat atau mempunyai kecenderungan untuk
kalsium hidrogen karbonat naik, sehingga kecenderungan pH
(Ca(HCO3)2) yang dapat larut untuk turun dapat disanggah.
dalam air.
Proses imbangan pH dapat dituliskan
Faktor yang menentukan besar dengan reaksi sebagai berikut :
kecilnya kemampuan penyanggah
pergoncangan asam (pH) adalah Ca (HCO3)2 CaCO3 + CO2 + H2O
banyaknya Ca (HCO3)2 di dalam air.
Jadi jumlah Ca (HCO3 )2 dalam air
Proses terjadinya penyanggahan merupakan salah satu unsur dari
asam didalam air adalah sbb: baik buruknya perairan sebagai
Kalau dalam suatu perairan, CO2 lingkungan hidup.
terambil, maka mula-mula pH air
akan naik, akan tetapi pada saat
yang bersamaan Ca(HCO3)2 yang 3.2.2.4. Bahan Organik dan garam
larut dalam air itu akan pecah mineral dalam air
menurut persamaan sebagai berikut:
Mineral merupakan salah satu unsur
Ca (HCO3)2 Ca CO3 + H2O + CO2 kimia yang selalu ada dalam suatu
perairan, beberapa jenis mineral
Sehingga dalam air itu terjadi antara lain adalah Kalsium (Ca),
pembentukan CO2 yang baru, Pospor (P), Magnesium (Mg),
selanjutnya pH air mempunyai Potassium (K), Sodium (Na), Sulphur
kecenderungan untuk turun lagi. (S), zat besi (Fe), Tembaga (Cu),
Berdasarkan proses tersebut diatas, Mangan (Mn), Seng (Zn), Florin (F),
kadar Ca yang terkandung dalam air Yodium (I) dan Nikel (Ni). Diperairan

63
umum mineral yang diperlukan oleh berwarna kehitaman. Gas itu
phytoplakton senantiasa diperoleh merupakan limiting factor/ faktor
dari pembongkaran bahan-bahan pembatas bagi kesuburan perairan.
organik sisa dari tumbuhan dan Kandungan H2S - 6 mg/ l sudah
binatang yang sudah mati. Di alam dapat membunuh ikan Cyprinus
mineral tersebut berasal dari air yang carpio dalam beberapa jam saja.
masuk, atau adanya penambahan Untuk mencegah timbulnya H2S
pupuk buatan. Pembongkaran bahan dalam kolam biasanya kolam yang
organik dilakukan oleh jasad renik akan digunakan untuk budidaya ikan
yang terdapat didalam air. Pada harus dilakukan pengolahan tanah
umumnya jasad renik ini dasar dan pengeringan. Jenis gas
menghendaki perairan yang pHnya 7 beracun lainnya yang berasal dari
sedikit mendekati basa. pembongkaran bahan organik adalah
Pembongkaran bahan organik ada gas metana.
yang dilakukan secara anaerob
(tidak memerlukan oksigen). Proses Gas Metana ( CH4 ) adalah gas yang
pembongkaran itu juga dipengaruhi bersifat mereduksi dan dikenal
oleh suhu air. sebagai gas rawa. Metana itu timbul
pada proses pembongkaran hidrat
Bahan organik yang larut didalam air arang dari bahan organik yang
belum dapat dimanfaatkan oleh tertimbun dalam perairan. Hidrat
binatang air secara langsung. arang dalam suasana anaerob mula-
Bahan-bahan organik yang mula dibongkar menjadi asam-asam
mengendap di dasar perairan yang karboksilat. Bila suasana air tetap
dangkal dapat dimakan secara anaerob maka asam-asam
langsung oleh berbagai macam karboksilat direduksikan lebih lanjut
binatang benthos (binatang yaang menjadi Metana. Bila gas Metana ini
hidup didasar perairan) seperti siput berhubungan dengan O2 dalam air
vivipar javanica, cacing tubifex, larva sekelilingnya, maka air itu akan
chironomaus dan sebagainya. berkurang O2, dan sebagai hasilnya
Bagian-bagian dari pada lumpur timbullah gas CO2. Pembongkaran
organik demikian yang tidak dapat dalam suasana anaerob juga dapat
dicernakan, menyisa sebagai detritus dilakukan oleh ragi
di dasar perairan. Jumlah bahan (Saccharomyces), hasil
organik yang terdapat dalam suatu pembongkaran itu adalah alkohol
perairan dapat digunakan sebagai dan lebih lanjut lagi menjadi asam
salah satu indikator banyak tidaknya cuka (asam asetat ) oleh bakterium
mineral yang dapat dibongkar kelak. aceti. Kandungan bahan organik
Bila suasana perairan anaerob, dalam air sangat sulit untuk
maka protein-protein yang menang ditentukan yang biasa disebut
mengandung belerang dapat dengan kandungan total bahan
dibongkar oleh bakteri anaerob organik (Total Organic Matter/TOM).
(diantaranya adalah Bakterium
vulgare). Hasil pembongkaran
tersebut adalah gas hidrogen sulfida
(H2S) dan ditandai bau busuk, air

64
3.2.2.5. Nitrogen 2NH3 + 3O2 2HNO2 + H2O

Nitrogen didalam perairan dapat Bila perairan tersebut cukup


berupa nitrogen organik dan nitrogen mengandung kation-kation maka
anorganik. Nitrogen anorganik dapat asam nitrit yang terbentuk itu dengan
berupa ammonia (NH3), ammonium segera dapat dirubah menjadi
(NH4), Nitrit (NO2), Nitrat (NO3) dan garam-garam nitrit, oleh bakteri
molekul Nitrogen (N2) dalam bentuk Nitrobacter atau Nitrosomonas,
gas. Sedangkan nitrogen organik garam-garam nitrit itu selanjutnya
adalah nitrogen yang berasal bahan dikerjakan lebih lanjut menjadi
berupa protein, asam amino dan garam-garam nitrit, reaksinya
urea. Bahan organik yang berasal sebagai berikut:
dari binatang yang telah mati akan
mengalami pembusukan mineral 2NaNO2+O2 2NaNO3
yang terlepas dan utama adalah
garam-garam nitrogen (berasal dari Garam-garam nitrit itu penting
asam amino penyusun protein). sebagai mineral yang diasimilasikan
Proses pembusukan tadi mula-mula oleh tumbuh-tumbuhan hijau untuk
terbentuk amoniak (NH3) sebagai menyusun asam amino kembali
hasil perombakan asam amino oleh dalam tubuhnya, untuk menbentuk
berbagai jenis bakteri aerob dan protoplasma itu selanjutnya
anaerob. Pembongkaran itu akan tergantung pada nitrit, phitoplankton
menghasilkan suatu gas CO2 bebas, itu selanjutnya menjadi bahan
menurut persamaan reaksinya makanan bagi organisme yang lebih
adalah: tinggi. Nitrit tersebut pada suatu saat
dapat dibongkar lebih lanjut oleh
R. CH.NH2. COOH +O2 bakteri denitrifikasi (yang terkenal
R. COOH + NH3 + CO2 yaitu Micrococcus denitrifikan),
bakterium nitroxus menjadi nitrogen-
Berdasarkan reaksi kimia tersebut nitrogen bebas, reaksinya sebagai
dapat diperlihatkan bahwa kolam berikut:
yang dipupuk dengan pupuk
kandang/hijau yang masih baru 5 C6H12O0 + 24 HNO3
dalam jumlah banyak dan langsung 24 H2 CO3 + 6 CO3 +18 H2O +12 N2
ditebarkan benih ikan kedalam
kolam, biasanya akan terjadi Agar supaya phitoplankton dapat
mortalitas yang tinggi pada ikan tumbuh dan berkembang biak
karena kebanyakan gas CO2 . Bila dengan subur dalam suatu perairan,
keadaan perairan semakin buruk, paling sedikit dalam air itu harus
sehingga O2 dalam air sampai habis, tersedia 4 mg/l nitrogen (yang
maka secara perlahan proses diperhitungkan dari kadar N dalam
pembongkaran bahan organik akan bentuk nitrat), bersama dengan 1
diambil oleh bakteri lain yang mg/l P dan 1 mg/l K.
terkenal ialah Nitrosomonas menjadi
senyawa nitrit. Reaksi tersebut Bila kadar NH3 hasil pembongkaran
sebagai berikut: bahan organik di dalam air terdapat

65
dalam jumlah besar, yang beracun bagi ikan budidaya, tetapi
disebabkan proses pembongkaran jika dalam bentuk amonium tidak
protein terhenti sehingga tidak begitu berbahaya pada media
terbentuk nitrat sebagai hasil akhir, akuakultur. Amonia yang ada dalam
maka air tersebut disebut “sedang wadah budidaya dapat diukur dan
mengalami pengotoran (Pollution)”. biasanya dalam bentuk ammonia
Kadar N dalam bentuk NH3 dipakai total. Menurut Boyd (1988), terdapat
juga sebagai indikator untuk hubungan antara kadar ammonia
menyatakan derajat polusi. Kadar 0,5 total dengan ammonia bebas pada
mg/l merupakan batas maksimum berbagai pH dan suhu yang dapat
yang lazim dianggap sebagai batas dilihat pada Tabel 3.4. Pada tabel
untuk menyatakan bahan air itu tersebut memperlihatkan daya racun
“unpolluted”. Ikan masih dapat hidup ammonia yang akan meningkat
pada air yang mengandung N 2 mg/l. dengan meningkatnya kadar pH dan
Batas letal akan tercapai pada kadar suhu terhadap organisme perairan
5 mg/l. Di perairan kolam nitrogen termasuk ikan.
dalam bentuk amonia sangat

Tabel 3.4. Persentase (%) ammonia bebas (NH3) terhadap ammonia total
(Boyd, 1988)

pH 26oC 28oC 30oC 32oC


7,0 0,60 0,70 0,81 0,95
7,2 0,95 1,10 1,27 1,50
7,4 1,50 1,73 2,00 2,36
7,6 2,35 2,72 3,13 3,69
7,8 3,68 4,24 4,88 5,72
8,0 5,71 6,55 7,52 8,77
8,2 8,75 10,00 11,41 13,22
8,4 13,20 14,98 16,96 19,46
8,6 19,42 21,83 24,45 27,68
8,8 27,64 30,68 33,90 37,76
9,0 37,71 41,23 44,84 49,02
9,2 48,96 52,65 56,30 60,38
9,4 60,33 63,79 67,12 70,72
9,6 70,67 73,63 76,39 79,29
9,8 79,25 81,57 83,68 85,85
10,0 85,82 87,52 89,05 90,58
10,2 90,56 91,75 92,80 93,84

Kadar amonia yang dapat


mematikan ikan budidaya jika dalam

66
wadah budidaya mengandung 0,1 – Menurut Schimittou (1991), perairan
0,3 ppm. Oleh karena itu sebaiknya dengan alkalinitas yang rendah
kadar amonia didalam wadah (misal kurang dari 15 mg/l) tidak
budidaya ikan tidak lebih dari 0,2 diinginkan dalam akuakultur karena :
mg/l (ppm). Kadar amonia yang • Perairan tersebut sangat asam
tinggi ini diakibatkan adanya sehingga performansi produksi
pencemaran bahan organik yang ikan (Kesehatan umum dan
berasal dari limbah domestik, industri kelangsungan hidup,
dan limpasan pupuk pertanian. pertumbuhan, hasil dan efisiensi
pakan) dipengaruhi secara
negatif.
3.2.2.6. Alkalinitas dan • Produksi phytoplankton dibatasi
kesadahan oleh ketidakcukupan CO2 dan
HCO3 yang cenderung
Alkalinitas menggambarkan jumlah menyebabkan rendahnya
basa (alkali) yang terkandung dalam kelarutan oksigen dan bisa
air, sedangkan alkalinitas total mengakibatkan kematian
adalah konsentrasi total dari basa plankton.
yang terkandung dalam air yang • Pada tanah-tanah asam dapat
dinyatakan dalam ppm setara menyerap fosfor yang akan
dengan kalsium karbonat. Total mereduksi efek pemupukan pada
alkalinitas biasanya selalu dikaitkan tingkat produksi akuakultur
dengan pH karena pH air ini akan sistem ekstensif, tingkat
menunjukkan apakah suatu perairan pemupukan ekstensif dan
itu asam atau basa. Alkalinitas juga pemupukan intensif.
disebut dengan Daya Menggabung • Fluktuasi pada pH dan faktor-
Asam (DMA) atau buffer/penyangga faktor yang berhubungan dapat
suatu perairan yang dapat menyebabkan ketidakstabilan
menunjukkan kesuburan suatu mutu air yang dapat
perairan tersebut. Sedangkan menyebabkan ikan stres.
kesadahan menggambarkan • Pada tingkat pH yang ekstrem
kandungan Ca, Mg dan ion-ion yang dapat menyebabkan kondisi-
terlarut dalam air. Berdasarkan kondisi stres masam pada pagi
Effendi (2000) Nilai alkalinitas hari dan kondisi stres alkalin
berkaitan jenis perairan yaitu pada senja hari.
perairan dengan nilai alkalinitas
kurang dari 40 mg/l CaCO3 disebut Untuk meningkatkan kandungan
sebagai perairan lunak (Soft water), alkalinitas total pada kolam
sedangkan perairan yang nilai pemeliharaan ikan dapat digunakan
alkalinatasnya lebih dari 40 mg/l kapur pertanian. Oleh karena itu
CaCO3 disebut sebagai perairan dalam kolam pemeliharaan ikan
keras (Hard water). Perairan dengan sebelum digunakan dilakukan proses
nilai alkalinitas yang tinggi lebih pengapuran dengan menggunakan
produkstif daripada dengan perairan beberapa jenis batu kapur yang
yang nilai alkalinitasnya rendah.

67
disesuaikan dengan kualitas tanah 3. Nannoplankton atau
dasar kolam pemeliharaan. microplankton (dapat lolos
dengan plankton net diatas).

3.2.3. Sifat Biologi Berdasarkan tempat hidupnya dan


daerah penyebarannya, plankton
dapat merupakan :
Parameter biologi dari kualitas air
• Limnoplankton (plankton air
yang biasa dilakukan pengukuran
tawar/danau)
untuk kegiatan budidaya ikan adalah
tentang kelimpahan plankton, • Haliplankton (hidup dalam air
benthos dan perifiton sebagai asin)
organisme air yang hidup di perairan • Hypalmyroplankton (khusus
dan dapat digunakan sebagai pakan hidup di air payau)
alami bagi ikan budidaya. Kajian • Heleoplankton (khusus hidup
secara detail dari ketiga aspek dalam kolam-kolam)
tersebut akan dibahas pada Bab 6. • Petamoplankton atau
Kelimpahan plankton yang terdiri dari rheoplankton (hidup dalam air
phytoplankton dan zooplankton mengalir, sungai)
sangat diperlukan untuk mengetahui
kesuburan suatu perairan yang akan
dipergunakan untuk kegiatan 3.3. Pengukuran Kualitas
budidaya. Plankton sebagai air Budidaya Ikan
organisme perairan tingkat rendah
yang melayang-layang di air dalam Parameter kualitas air yang dapat
waktu yang relatif lama mengikuti digunakan untuk keperluan
pergerakan air. Plankton pada perikanan dan peternakan di
umumnya sangat peka terhadap Indonesia sudah dibuat Peraturan
perubahan lingkungan hidupnya Pemerintah Republik Indonesia
(suhu, pH, salinitas, gerakan air, Nomor 20 Tahun 1990, tanggal 5
cahaya matahari dll) baik untuk Juni 1990 tentang Pengendalian
mempercepat perkembangan atau Pencemaran Air. Dalam peraturan
yang mematikan. tersebut dibuat kriteria kualitas air
berdasarkan golongan yaitu
Berdasarkan ukurannya, plankton Golongan A adalah kriteria kualitas
dapat dibedakan sebagai berikut : air yang dapat digunakan sebagai air
1. Macroplankton (masih dapat minum secara langsung tanpa
dilihat dengan mata telanjang/ pengolahan terlebih dahulu,
biasa/tanpa pertolongan Golongan B adalah kriteria kualitas
mikroskop). air yang dapat digunakan sebagai air
2. Netplankton atau mesoplankton baku air minum, Golongan C adalah
(yang masih dapat disaring oleh kriteria kualitas air yang dapat
plankton net yang mata netnya digunakan untuk keperluan
0,03 - 0,04 mm). Perikanan dan Peternakan,
Golongan D adalah kriteria kualitas
air yang dapat digunakan untuk

68
keperluan pertanian, dapat peraturan tersebut kriteria kualitas air
dimanfaatkan untuk usaha untuk perikanan dapat dilihat pada
perkotaan, industri dan pembangkit Tabel 3.5.
listrik tenaga air. Berdasarkan

Tabel 3.5. Kriteria kualitas air Golongan C

Kadar
No. Parameter Satuan Ket.
maksimum

Kimia Anorganik
1. Air raksa mg/l 0.002
2. Ammoniak bebas mg/l 0,02
3. Arsen mg/l 1
4. Fluorida mg/l 1,5
5. Kadmium mg/l 0,01
6. Klorin bebas mg/l 0,003
7. Kromium, valensi 6 mg/l 0,05
8. Nitrit, sebagai N mg/l 0,06
9. Oksigen terlarut (DO) mg/l - >3
10. pH - 6–9
11. Selenium mg/l 0,05
12. Seng mg/l 0,02
13. Sianida mg/l 0,02
14. Sulfida sebagai H2S mg/l 0,002
15. Tembaga mg/l 0,02
16. Timbal mg/l 0,03

Kimia organik
1. BHC mg/l 0,21
2. DDT mg/l 0,002
3. Endrin mg/l 0,004
4. Fenol mg/l 0,001
5. Minyak dan lemak mg/l 1
6. Organofosfat dan karbonat mg/l 0,1
7. Senyawa aktif biru metilen mg/l 0,2
(Surfaktan)

Radioaktivitas
1. Aktivitas Alfa (Gross Alpha Activity) Bq/l 0,1
2. Aktivitas beta (Gross Beta Activity) Bq/l 1,0

Keterangan : Bq : Bequerel

69
Berdasarkan Tabel 3.6 diatas Parameter kualitas air itu dapat
tersebut jika akan melakukan dilakukan pengukuran dengan
kegiatan budidaya ikan maka harus menggunakan beberapa peralatan
dilakukan pengukuran beberapa pengukuran. Untuk lebih jelasnya
parameter kualitas air pada air yang dapat dilihat pada Tabel 3.6.
akan digunakan untuk budidaya.

Tabel 3.6. Parameter kualitas air untuk budidaya ikan dan peralatan
pengukuran yang dapat digunakan.

Nilai kisaran untuk


No. Parameter Peralatan Pengukuran
Budidaya Ikan

Aspek Fisik
1. Suhu 20 – 30 oC Termometer
2. Kecerahan > 10 cm Secchi Disc
3. Kekeruhan 25 – 400 JTU Turbiditymeter
4. Salinitas Air tawar 0 – 5 o/oo Salinometer/
Air payau 6 – 29 o/oo Refraktometer
Air tawar 30 – 35 o/oo

5. Debit air Air deras 50 l/dt Current meter


Air tenang 0,5 – 5 l/dt

Aspek Kimia
1. Oksigen terlarut 5 – 6 ppm DO meter/Metode Winkler
2. Karbondioksida Max 25 ppm CO meter/Metode Titrasi
3. pH 6,5 – 8 pH meter/Kertas Lakmus
4. Alkalinitas 50 – 500 ppm CaCO3
5. Kesadahan 3 – 15 dH dH meter
6. Ammonia < 1,5 ppm Spektrofotometer
7. H2S < 0,1 ppm Spektrofotometer
8. Nitrit < 0,2 ppm Spektrofotometer
9. Nitrat 0 – 1,5 ppm Spektrofotometer
10. Phosphat < 0,02 ppm Spektrofotometer

Aspek Biologi
1. Kelimpahan Plankton Sesuai kebutuhan Planktonnet/
2. Kelimpahan Benthos Haemocytometer
3. Kelimpahan Perifiton Ekman Dredge

Peralatan-peralatan yang dapat


digunakan untuk mengukur
parameter kualitas air dapat dilihat
pada Gambar . 3.1 sampai dengan
Gambar 3.12.

70
Gambar 3.1. Termometer Gambar 3.2. Secchi disc

Gambar 3.3. Salinometer Gambar 3.4. Refraktometer

Gambar 3.5. Flow meter Gambar 3.6. DO meter

71
Gambar 3.7. pH meter Gambar 3.8. Kertas lakmus

Gambar 3.9. Planktonnet Gambar 3.10. Haemocytometer

Gambar 3.11 Ekman dredge Gambar 3.12. Spektrofotometer

72
BAB IV. PENGEMBANGBIAKAN IKAN

Pengembangbiakan
yang menjamin keunggulan setiap
ikan meru- jenis ikan. Induk ikan yang unggul
pada setiap kegiatan usaha budidaya
pakan salah satu kegiatan dari
ikan dapat berasal dari hasil
proses budidaya ikan. Ikan yang
budidaya atau menangkap ikan di
akan dibudidayakan harus dapat
alam. Karakteristik induk yang
tumbuh dan berkembang biak agar
unggul untuk setiap jenis ikan sangat
kontinuitas produksi budidaya dapat
berbeda. Hal-hal yang sangat
berkelanjutan. Dalam bab ini akan
penting untuk diperhatikan oleh para
dibahas beberapa materi yang terkait
pembudidaya ikan dalam melakukan
dalam proses pengembangbiakan
seleksi induk agar tidak terjadi
ikan antara lain adalah seleksi induk,
penurunan mutu induk antara lain
pemijahan, penetasan telur, pemeli-
adalah :
haraan larva dan benih ikan,
pembesaran ikan dan pemanenan. • Mengetahui asal usul induk
• Melakukan pencatatan data
tentang umur induk, masa
reproduksi dan waktu pertama
4.1. SELEKSI INDUK
kali dilakukan pemijahan sampai
usia produktif.
Seleksi induk merupakan tahap awal
• Melakukan seleksi induk
dalam kegiatan budidaya ikan yang
berdasarkan kaidah genetik
sangat menentukan keberhasilan
produksi. Dengan melakukan seleksi • Melakukan pemeliharaan calon
induk yang benar akan diperoleh induk sesuai dengan proses
induk yang sesuai dengan kebutuhan budidaya sehingga kebutuhan
sehingga produktivitas usaha nutrisi induk terpenuhi.
budidaya ikan optimal. Seleksi induk • Mengurangi kemungkinan
ikan budidaya dapat dilakukan perkawinan sedarah
secara mudah dengan Untuk meningkatkan mutu induk
memperhatikan karakter fenotipenya yang akan digunakan dalam proses
atau dengan melakukan program budidaya maka induk yang akan
breeding untuk meningkatkan nilai digunakan harus dilakukan seleksi.
pemuliabiakan ikan budidaya. Seleksi ikan bertujuan untuk
memperbaiki genetik dari induk ikan
Induk ikan yang unggul akan yang akan digunakan. Oleh karena
menghasilkan benih ikan yang itu dengan melakukan seleksi ikan
unggul. Di Indonesia saat ini belum yang benar akan dapat memperbaiki
ada tempat sebagai pusat induk ikan genetik ikan tersebut sehingga dapat
melakukan pemuliaan ikan. Tujuan
73
dari pemuliaan ikan ini adalah Poliploidisasi, level sel misalnya
menghasilkan benih yang unggul dengan melakukan transplantasi
dimana benih yang unggul tersebut sel.
diperoleh dari induk ikan hasil seleksi 3. Rekayasa faktor eksternal dan
agar dapat meningkatkan internal yaitu menggabungkan
produktivitas. antara kedua rekayasa eksternal
dan internal.
Produktivitas dalam budidaya ikan
dapat ditingkatkan dengan beberapa Oleh karena itu agar dapat
cara yaitu : memperoleh produktivitas yang tinggi
1. Ekstensifikasi yaitu mening- dalam budidaya ikan harus dilakukan
katkan produktivitas hasil seleksi terhadap ikan yang akan
budidaya dengan memperluas digunakan. Seleksi menurut Tave
lahan budidaya. (1995) adalah program breeding
2. Intensifikasi yaitu meningkatkan yang memanfaatkan phenotipic
produktivitas hasil dengan variance (keragaman fenotipe) yang
meningkatkan hasil persatuan diteruskan dari tetua kepada
luas dengan melakukan keturunannya. Keragaman fenotipe
manipulasi terhadap faktor merupakan penjumlahan dari
internal dan eksternal. keragaman genetik, keragaman
lingkungan dan interaksi antara
Dengan bertambahnya jumlah variasi lingkungan dan genetik.
penduduk sepanjang tahun dan Seleksi merupakan aplikasi genetik
jumlah lahan budidaya yang tidak dimana informasi genetik dapat
akan bertambah jumlahnya, maka digunakan untuk melakukan seleksi.
untuk meningkatkan produktivitas Seleksi ikan yang paling mudah
budidaya masa yang akan datang dilakukan oleh para pembudidaya
lebih baik menerapkan budidaya ikan ikan adalah melakukan seleksi
yang intensif dengan memperhatikan fenotipe dibandingkan dengan
aspek ramah lingkungan. Program seleksi genotipe. Seleksi fenotipe
intensifikasi dalam bidang budidaya dapat dikelompokkan menjadi dua
ikan dapat dilakukan antara lain yaitu seleksi fenotipe kualitatif dan
adalah : seleksi fenotipe kuantitatif. Menurut
1. Rekayasa faktor eksternal yaitu Tave (1986), seleksi fenotipe
lingkungan hidup ikan dan pakan, kualitatif adalah seleksi ikan
contoh yang sudah dapat berdasarkan sifat kualitatif seperti
diaplikasikan adalah budidaya misalnya warna tubuh, tipe sirip, pola
ikan pada kolam air deras dan sisik ataupun bentuk tubuh dan
membuat pakan ikan ramah bentuk punggung dan sebagainya
lingkungan. yang diinginkan. Fenotipe kualitatif
2. Rekayasa faktor internal yaitu ini merupakan sifat yang tidak dapat
melakukan rekayasa terhadap diukur tetapi dapat dibedakan dan
genetik ikan pada level gen dikelompokkan secara tegas. Sifat ini
misalnya transgenik, level dikendalikan oleh satu atau
kromosom misalnya beberapa gen dan sedikit atau tidak
Gynogenesis, Androgenesis, dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
74
Sedangkan seleksi fenotipe gradasi dari yang rendah sampai
kuantitatif adalah seleksi terhadap yang tinggi (kontinu). Karakter
penampakan ikan atau sifat yang kuanlitatif ditentukan ole satu atau
dapat diukur, dikendalikan oleh dua gen saja sedangkan karakter
banyak pasang gen dan dipengaruhi kuantitatif disebabkan oleh banyak
oleh lingkungan. Adapun ciri-ciri atau gen (tiga atau lebih). Dengan
parameter yang dapat diukur antara melakukan seleksi maka akan
lain adalah panjang tubuh, bobot, menghasilkan suatu karakter yang
persentase daging, daya hidup, mempunyai nilai ekonomis penting
kandungan lemak, protein, dan karakter fenotipe yang terbaik
fekunditas dan lain sebagainya. sesuai dengan keinginan para
pembudidaya.
Fenotipe adalah bentuk luar atau
bagaimana kenyataannya karakter Untuk mendapatkan induk ikan yang
yang dikandung oleh suatu individu unggul dilakukan program seleksi
atau fenotipe adalah setiap dengan menerapkan beberapa
karakteristik yang dapat diukur atau program pengembangbiakan antara
sifat nyata yang dipunyai oleh lain dengan kegiatan selective
organisme. Fenotipe merupakan breeding, hibridisasi/outbreeding/
hasil interaksi antara genotipe dan crossbreeding, inbreeding, mono-
lingkungan serta interaksi antara seks/seks reversal atau kombinasi
genotipe dan lingkungan serta beberapa program breeding. Dalam
merupakan bentuk luar atau sifat- bab ini akan dibahas semua program
sifat yang tampak. Menurut Yatim breeding tersebut sehingga dalam
(1996), genotipe menentukan budidaya ikan akan diperoleh hasil
karakter sedangkan lingkungan baik induk dan benih yang unggul.
menetukan sampai dimana tercapai Induk yang unggul akan
potensi itu. Fenotipe tidak bisa menghasilkan benih yang unggul
melewati kemampuan atau potensi sehingga dengan memelihara benih
genotipe. Yang dimaksud dengan unggul proses budidaya akan
karakter itu adalah sifat fisik dan menguntungkan dengan melihat laju
psikis bagian-bagian tubuh atau pertumbuhan ikan yang optimal
jaringan. Karakter diatur oleh banyak sehingga produktivitas budidaya ikan
macam gen, atau satu gen saja. akan meningkat.
Berhubung dengan banyaknya gen
yang menumbuhkan karakter maka 4.1.1. Selective breeding
dibuat dua kelompok karakter yaitu
karakter kualitatif dan karakter Selective breeding adalah suatu
kuantitatif. Karakter kualitatif adalah program breeding yang mencoba
karakter yang dapat dilihat ada atau untuk memperbaiki nilai
tidaknya suatu karakter. Karakter ini pemuliabiakan (breeding value) dari
tidak dapat diukur atau dibuat suatu populasi dengan melakukan
gradasi (diskontinyu). Sedangkan seleksi dan perkawinan hanya pada
karakter kuantitatif adalah karakter ikan-ikan yang terbaik. Hasil yang
yang dapat diukur nilai atau akan diperoleh adalah induk yang
derajatnya, sehingga ada urutan terseleksi yang mempunyai
75
karakteristik lebih baik dari populasi yang berasal dari satu bapak dengan
sebelumnya. Selective breeding beberapa induk betina (Half sib),
menurut Tave (1995) dapat karena pada ikan satu induk jantan
dilakukan dengan dua cara yaitu : dapat membuahi lebih dari satu
1. Seleksi individu/massa induk betina, maka anak-anak yang
2. Seleksi famili dihasilkan dari bapak yang sama
dengan induk betina yang berbeda
Pada ikan teknik seleksi dapat ini disebut dengan saudara tiri
dilakukan dengan menggunakan dua sebapak. Sedangkan setiap
metode yaitu seleksi massa/individu keluarga/famili yang berasal dari satu
dan seleksi famili. Seleksi induk bapak dengan satu induk disebut
secara individu ini disebut juga saudara sekandung (full sib), dan
dengan seleksi massa. Seleksi pada ikan budidaya ada juga yang
massa/individu adalah seleksi yang melakukan perkawinan dimana satu
dilakukan dengan memilih individu- jantan hanya membuahi satu induk
individu dengan performan terbaik. betina. Seleksi famili dapat
Seleksi ini merupakan teknik seleksi diterapkan untuk ikan jika nilai
yang paling sederhana dengan biaya heritabilitas ikan tersebut lebih kecil
lebih murah dibandingkan seleksi atau sama dengan 0,15. Seleksi
lainnya. Hal ini dikarenakan pada famili merupakan alternatif seleksi
seleksi individu hanya memerlukan yang dapat dilakukan apabila
fasilitas dan peralatan sedikit (kolam, pengaruh lingkungan sulit dikontrol.
jaring, hapa dan lain-lain), Dalam seleksi famili ada dua jenis
pencatatan data lebih singkat seleksi yaitu seleksi dalam famili
sehingga akan lebih mudah (within-family) dan seleksi diantara
dilakukan. Seleksi individu dapat famili (between family). Seleksi within
diterapkan pada ikan nila jika nilai family sebaiknya diterapkan untuk
heritabilitas ikan nila ini lebih besar seleksi pertumbuhan pada ikan ,
dari 0,25, waktu pemijahan harus karena masing-masing famili
bersamaan dan culling top 5 – 10% dipelihara pada kolam terpisah dan
(Tave, 1995). Induk yang baik secara ikan dengan pertumbuhan terbaik
alami dapat dihasilkan melalui dipilih dari masing-masing famili,
seleksi secara ketat dan tepat sehingga semua famili akan terwakili.
terhadap sekelompok ikan, Cara ini dilakukan merupakan salah
pengalaman menunjukan bahwa satu cara untuk mengantisipasi
untuk mendapatkan induk 50 ekor adanya perbedaan umur akibat tidak
yang sesuai kriteria diperlukan 2000 terjadinya proses pemijahan secara
ekor calon induk. serempak. Dari hasil penelitian pada
ikan nila, diantara ketiga teknik
Seleksi famili adalah seleksi dengan
seleksi yaitu seleksi individu, seleksi
mempergunakan performans dari
within family dan between family,
saudaranya baik saudara tiri
ternyata seleksi within family lebih
sebapak (half sib) atau saudara
efisien hasilnya dibandingkan
sekandung (full sib). Saudara tiri
dengan seleksi individu atau
sebapak adalah keluarga (famili)
between family.
yang dibentuk oleh sekelompok anak

76
Pada saat akan membudidayakan Nilai heritabilitas satu berarti karakter
ikan setiap pembudidaya harus yang diwariskan kepada
sudah memahamii karakter fenotipe keturunannya seluruhnya diakibatkan
setiap individu ikan yang akan oleh keragaman genetik tidak ada
dibudidayakan dengan pengaruh lingkungan. Nilai
memperhatikan ciri-ciri morfologinya. heritabilitas nol berarti karakter yang
Ciri-ciri morfologi setiap ikan diwariskan kepada keturunannya
budidaya yang harus diamati adalah seluruhnya diakibatkan oleh
karakter morfometrik dan karakter keragaman lingkungan tidak ada
meristik. Karakter morfometrik pengaruh genetik. Nilai heritabilitas
adalah bentuk tubuh dari setiap ikan ini dapat dikelompokkan menjadi tiga
budidaya seperti panjang total tubuh, yaitu rendah mempunyai nilai antara
panjang standar, panjang kepala, 0–0,1, medium mempunyai nilai
tinggi badan dan lain-lain, sedangkan antara 0,1–0,3 dan tinggi mempunyai
karakter meristik yang dapat diukur nilai antara 0,3 – 1,0.
antara lain adalah jumlah sisik pada
linea lateralis, jumlah jari-jari sirip Selain itu dalam tabel tersebut
punggung, jumlah jari-jari lemah sirip terdapat istilah asynchronous
dada, jumlah jari-jari lemah sirip spawning, istilah ini merupakan salah
perut, jumlah jari-jari sirip dubur, satu kelompok strategi dalam
jumlah tapis insang pada lengkung reproduksi ikan dimana ada tiga
insang bagian luar (gill racker), strategi reproduksi ikan yaitu
jumlah vertebrae dan jumlah tulang synchronous spawning, synchronous
rusuk. Dengan memahami karakter- spawning kelompok dan
karakter yang harus dipunyai oleh asynchronous spawning.
induk ikan yang unggul berdasarkan Synchronous spawning berarti
karakteristik setiap jenis ikan. proses pemijahan ikan dalam
reproduksi dilakukan dengan cara
Menurut Tave (1995) perbandingan semua telur dipijahkan dan induk
strategi keuntungan serta kerugian ikan akan mati, contohnya pada ikan
dari seleksi individu (A), seleksi salmon. Synchronous spawning
within family (B) dan seleksi between kelompok adalah kelompok ikan
family (C) dapat dilihat pada Tabel yang dapat memijah berkali-kali
4.1. tetapi pemijahannya ini masih
Dalam tabel 4.1 tersebut ada huruf
h2, huruf ini berarti heritabilitas.
Heritabilitas dapat dilakukan
pengukuran yang bertujuan untuk
mengetahui besarnya keragaman
fenotipe yang diakibatkan oleh aksi
genotipe atau menggambarkan
tentang persentase keragaman
fenotipe yang diwariskan dari induk
kepada keturunannya. Nilai
heritabilitas dinotasikan dengan
angka, yang berkisar antara 0 – 1.
77
Tabel 4.1. Perbandingan strategi, keuntungan dan kerugian dari seleksi individu (A), seleksi within family (B) dan
seleksi between family (C) (Tave, 1985)

Tipe Strategi Keuntungan Kerugian

A Memilih individu yang terbaik, Terbaik ketika h2 ≥ 0,25,murah, dapat Tidak efektif ketika h2 ≤ 0,15, sehingga
hubungan famili tidak penting dilakukan dengan sedikit kolam, relative sangat sukar untuk memilih ikan yang
mudah untuk menggunakan 2-3 fenotipe, terbaik, asynchronous spawning dan
seluruh ikan yang besar terseleksi, menyebabkan masalah.
mudah untuk menahan populasi breeding,
data yang dibutuhkan sedikit jumlah data
yang dikumpulkan sedikit

B Memilih individu yang terbaik Terbaik ketika h2 ≤ 0,15 dan Moderatly expensive, membutuhkan
dari setiap famili mempengaruhi Ve famili daripada banyak kolam, sukar untuk
individu, dapat digunakan dengan menggabungkan 2-3 fenotipe, ikan kecil
asynchronous spawning, mudah untuk dapat menjadi induk ikan yang terpilih,
memelihara populasi breeding yang membutuhkan banyak data dan banyak
besar, sedikit mahal daripada between data yang harus dikumpulkan.
famili.

C Memilih famili yang terbaik Terbaik ketika h2 ≤ 0,15 dan Sangat mahal, membutuhkan banyak
berdasarkan nilai rata-rata mempengaruhi Ve individu daripada kolam, sukar untuk menggabungkan 2-3
famili, nilai individual tidak famili, dapat dipergunakan ketika ikan fenotipe, ikan kecil dapat menjadi induk
dipertimbangkan harus dimatikan terpilih dapat mengakibatkan terjadinya
inbreeding, membutuhkan banyak data
dan banyak data yang dikumpulkan.

78
tergantung pada musim pemijahan, dari pemijahan satu pasang
misalnya ikan patin, ikan bawal. induk ikan diperoleh benih ikan
Sedangkan asynchronous spawning sebanyak 200 – 300 ekor, maka
adalah kelompok ikan yang dapat harus selalu dilakukan
memijah berkali-kali dan tidak pemantauan pertumbuhan benih
tergantung pada musim pemijahan ikan tersebut.
karena proses perkembangan 3. Membuat kurva pertumbuhan
oositnya selalu ada, contoh jenis ikan dari data pertumbuhan benih ikan
kelompok ini adalah ikan nila. dan lakukan pemanenan pada
individu yang terbaik sebanyak
Program selective breeding di 5–10% dari ukuran populasi yang
lakukan untuk memperbaiki karakter tertinggi nilai pertumbuhannya.
fenotipe terutama laju pertumbuhan. 4. Benih ikan yang terpilih pada
Laju pertumbuhan yang tinggi pada tahap ketiga tersebut dipelihara
populasi ikan budidaya akan secara terpisah sebagai calon
meningkatkan produksi ikan yang induk yang akan digunakan untuk
dibudidayakan dan biasanya proses pemijahan selanjutnya.
berkaitan dengan peningkatan dalam Menurut Tave (1995) dalam
produksi pakan bila ikan yang program seleksi individu akan
dibudidayakan mengkonsumsi pakan diperoleh induk yang unggul
buatan. Dengan produktivitas yang dengan melakukan perkawinan
tinggi dalam budidaya ikan maka pada populasi terpilih sebanyak
pendapatan para pembudidaya ikan empat generasi.
akan meningkat. Dengan melakukan 5. Dari calon induk yang dipelihara
seleksi ikan berdasarkan selective pada tahap keempat akan
breeding ini akan diperoleh individu diperoleh induk ikan yang dapat
ikan yang mempunyai karakter digunakan untuk proses
fenotipe terbaik sehingga dapat pemijahan selanjutnya , dan akan
meningkatkan laju pertumbuhan diperoleh larva dan benih ikan.
pada saat dibudidayakan. Kemudian proses selanjutnya
dilakukan pemeliharaan sampai
Prosedur yang harus dilakukan bagi diperoleh kurva pertumbuhan
para pembudidaya yang akan dan lakukan pemilihan dari
melakukan seleksi individu dengan populasi individu sebanyak 5 –
strategi memilih individu yang terbaik 10% dari populasi yang terbaik
dalam suatu populasi adalah sebagai yang mempunyai ukuran
berikut : tertinggi. Lakukan kegiatan
1. Dalam suatu usaha budidaya tersebut sampai empat generasi
ikan jika akan melakukan dan akan diperoleh calon induk
program seleksi individu minimal yang telah terseleksi secara
harus mempunyai 25 pasang individu
induk yaitu 25 ekor induk jantan
dan 25 ekor induk betina. Berikut ini adalah contoh seleksi
2. Melakukan pemijahan ikan dan calon induk pada ikan nila meliputi
mengamati pertumbuhan ikan beberapa kriteria yaitu :
dari setiap pasangan. Misalnya
79
• Tingkat pertumbuhan ikan, calon akan diperoleh famili sebanyak
induk mempunyai tingkat 32 yaitu 1 jantan dapat
pertumbuhan yang paling cepat membuahi 4 betina sehingga
diantara kelompok ikan. satu jantan dapat membuat famili
• Warna ikan nila yang masih halfsib dan full sib sebanyak 32
mempunyai tingkat kemurnian famili fullsib dan 8 famili haflsib
yang baik dapat di identifikasi karena dari satu jantan akan
dengan adanya warna garis dihasilkan empat keluarga fullsib
hitam tegas dan jelas terletak maka 8 jantan akan ada 32 famili
secara horisontal di bagian tubuh fullsib atau 8 famili halfsib.
ikan. 2. Melakukan pemijahan untuk ke
• Bentuk badan melebar, mata 32 famili tersebut dan lakukan
relatif besar, dan sisik teratur. pengamatan intensif dan cermat
• Konversi pakannya baik, yang setiap hari untuk mengamati
dapat di identifikasikan dengan pasangan-pasangan ikan yang
pertumbuhan bobot badan > 70 sudah memijah.
% dari jumlah pakan yang 3. Melakukan pemeliharaan larva
diberikan 3 - 5 % perhari dari ikan pada setiap famili pada hapa
bobot ikan. yang terpisah dengan
• Waktu matang gonad induk memberikan pakan dan
berumur 7 - 8 bulan, dengan pengelolaan kualitas air sesuai
berat badan rata-rata 300 gram prosedur.
per ekor untuk jantan dan 250 - 4. Melakukan pemeliharaan benih
300 gram per ekor untuk betina. ikan pada setiap famili pada
• Produktifitas dalam menghasilkan waring yang terpisah, hitung
telur cukup tinggi (induk dengan jumlah benih yang dihasilkan dari
panjang badan 6 cm dapat setiap famili. Pada ikan nila
menghasilkan 200 telur, sedang misalnya satu ekor induk betina
induk yang panjang badannya 20 menghasilkan 2000 – 3000 ekor.
cm menghasilkan 1500 butir Pendederan dilakukan pada
telur). padat penbaran yang rendah
untuk setiap famili pada kolam
Prosedur yang dapat dilakukan oleh pendederan minimal 2 bulan.
para pembudidaya ikan yang akan 5. Menghitung jumlah ikan yang
melakukan seleksi famili adalah diperoleh dari hasil pendederan
sebagai berikut : dan lakukan pengukuran berat
1. Menyiapkan ikan yang akan dan panjang tubuhnya sebanyak
dipijahkan dari beberapa famili 30% dari jumlah populasi setiap
yang dimiliki, minimal jumlah famili,misalnya dalam satu famili
famili yang harus dikumpulkan ada 2000 ekor maka jumlah
adalah 30 famili. Pada ikan nila sampel yang dihitung adalah 600
dimana pemijahan dapat ekor.
dilakukan dengan perbandingan 6. Melakukan pemilhan ukuran dari
jantan dan betina adalah 1 : 4 seluruh populasi dan ambil
maka dalam perkawinan 8 jantan individu dari setiap famili yang
mempunyai pertumbuhan yang
80
terbaik, kurang lebih 8 minggu pemindahan gen untuk generasi
kemudian tentukan 50% dari berikutnya. Individu yang mempunyai
populasi yang terbaik heterosigositas yang tinggi maka
pertumbuhannya untuk dipelihara akan mempunyai fitness yang tinggi
lebih lanjut menjadi calon induk pula. Oleh karena itu untuk
dan sisanya dijual. memperoleh induk ikan yang
7. Melakukan pemeliharaan pada mempunyai kemampuan hidup yang
kolam pembesaran ikan sampai tinggi sebaiknya dalam proses
ikan-ikan pada setiap famili budidaya harus dilakukan
berukuran induk dan lakukan perkawinan yang terseleksi.
pengukuran satu persatu pada
setiap famili dan pilih sebanyak Sedangkan crossbreeding atau
20-30 ekor betina terbesar dan hibridisasi merupakan program
jantan terbesar sebanyak 10-20 persilangan yang dapat diaplikasikan
ekor dari setiap famili. pada ikan, udang, kerang-kerangan
8. Sisanya dibuang atau dijual maupun rumput laut. Hasil dari
sebagai ikan ukuran besar dan program ini dapat menghasilkan
induk yang terpilih dapat individu-individu yang unggul,
dilakukan untuk seleksi induk kadang-kadang ada juga yang steril
selanjutnya dengan melakukan dan dapat menghasilkan strain baru
pemijahan massal. Pada (Rustidja, 2005). Hibridisasi akan
beberapa spesies ikan sangat mudah dilakukan apabila dapat
berbeda untuk diperoleh induk dilakukan reproduksi buatan seperti
unggulnya. Pada jenis ikan nila halnya ikan mas dan ikan nila,
wanayasa dapat diperoleh induk dimana dapat dilakukan striping telur
yang terseleksi secara famili dan sperma. Selain itu ada defenisi
dengan melakukan pemijahan lain dari hibridisasi yang sebenarnya
ikan yang terpilih pada generasi tidak jauh berbeda. Hibridisasi
ke tiga. adalah perkawinan antara spesies
yang berbeda. Hibridisasi atau
persilangan merupakan suatu upaya
4.1.2. Outbreeding/Hibridisasi/ untuk mendapatkan kombinasi
Crossbreeding antara populasi yang berbeda untuk
menghasilkan keturunan yang
Outbreeding adalah perkawinan memiliki sifat unggul. Berdasarkan
antara individu-individu yang tidak hal tersebut para ahli genetika
sekerabat (berbeda induknya), masih perikanan membagai hibridisasi ke
dalam satu varietas atau beda dalam dua macam yaitu :
varietas. Outbreeding ini akan 1. Interspecifik hibridisasi yaitu
menghasilkan heterozigositas yang perkawinan antara spesies yang
akan menguatkan individu- berbeda.
individunya terhadap perubahan 2. Intraspecipik hibridisasi yaitu
lingkungan yang biasa disebut juga perkawinan dalam satu species.
mempunyai fitnes yang tinggi. Fitnes
yaitu kemampuan relative pada Hasil dari beberapa jenis ikan yang
organisma untuk bertahan hidup dan dilakukan persilangan biasanya
81
paling mudah memperhatikan jenis-jenis ikan hias yang dihasilkan
karakter fenotipe kualitatif misalnya : oleh para pembudidaya ikan banyak
1. Warna tubuh, dimana dapat yang diperoleh dari hasil persilangan.
dilakukan persilangan antara ikan Salah satu pendekatan yang dapat
yang mempunyai warna antara digunakan dalam produksi benih ikan
lain : hias baru-baru ini dari suatu populasi
• Ikan warna tubuh Albino yakni persilangan antar varitas atau
disilangkan dengan ikan strain (hibridisasi intervaritas) yang
berpigmen normal memiliki tampilan morfologi dari
• Ikan berwarna spesies yang sama. Hibridsasi
kuning/merah/putih intervaritas adalah mempersilangkan
disilangkan dengan ikan antara induk jantan dan induk betina
berwarna hijau/biru/abu-abu yang berasal dari spesies yang sama
• Ikan berwarna bintik namun minimal memiliki dua karakter
disilangkan dengan ikan fenotipe tampilan morfologi yang
tanpa bintik berbeda (Kirpichnikov, 1981).
2. Tipe sirip pada ikan dapat Disamping itu, karakter lain dari hasil
dilakukan persilangan antara ikan persilangan antara varitas adalah
yang mempunyai sirip antara lain: fertile yakni dari masing-masing jenis
• Ikan bersirip kumpay kelamin masih tetap mampu untuk
disilangkan dengan ikan menghasilkan keturunan walaupun
bersirip normal peluang dari benih keturunan
• Ikan bersirip kumpay tersebut cenderung memiliki karakter
disilangkan dengan ikan yang fenotipe tampilan morfologi yang
ekornya membundar bervariasi.
3. Pola sisik pada ikan dapat
dilakukan persilangan antara ikan Hibridisasi merupakan persilangan
yang mempunyai sisik antara antara varitas atau spesies yang
lain: secara morfologis memiliki
• Ikan bersisik bergaris perbedaan. Kirpichnikov (1981),
disilangkan dengan ikan yang menyatakan bahwa perbedaan yang
tidak mempunyai sisik paling menonjol yang digunakan
• Ikan bersisik menyebar/kaca dalam hibridisasi intervaritas adalah
disilangkan dengan ikan yang perbedaan warna, bentuk, ukuran
bersisik penuh dan kelengkapan biologis lain yang
4. Bentuk tubuh ikan melekat pada organ tubuh.
Perolehan ikan hybrid sangat
Dalam kegiatan hibridisasi ini bergantung pada karakter dari induk.
biasanya akan dihasilkan individu Waynorovich dan Horvarth (1980)
baru pada ikan konsumsi yang sudah menyatakan bahwa ikan hasil
dilakukan misalnya melakukan hibridisasi interspesies adalah steril.
persilangan antara ikan nila hitam Disamping itu rata-rata ukuran
dengan ikan nila putih akan morfometrik dan meristik dari ikan
dihasilkan ikan nila yang berwarna hibrid kebanyakan berada pada
tubuh ikan merah. Pada umumnya pertengahan (intermediate) diantara

82
nilai rata-rata morfometerik dan (Carassius auratus). Sementara
meristik induk. pada spesies ikan konsumsi, adalah
ikan mas (Cyprinus carpio), ikan nila
Hibridisasi merupakan metode yang (Oreochromis niloticus) dan spesies
digunakan dalam upaya memperoleh ikan konsumsi lain karena disamping
ikan keturunan baru. Matsui (1935) memiliki berbagai varitas juga
menyatakan bahwa banyaknya keturunan hibrid telah mampu untuk
varitas pada ikan maskoki dibudidayakan.
merupakan akibat dari perkawinan
antara mutan dengan induk asal atau Pengertian tentang persilangan ikan
antara mutan dengan mutan dari ini ada berbagai pendapat misalnya
induk yang sama sehingga secara crossbreeding merupakan
morfologi terdapat varitas ikan persilangan juga tetapi bukan
maskoki baru. Hibridisasi didasarkan persilangan seperti hibridisasi,
pada perbedaan tampilan melainkan persilangan balik. Jenis
morfometrik dan meristik. Metode ikan konsumsi yang merupakan hasil
paling banyak dilakukan oleh petani persilangan balik adalah lele
ikan maskoki adalah hibridisasi sangkuriang yang telah direlease
karena disamping memiliki varitas oleh Menteri Perikanan dan Kelautan
yang banyak, pada ikan keturunan pada tahun 2004. Jenis ikan ini
sering diperoleh warna, bentuk dan merupakan hasil persilangan balik
ukuran tubuh yang berbeda sehingga antara ikan lele generasi ke dua
jumlah varitas akan lebih banyak. dengan ikan lele generasi ke enam
Kirpichnikov (1981) menyatakan yang telah dibuat oleh Balai Besar
bahwa hasil perlakuan hibridisasi Pengembangan Budidaa Air Tawar,
tidak hanya dilihat dari tampilan Sukabumi.
morfologi namun harus dilakukan
pula pengukuran morfometrik dan
meristik karena data yang diperoleh 4.1.3. Seks reversal
merupakan refleksi dari kekuatan
penurunan karakter dari sumber Seks reversal (monosex) adalah
gamet disamping kondisi lingkungan suatu teknologi yang membalikan
terjadi pada saat pembelahan sel arah perkembangan kelamin menjadi
mulai bekerja. berlawanan. Cara ini dilakukan pada
waktu menetas gonad ikan belum
Beberapa spesies ikan air tawar berdiferensiasi secara jelas menjadi
yang sering digunakan dalam jantan atau betina tanpa merubah
kegiatan persilangan adalah spesies- genotipenya. Tujuan dari penerapan
spesies ikan yang memiliki varitas sek reversal adalah menghasilkan
yang banyak dan memiliki karakter populasi monoseks (tunggal
morfologi yang dapat dibedakan kelamin), yang sangat bermanfaat
secara jelas seperti populasi spesies dalam :
ikan hias yang terdiri dari spesies 1. Mendapatkan ikan dengan
ekor pedang (Xyphophorus pertumbuhan yang cepat
maculatus), ikan guppi (Poecilia Pada beberapa jenis ikan
reticulata) dan ikan maskoki konsumsi ada beberapa jenis
83
ikan dimana pertumbuhan ikan yang berkelamin jantan
jantan mempunyai pertumbuhan mempunyai warna tubuh yang
yang lebih cepat daripada ikan lebih indah dibandingkan dengan
betina, misalnya ikan nila jantan ikan bentinanya. Oleh karena itu
mempunyai pertumbuhan lebih jika yang dipelihara pada ikan
cepat pada ikan bentina, tetapi hias adalah ikan jantan maka
pada jenis ikan lainnya yaitu ikan akan diperoleh hasil yang lebih
mas pertumbuhan ikan betinanya menguntungkan karena nilai
justru lebih cepat dibandingkan jualnya lebih mahal.
dengan ikan jantan. Pada
kelompok udang-udangan 4. Menunjang genetika ikan yaitu
khususnya lobster untuk yang teknik pemurnian ras ikan
berjenis kelamin jantan Pada kegiatan rekayasa genetika
mempunyai pertumbuhan lebih misalnya ginogenesi akan
cepat dibandingkan dengan diperoleh induk ikan yang
betina. Oleh karena itu bagi para mempunyai galur murni. Induk
pembudidaya yang akan ikan yang galur murni ini akan
memelihara jenis ikan tersebut mempunyai gen yang homozigot
dengan menggunakan populasi sehingga untuk melakukan
tunggal kelamin akan lebih perkawinan pada induk yang
menguntungkan dibandingkan homozigot tanpa mempengaruhi
jika memelihara ikan dengan karakter jenis kelamin ikan
populasi dua kelamin, selain itu tersebut dilakukan aplikasi seks
waktu yang dibutuhkan untuk reversal pada induk galur murni
memelihara ikan tersebut lebih sehingga pemurnian gen itu
cepat sehingga terjadi efisiensi masih tetap bertahan.
biaya produksi dan keuntungan
akan meningkat. Teknologi seks reversal dapat
dilakukan dengan menggunakan dua
2. Mencegah pemijahan liar metode yaitu :
Dalam kegiatan budidaya ikan 1. Terapi hormon yaitu dengan
jika memelihara ikan jantan dan menggunakan hormon steroid
betina dalam satu wadah 2. Rekayasa kromosom
budidaya maka tidak menutup
kemungkinan ikan tersebut pada Teknologi seks reversal dengan
saat matang gonad akan rekayasa kromosom akan dibahas
melakukan pemijahan yang tidak pada bab IX secara detail pada
diinginkan pada beberapa jenis subbab ini akan dibahas teknologi
ikan yang memijahnya sepanjang seks reversal dengan menggunakan
masa, seperti ikan nila, ikan mas. terapi hormon. Menurut Koolman &
Rohm (2001) hormon adalah bahan
3. Mendapatkan penampilan yang kimia pembawa sinyal yang dibentuk
baik dalam sel-sel khusus pada kelenjar
Ikan yang dinikamati keindahan endokrin. Hormon disekresikan ke
warna tubuhnya adalah ikan hias, dalam darah kemudian disalurkan ke
hampir semua jenis ikan hias organ-organ yang menjalankan
84
fungsi-fungsi regulasi tertentu secara 1. Gonokhorisme (gonochorism),
fisiologik dan biokimia. Sel-sel yaitu memiliki jenis kelamin yang
sasaran pada organ sasaran terpisah
memiliki reseptor yang dapat 2. Hermaprodit (hermaphroditism),
mengikat hormon, sehingga yaitu kedua jenis kelamin berada
informasi yang diperoleh dapat pada individu yang sama.
diteruskan ke sel-sel akhirnya 3. Uniseksualitas (unizexuality),
menghasilkan suatu respon. Pesan yaitu spesies yang semua
hormon disampaikan pada sel-sel individunya betina
sasaran menurut dua prinsip yang
berbeda. Hormon lipofilik masuk Ekspresi atau perwujudan seks
kedalam sel dan bekerja pada inti bergantung pada dua proses, yaitu
sel, sedangkan hormone hidrofilik determinasi seks dan diferensiasi
bekerja pada membran sel. seks. Determinasi seks bertaggung
jawab pada seks genetik (seks
Teknik sex reversal mulai dikenal genotipe), sedangkan diferensiasi
tahun 1937 ketika estradiol 17β seks bertanggung jawab pada
disintesis untuk pertama kalinya. perkembangan yang nyata dari
Dalam perjalanannya teknik sex kedua jenis gonad (seks genotipe),
reversal telah mengalami beberapa yaitu jantan dan betina. Kedua
perbaikan berawal dari perlakuan proses tersebut secara bersama-
sex reversal yang baik dilakukan sama bertanggung jawab pada
pada saat beberapa hari setelah timbulnya dua kemungkinan
menetas, yaitu sebelum gonad morfologi, fungsional, serta perilaku
berdiferensiasi, terus berkembang pada individu jantan dan betina.
hingga penerapanyang dilakukan
pada induk yang sedang bunting. Penentu seks merupakan sejumlah
Teknik sex reversal berbeda dengan unsur genetik yang bertanggung
hermaprodit, pada ikan hermaprodit jawab terhadap keberadaan gonad,
setelah melewati rentang waktu atau sekumpulan gen yang
tertentu, gonad secara alamiah akan bertanggungjawab terhadap
berubah menjadi jenis kelamin yang pembentukan gonad. Terdapat tiga
berlawanan, fungsi hormon hanya model penentu seks yang dapat
mempercepat proses perubahan diterapkan pada ikan, yaitu :
tersebut. Sedangkan pada teknik sex • Kromosom, yang merupakan
reversal perubahan jenis kelamin pewarisan seks atau
ikan sangat dipaksakan dengan heterokromosom. Sistem
membelokkan perkembangan gonad kromosom determinasi seks
menjadi jantan atau betina dengan betina atau jantan XX/XY.
proses penjantanan (maskulinisasi) • Penentu seks poligenik
atau pembetinaan dengan (polifaktorial) adalah suatu sistem
(feminisasi). penentuan seks dimana terdapat
gen penentu seks jantan dan
Berdasarkan tipe reproduksinya, ikan betina epistatik (superior) yang
dapat dibagi menjadi tiga tipe, yaitu : berada pada autosom maupun
heterokromosom.
85
• Penentu seks oleh lingkungan, atau ethynil estradiol. Hormon ini
melibatkan interaksi antar memberikan efek perubahan dari
genotipe dan lingkungan, jantan menjadi betina
terutama suhu media selama (feminisasi).
perkembangan larva. 2. Androgen (hormon jantan) :
Testoteron, 17 α-Methyl Testo-
Proses diferensiasi seks adalah teron, androstendion. Hormon ini
suatu proses perkembangan gonad memberikan efek perubahan dari
ikan menjadi suatu jaringan yang betina menjadi jantan
definitif (pasti), yang terjadi terlebih (maskulinisasi).
dahulu pada betina dan kemudian
baru terjadi pada jantan. Gonad ikan Pada sex reversal terkadang terjadi
pada saat baru menetas masih penyimpangan ekstrim yang dialami,
berupa benang yang sangat halus hal ini dapat terjadi karena pada
dan belum berdiferensiasi menjadi beberapa jenis ikan (lele amerika)
jantan atau betina. Proses terdapat suatu zat yang menyerupai
diferensiasi seks pada betina enzim aromaterase sehingga hormon
ditandai dengan meiosis oogonia 17α metiltestosteron yang masuk ke
dan/atau perbanyakan sel-sel dalam tubuh terlebih dahulu
somatik membentuk rongga ovari, dikonversi menjadi estradiol 17β dan
sebaliknya pada diferensiasi seks berfungsi sebagai hormon sehingga
pada jantan ditandai dengan terjadi penyimpangan hingga 100%.
muculnya spermatoonia serta
pembentukan sistem vaskular pada Dalam penerapan sex reversal
testis. dengan menggunakan terapi hormon
dapat diberikan beberapa cara yang
Hormon steroid secara alamiah didasarkan pada efektifitas, efisiensi,
terlibat dalam proses diferensiasi kemungkinan polusi dan biaya. Cara
seks. Upaya pengontrolan proses pemberian hormone dalam teknologi
diferensiasi seks dilakukan dengan seks reversal dapat dilakukan
pemberian steroid seks dari luar dengan beberapa cara antara alin
tubuh (eksogenous) pada ikan yang adalah :
belum berdiferensiasi. Ikan-ikan hasil 1. Oral
sex reversal pada umumnya Metoda oral adalah metode
mengalami perubahan kelamin yang pemberian hormon melalui mulut
bersifat permanen dan berfungsi yang dapat dilakukan dengan
normal. Pemberian steroid seks pemberian pakan alami maupun
sebaiknya diberikan sebelum muncul pakan butan. Pada pakan
tanda-tanda diferensiasi gonad buatan, hormon dilarutkan dalam
dengan menggunakan hormon pelarut polar seperti alkohol.
estrogen atau androgen. Jenis-jenis Cara yang dilakukan adalah
hormon steroid yang dapat dengan mencampur hormon 17 α
digunakan dalam terapi hormon metyltestoesteron secara merata
antara lain adalah : dengan pakan dengan dosis
1. Estrogen (hormon betina) : disesuaikan jenis ikan yang akan
Estradiol-17 β, esteron, estriol diaplikasikan. Pemberian hormon
86
pada pakan alami dapat larutan hormon secara merata
dilakukan dengan teknik kepermukaan pakan dengan
bioenkapsulasi. Secara detail menggunakan sprayer. Setelah
teknik tentang bioenkapsulasi ini tercampur dengan merata, pakan
dijelaskan secara detail pada bab dibiarkan di udara terbuka di
VII. tempat yang tidak terkena sinar
matahari (di angin-anginkan)
Selanjutnya Anonim, (2001), agar alkohol dapat menguap.
mengatakan bahwa berdasarkan Selanjutnya pakan yang telah
penelitian sampai saat ini teknik tercamput hormon dimasukkan
penghormonan melalui oral ke dalam wadah tertutup dan di
paling banyak digunakan para simpan di dalam lemari pendingin
pembudidaya ikan karena hasil
yang diperoleh lebih dari 95 2. Perendaman (dipping/bathing)
sampai 100% bila dibandingkan Metoda perendaman (dipping),
dengan perendaman yang yaitu dengan cara merendamkan
menghasilkan 70 – 80%. Dengan larva ikan ke dalam larutan air
pencampuran hormon pada yang mengandung 17 α
pakan juga sangat efisien dalam metyltestoesteron dengan dosis
pemakaian dosis hormon dan 1,0 gram/liter air. Metode ini
kemudahan memperoleh pakan dapat diaplikasikan pada embrio,
ikan. Sedangkan kelemahan dan pada larva ikan yang masih
metoda oral ini adalah pada awal belum mengalami diferensiasi
pemberian pakan, larva perlu jenis kelamin (sex), dan lama
menyesuaikan jenis pakan perendaman tergantung dosis
buatan sehingga apabila pakan hormon yang diaplikasikan,
tidak segera dimakan maka dimana semakin banyak dosis
kemungkinan besar hormon akan hormon maka semakin singkat
tercuci kedalam media budidaya. waktu perendaman dan demikian
juga sebaliknya.
Menurut Muhammmad Zairin Jr.
(2002), pemberian akriflavin Perendaman yang dilakukan
dengan dosis 15 mg/kg pakan pada fase embrio dilakukan pada
dengan frekwensi pemberian saat fase bintik mata mulai
pakan 3 – 4 kali sehari terbentuk, karena dinggap embrio
menghasilkan 89% ikan jantan telah kuat dalam menerima
dengan survival rate 88%. perlakuan. Kelemahan cara ini
adalah obat atau hormone terlau
Prinsip kerja pencampuran jauh mengenai target gonad,
hormon pada pakan yakni namun lebih hemat pada
hormon dilarutkan dan penggunaan hormone.
diencerkan dalam alkohol. Perendaman juga dapat
Kemudian larutan hormon dilakukan pada umur larva yang
dicampurkan dengan pakan telah habis kuning telurnya,
buatan berupa pellet serbuk karena ada anggapan pada
dengan cara menyemprotkan stadia ini gonad masih berada
87
pada fase labil sehingga mudah tidak dapat berkembang. Hal ini
dipengaruhi oleh rangsangan biasanya berhubungan dengan
luar. Kelemahannya adalah kesesuaian dosis yang diberikan.
efektifitas hormone berkurang Menurut Zairin Jr (2002) Secara
karena jauh mengenai target umum dosis yang terlalu tinggi akan
gonad. Larva yang dipergunakan mendorong sterilitas dan dosis yang
dalam penerapan teknologi sex terlalu rendah akan mendorong sex
reversal ini adalah larva yang reversal yang tidak sempurna
berumur antara 5 – 10 hari sehingga bakal testis dan ovari dapat
setelah menetas atau pada saat dijumpai pada saat bersamaan.
tersebut panjang total larva
berkisar antara 9,0 sampai 13 Setelah dilakukan aplikasi teknologi
mm , dimana ikan dengan umur seks reversal pada individu ikan,
serta ukuran seperti tersebut di maka harus dilakukan uji progeni. Uji
atas secara morfologis masih progeni ini untuk menentukan
belum mengalami diferensiasi apakah ikan yang telah ditreatment
kelamin.(Anonim, 2001). tersebut sudah berubah kelamin.
Terdapat dua metode yang
Perendaman induk betina yang digunakan dalam identifikasi jenis
sedang bunting juga merupakan kelamin, antara lain adalah :
salah satu alternative pada 1. Metode asetokarmin
metode dipping namun harus Identifikasi gonad dengan
dipertimbangkan efektifitas dan metode asetokarmin dilakukan
efesiensinya sehingga induk hanya untuk keperluan
yang direndam sebaiknya induk- penelitian, karena ikan harus
induk yang berukuran kecil. dimatikan terlebih dahulu untuk
diambil gonadnya. Asetokarmin
3. Suntikan/implantasi adalah larutan pewarna yang
Metode suntikan atau implantasi digunakan untuk mewarnai
ini biasanya hanya dapat jaringan gonad. Larutan ini dibuat
dilakukan pada ikan yang dengan cara melautkan 0,6 g
berukuran dewasa. Proses bubuk karmin didalam 100 ml
penyuntikan dilakukan pada asam asetat 45%. Larutan
bagian punggung ikan dengan dididihkan selama 2 – 4 menit
dosis yang disesuaikan dengan kemudian didinginkan, kemudian
jenis dan ukuran ikan. disaring dengan kertas saring
dan disimpan dalam botol yang
Perlu diperhatikan bahwa tertutup rapat pada suhu ruang.
pengubahan jantanisasi
(maskulinisasi) kadang-kadang Pemeriksaan gonad dilakukan
menunjukkan penyimpangan seperti dengan cara membedah ikan
ditemukan individu yang memiliki terlebih dahulu yang kemudian
bakal testis dan sekaligus bakal diambil gonadnya secara hati-
ovari. Selain itu mungkin saja hati. Gonad yang sudah terambil
dijumpai individu yang diletakkan pada gelas objek dan
steril/abnormal karena gonadnya diberi larutan asetokarmin 2 – 3
88
tetes, kemudian dicincang plastik, wadah perlakuan yang
dengan pisau skalpel sampai berupa akuarium dengan ukuran
halus, lalu tutup dengan gelas yang menyesuaikan dengan
penutup dan siap diamati di kepadatan ikan yang akan diberi
bawah mikroskop. perlakuan, dan wadah pemeliharaan
larva.
2. Metode morfologi
Identifikasi kelamin dengan Peralatan yang digunakan pada
pengamatan morfologi adalah teknik sex reversal adalah peralatan
cara terhemat karena tidak harus lapangan pemeliharaan ikan yang
mematikan ikan yang akan berupa seser, selang sipon, aerator,
diamati. Cara ini apat dilakukan selang aerasi, dan batu aerasi.
pada ikan-ikan yang memiliki Peralatan yang akan digunakan
dimorfisme seksual yang jelas sebaiknya disanitasi terlebih dahulu
antara jantan dan betina. dengan menggunakan larutan
desinfektan atau sabun cuci untuk
Aplikasi seks reversal telah berhasil menghindari ikan yang akan
dilakukan pada beberapa jenis ikan dipelihara dari hama penyakit yang
berdasarkan hasil penelitian antara kemungkinan terbawa pada wadah.
lain adalah : Selain peralatan lapangan, untuk
1. Ikan hias : ikan guppy, cupang, melakukan teknik sex reversal juga
tetra kongo dan rainbow trout diperlukan peralatan dalam
dengan menggunakan metode perlakuan melalui pakan yaitu,
perendaman embrio untuk ikan baskom yang digunakan sebagai
cupang dan tetra kongo, wadah dalam pembuatan ramuan
perendaman induk untuk ikan pakan, sendok kayu digunakan untuk
guppy, perendaman larva untuk mengaduk dan meratakan larutan
rainbow dan pemberian pakan. hormon, hand sprayer digunakan
2. Ikan konsumsi : nila dan mas, untuk menyemprotkan larutan
dengan perendaman embrio, hormon dalam pakan, spuit suntik
larva dan pemberian pakan. sebagai alat untuk mengambil
larutan hormon dan botol gelas yang
Langkah awal dalam melakukan berwarna gelap sebagai wadah
seks reversal adalah menyiapkan pelarutan hormon dengan alcohol.
wadah yang akan digunakan. Wadah Sedangkan peralatan yang
yang dapat digunakan untuk diperlukan pada perlakuan melalui
melakukan teknik sex reversal antara rendaman antara lain, baskom
lain adalah akuarium, bak fiber, bak plastik sebagai wadah perendaman
semen, bak plastik. Wadah untuk induk atau larva, aerator sebagai
teknik sex reversal dapat penyuplai udara, spuit suntik sebagai
dikelompokan berdasarkan alat untuk mengambil larutan hormon
kebutuhan dan jenis metode yang dan botol gelas yang berwarna gelap
akan digunakan. Wadah-wadah yang sebagai wadah pelarutan hormon
digunakan yang mendasar adalah dengan alcohol
wadah pemeliharaan induk dapat
berupa kolam semen atau bak-bak
89
Bahan-bahan yang harus disediakan dengan dosis yang sudah
antara lain hormon 17α ditentukan (Feeding rate 30 –
metiltestosteron atau estradiol 17β 40% per bobot biomassa/hari)
sesuai dengan kebutuhan dan tujuan dikalikan selama 10 hari
sex reversal, alcohol sebagai pelarut pemberian pakan.
hormon, pakan alami atau buatan 5. Siapkanlah larutan alkohol
(bila melalui metode oral) dan air dengan konsentrasi 70% sesuai
bersih yang telah diendapkan selama dengan kebutuhan.
12 – 24 jam sebagai media 6. Siapkanlah hormon yang akan
perendaman (bila menggunakan digunakan sesuai kebutuhan.
metode dipping) Misalnya jumlah kebutuhan
pakan 250 gram, dosis
Pembuatan pakan berhormon penghormonan 40 mg/kg pakan,
Dalam aplikasi seks reversal dengan maka timbanglah hormon
metode oral melalui pemberian sebanyak 10 mg.
pakan berhormon maka dosis 7. Larutkanlah hormon tadi ke
hormon yang digunakan akan sangat dalam alkohol tersebut sebanyak
spesifik untuk jenis ikan tertentu. 10 ml ( 1mg/ml), lalu simpan
Dalam prosedur ini akan dibuat dalam botol berwarna gelap
pakan berhormon untuk jenis ikan (tidak bening).
nila. Adapun prosedur yang 8. Campurlah larutan hormon
dilakukan adalah sebagai berikut : dengan pakan dengan cara
1. Tangkaplah larva ikan yang akan menggunakan hand sprayer
diberikan perlakuan dari disemprotkan secara merata
kolam/bak pemijahan pada pakan. Untuk
2. Pilihlah larva yang masih menghilangkan alkohol angin-
berumur di bawah 10 hari anginkanlah pakan tersebut
dengan melihat kriteria yang sampai bau alkoholnya sudah
sesuai dengan ciri-ciri yang tidak menyengat lagi.
sudah ditentukan. 9. Simpanlah hormon yang sudah
3. Timbanglah biomassa larva yang dianginkan pada kantong plastik
akan diberi perlakuan yang berwarna gelap dengan
penghormonan yaitu dengan ditutp rapat-rapat baik sebelum
cara mengambil dan menimbang maupun sesudah dipakan, atau
beberapa sampel untuk dapat juga disimpan dalam
kemudian hasil penimbangan reprigrator (+ 4o C)
sampel dibagi dengan jumlah 10. Diskusikan secara berkelompok
rata-rata larva sampel untuk tentang prosedur pembuatan
mendapatkan berat rata-rata pakan berhormon
larva, selanjutnya hitunglah
jumlah populasi larva, lalu
kalikan dengan berat rata-rata Pembuatan larutan perendaman
larva untuk mendapatkan berat
total larva. Aplikasi seks reversal pada ikan
4. Timbanglah pakan yang guppy bertujuan untuk menghasilkan
dibutuhkan untuk larva sesuai ikan berjenis kelamin jantan. Pada
90
ikan guppy jenis kelamin jantan 5. Pindahkan induk ikan guppy
mempunyai warna dan bentuk tubuh yang telah direndam ke dalam
yang lebih indah dibandingkan akuarium dan amati proses
dengan ikan betina. Teknik seks kelahiran anak dan hitung jumlah
reversal pada ikan guppy dapat anak yang dihasilkan
dilakukan dengan dua metode yaitu 6. peliharalah anak yang dihasilkan
perendaman induk dan pemberian sampai berumur 2-3 bulan dan
pakan berhormon. Pada metode diidentifikasi jenis kelaminnya
perendaman, dosis yang digunakan secara morfologis dan histologis.
adalah 2 mg/l air dan lama
perendaman selama 12 jam sampai Penerapan seks reversal yang telah
24 jam pada induk ikan yang sedang dilakukan penelitian oleh beberapa
bunting dan memberikan hasil 100% peneliti yang telah disusun dalam
jantan. Sedangkan dengan metode Zairin (2002) sangat berbeda untuk
pemberian pakan dengan dosis 400 jenis ikan tentang dosis dan hasil
mg/l dengan lama perlakuan 10 hari yang diperoleh antara lain adalah :
hanya menghasilkan 58% jantan • Ikan mas : 100 mg/kg pakan
(Zairin, 2002). Adapun prosedur selama 36 hari pada larva 8 – 63
pembuatan larutan perendaman hari, pada suhu 20 – 25 oC,
adalah sebagai berikut : menghasilkan 71 – 90% betina
1. Siapkan alat dan bahan yang • Ikan mas : 100 mg/kg pakan
akan diperlukan selama 36 hari, pakan
2. Buatlah larutan hormon dengan berhormon-cacing-pakan
cara timbang hormon sebanyak berhormon, menghasilkan 97%
20 mg dan masukkan dalam betina
tabung polietilen dan tambhakan • Ikan nila 10 – 60 mg /kg pakan,
0,5 ml larutan alkohol 70%. Tutup selama 10 – 15 hari, umur 21-28
dan kocok sampai hormon larut, hari, hasilnya 95-100% jantan
kemudian tuangkan hormon • Ikan guppy, 400 mg mt/kg
kedalam wadah berisi 10 liter air pakan, selama 10-15 hari pada
pemeliharaan , beri aerasi dan betina bunting, hasil 70% jantan
siap untuk digunakan. • Ikan guppy, 1-2 mg/liter media
3. Pilihlah induk ikan guppy yang selama 24 jam pada betina
sedang bunting dengan melihat bunting, hasil 100% jantan
bentuk tubuhnya dan pilihlah • Congo tetra fase bintik mata, 25
induk yang akan melahirkan 8 mg/liter media selama 8 jam,
hari kemudian sebanyak 50 ekor. hasil 89% jantan
Ikan guppy biasanya mengalami • Betta splendens/cupang fase
masa bunting selama 40 hari. bintik mata, 20 mg/liter media
4. Masukkan induk tersebut selama 8 jam, hasil 85% jantan
kedalam larutan hormon dan
rendam selama 24 jam.

91
Keberhasilan teknik sex reversal dapat diketahui melalui beberapa parameter
antara lain :

a. Daya tetas telur atau kualitas larva yang dihasilkan

Jumlah telur yang menetas


Perhitungan daya tetas telur = x 100%
Jumlah telur awal

b. Derajat kelangsungan hidup larva yang dihitung setelah beberapa hari


pemeliharan
Jumlah larva yang hidup
Derajat kelangsungan hidup = x 100%
Jumlah larva awal
c. Nisbah kelamin, perbandingan jenis kelamin yang dihasilkan. Hal ini
dapat dihitung setelah 2-3 bulan pemeliharaan larva.

perhitungan nisbah kelamin untuk mengetahui keberhasilan teknik sex


reversal dengan rumus :

jumlah individu jantan


% jantan = x 100%
jumlah individu total

jumlah individu betina


% betina = x 100%
jumlah individu total

Inbreeding peningkatan frekuensi ketidak


normalan bentuk dan penurunan laju
Inbreeding adalah perkawinan antara pertumbuhan ikan.
individu-individu yang sekerabat
yaitu berasal dari jantan dan betina Silang dalam menyebabkan
yang sama induknya dan pada heterozigositas ikan berkurang dan
varietas yang sama. Inbreeding atau keragaman genetik menjadi rendah.
silang dalam akan menghasilkan Menurut Nurhidayat (2000), lele
individu yang homozigositas. dumbo yang berasal dari Sleman,
Kehomozigotan ini akan Tulung Agung dan Bogor mempunyai
melemahkan individu-individunya stabilitas perkembangan yang
terhadap perubahan lingkungan. rendah akibat telah mengalami
Homozigositas ini berari hanya ada tekanan silang dalam yang
satu tipe alel untuk satu atau lebih ditunjukkan dengan tingginya nilai
lokus. Selain itu silang dalam akan fluktuasi asimetri dan adanya
menyebabkan penurunan individu yang tidak tumbuh sirip dada
kelangsungan hidup telur dan larva, dan sirip perut pada kedua sisinya
92
(abnormal). Menurut Leary et al ikan dibutuhkan suatu penerapan
(1985), individu yang homozigot effective breeding number (Ne) pada
kurang mampu mengimbangi ikan budidaya. Berdasarkan hasil
keragaman lingkungan dan penelitian nilai Ne untuk setiap jenis
memproduksi energi untuk ikan berbeda, misalnya pada ikan
pertumbuhan dan perkembangan. mas nilai Nenya adalah > 50 ekor
Oleh karena itu fluktuasi asimetri yang berarti jika para pembudidaya
merupakan indikator untuk akan melakukan program
mengetahui adanya silang dalam. pembenihan ikan mas dalam suatu
Fluktuasi asimetri ini merupakan hatchery, minimal harus mempunyai
perubahan organ atau bagian tubuh induk dengan jumlah lebih dari 25
sebelah kiri dan kanan yang pasang agar tidak terjadi inbreeding.
menyebar normal dengan rataan Pada ikan nila, nilai Nenya adalah >
mendekati nol. Selain itu individu 133 ekor , sedangkan pada ikan lele
yang mengalami tekanan silang adalah 50 ekor.
dalam mempunyai ketahanan
terhadap perubahan lingkungan yang Dalam memperoleh induk ikan yang
rendah. mempunyai galur murni dapat
dilakukan dengan dua metode yaitu :
Berdasarkan beberapa parameter
pengukuran dalam menentukan 1. Closed breeding.
apakah pada suatu populasi telah Closed breeding berarti
mengalami tekanan silang dalam, perkawinan yang tertutup, yang
memperlihatkan bahwa silang dalam mempunyai arti lain yaitu
memberikan dampak negatif dalam melakukan perkawinan yang
budidaya ikan. Tetapi dalam program dekat sekali kaitan
untuk memperoleh individu galur kekeluargaannya misalnya anak
murni hanya dapat dilakukan dengan dan tetua atau antar saudara
menerapkan program breeding sekandung. Perkawinan antara
ini.Jadi tujuan penerapan silang saudara sekandung atau antara
dalam (inbreeding) hanya bertujuan individu-individu yang sefamili
untuk memperoleh induk ikan yang akan mengakibatkan pembagian
mempunyai galur murni, individu alel-alel melalui satu atau lebih
galur murni mempunyai dari leluhur yang sama. Bila
homozigositas yang tinggi. Program perkawinan individu ini terjadi
breeding ini merupakan program maka alel-alel yang mereka
konvensional dalam memperoleh dapatkan dari leluhur yang sama
induk ikan yang galur murni. akan diperoleh kembali. Maka hal
ini akan mengakibatkan
Perkawinan antara individu-individu keturunan yang dihasilkan adalah
yang sekerabat ini yang sangat dekat individu-individu yang homozigot
kekerabatannya biasa terjadi dalam dari satu atau lebih lokus.
suatu populasi ikan yang sangat Dengan melakukan silang dalam,
kecil. Oleh karena itu untuk ferkuensi gen tidak berubah
menghindari terjadinya silang dalam tetapi homosigositas meningkat.
pada program penegmbangbiakan Menurut Tave (1986) pengaruh
93
silang dalam terhadap frekuensi untuk beberapa generasi.
genotipe dan frekuensi alel Menurut Tave (1986) prosedur
dalam lokus dapat dilihat pada linebreeding dapat dilakukan
Tabel 4.2. dengan dua tipe yaitu Mild
Linebreeding dan Intense
2. Line breeding. Linebreeding. Untuk
Line breeding berarti perkawinan membedakan kedua program
satu jalur yaitu perkawinan linebreeding ini menurut Tave
keluarga yang bertujuan untuk (1986) dapat dilihat pada Gambar
meningkatkan sifat-sifat tertentu 4.1. Dari hasil mild linebreeding
baik yang berasal dari nenek bertujuan untuk individu A
moyang bersama yang jantan berkontribusi 53,12% pada gen
maupun betina terhadap kostitusi individu K, sedangkan pada
genetik pada progeninya. Bentuk intense linebreeding individu A
line breeding yang sering berkontribusi 93,75% pada gen
dilakukan adalah backcross individu G.
kepada orangtuanya yang sama

Tabel 4.2. Pengaruh silang dalam terhadap frekuensi genotipe dan frekuensi
alel dalam lokus. Perkawinan setiap generasi : AA X AA; Aa X Aa;
aa X aa (Tave, 1986)

Frekuensi genotipe Frekuensi Alel


Generasi
f(AA) f(Aa) f (aa) f(A) f(a)

P1 0,25 0,5 0,25 0,5 0,5


F1 0,375 0,25 0,375 0,5 0,5
F2 0,4375 0,125 0,4375 0,5 0,5
F3 0,46875 0,0625 0,46875 0,5 0,5
F4 0,48437 0,3125 0,48437 0,5 0,5
F5 0,49218 0,15625 0,49218 0,5 0,5
F6 0,49609 0,007812 0,49609 0,5 0,5
F7 0,49804 0,003906 0,49804 0,5 0,5
F8 0,49902 0,001953 0,49902 0,5 0,5
F9 0,49951 0,000976 0,49951 0,5 0,5
Fn 0,5 0,0 0,5 0,5 0,5

94
Mild Linebreeding Intense Linebreeding

A X B A X B

↓ ↓

C X D A X C

↓ ↓

E X G A X D

↓ ↓

H X I A X E

↓ ↓

A X J G

Gambar 4.1. Diagram skematik perkawinan dua tipe linebreeding yaitu


mildline breeding dan intense line breeding (Tave, 1986).

Aplikasi seleksi induk pada pemeliharaan induk. Biasanya kolam


budidaya induk hanya disesuaikan dengan
kondisi lahan dan keuangan. Untuk
Dalam aplikasi budidaya para petani memudahkan dalam pengelolaan
ikan biasanya melakukan dan efisiensi penggunaan kolam,
pemeliharaan terhadap induk ikan maka luas kolam induk jantan dan
yang diperoleh dari hasil budidaya betina masing-masing berkisar 15 –
dengan cara induk jantan dan betina 30 meter persegi. Setiap kolam
dipelihara secara terpisah. Hal ini dilengkapi dengan saluran
lebih memudahkan dalam pemasukan dan pengeluaran air. Di
pengelolaan, pengontrolan dan yang kedua saluran ini biasanya
terpenting dapat mencegah dilengkapi dengan saringan agar
terjadinya memijah diluar kehendak induk-induk tersebut tidak keluar
“mijah maling”. Kolam induk berupa atau kabur. Kepadatan penebaran
kolam tanah, kolam tembok, atau induk antara 3 – 4 kg/m2, sedangkan
kolam tanah dengan pematang dari ketinggian air dikolam induk antara
tembok. Tidak ada ketentuan khusus 60 – 75 cm. Agar diperoleh
tentang ukuran kolam untuk kematangan induk yang memadai,
95
setiap hari induk di beri pakan tersebut dilakukan seleksi induk
bergizi. Jenis pakan yang diberikan secara berkala sampai mendapat
berupa pakan buatan berupa pelet induk yang benar-benar baik dan
sebanyak 3 – 5 % perhari dari bobot sesuai dengan kebutuhan. Kegiatan
induk yang dipelihara. Ada juga pembenihan ikan lele diawali dengan
induk ikan yang diberikan pakan seleksi induk. Induk yang akan dipilih
berupa limbah peternakan ayam adalah induk jantan dan betina yang
(ayam yang mati) yang dibakar atau matang gonad. Ciri-ciri induk betina
direbus terlebih dahulu. ikan lele adalah genital papila
berbentuk bundar (oval), bagian
perut relatif lebih besar, gerakan
4.1.5.1. Seleksi Induk Ikan Lele lambat, jika di raba bagian perut
terasa lembek dan alat kelamin
Seleksi induk ikan lele secara umum berwarna kemerah merahan.
di mulai dari ikan ukuran benih (5-10 sedangkan induk jantan dicirikan
cm ). Benih ikan yang baik untuk dengan genitalnya meruncing ke
induk di pilih dengan ciri-ciri antara arah ekor, perut ramping dan pada
lain adalah memiliki pertumbuhan ujung alat kelamin berwarna
yang lebih cepat, tidak cacat, kemerahan selain itu ada perubahan
gerakan lincah dan memiliki bentuk warna tubuh menjadi coklat
tubuh yang baik. Benih/calon induk kemerahan. Untuk lebih jelasnya
tersebut dipelihara didalam kolam dapat dilihat pada Gambar 4.2 dan
dengan baik, selanjutnya calon induk Gambar 4.3.

Gambar 4.2. Induk ikan lele betina tampak atas (kiri) dan genital papilla
(kanan)

96
Gambar 4.3. Induk ikan lele jantan tampak atas (kiri), genital papilla (kanan)

Induk yang sudah dipilih • Jika bagian perut secara


berdasarkan matang gonadnya, perlahan diurut ke arah anus,
kemudian diberok (dipuasakan) akan keluar beberapa butir telur
selama 2 hari. Selama pemberokan berwarna hijau tua dan
induk jantan dan betina dipisahkan. ukurannya relatif besar.
Tujuan dari pemberokan ini adalah • Gerakannya lambat.
untuk mengurangi kandungan lemak
pada tubuh ikan. Hal ini disebabkan Ciri-ciri induk jantan lele dumbo
lemak pada tubuh ikan dapat jantan yang telah siap untuk
menghambat ovulasi telur pada dipijahkan sebagai berikut :
betina dan pengeluaran sperma • Alat kelamin tampak jelas
pada induk jantan. Induk yang akan memerah
diberok dipisahkan antara induk • Warna tubuh agak kemerah-
jantan dan betina. Hal ini bertujuan merahan
untuk menghindari mijah maling. • Tubuh ramping dan gerakannya
Selain itu, pemisahan induk tersebut lincah.
bertujuan mempercepat pemijahan
ikan.
4.1.5.2. Seleksi induk ikan Mas
Ciri-ciri induk betina lele dumbo yang
siap untuk dipijahkan sebagai Induk ikan Mas yang akan dipijahkan
berikut: sebaiknya dipelihara dalam tempat
• Bagian perut tampak membesar yang terpisah antara jantan dan
ke arah anus dan jika diraba betina agar pertumbuhan induk ikan
terasa lembek. opimal dan tidak terjadi perkawinan
• Lubang kelamin berwarna yang tidak diinginkan. Dalam
kemerahan dan tampak agak pemeliharaan induk ikan Mas harus
membesar. dilakukan dengan baik dan benar

97
agar diperoleh induk yang siap dan terhadap penyakit dan
unggul untuk dikawinkan. perubahan lingkungan serta
responsive terhadap pakan.
Pemeliharaan induk ikan Mas
merupakan salah satu aspek penting Calon-calon induk yang telah di
yang harus dilaksanakan dalam seleksi dipelihara di kolam
program pengembangbiakan ikan pemeliharaan induk sampai siap
Mas. Induk ikan Mas yang dipelihara untuk dipijahkan. Agar diperoleh
dengan baik akan menghasilkan telur induk yang berkualitas dan dapat
dan benih ikan dalam jumlah dan menghasilkan telur dalam jumlah
kualitas yang diharapkan. yang maksimal, yang harus
diperhatikan adalah:
Induk ikan yang baik sebaiknya • Pemeliharaan pakan yang
dipelihara dari masa benih, hal teratur, pakan yang diberikan
tersebut dapat dilihat dari gerakan harus mempunyai kadar protein
yang incah, tumbuh bongsor, sehat 30-35%, jumalh pakan yang
dan mempunyai nafsu makan yang diberikan per hari berkisar antara
baik. Pemeliharaan benih calon 2-3% dan frekuensi pemberian
induk sebaiknya dilakukan sejak pakan sebanyak 2-3 kali.
pemanenan, benih umur 1 bulan. • Kondisi kolam pemeliharaan
Dalam pemeliharaan calon induk ini harus optimal, yaitu kandungan
harus diberi pakan yang cukup dan oksigen terlarut minimal 5 ppm,
bergizi. Calon-calon induk yang suhu air berkisar25-300C dan air
dipelihara tersebut selanjutnya di tidak tercemar.
seleksi kembali pada saat berukuran • Padat penebaran calon induk
100-200 gram. Calon induk jantan berkisar antara 0,1 kg/m2 – 0,25
dan betina dipilih berdasarkan ciri-iri kg/m2.
morfologisnya yang baik, diantaranya
adalah: Calon-calon induk tersebut dipelihara
• Calon induk harus mempunyai sampai mencapai ukuran tertentu
karakter morfologis dengan untuk dipijahkan. Induk ikan Mas
kriteria sebagai berikut: bentuk jantan lebih cepat matang gonad
tubuh kekar, pangkal ekor kuat dibandingkan dengan ikan Mas
dan lebar, sisik besar dan teratur, betina. Umur ikan Mas jantan 10-12
warna cerah, kepala lancip dan bulan dengan bobot 0,6-0,75 kg
lebih kecil dari lebar tubuh (1 : sudah sampai matang kelamin,
1,5), daerah perut melebar dan sedangkan induk betina yang ideal
datar, badan tebal dan mencapai matang gonad pada umur
berpunggung tinggi. 1,5-2 tahun dengan berat 2-3 kg.
• Calon induk harus berasal dari Induk ikan Mas yang akan dipijahkan
keturunan yang berbeda, baik harus benar-benar dapat dibedakan
jantan maupun ikan betina. antara jantan dan betina. Adapun
• Calon induk harus mempunyai ciri-ciri induk jantan dan betina ikan
sifat cepat tumbuh, sehat, tahan Mas dapat dilihat pada Tabel 4.1.

98
Tabel 4.1. Ciri-ciri Induk Jantan dan Betina Ikan Mas

No Jantan Betina

1. Sirip dada relatif panjang, jari-jari Sirip dada relatif pendek, lunak,
luar tebal lemah, jari-jari luar tipis
2. Lapisan sirip dada kasar Lapisan dalam sirip dada licin
3. Kepala tidak melebar Kepala relatif kecil, bentuk agak
meruncing
4. Tubuh lebih tipis/langsing, Tubuh lebih tebal/gemuk
ramping dibandingkan betina dibandingkan jantan pada umur
pada umur yang sama yang sama
5. Gerakannya gesit Gerakannya lamban dan jinak
6. Sehat dan tidak cacat Sehat dan tidak cacat
7. Sisik teratur dan warna cerah Sisik teratur dan warna cerah

Induk ikan Mas jantan dan betina baik akan dapat mencapai matang
harus dipelihara dalam kolam yang gonad. Adapun ciri-ciri induk ikan
terpisah agar ikan cepat matang Mas yang matang gonad dapat
kelamin dan tidak terjadi perkawinan dilihat pada Tabel 4.2. dan Gambar
liar. Induk yang dipelihara dengan 4.3 dan Gambar 4.4.

Tabel 4.2 . Ciri-ciri Induk Jantan dan Betina Matang Gonad

No Jantan Betina

1. Tubuh ramping Perut membulat dan lunak jika


diraba
2. Mengeluarkan cairan putih/ Genital papilla mengembang,
sperma bila perut ditekan ke arah agak terbuka dan berwarna
anus kemerahan
3. Lubang anus melebar dan
menonjol (agak membengkak)

99
Gambar 4.3. Induk ikan mas betina tampak atas (kiri) dan genital papilla
(kanan)

Gambar 4.4. Induk ikan mas jantan tampak atas (kiri), genital papilla (kanan)

4.1.5.3. Seleksi induk ikan nila induk agar mampu hidup dan
berkembang-biak secara optimal.
Pengelolaan induk dalam kegiatan
Ruang lingkup pengelolaan induk
usaha pembenihan mempunyai
dengan mengacu pada ketercapaian
peran yang sangat penting dalam
efisiensi suatu usaha pembenihan
menunjang keberhasilan, karena
ikan dapat di kelompokan ke dalam
induk merupakan salah satu faktor
tiga kelompok yaitu pengadaan
utama yang akan menentukan
induk, pemeliharaan calon induk, dan
kualitas dan kuantitas benih yang
peningkatan mutu induk atau
dihasilkan.
mempertahankan mutu induk.
Pengelolaan induk dilakukan atas
Untuk dapat mencapai efisiensi
dasar sifat induk dan kebutuhan
suatu usaha pembenihan, dalam
pengadaan induk ada dua hal yang
100
harus diperhatikan yaitu kuantitas • Mortalitas induk, yaitu prosentase
calon induk dan kualitas calon induk. jumlah induk yang hilang selama
Perhitungan untuk menentukan pemeliharaan (umur produktif)
berapa jumlah induk yang harus baik yang disebabkan oleh
tersedia dalam suatu unit kematian/hilang atau sesuatu hal
pembenihan, agar dapat sehingga induk tersebut tidak
menghasilkan benih sesuai dengan berproduksi untuk menghasilkan
peluang atau pangsa pasar yang telur.
ada, maka dalam menghitung jumlah
induk harus mempertimbangkan 4 Dari aspek tersebut diatas secara
aspek yaitu : praktis jumlah induk ikan nila pada
• Skala usaha, yaitu satuan unit suatu areal/kolam pemijahan
usaha terkecil dalam pembenihan ditentukan oleh induk jantan dan
ikan nila yang secara ekonomis ukuran induk. Hal ini disebabkan sifat
masih mampu memberikan ikan nila memijah adalah dimana
efisiensi dan keuntungan yang induk jantan akan membuat suatu
optimal. daerah teritorial yang tidak boleh
• Kuantitas dan kontinuitas digangggu ikan lain. Dengan
produksi, yaitu banyaknya produk demikian jumlah ikan betina
(benih) yang harus dihasilkan umumnya lebih banyak dari pada
sesuai dengan kriteria yang ikan jantan agar mudah memberi
ditentukan dalam periode dan kesempatan pada jantan untuk dapat
interval waktu tertentu secara menemukan betina yang matang
terus menerus sesuai dengan gonad.
target yang telah ditentukan.
• Produktifitas induk, yaitu Setelah mengetahui tanda-tanda
kemampuan induk betina dari calon induk yang baik pada ikan nila,
setiap pemijahan untuk selanjutnya kita harus mampu
menghasilkan benih ikan nila membedakan induk jantan dan induk
sesuai dengan kriteria yang betina. Untuk dapat membedakan
ditentukan. antara induk jantan dan betina dapat
dilihat pada Tabel 4.5 dan Gambar
4.5.

Tabel 4.3 . Ciri-ciri Induk Jantan dan Betina

CIRI-CIRI INDUK BETINA CIRI-CIRI INDUK JANTAN


• Dagu relatif kecil berwarna putih. • Dagu menonjol berwarna merah.
• Sirip dada berwarna hitam dan • Sirip dada berwarna coklat
pendek. kemerahan dan relatif panjang.
• Perut melebar berwarna putih. • Perut pipih warna hitam.
• Bila perut diurut dari dada ke • Bila perut diurut dari dada ke
genitalia keluar cairan bening. genitalia tidak keluar cairan.

101
dapat dipijahkan adalah bila bagian
perut diurut ke arah anus akan keluar
cairan putih dan kental. Untuk dapat
membedakan induk ikan patin jantan
dan betina yang matang gonad dapat
dilihat pada Gambar 4.6.

Gambar 4.6. Induk ikan patin jantan


(atas) dan betina
(bawah)

Induk ikan yang telah diseleksi


Gambar 4.5. Induk ikan nila
selanjutnya diberok (dipuasakan)
selama 1-2 hari. Selama
pemberokan induk ikan, air terus
4.1.5.4. Seleksi induk ikan patin
menerus dialirkan ke kolam/wadah
pemberokan. Tujuan pemberokan
Induk ikan patin dapat dipijahkan
adalah untuk mengurangi kadar
setelah umur 2-3 tahun. Pada umur
lemak pada saluran pengeluaran
tersebut induk ikan patin telah
telur. Oleh sebab itu selama
memiliki berat badan 3-5 kg/ekor.
pemberokan induk ikan tidak diberi
Ciri-ciri induk betina adalah memiliki
makan. Bila bagian perut induk ikan
bentuk urogenital bulat dan perut
betina masih tampak membesar
relatif lebih mengembang
setelah pemberokan, induk ikan
dibandingkan induk jantan.
tersebut dikanulasi (dilakukan
Sedangkan induk jantan memiliki
penyedotan telur ikan dengan
papila dan bagian perut lebih
kateter) untuk menetukan apakah
ramping.
induk ikan tersebut sudah siap
dipijahkan. Untuk lebih jelasnya
Induk betina ikan patin yang matang
dapat dilihat pada Gambar 4.6.
gonad mempunyai ciri-ciri bagian
perut membesar ke arah lubang
genital berwarna merah, Kanulasi bertujuan untuk mengetahui
membengkak dan mengkilat agak derajat kematangan gonad induk
menonjol serta jika diraba bagian betina dengan mengukur
perut terasa lembek. Sedangkan keseragaman diameter telur.
ciri-ciri induk jantan ikan patin yang Kanulasi dilakukan dengan cara
102
menyedot telur dengan 1. Pemijahan ikan secara alami,
menggunakan selang kecil (kateter) yaitu pemijahan ikan tanpa
berdiameter 2-2,5 mm. Selang kecil campur tangan manusia, terjadi
tersebut dimasukkan ke dalam secara alamiah (tanpa pemberian
lubang urogenital sedalam 4 - 6 cm rangsangan hormon).
ke dalam ovarium. Ujung selang 2. Pemijahan ikan secara semi
yang lain dihisap dengan mulut intensif, yaitu pemijahan ikan
selanjutnya selang tadi ditarik keluar yang terjadi dengan memberikan
dari lubang urogenital, lalu ditiup rangsangan hormon untuk
untuk mendorong telur keluar dari mempercepat kematangan
selang. Telur yang keluar dari selang gonad, tetapi proses ovulasinya
ditampung pada lempeng kaca tipis terjadi secara alamiah di kolam.
atau pada wadah lain. Selanjutnya 3. Pemijahan ikan secara intensif,
telur tersebut diukur garis tengahnya yaitu pemijahan ikan yang terjadi
menggunakan penggaris. Bila 90 - dengan memberikan rangsangan
95% telur memiliki garis tengah 1,0 – hormon untuk mempercepat
1,2 mm, berarti induk betina tersebut kematangan gonad serta proses
dapat dipijahkan. Selain itu ciri-ciri ovulasinya dilakukan secara
telur yang telah matang adalah akan buatan dengan teknik stripping/
cepat mengering atau saling pengurutan.
berpisah bila diletakkan dipunggung
tangan. Untuk dapat melakukan pemijahan
ikan pada beberapa jenis ikan
budidaya maka harus memahami
tentang tingkat kematangan gonad
dan faktor-faktor yang sangat
berpengaruh terhadap kematangan
gonad. Hal ini harus dipelajari karena
tingkat kematangan gonad ikan
sangat mempengaruhi keberhasilan
pemijahan ikan. Walaupun saat ini
telah banyak diketemukan hormon–
hormon perangsang pertumbuhan
dan pematangan gonad, namun
tetap saja membutuhkan waktu
Gambar 4.7. Kanulasi induk ikan
dalam proses pertumbuhan dan
patin
pematangannya.

Tingkat kematangan gonad ikan


4.2. TEKNIK PEMIJAHAN IKAN
dapat dideteksi dengan melihat
tanda-tanda morfologi dan fisiologi
Pemijahan adalah proses
sel telur atau sel sperma. Tanda-
perkawinan antara ikan jantan dan
tanda morfologis ikan matang gonad
betina. Dalam budidaya ikan teknik
untuk ikan betina antara lain adalah :
pemijahan ikan dapat dilakukan
gerakannya lamban, perut gembung,
dengan 3 macam cara, yaitu:
perut bila diraba terasa lunak, kulit
103
kadang kelihatan memerah, kadang- Perkembangan telur dipengaruhi
kadang telur telah keluar pada oleh faktor dalam dan luar dari ikan
lubang genital, lubang genital (lingkungan dan pakan). Pengaruh
memerah. Dan tanda-tanda sel telur faktor lingkungan terhadap
matang secara fisiologis adalah: gametogenesis dibantu oleh
Polar Body I telah keluar, Germinal hubungan antara poros Hipotalamus-
Vesicle/GV (Inti sel) telah menepi Pituitary-Gonad melalui proses
berada di depan microfile, warna stimulisasi atau rangsangan.
telur telah transparan, ukuran telur Hormon-hormon yang ikut dalam
mendekati 1 mm. Sejenak sebelum proses ini adalah GnRH dan Steroid.
ovulasi GV akan melebur sehingga Keadaan ini memungkinkan untuk
disebut Germinal Vesicle Break perlakuan pemberian hormone baik
Down (GVBD). melaui penyuntikan, implantasi dan
pakan.
Sedangkan tanda-tanda ikan jantan
matang gonad secara morfologis Hormon sangat penting dalam
antara lain adalah : ikan lebih pengaturan reproduksi dan sistem
langsing dibanding ikan betina, endocrine yang ada dalam tubuh,
gerakannya lincah, bila diurut kearah yang reaksinya lambat untuk
lubang genital cairan seperti susu menyesuaikan dengan keadaan luar.
akan keluar. Dan tanda-tanda sel Hasil kegiatan sistem endocrine
sperma matang antara lain adalah : adalah terjadinya keselarasan yang
warna kental seperti susu/santan, baik antara kematangan gonad
organ sperma telah lengkap, dengan kondisi di luar, yang cocok
motilitas tinggi, kenormalan lebih dari untuk mengadakan perkawinan.
90%. Disamping kesehatan, Aktivitas gonadotropin terhadap
kenormalan ikan merupakan unsur perkembangan gonad tidak langsung
yang penting juga, karena faktor ini tetapi melalui biosintesis hormon
akan diturunkan kepada anaknya. steroid gonad pada media stadia
gametogenesis, termasuk
Pada saat pemilihan induk ikan perkembangan oosit (vitelogenesis)
matang gonad usahakan induk ikan pematangan oosit, spermato-genesis
tidak stress. Jika induk ikan stress dan spermiasi.
walaupun kematangan gonadnya
sudah memenuhi, ikan tersebut Hormon gonadotropin dengan
biasanya tidak akan memijah. Jika glicoprotein rendah dapat mengontrol
demikian keadaannya pemijahan vitelogenesis, sedangkan yang tinggi
ikan bisa tertunda atau malah tidak mengakibatkan aksi ovulasi. Hormon
jadi memijah, yang akhirnya telur tiroid akan aktif bersinergi dengan
ikan akan terserap kembali atau gonadotropin untuk mempengaruhi
atresia. perkembangan ovari dan
kemungkinan lain juga untuk
4.2.1. Perkembangan dan meningkatkan sensitivitas pengaruh
pematangan gonad gonadotropin. Sel target hormon
gonadotropin adalah sel teka yang
merupakan bagian luar dari lapisan
104
folikel. Pada ikan goldfish dan atau dari satu sel ke sel lainnya di
rainbowtrout dihasilkan 17α- dalam organ; (b) transportasi melalui
hidrokxy-20β-dihidroxyprogresterone darah atau berbagai cairan tubuh
(17 α, 20β-Pg) oleh lapisan folikel sehingga langsung mencapai organ
sebagai respon terhadap aktifitas atau sel; atau (c) secara tidak
gonadotropin untuk merangsang langsung melalui lingkungan luarnya.
kematangan telur. Teori yang lain
kontrol endokrin terhadap Sistem endokrin didalam tubuh
kematangan oosit dan ovulasi pada sangat kompleks tetapi biasanya
teleostei adalah GTH merangsang mengikuti dua prinsip. Pertama
(a) sintesa steroid pematangan pada berdasarkan responnya dibagi
dinding folikel (ovari) dan (b) sekresi menjadi dua kelenjar endokrin, yaitu
mediator ovulasi. pituitary dan beberapa kelenjar
dibawah kontrol pituitary. Kedua,
Sistem endokrin dan sistem saraf hormone yang dihasilkan oleh
merupakan sistem kontrol pada kelenjar tersebut seringkali
semua makhluk hidup tidak menghambat produksi hormone
terkecuali ikan, sistem ini adalah pituitary, proses ini disebut
cara utama tubuh untuk penghambatan feedback. Adanya
menyampaikan informasi antar sel bentuk kombinasi sistem
dan jaringan yang berbeda. Dalam penghambatan feedback ini
sistem endokrin dilakukan sekresi menyebabkan terjadinya
internal dari substansi aktif biologik. keseimbangan respons. Jadi sistem
Sistem endokrin menggunakan endokrin mengontrol dirinya sendiri
messenger kimia yang disebut sebagaimana halnya mengontrol
hormone yang ditransportasikan oleh sistem organ yang lain. Skema
sistem pembuluh darah. Sistem pengaturan sekresi hormone
endokrin lebih lambat daripada diilustrasikan pada Gambar 4.8.
sistem saraf karena hormone harus
melalui perjalanan ke sistem
memutar untuk mencapai organ
target.

Berdasarkan dari sudut ilmu,


endokrin merupakan mediasi
biokimia pada proses fisiologis.
Mediasi ini dapat terjadi antar
populasi, antar organisma, antar
jaringan di dalam suatu organisma,
antar organ dan sel, dan juga antar
generasi pada kasus hormon di
dalam telur. Hormon sebagai
mediator biokimiawi dilepas dari Gambar 4.8. Skema pengaturan
tempat produksinya menuju organ sekresi hormone, + menunjukkan
target melalui beberapa cara, yaitu
(a) difusi sederhana di dalam sel
105
sekresi hormone; - menunjukkan berkembang dari ectoderm atau
mekanisme feedback endoderm mensekresikan hormone
amino termodifikasi, peptid atau
Secara umum sistem endokrin ikan protein.
sama dengan vertebrata lainnya.
Ikan memiliki urofisis yang terletak Kelenjar endokrin pada ikan menurut
pada pangkal ekor, tetapi tidak Lagler et al (1962) terdapat pada
memiliki kelenjar paratiroid. Sistem beberapa organ antara lain adalah
endokrin juga memungkinkan tubuh pituitary, pineal, thymus, jaringan
untuk dapat mengatasi stress. ginjal, jaringan kromaffin, interregnal
tissue, corpuscles of stannous,
Kelenjar endokrin dilihat dari asal thyroid, ultibranchial, pancreatic
embrionya berdiferensiasi dari islets, intestinal tissue, interstitial
seluruh lapisan germinal. Untuk yang tissue of gonads dan urohypophysis.
berasal dari mesoderm (korteks Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
adrenal, gonad) menghasilkan pada Gambar 4.9.
hormone-hormon steroid; dan yang

Gambar 4.9. Letak dan jenis kelenjar endokrin ikan dari arah depan ke arah
belakang (Lagler et al.,1962)

Kelenjar endokrin pada ikan Thyrotrophs (TSH), Melanotrophs


menghasilkan jenis hormone (MSH) dan Neurosecretory nerve
tertentu, seperti pada kelenjar utama ending (NS). Hormon yang terdapat
pada ikan adalah pituitary dimana pada kelenjar pituitary antara lain
pada kelenjar tersebut menghasilkan adalah Oxytocin yang berfungsi
sembilan macam sel penghasil merangsang konstraksi urine dan
hormone yaitu prolactin (PL), kelenjar susu, Anti Diuretic Hormone
corticotrophs (CT), Gonadotrophs (ADH) yang berfungsi menaikkan
(GTH), Somatotrophs (STH), tekanan darah lewat aksinya pada
106
arteriola dan menggiatkan reabsorbsi perkembangan normal. Hormon
air dari tubuli ginjal serta hormon ini Thyroid pada ikan selalu berasosiasi
sangat penting dalam osmoregulasi dengan hormone pertumbuhan dan
yaitu pengaturan tekanan osmosis cortisol memberikan kontribusi pada
cairan tubuh. Kedua hormon tersebut kontrol pertumbuhan dan
terdapat pada bagian posterior perkembangan, metabolisme dan
pituitary. Pada bagian anterior osmoregulasi. Sedangkan Calcitonin
pituitary terdapat beberapa macam merangsang penyimpanan kalsium
hormon diantaranya adalah hormon pada tulang, sekresi calcitonin
pertumbuhan yang berfungsi dirangsang oleh tingginya kalsium
merangsang pertumbuhan dan dalam darah.
mengontrol proses osmoregulasi;
hormon prolactin pada mamalia Pada kelenjar adrenal cortex yang
menstimulasi aksi produksi susu, merupakan lapisan luar dari kelenjar
pada ikan kontrol hidromineral (air adrenal menghasilkan beberapa
tawar) hyperosmotic regulation pada jenis hormone antara lain adalah
ikan teleost selain itu prolactin pada cortisol (A. Glucocorticoid),
ikan air tawar berfungsi untuk Aldoserone (Mineralocorticoid),
maintannce ion dan water kortikosterone. Produksi cortisol
permeability pada ephitelium dari meningkat sebagai akibat dari
organ osmoregulasi, dan pada berbagai stimulant stress yaitu
beberapa ikan prolactin memberikan rendahnya kualitas air, penanganan,
efek dalam mengontrol gonadal kenyamanan ikan, pollutant dan
steroidogenesis, metabolisme lemak water acidification. Fungsi utama
dan parental panning. cortisol ini berkaitan dengan
metabolisme energi, ion regulation
Hormon selanjutnya yang dihasilkan dan respon terhadap stress.
dari anterior pituitary adalah Follicle
Stimulating Hormone (FSH) yang Kelenjar adrenal medulla atau sel
merangsang produksi gamet oleh kromaffin menghasilkan hormone
gonad atau merangsang antara lain adalah ephineprin dan
pematangan gonad (vitellogenesis), norephinephrin. Epinephrin berfungsi
Luteinezing Hormone (LH) yang mobilisasi glikogen, bertambahnya
merangsang produksi sex hormone aliran darah lewat otot skeletal,
yaitu testosterone, estrogen, bertambahnya konsumsi oksigen
progesterone atau merangsang denyut jantung, sedangkan
pematangan akhir. norephineprin berfungsi pada
neurotransmitter adrenergic, naiknya
Kelenjar lainnya penghasil hormon tekanan darah dan konstraksi
adalah kelenjar Thyroid antara lain arteriola dan venula.
adalah Tiroksin Tetraiodothyronine
(T4), Triidothyronine (T3) dan Hormon yang dihasilkan oleh
Calcitonin. Fungsi dari hormon kelenjar endocrine pancreas pada
tersebut antara lain adalah kebanyakan vertebrata terdapat
meningkatkan laju metabolisme, pada pulau-pulau individu dari sel
esensial untuk pertumbuhan dan sekresi yang diliputi oleh connective
107
tissue dan terbenam dalam exocrine diduga berperan dalam
tissue dari pancreas. Pada Islet of osmoregulator dan fisiologi
Langerhans ini mengandung 4 tipe reproduksi, ekstrak urophysis
sel endocrine yaitu A cell (Glucagon), menyebabkan konstraksi gonadal
B cell (Insulin), D cell smooth muscle. Hal ini dimungkinkan
(Somatostantin) dan F cell atau PP Urotensin mensikronisasi
(Pancreatic Polypeptide). Glucagon osmoregulasi dan reproduksi pada
berfungsi meningkatkan glukosa ikan matang gonad. Urotensin II
darah, merangsang katabolisme mempunyai fungsi antara lain adalah
protein, selain itu dapat menstimulasi kontraksi jantung, kantung kemih,
lipolysis pada ikan atau memobilisasi usus, penyerapan ion di usus.
lemak. Insulin pada ikan berfungsi
untuk menurunkan glukosa darah, Pada jaringan chromaffin juga
menambahkan pemakaian glukosa dihasilkan hormone antara lain
dan sintesis protein serta lemak dan adalah catecholamines, adrenalin
menurunkan glukoneogenesis dan dan nor adrenalin. Pada teleost
merangsang glikogenesisi. katekolamin memiliki pengaruh
Somotostantin merupakan hormone penting pada peredaran oksigen ke
yang menghambat pertumbuhan, jaringan, mempengaruhi pergerakan
peran pada ikan secara fisiologis ion pada ikan yang meningkatkan
belum jelas tetapi dengan pertukaran ion melalui insang
menyuntikkan somatostantin pada dengan menstimulasi peningkatan
coho salmon dapat menyebabkan luar area gill lamella dalam kontak
penurunan insulin, plasma, dengan lingkungan.
glucagons menurun dan level GLP
serta berhubungan dengan Pada subbab ini akan dibahas
penurunan glikogen hati dan tentang mekanisme aksi-aksi
hyperglycemia. hormone steroid pada ikan. Hormon
steroid adalah hormone yang
Pada kelenjar pineal dihasilkan memiliki struktur kimia berdasarkan
hormone melatonin, sedangkan pada pada inti steroid, yang mirip dengan
kelenjar thymus dihasilkan hormone cholesterol dan sebagian besar jenis
Thymosin, Pada gastrointestinal hormone ini berasal dari kolesterol
endocrine cels dihasilkan beberapa itu sendiri, disekresi oleh korteks
hormone utama antara lain adalah adrenal (kortisol dan aldosteron),
Glucagon, Glucagon Like Peptide, ovarium (estrogen : estradiol-17ß,
Somatostantin, Pancratic esteron, estriol dan lain-lain,
Polypeptide, Gastrin, Sekretin, progesterone), testis (androgen :
Cholecytokin, Bombensin, androstendion, testosterone, 11-
Enkephalin, Tachikinins, Serotonin, ketotestosteron dan lain-lain) dan
Vasoactive Intestinal Peptida, plasenta (estrogen dan
neuropeptide, Gatric Inhibitory progesterone). Menurut Koolman &
peptide. Sedangkan pada Urophysis Rohm (2001) hormone adalah bahan
dihasilkan hormone Urotensin I dan kimia pembawa sinyal yang dibentuk
Urotensin II yang secara fisiologis dalam sel-sel khusus pada kelenjar
masih belum jelas fungsinya namun endokrin. Hormon disekresikan ke
108
dalam darah kemudian disalurkan ke
organ-organ yang menjalankan
fungsi-fungsi regulasi tertentu secara
fisiologik dan biokimia. Sel-sel
sasaran pada organ sasaran
memiliki reseptor yang dapat
mengikat hormone, sehingga
informasi yang diperoleh dapat
diteruskan ke sel-sel akhirnya
menghasilkan suatu respon. Pesan
hormone disampaikan pada sel-sel Gambar 4.10. Mekanisme hormone
sasaran menurut dua prinsip yang steroid
berbeda. Hormon lipofilik masuk
kedalam sel dan bekerja pada inti Teori lain untuk pematangan sel telur
sel, sedangkan hormone hidrofilik adalah adanya hubungan erat antara
bekerja pada membrane sel. Hormon poros Hipotalamus-Pituitary-Gonad.
steroid dan tiroksin termasuk Hipotalamus akan melepas GnRH
kedalam kelompok hormone lipofilik. jika dopamin tidak aktif. Fungsi
Hormon ini menembus membrane GnRH adalah merangsang keluarnya
sel dan berikatan pada suatu GtH (Gondotropin) yang berada pada
reseptor spesifik didalam sasaran. Hipofisa. Jika GtH keluar maka
hormon Testosteron yang berada
Berdasarkan uraian diatas maka pada sel theca keluar, sedangkan
mekanisme hormone steroid adalah hormon Testosteron akan
dengan cara hormone steroid masuk merangsang dikeluarkannya hormon
kedalam sel dan berikatan dengan
Estradiol-17β yang berada pada sel
reseptor didalam sitoplasma.
granulose. Hormon Estradiol-17β ini
Hormon reseptor yang kompleks
akan menggertak kerja liver untuk
masuk kedalam nucleus dimana
memproses precursor kuning telur
akan berikatan dengan chromatin
(vitellogen) untuk dikirimkan ke sel
dan mengaktivasi gen yang spesifik.
telur sebagai kuning telur. Dengan
Gen (DNA) yang mengandung
demikian pertumbuhan telur terjadi.
informasi akan memproduksi protein.
Ketika gen aktif maka protein akan
Sebagai pematang sel telur
dihasilkan secara diagram dapat
diperlukan media MIH (Maturtaion
dilihat pada Gambar 4.10.
Inducing Hormon) dan MPF
(Maturation Promoting Factor) untuk
hormon 17α,20β-dyhidroxy-4-
pregnen-3-one yang bersumber dari
sel granulose.

4.2.2. Kelenjar hipofisa, HCG dan


ovaprim

109
Kelenjar hipofisa banyak sekali terdapat pada bagian otak sebelah
mengandung hormon terutama depan. Kelenjar ini menempel pada
hormon yang berhubungan dengan infundubulum dengan suatu tangkai
perkembangan dan pematangan yang pendek, agak panjang atau
gonad. Hormon tersebut diantaranya pipih bergantung pada jenis ikannya.
adalah Gonadotropin yaitu GTH I Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
dan GTH II, sehingga ekstrak pada Gambar 4.11 tentang otak dan
kelenjar hipofisa sering digunakan bagian-bagian pada ikan maskoki
sebagai perangsang pematangan dan hampir sama untuk semua ikan.
gonad. Letak kelenjar hipofisa ini

Gambar 4.11. Representasi diagram pada penampang sagittal dari otak goldfish sebagai dasar
penampang seri menggambarkan topografi dari GHRH-ir perikarya pada otak, pinealocytes
dalam pineal dan corticotrophs pada pituitary (siklus yang gelap). Garis putus-putus
mengindikasikan GHRH-ir fiber tract. Catatan bahwa GHRH-ir fiber pada area NPO dan PVO
tidak asli pada nuclei ini., tetapi area transverse. AVT, Area Ventralis Telencephali, CBL,
Cerebellum, FL, Facial Lobes, GNC, Glomerular Nuclear Complex, INF, Hypothalamic Inferior
Lobe, LR, Lateral Recess, NLL, Nucleus of the Lateral Lemniscus, NLTi Nucleus Lateralis
Tuberis pars Lateralis, NLTp, Nucleus Lateralis Tuberis pars posterioris, NPO, Nucleus
Preopticus, NPP, Nucleus Preopticus Periventricularis; OLB, Olfactory Bulb; ON, Optic Nerve;
OT, Optic Tectum; PIN, pineal; PIT, Pituitary; PVO, Paraventricular Organ; SGN, Secondary
Gustatory Nucleus; TEL, Telencephalon. (Rao, et al., 1995).

Pematangan oosit dan ovulasi telur untuk induksi pematangan akhir sel
dengan menggunakan ekstraksi telur dan sel sperma tidak tepat.
kelenjar hipofisa banyak (3) belum diketahui dengan pasti
mengandung kelemahan diantaranya hormon mana yang sebenarnya
adalah: berpotensi untuk ovulasi dan
(1) hilangnya ikan donor karena kematangan gonad.
diambil kelenjar hipofisanya. (4) penyakit mudah menular.
(2) standarisasi ekstrak kelenjar Bagi para pembudidaya ikan yang
hipofisa ikan sebagai bahan suntikan akan melakukan pemijahan ikan

110
secara buatan dengan menggunakan 4. Kepala ikan yang terpotong
kelenjar hipofisa dapat dengan dihadapkan keatas dan disayat
mudah membuatnya. Adapun cara dari pangkal hidung ke bawah
membuat kelenjar hipofisa ini adalah bagian potongan pertama hingga
sebagai berikut : tulang tengkorak ikan terbuka
1. Menentukan dosis yang akan dan otak kelihatan jelas (Gambar
digunakan dalam proses 4.12 kiri tengah dan bawah).
pemijahan. 5. Kemudian kelenjar otak
2. Menimbang ikan donor dan ikan disingkap/diangkat dan akan
resipien . tampak kelenjar hipofisa
3. Ikan donor diletakkan di atas dibawah kelenjar otak (Gambar
talenan yang tidak licin dan 4.12, kanan).
dipotong secara vertikal dengan 6. Dengan menggunakan pinset,
titik pemotongan dibagian kelenjar hipofisa diambil dan
belakang tutup insangnya hingga diletakkan di dalam cawan
kepala ikan putus atau terpisah (Gambar 4.12, kanan)
dari badannya (Gambar 4.12, kiri
atas).

Gambar 4.11. Pengambilan kelenjar hipofisa

111
7. Selanjutnya dibersihkan dengan 11. Larutan hipofisa disentrifuse dan
aquadest hingga kotoran dan didiamkan selama satu menit
darah yang melekat hilang. sampai terbentuk dua lapisan
8. Kelenjar hipofisa dimasukkan ke pada larutan tersebut. Larutan
dalam tabung pengerus. Kelenjar yang agak keruh dibagian atas
hipofisa digerus menggunakan endapan diambil dengan jarum
alu kaca hingga hancur (Gambar suntik (Gambar 4.14 dan Gambar
4.12) 4.15).

Gambar 4.12. Penggerusan kelenjar


hipofisa Gambar 4.14. Pemutaran alat
sentrifuse
9. Larutan hipofisa diambil dari
gelas pengerus menggunakan
alat suntik/spuit Dimasukkan ke
dalam tabung reaksi/tabung
sentrifuse (Gambar 4.13)

Gambar 4.15. Pengambilan ekstrak


Gambar 4.13. Pembuatan ekstrak kelenjar hipofisa
kelenjar hipofisa

112
11. Larutan siap disuntikkan pada pecahnya folikel dan pengeluaran
ikan yang akan dipijahkan oosit yang telah matang.
(Gambar 4.16)
OVAPRIM adalah campuran analog
salmon GnRH dan Anti dopamine
dinyatakan bahwa setiap 1 ml
ovaprim mengandung 20 ug sGnRH-
a(D-Arg6-Trp7, Lcu8, Pro9-NET) –
LHRH dan 10 mg anti dopamine.
Ovaprim juga berperan dalam
memacu terjadinya ovulasi. Pada
proses pematangan gonad GnRH
analog yang terkandung didalamnya
berperan merangsang hipofisa untuk
melepaskan gonadotropin.
Gambar 4.16. Ekstrak kelenjar Sedangkan sekresi gonadotropin
hipofisa siap disuntikkan pada ikan akan dihambat oleh dopamine. Bila
dopamine dihalangi dengan
Hormon Chorionic Gonadotropin antagonisnya maka peran dopamine
(hCG) adalah hormon gonadotropin akan terhenti, sehingga sekresi
yang disekresi oleh wanita hamil dan gonadotropin akan meningkat.
disintesa oleh sel-sel sintitio
tropoblas dari placenta. HCG Dari ketiga macam hormon yang
mempunyai dua rangkaian rantai dapat digunakan untuk melakukan
peptida yaitu α yang mengandung pemijahan ikan seperti yang telah
92 asam amino dan β mengandung dijelaskan, maka pemilihan hormon
145 asam amino. Pada beberapa yang akan digunakan sangat
spesies menggunakan hCG sebagai bergantung pada jenis ikan yang
pemacu merangsang pematangan akan dibudidayakan, harga ekonomis
gonad sangat efektif, bisa sebagai dan efisiensi dalam penggunaannya.
pengganti ekstrak kelenjar hipofisa Ketiga hormon tersebut prinsipnya
tetapi pada beberapa spesies adalah membantu proses
penggunaan hCG kurang efektif kematangan gonad ikan yang akan
mesti dikombinasikan dengan menentukan keberhasilan proses
Pregnan Mare Serum Gonadotropin pemijahan.
(PMSG) atau ovaprim. HCG
berperan dalam pemecahan dinding
folikel saat akann terjadi ovulasi. LH 4.2.3. Perjalanan hormon ke sel
(Litunuising Hormon) adalah hormon target
perangsang ovulasi yang kuat, hCG
memiliki potensi LH. Fungsi LH Bagaimana hormon yang disuntikan
dalam sel theca akan merangsang itu mencapai sel target. Hormon
PGE (prostaglandin) dan PGF2α dari tersebut mencapai sel target melalui
asam arachidonad. PGF2α juga komunikasi antar sel. Ada tiga cara
mempunyai peran penting dalam sel-sel itu berkomunikasi yaitu :

113
1. Sel menskresikan senyawa kimia 4.2.4. Stripping dan pembuahan
(chemical signaling) kepada sel buatan
lain ditempat yang berjauhan.
2. Sel mengekspresikan molekul Stripping adalah proses
permukaan yang mempengaruhi dikeluarkannya telur atau sperma
sel lainnya yang berkontak fisik ikan dengan bantuan manusia/bukan
dengan sel tersebut. secara alamiah. Proses pengeluaran
3. Sel membentuk ’gap juction’ yang telur atau sperma tersebut tentu saja
menghubungkan masing-masing menghendaki cara tertentu agar telur
sitoplasma sehingga dapat terjadi atau sperma tidak rusak ataupun
pertukaran molekul-molekul kecil. justru induk ikan yang akan
rusak/mati. Seseorang yang akan
Sedangkan komunikasi antar sel melakukan stripping telur atau
dengan cara sekresi kimia dapat sperma ikan mesti harus telah tahu
dibagi berdasarkan jauhnya jarak cara stripping yang baik, dan tahu
yang dirempuh senyawa kimia posisi gonad ikan, dengan demikian
tersebut yaitu: arah urutan/stripping akan benar
atau organ yang diurut tidak salah.
1. Sinyal endokrin (Endocrine Feeling seorang pengurut sebaiknya
signaling), dimana sel kelenjar telah menyatu dengan induk ikan
endokrin akan mensekresikan tersebut. Kenapa demikian karena
hormon yang akan dibawa aliran seseorang tersebut akan mengerti
darah ke sel target yang kapan pengurutan diberhentikan dan
terdistribusi di bagian lain dari kapan akan dimulai lagi. Oleh karena
tubuh. itu seorang pembudidaya harus
2. Sinyal parakrin (Paracrine memahami tentang proses secara
signaling), dimana sel fisiologis ovulasi dan akan dibahas
menskresikan senyawa kimia pada subbab ini. Telur atau sperma
(local chemical mediator) yang tidak akan bisa distripping jika proses
mempunyai efek terhadap sel fisiologis ovulasi belum sempurna.
yang berada disekelilingnya.
Senyawa kimia yang diskresikan Pembuahan secara buatan dilakukan
ini akan diserap dan diserap dengan bantuan manusia, dengan
dengan cepat. cara mempertemukan sel telur
3. Sinyal sinaptik (Synaptic dengan sel sperma pada suatu
signaling), merupakan suatu tempat tertentu dan dengan alat
neurotransmitter dan bekerja tertentu. Proses melakukan
khusus untuk sel syaraf pada pembuahan buatan ini diperlukan
suatu daerah khusus yang sikap kehati-hatian agar telur tidak
disebut chemical synapses. luka, sperma tidak luka atau proses
Sel-sel target akan memberikan penempelan sperma pada sel telur
respon terhadap sinyal yang datang merata. Meratanya sperma
melalui protein khusus yang disebut menempel pada telur akan
receptor. menambah jumlah pembuahan
sperma pada sel telur. Proses
pembuahan buatan ini membutuhkan
114
waktu tertentu, maksudnya jika chromosom-Y akan menghasilkan
terlalu lama maka sperma atau sel embrio jantan.
telur bisa mati atau terganggu. Jika
demikian keadaannya proses Ekor sperma, ekor sperma berfungsi
pembuahan tidak akan berhasil memberi gerak maju seperti gerak
dengan baik. Ingat telur dan sperma cambuk. Selubung mitokondria
itu hidup sehingga bermetabolisme. berasal dari pangkal kepala
membentuk dua struktur spiral
Kematangan telur dan sperma ikan kearah berlawanan dengan arah
dipastikan diperiksa dibawah jarum jam. Bagian tengah ekor
mikroskop, jika telah memenuhi merupakan gudang energi untuk
tanda-tanda tersebut di atas maka kehidupan dan pergerakan
segeralah dilakukan stripping. spermatozoa oleh proses-proses
Langkah pertama lakukan stripping metabolik yang berlangsung di dalam
induk jantan terlebih dahulu dengan helix mitokondria. Mitokondria
prosedur yang telah ditentukan. mengandung enzim-enzim yang
Sperma adalah gamet jantan yang berhubungan dengan metabolisme
dihasilkan oleh testis. Cairan sperma spermatozoa. Bagian ini banyak
adalah larutan spermatozoa yang mengandung fosfolipid, lecithin dan
berada dalam cairan seminal dan plasmalogen.Plasmalogen
dihasilkan oleh hidrasi testis. mengandung satu aldehid lemak dan
Campuran antara seminal plasma satu asam lemak yang berhubungan
dengan spermatozoa disebut semen. dengan glicerol maupun cholin.
Dalam setiap testis semen terdapat Asam lemak dapat dioksidasi dan
jutaan spermatozoa. sebagai sumber energi untuk aktifitas
sperma.
Sperma ikan yang sudah matang
terdiri dari kepala, leher dan ekor. Komposisi kimiawi sperma pada
Ada sperma yang mempunyai plasma inti (nukleoplasma)
“middel Piece” sebagai penghubung diantaranya adalah DNA, Protamine,
antara leher dan ekor. Di dalam Non Basik Protein. Sedangkan
middle piece ini berisi mitokondria seminal plasma mengandung
yang akan berfungsi untuk protein, potassium, sodium, calsium,
metabolisme sperma. magnesium, posfat, klarida.
Sedangkan komposisi kimia ekor
Kepala sperma, kepala sperma sperma adalah protein, lecithin dan
terisi materi inti, chromosom terdiri cholesterol.
dari DNA yang bersenyawa dengan
protein. Informasi genetika yang Sperma tidak bergerak dalam
dibawa oleh spermatozoa semen/air mani, tetapi akan segera
diterjemahkan dan disimpan di dalam bergerak ketika bersentuhan dengan
nolekul DNA. Sperma yang air. Fruktosa dan galaktosa
didalamnya terkandung chromosom- merupakan sumber energi utama
X akan menghasilkan embrio betina bagi sperma ikan mas. Gardiner
sedangkan sperma mengandung dalam Norman (1995) menyatakan
semen yang encer banyak
115
mengandung glukosa sehingga dipergunakan sitrat, fosfat dan tris.
memberikan motilitas yang lebih Untuk menghambat pertumbuhan
baik. Sedangkan semen yang kental kuman dipergunakan penicilin,
banyak mengandung potassium streptomicin, sedangkan untuk
sehingga akan menghambat motilitas pembekuan diperlukan glicerol.
sperma. Motilitas sperma banyak
dipengaruhi oleh konsentrasi
glukosa, NaCl, KCl, serta Osmolitas 4.2.5. Ovulasi dan fertilisasi
media.
Setelah telur matang maka telur
Daya tahan hidup sperma akan diovulasikan oleh ikan betina.
dipengaruhi oleh pH, tekanan Ovulasi itu adalah proses keluarnya
osmotik , elektrolit, non elektrolit, sel telur (oosit) yang telah matang
suhu dan cahaya. Pada umumnya dari folikel dan masuk ke dalam
sperma than hidup dan aktif pada pH rongga ovarium atau rongga perut
7. Sperma tetap motil untuk waktu (Nagahama, 1990).
lama di dalam media yang isotonik
dengan darah. Pada umumknya Pelepasan sel telur terjadi akibat:
sperma mudah dipengaruhi oleh 1. Telur membesar.
keadaan hipertonik dari pada 2. Adanya konstraksi aktif dari
hipotonik. folikel (bertindak sebagai otot
halus) yang menekan sel telur
Larutan elektrolit sperti kalium, keluar.
magnesium, dapat dipergunakan 3. Daerah tertentu pada folikel
sebagai pengencer sperma tetapi melemah, membentuk benjolan
Calsium, pospor dan kalium yang hingga pecah dan terbentuk
tinggi dapat menghambat motilitas lubang pelepasan hingga telur
sperma. Sedangkan cuprum dan keluar.
besi merupakan racun bagi sperma.
Larutan non elektrolit dalam bentuk Enzim yang berperan dalam
gula, sperti fruktosa, glukosa dapat pemecahan dinding folikel: protease
dipergunakan sebagai pengencer iplasmin kemudian diikuti oleh
sperma. hormon Prostaglandin F2α (PGF2α)
Prinsip dasar untuk atau Cotecholamin yang
mempertahankan agar sperma tetap merangsang konstraksi aktif dari
hidup adalah dengan menambahkan folikel
sesuatu kedalam semen yang
berintikan mempertahankan pH, Setelah ovulasi kemudian akan
tekanan osmotik serta menekan diikuti oleh ikan jantan untuk
pertumbuhan kuman. Untuk mengeluarkan sperma. Sperma
keperluan yang sesuai bagi yang tadinya bergerak lamban
kebutuhan sperma dipergunakan menjadi bergerak cepat (motilitas
bahan glukosa, kuning telur, air susu tinggi) dikarenakan bersentuhan
yang mengandung lippoprotein dan dengan air. Pergerakan sperma
lecithin. Sedangkan untuk tersebut akan mengarah pada sel
mempertahankan pH semen telur kerena distimulasi oleh adanya
116
Gimnogamon I yang dieksresikan tertinggal di luar. Cytoplasma dan
oleh telur. Setelah sperma chorion merenggang dan semakin
menempel pada telur, telur akan tersumbat yang akan segera
mengeluarkan Androgamon I untuk menutup mycropyle untuk
menekan motilitas sperma dan menghalangi masuknya
Gymnogamon II untuk spermatozoa lainnya. Sumantadinata
menggumpalkan sperma. (1983) mengatakan, setelah
memasuki telur, inti spermatozoa
Berjuta-juta sperma menempel pada mulai membesar dan chromosomnya
sel telur tetapi hanya satu sperma mengalami perubahan sehingga
yang bisa masuk melalui micropil. memungkinkan untuk berhimpun
Kepala sperma masuk dan ekornya dengan chromosom dari sel telur
tertinggal diluar, sebagai sumbat fase awal pembelahan.
micropile sehingga yang lain tidak
bisa masuk. Berjuta-juta sperma
yang menempel pada telur 4.2.6. Aplikasi teknik pemijahan
disingkirkan oleh telur dengan reaksi pada ikan budidaya
kortek. Karena apabila tidak
disingkirkan akan mengganggu 4.2.6.1. Pemijahan ikan Mas
metabolisme zigot.
Macam-macam Metode Pemijahan
Pembuahan sel telur merupakan Ikan Mas menurut Sumantadinata
awal dari perkembangan embrio (1983) dapat dilakukan secara alami
ikan. Pembuahan merupakan dan secara buatan. Pemijahan
penggabungan sel telur dengan secara alami setiap daerah memiliki
spermatozoa sehingga membentuk ciri khas dalam cara memijahkan
zygote. Pembuahan pada ikan ikan Mas. Pemijahan ikan Mas
umumnya terjadi di luar tubuh, secara alami yang banyak dikenal di
dimana induk betina mengeluarkan masyarakat adalah cara Sunda,
telur dan induk jantan mengeluarkan Cimindi, Rancapaku, Magek,
spermatozoa. Kantong, Dubisch dan Hofer.
Telur yang tidak dibuahi akan mati 1. Pemijahan cara Sunda
dan berwarna putih air susu. Menurut
Nesler dalam Sumantadinata (1983), Pemijahan ikan Mas cara Sunda
suatu substansi yang disebut merupakan cara pemijahan yang
fertilizing merangsang spermatozoa banyak digunakan petani,
untuk berenang berusaha mencapai khususnya di Jawa Barat. Cara
telur. Telur akan mengeluarkan ini menggunakan kolam
fertilizing pada saat-saat terakhir pemijahan dan kolam penetasan
ketika dilepas dan siap dibuahi. secara terpisah. Kolam
pemijahan dipersiapkan secara
Pembuahan satu telur hanya khusus, yaitu dengan
membutuhkan satu spermatozoa mengeringkan dasar kolam,
bagian kepalanya masuk Kedalam membersihkan kolam dari rumput
telur melalui mycropyle, sedangkan atau sampah, memasang
bagian ekornya tetap berada substrat dan mengairi kolam.

117
Pemijahan cara ini menggunakan pemijahan. Pelepasan induk
kakaban sebagai substrat untuk dilakukan + pukul 16.00-17.00.
menempelkan telur. Kakaban Proses pemijahan biasanya
tersebut dipasang berderet-deret terjadi mulai tengah malam pukul
dan terapung 5-10 cm di bawah 01.00-06.00 yang ditandai
permukaan air. Induk ikan yang dengan gerakan ikan yang saling
siap dipijahkan dilepaskan secara berkejaran dan timbulnya bau
hati-hati ke dalam kolam anyir pada air kolam pemijahan.

3
2

1. Kakaban 2. Bilah bambu penahan 3. Patok bambu

Gambar 4.17. Pemasangan kakaban di kolam pemijahan pada


pemijahan cara Sunda (Sumantadinata, 1983).

Sehari setelah induk ikan dilepas penetasan sekaligus sebagai


pada kolam pemijahan dilakukan kolam pendederan. Persiapan
pengamatan terhadap kakaban. kolam penetasan meliputi
Kakaban yang telah berisi telur pengolahan dasar kolam,
segera diangkat dan dipindahkan pembuatan kamalir, pemupukan,
ke kolam penetasan. Sebelum pengapuran dan mengairi.
kakaban disusun di kolam Persiapan kolam tersebut
penetasan, terlebih dahulu dilakukan beberapa hari sebelum
dibersihkan dari Lumpur dengan pemijahan induk.
menggoyang-goyangkan secara
2. Pemijahan cara Cimindi
perlahan di kolam pemijahan.
Kakaban tersebut dipasang Persiapan kolam pemijahan cara
berderet-deret di kolam Sunda dan Cimindi pada
penetasan 3-5 cm di bawah dasarnya adalah sama, hanya
permukaan air. Telur akan terdapat perbedaan induk kolam.
menetas setelah 36-48 jam pada Pada pemijahan cara Cimindi,
suhu 28-300C. Pemijahan cara kolam pemijahan merupakan
Sunda menggunakan kolam bagian dari kolam penetasan dan

118
kolam pendederan. Kolam penetasan melalui lubang
pemijahan terletak pada salah pematang sementara. Telur ikan
satu sudut kolam penetasan pada kakaban ditetaskan pada
dengan pematang dari tanah kolam pemijahan. Setelah benih
sebagai pembatas sementara. berumur 7 hari, pematang
Bila induk ikan telah memijah, sementara dibongkar dan benih
kakaban tetap berada di kolam ikan akan menyebar ke kolam
pemijahan, sedangkan induk ikan besar. Pada kolam besar ini
dibiarkan masuk ke kolam benih ikan didederkan.

1
3

1. Kolam pemijahan
2. Pematang sementara
3. Kolam penetasan/pendederan
4. Saluran pemasukan air
5. Saluran pengeluaran air

Gambar 4.18. Kolam pemijahan cara Cimindi (Sumantadinata, 1983).

3. Pemijahan cara Rancapaku pemeliharaan induk, sedangkan


kakaban tetap di kolam
Pemijahan cara Rancapaku
pemijahan. Telur ikan Mas akan
hampir sama dengan cara
menetas setelah 36-48 jam pada
Cimindi, yaitu kolam pemijahan
suhu 28-300C. anak ikan Mas
merupakan bagian kolam
yang mulai mencari makan akan
penetasan. Perbedaannya
menyebar ke kolam besar melalui
adalah petak pemijahan dengan
celah tumpukan batu atau
cara Rancapaku terbuat dari
bambu. Benih ikan tersebut
tumpukan batu atau bambu.
dipelihara sampai umur 2-3
Penetasan telur dilakukan pada
minggu.
kolam pemijahan. Setelah selesai
memijah, induk ikan dipindahkan
ke kolam besar atau ke kolam

119
4. Pemijahan cara Magek tetap berada di kolam pemijahan,
sedangkan induk ditangkap dan
Pemijahan ikan Mas di Sumatera
dikembalikan ke kolam induk.
Barat dikenal dengan cara
Telur-telur ikan Mas ditetaskan
Magek. Pemijahan dengan cara
padakolam pemijahan. Benih
ini diperlukan kolam seluas 3-4
ikan ditangkap setelah berumur 1
m2 dengan kedalaman air 0,75 m.
minggu. Pemanenan benih
dinding kolam tegak lurus
dilakukan dengan mengalirkan air
diperkuat papan. Dasar kolam
dari dasar kolam dan ditampung
ditebari pasir yang telah dicuci
dengan kantong yang terbuat
bersih dari tanah dan bahan-
dengan bahan kain halus.
bahan lain yang berbahaya. Di
Selanjutnya benih tersebut
atas pasir ini dhamparkan ijuk
dipindahkan ke wadah lain untuk
yang dijepit dengan belahan
didederkan atau dipasarkan.
bambu. Setelah induk ikan
selesai memijah, ijuk tersebut

c d b a

P2
P1 0,5-0,6 m
P3

1,5-2,0 m

a. papan P1 pipa pemasukan


b. penyekat papan P2 pipa pelimpasan
c. belahan bambu P3 pipa pengurasan
d. ijuk

Gambar 4.19. Kolam pemijahan cara Magek (Sumantadinata, 1983).

5. Pemijahan cara Kantong jernih. Bentuk dasar kolam dibuat


miring ke arah pengeluaran air
Pada beberapa daerah di Jawa
untuk memudahkan pengaturan
Barat, pemijahan ikan Mas
air dalam penangkapan anak
dilakukan dengan cara Kantong.
ikan. Pemijahan cara Kantong
Pemijahan cara Kantong mirip
menggunakan rumput sebagai
dengan cara Magek. Kolam
tempat menempelkan telur.
pemijahan berbentuk segi empat
Rumput yang digunakan adalah
dengan kedalaman air sekiatr 60
rumput yang tidak mudah busuk
cm. Dasar kolam diberi lapisan
di air. Rumput tersebut disebar di
kerikil dan pasir agar airnya tetap

120
kolam pemijahan, induk yang bersama air melalui pintu
telah selesai memijah ditangkap pengeluaran yang dialirkan ke
dan dikembalikan ke kolam bentangan kain yang
induk, sedangkan telur-telurnya direntangkan pada dua buah
dibiarkan di kolam pemijahan bambu. Bentangan kain tersebut
untuk ditetaskan. Kolam berupa kantong yang terendam
pemijahan dialiri air secara setengah bagian pada genangan
perlahan. Telur ikan akan air tenang. Selanjutnya benih-
menetas setelah 36-48 jam pada benih yang ditampung pada kain
suhu 28-300C. benih yang tersebut dikumpulkan dan
berumur 5-7 hari dipungut/panen. didederkan di sawah/kolam.
Benih –benih ikan akan hanyut

A 1

2 B

Keterangan:
A. Kolam pemijahan K. kantong
B. Kolam kecil tempat kantong 1. pipa
pelimpasan

Gambar 4.20. Kolam pemijahan cara Kantong (Sumantadinata, 1983).

6. Pemijahan cara Dubisch dan pemijahan adalah 30 cm. Pada


Hofer bagian tengah dasar kolam lebih
tinggi daripada bagian tepi/sisi
Pemijahan ikan cara Dubisch dan
kolam. Pada dasar kolam
Hofer menggunakan rumput
sekeliling petakan terdapat
sebagai tempat meletakkan telur.
saluran keliling dengan lebar 60
Dubisch adalah seorang ahli
cm dn kedalaman 30-40 cm.
perikanan berasal dari Jerman.
Saluran keliling berfungsi untuk
Oleh sebab itu cara pemijahan
memudahkan penangkapan
ikan yang diperkenalkan Dubisch
induk setelah selesai memijah.
disebut cara Dubisch. Cara ini
Ketinggian air kolam adalah 10
banyak digunakan di Jawa
cm di atas pucuk rumput. Bagian
Tengah dan Jawa Timur. Kolam
tengah dasar kolam miring ke
pemijahan cara Dubisch
arah saluran pengeluaran air dan
berbentuk empat persegi panjang
ditanami rumput yang tahan
dengan ukuran 8 x 8 atau 10 x 10
tergenang air. Dasar tengah yang
meter. Kedalaman air kolam
121
miring memudahkan turunnya air kolam pemeliharaan induk,
dalam pemanenan benih ikan. sedangkan telur dibiarkan untuk
Induk ikan yang selesai memijah ditetaskan.
ditangkap dan dipindahkan ke

Ardiwinata (1971) Huet (1970)

A
A
B B
A. Rumput B B
B. Saluran

Gambar 4.21. Kolam pemijahan cara Dubisch (Sumantadinata, 1983)

Hofer seorang ahli perikanan stress ini mengurangi keinginan


melihat beberapa kelemahan/ ikan untuk memijah.
kekurangan pemijahan cara
Dubisch. Kelemahan tersebut Berdasarkan kelemahan tersebut,
terletak pada dasar kolam yang Hofer memodifikasi dasar kolam
dapat menimbulkan stress bagi pemijahan cara Dubisch. Pada kolam
induk ikan. Hal ini disebabkan pemijahan cara Hofer tidak terdapat
adanya perubahan drastic saluran keliling kolam, tetapi seluruh
antara bentuk saluran dengan petakan kolam dibagi menjadi dua
bentuk pelataran (bagian tengah bagian, yaitu setengah bagian yang
kolam) yang ditumbuhi rumput dangkal dan setengah bagian lebih
tempat memijah. Induk ikan dalam. Bagian yang dangkal
istirahat di saluran merasa ditanami rumput sebagai tempat
tempat/kolam tersebut kecil, menempelkan telur, sedangkan
tidak ada rumput dan gelap, bagian lebih dalam digunakan untuk
tetapi setelah keluar dari saluran berkumpulnya benih ikan Mas
menuju bagian tengah kolam sehingga memudahkan pemungutan
yang ditumbuhi rumput dan benih ikan.
terang menyebabkan induk agak
ketakutan. Masa takut dan

122
A B
C

Cara Hofer
A. Pipa pemasukan air
B. Bagian dasar yang dangkal ditanami
rumput
C. Pipa pngeluaran air

Gambar 4.22. Kolam pemijahan cara Hofer (Sumantadinata, 1983)

Pelepasan induk ke kolam pemijahan yang diletakkan pada kolam


dilakukan dengan hati-hati. Hindari pemijahan tergantung pada jumlah
induk terkena benturan. induk yang dipijahkan. Untuk
Perbandingan induk jantan dan memijahkan satu pasang induk
betina adalah 1 : 1 dalam satuan jumlah kakaban yang dibutuhkan
berat 3 : 1 dalam satuan ekor. adalah 5-8 buah. Satu pasang induk
ikan Mas adalah perbandingan
Pemilihan sistem pemijahan ini
jumlah induk jantan dan betina yang
bergantung kepada skala usaha
akan dipijahkan berdasarkan bobot
yang dilakukan. Pada pemijahan ikan
badan 1 : 1, sedangkan berdasarkan
secara alami, pemilihan induk yang
jumlah ikan adalah 2 : 1 atau 3 : 1.
matang kelamin harus tepat dan
benar. Dalam pemijahan ikan Mas Sebelum ikan Mas jantan dan betina
secara alami dan semi buatan dipijahkan sebaiknya induk ikan
dibutuhkan media/substrat tersebut diberok terlebih dahulu di
pemijahan yang disebut dengan dalam kolam pemberokan selama 1-
kakaban. Kakaban ini adalah tempat 2 hari dan dipisahkan antara jantan
meletakkan telur ikan Mas yang dan betina. Selama dalam
terbuat dari ijuk pohon enau. pemberokan, induk ikan ini tidak
Kakaban ini biasanya berukuran diberi pakan, oleh karena itu kondisi
panjang 1-1,5 m dengan lebar sekitar kualitas air kolam pemberokan harus
0,5 m. ijuk yang digunakan sebagai optimal.
bahan pembuat kakaban ini harus
Pemberokan ikan Mas ini bertujuan
dibersihkan dengan membuang
untuk :
serat-serat yang kasar dan disisir
dengan sikat kawat. Jumlah kakaban

123
1. Mengurangi lemak pada daerah ikan Mas yang telah dicampur
kantong pembungkus telur sperma ditebar ke dalam akuarium
(ovarium), karena lemak yang dan dipelihara sampai menetas dan
terlalu banyak dapat berumur 2-4 minggu.
mengganggu kelancaran
pelepasa telur. 4.2.6.2. Pemijahan Ikan Lele
2. Memisahkan induk jantan dan
1. Persiapan wadah dan substrat
betina untuk menahan sementara
(kakaban)
keinginan memijah sehingga
pada saat pemijahan di kolam
Persiapan bak pemijahan dilakukan
pemijahan kedua induk ikan
sebelum dilakukan pemijahan. Untuk
saling tertarik untuk memijah.
setiap pasang induk yang beratnya
Pemijahan ikan Mas secara buatan antara 0,5 – 1 kg diperlukan satu
biasanya dilakukan oleh para petani buah bak pemijahan dengan ukuran
ikan yang membutuhkan 1 x 2 x 0,5 meter atau 1 x 1 x 0,5
ketersediaan benih yang kontinu meter. Sebelum kolam atau bak
dalam jumlah dan mutu. Pemijahan digunakan, bak dicuci bersih agar
secara buatan ini dilakukan dengan kotoran-kotoran dan lumut yang
memberikan suntikan hormon menempel terlepas dan dasar bak
kepada induk ikan Mas jantan dan menjadi bersih dan benih lele
betina agar cepat mengalami terhindar dari serangan penyakit.
kematangan gonad. Setelah
dilakukan penyuntikan hormon, induk Selanjutnya bak diisi air bersih
ikan Mas jantan dan betina akan di setinggi 30 – 40 cm. Sebagai tempat
stripping, yaitu dilakukan pengurutan atau media menempelnya telur, di
agar telur dan sperma keluar dari dasar bak dipasang kakaban yang
tubuh induk ikan Mas dan dilakukan terbuat dari ijuk. Ukuran kakaban
pembuahan ikan Mas secara buatan. disesuaikan dengan ukuran bak
Hormon yang digunakan antara lain pemijahan. Namun, ukuran yang
adalah ovaprim, pregnil, HCG atau biasa digunakan panjangnya 75 –
kelenjar hipofisa ikan Mas itu sendiri. 100 cm dan lebarnya 30 – 40 cm.
Sebagai patokan, untuk 1 pasang
Ikan Mas jantan dan betina siap induk lele dumbo dengan berat induk
memijah dan matang gonad betina 500 gram, dibutuhkan
dimasukkan ke dalam kolam kakaban sebanyak 3 – 4 buah. Jika
pemijahan. Jumlah induk yang kurang, dikhawatirkan telur yang
ditebar bergantung pada luas ukuran dikeluarkan ketika pemijahan tidak
kolam pemijahan. Ikan Mas akan tertampung seluruhnya atau
meletakkan telur pada kakaban. menumpuk di kakaban, sehingga
Kakaban yang berisi telur ikan Mas mudah membusuk dan tidak
selanjutnya dipindahkan ke kolam menetas. Kakaban harus menutupi
pemeliharaan larva/benih. Hal ini jika seluruh permukaan dasar bak
pemijahan dilakukan alami dan semi pemijahan, sehingga semua telur lele
intensif. Jika pemijahan ikan Mas dumbo tertampung di kakaban.
dilakukan secara buatan, maka telur Bagian atas bak pemijahan di tutup
124
dengan seng atau triplek atau disuntik. Namun, jika menggunakan
anyaman bambu untuk mencegah ovaprim, penyuntikan cukup
induk lele dumbo yang sedang dilakukan satu kali dengan dosis
dipijahkan meloncat keluar. untuk induk betina 0,2 ml dan untuk
induk jantan sebanyak 0,1 ml.
Sebagai bahan pelarut digunakan air
2. Pemilihan induk siap pijah untuk injeksi berupa aquabidest
sebanyak 0,3 – 0,4 ml. Penyuntikan
Tidak semua induk yang dipelihara dapat dilakukan pada 3 tempat, yaitu
dapat dipijahkan. Hal ini disebabkan pada otot punggung, batang ekor
belum tentu semua induk telah dan sirip perut. Akan tetapi pada
matang kelamin dan siap dipijahkan. umumnya dilakukan pada otot
Sebelum dipijahkan, induk dipilih punggung dengan kemiringan alat
yang sesuai dengan persyaratan. suntik 45°.
Salah satu persyaratan yang mutlak
adalah induk telah berumur 1 tahun,
baik jantan maupun betina. 4. Pemijahan
Pemilihan induk dilakukan dengan
cara mengeringkan kolam induk, baik Induk lele dumbo yang telah disuntik
kolam induk jantan mapun betina, selanjutnya dipijahkan secara alami,
sehingga induk – induk ikan lele atau dipijahkan secara buatan. Jika
dumbo akan terkumpul. Selanjutnya akan dilakukan secara semi buatan,
induk – induk tersebut ditangkap setelah induk ikan lele disuntik
dengan menggunakan seser atau dengan hormon maka induk tersebut
serokan dan ditampung dalam dimasukan ke dalam bak pemijahan
wadah seperti tong plastik. yang telah disiapkan. Induk akan
memijah setelah 8 – 12 jam dari
penyuntikan. Selama proses
3. Penyuntikan hormon pemijahan berlangsung dilakukan
pengontrolan agar induk yang
Untuk merangsang induk lele dumbo sedang memijah tidak melompat
agar memijah sesuai dengan yang keluar tempat pemijahan.
diharapkan, sebelumnya induk harus
disuntik menggunakan zat Pemijahan ikan lele dapat dilakukan
perangsang berupa kelenjar hipofisa secara alami, semi buatan dan
atau HCG (Human Chlorionic buatan (induced breeding).
Gonadotropine) atau ovaprim. Pemijahan ikan lele secara alami
Kelenjar hipofisa dapat diambil dari dapat dilakukan dengan memijahkan
donor ikan lele dumbo yang telah induk jantan dan betina tanpa
matang kelamin dan telah berumur perlakuan khusus. Induk ikan lele
minimal 1 tahun. Penyuntikan memijah berdasarkan kondisi alam
menggunakan kelenjar hipofisa dan ikan itu sendiri. Kelemahan
cukup dengan 1 dosis. Artinya, ikan pemijahan secara alami adalah
donor yang akan diambil kelenjar pemijahan induk belum dapat
hipofisanya, beratnya sama dengan diperkirakan waktunya sehingga
ikan induk lele dumbo yang akan ketersediaan telur juga belum dapat
125
di perkirakan. Pemijahan secara yang telah disiapkan sebelumnya
semi buatan adalah pemijahan dicampur dengan telur. Telur dan
dengan cara memberi perlakuan sperma diaduk menggunakan bulu
khusus yaitu dengan menyuntik ayam. Setelah telur dan sperma
induk ikan menggunakan hormon. tercampur merata, lalu ditambah air
Hormon yang digunakan adalah sampai semua telur terendam dan
hormon sintetis atau hormon biarkan beberapa menit agar semua
hypofisa. Jika Induk disuntik telur terbuahi oleh sperma. Air
menggunakan hormon sintetis rendaman yang berwarna putih
(Ovaprim) dapat dilakukan dengan selanjutnya di buang,
dosis 0,1-0,2 ml di tambah
aquabides sebanyak 1-2 ml. Telur yang telah dibuahi disebarkan
Pemijahan secara semi buatan induk kepermukaan substrat “kakaban” dan
jantan dan betina disuntik. Induk direndam dalam bak sampai
yang telah disuntik dimasukkan menetas. Untuk mencegah infeksi
kedalam kolam/bak pemijahan. pada induk, maka setelah dilakukan
Pemijahan secara buatan yaitu pengurutan induk ikan ditreatment
dengan menyuntikan hormon dengan cara direndam dalam larutan
gonadotropin kedalam tubuh induk formalin 50 – 150 ppm selama 3 jam,
betina. Untuk mendapatkan hormon kemudian induk ikan di lepas ke
ini ada yang sudah dalam bentuk dalam bak fiber penampungan induk
cairan hormon siap pakai, ada pula yang sudah disediakan.
yang harus di ekstrak dari kelenjar
horman ikan tertentu.
4.2.6.3. Pemijahan ikan nila
Pada ikan lele yang akan dilakukan
Ikan Nila dapat berkembang biak
pemijahan secara buatan maka
secara optimal pada suhu 20 - 30
pengambilan sperma dilakukan
derajat celsius. Pada umumnya nila
dengan pembedahan perut induk
bersifat mengerami telurnya di dalam
jantan. Selanjutnya sperma diambil
mulut sampai menetas kurang lebih
dan dibersihkan dari darah dengan
menggunakan tissue. Kelenjar 4 hari dan mengasuh larvanya ± 14
hari sampai larva dapat berenang
sperma dipotong-potong dengan
bebas diperairan, mengerami telur
menggunakan gunting kemudian
dan mengasuh larva dilakukan oleh
ditekan secara halus untuk
induk betina. Nila dapat dipijahkan
mengeluarkan sel sperma dari
kelenjar sperma tersebut, lalu setelah mencapai berat 100 gr/ekor.
diencerkan di dalam larutan sodium Secara alami nila memijah pada
sarang yang dibuat oleh ikan jantan
clorida 0.9 % dalam mangkuk plastik
di dasar kolam, sehingga diperlukan
yang bersih.
dasar kolam yang berlumpur. Untuk
Pengurutan induk betina dilakukan menjaga induk hidup optimal, maka
dengan hati-hati agar induk tersebut parameter kualitas air dipertahankan
dalam kondisi yang layak bagi
tidak terluka. Telur induk betina
kehidupan induk, terutama
tersebut ditampung dalam baki dan
kandungan oksigen terlarut (> 5
pada waktu yang bersamaan sperma
126
ppm) dan suhu tidak berfluktuasi. Persiapan Kolam
Padat penebaran induk tergantung
dari ukuran induk dan sistem Kolam pemijahan luasnya harus
pemijahan yang dilakukan. Selama disesuaikan dengan jumlah induk
proses pemijahan air kolam harus yang akan dipijahkan. Perbandingan
tetap berganti, dengan cara jantan dan betina adalah 1 : 3 ukuran
mengalirkan air pemasukan ke kolam 250 - 500 gr perekor. Dengan padat
secara kontinu melalui pipa yang ada penebaran 1 ekor/m2. Hal ini
saringannya. Air dijatuhkan berdasarkan sifat ikan jantan yang
kepermukaan kolam agar terjadi membuat sarang berbentuk kobakan
percikan air untuk proses difusi didasar kolam dengan diameter
oksigen. kira-kira 50 cm dan akan
mempertahankan kobakan tersebut
Pemijahan ikan nila dengan dari ikan jantan lainnya. Kobakan
menggunakan hapa (kantung jaring tersebut akan digunakan ikan jantan
dengan mata jaring yang lembut untuk memikat ikan betina dalam
lebih kecil dari ukuran larva) hanya pemijahan. Oleh karena itu jumlah
pada ikan nila yang sudah diadaptasi ikan jantan setiap luasan kolam
pada kondisi tersebut. Kantung jaring tergantung pada berapa banyak
dapat digunakan beberapa bulan kemungkinan kobakan yang dapat
saja paling lama 6 bulan, karena dibuat oleh ikan jantan pada dasar
mata jaring mudah sekali tertutup kolam tersebut. Biasanya jarak
baik oleh lumpur maupun organisme antara kobakan satu dengan yang
yang menempel pada jaring lainnya kira-kira 25 cm. Bila
sehingga dapat mengganggu areal/kolam mempunyai luasan 100
sirkulasi air. m2 (1000 x 1000 cm2), maka satu
baris panjang didapat 1000:100 cm =
Pemijahan ikan nila berdasarkan 10 dan satu baris lebar 1000:100 =
pengelolaannya dibedakan beberapa 10, jadi banyaknya kobakan 10 x 10
sistim antara lain: = 100 atau banyaknya ikan jantan
adalah 100 ekor. Sedangkan yang
1. Pemijahan Secara Tradisional/ betina adalah 3 x 100 = 300 ekor.
Alami Induk betina yang lebih banyak 3 x
jantan adalah agar mudah memberi
Pemijahan secara alami dapat kesempatan pada jantan untuk dapat
dilakukan di kolam. Ikan nila menemukan betina yang matang
membutuhkan sarang dalam proses gonad. Dinding kolam diupayakan
pemijahan. Sarang di buat di dasar kokoh dan tidak ada yang bocor agar
kolam oleh induk jantan untuk mampu menahan air kolam.
memikat induk betina tempat Kedalam air kolam 70 cm. Dasar
bercumbu dan memijah, sekaligus kolam dilakukan pengolahan,
merupakan wilayah teritorialnya yang pembuatan kemalir, pemupukan dan
tidak boleh diganggu oleh pasangan pengapuran. Kegiatan ini
lain. Kegiatan pemijahan alami dimaksudkan untuk menciptakan
meliputi antara lain; suasana dasar kolam berlumpur
untuk pembuatan sarang dan
127
meningkatkan kesuburannya agar parasit larva ikan serta meningkatkan
cukup tersedia pakan alami untuk pH dasar kolam. Dosis pengapuran
konsumsi induk dan larva hasil untuk menetralkan berbagai
pemijahan. tingkatan pH dan jenis tekstur tanah
dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Pengapuran dilakukan untuk
mengendalikan hama, penyakit dan

Tabel 4.6. Dosis Pengapuran untuk Menetralkan dari Berbagai Jenis Tekstur
Tanah dan pH Awal yang Berbeda
Kebutuhan Kapur CaCO3 (kg/Ha)
NO pH Awal
Lempung berliat Lempung berpasir Pasir

1 < 4,0 14.320 7.160 4.475


2 4,0 - 4,5 10.740 5.370 4.475
3 4,6 - 5,0 8.950 4.975 3.580
4 5,1 - 5,5 5.370 3.580 1.790
5 5,6 - 6,0 3.580 1.790 895
6 6,1 - 6,5 1.790 1.790 0

Pemupukan dapat diberikan pupuk susulan dapat diberikan 2 minggu


kandang, pupuk hijau dan pupuk kemudian dengan cara memasukan
buatan atau kombinasi dari ketiga pupuk kandang/hijau ke dalam
macam pupuk tersebut. karung plastik yang diberi lubang
Jenis pupuk yang biasa digunakan secara merata dan direndam di dekat
terdiri dari : pintu pemasukan air kolam. Cara ini
• Kotoran ternak besar (sapi, akan memberikan pengaruh
kerbau, kuda dll) dengan dosis penguraian pupuk secara bertahap
1500 kg/ha atau kotoran ayam dan terus menerus sehingga
sebanyak 600- 1200 kg/ha pertumbuhan pakan alami dapat
• TSP dosis 100 kg/ha stabil dan tidak terjadi blooming
• Urea dosis 150 kg/ha plankton yang merugikan.
Dosis tersebut tidak mutlak , tetapi
bisa disesuaikan dengan tingkat
kesuburan tanah kolam perairan. Pengairan
Cara pemberian pupuk kandang bisa
dionggokan dibeberapa tepi kolam. Selama proses pemijahan ikan
Sedang untuk pupuk anorganik membutuhkan suasana parameter
disebarkan pada dasar kolam. Agar kualitas air yang sesuai yaitu oksigen
kolam bisa menjadi subur lagi bisa terlarut > 5 ppm, pH > 5, suhu 20 -
ditambah dengan pupuk hijau, 30 °C dan NH3 < 1 ppm. Untuk
misalnya daun orok-orok, daun menciptakan kondisi seperti tersebut,
lamtoro dan lain- lain. Selanjutnya pengairan kolam harus dilakukan
kolam diairi ± 70 cm. Pemupukan dengan pengaturan yang baik. Air

128
pemasukan terus menerus dialirkan dalam kolam yang berbeda, dengan
dengan debit 2 - 5 liter/ menit untuk demikian pemanenan larva relatif
luasan kolam 200 m2. mudah dilakukan dan induk akan
lebih produktif karena tidak sering
terganggu yang dapat menimbulkan
Pemberian pakan stres dan kematian pada induk.
Desain kolam pemijahan dapat
Meskipun kolam telah di pupuk dan dilihat pada Gambar .
tumbuh subur pakan alami,
pemberian pakan tambahan mutlak • Persiapan kolam
di perlukan. Pemberian pakan Kolam pemijahan dibuat dari
tambahan dimaksudkan untuk pagar bambu yang bersekat-
menjaga stabilitas produktifitas induk sekat antara kolam jantan, kolam
karena selama masa inkubasi telur betina dan kolam larva
3-4 hari induk berpuasa sehingga (gambar.1). Kolam induk jantan
pada proses pemijahan harus cukup (lingkaran I) hanya dapat
cadangan energi dari pakan ikan. dimasuki ikan betina yang
Pakan tambahan dapat berbentuk berukuran lebih kecil dari ikan
dedak, bungkil kedelai, bungkil jantan, kolam induk betina
kacang atau pellet. Pellet dapat (lingkaran II) hanya dapat dilalui
diberikan 3 - 6 % per hari dari bobot larva sedang induk betina tidak
induk. Selama proses pemijahan ± 7 dapat keluar dari sekat, dan
hari dan pasca inkubasi telur yaitu kolam larva (III) untuk
setelah hari ke 8 - 12. menangkap larva yang
dihasilkan. Pengolahan dasar
kolam dilakukan seperti pada
2. Pemijahan secara intensif persiapan kolam pemijahan
alami.
Dari sifat perilaku ikan nila maka
untuk meningkatkan hasil dan
produktifitas induk ikan nila di dalam
menghasilkan larva, pemijahan ikan
dapat dilakukan dengan melakukan
manipulasi lingkungan yang sesuai
dengan sifat memijah ikan.
Pemijahan secara buatan dapat
dilakukan dengan dua cara :

Pemijahan Intensif Yang


Sepenuhnya Dilakukan Di Kolam
Gambar 4.23. Diagram susunan
Metoda ini dilakukan pada kolam kolam pemijahan bersekat
yang didesain sedemikian rupa
sehingga setelah pemijahan selesai • Proses pemijahan
dapat dipisahkan antara induk Apabila konstruksi kolam
jantan, induk betina dan larva ikan berbentuk lingkaran dengan
129
diameter kolam I adalah 4 meter mengumpulkan induk-induk pada
dan kolam II adalah 10 meter, satu sudut hapa untuk memperkecil
serta luas kolam III adalah 44 ruang gerak induk dan memudahkan
meter persegi, maka padat penangkapan. Induk betina di
penebaran induk adalah antara tangkap satu persatu di pegang
250 -300 ekor induk betina bobot bagian kepala, mulut di buka dan di
± 250 gr/ekor dan 40 ekor jantan goyang-goyang di dalam air atau
bobot > 500 gr/ekor. Induk- dialiri air yang bagian bawahnya
induk ikan pada saat pemijahan sudah dipasang lambit/seser halus.
menempati kolam I. Setelah Telur yang ada pada mulut induk nila
proses pemijahan berlangsung akan keluar dan tertampung di lambit
dan telur telah menetas, induk dan selanjutnya di tampung pada
betina akan keluar dari kolam I ke wadah (ember/baki) untuk di bawa
kolam II untuk mengasuh ke tempat penetasan. Setelah
anaknya. Di kolam II ini larva selesai pengambilan telur, induk
tumbuh sampai ukuran ± 1 cm, dipelihara di kolam secara terpisah
selanjutnya larva akan masuk ke antara jantan dan betina dan setelah
kolam III, sedangkan induk betina ± 14 hari sudah dapat dipijahkan
tetap pada kolam II karena ada kembali. Setelah pemijahan induk
sekat. Kolam III hanya dapat di jantan dan induk betina di ambil dan
masuki oleh larva dari kolam II ke di pelihara pada kolam induk yang
kolam III, larva akan terusir dari berbeda, untuk persiapan pemijahan
kolam II, karena terganggu oleh berikutnya.
induk betina yang ada.

• Pemeliharaan 4.3. Penetasan telur


Pemeliharaan induk dilakukan
dengan pemberian pakan Setelah induk ikan melakukan
tambahan 3 - 6 % perhari dari pemijahan maka sel telur dan sel
bobot ikan. Pemberian pakan sperma akan bertemu dan
dilakukan sesuai yang mengalami proses pembuahan
dibutuhkan oleh induk dan larva. (fertilisasi) yang akan membentuk
zygot. Oleh karena itu pembuahan ini
merupakan proses peleburan antara
Pemijahan Dilakukan Di Hapa, sel telur dan sel sperma untuk
Penetasan Telur Dilakukan Pada membentuk zygot. Pembuahan
Corong Tetas terjadi ditandai dengan masuknya
spermatozoa ke dalam telur lewat
Induk yang sudah siap dipijahkan micropyle. Tiap sel sperma cukup
(matang gonad) di masukkan ke untuk membuahi satu butir telur.
dalam hapa pemijahan dan Pada saat pembuahan spermatozoa
dipelihara dengan memberikan masuk yaitu hanya kepalanya saja
pakan tambahan serta pengaturan sedangkan ekornya tinggal di luar,
air yang baik sampai hari ke 7. cytoplasma dan chorion merenggang
Pengambilan telur dilakukan pada dan semacam sumbat segera
hari ke 8 - 10 dengan cara menutup micropyle untuk
130
menghalangi masuknya melintang dan mulai membentuk
spermatozoa lain. Pengerasan formasi lapisan kedua secara samar
chorion disebabkan oleh enzim pada kutup anima. Stadia morula
pengeras yang terdapat pada bagian berakhir apabila pembelahan sel
dalam lapisan chorion. Pengerasan sudah menghasilkan blastomer.
chorion berguna untuk melindungi Blastomer kemudian memadat
embrio yang masih sangat sensitif. menjadi blastodisk kecil membentuk
Setelah membentuk zygot maka dua lapis sel. Pada akhir
setiap individu akan mengalami pembelahan akan dihasilkan dua
proses embriogenesis sebelum kelompok sel. Pertama kelompok
menetas. Untuk memahami tentang sel-sel utama (blastoderm), yang
proses penetasan telur maka harus meliputi sel-sel formatik atau
dipahami proses tentang gumpalan sel-sel dalam (inner mass
embryogenesis. cells), fungsinya adalah membentuk
tubuh embrio. Kedua adalah adalah
kelompok sel-sel pelengkap, yang
4.3.1. Perkembangan embrio meliputi trophoblast, periblast,
auxilliary cells, fungsinya adalah
Perkembangan embrio dimulai dari melindungi dan menghubungi antara
pembelahan zygote (cleavage), embrio dengan induk atau
stadia morula (morulasi), stadia lingkungan luar. Kelompok sel-sel
blastula (blastulasi), stadia gastrula yang terdiri dari jaringan embrio
(gastrulasi) dan stadia (blastodic) dan jaringan periblas,
organogenesis. pada ikan, reptil dan burug disebut
cakram kecambah (germinal disc).
Stadia Cleavage
Cleavage adalah pembelahan zygote Stadia blastula
secara cepat menjadi unit-unit yang Blastulasi adalah proses yang
lebih kecil yang di sebut blastomer. menghasilkan blastula yaitu
Stadium cleavage merupakan campuran sel-sel blastoderm yang
rangkaian mitosis yang berlangsung membentuk rongga penuh cairan
berturut-turut segera setelah terjadi sebagai blastocoel. Pada akhir
pembuahan yang menghasilkan blastulasi, sel-sel blastoderm akan
morula dan blastomer. terdiri dari neural, epidermal,
notochordal, meso-dermal, dan
Stadia morula endodermal yang merupakan bakal
Morula merupakan pembelahan sel pembentuk organ-organ. dicirikan
yang terjadi setelah sel berjumlah 32 dua lapisan yang sangat nyata dari
sel dan berakhir bila sel sudah sel-sel datar membentuk blastocoel
menghasilkan sejumlah blastomer dan blastodisk berada di lubang
yang berukuran sama akan tetapi vegetal berpindah menutupi
ukurannya lebih kecil. Sel tersebut sebagian besar kuning telur. Pada
memadat untuk menjadi blastodik blastula sudah terdapat daerah yang
kecil yang membentuk dua lapisan berdifferensiasi membentuk organ-
sel. Pada saat ini ukuran sel mulai organ tertentu seperti sel saluran
beragam. Sel membelah secara pencernaan, notochorda, syaraf,
131
epiderm, ektoderm, mesoderm dan turut bakal organ yaitu syaraf,
endoderm. notochorda, mata, somit, rongga
kuffer, kantong alfaktori, rongga
Stadia gastrula ginjal, usus, tulang subnotochord,
Gastrulasi adalah proses linea lateralis, jantung, aorta, insang,
perkembangan embrio, dimana sel infundibullum dan lipatan-lipatan
bakal organ yang telah terbentuk sirip. Sistem organ-organ tubuh
pada stadia blastula mengalami berasal dari tiga buah daun
perkembangan lebih lanjut. Proses kecambah, yaitu ektodermal,
perkembangan sel bakal organ ada endodermal dan mesodermal. Pada
dua, yaitu epiboli dan emboli. Epiboli ektodermal akan membentuk organ-
adalah proses pertumbuhan sel yang organ susunan (sistem) saraf dan
bergerak ke arah depan, belakang epidermis kulit. Endodermal akan
dan kesamping dari sumbu embrio membentuk saluran pencernaan
dan akan membentuk epidermal, beserta kelenjar-kelenjar pencernaan
sedangkan emboli adalah proses dan alat pernafasan, dan
pertumbuhan sel yang bergerak ke mesodermal akan membentuk
arah dalam terutama diujung sumbu rangka, otot, alat-alat peredaran
embrio. darah, alat eksresi, alat-alat
reproduksi dan korium (chorium)
Stadia gastrula ini merupakan kulit. Jika proses organogenesis ini
proses pembentukan ketiga daun telah sempurna maka akan
kecambah yaitu ektoderm, dilanjutkan dengan proses
mesoderm dan endoderm. Pada penetasan telur.
proses gastrula ini terjadi
perpindahan ektoderm, mesoderm,
endoderm dan notochord menuju 4.3.2. Proses penetasan telur
tempat yang definitif. Pada periode
ini erat hubungannya dengan proses Penetasan adalah perubahan
pembentukan susunan syaraf. intracapsular (tempat yang terbatas)
Gastrulasi berakhir pada saat kuning ke fase kehidupan (tempat luas), hal
telur telah tertutupi oleh lapisan sel. ini penting dalam perubahan-
Dan beberapa jaringan mesoderm perubahan morfologi hewan.
yang berada disepanjang kedua sisi Penetasan merupakann saat terakhir
notochord disusun menjadi segmen- masa pengeraman sebagai hasil
segmen yang disebut somit yaitu beberapa proses sehingga embrio
ruas yang terdapat pada embrio. keluar dari cangkangnya.

Stadia organogenesis Penetasan terjadi karena 1) kerja


Organogenesis merupakan stadia mekanik, oleh karena embrio sering
terakhir dari proses perkembangan mengubah posisinya karena
embrio. Stadia ini merupakan proses kekurangan ruang dalam
pembentukan organ-organ tubuh cangkangnya, atau karena embrio
makhluk hidup yang sedang telah lebih panjang dari lingkungan
berkembang. Dalam proses dalam cangkangnya (Lagler et al.
organogenesis terbentuk berturut- 1962). Dengan pergerakan-
132
pergerakan tersebut bagian telur 4.3.3. Aplikasi Penetasan Telur
lembek dan tipis akan pecah ikan
sehingga embrio akan keluar dari
cangkangnya. 2) Kerja enzimatik, Penetasan telur pada ikan budidaya
yaitu enzim dan zat kimia lainnya dapat dilakukan dengan berbagai
yang dikeluarkan oleh kelenjar wadah. Wadah penetasan telur ikan
endodermal di daerah pharink dapat digunakan antara lain adalah
embrio. Enzim ini disebut chorionase akuarium, kolam, bak atau fiber
yang kerjanya bersifat mereduksi glass. Wadah yang di gunakan harus
chorion yang terdiri dari bersih. Sebelum penetasan telur, air
pseudokeratine menjadi lembek. wadah penetasan di sanitasi
Sehingga pada bagian cangkang menggunakan methalyne blue (MB).
yang tipis dan terkena chorionase Jika penetasan telur dilakukan di
akan pecah dan ekor embrio keluar kolam harus menggunakan hapa.
dari cangkang kemudian diikuti tubuh Hapa yang digunakan dengan mata
dan kepalanya. jaring 1 mm atau lebih kecil dari
butiran telur. Air pada wadah
Semakin aktif embrio bergerak akan penetasan harus mengalir terus
semakin cepat penetasan terjadi. menerus. Salah satu sumber oksigen
Aktifitas embrio dan pembentukan terlarut di dalam wadah penetasan
chorionase dipengaruhi oleh faktor berasal dari difusi air langsung
dalam dan luar. Faktor dalam antara dengan udara. Kadar oksigen terlarut
lain hormon dan volume kuning telur. di dalam wadah adalah 6 - 8 ppm.
Hormon tersebut adalah hormon
yang dihasilkan kelenjar hipofisa dan Pada ikan lele biasanya telurnya
tyroid sebagai hormon metamorfosa, dilekatkan pada substrat. Telur yang
sedang volume kuning telur telah menempel pada kakaban dapat
berhubungan dengan energi ditetaskan dalam wadah budidaya
perkembangan embrio. Sedangkan disesuaikan dengan sistem budidaya
faktor luar yang berpengaruh adalah yang akan diaplikasikan. Selama
suhu, oksigen, pH salinitas dan penetasan telur, air dialirkan terus
intensitas cahaya. menerus. Seluruh telur yang akan
ditetaskan harus terendam air,
Penetasan telur terjadi bila embrio kakaban yang penuh dengan telur
telah menjadi lebih panjang dari diletakan terbalik sehingga telur
pada lingkaran kuning dan telah menghadap ke dasar bak. Dengan
terbentuk sirip ekor. Penetasan demikian telur akan terendam air
terjadi dengan cara pelunakan seluruhnya. Telur yang telah dibuahi
chorion oleh suatu enzim atau berwarna kuning cerah kecoklatan,
substansi kimia lainnya hasil sekresi sedangkan telur yang tidak dibuahi
kelenjar ekstoderm. Selain itu berwarna putih pucat. Di dalam
penetasan juga disebabkan oleh proses penetasan telur diperlukan
gerakan-gerakan larva akibat suplai oksigen yang cukup. Untuk
peningkatan suhu, intensitas cahaya memenuhi kebutuhan akan oksigen
dan pengurangan tekanan oksigen. terlarut dalam air, setiap bak
penetasan di pasang aerasi. Telur
133
akan menetas tergantung dari suhu Pada ikan nila penetasan telur dapat
air wadah penetasan dan suhu dilakukan dengan dua metode yaitu
udara. Jika suhu semakin panas, penetasan dengan menggunakan
telur akan menetas semakin cepat. corong penetasan dan metode
Begitu juga sebaliknya, jika suhu konvensional. Pada metode
rendah, menetasnya semakin lama. konvensional dari induk ikan nila
yang mempunyai bobot 250 - 300 gr
Telur ikan lele akan menetas dapat menghasilkan 300 - 800 butir
berkisar antara 24-57 jam dari telur. Telur ikan nila akan menetas
pembuahan. Selama penetasan telur setelah 4 - 6 hari. Telur yang telah
harus selalu dicek, telur yang sehat menetas tidak langsung dilepaskan
berwarna hijau kecoklatan, bila ada induknya melainkan tetap
telur yang berwarna putih harus dimulutnya. Induk betina melepas
segera dibuang untuk menghindari larva jika sudah dapat berenang.
berkembangnya jamur. Pada tahap awal larva dilepaskan,
Perkembangan stadia embrio pada induk betina masih menjaganya. Di
ikan lele telah diamati oleh Volkaert alam, induk betina ikan nila mulai
et al (1994) yang melakukan melepaskan larva dari mulutnya
pengamatan pada suhu penetasan pada umur 4 - 5 hari. Pada umur
telur yang optimal adalah 28oC tersebut induk betina masih menjaga
(Tabel 4.7). Telur ikan lele (African larva-larva tersebut. Jika keadaan
catfish) akan menetas setelah 24 jam lingkungan larva kurang aman, induk
dengan derajat penetasan 80–100%. ikan menghisap kembali larvanya.
Kuning telur larva akan habis setelah
Tabel 4.7. Perkembangan stadia berumur 5 - 7 hari. Setelah kuning
embrio ikan lele pada telur habis, larva akan mencari
suhu 28oC makanan disekitarnya. Biasanya
Waktu (jam) Stadia embrionik induk betina menjaganya dengan
mengikuti kelompok larva tersebut
0 : 45 2 sel berenang. Jika ada ikan lain yang
1 : 00 4 sel mendekati kelompok larva atau
1 : 15 16 sel keadaan perairan kurang aman
1 : 30 32 sel maka induk tersebut memasukkan
1 : 45 64 sel kembali larva-larva tersebut kedalam
2 : 00 128 sel mulutnya. Selanjutnya larva
2 : 15 Morula dilepaskan kembali pada perairan
2 : 30 Awal Blastula yang relatif aman dari gangguan ikan
2 : 45 Akhir Blastula lainnya. Secara keseluruhan proses
4 : 15 Dimulainya epiboly ini memerlukan waktu kurang lebih
4 : 45 30% epiboly 18 hari.
5 : 15 Germinal disk
7 : 00 60% epiboly Sedangkan penetasan telur ikan nila
8 : 15 90% epiboly secara intensif dilakukan pada
12 : 00 1 – 10 somite corong tetas, yang merupakan
24 : 00 80–100% menetas modifikasi dari penetasan telur
secara alami. Modifikasi tersebut
134
terlihat pada kondisi lingkungan, kira 6 bulan sekali dibersihkan. Hal
suplai air untuk gerakan telur, ini untuk menghindari penyumbatan
oksigen terlarut dan sebagainya. Air aliran air oleh kotoran.
yang dialirkan ke corong penetasan
selain agar telur-telur tetap bergerak Tujuan penetasan telur meggunakan
juga untuk mempertahankan kualitas corong tetas adalah untuk
air tetap baik. Corong tetas yang meningkatkan daya tetas telur.
digunakan berbentuk kerucut terbuat Tahap awal perkembangan telur,
dari bahan fibre glass atau bahan telur sangat rentan terhadap
lain. Pada corong tetas terdapat gangguan khususnya gangguan
pipa- pemasukan dan pengeluaran secara mekanik. Gangguan secara
air. Pipa pemasukan terletak di dasar mekanik umumnya terjadi pada saat
corong tetas sedangkan pipa membersihkan telur dari kotoran,
pengeluaran terletak di bagian atas memasukkan telur ke corong
corong tetas. Corong yang berukuran penetasan dan gerakan telur akibat
tinggi 45 cm, diameter atas 30 cm, debit air yang terlalu besar. Oleh
diameter bawah 15 cm dapat sebab itu penanganan telur harus
menetaskan telur sebanyak ± 15.000 dilakukan secara hati-hati. Debit air
butir telur/corong. yang terlalu besar dapat
menyebabkan telur membentur
Corong tetas sebelum digunakan dinding atau telur lainnya dengan
terlebih dahulu dibersihkan dari keras sehingga dapat
endapan kotoran, sisa telur dan mengakibatkan kematian. Pada saat
lumut kemudian dikeringkan. Setelah panen, sering terdapat perbedaan
itu direndam pada larutan malachyte umur larva. Perbedaan ini karena
green atau methalyn blue 10 ppm pemijahan induk tidak serentak
selama 15 - 30 menit. sehingga perkembangan embrio telur
setiap induk pada kolam pemijahan
Selama kegiatan penetasan telur air yang sama sering berbeda. Demikian
terus menerus dialirkan ke corong juga ukuran telur setiap induk
penetasan. Agar penggunaan air berbeda-beda. Sebelum dimasukkan
lebih efisien, sebaiknya memakai ke corong penetasan, telur yang
sistem resirkulasi air. Dengan sistem berbeda baik masa inkubasi maupun
ini air yang telah digunakan akan ukuran telur harus dipisahkan
melalui saringan terlebih dahulu baik terlebih dahulu. Pemisahan telur
secara fisis, biologis mapun khemis bertujuan untuk memudahkan
sebelum digunakan selanjutnya ke pemanenan larva.
corong tetas. Dengan menggunakan
saringan tersebut, sistem resirkulasi Pemisahan atau pemilihan telur
air dapat digunakan selama lebih dapat dilakukan pada saat telur
dari 6 bulan, selain lebih efisien, juga diambil dari mulut induk dan pada
mudah dalam pengontrolan saat telur ditampung. Umumnya telur
parameter kualitas air yang sesuai pada satu induk seragam baik masa
dengan kebutuhan telur dan larva. inkubasi maupun ukuran. Oleh sebab
Bak penampungan air dan saringan itu pemisahan telur lebih baik dan
yang digunakan secara berkala kira- lebih cepat dilakukan dilakukan
135
pada saat telur diambil dari mulut telur tidak bergerak dan kekurangan
induk. Setiap telur yang diambil dari oksigen. Telur yang tidak bergerak
mulut induk ditampung dalam satu dan kekurang oksigen akan mati.
wadah. Sedangkan telur dari induk Oleh sebab itu kegiatan sehari-hari
lain yang berbeda masa inkubasi dan pada saat penetasan telur adalah
ukuran telurnya ditampung pada mengontrol debit air dan
wadah yang lain. Selanjutnya setelah membersihkan corong tetas. Corong
dibersihkan, telur yang sama masa tetas dapat dibersihkan dengan
inkubasi dan ukuran dari induk yang menyipon kotoran atau telur yang
lain di tetaskan pada corong tetas mati. Pada saat pengontrolan debit
yang sama. Sedangkan telur yang air di dalam corong tetas harus
lain ditetaskan pada corong tetas selalu stabil sehingga tidak
yang berbeda. Jika pemisahan telur mengganggu gerakan telur.
pada wadah penampungan dinama
seluruh telur ditampung dalam satu Air yang masuk pada corong tetas
wadah kemudian dilakukan memiliki tekanan yang merata
pemisahan akan lebih rumit dan diseluruh bagian corong tetas agar
lama sehingga dapat mengakibatkan telur yang ada semua bergerak. Jika
telur mati. Kematian telur tersebut tekanan aliran air hanya terdapat
dapat karena telur tidak bergerak, pada beberapa begian corong tetas
benturan dan sinar matahari saja mengakibatkan terdapat titik
langsung. mati tekanan air. Telur yang terdapat
pada tekanan titik mati tersebut tidak
Masa inkubasi telur ikan nila bergerak dan mati.
berhubungan dengan warna telur.
Telur yang baru dibuahi memiliki Telur ditetaskan pada corong tetas
warna kuning muda. Sedangkan telur selama 5 - 7 hari. Selama penetasan
yang akan menetas berwarna kuning telur, air terus menerus dialirkan.
kecoklatan. Telur yang berwarna Hari ke dua penetasan telur akan
putih susu adalah telur mati. terlihat telur yang mati dan hidup.
Telur yang mati segera dibuang
Telur hasil seleksi dibersihkan dan karena akan mempengaruhi kualitas
dipisahkan, dimasukkan ke dalam air. Sumantadinata (1983)
corong tetas. Air terus menerus mengatakan faktor-faktor yang
dialirkan ke dalam corong tetas. mempengaruhi daya tetas telur
Besar kecilnya debit air yang masuk adalah :
ke dalam corong tetas di atur 1. Kualitas telur. Kualitas telur
menggunakan kran. Debit air untuk dipengaruhi oleh kualitas pakan
penetasan telur ikan sebesar 0,8 liter yang diberikan pada induk dan
perdetik. Debit air yang terlalu besar tingkat kematangan telur.
dapat mengakibatkan kematian telur 2. Lingkungan yaitu kualitas air
karena tekanan air sehingga telur terdiri dari suhu, oksigen, karbon-
dapat terbentur ke dinding corong dioksida, amonia, dll.
tetas atau terbawa air keluar corong 3. Gerakan air yang terlalu kuat
tetas. Sebaliknya debit air yang yang menyebabkan terjadinya
terlalu kecil dapat mengakibatkan benturan yang keras di antara
136
telur atau benda lainnya (waring), maka caranya adalah
sehingga mengakibatkan telur dengan menarik salah satu ujung
pecah. hapa ke salah satu sudut hapa.
dengan hati-hati untuk menghindari
Blaxter dalam Sumantadinata (1983), induk mengeluarkan telur. Karena
penetasan telur dapat disebabkan induk ikan nila jika merasa dalam
oleh gerakan telur, peningkatan bahaya atau terdesak akan
suhu, intensitas cahaya atau mengeluarkan telur di sembarang
pengurangan tekanan oksigen. tempat. Hal ini akan menyulitkan
Dalam penekanan mortalitas telur, dalam mengumpulkan telur ikan nila.
yang banyak berperan adalah faktor
kualitas air dan kualitas telur selain Pengambilan telur ikan nila dilakukan
penanganan secara intensif. dengan menangkap induk satu
persatu. Penangkapan induk
Oleh karena itu induk betina hanya dilakukan menggunakan seser kasar
dapat memijah perlu waktu lama. dan seser halus. Kedua seser ini
Akan tetapi pada pemijahan secara digunakan pada saat bersamaan.
intensif, induk ikan nila betina dapat Seser kasar berfungsi untuk
dipijahkan setiap 2 - 4 minggu. Hal menangkap induk sedangkan seser
ini dapat dijelaskan secara fisiologis halus berfungsi untuk menampung
ikan sebagai berikut; pada pemijahan telur ikan. Seser kasar terletak
alami, selama proses pengeraman dibagian atas dan seser halus
telur dan pemeliharaan larva, induk terletak dibagian bawah. Pada saat
betina akan terhambat menangkap induk dilakukan dengan
perkembangan gonadnya. hati-hati agar telur tidak dikeluarkan.
Sedangkan pada pemijahan intensif
proses tersebut dilakukan secara Cara mengambil telur dari induk
buatan (corong tetas). Dengan betina yaitu dengan memegang
demikian induk betina dapat bebas bagian kepala ikan. Pada saat
dari tugas tersebut dan segera bersamaan salah satu jari tangan
menyiapkan kembali untuk membuka mulut dan tutup insang.
pemijahan berikutnya dalam waktu Selanjutnya tutup insang di siram air
yang relatif cepat. sehingga telur keluar melalui rongga
mulut. Selanjutnya telur-telur
Pada ikan nila yang telurnya akan tersebut ditampung dalam wadah.
ditetaskan pada corong penetasan Hal yang perlu diperhatikan adalah
harus dilakukan pemanenan telur. menghindari gerakan induk sekecil
Pemanenan telur ikan nila ini mungkin agar telur yang telah keluar
dilakukan pada hari ke 9. tidak berserakan. Induk yang telah
Pemanenan dilakukan dengan cara diambil telurnya dan yang belum
mengambil telur dari mulut induk memijah dikembalikan ke kolam
betina ikan nila. Sebelum pemeliharaan induk.
pemanenan terlebih dahulu Telur pada wadah penampungan
permukaan air kolam diturunkan jangan terkena sinar matahari
sampai ketinggian 10 - 20 cm. Jika langsung dan diupayakan telur selalu
pemijahan dilakukan di hapa bergerak. Telur yang terlalu lama
137
diam serta kena sinar matahari makanan dari luar atau lingkungan
langsung dapat menimbulkan hidupnya. Larva ikan yang
kematian. Selanjutnya sebelum dibudidayakan harus dilakukan
dimasukkan ke corong tetas, telur pemeliharaan untuk mencapai stadia
terlebih dahulu dibersihkan dari benih. Wadah yang dapat digunkan
kotoran berupa lumpur, lumut, sisa untuk melakukan pemeliharaan larva
pakan dan sebagainya. Telur yang ini bermacam-macam.
telah bersih dari kotoran dapat Wadah pemeliharaan larva ini
dimasukkan ke dalam corong antara lain dapat berupa bak atau
penetasan. kolam. Pada pemeliharaan di bak
yang perlu diperhatikan adalah
sanitasi wadah sebelum digunakan
untuk pemeliharaan dengan cara
4. 4. Pemeliharaan larva dan benih wadah direndam menggunakan
ikan larutan Methilen Blue 100 ppm
selama 24 jam, kemudian dikuras
Larva adalah anak hewan dan diisi air bersih. Sedangkan
avertebrata yang masih harus wadah yang menggunakan kolam,
mengalami modifikasi menjadi lebih sebelum digunakan harus disiapkan
besar atau lebih kecil untuk terlebih dahulu. Persiapan kolam
mencapai bentuk dewasa. Menurut pemeliharaan larva/pendederan
Lagler (1956), larva adalah meliputi perbaikan pematang,
organisme yang masih berbentuk pengolahan dasar kolam, perbaikan
primitif atau belum mempunyai organ pipa pemasukan dan pengeluaran,
tubuh lengkap seperti induknya untuk pemupukan dan pengapuran.
menjadi bentuk definitif yaitu Perbaikan pematang bertujuan untuk
metamorfosa. Perkembangan stadia mencegah kebocoran kolam.
larva meliputi stadia pro-larva dan Kebocoran kolam dapat diakibatkan
stadia pasca larva. Stadia pro-larva oleh binatang air seperti belut, ular,
merupakan tahap larva yang masih kepiting dan lain-lain. Pematang
memiliki kuning telur, sedangkan yang bocor mengakibatkan air kolam
stadia pasca larva merupakan tahap tidak stabil dan benih ikan lolos
larva yang telah habis kuning keluar kolam. Perbaikan pematang
telurnya dan masa penyempurnaan yang bocor dilakukan dengan
organ-organ tubuh yang ada. Akhir menyumbat bagian yang bocor
stadia ini ditandai dengan bentuk menggunakan tanah atau ijuk.
larva yang sama dengan induknya
yang biasa disebut dengan juvenil Pengolahan dasar kolam dilakukan
atau benih ikan. dengan mencangkul dasar kolam.
Tujuan mengolah dasar kolam
Larva ikan yang baru menetas adalah untuk menguapkan gas
memiliki kuning telur. Larva tersebut beracun yang terdapat di dasar
mengambil makanan dari kuning kolam. Tanah yang baru dicangkul
telur. Kuning telur akan habis setelah diratakan. Setelah dasar kolam rata,
larva berumur 3 hari. Setelah kuning lalu dibuat saluran ditengah kolam.
telur habis, larva mengambil Saluran ini disebut kemalir. Kemalir
138
berfungsi untuk memudahkan pengeluaran air. Selanjutnya pipa
pemanenan dan sebagai tempat pemasukan air di buka. Setelah
berlindung benih ikan pada siang ketinggian air 20 - 30 cm, tutup pipa
hari dan jika ada predator pemasukan air. Biarkan kolam
(pemangsa). Kemalir dibuat mulai selama 5 - 7 hari. Hari ke - 8 benih
dari pipa pemasukan air sampai pipa ikan dapat di tebar ke kolam untuk
pengeluaran air. Kemalir dibuat didederkan.
dengan ukuran lebar 0,5 meter dan
kedalaman 0,3 meter. Setelah dipastikan hampir semua
telur menetas, kakaban diangkat
Pipa pemasukan dan pengeluaran untuk menghindari penurunan
air dilengkapi saringan. Fungsi kualitas air akibat adanya
saringan pada pipa pemasukanan pembusukan dari telur – telur yang
adalah untuk menghindari masuknya tidak menetas. Disamping itu juga
ikan liar atau sampah, sedangkan dilakukan pergantian air bak
fungsi saringan pada pipa penetasan dengan membuang air
pengeluaran adalah untuk sampai ¾ bagian volume air dan
menghindari lolosnya benih ikan kemudian diisi kembali dengan air
keluar kolam. Setelah melakukan yang baru. Larva ikan lele yang baru
pengolahan dasar kolam dan menetas akan berwarna hijau dan
perbaikan pematang, kemudian berkumpul di dasar bak penetasan
dilakukan pengapuran. dibagian yang gelap. Ukuran larva
lebih kurang 5 – 7 mm dengan berat
Pengapuran bertujuan untuk 1,2 – 3 mg. Setelah berumur 2 hari,
membasmi bibit penyakit dan larva mulai bergerak dan menyebar
meningkatkan kadar pH tanah. Kapur ke seluruh bak penetasan. Sampai
di tebar merata di dasar kolam. Dosis umur 3 hari larva tidak perlu diberi
kapur yang di tebar adalah 10 - 50 pakan tambahan, karena masih
gr/m2 . Untuk kolam baru diperlukan memanfaatkan cadangan makanan
50 - 150 kg kapur/m2 Kapur yang dibawa di dalam tubuhnya,
ditebarkan pada dasar kolam lalu yakni yang dikenal dengan “kuning
dicampur dengan lapisan lumpur telur”. Larva ikan lele dumbo baru
paling atas sedalam 5 cm . diberikan pakan tambahan setelah
Seminggu kemudian lakukan berumur 4 hari dengan memberikan
pemupukan dengan 50 - 100 kg emulsi kuning telur ayam. Pemberian
pupuk kandang/100 m2, TSP 0,25 pakan tersebut sampai umur 5 hari.
kg/100 m2, dan urea 0,25 kg/100 Setelah menginjak umur 6 hari, larva
m2. Semprot kolam dengan diberi pakan alami (makanan hidup)
menggunakan pestisida golongan yang berukuran kecil, seperti kutu air
organophosphat seperti Sumithion, (daphnia sp) atau cacing sutera
Argothion, dan Diazinon dengan (tubifex). Pakan buatan kurang baik
konsentrasi 3 - 4 ppm. Kolam sudah diberikan karena jika tidak habis
dapat diairi 5 - 7 hari setelah semua akan membusuk sehingga
rangkaian kegiatan tersebut diatas menurunkan kualitas air pada bak
dilakukan. Kolam yang telah di pupuk pemeliharaan. Pakan alami diberikan
dan dikapur segera ditutup pipa
139
3 kali sehari, pagi, siang dan sore cukup. Pemupukan dapat dilakukan
hari atau sesuai dengan kebutuhan. 1 - 2 kali seminggu, menggunakan
pupuk kandang (25 kg kotoran sapi
Faktor lain yang perlu diperhatikan atau 3 kg kotoran ayam/100 m2).
selama pemeliharaan benih atau
larva adalah kualitas air. Pergantian Pada saat pemeliharaan dapat diberi
air dilakukan setiap 2 – 3 hari sekali makanan tambahan berupa
atau tergantung dari kebutuhan. makanan halus seperti bekatul,
Jumlah air yang diganti sebanyak konsentrat, atau pakan buatan
50–70 % dengan cara menyipon bentuk tepung. Pengelolaan kualitas
(mengeluarkan air secara selektif air dapat dilakukan berupa
dengan selang) sambil membuang pengontrolan sistem pemasukan air
kotoran yang mengendap pada agar tetap mengalir untuk
dasar bak pemeliharaan larva. mempertahankan tinggi air di kolam
Selang yang digunakan adalah serta menjamin difusi oksigen terlarut
selang plastik yang lentur dan biasa kedalam kolam. Sedangkan
digunakan sebagai selang air. pengendalian hama penyakit dapat
dilakukan dengan cara mencegah
Setelah benih lele berumur 2 – 3 hama atau hewan liar masuk ke
minggu dan mencapai ukuran 0,5 – 2 kolam seperti: membersihkan
cm, benih sudah siap untuk dipanen. lingkungan sekitar kolam, memasang
Agar benih lele tidak mengalami saringan pada pipa inlet, memasang
stres, pemanenan dilakukan pada pagar sekeliling kolam, memasang
pagi atau sore hari saat suhu rendah. lampu perangkap, dan lain
Cara memanennya adalah air dalam sebagainya.
bak disurutkan secara perlahan,
selanjutnya benih ditangkap secara
Pendederan adalah pemeliharaan
hati hati menggunakan seser
benih lele dumbo yang berasal dari
(serokan) halus. Benih dapat
hasil pembenihan sehingga
langsung dipasarkan (dijual)
mencapai ukuran tertentu.
langsung kepada pembeli atau
Pendederan dilakukan dalam dua
didederkan pada kolam pendederan.
tahap, yakni pendederan pertama
dan pendederan kedua. Pada
Larva yang akan didederkan
pendederan pertama, benih lele
sebaiknya jangan ditebarkan
dumbo yang dipelihara adalah benih
langsung ke dalam kolam namun
yang berasal dari pembenihan yang
terlebih dahulu dilakukan aklimatisasi
berukuran 1 – 3 cm. Benih ini
untuk menghindarkan perubahan
dipeliharan selama 12 – 15 hari
suhu ekstrim antara suhu kolam
sehingga saat panen akan diperoleh
dengan suhu air pada wadah
lele dumbo berukuran kurang lebih 5
pengangkutan. Padat penebaran
– 6 cm perekornya. Pada
larva 10.000–15.000 ekor/m2.
pendederan ke dua, benih yang
Selama masa pendederan (28 - 30
dipelihara berasal dari hasil
hari) pemupukan ulang perlu
pendederan pertama. Pemeliharaan
dilakukan untuk menjamin
dilakukan selama 12 – 15 hari
tersedianya makanan alami yang
140
sehingga diperoleh benih lele dumbo disebarkan merata pada kolam
berukuran 8 – 12 cm perekornya. pendederan.
Pendederan ini dapat dilakukan di
kolam tanah atau kolam tembok. Untuk memperkecil mortalitas atau
kehilangan benih, selama
Penebaran benih dilakukan setelah 6 pemeliharaan harus dilakukan
hari dari pemupukan atau saat pengontrolan terhadap serangan
pakan alami telah tersedia. hama dan penyakit. Hama yang
Penebaran benih dilakukan pada menyerang benih lele berupa belut,
pagi atau sore hari dengan ular, ikan gabus. Tindakan
kepadatan 200 – 300 ekor/M2 pencegahan penyakit cukup dengan
berukuran 1 - 3 cm per ekornya. menjaga kualitas dan kuatitas air
Penebaran harus dilakukan dengan kolam, yakni dengan menghindarkan
hati-hati agar benih lele dumbo tidak pemberian pakan yang berlebihan.
mengalami stress. Benih yang akan Karena pakan yang berlebihan akan
didederkan sebaiknya jangan ditebar menumpuk di dasar kolam dan bisa
langsung ke kolam namun terlebih membusuk yang akhirnya menjadi
dahulu dilakukan aklimatisasi untuk salah satu sumber penyakit.
menghindari perubahan suhu yang
mencolok antara suhu air kolam dan Pada ikan nila pemeliharaan larva
suhu air pada wadah pengangkutan. dan benih ikan dapat dilakukan pada
Cara penebaran untuk proses wadah pemeliharaan larva antara
adaptasi (aklimatisasi) benih lele lain adalah akuarium, fibre glass, bak
dumbo cukup mudah. Benih lele dan sebagainya. Sebelum larva
dumbo yang masih berada di dalam dimasukkan, wadah pemeliharaan
wadah pengangkutan di biarkan larva terlebih dahulu dibersihkan dan
terapung-apung diatas permukaan dilakukan sanitasi. Sanitasi dapat
air selama 5 menit. Selanjutnya menggunakan malachyte green atau
ditambahkan air dari kolam ke wadah methalyn blue 10 ppm dengan cara
pengangkutan sedikit demi sedikit. dibilas keseluruh permukaan wadah.
Dengan cara ini diharapkan kualitas
air yang ada di dalam wadah Pemeliharaan larva dilakukan
pengangkutan tersebut akan sama selama 6 - 8 hari, larva berumur 3
dengan yang ada di kolam. hari sudah dapat berenang di dasar
wadah pemeliharaan. Sedangkan
Kegiatan pemeliharaan benih larva umur 5 hari sudah dapat
merupakan kegiatan inti dari berenang dipermukaan air.
pendederan. Selama pemeliharaan,
benih harus diberi pakan tambahan. Pemeliharaan larva meliputi
Pakan tambahan berupa tepung pemberian pakan dan pengelolaan
pelet sebanyak 3 – 5 % dari jumlah kualitas air. Selama pemeliharaan,
total benih yang dipelihara. Pakan larva dapat diberi pakan berupa
diberikan 3 – 4 kali sehari. Agar pakan alami, tepung ikan, dedak
pemberian pakan lebih efektif, halus dan sebagainya. Pakan yang
sebaiknya pemberian pakan diberikan harus lebih kecil dari
bukaan mulut larva dan jumlah
141
pakan. Ukuran butiran pakan harus di kolam juga diberi pakan tambahan
lebih kecil dari bukuaan mulut larva. yang halus seperti dedak. Pakan
Demikian pula jumlah pakan harus tambahan tersebut ditebar di
sesuai dengan jumlah larva. Pakan sepanjang kolam. Frekuensi
yang tersisa di wadah pemeliharaan pemberian pakan sebanyak 2 - 3 kali
dapat mengakibatkan kualitas air perhari. Kandungan protein pakan
kurang baik. Oleh sebab itu setiap benih ikan sebesar ≥ 30 %. Jumlah
hari dilakukan penyiponan terhadap pakan yang diberikan 10 % dari
kotoran atau sisa pakan. Air harus biomasa.
terus menerus mengalir di wadah.
Selain itu sebaiknya diberi aerasi Kualitas air sangat penting
pada wadah pemeliharaan larva. diperhatikan dalam kegiatan
pendederan. Suhu yang baik untuk
Benih yang telah berumur 7 - 8 hari pendederan ikan nila adalah 28 - 30
ditebar di kolam pendederan. °C. Sedangkan oksigen terlarut
Diharapkan pada saat penebaran sebesar 6 - 8 ppm. Pertumbuhan
pakan alami sudah tersedia di kolam. ikan mulai terganggu pada suhu ≤ 18
Padat penebaran benih ikan nila °C dan ≥ 30 °C.
sebanyak 75 - 100 ekor/m2. Benih
dari wadah pemeliharaan larva Pada suhu optimum, pertumbuhan
ditangkap menggunakan seser ikan normal. Suhu air sangat
halus. Larva yang tertangkap berpengaruh pada laju metabolisme
tersebut ditampung di wadah. ikan. Perubahan temperatur yang
Selanjutnya benih tersebut ditebar di terlalu drastis dapat menimbulkan
kolam. Sebelum ditebar terlebih gangguan fisiologis ikan yang dapat
dahulu di lakukan aklimatisasi menyebabkan ikan stress.
dengan cara wadah yang berisi larva
dimasukkan ke dalam air kolam. Jika Pencegahan hama dan penyakit
suhu air wadah penampungan larva pada kegiatan pendederan sangat
lebih rendah dari suhu air kolam perlu dilakukan. Pencegahan
maka air kolam dimasukkan sedikit tersebut dapat dilakukan dengan
demi sedikit ke wadah penampungan pengeringan dan pengapuran dasar
sampai suhu kedua air tersebut kolam serta pergantian air kolam,
sama. Selanjutnya larva ditebar membuat saringan air sebelum air
dengan cara memiringkan wadah masuk ke kolam. Hama yang sering
penampungan larva sehingga larva menyerang benih ikan nila adalah
dapat keluar dengan sendirinya belut, ular, burung, ikan gabus dan
berenang ke kolam. Penebaran larva ikan lele. Penyakit yang menyerang
sebaiknya dilakukan pagi atau sore terutama penyakit parasitik seperti
hari pada saat suhu udara rendah. Ichthyophthirius multifilis yang
mengakibatkan bintik putih
Pendederan dilakukan selama 3 - 4 dipermukaan tubuh ikan dan
minggu. Pada umur tersebut benih mengakibatkan kematian masal.
ikan sudah men-capai ukuran 3 - 5 Pencegahan penyakit ini dilakukan
cm. Selama pendederan benih ikan dengan menambahkan garam dapur
selain mendapatkan makanan alami
142
di kolam media pendederan diperhatikan pada saat penggantian
sebanyak 200 gr/m3. air adalah suhu air. Suhu air yang
akan dimasukkan ke dalam wadah
Pemeliharaan benih pada ikan patin pemeliharan. Selain itu air baru yang
meliputi pemberian pakan, akan dimasukkan sebaiknya telah
pengelolaan kualitas air serta diendapkan terlebih dahulu.
pengendalian/hama penyakit ikan.
Pemberian pakan yang perlu Pengendalian hama dan penyakit
diperhatikan adalah jenis pakan, benih ikan patin lebih ditekankan
kadar protein, jumlah ukuran, dan pada pencegahan. Pencegahan
frekuensi pemberian pakan. dapat dilakukan dengan sanitasi
Pemberian pakan benih ikan patin lingkungan seperti wadah dan air.
yang dipelihara secara intensif dapat Demikian juga air yang akan
diberikan jenis cacing tubifex, digunakan sebaiknya disanitasi
daphnia, rotifera dan lain-lain. demgan menggunakan methylen
Pemberian pakan benih ikan harus blue, malachyte green, Kalium
disesuaikan ukuran benih ikan permanganat dan sebagainya.
dengan ukuran pakan. Pakan yang Wadah yang akan digunakan
diberikan untuk benih ikan sesuai sebaiknya terlebih dahulu
dengan bukaan mulut benih ikan. dibersihkan menggunakan deterjen.
Pakan yang diberikan harus lebih Hama dan penyakit ikan timbul
kecil dengan bukaan mulut ikan. disebabkan oleh kondisi lingkungan,
kondisi benih ikan dan bibit penyakit.
Pengelolaan kualitas air mutlak perlu Ketiga bibit penyakit tersebut
diperlukan karena benih patin sangat menjadi suatu sistem sehingga benih
peka terhadap perubahan lingkungan ikan terserang penyakit. Kondisi
khususnya kualitas air. Pada lingkungan yang kotor
pemeliharaan benih ikan patin menyebabkan benih ikan lemah,
secara intensif yang dilakukan di kurang nafsu makan. Pada kondisi
bak atau akuarium perlu dilakukan tersebut benih ikan mudah terserang
pembersihan kotoran dan bibit penyakit. Parasit/penyebab
penggantian air di wadah penyakit sering menyerang bibit
pemeliharaan. Pembersihan wadah benih ikan patin adalah
dilakukan dengan menyipon kotoran Ichthyopthirius mulitifilis atau white
dan sisa makanan menggunakan spot, gyrodactius sp, dactilogyrus sp,
selang. Pada saat menyipon harus aeromonas sp dan sebagainya.
dilakukan dengan hati-hati agar Ichthyopthirius sp sering menyerang
benih ikan tidak ikut keluar. pada bagian sisik dan sirip benih
Penyiponan dapat juga dilakukan ikan. Benih ikan yang terserang
juga sekaligus dengan penggantian penyakit ich biasanya menggosok-
air. Air yang dikeluarkan pada saat gosokkan bagian tubuhnya ke
penyiponan segera diganti dengan dinding atau dasar wadah.
air bersih. Air yang dikeluarkan
sebanyak 25 - 50%. Sehingga air Pemeliharan benih ikan patin
yang diganti sebanyak air yang dilakukan secara intensif di bak,
dikeluarkan. Hal yang perlu akuarium, fiberglass dan dapat juga
143
dilakukan dipeliharaan di kolam. Jika termasuk ”Masking factor” yaitu
pemeliharan benih ikan patin di sebagai faktor pengendali perubahan
kolam harus dilakukan persiapan. kimia dalam air. Ikan mempunyai alat
Persiapan tersebut meliputi dan cara untuk beradaptasi terhadap
pengolahan dasar kolam, lingkungannya. Alat-alat tersebut
pemupukan dan pengapuran, akan dipergunakan pada saat
pembuatan kamalir, perbaikan sedang mengadakan proses
saluran dan sebagainya. osmoregulasi. Alat-alat tersebut
antara lain kulit, insang, ginjal.
Pengolahan dasar kolam berfungsi Namun demikian ikan mempunyai
untuk mengoksidasi gas beracun batas toleransi terhadap perubahan
yang terdapat di dasar kolam. lingkungannya. Begitu juga ikan
Pengolahan dasar kolam meliputi mempunyai batas toleransi terhadap
pencangkul tanah dasar kolam. perubahan lingkungannya. Sebagai
Selanjutnya dilakukan pemerataan contoh ikan hanya mampu mentolerir
dasar kolam. Pemupukan bertujuan perubahan suhu hanya ± 5 0C,
untuk menumbuhkan pakan alami perubahan ini mampu ditolerir 0,5 0C
dikolam. Pakan alami ini diharapkan permenit. Betapa pentingnya kehati-
menjadi pakan utama bagi benih hatian saat pelepasan benih ikan
ikan. Pupuk ditebar merata di dasar patin.
kolam. Dosis pupuk yang ditebar
sebanyak 0,3 - 0,5 kg/m2. Padat penebaran sangat tergantung
kepada ”Caryng Capacity” kolam
Selanjutnya kolam diisi dengan air tersebut dan sifat serta ukuran ikan.
setinggi 40 cm. Pakan alami akan Caryng capacity bisa diartikan daya
mencapai puncaknya aetelah 10 – dukung kolam yang menyangkut
14 hari dari pemupukan. Pada hari kelimpahan pakan alami,
ke 10 air kolam dinaikkan menjadi ketersediaan oksigen serta
50-70 cm. Selanjutnya benih ikan minimalnya faktor penggangu
dapat dilepas ke kolam. Pelepasan hidupnya ikan. Caryng capacity bisa
benih sebaiknya dilakukan sore hari dihitung, contoh : ada beberapa juta
agar suhu air kolam sudah menurun. sel per ml kelimpahan planktonnya,
Pelepasan benih ikan menggunakan ada berapa ppm kandungan
metode aklimatisasi. Demikian juga oksigennya atau berapa kapasitas
untuk pelepasan benih ikan patin ini oksigen per volume kolam tersebut.
juga menggunakan metode Kemudian dengan menggunakan
aklimatisasi. Metode aklimatisasi metode sampling ada berapa juta sel
adalah suatu cara memberikan plankton yang terdapat dalam perut
kesempatan kepada ikan untuk ikan dan berapa laju kecepatan
menyesuaikan diri terhadap respirasi ikan tersebut dalam
lingkungan baru. Lingkungan baru menyerap oksigen.
tersebut adalah suhu, pH dan
salinitas. Suhu merupakan
Hal ini bisa digunakan rumus
”Controling factor” yaitu apabila suhu
Schroeder (1975), respirasi ikan
air berubah maka faktor yang lain
pada suhu 20-30 0C.
akan berubah. Sedangkan pH
144
Y= 0.001 W0,82 air, diusahakan ikan selalu berenang
Y= Konsumsi O2/ikan (gr)/jam dipermukaan air. Hal ini terjadi
W= Berat ikan apabila ikan dipuasakan.
R= 0.99
Pakan yang diberikan selama
pendederan benih ikan patin adalah
Dengan membandingkan caryng
campuran tepung pelet dengan
capacity dengan jumlah plankton isi
bekatul dengan perbandingan 1 : 2.
perut ikan dan laju respirasi ikan
Tetapi sebenarnya jenis ikan ini
maka padat penebaran bisa dicari.
sangat menyukai pakan alami. Jika
Secara singkat caryng capacity
kombinasi kedua jenis pakan yaitu
biasanya telah diketemukan
pakan buatan dan pakan alami
berdasarkan pengalaman atas
diberikan bersama adalah sangat
beberapa kali pendederan ikan atau
baik, karena unsur gizinya saling
pemeliharaan ikan pada kolam
melengkapi. Dari hari kehari ikan
tersebut. Contoh kolam A seluas 200
hidup itu tumbuh, baik bertambah
m2 biasanya ditebar ikan 100 ekor/
panjang maupun bertambah berat.
m2 atau menghasilkan ikan 300 kg.
Begitu pula dari hari ke hari populasi
ikan semakin berkurang ada
Dalam pemeliharaan benih ikan patin
beberapa ikan yang mati. Atas dasar
harus dilakukan pemberian pakan.
kejadian ini maka untuk menetukan
Menurut beberapa penelitian bahwa
jumlah pakan pada hari-hari
pendekatan jumlah pakan yang
berikutnya perlu diadakan sampling
diberikan per hari adalah 3% dari
ikan (Gambar 4.24). Jika total bobot
total bobot ikan. Frekuensi
ikan diketahui maka jumlah pakan
pemberian pakannya 3 kali yaitu
yang dibutuhkan dapat dihitung.
pagi, siang dan sore hari dengan
Konversi/efesiensi pakan akan dapat
jumlah yang sama. Tetapi kondisi
dihitung apabila jumlah pakan yang
permintaan pakan akan berubah-
diberikan serta bobot total ikan
ubah tergantung suhu air. Apabila
diketahui. Untuk itu pendataan hal ini
cuaca cerah, matahari bersinar
perlu ketekunan.
terang maka suhu air akan naik
segala proses/metabolisme
dipercepat. Barangkali apabila
kondisi demikian frekuensi
pemberian pakan akan lebih dari 2
kali. Tetapi apabila cuaca mendung,
matahari tidak bersinar otomatis
suhu akan menurun, kondisi ini
dibarengi dengan fotosintesis
plankton terhambat. Sehingga
produksi oksigen menurun sebagai Gambar 4.24. Sampling benih ikan
akibat nafsu makan ikan menurun
permintaan ikan akan pakan juga
menurun. Ada suatu teori bahwa
untuk mengatasi ikan kekurangan
oksigen disamping melakukan aerasi
145
4.5. Pembesaran Ikan 2. Pembesaran ikan semiintensif
yaitu pembesaran ikan yang lebih
Pembesaran ikan merupakan salah
mengutamakan pakan alami
satu proses dalam budidaya ikan
yang terdapat pada kolam dan
yang bertujuan untuk memperoleh
diberi pakan tambahan yang
ikan ukuran konsumsi. Pada usaha
tidak lengkap kandungan gizi dari
budidaya ikan pembesaran
pakan tersebut. Pada
merupakan segmen usaha yang
pembesaran semi intensif ini
banyak dilakukan oleh para
padat penebaran lebih tinggi
pembudidaya ikan. Dalam
dibandingkan dengan tradisional.
melakukan pembesaran ikan ini
Misalnya melakukan pembesaran
relatif tidak terlalu sulit karena
ikan pada kolam air tenang
ketrampilan yang dibutuhkan tidak
dengan memberikan pakan
sesulit dalam melakukan
tambahan berupa dedak selain
pembenihan ikan. Pada kegiatan
pakan alami yang terdapat pada
pembesaran ikan yang perlu
kolam pembesaran.
diperhatikan antara lain adalah
3. Pembesaran ikan intensif yaitu
wadah yang akan digunakan dalam
pembesaran ikan yang dalam
proses pembesaran, padat
proses pemeliharaannya
penebaran, pola pemberian pakan,
mengandalkan pakan buatan
pencegahan terhadap hama dan
dalam pemberian pakannya serta
penyakit ikan, pengontrolan
dilakukan pada wadah yang
pertumbuhan (sampling, grading dan
terbatas dengan kepadatan
sortasi) serta pengelolaan kualitas
maksimal. Dalam pembesaran
air.
secara intensif ini harus
diperhitungkan kualitas dan
Berdasarkan jenis pakan yang
kuantitas air yang masuk
digunakan dalam melakukan proses
kedalam kolam pembesaran.
pembesaran ikan dapat
dikelompokkan menjadi tiga
kelompok yaitu :
4.5.1. Pembesaran ikan mas
1. Pembesaran ikan secara
tradisional yaitu pembesaran ikan Pembesaran ikan mas dapat
yang hanya mengandalkan dibedakan menjadi 3 kelompok
pakan alami yang terdapat dalam berdasarkan penyediaan pakan dan
kolam budidaya. Padat luas lahan pemeliharaan, yaitu :
penebaran disesuaikan dengan
1. Pembesaran ikan mas secara
daya dukung kolam dan pakan
ekstensif/tradisional.
yang tersedia di kolam
2. Pembesaran ikan secara semi
pembesaran. Dalam pembesaran
intensif.
tradisional ini kesuburan perairan
3. Pembesaran ikan mas secara
akan sangat menentukan
intensif.
tumbuhnya pakan alami.
Misalnya pembesaran ikan pada
Pembesaran ikan mas secara
kolam tergenang, pembesaran
tradisional adalah pembesaran ikan
ikan disawah.
mas dalam kolam yang tenang
146
airnya dan dalam pemeliharaannya menjadi tunggal kelamin dan
hanya mengandalakan pakan yang campur kelamin.
ada didalam kolam pemeliharaan,
tidak ada pakan tambahan. Biasanya Pemeliharaan ikan mas tunggal
ukuran kolam pembesaran relatif kelamin adalah pemeliharaan
luas (lebih dari 200m2). ikan mas yang menggunakan
ikan jantan atau ikan betina saja.
Pembesaran secara semi intensif
Pemeliharaan ikan mas campur
adalah pembesaran ikan mas dalam
kelamin adalah pemeliharaan
kolam air tenang tetapi dalam
ikan mas dengan menggunakan
pemeliharannya diberi makanan
ikan jantan dan betina bersama-
tambahan. Makanan tambahan ini
sama dalam wadah
dapat berupa dedak, limbah rumah
pemeliharaan. Hal ini muncul
tangga, daun-daunan dan
karena adanya kecenderungan
sebagainya. Selain itu dapat juga
pada ikan mas betina untuk
ditambahkan pakan buatan (pellet)
tumbuh lebih cepat dibandingkan
tetapi jumlahnya sedikit.
dengan ikan jantan.
Pembesaran ikan mas di sawah dan
2. Polikultur yaitu pemeliharaan ikan
di dalam kerambah merupakan salah
mas dengan mempergunakan
satu contoh pembesaran ikan mas
lebih dari satu jenis ikan dalam
secara semi intensif.
wadah pemeliharaan. Ikan mas
dapat dipelihara secara polikultur
Pembesaran ikan mas secara
dengan ikan mas atau ikan nila,
intensif adalah ikan mas dalam air
karena jenis ikan ini bukan
yang mengalir, ukuran kolam
merupakan pesaing makanan
pemeliharaan relatif kecil (kurang
dalam kolam pemeliharaan.
dari 100m2) dan sangat bergantung
pada pakan buatan. Pakan buatan
Dalam melakukan usaha
yang diberikan biasanya adalah
pembesaran ikan mas, ukuran benih
pellet. Salah satu contoh
yang akan digunakan sangat
pembesaran ikan mas secara intensif
bergantung kepada sistem budidaya
adalah pembesaran ikan mas di
yang akan ditetapkan. Pada
kolam air deras (running water) atau
budidaya ikan mas di kolam air
jaring terapung.
deras, ukuran benih yang dapat
digunakan sebaiknya berukuran 100
Berdasarkan jenis ikan yang
gram/ekor.
dipelihara dalam kolam
pemeliharaan/pembesaran ikan mas Sedangkan pembesaran ikan mas di
di kelompokkan menjadi 2, yaitu : jaring terapung saat ini sudah dapat
1. Mono kultur, yaitu pemeliharaan menggunakan benih ikan mas yang
ikan mas dalam wadah berukuran lebih dari 5 – 8 cm.
pembesaran yang hanya diisi Padat penebaran benih ikan mas di
oleh ikan mas saja. Dalam kolam pemeliharaan harus dilakukan
pemeliharaan ikan mas secara dengan hati-hati dan biasanya di
monokultur dapat dikelompokkan tebar pada saat matahari belum

147
bersinar. Agar benih yang ditebar kepada ikan pemeliharaan
tidak mengalami stress atau tingkat seperti daun-daunnan, keong,
kematian yang tinggi. Sebaiknya limbah rumah tangga dan lain-
benih ikan mas tersebut dibiarkan lain. Pakan tambahan
keluar dengan sendirinya dari tempat dibutuhkan oleh ikan mas dalam
penampungan benih (plastik) pemeliharaan ikan mas secara
kedalam pemeliharaan. semi intensif.

Hal-hal yang harus diperhatikan Pakan buatan adalah pakan yang


dalam melakukan pembesaran ikan dibuat dengan susunan bahan
mas sampai mencapai ukuran tertentu dengan gizi sesuai
konsumsi adalah : keperluan ikan. Pakan buatan
dapat berbentuk pellet, larutan
1. Pakan. (emulsi dan suspensi), lembaran
Pakan merupakan suatu sumber (flake atau waren) dan remahan.
energi bagi ikan. Tanpa makanan Ikan mas yang dipelihara secara
ikan tidak akan tumbuh dan intensif dan semi intensif
berkembang biak. Pakan yang memerlukan pakan buatan.
dapat diberikan untuk ikan mas Bentuk pakan buatan yang biasa
adalah pakan alami, pakan diberikan adalah pellet. Garis
buatan dan pakan tambahan. tengah pellet berkisar antara 2-4
mm.
Pakan alami adalah makanan
hidup bagi larva dan benih ikan 2. Pengelolaan kualitas air.
yang diperoleh dari Pengelolaan kualitas air adalah
perairan/kolam atau cara pengendalian kondisi air di
membudidayakannya secara dalam kolam budidaya
terpisah. Ikan mas merupakan sedemikian rupa sehingga
ikan pemakan segala memenuhi persyaratan hidup
(omaevora), oleh karena itu bagi ikan yang akan di pelihara.
sebaiknya pada kolam
pemeliharaan harus dilakukan Dalam pembesaran ikan mas agar
pemupukan awal 3-5 hari dapat tumbuh dengan optimal maka
sebelum penebaran benih dan kondisi air kolam pembesaran harus
pemupukan susulan agar sesuai dengan kebutuhan ikan mas.
ketersediaan pakan alami di Variable kualitas air yang sangat
dalam kolam pemeliharaan selalu berpengaruh pada ikan mas antara
ada. Ketersediaan pakan alami lain :
yang melimpah akan
menguntungkan bagi ikan dan • Suhu air
petani itu sendiri karena tidak lagi Suhu air merupakan faktor
membutuhkan pakan tambahan penting yang harus diperhatikan
dalam pemeliharaannya. karena dapat mempengaruhi laju
metabolisme dalam tubuh ikan.
Pakan tambahan yang diberikan Pada suhu air yang tinggi maka
dalam bentuk apa adanya laju metabolisme akan
148
meningkat, sedangkan pada kadar O2 yang terlarut yang
suhu yang rendah maka laju rendah. Oleh karena itu kadar
metabolisme akan menurun. CO2 yang layak untuk budidaya
Dengan suhu yang optimal maka ikan mas sebaiknya < 5mg/l
laju metabolisme akan optimal.
• Volume air
Pertumbuhan ikan mas sangat Ikan mas yang dipelihara di
dipengaruhi oleh suhu air, baik dalam kolam air deras
dalam usaha pembesaran ikan mempunyai pertumbuhan yang
mas atau pembenihan ikan mas. lebih cepat dibandingkan dengan
Suhu yang optimal untuk ikan mas yang dipelihara d kolam
pertumbuhan ikan mas berkisar air tenang. Pada pemeliharaan
antara 25-30oC ikan mas di kolam air deras
membtuhkan volume air yang
• Kadar oksigen terlarut. besar, dimana debit air yang
Untuk dapat hidup manusia masuk ke dalam kolam
membutuhkan oksigen yang pemeliharaan berkisar antara 75-
dibutuhkan ikan yang hidup di 300 liter/detik.
dalam air disebut dengan
oksigen terlarut. Ikan mas Pada kolam air deras dengan
membutuhkan oksigen dalam debit air yang tinggi maka
bentuk terlarut dalam air untuk kandungan oksigen terlarut di
proses metabolisme di dalam dalam kolam pemeliharaan cukup
tubuhnya dan untuk bernafas. tinggi. Dengan oksigen yang
Kandungan oksigen terlarut di cukup maka proses metabolisme
dalam air agar ikan mas tumbuh ikan akan optimal maka
dan berkembang minimal 3 ppm. pertumbuhan ikan pun akan
Kebutuhan oksigen terlarut ini optimal.
sangat dipengaruhi oleh suhu air,
biasanya suhu air meningkat • Kekeruhan air
maka kandungan oksigen terlarut Dalam membesarkan ikan mas di
menurun (berkurang). kolam pemeliharaan harus
diperhatikan juga tentang
• Kadar CO2 kekeruhan air. Kekeruhan air
Sumber air yang akan digunakan menggambarkan tentang banyak
untuk budidaya ikan mas antara cahaya yang dapat masuk ke
lain adalah air tanah, air sungai dalam perairan. Kekeruhan air
atau air hujan. Air tanah adalah ini disebabkan oleh bahan
salah satu sumber air yang organic dan anorganik yang
banyak digunakan untuk terlarut di dalam kolam. Air yang
budidaya. Jika menggunakan jernih biasanya miskin akan
maka harus di tampung terlebih mineral, air yang terlalu keruhpun
dahulu dalam bak penampung air tidak baik untuk budidaya ikan
minimal 24 jam, karena air tanah karena banyak mengandung
tersebut mengandung CO2 yang Lumpur. Air yang baik untuk
tinggi berkaitan erat dengan budidaya ikan yang mempunyai
149
warna air tidak keruh dan tidak Hama yang menyerang ikan pilihan
jernih. Untuk mengukur dapat diatasi dengan melakukan
kekeruhan biasanya dilakukan penyaringan terhadap air yang
pengukuran kecerahan air masuk ke dalam kolam
karena kecerahan air sangat pemeliharaan. Penyakit ikan di
bergantung kepada warna iar kolam pemeliharaan ikan mas akan
dan kekeruhan. Nilai kecerahan muncul jika kondisi perairan kolam
yang ideal untuk pertumbuhan air (kualitas air kolam) rendah, hal ini
sebaiknya berkisar antara 25 – dapat menyebabkan daya tahan
40 cm. tubuh ikan menurun. Penyakit ikan
ini dapat terjadi akibat interaksi antar
3. Pengelolaan Kesehatan Ikan ikan itu sendiri, penyakit dan
Salah satu kendala dalam lingkungan yang buruk. Lingkungan
membudidayakan ikan mas yang uruk sangat berpengaruh
adalah terserangnya ikan mas terhadap kondisi kesehatan ikan.
yang dibudidayakan dari hama Dengan lingkungan yang buruk maka
dan penyakit. Jenis hama dan daya tahan tubuh ikan menurun
penyakit yang biasanya sehingga penyakit akan mudah
menyerang ikan mas ukuran menyerang ikan.
larva sampai konsumsi dapat
dikelompokkan menjadi 4 Setelah ketiga hal tersebut di
golongan, yaitu : jelaskan di atas di lakukan dengan
• Hama, misalnya huhurangan, baik, maka dalam memelihara ikan
notorecta sp, eybister sp dsb. mas akan memperoleh produksi ikan
• Parasit, misalnya mas yang cukup tinggi dan efisien.
ichthyoptherius multifiliis Lama pemeliharaan ikan mas sangat
berbentuk bulat putih yang tergantung kepada ukuran ikan yang
menempel pada badab ikan, digunakan, padat penebaran dan
trichodina sp dsb. luas kolam yang digunakan serta
• Cendawan sistem pemeliharaan yang
• Bakteri dan virus. digunakan. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8. Lama pemeliharaan ikan mas berdasarkan sistem pemeliharaan.

Ukuran Padat Lama


No. Sistem Pembesaran
Benih Penebaran Pemeliharaan
1. Pembesaran Tradisional 50-80 1-2 kg/m2 6 bulan
(ekstensif) gram/ekor
2. Pembesaran Semi Intensif 50-80 3-5 kg/m2 5 bulan
di Kolam/ sawah gram/ekor
3. Pembesaran Ikan Intensif 50-100 5-10 kg/m2 4 bulan

150
di Jaring Terapung gram/ekor

4.5.2. Pembesaran ikan nila lembaran (flake atau waver) dan


remahan.
Hal-hal yang harus diperhatikan
dalam melakukan pembesaran/ Ikan nila yang dipelihara secara
pemeliharaan ikan nila sampai intensif dan semi intensif
mencapai ukuran konsumsi adalah : memerlukan pakan buatan.
Bentuk pakan buatan yang biasa
1. Pakan
diberikan adalah pellet. Garis
Pakan merupakan sumber energi
tengah pellet berkisar antara 2-4
bagi ikan. Tanpa makanan ikan
mm.
tidak akan tumbuh dan
berkembang biak. Pakan yang 2. Pengelolaan kualitas air
dapat diberikan untuk ikan nila Pengelolaan kualitas adalah cara
adalah pakan alami, pakan pengendalian kondisi air di dalam
buatan dan pakan tambahan. kolam budidaya sedemikian rupa
sehingga memenuhi persyaratan
Pakan alami adalah makanan
hidup bagi ikan yang akan
hidup bagi larva dan benih ikan
dipelihara.
yang diperoleh dari
perairan/kolam atau Dalam budidaya ikan nila di kolam
membudidayakannya secara agar ikan dapat tumbuh dan
terpisah. Ikan nila merupakan berkembang maka kondisi air kolam
ikan pemakan plankton yang budidaya harus sesuai dengan
tumbuh disekitarnya. Persiapan kebutuhan ikan nila. Variabel
pakan alami di kolam kualitas air yang sangat berpengaruh
pemeliharaan dilakukan dengan terhadap ikan nila antara lain adalah:
pemupukan awal 3-5 hari
• Suhu air.
sebelum penebaran benih dan
Suhu air merupakan faktor
pemupukan susulan setelah
penting yang harus diperhatikan
pemeliharaan berjalan agar
karena dapat mempengaruhi laju
ketersediaan pakan alami di
metabolisme dalam tubuh ikan.
kolam tersebut tetap ada.
Pada suhu air yang tinggi maka
Pakan tambahan adalah pakan laju metabolisme akan
yang diberikan dalam bentuk apa meningkat, sedangkan pada
adanya kepada ikan seperti suhu yang rendah maka laju
daun-daunan, limbah rumah metabolisme akan menurun.
tangga, keong dan lain-lain. Dengan suhu yang optimal maka
laju metabolisme akan optimal.
Sedangkan pakan buatan adalah
pakan yang dibuat dengan Pertumbuhan ikan nila sangat
susunan bahan tertentu dengan dipengaruhi oleh suhu air dalam
gizi sesuai keperluan. Pakan usaha pembesaran atau
buatan dapat berbentuk pellet, pembenihan. Suhu air sangat
larutan (emulsi dan suspensi), berpengaruh terhadap aktifitas

151
saluran pencernaan benih ikan menyebabkan ikan tidak dapat
nila. Makanan alami yang tumbuh dan akhirnya mati.
berupa detritus dan fauna dasar
• Kadar garam (salinitas)
selesai dicerna dalam waktu 1,68
Ikan nila mempunyai toleransi
jam pada suhu 27 – 28oC dan
salinitas yang cukup luas, tetapi
1,31 jam pada suhu 32-33 oC.
pertumbuhan ikan nila pada
Pada suhu 27 – 28oC pakan
kadar garam lebih dari 30% akan
zooplankton dapat dicernakan
terhambat. Pada kadar garam
dalam waktu 2,2 jam. Ikan dapat
yang tinggi ikan membutuhkan
mencernakan makanannya
energi yang minim untuk
selama 2,5 – 3 jam pada suhu
osmoregulasi sehingga energi
30oC. Berdasarkan hasil
yang digunakan untuk
penelitian tersebut maka suhu
pertumbuhan berkurang.
optimum untuk pertumbuhan ikan
nila adalah 25 – 30oC. • Cemaran
Ikan nila yang dipelihara pada
• Volume air
musim kemarau banyak yang
Pertumbuhan ikan nila yang
mati. Hal ini diakibatkan oleh
dipelihara dalam air mengalir
pengaruh secara tidak langsung
lebih cepat daripada yang
dari sinar matahari yang dapat
dipelihara dalam air tergenang.
meningkatkan keasaman (pH)
Dalam kondisi air mengalir, ikan
perairan.
nila dengan bobot awal 9,1 gram
diberi pakan pellet 25% protein Gejala mabuk pada ikan nila
dan feeding ratenya 3,5% dalam dapat diakibatkan dari akitifitas
waktu seminggu akan mencapai berenang ikan yang cepat
bobot 34,2 gram. Selain itu dipermukaan dengan gerakan
volume air sangat menentukan tidak beraturan dan tutup insang
padat penebaran ikan nila yang bergerak aktif. Selain itu air
optimal. Padat penebaran ikan budidaya yang tercemar minyak
nila di kolam adalah 30 ekor/m2. akan menyebabkan kerusakan
sel-sel saluran pencernaan. Oleh
• Kadar oksigen terlarut
karena itu agar ikan nila tunbuh
Untuk dapat hidup manusia
dengan cepat air budidayanya
membutuhkan oksigen begitu
tidak boleh tercemar baik oleh
juga dengan ikan. Oksigen yang
limbah industri maupun rumah
dibutuhkan ikan yang hidup
tangga.
didalam air disebut dengan
oksigen terlarut. Ikan nila Dalam air budidaya ikan yang
merupakan ikan yang tahan baik sepintas dapat dilihat dari
terhadap kekurangan oksigen keruh atau tidaknya air kolam.
terlarut dalam air, namun Untuk mengetahui tingkat
pertumbuhan ikan ini akan kekeruhan air kolam dapat dilihat
optimal jika kandungan oksigen dari tingkat kecerahan air kolam
terlarut lebih dari 3 ppm. dengan menggunakan alat
Kandungan oksigen terlarut pengukur yang disebut secchi
kurang dari 3 ppm dapat disk atau keeping secchi.
152
Kecerahan yang baik untuk antar ikan itu sendiri, penyakit
kehidupan ikan nila di kolam dan lingkungan yang buruk.
berkisar antara 25-40 cm. Lingkungan yang buruk sangat
Artinya jarak batas pengelihatan berpengaruh terhadap kondisi
terhadap keeping secchi adalah kesehatan ikan. Dengan
berkisar antara 25-40 cm dari lingkungan yang buruk maka
atas permukaan perairan. daya tahan tubuh ikan menurun
Kecerahan kurang dari 25 cm sehingga penyakit akan mudah
tidak menguntungkan karena menyerang ikan. Jenis-jenis
mengakibatkan rendahnya penyakit ikan antara lain adalah
kandungan oksigen terlarut di penyakit pendarahan, penyakit
kolam. Pada kolam budidaya jamur, penyakit bakteri.
yang keruh maka jarak batas
Setelah ketiga hal utama yang
penglihatan terhadap keeping
telah di jelaskan diatas dilakukan
secchi rendah yang berarti kolam
dengan baik maka dalam
tercemar bahan organik atau
memelihara ikan nila akan
Lumpur.
diperoleh produksi ikan nila yang
cukup tinggi dan efisien. Lama
3. Pengelolaan kesehatan ikan pemeliharaan ikan nila sangat
Dalam memelihara ikan nila di bergantung kepada ukuran ikan
kolam selalu ada saja yang akan dipanen. Sebagai
kendalanya diantaranya adalah bahan pertimbangan ada 4
terhadap hama dan penyakit ukuran ikan nila yang diproduksi
dalam kolam pemeliharaan. dipasaran yaitu :
Hama yang biasa terdapat • Ukuran 100 gram, umurnya
dikolam pemeliharaan adalah kurang lebih 3-4 bulan
cladocera sebagai • Ukuran 250 gram, umurnya
pesaing/kompetitor, copepoda kurang lebih 4-6 bulan.
sebagai predator benih, larva, • Ukuran 500 gram, umurnya
kumbang air, serangga air dan kurang lebih 6–8 bulan.
lain-lain. • Ukuran diatas 800 gram
Hama tersebut kadang-kadang umurnya kurang lebih 9-12
sulit untuk dihilangkan. bulan.
Pengendalian hama yang paling
mudah melakukan penyaringan Ikan nila mempunyai ciri khas
terhadap air yang masuk tersendiri dimana pertumbuhan ikan
kedalam kolam pemeliharaan. nila yang dipelihara secara tunggal
kelamin yaitu ikan jantan lebih cepat
Penyakit ikan dikolam tumbuh dibandingkan ikan nila yang
pemeliharaan akan muncul jika dipelihara secara campuran (jantan
kondisi perairan kolam (kualitas dan betina). Oleh karena itu banyak
air kolam) rendah, hal ini dapat petani ikan yang lebih suka
menyebabkan daya tahan tubuh memelihara ikan nila jantan. Sistem
ikan menurun. Penyakit ikan ini pemeliharaan ikan nila berdasarkan
dapat terjadi akibat interaksi jenis kelamin ini disebut monokultur

153
sedangkan untuk pemeliharaan ikan kepadatan benih yang ditebar,
nila dengan jenis ikan lainnya disebut dimana untuk semi intensif padat
dengan polikultur. penebarannya 5-10 ekor per m2
dan kolam diberi pupuk dan
pakan tambahan kepada ikan
Pada pemeliharaan ikan untuk nila berupa dedak atau ampas
mencapai ukuran konsumsi dapat tahu, daun sente sebanyak 5-
digunakan beberapa macam kolam 10% dari bobot ikan setiap hari
pemeliharaan : 3. Pemeliharaan secara intensif
1. Kolam empat persegi panjang Pemeliharaan ikan nila secara
dengan luas 200-500m2, intensif ini biasanya dilakukan di
kedalaman air 1-1,25m, dasar jaring terapung atau kolam air
kolam dapat tanah atau beton. deras.
2. Kolam jaring terapung yang Padat penebaran ikan nila di jaring
berbentuk bujur sangkar dengan terapung adalah 400-500 ekor per m3
ukuran minimal 1-4 m2 dan dengan bobot awal benih 15-25 gram
maksimal 9 – 49 m2 , yang per ekor, sedangkan di kolam air
terbuat dari bahan jaring dengan deras kepadatan tebarnya 10-20
kedalaman air 1,5 – 2 m. ekor per m2.
3. Hampang atau keramba yang Pada pemeliharaan ini sumber
dapat dilakukan diperairan dasar energi bagi ikan untuk tumbuh dan
yang dangkal dengan kedalaman berkembang adalah pakan buatan
air 1-2m. dalam bentuk pellet yang diberikan
4. Mina padi yaitu pemeliharaan sebanyak 3-5% sehari dan frekuensi
ikan nila disawah. pemberian pakan 3-5 kali sehari.
Pakan buatan tersebut harus
Penebaran benih pada pemeliharaan mengandung protein 20-30%.
ikan nila di kolam berukuran 10 gram
per ekor, sedangkan untuk jenis
terapung biasanya 25 gram per ekor, 4.5.3 Pembesaran ikan bandeng
intensitas berbudidaya yang dapat
Ikan bandeng merupakan salah satu
dikelompokkan menjadi 3 yaitu :
jenis ikan laut yang dapat
1. Pemeliharaan secara ekstensif
dibudidayakan oleh manusia
Pada pemeliharaan ini kolam
ditambak. Jenis Ikan ini saat ini juga
yang digunakan relatif cukup
sudah dapat dibudidayakan di
besar dari 200m2, kepadatan ikan
keramba jaring apung pada air tawar,
relatif rendah (1 ekor per m2) dan
hal ini dikarenakan sifat ikan ini yang
pakan yang diberikan hanya
euryhaline (tahan terhadap
mengandalkan pakan yang
perubahan yang besar dari kadar
tumbuh dari kolam. Benih yang
garam dalam air)
ditebarkan biasanya campur
kelamin dan berukuran 10 gram
Ikan bandeng dapat dipelihara
per ekor.
ditambak yang mempunyai kadar
2. Pemeliharaan semi intensif
garam relatif berfluktuasi. Ikan
Perbedaan utama dalam
bandeng dapat dipijahkan secara
pemeliharaan ekstensif adalah
154
buatan di panti pembenihan/hatchery alam selain tidak tersedia secara
dengan cara implementasi atau kontinue juga mempunyai ukuran
hypofisasi. Oleh karena itu benih yang sangat beragam. Oleh karena
ikan bandeng yang disebut nener ini itu nener yang berasal dari panti
dapat diperoleh dari alam atau panti pembenihan sangat dibutuhkan
pembenihan/hatchery. untuk memenuhi kekurangan nener
ditambak-tambak pembesaran.
Nener bandeng yang berasal dari Nener yang dihasilkan dari panti
pantai/alam ini merupakan hasil pembenihan mempunyai
pemijahan ikan bandeng secara keunggulan. Karena kemurnian
alami dilaut. Ikan bandeng yang telah nener dapat dijamin 100% dan
matang kelamin akan memijah umurnya diketahui secara tepat.
secara alami dan akan menghasilkan
telur sebanyak 5.700.000 butir dalam Nener yang berasal dari alam atau
tubuhnya. Pelepasan telur ini terjadi hatchery, yang akan digunakan
pada malam hari dan akan menetas untuk usaha pembesaran ikan
dalam waktu 24 jam menjadi nener bandeng ditambak, haruslah nener
yang berukuran 5 mm. Nener ini yang sehat. Nener yang sehat dapat
akan terbawa oleh arus air dilihat dari ciri-ciri umurnya yaitu :
mendekati pantai dan kemudian 1. Tidak terdapat luka atau lecet
akan ditangkap oleh para penyeser. 2. Tidak cacat pada organ tubuh
Ukuran nener yang ditangkap ini 3. Warnanya tidak kusam
kurang lebih 13 mm. 4. Gerakannya aktif

Nener ikan bandeng yang diperoleh Dengan menggunakan nener yang


dari alam ditangkap oleh pencari sehat maka akan diperoleh target
nener sangat bergantung kepada produksi yang sesuai dengan
musim, lokasi, cara dan waktu rencana. Selain nener yang sehat
penangkapan. Pada musim nener dalam pemilihan benih ikan bandeng
jumlah nener cukup melimpah yang (nener) juga harus diperhatikan
dapat mengakibatkan menurunnya ukuran benih. Ukuran benih yang
harga nener. Selain itu waktu akan ditebar ke dalam tambak
penangkapan yang tepat yaitu diawal pembesaran sebaiknya seragam. Hal
musim penangkapan mempunyai ini akan menguntungkan dalam
daya tahan dan vitalitas yang tinggi pemeliharaan, karena ikan tidak
dalam pengangkutan serta akan berebut makanan sehingga
mempunyai harga jual yang lebih pertumbuhan ikan seragam,
mahal. kekuatan makanpun seragam.

Tetapi ketersediaan nener dari alam Ukuran nener yang ditebar ke


ini tidak bersifat kontinue sehingga tambak pembesaran bisa dimulai
untuk mengusahakan pembesaran dari ukuran nener sampai
ikan bandeng secara intensif gelondongan yang dapat
dibutuhkan nener bandeng yang membedakannya adalah cara
berasal dari panti pemeliharaan ditambak
pembenihan/hatchery. Nener dari pembesarannya.
155
yang akan ditebar dengan luas
Jika yang ditebar adalah nener kecil tambak pembesaran. Dengan
maka waktu yang dibutuhkan untuk mengetahui padat penebaran pada
mencapai ukuran konsumsi yaitu 4 – awal pemeliharaan akan diperoleh
6 ekor/kg bisa mencapai lebih dari 6 manfaat antara lain adalah :
bulan sedangkan jika yang ditebar • Dapat menentukan jumlah pakan
adalah gelondongan maka waktu yang akan diberikan
yang dibutuhkan untuk mencapai • Dapat mengoptimalkan tambak
ukuran konsumsi berkisar antara 4 – pembesaran sesuai dengan
6 bulan. daya dukung tambak
pembesaran tersebut.
Dalam memilih nener yang berasal • Dapat mengurangi timbulnya
dari alam maupun hatchery dapat penyakit ditambak pembesaran
dilakukan dengan menghitung jumlah karena kepadatan tinggi.
ruas tulang belakang. Nener yang • Dapat menetukan target produksi
berkualitas prima memiliki jumlah pada akhir pemeliharaan.
ruas tulang belakang antara 44 – 45.
Jumlah ruas tulang belakang dapat Masa pemeliharaan nener bandeng
dihitung menggunakan mikroskop ditambak pembesaran sangat
sederhana pada pembesaran 10 kali bergantung kepada ukuran nener
atau nener ditempatkan pada yang ditebar pada awal
sumber cahaya seperti lampu senter. pemeliharaan. Ukuran nener yang
ditebar kedalam tambak pembesaran
Nener bandeng yang telah dipilih bervariasi antara 1–15 cm. Padat
selanjutnya akan ditebar kedalam penebaran nener ditambak
tambak pembesaran. Sebelum pembesaran juga ditentukan oleh
nener tersebut ditebar harus dihitung ukuran nener, lama pemeliharaan,
terlebih dahulu padat penebaran mutu nener dan daya dukung
nener ditambak pembesaran dan kesuburan tambak pembesaran.
dilakukan aklimatisasi.
Padat penebaran nener ditambak
Nener ikan bandeng yang akan pembesaran berkisar antara 5 – 6
ditebar kedalam tambak pembesaran ekor/m2 untuk ukuran nener bandeng
sebaiknya ditentukan terlebih dahulu 3 – 5 cm. Sedangkan untuk nener
tentang jumlah nener yang akan yang berukuran 1 – 3 cm, padat
ditebar. Nener bandeng yang akan penebarannya berkisar antara 2 – 3
ditebarkan dan dipelihara ditambak ekor/m2. Untuk benih bandeng yang
pembesaran harus diketahui berukuran 12 – 15 cm yang disebut
jumahnya agar dapat diketahui gelondongan ditebar ke tambak
jumah ikan bandeng yang akan pembesaran dengan padat
dipanen. Istilah dalam perikan penebaran 1.500 ekor/ha. Nener
disebut dengan padat penebaran. bandeng yang akan ditebar kedalam
tambak pembesaran. Setelah
Padat penebaran adalah menghitung jumlah yang akan
perbandingan jumlah ikan-ikan/nener ditebar lalu dipersiapkan nener

156
tersebut. Nener bandeng untuk
sementara diaklimatisasi selama Pemanenan dilakukan pada setiap
satu hari dalam bak plastik. akhir siklus budidaya. Dalam
Aklimatisasi ini bertujuan untuk budidaya ikan ada dua siklus
menyesuaikan kondisi lingkungan produksi yaitu pada usaha
dimana nener itu berada dengan pembenihan ikan maka yang akan
kondisi lingkungan tambak dipanen adalah benih ikan.
pembesaran. Penyesuaian suhu, Sedangkan pada usaha pembesaran
salinitas dan pH dapat dilakukan juga ikan yang akan dipanen adalah ikan
begitu nener bandeng yang dikemas ukuran konsumsi. Prisnsip
dalam kantong plastik dating. pemanenan benih ikan dan ikan
Caranya kantong plastik yang terisi ukuran konsumsi pada umumnya
nener diisi penuh dengan air yang adalah sama. Dalam subbab ini akan
ada dalam tambak pembesaran, diuraikan proses pemanenan ikan
maka secara perlahan-lahan nener pada stadia benih. Pemanenan benih
bandeng yang ada didalam kantong ikan harus dilakukan dengan hati-
platik akan keluar kedalam tambak hati. Selain itu waktu dan cuaca pada
pembesaran jika sudah terjadi saat panen perlu diperhatikan.
penyesuaian. Banyak petani pembenih yang gagal
karena kurang hati-hati pada saat
Penebaran nener ditambak panen.
pembesaran sebaiknya dilakukan,
pada pagi atau sore hari pada saat
matahari tenggelam. Hal ini untuk 4.6.1. Pemanenan benih ikan nila
menghindari kematian nener akibat
stress karena tingginya suhu Kegiatan pemanenan benih meliputi
dilingkungan. Lakukan penebaran persiapan penampungan benih,
nener dengan hati-hati ! pengeringan kolam, penangkapan
benih dan pengangkutan.
Langkah selanjutnya setelah Pemanenan benih ikan sebaiknya
dilakukan penebaran nener bandeng dilakukan pagi atau sore hari.
adalah melakukan proses
pemeliharaan nener sampai 1. Penampungan benih
mencapai ukuran konsumsi. Proses Sebelum pengeringan kolam,
yang dilakukan selama pemeliharaan terlebih dahulu dilakukan
sama persis dalam melakukan persiapan penampung benih.
budidaya ikan lainnya meliputi Penampung benih dapat berupa
pemberian pakan, pengelolaan hapa atau bak. Air pada
kualitas air, pengendalian hama dan penampungan harus terus
penyakit, pemantauan pertumbuhan. menerus mengalir, hal ini
Perlakuan selama pemeliharaan bertujuan untuk mensuplai
sangat ditentukan oleh sistem oksigen ke dalam air wadah
budidaya yang diterapkan. penampungan. Hapa yang akan
digunakan untuk menampung
benih di pasang didepan pipa
4.6. Pemanenan pemasukkan air. Sebaiknya

157
hapa di pasang di kolam yang benih ikan tidak stres akibat
paling dekat dengan kolam yang kualitas air. Jika penangkapan
akan dipanen. Hal ini bertujuan benih di mulai dari hulu (depan
untuk memudahkan pintu pemasukkan) maka benih
pengangkutan benih yang telah ikan yang terdapat di hilir akan
di tangkap. Pemasangan hapa stres atau mabuk karena air dari
dilakukan dengan mengikat ke hulu sudah kotor akibat lumpur.
empat sudutnya ke patok Pada saat panen sering terlihat
bambu/kayu. ikan mengalami stres atau
mabuk. Hal ini diakibatkan
2. Pengeringan Kolam kualitas air kurang baik khusunya
Pengeringan kolam sebaiknya suhu, oksigen dan lumpur. Untuk
dilakukan pada pagi hari agar mengatasi hal tersebut dapat
penangkapan benih dapat dilakukan dengan mengalirkan air
dilakukan sebelum suhu air naik. dari pipa pemasukkan. Jika
Pengeringan kolam harus masih terlihat benih ikan stres
dilakukan dengan hati-hati agar atau mabuk pemanenan
benih ikan dapat berkumpul pada dihentikan dan di tunda sampai
kamalir sehingga memudahkan besok atau hari lainnya.
pemanenan. Pengeringan kolam
diawali dengan menutup pintu Benih yang telah ditangkap di
pemasukkan air. Selanjutnya tampung dalam wadah
pada pintu pengeluaran air di pengangkutan berupa ember
pasang saringan untuk atau alat lainnya. Benih pada
mencegah benih ikan keluar wadah pengangkutan segera
kolam. Setelah di pasang dikumpulkan di hapa tempat
saringan, pintu pengeluaran air di penampungan benih. Benih yang
buka sedikit demi sedikit agar cacat, luka dan mati lebih banyak
benih ikan tidak terbawa arus air. akibat penanganan. Penanganan
tersebut biasa terjadi pada saat
3. Penangkapan benih penangkapan dan pengangkutan
Setelah air kolam kering, benih benih ke tempat penampungan
ikan berkumpul di kamalir. benih.
Penangkapan benih dilakukan
menggunakan seser atau ancho.
Penangkapan benih di mulai dari 4.6.2. Pemanenan benih ikan
hilir atau di depan pintu patin
pengeluaran air. Benih ikan di
depan pintu pengeluaran harus Tahap akhir dari pekerjaan
habis di tangkap. Jika benih ikan memelihara benih ikan patin adalah
di hilir telah habis dilanjutkan ke memanen. Hasil dari memanen
lebih hulu sampai habis di depan benih ikan tersebut merupakan
pintu pemasukkan air (hulu). evaluasi terhadap pekerjaan
memelihara benih ikan patin
Penangkapan benih ikan yang di tersebut. Jika hasilnya benih ikan
mulai dari hilir bertujuan agar banyak maka secara teknik produksi
158
pekerjaan memelihara benih ikan ditampung dalam tempat
tersebut dapat dikatakan berhasil. penampungan baik berupa bak
Tetapi kebalikannya jika hasilnya maupun fiberglass. Jangan lupa
benih ikan sedikit maka pekerjaan teknik aklimatisasi tetap dilakukan
memelihara benih ikan patin tersebut pada saat memasukkan benih ikan
secara teknik produksi dapat tersebut ke dalam tempat
dikatakan gagal. penampungan. Sebelum benih ikan
patin diangkut ke tempat lain yang
Kapan benih ikan patin dipanen? relatif jauh, benih ikan tersebut
Menentukan waktu/saat panen benih dipuasakan terlebih dahulu selama 1
ikan patin biasanya tergantung dari hari. Pemuasaan tersebut
lamanya memelihara benih ikan dimaksudkan agar benih ikan
tersebut atau ukuran benih ikan mengeluarkan kotoran dari dalam
tersebut. Tetapi adakalanya jika perutnya, agar nanti pada saat benih
kondisi ikan serta lingkungan ikan ikan diangkut sudah tidak
baik, ukuran benih ikan akan tercapai mengelurkan kotoran lagi. Jika benih
pada periode waktu pemeliharaan ikan masih mengeluarkan kotoran
ikan tersebut seperti biasanya. pada saat pengangkutan maka
Ukuran benih ikan dipanen adalah 2 kondisi kualitas air media
inci (5 cm) setelah dipelihara selam 3 pengangkutan benih ikan akan
minggu dimulai dari ukuran ikan 1 dengan segera menurun sehingga
inci. Pemenenan benih ikan patin tidak mustahil benih ikan akan
dilakukan seperti memanen benih segera mati.
ikan lainnya. Setelah benih ikan
tersebut dipanen, benih ikan

159
Gambar 4.26. Pengemasan benih
Pengemasan benih ikan hasil
pembesaran ini sebaiknya harus 2. Sistem terbuka
memperhatikan faktor-faktor sebagai
berikut : Pengangkutan benih ikan sistem
• Jarak dan waktu tempuh terbuka biasanya dilakukan untuk
mengangkut benih ke lokasi yang
• Jumlah benih yang diangkut
dekat. Benih ikan tersebut
dalam wadah
dimasukkan kedalam wadah dan
• Kondisi kuailtas air selama
diberi aerasi selama
pengangkutan yang terpenting
pengangkutan. Dan suhu air
yaitu suhu air, salinitas air, pH
diusahakan berkisar antara 15 –
dan oksigen didalam wadah
200C .
pengangkutan. Suhu air yang
baik untuk pengemasan ikan
4.6.3. Pemanenan ikan mas
hidup adalah 15 – 200C. Oleh
karena itu sebaiknya
Panen merupakan tahap akhir dari
pengangkutan dilakukan pada
suatu proses produksi dalam
pagi atau malam hari, pH air
budidaya ikan. Tidak sedikit petani
yang baik adalah 7 – 8, jumlah
atau pengusaha ikan yang gagal
oksigen didalam pengangkutan
dalam usaha budidaya ikan
harus 3 kali jumlah air.
dikarenakan pada waktu panen,
penanganan dan alat
Pengemasan benih ikan dapat
kelengkapannya kurang tepat.
dilakukan dalam 2 cara yaitu :
Penangganan ikan pada waktu
1. Sistem Tertutup panen bertujuan untuk :
1. Mengurangi atau menghindari
Sistem tertutup yaitu sistem
kehilangan, kematian dan
pengemasan benih ikan dalam
kerusakan ikan.
wadah tertutup seperti kantong
2. Mempertahankan kesegaran ikan
plastik.
setelah dipanen sampai tiba di
Cara yang dilakukan untuk
konsumen.
pengangkutan benih ikan dengan
Hasil panen ikan yang akan dijual
kantong plastik adalah :
dan dikonsumsi oleh masyarakat
• Kantong plastik yang dijual dalam dua cara :
digunakan harus cukup air
agar mata ikan tenggelam 1. Ikan dalam keadaan hidup
• Rasio oksigen = air sekitar sampai ketangan konsumen.
3:1 2. Ikan dalam keadaan mati tetapi
• Plastik harus terikat dengan masih dalam kondisi segar.
baik
• Masukkan plastik dalam Penentuan waktu panen biasanya
Styrofoam dan tambahkan es diperoleh setelah dilakukan
batu yang terbungkus plastik pengukuran berat badan ikan yang
lalu diselipkan diantara plastik dipelihara. Berat badan ikan yang
dalam Styrofoam. akan dijual sangat tergantung pada

160
selera konsumen. Oleh karena itu seperti lumpur atau larutan
sebelum melakukan panen harus suspensi lainnya dapat menutupi
dilakukan pengamatan terhadap labirin pada insang lele sehingga
permintaan pasar tersebut. ikan tidak dapat bernafas.
2. Pemanenan tidak dilakukan pada
Dengan mengetahui data mengenai
saat hujan.
permintaan konsumen tentang
3. Waktu pemanenan tidak melebihi
ukuran ikan dan keadaan ikan (mati
dari jam 10.00 atau bila cuaca
segar atau masih hidup) maka akan
panas sebaiknya pada sore hari
dapat dilakukan waktu pemanenan
(lebih dari jam 16.00).
dan penentuan cara panen yang
sesuai.
Gunakan alat-alat pemanenan yang
Waktu panen yang tepat adalah terbuat dari bahan halus seperti :
pada pagi hari atau sore hari. Hal ini seser, hapa agar tidak melukai ikan.
dilakukan karena pada waktu pagi
atau sore hari suhu air di kolam
rendah sehingga ikan tidak stress
pada saat dilakukan pemanenan.
Cara panen pada prinsipnya dapat
dilakukan dengan dua cara :
1. Panen selektif
Panen selektif biasa dilakukan
jika pada waktu tebar ukuran ikan
tidak seragam atau keinginan
petani untuk menjual ikan
dengan ukuran yang berbeda-
beda. Alat yang digunakan
biasanya lambit dan hapa/waring.

2. Panen total
Panen total dilakukan secara
sekaligus dengan cara menguras
air kolam dan di depan pintu
pengeluaran telah dipasang
waring atau hapa untuk
memudahkan penangkapan ikan
pada saat panen.

Untuk menghindari kematian ikan


mas pada saat pemanenan, hal yang
harus dilakukan jangan terjadi luka
atau banyak sisik lepas karena
penggunaan alat saat panen adalah:
1. Jagalah kondisi air agar tidak
terlalu keruh, karena kotoran

161
BAB V. NUTRISI IKAN

Dalam Bab ini akan didiskusikan


zat gizi ini meliputi penggolongan
nutrien dan tipe, struktur kimia,
fungsi umum dan arti penting di
tentang berbagai macam bahan gizi
dalam ilmu gizi hewan air. Nutrien
pakan ikan/makanan yang sangat
atau kandungan zat gizi dalam
penting bagi kebutuhan ikan. Ikan
bahan pakan di bagi menjadi enam
merupakan salah satu jenis
bagian yaitu : energi, protein dan
organisme air sumber pangan bagi
asam amino, lipid dan asam lemak,
manusia yang banyak mengandung
karbohidrat, vitamin dan mineral.
protein. Agar dapat dibudidayakan
Dalam materi ini akan dipelajari
dalam waktu yang relatif tidak terlalu
secara spesifik objektifitas untuk
lama maka dalam proses
masing-masing bagian tersebut.
pembudidayaannya selain
menggunakan pakan alami juga
memberikan pakan buatan. Pakan
buatan yang diberikan pada ikan 5.1. ENERGI
harus mengandung zat gizi yang
sesuai dengan kebutuhan ikan Dalam kehidupan manusia setiap
tersebut. Saat ini dengan semakin hari sering mendengar istilah energi.
meningkatnya ilmu pengetahuan Energi berasal dari kata Yunani yaitu
tentang nutrisi ikan maka pabrik En yang berarti in dan Ergar yang
pakan buatan ikan menyusun berarti work, dari arti kata asalnya
formulasi pakan sesuai dengan energi dapat didefenisikan sebagai
kebutuhan gizi setiap jenis ikan yang kapasitas atau sesuatu yang dapat
akan dibudidayakan. Oleh karena itu diolah kedalam bentuk kerja atau
dalam bab ini akan dibahas kemampuan untuk bekerja. Bentuk
beberapa subbab yang sangat energi dalam kehidupan manusia
mendukung dalam proses dapat dikelompokkan berdasarkan
pembuatan pakan ikan yaitu sumbernya yaitu energi mekanik,
pengetahuan tentang energi dan energi panas,energi listrik dan energi
kandungan nutrien yang harus molekuler. Energi akan ada dan
terdapat pada pakan ikan yaitu hadir dalam setiap bentuk yang
protein, karbohidrat, lemak, vitamin berbeda dan disesuaikan dengan
dan mineral. Pengetahuan tentang pekerjaan berbeda. Pada ikan

162
sebagai organisme yang pertumbuhan setelah kebutuhan
berhubungan dengan air energi terpenuhi. Kuantitas dan
membutuhkan makanan untuk energi yang tersedia untuk
menyediakan energi yang mereka pertumbuhan merupakan jenis energi
perlukan. Energi bagi makhluk hidup yang paling utama dari segi
berasal dari makanan dimana dari pandangan akuakultur. Kebutuhan
makanan ini akan diubah menjadi energi hewan air berbeda-beda
energi kimia dan disimpan dalam kuantitasnya, hal ini dapat dibedakan
tubuh dalam bentuk Adenosin Tri berdasarkan jenis ikan yang
Phosphat (ATP). Dengan adanya dibudidayakan, kebiasaan makan,
energi ini dapat mengubah energi ukuran ikan, lingkungan dan status
kinetik dari suatu reaksi metabolisme reproduksi. Energi yang disediakan
yang menimbulkan kerja dan panas. oleh makanan adalah salah satu
pertimbangan yang penting di dalam
Pada ikan sumber energi diperoleh menentukan nilai gizinya. Energi
dari pakan, dimana pada pakan ikan dinyatakan dalam kilokalori (kkal)
ini mengandung zat gizi/nutrien yang atau kilojoule (kJ). Satu kilokalori
berasal dari karbohidrat, lemak dan adalah jumlah panas yang diperlukan
protein dan dapat terukur secara untuk menaikkan temperatur satu
langsung atas pertolongan bom gram air dari 14,5oC menjadi 15,5 oC
kalorimeter. Energi diperlukan untuk (dalam air 10C). Joule adalah satuan
melakukan pekerjaan mekanis tenaga listrik dalam sistem metrik
(aktivitas otot), pekerjaan kimia dan satu kkal sama dengan 4.184 kJ.
(proses kimia yang berlangsung Sebagai contoh, 70 kkal sama
dalam tubuh), kerja elektrik ( aktifitas dengan 293.02 kJ atau dapat juga
saraf), dan pekerjaan osmotik menggunakan satuan British
(memelihara badan untuk menjaga Thermal Unit (BTU) dimana 1 BTU =
keseimbangan satu sama lain dan 252 kalori.
dengan medium air tawar, payau
atau air laut dimana organisme air itu Setelah mempelajari bagian ini,
hidup). Energi yang diperoleh oleh pembaca harus bisa membedakan
makhluk hidup ini dapat bentuk energi dan pengukurannya.
menimbulkan panas dimana menurut Memahami metabolisme energi
ilmuwan Lavoiser dan La Place berkenaan dengan makanan,
(1780) Panas dari tubuh hewan persamaan energi dalam
berasal dari oksidasi zat-zat organik keseimbangan dan faktor-faktor yang
dan makanan yang diberikan berpengaruh pada energi yang
digunakan sebagai sumber energi. menyebabkan kebutuhan ikan akan
Oleh karena itu nilai energi suatu energi disesuaikan dengan cara
bahan makanan dapat dipakai pemberian pakan dalam budidaya
sebagai dasar dalam menentukan ikan dan memahami arti protein
nilai gizi dari bahan makanan energi ratio yang merupakan
tersebut. perbandingan antara protein optimal
dengan energi yang terdapat dalam
Energi bebas adalah energi yang pakan ikan.
tersedia untuk aktifitas biologi dan

163
Pemanfaatan Energi oleh ikan untuk aktivitas hidup harian
ikan. Energi yang tersisa dari proses
Energi yang diperoleh dari pakan kegiatan metabolisme adalah energi
digunakan sebagai sumber energi bersih yang disebut dengan Net
utama yang dalam pembagian energi Energy (NE) yang akan
disebut dengan Gross Energi atau dipergunakan maintennce atau
energi kotor. Gross Energi (GE) nilai perawatan ikan seperti metabolisme
makanan ini dapat didefenisikan basal, aktivitas ikan, aktivitas renang,
sebagai total energi yang terdapat adaptasi terhadap suhu dan sisanya
dalam makanan. Semua energi yang baru akan dipergunakan untuk
diperoleh dari asupan pakan yang pertumbuhan. Jadi energi yang akan
dikonsumsi oleh ikan, tidak dipergunakan untuk pertumbuhan
semuanya dipergunakan untuk adalah energi yang tertinggal setelah
keperluan pertumbuhan dan kebutuhan untuk metabolisme basal
perkembangan ikan karena energi ikan terpenuhi dan jika masih ada
tersebut akan dibagi menjadi yang tersisa energi tersebut akan
Digestible energy (DE) yaitu energi dipergunakan untuk kegiatan
yang dapat dicerna dan Fecal energy reproduksi. Jadi pertumbuhan dapat
(FE) yaitu energi yang digunakan terjadi jika semua proses
untuk kegiatan pembuangan hasil metabolisme ikan terpenuhi dan
eksresi pada ikan berupa feses. Dari setelah pertumbuhan somatik
Digestible Energy ini yang terpenuhi baru akan dilanjutkan
selanjutnya akan dipergunakan oleh dengan pertumbuhan gonadik. Untuk
ikan untuk kegiatan proses memudahkan dalam memahami
metabolisme dan proses hasil pembagian energi yang diperoleh
buangan metabolisme yang terbagi dari pakan oleh ikan dapat dilihat
menjadi Metabolizable Energy (ME) pada diagram berikut :
yaitu energi yang dapat
dipergunakan untuk kegiatan Gross Energy(GE)/Intake Energy
metabolisme dan Metabolic
Excretion yaitu energi yang Fecal Energy (FE)
dikeluarkan oleh ikan untuk proses Digestible Energy (DE)
pembuangan urin (Urine Excretion)
Metabolic Excretion
dan Gill Excretion (GE). Energi yang
dipergunakan untuk kegiatan Metabolizable Energy
metabolisme didalam tubuh ikan ini Heat Increment (HiE)
dibagi lagi menjadi dua yang akan
dipergunakan untuk kegiatan Net Energy (NE)
aktivitas metabolisme seperti Maintenance (HEm)
kegiatan mengkonsumsi oksigen
dalam media pemeliharaan yang Recovered Energy (RE)
biasa disebut dengan Heat
Increment (HiE) atau dengan kata Sumber Watanabe (1988)
lain dalam proses fisiologis ikan yang
disebut dengan Specific Dynamic
Action yaitu energi yang diperlukan

164
Energi Metabolisme Energi didalam tubuh organisme
biasanya akan diubah menjadi energi
Tingkat kebutuhan energi pada ikan kimia yang biasa disebut dengan
biasanya dikaitkan dengan tingkat Adenosin Triphosphat atau ATP.
kebutuhan protein optimal dalam ATP ini sangat dibutuhkan oleh
pakan. Dalam dunia akuakultur biasa tubuh untuk berbagai aktivitas
disebut dengan protein energi ratio misalnya proses kehidupan biokimia
(P/e). Nilai protein energi ratio pada seperti anabolisme atau sintesa,
ikan konsumsi sebaiknya berkisar daya mekanis, tenaga elektris, kerja
antara 8 – 10. Nilai ini diperoleh dari osmotik dan proses metabolisme
hasil perhitungan antara kadar lainnya. ATP adalah suatu energi
protein dalam pakan dengan jumlah yang kaya akan molekul karena unit
energi yang diperoleh dalam triphosphatnya berisi dua ikatan
formulasi pakan tersebut pada level phosphoanhydride. Adenosin
energi yang dapat dicerna (DE). Nilai triphosphat (ATP) adalah daya
energi yang diperhitungkan tersebut penggerak penting karena
biasa disebut dengan energi merupakan energi yang yang
metabolisme. Energi metabolisme ini dibutuhkan dalam proses biokimia
diperoleh setelah nutrien utama pada kehidupan.
karbohidrat, lemak, dan protein
mengalami beberapa proses kimia Ikan merupakan organisme air yang
seperti katabolisme dan oksidasi di menggunakan protein sebagi sumber
dalam tubuh hewan. Energi bebas energi utama berbeda dengan
digunakan untuk pemeliharaan pada manusia yang menggunakan
proses kehidupan seperti karbohidrat sebagai sumber energi
metabolisme sel, pertumbuhan, utama. Oleh karena itu dalam
reproduksi dan aktifitas fisik. menyusun pakan ikan ada suatu
Keseimbangan antara energi dan parameter yang disebut dengan
protein sangat penting dalam kesimbangan energi yang diperoleh
meningkatkan laju pertumbuhan ikan dari perhitungan nilai energi yang
budidaya. Apabila kandungan energi dapat dicerna dibagi dengan kadar
dalam pakan berkurang maka protein protein pakan ikan. Nilai energi dari
dalam tubuh ikan akan dipecah dan setiap kandungan nutrisi pada ikan
dipergunakan sebagai sumber sangat berbeda, seperti berdasarkan
energi. Seperti kita ketahui pada ikan hasil penelitian dari satu gram
protein sangat berperan dalam protein akan memberikan nilai energi
pembentukan sel baru, jika protein kotor (GE) sebesar 5,6 kkal/g,
dipakai sebagi sumber energi maka sedangkan untuk satu gram lemak
akan menyebabkan pertumbuhan adalah 9,4 kkal/g dan untuk satu
ikan terhambat. Oleh karena itu gram karbohidrat adalah 4,1 kkal/g.
jumlah energi yang dibutuhkan untuk Nilai energi ini merupakan nilai
pertumbuhan dan pemeliharaan ikan energi yang diperoleh apabila zat
budidaya sangat dipengaruhi oleh makanan secara sempurna dibakar
jenis ikan, umur ikan, komposisi menjadi hasil-hasil oksidasi melalui
pakan, tingkat reproduksi dan tingkat CO2, H2O dan gas lainnya. Menurut
metabolisme standar. Buwono (2004) distribusi energi pada

165
ikan budidaya dapat dikelompokkan Jika pakan yang dikonsumsi oleh
sebagai berikut : ikan masuk kedalam tubuh ikan
• Gross Energy adalah 100% sebagai energi kotor yang secara
• Digestible Energy adalah 85% distribusi energi adalah 100% maka
• Fecal Energy untuk ikan konversi energi untuk satu gram
herbivora adalah 15% sedangkan protein pada DE adalah 80% dikali
untuk ikan karnivora adalah 20% 5,6 kkal/g yaitu 4,48 atau 4,5 kkal/g,
• Metabolizable Energy adalah sedangkan untuk karbohidrat adalah
80% 80% dikali 4,1 kkal/g yaitu 3,8 kkal/g,
• Metabolic Excretion berkisar untuk satu gram lemak adalah 80%
antara 3 – 5% dikali 9,4 kkal/g yaitu 7,52 kkal/g.
• Net Energy adalah 52,5 % Tetapi nilai konversi energi ini dari
• Heat Increment Energy adalah hasil penelitian sangat berbeda untuk
27,5% setiap jenis ikan yang dibudidayakan
seperti terlihat pada Tabel 5.1 dan
Tabel 5.2.

Tabel 5.1. Kebutuhan energi untuk ikan Salmon


Gross Energy Digestibility Available
Nutrient
(kkal/g) (persent) (kkal/g)

Protein 5,6 70 3,9


Lemak 9,4 85 8,0
Karbohidrat 4,1 40 1,6

Tabel 5.2. Kebutuhan energi untuk Catfish


Gross Energy Digestibility Available
Nutrient
(kkal/g) (persent) (kkal/g)

Protein 5,6 80 4,5


Lemak 9,4 90 8,5
Karbohidrat 4,1 70 2,9

Berdasarkan data dari tabel tersebut yang rendah terhadap karbohidrat


diatas maka dapat diambil suatu sehingga energi yang diperoleh dari
kesimpulan bahwa setiap jenis ikan karbohidrat hanya dapat dicerna
mempunyai daya cerna yang sebanyak 40%, sedangkan ikan
berbeda pada nutrisi yang catfish merupakan salah satu jenis
dikonsumsinya. Pada ikan salmon ikan omnivora mempunyai
merupakan salah satu jenis ikan kemampuan mencerna karbohidrat
karnivora mempunyai kecernaan

166
lebih tinggi dibandingkan dengan komponen utama jaringan tubuh
ikan karnivora yaitu 70%. ikan. Nutrient ini di perlukan untuk
pertumbuhan dan perbaikan serta
perawatan jaringan dan organ. Tidak
5.2. PROTEIN ada bahan gizi lain yang dapat
menggantikan peran utamanya
Protein merupakan nutrisi utama dalam membangun dan memperbaiki
yang mengandung nitrogen dan sel dan jaringan yang rusak. Sebagai
merupakan unsur utama dari tambahan protein juga berperan
jaringan dan organ tubuh hewan dan untuk kontraksi otot dan komponen
juga senyawa nitrogen lainnya enzim, hormon dan antibodi. Protein
seperti asam nukleat, enzim, dalam bentuk komplek sebagai
hormon, vitamin dan lain-lain. Protein heme, karbohidrat, lipid atau asam
dibutuhkan sebagai sumber energi nukleat. Hewan air harus
utama karena protein ini terus mengkonsumsi protein untuk
menerus diperlukan dalam makanan menggantikan jaringan tubuh yang
untuk pertumbuhan dan perbaikan aus/rusak (perbaikan) dan untuk
jaringan yang rusak. Protein mensintesis jaringan baru
mengandung karbon sebanyak 50- (pertumbuhan dan reproduksi).
55%, hidrogen 5-7%, dan oksigen
20-25% yang bersamaan dengan Selain itu protein mempunyai
lemak dan karbohidrat, juga peranan biologis karena merupakan
mengandung nitrogen sebanyak 15- instrumen molekuler yang
18%, rata-rata adalah 16% dan mengekspresikan informasi genetik.
sebagian lagi merupakan unsur Semua protein pada makhluk hidup
sulfur dan sedikit mengandung fosfat dibangun oleh susunan yang sama
dan besi. Oleh karena itu beberapa yaitu 20 macam asam amino baku,
literatur mengatakan bahwa protein yang molekulnya sendiri tidak
adalah makro molekul yang terdiri mempunyai aktivitas biologi. Dari 20
dari karbon, hidrogen, oksigen, macam asam amino ini dibagi
nitrogen dan boleh juga berisi sulfur. menjadi dua kelompok yaitu asam
Kadar nitrogen pada protein dapat amino essensial sebanyak 10
dibedakan dari lemak dan macam merupakan asam amino
karbohidrat serta komponen bahan yang sangat dibutuhkan oleh tubuh
organik lainnya. tetapi tubuh ikan tidak dapat
mensintesisnya, dan asam amino
Protein berasal dari bahasa Yunani non essensial sebanyak 10 macam
yaitu Proteos yang berarti pertama yaitu asam amino yang dibutuhkan
atau utama. Hal ini dikarenakan oleh tubuh dan dapat disintesis
protein merupakan makromolekul dalam tubuh ikan itu sendiri. Dalam
yang paling berlimpah didalam sel bab ini akan dipelajari tentang
hidup dan merupakan 50% atau lebih sepuluh asam amino yang penting
berat kering sel. Protein dalam setiap yang diperlukan oleh ikan dan
sel mahluk hidup tersimpan dalam struktur bahan kimia, membedakan
jaringan dan organ dan sebagai antara asam amino essensial dan
asam amino non-essensial; asam

167
amino yang diserap ikan; efek peranan struktural atau
defisiensi dan kelebihan dari asam pelindung. Beberapa contoh
amino berkenaan dengan aturan protein serabut antara lain adalah
makan ikan ; prosedur bagaimana collagen, yang ditemukan dalam
cara menentukan kebutuhan asam tulang rawan atau tulang lembut,
amino secara kwantitatif dan pembuluh darah, acuan/matriks
kwalitatif pada ikan; metoda tulang, urat daging, sirip dan kulit;
mengevaluasi mutu protein; dan elastins. Hal tersebut adalah
bagaimana cara menentukan suatu komponen nadi/jalan
kebutuhan protein beberapa jenis utama dan ikatan sendi; dan
ikan budidaya. keratins, di mana protein jenis ini
bersifat melindungi seperti kulit
Penggolongan Protein dan timbangan.

Sampai saat ini protein dapat Pengelompokkan protein lainnya


diklasifikasikan penggolongannnya adalah diklasifikasikan berdasarkan
berdasarkan bentuk, struktur tiga pada sifat fisis atau disebut juga
dimensi serta penggolongan lainnya. kedalam protein yang digolongkan
Berdasarkan bentuk protein dibagi berdasarkan penggolongan lain.
menjadi dua golongan yaitu protein Protein jenis ini dapat dikelompokkan
globular dan protein serabut. ke dalam protein sederhana, protein
• Protein globular adalah protein gabungan dan protein asal.
yang rantai-rantai polipeptidanya • Protein sederhana adalah
berlipat rapat-rapat menjadi protein yang pada saat
bentuk globular atau bulat yang dihidrolisis hanya menghasilkan
padat atau berbentuk bola . Jenis asam amino-asam amino atau
protein ini biasanya larut dalam derivat-derivatnya. Protein jenis
sistem larutan (air) dan segera ini antara lain adalah albumin (zat
berdifusi dan mempunyai fungsi putih telur), zat serum dari darah,
gerak atau dinamik. Beberapa lactoalbumin dari susu, leucosin
contoh dari protein globular dari gandum; albuminoids
antara lain adalah: enzim, protein (keratin dari rambut, kuku jari
transport pada darah,hormon tangan, bulu, wol, sutera fibroin,
protein, protein pecahan serum elastin dari jaringan/tisu
darah, antibodi dan protein menghubungkan collagen dari
penyimpan nutrien. tulang rawan dan tulang);
• Protein serabut adalah protein globulins (edestin dari biji-rami,
yang tidak larut dalam air dan serum globulin dari darah,
merupakan molekul serabut lactoglobulin dari susu, legumin
panjang dengan rantai dari kacang polong); histones
polipeptida yang memanjang (globin dari hemoglobin,
pada satu sumbu dan tidak scombrone dari spermatozoa
berlipat menjadi globular. Protein sejenis ikan air tawar); dan
globular ini terdiri dari suatu protamins (salmine dari ikan
rantai panjang polypeptide. salem, scombrine dari sejenis
Protein ini biasanya memberikan ikan air tawar). Kelompok ini

168
dibedakan oleh daya larut dalam diketahui bahwa semua protein
berbagai bahan pelarut seperti adalah polipetida dengan berat
air, larutan garam, alkohol, dan molekul yang besar. Suatu peptida
oleh karakteristik lain. yang mengandung lebih dari 10
• Protein gabungan adalah asam amino dinamakan dengan
protein sederhana bergabung polipeptida. Peptida ini mempunyai
dengan radikal non protein. satu gugus α-asam amino bebas dan
Protein jenis ini antara lain satu gugus α-karboksi bebas.
adalah nukleoprotein, Berdasarkan strukturnya protein
glykoprotein, phosphoprotein, dikelompokkan menjadi struktur
hemoglobins, dan lecithoproteins. primer, struktur sekunder, struktur
Nukleoproteins adalah gabungan tersier, dan struktur kwarterner.
dari satu atau lebih molekul • Struktur Primer merupakan
protein dengan asam nukleat struktur rangkaian asam amino
yang disajikan dalam semua yang memanjang pada suatu
nucleus sel. Glykoprotein adalah rantai polypeptida. Sebagai
gabungan dari molekul protein contoh, peptide Leu-Gly-Thr-His-
dan unsur yang berisi suatu Arg-Asp-Val mempunyai suatu
karbohidrat selain dari asam struktur yang utama berbeda dari
nukleat atau lesitin misalnya peptide Val-Asp-His-Leu-Gly-Arg-
mucin. Phosphoprotein adalah Thr.
gabungan molekul protein • Struktur sekunder merupakan
dengan zat yang mengandung asam amino dalam rangkaian
phosphor selain dari asam polipeptida yang membentuk
nukleat atau lecithin misalnya suatu lilitan misalnya dalam
kasein. Hemoglobin adalah bentuk α heliks atau lembaran
gabungan molekul protein berlipat β. Struktur sekunder α
dengan hematin atau zat-zat heliks kerangka peptida secara
yang sejenis. Lecithoprotein ketat mengelilingi sumbu panjang
adalah gabungan molekul protein molekul dan gugus R residu
dengan lecithin misalnya jaringan asam amino dibiarkan mengarah
fibrinogen. keluar dari heliks dan kaya akan
• Protein asal adalah protein yang residu sistein yang dapat
berasal dari protein bermolekul memberikan jembatan disulfida.
tinggi yang mengalami degradasi Konformasi yang stabil α heliks
karena pengaruh panas, enzim, dari rantai polipeptida karena
atau zat-zat kimia. Protein yang adanya ikatan peptida yang
termasuk kedalam golongan ini berada pada bidang datar, tidak
terdiri dari protein primer berotasi dan pembentukan
misalnya protean dan protein banyak ikatan. Struktur sekunder
sekunder misalnya protease, lembaran berlipat β membentuk
pepton, peptida. zigzag dan tidak ada ikatan
hidrogen dalam rantai polipeptida
Pengelompokkan protein yang ketiga yang berdekatan. Gugus R
adalah pengelompokkan protein mengarah keluar dari struktur
berdasarkan struktur protein. Seperti zigzag. Pada struktur ini tidak

169
dijumpai jembatan disulfida mempengaruhi struktur
diantara rantai bersisihan dan primernya.
rantai polipeptida yang
berdekatan biasanya mempunyai
arah yang berlawanan atau Asam amino
bersifat anti pararel.
• Struktur tersier merupakan Dalam menyusun komposisi pakan
bentuk tiga dimensi dari semua ikan saat ini para peneliti sudah
atom di dalam molekul protein. melakukan penyusunan komposisi
Interaksi antara residu asam pakan berdasarkan kebutuhan asam
amino yang jauh pada suatu amino setiap jenis ikan. Hal ini
rantai polypeptide memimpin ke dikarenakan komposisi kebutuhan
arah lipatan dan suatu asam amino setiap jenis ikan sangat
penyesuaian yang berbentuk berbeda dan sangat menentukan laju
rantai polypeptide bulat yang pertumbuhan dari ikan yang
mengumpamakan tiga satuan dibudidayakan. Asam amino
bentuk dimensional, sebagai merupakan bahan dasar yang
contoh, myoglobin. dihasilkan dari proses pemecahan
• Struktur kwarterner merupakan atau hidrolisis dari protein. Asam
bentuk protein yang terdiri dari amino ini membangun blok protein.
dua atau lebih rantai polypeptide Istilah amino datang dari -NH2 atau
menjadi bagian dari molekul suatu kelompok amino yang
protein tunggal. Yang biasanya merupakan bahan dasar alami dan
terjadi seperti dimers, trimers, asam datang dari perbandingan -
tetramers, terdiri dari dua, tiga, COOH atau suatu kelompok
dan empat rantai polypeptide. karboxyl, oleh karena itu disebutlah
Polypeptide menjaga kesatuan asam amino. Dalam molekul protein
oleh ikatan kimia lemah, sebagai asam amino membentuk ikatan
contoh, hemoglobin molekul peptida (ikatan antara amino dan
terdiri dari dua rantai α dan dua kelompok karboxyl) di dalam rantai
rantai β. Masing-masing globin yang panjang disebut rantai
rantai di dalam hemoglobin polipeptida. Ada banyak asam amino
terikat untuk suatu kelompoknya, di alam tetapi hanya dua puluh yang
yang berfungsi mengangkut terjadi secara alami. Asam amino
oksigen ke jaringan badan. sangat dibutuhkan oleh ikan untuk
Protein kwarterner mudah tumbuh dan berkembang. Dalam
dirusak oleh berbagai manipulasi pengelompokkannya dibagi menjadi
dengan akibat kehilangan dua yaitu asam amino essensial dan
aktivitas biologi. Kehilangan nonessensial. Asam amino secara
aktivitas ini disebut denaturasi umum ditulis dengan satu atau tiga
yang secara fisik denaturasi ini huruf yang dapat dilihat pada Tabel
dapat dipandang sebagai suatu 5.3.
perubahan konfirmasi rantai
polipeptida yang tidak

170
Tabel 5.3. Nama dan singkatan asam amino (Millamena, 2002)

Asam amino Singkatan tiga huruf Singkatan satu huruf

Asam amino essensial


Arginin Arg R
Histidin His H
Isoleucin Ile I
Leucin Leu L
Lysin Lys K
Methionin Met M
Phenylalanin Phe F
Threonin Thr T
Tryptophan Trp W
Valin Val V

Asam amino nonessensial


Alanin Ala A
Asparagin Asn N
Asam Aspartad Asp D
Cystein Cys C
Asam Glutamat Glu E
Glutamin Gln Q
Glycin Gly G
Prolin Pro P
Serin Ser S
Tyrosin Tyr Y

Asam amino di golongkan menjadi bukanlah penting bagi ikan. Asam


asam amino essensial dan asam amino non esensial yaitu asam
amino non essensial. Asam amino amino yang dapat dibentuk atau
essensial adalah asam amino yang disintesis dalam jaringan dan tidak
tidak bisa dibuat atau disintesis oleh perlu ditambahkan dalam komposisi
organisme mendukung pertumbuhan pakan.
maksimum dan dapat menjadi
penyuplai dari asam amino. Asam amino dapat juga digolongkan
Kapasitas dari pakan ikan memiliki berdasarkan komposisi kimia
kandungan asam amino yang menurut Millamena (2002) adalah
dibutuhkan ikan berbeda-beda. sebagai berikut:
Esensialitas dari suatu asam amino 1. Asam amino alifatik
akan tergantung pada ikan yang • Basic terdiri dari : arginine
diberi pakan. Sebagai contoh, dan lysin
glycine diperlukan oleh ayam tetapi

171
• Acidic terdiri dari : asam Asam amino non essensial
aspartic dan asam glutamic Asam amino non esensial yang
• Netral terdiri dari : leocin , dibutuhkan untuk ikan adalah:
isoleucine, valine, alanine, alanine, asparagirie, asam aspartad,
glycine,methionine, cyestin, asam glutamat, glutamin,
chysteine, threonine dan glycin, prolin, serin dan tyrosin. Asam
serine. amino non esensial asam amino
2. Asam amino aromatic terdiri dari: yang dapat secara parsial
phenylalanine dan tyrosine menggantikan atau memberikan
3. Asam amino heterocyclic terdiri asam amino yang sangat dibutuhkan
dari histidine, tryptophan dan atau harus ada dalam komposisi
proline pakan.

Asam amino esensial Metabolisme Asam Amino


Ada sepuluh asam amino esensial Metabolisme asam amino meliputi
(EAA) yang diperlukan oleh sintesis dan pemecahan protein,
pertumbuhan ikan yaitu: arginin, protein dalam pakan pertama kali
histidin, isoleucin, leucin, methionin, dicerna didalam lambung dan asam
phenylalanin, threonin, tryptophan klorida yang terdapat dalam lambung
dan valin. Kesepuluh asam amino ini akan memberikan medium asam
merupakan senyawa yang yang dapat mengaktivasi pepsin dan
membangun protein dan ada renin untuk membantu mencerna
beberapa asam amino merupakan protein. Pepsin memecah protein
bahan dasar dari struktur atau unsur dalam gugus yang lebih sederhana
lain. Methionin adalah prekursor dari yaitu protease dan pepton dan
cyestein dan cystin. Methionin juga akhirnya akan dipecah menjadi asam
sebagai penyalur metil (CH3). amino. Protein kemudian diserap
Beberapa kelompoknya terdiri dari kedalam usus dalam bentuk asam
creatin, cholin, dan banyak unsur amino.
lain. Jika suatu basa hydrogen (OH)
ditambahkan ke phenylalanin, maka Metabolisme asam amino umumnya
tyrosin dibentuk. Tyrosin diperlukan dapat terjadi dalam tiga lintasan,
untuk hormon thyroxin, epinephrin yaitu 2 lintasan proses katabolisme
dan norepinephrin dan melanin asam amino yang merupakan proes
pigmen. Arginin menghasilkan degradasi dan glukoneogenesis,
ornithin ketika urea dibentuk dalam serta satu lintasan proses
siklus urea. Perpindahan suatu anabolisme asam amino yang
karboksil (COOH) digolongkan dalam merupakan proses sintesa protein.
bentuk histamin. Tryptophan adalah Ada 20 asam amino dalam protein.
prekursor dari serotonin atau suatu Bila selama sintesis protein, satu dari
vitamin, asam nikotinik. Semua ikan asam amino hilang, maka sintesis
bersirip membutuhkan ke sepuluh protein terhenti. Karena sintesis dan
asam amino esensial. degradasi terus menerus dari protein
adalah khas untuk semua bentuk
kehidupan. Sintesis protein dikode

172
oleh DNA (kode genetik) yang protein dan biomolekul lainnya tidak
terdapat di inti mitokondria. dapat disimpan dalam tubuh maupun
Tersedianya asam amino harus diekskresikan keluar tubuh.
mencerminkan distribusinya dalam Kelebihan asam amino cenderung
protein. Bila tidak, sintesis protein digunakan untuk bahan bakar.
dibatasi oleh nutrien. Sebelum memasuki siklus asam
trikarboksilat untuk menghasilkan
Asam-asam amino terutama energi asam amino harus
diperlukan dalam sintesis protein didegradasi terlebih dahulu.
tubuh dan senyawa-senyawa lain Degradasi asam amino terjadi dalam
yang secara fisiologis penting bagi dua tahap utama. Tahap pertama
metabolisme, misalnya hormon- adalah deaminasi oksidatif,
hormon dan neurotransmiter. Pada merupakan tahap pengubahan asam
umumnya kelebihan asam amino amino menjadi zat antara yang dapat
akan segera dikeluarkan oleh memasuki siklus asam trikarboksilat,
deaminasi oksidatif dan rangka dan gugus amino. Tahap ke dua
karbonnya diubah menjadi asetil atau adalah tahap oksidasi zat dalam
aseto-asetil Ko A, piruvat, atau salah siklus asam trikarboksilat menjadi
satu dari zat antara siklus asam CO2 dan H2O.
trikarboksilat yang kemudian
dioksidasi menjadi energi. Namun Tempatnya pemecahan asam amino
dalam beberapa kasus tertentu akan adalah hati. Gugus α amino dari
diubah menjadi glukosa dan lemak. banyak asam amino mula-mula akan
Ikan mengekskresikan amonia bebas dipindahkan ke α keto glutarat untuk
dan disebut sebagai amonetilik. membentuk asam glutamat yang
kemudian mengalami deaminasi
Amonia adalah toksik terhadap oksidatif membentuk ion NH4+. Enzim
sistem syaraf pusat oleh mekanisme aminotransferase mengkatalisis
yang belum seluruhnya dimengerti pemindahan suatu gugus α amino
tetapi tampaknya melibatkan dari suatu asam amino α kepada
pembalikan jalan glutamat keto. Enzim-enzim ini disebut juga
dehidrogenase dan akibatnya transaminase, umumnya menya-
kekurangan ketoglutarat, zat antara lurkan gugus α amino dari berbagai
yang diperlukan dalam siklus asam asam amino kepada α –ketoglutarat
trikarboksilat. Asam sitrat dan garam- untuk diubah menjadi NH4+ (ion
garamnya bersifat sangat tidak larut amonium). Ion amonium dibentuk
serta mengendap dalam jaringan dan dari glutamat dengan deaminasi
cairan bila konsentrasinya oksidatif. Reaksi dikatalisis oleh
melampaui beberapa miligram per enzim glutamat dehidrogenase yang
100 ml. Karena itu tidak ada produk tidak biasa karena dapat
akhir dari metabolisme nitrogen yang menggunakan NAD+ maupun
dapat ditolelir dengan baik oleh NADP+. Aktivitas glutamat
organisme tingkat tinggi. dehidrogenase diatur secara
alosterik. Guanosin trifosfat (GTP)
Asam amino yang berlebihan dari dan Adenosin Trifosfat (ATP) adalah
yang diperlukan untuk sintesis inhibitor alosterik, sedangkan

173
Guanosin Difosfat (GDP) dan dipergunakan untuk proses hidupnya
Adenosin Difosfat (ADP) adalah yaitu tumbuh, berkembang dan
aktivator alosterik. Jadi penurunan bereproduksi. Dalam tubuh ikan
muatan energi akan mempercepat berisi sekitar 65-75% protein pada
oksidasi asam amino. suatu basis berat kering. Protein
sangat menentukan dalam
Dalam proses katabolisme protein menyusun formulasi pakan ikan.
maka akan dihasilkan amonia Asam amino yang berasal dari
sebagai hasil deaminasi oksidatif, zat protein ini sangat diperlukan oleh
ini merupakan bahan yang bersifat berbagai sel untuk membangun dan
racun dan harus dikeluarkan dari memperbaiki jaringan rusak.
tubuh. Pada makhluk hidup sebagian Kelebihan Asam amino digunakan
besar dikeluarkan melalui dua jalan sebagai sumber energi atau
kecil dalam tubuhnya yaitu : dikonversi ke lemak. Informasi
• Amonia dengan asam glutamat tentang kebutuhan protein kotor ikan
dalam hati, untuk membentuk menjadi nilai yang menentukan dan
glutamin membutuhkan ATP, data tentang kebutuhan asam amino
ditranspot ke ginjal dan kemudian untuk setiap ikan penting karena
dipisahkan kembali menjadi mutu protein sangat bergantung
glutamat dan amonia. Akhirnya kepada komposisi asam amino nya
dieksresikan ke urin sebagai dan penyerapannya. Penentuan
garam amonium (NH4+.) tentang kebutuhan asam amino
• Amonia dengan karbondioksida sangat penting karena akan sangat
untuk membentuk carbamil, yang membantu dalam melakukan
kemudian difosforilasi menjadi perancangan diet uji amino yang
karbokmoil fosfat, sebuah reaksi digunakan untuk menentukan
yang membutuhkan dua ATP. kebutuhan asam amino yang
Karbamoil fosfat kemudian diperlukan bagi ikan.
masuk ke dalam siklus ornithin
urea. Ikan-ikan yang memiliki Protein dalam pakan ikan akan
paru-paru (lungfish), pada musim saling keterkaitan dengan zat nutrien
kering menjadi ikan darat dan lainnya, misalnya protein bersama
mengeksresikan urea untuk dengan mineral dan air merupakan
menghemat air. bahan baku utama dalam
pembentukan sel-sel dan jaringan
tubuh. Protein bersama dengan
Kebutuhan asam amino essensial vitamin dan mineral ini berfungsi juga
dalam pakan ikan dalam pengaturan suhu tubuh,
pengaturan keseimbangan asam
Pakan ikan sangat dibutuhkan bagi basa, pengaturan tekanan osmotik
ikan yang dibudidayakan dalam cairan tubuh serta pengaturan
suatu wadah budidaya. Fungsi metabolisme dalam tubuh. Oleh
utama pakan ini adalah sebagai karena itu ikan yang dibudidayakan
penyedia energi bagi aktifitas sel-sel harus memperoleh asam amino dari
tubuh. Dalam tubuh ikan energi protein makanannya secara terus
yang berasal dari pakan menerus yang sangat diperlukan

174
bagi pertumbuhan sel dan esensial dalam pakan diharapkan
pembentukan jaringan tubuhnya. dapat memacu pertumbuhan ikan.
Melalui sistem peredaran darah,
asam amino ini diserap oleh seluruh Cepat tidaknya pertumbuhan ikan
jaringan tubuh yang memerlukannya. ditentukan oleh banyaknya protein
Pertumbuhan somatik, pertumbuhan yang dapat diserap dan
kelanjar reproduksi, perkembangan dimanfaatkan oleh tubuh sebagai zat
dan pembangunan jaringan baru pembangun. Oleh karena itu agar
ataupun perbaikan jaringan yang ikan dapat tumbuh secara normal,
rusak selalu membutuhkan protein pakan harus memiliki kandungan
secara optimal yang terutama energi yang cukup untuk memenuhi
diperoleh dari asam-asam amino kebutuhan energi metabolisme
essensial yang bersumber dari sehari-hari dan memiliki kandungan
pakan ikan yang dikonsumsi. protein yang cukup tinggi untuk
memenuhi kebutuhan pembangunan
Ikan tidak mempunyai kebutuhan sel-sel tubuh yang baru.
protein yang mutlak namun untuk
menunjang pertumbuhannya ikan Keseimbangan antara energi dan
membutuhkan suatu campuran yang kadar protein sangat penting dalam
seimbang antara asam-asam laju pertumbuhan, karena apabila
aminoesensial dan non esensial. kebutuhan energi kurang, maka
Protein yang dibutuhkan ikan protein akan dipecah dan digunakan
dipengaruhi faktor-faktor yang sebagai sumber energi. Pemakaian
bervariasi seperti ukuran ikan, sebagian protein sebagai sumber
temperatur air, kecepatan pemberian energi ini akan menghambat
pakan, ketersediaan dan kualitas pertumbuhan ikan, mengingat protein
pakan alami, kandungan energi sangat berperan dalam
keseluruhan yang dapat dihasilkan pembentukan sel baru.
dari pakan dan kualitas protein.
Pemberian pakan yang tepat dengan
Kualitas pakan dikatakan rendah kisaran nilai kalori/energi yang
apabila kadar asam-asam amino memenuhi persyaratan bagi
esensial dalam proteinnya juga pertumbuhan ikan dan dengan
rendah. Pemilihan bahan dan kandungan gizi yang lengkap akan
komposisi bahan-bahan yang dapat meningkatkan nilai retensi
digunakan dalam pembuatan pakan protein. Retensi protein merupakan
akan sangat menentukan gambaran dari banyaknya protein
kelengkapan dan keseimbangan yang diberikan, yang dapat diserap
antara asam-asam amino esensial dan dimanfaatkan untuk membangun
dan tak esensial. Ikan dapat tumbuh ataupun memperbaiki sel-sel tubuh
normal apabila komposisi asam yang rusak, serta dimanfaatkan bagi
amino esensial dalam pakan tak jauh metabolisme sehari-hari.
berbeda (mirip) dengan asam amino
dalam tubuhnya. Oleh karena itu Dalam proses pencernaan, protein
adanya variasi keseimbangan antara akan dipecah menjadi bentuk-bentuk
asam amino esensial dan non yang lebih sederhana yaitu asam

175
amino dan dipeptida. Ada dua jenis dipertimbangkan adanya keseim-
enzim yang terlibat dalam proses bangan antara asam-asam amino
pencernaan protein, yaitu enzim esensial dan non esensial yang
endopeptidase yang berfungsi terkandung pada protein bahan
memutuskan ikatan peptida pada dasar pembuat pakan ikan tersebut.
rantai polipeptida dan enzim Tidak semua bahan makanan yang
eksopeptidase yang berfungsi merupakan sumber protein hewani
memutuskan gugus fungsional maupun nabati mengalami defisiensi
karboksil (-COOH) dan amina (-NH2) asam amino yang sama. Oleh
yang dimiliki protein. Asam amino karena itu, defisiensi pada salah satu
dan dipeptida dapat masuk kedalam asam amino pada suatu bahan dapat
aliran darah dengan cara transpot disubstitusi dengan asam amino
aktif. yang sama dari bahan yang berbeda.

Kualitas protein berbeda-beda Arginin merupakan asam amino yang


tergantung pada jenis dan jumlah sangat diperlukan bagi pertumbuhan
asam amino penyusunannya. optimal ikan muda. Disamping
Penentuan kualitas protein dapat berperan dalam sintesia protein,
dilakukan dengan membandingkan arginin juga berperan dalam
komposisi asam amino esensial yang biosintesis urea.
dikandung bahan makanan dengan
standar kebutuhan asam amino Histidin merupakan asam amino
esensial pada hewan uji. esensial bagi pertumbuhan larva dan
anak-anak ikan. Histidin diperlukan
Persentase terendah dari kandungan untuk menjaga keseimbangan
asam amino esensial pada makanan nitrogen dalam tubuh.
terhadap pola standar tersebut
dinamakan sebagai skore asam Perubahan-perubahan konsentrasi
amino. Adapun yang dimaksud isoleisin, leusin dan valin dalam
dengan asam amino esensial serum dipengaruhi oleh peningkatan
pembatas adalah asam amino kadar protein pakan. Peningkatan
esensial yang mempunyai konsentrasi dari salah satu asam
presentase terendah yang amino berantai cabang ini, misalnya
terkandung dalam suatu protein leusin, akan memberikan pengaruh
bahan makanan. pada konsentrasi isoleisin dan valin
dalam serum. Pengamatan ini
Dalam penyusunan komposisi memberikan indikasi leisin mungkin
bahan-bahan pembuat pakan ikan, mampu mempermudah jaringan
harus diperhitungkan terlebih dahulu tubuh dalam menyerap asam-asam
kelengkapan asam amino esensial amino berantai cabang.
pada bahan dan kebutuhan tiap jenis
ikan terhadap asam amino esensial Lisin merupakan asam amino
dan non esensial. Kebutuhan setiap esensial pembatas dalam protein
jenis ikan terhadap asam amino nabati. Defisiensi lisin dalam pakan
esensial dan non esensial berbeda- ikan dapat menyebabkan kerusakan
beda,sehingga perlu pada sirip ekor (nekrosis), yang

176
apabila berkelanjutan dapat Triptofan merupakan asam amino
menyebabkan terganggunya pembatas dalam bahan makanan
pertumbuhan. Tingkat penggunaan sumber protein nabati. Defisiensi
lisin dipengaruhi oleh kadar arginin, triptofan pada ikan salmon
urea dan amonia. Ketika terjadi menyebabkan lordosis dan skoliosis
degradasi arginin, maka penggunaan sedangkan pada ikan rainbow trout
lisin akan meningkat. menyebabkan nekrosis pada sirip
ekor, kerusakan pada operculum
Metionin (essensial) dan sistein (non insang dan katarak pada mata.
essensial) merupakan asam amino Selain menyebabkan penyakit pada
yang mengandung sulfur. Sistein mata, defisiensi triptopan juga akan
mampu mereduksi sejumlah metionin meningkatkan kadar kalsium,
yang diperlukan bagi pertumbuhan magnesium, sodium dan potasium
optimal. Kebutuhan metionin pada dalam ginjal dan hati ikan.
ikan biasanya berkaitan dengan
kadar metionin dalam serum dan Kebutuhan asam amino essensial
kadar makanan yang dicerna. dan nonessensial pada ikan sangat
Metionin juga merupakan asam ditentukan oleh jenis bahan baku
amino pembatas dalam beberapa pembuatan pakan. Hal ini dapat
bahan makanan sumber protein mengakibatkan kekurangan asam
nabati. Defisiensi metionin dapat amino esensial yang disebabkan
mengakibatkan penyakit katarak oleh penggunaan komposisi pakan
pada rainbow trout. yang kandungan proteinnya sedikit
atau tidak mencukupi kebutuhan
Fenil alanin (essensial) dan tirosin asam amino esensial. Dapat juga
(non essensial) keduanya disebabkan adanya bahan kimia
mempunyai struktur kimia yang mirip yang dapat mempengaruhi
sehingga keduanya bisa saling komposisi pakan, pemanasan yang
menggantikan. Fenil alanin dan berlebih saat pembuatan pakan dan
tirosin diklasifikasikan sebagai asam penguapan dari pakan tersebut.
amnino aromatik. Keduanya Ketidakseimbangan asam amino
diperlukan dalam jumlah yang cukup kaitannya dengan asam amino yang
untuk mendorong sintesis protein saling bertentangan atau asam
dan fungsi-fungsi fisiologis lain pada amino yang berbahaya yang dapat
ikan. Ikan mampu dengan segera menyebabkan pertumbuhan pada
mengubah fenil alanin menjadi tirosin ikan tidak optimal. Pertentangan
atau menggunakan tirosin untuk asam amino terjadi ketika asam
melakukan metabolisme yang amino yang diberikan melebihi
diperlukan bagi asam amino fenil jumlah yang dibutuhkan. Hal ini
alanin tersebut. Oleh karena itu dapat meningkatkan kebutuhan
untuk menentukan kebutuhan asam asam amino lain yang serupa.
amino aromatik khususnya fenil Contohnya adalah pertentangan
alanin, dalam pengujian haruslah leucin dengan isoleucin dan arginin
digunakan bahan pangan tanpa dengan lisin yang diamati pada
tirosin atau berkadar tirosin rendah. beberapa jenis ikan. Asam amino
bersifat racun apabila diberikan

177
dengan jumlah yang berlebih. Efek asam amino esensial dari suatu
negatif yang ditimbulkan tidak dapat organisme adalah dengan
diperbaiki dengan penambahan penambahan pada komposisi pakan
asam amino ke dalam komposisi dengan asam amino L kristal.
pakan. Pelarutan nutrisinya dapat diperkecil
Di dalam perumusan komposisi dengan penggunaan pakan yang
pakan, komposisi pakan yang mengandung air stabil sehingga
direkomendasikan tentang asam dapat menghemat penggunaan
amino esensial harus dengan hati- pengikat atau memanfaatkannya
hati dalam memilih dan dalam praktek pemberian pakan.
mengkombinasikan dua atau lebih Sejauh ini kebutuhan asam amino
sumber protein. Keterbatasan essensial dalam makanan yang
kandungan asam amino dalam salah dibutuhkan oleh ikan dan jumlah
satu sumber asam amino dapat yang dibutuhkan pada ikan budidaya
dilengkapi dengan sumber lain yang telah ditetapkan pada beberapa jenis
melimpah dengan kandungan asam ikan berdasarkan hasil penelitian.
amino yang sama sehingga menjadi Kebutuhan asam amino essensial
suatu pakan ynag lebih baik. Cara pada beberapa jenis ikan dapat
lain untuk mengetahui kebutuhan dilihat pada Tabel 5.4.

Tabel 5.4. Kebutuhan asam amino essensial pada beberapa jenis ikan
dalam % protein pakan (Akiyama et al, 1997)

Met Phe
Jenis ikan Arg His Leu Lys + + Thr Trp Val Ile
Cys Tyr
Chum Salmon 6,5 1,6 3,8 5,0 3,0 6,3 3,0 0,7 3,0 2,4
Chinook Salmon 6,0 1,8 3,9 5,0 4,0 5,1 2,2 0,5 3,2 2,2
Coho Salmon 3,2 0,9 3,4 3,8 2,7 4,5 2,0 0,5 2,2 1,2
Channel Catfish 4,3 1,5 3,5 5,1 2,3 5,0 2,2 0,5 3,0 2,6
Common carp 4,3 2,1 3,3 5,7 3,1 6,5 3,9 0,8 3,6 2,5
Catle 4,8 2,5 3,7 6,2 3,4 6,2 5,0 1,0 3,6 2,4
Nile Tilapia 4,2 1,7 3,4 5,1 3,2 5,5 3,8 1,0 2,8 3,1
Milk Fish 5,3 2,0 5,1 4,0 3,3 5,2 4,5 0,6 3,6 4,0
Japanese eel 4,5 2,1 5,3 5,3 3,2 5,8 4,0 1,1 4,0 4,0
Rainbow trout 3,5 1,6 4,4 5,3 2,7 5,2 3,4 0,5 3,1 2,4
Yellow tail 3,9 2,6 4,7 5,3 2,4 4,5 2,9 0,7 3,0 2,6
White surgeon 4,8 2,3 4,3 5,4 2,2 5,3 3,3 0,3 3,3 3,0
Red drum 3,7 1,7 4,7 5,7 2,9 4,5 2,8 0,8 3,1 2,9

Kebutuhan asam amino pada ikan termasuk dalam kelompok asam


seperti tabel diatas diperoleh dengan amino essensial dan non essensial
cara melakukan penelitian. Menurut yaitu:
Millamena (2002) ada dua metoda • Metoda pertumbuhan
yang digunakan untuk menentukan • Metoda radio isotop.
apakah suatu asam amino tersebut

178
Metoda pertumbuhan digunakan oleh dan melakukan isolasi protein. Dari
Halver (1957) untuk mengetahui hasil isolasi tersebut kemudian
penggunaan satu rangkaian asam protein tersebut dilakukan hidrolisasi
amino diet uji yang berisi kristal L- dan asam amino yang diperoleh
amino sebagai sumber nitrogen. dipisahkan dengan menggunakan
Pakan dirumuskan berdasarkan peralatan chromatografi dan
pada pola asam amino seperti menghitung radio aktifitas.
protein telor ayam utuh, protein telor
ikan Chinook, atau kantung kuning
telur ikan Chinook. Untuk sepuluh Evaluasi kualitas protein
amino, percobaan dilakukan dengan
melakukan pemberian pakan dengan Protein yang terdapat dalam suatu
menggunakan pakan dasar yang bahan pakan dapat dikatakan
berisi semua asam amino dan pakan bermutu jika memberikan
uji yang tidak mengandung asam pertumbuhan positif pada ikan
amino. Ikan uji dilakukan budidaya atau protein dikatakan
penimbangan berat badan setiap dua mutunya tinggi apabila komposisi
kali untuk mengukur pertumbuhan asam amino yang terkandung di
dan mengetahui pengaruh pakan uji dalamnya menyerupai bentuk asam
tersebut. Selain itu sampel ikan uji amino yang dibutuhkan oleh ikan dan
juga diberi pakan yang kekurangan tingkat kecernaannya tinggi. Mutu
asam amino untuk melihat protein biasanya dievaluasi dengan
pertumbuhan yang terjadi dan metode biologi dan kimia. Metode
dibandingkan dengan ikan yang kimia menentukan kuantitas atau
diberi pakan dengan asam amino jumlah protein/asam amino pada
yang lengkap, setelah itu penyelidik bahan pakan sedangkan metode
menggunakan suatu diet test serupa biologi dengan cara menentukan
untuk menentukan asam amino reaksi ikan terhadap protein dalam
esensial yang lain pada ikan. kaitannya dengan pertumbuhan dan
pertahanan. Dalam metode biologi,
Pada Metoda rasio isotop yang berat tubuh dan nitrogen digunakan
digunakan oleh Cowey et al. (1970), sebagai ukuran untuk mutu protein
ikan uji disuntik secara dimana metode biologi lebih akurat
intraperitoneal dengan menggunakan dibanding metode kimia. Menurut
radio aktif yang diberi label 14C Millamena (2002) perhitungan
glukosa dan dibiarkan hidup dengan Protein Effisiensi ratio (PER), nilai
mengkonsumsi pakan alami selama biologi (BV) dan kebutuhan protein
7 hari. Ikan uji kemudian dimatikan bersih (NPU) adalah sebagai berikut:
dan dibuat larutan yang homogen

Perbandingan Efisiensi Protein (PER)

Penambahan bobot (gram)


PER =
Kandungan protein dalam pakan (gram)

179
Nilai Biologi (BV)

Nitrogen yang digunakan


BV =
Nitrogen yang diserap

Dimana : R = Nitrogen yang digunakan


A = Nitrogen yang diserap

Dan : A = I – (F - Fo)
R = A – (U – Uo)

Dimana : I = Nitrogen yang diambil


F = Nitrogen dalam feses
Fo = Metabolisme nitrogen dalam feses
U = Nitrogen yang keluar bersama urine
Uo = Endogeneus nitrogen

R I – (F–Fo) – (U – Uo)
BV = x 100 x 100
A I – (F – Fo)

Tidak cukup data dalam nilai biologi yang diperoleh untuk pengaturan pakan
ikan dan sulit dalam penentuan metabolisme feses dan endogeneus nitrogen
secara terpisah.

Penggunaan Protein Bersih

Nitrogen yang digunakan


NPU = x 100
Nitrogen yang diambil

dimana : NPU ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

Penambahan nitrogen pada + pengurangan nitrogen pada


pakan ikan pakan ikan
NPU =
Nitrogen yang diambil dari pengujian protein

180
Kebutuhan protein pada ikan Jumlah kebutuhan protein
maksimum merupakan tingkat
Protein didalam tubuh sangat kualitas protein yang tinggi dalam
dibutuhkan untuk pemeliharaan, kandungan pakan yang diperlukan
pembentukan jaringan, penggantian untuk pertumbuhan maksimum.
jaringan-jaringan tubuh yang rusak Untuk menentukan kebutuhan
dan penambahan protein tubuh protein suatu jenis ikan dapat
dalam proses pertumbuhan. dilakukan dengan melakukan
Kebutuhan protein dalam pakan percobaan pemberian pakan yang
secara langsung dipengaruhi oleh akan membantu dalam penggunaan
jumlah dan jenis-jenis asam amino uji kandungan protein dari sumber
essensial, kandungan protein yang yang nilai biologinya tinggi. Respon
dibutuhkan, kandungan energi pakan yang akan memberikan keuntungan
dan faktor fisiologis ikan (Lovel, dan daya tahan paling tinggi
1989). Protein dapat juga digunakan biasanya diperoleh dari komposisi
sebagai sumber energi jika pakan ikan terbaik. Protein yang
kebutuhan energi dari lemak dan terdapat dalam jaringan tubuh ikan
karbohidrat tidak mencukupi dan dapat digunakan sebagai ukuran
juga sebagai penyusun utama enzim, untuk menentukan kebutuhan
hormon dan antibodi. Oleh karena itu protein. Cara ini dilakukan dengan
pemberian protein pada pakan ikan menganalisis kandungan nitrogen
harus pada batas tertentu agar dapat dalam jaringan dengan interval dua
memberikan pertumbuhan yang minggu sampai tidak ada penurunan
optimal bagi ikan dan efisiensi pakan nitrogen yang tertahan pada
yang tinggi. Selain itu protein sangat jaringan.
penting bagi kehidupan karena
merupakan protoplasma aktif dalam Jumlah kandungan protein yang
semua sel hidup dan berperan minimal dari suatu pakan untuk
sebagai instrumen molekuler yang menghasilkan pertumbuhan
mengekspresikan informasi genetik, maksimum sangat bergantung pada
unsur struktural didalam sel dan jenis ikan yang dibudidayakan.
jaringan. Protein yang dibutuhkan Berdasarkan penelitian beberapa
ikan bersumber dari berbagai macam spesies ikan kebutuhan kandungan
bahan dimana kualitas protein bahan protein pada ikan budidaya berkisar
bergantung pada komposisi asam dari 27% sampai 60%. Untuk lebih
amino. jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.5.

181
Tabel 5.5. Tingkat kebutuhan protein optimal (% berat kering pakan) pada
beberapa jenis ikan budidaya (Millamena, 2002)

Kadar protein
Jenis ikan Sumber protein
optimal

Asian sea bass Fish meal, soybean meal 43


Common carp Fish meal, casein 31 – 38
Grouper Tuna, muscle meal 40 – 50
Fish meal, meat meal, shrimp meal 43
Japanese eel Casein dan asam amino 44
Kuruma shrimp Squid meal 60
Casein + egg albumin ¾ 55
Milk Fish Fish meal, casein 40
Casein, gelatin 30 – 40
Fish meal, soybean dan cassava meal 24
Red sea bream Casein 55
Snake head Fish meal 52
Red snapper Fish meal, soybean, squid meal 44
Tiger shrimp Casein 40
Fish meal, soybean, shrimp meal 40
Nile Tilapia Fish meal, casein 30
Fish meal 28
White shrimp Fish meal, mussel meal, collagen 34 – 42
Squid meal 28 – 32
Yellow tail Fish meal, casein 55
Abalone Soybean meal, rice bran 27
Fish meal, squid meal

Sumber protein tinggi untuk ikan lebih tinggi dibanding ikan yang lebih
dapat diperoleh pada beberapa tua pada jenis ikan yang sama itu.
bahan baku antara lain adalah telor
utuh, kasein, kombinasi kasein dan
agar-agar. Beberapa faktor yang
mempengaruhi kebutuhan protein 5.3. KARBOHIDRAT
untuk pertumbuhan ikan yang
maksimum antara lain adalah : jenis, Karbohidrat merupakan salah
ukuran ikan atau umur, temperatur satumakro nutrien dan menjadi
air, protein yang berkualitas seperti sumber energi utama pada manusia
yang telah dikemukanan sebelumnya dan hewan darat. Pada ikan, tingkat
dengan mengetahui komposisi asam pemanfaatn karbohidrat dalam pakan
amino. Ikan yang berukuran lebih umumnya rendah pada khususnya
kecil mempunyai kebutuhan protein hewan karnivora, karena pada ikan

182
sumber energi utama adalah tanpa nitrogen. Karbohidrat biasanya
protein. Ikan karnivora lebih sedikit terdapat pada tumbuhan termasuk
mengkonsumsi karbohidrat pada gula sederhana, kanji, selulosa,
dibandingkan dengan omnivora dan karet dan jaringan yang
herbivora. Selain itu ikan yang hidup berhubungan dan mengandung
diperairan tropis dan air tawar unsur C,H,O dengan rasio antara
biasanya lebih mampu hidrogen dan oksigen 2:1 yang
memanfaatkan karbohidrat daripada hampir serupa dengan H2O dan
ikan yang hidup diperairan dingin kemudian dinamakan ”karbohidrat”.
dan air laut. Ikan laut biasanya lebih Formula umum karbohidrat adalah
menggunakan protein dan lemak Cn (H2O)2.
sebagai sumber energi daripada
karbohidrat, tetapi peranan Karbohidrat adalah sumber energi
karbohidrat dalam pakan ikan sangat yang murah dan dapat menggantikan
penting bagi kehidupan dan protein yang mahal sebagai sumber
pertumbuhan ikan. Berdasarkan hasil energi. Selain itu karbohidrat
penelitian memperlihatkan bahwa merupakan Protein sparing effect
ikan yang diberi pakan dengan yang artinya karbohidrat dapat
kandungan protein tinggi tanpa digunakan sebagai sumber energi
karbohidrat dapat menyebabkan pengganti bagi protein dimana
penurunan laju pertumbuhan dan dengan menggunakan karbohidrat
retensi protein tubuh. Selain itu dan lemak sebagai sumber bahan
pakan yang mengandung karbohidrat baku maka hal ini dapat mengurangi
terlalu sedikit akan menyebabkan harga pakan. Pemanfaatan
terjadinya tingkat katabolisme protein karbohidrat sebagai sumber energi
dan lemak yang tinggi untuk dalam tubuh dapat juga dipengaruhi
mensuplai kebutuhan energi ikan oleh aktivitas enzim dan hormon.
dan menyediakan metabolisme Enzim dan hormon ini penting untuk
lanjutan (intermedier) untuk sintesis proses metabolisme karbohidrat
senyawa biologi penting lainnya, dalam tubuh seperti glikolisis, siklus
sehingga pemanfaatan protein untuk asam trikarboksilat, jalur pentosa
pertumbuhan berkurang. Oleh fosfat, glukoneogenesis dan
karena itu pada komposisi pakan glikogenesis. Selain itu dalam
ikan harus ada keseimbangan antara aplikasi pembuatan pakan
karbohidrat, protein dan lemak, karbohidrat seperti kanji, zat tepung,
dimana ketiga nutrien tersebut agar-agar, alga, dan getah dapat
merupakan sumber energi bagi ikan juga digunakan sebagai pengikat
untuk tumbuh dan berkembang. makanan (binder) untuk
meningkatkan kestabilan pakan
Karbohidrat merupakan senyawa dalam air pada pakan ikan dan
organik yang tersusun dari atom udang.
karbon (C), hidrogen (H) dan
Oksigen (O) dalam suatu Klasifikasi Karbohidrat
perbandingan tertentu. Karbohidrat
berdasarkan analisa proksimat terdiri Karbohidrat diklasifikasikan kedalam
dari serat kasar dan bahan ekstrak tiga kelompok yaitu monosakarida,

183
disakarida, dan polisakarida. diklasifikasikan berdasarkan pada
Pembagian karbo-hidrat ini tingkat kecernaan, yaitu karbohidrat
berdasarkan pada jumlah molekul yang dapat dicerna, karbohidrat yang
pembentuknya, satu, dua atau dapat dicerna sebagian dan
beberapa unit gula sederhana. karbohidrat yang tidak dapat dicerna.
Disakarida dan polisakarida Gula, kanji, dextrin, dan glikogen
merupakan turunan (derivat) dari adalah karbohidrat yang dapat
monosakarida. Monosakarida tidak dicerna, selulosa, serat kasar dan
dapat dihidrolisa lagi menjadi bentuk hemisellulosa adalah karbohidrat
yang lebih sederhana. Disakarida yang tidak dapat dicerna.
dapat dihidrolisa menjadi dua Galaktogen, mannosan, inulin dan
molekul mono-sakarida, sedangkan pentosa adalah termasuk karbohidrat
polisakarida (termasuk) oligosakarida yang dapat dicerna sebagian. Untuk
akan membentuk lebih dari tiga lebih jelasnya dapat dilihat pada
molekul monosakarida. Selain itu Tabel 5.6.
karbohidrat dapat juga

Tabel 5.6. Klasifikasi Karbohidrat (Millamena, 2002)

Kelompok Karbohidrat contoh

Monosakarida (satu unit glikosa) Pentosa, Arabinosa, Ribosa,


Xylosa, Xylulosa, Hexosa, Glucosa,
Fruktosa dan Mannosa

Disakarida (dua unit glikosa) Sukrosa, Maltosa, Laktosa

Oligosakarida (2-10 unit glikosa) Raffinosa, Stachyosa, Verbascosa

Polisakarida (Glycan, > 10 unit Starch/kanji, dextrin, glycogen,


glikosa) cellulosa, hemicellulosa, lignin,
chitin, pectin, gums and mucilages,
alginat, agar, karageenan

Monosakarida rasanya manis. Monosakrida utama


yang terdapat dalam bentuk bebas
Monosakarida adalah bentuk dalam makanan adalah glukosa dan
karbohidrat yang tidak dapat fruktosa. Glukosa, galaktosa,
dihidrolisis menjadi bentuk yang fruktosa dan mannosa merupakan
sederhana lagi. Umumnya bentukheksosa yang mempunyai
monosakarida diperoleh dari hasil makna fisiologis paling penting.
hidrolisis senyawa tanaman yang Glukosa merupakan zat gula dalam
lebih kompleks, larut dalam air dan tubuh yang dibawa oleh darah dan

184
merupakan bentuk paling utama arabinosa. Silosa dibentuk dengan
dalam jaringan. Hal ini dikarenakan hidrolisis pada pentosa. Jumlah yang
glukosa merupakan sumber energi pantas pada xilosa dibentuk dalam
yang paling cepat diserap didalam pembuatan bubur pada makanan
sel dan masuk kedalam darah dan melalui hidrolisis pada hemiselulosa.
akan dikatabolisme dalam proses Arabino dihasilkan pada getah arabic
glikolisis. Rumus empiris glukosa dan dedak gandum. Hexosa
adalah C6H12O6. Glukosa banyak mempunyai rumus umum C6H12O6.
terdapat dalam buah-buahan, jagung Gula heksosa biasanya dalam
manis dan madu dalam bentuk D- bentuk : galactosa, dan
Glukosa. D-Glukosa ini telah glukosealdoses. Fruktosa adalah
dihasilkan secara komersial dengan ketohexose alami penting dan
hidrolisis pati jagung yang karbohidrat paling manis. Rotan atau
menghasilkan sirop jagung dan gula umbi manis (sukrosa)
kristal dekstrosa. D-Glukosa ini dihidrolisis, satu molekul dibentuk
mempunyai peran penting dalam pada fruktosa dan satu molekul pada
pakan dan metabolisme ikan serta glukosa yang dibentuk. Laktosa tidak
merupakan gula darah pada semua terjadi secara bebas di alam.
hewan. Glukosa dapat disimpan Hidrolisis lactose atau gula susu
didalam hati dan otot dalam bentuk menghasilkan galactose dan
glikogen. Fruktosa dapat diubah glukosa. Glukosa, Fructose, dan
menjadi glukosa dalam hati, galactose mempunyai rumusan
sedangkan galaktosa selain dapat molekular yang sama tetapi susunan
diubah menjadi glukosa dalam hati rumus mereka berbeda pengaturan
juga dapat dimetabolisir. Mannosa di dalam suatu molekul.
merupakan unsur pembentuk
senyawa glikoprotein.
Disakarida
Kebanyakan monosakarida diperoleh
dengan hidrolisis unsur yang lebih Disakarida merupakan bentuk
komplek. Hidrolisis adalah suatu karbohidrat yang kalau dihidrolisis
reaksi kimia yang mana suatu unsur akan menghasilkan dua molekul
yang komplek dipecah menjadi unsur monosakarida. Rumus molekul
yang lebih kecil dengan penambahan disakrida adalah C12H22O11, dari
suatu katalisator. Monosakarida rumus bangun ini memperlihatkan
sering dikatakan sebagai bentuk dari bahwa satu molekul air telah
suatu gula sederhana. Dua dipindahkan sebagai dua
rangkaian gula sederhana secara monosakarida yang telah
komersil penting pentosa atau lima dikombinasikan. Dengan hidrolisis
gula atom karbon dan hexoses atau mengakibatkan perpecahan molekul
enam gula atom karbon. Ribosa dan dan pembentukan hexoses. Ada tiga
Dioxyribosa merupakan struktur RNA bentuk disakarida penting yaitu
dan DNA. Pentosa mempunyai sukrosa, laktosa dan maltosa.
rumus yang umum C5 H10 O5. dan Sukrosa, bentuk gula yang biasanya
mempunyai komersial yang penting disebut juga dengan gula meja,
dalam bentuk aldopentosa silosa dan terdiri dari satu molekul glukosa dan

185
satu molekul fruktosa yang rhizomes, dan biji-bijian. Bentuk ini
dinamakan dengan gula invert. merupakan sumber bahan makanan
Sumber utama sukrosa sebagian yang termurah dan merupakan
besar dari tebu dan gula bit. Laktosa, sumber energi bagi manusia dan
atau gula susu, banyak diperoleh hewan. Glikogen dihasilkan dari
pada semua susu mamalia. Hasil mamalia dan hewan lain dari glukosa
hidrolisis laktosa akan menghasilkan di dalam darah dan diperoleh
sebuah molekul glukosa dan sebuah didalam jaringan otot dan hati.
molekul galaktosa. Maltosa terjadi Glikogen merupakan bentuk
secara alami dalam benih zat tepung penyimpanan pada karbohidrat pada
yang diproduksi tumbuhan. Maltosa hewan dan merupakan zat tepung di
dibentuk dari hidrolisis zat tepung dalam tumbuhan. Sedangkan
dengan enzim α-amilase. Maltosa dekstrin merupakan hasil dari proses
akan dihidrolisis lebih lanjut oleh pemecahan hidrolisis pati menjadi
enzim α-gluc0sidase menjadi dua maltosa. Dekstrin terdiri dari
molekul glukosa. serangkaian senyawa dengan bobot
molekul yang lebih rendah. Pada
hewan dekstrin merupakan hasil
Polisakarida pemisahan glukosa dari amilopektin
yang meninggalkan residu
Polisakarida merupakan bentuk percabangan yang disebut α-limit
karbohidrat yang kalau dihidrolisis dekstrin, tersusun dari 8 – 10
akan menghasilkan lebih dari glukosa. Didalam pakan, dekstrin
sepuluh molekul monosakarida. merupakan substrat kesukaan
Polisakarida biasanya dibentuk oleh organisme acidophilik dalam saluran
kombinasi hexosa atau pencernaan dan bila pakan
monosakarida lain dan biasanya mengandung dekstrin maka sintesis
merupakan senyawa dengan vitamin B dalam usus akan
molekular tinggi dan kebanyakan meningkat.
tidak dapat larut dalam air dan
dipertimbangkan yang paling utama Selulosa adalah komponen struktur
bahan gizi tumbuhan asli. Ketika utama dalam tumbuhan pada dinding
hidrolisis dengan asam atau enzim, sel tumbuhan dan unsur yang paling
mereka dipecah ke dalam berbagai berlimpah-limpah pada tumbuhan.
produk intermediate dan yang Selulosa adalah unsur penting yang
akhirnya ke dalam gula sederhana, tidak dapat larut dan dapat
polisakarida mempunyai formulasi didegradasi oleh enzim menjadi
umum (C6H10O5)n. Tiga bentuk beberapa unit glukosa dan bisa
polisakarida yang banyak terdapat dihidrolisis dengan asam kuat.
dalam bahan baku pakan antara lain Hemiselulosa merupakan
adalah pati, dextrin dan glikogen. polisakarida yang terdiri atas suatu
campuran unit hexosa dan pentosa.
Pati/starch merupakan bentuk Jika dihidrolisis hemiselulosa
polisakarida yang banyak terdapat menghasilkan glukosa dan sebuah
pada tumbuhan dan diperoleh di pentosa, biasanya silosa yang
dalam akar umbi (kentang), merupakan komponen utama pada

186
dinding sel tumbuhan. Tidak seperti Karbohidrat tersebut berasal dari
selulosa, hemiselulosa lebih sedikit tumbuhan (zat tepung, serat,
bersifat resisten terhadap degradasi sellulosa dan fruktosa) dan dari
kimia dan dapat dihidrolisis dengan hewan (mangsa) berbentuk glikogen.
cairan asam . Ikan tidak memiliki kelenjar air liur
Lignin ditemukan dalam tongkol (salivary gland) sehingga proses
jagung dan porsi akar yang berserat. pencernaan karbohidrat pada ikan
Lignin merupakan struktur kompleks dimulai dibagian lambung.
yang terdiri dari karbon-karbon yang Pencernaan karbohidrat secara
saling berikatan dengan eter yang intensif terjadi disegmen usus yaitu
mana bersifat resisten terhadap dengan adanya enzim amilase
alkali dan asam. Chitin merupakan pankreatik. Pada segmen usus,
komponen struktur utama amilum (zat tepung) dan glikogen
menyangkut eksoskeleton kaku pada akan dihidrolisis oleh enzim amilase
hewan tak bertulang punggung menjadi maltosa dan dekstrin,
seperti serangga, binatang berkulit Kemudian maltosa dan dekstrin ini
keras dan juga terjadi dalam sel akan dihidrolisa oleh enzim laktase
ganggang, ragi dan jamur adalah atau sukrose menghasilkan
polysoccoharida dengan atom zat galaktosa, glukosa dan fruktosa.
hidrogen seperti halnya C,H dan O Pada dinding usus, galaktosa dan
yang terdiri atas N-acetil D- fruktosa akan diubah menjadi
glukosamin. Chitin mempunyai peran glukosa. Dalam bentuk glukosa itulah
struktural dan suatu jumlah dari karbohidrat dapat diserap oleh
kekuatan mekanis yang dapat dinding sel (enterosit) lalu masuk
menghentikan ikatan hidrogen. kedalam pembuluh darah.
Peptin ditemukan terutama antara Ikan tidak memiliki enzim pencerna
dinding sel tumbuhan dan mungkin karbohidrat yang memadai di dalam
juga sebagai penyusun dinding sel saluran pencernaannya, sehingga
itu sendiri. Peptinase tidak dapat nilai kecernaan karbohidrat pakan
dihidrolisis dengan enzim pectinase umumnya rendah. Aktivitas enzim
mamalian tetapi dicerna oleh aksi amilase dalam menghidrolisa pati
mikrobial. Tindakan itu disadap pada ikan omnivora seperti ikan
dengan air panas atau air dingin dan tilapia dan ikan mas lebih tinggi
membentuk suatu ”gel” (agar-agar). daripada ikan karnivora seperti ikan
Alginates, agar dan caragenan rainbowtrout dan yellowtail. Nilai
merupakan hasil ekstraksi dari kecernaan karbohidrat ini sangat
rumput laut seperti Glacillaria sp dan dipengaruhi oleh sumber dan kadar
Kappaphycus sp. karbohidrat dalam pakan serta jenis
dan ukuran ikan. Nilai kecernaan
beberapasumber karbohidrat oleh
Pemanfaatan Karbohidrat Pakan beberapa ikan budidaya dapat dilihat
oleh Ikan pada Tabel 5.7 Karbohidrat yang
berstruktur kompleks memiliki nilai
Karbohidrat pakan umumnya kecernaan yang rendah daripada
berbentuk senyawa polisakarida, karbohidrat yang berstruktur
disakarida dan monosakarida. sederhana. Perbedaan sumber pati

187
juga dapat menyebabkan perbedaan dimana dengan melakukan
nilai kecernaan karbohidrat dan pengukusan maka akan dapat
bergantung juga pada rasio meningkatkan nilai kecernaan dari
amilosa/amilopektin. Dimana karbohidrat tersebut. Hal ini
semakin tinggi rasio amilosa/ dikarenakan pengukusan dapat
amilopektin maka kecernaan menyebabkan sel-sel pati menjadi
karbohidrat semakin tinggi. Beberapa lunak dan pecah sehingga lebih
perlakuan yang biasa dilakukan pada mudah dicerna.
saat membuat pakan ikan adalah
dengan melakukan pengukusan pati

Tabel 5.7. Nilai kecernaan karbohidrat berdasarkan kadar dan sumbernya oleh
beberapa ikan budidaya (Wilson, 1994).

Kadar
Nilai kecernaan
Jenis ikan Sumber Karbohidrat
(%)
pakan (%)

Rainbow Trout Dekstrin 20 77,2


60 45,5
Tepung ubi kukus 20 69,2
60 26,1
Tepung dikukus 11,5 90,0
40,2 48,2
Glukosa 20 – 60 99 – 100
Sukrosa 20 – 60 99 – 100
Laktosa 20 – 60 94 – 97
Channel catfish Tepung jagung tidak 12,5 72,8
dikukus 25 60,9
50 55,1
Tepung jagung dikukus 12,5 83,1
25 78,3
50 66,5
Mas Tepung ubi tidak kukus ? 55,0
Tepung ubi dikukus ? 85,0

Karbohidrat berserat dalam wujud dalam tubuh ikan diperlukan secara


bahan kimia sangat sukar dicerna khas dan terbatas kurang dari 7%.
oleh beberapa jenis ikan dan tidak Ketersediaan berbagai formulasi
membuat suatu kontribusi yang baik karbohidrat pada komposisi nilai
kepada kebutuhan gizi ikan. yang gizi belum jelas, karbohidrat
Tingkatan kebutuhan serat kasar yang dapat dicerna (karbohidrat

188
dengan bobot molekul kecil dan terjadi laju glukoneogenesis yang
panjang rantai lebih pendek seperti tinggi, sedangkan yang diberi pakan
glukosa). Pada ikan mas dan ikan air dengan kandungan protein rendah
tawar lainnya dapat memanfaatkan dan karbohidrat tinggi didapatkan
karbohidrat lebih efektif laju glukoneogenesis yang rendah
dibandingkan dengan ikan air laut. (Cowey et al, 1977). Kebutuhan
Ikan air laut lebih efektif karbohidrat untuk setiap jenis dan
menggunakan glukosa dan dekstrin ukuran ikan juga dipengaruhi oleh
sebagai sumber zat tepungnya. kandungan lemak dan protein pakan.
Udang windu menggunakan zat Pakan yang mengandung
tepung lebih baik dengan glukosa karbohidrat dan lemak yang tepat
dan dextrin. dapat mengurangi penggunaan
protein sebagai sumber energi yang
dikenal dengan Protein Sparring
Kebutuhan optimum Karbohidrat Effect. Terjadinya Protein Sparring
Pakan Effect oleh karbohidrat dapat
menurunkan biaya produksi pakan
Pertumbuhan ikan budidaya secara dan mengurangi pengeluaran limbah
maksimal dapat tercapai jika kondisi nitrogen ke lingkungan.
lingkungan pemeliharaan dan
makanan terjamin secara optimum. Kebutuhan karbohidrat pakan bagi
Fungsi utama karbohidrat sebagi pertumbuhan ikan budidaya
sumber energi di dalam pakan harus bervariasi menurut spesies, sumber
berada dalam kondisi yang seimbang karbohidrat dan kondisi
antara ketiga makro nutrien (protein, lingkungannya (Tabel 5.8.). Pada
lemak dan karbohidrat). Pakan yang tabel tersebut jelas terlihat bahwa
mengandung karbohidrat terlalu ikan karnivora umumnya mempunyai
tinggi dapt menyebabkan kemampuan yang lebih rendah
menurunnya pertumbuhan ikan dalam memanfaatkan karbohidrat
budidaya. Beberapa penelitian telah pakan dibandingkan dengan ikan
menunjukkan pertumbuhan ikan dan omnivora atau herbivora. Penyebab
tingkat efisiensi pakan yang rendah rendahnya kemampuan ikan dalam
bila kandungan karbohidrat dalam memanfaatkan karbohidrat pakan
pakannya tinggi. tersebut antara lain disebabkan oleh
nilai kecernaan sumber karbohidrat,
Ikan sebagai organisme air kurang aktivitas enzim karboksilase ikan,
mampu memanfaatkan karbohidrat kemampuan penyerapan glukosa
sebagai sumber energi utama dalam serta kemampuan sel memanfaatkan
pakannya dibandingkan dengan glukosa dalam darah. Secara umum
hewan darat dan manusia, namun kandungan karbohidrat pakan yang
dari hasil beberapa penelitian hewan dapat dimanfaatkan secara optimal
air seperti ikan masih sangat oleh ikan karnivora berkisar antara
membutuhkan karbohidrat dalam 10 – 20%, ikan omnivora dapat
komposisi pakannya. Pada ikan memanfaatkan karbohidrat pakan
rainbowtrout yang diberi pakan secara optimal pada tingkat 30 –
dengan kandungan protein tinggi, 40% dalam pakannya.

189
Tabel 5.8 Kebutuhan optimum karbohidrat dalam pakan untuk pertumbuhan
beberapa ikan budidaya.

Karbo
hidrat Sumber
Jenis ikan References
pakan karbohidrat
(%)

Ekor kuning 10 Dekstrin Shimeno et al (1996)


Seabream merah 20 Dekstrin De Silva dan anderson (1995)
Rainbow trout 10 Dekstrin De Silva dan anderson (1995)
Kakap putih 20 Tepung terigu Catacuta dan Coloso (1997)
Kerapu 9 Tepung terigu Shiau dan Lan (1996)
Channel catfish 30 Dekstrin Wilson (1994)
Mas 40 Dekstrin Wilson(1994),Shimeno et al (1996)
Tilapia 40 Dekstrin Wilson (1994),Shimeno et al (1996)

5.4. LIPID dijadikan sebagai sumber energi bagi


ikan selain protein dan karbohidrat.
Lipid adalah senyawa organik yang Lipid berbeda dengan lemak.
tidak dapat larut dalam air tetapi Perbedaan antara lemak dan minyak
dapat diekstraksi dengan pelarut adalah pada titik cairnya, lemak
nonpolar seperti kloroform, eter dan cenderung lebih tinggi titik cairnya,
benzena. Senyawa organik ini molekulnya lebih berat dan rantai
terdapat didalam sel dan berfungsi molekulnya lebih panjang. Oleh
sebagai sumber energi metabolisme karena itu lipid merupakan salah satu
dan sebagai sumber asam lemak sumber asam lemak essensial yang
esensial yang mempunyai fungsi tidak bisa di sentesa oleh ikan.
specifik dalam tubuh seperti untuk Sebagai sumber energi, lipid telah
struktur sel dan pemeliharaan ditunjukan untuk memberikan
integritas membran-membran yang beberapa protein untuk
hidup. Fungsi lain dari lipid antara pertumbuhan. Lipid juga sumber
lain adalah sebagai komponen penting sterol, phospolipid, dan
utama struktur sel, penyimpan bahan vitamin lemak yang dapat larut.
bakar metabolik, untuk mengangkut Asam lemak dari lipid mungkin juga
bahan bakar, sebagai pelindung bertindak sebagai pendahuluan pada
dinding sel dan juga sebagai steroid hormon dan prostaglandin.
komponen pelindung kulit vertebrata.
Lipid terdiri dari lemak, minyak,
malam dan senyawa-senyawa lain Klasifikasi Lipid
yang ada hubungannya.
Berdasarkan struktur molekulnya
Lipid merupakan komponen penting lipid dapat diklasifikasikan kedalam
dalam pakan ikan karena lipid dapat tiga kelompok yaitu :

190
• Lipid sederhana, kelompok ini sterol, aldehid lemak, badan
disebut juga dengan nama keton dan berbagai hormon.
homolopida yaitu suatu bentuk Karena tidak bermuatan
ester yang mengandung karbon, asilgliserol (gliserida), kolesterol
hidrogen dan oksigen. Jika dan ester kolesterol dinamakan
dihidrolisis. Lipid yang termasuk lemak netral (Meyes, 1999).
kedalam kelompok ini hanya
menghasilkan asam lemak dan
alkohol. Lipid sederhana ini dapat Klasifikasi Lipid menurut Millamena
dibagi menjadi dua golongan et al (2002) dapat dikelompokkan
yaitu : menjadi :
- Lemak : senyawa ester lemak • Triglycerides atau lemak yang
dengan gliserol. Lemak dibentuk oleh reaksi glicerol
dalam keadaan cair disebut dengan molekul asam lemak
minyak. sehingga disebut glycerides.
- Lilin/malam/waks : senyawa Dengan begitu ketika suatu
ester asam lemak dengan triglyceride dihidrolisis, 3 molekul
alkohol monohidrat yang asam lemak dan 1 molekul
berbobot molekul tinggi glicerol dibentuk. Triglycerides
tidak menjadi komponen pada
• Lipid kompleks, kelompok ini bio membran tetapi mereka
berupa ester asam lemak dengan terakumulasi pada adipose atau
alkohol yang mengandung gugus jaringan lemak. Triglyceride
lain. Lipid kompleks dibagi merupakan bentuk utama pada
menjadi tiga golongan yaitu : binatang yang menyimpan
- Fosfolipid : kelompok lipid energi.
yang selain asam lemak dan • Phospholipids adalah ester
alkohol, juga mengandung pada asam lemak dan asam
residu asam fosfat. Lemak ini phosphor (H3PO4) dan basa
sering mempunyai basa yang nitrogen. Senyawa campuran
mengandung nitrogen dan tersebut biasa asam
substituen lain, seperti gugus phosphatidic. Beberapa
alkohol berupa gliserol dalam Phospholipids yang penting
gliserofosfolipid dan gugus adalah phosphatidyl choline
alkohol yang berupa sfingosin (lecithin), phosphatidyl
dalam sfingofosfolipid. ethanolamine (cephalin),
- ikolipid (Glikosfingolipid) : phosphatidyl serine, dan
kelompok lipid yang phosphatidyl inositol. Mereka
mengandung asam lemak, adalah komponen utama
sfingosin dan karbohidrat. membran biologi.
- Bentuk lipid komplek lainnya: • Waxes adalah ester pada rantai
Sulfolipid dan aminolipid dan panjang asam lemak dengan
lipoprotein berat molekul tinggi alkohol
• Prekursor dan derivat lipid : asam monohydric. Seperti trigly-
lemak, gliserol, steroid, senyawa cerides, waxes merupakan
alkohol disamping gliserol serta sumber nergi yang disimpan

191
dalam tumbuhan dan bintang dan kali lebih dari energi protein dan
bertindak melindungi mantel. karbohidrat.
Waxes padat pada temperature • Sumber dari asam lemak
lingkungan. esensial (EFA) yang penting
untuk pertumbuhan dan
Beberapa ester pada rantai kelangsungan hidup ikan. EFA
alcohol yang panjang, R1- tidak bisa disintesis oleh
CH2OH dan rantai panjang asam organisme air dan akan disintesis
lemak, R2-COOH jika jumlahnya tidak cukup untuk
O pertumbuhan dan harus
Contoh : R2 –CO -CH2 –R1 disediakan pada pakan ikan,
misalnya : asam arachidonik
Beberapa ester, (ARA), asam eicosapentaenoie
(EPA), dan asam
R2-CH2 –O -CH2 –R1 decosahexaenoic (DHA) adalah
asam lemak esensial yang
• Steroids adalah rantai panjang sangat penting di dalam pakan
alkohol yang biasa pada ikan dan krustasea.
polycylic. Merupakan tanda pada • Komponen sellular yang penting
jenis kelamin atau hormon lain dan selaput subsellular,
pada ikan dan udang dan secara misalnya: phospholipid dan
biologi sangat penting dalam asam lemak polyunsurated
proses reproduktif. Streroid (PUFA).
mempunyai beberapa struktur • Sumber steroid yang
umum yang terdiri dari sistem melaksanakan fungsi penting
fused-ring. Kolesterol secara seperti pemeliharaan sistem
fisiologi adalah sterol penting dan selaput, transportasi lipid dan
tersebar luas dalam membran prekursor dari hormon steroid.
biologi, terutama dalam binatang.
• Sphingomyelins tidak berisi
glycerol, tetapi zat asam yang Asam lemak
mengandung gemuk ester
membutuhkan rantai amino Salah satu unsur penting dari lipid
alcohol sphingosine. Lipid ini adalah asam lemak. Asam lemak ini
merupakan lipid komponen otak ada juga yang menyebutkan sebagai
dan jaringan syarat pertumbuhan lipid dengan makna fisiologis.
pada binatang. Berdasarkan kandungan unsurnya
asam lemak mempunyai rumusan
yang umum yaitu CH3 (CH2)n COOH ,
Fungsi umum dari lipid dimana: n variasi dari 0 sampai ke 24
dan pada umumnya suatu bilangan
Fungsi yang umum adalah: genap. Asam lemak diberi suatu
• Sumber energi berkenaan nama umum disamping formulasi
dengan metabolisme, adenosine bahan kimianya dan singkatan
triphosphate (ATP). Kandungan stenografi. Di dalam tatanama asam
energi lipid berisi kira-kira dua lemak, sebuah asam lemak di

192
indentifikasi dengan formula: A:B n- • Dua ikatan rangkap disebut asam
3, A:B n-6, A:B n-9, kadang-kadang dienoat, yaitu linoleat/ ω6 (18 :
ditulis dengan huruf ω (omega) 2;9.12 )
dimana, A adalah banyaknya atom • Tiga ikatan rangkap disebut
carbon dan banyaknya ikatan ganda, dengan asam trienoat antara lain
n-3, n-6, n-9 adalah posisi ikatan adalah g.Linolenat/ ω6 (18 : 3;
ganda dari metil berakhir pada asam 6.9.12) dan a.Linolenat/ ω3 (18 :
lemak. Sebagai contoh tujuan 3;9.12.15)
kuatitatif untuk palmitoleic atau asam • Empat ikatan rangkap disebut
hexadecenoic adalah 16:l n-7 yang asam tetranoat, antara lain
ini berarti bahwa asam palmitoleic adalah arakidonat/ ω6 (20 :
mempunyai 16 karbon dan berisi 4;5.8.11.14)
pada ikatan rangkap terdapat pada • Lima ikatan rangkap disebut
posisi karbon ketujuh karbon. asam pentanoat, antara lain
adalah Timnodonat/ ω3 (20 : 5 ;
Berdasarkan jumlah ikatan rangkap 5.8.11.14.17) dan Klupanodonat/
pada asam lemak maka asam lemak ω3 (22 : 5; 7.10.13.16.19)
dapat dikelompokkan menjadi dua • Enam ikatan rangkap disebut
yaitu asam lemak jenuh dan asam dengan asam Heksanoat antara
lemak tidak jenuh. Asam lemak jenuh lain adalah Servoat/ ω3 (22 : 6;
adalah asam lemak yang tidak 4.7.10.13.16.19)
mengandung ikatan rangkap.
Sedangkan asam lemak tidak jenuh Dari pengklasifikasian asam lemak
adalah asam lemak yang tersebut diatas dapat dilihat dari
mengandung satu atau lebih ikatan penulisan angka-angka dibelakang
rangkap. Asam lemak jenuh terdiri koma, urutan pertama menyatakan
dari unsur Carbon dari 1 – 24 yaitu banyaknya jumlah atom Carbon,
format (1), asetat (2), propionat (3), urutan kedua adalah banyaknya
butirat (4), valerat (5), kaproat (6), ikatan rangkap pada unsur asam
kaprilat/oktanoat (8), kaprat/dekanoat lemak, sedangkan pada urutan
(10), laurat (12), miristat (14), terakhir adalah letak/lokasi ikatan
palmitat (16), stearat (18), arakidat rangkap terdapat pada rantai Carbon
(20), behenat (22), lignoserat (24). keberapa, misalnya asam lemak
Angka yang terdapat didalam kurung Arakidonat/ ω6 (20 : 4; 5.8.11.14),
merupakan jumlah atom Carbon rumus bangun asam lemak tersebut
yang terdapat pada unsur asal terdiri dari Carbon sebanyak 20
lemak. Pada asam lemak tidak jenuh buah, jumlah ikatan rangkapnya
dapat dikelompokkan kedalam enam adalah 4 buah, letak ikatan rangkap
kelompok berdasarkan jumlah ikatan tersebut terdapat pada Carbon ke 5,
rangkapnya yaitu : 8, 11 dan 14.
• Satu ikatan rangkap disebut Berdasarkan Millemena (2002)
dengan monoeat, antara lain pengelompokan asam lemak dapat
adalah palmitat/ ω7 (16 : 1;9), dibagi menjadi empat berdasarkan
oleat/ ω9 (18 : 1;9), elaidat/ ω9 kejenuhannya yaitu Saturated,
(18 : 1;9) , erusat/ ω9 (22 : 1;9), Unsaturated, Polyunsaturated dan
nervonat/ ω9 (24 : 1;13)

193
Higly Unsaturated. Untuk lebih dan Tabel 5.10.
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.9

Tabel 5.9 Nama umum asam lemak

Nama umum Nama kimia Notasi singkat

Saturated
Fomat 1:0
Asetat 2:0
Propionat 3:0
Butirat Asam butanoat 4:0
Valerat Asam pentanoat 5:0
Caproat Asam keksanoat 6:0
Caprilat Asam oktanoat 8:0
Caprat Asam dekanoat 10:0
Laurat Asam dodekanoat 12:0
Miristat Asam tetradekanoat 14:0
Palmitat Asam heksadekanoat 16:0
Stearat Asam oktadekanoat 18:0
Arachidat 20:0
Behenat 22:0
Lignoserat 24:0

Unsaturated
Asam Palmitoleat Asam heksadesenoat 16 :1 n-7
Asam oleat Asam oktadesenoat 18 : 1 n-9
Polyunsaturated
Asam Linoleat Asam oktadekadienoat 18 : 2 n-6
Asam Linolenat Asam oktadekatrinoat 18 : 3 n-3
Highly Unsaturated
Asam arakidonat Asam eikosatetraenoat 20 : 4 n-6
Asam eikosapentanoat 20 : 5 n-3
Asam dokosaheksanoat 22 : 6 n-3

194
Tabel 5.10. Kelompok Asam lemak Unsaturated/tidak jenuh (Millemena, 2002)

Notasi
Klas Keluarga Rumus bangun
singkat

n-9 Oleat 18 : 1 n-9 CH3-(CH2)7-CH=CH-(CH2)7-COOH


20 : 1 n-9

n-6 Linoleat 18 : 2 n-6 CH3-(CH2)4-CH=CH-CH2-CH=CH-(CH2)7-


18 : 3 n-6 COOH
20 : 3 n-6
20 : 4 n-6
22 : 4 n-6

n-3 Linolenat 18 : 3 n-3 CH3-CH2-CH=CH-CH2-CH=CH-CH2-


20 : 5 n-3 CH=CH-(CH2)7-COOH
22 : 5 n-3

Kebutuhan asam lemak pada ikan ikan terdiri dari asam lemak linoleat,
asam lemak linolenat, asam lemak
Asam lemak yang dibutuhkan untuk Eicosapentanoat (EPA) dan asam
pertumbuhan dan perkembangan lemak Dokosaheksanoat (DHA).
ikan budidaya adalah asam lemak
essensial yaitu asam lemak yang Komposisi asam lemak di dalam ikan
sangat diperlukan untuk menunjang adalah cenderung dipengaruhi oleh
pertumbuhan namun tubuh (hati) faktor seperti kadar garam, suhu dan
kurang mampu mensisntesisinya makanan. Selain itu kebutuhan asam
oleh karena itu harus disuplai dari lemak essensial untuk setiap jenis
pakan. Sedangkan asam lemak ikan berbeda antar spesies terutama
essensial yaitu asam lemak yang antara ikan air tawar dan air laut.
dapat disintesa oleh tubuh. Asam Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
lemak essesial (Essensial Fatty pada Tabel 5.11.
Acid/EFA) yang sangat diperlukan

195
Tabel 5.11. Kebutuhan asam lemak essensial pada ikan (Watanabe, 1988)

Jenis ikan Jenis asam lemak Kebutuhan (%)

Rainbow Trout 18 : 3 ω3 1
18 : 3 ω3 0,8
18 : 3 ω3 20 % dari lipid
ω3 HUFA 10% dari lipid
Carp 18 : 2 ω6 dan 18 : 3 ω3 1
Sidat 18 : 2 ω6 dan 18 : 3 ω3 0,5
Chum Salmon 18 : 2 ω6 dan 18 : 3 ω3 1
ω3 HUFA 0,5
Coho Salmom Tri18 : 3 ω3 1 – 2,5
Ikan ayu 18 : 3 ω3 atau 20 : 5 ω3 1
Tilapia zilli 18 : 2 ω6 atau 20 : 4 ω6 1
Tilapia nilotica 18 : 3 ω6 0,5
Seabream merah ω3 HUFA atau 20 : 5 ω3 0,5
Turbot ω3 HUFA 0,8
Yellow tail ω3 HUFA 2
Yamame 18 : 3 ω3 1
Coregonus 18 : 3 ω3 0,5

Komposisi lemak tubuh sangat mengandung berbagai macam asam


dipengaruhi oleh pakan ikan yang lemak unsaturated pada rantai
mengandung lemak, walaupun karbon panjang (20 atau 22
penambahan lemak pada pakan panjangnya rantai karbon),
sebaiknya tidak lebih 18%. Tetapi kebanyakan dari sumber hewani
dalam lemak pakan harus memliki asam lemak dari kelompok
diperhatikan apakah terdapat n-3 . Rantai panjang n-3 asam lemak
komposisi asam lemak essensialnya. biasanya menyusun 1/4 - 1/3 semua
Sumber lemak bagi ikan dapat asam lemak di dalam minyak ikan,
berasal dari berbagai bahan pakan sedangkan, rantai panjang asam
yaitu minyak hewani atau minyak lemak di dalam kebanyakan minyak
nabati, keduanya telah ditemukan nabati jarang melebihi 5% dan sering
dan bisa digunakan dalam makanan kurang dari 1%. Kebutuhan lipid
ikan. Komposisi asam lemak dari berkenaan dengan aturan makan
berbagai bahan baku pakan ikan ikan dapat diperoleh dari profil asam
dapat dilihat pada Tabel.. Jika lemak.
dibandingkan dengan minyak nabati
lain atau lemak minyak ikan

196
Tabel 5.12. Komposisi asam lemak essensial pada berbagai sumber lipid
(g/100g asam lemak) (Millamena, 2002)

Sumber lipid 18 : 2 n6 18 : 3 n3 20 : 5 n3 22 : 6 n3

Sumber Tanaman
Minyak jagung 58 1 0 0
Minyak kelapa 2 0 0 0
Minyak bijikapas 53 1 0 0
Minyak bijilin 17 56 0 0
Minyak palm 10 1 0 0
Minyak palm kernel 2 0 0 0
Minyak Rapeseed 15 8 0 0
Minyai kacang 30 0 0 0
Minyak kedele 50 10 0 0
Minyak bungamatahari 70 1 0 0

Sumber hewan laut


Minyak capelin 5 0 7 5
Minyak hati cod 5 1 16 14
Minyak hati cuttlefish 1 2 12 18
Minyak herring 1 1 8 5
Minyak hati pollack 2 0 12 7
Minyak salmon 3 0 10 10
Minyak Sardin 3 1 13 10
Minyak shortnect 1 1 19 14
Minyak Skipjack 5 3 7 12
Minyak hati cumi 3 3 12 10

Ikan memerlukan asam lemak dari akan menyebabkan kematian ikan


kelompok n-3 dan n-6 dalam budidaya. Asam lemak essensial (
komposisii pakannya. Jenis asam EFA) kebutuhan sangat berbeda
lemak yang sangat diperlukan bagi antara satu jenis ikan dengan jenis
ikan budidaya adalah asam linolenat ikan yang lainnya seperti telah
( 18:3n-3), asam linoleat ( 18:2n-6), dijelaskan pada Tabel diatas. Pada
asam eocosapentaenoat ( EPA, jenis ikan rainbow trout
20:5n-3) dan asam docosahexaenoat (Oncorhynchus mykiss) memerlukan
( DHA, 22: 6n-3). Kekurangan asam sekitar 1% 18:3n-3 dalam pakannya
lemak essensial pada komposisi Kombinasi 18:3n-3 dan 18:2n-6
pakan ikan dapat menyebabkan dalam berbagai proporsi tidak
penurunan pertumbuhan dan kondisi meningkatkan laju pertumbuhan atau
kekurangan asam lemak essensial konversi pakan ikan laut. Pada ikan
dalam waktu yang brekepanjangan karper (Cyprinus carpio), salah satu

197
jenis ikan budidaya air tawar yang antara linolenic (18:3n-3) atau n-3
paling lama dibudidayakan di dunia HUFA sebagai sumber lipid. Ikan laut
memerlukan jenis asam lemak dari kakap pada stadia juvenil
kelompok kedua-duanya yaitu: membutuhkan antara n-3 dan n-6
18:2n-6 dan 18: 3n-3. Selain itu PUFA dengan kadar 0,5% dalam
komposisi asam lemak dapat komposisi pakannya atau pada
memberikan pertambahan berat perbandingan n-3/n-6 dengan rasio
badan yang terbaik dan konversi 1,0. Ikan Grouper membutuhkan n-3
pakan yang baik dengan komposisi HUFA sekitar 1%. Pada juvenil
asam lemak campuran dari1% udang windu (Penaeus monodon),
18:2n-6 dan 1% 18:3n-3 pada ikan sekitar 2,6% dari komposisi pakan
belut (Anguilla japonica). Pada ikan PUFAnya dapat meningkatkan
budidaya air panas yang lain., pertumbuhan sedangkan komposisi
membutuhkan antara 18:2n-6 dan 18:2n-6 lebih besar daripada 5%
18:3n-3, tetapi pada level 0,5%. memiliki efek negatif pada
Pada ikan Herbivora didaerah tropis pertumbuhan. Kemudian, spesies
seperti Nila tilapia (Tilapia nilotica) yang berbeda membutuhkan EFA
membutuhkan asam lemak n-6 yang berbeda dan perbedaan lebih
ataupun lebih dari n-3. kebutuhan jelas pada ikan air panas dari pada
asam lemak dalam komposisi pakan ikan air dingin.
berkisar antara 18:2n-6 atau 20:4n-6
sebanyak 0,5% . Asam lemak n-3 (n- Lemak pakan yang kekurangan
3 HUFA) adalah asam lemak asam lemak essensial akan
esensial dari beberapa ikan air laut memberikan dampak negatif bagi
seperti red sea bream (Chrysophyrs ikan budidaya. Hal ini dikarenakan
majo), dan ikan buntut kuning lemak pakan yang tidak
(Seriola quinquerodiata). Kebutuhan mengandung EFA akan
asam lemak polyunsaturated rantai mengakibatkan penurunan
yang panjang harus diberikan untuk kandungan lemak pada
menambah atom karbon atau hepatopankreas ikan carp.
melepas hidrogen dari pakan, Akumulasi lemak pada hati hewan
sebagian besar ikan air laut air yang kekurangan EFA dapat
diperairan dingin membutuhkan mengganggu biosintesis lipoprotein.
asam lemak n-3 (Millamena, 2002). Selain itu berdasarkan hasil
penelitian dari Watanabe (1988)
Penelitian tentang asam lemak kekurangan EFA akan sangat
esensial dibutuhkan untuk ikan air berpengaruh terhadap
panas dan spesies ikan di filiphina spawning/pemijahan rainbowtrout
menunjukkan bahwa beberapa dan seabream merah, hal ini
spesies membutuhkan asam lemak dikarenakan EFA berperan penting
antara n-3 dan n-6 sementara pada fisiologi reproduksi sebagai
lainnya hanya n-3. Pada ikan tokoferol pada ikan. Selain itu pada
bandeng yang di budidayakan pada rainbowtrout dewasa yang memakan
air laut dibutuhkan n-3 HUFA dan lemak kekurangan EFA pada usia
pertumbuhan yang terbaik tiga bulan sebelum telur matang,
didapatkan dengan menggunakan maka telur yang dihasilkan memiliki

198
daya tetas yang rendah. Dengan triglyserida. Triglyserida dan sedikit
memberikan EFA sebanyak 1% yaitu fosfolipid dan kolesterol bebas akan
asam lemak linoleat ternyata kondisi berkombinasi membentuk
penetasan telur dapat ditingkatkan. Chylomicron, yaitu komplek koloid
Dampak negatif lainnya jika yang besarnya 0,5 – 1,5 µm,
kekurangan EFA pada telur ikan Chylomicron ini diserap kedalam
yang telah dibuahi maka akan terjadi sistem lipatik dan selanjutnya lewat
perubahan bentuk/deformasi tubuh melalui kantong torakic menjadi
dan larva menjadi abnormal. Dengan sistem yang sistemik dan dengan
adanya perubahan bentuk tubuh, cepat diangkut oleh hati dan jaringan
kecacatan larva maka pertumbuhan untuk katabolisme dan cadangan
ikan tersebut akan terlambat. energi. Rantai panjang asam lemak,
gabungan triglyserida dilakukan
penyimpanan pada suhu yang lama
Biosintesis Asam lemak dalam bentuk energi dalam lemak
atau jaringan adipose hewan. Ketika
Lemak yang dikonsumsi oleh ikan energi diperlukan dalam jumlah
akan dicerna didalam lambung akan besar, asam lemak dipecahkan untuk
dihidrolisis menjadi monogliserida menghasilkan energi.
dan asam lemak bebas dengan
bantuan enzim lipase dan ditambah
dengan proses saponifikasi dan
emulsi oleh asam empedu dan 5.5. VITAMIN
lecithin dalam empedu. Akhir
hidrolisis menjadi gliserol dan asam Vitamin berasal dari kata vitamine
lemak. Berdasarkan studi secara in yang berarti zat hidup (vital) yang
vitro pada ikan layang, ikan cod dan mengandung N (amine) atau disebut
rainbow trout enzim lipase akan juga biokatalis. Vitamin merupakan
menghidrolisis triaslglyserol menjadi senyawa organik dengan berat
2-monoasilglyserol dan asam lemak molekul rendah (berat molekulnya
bebas. Hidrolisis 2-monoasilglyserol biasanya kurang dari 1000) dengan
selanjutnya akan membentuk komposisi dan fungsi yang beragam
glyserol dan asam lemak bebas. yang sangat penting bagi kehidupan
Setelah dicerna selanjutnya akan tetapi tidak dapat disintesis oleh
dilakukan penyerapan, seperti tubuh. Vitamin termasuk kedalam
diketahui bahwa asam lemak komponen pelengkap yang mana
merupakan produk yang tidak larut kehadirannya dalam makanan
dalam air maka asam lemak yang sangat diperlukan untuk
lebih rendah dan kolin akan diserap menormalkan pertumbuhan dan
langsung didalam mukosa usus perawatan kesehatan dan
halus. Monogliserida dan asam ketidakcukupan dalam bahan
lemak yang tidak larut diemulsi dan makanan dapat mengakibatkan
dilarutkan membentuk komplek pengembangan kondisi specifik
koloid yaitu misel yang masuk pathologic. Istilah vitamin dengan
kedalam sel epitel. Monogliserida kata lain adalah dietary essensial
disintesis disel berepitel membentuk

199
yaitu harus diberikan dari luar tubuh disimpan dalam hati atau jaringan-
karena tubuh tidak dapat mensintesis jaringan lemak seperti halnya lemak,
sendiri. Jumlah vitamin yang vitamin memerlukan protein
dibutuhkan oleh ikan sangat sedikit pengangkut untuk memindahkan-nya
dibandingkan dengan zat nutrisi dari satu tempat ke tampat yang lain.
lainnya tetapi kekurangan vitamin Karena sifatnya yang tidak larut
dalam komposisi pakan dapat dalam air maka vitamin dalam
menyebabkan gejala tidak normal kelompok ini tidak dapat dikeluarkan
pada ikan sehingga akan atau diekskresikan, akibatnya vitamin
mengganggu proses ini dapat ditimbun dalam tubuh bila
pertumbuhannya. Kebutuhan ikan dikonsumsi berlebihan/dalam jumlah
akan vitamin sangat ditentukan oleh banyak. Vitamin yang larut dalam
faktor dalam maupun faktor luar lemak ini dapat diserap dengan
antara lain adalah jenis dan ukuran efisien kalau terdapat penyerapan
ikan, laju pertumbuhan, komposisi lemak yang normal. Begitu diserap,
pakan, kondisi fisiologis ikan serta molekul vitamin tersebut diangkut di
lingkungan perairan dimana ikan itu dalam darah dalam bentuk
hidup. lipoprotein atau terikat dengan
protein pengikat yang spesifik.

Klasifikasi Vitamin Vitamin-vitamin yang larut dalam air


bergerak bebas dalam badan, darah
Vitamin dapat dikelompokkan dan limpa. Karena sifatnya yang larut
menjadi dua golongan menurut dalam air, vitamin ini mudah rusak
Tacon (1991) yaitu pertama vitamin dalam pengolahan dan mudah hilang
yang larut dalam lemak terdiri dari karena tercuci atau terlarut oleh air,
vitamin A (retinol) , vitamin D keluar dari bahan. Selain itu sifat
(kolekalsiferol/ergokalsiferol), vitamin vitamin ini tidak stabil selama
E (alfa tokoferol) dan vitamin K penyimpanan. Oleh karena itu harus
(menadion), kedua adalah vitamin tersedia dalam pakan secara terus
yang larut dalam air terdiri dari menerus. Berbeda halnya dengan
vitamin B1 (Tiamin), vitamin B2 vitamin B12 yang dapat disimpan
(Riboflavin), vitamin B3 (Niasin), dalam hati selama beberapa tahun.
vitamin B5 (asam pantotenat), Semua vitamin yang larut dalam air,
vitamin B6 (piridoksin), vitamin B12 kecuali vitamin C berfungsi sebagi
(kobalamin), biotin, asam folat, koenzim atau kofaktor dalam reaksi
inocitol, kolin dan vitamin C (asam enzimatik.
askorbat).

Vitamin yang larut dalam lemak Vitamin A


banyak terdapat dalam daging ikan,
minyak ikan dan biji-bijian sebagai Vitamin A atau retinol merupakan
sumber minyak seperti kacang senyawa poliisoprenoid yang
tanah,kacang kedelai dan mengandung cincin sikloheksanil.
sebagainya. Sekali diserap dalam Didalam tubuh, fungsi utama vitamin
tubuh, vitamin-vitamin tersebut A dilaksanakan oleh retinol dan

200
kedua derivatnya yaitu retinal dan membran sel batang. Pada saat
asam tetinoat. Senyawa tersebut rodopsin memperoleh rangsangan
terutama disimpan dalam bentuk sinar, retinal akan beraksi melalui
ester retinol didalam hati (Steffens, berbagai reaksi enzimatis dan
1989). Menurut Winarno (1997), memberikan rangsangan ke saraf
vitamin A merupakan jenis vitamin optik dan seterusnya akan diteruskan
yang aktif dan terdapat dalam ke otak.
beberapa bentuk yaitu vitamin A
alkohol (retinol), vitamin A aldehida Dalam bahan makanan vitamin A
(retinal), vitamin A asam (asam terdapat dalam bentuk karoen
retinoat) dan vitamin A ester (ester sebagai ester dari vitamin A dan
retinil). sebagai vitaminA bebas. Keaktifan
biologis karoten jauh lebih rendah
Vitamin A mempunyai fungsi dibandingkan dengan vitamin a,
menjadikan penglihatan normal, karena karoten merupakan sumber
dalam retina pada mata vitamin A utama vitamin A. Sayuran dan buah-
dikombinasikan dengan protein khas buahan yang berwarna hijau atau
membentuk pigmen penglihatan. kuning biasanya banyak
Pigmen penglihatan ini berfungsi mengandung karoten. Ada hubungan
sebagai penerima dan transmisii langsung antara derajat kehijauan
cahaya dari mata ke otak. Vitamin A sayuran dengan karoten. Semakin
dibutuhkan untuk memelihara hijau daun tersebut semakin tinggi
jaringan epitel lendir/cairan spesial kadar karotennya, sedangkan
dlam saluran reproduksi, kulit, tulang, sayuran yang daun-daunannya
saluran gastrointestin. Secara normal berwrna pucat seperti selada dan kol
mata akan mengeluarkan cairan sangat miskin dengan karoten.
lemak kental yang disebut mukus Sumber bahan yang kaya akan
(lendir). Cairan tersebut diproduksi retinol terdapat pada minyak hati
oleh sel epitel mukosa, yang ikan (minyak hati ikan halibut 9000
berfungsi untuk mencegah terjadinya ug/g, minyak hati ikan cod 180 ug/g)
infeksi pada mata. Mekanisme dan tepung hati hewan 25 – 100
penglihatan terjadi karena fungsi ug/g. Bahan pakan yang berasal dari
vitamin A dan protein yang terjadi di tumbuhan yang kaya akan vitamin A
dalam sel batang retina mata. Sel (retinol setara 1 ug/g berat basah)
tersebut akan berfungsi dengan termasuk wortel tua = 20, bayam =
adanya rangsangan sinar yang 10, watercess = 5. Provitamin A yaitu
berintensitas rendah dan bukan oleh β-karoten banyak terdapat dalam
adanya rangsangan warna. sayuran hijau dan secara praktisnya
Komponen aktif yang berperan terdapat dalam wortel, ubi jalar dan
dalam proses penglihatan adalah waluh.
senyawa retinol teroksidasi yaitu
retinal atau vitamin A aldehid yang Jumlah vitamin A/retinol dalam
akan mengikat protein yang dikenal sumber bahan dinyatakan dalam
dengan nama opsin. Kompleks Internasional Unit (IU) atau Satuan
retinal opsin tersebut disebut Internasional (SI). 1 IU vitamin A
Rodopsin, yang akan menyusun

201
setara 0,344 ug retinol atau 0,6 ug Sumber vitamin A dibagi dalam tiga
beta karoten, jadi : kelompok yaitu kandungan tinggi,
sedang dan rendah. Untuk lebih
1RE = 1 ug retinol (3,33 IU) = 6 ug β- jelasnya dapat dilihat pada Tabel
karoten (10 IU) = 12 ug karatenoid 5.13.
(10 IU).

Tabel 5.13. Penggolongan beberapa sumber Vitamin A (Flint (1981) dalam


Winarno (1997)

Tinggi Sedang Rendah


(RE > 20000 ug/100g) (RE 1000-20000 ug/100g) (RE < 1000 ug/100g)

Minyak ikan Hati kambing/domba Roti


Minyak kelapa sawit Hati ayam Daging (sapi)
Ubi jalar Kentang
Wortel Ikan
Bayam

Vitamin A sangat dibutuhkan oleh tidak mampu memproduksi mukus,


ikan dan jumlah kebutuhan vitamin A tetapi akan mengeluarkan protein
pada beberapa spesies ikan yang tidak larut dalam air yang
berbeda. Kebutuhan vitamin A pada disebut keratin. Apabila keadaan
beberapa jenis ikan budidaya dapat tersebut terjadi secara terus
dilihat pada Tabel 5.14. menerus, maka sel-sel membran
akan menjadi kering dan mengeras,
Vitamin dalam tubuh ikan berperan yang disebut dengan keratinisasi.
dalam penglihatan, mata, permukaan Xeropthalmia adalah keadaan
epitel serta membantu proses kekurangan vitamin A, mula-mula
pertumbuhan. Peranan retinol untuk konyugasi mata mengalami
penglihatan normal sangat penting keratinasi, kemudian kornea mata
karena penglihatan mata sangat juga terpengaruh dan bila dibiarkan
tergantung oleh adanya rodopsin, berlanjut akan menjadi buta.
suatu pigmen yang mengandung Beberapa gejala kekurangan vitamin
retinol. Pada kondisi kekurangan A pada ikan dapat dilihat pada Tabel
vitamin A, sel epitel mukosa mata 5.15.

202
Tabel 5.14 Kebutuhan vitamin A beberapa spesies ikan budidaya (Tacon,
1987 dan 1991)
Status
Jenis ikan pemeliharaan/ Kebutuhan Referensi
wadah/vitamin

Ikan Mas (Cyprinus Dalam ruangan/ 4000–20000IU/kg Aoe dkk, 1968


carpio) tangki/bahan murni

Channel catfish (Ictalurus Dalam ruangan/ 1000–2000 IU/kg Dupre, 1970


punctatus) tangki/bahan murni

Channel catfish (Ictalurus Dalam ruangan/ 2000–2500 IU/kg Halver,1972


punctatus) tangki/bahan murni

Rainbow trout - 2500–5000 IU/kg Halver, 1972

Rainbow trout - 2000–2500 IU/kg Kitamura,1967

Salmon Dalam ruangan/ R Halver, 1972


tangki/bahan murni
Ikan Guppy - 2000–4000 IU/kg Shim & Tan,
1989

Tabel 5.15. Kekurangan vitamin A pada beberapa jenis ikan (Tacon


1987&1991)

Jenis ikan Gejala defisiensi

Salmon Pertumbuhan lambat, xeropthalmia, epitel kornea


menjadi keruh dan mengental, degenerasi retina

Ikan mas Anoexia, warna tubuh menjadi kusam, pendarahan


(Cyprinus carpio) pada sirip dan kulit, xeropthalmia,
abnormal/melengkung pada bagian operculum

Channel catfish Depigmentasi, mata menonjol dan buram


(Ictalurus punctatus) (xeropthalmia), oedema, atropia, pendarahan pada
ginjal, mortalitas meningkat

Guppy Pertumbuhan menurun, efisiensi pakan buruk


(Poecilia reticulata)

203
Vitamin A dalam pemberiannya pada kristal putih yang dibentuk dari
ikan sebaiknya tidak berlebihan, proses irradiasi senyawa sterol yang
karena berdasarkan hasil penelitian kemudian diikuti dengan proses
dalam Tacon (1991), pemberian pemurnian. Vitamin D disebut juga
vitamin A dengan dosis 2,2 – 2,7 juta vitamin anti-rachitis (Andarwulan dan
IU/kg pada ikan salmon memberikan Koswara, 1989). Sumber utama
dampak keracunan. Dampak vitamin D di alam adalah
keracunan vitamin A ini dapat dilihat kolekalsiferol (vitamin D3). Seperti
dari gejala-gejalanya antara lain vitamin A, kolekalsiferol hanya
adalah pertumbuhan menurun dan terdapat pada jaringan hewan. Pada
terjadi pendarahan, pecah/erosi yang kebanyakan hewan darat
hebat pada sirip ekor, dubur, dada, kolekalsiferol diproduksi dalam kulit
perut dan punggung. Oleh karena itu melalui sinar UV dengan provitamin
pemberian vitamin A ini harus sesuai 7 dehidrokolestrol.
dengan kebutuhan ikan, karena
vitamin A ini merupakan vitamin yang Vitamin D didalam tubuh aktifitasnya
larut dalam lemak jika kelebihan dapat dibagi kedalam tiga tempat
dalam tubuh ikan tidak dapat yaitu usus, tulang dan ginjal. Di
dieksresikan keluar tubuh tetapi dalam usus vitamin D berperan
disimpan dalam bentuk berikatan dalam absorbsi Ca, karena pada
dengan lemak. keadaan defisiensi/kekurangan
vitamin D maka penyerapan Ca
menurun. Di dalam usus terdapat Ca
Vitamin D binding protein yang memerlukan
vitamin D. Di dalam tulang vitamin D
Menurut Murray (1999), vitamin D berperan dalam proses reaksi
merupakan prohormon steroid. collagen dan meningkatkan resorbsi
Vitamin ini diwaklili oleh senyawa tulang. Sedangkan dalam ginjal,
steroid yang terutama terdapat pada vitamin D berfungsi dalam
hewan, tanaman dan ragi. Melalui mengurangi clearance Ca dan P.
berbagai perubahan metabolik dalam Vitamin D dapat disintesis dalam
tubuh, vitamin D menghasilkan suatu tubuh manusia dan hewan dalam
hormon yang dikenal dengan nama bentuk vitamin D2. laju sintesis
kalsitriol, kalsitriol ini mempunyai vitamin D tergantung pada jumlah
peranan sentral dalam metabolisme sinar matahari yang diterima serta
kalsium dan fosfor. Dari beberapa konsentrasi pigmen di kulit. Vitamin
jenis vitamin D dua diantaranya tersebut kemudian diaktifkan oleh
dianggap yang paling penting yaitu sinar matahari dan diangkut ke
vitamin D2 (ergo kalsiferol) dan berbagai alat tubuh untuk
vitamin D3 (7-dehidrokolesterol dimanfaatkan atau disimpan di dalam
kolikolaferol). Struktur kedua vitamin hati.
tersebut sangat mirip. Vitamin ini
merupakan vitamin yang larut dalam Menurut Tacon (1987), sumber
lemak dan sangat sensitif terhadap bahan yang kaya akan kolekalsiferol
adanya oksigen dan sinarmatahari. termasuk hati ikan (minyak hati ikan
Kedua vitamin tersebut merupakan cod 2 – 10 ug/g), minyak dan tepung

204
hati hewan serta tepung ikan. percobaan yang dibiarkan
Sumber pakan yang mengandung kekurangan vitamin D dengan
cholecalciferol/vitamin D sering memberi diet rachitogeni dan
dinyatakan dalam Internasional Unit kelompok lain diberi minyak ikan.
(IU). 1 IU berpotensi 0,025 ug Setelah 7 – 10 hari tulang-tulang
cholecalciferol dan setara 1 unit BSI panjang dianalisis terhadap adanya
(British Standart Unit) atau 1,3 unit calcium line, makin tebal calcium
AOAC (Association of Analytical linenya maka makin tinggi kekuatan
Chemist USA). Pengukuran keaktifan vitamin D tersebut. Kebutuhan
atau kekurangan vitamin D dapat vitamin D pada ikan budidaya juga
dilakukan dengan cara line test yaitu bervariasi menurut jenis ikannya
membandingkan 2 kelompok hewan Tabel 5.16.

Tabel 5.16. Kebutuhan vitamin D pada beberapa jenis ikan budidaya (Tacon,
1987 & 1991)
Status
Jenis ikan pemeliharaan/ Kebutuhan Referensi
wadah/vitamin

Ikan Mas Dalam ruangan/ NR NRC, 1983


(Cyprinus carpio) tangki/bahan murni

Channel catfish Dalam ruangan / 1000 IU/kg Murray, 1980


(Ictalurus punctatus) tangki / bahan murni

Channel catfish Dalam ruangan / 500 IU/kg Lowel&Li,


(Ictalurus punctatus) tangki / bahan murni 1978

Rainbow trout - 1600 – 2400IU/kg Barnet, 1979


(S. gairdneri)

Penaeid Dalam ruangan / R Kanazawa,


(Penaeus japonicus) tangki / bahan murni 1983

Kekurangan vitamin D pada ikan sintasan/kelangsungan hidup


budidaya dapat menyebabkan menurun. Kekurangan vitamin D
beberapa gejala, misalnya pada ikan dapat mengakibatkan :
salmon mengakibatkan terjadinya • Riketsia, ditandai oleh bengkok
penurunan pertumbuhan dan tulang belakang kaki sehingga
efisiensi pakan, anorexia, tetani, isi berbentuk O pada anak-anak.
hati/lemak otot meningkat tinggi dan • Tetani, suatu gejala ditandai
tingkat plasma T3 meningkat. Pada bengkoknya pergelangan tangan
ikan channel catfish mengakibatkan dan sendi akibat rendahnya
terjadinya penurunan petumbuhan kalsium dalam serum karena
sedangkan pada udang

205
kekurangan vitamin D atau sebagai perangkap radikal bebas.
rusaknya kelenjar paratiroid Vitamin E juga berperan penting
• Osteomalacia, penderitaan dalam respirasi sel dan biosintesisa
diakibatkan kekurangan vitamin DNA dan sebagai koenzim Q.
D dan kalsium pada orang Vitamin E dan vitamin C dapat
dewasa. berfungsi sebagai antioksidan,
melindungi asam lemak secara in
Vitamin D dalam tubuh jika vitro dan in vivo (Machlin, 1990).
berlebihan dapat menyebabkan
keracunan, gejala keracunan pada Sumber bahan pakan yang banyak
ikan salmon dapat diperlihatkan mengandung tocopherol antara lain
dengan terjadinya penurunan adalah : tepung alfalfa, tepung kulit
pertumbuhan, kelesuan, warna tubuh ari gandum (100 mg/kg), seluruh
semakin gelap. Pada ikan channel telur ayam, kulit ari beras (75 – 100
catfish gejala keracunan mg/kg), kulit padi, gandum biasa (10
mengakibatkan penurunan -75 mg/kg), bahan pembuat bir
pertumbuhan dan efisiensi pakan kering, bijian barley, semua tepung
buruk (Tacon, 1991). lemak kedelai, biji jagung, sisa
penggilingan gandum ( 25- 50
mg/kg), tepung getah biji/buah pohon
Vitamin E ek, dedak gandum, bijian gandum
hitam, sorgum, tepung ikan, oat,
Vitamin E (tokoferol) berperan tepung biji bunga matahari, tepung
sebagai antioksidan dari larutan biji kapas (10-25 mg/kg) dan sumber
lemak ekstraseluler dan intraseluler lainnya.
dalam tubuh hewan. Dengan
menerima oksigen, vitamin E dapat Cara pengukuran vitamin E
membantu mencegah okidasi dinyatakan dalam Satuan
terhadap vitamin A dalam saluran Internasional (SI) atau dalam
pencernaan. Dalam jaringan vitamin miligram alfa tokoferol. 1 SI vitamin E
E menekan terjadinya oksidasi asam sama dengan 1 mg DL-alfa-tokoferol
lemk tak jenuh. Vitamin E juga asetat sintetik, D-alfa-tokoferol alami
terlibat dalam proses sintesis, sama dengan 1,49 SI/g. Biasanya
khususnya dalam proses keaktifan tokoferol yang bukan alfa
pemasangan pirimidin ke dalam tokoferol diabaikan karena potensi
asam nukleat, serta dalam proses keaktifannya rendah.
pembentukan sel darah merah dalam Pencernaan vitamin E biasanya
sumsum tulang. Vitamin E bersamaan dengan pencernaan
dibutuhkan dalam sintesis koenzim A lemak yang dimulai dari bagian
yang penting dalam pernafasan. lambung dab secara intensif ada di
Selain itu dapat melindungi HUFA usus. Lemak dan vitamin E
(Highly Unsaturated Fatty acid) dihidrolisis dengan katalisator lemak
dalam sel dan submembran sel dan menjadi monogliserida dan asam
senyawa reaktif lainnya (seperti lemak. Dengan adanya garam
vitamin A dan vitamin C) dari empedu yang berfungsi sebagai
pengaruh oksidasi dengan bertindak pengelmusi lemak maka terbentuklah

206
’miseles” yang siap diserap dalam Kebutuhan vitamin E dalam
dinding usus. Penyerapan vitamin E komposisi pakan ikan mutlak
di dalam usus dalam bentuk α- diberikan karena vitamin E sangat
tokoferol yang merupakan bentuk membantu dalam proses reproduksi
aktif vitamin E. Vitamin E akan ikan dan sebagai antibodi.
dibebaskan dan diserap selama Kebutuhan vitamin E untuk setiap
proses pencernaan lemak dan jenis ikan budidaya sangat
diangkut dalam darah oleh bervariasi, berdasarkan hasil
lipoprotein pertama lewat penyatuan penelitian oleh beberapa peneliti
ke dalam kilomikron yang sangat beragam. Untuk lebih
mendistribusikan vitamin kejaringan jelasnya dapat dilihat pada Tabel
yang megandung lipoprotein lipase 5.17.
kemudian ke hati.

Tabel 5.17. Kebutuhan vitamin E pada beberapa jenis ikan (Tacon, 1987,
1991)

Status Kebutuhan
Jenis ikan pemeliharaan / (mg/kg Referensi
wadah/vitamin pakan)
Ikan Mas Dalam ruangan/ 100 Watanabe,
(Cyprinus carpio) tangki / bahan murni 1970
Ikan Mas Dalam ruangan/ 300 Watanabe,
(Cyprinus carpio) tangki / bahan murni 1970
Channel catfish Dalam ruangan/ 30 - 75 Murray, 1980
(Ictalurus punctatus) tangki / bahan murni
Tilapia Dalam ruangan/ 50 - 100 Satoh etal,
(Oreochromis niloticus) tangki / bahan murni 1987
Rainbow trout Dalam ruangan/ 20 – 30 Cowey et al,
(S. gairdneri) tangki / bahan murni 1981
Rainbow trout Dalam ruangan/ 50 – 100 Watanabeet al,
(S. gairdneri) tangki / bahan murni 1981
Penaeid Dalam ruangan/ 200 Kanazawa,
(Penaeus japonicus) tangki / bahan murni 1983
Coho salmon Dalam ruangan/ R Halver, 1972
(O. kisuth) tangki / bahan murni
Chinook salmon Dalam ruangan/ 40 – 50 Halver, 1972
(O. tshawytscha) tangki / bahan murni
Brook trout Dalam ruangan/ R Halver, 1972
(S. fontinalis) tangki / bahan murni
R: memperlihatkan kebutuhan akan vitamin, tetapi keperluan secara kuantitas
belum diketahui

Selain itu kebutuhan akan vitamin E kisaran kebutuhan vitamin untuk


telah dilakukan penelitian oleh setiap jenis ikan. Untuk lebih
beberapa peneliti dengan mengamati jelasnya dapat dilihat pada Tabel
pertambahan berat badan dengan 5.18.

207
Tabel 5.18. Kriteria respon ikan terhadap pemberian vitamin E sesuai dengan
kebutuhan ikan budidaya (NRC, 1993)

Kebutuhan Kriteria
Jenis ikan Referensi
(berat/kg pakan) Respon

Atlantik salmon 35 mg WG, ADS Lall et al,1988


Pasifik salmon 30 IU WG, ADS Woodall et al,1964
Pasifik salmon 40 – 50 mg WG, MLS Halver, 1972
Rainbow trout 30 IU WG, ADS Woodall et al, 1964
Rainbow trout 25 mg WG, ADS Hung et al, 1980
Rainbow trout 100 mg MLS Watanabe et al, 1981
Rainbow trout 50 mg AASLP Cowey et al, 1983
Channel catfish 25 mg WG, ADS Murray&Andrew, 1974
Channel catfish 50 mg AASLP Wilson et al, 1984
Ikan mas 100 WG, ADS Watanabe et al, 1970
Ekor kuning 119 MLS Shimeno, 1991
Tilapia biru 25 mg WG Roem et al, 1990
Ikan nila 50 -100 mg WG, ADS Sotoh et al, 1976

Takeuchi (1992), menjelaskan vitamin E 60 mg/kg pakan dapat


bahwa ikan grass carp memberikan kelngsungan hidup
(Ctenopharyngodon idella) yang yang tinggi. Pada hasil penelitian
diberikan α-tokoferol 2,0; 4,5; 9,4; Syahrizal (1988) pada ikan lele
18,7; 27,5; 44,5 mg/100 g pakan, pemberian α-tokoferol dalam pakan
memberikan hasil pertumbuhan yang akan memberikan hasil yang terbaik
terbaik pada pemberian vitamin E pada kadar 211,60 – 308,16 mg/kg
sebanyak 4,5 dan 9,4 mg/100 g pakan pada kadar lemak 6,38 –
pakan. Ikan mengalami distropi yang 6,50%.
ditandai hilangnya daging ikan
bagian punggung tubuh jika Berdasarkan hasil penelitian
diberikan α-tokoferol sebanyak 2,0 beberapa peneliti yang konsern
mg/100 g pakan. Sedangkan Hamre tentang pemberian vitamin E pada
et al (1994), meneliti ikan salmon ikan budidaya tersebut
atlantik dengan pemberian DL α- memperlihatkan bahwa vitamin E ini
tokoferol asetat sebanyak 0 dan 15 benar-benar sangat dibutuhkan oleh
mg/kg pakan, ikan mengalami ikan budidaya untukmeningkatkan
defisiensi. Ikan yang mengalami laju pertumbuhan dan seperti juga
defisiensi vitamin E akan pada manusia vitamin e dapat
memperlihatkan haemoglobin seluler meningkatkan kesuburan dan
rendah, volume dan jumlah sel darah ternyata pada ikan budidaya juga
merah meningkat dan bagian sel memberikan dampak yang positif
darah merah tidak matang. Kadar terhadap proses percepatan organ

208
reproduksi yang dapat meningkatkan para peneliti diperoleh suatu gejala
masa reproduksi ikan budidaya. Oleh umum jika ikan yang dibudidayakan
karena itu pemberian vitamin e pada kekurangan vitamin E dalam pakan.
ikan harus sesuai dengan kebutuhan Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
ikan tidak boleh berlebihan dan pada Tabel 5.19.
kekurangan. Dari hasil pengamatan

Tabel 5.19. Gejala kekurangan vitamin E pada beberapa ikan budidaya


(Tacon, 1991)

Jenis ikan Gejala

Ikan mas Penyakit otot, mortalitas meningkat, exopthalmia


(Cyprinus carpio)

Salmon Pertumbuhan menurun, exopthalmia, ascites,


anemia, insang menggumpal, epicarditis, endapan
ceroid dalam limpa, mortalitas meningkat, warna
insang memucat, kerusakan otot, daya tetas telur
menurun

Channel catfish Pertumbuhan dan efisiensi pakan menurun,


(Ictalurus punctatus) meneteskan diathesis, penyakit otot, depigmentasi,
hati berlemak, anemia, terhentinya perkembangan
jaringan pankreas, mortalitas meningkat,
pengendapan ceroid dalam hati dan pembuluh
darah

Penaeids Survival dan pertumbuhan menurun


(Penaeus japonicus)

Tilapia Anorexia, pertumbuhan menurun, effisiensi pakan


(Oreochromis niloticus) rendah, mortalitas meningkat, pendarahan pada
kulit dan sirip, degradasi urat/otot, kerusakan pada
sel produksi darah merah

Vitamin K dan vitamin K2 yang disebut


mevaquinon atau farnaquinon.
Menurut Tacon (1987), di alam Vitamin K1 banyak terdapat pada
vitamin K terdapat dalam dua bentuk sayuran sedangkan vitamin K2
yaitu vitamin K1 yang disebut mefiton banyak terdapat pada hasil

209
metabolisme bakteri usus dan pendarahan pada insang, mata dan
terdapat pada jaringan. Vitamin K jaringan pembuluh darah,
merupakan senyawa sintetis yang Sedangkan pada channel catfish
banyak digunakan secara klinis dan mengakibatkan pendarahan pada
disebut sebagai Menadion (Vitamin kulit dan pada udang mengakibatkan
K3). terjadinya penurunan kelangsungan
hidup (Tacon, 1991).
Vitamin K digunakan untuk
pemeliharaan koagulasi darah
normal dalam kemudahan produksi Vitamin Yang Larut Dalam Air
dan atau pelepas berbagai protein
plasma yang dipergunakan untuk Vitamin B1 (Tiamin)
koagulasi darah (pembekuan darah).
Tiamin berperan sebagai kofaktor
Sumber bahan baku pakan yang enzim untuk metabolisme
banyak mengandung vitamin K karbohidrat dalam menghasilkan
antara lain adalah tepung alfalfa (9 energi dan proses dekarboksilasi
mg/kg), tepung ikan (2 mg/kg), (pelepasan karbondioksida) dalam
tepung hati dan sayuran hijau reaksi enzim multiplek. Penyerapan
(bayam, kangkung, kubis, jelatang tiamin oleh usus berlangsung melalui
dan pine neddles). Vitamin K1 dua mekanisme yaitu pertama difusi
banyak terdapat pada daun lobak , secara pasif yang terjadi pada saat
teh hijau, brokoli, kol, selada, konsentrasinya tinggi dan kedua
sedangkan vitamin K2 banyak berlangsung melalui transport aktif
terdapat pada hasil metabolisme yaitu pada saat konsentrasinya
bakteri usus dan terdapat pada menurun. Didalam tubuh tiamin tidak
jaringan. dapat disimpan dalam jumlah
banyak, oleh karena itu kelebihian
Kebutuhan vitamin K pada ikan tiamin didalam tubuh akan dibuang
budidaya belum banyak dilakukan melalui urin. Sedangkan dalam
penelitian, menurut Tacon (1991) jumlah terbatas tiamin dapat
kebutuhan vitamin K pada ikan disimpan di dalam hati, ginjal,
channel catfish berkisar antara 0,5– jantung, otot dan otak.
1 mg/kg pakan, dimana pada dosis
tersebut dapat memberikan Kebutuhan tiamin untuk berbagai
pertambahan berat badan. Selain itu jenis ikan berbeda-beda seperti yang
kekurangan vitamin K pada ikan diperoleh dari hasil rangkuman oleh
budidaya juga memberikan dampak Tacon (1991) melalui berbagai
yang negatif pada ikan salmon penelitian oleh peneliti pada Tabel
dimana ikan salamon yang 5.20.
kekurangan vitamin K akan
memberikan gejal peningkatan
penggumpalan darah, anemia,

210
Tabel 5.20. Kebutuhan Tiamin dalam pakan (Tacon, 1991)

Kandungan
Jenis ikan Referensi
(mg/kg)

Common carp (Cyprinus carpio) 0,5 Aoe et al, 1969


Channel catfish (Ictalurus punctatus) 1 Mclaren et al, 1978
Rainbow trout (S. gairdneri) 1 -10 Halver, 1972
Brown trout (Salmo trutta) 10 – 12 Halver, 1972
Brook trout (Salvelinus fontinalis) 10 – 12 Halver, 1972
Chinok salmon (O.tshawytscha) 10 – 15 Halver, 1972
Coho salmon (Oncorhynchus kisutch) 10 – 15 Halver, 1972
Atlantik salmon (Salmo salar) 10 – 15 Halver, 1972
Turbot (Scopthalmus maximus) 0,6 – 2,6 Cowey et al, 1975
Tilapia (Oreochromis sp) 2,5 Lim et al, 1991
Shrimp larva (Penaeus japonicus) 40 Kanazawa, 1985
Shrimp juvenile (Penaeus japonicus) 60 - 120 Deshimaru&Kuroki,
1979

Setiap jenis ikan membutuhkan maka akan menyebabkan gejala-


jumlah tiamin yang berbeda dalam gejala penyakit seperti pada Tabel
komposisi pakan. Apabila kandungan 5.21.
tiamin dalam pakan tidak mencukupi

211
Tabel 5.21. Tanda-tanda kekurangan tiamin pada ikan budidaya (Tacon, 1991)

Jenis ikan Tanda-tanda Referensi


Salmonids Berkurangnya nafsu makan, Mc Laren et al, 1974
pertumbuhan lambat, kepekaan Philips&Brockway,
yang meningkat karena getaran 1975, Halver
pada wadah atau akibat kilatan 1957,Kitamura et al,
cahaya. 1967

Common carp Pendarahan pada sirip, Aoe et al, 1969


(Cyprinus carpio) kegugupan memucatnya warna
tubuh, nafsu makan berkurang,
pertumbuhan lambat

Channel catfish Nafsu makan berkurang, Dupree, 1966, Murai&


(Ictalurus punctatus) pertumbuhan lambat, Andrew, 1978
pewarnaan kulit menjadi gelap,
kematian

Red sea bream Nafsu makan berkurang, Yone, 1975


(C. major) pertumbuhan lambat

Eel Nafsu makan berkurang, ataxia, Arai et al, 1972


(Anguila japonica) gejala perubahan memutarnya Hashimoto et al, 1972
badan, pendarahan pada sirip

Tilapia Nafsu makan berkurang, warna Lim et al, 1991


(Oreochromis sp) kulit menjadi muda, gangguan
syaraf, efisiensi pakan dan
pertumbuhan rendah,
hematocrit rendah

Asian seabass Nafsu makan berkurang, Booyaratpalin &


(Lates calcarifer) pewarnaan kulit menjadi gelap, Wanakowat, 1991
pertumbuhan lambat, kematian
yang diakibatkan setelah
penanganan

Shrimp Pertumbuhan dan Kanazawa, 1985


(Penaeus japonicus) kelangsungan hidup rendah

Sumber bahan pakan yang banyak buah-buahan. Tiamin juga sudah


mengandung tiamin antara lain diproduksi secara komersil dalam
adalah daging berwarna merah, hati bentuk tiamin klorida dan tiamin
mamalia laut dan beras merah, difosfat monoklorida. Keberadaan
krustasea, moluska, sayuran dan tiamin dalam tubuh ikan sangat

212
dipengaruhi oleh suhu, pH dan Adenin Dinucleotida (FAD)
bisulfat, basa organik, enzim (Prawirokusumo, 1991).
tiaminase dan radiasi (Steffens,
1992) Penyerapan riboflavin akan
meningkat dengan adanya garam-
garam empedu. Hasil metabolisme
Vitamin B2 (Riboflavin) riboflavin ini akan dieksresikan ke
dalam urin dan feses dan sejumlah
Riboflavin berperan dalam proses kecil melalui cairan empedu dan
oksidasi reduksi dalam jaringan dan keringat. Metabolisme riboflavin
terdapat dalam bentuk dipengaruhi oleh hormon tiroid
koenzim/enzim flavin yang disebut dimana hormon tiroid ini akan
flavoprotein. Flavoprotein ini sebagai meningkatkan aktivitas FAD dan
koenzim pada oksidasi asam amino, FMN. Pada keadaan hipotiroid akan
reaksi dihydropolite dehydrogenase terjadi peningkatan laju perubahan
dan transport elektron. riboflavin menjadi FMN dan FAD.

Riboflavin didalam usus diubah Kebutuhan ikan akan vitamin B2 ini


kedalam bentuk koenzimnya dan berbeda-beda seperti yang telah
setelah itu akan didistribusikan ke dirangkum oleh Tacon (1991) pada
dalam sel-sel agar dapat berfungsi Tabel 5.22. Apabila kandungan
dalam proses biokimia. Ada dua riboflavin dalam pakan berkurang
koenzim dari riboflavin yaitu Flavin maka akan menyebabkan gejala-
Mono Nucleotida (FMN) dan Flavin gejala penyakit seperti yang tertera
pada Tabel 5.23.

Tabel 5.22. Kebutuhan Vitamin B2 dalam pakan ikan

Kandungan
Jenis ikan Referensi
(mg/kg)

Common carp (Cyprinus carpio) 7 Takeuchi et al, 1980


Channel catfish (Ictalurus punctatus) 9 Murai&Andrew, 1978
Rainbow trout (Salmo gairdneri) 2,7 Amezaga&Knox,1990
Brown trout (Salmo trutta) 20 – 30 Halver, 1972
Brook trout (Salvelinus fontinalis) 20 – 30 Halver, 1972
Chinok salmon (O.tshawytscha) 20 – 25 Halver, 1972
Coho salmon (Oncorhynchus kisutch) 20 – 25 Halver, 1972
Atlantik salmon (Salmo salar) 5 – 10 Halver, 1980
Tilapia (Oreochromis sp) 0,6 – 2,6 Halver, 1972
Shrimp larva (Penaeus japonicus) 5 Lim et al, 1991
Shrimp juvenile (Penaeus japonicus) 80 Kanazawa, 1985

213
Tabel 5.23. Tanda-tanda kekurangan riboflavin pada ikan budidaya (Tacon,
1991)

Jenis ikan Tanda-tanda Referensi


Salmonids Berkurangnya nafsu makan, McLaren et al, 1974
pertumbuhan lambat, ada paskularisasi Philips&Brockway,
pada kornea, lensa mata kabur, erosi 1975,
pada moncong mulut, erosi sirip ekor Halver 1957,
yang parah, bertambahnya laju Kitamura et al, 1967,
kematian, pendarahan pada sirip ekor, Poston et al,1977,
otot yang lemah, bagian dinding perut Takeuchi et al, 1980,
mengalami pencekungan, takut pada Hughes et al, 1981,
cahaya, tulang punggung tidak normal, Woodward,1982,
pembentukan zat warna yang terang Amegaza&Knox,
atau gelap, tidak ada koordinasi, malas 1990
bergerak, kurang darah

Common carp Nafsu makan berkurang, pertumbuhan Aoe et al, 1969


(Cyprinus carpio) lambat, laju kematian sangat tinggi,
pendarahan pada kulit dan sirip, sangat
gugup, takut sinar.

Channel catfish Kekerdilan dengan badan yang pendek, Dupree, 1966,


(Ictalurus hilangnya nafsu makan, pertumbuhan Murai& Andrew, 1978
punctatus) lambat, katarak

Red sea bream Pertumbuhan lambat Yone, 1975


(C. major)

Eel (Anguila Pendarahan pada sirip, takut sinar, Arai et al, 1972
japonica) pertumbuhan lambat, nafsu makan
berkurang, malas bergerak

Walking carfish Nafsu makan berkurang, pertumbuhan Butthep et al, 1985


(Clarias batracus) lambat, pendarahan pada kulit dan sirip,
bertambahnya laju kematian

Asian seabass Pergerakan lambat, takut cahaya, Booyaratpalin &


(Lates calcarifer) katarak, tubuh pendek, pertumbuhan Wanakowat, 1991
dan efisiensi pakan serta kelangsungan
hidup menurun, pewarnaan tubuh
menjadi gelap

Tilapia Nafsu makan menurun, pertumbuhan Lim et al, 1991


(Oreochromis sp) menurun, kaget terhadap sinar,
kematian tinggi, katarak

Shrimp (Penaeus Pertumbuhan dan kelangsungan hidup Kanazawa, 1985


japonicus) pada benih menurun

214
Sumber bahan pakan yang banyak kondensasi, reaksi aldolase serta
mengandung riboflavin antara lain reaksi-reaksi lainnya.
adalah daging dan produk susu,
bayam, asparagus dan brokoli. Piridoksin didalam usus diubah
Riboflavin tidak stabil jika terkena kedalam bentuk piridoksal fosfat dan
panas dan cahaya, dimana dengan piridoksamin fosfat. Metabolisme
adanya cahaya akan merusak piridoksin dimulai sejak vitamin ini
aktivitas riboflavin secara perlahan- masuk kedalam organ atau jaringan
lahan. Dalam bentuk larutan tubuh dan akan diubah menjadi
riboflavin sangat tidak stabil. piridoksal fosfat dan piridoksamin
Dekomposisinya sangat dipengaruhi fosfat sampai dikeluarkan lagi
olehsuhu dan pH larutan. kedalam berbagai bentuk untuk
digunakan oleh jaringan lain atau
dieksresikan. Transportasi vitamin ini
Vitamin B6 (Piridoksin) didalam tubuh diperantarai oleh
enzim piridoksal kinase yang banyak
Piridoksin berperan dalam terdapat pada semua jaringan
metabolisme asam amino, maka bila terutama otak , hati dan ginjal.
kekurangan vitamin ini akan
mengalami gangguan pada Kebutuhan ikan akan vitamin B6 ini
metabolisme protein. Dalam berbeda-beda seperti yang telah
metabolisme protein ada enam dirangkum oleh Tacon (1991) pada
reaksi yang memerlukan vitamin B6 Tabel 5.24. Apabila kandungan
yaitu reaksi transaminasi, reaksi piridoksin dalam pakan berkurang
decarboksilasi, reaksi dehydrasi, maka akan menyebabkan gejala-
reaksi desulphurasi, reaksi gejala penyakit seperti yang tertera
racemisasi, reaksi cleavage, reaksi pada Tabel 5.25.

Tabel 5. 24. Kebutuhan Vitamin B6 dalam pakan ikan

Kandungan
Jenis ikan Referensi
(mg/kg)
Common carp (Cyprinus carpio) 5,4 Ogino, 1965
Channel catfish (Ictalurus punctatus) 3 Murai&Andrew, 1978
Rainbow trout (Salmo gairdneri) 10 - 15 Halver, 1972
Brown trout (Salmo trutta) 10 – 15 Halver, 1972
Brook trout (Salvelinus fontinalis) 10 – 15 Halver, 1972
Chinok salmon (O.tshawytscha) 10 Halver, 1972
Coho salmon (Oncorhynchus kisutch) 15 – 20 Hardy et al, 1979
Atlantik salmon (Salmo salar) 10 – 15 Halver, 1980
Red sea bream (C.major) 5–6 Takeda&Yone, 1971
Glithead bream (Sparus auratus) 1,25 Kissil et al, 1981
Asean seabass ( Lates calcarifer) 5 - 10 Wanakowat et al, 1989
Penaeids (Penaeus japonicus) juvenil 60 Deshimaru&Kuroki, 1979
Penaeids (Penaeus japonicus)larva 120 Kanazawa, 1985
Penaeids (Penaeus vannamei) 80 - 100 He&Lawrence, 1991

215
Tabel 5.25. Tanda-tanda kekurangan riboflavin pada ikan budidaya (Tacon,
1991)

Jenis ikan Tanda-tanda Referensi

Salmonids Mudah terganggu, peka terhadap McLaren et al, 1974


rangsangan, berkurangnya nafsu Philips&Brockway,
makan, awal rigor mortis yang cepat, 1975,
ataxia, penimbunan cairan pada Halver 1957,
kantong perut, konstraksi overkulum Kitamura et al, 1967,
yang berlebihan, berenang cepat dan Poston et al,1977,
tidak teratur, pewarnaan permukaan Takeuchi et al, 1980,
punggung hijau kebiruan, pewarnaan Hughes et al, 1981,
pada kulit, kurang darah dan bernafas
dengan cepat

Common carp Nafsu makan menurun, pertumbuhan Ogino, 1965


(Cyprinus carpio) lambat, sangat mudah terganggu

Channel catfish Nafsu makan menurun, sangat Dupree, 1966,


(Ictalurus punctatus) mudah terganggu, berenang tidak Murai& Andrew, 1978
teratur, kejang, pewarnaan biru hijau
pada permukaan punggung

Red sea bream Pertumbuhan lambat Yone, 1975


(C. major)

Eel Nafsu makan menurun, pertumbuhan Arai et al, 1972


(Anguila japonica) lambat, sangat mudah terganggu

Turbot (S maximus) Pertumbuhan menurun Adron et al, 1978

Gilthead bream Nafsu makan menurun, kematian Kissil et al, 1969


(S auratus) tinggi, hyperirritability, berenang tidak
teratur, efisiensi pakan menurun

Yellowtail Pertumbuhan menurun Sakaguchi et al, 1983

Snakhead Pertumbuhan menurun, ataxia, Agrawal&Mahajan,


berenang tidak teratur, wedema, 1983
pewarnaan tidak normal, kebutaan,
lensa kabur

216
Jenis ikan Tanda-tanda Referensi

Ikan lele Pertumbuhan lambat, peningkatan Butthep et al, 1985


(Clarias batracus) kematian, erosi pada sungut, sangat
mudah terganggu, kehilangan
keseimbangan, awal rigor mortis lebih
cepat, berenang tidak teratur,
pengikisan pada sirip dan rahang
bawah, bernafas dengan cepat

Asian seabass Nafsu makan menurun, berenang di Wankowat et al, 1989


(Lates calcarifer) permukaan tidak mau berkelompok,
berenang seperti spiral tidak
beraturan, luka pada bibir bawah,
kematian tinggi, kekejangan pada otot
tak sadar, penurunan konversi pakan.

Penaeid Shrimp Pertumbuhan dan kelangsungan Deshimaru&Kuroki,1


(Penaeus japonicus) hidup menurun 979, Kanazawa, 1985

Sumber bahan pakan yang banyak adenosin -31-51 diphosphat. Koenzim


mengandung piridoksin antara lain A ini berfungsi dalam metabolisme
adalah khamir, biji-bijian misalnya karbohidrat, protein dan lemak
jagung dan gandum. Piridoksin tidak (Prawirokusumo, 1991). Asam
stabil jika terkena sinar ultra violet pantotenat mudah diserap didalam
karena vitamin ini mempunyai usus yang akan mengalami
spektrum absornas ultra violet yang fosforilasi oleh ATP menjadi bentuk
khas dan sangat dipengaruhi oleh asam 4-fosfopantotenat.
perubahan pH.
Kebutuhan ikan akan vitamin B5 ini
berbeda-beda seperti yang telah
Vitamin B5 (Asam Pantotenat) dirangkum oleh Tacon (1991) pada
Tabel 5.26. Apabila kandungan asam
Asam pantotenat berperan dalam pantotenat dalam pakan berkurang
formasi koenzim A. Koenzim A maka akan menyebabkan gejala-
adalah gabungan antara mercapto gejala penyakit seperti yang tertera
ethyl amine dengan pada Tabel 5.27.
phosphopanthothenic acid dan

217
Tabel 5.26. Kebutuhan Vitamin B5 dalam pakan

Kandungan
Jenis ikan Referensi
(mg/kg)

Common carp (Cyprinus carpio) 30 - 50 Ogino, 1965


Channel catfish (Ictalurus punctatus) 15 Wilson et al, 1983
Rainbow trout (Salmo gairdneri) 40 - 50 Halver, 1972
Brown trout (Salmo trutta) 40 – 50 Halver, 1972
Brook trout (Salvelinus fontinalis) 41 – 50 Halver, 1972
Chinok salmon (O.tshawytscha) 40 - 50 Halver, 1972
Coho salmon (Oncorhynchus kisutch) 40 – 50 Halver, 1972
Red sea bream (C.major) 10 Yano et al, 1975
Mexican cichlid (C. urophthalmtus) 80 Chaves et al, 1990
Tilapia ( Oreochromis mossambicus) NR Room et al, 1990
Shrimp (Penaeus japonicus) NR Kanazawa, 1985

Tabel 5.27. Tanda-tanda kekurangan asam pantotenat pada ikan budidaya


(Tacon, 1991)

Jenis ikan Tanda-tanda Referensi

Salmonids Berkurangnya nafsu makan, McLaren et al, 1974


partumbuhan menurun, kurang darah, Philips&Brockway,
tutup insang berlendir, pergerakan 1975, Halver 1957,
lambat, operculum menggembung Kitamura et al, 1967,
Poston et al, 1977,
Coat & Halver, 1958,
Common carp Nafsu makan menurun, partumbuhan Matsumoto et al,
(Cyprinus carpio) menurun, pergerakan sangat lambat, 1991, Ogino, 1967
kurang darah, pendarahan pada kulit,
exophthalmia

Channel catfish Nafsu makan menurun, pertumbuhan Dupree, 1966,


(Ictalurus menurun, pengikisan pada kulit, Murai& Andrew, 1978
punctatus) kurang darah

Red sea bream Pertumbuhan menurun, kematian Yone, 1975, Yano et


(C. major) tinggi al, 1988

Eel (Anguila Pertumbuhan lambat, berenang tidak Arai et al, 1972


japonica) normal, luka pada kulit

218
Jenis ikan Tanda-tanda Referensi

Ikan lele Nafsu makan menurun, pertumbuhan Butthep et al, 1985


(Clarias batracus) menurun, kematian tinggi, sungut
terkikis, pendarahan di bawah kulit,
sirip rusak, oedema, bernafas cepat,
insang dan hati pucat

Mexican cichlid Nafsu makan menurun, pertumbuhan Chaves de Martinezl


(C urophthalmus) menurun, kematian tinggi, bernafas et al, 1990
cepat, pewarnaan gelap,
exophthalmia, pendarahan pada sirip
dan kepala

Asian seabass Nafsu makan menurun, pertum-buhan Boonyaratpalin &


(Lates calcarifer) menurun, penurunan efisiensi pakan, Wanakowat, 1991
pewarnaan gelap, berenang tidak
normal, pendarahan pada operculum,
pengikisan pada sirip pelvic

Prawn Pertumbuhan menurun Heinem, 1988


(M.rosenbergii)

Sumber bahan pakan yang banyak Biotin


mengandung asam pantotenat
antara lain adalah ragi bir kering, air Biotin berperan di dalam
susu, keju, keju dilaktose kering, metabolisme sebagai fiksasi
telur yam, beras sosoh, tepung karbondioksida yang selanjutnya
kacang tanah, tepung biji matahari, ditransfer ke substrat yang lain.
dedak gandum, tepung alfalfa dan Biotin yang berikatan dengan
gula tebu kering. Asam pantotenat karbondioksida disebut dengan
dapat mengalami kerusakan mutu karboksibiotin. Biotin juga berperan
karena proses oksidasi dan suhu dalam reaksi dalam pembentukan
tinggi. Oleh karena itu penyimpanan asam lemak, metabolisme beberapa
dalam suhu dingin sangat dianjurkan. asam amino dan metabolisme
Dan selama proses pengolahan karbohidrat.
pakan dengan suhu yang tinggi
vitamin ini akan mengalami Kebutuhan ikan akan biotin ini
kehilangan kandungannya karena berbeda-beda seperti yang telah
pemanasan. dirangkum oleh Tacon (1991) pada
Tabel 5.28. Apabila kandungan biotin
dalam pakan berkurang maka akan
menyebabkan gejala-gejala penyakit
seperti yang tertera pada Tabel 5.29.

219
Tabel 5.28. Kebutuhan Biotin dalam pakan

Kandungan
Jenis ikan Referensi
(mg/kg)

Common carp (Cyprinus carpio) 1 Ogino et al, 1970


Common carp (Cyprinus carpio) 1 - 25 Guther & Meyer, 1990
Channel catfish (Ictalurus punctatus) <1 Lovel & Buston, 1984
Rainbow trout (Salmo gairdneri) 1 – 1,2 Halver, 1972
Rainbow trout (Salmo gairdneri) < 0,5 Walton et al, 1984
Brown trout (Salmo trutta) 1 – 1,2 Halver, 1972
Brook trout (Salvelinus fontinalis) 1,5 - 2 Halver, 1972
Chinok salmon (O.tshawytscha) 1 – 1,5 Halver, 1972
Coho salmon (Oncorhynchus kisutch) 1 – 1,5 Halver, 1972
Lake trout (S namaycush) 0,05 – 0,251 Poston, 1976
Red sea bream (C.major) NR Yone, 1975
Larva udang (Penaeus japonicus) >4 Kanazawa, 1985

Tabel 5.29. Tanda-tanda kekurangan biotin pada ikan budidaya (Tacon, 1991)

Jenis ikan Tanda-tanda Referensi


Salmonids Berkurangnya nafsu makan, Philips&Brockway,
pertumbuhan menurun, kematian 1975, Halver 1957,
bertambah, efisiensi pakan menurun, Kitamura et al, 1967,
luka pada colon, jaringan tidak Coat & Halver, 1958,
tumbuh, kejang, insang pucat Poston & Page 1985
Common carp Pertumbuhan menurun, pergerakan Ogino et al, 1970,
(Cyprinus carpio) menurun. Guther & M Burgdoff,
1990
Channel catfish Tidak terjadi pewarnaan, kurang Robinson & Lovel,
(Ictalurus darah, nafsu makan menurun, 1978,
punctatus) pertumbuhan menurun, Lovel & Buston, 1984
hypersinsiitifity
Eel (Anguila Pertumbuhan lambat, pewarnaan Arai et al, 1972
japonica) gelap, tingkah laku berenang tidak
normal
Shrimp (Penaeus Pertumbuhan dan kelangsungan Kanazawa, 1985
japonicus) hidup menurun

Sumber bahan pakan yang banyak kering, tepung biji bunga, telur ayam,
mengandung biotin antara lain beras sosoh, tepung hati dan paru,
adalah ragi bir kering, ragi torula dedak padi, tepung biji kapas, tepung

220
kacang tanah, tepung alfalfa, baku pakan biasanya dalam bentuk
gandum, tepung darah kering, poliglumat sedangkan asam folat
tepung ikan. Biotin juga bisa dalam yang dapat diserap oleh usus harus
bentuk alkohol yang disebut dengan dalam bentuk monoglutamat. Oleh
biotimal dan dapat disintesis secara karena itu sebelum dapat diserap
kimia dan mempunyai aktivitas biotin oleh usus, asam folat harus
100% (Tacon, 1991). Kandungan dihidrolisis terlebih dahulu. Hidrolisis
biotin dari bahan baku akan mudah berlangsung oleh adanya aktivitas
hilang karena proses leaching. enzim konjugase. Penyerapan asam
folat dipengaruhi oleh efisiensi
mekanisme dekonjungase yaitu
Asam Folat yeast. Kelebihan asam folat didalam
tubuh akan dibuang melalui urin.
Asam folat merupakan koenzim
untuk beberapa sistem enzim. Di Kebutuhan ikan akan asam folat ini
dalam tubuh asam folat berfungsi berbeda-beda seperti yang telah
untuk mentransfer satu satuan dirangkum oleh Tacon (1991) pada
karbon seperti gugus metil dimana Tabel 5.30. Apabila kandungan biotin
unit-unit karbon ini akan dihasilkan dalam pakan berkurang maka akan
selama metabolisme asam amino. menyebabkan gejala-gejala penyakit
Oleh karena itu asam folat berperan seperti yang tertera pada Tabel 5.31.
di dalam sintesis asam amino. Asam
folat yang terdapat dalam bahan

Tabel 5.30. Kebutuhan Asam folat dalam pakan Ikan (Tacon, 1991)

Kandungan
Jenis ikan Referensi
(mg/kg)

Common carp (Cyprinus carpio) NR Aoe et al, 1969


Channel catfish (Ictalurus punctatus) 0,5 - 1 Duchan& Lovel, 1991
Rainbow trout (Salmo gairdneri) 1–5 McLaren et al, 1972
Rainbow trout (Salmo gairdneri) 6 – 10 Halver, 1972
Brown trout (Salmo trutta) 6 - 10 Halver, 1972
Chinok salmon (O.tshawytscha) 6 – 10 Halver, 1972
Coho salmon (Oncorhynchus kisutch) 6 – 10 Halver, 1972
Atlantic salmon (Salmo salar) 5 – 10 Halver, 1980
Red sea bream (C.major) NR Yone, 1975

221
Tabel 5.31. Tanda-tanda kekurangan asam folat pada ikan budidaya (Tacon,
1991)

Jenis ikan Tanda-tanda Referensi


Salmonids Kurang darah, pertumbuhan lambat, McLaren et al, 1947,
nafsu makan menurun, pewarnaan Philips&Brockway,1957
gelap, insang pucat, exophthalmia Kitamura et al, 1967,
Coat & Halver, 1958
Eel (Anguila Nafsu makan menurun, pertumbuhan Arai et al, 1972
japonica) lambat, pewarnaan gelap.

Rohu Penurunan hematocrit, penurunan John & Mahajan, 1979


(Labeo rohita) pertumbuhan

Channel catfish Nafsu makan menurun, peningkatan Dupree, 1966,


(Ictalurus kematian, lethargy, pertumbuhan Duncan & Lovel,1991
punctatus) menurun, hematocrit rendah

Ikan lele Nafsu makan menurun, pertumbuhan Butthep et al, 1985


(Clarias menurun, warna kulit memudar, insang
batracus) dan hati pucat

Shrimp Penurunan kelangsungan hidup larva Kanazawa, 1985


( P japonicus)

Sumber bahan pakan yang banyak tetra ring dari porphyrin. Gugus
mengandung asam folat antara lain cyanide terdapat pada asam cobalt,
adalah tepung ikan laut, susu, karena itu disebut cyanokobalamin.
sayuran berdaun hijau tua, bunga Vitamin ini berperan dalam
kobis, kacang-kacangan, gandum. penggunaan asam propionat.
Asam folat dapat berbentuk kristal Kekurangan vitamin ini akan
folasin sebagai bentuk komersil yang menyebabkan timbunan methyl-
banyak digunakan sebagai food malonyl CoA dan akan dikeluarkan
additive untuk fortifikasi bahan lewat urin dan disebut methyl-
makanan (Andarwulan dan Sutrisno, malonic aciduria.
1992).
Kebutuhan ikan akan vitamin B12 ini
berbeda-beda seperti yang telah
Vitamin B12 (Cyanokobalamin) dirangkum oleh Tacon (1991) pada
Tabel 5.32. Apabila kandungan biotin
Vitamin B12 disebut juga dengan dalam pakan berkurang maka akan
cyanokobalamin karena berdasarkan menyebabkan gejala-gejala penyakit
struktur kimianya vitamin ini terdiri seperti yang tertera pada Tabel 5.33.
atas asam cobalt ditengah dengan

222
Tabel 5.32. Kebutuhan Vitamin B12 dalam pakan Ikan (Tacon, 1991)

Kandungan
Jenis ikan Referensi
(mg/kg)

Common carp (Cyprinus carpio) NR Hashimoto, 1953


Common carp (Cyprinus carpio) NR Kashiwada&Teshima,1966
Channel catfish (Ictalurus punctatus) NR Limsuwan& Lovel, 1981
Tilapia (O.niloticusi) NR Lovel&Limsuwan, 1982
Chinok salmon (O.tshawytscha) 0,015-0,02 Halver, 1972
Coho salmon (Oncorhynchus kisutch) 0,015-0,02 Halver, 1972

Tabel 5.33. Tanda-tanda kekurangan vitamin B12 pada ikan budidaya (Tacon,
1991)

Jenis ikan Tanda-tanda Referensi

Salmonids Nafsu makan menurun, pertumbuhan Halver, 1957,


menurun, microcyctic hypochromic Philips et al, 1963
anemia, eritrocit pecah, efisiensi
pakan rendah

Channel catfish Penurunan pertumbuhan, hematocrit Dupree,1966;


(I.punctatus) rendah Limsuwan & Lovell, 1981

Eel (Anguila Pertumbuhan lambat Arai et al, 1972


japonica)

Red sea bream Pertumbuhan lambat Yone, 1975

Rohu Penurunan pertumbuhan, hematocrit John & Mahajan, 1979


(Labeo rohita) rendah, megaloblastic

Shrimp Penurunan kelangsungan hidup larva Kanazawa, 1985


( P japonicus)

Sumber bahan pakan yang banyak Niasin (Asam nikotinat)


mengandung vitamin B12 antara lain
adalah tepung ikan laut, udang, Niasin dapat juga disebut dengan
kepiting, oyster, scallop, tepung vitamin B3 atau asam nikotinat yang
daging dan tulang. berperan dalam reaksi enzimatik
dalam tubuh. Asam nikotinat
merupakan unsur dari dua buah

223
koenzim, yaitu Nikotinamid Adenin peranan penting dalam sintesis
Dinukleotida (NAD) dan Nikotinamid lemak dan steroid (Muchtadi dkk,
Adenin Dinukleotida Fosfat (NADP). 1993).
NAD adalah koenzim bagi sejumlah
enzim dehidrogenase yang Kebutuhan ikan akan niasin ini
berperanan dalam metabolisme berbeda-beda seperti yang telah
lemak, karbohidrat dan asam amino. dirangkum oleh Tacon (1991) pada
Sedangkan NADP berperan dalam Tabel 5.34. Apabila kandungan
reaksi hidrogenasi pada jalur niasin dalam pakan berkurang maka
heksosa monofosfat (HMP) dalam akan menyebabkan gejala-gejala
metabolisme glukosa. Bentuk penyakit seperti yang tertera pada
tereduksi dari NADP mempunyai Tabel 5.35.

Tabel 5.34. Kebutuhan Niasin dalam pakan Ikan (Tacon, 1991)

Kandungan
Jenis ikan Referensi
(mg/kg)

Common carp (Cyprinus carpio) 28 Aoe et al, 1969


Channel catfish (Ictalurus punctatus) 14 Murai& Andrews, 1978
Rainbow trout (Salmo gairdneri) 120 – 150 Halver, 1972
Rainbow trout (Salmo gairdneri) 10 Poston&Wolfe, 1985
Brown trout (Salmo trutta) 120 - 150 Halver, 1972
Brown trout (Salmo fontinalis) 120 – 150 Halver, 1972
Chinok salmon (O.tshawytscha) 150 – 200 Halver, 1972
Coho salmon (Oncorhynchus kisutch) 150 – 200 Halver, 1972
Shrimp (P.japonicus) larva 400 Kanazawa, 1985

224
Tabel 5.35. Tanda-tanda kekurangan niasin pada ikan budidaya (Tacon, 1991)

Jenis ikan Tanda-tanda Referensi


Salmonids Nafsu makan menurun, pertumbuhan McLaren et al, 1947,
lambat, penurunan efisiensi pakan, Philips&Brockway,1957
pewarnaan gelap, berenang tidak Kitamura et al, 1967,
teratur, penimbunan cairan pada Coat & Halver, 1958,
lambung Poston & Wolfe,1985

Common carp Pendarahan pada kulit, kematian Aoe, et al, 1966


(Cyprinus carpio) tinggi

Channel catfish Pendarahan dan luka pada kulit dan Dupree, 1966, Murai &
(Ictalurus sirip, kurang darah, exophthalmia, Andrew,1979
punctatus) kematian tinggi

Red sea bream Pertumbuhan lambat Yone, 1975

Eel (Anguila Pendarahan dan luka pada kulit, Arai et al, 1972
japonica) penurunan pertumbuhan, ataxia,
pewarnaan gelap

Ikan lele Nafsu makan menurun, pertumbuhan Butthep et al, 1985


(Clarias batracus) menurun, muscle spasms, kehilangan
keseimbangan, pendarahan dibawah
kulit dan sirip, exopthalmia, kematian
tinggi, berenang tidak teratur.

Shrimp Pertumbuhan dan penurunan Kanazawa, 1985


( P japonicus) kelangsungan hidup

Sumber bahan pakan yang banyak menghilangkan lemak dalam hati.


mengandung niasin antara lain Inositol berperan terutama sebagai
adalah beras sosoh, ragi kering, komponen inositida pada hampir
dedak, dedak gandum, tepung biji semua membran sel. Myoinositol
bunga matahari, tepung kacang merupakan komponen penting
tanah, tepung hati dan paru, tepung inositol yang mengandung
jagung, tepung gandum (Tacon, phospholipid. Katabolisme inositol
1991). mungkin terjadi melalui reaksi
glikolisis dan siklus krebs (Kuksis
dan Mookerjea, 1991).
Inositol
Kebutuhan ikan akan inositol ini
Inositol disebut pula zat lipotropik berbeda-beda seperti yang telah
yang berarti dibutuhkan untuk dirangkum oleh Tacon (1991) pada

225
Tabel 5.36. Apabila kandungan biotin menyebabkan gejala-gejala penyakit
dalam pakan berkurang maka akan seperti yang tertera pada Tabel 5.37.

Tabel 5.36. Kebutuhan inositol dalam pakan Ikan (Tacon, 1991)

Kandungan
Jenis ikan Referensi
(mg/kg)

Common carp (Cyprinus carpio) 440 Aoe et al, 1969


Channel catfish (Ictalurus punctatus) NR Burtle,1981
Rainbow trout (Salmo gairdneri) 250 – 300 McLaren et al, 1947
Rainbow trout (Salmo gairdneri) 200 – 300 Halver, 1972
Chinok salmon (O.tshawytscha) 300 – 400 Halver, 1972
Coho salmon (Oncorhynchus kisutch) 300 – 400 Halver, 1972
Red sea bream (C.major) 550 – 900 Yone et al, 1971
Shrimp (Penaeus japonicus) juvenil 2000-4000 Kanazawa, 1985
Shrimp (Penaeus japonicus)larva 2000 Kanazawa et al, 1985

Tabel 5.37. Tanda-tanda kekurangan inositol pada ikan budidaya (Tacon,


1991)

Jenis ikan Tanda-tanda Referens

Salmonids Pertumbuhan menurun, distended Mc Laren et al, 1947,


abdomen, warna gelap, Halver, 1957,
peningkatan waktu pengosongan Philips & Brockway 1957
lambung Coates & Halver, 1958

Common carp Penurunan pertumbuhan, kulit dan Aoe&Masuda, 1967


(Cyprinus sirip luka/pendarahan, kehilangan
carpio) mucosa kulit

Red sea bream Pertumbuhan menurun Yone, 1975

Eel (Anguila Nafsu makan dan pertumbuhan Arai et al, 1972


japonica) menurun

Shrimp Pertumbuhan dan kelangsungan Kanazawa et al, 1976,


( P japonicus) hidup menurun Kanazawa, 1985

Sumber bahan pakan yang banyak adalah tepung ikan, ragi bir kering,
mengandung inositol antara lain benih gandum.

226
Kolin grup metil untuk sintesis metionin
dan substrat untuk pembentukan
Kolin adalah basa ammonium neurotransmitter, asetil kolin.
bervalensi empat dan tersebar luas
dia alam, produk degradasinya Kebutuhan ikan akan kolin ini
seperti betain (garam berbeda-beda seperti yang telah
karboksimetiltrimetilammonium dirangkum oleh Tacon (1991) pada
hidroksida. Menurut Halver (1988) Tabel 5.38. Apabila kandungan biotin
peran dan fungsi dari kolin antara dalam pakan berkurang maka akan
lain adalah komponen utama dalam menyebabkan gejala-gejala penyakit
fosfolipid dalam membran sel dan seperti yang tertera pada Tabel 5.39.
lipoprotein serum (pengemulsi),
donor asam lemak untuk kolesterol
dalam pengelolaan LDL, sumber

Tabel 5.38. Kebutuhan kolin dalam pakan Ikan (Tacon, 1991)

Kandungan
Jenis ikan Referensi
(mg/kg)
Common carp (Cyprinus carpio) 4000 Ogino et al, 1970
Channel catfish (Ictalurus punctatus) 400 Wilson & Poe,1988
Rainbow trout (Salmo gairdneri) 774 - 813 Rumsey, 1991
Lake trout (Salmo nemaycush) 1000 Ketola, 1976
Chinok salmon (O.tshawytscha) 600 – 800 Halver, 1972
Coho salmon (Oncorhynchus kisutch) 600 – 800 Halver, 1972
Red sea bream (C.major) 500 Yone et al, 1988
Stureon (A. transmontanus) 1700 – 3100 Hung, 1989
Tilapia (T.aurea) NR Roem et al, 1990
Shrimp (Penaeus japonicus) juvenil 600 Kanazawa, 1985
Shrimp (Penaeus japonicus)larva 6000 Kanazawa et al, 1985

227
Tabel 5.39. Tanda-tanda kekurangan kolin pada ikan budidaya (Tacon, 1991)

Jenis ikan Tanda-tanda Referensi

Salmonids Pertumbuhan menurun, hati banyak Mc Laren et al, 1947,


mengandung lemak, efisiensi pakan Halver, 1957, Philips &
menurun, pendarahan pada ginjal Brockway, 1957,Coates
dan usus & Halver, 1958,
Ketola,1976, Poston,
1990, Rumsey, 1991

Common carp Pertumbuhan menurun dan hati Ogino et al, 1970


(Cyprinus carpio) banyak mengandung lemak

Channel catfish Penurunan pertumbuhan, Dupree, 1976,


(I. punctatus) pendarahan pada ginjal dan usus Wilson&Poe, 1988

Red sea bream Pertumbuhan menurun, kematian Yone, 1975,


(C. major) Yano et al, 1988

Eel (Anguila Nafsu makan dan pertumbuhan Arai et al, 1972


japonica) menurun

Sturgeon Pertumbuhan menurun, Rumsey, 1991


(A.transmontanus) penyerapan lemak pada hati

Shrimp Pertumbuhan dan kelangsungan Kanazawa et al, 1976,


( P japonicus) hidup menurun Kanazawa, 1985

Sumber bahan pakan yang banyak L ascorbic acid. Vitamin C sangat


mengandung kolin antara lain adalah penting bagi pertumbuhan semua
tepung udang, tepung hati, tepung hewan karena berperan pada banyak
biji matahari, tepung paru, tepung sistem metabolisme enzim. Hasil
ikan , tepung benih gandum, tepung penelitian dari Boonyaratpalin et al
ikan putih , tepung biji kapas, tepung (1993), vitamin C sangat berperan
kedelai, tepung tulang, tepung dalam pembentukan hydroksiprolin
kacang tanah (Tacon, 1991). (penyusun kolagen). Dimana kolagen
ini terdiri dari hydroksi prolin dan
hydroksiprolin. Bersama-sama
Vitamin C (asam askorbat) dengan ATP dan Mg Cl2 merupakan
kofaktor dalam menghambat adipose
Vitamin C atau asam korbat tissue lipase dan memacu hydrolitik
mempunyai dua bentuk yaitu bentuk deaminasi dari peptidaatau protein
oksidasi disebut L dehydro ascorbic sehingga berperan dalam proses
acid dan bentuk reduksi yang disebut aging yaitu membuat jaringan lebih

228
tahan lama dari proses pelapukan. dieksresikan melalui urin. Dengan
Selain itu vitamin C dapat demikian didalam urin terdapat
meningkatkan respon netrofil sejumlah metabolit-metabolit asam
terhadap kemotoksis dan askorbat dan yang telah
meningkatkan proliferosi limfosit teridentifikasi antara lain adalah
sebagai respon terhadap nitrogen asam dehidro askorbat, asam
serta peningkatan aktivitas netrofil diketogulonat askorbat-2-sulfat, metil
terhadap endotoksin. Gejala askorbat serta 2-keto-askorbitol
defisiensi vitamin C pada ikan (Muchtadi dkk, 1993).
disebabkan oleh rusaknya kolagen
dan jaringan penunjang. Kolagen Kebutuhan ikan akan vitamin C ini
merupakan protein pada ikan dan berbeda-beda seperti yang telah
konsentrasinya tinggi ditemukan dirangkum oleh Tacon (1991) pada
pada kulit dan tulang (Sandness, Tabel 5.40. Apabila kandungan
1991). viatamin C dalam pakan berkurang
maka akan menyebabkan gejala-
Kelebihan vitamin C dalam tubuh gejala penyakit seperti yang tertera
akan dimetabolisme selanjutnya pada Tabel 5.41.

Tabel 5.40. Kebutuhan vitamin C dalam pakan Ikan (Tacon, 1991)

Kandungan
Jenis ikan Referensi
(mg/kg)

Common carp (Cyprinus carpio) NR Sato et al, 1978


Channel catfish (Ictalurus punctatus) 60 Wilson & Poe, 1973
Channel catfish (Ictalurus punctatus) 60 Lovel & Lim, 1978
Channel catfish (Ictalurus punctatus) 880 Lovell, 1973
Channel catfish (Ictalurus punctatus) 25 – 50 Andrew & Murray, 1974
Channel catfish (Ictalurus punctatus) NR Launer et al, 1978
Channel catfish (Ictalurus punctatus) 11 Lovell & Naggar, 1989
Nile tilapia (Oreochromis niloticus) 1250 Soliman et al, 1986
Rainbow trout (Salmo gairdneri) 100 – 150 Halver, 1972
Rainbow trout (Salmo gairdneri) 40 Hilton et al, 1978
Rainbow trout (Salmo gairdneri) 50 – 100 Sato et al, 1982
Rainbow trout (Salmo gairdneri) 20 – 264 Dabowski et al, 1990
Rainbow trout (Salmo gairdneri) 210 Sato et al, 1991
Rainbow trout (Salmo gairdneri) 10 Cho & Cowey, 1991
Chinok salmon (O.tshawytscha) 100 – 150 Halver, 1972
Coho salmon (Oncorhynchus kisutch) 50 – 80 Halver, 1972
Atlantic salmon (Salmo salar) 50 Lall et al, 1989
Atlantic salmon (Salmo salar) 10 – 20 Sandness et al, 1991
Yellow tail (S quinqueradiata) 30 Kanazawa et al, in press
Asean sea bass (Lates calcarifer) 700 – 1100 Boonyaratpalin et al, 1989

229
Kandungan
Jenis ikan Referensi
(mg/kg)

Mexican cichlid (C urophthalmus) 40 – 110 Chaves de Martinez, 1990


Flounder (Paralichthys olivaceus) 60 – 100 Tesima et al, 1991
Plaice (Pleuronectes platessa) 200 Rosenlund et al, 1990
Prawn (Macrobrachium rosenbergii) 50 – 100 Moncreiff et al, 1991
Shrimp (Penaeus japonicus) juvenile 10.000 Guary et al, 1976
Shrimp (Penaeus japonicus) juvenil 3000 Deshimaru & kuroki, 1976
Shrimp (Penaeus japonicus) juvenil 1000 Lightner et al, 1979
Shrimp (Penaeus japonicus) juvenil 215- 430 Shigueno&itoh, 1988
Shrimp (Penaeus vannamei) juvenil 100 Kanazawa, 1985
Shrimp (Penaeus japonicus)larva 10.000 Lawrence& He, 1991

Tabel 5.41. Tanda-tanda kekurangan inositol pada ikan budidaya (Tacon,


1991)

Jenis ikan Tanda-tanda Referensi

Salmonids Pertumbuhan menurun, scoliosis Mc Laren et al, 1947,


lordosis, pendarahan pada sirip Halver, 1989, Philips
bagian dalam, warna gelap, &Brockway, 1957,
kematian meningkat, penurunan Coates & Halver, 1958,
daya tetas telur Kitamura et al, 1967,
Hilton et al, 1978, Sato
et al, 1991

Channel catfish Penurunan pertumbuhan, scoliosis Lovell,1973,


(I punctatus) lordosis, pendarahan bagian dalam Andrew&Murai, 1974,
dan luar, erosi pada sirip, kulit Lovel&Lim, 1973,
berwarna gelap, nafsu makan Wilson&Poe, 1973,
menurun, berenang tidak teratur Lim&lovell, 1978,
Wilson et al, 1989

Red sea bream Pertumbuhan menurun Yone, 1975

Eel (Anguila Pertumbuhan menurun, erosi pada Arai et al, 1972


japonica) sirip, erosi pada rahang bawah

Snakehead Scoliosis lordosis, kurang darah, Mahajan & Agrawal,


(C.punctata) filamen insang berubah. 1979.

230
Jenis ikan Tanda-tanda Referensi

Tilapia Scoliosis lordosis, pertumbuhan Soliman et al, 1986


menurun, pendarahan pada
bagian dalam dan luar, erosi
pada sirip ekor, exophthalmia,
kurang darah, daya tetas telur
menurun

Ikan lele Scoliosis, pendarahan pada Butthep et al, 1985


(C batracus) bagian luar, erosi pada sirip,
warna kulit gelap

Indian major carp Pertumbuhan menurun, kematian Agrawal & Mahajan, 1980
meningkat, scoliosis lordosis,
hypochromic macrocytic anemia

Turbot Pertumbuhan menurun, renal Baudin-Laurence et al,


(S maximus) granuloma, kematian 1989, Coustans et al,
1990, Gouillou et al, 1991

Plaice Pertumbuhan dan kelangsungan Rosenlund et al, 1990


hidup menurun

Asian seabass Pertumbuhan menurun, Boonyaratpalin et al,


(Lates calcarifer) pewarnaan gelap, kehilangan 1989
keseimbangan, erosi pada sirip
ekor, pendarahan pada insang,
exophthalmia, badan pendek,
filamen insang rusak

Mexican Cichlid Pertumbuhan menurun, kematian Chevas de Martinez,


tinggi, pewarnaan gelap, 1990
pendarahan pada mata, erosi
pada kepala dan sirip,
exophthalmia, scoliosis lordosis,
iritasi, perubahan tulang kepala

Udang galah Pertumbuhan dan kelangsungan Heinen, 1988, Moncreiff


hidup menurun et al, 1991

Gejala kematian dengan tanda- Kanazawa, 1985,


Shrimp tanda hitam, efisiensi pakan dan Guary,1976,
( P japonicus) pertumbuhan serta kelangsungan Lightener et al, 1970,
hidup menurun Shigueno&Itoh, 1988,
Lawrence & He, 1991

231
Sumber bahan pakan yang banyak utama dalam tubuh ikan antara lain
mengandung vitamin C antara lain adalah :
adalah lobster, kepiting dan sebagian • Merupakan bagian terbesar dari
besar terutama terdapat pada pembentukan struktur kerangka,
sayuran dan buah-buahan. Vitamin C tulang, gigi dan sisik.
merupakan vitamin yang paling • Mineral tertentu dalam bentuk ion
mudah rusak dan sangat larut dalam di dalam cairan tubuh dapat
air. Disamping itu vitamin C mudah berperan untuk mempertahankan
teroksidsi bila dalam keadaan alkalis, keseimbangan asam basa serta
suhu tinggi, terkena sinar matahari regulasi pH dari darah dan cairan
dan logam beraty seperti seng, besi tubuh lainnya.
dan terutama tembaga. Oleh karena • Adanya keterlibatan mineral
itu agar vitamin C yang terdapat dalam kerja sistem syaraf dan
dalam bahan pakan harus dihindari konstraksi otot
dari hal-hal tersebut diatas. • Merupakan komponen penting
dalam hormon, vitamin, enzim
dan pigmen pernafasan atau
sebagai kofaktor dalam
metabolisme, katalis dan enzim
5.6. MINERAL aktivator.
• Berperan dalam pemeliharaan
Ikan dalam komposisi zat gizinya
tekanan osmotik dan juga
juga membutuhkan mineral dalam
mengatur pertukaran air dan
campuran pakannya agar ikan dapat
larutan dalam tubuh ikan.
tumbuh dengan baik. Mineral
merupakan unsur anorganik yang
Berdasarkan banyaknya fungsi
dibutuhkan oleh organisme perairan
mineral dalam kehidupan ikan, maka
(ikan) untuk proses hidupnya secara
mineral merupakan salah satu bahan
normal. Ikan sebagai organisme air
yang harus ada dalam komposisi
mempunyai kemampuan untuk
pakan ikan. Dan unsur mineral ini
menyerap beberapa unsur anorganik
sangat essensial bagi kehidupan
ini, tidak hanya dari makanannya
hewan, ikan dan udang. Unsur
saja tetapi juga dari lingkungan.
mineral essensial ini biasanya
diklasifikasikan menjadi dua grup
Jumlah mineral yang dibutuhkan oleh
berdasarkan konsentrasinya di
ikan adalah sangat sedikit tetapi
dalam tubuh ikan, yaitu: mineral
mempunyai fungsi yang sangat
makro dan mineral mikro. Mineral
penting. Dalam penyusunan pakan
makro adalah mineral yang
buatan mineral mix biasanya
konsentrasinya dalam tubuh
ditambahkan berkisar antara 2 – 5%
organisme dibutuhkan dalam jumlah
dari total jumlah baha baku dan
besar (lebih dari 100 mg/kg pakan
bervariasa bergantung pada jenis
kering), yaitu Calsium (Ca),
ikan yang akan mengkonsumsinya.
Magnesium (Mg), Sodium (Na),
Walaupun sangat sedikit yang
Potassium (K), Phosphorus (P),
dibutuhkan oleh ikan, mineral ini
Chlorine (Cl) dan Sulphur (S).
mempunyai fungsi yang sangat

232
Mineral mikro adalah mineral yang dan akan terbuang dalam bentuk
konsentrasinya dalam tubuh setiap feses.
organisme dalam jumlah sedikit
(kurang dari 100 mg/kg pakan Kandungan Ca dalam perairan
kering),yaitu : Besi (Fe), Tembaga sangat diperlukan untuk kehidupan
(Cu), Mangan (Mn), Seng (Zn), ikan. Perairan dengan kandungan Ca
Cobalt (Co), Molybdenum (Mo), rendah akan berdampak buruk
Cromium (Cr), Selenium (Se), terhadap pertumbuhan dan
Fluorine (F), Iodine/Iodium (I), Nickel mengganggu adaptasi pada saat
(Ni) dan lain-lain. kondisi lingkungan berubah. Perairan
yang kaya akan Ca akan
meningkatkan toleransi terhadap
Calsium (Ca) temperatur dan akan mengurangi
keracunan akibat menurunnya pH.
Kalsium merupakan unsur mineral Untuk perairan yang kandungan Ca
makro yang didalam tubuh disimpan rendah, pH rendah dan kandungan
pada tulang, gigi dan sebagian besar alumunium tinggi tidak akan dihuni
pada kulit dan kerangka tubuh. oleh ikan. Kandungan Ca yang harus
Peranan dan fungsi kalsium didalam ada dalam pakan ikan sangat sulit
tubuh antara lain adalah sebagai untuk diterapkan secara pasti.
komponen utama pembentuk tulang, Sebagai contoh, pada ikan
gigi, kulit serta sisik dan memelihara rainbowtrout dengan bobot awal 1,2
ketegaran kerangka tubuh, g, antara ikan yang diberi Ca 0,3
mengentalkan darah, sebagai g/kg dengan 3,4 g/kg ternyata tidak
”intracellular regulator” atau menunjukkan adanya perbedaan
messenger yaitu membantu regulasi dalam pertumbuhannya yang
aktivitas otot kerangka, jantung dan dipelihara pada perairan dengan
jaringan lainnya, konstraksi dan kandungan Ca 20 – 30 mg/l (Ogino
relaksasi otot, membantu dan Takeda, 1978).
penyerapan vitamin B12, menjaga
keseimbangan osmotik. Menurut Rumsey (1977) kebutuhan
Ca untuk ikan rainbowtrout pada
Pengambilan kalsium dari perairan perairan dengan kalsium rendah (3
oleh ikan digunakan atas dasar untuk mg Ca/l) sama saja dengan yang
kegiatan struktural. Transpor Ca dari dipelihara pada kandungan kalsium
air oleh aliran darah ke jaringan tinggi (45 mg Ca/l) yaitu sebesar 2
tulang dan kulit berlangsung secara g/kg dalam pakannya. Sedangkan
cepat. Jumlah lemak dalam pakan menurut Arai et al (1975) pemberian
sangat berpengaruh dalam Ca sebanyak 2,4 g/kg merupakan
penyerapan Ca oleh usus. Pada kebutuhan minimal yang harus
kondisi abnormal, yaitu penyerapan dipertimbangkan, pemberian Ca
lemak terganggu maka Ca pun akan sebanyak 11,5 – 14 g/kg akan
sedikit yang diserap. Hal ini berakibat buruk terhadap laju
dikarenakan asam lemak yang tidak pertumbuhan.
diserap akan berikatan dengan Ca

233
Phosphor (P) terhadap ikan channel catfish yang
memperlihatkan bahwa peningkatan
Phosphor adalah komponen P yang tersedia dalam makanan dari
pembentuk kerangka tubuh dimana 0,07% menjadi 0,54% akan
tulang itu disusun oleh mineral P meningkatkan pertambahan bobot
sebesar 16% dan Ca 37%. Selain itu relatif dari 135% menjadi 706% dan
phosphor berfungsi efisiensi pakan dari 36% menjadi
dalampengaktifan proses 99%. Tetapi bila kandungan P terus
metabolisme, komponen DNA, RNA, dinaikkan sampai 1,02% maka
ATP dan berbagai koenzim, pertumbuhan relatif akan turun dari
pergerakan otot dan memelihara 706% menjadi 620% dan efisiensi
keseimbangan asam basa. pakan akan turun dari 99% mejadi
90%.
Phosphor yang diserap oleh tubuh
berasal dari makanan dalam bentuk
ion fosfat. Penyerapan P oleh tubuh Magnesium (Mg)
sangat bergantung kepada
kandungan P dan Ca dalam pakan. Magnesium merupakan kofaktor bagi
Tingginya kandungan P dalam pakan semua enzim yang terlibat di dalam
akan berkorelasi terhadap reaksi pemindahan fosfat
peningkatan penyerapan P. Akan (fosfokinase) yang menggunakan
tetapi, penyerapan P akan semakin ATP dan fosfat nukleotida yang lain
menurun dengan meningkatnya sebagai substrat. Pada hewan
kandungan Ca dalam pakan. vertebrata kurang lebih 60% total
Sebagian besar kebutuhan P untuk magnesium tubuh berada dalam
membentuk jaringan struktur tubuh tulang, sebagian lagi terdapat dalam
diperoleh dari pakan. Ketersediaan P bentuk mineral yang mengkristal dan
dalam air akan mengganggu berada dalam sel jaringan lunak.
penyerapan P dalam pakan oleh Fungsi magnesium bagi ikan dan
tubuh. Pakan dengan kandungan Ca udang adalah sebagai komponen
rendah dan P tinggi akan mendorong esensial dalam menjaga
ikan untuk mengambil Ca dari homeostasis intra dan ekstra seluler.
lingkungan perairan.
Magnesium dalam tubuh diserap
Kekurangan mineral P pada pakan oleh usus halus dan hanya sedikit
ikan dapat mengakibatkan yang dieksresikan dan hampir
pertumbuhan terhambat, proses seluruhnya diserap secara
pembentukan tulang terganggu dan sempurna. Penyerapan magnesium
konversi pakan menjadi meningkat. dalam tubuh dipengaruhi oleh
Kekurangan phosphor pada ikan masuknya magnesium dalam usus,
mas mengakibatkan pertumbuhan waktu singgah diusus, kecepatan
terganggu, nafsu makan menurun, penyerapan air, kadar kalsium fosfat
tulang belakang bengkok dan rapuh dan laktosa dalam pakan, sumber
serta kandungan lemak dalam magnesium dan umur serta jenis
daging meningkat. Wilson et al ikan. Kandungan magnesium di
(1982), melakukan penelitian dalam ikan jumlahnya relatif rendah

234
dibandingkan dengan hewan darat. maka dapat mengakibatkan
Sebagian besar magnesium, kurang pertumbuhan lambat dan pakan
lebih 65%, berada dalam kerangka menjadi tidak efisien. Sedangkan
tubuh ikan. Pada ikan mirror carp pada ikan yang berukuran 21 gram
terdapat 340 – 3300 gram dimana yang dipelihara selama delapan
kandungan terbesar terdapat pada minggu, kekurangan Mg dapat
vertebrae sebesar 1,0 – 1,6 g/kg, mengakibatkan penurunan
pada otot 200 – 267 mg/kg dan pada kandungan Mg pada plasma, otot
hati terdapat 62 – 203 mg/kg. dan tulang.

Konsentrasi magnesium dalam Berdasarkan hasil penelitian Satoh et


perairan tawar sering tidak al (1983) , pada ikan trout yang tidak
mencukupi untuk kebutuhan ditambahkan mineral Mg pada pakan
metabolisme ikan, oleh karena itu buatannya menunjukkan adanya
pemberian mineral magnesium pada gejala katarak sebesar 29%. Pada
pakan untuk pemeliharaan ikan air ikan Mas pemberian Mg sebesar 52
tawar sangat penting. Rendahnya mg/kg dapat meningkatkan kematian
suplai magnesium dalam pakan sebesar 16%. Selain itu pada ikan
dapat mengakibatkan nafsu makan mas yang dipelihara selama 83 hari
berkurang, pertumbuhan dan dengan pakan kurang Mg
aktivitas ikan berkurang, kandungan menunjukkan peningkatan terjadinya
Ca dan Mg dalam tubuh dan katarak sebesar 40%. Oleh karena
vertebrae akan berkurang. Selain itu itu pada ikan mas diestimasi
ikan akan memperlihatkan kebutuhan Mg dalam pakan berkisar
keabnormalan dalam pertumbuhan antara 400 – 500 mg/kg.
tulang. Pada ikan trout telah diteliti
oleh Cowey et al (1977) bahwa
pertambahan bobot dan penggunaan Potassium (K)
pakan pada ikan yang diberi pakan
dengan kandungan Mg sebesar 1000 Ion potassium (K) adalah elektrolit
mg/kg jauh lebih baik dibandingkan yang banyak dijumpai dalam tubuh
dengan ikan trout yang hanya diberi dalam bentuk ion terdisosiasi penuh
Mg sebesar 26 - 63 mg/kg. dan merupakan partikel utama yang
Perbaikan kandungan Mg dalam bertanggungjawab dalam
pakan akan berdampak terhadap osmolaritas. Ion K ini akan
peningkatan Mg dalam serum. mempengaruhi kelarutan protein dan
Kekurangan Mg pada kandungan Ca komponen lainnya. Ion K ini
26 dan 40 g/kg akan menyebabkan bersama-sama dengan natrium dan
penyakit nephacalcinosis dan di klorida berperan secara fisiologis
dalam jaringan otot akan meningkat dalam memelihara keseimbangan air
kandungan Na yang dapat dan distribusinya, memelihara
meningkatkan cairan ekstraseluler. keseimbangan osmotik normal,
Pada ikan rainbow trout berukuran memelihara keseimbangan asam
16 gram atau 35 gram memerlukan basa dan memelihara iritabilitas otot.
Mg dalam pakan sebesar 500 mg/kg.
Jika kurang dari 500 mg/kg pakan

235
Berdasarkan hasil penelitian dari Clorin (Cl)
beberapa peneliti diketahui bahwa
ikan air tawar dalam pemenuhan ion Clorin berperan besar dalam aktivitas
K tidak banyak diambil dari osmoregulasi. Pertukaran klorin
lingkungan perairan, namun lebih sebagian besar terjadi pada insang.
banyak diperoleh dari pakan. Apabila Pada ikan air tawar pengambilan
ion K dalam pakan kurang dari 1 klorin terjadi pada kondisi medium
mg/kg akan menyebabkan yang hipotonik, dengan cara
penggunaan pakan tidak efisien, memompa NaCl melalui insangnya
pertumbuhan lambat dan kematian dan pengeluaran klorin dilakukan
meningkat. Pertumbuhan ikan dapat dalam bentuk urin. Pada ikan air laut
dicapai jika pada pakan ikan pengambilan klorin dilakukan dengan
mengandung ion K maksimum 800 cara melakukan banyak minum air
mg/kg. Konsentrasi K dalam tubuh laut sehingga klorin secara difusi ikut
berkisar antara 600 – 800 mg/kg masuk kedalam tubuh ikan. Selain itu
pakan. ikan air laut bisa melakukan dengan
cara memompa melalui insang
epithelium pada kondisi medium
Sodium (Na) hipertonik. Dalam kondisi normal
klorin dikeluarkan dalam bentuk urin
Sodium seperti halnya potasium pada jumlah yang sedikit, namun
sangat penting perannya dalam pada kondisi stres ikan
osmoregulasi dan keseimbangan banyakmengeluarkan urin sehingga
asam basa ikan. Pada hewan darat kehilangan NaCl cukup besar. Klorin
sodium yang berasal dari makanan keluar dari tubuh melalui urin dan
akan diserap oleh tubuh secara sedikit melalui feses.
cepat dan efisien dan hanya sedikit
sekali yang dikeluarkan melalui Ketersediaan Cl di dalam air sangat
feses. menguntungkan untuk kehidupan
ikan agar mempunyai toleransi
Kekurangan sodium dapat terhadap perubahan suhu. Pada
mengakibatkan dehidrasi, keletihan, ikan salmon yang dipelihara dengan
anoeexia dan kram otot. Pemberian kandungan garam 1 – 1,5%
sodium sebesar 2200 mg/kg pakan memberikan pengaruh terhadap
pada ikan rainbowtrout sudah peningkatan food intake dan
mencukupi kebutuhan ikan tersebut transportasi. Pemberian garam pada
terhadap sodium. Tetapi dalam bahan pakan dari segi manfaatnya
percobaan Salman dan Eddy (1988) masih diperdebatkan. Hal ini
pemberian sodium sebesar 1000 – dikarenakan dari hasil penelitian
3000 mg/kg pakantidak memberikan memberikan hasil yang menunjukkan
perbedaan pertambahan bobot . bahwa pemberian NaCl pada pakan
berakibat buruk pada penambahan
bobot. Pemberian NaCl sebanyak
3% pada pakan mengakibatkan
pertambahan bobot hanya 85%
dibandingkan dengan kontrol. Pada

236
penambahan NaCl sebanyak 6% osmoregulasi dalam urin hipoosmotik
memberikan pertambahan bobot normal, sedangkan pada ikan laut
sebesar 77% sedangkan pengambilan NaCl dalam jumlah
penambahan sebanyak 12% besar relatif sering terjadi pada
mengakibatkan pertambahan bobot berbagai kasus.
sebesar 70%. Hal ini dikarenakan
NaCl pada tingkatan yang tinggi Kebutuhan mineral makro dan mikro
diserap dalam 24 jam yang pada beberapa jenis ikan menurut
kelebihannya akan dikeluarkan hasil penelitian Steffens dapat dilihat
kedalam perairan tawar pada sistem pada Tabel 5.42 dan 5.43.

Tabel 5.42. Kebutuhan mineral makro dalam pakan pada berbagai jenis ikan
air tawar (mg/kg atau g/kg berat kering)

Jenis ikan Ca P Mg K

Rainbow trout 300 mg – 3g Sekitar 6 g 400 – 700 mg Max 1,6 g


Mas 300 mg – 3g Sekitar 6 g 400 – 700 mg -
Sidat Jepang 300 mg – 3g Sekitar 6 g 400 – 700 mg -
Channel catfish 4,5 g 4,2 – 4,5 g 400 – 700 mg -
Tilapia 7g 4,5 – 6 g 400 – 700 mg -

Tabel 5.43. Kebutuhan mineral mikro dalam pakan pada berbagai jenis ikan
air tawar (mg/kg pakan)

Jenis ikan Fe Cu Mn Zn Co Se

Rainbow trout R 3 13 15 – 30 - 0,15 - 0,38


Channel catfish 30 5 2,4 20 - 0,25
Tilapia - - 1,7 20 - -
Common carp - 3 13 15 – 30 - R
Ikan kerapu 30 3 5 30 0,5 0,1

Besi (Fe) macam zat besi, yaitu dalam


bentuk heme dan non heme. Zat
Zat besi merupakan unsur mineral besi heme ditemukan dalam bentuk
mikro yang paling banyak terdapat hemoglobin dan zat besi non heme
dalam tubuh ikan dan manusia. dalam otot yang disebut myoglobin.
Dalam makanan terdapat dua

237
Fungsi dan peranan zat besi dalam Ikan dapat menyerap zat besi
tubuh ikan antara lain adalah : terlarut dari air melalui insang, sirip
• Unsur yang sangat penting dan kulit. Zat besi dalam bentuk
dalam pigmen darah tereduksi, ion Fero (Fe ++) lebih
(hemoglobin dan myoglobin) mudah diserap karena lebih mudah
• Terlibat dalam pengangkutan larut dalam cairan-cairan
oksigen dalam darah dan urat pencernaan. Penyerapan zat besi
daging (otot) serta dalam saluran pencernaan sangat
pemindahan/transfer elektron dipengaruhi oleh kadar keasaman,
dalam tubuh pH atau keasaman lambung dan
• Unsur yang sangat penting dari bagian atas usus halus.
variasi sistem enzim, yang
meliputi enzim katalase, enzim Ikan sangat membutuhkan zat besi
peroxidase, enzim xantin dalam suplai makanannya.
oksidase, enzim aldehyde Kebutuhan zat besi untuk setiap
oxidase dan enzim succinic jenis ikan berbeda. Menurut hasil
dehydrogenase. penelitian Lall (1989) dan NRC
(1993) kebutuhan zat besi pada
setiap jenis ikan dapat dilihat pada
Tabel 5.44.

Tabel 5.44. Kebutuhan zat besi pada beberapa jenis ikan

No. Jenis ikan Zat besi (mg/kg pakan)

1. Atlantik Salmon (Salmo solar) 60


2. Channel catfish (Ictalurus punctatus) 30
3. Eel (Anguila japonica) 170
4. Common carp (Cyprinus carpio) 150
5. Rainbow trout (Salmo gairdneri) 60
6. Kerapu (Epinephelus sp) 30

Kekurangan zat besi pada ikan ikan salmon, japanese eel,


dapat membawa dampak yang common carp dan red sea bream
merugikan bagi ikan. Pada dapat mengakibatkan hypochromic
beberapa jenis ikan memberikan microcytic anemia yaitu sel-sel
dampak yang berbeda, misalnya darah merah berwarna lebih pucat
pada ikan channel catfish dapat dengan ukuran sel yang lebih
mengakibatkan pertumbuhan besar.
terhambat, konversi pakan rendah,
nafsu makan menurun dan
abnormalitas. Sedangkan pada

238
Seng (Zn) akan mineral seng dapat terpenuhi.
Mineral seng diserap dengan
Ikan mengakumulasi seng dari dua bantuan proses difusidalam
sumber, yaitu pakan dan air, duodenum dan jejenum bagian
namun seng yang berasal dari atas. Zat-zat yang membantu
pakan penyerapannya lebih efisien penyerapan mineral seng antara
daripada dari air. Seng di dalam lain adalah asam amino terutama
tubuh organisme sangat berperan histidin dan sistein, asam sitrat,
penting sebagai kofaktor dari monosakarida dan komponen-
beberapa sistem enzim yng penting komponen EDTA.
dalam proses metabolisme.
Kebutuhan ikan akan mineral seng
Ikan dapat menyerap seng dari ini bervariasi bergantung pada usi,
insang, kulit dan sirip. Seperti unsur kematangan seksual, komposisi
lainnya selain diperoleh dari pakan, suhu air dan kualitas air.
lingkungan perairan mineral seng Kebutuhan mineral seng dari hasil
perlu ditambahkan kedalam sumber penelitian dapat dilihat pada Tabel
makanannya agar kebutuhan ikan 5.45.

Tabel 5.45. Kebutuhan mineral seng pada beberapa jenis ikan

No. Jenis ikan Zat besi (mg/kg pakan)

1. Channel catfish (Ictalurus punctatus) 20


2. Tilapia (Oreochromis aurea) 20
3. Common carp (Cyprinus carpio) 15 - 30
4. Rainbow trout (Salmo gairdneri) 15 - 30
5. Kerapu (Epinephelus sp) 50

Dampak dari kekurangan mineral Selain itu menurut Watanabe


Zn untuk setiap jenis ikan berbeda. (1988) memperlihatkan bahwa
Pada ikan channel catfish dapat kekurangan seng pada Rainbow
menyebabkan pertumbuhan trout dapat menyebabkan
menurun, nafsu makan rendah dan pertumbuhan menurun, mortalitas
menurunkan tingkat serum alkaline tinggi, pengikisan pada sirip dan
phosphatase. Pada ikan mas kulit serta katarak pada mata dan
menyebabkan pertumbuhan bentuk tubuh menjadi kerdil dan
lambat, nafsu makan menurun, pendek. Pada Japanese eel akan
kematian tinggi, pengikisan pada menyebabkan bentuk tubuh yang
kulit dan sirip serta menaikkan kerdil sedangkan pada channel
kadar besi dan tembaga diusus dan catfish juga menyebabkan
hepatopankreas.

239
pertumbuhan lambat serta kunci dari beberapa sistem enzim,
anorexia. mangan essensial untuk
pembentukan tulang, regenerasi sel
darah merah, metabolisme
Mangan (Mn) karbohidrat dan siklus reproduksi.

Mangan pada ikan sangat berperan Kebutuhan mangan pada beberapa


sebagai enzim aktivator untuk jenis ikan berbeda (Tabel 5.46).
enzim-enzim yang menjembatani untuk induk ikan salmon kebutuhan
transfer dari grup phosphatase, mineral mangannya > 50 mg/kg.
sebagai komponen essensial dari
enzim piruvate carboxylase,
sebagai kofaktor atau komponen

Tabel 5.46. Kebutuhan mangan pada beberapa jenis ikan

No. Jenis ikan Zat besi (mg/kg pakan)

1. Atlantik Salmon (Salmo solar) 20


2. Channel catfish (Ictalurus punctatus) 20
3. Common carp (Cyprinus carpio) 13
4. Rainbow trout (Salmo gairdneri) 13

Dampak yang diakibatkan dari MnSO4) dan mangan klorida


kekurangan mineral mangan pada (MnCl2).
komposisi pakan ikan untuk setiap
jenis ikan biasanya berbeda, antara
lain adalah ; berkurangnya Tembaga (Cu)
pertumbuhan, struktur tulang yang
tidak normal pada ikan rainbow Tembaga merupakan unsur
trout, carp dan tilapia, rendahnya essensial dari sistem oksidasi-
daya tetas dan jumla telur pada reduksi-enzim dan terlibat dalam
induk ikan, ataxia yaitu metabolisme besi. Oleh karena itu
ketidakmampuan tubuh untuk tembaga terlibat dalam sintesis
mengkoordinasikan gerakan- hemoglobin dan produksi sel darah
gerakan otot secara sempurna dan perawatannya. Tembaga
serta menurunnya penampakan dibutuhkan untuk pembentukan
reproduksi. Kekurangan mangan pigmen melanin dan pigmen pada
pada pakan dapat dilakukan kulit, untuk pembentukan tulang
dengan menambahkan kandungan dan penghubung jaringan serta
mineral mangan dalam pakan merawat keseimbangan serabut
dalam bentuk mangan sulphat myelin dari jaringan syaraf.

240
Mineral tembaga yang diserap oleh Kebutuhan mineral tembaga
hewan dan ikan sangat dipengaruhi berdasarkan hasil penelitian pada
oleh jumlah dan bentuk kimia beberapa jenis ikan dapat dilihat
mineral tembaga yang diterima, pada Tabel 5.47.
kandungan beberapa ion metal lain
dan zat-zat organik serta umur.

Tabel 5.47. Kebutuhan mineral tembaga pada beberapa jenis ikan

No. Jenis ikan Zat besi (mg/kg pakan)


1. Atlantik Salmon (Salmo solar) 5
2. Channel catfish (Ictalurus punctatus) 5
3. Common carp (Cyprinus carpio) 3
4. Rainbow trout (Salmo gairdneri) 3

Dampak kekurangan tembaga pada Cobalt mempunyai fungsi dan


ikan sebagai organisme air jarang peranan pada ikan antara lain
sekali terjadi karena mineral ini adalah merupakan komponen
sudah cukup banyak tersedia integral dari Cyanocobalamin
dalam air. Pada ikan dampak (vitamin B12), sangat dibutuhkan
mineral tembaga yang sudah untuk sintesa microflom pada
diamati adalah kalau terjadi saluran usus serta sangat penting
keracunan tembaga akibat untuk pembentukan sel darah
terjadinya pencemaran lingkungan merah dan perawatan jaringan
perairan yang dapat syaraf, cobalt juga berfungsi
mengakibatkan rusaknya insang, sebagai agen kegiatan untuk
mengurangi pigmentasi dan sistem variasi enzim.
pertumbuhan lambat.
Penyerapan mineral cobalt oleh
ikan akan meningkat jika tubuh
Cobalt (Co) kekurangandan diserap dalam usus
halus. Cobalt yang diserap secara
Mineral cobalt pada ikan diserap normal tidak selalu dalam bentuk
dari air disekitarnya dan masuk vitamin B12, hanya 1/10 – 1/12
melalui insang. Konsentrasi cobalt cobalt pada tubuh dalam bentuk
yang masuk kedalam tubuh ikan vitamin. Kebutuhan mineral cobalt
sanagt dipengaruhi oleh suhu oleh ikan berkisar antara 1 – 6
lingkungan dan konsentrasi mg/kg pakan. Meningkatnya
kalsium, dimana dengan kandungan cobalt pada tubuh ikan
meningkatnya suhu dan kalsium rainbow trout dapat menyebabkan
dilingkungan akan meningkatkan racun dan meningkatkan
konsentrasi cobalt. haemorrhages pada saluran

241
pencernaan dan pola putih pada sel Selenium (Se)
darah. Selama masa
perkembangan embrio telur ikan Selenium adalah bagian yang
rainbow trout kebutuhan cobalt melengkapi dari enzim Glutation
meningkat. Peroksidase yaitu suatu enzim
yang merubah hydrogen peroxide
dan lemak hydroperoxides ke
Yodium (I) dalam air dan lemak alkohol secara
berurutan. Enzim ini berfungsi
Yodium adalah komponen integral dalam melindungi sel dari pengaruh
dari hormon thyroid dan sangat peroxides. Enzim ini bersama-sama
penting untuk sintesis hormon dengan vitamin E berfungsi sebagai
thyroid, yaitu Triiodothyronine (T3) antioksidan biologis yang
dan thyroxine (Tetra iodothyronine/ melindungi polyunsaturated
T4). Yodium berfungsi untuk phospholipid di dalam sel dan sub
mengatur laju metabolisme seluruh sel membran dari kerusakan
proses ke dalam tubuh. Ikan peroksidatif.
memperoleh yodium dari air melalui
pompa brachial dan makanan. Selenium diserap oleh ikan dari
Jumlah total yodium yang makanan dan lingkungan perairan
terkandung dalam kelnjar thyroid melalui jalur gastrointestinal.
adalah 70 – 80%. Yodium terdapat Duodenum merupakan daerah
dalam saluran pencernaan dalam penyerapan utama mineral ini dan
bentuk ion I- dan diserap secara akan berikatan pada protein dalam
sempurna dalam lambung dan bentuk asam amino yang
usus, kemudian ditransport ke mengandung ikatan sulfur.
kelenjar thyroid dan diubah dalam Selenium yang berikatan dengan
bentuk yodium inorganik yaitu protein ini akan ditransport kedalam
Monoiodotirosin, Diodotirosin, plasma darah dan jaringan lainnya.
Triiodothyronine (T3) dan thyroxine
(Tetra iodothyronine/ T4) serta Pada ikan selenium sangat
komponen-komponen organik yang dibutuhkan untuk mencegah
mengandung yodium. Yodium yang penyakit otot menyusut (muscular
tertangkap oleh kelenjar thyroid dystrophy). Kebutuhan selenium
akan disimpan dalam bentuk untuk mengoptimalkan
Tiraglobulin merupakan protein pertumbuhan dan memaksimalkan
yang mengandung yodium. aktivitas glutathione peroxidase
adalah 0,15 – 0,28 mg/kg untuk
Kebutuhan ikan akan yodium ikan rainbowtrout dan 0,25 mg/kg
berkisar antara 1 – 5 mg/kg pakan. untuk ikan channel catfish. Pada
Dampak kekurangan yodium pada ikan rainbow trout dan channel
ikan brook trout mengakibatkan catfish kekurangan selenium dapat
thyroid hyperflasia (pembengkakan mengakibatkan depresi
pada kelenjar thyroid), bentuk pertumbuhan.
tubuh kerdil dan pertumbuhan
terhambat.

242
BAB VI. Teknologi Pakan Buatan

Pakan buatan adalah pakan yang


Sebelum melakukan pembuatan
pakan ikan harus dipahami terlebih
dahulu tentang jenis-jenis pakan
dibuat oleh manusia untuk ikan
yang dapat diberikan kepada ikan
peliharaan yang berasal dari
budidaya. Pengelompokkan jenis-
berbagai macam bahan baku yang
jenis pakan ikan dapat dibuat
mempunyai kandungan gizi yang
berdasarkan bentuk, berdasarkan
baik sesuai dengan kebutuhan ikan
kandungan airnya, berdasarkan
dan dalam pembuatannya sangat
sumber dan berdasarkan
memperhatikan sifat dan ukuran
konstribusinya pada pertumbuhan
ikan. Pakan buatan dibuat oleh
ikan. Jenis-jenis pakan buatan
manusia untuk mengantisipasi
berdasarkan bentuk antara lain
kekurangan pakan yang berasal dari
adalah:
alam yang kontinuitas produksinya
1. Bentuk larutan
tidak dapat dipastikan. Dengan
Digunakan sebagai pakan
membuat pakan buatan diharapkan
burayak ikan (berumur 2 - 20
jumlah pakan yang dibutuhkan oleh
hari). Larutan ada 2 macam,
ikan akan terpenuhi setiap saat.
yaitu: 1) Emulsi, bahan yang
Pakan buatan yang berkualitas baik
terlarut menyatu dengan air
harus memenuhi kriteria-kriteria
pelarutnya; 2) Suspensi, bahan
seperti:
yang terlarut tidak menyatu
• Kandungan gizi pakan terutama
dengan air pelarutnya. Bentuk
protein harus sesuai dengan
larutan ini biasanya diberikan
kebutuhan ikan
pada saat larva dengan
• Diameter pakan harus lebih kecil komposisi bahan baku yang
dari ukuran bukaan mulut ikan utama adalah kuning telur bebek
• Pakan mudah dicerna atau ayam dengan tambahan
• Kandungan nutrisi pakan mudah vitamin dan mineral.
diserap tubuh 2. Bentuk tepung/meals
• Memiliki rasa yang disukai ikan Digunakan sebagai pakan larva
• Kandungan abunya rendah sampai benih (berumur 2-40
• Tingkat efektivitasnya tinggi hari). Tepung halus diperoleh dari

243
remah yang dihancurkan atau yang mengkonsumsi pakan
dibuat komposisi dari berbagai bentuk pellet bervariasi dari
sumber bahan baku seperti ukuran bukaan mulut lebih dari 2
menyusun formulasi pakan , dan mm maka ukuran pelet yang
biasanya diberikan pada larva dibuat biasanya 50%nya yaitu 1
sampai benih ikan. mm. Bentuk pellet ini juga dapat
3. Bentuk butiran/granules digunakan sebagai pakan ikan
Digunakan sebagai pakan benih dewasa yang sudah mempunyai
gelondongan (berumur 40-80 berat > 60-75 gram dan berumur
hari). Tepung kasar juga > 120 hari.
diperoleh dari remah yang 7. Bentuk pellet terapung/floating
dihancurkan atau dibuat sama Biasa digunakan untuk kegiatan
seperti membuat formulasi pakan pembesaran ikan air tawar
lengkap dan bentuknya dibuat maupun ikan air laut yang
menjadi butiran. mempunyai kebiasaan tingkah
4. Bentuk remahan/crumble laku ikan tersebut berenang di
Digunakan sebagai pakan permukaan perairan. Ukuran ikan
gelondongan besar/ikan yang mengkonsumsi pakan
tanggung (berumur 80-120 hari). bentuk pellet bervariasi dari
Remah berasal dari pellet yang ukuran bukaan mulut lebih dari 2
dihancurkan menjadi butiran mm maka ukuran pelet yang
kasar. dibuat biasanya 50%nya yaitu 1
5. Bentuk lembaran/flake mm. Bentuk pellet ini juga dapat
Biasa diberikan pada ikan hias digunakan sebagai pakan ikan
atau ikan laut dan dibuat dari dewasa yang sudah mempunyai
berbagai bahan baku berat > 60-75 gram dan berumur
disesuaikan dengan kebutuhan > 120 hari.
dan pada saat akan dibentuk
dapat menggunakan peralatan Jenis pakan ikan berdasarkan
pencetak untuk bentuk lembaran kandungan airnya dapat
atau secara sederhana dengan dikelompokkan menjadi tiga yaitu :
cara membuat komposisi pakan 1. Pakan basah yaitu pakan yang
kemudian komposisi berbagai mengandung air biasanya lebih
bahan baku tersebut dibuat dari 50%. Pakan basah biasanya
emulsi yang kemudian terdiri dari pakan segar atau
dihamparkan di atas alas pakan beku, berupa cincangan
aluminium atau seng dan atau gilingan daging ikan yang
dkeringkan, kemudian diremas- tidak bernilai ekonomis. Jenis
remas. pakan ini biasa diberikan kepada
6. Bentuk pellet tenggelam/sinking induk-induk ikan laut/udang,
Biasa digunakan untuk kegiatan contoh pakan basah antara lain
pembesaran ikan air tawar adalah cincangan daging cumi-
maupun ikan air laut yang cumi atau ikan laut.
mempunyai kebiasaan tingkah 2. Pakan lembab yaitu pakan yang
laku ikan tersebut berenang di mengandung air berkisar antara
dalam perairan. Ukuran ikan 20-40%. Pakan lembab dibuat

244
sebagai alternatif dari pakan pakan dan teknologi produksi pakan
basah yang banyak alami.
kekurangannya antara lain dapat
mencemari perairan dan Jenis pakan ikan berdasarkan
kekurangan asam amino tertentu. konstribusinya dalam menghasilkan
Pakan lembab ini dibuat dengan penambahan berat badan dapat
komposisi pakan sesuai dikelompokkan menjadi dua yaitu :
kebutuhan ikan tetapi dalam 1. Suplementary Feed/pakan
prosesnya tidak dilakukan suplemen yaitu pakan yang
pengeringan, dibiarkan lembab dalam konstribusinya hanya
dan disimpan dalam bentuk pasta menghasilkan penambahan berat
kemudian dibekukan. Tetapi ada badan kurang dari 50%. Jenis
juga pakan basah ini dibuat pakan ini biasanya dibuat oleh
dengan komposisi ikan yang para pembudidaya ikan dengan
dipasteurisasi ditambah mencampurkan beberapa bahan
beberapa tambahan seperti baku tanpa memperhitungkan
perekat, vitamin dan mineral atau kandungan proteinnya sehingga
silase ikan yang diberi beberapa kandungan nutrisi dari pakan ini
komposisi zat tambahan. Pakan tidak lengkap.
lembab ini dapat diberikan pada 2. Complete Feed/pakan lengkap
ukuran ikan dari benih sampai ke yaitu pakan yang dalam
pembesaran. konstribusinya menghasilkan
3. Pakan kering yaitu pakan yang penambahan berat badan lebih
mengandung air kurang dari dari 50%. Jenis pakan ini
10%. Jenis pakan ini yang biasa biasanya adalah pakan kering
digunakan pada budidaya ikan dengan berbagai bentuk dimana
secara intensif karena sangat komposisi bahan bakunya
mudah dalam proses distribusi, lengkap sehingga kandungan
penyimpanan dan protein pakan mencukupi
penanganannya. Jenis pakan kebutuhan ikan yang akan
kering ini dapat dibuat dengan mengkonsumsinya.
berbagai macam bentuk
disesuaikan dengan kebutuhan Dengan mengetahui jenis-jenis
ikan dan pada setiap tahapan pakan maka para pembudidaya ikan
budidaya dapat menggunakan dapat menentukan jenis pakan yang
pakan kering ini disesuaikan akan dibuat disesuaikan dengan ikan
dengan ukuran dan jenis ikan yang akan dipeliharanya. Jenis
yang akan mengkonsumsinya. pakan buatan yang akan dibahas
dalam buku ini adalah pakan buatan
Jenis pakan ikan berdasarkan yang akan dikonsumsi oleh ikan
sumbernya dapat dikelompokkan yang berukuran induk, larva atau
menjadi dua yaitu pakan alami dan benih sesuai dengan kebutuhan
pakan buatan. Dalam buku teks ini nutrisi ikan dalam bentuk pakan
akan dibahas secara detail setiap kering atau lembab. Pakan buatan
kelompok pakan ini pada bab yang dibuat sesuai dengan
tersendiri yaitu teknologi pembuatan kebutuhan nutrisi ikan akan

245
memberikan pertumbuhan yang memakan pakan buatan ini. Kajian
optimal bagi ikan yang tentang materi ini telah dibahas
mengkonsumsinya. Selain itu pakan dalam bab sebelumnya yaitu tentang
yang dibuat sendiri mempunyai nutrisi ikan.
kandungan protein dan energi yang
sesuai dengan kebutuhan ikan serta
mempunyai harga yang lebih murah
dibandingkan dengan membeli 6.1. JENIS-JENIS BAHAN
pakan buatan. Pakan merupakan
komponen biaya operasional yang
BAKU
cukup besar dalam suatu usaha
Bahan baku yang dapat digunakan
budidaya ikan sekitar 60%
dalam membuat pakan buatan ada
merupakan biaya pakan. Oleh
beberapa macam. Dalam memilih
karena itu dengan mempunyai
beraneka macam bahan baku
kompetensi pembuatan pakan ikan
tersebut harus dipertimbangkan
diharapkan akan mengurangi biaya
beberapa persyaratan. Persyaratan
produksi yang cukup besar.
pemilihan bahan baku ini dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu
Dalam membuat pakan buatan
persyaratan teknis dan persyaratan
langkah pertama yang harus
sosial ekonomis.
dilakukan adalah melakukan
perencanaan pembuatan pakan
Persyaratan teknis yang harus
buatan. Perencanaan terhadap
diperhatikan dalam memilih bahan
pembuatan pakan harus dibuat
baku untuk pembuatan pakan buatan
dengan seksama agar pakan yang
adalah :
dibuat sesuai dengan kebutuhan ikan
yang mengkonsumsinya. • Mempunyai nilai gizi tinggi,
Pengetahuan pertama yang harus dengan bahan baku yang bergizi
dipahami adalah mengenai tinggi akan diperoleh pakan yang
kandungan nutrisi dari pakan buatan. dapat dicerna oleh ikan dan
dapat menjadi daging ikan lebih
Kandungan nutrisi yang terdapat besar dari 50%.
didalam pakan buatan harus terdiri • Tidak mengandung racun, bahan
dari protein, lemak, karbohidrat , baku yang mengandung racun
vitamin dan mineral. Komposisi akan menghambat pertumbuhan
nutrisi pakan yang terdapat pada ikan dan dapat membuat ikan
pakan buatan sangat spesifik untuk mati.
setiap ukuran ikan. Kualitas pakan • Sesuai dengan kebiasaan makan
buatan ditentukan antara lain oleh ikan, bahan baku yang
kualitas bahan baku yang ada. Hal digunakan sebaiknya
ini disebabkan selain nilai gizi yang disesuaikan dengan kebiasaan
dikandung bahan baku harus sesuai makan ikan dialam, hal ini dapat
dengan kebutuhan ikan, juga pakan meningkatkan selera makan dan
buatan ini disukai ikan baik rasa, daya cerna ikan. Seperti
aroma dan lain sebagainya yang diketahui bahwa berdasarkan
dapat merangsang ikan untuk kebiasaan makannya jenis pakan

246
dapat dikelompokkan menjadi baku lebih banyak yang berasal
tiga yaitu herbivor, omnivor dan dari nabati dan untuk ikan
karnivor. Maka dalam memilih karnivor maka komposisi bahan
bahan baku yang akan bakunya lebih banyak berasal
digunakan untuk ikan herbivor dari hewani. Beberapa jenis ikan
akan sangat berbeda untuk ikan berdasarkan kebiasaan
karnivora atau omnivor. Pada makannya dapat dilihat pada
ikan herbivor komposisi bahan Tabel 6.1.

Tabel 6.1. Beberapa jenis ikan berdasarkan kebiasaan makannya


(Hertrampf,J.W and Pascual,F.P, 2000)

Kelompok Jenis ikan


Herbivora Big head carp (Aristichtus nobilis)
Grass carp/ikan koan (Ctenopharyngodon idellus)
Javanese carp (Puntius gonionotus)
Silver carp (Hypothalmichtys molitrix)
Gurami (Osphyronemus gourami)
Bandeng (Chanos chanos)
Perch (Perca sp)
Rabbit fish/beronang (Siganus guttatus)
Tilapia (Oreochromis spp)
Siamemese gurami (Trichogaster pectoralis)
Omnivora Channel catfish/lele amerika (Ictalurus punctatus)
Common carp/ikan mas (Cyprinus carpio)
Grey mullet/ikan belanak (Mugil cephalus)
Karnivora Black carp (Mylopharyngodon piceus)
Catfish/ikan lele (Clarias batrachus)
Grouper/ikan kerapu (Epinephelus spp)
Atlantic salmon (Salmo salar)
Pacific salmon (Oncorhynchus spp)
Seabass/ikan kakap (Lates calcarifer)
Brown trout (Salmo trutta)
Rainbow trout (Salmo gairdneri)

247
Persyaratan sosial ekonomis yang Bahan baku nabati adalah bahan
perlu diperhatikan dalam memilih baku yang berasal dari tumbuhan
bahan baku untuk pembuatan pakan atau bagian dari tumbuh-tumbuhan.
buatan adalah : Bahan nabati pada umumnya
• Mudah diperoleh merupakan sumber karbohidrat,
• Mudah diolah namun banyak juga yang kaya akan
• Harganya relatif murah protein dan vitamin. Beberapa
• Bukan merupakan makanan macam bahan baku nabati yang
pokok manusia, sehingga tidak biasa digunakan dalam pembuatan
merupakan saingan. pakan ikan antara lain terdiri dari ;
• Sedapat mungkin memanfaat- • Tepung kedelai
kan limbah industri pertanian • Tepung jagung
• Tepung terigu
Jenis-jenis bahan baku yang • Tepung tapioka
digunakan dalam membuat pakan • Tepung sagu
buatan dapat dikelompokkan menjadi • Tepung daun lamtoro
tiga kelompok yaitu bahan baku • Tepung daun singkong
hewani, bahan baku nabati dan • Tepung kacang tanah
bahan baku limbah industri • Tepung beras
pertanian.
Bahan baku limbah industri pertanian
Bahan baku hewani adalah bahan adalah bahan baku yang berasal dari
baku yang berasal dari hewan atau limbah pertanian baik hewani
bagian-bagian tubuh hewan. Bahan maupun nabati. Beberapa macam
baku hewan ini merupakan sumber bahan limbah yang sering digunakan
protein yang relatif lebih mudah sebagai bahan baku pembuatan
dicerna dan kandungan asam pakan ikan antara lain terdiri dari;
aminonya lebih lengkap • Tepung kepala udang
dibandingkan dengan bahan baku • Tepung anak ayam
nabati. Beberapa macam bahan • Tepung darah
baku hewani yang biasa digunakan
• Tepung tulang
dalam pembuatan pakan ikan antara
• Ampas tahu
lain adalah :
• Bungkil kelapa
• Tepung ikan
• Dedak halus
• Silase ikan
• Isi perut hewan mamalia
• Tepung udang
• Tepung cumi-cumi
Selain ketiga jenis bahan baku
• Tepung cacing tanah tersebut untuk melengkapi ramuan
• Tepung benawa/kepiting dalam pembuatan pakan buatan
• Tepung darah biasanya diberikan beberapa bahan
• Tepung tulang tambahan. Jumlah bahan tambahan
• Tepung hati (feed additive) yaitu bahan makanan
• Tepung artemia atau suatu zat yang ditambahkan
dalam komposisi pakan untuk
meningkatkan kualitas dari pakan

248
tersebut. Jumlah bahan tambahan oksidasi dari makanan ikan
yang digunakan biasanya relatif yang mengandung lemak dan
sedikit tetapi harus ada dalam unit yang larut dalam lemak.
meramu pakan buatan. Jenis-jenis ƒ Tidak bersifat racun bagi ikan
bahan tambahan antara lain terdiri ƒ Harus efektif dalam
dari : konsentrasi rendah
• Vitamin dan mineral, vitamin dan ƒ Mempunyai nilai ekonomis
mineral dibutuhkan dalam jumlah Jenis antioksidan yang biasa
sedikit karena tidak dapat dibuat digunakan dalam pembuatan
sendiri oleh tubuh ikan maka pakan buatan adalah BHA (Butil
dalam pembuatan pakan harus Hidroksi Anisol) dan BHT (Butil
ditambahkan. Jumlah pemberian Hidroksi Toluene). Jumlah yang
vitamin dan mineral dalam pakan aman digunakan sebaiknya
buatan berkisar antara 2 – 5%. adalah 200 ppm atau 0,02% dari
Vitamin dan mineral untuk kandungan lemak dalam pakan,
membuat pakan ikan dapat sedangkan jenis antioksidan
dibuat sendiri yang disebut lainnya yaitu Etoksikuin dapat
vitamin premix atau membelinya digunakan sebesar 150 mg/kg
di toko. Vitamin dan mineral dijual pakan. Selain itu vitamin C saat
di toko penggunaannya ini merupakan salah satu jenis
sebenarnya untuk ternak tetapi vitamin yang dapat berfungsi
dapat juga digunakan untuk ikan. sebagai antioksidan.
Merek dagang vitamin dan • Bahan pengikat (Binder),
mineral tersebut antara lain penambahan bahan pengikat di
adalah Aquamix, Rajamix, P fizer dalam ramuan pakan buatan
Premix A, P frizer Premix B, Top berfungsi untuk menarik air,
Mix, Rhodiamix 273. memberikan warna yang khas
• Antioksidan, antioksidan adalah dan memperbaiki tekstur produk.
zat antigenik yang dapat Jenis bahan pengikat yang dapat
mencegah terjadinya oksidasi digunakan antara lain adalah :
pada makanan dan bahan-bahan agar-agar, gelatin, tepung kanji,
makanan. Penggunaan tepung terigu, tepung maizena,
antioksidan dalam pembuatan Carboxymethy Cellulose (CMC),
pakan ikan bertujuan untuk karageenan, asam alginat.
mencegah penurunan nilai nutrisi Jumlah penggunaan bahan
makanan dan bahan-bahan pengikat ini berkisar antara 5 –
makanan ikan serta mencegah 10%.
terjadinya ketengikan lemak atau • Asam amino essensial sintetik,
minyak, serta untuk mencegah adalah asam-asam amino yang
kerusakan vitamin yang larut sangat dibutuhkan sekali oleh
dalam lemak. Dalam memilih ikan untuk pertumbuhannya dan
jenis antioksidan yang akan tidak dapat diproduksi oleh ikan.
digunakan harus diperhatikan Asam amino ini dapat diperoleh
beberapa syarat berikut yaitu ; dari hasil perombakan protein,
ƒ Antioksidan harus efektif protein tersebut diperoleh dari
dalam mencegah proses sumber bahan baku hewani dan

249
nabati. Tetapi ada sumber bahan • Attractants adalah suatu zat
baku yang kandungan asam perangsang yang biasa
aminonya tidak mencukupi. Oleh ditambahkan dalam komposisi
karena itu bisa ditambahkan pakan udang/ikan laut. Seperti
asam amino buatan/sintetik diketahui udang merupakan
kedalam makanan ikan. Jenis organisme yang hidupnya di
asam amino essensial tersebut dasar dan untuk menarik
adalah : arginine, Histidine, perhatiannya terhadap pakan
Isoleucine, Lysine, Methionine, buatan biasanya ditambahkan
Phenylalanine, Threonine, zat perangsang agar pakan
Tryptophan, Valine dan Leucine. buatan tersebut mempunyai bau
• Pigmen, adalah zat pewarna yang sangat menyengat
yang dapat diberikan dalam sehingga merangsang
komposisi pakan buatan yang udang/ikan laut untuk makan
peruntukkannya untuk pakan pakan ikan tersebut. Beberapa
ikan hias, dimana pada ikan hias jenis attractant yang biasa
yang dinikmati adalah keindahan digunakan dari bahan alami atau
warna tubuhnya sehingga sintetis antara lain adalah terasi
dengan menambahkan pigmen udang, kerang darah, glysine 2%,
tertentu kedalam pakan buatan asam glutamate, cacing tanah
akan memunculkan warna tubuh atau sukrosa.
ikan hias yang indah sesuai • Hormon, adalah suatu bahan
dengan keinginan pembudidaya. yang dikeluarkan oleh kelenjar
Jenis pigmen yang ada dapat endokrin dan ditransportasikan
diperoleh dari bahan-bahan alami melalui pembuluh darah ke
atau sintetik seperti pigmen jaringan lain dimana beraksi
karoten , astaxantin dan mengatur fungsi dari jaringan
sebagainya. Dosis pemberian target. Ada banyak jenis hormon
pigmen dalam komposisi pakan yang terdapat pada makhluk
biasanya berkisar antara 5 – hidup. Penggunaan hormon
10%. dalam pakan buatan yang telah
• Antibiotik, adalah zat atau suatu dicoba pada beberapa ikan
jenis obat yang biasa antara lain ikan bandeng, ikan
ditambahkan dalam komposisi kerapu adalah pembuatan pakan
pakan untuk menyembuhkan ikan dalam bentuk pelet kolesterol,
yang terserang penyakit oleh dimana pada pakan buatan
bakteri. Dengan pemberian obat tersebut ditambahkan hormon
dalam pakan yang berarti yang bertujuan untuk
pengobatan dilakukan secara mempercepat tingkat
oral mempermudah pembudi- kematangan gonad, hormon
daya untuk menyembuhkan ikan yang digunakan adalah
yang sakit. Dosis antibiotik yang kombinasi antara 17 α-
digunakan sangat bergantung metiltestoteron dan a-LHRH.
pada jenis penyakit dan ukuran
ikan yang terserang penyakit. Selain mengetahui jenis-jenis bahan
baku yang akan digunakan untuk

250
membuat pakan buatan harus akan diketahui kandungan zat gizi
mengetahui kandungan nutrisi dari bahan baku yang meliputi : kadar air,
bahan baku yang akan digunakan kadar abu, kadar protein, kadar
untuk membuat pakan buatan. lemak, kadar serat kasar dan kadar
Kandungan nutrisi bahan baku dapat bahan ekstra tanpa nitrogen (BETN).
diketahui dengan melakukan analisa Adapun komposisi kandungan nutrisi
proximat terhadap bahan baku bahan baku dapat dilihat pada tabel
tersebut. Dari hasil analisa proximat 6.2 , 6.3 dan 6.4.

Tabel 6.2. Kandungan Nutrisi Bahan Baku Nabati

PROTEIN KARBOHIDRAT LEMAK


NO JENIS BAHAN BAKU
% % %
1. Dedak padi 11,35 28,62 12,15
2. Dedak gandum 11,99 64,78 1,48
3. Cantel 13,00 47,85 2,05
4. Tepung terigu 8,90 77,30 1,30
5. Tepung kedelai 39,6 29,50 14,30
6. Tahu 7,80 1,60 4,60
7. Tepung sagu 7,25 77,45 0,55
8. Bungkil kelapa 17,09 23,77 9,44
9. Biji kapok randu 27,40 18,60 5,60
10. Biji kapas 19,40 - 19,50
11. Tepung daun turi 27,54 21,30 4,73
12. Tepung daun lamtoro 36,82 16,08 5,40
13. Tepung daun singkong 34,21 14,69 4,60
14. Tepung jagung 7,63 74,23 4,43
15. Kanji 0,41 86,40 0,54

251
Tabel 6.3. Kandungan Nutrisi Bahan Baku Hewani

PROTEIN KARBOHIDRAT LEMAK


NO JENIS BAHAN BAKU
% % %
1. Tepung ikan import 62,65 5,81 15,38
2. Tepung rebon 59,40 3,20 3,60
3. Benawa/kepiting 23,38 0,06 25,33
4. Tepung ikan mujair 55,6 7,36 11,2
5. Ikan teri kering 63,76 4,1 3,7
6. Ikan petek kering 60,0 2,08 15,12
7. Tepung kepiting 53,62 13,15 3,66
8. Tepung cumi 62,21 - -
9. Tepung ikan kembung 40,63 1,26 5,25
10. Rebon basah 13,37 1,67 1,52
11. Tepung bekicot 54,29 30,45 4,18
12. Tepung cacing tanah 72,00 - -
13. Tepung artemia 42,00 - -
14. Telur ayam/itik 12,80 0,70 11,50
15. Susu 35,60 52,00 1,00

Tabel 6.4. Kandungan Nutrisi Bahan Baku Limbah Pertanian

PROTEIN KARBOHIDRAT LEMAK


NO JENIS BAHAN BAKU
% % %
1. Isi perut hewan mamalia 8,39 5,54 53,51
2. Tepung anak ayam 61,65 - 27,3
3. Bungkil kelapa sawit 18,7 64 4,5
4. Tepung kepala udang 53,74 0 6,65
5. Tepung anak ayam 61,56 - 27,30
6. Tepung kepompong ulat 46,74 - 29,75
sutera
7. Bungkil kacang tanah 49,5 28,3 11,4
8. Tepung darah 71,45 13,32 0,42
9. Silase ikan 18,20 - 1,20
10. Ampas tahu 23,55 43,45 5,54
11. Bekatul 10,86 45,46 11,19
12. Tepung menir 8,64 88,03 1,92

252
Bagaimanakah anda melakukan sumber hewani. Hal ini dikarenakan
penyiapan bahan baku yang akan ikan-ikan laut merupakan organisme
digunakan untuk membuat pakan air yang bersifat karnivora yaitu
buatan? Apakah bahan baku itu? organisme air yang makanan
Untuk menjawab pertanyaan utamanya adalah berasal dari
tersebut diskusikan dan pelajari hewani dalam hal ini adalah ikan-
materi dalam buku ini atau mencari ikan yang mempunyai ukuran
referensi lain dari buku, internet, tubuhnya lebih kecil dari yang
majalah dan sebagainya. mengkonsumsinya.

Bahan baku adalah bahan yang akan Berdasarkan kebiasaan makan pada
digunakan untuk membuat pakan setiap jenis ikan maka jenis-jenis
buatan. Bahan baku yang akan bahan baku yang akan digunakan
digunakan dapat disesuaikan dengan untuk ikan karnivora atau
jenis ikan yang akan mengkonsumsi herbivora/omnivora akan sangat
pakan buatan tersebut. Jenis-jenis berbeda dalam pemilihannya.
bahan baku yang dapat digunakan Berdasarkan hasil penelitian yang
untuk membuat pakan buatan untuk telah dilakukan oleh Tacon (1988)
induk, larva dan benih ikan dapat dalam Millamena et al (2000) telah
dikelompokkan menjadi bahan baku direkomendasikan penggunaan
hewani, nabati dan bahan tambahan. beberapa bahan baku yang dapat
Jenis bahan baku yang akan digunakan berdasarkan kebiasaan
digunakan untuk pembuatan pakan makan ikan (Tabel 6.5)
ikan laut biasanya berasal dari

253
Tabel 6.5. Rekomendasi penggunaan bahan baku untuk pakan ikan dan udang
dalam % (Tacon, 1988)

Ikan Ikan Udang Udang


Jenis bahan baku karnivora herbivora/ karnivora herbivora/
omnivora omnivora

Tepung Alfalfal 5 10 5 10
Tepung darah 10 10 10 10
Cassava/tepung tapioka 15 35 15 25
Tepung kelapa 15 25 15 25
Tepung biji jagung 20 35 15 -
Tepung maizena 15 20 15 20
Tepung biji kapas 15 20 10 15
Penyulingan jagung 10 15 10 15
Dicalsium phosphate 3 3 3 3
Tepung bulu ayam 10 10 10 10
Tepung ikan Bebas Bebas 20 35
Konsentrat protein ikan 15 10 15 15
Tepung giling 15 25 15 25
Tepung hati 50 50 25 20
Tepung daging dan tulang 20 25 15 20
Tepung limbah peternakan 15 20 15 20
Tepung minyak lobak 20 25 15 20
Tepung kulit padi 15 35 15 35
Tepung udang 25 25 Bebas Bebas
Tepung cumi Bebas Bebas Bebas Bebas
Tepung gandum 20 35 15 35
Tepung kedelai 25 35 20 30
Tepung kedele penuh lemak 35 40 20 30
Tepung terigu 20 35 20 35
Biji gandum 15 30 15 30
Tepung kanji 15 15 20 20
Air dadih 10 10 10 10
Yeast kering 15 15 15 15

Ikan karnivora di alam akan ikan laut akan pakan. Pakan buatan
memakan ikan yang lebih kecil untuk ikan laut bahan baku yang
ukurannya, didalam suatu usaha biasa digunakan antara lain dapat
budidaya biasanya diberikan ikan- dilihat pada Tabel 6.6. Kandungan
ikan rucah. Kontinuitas ikan rucah di nutrisi bahan baku yang biasa
alam sangat bergantung kepada digunakan untuk membuat pakan
ketersediaan alam. Oleh karena itu buatan dapat dilihat pada Tabel 6.6 .
pembuatan pakan buatan diharapkan
mampu menggantikan kebutuhan

254
Tabel 6.6. Jenis dan Kandungan nutrisi bahan baku ikan karnivora

Kadar Kadar Kadar Kadar Kadar Kadar


Jenis bahan protein lemak karbohidrat serat air abu
kasar
Tepung mujair 55,60 11,20 7,36 - 6,34 19,50
Tepung petek 66,00 15,12 2,08 - 9,60 13,20
Tepung teri 63,76 3,70 4,10 - 10,28 18,28
Tepung tongkol 55,72 4,11 6,62 - 4,95 28,60
Tepung kembung 40,36 5,25 1,26 - 20,90 31,96
Tepung cumi 74,80 8,80 - 0 - 3,40
Tepung kepala udang 43,95 5,11 0,26 17,45 6,53 26,70
Tepung kerang 66,56 - - - - -
Tepung darah 93,00 1,40 - 1,10 - 7,10
Tepung kedelai 37,42 6,26 47,51 - 8,48 4,98
Tepung kanji 0,41 0,54 73,24 13,16 12,80 1,55
Tepung beras 14,10 15,10 - 12,80 - 12,80
Tepung sagu 7,25 0,55 66,21 11,24 8,49 1,53
Tepung ketan 8,21 2,13 83,12 2,26 1,32 2,96
Tepung dedak 10,86 11,19 34,73 13,16 12,60 1,55
Tepung jagung 7,63 4,43 72,71 1,52 11,02 2,70

Selain itu untuk menambah


pengetahuan tentang jenis-jenis
bahan baku yang dapat digunakan
untuk membuat pakan ikan,
berdasarkan hasil analisa
proksimat kandungan bahan baku
pakan yang telah dilakukan pada
laboratorium Southeast Asian
Fisheries Development Center,
Aquaculture Departement. Philipina
dapat dilihat pada Tabel 6.7.

255
Tabel 6.7. Hasil analisa proksimat bahan baku (Mllamena et al, 2000).

Bahan
Kadar
Kadar Kadar Kadar Ekstra
Jenis bahan baku serat Abu
air protein lemak Tanpa
kasar
Nitrogen

Sumber Hewani
Tepung ikan lokal 10,3 64,1 6,5 0,8 8,5 20,1
Tepung ikan chili 8,4 70,1 8,5 0,5 4,1 16,8
Tepung ikan danish 9,5 73,9 9,4 0,3 2,4 14,0
Tepung ikan Peru 1 8,3 68,3 5,9 0,8 7,7 17,3
Tepung ikan Peru 2 7,1 67,9 10,0 1,3 4,1 16,7
Tepung ikan tuna 9,4 65,4 8,0 0,8 8,8 17,0
Tepung ikan putih 7,2 69,0 7,6 0,6 4,8 18,0
Tepung kepala udang 6,5 51,2 5,2 13,3 5,3 25,0
Tepung udang 8,2 68,6 3,9 3,6 7,6 16,3
Tepung cumi 6,9 78,5 5,5 1,3 6,7 8,0
Tepung kepiting 5,5 74,1 7,1 0,9 8,1 9,8
Tepung kodok 7,6 62,5 1,7 1,2 4,7 29,9
Tepung darah 6,3 87,7 3,0 0,4 3,3 5,6
Tepung daging & tulang 5,6 46,8 9,6 2,0 7,5 34,1

Nabati
Tepung daun akasia 4,4 25,7 5,6 21,2 41,7 5,8
Tepung daun alfalfal 7,2 17,2 3,0 27,7 42,9 9,2
Tepung daun camote 4,5 29,7 4,9 10,0 43,2 12,2
Tepung daun cassava 5,9 22,1 9,3 12,4 49,2 7,0
Tepung daun ipil 7,8 25,1 6,8 10,6 44,0 13,5
Tepung daun kangkung 5,7 28,5 5,4 10,5 43,6 12,0
Tepung malunggay 3,5 30,4 8,4 8,3 43,7 9,2
Tepung daun pepaya 5,4 20,7 11,6 11,2 42,6 13,9
Tepung copra 7,9 22,0 6,7 17,3 44,3 9,7
Cowpea 8,0 23,0 1,3 4,1 67,5 4,1
Mugbean hijau 7,1 23,2 1,2 3,1 68,7 3,8
Mugbean kuning 7,7 24,1 1,1 3,8 67,1 3,9
Butiran beras 5,0 26,5 0,8 4,0 64,6 4,1
Tepung jagung 8,4 7,8 4,7 2,6 83,1 1,8
Tepung tapioka 11,9 0,4 0,2 1,1 98,2 0,1
Tepung roti 12,1 12,9 1,2 0,3 84,9 0,7
Tepung terigu 11,3 15,3 1,7 0,8 81,1 1,1
Tepung pollard 9,5 15,4 4,5 10,3 64,0 5,8
Tepung biji gandum 6,0 27,8 4,3 3,4 59,6 4,9
Tepung maizena 7,3 62,6 7,7 2,2 25,9 1,6
Tepung beras 9,2 13,3 14,1 8,5 53,4 10,7
Dedak 7,0 3,3 2,0 32,4 41,6 20,7
Tepung jagung 5,6 35,8 19,8 4,9 33,9 5,6

256
Bahan
Kadar
Kadar Kadar Kadar Ekstra
Jenis bahan baku serat Abu
air protein lemak Tanpa
kasar
Nitrogen

Sumber lainnya

Casein 7,2 89,7 0,1 0,3 8,9 1,0


Tepung kepiting 4,2 37,9 4,1 10,7 8,9 38,4
Gelatin 7,9 94,4 0,0 0,1 5,1 0,4
Tepung kerang hijau 5,9 64,6 8,6 3,0 12,5 11,8
Tepung Oyster 4,4 54,6 9,4 4,0 20,1 11,9
Tepung scallops 7,3 65,2 10,9 1,4 8,8 13,7
Tepung snail 4,0 52,1 1,8 2,1 15,7 28,3
Ragi Breewer 7,2 49,4 1,6 2,4 34,5 12,1
Ragi Candida 8,3 55,2 0,8 1,7 35,1 7,4

Pakan alami

Acartia sp 7,8 71,2 8,3 5,4 9,9 5,2


Artemia 8,0 55,5 6,8 11,3 15,0 11,4
Azolla 8,0 27,2 3,4 12,9 36,5 20,0
Brachionus sp 8,1 51,9 10,4 3,5 15,3 18,9
Chaetoceros calcitran 7,6 24,4 7,1 2,5 26,7 39,3
Chlorella air laut 10,1 35,1 4,2 5,6 27,7 27,4
Isochrysis galbana 10,4 33,6 18,1 4,4 23,0 20,9
Moina macrocopa 8,5 57,8 7,6 8,4 17,2 9,0
Sargassum 10,4 9,0 0,8 9,6 46,4 34,2
Skeletonema 10,4 24,7 2,6 0,7 20,2 51,8
Spirulina 8,0 56,7 2,8 0,6 28,1 11,8
Tetraselmis sp 5,5 49,1 10,7 2,1 19,0 19,1
Digman 9,8 20,6 3,3 16,4 35,9 23,8
Enteromorpha 15,2 13,8 1,9 9,3 36,9 38,1
Gracilaria sp 7,0 10,2 0,4 5,8 44,8 38,8
Kappaphycus sp 6,1 5,4 0,8 6,1 57,3 30,4

Hasil analisa proksimat dari setiap Seperti diketahui bahwa dari hasil
bahan baku yang akan digunakan analisa proksimat karbohidrat dibagi
untuk membuat pakan ikan dapat menjadi serat kasar dan bahan
digunakan sebagai acuan dalam ekstrak tanpa nitrogen. Sedangkan
melakukan perhitungan formulasi untuk menghitung energi yang
pakan. Pada tabel sebelumnya telah digunakan adalah kadar karbohidrat,
diuraikan tentang kadar karbohidrat tetapi untuk mengetahui daya cerna
dari setiap bahan baku pakan untuk setiap bahan baku yang dapat
memudahkan dalam menghitung digunakan untuk membuat pakan
jumlah energi dalam setiap formulasi. ikan adalah kadar serat kasar. Oleh

257
karena itu pemahaman tentang untuk ikan laut lebih menyukai
bahan baku tersebut sangat penting. sumber protein diambil dari
hewani.
2. Lemak, kebutuhannya berkisar
antara 4-18%. Sumber
6.2. PENYUSUNAN lemak/lipid biasanya adalah :
• Hewani : lemak sapi, ayam,
FORMULASI PAKAN
kelinci, minyak ikan
Jenis bahan baku yang harus • Nabati : jagung, biji kapas,
disiapkan sangat bergantung kepada kelapa, kelapa sawit, kacang
jenis ikan yang akan mengkonsumsi tanah, kacang kedelai
pakan tersebut dan stadia pemberian 3. Karbohidrat, terdiri dari serat
pakannya. Selain itu untuk kasar dan Bahan Ekstrak Tanpa
mengetahui jenis-jenis bahan baku Nitrogen (BETN), kebutuhannya
yang akan dipilih harus dilakukan berkisar antara 20 – 30%.
perhitungan. Perhitungan jumlah Sumber karbohidrat biasanya
bahan baku yang akan digunakan dari nabati seperti jagung, beras,
untuk membuat pakan ikan tersebut dedak, tepung terigu, tapioka,
dinamakan menyusun formulasi sagu dan lain-lain. Kandungan
pakan. Setelah mengetahui tentang serat kasar kurang dari 8% akan
jenis-jenis bahan baku yang akan menambah struktur pellet, jika
digunakan untuk membuat pakan, lebih dari 8% akan mengurangi
kandungan zat gizi dari bahan-bahan kualitas pellet ikan.
baku tersebut dan cara menyusun 4. Vitamin dan mineral, kebu-
formulasi/ramuan pakan buatan tuhannya berkisar antara 2–5%
barulah kita dapat membuat pakan 5. Jumlah keseluruhan bahan baku
buatan. Pada bagian sebelumnya dalam menyusun formulasi pakan
telah dibahas tentang jenis bahan ikan ini harus 100%.
baku dan kandungan gizinya
selanjutnya adalah menyusun Ada beberapa metode yang
formulasi. digunakan dalam menyusun
formulasi pakan antara lain adalah :
Pengetahuan yang harus dipahami 1. Metode Pearsons Square
dalam menyusun formulasi pakan (Metode segi empat Pearsons)
ikan adalah kebutuhan ikan akan 2. Metode Aljabar
beberapa kandungan zat gizi antara 3. Metode Linier (Program linier)
lain adalah : 4. Metode coba-coba (Trial and
1. Protein, kebutuhannya berkisar Error)
antara 20 – 60%. Untuk ikan-ikan 5. Metode Work Sheet
laut biasanya kebutuhan protein
cukup tinggi karena merupakan
kelompok ikan karnivora yaitu 6.2.1. Metode segi empat
berkisar antara 30 – 60%. Pearsons
Sumber protein dapat diperoleh
dari hewani atau nabati tetapi Metoda segiempat kuadrat adalah
suatu metode yang pertama kali

258
dibuat oleh ahli pakan ternak dalam kadar protein dari setiap bahan
menyusun pakan ternak yang baku tersebut yaitu ;
bernama Pearsons.. Metode ini - Bahan baku kelompok protein
ternyata dapat diadaptasi oleh para Basal : Dedak halus 15,58%,
ahli pakan ikan dan digunakan untuk Tepung Jagung 9,50%,
menyusun formulasi pakan ikan. Tepung terigu 12,27%
Dalam menyusun formulasi pakan - Bahan baku kelompok protein
ikan dengan metode ini didasari Suplemen: Tepung ikan
pada pembagian kadar protein 62,99%, Tepung kedelai
bahan-bahan pakan ikan. 43,36%
Berdasarkan tingkat kandungan • Melakukan perhitungan rata-rata
protein, bahan-bahan pakan ikan ini kandungan bahan baku dari
terbagi atas dua bagian yaitu : protein basal dan protein
• Protein Basal, yaitu bahan baku suplemen dengan cara
pakan ikan, baik yang berasal melakukan penjumlahan semua
dari nabati, hewani dan limbah bahan baku yang berasal dari
yang mempunyai kandungan protein basal dan membagi
protein kurang dari 20%. dengan berapa macam jumlah
• Protein Suplement, yaitu bahan bahan baku protein basal. Begitu
baku pakan ikan, baik yang juga dengan bahan baku
berasal dari nabati, hewani dan suplemen dilakukan penjumlahan
limbah yang mempunyai kadar protein suplemen
kandungan protein lebih dari kemudian dibagi dengan berapa
20%. macam jumlah bahan baku
protein suplemen. Dari contoh
Dalam metode segi empat ini kasus diatas maka jumlah kadar
langkah pertama adalah melakukan protein basal dari ketiga bahan
pemilihan bahan baku yang akan baku tersebut adalah 15,58% +
digunakan untuk membuat pakan 9,50% + 12,27% = 37,35%,
ikan. Disarankan untuk memilih kemudian nilai rata-rata bahan
bahan baku pembuatan pakan ikan baku protein basal adalah
ini tidak hanya dari satu sumber 37,35% : 3 = 12,45%. Sedangkan
bahan saja tetapi menggunakan jumlah kadar protein suplemen
beberapa bahan baku dari sumber dari dua bahan baku tersebut
nabati, hewani atau limbah hasil adalah 62,99% + 43,36% =
pertanian. Misalnya kita akan 109,35%, kemudian rata-rata
membuat pakan ikan dengan kadar bahan baku protein suplemen
protein 35% dengan menggunakan adalah 109,35% : 2 = 54,68%.
bahan baku terdiri dari tepung ikan, • Setelah bahan baku
dedak halus, tepung jagung, tepung dikelompokkan menjadi dua
terigu dan tepung kedelai. Maka bagian yaitu protein basal dan
dengan menggunakan metode protein suplemen maka langkah
segiempat ini, tahapan yang harus selanjutnya adalah membuat
dilakukan antara lain adalah : kotak segi empat. Pada bagian
• Mengelompokkan bahan baku tengah kotak segi empat
yang telah dipilih berdasarkan diletakkan nilai kandungan

259
protein pakan yang akan dibuat. segiempat diletakkan nilai rata-
Pada bagian atas kiri segiempat rata kandungan protein
diletakkan nilai rat-rata suplemen, lihat pada gambar
kandungan protein basal dan dibawah ini ;
pada bagian bawah kiri

Protein basal12,45% ..........%

Protein suplemen 54,68% . ...........%

• Lakukan perhitungan untuk protein suplemen dengan kadar


mengisi kekosongan nilai pada protein pakan yaitu 54,68% -
sisi sebelah kanan segiempat 35% = 19,68%. Sedangkan untuk
dengan cara diagonal untuk mengisi nilai pada segiempat sisi
setiap kandungan protein basal kanan pada bagian bawah
dan kandungan protein suplemen adalah nilai protein bahan baku
tersebut. Pada bagian tengah yang berasal dari protein basal
segiempat tersebut diletakkan bahan baku dilakukan
kadar protein pakan ikan yang pengurangan antara kadar
akan dibuat yaitu 35%. Untuk protein pakan dengan kadar
mengisi nilai disebelah kanan protein bahan baku basal yaitu
segiempat bagian atas adalah 35% - 12,45% = 22,55%, maka
nilai protein bahan baku yang dapat dilihat pada gambar
berasal dari protein suplemen segiempat dibawah ini adalah
maka nilai tersebut adalah sebagai berikut ;
melakukan pengurangan nilai

Protein basal 12,45% 19,68%

Protein suplemen 54,68% 22,55%

• Setelah diperoleh nilai pada nilai pada bagian sisi sebelah


keempat sudut segiempat kanan, maka dapat dilihat pada
tersebut, langkah selanjutnya gambar segiempat di bawah ini :
adalah melakukan penjumlahan

260
Protein basal 12,45% 19,68%

Protein suplemen 54,68% 22,55%


__________ +
42,23%

• Langkah selanjutnya adalah membuat pakan ikan adalah


melakukan perhitungan sebagai berikut :
komposisi setiap bahan baku
yang telah disusun dengan cara - Komposisi bahan baku yang
sebagai berikut : berasal protein suplemen adalah
:
19,68% Tepung ikan = 53,40% : 2
Protein Basal = ---------- X 100% = 26,7%
42,23% Tepung
= 46,60% kedelai = 53,40% : 2
= 26,7%
22,55% - Komposisi bahan baku yang
Protein = ---------- X 100% berasal dari protein basal adalah
Suplemen 42,23% :
= 53,40% Dedak halus = 46,60% : 3
= 15,53%
- Dari hasil perhitungan pada Tepung
langkah sebelumnya maka dapat Jagung = 46,60% : 3
dihitung komposisi bahan baku = 15,53%
yang akan digunakan untuk Tepung terigu = 46,60% : 3
= 15,53%

Untuk membuktikan bahwa komposisi bahan baku yang dipergunakan untuk


membuat pakan ikan mengandung kadar protein 35% yang berarti dalam satu
kilogram pakan mengandung 350 gram protein dapat dilakukan perhitungan
sebagai berikut :

Tepung ikan 26,7% X 62,99% = 16,82%


Tepung kedelai 26,7% X 46,36% = 12,38%
Dedak halus 15,53% X 15,58% = 2,42%
Tepung jagung 15,53% X 9,50% = 1,48%
Tepung terigu 15,53% X 12,27% = 1,91%
-------------- +
35,01%

261
Jika akan membuat pakan ikan sebanyak 100 kg maka komposisi bahan baku
yang harus disiapkan adalah sebagai berikut :

Tepung ikan 26,70% X 100 kg = 26,70 kg


Tepung kedelai 26, 70% X 100 kg = 26,70 kg
Dedak halus 15,53% X 100 kg = 15,53 kg
Tepung jagung 15,53% X 100 kg = 15,53 kg
Tepung terigu 15,53% X 100 kg = 15,53 kg
--------------- +
99,99 kg

Jika dalam komposisi bahan baku Pada bagian tengah segiempat


pembuatan pakan ikan akan tersebut diletakkan kadar protein
ditambahkan bahan tambahan maka pakan ikan yang telah ditambahkan
jumlah bahan baku utama harus menjadi 36,46%. Untuk mengisi nilai
dikurangi dengan jumlah bahan di sebelah kanan segiempat bagian
tambahan yang akan digunakan. atas adalah nilai protein bahan baku
Misalnya dalam komposisi bahan yang berasal dari protein suplemen
pakan tersebut akan ditambahkan maka nilai tersebut adalah
vitamin sebanyak 2% dan mineral melakukan pengurangan nilai protein
2% maka jumlah bahan utama akan suplemen dengan kadar protein
berkurang menjadi 100% - 4% (2% + pakan yaitu 54,68% - 36,46% =
2%) = 96%. Maka jumlah kadar 18,22%. Sedangkan untuk mengisi
protein dari bahan utama tersebut nilai pada segiempat sisi kanan pada
ditambahkan agar komposisi bahan bagian bawah adalah nilai protein
baku dari pakan ikan tersebut bahan baku yang berasal dari protein
memenuhi kebutuhan kadar protein basal bahan baku dilakukan
pakan yang akan dibuat menjadi pengurangan antara kadar protein
(35%) X 100% /96% = 36,46%. Hal pakan dengan kadar protein bahan
ini dilakukan karena vitamin dan baku basal yaitu 36,46% - 12,45% =
mineral tidak mempunyai kandungan 24,01%, maka dapat dilihat pada
protein. Maka komposisi bahan baku gambar segiempat di bawah ini
menjadi sebagai berikut ; adalah sebagai berikut

Protein basal 12,45% 18,22%

Protein suplemen 54,68% 24,01%

262
Setelah diperoleh nilai pada keempat sebelah kanan, maka dapat dilihat
sudut segiempat tersebut, langkah pada gambar segiempat di bawah
selanjutnya adalah melakukan ini:
penjumlahan nilai pada bagian sisi

Protein basal 12,45% 18,22%

Protein suplemen 54,68% 24,01%


__________ +

42,23%

Langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan komposisi setiap bahan


baku yang telah disusun dengan cara sebagai berikut :

18,22%
Protein Basal = --------------- X 96% = 41,42%
42,23%

24,01%
Protein Suplemen = --------------- X 96% = 54,58%
42,23%

Dari hasil perhitungan pada langkah - Komposisi bahan baku yang


sebelumnya maka dapat dihitung berasal dari protein basal adalah:
komposisi bahan baku yang akan Dedak halus = 41,42% : 3
digunakan untuk membuat pakan = 13,81%
ikan adalah sebagai berikut : Tepung jagung = 41,42% : 3
- Komposisi bahan baku yang = 13,81%
berasal protein suplemen adalah: Tepung terigu = 41,42% : 3
= 13,81%
Tepung ikan = 54,58% : 2
= 7,29%
Tepung kedelai = 54,58% : 2
= 27,29%

263
Untuk membuktikan bahwa yang berarti dalam satu kilogram
komposisi bahan baku yang pakan mengandung 350 gram
dipergunakan untuk membuat pakan protein dapat dilakukan perhitungan
ikan mengandung kadar protein 35% sebagai berikut :

Tepung ikan 27,29% X 62,99% = 17,19%


Tepung kedelai 27,29% X 46,36% = 12,6516%
Dedak halus 13,81% X 15,58% = 2,1516%
Tepung jagung 13,81% X 9,50% = 1,1320%
Tepung terigu 13,81% X 12,27% = 1,6945%
-------------- +
34,82% mendekati 35%

Maka komposisi bahan baku pakan ikan menjadi :


Tepung ikan 27,29%
Tepung kedelai 27,29%
Dedak halus 13,81%
Tepung jagung 13,81%
Tepung terigu 13,81%
Vitamin 2 %
Mineral 2 %
-------------+
100%

6.2.2. Metode aljabar digunakan dalam mencari nilai pada


komponen X dan Y yaitu metode
Metode aljabar merupakan suatu substitusi dan metode eliminasi.
metode penyusunan formulasi yang Metode substitusi adalah suatu
didasari pada perhitungan metode mencari nilai x dan y dengan
matematika yang bahan bakunya cara mengganti dengan beberapa
dikelompokkan menjadi X dan Y. X persamaan sedangkan metode
merupakan jumlah berat bahan baku eliminasi adalah suatu metode
dari kelompok sumber protein utama mencari nilai x dan y dengan cara
(protein suplement) dan Y menghilangkan salah satu komponen
merupakan jumlah berat kelompok dalam persamaan tersebut.
sumber protein basal.
Perhitungannya menggunakan Contoh kasus menghitung formulasi
rumus aljabar sehingga didapat pakan dengan menggunakan metode
formulasi pakan ikan sesuai dengan aljabar, jika akan dibuat pakan ikan
kebutuhan. dengan kadar protein 35% dari
berbagai bahan baku antara lain
Pada persamaan aljabar dalam adalah tepung ikan (kadar protein
matematika ada dua metode yang 62,65%), tepung kedelai (kadar

264
protein 39,6%), ampas tahu (kadar metode aljabar rekomendasi
protein 25,55%), tepung bekicot penggunaan bahan baku dapat
(kadar protein 54,29%), dedak halus diterapkan sesuai dengan jenis
(kadar protein 15,58%) dan tepung ikan yang akan disusun
jagung (kadar protein 9,50%). Maka formulasinya. Misalnya dalam
tahapan yang harus dilakukan formulasi pakan ini ingin dibuat
adalah sebagai berikut : kandungan bahan baku yang
• Melakukan pengelompokkan berasal dari tepung ikan dan
bahan baku berdasarkan kadar tepung bekicot sebagai sumber
proteinnya yang dibagi menjadi 2 bahan baku hewani adalah 2 kali
kelompok, yaitu bahan baku lebih banyak dari komposisi
protein suplemen dan bahan bahan baku lainnya. Maka
baku protein basal. Dalam komposisi kelompok sumber
metode aljabar dapat dibuat bahan protein suplemen adalah
suatu formulasi pakan ikan yang sebagai berikut:
sangat sesuai dengan kebutuhan - Tepung ikan kadar protein
ikan yang akan mengkonsumsi 62,65% adalah 2 bagian
pakan ikan tersebut. Pada - Tepung kedelai kadar protein
metode segiempat semua bahan 39,6% adalah 1 bagian
baku dari kelompok protein basal - Ampas tahu kadar protein
dan kelompok protein suplemen 25,55% adalah1 bagian
dibuat sama, padahal seperti kita - Tepung bekicot kadar protein
ketahui ada kebutuhan bahan 54,29% adalah 2 bagian
baku yang berbeda untuk setiap
jenis ikan. Seperti dalam Maka dari komposisi kelompok
rekombinasi penggunaan bahan bahan baku protein suplemen
baku bahwa penggunaan bahan tersebut menjadi 6 bagian
mempunyai batas optimum yang (2+1+1+2 bagian) maka rata-rata
dapat digunakan untuk kadar protein dari kelompok ini
menyusun formulasi pakan. Oleh menjadi :
karena itu dalam menggunakan

Tepung ikan kadar protein 62,65% X2 = 125,30%


Tepung kedelai kadar protein 39,60% X1 = 39,60%
Ampas tahu kadar protein 25,55% X1 = 25,55%
Tepung bekicot kadar protein 54,29% X2 = 108,58%
------------- +
299,03%

Rata-rata kadar protein dari adalah dedak halus dapat


kelompok sumber protein digunakan 2 kali lebih banyak
suplement adalah 299,03% dibandingkan dengan tepung
dibagi 6 = 49,84% = 0,4984 jagung karen aselain harganya
murah juga penggunaannya
Sedangkan untuk bahan baku masih dapat lebih besar dari
sebagai kelompok protein basal tepung jagung maka komposisi

265
kelompok sumber bahan protein 0,1355 adalah rata-rata kadar
basal adalah sebagai berikut : protein kelompok protein basal,
Dedak halus kadar protein sedangkan nilai 35 adalah kadar
15,58% adalah 2 bagian protein pakan yang akan dibuat.
Tepung jagung kadar protein • Setelah mendapatkan dua buah
9,50% adalah 1 bagian persamaan maka langkah
selanjutnya adalah melakukan
Maka dari komposisi kelompok perhitungan secara matematika
bahan baku protein basal dengan menggunakan metode
tersebut menjadi 3 bagian (2+1 aljabar untuk mencari nilai x dan
bagian) maka rata-rata kadar y. Nilai x dan y ini dapat diperoleh
protein dari kelompok ini menjadi dengan cara substitusi atau
: eliminasi.
Secara eliminasi :
Dedak 15,58%X2 = 31,16%
T. Jagung 9,50% X 1 = 9,50% X + Y = 100 (persamaan 1)
--------- + 0,4948X + 0,1355 Y = 100
40,66% (persamaan 2)

Rata-rata kadar protein dari Persamaan 1 dikalikan dengan


kelompok sumber basal adalah nilai 0,4984 maka diperoleh
40,66% dibagi 3 = 13,55% = persamaan 3 yaitu : 0,4984 X +
0,1355 0,4984Y = 49,84

• Langkah selanjutnya menetap- Persamaan 3 dikurangi dengan


kan komponen X dan Y persamaan 2 maka hasilnya :

X adalah kelompok sumber 0,4984 X + 0,4984 Y = 49,84


protein suplemen 0,4984 X + 0,1355 Y = 35,00
Y adalah kelompok sumber -
protein basal 0,3629 Y = 14,84

Berdasarkan persamaan aljabar Y = 14,84


akan diperoleh dua persamaan 0,3629
yaitu :
= 40,89
Persamaan 1 adalah X + Y =
100, seperti diketahui bahwa Setelah diperoleh nilai Y maka
jumlah bahan baku yang akan untuk mencari nilai X dengan
digunakan untuk menyusun cara memasukkan persamaan 1
formulasi pakan adalah 100 %. sehingga diperoleh nilai X yaitu:
X + Y = 100
Persamaan 2 adalah 0,4948X + X = 100 – Y
0,1355Y = 35, nilai 0,4948 adalah X = 100 – 40,89
rata-rata kadar protein dari X = 59,11
kelompok protein suplemen, nilai

266
Secara substitusi : Setelah diperoleh nilai Y maka
X + Y = 100 (persamaan 1) untuk mencari niali X dengan
0,4948 X + 0,1355 Y = 35 cara memasukkan persamaan 1
(persamaan 2) sehingga diperoleh nilai X yaitu:
X + Y = 100
Dari persamaan 1 dapat X = 100 – Y
diperoleh persamaan X=100–Y, X = 100 – 40,3
maka jika nilai X dari persamaan X = 59,7
1 dimasukkan dalam persamaan
2 maka nilai Y akan diperoleh Dari kedua metode dalam
yaitu : persamaan aljabar ini diperoleh
nilai yang tidak terlalu berbeda
0,4948 (100–Y)+0,1355 Y = 35 sehingga dapat diperoleh nilai X
dan nilai Y, dimana nilai X
49,48–0,4948Y+0,1355 Y = 35 merupakan komposisi bahan dari
protein suplemen dan nilai Y
- 0,4948Y+0,1355Y=35 – 49,48 merupakan komposisi bahan dari
protein basal.
- 0,3593 Y = - 14,48 • Langkah selanjutnya adalah
Y = 14,48 menghitung setiap komposisi
0,3593 bahan baku dari nilai X dan Y
yang telah diperoleh pada tahap
= 40,3 sebelumnya.

Komposisi bahan baku dari protein suplemen adalah sebagai berikut :

Tepung ikan 2/6 X 59,11% = 19,70%


Tepung kedelai 1/6 X 59,11% = 9,85%
Ampas tahu 1/6 X 59,11% = 9,85%
Tepung bekicot 2/6 X 59,11% = 19,70%
+
59,10%

Komposisi bahan baku dari protein basal adalah sebagai berikut :

Dedak halus 2/3 X 40,89% = 27,26%


Tepung jagung 1/3 X 40,89% = 13,64%
+
40,90%

267
Untuk membuktikan bahwa kadar protein pakan dari hasil perhitungan ini
mempunyai kadar protein 35% dapat dilakukan pengecekan dengan cara
menghitung sebagai berikut :

Tepung ikan 19,70% X 62,65% = 12,34%


Tepung kedelai 9,85% X 39,60% = 3,90%
Ampas tahu 9,95% X 25,55% = 2,54%
Tepung bekicot 19,70% X 54,29% = 10,69%
Dedak halus 27,26% X 15,58% = 4,25%
Tepung jagung 13,63% X 9,50% = 1,29%
+
35,26%

Berdasarkan perhitungan tersebut baik. Pada metode linier dengan


terbukti bahwa formulasi pakan melakukan perhitungan secara
dengan menggunakan metode manual dengan menggunakan rumus
aljabar dapat dengan mudah dibuat matematika dapat dilakukan dengan
dengan kelebihan dapat cara :
menggunakan bahan baku sesuai • Memilih jenis bahan baku yang
dengan kebutuhan ikan atau akan digunakan dan dibuat suatu
kebiasaan makan ikan dan tabel dengan beberapa
kebutuhan optimal pemakaian bahan persamaan yang akan
baku. digunakan, misalnya akan dibuat
pakan ikan dengan kadar protein
35% dengan menggunakan jenis
6.2.3. Metode linier bahan baku antara lain adalah
tepung ikan (kadar protein
Metode Linier merupakan metode 62,65%), tepung kedele (kadar
penyusunan formulasi pakan dengan protein 39,6%), ampas tahu
menggunakan rumus matematika (25,55%), tepung bekicot (kadar
dan bisa dibuat programnya melalui protein 54,59%), dedak halus
komputer. Metode ini dapat (kadar protein 15, 58%) dan
diterapkan jika pengetahuan tepung jagung (kadar protein
komputer dan matematikanya cukup 9,5%).

268
Jumlah Nilai X Kadar
Kadar bahan kuadrat protein yang
No. Jenis bahan baku
Protein (%) baku (%) (Dalam diinginkan
persen) (%)
n X Y X2 XY

1. Tepung ikan 62,65 ? ? ?


2. Tepung kedele 39,60 ? ? ?
3. Ampas tahu 25,55 ? ? ?
4. Tepung bekicot 54,29 ? ? ?
5. Dedak halus 15,58 ? ? ?
6. Tepung jagung 9,50 ? ? ?

Σ 207,17 100% ? 35%

• Nilai Y dapat diperoleh dengan Nilai X kuadrat dalam persen


menggunakan persamaan linier, dapat dihitung dengan cara
yaitu : mengalikan nilai X pada kolom
tersebut kemudian dibagi 100
Y=a+bX maka nilai X dalam kuadrat untuk
tepung ikan adalah (62,65 X
Σ Y = n. a + b. Σ X 62,65) dibagi 100 = 39,25.
Begitu seterusnya untuk setiap
Σ X Y = n. Σ X a + b. Σ X2 bahan baku yang digunakan
sehingga diperoleh nilai seperti
ΣY–bΣX pada tabel di bawah ini :
a =
n

nΣXY–ΣXΣY
b=
n Σ X 2 – ( Σ X )2

269
Jumlah Nilai X Kadar
Kadar bahan kuadrat protein yang
No. Jenis bahan baku
Protein (%) baku (%) (Dalam diinginkan
persen) (%)
n X Y X2 XY

1. Tepung ikan 62,65 ? 39,25 ?


2. Tepung kedele 39,60 ? 15,68 ?
3. Ampas tahu 25,55 ? 6,53 ?
4. Tepung bekicot 54,29 ? 29,47 ?
5. Dedak halus 15,58 ? 2,43 ?
6. Tepung jagung 9,50 ? 0,90 ?

Σ 207,17 100% 94,24 35%

• Dari persamaan linier tersebut ΣY–bΣX


kita dapat menghitung nilai a dan a =
b sebagai koefisien yang akan n
dipergunakan untuk menghitung
nilai Y dengan cara sebagai 100% - 0,02. 207,17%
berikut : a =
6
nΣXY–ΣXΣY
b = 100% - 4,14%
n Σ X 2 – ( Σ X )2 a =
6
6. 35% - 207,17 . 100%
b = 95,86
2
6. 94,24 – (207,17) a =
6
210% - 207,17%
b = a = 15,98
565,44% - 429,19%
Setelah diperoleh nilai koefisien a
2,83 dan b maka dapat dimasukkan
b = dalam persamaan linier untuk
136,25 mencari nilai Y yaitu Y = 15,98 +
0,02 X.
b = 0,02
Dari persamaan tersebut
kemudian digunakan untuk
menghitung nilai Y pada tabel

270
diatas untuk setiap bahan baku lakukan perhitungan nilai Y untuk
yang digunakan, misalnya untuk setiap bahan baku yang
bahan baku tepung ikan nilai Y digunakan sehingga semua nilai
nya adalah = 15,98 + (0,02 X Y pada setiap bahan baku dapat
62,65) = 15,58 + 1,253 = 17,23, dilihat pada tabel dibawah ini :

Jumlah Nilai X Kadar


Kadar bahan kuadrat protein yang
No. Jenis bahan baku
Protein (%) baku (%) (Dalam diinginkan
persen) (%)
n X Y X2 XY
1. Tepung ikan 62,65 17,23 39,25 ?
2. Tepung kedele 39,60 16,77 15,68 ?
3. Ampas tahu 25,55 16,49 6,53 ?
4. Tepung bekicot 54,29 17,07 29,47 ?
5. Dedak halus 15,58 16,29 2,43 ?
6. Tepung jagung 9,50 16,17 0,90 ?
Σ 207,17 100% 94,24 35%

• Setelah diperoleh nilai Y pada dibagi 100 maka hasilnya adalah


setiap bahan baku maka dapat 10,79%. Lakukan perhitungan
dihitung nilai XY dengan cara untuk setiap bahan baku yang
mengalikan nilai X dengan nilai Y digunakan sehingga diperoleh
sehingga dapat diperoleh nilai XY nilai seperti pada Tabel dibawah
untuk bahan baku tepung ikan ini :
adalah 62,65 dikali dengan 17,23

Jumlah Nilai X Kadar


Kadar bahan kuadrat protein yang
No. Jenis bahan baku
Protein (%) baku (%) (Dalam diinginkan
persen) (%)
n X Y X2 XY
1. Tepung ikan 62,65 17,23 39,25 10,79%
2. Tepung kedele 39,60 16,77 15,68 6,64%
3. Ampas tahu 25,55 16,49 6,53 4,21%
4. Tepung bekicot 54,29 17,07 29,47 9,27%
5. Dedak halus 15,58 16,29 2,43 2,54%
6. Tepung jagung 9,50 16,17 0,90 1,54%
Σ 207,17 100% 94,24 35%

271
• Langkah selanjutnya adalah memahami kebutuhan bahan baku
menyusun formulasi bahan baku yang akan digunakan tersebut sesuai
yang akan digunakan untuk dengan kebutuhan ikan dan
membuat pakan ikan dengan kebiasaan makan setiap jenis ikan
kadar protein 35% dengan serta kandungan optimal setiap
metode linier adalah sebagai bahan baku yang akan digunakan
berikut : dalam formulasi tersebut. Para
peneliti yang menggunakan metode
Tepung ikan 17,23% ini biasanya menggunakan rumus
Tepung kedelai 16,77% matematika biasa yang digunakan
Ampas tahu 16,49% dalam persamaam kuadrat atau
Tepung bekicot 17,07% dengan menggunakan perkalian
Dedak halus 16,29% biasa atau menggunakan metode
Tepung jagung 16,17% berat yaitu menghitung dengan cara
+ mencoba dan mencoba lagi
100,02% berdasarkan satuan berat. Adapun
langkah-langkah yang harus
dilakukan dalam menyusun pakan
ikan dengan metode coba-coba (Trial
6.2.4. Metode Trial and Error and error) adalah sebagai berikut :
(coba-coba)
• Pilihlah bahan baku yang akan
Metode coba-coba (Trial and Error) digunakan untuk menyusun
merupakan metode yang banyak pakan ikan dan susunlah
digunakan oleh pembuat pakan skala berdasarkan kandungan protein
kecil dimana metode ini relatif sangat pada setiap bahan baku tersebut.
mudah dalam membuat formulasi Misalnya dalam membuat pakan
pakan ikan. Metode ini prinsipnya ikan untuk ikan Mas dengan
adalah semua bahan baku yang kandungan protein 35% dengan
akan digunakan harus berjumlah bahan baku yang digunakan
100%. Jika bahan baku yang dipilih adalah tepung ikan (kadar protein
untuk penyusunan formulasi sudah 62,65%), tepung kedele (kadar
ditetapkan maka langkah selanjutnya protein 39,6%), ampas tahu
adalah mengalikan antara jumlah (25,55%), tepung bekicot (kadar
bahan baku dengan kandungan protein 54,59%), dedak halus
protein bahan baku. Langkah (kadar protein 15, 58%) dan
tersebut dilakukan sampai diperoleh tepung jagung (kadar protein
kandungan protein pakan sesuai 9,5%). Untuk memudahkan maka
dengan yang diinginkan. Dalam dibuat tabel seperti dibawah ini :
metode ini maka si pembuat formula
harus sudah mengetahui dan

272
Kadar protein Jumlah bahan Kadar protein
No. bahan baku bahan baku baku (%) bahan baku
(%) (%)

1. Tepung ikan 62,65 ? ?


2. Tepung kedele 39,60 ? ?
3. Ampas tahu 25,55 ? ?
4. Tepung bekicot 54,29 ? ?
5. Dedak halus 15,58 ? ?
6. Tepung jagung 9,50 ? ?

100% 35%

• Masukkan jumlah bahan baku mengkonsumsi bahan baku,


yang akan digunakan dalam macam-macam bahan baku,
formulasi pakan sampai semua harga dan kebutuhan optimal
bahan baku yang digunakan bahan baku untuk setiap jenis
berjumlah 100%. Dalam mengisi ikan berdasarkan kebiasaan
kolom jumlah bahan baku harus makannya.
mempertimbangkan kadar protein
bahan baku, jenis ikan yang akan

Kadar protein Jumlah bahan Kadar protein


No. Jenis bahan baku bahan baku baku (%) bahan baku
(%) (%)

1. Tepung ikan 62,65 20 ?


2. Tepung kedele 39,60 15 ?
3. Ampas tahu 25,55 16 ?
4. Tepung bekicot 54,29 15 ?
5. Dedak halus 15,58 20 ?
6. Tepung jagung 9,50 10 ?
7. Vitamin - 2
8. Mineral - 2

100% 35%

• Setelah jumlah bahan baku yang jumlah bahan baku yang akan
akan digunakan diletakkan pada digunakan dkalikan dengan
kolom jumlah bahan baku maka kadar protein bahan baku.
langkah selanjutnya adalah Misalnya untuk tepung ikan
menghitung kadar protein pada mempunyai kadar protein
setiap bahan baku dengan cara 62,55%, jika akan digunakan

273
sebanyak 20% dari total bahan 12,51%. Lakukan perhitungan
baku maka kontribusi kadar untuk semua bahan baku
protein dari tepung ikan adalah sehingga diperoleh nilai seperti
20% dikali dengan 62,55% = dalam tabel dibawah ini.

Kadar protein Jumlah bahan Kadar protein


No. Jenis bahan baku bahan baku baku (%) bahan baku
(%) (%)

1. Tepung ikan 62,65 20 12,51


2. Tepung kedele 39,60 15 5,94
3. Ampas tahu 25,55 16 4,09
4. Tepung bekicot 54,29 15 8,14
5. Dedak halus 15,58 20 3,12
6. Tepung jagung 9,50 10 0,95
7. Vitamin - 2
8. Mineral - 2

100% 35%

• Setelah dimasukkan kedalam adalah 35% maka masih


tabel tersebut lakukan kekurangan kadar protein
penjumlahan dan dicek apakah sebanyak 0,25%, maka dari
jumlah kadar protein semua bahan baku yang digunakan
bahan baku tersebut sudah 35% harus ditambahkan bahan baku
. Jumlah kadar protein semua yang kadar proteinnya tinggi dan
bahan baku itu adalah 12,51 + mengurangi jumlah bahan baku
5,94 + 4,09 + 8,14 + 3,12 + 0,95 yang kadar proteinnya rendah
= 34,75. dari hasil coba-coba sampai benar-benar diperoleh
tersebut baru diperoleh kadar nilai kadar protein sebesar 35%.
protein semua bahan baku Maka komposisi pakan ikan
adalah 34,75%, padahal kadar kadar 35% yang telah diperbaiki
protein pakan yang diinginkan menjadi seperti tabel dibawah ini:

274
Kadar protein Jumlah bahan Kadar protein
No. Jenis bahan baku bahan baku baku (%) bahan baku
(%) (%)

1. Tepung ikan 62,65 22 13,78


2. Tepung kedele 39,60 16 6,34
3. Ampas tahu 25,55 15 3,83
4. Tepung bekicot 54,29 13 7,06
5. Dedak halus 15,58 20 3,12
6. Tepung jagung 9,50 10 0,95
7. Vitamin - 2 -
8. Mineral - 2 -

100% 35,08%

Untuk melengkapi komposisi pakan perbandingan antara protein dan


dari keempat metode diatas energi (digestible energi) dapat
sebaiknya dilakukan perhitungan dilakukan perhitungan. Adapun cara
nilai energi dari formulasi pakan melakukan perhitungan adalah
tersebut. Formulasi pakan yang telah sebagai berikut :
dibuat tersebut dapat memberikan • Misalnya komposisi pakan yang
pertumbuhan yang optimal pada ikan telah diperoleh adalah dari hasil
budidaya jika pakan yang dibuat perhitungan seperti yang telah
tersebut mempunyai dilakukan dengan metode trial
perbandingan/rasio protein energi and error sebagai berikut :
berkisar antara 8 – 10. Nilai

Kadar protein Jumlah bahan Kadar protein


No. Jenis bahan baku bahan baku baku (%) bahan baku
(%) (%)

1. Tepung ikan 62,65 22 13,78


2. Tepung kedele 39,60 16 6,34
3. Ampas tahu 25,55 15 3,83
4. Tepung bekicot 54,29 13 7,06
5. Dedak halus 15,58 20 3,12
6. Tepung jagung 9,50 10 0,95
7. Vitamin - 2 -
8. Mineral - 2 -

100% 35,08%

275
• Langkah selanjutnya adalah setiap bahan baku yang akan
melakukan perhitungan untuk digunakan untuk membuat pakan
kadar lemak dan karbohidrat dari ikan sebagai berikut :

Kadar lemak Jumlah bahan Kadar lemak


No. Jenis bahan baku bahan baku baku (%) bahan baku
(%) (%)

1. Tepung ikan 15,38 22 3,38


2. Tepung kedele 14,30 16 2,29
3. Ampas tahu 5,54 15 0,83
4. Tepung bekicot 4,18 13 0,54
5. Dedak halus 12,15 20 2,43
6. Tepung jagung 4,43 10 0,43
7. Vitamin - 2 -
8. Mineral - 2 -

100% 9,90%

Setelah itu lakukan perhitungan penjumlahan dari serat kasar dan


kadar karbohidrat bahan baku, bahan ekstrak tanpa nitrogen.
karbohidrat dalam analisa
proksimat merupakan

Kadar Kadar
Jenis bahan Jumlah bahan
No. karbohidrat karbohidrat
baku baku (%)
bahan baku (%) bahan baku (%)

1. Tepung ikan 5,81 22 1,28


2. Tepung kedele 29,5 16 4,72
3. Ampas tahu 26,92 15 4,04
4. Tepung bekicot 30,45 13 3,96
5. Dedak halus 28,62 20 5,72
6. Tepung jagung 74,23 10 7,42
7. Vitamin - 2 -
8. Mineral - 2 -

100% 27,14%

Dari hasil perhitungan diperoleh Kadar Lemak : 9,9%


kandungan nutrisi dari formulasi Kadar Karbohidrat : 27,14%
pakan yang telah dibuat yaitu :
Kadar protein : 35 %

276
Pada penjelasan tentang energi dengan 4,48 kkal/g, sedangkan
pada bab sebelumnya telah untuk satu gram lemak adalah 7,52
dijelaskan tentang nilai energi dari kkal/g dan untuk satu gram
setiap bahan makanan dimana karbohidrat adalah 3,28 kkal/g.
berdasarkan nilai Gross Energi (GE) Maka dalam komposisi pakan
diketahui 1 gram protein setara dengan kandungan protein 35%
dengan 5,6 kkal/g, sedangkan berarti dalam satu kilogram pakan
untuk satu gram lemak adalah 9,4 terdapat 350 gram protein, 99 gram
kkal/g dan untuk satu gram lemak dan 271,4 gram karbohidrat.
karbohidrat adalah 4,1 kkal/g. Untuk memperoleh nilai jumlah
Dengan berdasarkan nilai GE dapat energi dari formulasi pakan tersebut
dihitung nilai energi yang dapat dilakukan penjumlahan nilai energi
dicerna oleh ikan yaitu 80% dari nilai yang berasal dari protein, lemak dan
GE maka 1 gram protein setara karbohidrat yaitu :

Protein : 350 gram X 4,48 kkal/gram = 1568,00 kkal


Lemak : 99 gram X 7,52 kkal/gram = 744,48 kkal
Karbohidrat : 271,4 gram X 3,28 kkal/gram = 890,19 kkal
+
3202,67 kkal
Maka protein energi ratio adalah 3202,67 dibagi 350 = 9,15.

Hal ini berarti dalam satu gram kandungan nutrisi bahan baku dan
protein yang dihasilkan dari formulasi jenis bahan baku yang akan
pakan tersebut diimbangi dengan digunakan dimasukkan dalam data
energi sebesar 9,15 kkal, yang tersebut dan berapa jumlah
berarti energi yang diperoleh dari kebutuhan untuk setiap jenis bahan
hasil perhitungan formulasi pakan baku harus mengalikan antara
tersebut sudah memenuhi kriteria persentase bahan baku yang
kebutruhan ikan akan energi yaitu digunakan dengan kandungan
berkisar antara 8 – 10. protein, lemak dan karbohidrat bahan
baku, dengan program ini hanya
membantu dalam perkalian antara
6.2.5. Metode worksheet kolom yang satu dengan kolam yang
lainnya dengan program komputer.
Metode yang terakhir dan saat ini Prinsipnya adalah hampir sama
banyak digunakan oleh pembuat dengan trial and error atau mau
pakan adalah metode worksheet. menggunakan metode apa saja
Metode ini dapat menggunakan alat untuk mengisi kolom jumlah bahan
bantu komputer untuk menghitung baku yang akan digunakan dimana
jumlah bahan baku yang digunakan pada metode ini perhitungan dapat
dengan membuat lembar kerja pada dibantu dengan komputer. Metode ini
program microsoft excell. Data dapat mempermudah para pembuat

277
formulasi untuk memperoleh yang akan digunakan untuk
formulasi pakan yang lengkap membuat pakan ikan dapat
dengan kandungan energi dari bersumber dari hewani, nabati
formulasi pakan yang dibuat. Adapun atau limbah hasil pertanian.
langkah-langkah yang harus Selain itu dengan menggunakan
dilakukan dalam menyusun formulasi berbagai sumber bahan baku
pakan dengan metode worksheet akan saling melengkapi
adalah sebagai berikut : kekurangan dan kelebihan zat
nutrisi yang terkandung di dalam
• Lakukan pemilihan terhadap jenis setiap bahan baku. Misalnya
bahan baku yang akan bahan baku yang akan
digunakan dalam membuat digunakan adalah tepung ikan,
pakan ikan. Misalnya akan dibuat tepung kedelai, tepung bekicot,
pakan ikan Mas, ikan Mas ini tepung terigu, dedak, tepung
merupakan salah satu jenis ikan jagung, vitamin dan mineral
berdasarkan kebiasaan dengan komposisi zat nutrisi
makannya adalah ikan dari pada setiap bahan baku tersebut
kelompok omnivora yaitu adalah seperti pada tabel
kelompok ikan pemakan segala. dibawah ini.
Oleh karena itu jenis bahan baku

Kadar Kadar Kadar Kadar Kadar


Jenis bahan baku protein lemak abu serat BETN
(%) (%) (%) kasar (%) (%)

Tepung ikan 65,8 6,5 20,1 0,8 8,5


Tepung kedelai 35,8 19,8 1,8 4,9 33,9
Tepung keong mas 52,8 14,6 15,3 0,7 19,5
Tepung terigu 15,3 1,7 0,7 0,8 81,1
Tepung jagung 7,8 4,7 1,8 2,6 83,1
Dedak 13,3 14,1 10,7 8,5 53,4
Vitamin - - - - -
Mineral - - - - -

• Dari tabel pada tahap 10% dan kadar karbohidrat


sebelumnya tentukan terlebih kurang dari 40% dengan nilai
dahulu jumlah setiap bahan baku energi (kalori) pakan buatan
yang akan digunakan untuk adalah 3500 sehingga
membuat pakan ikan mas dan ratio/perbandingan protein dan
kadar protein, lemak dan energi adalah 10.
karbohidrat serta energi (kalori) • Buatlah perkiraan jumlah setiap
pakan buatan yang akan dibuat. bahan baku yang akan
Misalnya kadar protein pakan digunakan dengan cara
adalah 35%, kadar lemak adalah menggunakan menggunakan

278
metode yang anda inginkan dan dan karbohidratnya. Adapun
masukkan dalam kolom yang worksheet yang dibuat seperti
berisi jumlah bahan baku dan tabel dibawah ini :
hitunglah kadar protein, lemak

Jumlah Kadar Kadar Kadar Kadar Kadar


Jenis bahan
bahan protein lemak abu serat BETN
baku
baku (%) (%) (%) kasar (%)
(%) (%)

Tepung ikan 65,8 6,5 20,1 0,8 8,5


Tepung kedelai 35,8 19,8 1,8 4,9 33,9
Tepung keong 52,8 14,6 15,3 0,7 19,5
Tepung terigu 15,3 1,7 0,7 0,8 81,1
Tepung jagung 7,8 4,7 1,8 2,6 83,1
Dedak 13,3 14,1 10,7 8,5 53,4
Vitamin - - - - -
Mineral - - - - -

Jumlah 100 35 10 - - <40

• Langkah selanjutnya adalah dimasukkan dalam worksheet


menentukan jumlah bahan baku kedua seperti dibawah ini.
yang akan digunakan dan

Jumlah Kadar Kadar Kadar Kadar Kadar


Jenis bahan bahan protein lemak abu serat BETN
baku baku (%) (%) (%) kasar (%)
(%) (%)
Tepung ikan 20 65,8 6,5 20,1 0,8 8,5
Tepung kedelai 15 35,8 19,8 1,8 4,9 33,9
Tepung keong 10 52,8 14,6 15,3 0,7 19,5
Tepung terigu 10 15,3 1,7 0,7 0,8 81,1
Tepung jagung 15 7,8 4,7 1,8 2,6 83,1
Dedak 25 13,3 14,1 10,7 8,5 53,4
Vitamin 2 - - - - -
Mineral 3 - - - - -
Jumlah 100 35 10 - - <40

• Hitunglah kandungan protein, sampai dioeroleh nilai seperti


lemak, serat kasar dan bahan yang diinginkan dengan
ekstrak tanpa nitrogen dari menggunakan metode coba-coba
perkiraan formulasi di atas atau sesuai keinginan pembuat
formulasi. Dan letakkan hasil
279
perhitungannya pada bagian nutrisi bahan baku seperti
sudut kanan setiap kandungan worksheet dibawah ini :

Jumlah Kadar Kadar Kadar Kadar Kadar


Jenis bahan bahan protein lemak abu serat BETN
baku baku (%) (%) (%) kasar (%)
(%) (%)
Tepung ikan 20 65,8 6,5 20,1 0,8 8,5
13,16 1,3 0,17
Tepung kedelai 15 35,8 19,8 1,8 4,9 33,9
5,37 2,97 5,09
Tepung keong 10 52,8 14,6 15,3 0,7 19,5
5,28 0,14 1,95
Tepung terigu 10 15,3 1,7 0,7 0,8 81,1
1,53 0,17 8,11
Tepung jagung 15 7,8 4,7 1,8 2,6 83,1
1,17 0,71 12,47
Dedak 25 13,3 14,1 10,7 8,5 53,4
3,33 3,53 13,35
Vitamin 2 - - - - -
Mineral 3 - - - - -
Jumlah 100 30 10 - <40
29,84 8,11 41,14

Dari hasil perhitungan dengan ulang sampai diperoleh nilai yang


menggunakan bantuan komputer pas dengan rencana.
dengan program excell (misalnya
kolom 2 dikalikan dengan kolom 3 Pada perhitungan tersebut diperoleh
dibagi 100) atau dengan kadar protein yang kurang dari 35%,
menggunakan perhitungan begitu juga dengan kadar lemak
matematika biasa dalam metode sedangkan karbohidratnya berlebih,
coba-coba dimana jumlah bahan maka dalam menghitung kebutuhan
baku dikalikan dengan kadar protein jumlah bahan baku selanjutnya harus
dibagi 100, begitu juga dengan kadar ditambahkan bahan baku yang
lemak dan karbohidrat (Bahan mempunyai kadar protein tinggi dan
ekstrak tanpa nitrogen). Dari hasil mengurangi bahan baku yang
perhitungan itu ternyata hasil yang kandungan karbohidratnya tinggi.
diperoleh belum sesuai dengan Oleh karena itu harus dibuat kembali
keinginan penyusun pada awalnya worksheets selanjutnya seperti
maka harus dilakukan perhitungan dibawah ini :

280
Jumlah Kadar Kadar Kadar Kadar Kadar
Jenis bahan bahan protein lemak abu serat BETN
baku baku (%) (%) (%) kasar (%)
(%) (%)
Tepung ikan 26 65,8 6,5 20,1 0,8 8,5
17,11 1,69 2,21
Tepung kedelai 12 35,8 19,8 1,8 4,9 33,9
4,29 2,38 4,07
Tepung keong 17 52,8 14,6 15,3 0,7 19,5
8,97 2,48 3,32
Tepung terigu 10 15,3 1,7 0,7 0,8 81,1
1,53 0,17 8,11
Tepung jagung 10 7,8 4,7 1,8 2,6 83,1
0,78 0,47 8,31
Dedak 20 13,3 14,1 10,7 8,5 53,4
2,66 2,82 10,64
Vitamin 2 - - - - -
Mineral 3 - - - - -
Jumlah 100 35 10 - <40
35, 34 10,01 36,66

Setelah diperoleh kadar nutrisi bahan komposisi bahan baku sebagai


baku pakan sesuai dengan rencana berikut :
langkah selanjutnya adalah
menghitung nilai energi dari

Protein : 353,4 gram X 4,48 kkal/gram = 1583,23 kkal


Lemak : 100,1 gram X 7,52 kkal/gram = 752,75 kkal
Karbohidrat : 366,6 gram X 3,28 kkal/gram = 1202,45 kkal
+
3538,48 kkal

Maka protein energi ratio adalah 3538,48 dibagi 350 = 10,1

Hal ini berarti dalam satu gram kriteria kebutuhan ikan akan energi
protein yang dihasilkan dari yaitu berkisar antara 8 – 10.
formulasi pakan tersebut diimbangi
dengan energi sebesar 10,1 kkal,
yang berarti energi yang diperoleh
dari hasil perhitungan formulasi
pakan tersebut sudah memenuhi

281
6.3 PROSEDUR sebelumnya, sebelum membuat
pakan diharuskan untuk memilih
PEMBUATAN jenis-jenis bahan baku yang akan
PAKAN digunakan untuk membuat pakan.
Jenis-jenis bahan baku yang telah
Setelah ditentukan komposisi dipilih dan ditentukan jumlahnya
bahan baku yang akan dibuat berdasarkan hasil perhitungan
pakan buatan dengan formulasi pakan pada materi
menggunakan salah satu metode, sebelumnya, selanjutnya dilakukan
langkah selanjutnya adalah proses penepungan terhadap
melakukan pembuatan pakan ikan. bahan-bahan baku tersebut. Bahan
Prosedur dalam pembutan pakan baku yang akan dibuat menjadi
ikan dapat dikelompokkan pakan buatan semuanya harus
berdasarkan skala usahanya yaitu: dalam bentuk tepung karena jika
1. Skala besar yaitu pembuatan ada bahan baku yang tidak dalam
pakan ikan secara bentuk tepung akan terjadi
besar/pabrikasi campuran bahan baku yang tidak
2. Skala sedang yaitu pembuatan homogen dan akan menyebabkan
pakan untuk memenuhi pakan yang akan dibuat tidak dapat
kegiatan produksi dengan menggumpal dengan baik.
peralatan sedang Penghalusan bahan baku sampai
3. Skala kecil yaitu pembuatan menjadi tepung ini menggunakan
pakan secara sederhana alat bantu penepungan .
dengan menggunakan
peralatan rumahtangga. Penepungan bahan baku harus
dilakukan agar proses pembuatan
Dalam proses pembuatan pakan pakan sesuai prosedur. Bahan
ikan diperlukan beberapa peralatan baku untuk pembuatan pakan
baik untuk skala pabrikasi, sedang buatan pada umumnya adalah
dan skala rumah tangga. Adapun bahan baku kering. Ukuran tepung
peralatan yang digunakan dapat untuk bahan baku pakan buatan
dikelompokkan menjadi : dalam bentuk pellet sebaiknya
1. Alat penepung (grinding) berukuran kurang dari 0,6 mm,
2. Alat pencampur (mixing) agar daya ikat antar partikel bahan
3. Alat pengukus / pemanas baku lebih kuat sehingga tidak
(steaming) mudah larut dalam air. Untuk
4. Alat pencetak (pelleting) mendapatkan ukuran tepung yang
5. Alat pengering (drying) diinginkan tersebut kita dapat
6. Alat pengepak/pengemasan mengatur saringan yang terdapat
(packing) pada alat penepung dengan cara
mengganti/menukar saringannya
Alat penepung (Grinding) sesuai dengan yang diinginkan.
Alat penepung digunakan untuk Namun perlu diingat dalam
membuat semua bahan baku yang menggunakan saringan pada alat
akan digunakan berubah menjadi penepung sebaiknya bertahap,
tepung. Seperti penjelasan yaitu saringan yang digunakan

282
pertama kali harus saringan yang
paling kasar sampai yang terakhir
saringan yang paling halus atau
ukuran saringan yang diinginkan.
Hal ini perlu diperhatikan agar
dalam proses penepungan tidak
terjadi kemacetan pada mesin yang
dapat mengakibatkan kerusakan
mesin.

Ada dua jenis alat yang dapat


digunakan untuk melakukan
penepungan bahan baku. Peralatan
yang digunakan pada proses
penepungan menggunakan
saringan adalah menggunakan alat
penepung disk mill (Gambar 6.1) Gambar 6.2. Hammer Mill
dan hammer mill (Gambar 6.2).
Disc mill adalah alat penepung
yang bekerja dengan cara
berputarnya suatu pasangan
piringan logam baja yang satu
berputar sedangkan yang lainnya
sebagai landasan. Bahan baku
yang akan ditepung berada pada
dua kepingan logam tersebut,
kemudian bahan baku yang telah
dihancurkan akan dilakukan proses
penyaringan dalam peralatan ini
secara langsung. Sedangkan
hammer mill adalah alat penepung
yang bekerja dengan cara prinsip
palu yaitu memukul suatu bahan
baku yang akan ditepung pada
sistem saringan yang berfungsi
sebagai lempengan plat yang akan
terpukul semua bahan baku dan
tersaring pada saringan tersebut.

Disc mill dan hammer mill ini dibuat


dengan berbagai macam kapasitas
produksi bergantung pada
keinginan pemakai alat ini bisa
Gambar 6.1. Disk mill
digunakan untuk skala pabrikasi ,
skala menengah atau skala rumah
tangga. Kapasitas produksi

283
peralatan ini mulai dari 1kg perjam
sampai satu ton perjam.

Alat pencampur

Setelah penepungan bahan baku


dilakukan terhadap semua jenis
bahan baku yang akan digunakan
untuk pembuatan pakan buatan
adalah melakukan penimbangan
ulang bahan baku sesuai dengan
formulasi yang telah ditentukan
sebelumnya. Selanjutnya bahan
baku yang telah ditimbang tersebut
selesai, dilakukan proses
pencampuran. Proses Gambar 6.3. Vertical mixer
pencampuran bahan baku harus
dilakukan dengan cara mencampur
bahan baku yang jumlahnya paling
sedikit kemudian secara bertahap
ditambahkan jenis bahan baku
lainnya yang jumlahnya semakin
banyak. Hal ini bertujuan agar
semua bahan baku tersebut dapat
tercampur secara homogen.
Pencampuran bahan baku kering
yang sempurna akan sangat
berpengaruh terhadap kekompakan
bahan baku tersebut jika sudah Gambar 6.4. Horizontal mixer
dicampur dengan air menjadi
adonan dan siap dibentuk sesuai
keinginan. Alat pemanas/pengukus

Proses pencampuran bahan baku Alat pemanas ini biasanya


menjadi suatu campuran yang dilakukan jika dalam membuat
homogen dapat dilakukan dengan pakan ikan menggunakan
menggunakan alat pencampur baik beberapa bahan baku yang
alat pencampur vertikal (Vertical mengandung zat antinutrisi.
mixer) (Gambar 6.3) maupun Dimana dengan perlakuan
horizontal (horizontal mixer) pemanasan zat antinutrisi ini akan
(Gambar 6.4). Pemakaian jenis alat menjadi tidak aktif dan dapat
pencampur ini sangat bergantung meningkatkan pemakaian nutrien
kepada kapasitas produksi . tersebut. Beberapa zat antinutrisi
yang terdapat pada beberapa
bahan baku pakan menurut

284
Millamena et al (2000) dapat dilihat dapat mempengaruhi laju
pada Tabel 6.8. Zat antinutrisi ini pencernaan bahan tersebut di
misalnya pada bahan baku kedele dalam sistem pencernaan ikan.
mentah atau jenis-jenis legumes

Tabel 6.8. Bahan baku pakan yang mengandung zat antinutrisi, dan cara
menghilangkan zat antinutrisi (Millamena et al, 2000)
Zat
Aksi merugikan Bahan pakan Perbaikan
antinutrisi
Trypsin Mengikat trypsin untuk Kedele dan Pemanasan pada suhu
inhibitor membentuk senyawa berbagai legumes 175-195oC atau dimasak
inaktif selama 10 menit

Lectins Menghancurkan sel darah Kedele dan Merebus di dalam air/


merah berbagai legumes dimasukkan dalam auto-
clave selama 30 menit

Goitrogens Menghambat penyerapan Kedele dan Diuapkan dan atau di-


iodine kedalam kelanjar berbagai legumes masukkan dalam auto-
thyroid clave selama 10-30 menit

Antivitamin D Mengikat vitamin D Kedele dan Diautoclave atau direbus


membuatnya tidak berbagai legumes selama 30 menit
bermanfaat

Antivitamin E Mengurangi kontribusi Kedele dan Diautoclave


vitamin E berbagai legumes

Thiaminase Merangsang peng- Ikan mentah Diautoclave, dipanaskan


hancuran thiamin (Vit B1) kerang dan kedele dan dimasak

Estrogens Mengganggu reproduksi Tanaman glycoside Dibuat larutan ekstrak


(isoflavon)

Gossipol Mengikat phosphor dan Tepung biji kapuk Menambahkan garam


beberapa protein besi atau phytase

Tannin Mengikat protein dan Kacang-kacangan Dehulling


menghambat pencernaan dan legumes
trypsin

Cyanogens Melepaskan racun asam Daun singkong Direndam dalam air


hydrocyanic selama 12 jam

Mimosine Mengganggu sintesis Daun ipil-ipil Daun direndam selama 24


enzim pada hati, merusak jam
sel hepatopankreas
udang

Peroksida Mengikat protein dan Penyimpanan Penyimpanan diperbaiki


vitamin yang jelek

Phytates Mengikat protein dan Tepung biji kapas, Dehulling


mineral dan mengurangi kedele dan
daya gunanya legumes

285
Alat pencetak Alat pengering

Alat pencetak adalah alat yang Pada skala usaha rumahtangga alat
digunakan untuk mencetak pakan yang digunakan untuk mengeringkan
buatan. Bentuk alat pencetak ini pakan buatan adalah sinar matahari
sangat bergantung pada bentuk atau oven biasa. Pada industri skala
pakan buatan yang akan dicetak. menengah biasanya menggunakan
Bentuk pakan buatan yang biasa di oven listrik sedangkan pada industri
buat adalah pakan kering dalam skala besar pakan buatan yang
bentuk pellet dan ukuran pakannya dibuatnya menggunakan alat
disesuaikan dengan peruntukkan pencetak yang lengkap dengan alat
ikan. Alat pencetak (pelleting) untuk pemanas (steam) sehingga pellet
skala rumah tangga dapat digunakan yang dihasilkan sudah dalam bentuk
alat pengiling daging (Gambar 6.5), pellet kering.
sedangkan skala menengah dapat
menggunakan alat pelleting (Gambar
6.6) dan skala besar/pabrikasi Prosedur pembuatan pakan skala
dengan menggunakan alat pelleting besar/pabrikasi
otomatis (gambar 6.7). Panjang dan
diameter pellet ini dapat diatur sesuai Pada skala besar dimana biasanya
dengan kebutuhan (Gambar 6.8). menggunakan peralatan yang cukup
canggih dan lengkap dengan skala
produksi dapat mencapai 1-20 ton
perhari. Adapun langkah pengerjaan
pakan ikan ini dilakukan dengan alur
proses seperti Gambar dibawah ini
(Gambar 6.6 )

Gambar 6.5. Alat pengiling daging

286
Gambar 6.6. Alur proses pembuatan pakan skala pabrikasi

Tahap awal dalam pabrik pakan bahan baku tersebut menjadi tepung.
skala pabrikasi dilakukan persiapan Bahan baku yang dibuat menjadi
bahan baku dimana semua bahan tepung adalah bahan baku dalam
baku di pabrik disimpan pada alat bentuk kering. Proses tahap awal ini
yang disebut silo (Gambar 6.7). biasa disebut milling. Setelah semua
bahan baku menjadi tepung langkah
kedua adalah melakukan
pencampuran bahan baku (mixing),
sebelum bahan baku kering tersebut
dilakukan pencampuran harus
dilakukan penimbangan terlebih
dahulu terhadap bahan baku
tersebut sesuai dengan formulasi
yang telah disusun sebelumnya.
Bahan-bahan tambahan seperti
vitamin, mineral dan minyak sebagai
sumber lipid biasanya ditambahkan
setelah semua bahan tercampur
Gambar 6.7. Silo sempurna (homogen) kemudian
dibiarkan selama 15 menit.
Setiap bahan baku yang disimpan
dalam silo ada yang sudah ditepung Langkah selanjutnya adalah mecetak
terlebih dahulu atau masih dalam pellet menjadi bentuk pellet dengan
bentuk bahan mentah. Jika bahan ukuran yang telah ditentukan
baku masih dalam bentuk mentah (pellleting), ukuran pellet ini berkisar
maka dilakukan proses penepungan antara 1 – 22 mm. Pada skala pabrik
terlebih dahulu sampai semua jenis

287
pellet yang telah tercetak akan sehingga tidak mudah
langsung masuk kedalam mesin uap terkontaminasi.
(steam) yang sudah terangkai secara
pararel dengan peralatan pellleting. Bahan yang umum digunakan untuk
Langkah terakhir dalam proses mengemas pakan buatan antara lain
pembuatan pakan adalah adalah karung plastik anyaman untuk
pengemasan dan penyimpanan bagian luar sedangkan untuk bagian
pakan. Dalam skala pabrikasi pellet dilapisi kantong plastik tipis,
yang telah tercetak biasanya transparan. Bagian kantong plastik
langsung dikemas dalam prosesnya itulah yang membuat pellet/pakan
dibuat secara berangkai dengan buatan terisolasi dari udara bebas,
proses pencetakan pellet. Mesin yag sedangkan karung plastik anyaman
digunakan untuk mengemas pakan merupakan pelindung agar kantong
ini dilakukan secara otomatis. plastik tidak mudah bocor serta
memudahkan dalam pengangkutan.
Jenis bahan kemasan yang lainnya
Pengemasan pakan adalah dari kertas semen yang
dibuat seperti kantong dan biasanya
Pengemasan/pengepakan pakan digunakan untuk mengemas pakan
buatan merupakan tahap akhir dari yang mempunyai berat antara 5–10
proses pembuatan pakan sebelum kg. Kantong kertas semen ini
didistribusikan kepada konsumen. merupakan bagian luar dari kantong
Pengemasan pakan buatan dapat kemasan, sedangkan pada bagian
dilakukan secara langsung dari dalamnya merupakan kantong plastik
proses pembuatan pakan. Dengan tipis dan transparan.
pengemasan yang benar akan
sangat menentukan daya simpan Dalam melakukan pengemasan
pakan buatan . pengemasan yang pakan buatan dibutuhkan alat untuk
baik akan dapat meningkatkan daya memasukkan pakan langsung ke
simpan pakan buat semakin lama dalam kantong kemasan dan
sebelum dijual dan tetap dilakukan penjahitan pada kantong
mempertahankan kualitas pakan bagian dalam dan bagian luar. Pada
buatan. pengemasan skala pabrik semua alat
pengemasan sudah terangkai
Oleh karena itu, agar pakan buatan menjadi satu pada saat pakan
yang sudah kering sampai kadar buatan masuk kedalam kantong
airnya berkisar antara 10 – 12% kemasan langsung dilakukan
sebelum dijual atau digunakan oleh penjahitan otomatis pada kemasan
konsumen dan tetap terjaga kadar tersebut. Tetapi pada beberapa
airnya didalam kemasan sehingga perusahaan kecil proses
pakan buatan dapat disimpan dalam pengemasan dilakukan secara
jangka waktu yang lama dengan manual dengan memasukkan pakan
kualitas tetap terjaga, maka pakan buatan kedalam kantong dan
buatan harus dikemas dengan rapi ditimbang beratnya secara manual,
dan terisolasi dengan udara bebas, kemudian dilakukan penjahitan
kantong kemasan dengan

288
menggunakan mesin jahit portable 1. Kadar air pakan yang akan
untuk plastik kemasan. disimpan sebaiknya tidak lebih
dari 10% agar tidak diserang
Pakan buatan yang dikemas dalam jamur dan serangga.
kemasan yang benar akan 2. Kelembaban relatif ruangan
mempunyai daya simpan yang relatif penyimpanan pakan sebaiknya
lebih panjang daripada pakan yang kurang dari 65%, jika lebih dari
tidak dikemas dengan benar. 65% akan cepat merangsang
Dengan tidak adanya udara bebas pertumbuhan jamur dan
dalam kantong kemasan maka serangga.
mikroorganisme perusak pakan 3. Suhu ruangan penyimpanan
buatan tidak dapat tumbuh sehingga pakan yang tinggi akan merusak
pakan buatan yang dikemas dengan dan mengurangi ketersediaan
prosedur yang benar akan mampu nutrient pakan. Suhu ruangan
disimpan dalam jangka waktu 90-100 yang ideal untuk menyimpan
hari. pakan adalah 20oC.
4. Supply oksigen di dalam ruangan
Jumlah pakan buatan dalam setiap penyimpanan harus mencukupi.
kantong kemasan berbeda mulai dari Hal ini dapat dilakukan dengan
ukuran 5 kg perkemasan sampai 50 membuat ruangan penyimpanan
kg perkemasan. Ukuran kemasan 5 yang banyak terdapat ventilasi.
kg – 10 kg biasanya digunakan untuk Dengan adanya ventilasi yang
mengemas pakan buatan untuk ikan cukup akan terdapat pergantian
dalam kelompok larva/benih, udara yang cukup didalam
sedangkan kemasan 25 kg – 50 kg ruangan penyimpanan yang akan
biasanya digunakan untuk mengakibatkan rendahnya suhu
mengemas pakan buatan untuk ikan didalam ruangan.
kelompok grower/pembesaran dan 5. Kadar lemak dalam pakan, pakan
induk ikan. buatan padaumumnya
mengandung lemak, selama
proses penyimpanan lemak yang
Penyimpanan pakan terdapat didalam pakan jika
ruangan tidak memenuhi syarat
Proses terakhir dari suatu usaha maka lemak yang terkandung
pembuatan pakan adalah didalam pakan akan
penyimpanan. Penyimpanan pakan mengakibatkan proses
buatan yang telah dibuat harus peroksidasi lemak terjadi dan
dilakukan dengan benar agar pakan pakan akan tengik dan bau
yang telah dibuat tidak mengalami busuk.
kemunduran mutu pakan. Dalam
menyimpan pakan buatan ada Berdasarkan beberapa hal tersebut
beberapa faktor yang akan diatas maka dalam melakukan
mempengaruhi stabilitas nutrient proses penyimpanan pakan buatan
pakan yang disimpan antara lain ada beberapa prosedur yang harus
adalah : dilakukan dalam menyimpan pakan
buatan dalam bentuk kering yaitu :

289
1. Ruang penyimpanan pakan menengah tidak jauh berbeda,
harus bersih, kering, aman dan dimana tahapannya dimulai dari :
memiliki ventilasi yang baik. 1. Pemilihan bahan baku
Sebaiknya ruang penyimpanan 2. Penepungan bahan baku
pakan berhubungan langsung (grinding)
dengan sinar matahari. 3. Pengayakan bahan baku
2. Kemasan pada pakan harus (screening)
terdapat label pakan dan 4. Penimbangan bahan baku
kandungan nutrisi yang terdapat (weighing)
pada pakan serta masa 5. Pencampuran bahan baku
kadaluarsa pakan tertera pada (mixing)
kemasan (tanggal kadaluarsa 6. Pencampuran adonan kering dan
pakan) basah
3. Tumpukan kemasan pakan 7. Pencetakan (pelleting)
dalam tempat penyimpanan 8. Pengeringan pellet
pakan sebaiknya tidak lebih dari 9. Pengemasan pellet
enam tumpukan, dan jarak palet 10. Penyimpanan pakan buatan.
yaitu kayu tempat meletakkan
pakan dalam ruang penyimpanan Kesepuluh tahapan prosedur
berjarak 12 – 15 cm dari dasar pembuatan pakan ini harus dilakukan
lantai agar tidak terjadi kerusakan untuk memperoleh pakan buatan
pakan yang ada didasar oleh yang sesuai dengan keinginan.
serangga, kutu dan abu serta Langkah pertama dilakukan pada
sirkulasi udara dari bawah cukup saat sebelum menyusun formulasi
baik. pakan dan pemilihan bahan baku
4. Lama penyimpanan pakan pada saat akan dilakukan proses
buatan didalam ruang pembuatan pakan adalah dengan
penyimpanan sebaiknya tidak memilih bahan baku yang bermutu
lebih dari tiga bulan. Gunakan agar pakan yang akan dibuat juga
pakan yang diproduksi terlebih menghasilkan bentuk pakan yang
dahulu baru pakan yang sesuai. Bentuk pakan buatan yang
diproduksi selanjutnya (First in- akan dibuat mempunyai ukuran
first out) sesuai dengan kebutuhan ikan. Para
5. Jangan berjalan diatas tumpukan pembudidaya ikan yang akan
pakan, hal ini dapat membuat pakan ikan biasanya
mengakibatkan rusak dan menggunakan acuan seperti Tabel
hancurnya pakan buatan. 6.2.

Prosedur pembuatan pakan skala


menengah atau rumah tangga

Proses pembuatan pakan skala


rumah tangga dengan skala

290
Tabel 6.2. Acuan bentuk dan tipe pakan buatan untuk ikan budidaya
(Millamena et al, 2000)

Ukuran ikan Tipe pakan Diameter pakan Panjang pakan


(gram) (mm) (mm)

< 0,35 Starter 1,0 -


2–5 Grower 2,0 -
5 – 12 Grower 3,0 2–3
12 – 20 Finisher 5,0 3–5
20 – 30 Finisher 7,0 5 -7

Setelah penyusunan bahan baku ini dilakukan agar semua bahan baku
selesai dibuat langkah selanjutnya tersebut tercampur secara homogen.
adalah melakukan penepungan Jika menggunakan alat pencampur
setiap jenis bahan baku. Bahan baku mixer maka bahan baku yang
yang akan digunakan untuk dicampur kedalam alat tersebut
membuat pakan ikan semua harus adalah bahan baku kering, minimal
dalam bentuk tepung dan semuanya pencampuran dilakukan selama lima
harus berukuran sama. Pada skala menit. Pada proses skala rumah
rumah tangga biasanya para tangga dapat dilakukan
pembudidaya membeli bahan baku pencampuran bahan baku kering dan
dalam bentuk tepung tetapi ukuran pencampuran bahan baku basah.
tepungnya berbeda. Oleh karena itu Hal ini dilakukan jika bahan baku
harus dilakukan penyaringan semua yang digunakan sebagai perekat
jenis bahan baku tersebut dengan misalnya kanji dan untuk
menggunakan saringan atau ayakan meningkatkan tingkat kecernaan
khusus tepung. Hal ini harus kanji tersebut dalam pakan ikan
dilakukan pada semua bahan baku maka kanji tersebut dibuat adaonan
yang akan digunakan sampai ukuran basah yang terpisah dari bahan baku
partikel bahan baku tersebut lainnya. Dengan cara melakukan
semuanya sama. Saringan yang pemanasan kanji dengan air seperti
digunakan adalah saringan yang membuat lem (sebagai acuan dapat
mempunyai ukuran khusus tepung. digunakan 50 gram kanji dimasak
dalam 200 ml air untuk membuat
Bahan baku yang telah menjadi adonan pakan sebanyak 1000 gram)
tepung selanjutnya dilakukan sampai kanji tersebut lengket seperti
penimbangan sesuai dengan jelli.Jika menggunakan adonan
formulasi pakan yang telah dibuat basah dalam membuat pakan ikan
sebelumnya dan diletakkan dalam maka harus dilakukan pencampuran
wadah yang terpisah. Kemudian antara bahan kering dan bahan
dilakukan pencampuran bahan baku basah tersebut sampai benar-benar
dari mulai bahan baku yang paling diperoleh campuran yang homogen.
sedikit sampai yang terbanyak. Hal Untuk melihat apakah campuran

291
tersebut benar-benar tercampur masyarakat dan dilakukan sebagai
buatlah bentuk adonan tersebut bola- suatu usaha produksi pakan ikan
bola dan adonana tersebut sudah maka pakan ikan yang telah dibuat
tidak lengket ditangan. Setelah harus dilakukan uji coba terhadap
dilakukan pencampuran bahan baku pakan yang telah dibuat tersebut. Uji
secara homogen langkah selanjutnya coba pakan yang telah dibuat
adalah membuat pakan buatan sebelum digunakan oleh ikan yang
sesuai dengan bentuk pakan buatan akan mengkonsumsi pakan tersebut
yang ditentukan. Pakan buatan yang adalah uji secara kimia, uji secara
akan diberikan kepada ikan air ada fisik dan uji secara biologis.
berbagai macam bentuk antara lain Pengujian tersebut sebaiknya
adalah tepung, remahan dan pellet. dilakukan untuk mendapatkan
Bentuk pellet ada berbagai macam validitas data uji coba terhadap
ukuran mulai dari 1 mm sampai 5 pakan buatan yang akan digunakan.
mm sesuai dengan peruntukkannya. Oleh karena itu kita akan membahas
dalam subbab selanjutnya tentang uji
Proses selanjutnya setelah pakan coba pakan ikan.
buatan dicetak adalah melakukan
pengeringan terhadap pakan yang
telah dicetak. Pakan tersebut
kemudian dikeringkan dengan 6.4. UJI COBA PAKAN
menggunakan alat pengering atau
dengan menggunakan sumber panas
IKAN
alami yaitu sinar matahari. Proses
Pakan ikan yang akan digunakan
pengeringan dengan menggunakan
oleh ikan budidaya harus dilakukan
sinar matahari bisa memakan waktu
ujicoba terhadap pakan tersebut. Hal
2-3 hari jika sinar matahari bersinar
ini dilakukan agar pakan yang akan
sepanjang hari. Jika menggunakan
digunakan tersebut memberikan
alat pengering hanya beberapa jam
hasil yang optimal sesuai dengan
saja tergantung suhu pemanasan
standar produk pakan ikan. Uji coba
didalam oven sampai kadar air
terhadap pakan ikan dapat
dalam pakan tersebut adalah kurang
dikelompokkan menjadi tiga yaitu :
dari 10%. Hal ini bertujuan agar
1. Uji pakan secara kimia
pakan yang dibuat mempunyai daya
2. Uji pakan secara fisik
simpan lama dan proses
3. Uji pakan secara biologi
pembusukan dihambat karena kadar
air dalam bahan pakan sangat
rendah.
6.4.1 Uji Pakan secara Kimia
Setelah pakan buatan dicetak dan
Uji pakan ikan secara kimia dapat
dikeringkan langkah selanjutnya
dilakukan jika memiliki peralatan
adalah melakukan pengemasan dan
analisa proximat yang lengkap. Pada
penyimpanan pakan ikan seperti
uji secara kimia bertujuan untuk
yang dilakukan pada skala pabrikasi.
mengetahui kandungan gizi pada
Jika anda bertujuan untuk menjual
pakan buatan yang telah dibuat
produk pakan ikan kepada

292
pakan sesuai dengan formulasi pengujian kadar air
pakan yang disusun. Uji coba ini dilaboratorium adalah bahan
sangat berguna bagi konsumen dan makanan (pellet) dipanaskan
juga sebagai pengawasan mutu pada suhu 105 – 110oC, dengan
pakan yang diproduksi. Uji pakan pemanasan tersebut maka air
secara kimia meliputi : akan menguap. Peralatan yang
1. Uji kadar air, kadar air yang baik digunakan untuk melakukan uji
untuk pellet/pakan buatan adalah kadar air adalah oven dan
kurang dari 12%. Hal ini sangat peralatan gelas. Untuk lebih
penting karena pakan buatan jelasnya dapat dilihat pada
tidak langsung dikonsumsi oleh Gambar 6.8.
ikan setelah diproduksi tetapi
disimpan beberapa saat. Prinsip

Gambar 6.8. Alat pengukur kadar air

2. Uji kadar protein, kadar protein Cara ini adalah dengan


pellet yang dibuat harus benar- menentukan kadarN-nya
benar disesuaikan dengan kemudian mengalikan dengan
ukuran ikan dan jenis ikan yang protein 6,25. Peralatan yang
akan mengkonsumsi pakan digunakan untuk mengukur kadar
tersebut. Prinsip pengujian kadar protein pakan ikan dengan
protein di laboratorium adalah peralatan semi mikrokjeldahl .
dengan menggunakan cara Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
Kyeldahl yaitu menentukan kadar pada Gambar 6.9.
protein secara tidak langsung.

293
Gambar 6.9. Peralatan pengukuran kadar protein

3. Uji kadar lemak, kadar lemk pengujian kadar lemak adalah


dalam pakan buatan menurut bahan makanan akan larut di
hasil penelitian sebaiknya kurang dalam petrelium eter disebut
dari 8%. Hal ini dikarenakan jika lemak kasar. Uji inimenggunakan
kadar lemak dalam pakan tinggi alat yang disebut Soxhlet. Untuk
akan mempercepat proses lebih jelasnya dapat dilihat pada
ketengikan pakan buatan. Prinsip Gambar 6.10.

Gambar 6.10. Peralatan pengukuran kadar lemak

294
4. Kadar Serat kasar, kadar serat pengujian kadar serat kasar
kasardalam pakan buatan adalah menentukan zat organik
menurut hasil penelitian yang tidak larut dalam asam kuat
sebaiknya adalah kurang dari dan basa kuat dan disertai
7%. Serat kasar ini diperlukan pemanasan. Peralatan yang
untuk menambah baik srtuktur digunakan untuk melakukan
pellet. Kandungan serat kasar pengukuran kadar serat kasar
yang terlalu tinggi pada pakan adalah peralatan soxlet ditambah
buatan akan mempengaruhi data dengan peralatan lainnya. Untuk
cerna dan penyerapan didalam lebih jelasnya dapat dilihat pada
alat pencernaan ikan. Prinsip Gambar 6.11.

Gambar 6.11. Peralatan pengukuran kadar serat kasar

5. Kadar abu, kadar abu dalam dilakukan pemanasan didalam


pakan buatan sebaiknya kurang tanur listrik yang bersuhu 600oC.
dari 12%. Kadar abu ini Pada suhu tersebut semua
merupakan bahan anorganik, jika bahan organik akan menguap
kadar abu tinggi dalam pakan dan yang tertinggal hanya bahan
buatan berarti pakan buatan anorganik yaitu abu. Peralatan
tersebut tidak akan memberikan untuk melakuakn pengukuaran
pertumbuhan yang baik untuk kadar abu dilakukan dengan
ikan. Prinsip pengujian kadar abu menggunakan tanur listrik. Untuk
ini adalah bahan makanan

295
lebih jelasnya dapat dilihat pada Prinsip : Air akan menguap
Gambar 6.12. seluruhnya jika bahan
makanan dipanaskan
pada suhu 105–110 oC.

Peralatan :
y Botol timbang bertutup/cawan
y Dessiccator/Eksikator
y Oven
y Neraca analitik

Langkah Kerja 1 :
1. Cawan dipanaskan dalam oven
pada suhu 105 – 110o C selama
1jam, dinginkan dalam eksikator
selama 10 menit dan ditimbang
(x1).
2. Timbang bahan/contoh yang
Gambar 6.12. telah dihaluskan sebanyak 2 – 3
Peralatan pengukuran gram (a) lalu dimasukkan
kadar abu. kedalam cawan X1 .
3. Cawan dan bahan dipanaskan
Adapun prosedur yang dapat dalam oven selama 4 – 6 jam
dilakukan dalam melakukan uji coba pada suhu 105 – 110o C,
secara kimia yang disebut dengan dinginkan dalam eksikator
melakukan uji analisa proksimat kemudian timbang, lakukan
dapat menggunakan beberapa pemanasan kembali dalam oven
metode. Dibawah ini akan diuraikan selama 30 menit, dinginkan
beberapa metode yang dapat dalam eksikator dan timbang,
dilakukan dalam melakukan lakukan hal tersebut sampai
pengukuran beberapa parameter uji tercapai berat yang konstan
kimia pakan ikan. Adapun prosedur (selisih penimbangan berturut-
yang harus dilakukan adalah sebagai turut kurang dari 0,02 gram).
berikut : 4. Hitunglah persentase kadar air
bahan yang dapat diperoleh
dengan rumus sebagai berikut :
Pengukuran Kadar Air
(X1 + a) - X2
Pengukuran kadar air pakan ikan Kadar air (%) = X100%
atau bahan baku yang akan a
digunakan untuk membuat pakan
ikan dapat dilakukan dengan cara Prosedur pengukuran kadar air dapat
pemanasan yang biasa disebut dilakukan berdasarkan prrosedur
dengan Metode Gravimetri. Standar Nasional Indonesia (SNI),
dengan menggunakan pengukuran
dengan SNI yang merupakan suatu

296
standar dalam melakukan Peralatan :
pengukuran yang telah diakreditasi y Cawan porselen
secara internasional yang disebut y Tanur listrik
dengan ISO 17025 mengenai y Neraca analitik
Internasional Standar Operational y Dessicator/eksikator
untuk kegiatan laboratorium. Oleh
karena itu bagi para penguji yang Langkah Kerja 1 :
laboratoriumnya telah mendapatkan 1. Cawan dipanaskan dalam oven
sertifikat ini akan menggunakan pada suhu 105 – 110 o C selama
prosedur pengujian dengan prosedur 1jam, dinginkan dalam eksikator
SNI. selama 10 menit dan ditimbang
(X1).
Langkah Kerja SNI : 2. Timbang bahan/contoh yang
1. Timbang dengan seksama 1-2 g kering sebanyak 2 – 3 gram (a)
cuplikan pada sebuah botol lalu masukkan ke dalam cawan
timbang bertutup yang sudah X1.
diketahui bobotnya (W1). 3. Masukkan cawan dan bahan
2. Keringkan pada oven suhu 105oC kedalam oven pengabuan/tanur
selama 3 jam dengan cara dipanaskan dengan
3. Dinginkan dalam eksikator suhu 550 – 600 o C sampai
4. Timbang (W), ulangi pekerjaan ini menjadi abu dan berwarna putih
hingga diperoleh bobot tetap (selama 3 – 6 jam).
4. Dinginkan dalam eksikator
Perhitungan : selama 15 menit dan timbang
W cawan dan abu tersebut (X2).
Kadar air = X 100% 5. Hitunglah persentase kadar abu
W1 bahan yang dapat diperoleh
dengan rumus sebagai berikut :

Pengukuran Kadar Abu X2 – X1


Kadar Abu (%) = X 100%
Pengukuran kadar abu pakan ikan a
atau bahan baku yang akan
digunakan untuk membuat pakan Langkah kerja SNI :
ikan dapat dilakukan dengan cara 1. Timbang dengan seksama 2-3 g
pemanasan yang biasa disebut contoh kedalam cawan porselen
dengan Metode Gravimetri. yang telah diketahui bobotnya
2. Arangkan di atas nyala
Prinsip : Bahan makanan jika pembakar, lalu abukan dalam
dilakukan pemanasan tanur listrik pada suhu maksimum
didalam tanur listrik yang 550o C sampai pengabuan
bersuhu 600o C, maka zat- sempurna (sekali-kali pintu tanur
zat organik akan diuraikan dibuka sedikit, agar oksigen bisa
menjadi air dan CO2 yang masuk)
tertinggal hanya bahan 3. Dinginkan dalam eksikator, lalu
anorganik yaitu abu. timbang sampai bobot tetap

297
Perhitungan : y Pereaksi : hexane atau pelarut
lemak lainnya
W1 – W2
Kadar abu = X 100% Langkah kerja 1 :
W 1. Panaskan cawan labu dalam
oven pada suhu 105–110o C
W : Bobot contoh sebelum selama satu jam, dinginkan
diabukan dalam gram dalam eksikator selama 10 menit
W1 : Bobot contoh + cawan dan timbang (X1).
sesudah diabukan dalam 2. Timbang bahan/contoh sebanyak
gram 2 – 5 gram (bahan sebaiknya
W2 : Bobot cawan kosong dalam dalam bentuk halus dan kering),
gram dan dibungkus dengan kertas
saring/kertas filter dalam bentuk
silinder (a).
Pengukuran Kadar Lemak 3. Masukkan selongsong kertas
filter kedalam tabung ekstraksi
Pengukuran kadar lemak pakan ikan dan diberi pemberat serta
atau bahan baku yang akan dihubungkan dengan
digunakan untuk membuat pakan kondensor/pendingin .
ikan dapat dilakukan dengan 4. Pasanglah tabung ekstraksi pada
menggunakan metode Soxhlet dan alat destilasi Soxhlet dengan
metode Weibull. Metode soxlet pelarut petroleum ether/
digunakan jika bahan baku pakan petroleum benzena/hexana
atau pakan ikan mengandung kadar sebanyak 150 ml yang
lemak yang relatif tidak terlalu dimasukkan kedalam soxhlet
banyak, dan jika kadar lemak dalam sampai kertas saring tersebut
bahan pakan atau pakan ikan cukup terendam dan sisa larutan
banyak maka bahan pakan dan dimasukkan kedalam labu.
pakan itu harus dilakukan hidrolisis 5. Panaskan cawan labu yang
terlebih dahulu dan metode yang dihubungkan dengan soxhlet di
digunakan adalah metode weibull. atas water bath sampai cairan
dalam soxhlet terlihat bening.
Prinsip : Bahan makanan yang larut Pemanasan ini berlangsung
di dalam petrelium eter, selama 2 – 4 jam, apabila
atau ekstraksi lemak bebas setelah 4 jam ekstraksi belum
dengan pelarut non polar sempurna pemanasan dapat
dilanjutkan selama 2 jam lagi.
Peralatan : 6. Lepaskan labu dari soxhlet dan
y Kertas saring tetap dipanaskan di atas water
y Labu lemak bath untuk menguapkan semua
y Alat soxhlet petroleum ether dari cawan labu.
y Pemanas listrik 7. Cawan labu dipanaskan dalam
y Oven oven pada suhu 105 – 110 oC
y Neraca analitik selama 15 –60 menit, kemudian
y Kapas bebas lemak didinginkan dalam eksikator

298
selama 10 menit dan ditimbang. W2 : bobot labu lemak sesudah
Ulangi prosedur ini sampai ekstraksi
diperoleh berat yang stabil (X2).
8. Hitunglah persentase kadar
lemak bahan/contoh dengan Pengukuran Kadar Lemak dengan
persamaan sebagai berikut ; Metode Weibull

Prinsip : ekstraksi lemak dengan


X2 – X1 pelarut non polar setelah
Kadar Lemak (%)= X 100% contoh dihidrolisis dalam
a suasana asam untuk
membebaskan lemak
yang terikat.
Langkah kerja SNI :
1. Timbang seksama 1-2 g contoh, Peralatan :
masukkan kedalam selongsong y Kertas saring
kertas yang dialasi dengan kapas y Kertas saring pembungkus
2. Sumbat selongsong kertas berisi (Thimle)
contoh tersebut dengan kapas, y Labu lemak
keringkan dalam oven pada suhu y Alat Soxhlet
tidak lebih dari 80 oC selama y Neraca Analitik
lebih kurang satu jam, kemudian y Pereaksi : larutan HCl 25%,
masukkan ke dalam alat soxhlet kertas lakmus, n-Heksana atau
yang telah dihubungkan dengan pelarut lemak lainnya
labu lemak berisi batu didih yang
telah dikeringkan dan telah Langkah kerja SNI ;
diketahui bobotnya 1. Timbang seksama 1-2 g cuplikan
3. ekstrak dengan heksana atau ke dalam gelas piala
pelarut lemak lainnya selama 2. Tambah 30 ml HCl 25% dan 20
lebih kurang 6 jam ml air serta beberapa butir batu
4. Sulingkan heksana dan didih
keringkan ekstrak lemak dalam 3. Tutup gelas dengan kaca arloji
oven pengering pada suhu 105oC dan didihkan selama 15 menit
5. Dinginkan dan timbang 4. Saring dengan keadaan panas
6. Ulangi pengeringan ini hingga dan cuci dengan air panas
tercapai bobot tetap hingga tidak bereaksi asam lagi
5. Keringkan kertas saring berikut
Perhitungan : isinya pada suhu 100 – 105 oC.
6. Masukkan ke dalam kertas saring
W – W1 pembungkus (paper thimble) dan
% Lemak = X 100% ekstrak dengan heksana atau
W2 pelarut lemak lainnya 2 – 3 jam
pada suhu lebih kurang 80 oC.
W : bobot contoh dalam gram 7. Sulingkan larutan heksana atau
W1 : bobot lemak sebelum pelarut lemak lainnya dan
ekstraksi dalam gram

299
keringkan ekstrak lemak pada y Pemanas listrik/pembakar
suhu 100 – 105 oC. y Neraca analitik
8. Dinginkan dan timbang
9. Ulangi proses pengeringan ini Tahap Oksidasi, langkah kerjanya ;
hingga tercapai bobot tetap 1. Masukkan 0,5 – 1 gram
bahan/contoh (a), 3 gram katalis (
Perhitungan : K2SO4 + CuSO4) dan 10 ml
W1 – W2 H2SO4 kedalam tabung Kjeldahl.
Kadar lemak = X 100% 2. Tabung dipanaskan hingga
W larutan di dalam tabung berubah
warna menjadi hijau bening,
W : bobot cuplikan dalam gram kemudian di dinginkan.
W1 : bobot labu lemak sesudah 3. Encerkan dengan akuades
ekstraksi dalam gram sampai larutan menjadi 100 ml.
W2 : bobot labu lemak sebelum
ekstraksi dalam gram Tahap Destruksi, langkah kerjanya:
1. Masukkan 5 ml larutan hasil
oksidasike dalam cawan labu
Pengukuran Kadar Protein dengan kjeldahl.
Metode Kjeldahl 2. Tambahkan NaOH 0,05 N
sebanyak 10 ml.
Prinsip : 3. Siapkan Erlenmeyer, masukkan
H2SO4 0,05 N sebanyak 10 ml
Menentukan kadar protein secara dan tambahkan 2 – 3 tetes
tidak langsung, dengan cara larutan indikator (metyl
menentukan kadar N nya kemudian red/methylen blue), kemudian
dikalikan dengan faktor protein 6,25. didestruksi selam 10 menit.
Senyawa nitrogen diubah menjadi
amonium sulfat oleh H2SO4 pekat. Tahap Titrasi
Amonium Sulfat yang terbentuk 1. Hasil destruksi dititrasi dengan
diuraikan dengan NaOH, amoniak NaOH 0,05 N
yang dibebaskan diikat dengan asam 2. Volume titran yang digunakan
borat dan kemudian dititar dengan dicatat.
larutan baku asam. 3. Lakukan prosedur yang sama
pada blanko.
Peralatan :
y Labu kjeldhal Perhitungan kadar protein diperoleh
y Alat penyulingan dan dari persamaan sebagai berikut :
kelengkapannya

0,0007 X 6,25 X 20 X (titran blanko-titran sampel)


Kadar Protein (%) = X 100%
a

300
Pengukuran Kadar Protein 4. Setelah labu kjeldahl beserta
Metode Gunning cairannya menjadi dingin,
tambahkan 200 ml aquades dan
Langkah kerja : 75 ml larutan NaOH 40-45%
sampai larutan menjadi basa,
1. Timbang bahan sebanyak 2 – 5 pasanglah labu kjeldahl dengan
gram yang telah ditumbuk halus segera pada alat destilasi.
dan masukkan kedalam labu 5. Panaskan labu kjeldahl sampai
kjeldahl, tambahkan 10 gram amonia menguap semua,
K2S atau Na2SO4 anhidrat dan destilat ditampung dalam
15 – 25 ml H2SO4 pekat, kalau erlenmeyer yang berisi 100 ml
destruksi sukar dilakukan perlu HCl 0,1 N yang sudah diberi
ditambah katalis CuSO4 indikator phenolphtalein 1% 2 –
sebanyak 6 gram dan digoyang. 5 tetes. Destilasi diakhiri setelah
2. Kemudian dipanaskan pada volume destilat 150 ml atau
pemanas listrik atau api bunsen setelah destilat yang keluar
dalam almari asanm, mula-mula tidak bersifat basa.
dengan api kecil dan setelah 6. Kelebihan HCl 0,1 N dalam
asap hilang api dibesarkan, destilat dititrasi dengan larutan
pemanasan diakhiri setelah basa standar (larutan NaOH 0,1
cairan menjadi jernih tidak N) samapi larutan berwarna
berwarna. pink, catat volume titran.
3. Lakukan langkah 1 dan 2 untuk 7. Hitunglah kadar protein bahan
perlakuan blanko. dengan persamaan sebagai
berikut :

(ml NaOH blanko – ml NaOH contoh)


Kadar Nitrogen (%)= X N NaOH X 14,008
Gram contoh X 10

Kadar Protein (%) = Kadar Nitrogen X faktor konversi

Pengukuran Kadar Protein Metode bromcresol green dengan 2 ml


SNI merah metil.
3. Larutan asam borat H3BO3 2 %,
Pereaksi : larutkan 10 gr H3BO3 dalam 500
1. Campuran selen, campuran 2,5 ml air suling. Setelah dingin
gr serbuk SeO2, 100 gr K2SO4 pindahkan kedalam botol
dan 20 gr CuSO4 5 H2O. bertutup gelas. Campur 500 ml
2. Indikator campuran, siapkan asam borat dengan 5 ml
latutan bromcresol green 0,1 % indikator.
dan larutan merah metil 0,1 % 4. Larutan asam klorida, HCL 0,01
dalam alkohol 95 % secara N
terpisah. Campur 10 ml 5. Larutan Natrium Hidroksida
NaOH 30%, larutkan 150 gram

301
Natrium Hidroksida kedalam 350 labu ukur 100 ml, tepatkan
ml air, simpan dalam botol sampai tanda garis
bertutup karet. 5. Pipet 5 ml larutan dan masukkan
kedalam alat penyuling,
Langkah kerja : tambahkan 5 ml NaOH 30% dan
1. Timbang seksama 0,51 g beberapa tetes indikator PP,
cuplikan, masukkan ke dalam 6. Sulingkan selama lebih kurang
labu Kjeldahl 100 ml 10 menit, sebagai penampung
2. tambahkan 2 g campuran selen gunakan 10 ml larutan asam
dan 25 ml H2SO4 pekat. borat 2% yang telah dicampur
3. Panaskan diatas pemanas listrik indikator
atau api pembakar sampai 7. Titar dengan larutan HCL 0,01
mendidih dan larutan menjadi N
jernih kehijau-hijauan (sekitar 2 8. Kerjakan penetapan blanko
jam)
4. Biarkan dingin, kemudian
encerkan dan masukkan kedalam

Perhitungan :
(V1-V2) X N X 0,014 X f.k X fp
Kadar Protein =
W

W : bobot cuplikan Peralatan :


V1 : volume HCL 0,01 N yang y Neraca analitik
dipergunakan penitaran y Pendingin
contoh y Corong Buchner
V2 : volume HCl yang y Pompa vakum
dipergunkan penitaran blanko
N : normalitas HCl Pereaksi :
Fk : faktor konversi untuk protein y Asam sulfat H2SO4 1,25%
6,25 y Natrium Hidroksida, NaOH 3,25%
fp : faktor pengenceran y Etanol 96%
y Kertas saring Whatman 54, 541
atau 41
Pengukuran Kadar Serat Kasar
dengan Metode Pencucian asam Langkah kerja SNI :
dan basa kuat 1. Timbang seksama 2 – 4 g
cuplikan
Prinsip : Menentukan zat organik Bebaskan lemaknya dengan
yang tidak larut dalam cara ekstraksi dengan cara
asam kuat dan basa kuat SOXlet atau dengan cara
dan disertai dengan mengaduk, mengenap tuangkan
pemanasan. contoh dalam pelarut organik
sebanyak 3 kali. Keringkan

302
contoh dan masuk-kan ke dalam Langkah kerja 2 :
erlemeyer 500 ml. 1. Timbang bahan sebanyak 0,5–2
2. Tambahkan 50 ml larutan H2SO4 gram (a) lalu masukkan kedalam
1,25%, kemudian didihkan erlenmeyer, kemudian tambah-
selama 30 menit dengan kan 50 ml H2SO4 0,3 N dan di
menggunakan pendingin tegak panaskan diatas hot plate selama
3. Tambahkan 50 ml NaOH 3,25% 30 menit.
dan didihkan lagi selama 30 2. Tambahkan 25 ml NaOH 1,5 N
menit kemudian panaskan kembali
4. Dalam keadaan panas, saring selama 30 menit.
dengan corong Buchner yang 3. Panaskan kertas saring di dalam
berisi kertas saring tak berabu oven selama 1 jam pada suhu
Whatman 54, 41 atau 541 yang 110 oC
telah dikeringkan dan diketahui Dan dinginkan dalam eksikator
bobotnya. lalu ditimbang (X1). Pasang
5. Cuci endapan yang terdapat kertas saring pada corong
pada kertas saring berturut-turut buchner yang dihubungkan
dengan H2SO4 1,25% panas, air dengan vacuum pump.
panas dan etanol 96%. Panaskan juga cawan porselen
6. Angkat kertas saring beserta pada suhu 110 oC selama satu
isinya, masukkan kedalam kotak jam dan dinginkan didalam
timbang yang telah diketahui eksikator.
bobotnya, keringkan pada suhu 4. Larutan yang telah dipanaskan
105o C dinginkan dan timbang dituang ke dalam corong
sampai bobot tetap. buchner. Lakukan pembilasan
7. bila ternyata kadar serat kasar berturut-turut menggunakan 50
lebih besar 1% abukan kertas ml air panas, 50 ml H2SO4 0,3
saring beserta isinya, timbang N, 50 ml air panas dan 25 ml
sampai bobot tetap aceton.
5. Masukkan kertas saring dari
Perhitungan : corong buchner kedalam cawan,
a. Serat kasar < 1%, panaskan pada suhu 105–110 oC
w selama 0,5–1 jam, dinginkan
% Serat kasar = X 100% dalam eksikator dan timbang
w1 (X2).
b. serat kasar > 1% 6. Panaskan cawan dalam tanur
w – w1 listrik bersuhu 600 oC selama 2
% Serat kasar = X 100% jam hingga bahan di dalam
w2 cawan berwarna putih,
didinginkan dan timbang (X3).
w : bobot cuplikan dalam gram 7. Hitunglah kadar serat kasar
w1 : bobot abu dalam gram bahan dengan menggunakan
w2 : bobot endapan pada kertas persamaan sebagai berikut :
saring dalam gram X2 – X3 – X1
Serat Kasar (%)= X100%
a

303
Langkah Kerja 3 : dengan larutan NaOH 0,313 N
sebanyak 200 ml sampai semua
1. Timbang bahan sebanyak 2 – 5 residu masuk kedalam
gram erlemeyer. Didihkan dengan
2. Masukkan kedalam erlemeyer pendingin balik sambil kadang
600 ml, tambahkan larutan kala digoyang-goyangkan selama
H2SO4 0,255 N sebanyak 200 ml 30 menit.
dan batu didih, panaskan selama 5. Saring menggunakan kertas
30 menit dengan dilakukan saring yang telah diketahui
penggoyangan sesekali. beratnya, sambil dicuci dengan
3. Saring suspensi dengan kertas larutan K2SO4 10%, cuci lagi
saring dan residu yang tertinggal residu dengan aquades mendidih
dalam erlemeyer dicuci dengan dan kemudian dengan lebih
aquades mendidih, cucilah residu kurang 15 ml alkohol 95%.
dalam kertas saring sampai air 6. Keringkan kertas saring dan
cucian tidak bersifat asam lagi isinya pada oven dengan suhu
(uji dengan kertas lakmus, 110OC sampai berat konstan
sampai berwarna biru tidak selama 1 – 2 jam, dinginkan
berubah). dalam eksikator dan timbang
4. Pindahkan secara kuantitatif 7. Hitunglah kadar serat kasar
residu dari kertas saring kedalam dengan persamaan sebagai
erlemeyer kembali dengan berikut :
spatula, dan sisanya dicuci

(Berat kertas saring +serat) – Berat kertas saring)


Kadar Serat Kasar(%)= X100%
Berat Sampel

6.4.2. Uji Pakan secara Fisik pakan buatan didalam air akan
sangat membantu para praktisi
Uji coba yang kedua adalah uji coba
perikanan dalam memberikan pakan,
pakan secara fisik. Uji coba pakan
berapa lama waktu yang dibutuhkan
secara fisik bertujuan untuk
oleh ikan untuk mengejar pakan
mengetahui stabilitas pellet didalam
dikaitkan dengan lama waktu pakan
air (Water Stability Feed) yaitu daya
itu bertahan didalam air sebelum
tahan pakan buatan didalam air.
dimakan oleh ikan.
Selain itu uji fisik dapat dilakukan
dengan melihat kehalusan dan
Oleh karena itu dalam membuat
kekerasan bahan baku pakan yang
pakan buatan, bahan baku yang
akan sangat berpengaruh terhadap
digunakan harus dalam bentuk
kekompakan pakan didalam air. Hal
tepung, dengan semakin halusnya
ini dapat dideteksi dengan daya
bahan baku yang digunakan maka
tahan pakan buatan didalam air.
bentuk fisik akan semakin baik, dan
Dengan mengetahui daya tahan
seluruh bahan baku akan tercampur

304
secara sempurna. Hal ini akan 2. Masukkan sebanyak 5 gram
menghasilkan dampak terhadap pakan yang telah diketahui kadar
pakan buatan yang dibentuk menjadi airnya kedalam keranjang kawat
lebih kompak dan stabil. Dengan tersebut.
pakan buatan yang kompak dan 3. Masukkan keranjang kawat yang
stabil maka pakan buatan akan telah berisi pakan kedalam air
mudah dicerna oleh ikan. Pakan pada kondisi perairan yang
buatan yang mudah dicerna oleh dibuat sama dengan kondisi
ikan akan mengakibatkan efisiensi pakan ikan tersebut akan
pakan yang sangat baik dan sangat diberikan dan dibuat eksperiment
menguntungkan pemakai/petani penelitian dengan desain waktu
ikan. Adapun pengukuran pakan selama 2, 4, 6 dan 8 jam.
secara fisik dapat dilakukan sebagai 4. Lakukan pengeringan keranjang
berikut : basket yang telah direndam
dalam air kedalam oven,
kemudian simpan dalam
Pengukuran Water Stability desikator dan timbang beratnya
sampai diperoleh berat yang
Daya tahan pakan ikan didalam air konstan.
harus diperhatikan karena hal ini 5. Persentase berat kering yang
sangat diperlukan bagi pakan yang hilang dihitung setelah dikurangi
akan dikonsumsi oleh ikan. Ikan dengan berat keranjang.
yang hidup didasar perairan 6. Nilai water stability dalam persen
membutuhkan pakan yang lebih dapat dihitung menggunakan
tahan lama didalam air dibandingkan rumus sebagai berikut :
pakan ikan yang akan dibuat untuk
ikan yang hidup dipermukaan atau Fo
ditengah perairan. Semakin lama % Water stability = X 100
pakan terendam dalam air dan tidak Io
cepat hancur maka ikan dapat
dengan mudah memakan pakan Dimana :
buatan tersebut. Oleh karena itu Io : adalah berat awal pakan
water stability dari pakan ikan ini kering
sangat bergantung pada Fo: adalah berat akhir pakan
peruntukkan pakan tersebut. Water kering
stability pakan menurut Millamenena
et al (2000) dapat dilakukan Sebagai contoh dalam pengukuran
pengukuran dengan prosedur water stability adalah sebagai
sebagai berikut : berikut:
1. Masukkan keranjang kawat ke
dalam oven untuk dikeringkan Misalnya, berat pakan adalah 5,26
pada suhu 100 oC selama 1 – 3 gram, berat kering pakan adalah
jam. Kemudian simpan di dalam 95% maka berat kering pakan adalah
desikator dan timbanglah berat pakan X % berat kering dibagi
keranjang tersebut sampai 100.
diperoleh berat yang konstant.

305
% berat kering
Berat kering pakan = berat pakan X
100

95
Maka Io = 5,26 gram X
100
Io = 5,0 gram

Dari hasil perlakuan pencelupan tadi menit, sedangkan untuk ikan yang
diperoleh data sebagai berikut : hidup dipermukaan air lebih cepat
menangkap pakan sehingga waktu
Berat pakan dan keranjang = 12,5 yang dibutuhkan sampai pakan
gram hancur lebih cepat. Daya tahan
pakan di dalam air ini sangat
Berat keranjang kosong= 8,0 gram bergantung pada jumlah bahan baku
yang digunakan sebagi perekat
Maka berat akhir pakan kering (binder) dan prosesing pembuatan
adalah berat keranjang dan pakan pakan.
dikurangi dengan berat keranjang
yaitu : Langkah kerja dalam uji water
stability yang praktis adalah sebagai
Fo = 12,5 gram – 8,0 gram berikut :
Fo = 4,5 gram 1. Menyiapkan alat dan bahan yang
Fo akan digunakan sebelum
% Water Stability = X 100 melakukan uji fisik pakan (wadah
Io budidaya, pakan ikan yang
dibuat, aerator, stop watch, air).
4,5 2. Mengisi wadah uji dengan air
= X 100 dengan ketinggian minimal 50
5,0 cm.
3. Memasukkan selang aerasi
= 90% kedalam wadah uji.
4. Memasang aerator dengan kuat
Pengukuran water stability yang sehingga air didalam wadah uji
paling mudah dilakukan dengan bergerak dan menimbulkan
menghitung lama waktu yang gelombang.
dibutuhkan oleh pakan tersebut 5. Memasukkan pakan buatan
sampai hancur di dalam wadah kedalam wadah uji dan catat
budidaya. Biasanya pakan untuk waktu pertama pakan buatan
udang sebagai organisme air yang dimasukkan kedalam wadah uji.
hidup di dasar perairan maka pakan 6. Memperhatikan kekompakan
yang direndam di dalam air minimal pakan buatan didalam wadah uji
membutuhkan waktu selama 30 dan catat waktu pakan tersebut

306
mulai mengembang serta catat gelombang dan masukkan ikan
pula waktu pakan tersebut mulai kedalam wadah tersebut.
hancur. 5. Memasukkan pakan buatan
7. Pakan yang baik akan stabil kedalam wadah uji dan
didalam air selama 30 menit perhatikan tingkah laku ikan
untuk pakan udang sedangkan dalam menangkap pakan dan
untuk pakan ikan biasanya perhatikan juga berapa lama
kurang dari tiga puluh menit. waktu yang dibutuhkan oleh ikan
untuk mengkonsumsi pakan
tersebut.
Pengujian bau pakan (attractant) 6. Melakukan uji fisik yang kedua
yaitu bau pakan buatan dengan
Pakan ikan yang sudah dibuat harus cara mencium pakan buatan
mempunyai bau yng khas sesuai yang telah dibuat dibandingkan
dengan keinginan ikan sehingga ikan dengan pakan buatan pabrik
yang mencium bau pakan ikan yang sudah biasa digunakan
tersebut tertarik untuk untuk pakan ikan.
mengkonsumsi pakan atau biasa 7. Membandingkan hasilnya secara
disebut dengan daya terima ikan organoleptik dan juga amati daya
terhadap pakan ikan yang dibuat terima ikan terhadap pakan
(pallatabilitas). Pakan ikan yang buatan yang dibuat dengan cara
mempunyai bau yang enak akan mengamati respon ikan terhadap
menarik minat ikan untuk segera pakan buatan dan bandingkan
memakan pakan ikan tersebut. Oleh pula respon ikan terhadap pakan
karena itu jika anda membuat pakan pabrik.
ikan ini harus dilakukan uji fisik 8. Mencatat hasil perbandingan
tentang bau pakan tersebut apakah tersebut .
sudah dapat diterima oleh ikan.
Adapun langkah kerja yang dapat
dilakukan untuk mengetahui bau Pengujian tingkat kehalusan
pakan dan daya terima ikan terhadap pakan
pakan dapat dilakukan dengan
prosedur sebagai berikut : Pakan ikan yang dibuat biasanya
tidak akan langsung dijual kepada
Langkah kerja : konsumen, tetapi akan disimpan
1. Menyiapkan alat dan bahan yang terlebih dahulu dalam ruang
akan digunakan sebelum penyimpanan pakan. Dalam ruang
melakukan uji fisik pakan. penyimpanan pakan, pakan ikan ini
2. Mengisi wadah uji dengan air biasanya disimpan dalam tumpukan
dengan ketinggian minimal 50 pakan yang berjumlah 6 karung
cm. dengan berat setiap karung adalah
3. Memasukkan selang aerasi 50 kilogram maka jumlah beban
kedalam wadah uji. pakan selama penyimpanan adalah
4. Memasang aerator dengan kuat 300 kilogram. Bagaimana anda
sehingga air didalam wadah uji membuat pakan yang tidak mudah
bergerak dan menimbulkan hancur dengan beban berat selama

307
penyimpanan. Hal ini sangat 6.4.3. Uji Pakan secara Biologis
ditentukan pada saat pemilihan
bahan baku dimana bahan baku Uji coba pakan yang ketiga adalah uji
yang digunakan untuk membuat pakan secara biologis. Dalam uji
pakan ikan harus dari bahan yang coba pakan secara biologis
benar halus dalam bentuk tepung. dilakukan untuk mengetahui bebrapa
Semakin halus ukuran tepung maka parameter biologis yang sangat
kekompokan pakan dalam komposisi diperlukan untuk menilai apakah
pakan semakin bagus. Oleh karena pakan ikan yang dibuat dapat
itu untuk mengetahui tingkat memberikan dampak terhadap ikan
kehalusan pakan dapat dilakukan uji yang mengkonsumsinya. Oleh
coba secara fisik ini dengan cara karena itu dalam uji biologis harus
sebagai berikut : dilakukan pengujian terhadap pakan
yang dibuat dengan cara memelihara
Langkah kerja : ikan dengan diberikan pakan uji
1. Menyiapkan alat dan bahan yang tersebut. Beberapa parameter
akan digunakan sebelum biologis tersebut antara lain adalah
melakukan uji fisik pakan. nilai konversi pakan dan effisiensi
2. Meletakkan pakan pada ruang pakan. Nilai konversi pakan dan
penyimpanan pakan diatas kayu efisiensi pakan ini dapat diketahui
dengan jarak antara lantai dengan melakukan pemberian pakan
dengan kayu sebaiknya 3 – 4 inci selama periode waktu tertentu
(1 inci = 2,54 cm) sebanyak sehingga bisa dihitung nilainya
enam tumpukan jika berat pakan dengan menggunakan rumus yang
perkarung adalah 50 kg. sudah berlaku. Semakin kecil nilai
3. Memasukkan tumpukan pakan konversi pakan maka semakin baik
buatan kedalam ruang uji kualitas pakan tersebut karena
sebanyak 350 kg dan catat waktu semakin ekonomis. Nilai konversi
pertama pakan buatan pakan yang baik adalah kurang dari
dimasukkan kedalam ruang dua yang berarti dalam memberikan
penyimpanan. pakan sebanyak dua kilogram akan
4. Perhatikan kekompakan pakan menghasilkan daging ikan sebanyak
buatan didalam ruang satu kilogram. Parameter bilogi
penyimpanan dan perhatikan lainnya yang dapat dilakukan
apakah pakan yang terdapat pengukuran antara lain adalah
pada bagian bawah terjadi pertumbuhan, tingkat konsumsi
kehancuran atau tidak. pakan,kecernaan total, retensi
5. Pakan yang baik tidak akan protein,lemak dan energi.
hancur jika dilakukan
penumpukan pakan dalam ruang
Tingkat Konsumsi Pakan
penyimpanan. Hal ini harus
dilakukan karena pakan ikan Pada umumnya tingkat konsumsi
yang dibuat akan disimpan pakan yang diberikan pada ikan erat
maksimal tiga bulan setelah hubungannya dengan besarnya
proses pembuatan pakan. individu ikan. Semakin kecil bobot

308
individu ikan tingkat konsumsi pakan Pakan (TKP) yang diberikan dapat
yang diberikan persentasenya dihitung dengan menggunakan
semakin besar, sebaliknya semakin berbagai macam rumus antara lain
besar bobot individu ikan semakin adalah menurut National Research
menurun tingkat konsumsi pakan Council (NRC), 1977 adalah :
yang diberikan. Tingkat Konsumsi
100
TKP = % pakan yang diberikan X bobot total populasi X
Berat kering pakan

Menurut Halver (1989), tingkat diserap oleh tubuh (Lovel, et al.,


konsumsi pakan perhari dapat 1988), karena dalam suatu proses
dihitung dengan rumus sebagai pencernaan selalu ada bagian
berikut : makanan yang tidak dapat dicerna
dan dikeluarkan dalam bentuk feses
Konversi (Affandi et al., 1992). Ikan
Pakan mempunyai kemampuan mencerna
TKP = 3 X X ∆L X 100 yang berbeda dengan hewan darat
L (Watanabe,1988).

Dimana : Menurut Heper (1988), kecernaan


TKP : Tingkat konsumsi pakan pakan dipengaruhi oleh tiga faktor
∆L : kenaikan harian panjang yaitu: keberadaan enzim dalam
tubuh ikan saluran pencernaan ikan, tingkat
L : panjang tubuh ikan aktivitas enzim-enzim pencernaan
dan lamanya pakan yang dimakan
bereaksi dengan enzim pencernaan.
Kecernaan Total Masing-masing faktor tersebut akan
dipengaruhi oleh faktor sekunder,
Pencernaan adalah proses yang berhubungan dengan spesies
penghancuran pakan menjadi ikan, umur, dan ukuran ikan,kondisi
molekul-molekul mikro melalui lingkungan dan komposisi, ukuran
rangkaian proses fisik maupun serta pakan yang dikonsumsi.
kimiawi, sehingga bisa diserap
melalui dinding usus kedalam kapiler Menurut Affandi et al. (1992), nilai
darah. Proses ini terjadi terus kecernaan pakan dapat
menerus,diawali dengan menggambarkan kemampuan ikan
pengambilan pakan dan berakhir dalam mencerna suatu pakan. Selain
dengan pembuangan sisa pakan itu nilai kecernaan dapat
(Zonneveld et al.,1991;NRC, 1983). menentukan kualitas pakan yang
dikonsumsi ikan. Pakan yang berasal
Kecernaan adalah suatu parameter dari bahan nabati umumnya lebih
yang menunjukkan berapa dari sulit dicerna oleh ikan dibandingkan
makanan yang dikonsumsi dapat bahan hewani (Hepher, 1988).

309
Sedangkan bahan-bahan semi murni feses.Indikator yang digunakan
seperti kasein dan gelatin dicerna adalah bahan yang tidak dapat
hampir sempurna oleh ikan (NRC, dicerna, diserap atau masuk
1983). Disamping itu kecernaan kedalam lendir usus, tidak berubah
pakan juga dipengaruhi oleh proses secara kimiawi, dapat dianalisa dan
dan metoda pengolahan bahan- dapat melewati saluran pencernaan
bahan tersebut, sebab ada beberapa (Lovell, 1988). Indikator yang
bahan makanan yang perlu digunakan mengukur daya cerna
penanganan khusus karena yang digunakan secara tidak
keberadaan zat inhibitor dalam langsung adalah Cr2O3 dan lignin
bahan makanan, contohnya (Hepher, 1988). Biasanya indikator
pemanasan terhadap kacang kedelai yang sering digunakan adalah Cr2O3
dapat meningkatkan tingkat sebesar 0,5 dalam pakan uji
kecernaannya. (NRC,1983).

Prinsip penentuan kecernaan pakan Metoda kecernaan makanan dapat


adalah dengan membandingkan dihitung menurut Affandi et al 1992
kadar nutrisi atau energi pakan dengan menggunakan rumus
dengan kadar nutrisi atau energi sebagai berikut :
feses (Affandi et al., 1992).
Penentuan daya cerna ini bisa 1. Metoda langsung
dilakukan secara langsung dilakukan Kecernaan pakan dengan
pengukuran jumlah pakan yang metoda langsung biasa
dikonsumsi untuk dibandingkan diterapkan pada level individu
dengan jumlah feses yang dengan menggunakan
diekskresikan (Lovel, 1988). perhitungan sebagai berikut :
Penentuan daya cerna secara
langsung dianggap sulit dan I-F
memakan waktu lama karena D= X 100 %
pengumpulan feses dilakukan I
dengan stripping, menghisap feses
lewat anus, atau dengan membedah Keterangan :
ikan. D = kecernaan total
I = total nutrien yang
Pengukuran kecernaan secara tidak dikonsumsi
langsung lebih menguntungkan F = total nutrien dalam feses
karena tidak memperhitungkan
jumlah pakan yang dikonsumsi serta Pada metoda ini semua makanan
feses yang diekskresikan, tetapi yang dikonsumsi dan semua
didasarkan kepada kandungan feses yang dikeluarkan oleh ikan
indikator dalam pakan dan feses selama fase pengukuran (24 jam)
(Tytler and Calow, 1985). Kecernaan harus diukur.
secara tidak langsung dihitung
berdasarkan perbandingan indikator 2. Metoda tidak langsung
yang terdapat pada pakan dengan Kecernaan total pakan dari
indikator yang terdapat pada pakan yang dikonsumsi dapat

310
dihitung dengan metode tidak berdasarkan rumus Windel (1978)
langsung yaitu : yaitu :

Ip Np Kecernaan Total=100–(100–a/a*)
D = 100 – (100 X --- X ) dimana :
If Nf a = Cr2O3 dalam pakan (%)
Keterangan : a* = Cr2O3 dalam feses (%)
D = kecernaan total
Ip = persentase indikator Selain kecernaan total dari pakan
dalam pakan yang dikonsumsi juga harus
If = persentase indikator diperhitungkan kecernaan dari
dalam feses nutrien yang terdapat pada pakan.
Np = persentase nutrien dalam Kecernaan nutrien itu terdiri dari
pakan kecernaan protein, kecernaan lemak,
Nf = persentase nutrien dalan kecernaan karbohidrat dan
feses kecernaan energi. Perhitungan
kecernaan nutrien ini menggunakan
Kecernaan total dari pakan yang rumus yang dikemukakan oleh NRC
dikonsumsi dapat pula dihitung (1982) yaitu :

Kecernaan Protein

Kecernaan Protein = 100 – ( 100 X a/a* X b*/b )

dimana :
a = Cr2O3 dalam pakan (%)
a* = Cr2O3 dalam feses (%)
b = protein dalam pakan (%)
b* = protein dalam feses (%)

Kecernaan Lemak

Kecernaan Lemak = 100 – ( 100 X a/a* X b*/b )

dimana :
a = Cr2O3 dalam pakan (%)
a* = Cr2O3 dalam feses (%)
b = lemak dalam pakan (%)
b* = lemak dalam feses (%)

Kecernaan Karbohidrat

Kecernaan Karbohidrat = 100 – (100 X a/a* X b*/b)

dimana :

311
a = Cr2O3 dalam pakan (%)
a* = Cr2O3 dalam feses (%)
b = karbohidrat dalam pakan (%)
b* = karbohidrat dalam feses (%)

Kecernaan Energi

Kecernaan Energi = 100 – ( 100 X a/a* X b*/b )

dimana :
a = Cr2O3 dalam pakan (%)
a* = Cr2O3 dalam feses (%)
b = energi dalam pakan (%)
b* = energi dalam feses (%)

Retensi Protein, lemak dan energi

Untuk mengetahui efektivitas pakan disimpan dalam tubuh. Adapun


yang diberikan dapat diketahui rumus yang digunakan untuk
dengan jalan menentukan menghitung retensi protein, lemak
banyaknya zat makanan yang dan energi sebagai berikut :

Bobot protein yang disimpan tubuh (gram)


Retensi Protein (%) = X 100%
Bobot protein yang diberikan (gram)

Bobot lemak yang disimpan tubuh (gram)


Retensi Lemak (%) = X 100%
Bobot lemak yang diberikan (gram)

Jumlah energi (kkal) yang disimpan tubuh


Retensi Energi (%) = X 100%
Jumlah energi (kkal) yang diberikan

Cara menghitung Retensi Protein/ Bobot biomassa awal = WA


Lemak Analisa proksimat awal ikan = a%
Jumlah protein awal = a% X WA=A
Bobot protein/lemak yang disimpan Bobot biomass akhir + bobot
tubuh: mortalitas = WT

312
Analisa proksimat akhir ikan = b% tubuh pada periode waktu tertentu
Jumlah protein pada akhir = b% X (Rahardjo et al, 1989).
WT = B
Pertumbuhan terjadi apabila ada
Protein yang disimpan dalam tubuh= kelebihan energi bebas setelah
B–A=C energi yang tersedia dipakan untuk
Bobot protein yang diberikan: metabolisme standar, energi untuk
Jumlah total pakan yang diberikan= proses pencernaan dan energi untuk
p (gram) aktivitas.

% Protein pakan = CP % (hasil Ada dua model yang dipakai untuk


analisa proksimat) menghitung pertumbuhan. Model
pertama adalah model yang
Jumlah protein pakan=CP% X p= K berhubungan dengan berat dan
berbentuk eksponensial. Model ini
Retensi Protein/ C baik untuk waktu yang pendek.
Lemak (%) = X 100 Model pertumbuhannya menurut
K Ricker (1979) adalah:

Wt = Wo. egt
Pertumbuhan
dimana :
Pertumbuhan adalah perubahan Wt : bobot ikan pada saat t
ukuran baik panjang, berat atau Wo : bobot ikan awal
volume dalam jangka waktu tertentu. E : dasar logaritma natural
Pertumbuhan ini secara fisik (2,7183)
diekspresikan dengan adanya g : aju pertumbuhan harian
perubahan jumlah atau ukuran sel spesifik
penyusun jaringan tubuh pada t : waktu
periode waktu tertentu. Sedangkan
secara energetik , pertumbuhan Laju pertumbuhan harian spesifik
diekspresikan dengan adanya dapat dihitung dari rumus awal yaitu :
perubahan kandungantotal energi

Wt
Wt = Wo. egt → = egt
Wo
Wt Ln Wt – Ln Wo
Ln = gt → g =
Wo t

Wt - Wo
g=
t

313
Menurut Huisman (1976) dan NRC Pertumbuhan relatif
(1977) mengemukakan rumus laju
pertumbuhan harian sebagai berikut : Wf - Wi
% Wt = X 100
Wt = Wo (1 + g/100) t atau Wi
t
g = √ (Wt/Wo) – 1 X 100%
Laju pertumbuhan relatif
Model pertumbuhan yang kedua
adalah berhubungan dengan Wf - Wi
panjang yang dinamakan rumus Von % Wt/hari = X 100
Bertalanfall dimana rumus yang (Wi) (waktu kultur)
digunakan adalah sebagai berikut :

Lt = L ~ 1 – e –k (t-to) Laju pertumbuhan harian spesifik


(SGR)
dimana :
Lt : panjang ikan pada waktu t Ln W2 – ln W1
L~ : panjang maksimum ikan SGR =
k : koefisien pertumbuhan t2 – t1
e : bilangan yang nilainya adalah
2,7183 dimana :
W1 : berat ikan pada periode
Selain itu dari beberapa literatur waktu 1 (t1)
pertumbuhan ikan dapat juga W2 : berat ikan pada periode
dilakukan pengukuran secara waktu 2 (t2)
sederhana dengan menggunakan
rumus antara lain adalah :

Pertumbuhan mutlak Konversi Pakan


Wt = Wf – Wi Untuk dapat mengetahui
penggunaan pakan oleh ikan dapat
dimana :
dihitung dengan menentukan
Wt : pertumbuhan mutlak
perbandingan faktor konversi pakan.
Wf : berat akhir
Ikan hanya diberi pakan buatan
Wi : berat awal
100% nilai konversi pakannya lebih
dari 1. Hal ini disebabkan pakan
Laju pertumbuhan mutlak
tidak dapat dimanfaatkan semua dan
Wf - Wi ada yang menjadi feses. Dari segi
Wt/hari = ekonomis nilai konversi pakan dapat
Waktu kultur (hari) juga dipakai untuk menentukan
kualitas pakan. Nilai konversi pakan
yang mendekati nilai satu maka
semakin bagus kualitas pakan yang

314
diberikan. Konversi pakan dapat 6.5. MANAJEMEN
dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
PEMBERIAN PAKAN
Dalam budidaya ikan pakan
F
merupakan salah satu faktor yang
Konversi pakan =
sangat menentukan dalam
(Wt + D) - Wo
keberhasilan suatu budidaya ikan
selain kualitas air. Pakan dalam
dimana :
kegiatan budidaya ikan sangat
F : jumlah pakan yang
dibutuhkan oleh ikan untuk tumbuh
diberikan selama
dan berkembang. Pemberian pakan
pemeliharaan
dalam suatu usaha budidaya sangat
Wt : berat akhir ikan rata-rata
bergantung kepada beberapa faktor
Wo : berat awal ikan rata-rata
antara lain adalah jenis dan ukuran
D : jumlah ikan yang mati
ikan, lingkungan dimana ikan itu
selama pemeliharaan
hidup dan teknik budidaya yang akan
digunakan. Dalam subbab ini akan
dibahas tentang manajemen
Efisiensi Pakan
pemberian pakan dilihat dari jenis
dan ukuran ikan serta teknik
Sama halnya dengan konversi
budidaya. Sedangkan pakan dan
pakan, efisiensi pakan merupakan
kualitas air akan dibahas pada
indikator untuk mengetahui
subbab selanjutnya.
efektivitas pakan yang diberikan
kepada ikan terhadap pertumbuhan.
Pemberian pakan adalah kegiatan
Untuk menghitung efisiensi pakan
yang rutin dilakukan dalam suatu
dapat digunakan rumus menurut
usaha budidaya ikan oleh karena itu
NRC (1977) adalah sebagai berikut :
dalam manajemen pemberian pakan
harus dipahami tentang beberapa
(Wt + D) - Wo
pengertian dalam kegiatan budidaya
E (%) = X 100
ikan sehari-hari yang terkait dengan
F
manajemen pemberian pakan antara
lain adalah feeding frekuensi, feeding
dimana :
time, feeding behaviour, feeding
Wt : bobot ikan pada waktu t
habits, feeding periodicity dan
Wo : bobot ikan pada waktu 0
feeding level.
D : bobot ikan yang mati
selama pengamatan
Feeding frekuensi atau frekuensi
F : jumlah pakan yang
pemberian pakan mempunyai makna
dikonsumsi
jumlah waktu ikan untuk makan
dalam sehari. Setiap jenis ikan
Dari rumus efisiensi pakan juga
mempunyai kebiasaan makan yang
dapat dihitung nilai konversi pakan
berbeda. Oleh karena itu dalam
melakukan pemberian pakan kepada
ikan setiap hari biasanya bergantung

315
kepada jenis dan ukuran ikan, hari yang biasa disebut dengan
ketersediaan tenaga kerja, pakan nocturnal misalnya ikan kelompok
dan ukuran kolam budidaya. catfish, dan ikan pemakan siang hari
Biasanya semakin kecil ikan atau aktivitas makannya lebih
frekuensi pemberian pakannya meningkat pada siang hari (diurnal).
semakin banyak sedangkan semakin Oleh karena itu pada kelompok ikan
besar ikan frekuensi pemberian yang mempunyai aktivitas makan
pakannya setiap hari semakin pada malam hari maka dalam
berkurang. Frekuensi pemberian melakukan pemberian makan, waktu
pakan dihitung dalam waktu sehari pemberian pakannya sebaiknya lebih
(24 jam). Pada ikan air tawar banyak pada malam hari. Agar
misalnya ikan patin merupakan salah pakan yang diberikan lebih efisien
satu jenis ikan air tawar yang dan efektif.
mempunyai fase kritis pada saat
berusia larva yaitu 0 – 14 hari. Untuk Selain itu dalam melakukan
meningkatkan kelangsungan hidup pemberian pakan juga harus
larvanya salah satu solusinya adalah diperhatikan tentang tingkah laku
memberikan pakan alami selama ikan dalam kehidupannya di dalam
fase tersebut sebanyak 12 kali sehari perairan dimana ikan berdasarkan
dimana pakan alami tersebut tingkah lakunya dalam media
diberikan setiap dua jam sekali hidupnya dapat dikelompokkan
selama sehari. Pada ikan laut menjadi tiga yaitu ikan yang
frekuensi pemberian pakan pada hidupnya diatas permukaan air, ikan
masa larva lebih banyak yang hidupnya lebih senang berada
dibandingkan pada fase ditengah-tengah air dan ikan yang
pembesaran. Oleh karena itu hidupnya lebih senang di dasar
frekuensi pemberian pakan pada perairan. Oleh karena dalam
masa larva bagi ikan budidaya melakukan pemberian pakan
mempunyai jumlah yang lebih terhadap jenis-jenis ikan tersebut
banyak dibandingkan dengan fase harus disesuaikan dengan tingkah
lainnya dan setiap jenis ikan laku ikan tersebut.
mempunyai kekhasan dalam
frekuensi pemberian pakan. Berdasarkan kebiasaan makannya
ikan yang dibudidayakan dapat
Feeding time atau waktu pemberian dikelompokkan menjadi ikan
pakan adalah waktu yang tepat untuk herbivora, ikan omnivora dan ikan
melakukan pemberian pakan pda karnivora. Oleh karena itu melakukan
setiap jenis ikan. Waktu pemberian pemberian pakan untuk ikan
pakan ini juga sangat khas untuk herbivora, omnivora dan karnivora
setiap jenis ikan. Berdasarkan harus berbeda.
kapasitas daya tampung lambung
setiap jenis ikan atau biasa disebut Jumlah pakan ikan yang diberikan
juga dengan feeding periodicity jenis setiap hari pada ikan yang
ikan dapat dibedakan yaitu ikan dibudidayakan dan biasanya
pemakan malam hari atau aktivitas diekspresikan dalam persen biomas
makannya meningkat pada malam ikan biasa disebut dengan feeding

316
rate. Feeding rate pada pemberian kolam budidaya. Pengelolaan
pakan ikan berkisar antara 2 – 5% pemberian pakan pada sistem
perhari atau bahkan lebih. budidaya ekstensif lebih
Sedangkan biomas adalah jumlah mengutamakan tumbuhnya
total ikan perunit area pada waktu plankkton baik phytoplankton
tertentu dan diekspresikan dalam maupun zooplankton di dalam
kg/ha atau kg/meter persegi. wadah budidaya sebagai pakan
Biasanya dalam pemberian pakan alami ikan yang dibudidayakan
pada ikan yang berukuran besar dan jenis ikan yang
jumlah pakan yang diberikan setiap dibudidayakan adalah ikan
hari semakin berkurang dan semakin herbivora yaitu ikan yang senang
kecil ukuran ikan jumlah pakan yang mengkonsumsi tumbuhan atau
diberikan semakin banyak. Hal ini nabati.
dikarenakan ikan yang berukuran
kecil mempunyai masa pertumbuhan 2. Budidaya ikan semi intensif
yang lebih besar dibandingkan Pada budidaya ikan sistem
dengan ikan berukuran besar. semiintensif yang menjadi cirinya
Seperti yang diketahui bahwa adalah dalam budidayanya
pertumbuhan ikan mempunyai kurva sangat mengandalkan pakan
pertumbuhan yang sigmoid yaitu ada alami dan pakan tambahan.
masa dalam kurva tersebut adalah Pakan alami masih digunakan
masa pertumbuhan emas dan itu dalam sisitem budidaya ini
biasa terjadi pada ikan yang sehingga sistem pemupukan
berukuran larva dan benih. Oleh pada kolam budidaya masih
karena itu dibutuhkan jumlah pakan dilakukan dan pemberian pakan
yang lebih banyak dibandingkan tambahan yaitu pakan yang
dengan ikan yang berukuran dalam kontribusinya hanya
dewasa. menghasilkan penambahan berat
pada ikan kurang dari 50% atau
Dalam melakukan pengelolaan kurang dari pakan utama. Pakan
pemberian pakan pada suatu usaha tambahan ini biasanya dibuat
budidaya sangat bergantung pada sendiri oleh pembudidaya dari
teknik budidaya yang diterapkan. beberpa bahan baku dan
Pada suatu usaha budidaya ikan kandungan nutrisinya tidak
dapat dikelompokkan menjadi tiga selengkap pakan buatan pabrik
yaitu : sehingga pertumbuhan ikan dari
1. Budidaya ikan secara ekstensif pakan tambahan ini kurang dari
Pada budidaya ikan ini yang 50%. Biasanya kelompok ikan
menjadi ciri khasnya adalah yang dipelihara secara semi
dalam pemberian pakannya intensif adalah kelompok ikan
mengandalkan pakan alami. omnivora misalnya kelompok
Oleh karena itu dalam sistem carper seperti ikan mas.
budidaya ini pemupukan pada
kolam budidaya harus kontinu 3. Budidaya ikan secara intensif
dilakukan agar pakan alami Pada budidaya ikan secara
tumbuh dengan subur pada intensif yang menjadi ciri khasnya

317
adalah dalam melakukan perbandingan jumlah pakan yang
kegiatan budidaya akan diberikan. Pada suatu usaha
mengandalkan pakan buatan budidaya ikan dimana terdapat
sebagai sumber makanan utama beberapa fase kegiatan budidaya
ikan yang dibudidayakan. Pakan sehingga pakan yang akan diberikan
yang digunakan adalah pakan pada setiap fase akan berbeda.
buatan yang mempunyai Berdasarkan jumlah pakan yang
kandungan gizi yang lengkap. harus diberikan dalam suatu usaha
Karena pakan buatan ini sebagai budidaya dapat dibedakan menjadi
sumber energi utama dan materi tiga kelompok yaitu :
bagi kehidupan dan pertumbuhan 1. Pemberian pakan secara
ikan. Pakan buatan dalam usaha berlebihan (excess)
budidaya ikan intensif merupakan Pemberian pakan secara
komponen terbesar dalam suatu berlebihan atau biasa disebut ad
usaha budidaya biasanya libitum merupakan salah satu
berkisar antara 40 – 70% dari cara pemberian pakan yang
total biaya produksi . Oleh karena biasa diberikan pada fase
itu dalam mengelola pemberian pemberian pakan untuk larva
pakan secara intensif harus ikan sampai ukuran benih ikan
benar-benar dilakukan secara pada suatu hatchery. Pada stadia
benar agar efisiensi pakan dan tersebut tingkat konsumsi pakan
efektifitas kegiatan budidaya masih tinggi hal ini berkaitan
dapat menguntungkan. dengan kapasitas tampung
lambung larva atau benih ikan
Manajemen pemberian pakan pada masih sangat terbatas, struktur
suatu usaha budidaya ikan yang alat pencernaan yang masih
intensif harus dilakukan . Hal ini belum sempurna dan ukuran
dikarenakan pada pengelolaan bukaan mulut larva yang masih
pemberian pakan dalam suatu usaha sangat kecil, sehingga dengan
budidaya ada beberapa elemen kritis memberikan pakan dengan
yang harus diperhatikan antara lain sekenyangnya atau ad libitum
adalah jumlah pakan perhari yang dimana pakan selalu tersedia
diberikan dalam pemeliharaan ikan dalam jumlah yang tidak
(feeding rate), frekuensi pemberian dibatasai maka larva atau benih
pakan dalam satu hari (feeding ikan ini dapat makan kapanpun
frekuensi), waktu pemberian pakan juga sesuai dengan keinginan
yang tepat (feeding time) dan ikan. Tetapi pemberian pakan
konversi pakan yang ditargetkan secara berlebihan pada fase
dalam suatu usaha budidaya ikan. setelah larva atau nebih akan
Jumlah pakan yang akan diberikan membawa dampak yang
setiap hari pada budidaya ikan merugikan bagi sistem perairan
secara intensif sangat bergantung dalam suatu usaha budidaya.
pada faktor biotik dan faktor Dimana pakan ikan yang
lingkungan dimana ikan itu hidup. berlebihan akan berpengaruh
Jumlah pakan yang akan diberikan langsung terhadap organisme
setiap hari ini juga ditentukan pada akuatik (ikan) yang hidup dalam

318
wadah budidaya dan kondisi dalam setiap pemberian pakan,
lingkungan budidaya tersebut. sehingga pakan ikan yang
Pakan ikan yang berlebihan tidak diberikan semuanya dikonsumsi
akan dimakan oleh ikan dan akan oleh ikan. Tetapi dalam
terjadi penumpukan pakan pada kenyataannya sangat sulit bagi
wadah budidaya di dasar para pembudidaya untuk
perairan. Penumpukan pakan menerapkan sistem pemberian
ikan didasar budidaya akan pakan ini karena untuk
tercampur dengan hasil buangan menghindari pakan yang
ikan seperti feses, urine yang terbuang itu sangat sulit. Oleh
nantinya akan menghasilkan karena itu dalam pemberian
bahan-bahan toksik seperti pakan secara maksimal akan
amoniak, H2S dan sebagainya mudah diterapkan jika ikan yang
yang dihasilkan dari perombakan dibudidayakan sudah terbiasa
bahan-bahan organiktersebut. dengan jumlah pemberian pakan
Kandungan toksik yang tinggi tersebut setiap hari berdasarkan
dalam wadah budidaya akan pengalaman di lapangan.
menyebabkan aktivitas ikan dan
terganggu. Oleh karena itu 3. Pemberian pakan yang dibatasi
manajemen pemberian pakan (restricted)
pada ikan harus dilakukan Pemberian pakan tipe ini adalah
dengan benar disesuaikan pemberian pakan buatan yang
dengan melihat jenis dan umur biasa dilakukan dalam suatu
ikan, lingkungan perairan serta usaha budidaya ikan dimana
teknik budidaya yang digunakan. para pembudidaya melakukan
Pemberian pakan secara ad pembatasan jumlah pakan yang
libitum dengan menggunakan diberikan setiap hari. Jumlah
pakan buatan akan memberikan pakan yang aka diberikan setiap
dampak negatif karena hari ini dibatasi berdasarkan hasil
mengakibatkan meningkatnya suatu penelitian dengan jumlah
biaya produksi. pakan tertentu akan diperoleh
pertumbuhan ikan yang optimal.
2. Pemberian pakan sekenyangnya Pemberian pakan dalam
(satiation) budidaya ikan secara intensif
Pada sistem pemberian pakan biasanya jumlah pakan yang
seknyangnya adalah suatu usaha diberikan dibatasi jumlahnya
para pembudidaya ikan untuk berdasarkan hasil penelitian dan
melakukan pemberian pakan pengalaman dilapangan.
pada ikan yang dibudidayakan Berdasarkan pengalaman petani
dalam jumlah yang maksimal. Hal ikan mas di Jawa Barat dalam
ini dapat dilakukan pada ikan melakukan manajemen
budidaya yang benar-benar pemberian pakan dapat dilihat
sudah diketahui daya tampung pada Tabel 6.3.
lambungnya secara maksimal

319
Tabel 6.3. Skedul pemberian pakan dalam usaha budidaya ikan mas
Stadia Umur Ukuran Jenis Dosis Feeding
Bobot ikan
ikan ikan ikan pakan pakan frekuensi
Larva 1-4 hr 0,5-0,6 mm 0,18-20 mg Kuning Adlibitum -
telur
Kebul 5 hr 1 cm 15-20 mg Pakan Adlibitum -
alami &
Emulsi 1 g/1000 6 - 8 kali
Burayak 5-10 hr 1-3 cm 0,1-0,5 g Emulsi 2 g/1000 6 – 8 kali

Putihan 10-15 hr 3-5cm 0,5-2,5 g Emulsi 3 g/1000 6 -8 kali

Benih 3 bl 8-12 cm 100 g Remah 4% biomas 5 kali


Pellet 3% biomas 4 kali
Induk 6 bl > 12 cm 0,5 kg Pellet 3% biomas 3 kali

Dalam membuat skedul pemberian beberapa hari kemudian larva siap


pakan ikan mas ini dibuat suatu dipindah ke kolam pendederan. Jenis
asumsi berdasarkan stadia dan pakan yang diberikan pada stadia
ukuran ikan. Frekuensi pemberian kebul adalah pakan alami yang
pakan pada suatu usaha budidaya tumbuh di kolam ditambah dengan
ikan mas harus disesuaikan dengan emulsi kuning telur dengan jumlah
kebutuhan pakan berdasarkan stadia pakannya 1 gram kuning telur untuk
ikan mas itu sendiri. Skedul 1000 ekor kebul dan diberikan
pemberian pakan ikan mas ini sebanyak 6 – 8 kali dalam sehari.
tidaklah mutlak seperti tabel di atas Pada stadia burayak ukuran sudah
harus disesuaikan dengan kondisi mulai bertambah sehingga jumlah
lahan dimana ikan mas tersebut emulsi pakannya ditingkatkan
dibudidayakan. Hal ini dikembalikan menjadi 2 gram untuk 1000 ekor
kepada sifat alamiah ikan yang mulai kebul dengan frekuensi pemberian
dari larva yang baru menetas dengan pakan 6 – 8 kali sehari. Pada stadia
sumber pakannya masih disediakna putihan menjadi 3 gram untuk 1000
oleh kantung kuning telur, sehingga ekor , sedangkan pada tahap benih
pada stadia ini larva tidak perlu diberi mencapai ukuran gelondongan atau
pakan tambahan, kecuali untuk paka ukuran 3 bulan pakan nya berubah
alami dimana proses penyiapannya menggunakan pakan buatan di muali
sudah dilakukan pada saat persiapan dari bentuk remahan kemudian pellet
kolam mulai dari pengeringan dasar berukuran 2 mm dengan jumlah
kolam, pengapuran dan pemupukan. pakan remahan sebanyak 4% dari
Setelah kantung kuning telur habis total biomas sedangkan untuk pakan
maka larva akan mulai pellet 2 mm jumlah pakan yang
mengkonsumsi pakan alami yang diberikan 3% dari biomas. Frekuensi
tumbuh di kolam, baik dari jenis pemberian pakan untuk pakan
phytoplankton maupun zooplankton remahan adalah 5 kali sehari pada
dengan ukuran pakan alami yang minggu pertama sedangkan pada
dikonsumsi disesuaikan dengan minggu selanjutnya diberikan pakan
bukaan mulut larva dan setelah buatan bentuk pellet 2 mm sebanyak

320
4 kali sehari. Hal ini dilakukan karena stadia ini ikan sudah akan
pada stadia ini ikan mas sangat mengalami pertumbuhan gonadik
rakus memakan makanannya dan sehingga pakan yang diberikan
sifat alami ikan mas sebagai harus memiliki kandungan gizi yang
pemakan segala/omnivora akan lengkap untuk mempercepat tingkat
muncul. Aktifitas makan ikan mas kematangan gonad. Dengan
akan meningkat pada siang hari demikian jumlah pakan yang
karena ikan mas termasuk jenis ikan diberikan selama pemeliharaan
diurnal. Oleh karena itu dalam dibatasi sehingga pertumbuhan
pemeliharaan dikolam juga diberikan mencapai optimal.
pakan tambahan untuk memenuhi
kebutuhan ikan mas terhadap pakan Selain itu dalam melakukan
alami. Pada tahap calon induk pengelolaan pemberian pakan pada
samapi akan menjadi induk ikan mas udang yang telah dilakukukan oleh
yang dipelihara mempunyai Akiyama dalam Goddart (1996)
pertumbuhan yang sudah lebih merupakan salah satu komoditas
lambat sehingga jumlah pakan yang organisma air yang mempunyai
diberikan berkurang menjadi 3% dari kebiasaan makan pada malam hari
biomas dengan frekuensi pemberian dapat dilihat pada Tabel 6.4.
pakan sebanyak 3 kali sehari. Pada

Tabel 6.4. Skedul pemberian pakan pada udang

Feeding Time
Tipe pakan Berat udang
06.00 10.00 14.00 18.00 22.00

Starter <3g 30% - 35% - 35%


Grower 3-15 g 20% 15% 15% 30% 20%
Finisher > 15 g 20% 15% 15% 30% 20%

Pada tabel diatas memperlihatkan gelap sehingga menjelang sore


bahwa pakan udang yang diberikan jumlah pakan relatif lebih
bervariasi pada setiap stadia udang banyak.Untuk lebih jelasnya dapat
dan waktu pemberian pakannya diperhatikan Tabel 6.5, yang
disesuaikan dengan kebiasaan memperlihatkan jumlah pemberian
udang yang mempunyai aktivitas pakan dari larva samapi ukuran siap
makannya meningkat pada hari panen semakin berkurang.

321
Tabel 6.5. Jumlah pakan harian pada udang dengan kelangsungan hidup 80%
Berat udang (gram) Biomas Feed Rate Jumlah pakan
(kg) (%) harian (kg)
< 10 hari - - 4
10 – 20 hari - - 8
20 – 30 hari - - 12
3 240 5,7 14
4 320 5,4 17
5 400 5,1 20
6 480 4,8 23
7 560 4,6 26
8 640 4,4 28
9 720 4,21 30
10 800 4,0 32
11 880 3,9 34
12 960 3,7 36
13 1040 3,6 37
14 1120 3,5 39
15 1200 3,3 40
16 1280 3,2 41
17 1360 3,1 42
18 1440 2,9 42
19 1520 2,8 43
20 1600 2,7 43
21 1680 2,6 44
22 1760 2,6 45
23 1840 2,5 46
24 1920 2,4 46
25 2000 2,3 46
26 2080 2,3 48
27 2160 2,2 48
28 2240 2,2 49
29 2320 2,1 49
30 2400 2,1 50
31 2480 2,1 52
32 2560 2,1 54
33 2640 2,1 55
34 2720 2,1 56
35 2800 2,0 57

Pada beberapa negara yang sudah pakan. Berdasarkan peralatan yang


maju jika akan memberikan pakan digunakan dalam melakukan
pada suatu usaha budidaya ikan pemberian pakan pada usaha
menggunakan beberapa alat yang budidaya ikan, ada beberapa metode
dapat membantu proses pemberian

322
pemberian pakan yang dapat
dilakukan yaitu :

1. Pemberian pakan dengan tangan


Pemberian pakan dengan cara
metode pemberian pakannya
menggunakan tangan (disebar).
Metode pemberian pakan
dengan tangan ini biasanya
disesuaikan dengan stadia dan
umur ikan yang dibudidayakan

Gambar 6.18.
Metode pemberian pakan
dengan demand feeder

3. Pemberian pakan di Hatchery

Pada beberapa unit hatchery


ikan air laut atau ikan air tawar
biasanya dibutuhkan suatu alat
bantu untuk memudahkan proses
Gambar 6.17. pemberian pakan. Pada stadia
Metode pemberian pakan larva ikan merupakan fase kritis
dengan tangan dimana pada fase tersebut
dibutuhkan pakan yang tepat
jenis, ukuran dan jumlah dimana
2. Pemberian pakan secara yang dimasukkan kedalam pipa-
mekanik pipa adalah pakan alami yang
telah dibuat sedemikian rupa
Pemberian pakan dengan cara sehingga pipa yang berisi pakan
menggunakan alat bantu pakan alami ini masuk kedalam wadah
yang digerakkan oleh tenaga pemeliharaan secara otomatis.
mekanik, seperti demand feeder
dan automatically feeder yang Selain itu yang perlu diperhatikan
biasa digunakan pada budidaya dalam melakukan pengelolaan
ikan di kolam air deras. pemberian pakan adalah melakukan
pencatatan pemberian pakan yang
biasa disebut dengan Feeding
record. Dengan membuat suatu
catatan tentang pemberian pakan
pada setiap kolam budidaya akan
memudahkan untuk memantau
perkembangan setiap kolam
budidaya. Adapun data yang

323
sebaiknya dicatat pada setiap kolam kepada larva ikan sebanyak 4
dalam manjemen pemberian pakan kali pada waktu pukul 06.00,
adalah : 10.00, 14.00 dan 19.00. Maka
1. Berat rata-rata ikan yang ditebar jumlah pakan setiap kali
pada waktu tertentu (W) dalam pemberian adalah 18 kg : 4 = 4,5
gram kg.
2. Jumlah ikan yang ditebar dalam
satu kolam (N) Dengan melakukan pencatatan maka
3. Perkiraan kelangsungan akan jumlah pakan yang dihabiskan
hidup/sintasan selama periode selama kegiatan budidaya dan dapat
waktu pemeliharaan (SR) dalam diprediksi hasil produksi dengan
% memperkirakan nilai konversi pakan
4. Jumlah pakan yang diberikan dan efisiensi pakan dari kegiatan
setiap hari (FR) dalam % selama budidaya ikan.
5. Jumlah pakan harian yang
diberikan pada setiap kolam
(DFA)
Nilai DFA dapat dihitung dengan 6.6 PAKAN DAN
menggunakan rumus sebagai
berikut :
KUALITAS AIR
Pakan yang diberikan kepada ikan
DFA = W X N X SR X FR
sebagai organisme air akan selalu
berhubungan dengan air sebagai
Misalnya dalam suatu kolam
media budidaya ikan. Pada budidaya
budidaya jumlah ikan yang
ikan secara intensif penggunaan
ditebar adalah 50.000 ekor,
pakan buatan sangat mendominasi
dengan berat rata-rata ikan pada
biaya produksi. Seperti kita ketahui
waktu tebar adalah 5 g, dengan
pakan ikan yang diberikan selama
perkiraan kelangsungan hidup
kegiatan budidaya tidak seratus
adalah 90% dan jumlah pakan
persen dikonsumsi oleh ikan. Jika
harian adalah 8%, maka jumlah
konversi pakan pada ikan mas
pakan harian yang harus
mencapai 1,5 berarti dalam 1,5
diberikan pada setiap kolam
kilogram pakan akan memberikan
adalah : 5 X 50.000 X 0,9 X
konstribusi penambahan berat
0,08 = 18 kg perhari
daging ikan sebanyak 1 kilogram.
6. Jumlah pakan selama
Hal ini berarti pakan yang diolah
pemeliharaan
menjadi daging tidak seratus persen
Dari contoh diatas maka jumlah
ada bagian dari pakan yang
pakan yang dibutuhkan selama
digunakan sebagai energi untuk
pemeliharaan 15 hari adalah 18
feses dan lainnya. Menurut Calow
kg/hari X 15 hari = 270 kg
(1986) dalam Harris (2005) energi
7. Frekuensi pemberian pakan dan
pakan yang dimakan ikan (C) sama
waktu pemberian pakan
dengan produksi daging ikan (P) +
Dalam contoh diatas jumlah
energi metabolisme (R) + energi
pakan perhari adalah 18 kg,
urine (U) dan energi feses (F) atau
pakan tersebut akan diberikan

324
dengan rumus ditulis sebagai berikut: pakan dengan kualitas air di dalam
C = P + R + U + F. Berapa banyak budidaya ikan secara intensif sangat
pakan yang dikonsumsi (C) akan komplek. Ada beberapa parameter
menjadi daging tergantung dari kualitas air yang sangat
berapa banyak yang terbuang mempengaruhi aktivitas makan,
sebagai limbah feses dan sisa metabolisme dan pertumbuhan ikan
metabolisme berupa urin, amoniak, diantaranya adalah suhu air dan
karbondioksida, air dan hidrogen tingkat kelarutan oksigen. Pakan
sulfida. Seberapa banyak pakan yang diberikan dalam budidaya ikan
akan menjadi feses tergantung pada intensif akan dikonsumsi oleh ikan
seberapa sesuai komponen pakan dan ikan akan mengeluarkan
dengan kemampuan enzimatik di buangan berupa limbah organik dan
saluran pencernaan ikan (daya organik kedalam wadah budidaya.
cerna). Pakan yang dicerna Salah satu limbah nitrogen yang
selanjutnya diabsorbsi ke dalam sebagian besar berupa amoniak
darah dan seberapa banyak pakan terlarut dan feses merupakan bahan
yang diabsorbsi akan menjadi daging yang akan banyak dibuang kedalam
ikan bergantung pada pola asam peraiaran. Amoniak dikeluarkan oleh
amino, asamlemak, keseimbangan ikan melalui insang, urine dan feses.
energi antar nutrien, vitamin, mineral Amoniak dapat mempengaruhi
dan lain-lain. Kalau dilihat dari sisi secara langsung pada ikan budidaya
praktis, pakan yang diberikan (P) = sedangkan bahan limbah lainnya
pakan yang dikonsumsi (C) + pakan seperti phosphor dan nitrogen dalam
yang tidak termakan (PT). Untuk ikan bentuk lainnya secara tidak langsung
bagian yang tidak termakan ini bisa 0 akan mempengaruhi ikan juga.
– 10%, sementara untuk udang Karena amoniak dalam bentuk belum
dapat mencapai 15% (Goddard, terionisasi sangat berbahaya bagi
1996). Perbedaan itu terjadi karena ikan, sedngkan feses yang
ikan makannya jauh lebih cepat dikeluarkan oleh ikan lama kelamaan
daripada udang, ransum udang akan menjadi bahan tersuspensi
biasanya habis dimakan selama 0,5– ataupun terendap dalam sistem
2 jam dan selama proses tersebut perairan.
terjadi pencucian pakan (leaching).
Pada kolam air mengalir dengan
Dalam budidaya ikan secara intensif pergantian air yang memadai maka
dimana 40 – 70% komponen biaya kandungan amoniak dan feses yang
produksi adalah pakan ikan maka terndap dalam wadah budidaya bisa
efisiensi pakan atau konversi pakan terbuang keluar tetapi pada kolam
sangat penting diperhatikan. Dari pemeliharaan ikan dengan sistem air
sekian banyak pakan yang yang tidak mengalir maka semua
dikonsumsi oleh ikan maka akan amoniak dan feses yang dikeluarkan
banyak terjadi pelepasan bahan oleh ikan akan tetap mengendap di
organik dan anorganik yang berasal dalam wadah budidaya yang dapat
dari pakan yang akan mempengaruhi mengakibatkan racun bagi ikan yang
kualitas air dalam wadah budidaya. dibudidayakan. Jika kolam dalam
Oleh karena itu antara pemberian kondisi optimal maka amoniak dan

325
racun lainnya masih dapat dinetralisir mempunyai toleransi yang optimal
dan akan diubah menjadi terhadap suhu untuk dapat tumbuh
mikronutrien untuk pertumbuhan dan berkembang. Berdasarkan
pakan alami dikolam budidaya. perubahan suhu ikan yang hidup
Tetapi jika kesuburan perairan didaerah panas mempunyai aktivitas
menjadi meningkat maka hal ini juga makan yang lebih tinggi
akan membahayakan organisma air dibandingkan dengan ikan yang
lainnya karena dengan adanya hidup didaerah dingin. Oleh karena
blooming phytoplankton dapat itu pada suhu air yang tinggi nafsu
membahayakan bagi ikan. Oleh makan ikan akan meningkat dan
karena itu keterkaitan antara metabolisme didalam tubuh ikan
pemberian pakan dengan kualitas air akan meningkat dan pertumbuhan
sangat penting diperhatikan dalam ikan akan meningkat pula. Kaitan
budidaya ikan secara intensif. antara suhu perairan dan
Parameter yang akan dibahas dalam pertumbuhan ikan telah dilakukan
hal ini adalah suhu dan oksigen. penelitian oleh Elliot (1981) dalam
Goddard (1996) pada ikan mas
Suhu (Cyprinus carpio) dan brown trout
(Salmo trutta) pada gambar dibawah
Setiap ikan mempunyai kemampuan ini dan tabel 6.6.
untuk beradaptasi terhadap
perubahan suhu karena sifat ikan Gambar Kebutuhan suhu pada ikan
yang poikilothermal yaitu mampu mas dan ikan brown trout
beradaptasi dengan perubahan suhu
lingkungan dengan suhu tubuhnya.
Tetapi setiap jenis ikan ini

Tabel 6.6. Kisaran suhu optimum untuk beberapa ikan


budidaya (Goddard, 1996)
Suhu optimal untuk
Jenis ikan
pertumbuhan (oC)
Rainbow trout 12 – 18
Atlantic salmon 12 – 17
Common carp 23 – 25
Channel catfish 28 – 30
European eel 18 – 21,5
Japanese eel 23 – 30
African catfish 25 – 27,5
Tilapia 25 – 30
Giant tiger shrimp 28 – 33
Giant freshwater prawn 25 - 30

Dari tabel diatas diketahui bahwa berbeda, dimana pada setiap jenis
setiap jenis ikan mempunyai ikan mempunyai kebutuhan suhu
kebutuhan terhadap suhu yang optimum yang berbeda. Pada suhu

326
lingkungan yang optimal kecukupan oksigen yang terlarut
dimungkinkan juga ikan akan dalam wadah budidaya maka
mengalami pertumbuhan yang kebutuhan ikan akan oksigen untuk
optimal. Oleh karena itu dalam proses metabolisme akan terpenuhi.
proses pemeliharaan ikan agar Hal ini akan sangat menguntungkan
pakan yang diberikan dikonsumsi dalam proses pemberian pakan
oleh ikan secara optimal karena karena pakan yang dicerna oleh ikan
aktivitas makannya meningkat perlu akan termetabolisme dengan baik
dibuat suatu lingkungan budidaya sehingga akan diperoleh energi yang
yang mempunyai suhu optimal. akan dibutuhkan untuk tumbuh dan
berkembang.
Oksigen terlarut
Rata-rata konsumsi oksigen pada
Dalam bab 2 kita telah bahas secara organisme air sangat dipengaruhi
detail tentang oksigen terlarut dalam oleh beberapa faktor diantaranya
wadah budidaya ikan . Pada bab ini adalah berat tubuh, suhu air dan
akan dibahas kaitan antara tingkat aktivitas ikan. Pada umumnya
kandungan oksigen terlarut dengan ikan yang berukuran besar
proses pemberian pakan. mengkonsumsi oksigen lebih banyak
Kandungan oksigen terlarut dalam perjamnya daripada ikan yang
suatu wadah budidaya sangat berukuran kecil. Tetapi jika dihitung
berpengaruh terhadap aktivitas perberat tubuh ikan yang lebih kecil
pemberian pakan, metabolisme, mengkonsumsi oksigen yang lebih
pertumbuhan , tipe dan jumlah pakan banyak daripada ikan yang
yang akan diberikan. Kandungan berukuran besar. Pada suhu yang
oksigen terlarut dalam wadah tinggi dan aktivitas ikan yang tinggi,
budidaya ikan minimal adalah 5 ppm. ikan akan membutuhkan oksigen
Semakin tinggi kandungan oksigen lebih banyak daripada suhu yang
terlarut dalam wadah budidaya dapat rendah dan pada saat ikan
meningkatkan nafsu makan ikan, beristirahat. Ikan yang hidup
akibatnya ikan akan lebih cepat didaerah tropis biasanya dapat hidup
tumbuh dan efisiensi makanan akan pada kondisi perairan yang
meningkat. kandungan oksigennya rendah
seperti ikan nila yang masih dapat
Ikan sebagi organisme air hidup pada kondisi oksigen terlarut 3
membutuhkan energi untuk ppm dibandingkan dengan ikan
bergerak, mencari dan mencerna salmon yang hanya dapat hidup jika
makanan, untuk tumbuh dan perairan mengandung oksigen
merawat fungsi tubuhnya. Energi terlarut berkisar antara 5 – 6 ppm.
yang disimpan didalam tubuh ikan Ikan melakukan pertukaran oksigen
diperoleh dari proses metabolisme. melalui sistem pernafasannya yaitu
Dalam proses metabolisme ini di insang khususnya lamella insang.
dibutuhkan oksigen, oleh karena itu Oksigen diserap maka
ketersediaan oksigen terlarut dalam karbondioksida dilepaskan.
wadah budidaya ikan mutlak Perpindahan gas ini dilakukan
diperlukan, dengan adanya secara difusi melewati membran tipis

327
lamella yang memisahkan sistem oksigen terlarut dalam wadah
perputaran darah dari air selama budidaya ikan dapat dibuat
melewati insang. Kandungan oksigen pengaturan tentang jumlah pakan
dalam darah bergantung pada yang diberikan setiap hari dan waktu
beberapa faktor dinatranya adalah yang tepat alam melakukan
tekanan partial oksigen dan pemberian pakan serta berapa kali
karbondioksida di dalam air, pH, dalam sehari diperlukan pemberian
suhu dan tingkat aktivitas makan pakan tersebut.
ikan. Kandungan oksigen yang
rendah dapat menyebabkan
mortalitas dan lambatnya
pertumbuhan ikan atau udang di
dalam wadah budidaya.

Selama dalam pemeliharaan ikan


yang dibudidayakan selalu
melakukan aktivitas makan. Selama
proses pemberian pakan maka
aktivitas makan ikan akan meningkat
dan kebutuhan ikan akan oksigen
akan meningkat dan akan menurun
kembali jika ikan tidak melakukan
aktivitas makan. Pada suhu air yang
meningkat tinggi biasanya
kandungan oksigen terlarut akan
didalam wadah bididaya menurun
tetapi kebutuhan ikan akan oksigen
terlarut meningkat karena nafsu
makan ikan meningkat dan proses
metabolisme didalam tubuh akan
meningkat, oleh karena itu ikan akan
mempertahankan kebutuhannya jika
tidak ikan akan mati. Hal ini sangat
perlu diperhatikan agar dalam proses
pemberian pakan pada suhu
perairan yang sedang tinggi
sebaiknya dikurangi untuk
meminimalkan oksigen yang
dibutuhkan untuk proses
metabolisme.

Pemantauan kandungan oksigen


terlarut dalam wadah budidaya ikan
sangat diperlukan dalam melakukan
manajemen pemberian pakan.
Dengan mengetahui kandungan

328
BAB VII. TEKNOLOGI PRODUKSI
PAKAN ALAMI

7.1. JENIS-JENIS PAKAN Dalam bab ini akan dibicarakan


tentang pakan alami yang
ALAMI merupakan makanan yang sangat
disukai oleh ikan hias dan ikan
Apakah pakan alami itu? Sebelum
konsumsi. Pakan alami dapat
membicarakan tentang pakan alami
diperoleh dengan melakukan usaha
perlu dipahami arti katanya. Pakan
budidaya. Usaha budidaya pakan
merupakan peristilahan yang
alami ini dapat dibagi atas dua
digunakan dalam dunia perikanan
kelompok besar yaitu : penyediaan
yang mempunyai arti makanan.
pakan alami yang selektif dan
Sedangkan alami menurut arti
penyediaan pakan alami secara
katanya adalah sesuatu yang berasal
nonselektif seperti pemupukan di
dari alam. Oleh karena itu pakan
lahan perairan. Penyediaan pakan
alami adalah pakan yang dikonsumsi
alami secara selektif adalah
oleh organisme yang berasal dari
melakukan budidaya pakan alami ini
alam.
secara terpisah dengan wadah
budidaya ikan, sedangkan budidaya
Pakan alami merupakan salah satu
pakan alami secara nonselekstif
jenis pakan ikan hias dan ikan
adalah melakukan budidaya pakan
konsumsi air tawar, payau dan laut.
alami bergabung dengan ikan yang
Pakan alami adalah pakan yang
akan dibudidayakan dimana kegiatan
disediakan secara alami dari alam
tersebut dilakukan pada saat
dan ketersediaannya dapat di
dilakukan persiapan kolam untuk
budidayakan oleh manusia,
budidaya.
sedangkan pakan buatan adalah
pakan yang hanya dibuat oleh
Agar dapat membudidayakan pakan
manusia dengan menggunakan
alami maka harus dikuasai teknik
beberapa bahan baku dan formulasi
budidayanya yang didasarkan pada
pakannya disesuaikan dengan
pengetahuan aspek biologi dan
kebutuhan ikan.
kimianya yang mencakup: morfologi,
tahapan stadia

329
perkembangbiakkannya, daur hidup pigmen ini dapat diklasifikasikan
dan habitat, kecepatan dan tingkat yaitu :
pertumbuhan, kebiasaan dan cara 1. Warna biru (Fikosianin)
makan atau unsur hara yang 2. Warna hijau (Klorofil)
dibutuhkan untuk hidup dan 3. Warna pirang (Fikosantin)
pertumbuhan serta nilai gizi pakan 4. Warna merah (Fikoeritrin)
alami. 5. Warna kuning (Xantofil)
6. Warna keemasan (Karoten)
Pakan alami sangat cocok untuk
benih ikan/udang dan ikan hias Berdasarkan zat warna yang dimiliki
karena pakan alami sangat mudah oleh alga ini, maka alga dapat
dicerna didalam tubuh benih dikelompokkan menjadi :
ikan/udang dan ikan hias. Selain itu 1. Alga Hijau (Kelas
nilai gizi pakan alami sangat lengkap Chlorophyceae)
dan sesuai dengan tubuh ikan, tidak 2. Alga Coklat (Kelas
menyebabkan penurunan kualitas air Bacillariophyceae/kelas
pada wadah budidaya ikan, Phaephyceae)
meningkatkan daya tahan tubuh 3. Alga Keemasan (Kelas
benih ikan terhadap penyakit dan Chrysophyceae)
perubahan kualitas air, mudah 4. Alga Merah (Kelas
ditangkap karena pergerakan pakan Rhodophyceae)
alami tidak begitu aktif dan 5. Alga Hijau Kebiruan (Kelas
berukuran kecil sesuai dengan Cyanophyceae)
bukaan mulut larva.
Beberapa jenis phytoplankton yang
Pakan alami yang dapat sudah dapat dibudidayakan dan
dibudidayakan dan banyak terdapat dikonsumsi oleh ikan/udang/ikan hias
dialam dapat dikelompokkan menjadi antara lain adalah :
tiga yaitu phytoplankton, zooplankton 1. Kelas Chlorophyceae, mem-
dan benthos. Phytoplankton adalah punyai ciri-ciri :
organisme air yang melayang-layang • Bersel tunggal tidak bergerak,
mengikuti pergerakan air dan berupa misalnya Chlorococcum,
jasad nabati. Dalam siklus hidupnya Chlorella.
phytoplankton melakukan proses • Bersel tunggal dapat
fotosintesa dan berukuran kecil yaitu bergerak, misalnya
terdiri dari satu sel atau beberapa Chlamydomonas, Euglena,
sel. Bentuk phytoplankton antara Tetraselmis.
lain: oval, bulat dan seperti benang. • Bentuk koloni dapat bergerak,
misalnya Volvox,
Phytoplankton yang hidup di dalam Scenedesmus.
perairan ini akan memberikan warna • Bentuk koloni yang tidak
yang khas pada perairan tersebut bergerak, misalnya
seperti berwarna hijau, biru atau Hydrodictyon reticulatum
coklat. Hal ini dikarenakan didalam • Bentuk benang, misalnya
tubuh phytoplankton terdapat zat Spyrogyra, Oedogonium
warna atau pigmen. Zat warna atau

330
• Bentuk lembaran, misalnya, padat dan garis tengahnya 5
Ulva, Chara mikron.
• Perkembangbiakan terjadi
Selain itu ciri-ciri umum yang secara aseksual, yaitu
dimiliki dari alga hijau ini adalah: dengan pembelahan sel atau
• Berwarna hijau rumput pemisahan autospora dari sel
karena mengandung khlorofil induknya.
• Mempunyai empat bulu • Habitatnya adalah tempat-
cambuk. tempat yang basah dan
• Reproduksi sel terjadi secara medianya mengandung
vegetatif aseksual dan cukup unsur hara seperti N,
seksual P, K dan unsur mikro lainnya
(karbon, nitrogen, fosfor,
2. Kelas Bacillariophyceae mem- sulfur dan lain-lain)
punyai ciri-ciri :
• Berwarna coklat karena Untuk lebih jelasnya dapat
mengandung silikat dilihat pada Gambar 7.1.
• Berbentuk seperti cawan petri
• Reproduksi secara
pembelahan sel
• Bersel tunggal, misalnya
Chaetoceros calcitran dan
Skeletonema costatum

3. Kelas Cyanophyceae, mem-


punyai ciri-ciri :
ƒ Berwarna hijau kebiruan
karena mengandung klorofil
dan pigmen kebiru-biruan
yaitu phycocyanin
ƒ Berbentuk benang yang
melingkar seperti spiral, Gambar 7.1. Chlorella sp
misalnya Spirulina.

Beberapa aspek biologi dari 2. Aspek biologi Tetraselmis sp.


phytoplankton yang sudah dapat • Alga sel tunggal yang
dibudidayakan secara massal antara bergerak aktif
lain adalah : • Mempunyai empat buah
1. Aspek biologi Chlorella sp. : flagella dan berukuran 7 – 12
• Alga sel tunggal mikron
• Bentuknya bulat atau bulat • Mempunyai kloroplas
telur • Perkembangbiakan secara
• Mempunyai khloroplas seperti aseksual yaitu pembelahan
cawan, dindingnya keras, sel dan seksual yaitu dengan

331
bersatunya khloroplas dari Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
gamet jantan dan betina pada gambar 7.2.
• Hidup di perairan pantai atau
laut dengan kisaran salinitas
27 – 37 permil.

Gambar 7.2. Tetraselmis sp

3. Aspek biologi Scenedesmus sp. awal yang membebaskan diri


• Jenis alga yang berkoloni melalui suatu pecahan pada
• Mempunyai kloroplas pada dinding sel induk.
selnya
• Perkembangbiakkannya Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
dengan pembentukan koloni, pada Gambar 7.3.
dari setiap sel induk dapat
membentuk sebuah koloni

Gambar 7.3. Scenedesmus sp

332
4. Aspek biologi Skeletonema Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
costatum pada Gambar 7.5.
• Bersel tunggal, berukuran 4–
6 mikron
• Mempunyai bentuk seperti
kotak dengan sitoplasma
yang memenuhi sel dan tidak
memiliki alat gerak
• Perkembangbiakan melalui
pembelahan sel

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat


pada Gambar 7.4.
Gambar 7.5. Spirulina, sp

Jenis pakan alami yang kedua


adalah zooplankton yaitu organisma
air yang melayang-layang mengikuti
pergerakan air dan berupa jasad
hewani. Jenis zooplankton yang
biasa digunakan sebagai makanan
larva atau benih ikan/udang/ikan hias
Gambar 7.4. Skeletonema dan sudah dapat dibudidayakan
costatum secara massal adalah :
1. Rotifera, yaitu Brachionus sp.
5. Aspek biologi Spirulina sp.
• Alga hijau biru yang Ciri-cirinya antara lain adalah :
berbentuk spiral dan memiliki • Berwarna putih
dinding sel tipis yang • Tubuhnya berbentuk seperti
mengandung murein piala dan mempunyai
• Mempunyai dua macam panjang 60 – 80 mikron
ukuran yaitu jenis kecil • Terlihat koronanya dan
berukuran 1–3 mikron dan terdapat bulu getar yang
jenis besar berukuran 3–12 bergerak aktif
mikron • Perkembangbiakannya
• Perkembangbiakan terjadi dilakukan dengan dua cara
secara aseksual atau yaitu secara parthe-
pembelahan sel yaitu dengan nogenesis dan seksual
memutus filamen menjadi
satuan-satuan sel yang Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
membentuk filamen baru. pada Gambar 7.6.

333
majemuk dan 11 pasang
thoracopoda

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat


pada Gambar 7.7

Gambar 7.6. Brachionus sp

2. Brachiopoda, yaitu Artemia salina

Ciri-cirinya antara lain adalah :


y Telurnya berwarna coklat Gambar 7.7. Artemia salina
dengan diameter 200 – 300
mikron, sedangkan pada saat
dewasa berwarna kuning 3. Cladocera, yaitu Moina sp. Dan
cerah Daphnia sp.
y Perkembangbiakan dengan
dua cara yaitu Ciri-cirinya antara lain adalah :
parthenogenesis dan y Berwarna merah karena
biseksual mengandung haemoglobin
y Nauplius tubuhnya terdiri dari y Bergerak aktif
tiga pasang anggota badan y Bentuk tubuh membulat untuk
yaitu antenula, antenna I moina dan lonjong untuk
yang berfungsi sebagai alat daphnia
sensor dan antenna II yang y Perkembangbiakannya
berfungsi sebagai alat gerak secara sexual dan
atau penyaring makanan dan parthenogenesis
rahang bawah belum
sempurna. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
y Artemia dewasa berukuran 1- pada Gambar 7.8 dan 7.9.
2 cm dengan sepasang mata

334
Gambar 7.8. Moina sp Gambar 7.9. Daphnia sp

4. Infusaria, yaitu Pharamecium sp. dasar perairan. Benthos yang biasa


dimanfaatkan dan dapat
Ciri-cirinya antara lain adalah : dibudidayakan sebagai makanan
• Bersel tunggal ikan antara lain adalah cacing
• Berwarna putih rambut atau tubifex dan larva
Chironomus sp. Untuk lebih jelasnya
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dapat dilihat pada Gambar 7.11.
pada Gambar 7.10.

Gambar 7.10. Paramecium


Gambar 7.11. Cacing rambut
(Tubifex sp)
Jenis pakan alami yang ketiga yang
Ciri-ciri benthos secara umum
dapat diberikan kepada ikan hias,
antara lain adalah :
larva dan benih ikan/udang/ikan hias
• Berwarna merah darah karena
adalah benthos. Benthos adalah
banyak mengandung
organisma air yang hidupnya di
haemoglobin.

335
• Berbentuk seperti benang yang 7.2.1. Wadah dan peralatan
bersegmen-segmen. budidaya phytoplankton

Berdasarkan media tumbuhnya Apakah wadah itu? Wadah adalah


pakan alami dapat dibedakan tempat yang digunakan untuk
menjadi dua kelompok yaitu pakan memelihara organisme air , dalam
alami air tawar dan pakan alami air hal ini adalah tempat yang digunakan
laut. Jenis pakan alami air tawar untuk membudidayakan
yang sudah banyak dibudidayakan phytoplakton. Ada beberapa jenis
antara lain adalah Moina, Daphnia, wadah yang dapat digunakan untuk
Brachionus, Tubifex , sedangkan membudidayakan pytoplankton.
jenis pakan alami air laut yang sudah Pemilihan jenis wadah ini sangat
dibudidayakan adalah jenis-jenis bergantung kepada jenis
phytoplankton, Brachionus, Artemia phytoplankton dan sistem kulturnya.
salina.
Jenis-jenis wadah yang dapat
Dalam membudidayakan pakan digunakan untuk budidaya
alami yang akan diberikan kepada phytoplankton sangat bergantung
ikan hias dan ikan konsumsi dipilih pada skala produksi. Tahap awal
jenis pakan alami yang relatif mudah dalam membudidayakan
dan mempunyai siklus hidup yang phytoplankton adalah melakukan
singkat. Hal ini bermanfaat untuk isolasi dan kultur murni, wadah yang
menyediakan pakan alami tersebut digunakan adalah erlemeyer/toples.
secara kontinu.

Pada bab ini akan diuraikan secara


detail tentang budidaya pakan alami
dari kelompok phytoplankton,
zooplankton dan benthos.

7.2. BUDIDAYA
PHYTOPLANKTON
Agar dapat membudidayakan
phytoplankton harus dilakukan
beberapa kegiatan yaitu :
1. Persiapan wadah dan peralatan Gambar 7.12. Erlemeyer/toples
budidaya
2. Penyiapan media budidaya Sedangkan peralatannya adalah.
3. Pemilihan bibit dan jarum ose, pipet kaca, tabung reaksi,
menginokulasi bibit mikroskop.
4. Pemeliharaan pakan alami
5. Pemanenan

336
Gambar 7.13. Cawan petri Gambar 7.16. Tabung reaksi

Gambar 7.14. Jarum ose

Gambar 7.17. Mikroskop

Pada tahap selanjutnya adalah tahap


semi massal dan massal, wadah
yang digunakan antara lain adalah
bak semen, tanki plastik, bak beton
dan bak fiber. Sedangkan peralatan
yang dibutuhkan untuk melakukan
budidaya phytoplankton secara semi
massal dan massal antara lain
Gambar 7.15. Pipet kaca
adalah aerator/blower selang aerasi,
batu aerasi, selang air, timbangan,
saringan halus/seser, ember,
gayung, gelas ukur kaca.

337
menggunakan blower. Peralatan
selang aerasi berfungsi untuk
menyalurkan oksigen dari tabung
oksigen kedalam wadah budidaya,
sedangkan batu aerasi digunakan
untuk menyebarkan oksigen yang
terdapat dalam selang aerasi
keseluruh permukaan air yang
terdapat didalam wadah budidaya.

Selang air digunakan untuk


memasukkan air bersih dari tempat
penampungan air kedalam wadah
Gambar 7.18. Bak fiber
budidaya. Peralatan ini digunakan
juga untuk mengeluarkan kotoran
dan air pada saat dilakukan
pemeliharaan. Dengan
menggunakan selang air akan
memudahkan dalam melakukan
penyiapan wadah sebelum
digunakan untuk budidaya. Peralatan
lainnya yang diperlukan dalam
membudidayakan phytoplankton
Gambar 7.19. Aerator adalah timbangan, timbangan yang
digunakan boleh berbagai macam
bentuk dan skala digitalnya, karena
Untuk membedakan antara kultur fungsi utama alat ini untuk
semi massal dan massal hanya dari menimbang bahan yang akan
volume media yang dapat disimpan digunakan dalam membudidayakan
didalam wadah tersebut. Oleh phytoplankton.
karena itu ukuran dari wadah yang
akan digunakan sangat menentukan Phytoplankton yang dipelihara
kapasitas produksi dari pakan alami . didalam wadah pemeliharaan akan
tumbuh dan berkembang oleh
Peralatan yang digunakan untuk karena itu harus dipantau kepadatan
budidaya phytoplankton mempunyai populasinya didalam wadah. Alat
fungsi yang berbeda-beda, misalnya yang digunakan adalah gelas ukur
aerator digunakan untuk mensuplai kaca yang berfungsi untuk melihat
oksigen pada saat membudidayakan kepadatan populasi phytoplankton
pakan alami skala kecil dan yang dibudidayakan didalam wadah
menengah, tetapi apabila sudah pemeliharaan, mikroskop lengkap
dilakukan budidaya secara dengan haemocytometer untuk
massal/skala besar maka peralatan menghitung kepadatan
yang digunakan untuk mensuplai phytoplankton didalam wadah
oksigen kedalam wadah budidaya budidaya. Selain itu diperlukan juga
plakton net atau saringan halus pada

338
saat akan melakukan pemanenan 7.2.2. Penyiapan media budidaya
phytoplankton. phytoplankton

Setelah berbagai macam peralatan Bagaimanakah anda melakukan


dan wadah yang digunakan dalam penyiapan media kultur yang akan
membudidayakan pakan alami digunakan untuk membudidayakan
phytoplankton diidentifikasi dan phytoplankton secara terkontrol ?
dijelaskan fungsi dan cara kerjanya , Apakah media kultur itu? Untuk
langkah selanjutnya adalah menjawab pertanyaan tersebut mari
melakukan persiapan terhadap kita diskusikan dan pelajari bab pada
wadah tersebut. Langkah pertama buku ini atau mencari referensi lain
adalah peralatan dan wadah yang dari internet , majalah dan
akan digunakan ditentukan sesuai sebagainya.
dengan skala produksi dan
kebutuhan. Peralatan dan wadah Media adalah bahan atau zat
disiapkan untuk digunakan dalam sebagai tempat hidup pakan alami.
budidaya phytoplankton. Wadah Kultur adalah kata lain dari budidaya
yang akan digunakan dibersihkan yang merupakan suatu kegiatan
dengan menggunakan sikat dan pemeliharaan organisme. Jadi
diberikan desinfektan untuk media kultur adalah bahan yang
menghindari terjadinya kontaminasi digunakan oleh suatu organisme
dengan mikroorganisme yang lain. sebagai tempat hidupnya selama
Untuk wadah dan peralatan budidaya proses pemeliharaan. Dalam hal ini
skala laboratorium harus dilakukan phytoplankton pada umumnya
pensucihamaan dilakukan sterilisasi merupakan organisme air yang
dengan alat autoclave atau dengan hidupnya melayang-layang mengikuti
larutan chlorin. Wadah yang telah pergerakan air dalam bentuk jasad
dibersihkan selanjutnya dapat diari nabati dan mempunyai ukuran yang
dengan air bersih. relatif sangat kecil dan disebut
sebagai mikroorganisme. Oleh
Wadah budidaya yang telah diairi karena itu untuk dapat
dapat digunakan untuk memelihara membudidayakan phytoplankton kita
phytoplankton. Air yang dimasukkan harus menyiapkan media yang tepat
kedalam wadah budidaya harus untuk phytoplankton tersebut agar
bebas dari kontaminan seperti dapat tumbuh dan berkembang.
pestisida, deterjen dan chlor. Air
yang digunakan sebaiknya diberi Media seperti apakah yang dapat
oksigen dengan menggunakan digunakan untuk tumbuh dan
aerator dan batu aerasi yang berkembang pakan alami dari
disambungkan dengan selang kelompok phytoplankton ini. Media
aerasi. Aerasi ini dapat digunakan tempat tumbuhnya pakan alami
pula untuk menetralkan chlor atau sangat berbeda untuk setiap jenis
menghilangkan karbondioksida pakan alami. Pada subbab
didalam air. sebelumnya sudah dijelaskan
berbagai jenis pakan alami yang
dapat dibudidayakan. Setiap jenis

339
pakan alami tersebut mempunyai jenis phytoplankton (monospesies)
media tumbuh yang berbeda. dapat dilakukan dengan beberapa
Didalam buku ini akan dibicarakan cara yaitu :
tentang media tumbuh dari 1. Metode media agar
phytoplankton. 2. Metode subkultur
3. Metode pengenceran berseri
Jenis phytoplankton yang banyak 4. Metode pipet kapiler
dibudidayakan pada usaha budidaya
perikanan laut adalah Chlorella,
Tetraselmis dan Skeletonema Metode media agar
costatum. Dari ketiga jenis
phytoplankton tersebut secara Metode media agar adalah suatu
proses pembuatan medianya hampir metode pemurnian individu dari
sama yang membedakannya adalah suatu sampel perairan dengan cara
jenis pupuk dan volume media yang membuat kultur murni dengan
digunakan. Media tempat tumbuhnya menggunakan media agar . Media
phytoplankton ini dapat yang digunakan pada saat inokulasi
dikelompokkan dalam tiga tahap adalah media agar yang dilengkapi
kegiatan yaitu isolasi dan teknik dengan larutan nutrien pengkaya ,
kultur murni di laboratorium, teknik larutan trace element dan vitamin.
kultur skala semi massal dan teknik Media nutrient tersebut mengandung
kultur skala massal. bahan-bahan kimia yang digunakan
untuk sintesis protoplasma pada
proses kulturnya. Setelah media
Media Kultur murni kultur skala laboratorium disiapkan
langkah selanjutnya adalah
Teknik kultur phytoplankton dalam melakukan penebaran bibit pakan
skala laboratorium dilakukan dalam alami. Sumber nutrient yang
ruangan tertutup dan ber-AC. Hal ini digunakan untuk tumbuhnya
diperlukan agar suhu selalu phytoplankton dalam kultur murni
terkendali dan mencegah kontak digunakan bahan kimia Pro Analis
dengan lingkungan luar yang dapat (PA) dengan dosis pemakaian 1
menyebabkan kontaminasi sehingga ml/liter kultur. Pupuk yang umum
mengurangi kemurnian digunakan adalah pupuk Conwy dan
phytoplankton yang dikultur. Sumber pupuk Guillard . Pupuk Conwy
cahaya yang digunakan agar proses digunakan untuk phytoplankton hijau
fotosintesis terjadi adalah lampu sedangkan pupuk Guillard untuk
neon TL dengan kekuatan cahaya phytoplankton coklat. Untuk lebih
2000 – 8000 lux, sedangkan sumber jelasnya dapat dilihat pada tabel 7.1
aerasi menggunakan HI-Blower dan 7.2. Jenis pupuk yang akan
tersendiri yang dilengkapi dengan digunakan untuk melakukan kultur
saringan untuk memperkecil murni beberapa jenis phytoplankton
kontaminasi. sangat bermacam-macam biasanya
jenis medium yang digunakan
Metode kultur murni phytoplankton di disesuaikan dengan jenis
laboratorium untuk memperoleh satu phytoplankton yang akan di kultur

340
secara murni. Pada tabel 7.1 dan 7.2 komposisi nutrien untuk membuat
merupakan komposisi nutrien yang medium pada phytoplankton air
biasa digunakan untuk membuat tawar antara lain adalah media
medium pada jenis phytoplankton Benneck, media Demer dan media
dari air laut. Untuk jenis Bristole. Untuk lebih jelasnya
phytoplankton dari perairan tawar komposisi ketiga media tersebut
dapat dilakukan dengan komposisi dapat dilihat pada Tabel 7.3.
nutrien yang berbeda. Berdasarkan
hasil penelitian ada beberapa

Tabel 7.1. Komposisi pupuk pada media stok murni kultur algae
Pupuk
No. Bahan kimia Pupuk Guillard
Conwy/wayne
1. EDTA 45 gram 10 gram
2. NaH2PO4.2H2O 20 gram 10 gram
3. FeCl3.6H2O 1,3 gram 2,9 gram
4. H3BO3 33,6 gram -
5. MnCl2.4H2O 0,36 gram 3,6 gram
6. NaNO3 100 gram 100 gram
7. Na2SiO3.9H2O - 5 gram/30 ml
8. Trace Metal Solution 1 ml 1 ml
9. Vitamin 1 ml 1 ml
10. Aquades sampai 1000 ml 1000 ml

Tabel 7.2. Komposisi Trace Metal Solution


Pupuk
No. Bahan kimia Pupuk Guillard
Conwy/Wayne
1. ZnCL2 2,1 gram -
2. CuSO4. 5 H2O 2,0 gram 1,96 gram
3. ZnSO4. 7 H2O - 4,40 gram
4. CoCl2. 6 H2O 2,0 gram 2,00 gram
5. (NH4)6. Mo7O24. 4 H2O 0,9 gram 1,26 gram
6. Aquabides sampai 100 ml 100 ml

341
Tabel 7.3. Komposisi pupuk pada phytoplankton air tawar (Chlorella sp)

Media
No. Bahan kimia Media Demer Media Bristole
Benneck
1. MgSO4 100 mg/l 550 mg/l -
2. KH2PO4 200 mg/l 250 mg/l 7 g/400ml
3. NaNO3 500 mg/l - 10g/400 ml
4. FeCl3 Sedikit - -
5. Ca(NO3)2 - 1000 mg/l -
6. KCl - 250 mg/l -
7. CaCl2.2H2O - - 1 g/400ml
8. MgSO4,7H2O -- - 3 g/400ml
9. K2HPO4 - - 3 g/400ml
10. NaCl - - 1 g/400ml

Pada metode agar ini peralatan yang Sterilisasi peralatan dan bahan yang
digunakan adalah mikroskop, akan digunakan dapat dilakukan
peralatan gelas (erlemeyer, beker dengan cara :
glass, toples, petri dish, pipet, tabung 1. Air laut yang akan digunakan
reaksi), alat penghitung plankton dilakukan sterilisasi dengan
(Haemocytometer, hand counter), berbagai cara diantarany adalah
alat ukur kualitas air (termometer, perebusan selama 10 menit,
refraktometer, pH meter dll), dengan memberikan sinar
timbangan, oven/autoclave, lemari ultraviolet atau ozonisasi,
es, air conditioner, blower, lampu penyaringan dengan
neon. Sedangkan bahan-bahan yang menggunakan plankton net
digunakan selain bahan-bahan yang ukuran 15 mikron atau pemberian
digunakan untuk membuat pupuk larutan chlorine 60 ppm,
ditambah lagi agar difco, formalin, kemudian diaduk rata selama
aquades, alkohol, air laut steril. beberapa menit dan dinetralkan
dengan Natrium Thiosulfat 20
Kegiatan yang dilakukan dalam ppm.
melakukan kultur murni untuk semua 2. Sedangkan peralatan yang akan
metode adalah hampir sama , dalam digunakan juga dapat dilakukabn
metode media agar kegiatan yang dengan beberapa cara
harus dilakaukan antara lain adalah : diantaranya adala perebusan,
1. Sterilisasi peralatan dan bahan perendaman dalam larutan
2. Pembuatan media agar kaporit/chlorine 150 ppm,
3. Kultur di media agar pemberian alkohol, diautoclave
4. Kultur di media cair dengan temperature 100oC
5. Pembuatan pupuk dengan tekanan 1 atm selama 20
6. Penghitungan phytoplankton menit atau di oven.
7. penyimpanan

342
Setelah peralatan dan bahan yang 2. Biarkan media tersebut dan
akan digunakan disterilisasi langkah biasanya inokulum akan tumbuh
selanjutnya adalah membuat media setelah 4 – 7 hari dilakukan
agarnya dengan cara : penggoresan dengan terlihatnya
1. Bahan yang akan digunakan koloni plankton yang tumbuh
untuk membuat media agar pada media agar tersebut. Amati
adalah 1,5 gram Bacto agar dibawah mikroskop koloni
dalam 100 ml air laut di tambah tersebut dan ambil koloni yang
dengan pupuk Conwy untuk diinginkan dan dikultur pada
green algae dan pupuk silikat media agar miring dalam tabung
untuk Diatomae. reaksi yang akan digunakan
2. Panaskan agar dan media sebagai bibit.
tersebut dengan menggunakan 3. Koloni murni ini selanjutnya
hotplate atau microwave sampai diinkubasi pada ruangan ber AC.
cairannnya mendidih dan
masukkan kedalam autoclave Kultur selanjutnya setelah diperoleh
pada suhu 120oC dengan koloni murni pada tabung rekasi
tekanan 1 atm selama 20 menit . langkah selanjutnya adalah
3. Biarkan agak dingin sebentar melakukan kultur koloni plankton
kemudian tambahkan vitamin yang diperoleh tersebut pada media
setelah itu larutan agar dan cair. Kultur murni dimedia cair ini
pupuk tersebut dituangkan dapat dilakukan dengan berbagai
kedalam petridish atau tabung macam media yang sudah biasa
reaksi dan dibiarkan sampai dilakukan. Adapun prosedur yang
dingin dan membeku kemudian harus dilakukan adalah :
simpan di dalam lemari es. 1. Siapkan erlemeyer yang telah
disterilisasi
Langkah selanjutnya adalah 2. Masukkan air laut dan pupuk
melakukan kultur murni/isolasi sesuai dengan media yang
plankton pada media agar yang telah diinginkan pada setiap jenis
disiapkan sebelumnya. Adapun phytoplankton
langkah yang harus dilakukan 3. Lakukan inokulasi bibit
adalah: phytoplankton dari hasil kultur
1. Ambil contoh air plankton dengan murni
jarum ose yang telah 4. Amati pertumbuhan
dipanaskan/disterilisasi dan phytoplankton tersebut dengan
oleskan kepermukaan media menghitung kepadatan populasi
agar, pengolesan jarum ose pada phytoplankton.
media agar ini dilakukan dengan
cara zigzag, kemudian tutup dan Media yang akan digunakan sebagi
simpan media agar yang telah pupuk pada media agar ini banyak
digoresi dengan plankton pada sekali macamnya antara lain adalah
suhu kamar dibawah sinar media Zarrouk, media Berneck,
cahaya lampu neon secara terus media detmer, media allan miquel,
menerus. media mollish dan media TMRL.

343
Volume media kultur murni biasanya 2. Bilaskan peralatan pada point
adalah bertahap mulai dari isolasi satu dengan menggunakan HCl
dalam tabung rekasi volume 10 – 15 0,1 N dan kemudian dibilas
ml, kemudian dipindahkan pada kembali dengan akuades.
botol erlemeyer dengan volume yang 3. Biarkan peralatan tersebut kering
bertahap dari100 ml , 250 ml, 500 ml udara
dan botol kultur 1 liter yang 4. Setelah peralatan kering udara
kemudian dikembangkan dari ukuran masukkan peralatan tersebut ke
2 liter sampai 30 liter. dalam autoclave dengan suhu
120oC dengan tekanan 1 atm
selama 20 menit atau
Metode subkultur menggunakan oven dengan suhu
150oC selama 1 jam.
Metode subkultur adalah suatu 5. Sedangkan untuk bahan yang
metode mengisolasi mikroalga akan digunakan sebagi media
dimana metode ini dapat digunakan kecuali vitamin, sterilisasi
jika mikroalga yang kita inginkan dilakukan dengan cara memakai
bukan mikroalga yang dominan. autoclave pada suhu 120oC
Peralatan yang digunakan dalam dengan tekanan 1 atm selama 15
mengisolasi phytoplankton dengan menit. Karena pemanasan dapat
metode ini adalah mikroskop, pipet, merusak vitamin maka larutan ini
autoclave, oven, Haemocytometer, disterilisasikan dengan
gelas ukur, gelas piala dan tabung menggunakan metode
rekasi. Bahan-bahan yang digunakan penyaringan.
adalah medium Bristole, air tanah,
akuades, vitamin B12, vitamin B6, Isolasi mikroalga dengan
vitamin B1 dan sampel air kolam. menggunakan metode subkultur
dapat dilakukan dengan mengikuti
Adapun prosedur yang digunakan prosedur sebagai berikut :
dalam metode subkultur ada dua 1. Siapkan air tanah dengan
tahapan yaitu pertama melakukan melarutkan 1 sendok teh tanah
sterilisasi peralatan dan bahan yang kering dalam 200 ml air,
akan digunakan , kedua adalah kemudian tempatkan dalam
melakukan isolasi. wadah yang tertutup. Kukus
Sterilisasi dilakukan pada semua alat media selama dua jam pada dua
dan bahan yang akan digunakan hari berturut-turut, kemudian
dalam kultur mikroalga/ dinginkan dalam suhu ruang atau
phytoplankton. Untuk peralatan gelas di lemari es selama 24 jam
seperti pipet, gelas ukur, gelas piala sebelum digunakan.
dan tabung reaksi dapat dilakukan 2. Buat medium air tanah dengan
dengan cara sebagai berikut : cara mencampurkan 960 ml
1. Mencuci semua peralatan medium Bristol dengan 40 ml air
tersebut dengan menggunakan tanah.
sabun yang tidak mengandung 3. Ambil masing-masing 1 ml
deterjen kemudian dibilas sampai sampel air kolam kemudian
bersih. encerkan 10 kali

344
4. Ambil masing-masing 1 ml tersebut, kemudian masukkan
sampel air kolam yang sudah kedalam tabung reaksi yang telah
diencerkan tadi lalu masukkan berisi medium Bristol sebanyak 9
masing-masing kedalam tabung ml.
reaksi yang sudah berisi 9 ml 3. Lakukan pengenceran seperti
media Bristol dan media air tahapan ke dua tersebut sampai
tanah. lima kali pengenceran.
5. Letakkan tabung reaksi dalam 4. Susun semua tabung reaksi
rak kemudian di tempatkan tersebut dalam rak tabung reaksi
dibawah lampu dan amati kemudian letakkan di bawah
pertumbuhan dan jenis mikroalga cahaya lampu.
yang tumbuh pada masing- 5. Amati pertumbuhan dan jenis
masing media. mikroalga yang tumbuh dominan
selama 7 hari dibawah mikroskop
dan hitung populasi kepadatan
Metode Pengenceran Berseri mikroalga atau phytoplankton
dengan menggunakan
Metode pengenceran berseri Haemocytometer.
merupakan salah satu metode yang
digunakan untuk mengisolasi
mikroalga atau phytoplankton jika Metode Pipet Kapiler
jenis mikroalga atau phytoplankton
yang kita inginkan adalah jenis yang Metode kultur murni dengan
dominan. Adapun peralatan yang menggunakan metode pipet kapiler
digunakan adalah sama dengan dapat dilakukan dengan cara sel
metode subkultur, sedangkan bahan mikroalga atau phytoplankton yang
yang digunakan adalah medium akan dikultur dipisahkan dengan
Bristol, akuades, sampel air kolam, menggunakan pipet kapiler steril lalu
vitamin B12, vitamin B6 dan vitamin dipindahkan ke dalam media yang
B1. sesuai. Pipet yang akan digunakan
Peralatan dan bahan yang akan untuk metode ini adalah pipet yang
digunakan dalam metode mempunyai diameter berkisar antara
pengenceran berseri dilakukan 3 – 5 kali besar phytoplankton yang
isolasi. Isolasi peralatan dan bahan akan diisolasi dan pipetnya dilakukan
yang akan digunakan sama dengan pembakaran pada bagian ujungnya.
metode subkultur. Sedangkan Proses isolasi ini dilakukan dibawah
prosedur isolasi dengan cara mikroskop dengan cara mengambil
pengenceran berseri dengan phytoplankton yang diperoleh
prosedur sebagai berikut : dengan menggunakan alat plankton
1. Ambil sampel air kolam sebanyak net. Kemudian phytoplankton
1 ml kemudian diencerkan tersebut dilakukan penyaringan dan
dengan cara dimasukkan dalam diteteskan pada gelas obyek.
tabung reaksi yang telah berisi 9 Dengan menggunakan pipet kapiler
ml medium Bristol lalu aduk. ambil tetesan pytoplankton tersebut
2. Ambil lagi 1 ml sampel dari dan amati dibawah mikroskop.
tabung reaksi pada tahap 1 Kemudian pytoplankton tersebut

345
dikultur dalam tabung reaksi volume dilakukan diruang terbuka tetapi
10 ml yang telah diperkaya dengan beratap transparan agar bisa
jenis pupuk yang sesuai dengan memanfaatkan sinar matahari.
phytoplankton yang akan diisolasi Kegiatan ini umumnya dilakukan
dan lakukan pengamatan jenis dalam akuarium bervolume 100 liter
phytoplankton yang tumbuh dibawah sampai dengan bak fiber 0,3 m3. Bibit
mikroskop setiap hari dan lakukan yang digunakan untuk kultur semi
kegiatan tersebut sampai diperoleh massal berasal dari kultur murni.
jenis phytoplankton yang diinginkan. Bibit yang digunakan diambil
sebanyak 5 – 10% dari volume total
yang akan dikultur. Pupuk yang
Media kultur semi massal dan digunakan adalah pupuk teknis dan
massal sewaktu-waktu dapat menggunakan
pupuk laboratorium. Komposisi jenis
Media yang digunakan untuk teknik pupuk yang digunakan pada media
kultur phytoplankton skala semi kultur dapat dilihat pada Tabel 7.4.
massal berbeda dengan teknik
kultur murni. Pada teknik kultur ini

Tabel 7.4. Komposisi pupuk phytoplankton Semi Massal


Pupuk Pupuk Pupuk Pupuk
No. Bahan kimia
Conwy Guillard TMRL BBL SM

1. NaNO3/KNO3 100 gr 84,2 gr 100 gr 50 gr


2. Na2EDTA 5 gr 10 gr - 5 gr
3. FeCl3 1,3 gr 2,9 gr 3 gr 1 gr
4. MnCl2 0,36 gr 0,36 gr - -
5. H3BO3 33,6 gr - - -
6. Na2HPO4 20 gr 10 gr 10 gr 10 gr
7. Na2SiO3 - 50 gr 1 gr 15 ml
8. Trace metal Solution 1 ml 1 ml - 0,5 ml
9. Vitamin 1 ml 1 ml - 1 ml
10. Aquabides 1000 ml 1000 ml 1000 ml 1000 ml
11. Urea - - - 40 gr
12. ZA - - - 30 gr

Teknik kultur phytoplankton Teknik kultur yang terakhir adalah


selanjutnya adalah teknik kultur skala teknik kultur skala massal dimana
massal, dengan menggunakan bibit pada teknik ini bibit yang digunakan
dari hasil kultur skala semi massal. berasal dari teknik skala semi
Volume media kultur semi massal massal. Kegiatan ini dilakukan pada
100 liter sampai 0,3 meterkubik. bak-bak kultur berukuran besar dan
dilakukan diluar ruangan dengan
346
volume berkisar antara 40 – 100 Komposisi pupuk untuk teknik kultur
meterkubik. Media kultur yang dibuat secara massal dapat dilihat pada
pada tahap ini menggunakan pupuk Tabel 7.5.
teknis seperti urea, ZA, TSP.

Tabel 7.5. Komposisi pupuk kultur massal


Pupuk Pupuk Pupuk Pupuk Pupuk
No. Bahan kimia Yashima diatom Phyto Phyto Phyto
(ppm) (ppm) A B C
(ppm) (ppm) (ppm)

1. Urea 10 30 30 50 50
2. ZA 100 40 30 20 50
3. TSP 10 20 10-15 10-15 15-20
4. Molase/orgami - 10 10 10 15
5. Silikat Teknis - 5-20 - - -

Langkah kerja dalam menyiapkan keberfungsian peralatan tersebut


media tempat tumbuhnya pakan dengan memasukkan kedalam
alami phytoplankton semi massal arus listrik.
dan massal adalah :. 6. Masukkan air bersih yang tidak
1. Siapkan alat dan bahan yang terkontaminasi kedalam wadah
akan digunakan dan sebutkan budidaya dengan menggunakan
fungsi dan cara kerja peralatan selang plastik dengan kedalaman
tersebut! air yang telah ditentukan.
2. Tentukan wadah yang akan 7. Tentukan media tumbuh yang
digunakan untuk akan digunakan dan hitung
membudidayakan pakan alami ! jumlah pupuk yang dibutuhkan
3. Bersihkan wadah dengan sesuai dengan dosis yang telah
menggunakan sikat dan disiram ditetapkan.
dengan air bersih, kemudian 8. Timbanglah pupuk sesuai
lakukan pensucihamaan wadah dengan dosis yang telah
dengan menggunakan ditentukan.
desinfektan sesuai dengan 9. Buatlah larutan terhadap
dosisnya. berbagai macam pupuk pada
4. Bilaslah wadah yang telah wadah yang sesuai, jika sudah
dibersihkan dengan terbentuk larutan masukkan
menggunakan air bersih. kedalam wadah yang digunakan
5. Pasanglah peralatan aerasi untuk budidaya pakan alami
dengan merangkaikan antara 10. Media tempat tumbuhnya pakan
aerator, selang aerasi dan batu alami siap untuk ditebari dengan
aerasi, masukkan kedalam bibit sesuai dengan kebutuhan
wadah budidaya. Ceklah produksi

347
Penebaran bibit/ pakan alami sesuai dengan
Inokulasi prosedur.
Identifikasi pakan alami perlu
Setelah media tempat tumbuhnya dilakukan agar tidak terjadi
pakan alami disiapkan langkah kesalahan dalam melakukan
selanjutnya adalah melakukan inokulasi. Identifikasi jenis-jenis
penebaran bibit pakan alami. pakan alami air laut telah dipelajari
Peristilahan penebaran bibit pakan pada bab sebelumnya . Oleh karena
alami biasanya menggunakan kata itu dalam bahasan selanjutnya
melakukan inokulasi bibit pakan diharapkan sudah dikuasai dan
alami kedalam media tempat dipahami tentang jenis-jenis pakan
tumbuhnya pakan alami. Apakah alami yang akan dibudidayakan. Ada
inokulasi itu? Bagaimana anda beberapa jenis phytoplakton yang
melakukan inokulasi/menebar bibit merupakan pakan alami bagi ikan
pakan alami pada media kultur ? hias maupun ikan konsumsi.
Dalam buku ini akan diuraikan
secara singkat tentang Langkah selanjutnya setelah dapat
seleksi/pemilihan bibit pakan alami mengidentifikasi jenis-jenis pakan
yang akan diinokulasi dan cara alami yang akan ditebar kedalam
melakukan inokulasi pada media media kultur adalah melakukan
kultur pakan alami. pemilihan terhadap bibit pakan alami.
Pemilihan bibit pakan alami yang
Kata inokulasi diambil dari bahasa akan ditebar kedalam media kultur
Inggris yaitu inoculate yang harus dilakukan dengan tepat. Bibit
mempunyai arti menyuntik atau yang akan ditebar kedalam media
memberi vaksinasi. Dalam kultur harus yang sudah dewasa.
peristilahan dunia perikanan Perkembangbiakan pakan alami di
diterjemahkan menjadi memasukkan dalam media kultur dapat dilakukan
bibit pakan alami kedalam media dengan dua cara yaitu secara sexual
kultur dengan cara disuntikkan atau dan asexual. Perkembangbiakan
ditebar secara langsung. Digunakan secara asexual (tidak kawin) yang
peristilahan ini karena yang disebut dengan Parthenogenesis
ditebarkan kedalam media kultur terjadi dalam keadaan normal.
adalah mikroorganisme yang
memiliki ukuran kecil antara 45 – 300 Pakan alami mempunyai umur hidup
µm. yang relatif singkat, untuk kelompok
phytoplankton hanya dibutuhkan
Ada beberapa langkah yang harus waktu beberapa hari saja sudah
dilakukan sebelum melakukan mencapai puncak populasi dan akan
inokulasi bibit pakan alami kedalam mati. Setelah dilakukan seleksi bibit
media kultur yaitu pertama pakan alami dari kelompok
melakukan identifikasi jenis bibit phytoplankton dilakukan penebaran
pakan alami, kedua melakukan bibit pakan alami sesuai dengan
seleksi terhadap bibit pakan alami, jenis dan volume media kultur yang
ketiga melakukan inokulasi bibit telah ditentukan. Kultur pakan alami
phytoplankton biasanya untuk

348
kebutuhan produksi menggunakan pada pakan alami yang sedang
teknik kultur massal dan bibit yang diamati dibawah mikroskop !
ditebarkan pada teknik kultur massal 6. Lakukanlah pemilihan bibit yang
ini berasal dari teknik kultur semi akan ditebarkan kedalam media
massal, sedangkan bibit yang kultur dan letakkan dalam wadah
digunakan pada teknik kultur semi yang terpisah!
massal berasal dari kultur murni. 7. Tentukan padat penebaran yang
Bibit yang dibudidayakan dari kultur akan digunakan dalam budidaya
murni berasal dari hasil inokulasi dari pakan alami tersebut sebelum
alam yaitu perairan laut atau perairan dilakukan penebaran.
tawar. Padat penebaran bibit 8. Hitunglah jumlah bibit yang akan
phytoplankton ini sangat bergantung ditebar tersebut sesuai dengan
kepada volume media, waktu point 7.
pemanenan dan kebutuhan produksi. 9. Lakukan penebaran bibit pakan
alami pada pagi atau sore hari
Cara yang dilakukan dalam dengan cara menebarkannya
melakukan inokulasi adalah dengan secara perlahan-lahan kedalam
menebarkannya secara hati-hati media kultur.
kedalam media kultur sesuai dengan
padat tebar yang telah ditentukan.
Penebaran bibit pakan alami ini 7.2.4. Pemeliharaan dan
sebaiknya dilakukan pada saat suhu pemanenan Phytoplankton
perairan tidak terlalu tinggi yaitu
pada pagi dan sore hari. Pada subbab ini akan dibahas
beberapa contoh dalam melakukan
Langkah kerja dalam menebar bibit pemeliharaan dan pemanenan
phytoplankton Phytoplankton antara lain adalah
1. Siapkan alat dan bahan yang Cholrela, Tetraselmis dan
akan digunakan sebelum Skeletonema costatum.
melakukan inokulasi/penebaran
bibit pakan alami ! Chlorella
2. Siapkan mikroskop dan Penyiapan Bibit
peralatannya untuk
mengidentifikasi jenis pakan 1. Alat-alat yang akan digunakan
alami yang akan dibudidayakan! dicuci dengan deterjen,
3. Ambillah sampel pakan alami kemudian dibilas dengan larutan
dengan menggunakan pipet dan klorin 150 ppm
letakkan diatas objec glass.
4. Letakkan objec glass dibawah 2. Dalam wadah 1 galon:
mikroskop dan amati morfologi • Menggunakan stoples atau
pakan alami serta cocokkan botol “carboys”, slang aerasi,
dengan gambar sebelumnya. dan batu aerasi
5. Lakukan pengamatan terhadap • Botol diisi medium ± 3 liter,
individu pakan alami beberapa untuk Chlorella air laut
kali ulangan agar dapat menggunakan medium
membedakan tahapan stadia dengan kadar garam 15
349
permil, dan untuk Chlorella air • Wadah disimpan di dalam
tawar dapat menggunakan air ruang laboratorium di bawah
tawar yang disaring dengan penyinaran lampu neon, dan
kain saringan 15 mikron air diudarai terus-menerus
• Air disterilkan dengan cara • Setelah ± 5 hari, Chlorella
mendidihkan, klorinasi, atau sudah tumbuh dengan
penyinaran dengan lampu kepadatan sekitar 10 juta
ultraviolet sel/ml. Airnya berwarna hijau
• Pemupukan dengan segar
menggunakan ramuan Allen- • Hasil penumbuhan ini
Miguel, yang terdiri dari 2 digunakan sebagai bibit pada
larutan, yaitu: (1) Larutan A, penumbuhan dalam wadah
terdiri dari 20 gram KNO3 yang lebih besar.
dalam 100 ml air suling; (2) 2. Dalam wadah 60 liter atau 1 ton :
Larutan B, terdiri dari: 4 gram • Untuk wadah 60 liter
Na2HPO4.12H2O; 2 gram membutuhkan 1 galon bibit
CaCl2.6H2O; 2 gram FeCl3; dan untuk wadah 1 ton
dan 2 ml HCl; semuanya membutuhkan 5 galon bibit
dilarutkan dalam 80 ml air • Selain dipupuk, dapat
suling dilepaskan ikan mujair besar
• Setiap 1 liter medium, 4-5 ekor/m2 yang diberi
menggunakan 2 ml larutan A makan pelet secukupnya,
dan 1 ml larutan B bertujuan sebagai penghasil
pupuk organik dari
3. Dalam wadah 60 liter atau 1 ton kotorannya
• Wadah dicuci dan • Wadah disimpan dalam
dibebashamakan. Air untuk ruangan yang kena sinar
medium harus disaring. matahari langsung
Medium dipupuk dengan jenis • Setelah 5 hari pertumbuhan
dan takaran: 100 mg/liter terjadi dan pada puncaknya
pupuk TSP, Urea sebanyak dapat mencapai kepadatan 5
10-15 mg/liter dan pupuk KCl juta sel/ml
sebanyak 10-15 mg/l • Secara berkala medium perlu
• Untuk pertumbuhan dalam dipupuk susulan, penam-
wadah besar (1ton) cukup bahan air baru, dan
menggunakan urea dengan pemberian obat pemberantas
takaran 50 gram/m3 hama
Pemeliharaan Pemanenan
1. Dalam wadah 1 galon : Chlorella dipanen dari perairan
• Bibit ditebar dalam medium masal 60 l/ 1 ton dan dapat langsung
yang telah diberi pupuk, diumpankan pada ikan.
sampai airnya berwarna agak
kehijau-hijauan. Bibit yang Tetraselmis
masuk disaring dengan Penyiapan Bibit
saringan 15 mikron 1. Dalam wadah 1liter

350
• Dapat menggunakan botol - Mangan klorida kristal-
erlenmeyer. Botol, slang MnCl2.4H2O = 0,0126
plastik, dan batu aerasi dicuci mg/l
dengan deterjen dan dibilas - Kobalt korida kristal-
dengan larutan klorin 150 CoCl2.6H2O = 3,6 mg/l
ml/ton
• Wadah diisi air medium 2. Dalam wadah 1 galon (3 liter):
dengan kadar garam 28 • Dapat menggunakan botol
permil yang telah disaring “carboys” atau stoples
dengan saringan 15 mikron. • Persiapan sama dengan
Kemudian disterilkan dengan dalam wadah 1 liter
cara direbus, diklorin 60 ppm • Medium dipupuk dengan jenis
dan dinetralkan dengan 20 dan takaran sebagai berikut :
ppm Na2S2O3, atau disinari - Urea – 46 = 100 mg/l
lampu ultraviolet - Kalium hidrofosfat –
• Medium dipupuk dengan jenis K2HPO4 = 10 mg/l
dan takaran sebagai berikut : - Agrimin = 1 mg/l
- Natrium nitrat – NaNO3 = - Besi klorida – FeCl3 = 2
84 mg/l mg/l
- Natrium dihidrofosfat- - EDTA (Ethyelene Dinitro
NaH2PO4 = 10 mg/l atau Tetraacetic Acid) = 2 mg/l
Natrium fosfat- Na3PO4 = - Vitamin B1 = 0,005 mg/l
27,6 mg/l atau Kalsium - Vitamin B12 = 0,005 mg/l
fosfat-Ca3(PO4)2 =11,2 3. Dalam wadah 200 liter dan 1 ton
mg/l • Wadah 200 liter dapat
- Besi klorida – FeCl3 = 2,9 menggunakan akuarium, dan
mg/l untuk 1 ton menggunakan
- EDTA (Ethylene bak dari kayu, bak semen,
dinitrotetraacetic acid) = atau bak fiberglass
10 mg/l • Persiapan lain sama
- Tiamin-HCl (vitamin B1) = • Medium dipupuk dengan jenis
9,2 mg/l dan takaran sebagai berikut :
- Biotin = 1 mikrogram/l - Urea-46 = 100 mg/liter
- Vitamin B12 = - Pupuk 16-20-0 = 5
1mikrogram/l mg/liter
- Tembaga sulfat kristal - Kalium hidrofosfat-
CuSO4.5H2O = 0,0196 K2HPO4 = 5 mg/liter atau
mg/l Kalium dihidrofosfat-
- Seng sulfat kristal K2H2PO4 = 5 mg/liter
ZnSO4.7H2O = 0,044 - Agrimin = 1 mg/liter
mg/l - Besi klorida-FeCl3 = 2
- Natrium molibdat- mg/liter
NaMoO4.7H2O = 0,02 • Untuk wadah 1 ton dapat
mg/l hanya menggunakan urea 60

351
-100 mg/liter dan TSP 20 - 50 • Dalam waktu 4-5 hari
mg/liter mencapai puncak
perkembangan dengan
kepadatan 2-4 juta sel/ml
Pemeliharaan • Hasil penumbuhan di wadah
200 ton digunakan sebagai
1. Dalam wadah 1liter : bibit untuk penumbuhan di
• Bibit ditebar dalam medium wadah 1 ton, sedangkan dari
yang telah diberi pupuk wadah 1 ton dapat digunakan
sebanyak 100.000 sel/ml. sebagai pakan
Airnya diudarai terus-
menerus dan wadah
diletakkan dalam ruang ber- Pemanenan
AC, dan di bawah sinar
lampu neon Cara pemanenan langsung
• Setelah 4-5 hari telah diumpankan dan diambil dari
berkembang dengan budidaya masal 1 ton.
kepadatan 4 - 5 juta sel/ml.
Hasilnya digunakan sebagai Kultur Skeletonema costatum dalam
bibit pada penumbuhan gelas erlemeyer 1 liter
berikutnya
2. Dalam wadah 1 galon (3 liter) : 1. Gelas erlemeyer, selang dan
• Bibit dari penumbuhan dalam batu aerasi dibersihkan dengan
wadah 1 liter, ditebar dalam cara dicuci bersih dengan
medium yang telah diberi deterjent kemudian dibilas
pupuk, untuk setiap galon dengan Chlorin 150 ppm (150 ml
membutuhkan bibit 100 ml, chlorine dalam 1000 liter air)
hingga kepadatan mencapai 2. Siapkan larutan pupuk A,B,C dan
100.000 sel/ml D. Larutan pupuk A adalah
• Wadah ditaruh di dalam campuran antara 20,2 g KNO3
ruangan ber-AC, di bawah dengan 100 cc aquadest. Larutan
lampu neon, dan airnya pupuk B adalah campuran antara
diudarai terus-menerus 2,0 g Na2HPO4 dengan 100 cc
• Setelah 4-5 hari telah aqudest. Larutan pupuk C adalah
berkembang dengan campuran antara 1,0 g Na2SiO3
kepadatan 4-5 juta sel/ml. dengan 100 cc aqudest. Larutan
Hasilnya digunakan sebagai D adalah 1,0 g FeCl3 dengan 20
bibit pada penumbuhan cc aquadest.
berikutnya 3. Perbandingan antara air laut
3. Dalam wadah 200 liter dan 1 ton dengan pupuk adalah 1 liter air
• Wadah 200 liter laut diberi larutan A, B, dan C
membutuhkan 3 galon bibit, masing-masing 1 cc dan 4 tetes
sedangkan wadah 1 ton 100 larutan D.
liter 4. Masukkan air laut yang telah
disterilisasi dan dicampur dengan
pupuk kedalam wadah sebanyak
352
300 – 500 cc dan ukur kadar 6. Aerasi dipasangkan kedalam
garamnya, kadar garam wadah budidaya yang bertujuan
(salinitas) yang baik untuk kultur untuk meningkatkan kandungan
Skeletonema costatum adalah 28 Oksigen yang diperlukan dalam
– 35 ppt proses metabolisme dan
5. Tebar bibit Skeletonema mencegah pengendapan
costatum dengan padat plankton.
penebaran (N2) sekitar 70.000 sel 7. Botol kultur diletakkan dibawah
per cc. Volume Skeletonema cahaya lampu neon (TL) sebagai
costatum yang dibutuhkan untuk sumber energi untuk fotosintesa.
penebaran (V1) dapat dihitung 8. Dalam waktu 3 – 4 hari
dengan rumus : perkembangan diatom mencapai
puncaknya yaitu 6 – 7 juta sel per
N2 X V2 cc dan siap untuk dipanen dan
V1 = (dalam cc atau liter) dapat digunakan sebagai bibit
N1 pada budidaya skala semi
massal
dimana :
V1 : Volume Skeletonema
costatum yang diperlukan Cara Menghitung Kepadatan
untuk penebaran Phytoplankton
V2 : Volume kultur Skeletonema 1. Teteskan alga diatas permukaan
costatum yang dibuat dalam gelas preparat dibagian tengah,
gelas erlemeyer kemudian tutup dengan gelas
N1 : Jumlah Skeletonema penutup maka air akan menutupi
costatum per cc yang akan permukaan gelas yang bergaris.
ditebar Luas permukaan yang bergaris
N2 : Jumlah Skeletonema adalah 1 mm persegi dan tinggi
costatum per cc yang atau jarak cairan alga antara
dikehendaki dalam permukaan gelas bagian tengah
penebaran ( dalam hal ini dan gelas penutup juga diketahui
misalnya ditentukan yaitu yaitu 0,1 mm , maka volume air
70.000 sel per cc) diatas permukaan bergaris sama
dengan 1 mm2 X 0,1 mm = 0,1
Makin tinggi jumlah N2 makin mm3 (0,0001 cm3).
cepat kultur ini mencapai 2. Hitunglah jumlah plankton yang
kepadatan maksimal , oleh terdapat dalam kotak dan
karena itu dalam menentukan lakukan perhitungan :
besarnya N2 harus perlu • Jika dihitung dalam 400
dipertimbangkan kotak: Jumlah sel X
pemenfaatannya. Dengan 10.000/ml
kepadatan awal 70.000 sel • Jika dihitung hanya beberapa
diharapkan dalam waktu 3 – 4 kotak : rata-rata jumlah
hari sudah mencapai puncaknya sel/kotak X 400 kotak X
dan siap dipanen. 10.000/ml

353
menentukan kapasitas produksi dari
pakan alami daphnia.
7.3. BUDIDAYA
Peralatan yang digunakan untuk
ZOOPLANKTON budidaya pakan alami daphnia
mempunyai fungsi yang berbeda-
7.3.1. Budidaya Daphnia
beda, misalnya aerator digunakan
untuk mensuplai oksigen pada saat
Wadah dan peralatan Budidaya
membudidayakan pakan alami skala
Daphnia
kecil dan menengah, tetapi apabila
Peralatan dan wadah yang dapat
sudah dilakukan budidaya secara
digunakan dalam mengkultur pakan
massal/skala besar maka peralatan
alami daphnia ada beberapa macam.
yang digunakan untuk mensuplai
Jenis-jenis wadah yang dapat
oksigen kedalam wadah budidaya
digunakan antara lain adalah bak
menggunakan blower. Peralatan
semen, tanki plastik, bak beton, bak
selang aerasi berfungsi untuk
fiber dan kolam tanah. Sedangkan
menyalurkan oksigen dari tabung
peralatan yang dibutuhkan untuk
oksigen kedalam wadah budidaya,
melakukan budidaya Daphnia antara
sedangkan batu aerasi digunakan
lain adalah aerator/blower, selang
untuk menyebarkan oksigen yang
aerasi, batu aerasi, selang air,
terdapat dalam selang aerasi
timbangan, kantong plastik, tali rafia,
keseluruh permukaan air yang
saringan halus/seser, ember,gayung,
terdapat didalam wadah budidaya.
gelas ukur kaca.
Selang air digunakan untuk
Pemilihan wadah yang akan
memasukkan air bersih dari tempat
digunakan dalam membudidayakan
penampungan air kedalam wadah
daphnia sangat bergantung kepada
budidaya. Peralatan ini digunakan
tujuannya. Wadah yang terbuat dari
juga untuk mengeluarkan kotoran
bak semen, bak beton, bak fiber dan
dan air pada saat dilakukan
tanki plastik biasanya digunakan
pemeliharaan. Dengan
untuk membudidayakan daphnia
menggunakan selang air akan
secara selektif yaitu
memudahkan dalam melakukan
membudidayakan pakan alami
penyiapan wadah sebelum
ditempat terpisah dari ikan yang
digunakan untuk budidaya. Peralatan
akan mengkonsumsi pakan alami.
lainnya yang diperlukan dalam
Sedangkan wadah budidaya kolam
membudidayakan daphnia adalah
tanah biasanya dilakukan untuk
timbangan, timbangan yang
membudidayakan pakan alami
digunakan boleh berbagai macam
nonselektif yaitu membudidayakan
bentuk dan skala digitalnya, karena
pakan alami secara bersama-sama
fungsi utama alat ini untuk
dengan ikan yang akan
menimbang bahan yang akan
mengkomsumsi pakan alami
digunakan dalam membudidayakan
tersebut. Oleh karena itu ukuran dari
daphnia. Bahan yang telah ditimbang
wadah yang akan digunakan sangat
tersebut selanjutnya bisa diletakkan
didalam wadah plastik atau kantong

354
plastik dan diikat dengan selanjutnya dapat diari dengan air
menggunakan karet plastik. Bahan bersih.
yang telah terbungkus dengan
kantong plastik tersebut selanjutnya Wadah budidaya yang telah diairi
dimasukkan kedalam media dapat digunakan untuk memelihara
budidaya daphnia. daphnia. Air yang dimasukkan
kedalam wadah budidaya harus
Daphnia yang dipelihara didalam bebas dari kontaminan seperti
wadah pemeliharaan akan tumbuh pestisida, deterjen dan chlor. Air
dan berkembang oleh karena itu yang digunakan sebaiknya diberi
harus dipantau kepadatan populasi oksigen dengan menggunakan
daphnia didalam wadah. Alat yang aerator dan batu aerasi yang
digunakan adalah gelas ukur kaca disambungkan dengan selang
yang berfungsi untuk melihat aerasi. Aerasi ini dapat digunakan
kepadatan populasi daphnia yang pula untuk menetralkan chlor atau
dibudidayakan didalam wadah menghilangkan Carbondioksida
pemeliharaan. Selain itu diperlukan didalam air. Kedalaman air didalam
juga seser atau saringan halus pada wadah budidaya yang optimum
saat akan melakukan pemanenan adalah 50 cm dan maksimum adalah
daphnia. Daphnia yang telah dipanen 90 cm.
tersebut dimasukkan kedalam ember
plastik untuk memudahkan dalam Langkah kerja dalam menyiapkan
pengangkutan dan digunakan juga wadah budidaya Daphnia adalah
gayung plastik untuk mengambil sebagai berikut :
media air budidaya daphnia yang 1. Siapkan alat dan bahan yang
telah diukur kepadatannya. akan digunakan dan sebutkan
fungsi dan cara kerja peralatan
Setelah berbagai macam peralatan tersebut!
dan wadah yang digunakan dalam 2. Tentukan wadah yang akan
membudidayakan pakan alami digunakan untuk
daphnia diidentifikasi dan dijelaskan membudidayakan daphnia !
fungsi dan cara kerjanya , langkah 3. Bersihkan wadah dengan
selanjutnya adalah melakukan menggunakan sikat dan disiram
persiapan terhadap wadah tersebut. dengan air bersih, kemudian
Langkah pertama adalah peralatan lakukan pensucihamaan wadah
dan wadah yang akan digunakan dengan menggunakan
ditentukan sesuai dengan skala desinfektan sesuai dengan
produksi dan kebutuhan. Peralatan dosisnya.
dan wadah disiapkan untuk 4. Bilaslah wadah yang telah
digunakan dalam budidaya daphnia. dibersihkan dengan
Wadah yang akan digunakan menggunakan air bersih.
dibersihkan dengan menggunakan 5. Pasanglah peralatan aerasi
sikat dan diberikan desinfektan untuk dengan merangkaikan antara
menghindari terjadinya kontaminasi aerator, selang aerasi dan batu
dengan mikroorganisme yang lain. aerasi, masukkan kedalam
Wadah yang telah dibersihkan wadah budidaya. Ceklah

355
keberfungsian peralatan tersebut habitat alaminya pakan alami
dengan memasukkan kedalam Daphnia ini dapat hidup pada
arus listrik. perairan yang mengandung unsur
6. Masukkan air bersih yang tidak hara. Unsur hara ini dialam diperoleh
terkontaminasi kedalam wadah dari hasil dekomposisi nutrien yang
budidaya dengan menggunakan ada didasar perairan. Untuk
selang plastik dengan kedalaman melakukan budidaya pakan alami
air yang telah ditentukan, diperlukan unsur hara tersebut
misalnya 60 cm. didalam media budidaya. Unsur hara
yang dimasukkan kedalam media
tersebut pada umumnya adalah
Media Budidaya Daphnia pupuk.
Bagaimanakah anda melakukan
penyiapan media kultur yang akan Pupuk yang terdapat dialam ini dapat
digunakan untuk membudidayakan dikelompokkan menjadi dua yaitu
pakan alami Daphnia secara pupuk organik dan pupuk anorganik.
terkontrol ? Apakah media kultur itu? Pupuk organik adalah pupuk yang
Untuk menjawab pertanyaan berasal dari kotoran hewan, sisa
tersebut mari kita diskusikan dan tanaman, limbah rumah tangga.
pelajari buku ini. Sedangkan pupuk anorganik adalah
Media adalah bahan atau zat pupuk yang berasal dari bahan kimia
sebagai tempat hidup pakan alami. dasar yang dibuat secara pabrikasi
Kultur adalah kata lain dari budidaya atau yang berasal dari hasil
yang merupakan suatu kegiatan tambang, seperti Nitrat, Fosfat
pemeliharaan organisme. Jadi (Duperfosfat/DS, Triple
media kultur adalah bahan yang Superfosfat/TSP,Superphosphat 36,
digunakan oleh suatu organisme Fused Magnesium Phospate/FMP),
sebagai tempat hidupnya selama Silikat, natrium, Nitrogen (Urea,
proses pemeliharaan. Dalam hal ini Zwavelzure amoniak/ZA,Amonium
pakan alami pada umumnya nitrat, Amonium sulfanitrat) dan lain-
merupakan organisme air, yang lain.
hidupnya ada didalam air. Oleh
karena itu untuk dapat Jenis pupuk yang dapat digunakan
membudidayakan pakan alami sebagai sumber unsur hara pada
Daphnia kita harus menyiapkan media kultur pakan alami Daphnia
media yang tepat untuk pakan alami adalah pupuk organik dan anorganik.
tersebut agar dapat tumbuh dan Pemilihan antara kedua jenis pupuk
berkembang. tersebut sangat bergantung kepada
ketersediaan pupuk tersebut dilokasi
Media seperti apakah yang dapat budidaya, dan kedua jenis pupuk
digunakan untuk tumbuh dan tersebut dapat digunakan sebagai
berkembang pakan alami Daphnia. sumber unsur hara.
Daphnia merupakan hewan air yang
hidup diperairan tawar subtropik dan Jenis pupuk organik yang biasa
tropik baik di daerah danau, sungai digunakan adalah pupuk kandang,
dan kolam-kolam. Berdasarkan pupuk kandang adalah pupuk yang

356
berasal dari campuran antara mengandung unsur Nitrogen,
kotoran hewan dengan sisa Phosphate dan Kalium (NPK).
makanan dan alas tidur hewan
tersebut. Campuran ini telah Pupuk yang dimasukkan kedalam
mengalami pembusukan sehingga media kultur pakan alami Daphnia ini
sudah tidak berbentuk seperti berfungsi untuk menumbuhkan
semula. Pupuk kandang yang akan bakteri, fungi, detritus dan beragam
dipergunakan sebagai pupuk dalam phytoplankton sebagai makanan
media kultur pakan alami adalah utama Daphnia. . Dengan
pupuk kandang yang telah kering. tumbuhnya pakan daphnia didalam
Mengapa pupuk kandang yang media kultur maka pakan alami yang
digunakan harus yang kering ? akan dipelihara didalam wadah
Pupuk kandang yang telah kering budidaya tersebut akan tumbuh dan
sudah mengalami proses berkembang.
pembusukan secara sempurna
sehingga secara fisik seperti warna, Berapakah dosis pupuk yang harus
rupa, tekstur, bau dan kadar airnya ditebarkan kedalam media kultur
tidak seperti bahan aslinya. pakan alami Daphnia ? Berdasarkan
pengalaman beberapa pembudidaya
Pupuk kandang ini jenisnya ada dosis yang digunakan untuk pupuk
beberapa macam antara lain adalah kandang adalah 1500 gram/m3 ,
pupuk yang berasal dari kotoran atau 1,5 gram/liter. Tetapi dosis
hewan sapi, kerbau, kelinci, ayam pupuk kandang yang berasal dari
dan kuda. Dari berbagai jenis kotoran ayam kering berdasarkan
kotoran hewan tersebut yang biasa hasil penelitian dan memberikan
digunakan adalah kotoran ayam. pertumbuhan populasi Daphnia yang
Kotoran ayam yang telah kering ini optimal adalah 450g/1000 liter media
digunakan dengan dosis yang telah kultur atau 0,45 gram/liter.
ditentukan. Dosis yang digunakan untuk pupuk
anorganik harus dihitung
Jenis pupuk anorganik juga bisa berdasarkan kebutuhan unsur hara
digunakan sebagai sumber unsur yang dibutuhkan. Beberapa
hara pada media kultur daphnia jika pembudidaya ada yang
pupuk kandang tidak terdapat menggunakan pupuk nitrat dan
dilokasi tersebut. Jenis pupuk phosphat sebagai unsur hara yang
anorganik yang biasa digunakan dimasukkan kedalam media kultur
adalah pupuk yang mengandung pakan alami. Dosis yang digunakan
unsur Nitrogen, Phosphat dan dihitung berdasarkan kandungan
Kalium. Pupuk anorganik yang unsur hara yang terdapat dalam
banyak mengandung unsur nitrogen pupuk an organik, misalnya pupuk
dan banyak dijual dipasaran adalah yang akan digunakan adalah urea
urea, Zwavelzure Ammoniak (ZA), dan ZA. Kadar unsur N dalam urea
sedangkan unsur phosphat adalah adalah 46%, artinya dalam setiap
Triple Superphosphat (TSP). Untuk 100 kg urea mengandung unsur N
lebih mudahnya saat ini juga sudah sebanyak 46 kg. Untuk ZA kadar N
dijual pupuk majemuk yang nya 21% , artinya kadar N dalam

357
pupuk ZA adalah 21 kg. Sedangkan diberikan pemupukan susulan.
pupuk kandang yang baik Dalam memberikan pemupukan
mengandung unsur N sebanyak susulan ini caranya hampir sama
1,5–2%. Oleh karena dalam dengan pemupukan awal dan ada
menghitung jumlah pupuk anorganik juga yang memberikan pemupukan
yang dibutuhkan dalam media kultur susulannya dalam bentuk larutan
pakan alami dilakukan perhitungan pupuk yang dicairkan.
matematis. Misalnya kebutuhan urea
adalah V1N1 = V2N2, 2X1,5=VX46, Parameter kualitas air didalam media
maka kebutuhan urea adalah 3 : 46 kultur pakan alami Daphnia juga
= 0,065 kg. harus dilakukan pengukuran.
Daphnia akan tumbuh dan
Pupuk yang telah ditentukan akan berkembang pada media kultur yang
digunakan sebagai sumber unsur mempunyai kandungan Oksigen
hara dalam media kultur pakan alami terlarut sebanyak > 4 ppm,
selanjutnya dihitung dan ditimbang kandungan amonia < 1 ppm, suhu air
sesuai dengan dosis yang berkisar antara 28 – 30 oC dan pH air
dibutuhkan. Penimbangan dilakukan antara 6,3 – 8,5.
setelah wadah budidaya disiapkan.
Kemudian pupuk tersebut Langkah kerja dalam menyiapkan
dimasukkan kedalam kantong plastik media budidaya Daphnia adalah
atau karung plastik diikat dan di sebagai berikut :
lubangi dengan menggunakan paku 1. Siapkan alat dan bahan yang
atau gunting agar pupuk tersebut akan digunakan sebelum
dapat mudah larut didalam media menyiapkan media kultur pakan
kultur pakan alami Daphnia. Pupuk alami Daphnia.
tersebut akan berproses didalam 2. Tentukan jenis pupuk yang akan
media dan akan tumbuh digunakan sebagai unsur hara
mikroorganisme sebagai makanan dalam pembuatan media kultur
utama dari Daphnia. Waktu yang berdasarkan identifikasi jenis-
dibutuhkan oleh proses dekomposisi jenis pupuk berdasarkan fungsi
pupuk didalam media kultur pakan dan kegunaan!
alami Daphnia ini berkisar antara 7 – 3. Hitunglah dosis pupuk yang telah
14 hari. Setelah itu baru bisa ditentukan pada point 2
dilakukan penebaran bibit Daphnia berdasarkan kebutuhan unsur
kedalam media kultur. hara yang diinginkan dalam
pembuatan media kultur !
Selama dalam pemeliharaan harus 4. Lakukan penimbangan dengan
terus dilakukan pemupukan susulan tepat berdasarkan perhitungan
seminggu sekali dengan dosis dosis pupuk pada point 3.
setengah dari pemupukan awal. 5. Masukkanlah pupuk yang telah
Pakan alami Daphnia mempunyai ditimbang ke dalam kantong/
siklus hidup yang relatif singkat yaitu karung plastik dan ikatlah dengan
28 – 33 hari. Oleh karena itu agar karet .
pembudidayaannya bisa 6. Lubangilah kantong/karung
berlangsung terus harus selalu plastik tersebut dengan paku

358
atau gunting untuk memudahkan berdasarkan pengamatan para ahli
pelarutan pupuk didalam media genus ini terdapat lebih dari 20 jenis,
kultur ! sedangkan didaerah tropis ada 6
7. Masukkanlah kantong/karung jenis. Berdasarkan klasifikasinya
plastik kedalam wadah budidaya Daphnia sp dapat dimasukkan
dan letakkan kedalam media kedalam :
kultur sampai posisi Filum : Arthropoda
karung/kantong plastik tersebut Kelas : Crustacea
terendam didalamnya. Subklas : Branchiopoda
8. Ikatlah dengan menggunakan tali Divisi : Oligobranchiopoda
rafia agar posisinya aman tidak Ordo : Cladocera
terlepas. Famili : Daphnidae
9. Biarkan selama 7 -14 hari agar Genus : Daphnia
media kultur tersebut siap untuk Spesies : Daphnia sp
ditebari bibit Daphnia.
Morfologi Daphnia dapat dilihat
secara langsung dibawah mikroskop,
Inokulasi Bibit Daphnia bentuk tubuhnya lonjong, pipih dan
segmen badan tidak terlihat. Pada
Apakah inokulasi itu ? Bagaimana bagian ventral kepala terdapat paruh.
anda melakukan inokulasi/menanam Pada bagian kepala terdapat lima
bibit pakan alami Daphnia pada pasang apendik atau alat tambahan,
media kultur ? Dalam buku ini akan yang pertama disebut antenna
diuraikan secara singkat tentang pertama (antennule), yang kedua
identifikasi Daphnia, pemilihan bibit disebut antenna kedua yang
Daphnia yang akan diinokulasi dan mempunyai fungsi utama sebagai
cara melakukan inokulasi pada alat gerak. Sedangkan tiga pasang
media kultur pakan alami Daphnia. alat tambahan lainnya merupakan
alat tambahan yang merupakan
Ada beberapa langkah yang harus bagian-bagian dari mulut.
dilakukan sebelum melakukan
inokulasi bibit pakan alami kedalam Tubuh Daphnia ditutupi oleh
media kultur yaitu pertama cangkang dari kutikula yang
melakukan identifikasi jenis bibit mengandung khitin yang transparan,
pakan alami Daphnia, kedua dibagian dorsal (punggung) bersatu
melakukan seleksi terhadap bibit tetapi dibagian ventral (perut)
pakan alami Daphnia, ketiga berongga/terbuka dan terdapat lima
melakukan inokulasi bibit pakan pasang kaki yang tertutup oleh
alami sesuai dengan prosedur . cangkang. Ruang antara cangkang
Identifikasi Daphnia perlu dilakukan dan tubuh bagian dorsal merupakan
agar tidak terjadi kesalahan dalam tempat pengeraman telur. Pada
melakukan inokulasi. Daphnia ujung post abdomen terdapat dua
merupakan salah satu jenis kuku yang berduri kecil-kecil. Untuk
zooplankton yang hidup diperairan lebih jelasnya dapat dilihat pada
tawar didaerah tropis dan subtropis. Gambar 7.20.
Di alam ada banyak genus daphnia,

359
A : Otak
B : Ruang pengeraman
C : Caecum Pencernaan
D : Mata
E : Fornix
F : Antena Pertama
G : Usus
I : Jantung
J : Ocellus
K : Ovarium
L : Paruh
M : Kelenjar Kulit

Gambar 7.20. Daphnia sp

Langkah selanjutnya setelah dapat yang baik, hanya terbentuk individu


mengidentifikasi jenis Daphnia yang betina tanpa individu jantan. Pada
akan ditebar kedalam media kultur kondisi ini , telur dierami didalam
adalah melakukan pemilihan kantong pengeraman sampai
terhadap bibit Daphnia. Pemilihan menetas dan anak Daphnia
bibit Daphnia yang akan ditebar dikeluarkan pada waktu pergantian
kedalam media kultur harus kulit. Pada kondisi perairan yang
dilakukan dengan tepat. Bibit yang mulai memburuk disamping individu
akan ditebar kedalam media kultur betina dihasilkan individu jantan yang
harus yang sudah dewasa. Daphnia dapat mendominasi populasi dengan
dewasa berukuran 2,5 mm, anak perbandingan 1 : 27. Dengan
pertama sebesar 0,8 mm dihasilkan munculnya individu jantan, populasi
secara parthenogenesis. yang bereproduksi secara sexual
akan membentuk efipia atau resting
Perkembangbiakan Daphnia di egg disebut juga siste yang akan
dalam media kultur dapat dilakukan menetas jika kondisi perairan baik
dengan dua cara yaitu secara sexual kembali.
dan asexual. Perkembangbiakan
secara asexual (tidak kawin) yang Daphnia mempunyai umur hidup
disebut dengan Parthenogenesis yang relatif singkat yaitu antara 28 –
biasa terjadi dan akan menghasilkan 33 hari. Pada umur empat hari
individu muda betina. Perbandingan individu Daphnia sudah menjadi
jenis kelamin atau sex ratio pada dewasa dan akan mulai
Daphnidae menunjukkan keragaman menghasilkan anak pertamanya
dan bergantung kepada kondisi pada umur 4 – 6 hari. Daphnia ini
lingkungannya. Pada lingkungan akan beranak dengan selang waktu
360
selama dua hari , jumlah anak yang Cara yang dilakukan dalam
dihasilkan dalam sekali reproduksi melakukan inokulasi adalah dengan
adalah 29 – 30 ekor. menebarkannya secara hati-hati
kedalam media kultur sesuai dengan
Selama hidupnya Daphnia padat tebar yang telah ditentukan.
mengalami empat periode yaitu telur, Penebaran bibit Daphnia ini
anak, remaja dan dewasa. sebaiknya dilakukan pada saat suhu
Pertambahan ukuran terjadi sesaat perairan tidak terlalu tinggi yaitu
setelah telur menetas didalam ruang pada pagi dan sore hari.
pengeraman. Setelah dua kali instar
pertama, anak Daphnia yang Langkah kerja dalam
bentuknya mirip dengan Daphnia menginokulasi/menanam bibit pakan
dewasa dilepas pada ruang alami Daphnia adalah sebagai
pengeraman. Jumlah instar pada berikut :
stadium anak ini hanya dua sampai 1. Siapkan alat dan bahan yang
lima kali, tetapi tingkat pertumbuhan akan digunakan sebelum
tertinggi terjadi pada stadium ini. melakukan inokulasi/penanaman
Periode remaja adalah instar tunggal bibit pakan alami Daphnia!
antara instar anak terakhir dan instar 2. Siapkan mikroskop dan
dewasa pertama. Pada periode ini peralatannya untuk
sekelompok telur pertama mencapai mengidentifikasi jenis Daphnia
perkembangan penuh didalam yang akan dibudidayakan!
ovarium. Segera setelah Daphnia 3. Ambillah seekor Daphnia dengan
ganti kulit pada akhir instar remaja menggunakan pipet dan letakkan
memasuki instar dewasa pertama, di atas objec glass, dan teteskan
sekelompok telur pertama dilepaskan formalin agar individu tersebut
kedalam ruang pengeraman. Selama tidak bergerak !
instar dewasa pertama, kelompok 4. Letakkan objec glass dibawah
telur kedua berkembang diovarium mikroskop dan amati morfologi
dan seterusnya. Daphnia serta cocokkan dengan
gambar 1.
Setelah dapat membedakan antara 5. Lakukan pengamatan terhadap
individu Daphnia yang telur, anak, individu Daphnia beberapa kali
remaja dan dewasa maka ulangan agar dapat
selanjutnya adalah memilih individu membedakan tahapan stadia
yang dewasa sebagai calon bibit pada Daphnia yang sedang
yang akan ditebarkan kedalam diamati dibawah mikroskop !
media kultur. Jumlah bibit yang akan 6. Hitunglah panjang tubuh individu
ditebarkan kedalam media kultur daphnia dewasa beberapa
sangat bergantung kepada volume ulangan dan perhatikan ukuran
media kultur . Padat penebaran bibit tersebut dengan kasat mata!
yang akan diinokulasi kedalam 7. Lakukanlah pemilihan bibit yang
media kultur biasanya adalah 20 – akan ditebarkan kedalam media
25 individu perliter. kultur dan letakkan dalam wadah
yang terpisah!

361
8. Tentukan padat penebaran yang pembudidayaannya bisa
akan digunakan dalam budidaya berlangsung terus menerus harus
pakan alami Daphnia tersebut selalu diberikan pemupukan susulan.
sebelum dilakukan penebaran. Dalam memberikan pemupukan
9. Hitunglah jumlah bibit yang akan susulan ini caranya hampir sama
ditebar tersebut sesuai dengan dengan pemupukan awal dan ada
point 8. juga yang memberikan pemupukan
10. Lakukan penebaran bibit pakan susulannya dalam bentuk larutan
alami Daphnia pada pagi atau pupuk yang dicairkan.
sore hari dengan cara
menebarkannya secara perlahan- Fungsi utama pemupukan susulan
lahan kedalam media kultur. adalah untuk menumbuhkan pakan
yang dibutuhkan oleh Daphnia agar
tumbuh dan berkembang.
Pemeliharaan Budidaya Daphnia Berdasarkan kebutuhan pakan bagi
Daphnia tersebut ada dua metode
Agar Daphnia yang dipelihara dalam
yang biasa dilakukan oleh
wadah budidaya tumbuh dan
pembudidaya yaitu Detrital system
berkembang harus dilakukan
dan Autotrophic system. Detrital
pemberian pupuk susulan yang
System adalah penggunaan pupuk
berfungsi untuk menumbuhkan
kandang kering yang dimasukkan
mikroorganisme sebagai makanan
dalam media kultur Daphnia
Daphnia. Pemupukan susulan
sebanyak 450 gram dalam 1000 liter
adalah pemupukan yang dimasukkan
air dan dilakukan pemupukan
kedalam media kultur selama
susulan dengan dosis 50 – 100%
pemeliharaan pakan alami Daphnia
dari pemupukan pertama yang
dengan dosis 50 – 100 % dari dosis
diberikan seminggu sekali. Selain itu
pemupukan pertama yang sangat
untuk mempercepat tumbuhnya
bergantung kepada kondisi media
bakteri, fungi, detritus dan beragam
kultur. Pemupukan tersebut sangat
phytoplankton ditambahkan dedak
berguna bagi pertumbuhan
dan ragi dosis yang digunakan
phytoplankton, detritus, fungi dan
adalah 450 gram kotoran ayam
bakteri yang merupakan makanan
kering ditambah 112 gram dedak dan
utama dari pakan alami Daphnia.
22 gram ragi kedalam 1000 liter
media kultur.
Selama dalam pemeliharaan
tersebut harus terus dilakukan
Autotrophic system adalah sistem
pemupukan susulan seminggu sekali
dalam budidaya Daphnia dimana
atau dua minggu sekali dengan dosis
pakan yang dibutuhkan untuk
yang bergantung kepada kondisi
tumbuh dan berkembangnya
media kultur , biasanya dosis yang
Daphnia tersebut dikultur secara
digunakan adalah setengah dari
terpisah dengan media kultur
pemupukan awal. Pakan alami
Daphnia. Phytoplakton yang
Daphnia mempunyai siklus hidup
dibutuhkan dibudidayakan sendiri
yang relatif singkat yaitu 28 – 33 hari.
dan didalam media kultur Daphnia
Oleh karena itu agar
tersebut ditambahkan campuran

362
beberapa vitamin dan ditambahkan Jika hal tersebut terjadi segera
dedak. Komposisi campuran vitamin dilakukan pemupukan susulan. Jenis
dapat dilihat pada Tabel 7.6. Dosis pupuk yang digunakan sama
campuran vitamin tersebut adalah dengan pemupukan awal.
satu mililiter larutan digunakan untuk
satu liter media kultur. Selain Langkah kerja dalam melakukan
campuran vitamin didalam media pemupukan susulan adalah :
kultur pakan alami Daphnia juga 1. Siapkan alat dan bahan yang
ditambahkan larutan dedak dengan akan digunakan sebelum
dosis 50 gram dedak ditambahkan melakukan pemupukan susulan.
dengan 1 liter air lalu diblender dan 2. Amati warna air didalam media
diaduk selama satu menit, larutan kultur, catat dan diskusikan !
tersebut disaring dengan 3. Tentukan jenis pupuk dan dosis
menggunakan saringan kain yang yang akan digunakan dalam
berdiameter 60 µm. Suspensi pemupukan susulan !
tersebut diberikan kewadah yang 4. Hitunglah kebutuhan pupuk yang
berisi media kultur Daphnia, satu akan digunakan sesuai dengan
gram dedak biasanya digunakan dosis yang telah ditetapkan !
untuk 500 ekor Daphnia setiap dua 5. Timbanglah pupuk sesuai
hari sekali. dengan dosis pupuk yang telah
dihitung !
Tabel 7.6. Komposisi campuran 6. Masukkan pupuk kedalam
vitamin pada media kantong/karung plastik dan ikat
Daphnia serta dimasukkan kedalam media
Konsentrasi kultur, jika pemupukan susulan
Jenis Vitamin akan dilakukan dengan membuat
(µg/l)
Biotin 5 larutan suspensi pupuk juga
Thiamine 100 dapat dilakukan. Cara
Pyridoxine 3 pembuatan larutan suspensi
Ca Panthothenate 250 pupuk ini dengan menambahkan
B 12 100 air kedalam pupuk dan disaring
Nicotinic acid 50 lalu ditebarkan larutan tersebut
Nicotinamide 50 kedalam media kultur.
Folic acid 20
Riboflavin 30
Inositol 90 Pemantauan Pertumbuhan
Daphnia
Frekuensi pemupukan susulan
ditentukan dengan melihat sampel Mengapa pertumbuhan populasi
air didalam media kultur , parameter pakan alami Daphnia harus
yang mudah dilihat adalah jika dipantau? Kapan waktu yang tepat
transparansi kurang dari 0,3 m dilakukan pemantauan populasi
didalam media kultur. Hal ini dapat pakan alami Daphnia yang
dilihat dari warna air media yang dibudidayakan didalam media kultur?
berwarna keruh atau warna bening. Bagaimana kita menghitung
kepadatan populasi pakan alami

363
Daphnia didalam media kultur ? Mari Pemantauan pertumbuhan pakan
kita jawab pertanyaan-pertanyaan alami Daphnia di media kultur harus
tersebut dengan mempelajari buku dilakukan agar tidak terjadi
ini selanjutnya. Didalam buku ini kapadatan populasi yang
akan diuraikan secara singkat mengakibatkan tingkat kematian
tentang pertumbuhan Daphnia, yang tinggi didalam media. Hal
menghitung kepadatan populasi dan tersebut diakibatkan oleh kurangnya
waktu pemantauannya. oksigen didalam media kultur.
Tingkat kepadatan populasi yang
Daphnia yang dipelihara dalam maksimal didalam media kultur
media kultur yang tepat akan adalah 1500 individu perliter,
mengalami pertumbuhan yang cepat. walaupun ada juga yang mencapai
Secara biologis Daphnia akan kepadatan 3000 – 5000 individu
tumbuh dewasa pada umur empat perliter.
hari, jika pada saat inokulasi yang
ditebarkan adalah bibit Daphnia yang Untuk mengukur tingkat kepadatan
dewasa maka dalam waktu dua hari populasi Daphnia didalam media
bibit Daphnia tersebut sudah mulai kultur dilakukan dengan cara
beranak, karena periode maturasi sampling beberapa titik dari media,
daphnia pada media yang minimal tiga kali sampling. Sampling
mempunyai suhu 25o C adalah dua dilakukan dengan cara mengambil
hari. Jumlah anak yang dikeluarkan air media kultur yang berisi Daphnia
dari satu induk bibit Daphnia adalah dengan menggunakan baker glass
sebanyak 29–30 ekor, yang atau erlemeyer. Hitunglah jumlah
dikeluarkan dengan selang waktu Daphnia yang terdapat dalam botol
dua hari. Daur hidup Daphnia contoh tersebut, data tersebut dapat
adalah 28–33 hari dan Daphnia dikonversikan dengan volume media
menjadi dewasa hanya dalam waktu kultur.
empat hari, sehingga bisa
diperhitungkan prediksi populasi Langkah kerja dalam memantau
Daphnia didalam media kultur. pertumbuhan populasi pakan alami
Daphnia adalah sebagai berikut :
Berdasarkan siklus hidup Daphnia 1. Siapkan alat dan bahan yang
maka kita dapat menentukan waktu akan digunakan sebelum
yang tepat untuk dilakukan melakukan pemantauan
pemanenan sesuai dengan pertumbuhan populasi pakan
kebutuhan larva atau benih ikan alami Daphnia.
yang akan mengkonsumsi pakan 2. Tentukan waktu pemantauan
alami Daphnia. Ukuran Daphnia kepadatan populasi sesuai
yang dewasa dan anak-anak dengan prediksi tingkat
berbeda oleh karena itu perbedaan pertumbuhan Daphnia di media
ukuran tersebut sangat bermanfaat kultur.
bagi ikan yang akan mengkonsumsi 3. Ambillah sampel air dimedia
dan disesuaikan dengan ukuran kultur dengan menggunakan
bukaan mulut larva. baker glass/erlemeyer, amati
dengan seksama dan teliti !

364
4. Hitunglah jumlah Daphnia yang Pemanenan pakan alami Daphnia
terdapat dalam baker glass yang dilakukan setiap hari biasanya
tersebut ! jumlah yang dipanen adalah kurang
5. Lakukanlah kegiatan tersebut dari 20% . Pemanenan Daphnia
minimal tiga kali ulangan dan dapat juga dilakukan seminggu
catat apakah terjadi perbedaan sekali atau dua minggu sekali
nilai pengukuran dari ketiga sangat bergantung kepada
lokasi yang berbeda. kelimpahan populasi Daphnia di
6. Hitunglah rata-rata nilai populasi dalam media kultur.
dari ketiga sampel yang berbeda
lokasi. Nilai rata-rata ini akan Untuk menghitung kepadatan
dipergunakan untuk menghitung daphnia pada saat akan dilakukan
kepadatan populasi pakan alami pemanenan, dapat dilakukan tanpa
Daphnia di media kultur. menggunakan alat pembesar atau
7. Catat volume air sampel dan mikroskop. Daphnia diambil dari
jumlah Daphnia dari data point 6, dalam wadah, yang telah diaerasi
lakukan konversi nilai agak besar sehingga daphnia merata
perhitungan tersebut untuk berada di seluruh kolom air, dengan
menduga kepadatan populasi memakai gelas piala volume 100 ml.
pakan alami Daphnia didalam Daphnia dan air di dalam gelas piala
media kultur. selanjutnya dituangkan secara
8. Diskusikan nilai perhitungan perlahan-lahan sambil dihitung
tersebut dengan temanmu ! jumlah daphnia yang keluar bersama
air.
Apabila jumlah daphnia yang ada
Pemanenan Daphnia
sangat banyak, maka dari gelas piala
100 ml dapat diencerkan, caranya
Pakan alami yang telah
adalah dengan menuangkan
dibudidayakan di media kultur
kedalam gelas piala 1000 ml dan
bertujuan untuk diberikan kepada
ditambah air hingga volumenya 1000
larva/benih yang dipelihara.
ml.Dari gelas 1000 ml, lalu diambil
Kebutuhan larva/benih ikan akan
sebanyak 100 ml. Daphnia yang ada
pakan alami Daphnia selama
dihitung seperti cara diatas, lalu
pemeliharaan adalah setiap hari.
kepadatan di dalam wadah budidaya
Oleh karena itu waktu pemanenan
dapat diketahui dengan cara
pakan alami itu sangat bergantung
mengalikan 10 kali jumlah didalam
kepada kebutuhan larva/benih akan
gelas 100 ml. Sebagai contoh,
pakan alami Daphnia. Pemanenan
apabila di dalam gelas piala 100 ml
pakan alami Daphnia ini dapat
terdapat 200 ekor daphnia, maka
dilakukan setiap hari atau seminggu
kepadatan daphnia diwadah
sekali atau dua minggu sekali. Hal
budidaya adalah 10 X 200 ekor =
tersebut bergantung kepada
2000 individu per 100 ml.
kebutuhan suatu usaha terhadap
ketersediaan pakan alami Daphnia. Pemanenan Daphnia dapat
dilakukan berdasarkan siklus
reproduksinya, dimana Daphnia akan

365
menjadi dewasa pada umur empat melakukan pemanenan pakan
hari dan dapat beranak selang dua alami Daphnia.
hari sekali, maka dapat dipredeksi • Tentukan waktu pemanenan
kepadatan populasi Daphnia didalam pakan alami Daphnia jika
media kultur jika padat tebar awal kepadatan populasi sesuai
dilakukan pencatatan. Daphnia dapat dengan prediksi tingkat
berkembangbiak tanpa kawin dan pertumbuhan Daphnia di media
usianya relative singkat yaitu 28 – 33 kultur.
hari. • Ambillah sampel air dimedia
Pemanenan dapat dilakukan pada kultur dengan menggunakan
hari ke tujuh – sepuluh jika baker glass/erlemeyer, amati
populasinya sudah mencukupi, dengan seksama dan teliti !
pemanenan tersebut dilakukan • Hitunglah jumlah Daphnia yang
dengan cara menggunakan seser terdapat dalam baker glass
halus. Waktu pemanenan dilakukan tersebut !
pada pagi hari disaat matahari terbit, • Lakukanlah kegiatan tersebut
pada waktu tersebut Daphnia akan minimal tiga kali ulangan dan
banyak mengumpul dibagian catat apakah terjadi perbedaan
permukaan media untuk mencari nilai pengukuran dari ketiga
sinar. Dengan tingkahlakunya lokasi yang berbeda.
tersebut akan sangat mudah bagi • Hitunglah rata-rata nilai populasi
para pembudidaya untuk melakukan dari ketiga sampel yang berbeda
pemanenan. Daphnia yang baru lokasi. Nilai rata-rata ini akan
dipanen tersebut dapat digunakan dipergunakan untuk menghitung
langsung untuk konsumsi larva atau kepadatan populasi pakan alami
benih ikan. Daphnia di media kultur.
• Catat volume air sampel dan
Daphnia yang sudah dipanen jumlah Daphnia dari data point 6,
tersebut dapat tidak secara lakukan konversi nilai
langsung diberikan pada larva dan perhitungan tersebut untuk
benih ikan hias yang dibudidayakan menduga kepadatan populasi
tetapi dilakukan penyimpanan. Cara pakan alami Daphnia didalam
penyimpanan Daphnia yang dipanen media kultur.
berlebih dapat dilakukan pengolahan • Jika kepadatan populasi Daphnia
Daphnia segar menjadi beku . sudah mencapai 3000 – 5000
Proses tersebut dilakukan dengan individu perliter maka pakan
menyaring Daphnia dengan air dan alami Daphnia siap dilakukan
Daphnianya saja yang dimasukkan pemanenan.
dalam wadah plastic dan disimpan • Pemanenan dilakukan dengan
didalam lemari pembeku (Freezer). cara menyeser pakan alami
Langkah kerja dalam memanen Daphnia pada saat pagi hari
pakan alami Daphnia adalah sebagai • Kumpulkan Daphnia yang sudah
berikut : diambil dari media kultur dan
• Siapkan alat dan bahan yang letakkan dalam wadah terpisah,
akan digunakan sebelum

366
siap untuk diberikan kepada larva yang dapat digunakan untuk
dan benih ikan. membudidayakan artemia adalah
tambak yang garam yang tidak bocor
dan ketersediaan air selalu ada
7.3.2. Budidaya Artemia dengan kedalaman tambak adalah
70 cm. Sebelum digunakan tambak
Artemia merupakan salah satu jenis garam ini dilakukan persiapan
zooplankton yang hidup diperairan tambak yaitu :
asin yang dapat digunakan pada • Penjemuran/pengeringan dasar
larva dan benih ikan air tawar, payau tambak
dan laut. Saat ini kebutuhan hatchery • Pengapuran tambak dengan
akan Artemia masih import dari dosis 500 kg/ha
berbagai negara penghasil, produk • Pemupukan organik 500 kg/ha
ini dibeli dalam bentuk kemasan • Pemupukan TSP/urea 200 kg
kaleng dengan berbagai merek, (1:3)
untuk lebih jelasnya dapat dilihat • Pengisian air tambak dengan
pada Gambar 7.21. salinitas 80 ppt sedalam 70 cm

Setelah tambak dipersiapkan


langkah selanjutnya adalah
melakukan penebaran benih yaitu
nauplii artemia sebanyak 200 ekor
perliter pada stadia instar I yaitu
artemia yang baru menetas.
Penebaran ini harus dilakukan pada
saat suhu rendah.

Gambar 7.21. Artemia yang dipelihara didalam


Kemasan cyst Artemia tambak garam untuk tumbuh dan
berkembangbiak harus terdapat
Menurut Balai Besar Pengembangan makanan yang dapat dikonsumsi
Budidaya Air Payau Jepara (2003) oleh artemia tersebut. Oleh karena
sudah dapat memproduksi Artemia itu harus dilakukan penumbuhan
ini secara massal pada tambak makanan alami untuk artemia
bersamaan dengan produksi garam. tersebut dengan cara melakukan
Dalam satu musim kering diproduksi pemupukan secara kontinu dengan
sedikitnya 6 bulan dan menghasilkan menggunakan pupuk organik atau
kista basah sebanyak 40 kg dari luas anorganik sebanyak 10% dari dosis
tambak 1.500 m2 dan garam 56 ton. awal pemupukan dan dilakukan
Budidaya artemia dapat dilakukan inokulasi pakan alami. Makanan
dengan beberapa kegiatan yaitu artemia diperairan alami adalah
mulai dari persiapan tambak, material partikel detritus organik dan
penebaran benih, penumbuhan organisme hidup seperti algae
makanan alami, pemeliharaan, mikroskopik dan bakteri. Selain itu
pemanenan dan prosesing. Tambak Artemia dapat diberikan pakan

367
tambahan berupa dedak yang yaitu metoda Dekapsulasi dan
diperkaya dengan vitamin dan metoda tanpa Dekapsulasi. Metoda
mineral atau bungkil kelapa, silase penetasan dengan dekapsulasi
ikan maupun tepung terigu. Oleh adalah suatu cara penetasan kista
karena itu pada tambak artemia dengan melakukan proses
pemeliharaan artemia diberikan penghilangan lapisan luar kista
pakan tambahan berupa bungkil dengan menggunakan larutan
kelapa yang sebelumnya (2 jam) hipokhlorit tanpa mempengaruhi
direndam baru diberikan dengan kelangsungan hidup embrio.
cara menebarkannya secara merata Sedangkan metoda penetasan tanpa
pada tambak budidaya. dekapsulasi adalah suatu cara
penetasan artemia tanpa melakukan
Budidaya artemia dapat dilakukan proses penghilangan lapisan luar
pada lokasi yang memiliki salinitas kista tetapi secara langsung
cukup tinggi yaitu lebih dari 50 ditetaskan dalam wadah penetasan.
promill, menurut hasil penelitian
salinitas ditambak budidaya artemia Prosedur yang harus dilakukan
pada saat penebaran nauplii artemia dalam menetaskan cyst artemia
adalah 70 ppt dan untuk dengan metode Dekapsulasi adalah :
menghasilkan kista dengan hasil 1. Ambil kista artemia sejumlah
yang optimum dibutuhkan salinitas yang telah ditentukan dan harus
antara 120 – 140 ppt sedangkan diketahui bobotnya, kemudian
peningkatan salinitas hingga 150 ppt kista tersebut dimasukkan
akan menghasilkan produktivitas kedalam wadah yang berbentuk
telur menjadi menurun. Oleh karena kerucut dan dilakukan hidrasi
itu,pada tambak budidaya artemia selama 1 – 2 jam dengan
setelah dilakukan penebaran nauplii menggunakan air tawar atau air
artemia salinitas tambak secara laut dengan salinitas maksimum
bertahap terus ditingkatkan dari 70 35 permil serta diberi aerasi dari
ppt menjadi 80 ppt terus secara dasar wadah .
bertahap dinaikkan sampai menjadi 2. Dilakukan penghentian aerasi
120 – 140 ppt. sebelum kista tersebut disaring
dengan menggunakan saringan
Pada usaha hatchery air tawar, kasa yang berdiameter 120
payau maupun laut yang mikron , kemudian kista tersebut
membutuhkan artemia sebagai dicuci dengan air bersih.
pakan alami larva dan benihnya, 3. Larutan hipoklorit yaitu larutan
biasanya mereka membeli produk yang mengandung HclO
cyst artemia dan hanya melakukan disiapkan yang akan digunakan
kegiatan penetasan cyst/kista untuk melakukan proses
artemia yang sudah cukup banyak penghilangan lapisan luar kista.
dijual dalam kemasan kaleng Larutan hipoklorit yang
tersebut. digunakan dapat diperoleh dari
dua macam senyawa yang
Dalam menetaskan cyst Artemia ada banyak dijual dipasaran yaitu
dua metoda yang dapat dilakukan Natrium hipoklorit (Na O Cl)

368
dengan dosis 10 cc Na O Cl Prosedur yang dilakukan dalam
untuk satu gram kista dan menetaskan cyst artemia dengan
Kalsium hipoklorit (Ca (Ocl)2 metoda tanpa dekapsulasi adalah :
dengan dosis 0,67 gram untuk 1. Cyst/kista yang akan ditetaskan
satu gram kista . Dari kedua ditimbang sesuai dengan dosis
senyawa larutan hipoklorit ini yang digunakan misalnya 5 gram
kalsium hipoklorit lebih mudah kista per liter air media
didapat dan harganya relatif lebih penetasan.
murah daripada natrium 2. Wadah dan media penetasan
hipoklorit. Dalam dunia disiapkan sesuai persyaratan
perdagangan dan bahasa sehari- teknis
hari kalsium hipoklorit dikenal 3. Cyst/kista artemia dimasukkan
sebagai kaporit (berupa bubuk), kedalam media penetasan yang
sedangkan natrium hipoklorit diberi aerasi dengan kecepatan
dijual berupa cairan dan dikenal 10 – 20 liter udara/menit, suhu
sebagai klorin. dipertahankan 25 – 30 oC dan pH
4. Kista yang telah disaring dengan sekitar 8 – 9.
saringan kasa dimasukkan 4. Media penetasan diberi sinar
kedalam media larutan hipoklorit yang berasal dari lampu TL
dan diaduk secara manual serta dengan intensitas cahaya
diaerasi secara kuat-kuat, suhu minimal 1.000 lux . Intensitas
dipertahankan dibawah 40 oC. cahaya tersebut dapat diperoleh
5. Proses penghilangan lapisan luar dari lampu TL /neon 60 watt
kista dilakukan selama 5 – 15 sebanyak dua buah dengan jarak
menit yang ditandai dengan penyinaran dari lampu kewadah
terjadinya perubahan warna kista penetasan adalah 20 cm.
dari coklat gelap menjadi abu- 5. Penetasan cyst artemia akan
abu kemudian orange. berlangsung selama 24–48 jam
6. Kista disaring dengan kemudian.
menggunakan saringan 120
mikron dan dilakukan pencucian Pemilihan metoda penetasan cyst
kista dengan menggunakan air artemia sangat bergantung kepada
laut secara berulang-ulang jenis artemia yang digunakan dan
sampai bau klorin itu hilang. spesifikasi dari jenis artemia
7. Kista artemia tersebut dicelupkan tersebut. Artemia yang ditetaskan
kedalam larutan HCl 0,1 N dari hasil dekapsulasi dapat
sebanyak dua kali dan dicuci langsung diberikan pada benih ikan
dengan air bersih dan siap untuk atau ditetaskan terlebih dahulu baru
ditetaskan dengan menggunakan diberikan kepada benih ikan.
larutan penetasan
8. Proses penetasan yang
dilakukan sama dengan proses Wadah penetasan cyst Artemia
penetasan tanpa dekapsulasi.
Peralatan dan wadah yang dapat
digunakan dalam mengkultur pakan
alami Artemia ada beberapa macam.

369
Jenis-jenis wadah yang dapat dan wadah disiapkan untuk
digunakan antara lain adalah digunakan dalam budidaya Artemia.
kantong plastik berbentuk kerucut, Wadah yang akan digunakan
botol aqua , ember plastik dan dibersihkan dengan menggunakan
bentuk wadah lainnya yang didesain sikat dan diberikan desinfektan untuk
berbentung kerucut pada bagian menghindari terjadinya kontaminasi
bawahnya agar memudahkan pada dengan mikroorganisme yang lain.
waktu panen. Sedangkan peralatan Wadah yang telah dibersihkan
yang dibutuhkan untuk melakukan selanjutnya dapat diari dengan air
budidaya Artemia antara lain adalah bersih.
aerator/blower, selang aerasi, batu
aerasi, selang air, timbangan, Wadah budidaya yang telah diairi
saringan halus/seser, ember,gayung, dapat digunakan untuk memelihara
gelas ukur kaca, refraktometer. Artemia. Air yang dimasukkan
kedalam wadah budidaya harus
Pemilihan wadah yang akan bebas dari kontaminan seperti
digunakan dalam membudidayakan pestisida, deterjen dan chlor. Air
Artemia sangat bergantung kepada yang digunakan sebaiknya diberi
tujuannya. Wadah yang terbuat dari oksigen dengan menggunakan
bak semen, bak beton, bak fiber dan aerator dan batu aerasi yang
tanki plastik biasanya digunakan disambungkan dengan selang
untuk menetaskan cyst Artemia aerasi. Aerasi ini dapat digunakan
secara massal dan merupakan pula untuk menetralkan chlor atau
budidaya artemia secara selektif menghilangkan Carbondioksida
yaitu membudidayakan pakan alami didalam air.
ditempat terpisah dari ikan yang
akan mengkonsumsi pakan alami.
Sedangkan wadah budidaya kolam Media penetasan cyst Artemia
tanah yaitu tambak biasanya
dilakukan untuk membudidayakan Untuk dapat menetaskan cyst
artemia. Oleh karena itu ukuran dari Artemia kita harus menyiapkan
wadah yang akan digunakan sangat media yang tepat untuk pakan alami
menentukan kapasitas produksi dari tersebut agar dapat tumbuh dan
pakan alami Artemia. berkembang. Media seperti apakah
yang dapat digunakan untuk tumbuh
Setelah berbagai macam peralatan dan berkembang pakan alami
dan wadah yang digunakan dalam Artemia. Artemia merupakan hewan
membudidayakan pakan alami air yang hidup diperairan laut yang
Artemia diidentifikasi dan dijelaskan memiliki salinitas berkisar antara 42
fungsi dan cara kerjanya , langkah – 316 permil. Organisme ini banyak
selanjutnya adalah melakukan terdapat didaerah Australia, Asia,
persiapan terhadap wadah tersebut. Afrika, Eropa, Amerika Utara,
Langkah pertama adalah peralatan Amerika Tengah dan Amerika
dan wadah yang akan digunakan Selatan dimana pada daerah
ditentukan sesuai dengan skala tersebut memiliki salinitas yang
produksi dan kebutuhan. Peralatan cukup pekat. Berdasarkan habitat

370
alaminya pakan alami Artemia ini atau membuat air laut tiruan . Air laut
dapat hidup pada perairan yang tiruan ini dapat dibuat dengan
mengandung salinitas cukup tinggi, menggunakan air tawar ditambahkan
walaupun tidak menutup unsur-unsur mineral yang sangat
kemungkinan untuk hidup diperairan dibutuhkan untuk media penetasan.
yang bersalinitas rendah karena Apabila garam-garam mineral ini sulit
Artemia memiliki adaptasi yang untuk diperoleh dapat digunakan air
cukup luas terhadap salinitas. tawar biasa ditambahkan dengan
Bagaimanakah mempersiapkan garam dapur dan diukur salinitas
media yang akan dipergunakan media tersebut dengan
untuk menetaskan cyst artemia? menggunakan refraktometer. Dosis
Cyst artemia dapat ditetaskan pada garam dapur yang digunakan untuk
media yang mempunyai salinitas 5 membuat air laut dengan salinitas 35
permil sampai dengan 35 permil, permil adalah berkisar 30 gram – 35
walaupun pada habitat aslinya dapat gram per liter air. Untuk membuat air
hidup pada salinitas yang sangat laut tiruan dengan garam mineralnya
tinggi. Media penetasan tersebut dapat dilihat pada tabel 7.7 dan 7.8.
dapat dipergunakan air laut biasa

Tabel 7.7. Komposisi bahan kimia untuk membuat air laut kadar garam 5
permill

No. Jenis bahan Jumlah

1. Garam dapur (NaCl) 50 gram


2. Magnesium Sulfat (MgSO4) 13 gram
3. Magnesium Chlorida (MgCl2) 10 gram
4. Kalsium Chlorida (CaCl2) 3 gram
5. Kalium Chlorida (KCl) 2 gram
6. Natrium Hidrokarbonat (NaHCO3) 20 gram
7. Air tawar 10 liter

371
Tabel 7.8. Komposisi bahan kimia untuk membuat air laut kadar garam 30
permill

No. Jenis bahan Jumlah

1. Garam dapur (NaCl) 280 gram


2. Magnesium Sulfat (MgSO4) 70 gram
3. Kalium Iodida (KI) 0,05 gram
4. Kalsium Chlorida (CaCl2) 15 gram
5. Kalium Chlorida (KCl) 7 gram
6. Natrium Bromida (NaBr) 1 gram
7. Kalium Bifosfat (KH2PO4) 0,5 gram
8. Air tawar 10 liter

Langkah kerja dalam menyiapkan dapur (NaCl) kedalam air tawar


wadah budidaya Artemia adalah dengan dosis 35 gram perliter air
sebagai berikut : tawar.
1. Siapkan alat dan bahan yang 7. Ukurlah salinitas media
akan digunakan dan sebutkan penetasan dengan menggunakan
fungsi dan cara kerja peralatan alat refraktometer, catat. Jika
tersebut! salinitas media tidak sesuai
2. Tentukan wadah yang akan dengan yang diinginkan
digunakan untuk menetaskan tambahkan garam atau air tawar
Artemia ! kedalam media sampai diperoleh
3. Bersihkan wadah dengan salinitas media sesuai
menggunakan sikat dan disiram kebutuhan.
dengan air bersih, kemudian
lakukan pensucihamaan wadah
dengan menggunkan desinfektan Inokulasi Artemia
sesuai dengan dosisnya.
4. Bilaslah wadah yang telah Ada beberapa langkah yang harus
dibersihkan dengan dilakukan sebelum melakukan
menggunakan air bersih. inokulasi bibit pakan alami kedalam
5. Pasanglah peralatan aerasi media kultur yaitu pertama
dengan merangkaikan antara melakukan identifikasi jenis bibit
aerator, selang aerasi dan batu pakan alami Artemia, kedua
aerasi, masukkan kedalam melakukan seleksi terhadap bibit
wadah budidaya. Ceklah pakan alami Artemia, ketiga
keberfungsian peralatan tersebut melakukan inokulasi bibit pakan
dengan memasukkan kedalam alami sesuai dengan prosedur.
arus listrik.
6. Buatlah larutan garam untuk Identifikasi Artemia perlu dilakukan
media penetasan cyst artemia agar tidak terjadi kesalahan dalam
dengan cara melarutkan garam melakukan inokulasi. Artemia
372
merupakan salah satu jenis telur yang dihasilkan akan langsung
zooplankton yang hidup diperairan menetas menjadi nauplius
laut yang bersalinitas antara 42 (ovovivipar) sedangkan pada kondisi
sampai dengan 316 permil. perairan buruk akan disimpan dalam
Berdasarkan klasifikasinya Artemia bentuk telur (kista) disebut juga
sp dapat dimasukkan kedalam : ovipar. Untuk lebih jelasnya tentang
Filum : Arthropoda perkembangbiakan Artemia dapat
Kelas : Crustacea dilihat pada Gambar 7.22.
Ordo : Anastraca
Famili : Artemidae
Genus : Artemia
Spesies : Artemia salina

Morfologi Artemia dapat dilihat


secara langsung dibawah mikroskop,
ciri khas nya yang sangat mudah
untuk dikenali setelah siste artemia
menetas adalah berubah menjadi
nauplius. Dalam perkembangannya
mengalami 15 kali perubahan bentuk
(metamorfosis) , setiap kali
perubahan bentuk merupakan
tahapan suatu tingkatan yaitu instar
I – instar XV, setelah itu menjadi Gambar 7.22. Perkembangbiakan
artemia dewasa. Artemia

Tubuh Artemia dewasa mempunyai Cara yang dilakukan dalam


ukuran 1 – 2 cm dengan sepasang melakukan inokulasi adalah dengan
kaki majemuk dan 11 pasang menebarkannya secara hati-hati
thoracopoda. Setiap thoracopoda kedalam media kultur sesuai dengan
mempunyai eksopodit, endopodit padat tebar yang telah ditentukan.
dan epipodite yang masing-masing Penebaran bibit Artemia ini
berfungsi sebagai alat pengumpul sebaiknya dilakukan pada saat suhu
pakan, alat berenang dan alat perairan tidak terlalu tinggi yaitu
pernafasan. Untuk lebih jelasnya pada pagi dan sore hari.
dapat dilihat pada Gambar 7.
Bagaimanakah anda melakukan
Artemia yang akan ditebar kedalam penebaran cyst Artemia yang akan
media penetasan berasal dari cyst digunakan untuk menetaskan cyst
artemia. Cyst artemia berupa telur Artemia didalam wadah budidaya
yang mengalami fase istirahat yang dilakukan secara terkontrol ?
karena kondisi lingkungan perairan Apakah cyst Artemia itu? Untuk
buruk . Hal ini terjadi karena sifat menjawab pertanyaan tersebut mari
induk artemia di alam mempunyai kita diskusikan dan pelajari dari buku
dua cara perkembangbiakan yaitu ini.
pada saat kondisi perairan baik maka

373
Cyst Artemia atau siste Artemia beberapa hal yang harus dipahami
adalah telur yang telah berkembang antara lain adalah padat penebaran
lebih lanjut menjadi embrio dan cyst atau siste artemia didalam
kemudian diselubungi oleh cangkang media penetasan dan disesuaikan
yang tebal dan kuat. Cangkang ini dengan volume media penetasan.
berguna untuk melindungi embrio Berdasarkan pengalaman beberapa
terhadap pengaruh kekeringan, akuakulturis dalam menetaskan cyst
benturan keras, sinar ultra violet dan artemia, padat penebaran yang
mempermudah pengapungan. Jadi digunakan adalah 5-7 gram/liter.
cyst artemia itu yang akan ditetaskan Semakin besar wadah yang
adalah hasil dari perkawinan artemia digunakan maka jumlah siste yang
dewasa jantan dan betina yang pada akan ditebarkan akan semakin
kondisi lingkungan buruk akan banyak. Oleh karena itu harus dipilih
membentuk fase istirahat atau wadah yang tepat untuk menetaskan
dorman. Dan biasanya disebut telur siste artemia tersebut.
kering (diapauze).
Setelah ditentukan padat penebaran
Artemia yang dijual dipasaran yang akan dilakukan dalam
merupakan hasil budidaya atau penetasan cyst artemia, langkah
eksploitasi dari alam yang dikemas selanjutnya jika media penetasan
dalam kemasan kaleng dengan berat sudah dipersiapkan dan volumenya
rata-rata 450 gram. Telur artemia sudah dihitung adalah melakukan
yang berasal dari laut atau tambak penebaran siste artemia kedalam
ini dipanen dengan menggunakan media penetasan. Cara yang
seser, kemudian dibersihkan dari dilakukan untuk melakukan
kotoran-kotoran yang melekat. Kista penebaran siste artemia adalah :
yang berisi embrio akan mengapung 1. Tentukan volume media
dipermukaan air. Kemudian kista penetasan.
tersebut dikeringkan dibawah sinar 2. Hitung jumlah siste yang akan
matahari atau dengan alat ditebar sesuai dengan volume
pengering/oven dengan suhu media penetasan sesuai dengan
sebaiknya tidak lebih dari 40oC . dosis yang telah ditetapkan.
Pengeringan didalam alat pengering 3. Ambil siste artemia dan
ini dilakukan selama tiga jam sampai timbanglah sesuai kebutuhan.
kadar air dari siste tersebut kurang 4. Masukkan siste kedalam wadah
dari 10% agar tahan lama dalam yang berisi media penetasan
penyimpanan. Lama penyimpanan sesuai dengan salinitas yang
siste artemia jika dilakukan telah ditetapkan dengan cara
pengemasan dengan kaleng tanpa menuangkan secara perlahan
udara atau kantong plastik berisi gas siste kedalam media, pada saat
Nitrogen adalah lima tahun. siste ditebar sebaiknya selang
aerasi dihentikan terlebih dahulu
Berapakah kebutuhan cyst artemia agar siste tersebut berada
yang harus ditetaskan untuk didalam media penetasan.
memenuhi kebutuhan produksi?
Untuk menjawab hal tersebut ada

374
Langkah kerja dalam menebar cyst Artemia yang dibeli dalam bentuk
artemia adalah sebagai berikut : kemasan kaleng berisi 450 gram dan
1. Siapkan alat dan bahan yang ditetaskan dalam wadah budidaya
akan digunakan sebelum yang sesuai sampai dipelihara
menebar cyst Artemia. sesuai dengan kebutuhan.
2. Tentukan padat penebaran cyst
Artemia dan volume media Dalam menetaskan cyst/siste
penetasan! artemia ada beberapa tahapan yang
3. Hitunglah jumlah cyst yang akan harus dilakukan antara lain adalah
ditebar setelah ditentukan pada memantau proses penetasan cyst
point 2 berdasarkan volume artemia. Cyst artemia yang
media penetasan ! ditetaskan dalam wadah budidaya
4. Lakukan penimbangan dengan berbentuk kerucut dan bening akan
tepat berdasarkan perhitungan sangat mudah untuk memantau
jumlah cyst Artemia pada point 3. proses penetasannya. Proses
5. Masukkanlah cyst Artemia yang penetasan artemia akan berlangsung
telah ditimbang kedalam media selama 24-48 jam. Cyst Artemia
penetasan secara hati-hati, yang diperdagangkan merupakan
lepaskan aerasi didalam media cyst yang telah dikeringkan dengan
penetasan pada saat dilakukan kadar air kurang dari 10%. Oleh
penebaran ! karena itu dalam proses penetasan
6. Pasanglah aerasi setelah cyst dapat dilakukan dengan dua metoda
Artemia ditebarkan kedalam yaitu metoda Dekapsulasi dan
media penetasan ! metoda tanpa dekapsulasi. Dari
7. Amati proses penetasan cyst kedua metoda tersebut akan terjadi
Artemia dengan menghitung proses penetasan yang berbeda.
percentage penetasannya!
Proses penetasan dengan
menggunakan metoda dekapsulasi,
Persentase penetasan N cyst artemia pada tahap awal
(Hatching Persentase) = ---- X 100% dilakukan perendaman dengan air
C tawar selama satu jam yang
berfungsi untuk meningkatkan kadar
Dimana : air pada cyst artemia dan cyst
N : jumlah nauplius yang artemia tersebut akan
menetas menggembung karena air masuk
C : jumlah cyst yang ditebar kedalam cyst, Cyst yang
menggembung akan mulai terjadi
Artemia salina merupakan salah satu proses metabolisme. Setelah satu
zooplankton sebagai sumber pakan jam direndam dan cyst sudah
alami yang sangat cocok bagi larva mengandung kadar air kurang lebih
ikan konsumsi maupun ikan hias. 65% maka cyst artemia tersebut
Jenis pakan alami ini dapat diperoleh disaring dengan menggunakan kain
dengan cara membudidayakan saringan 120 mikron serta dicuci
Artemia di lahan budidaya/ tambak dengan air tawar atau air laut sampai
atau hanya menetaskan cyst/siste bersih. Kemudian dimasukkan

375
kedalam larutan hipoklorit yang telah misalnya 5 gram siste per liter air
disiapkan lengkap dengan aerasinya. media penetasan. Kemudian wadah
Proses dekapsulasi berlangsung dan media penetasan disiapkan
selama 10-15 menit. Proses sesuai persyaratan teknis yang telah
dekapsulasi ditandai dengan ditentukan, siste artemia dimasukkan
terjadinya perubahan warna siste kedalam media penetasan yang
dari coklat menjadi abu-abu dan diberi aerasi dengan kecepatan 10 –
akhirnya berwarna jingga serta air 20 liter udara/menit, suhu
didalam wadah mengandung buih dipertahankan 25 – 30 oC dan pH
atau busa. sekitar 8 – 9. Media penetasan diberi
sinar yang berasal dari lampu TL
Setelah proses dekapsulasi selesai dengan intensitas cahaya minimal
siste yang sudah tidak bercangkang 1.000 lux. Intensitas cahaya tersebut
diambil dengan alat penyedot dan dapat diperoleh dari lampu TL/neon
disaring dengan menggunakan alat 60 watt sebanyak dua buah dengan
penyaring dari kasa kawat baja tahan jarak penyinaran dari lampu
karat (stainless steel) dengan ukuran kewadah penetasan adalah 20 cm.
mata 120-150 mikron. Proses Penetasan cyst artemia akan
pencucian dilakukan dengan berlangsung selama 24-48 jam
menggunakan air tawar atau air laut kemudian.
sampai bau chlorine hilang. Siste
yang sudah tidak bercangkang Langkah Kerja Memantau proses
tersebut masih berupa siste yang penetasan artemia adalah sebagai
telanjang belum menetas karena berikut :
masih diselimuti oleh selaput embrio 1. Siapkan alat dan bahan yang
yang tipis. Oleh karena itu masih akan digunakan sebelum
harus dilakukan penetasan dengan melakukan pemantauan proses
menggunakan air laut yang penetasan artemia.
bersalinitas 5-35 permil. 2. Amati siste artemia didalam
media penetasan, catat dan
Proses penetasan cyst artemia diskusikan !
dengan metoda dekapsulasi 3. Amati setiap jam perkembangan
selanjutnya adalah melarutkan siste dari siste artemia dibawah
tersebut dengan larutan garam mikroskop dan catat jam
bersalinitas antara 5 permil sampai terjadinya penetasan siste
dengan 35 permil. Waktu yang manjadi nauplius !
dibutuhkan sampai siste tersebut 4. Hitunglah jumlah persentase
menetas menjadi nauplius siste yang menetas didalam
dibutuhkan waktu sekitar 24 - 48 media penetasan sesuai dengan
jam. rumus !

Proses penetasan cyst/siste artemia Pakan alami artemia yang telah


dengan metoda tanpa dekapsulasi ditetaskankan di media penetasan
dilakukan dengan cara siste yang bertujuan untuk diberikan kepada
akan ditetaskan ditimbang sesuai larva/benih yang dipelihara.
dengan dosis yang digunakan Kebutuhan larva/benih ikan akan

376
pakan alami Artemia selama pembenihan biasanya hanya
pemeliharaan adalah setiap hari. dilakukan penetasan cyst artemia
Oleh karena itu waktu pemanenan tanpa melakukan pemeliharaan
pakan alami itu sangat bergantung terhadap cyst yang telah ditetaskan.
kepada kebutuhan larva/benih akan
pakan alami Artemia. Pemanenan Setelah cyst artemia menetas 24-48
pakan alami Artemia ini dapat jam setelah ditetaskan maka akan
dilakukan setiap hari atau seminggu dilakukan pemanenan cyst artemia
sekali atau dua minggu sekali. Hal dengan cara sebagai berikut :
tersebut bergantung kepada 1. Lepaskan aerasi yang ada
kebutuhan suatu usaha terhadap didalam wadah penetasan.
ketersediaan pakan alami Artemia. 2. Lakukan penutupan wadah
penetasan pada bagian atas
Pemanenan pakan alami Artemia dengan menggunakan plastik
yang dilakukan setiap hari biasanya hitam agar artemia yang menetas
jumlah yang dipanen adalah kurang akan berkumpul pada bagian
dari 20%. Pemanenan Artemia dapat bawah wadah penetasan.
juga dilakukan seminggu sekali atau Artemia mempunyai sifat
dua minggu sekali sangat fototaksis positif yang akan
bergantung kepada ukuran Artemia bergerak menuju sumber cahaya.
yang akan diberikan kepada 3. Diamkan beberapa lama (kurang
larva/benih ikan. Cyst artemia yang lebih 15-30 menit) sampai
baru menetas mempunyai ukuran seluruh cyst yang telah menetas
antara 200-350 mikrometer (0,2-0,35 berkumpul didasar wadah.
mm) dan disebut nauplius. Duapuluh 4. Lakukan penyedotan dengan
empat jam setelah menetas nauplius selang untuk mengambil artemia
artemia ini akan mulai tumbuh organ yang telah menetas dan
pencernaannya, oleh karena itu pada ditampung dengan kain saringan
masa tersebut artemia sudah mulai yang diletakkan didalam wadah
makan dengan adanya makanan penampungan.
didalam media penetasan artemia 5. Bersihkan artemia yang telah
akan tumbuh dan berkembang. dipanen dengan menggunakan
Artemia menjadi dewasa pada umur air tawar yang bersih dan siap
empatbelas hari dan akan beranak untuk diberikan kepada
setiap empat sampai lima hari sekali. larva/benih ikan konsumsi/ikan
Jadi waktu panen artemia sangat hias.
ditentukan oleh ukuran besar mulut
larva yang akan mengkonsumsinya
dengan ukuran artemia yang akan 7.3.3. Budidaya Rotifera
ditetaskan. Jika didalam media
penetasan tidak terdapat sumber Peralatan dan wadah yang dapat
makanan bagi artemia maka artemia digunakan dalam mengkultur pakan
tidak akan tumbuh dan berkembang alami Rotifera ada beberapa macam.
melainkan akan mati secara Jenis-jenis wadah yang dapat
perlahan-lahan karena kekurangan digunakan antara lain adalah bak
energi. Pada beberapa usaha semen, tanki plastik, bak beton, bak

377
fiber dan kolam tanah. Sedangkan media air budidaya Rotifera yang
peralatan yang dibutuhkan untuk telah diukur kepadatannya.
melakukan budidaya Rotifera antara
lain adalah aerator/blower, selang Setelah berbagai macam peralatan
aerasi, batu aerasi, selang air, dan wadah yang digunakan dalam
timbangan, kantong plastik, tali rafia, membudidayakan pakan alami
saringan halus/seser, ember,gayung, Rotifera diidentifikasi dan dijelaskan
gelas ukur kaca. fungsi dan cara kerjanya , langkah
selanjutnya adalah melakukan
Pemilihan wadah yang akan persiapan terhadap wadah tersebut.
digunakan dalam membudidayakan Langkah pertama adalah peralatan
Rotifera sangat bergantung kepada dan wadah yang akan digunakan
tujuannya. Wadah yang terbuat dari ditentukan sesuai dengan skala
bak semen, bak beton, bak fiber dan produksi dan kebutuhan. Peralatan
tanki plastik biasanya digunakan dan wadah disiapkan untuk
untuk membudidayakan Rotifera digunakan dalam budidaya Rotifera.
secara selektif yaitu Wadah yang akan digunakan
membudidayakan pakan alami dibersihkan dengan menggunakan
ditempat terpisah dari ikan yang sikat dan diberikan desinfektan untuk
akan mengkonsumsi pakan alami. menghindari terjadinya kontaminasi
Sedangkan wadah budidaya kolam dengan mikroorganisme yang lain.
tanah biasanya dilakukan untuk Wadah yang telah dibersihkan
membudidayakan pakan alami selanjutnya dapat diari dengan air
nonselektif yaitu membudidayakan bersih.
pakan alami secara bersama-sama
dengan ikan yang akan Wadah budidaya yang telah diairi
mengkomsumsi pakan alami dapat digunakan untuk memelihara
tersebut. Rotifera. Air yang dimasukkan
kedalam wadah budidaya harus
Rotifera yang dipelihara didalam bebas dari kontaminan seperti
wadah pemeliharaan akan tumbuh pestisida, deterjen dan chlor. Air
dan berkembang oleh karena itu yang digunakan sebaiknya diberi
harus dipantau kepadatan populasi oksigen dengan menggunakan
Rotifera didalam wadah. Alat yang aerator dan batu aerasi yang
digunakan adalah gelas ukur kaca disambungkan dengan selang
yang berfungsi untuk melihat aerasi. Aerasi ini dapat digunakan
kepadatan populasi Rotifera yang pula untuk menetralkan chlor atau
dibudidayakan didalam wadah menghilangkan Carbondioksida
pemeliharaan. Selain itu diperlukan didalam air. Kedalaman air didalam
juga seser atau saringan halus pada wadah budidaya yang optimum
saat akan melakukan pemanenan adalah 50 cm dan maksimum adalah
Rotifera. Rotifera yang telah dipanen 90 cm.
tersebut dimasukkan kedalam ember
plastik untuk memudahkan dalam Langkah kerja dalam menyiapkan
pengangkutan dan digunakan juga peralatan dan wadah kultur pakan
gayung plastik untuk mengambil

378
alami Rotifera adalah sebagai melakukan budidaya pakan alami
berikut : diperlukan unsur hara tersebut
1. Siapkan alat dan bahan yang didalam media budidaya. Unsur hara
akan digunakan dan sebutkan yang dimasukkan kedalam media
fungsi dan cara kerja peralatan tersebut pada umumnya adalah
tersebut! pupuk.
2. Tentukan wadah yang akan
digunakan untuk Jenis pupuk yang dapat digunakan
membudidayakan Rotifera ! sebagai sumber unsur hara pada
3 Bersihkan wadah dengan media kultur pakan alami Rotifera
menggunakan sikat dan disiram adalah pupuk organik dan anorganik.
dengan air bersih, kemudian Pemilihan antara kedua jenis pupuk
lakukan pensucihamaan wadah tersebut sangat bergantung kepada
dengan menggunkan desinfektan ketersediaan pupuk tersebut dilokasi
sesuai dengan dosisnya. budidaya, dan kedua jenis pupuk
4. Bilaslah wadah yang telah tersebut dapat digunakan sebagai
dibersihkan dengan sumber unsur hara.
menggunakan air bersih.
5. Pasanglah peralatan aerasi Jenis pupuk organik yang biasa
dengan merangkaikan antara digunakan adalah pupuk kandang,
aerator, selang aerasi dan batu pupuk kandang adalah pupuk yang
aerasi, masukkan kedalam berasal dari campuran antara
wadah budidaya. Ceklah kotoran hewan dengan sisa
keberfungsian peralatan tersebut makanan dan alas tidur hewan
dengan memasukkan kedalam tersebut. Campuran ini telah
arus listrik. mengalami pembusukan sehingga
6. Masukkan air bersih yang tidak sudah tidak berbentuk seperti
terkontaminasi kedalam wadah semula. Pupuk kandang yang akan
budidaya dengan menggunakan dipergunakan sebagai pupuk dalam
selang plastik dengan kedalaman media kultur pakan alami adalah
air yang telah ditentukan, pupuk kandang yang telah kering.
misalnya 50 cm. Mengapa pupuk kandang yang
digunakan harus yang kering ?
Media seperti apakah yang dapat Pupuk kandang yang telah kering
digunakan untuk tumbuh dan sudah mengalami proses
berkembang pakan alami Rotifera. pembusukan secara sempurna
Rotifera merupakan hewan air yang sehingga secara fisik seperti warna,
hidup diperairan tawar subtropik dan rupa, tekstur, bau dan kadar airnya
tropik baik di daerah danau, sungai tidak seperti bahan aslinya.
dan kolam-kolam. Berdasarkan
habitat alaminya pakan alami Pupuk kandang ini jenisnya ada
Rotifera ini dapat hidup pada beberapa macam antara lain adalah
perairan yang mengandung unsur pupuk yang berasal dari kotoran
hara. Unsur hara ini dialam diperoleh hewan sapi, kerbau, kelinci, ayam,
dari hasil dekomposisi nutrien yang burung dan kuda. Dari berbagai jenis
ada didasar perairan. Untuk kotoran hewan tersebut yang biasa

379
digunakan adalah kotoran ayam dan 1,0 gram/liter. Tetapi dosis pupuk
burung puyuh. Kotoran ayam dan kandang yang berasal dari kotoran
burung puyuh yang telah kering ini burung puyuh berdasarkan hasil
digunakan dengan dosis sesuai penelitian dan memberikan
kebutuhan. pertumbuhan populasi Rotifera pada
hari ketujuh sebanyak 80
Jenis pupuk anorganik juga bisa individu/liter.
digunakan sebagai sumber unsur
hara pada media kultur Rotifera jika Dosis yang digunakan untuk pupuk
pupuk kandang tidak terdapat anorganik harus dihitung
dilokasi tersebut. Jenis pupuk berdasarkan kebutuhan unsur hara
anorganik yang biasa digunakan yang dibutuhkan. Beberapa
adalah pupuk yang mengandung pembudidaya ada yang
unsur Nitrogen, Phosphat dan menggunakan pupuk nitrat dan
Kalium. Pupuk anorganik yang phosphat sebagai unsur hara yang
banyak mengandung unsur nitrogen dimasukkan kedalam media kultur
dan banyak dijual dipasaran adalah pakan alami. Dosis yang digunakan
urea, Zwavelzure Ammoniak (ZA), dihitung berdasarkan kandungan
sedangkan unsur phosphat adalah unsur hara yang terdapat dalam
Triple Superphosphat (TSP). Untuk pupuk an organik, misalnya pupuk
lebih mudahnya saat ini juga sudah yang akan digunakan adalah urea
dijual pupuk majemuk yang dan ZA. Kadar unsur N dalam urea
mengandung unsur Nitrogen, adalah 46%, artinya dalam setiap
Phosphate dan Kalium (NPK). 100 kg urea mengandung unsur N
sebanyak 46 kg. Untuk ZA kadar N
Pupuk yang dimasukkan kedalam nya 21% , artinya kadar N dalam
media kultur pakan alami yang pupuk ZA adalah 21 kg. Sedangkan
berfungsi untuk menumbuhkan pupuk kandang yang baik
bakteri, fungi, detritus dan beragam mengandung unsur N sebanyak 1,5–
phytoplankton sebagai makanan 2%. Oleh karena dalam menghitung
utama Rotifera. Dengan tumbuhnya jumlah pupuk anorganik yang
pakan Rotifera di dalam media kultur dibutuhkan dalam media kultur
maka pakan alami yang akan pakan alami dilakukan perhitungan
dipelihara di dalam wadah budidaya matematis. Misalnya kebutuhan urea
tersebut akan tumbuh dan adalah V1N1 = V2N2, 2X1,5=VX46,
berkembang. maka kebutuhan urea adalah 3 : 46
= 0,065 kg.
Berapakah dosis pupuk yang harus
ditebarkan kedalam media kultur Pupuk yang telah ditentukan akan
pakan alami Rotifera ? Berdasarkan digunakan sebagai sumber unsur
pengalaman beberapa pembudidaya hara dalam media kultur pakan alami
dosis yang digunakan untuk pupuk selanjutnya dihitung dan ditimbang
kandang dari kotoran ayam sesuai dengan dosis yang
sebanyak 500 gram/m3, sedangkan dibutuhkan. Penimbangan dilakukan
yang berasal dari kotoran burung setelah wadah budidaya disiapkan.
puyuh adalah 1000 gram/m3, atau Kemudian pupuk tersebut

380
dimasukkan kedalam kantong plastik Langkah kerja yang harus dilakukan
atau karung plastik diikat dan di pada pembuatan media budidaya
lubangi dengan menggunakan paku Rotifera sama dengan budidaya
atau gunting agar pupuk tersebut Daphnia.
dapat mudah larut didalam media
kultur pakan alami Rotifera. Pupuk Ada beberapa langkah yang harus
tersebut akan berproses didalam dilakukan sebelum melakukan
media dan akan tumbuh inokulasi bibit pakan alami kedalam
mikroorganisme sebagai makanan media kultur yaitu pertama
utama dari Rotifera. Waktu yang melakukan identifikasi jenis bibit
dibutuhkan oleh proses dekomposisi pakan alami Rotifera, kedua
pupuk didalam media kultur pakan melakukan seleksi terhadap bibit
alami Rotifera ini berkisar antara 7 – pakan alami Rotifera, ketiga
14 hari. Setelah itu baru bisa melakukan inokulasi bibit pakan
dilakukan penebaran bibit Rotifera alami sesuai dengan prosedur .
kedalam media kultur.
Identifikasi Rotifera perlu dilakukan
Selama dalam pemeliharaan harus agar tidak terjadi kesalahan dalam
terus dilakukan pemupukan susulan melakukan inokulasi. Rotifera
seminggu sekali dengan dosis merupakan salah satu jenis
setengah dari pemupukan awal. zooplankton yang hidup diperairan
Pakan alami Rotifera mempunyai tawar didaerah tropis dan subtropis.
siklus hidup yang relatif singkat yaitu Berdasarkan klasifikasinya Rotifera
4 – 12 hari. Oleh karena itu agar sp dapat dimasukkan kedalam :
pembudidayaannya bisa Filum : Rotifera
berlangsung terus harus selalu Kelas : Monogononta
diberikan pemupukan susulan. Ordo : Ploima
Dalam memberikan pemupukan Famili : Brachionidae
susulan ini caranya hampir sama Subfamili : Brachioninae
dengan pemupukan awal dan ada Genus : Brachionus
juga yang memberikan pemupukan Spesies : Brachionus
susulannya dalam bentuk larutan calyciflorus
pupuk yang dicairkan.
Morfologi Rotifera dapat dilihat
Parameter kualitas air didalam media secara langsung dibawah mikroskop,
kultur pakan alami Rotifera juga ciri khas nya yang sangat mudah
harus dilakukan pengukuran. untuk dikenali adalah adanya corona
Rotifera akan tumbuh dan atau semacam selaput yang
berkembang pada media kultur yang dikelilingi cilia yang mencolok
mempunyai kandungan Oksigen disekitar mulutnya. Lingkaran cilia
terlarut sebanyak > 5 ppm, dibagian anterior terdapat diatas
kandungan amonia < 1 ppm, suhu air pedestal yang terbagi dua yang
berkisar antara 28 – 30 oC dan pH air disebut trocal disk. Gerakan
antara 6 – 8. membranela pada trochal disk
seperti dua roda yang berputar.

381
Trochal disk digunakan untuk lorica berbeda-beda untuk setiap
berenang dan makan. spesies yang sama pada habitat
berbeda. Rata-rata lebar lorica
Tubuh Rotifera umumnya Brachionus calyciflorus bervariasi
transparan, beberapa berwarna antara 124 – 300 mikron. Panjang
hijau, merah atau coklat yang tubuh berkisar antara 200 – 500 µm .
disebabkan oleh warna makanan Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
yang ada disekitar saluran pada Gambar 7.23.
pencernaannya. Tubuh terbagi atas
tiga bagian yaitu bagian kepala yang
pendek, badan yang besar dan kaki
atau ekor. Bentuk tubuh agak
panjang dan silindris. Pada kepala
terdapat corona yang berguna
sebagai alat untuk mengalirkan
makanan, organ perasa atau peraba
dan bukaan mulut.

Rongga badan berisi cairan tubuh


dan terdapat beberapa organ tubuh,
yaitu saluran pencernaan yang terdiri
dari mastax dengan kelenjar ludah,
oesophagus, lambung dengan
kelenjar perut dan usus. Organ Gambar 7.23. Rotifera
ekresi, organ genital meliputi
germanium atau ovari dan Langkah selanjutnya setelah dapat
vitellarium. Sejumlah otot-otot mengidentifikasi jenis Rotifera yang
melingkar dan membujur yang akan ditebar kedalam media kultur
meluas sampai ke kepala dan kaki. adalah melakukan pemilihan
Kepala dan badan tidak jelas terhadap bibit Rotifera. Pemilihan
batasnya, kaki ramping dan ujung bibit Rotifera yang akan ditebar
kaki mengecil, pada ujung kaki kedalam media kultur harus
terdapat dua ruas semu atau lebih dilakukan dengan tepat. Bibit yang
bahkan kadang-kadang tidak terlihat akan ditebar kedalam media kultur
karena ditarik kedalam tubuh atau harus yang sudah dewasa. Rotifera
mengkerut dan adakalanya tidak. dewasa berukuran 2,5 mm, anak
Kaki yang beruas semu mempunyai pertama sebesar 0,8 mm dihasilkan
dua jari dan mengandung kelenjar secara parthenogenesis. Ukuran
kaki yang bermuara di ujung jari. badan dan nilai kalori rotifer
berdasarkan volume dan bobot dapat
Badan Brachionus dilapisi kutikula dilihat pada tabel 7.9.
yang membentuk lapisan agak tebal
dan kaku yang disebut lorica. Ukuran

382
Tabel 7.9. Ukuran badan dan nilai kalori rotifer (Brachionus sp)
Panjang Lebar Volume Bobot Nilai kalori
Rotifer lorika lorika (ml) (µg) (10 -7 kkal)
(µm) (µm)

Betina 273 ± 13 170 1,77 0,195 10,89


Jantan 113 ± 3 92 0,29 0,031 1,75
Telur 128 ± 1 105 0,90 0,096 5,50
Telur Kista 98 ± 4 77 0,30 0,033 1,85

Perkembangbiakan Rotifera di dalam suhu air dan kualitas pakan, maka


media kultur dapat dilakukan dengan telur betina amiktik tersebut dapat
dua cara yaitu secara sexual dan menetas menjadi betina miktik.
asexual. Perkembangbiakan secara Betina miktik ini akan menghasilkan
asexual (tidak kawin) yang disebut telur yang akan berkembang menjadi
dengan Parthenogenesis terjadi jantan. Bila jantan dan betina miktik
dalam keadaan normal. Sifat yang tersebut kawin, maka betina miktik
khas pada rotifera adalah adanya akan menghasilkan telur dorman
dua tipe jenis betina yaitu betina (dorman egg) dengan cangkang
miktik dan amiktik. Betina amiktik yang keras dan tebal yang tahan
menghasilkan telur yang akan terhadap kondisi perairan yang jelek
berkembang menjadi betina amiktik dan kekeringan, dan dapat menetas
pula. Tetapi dalam keadaan bila keadaan perairan telah normal
lingkungan yang kurang kembali. Lebih jelasnya dapat dilihat
menguntungkan (tidak normal) pada Gambar 7.24.
seperti terjadi perubahan salinitas,

383
Gambar 7.24. Daur hidup rotifer (Brachionus sp)

Rotifera mempunyai umur hidup Setelah dapat membedakan antara


yang relatif singkat yaitu antara 4 – individu Rotifera yang telur, anak,
19 hari. Menurut beberapa ahli 24 remaja dan dewasa maka
jam setelah menetas Brachionus selanjutnya adalah memilih individu
muda telah menjadi dewasa dan yang dewasa sebagai calon bibit
dapat menghasilkan telur 2 sampai yang akan ditebarkan kedalam
3 butir. Hal ini telah diperkuat oleh media kultur. Jumlah bibit yang akan
peneliti bahwa jumlah telur yang ditebarkan kedalam media kultur
dihasilkan oleh induk betina sangat bergantung kepada volume
Brachionus calyciflorus yang dikultur media kultur . Padat penebaran bibit
secara khusus di laboratorium yang akan diinokulasi kedalam
adalah rata-rata 3 – 6 butir. media kultur biasanya adalah 20 –
Sedangkan pengetahuan tentang 25 individu perliter.
jumlah telur yang dihasilkan oleh
betina miktik masih sedikit sekali, Cara yang dilakukan dalam
tetapi diduga tidak jauh berbeda dari melakukan inokulasi adalah dengan
jumlah telur yang dihasilkan oleh menebarkannya secara hati-hati
betina amiktik. kedalam media kultur sesuai dengan

384
padat tebar yang telah ditentukan. 9. Hitunglah jumlah bibit yang akan
Penebaran bibit Rotifera ini ditebar tersebut sesuai dengan
sebaiknya dilakukan pada saat suhu point 8.
perairan tidak terlalu tinggi yaitu 10. Lakukan penebaran bibit pakan
pada pagi dan sore hari. alami Rotifera pada pagi atau
sore hari dengan cara
Langkah kerja dalam menebar bibit menebarkannya secara
pakan alami rotifera adalah sebagai perlahan-lahan kedalam media
berikut : kultur.
1. Siapkan alat dan bahan yang
akan digunakan sebelum Pemupukan susulan pada budidaya
melakukan inokulasi/penanaman rotifera dilakukan sama dengan
bibit pakan alami Rotifera! budidaya daphnia. Frekuensi
2. Siapkan mikroskop dan pemupukan susulan ditentukan
peralatannya untuk dengan melihat sample air didalam
mengidentifikasi jenis Rotifera media kultur , parameter yang
yang akan dibudidayakan! mudah dilihat adalah jika
3. Ambillah seekor Rotifera dengan transparansi kurang dari 0,3 m
menggunakan pipet dan didalam media kultur. Hal ini dapat
letakkan diatas objec glass, dan dilihat dari warna air media yang
teteskan formalin agar individu berwarna keruh atau warna teh
tersebut tidak bergerak ! bening. Jika hal tersebut terjadi
4. Letakkan objec glass dibawah segera dilakukan pemupukan
mikroskop dan amati morfologi susulan. Jenis pupuk yang
Rotifera serta cocokkan dengan digunakan sama dengan
gambar 6. pemupukan awal.
5. Lakukan pengamatan terhadap
individu Rotifera beberapa kali Mengapa pertumbuhan populasi
ulangan agar dapat pakan alami Rotifera harus dipantau
membedakan tahapan stadia ? Kapan waktu yang tepat dilakukan
pada Rotifera yang sedang pemantauan populasi pakan alami
diamati dibawah mikroskop ! Rotifera yang dibudidayakan
6. Hitunglah panjang tubuh individu didalam media kultur ? Bagaimana
Rotifera dewasa beberapa kita menghitung kepadatan populasi
ulangan dan perhatikan ukuran pakan alami Rotifera didalam media
tersebut dengan kasat mata! kultur ? Mari kita jawab pertanyaan-
7. Lakukanlah pemilihan bibit yang pertanyaan tersebut dengan
akan ditebarkan kedalam media mempelajari beberapa referensi
kultur d an letakkan dalam tentang hal tersebut atau dari
wadah yang terpisah! majalah dan internet yang dapat
8. Tentukan padat penebaran yang menjawabnya. Didalam handout ini
akan digunakan dalam budidaya akan diuraikan secara singkat
pakan alami Rotifera tersebut tentang pertumbuhan Rotifera,
sebelum dilakukan penebaran. menghitung kepadatan populasi dan
waktu pemantauannya.

385
Rotifera yang dipelihara dalam maksimal didalam media kultur
media kultur yang tepat akan adalah 80 individu permililiter,
mengalami pertumbuhan yang walaupun ada juga yang mencapai
cepat. Secara biologis Rotifera akan kepadatan 120 – 150 individu
tumbuh dewasa pada umur satu permililiter.
hari (24 jam setelah menetas), jika
pada saat inokulasi yang ditebarkan Untuk mengukur tingkat kepadatan
adalah bibit Rotifera yang dewasa populasi Rotifera didalam media
maka dalam waktu dua hari bibit kultur dilakukan dengan cara
Rotifera tersebut sudah mulai sampling beberapa titik dari media,
beranak, karena periode maturasi minimal tiga kali sampling. Sampling
Rotifera pada media yang dilakukan dengan cara mengambil
mempunyai suhu 25 oC adalah satu air media kultur yang berisi Rotifera
hari. Jumlah telur yang dikeluarkan dengan menggunakan baker glass
dari satu induk bibit Rotifera adalah atau erlemeyer. Hitunglah jumlah
sebanyak 2 – 3 butir. Daur hidup Rotifera yang terdapat dalam botol
Rotifera adalah 6 – 19 hari dan contoh tersebut, data tersebut dapat
Rotifera menjadi dewasa hanya dikonversikan dengan volume media
dalam waktu satu hari, sehingga kultur.
bisa diperhitungkan prediksi
populasi Rotifera didalam media Langkah Kerja dalam memantau
kultur. pertumbuhan populasi pakan alami
Rotifera adalah sebagai berikut :
Berdasarkan siklus hidup Rotifera 1. Siapkan alat dan bahan yang
maka kita dapat menentukan waktu akan digunakan sebelum
yang tepat untuk dilakukan melakukan pemantauan
pemanenan sesuai dengan kebu pertumbuhan populasi pakan
tuhan larva atau benih ikan yang alami Rotifera.
akan mengkonsumsi pakan alami 2. Tentukan waktu pemantauan
Rotifera. Ukuran Rotifera yang kepadatan populasi sesuai
dewasa dan anak-anak berbeda dengan prediksi tingkat
oleh karena itu perbedaan ukuran pertumbuhan Rotifera di media
tersebut sangat bermanfaat bagi kultur.
ikan yang akan mengkonsumsi dan 3. Ambillah sampel air dimedia
disesuaikan dengan ukuran bukaan kultur dengan menggunakan
mulut larva. baker glass/erlemeyer, amati
dengan seksama dan teliti !
Pemantauan pertumbuhan pakan 4. Hitunglah jumlah Rotifera yang
alami Rotifera di media kultur harus terdapat dalam baker glass
dilakukan agar tidak terjadi tersebut !
kepadatan populasi yang 5. Lakukanlah kegiatan tersebut
mengakibatkan tingkat kematian minimal tiga kali ulangan dan
yang tinggi didalam media. Hal catat apakah terjadi perbedaan
tersebut diakibatkan oleh kurangnya nilai pengukuran dari ketiga
oksigen didalam media kultur. lokasi yang berbeda.
Tingkat kepadatan populasi yang

386
6. Hitunglah rata-rata nilai populasi Apabila jumlah Rotifera yang ada
dari ketiga sampel yang berbeda sangat banyak, maka dari gelas
lokasi. Nilai rata-rata ini akan piala 100 ml dapat diencerkan,
dipergunakan untuk menghitung caranya adalah dengan
kepadatan populasi pakan alami menuangkan kedalam gelas piala
Rotifera di media kultur. 1000 ml dan ditambah air hingga
7. Catat volume air sampel dan volumenya 1000 ml.Dari gelas 1000
jumlah Rotifera dari data point 6, ml, lalu diambil sebanyak 100 ml.
lakukan konversi nilai Rotifera yang ada dihitung seperti
perhitungan tersebut untuk cara diatas, lalu kepadatan di dalam
menduga kepadatan populasi wadah budidaya dapat diketahui
pakan alami Rotifera didalam dengan cara mengalikan 10 kali
media kultur. jumlah didalam gelas 100 ml.
Sebagai contoh, apabila di dalam
Pemanenan pakan alami Rotifera gelas piala 100 ml terdapat 200 ekor
ini dapat dilakukan setiap hari atau Rotifera, maka kepadatan Rotifera
seminggu sekali atau dua minggu diwadah budidaya adalah 10 X 200
sekali. Hal tersebut bergantung ekor = 2000 individu per 100 ml.
kepada kebutuhan suatu usaha
Pemanenan Rotifera dapat
terhadap ketersediaan pakan alami
dilakukan berdasarkan siklus
Rotifera.
reproduksinya, dimana Rotifera
akan menjadi dewasa pada umur
Pemanenan pakan alami Rotifera
satu hari dan dapat bertelur setiap
yang dilakukan setiap hari biasanya
hari, maka dapat dipredeksi
jumlah yang dipanen adalah kurang
kepadatan populasi Rotifera didalam
dari 20% . Pemanenan Rotifera
media kultur jika padat tebar awal
dapat juga dilakukan seminggu
dilakukan pencatatan. Rotifera dapat
sekali atau dua minggu sekali
berkembangbiak tanpa kawin dan
sangat bergantung kepada
usianya relative singkat yaitu 6 – 19
kelimpahan populasi Rotifera di
hari.
dalam media kultur.

Untuk menghitung kepadatan Pemanenan dapat dilakukan pada


Rotifera pada saat akan dilakukan hari ke empat – sembilan jika
pemanenan, dapat dilakukan tanpa populasinya sudah mencukupi,
menggunakan alat pembesar atau pemanenan tersebut dilakukan
mikroskop. Rotifera diambil dari dengan cara menggunakan seser
dalam wadah, yang telah diaerasi halus. Waktu pemanenan dilakukan
agak besar sehingga Rotifera pada pagi hari disaat matahari terbit,
merata berada di seluruh kolom air, pada waktu tersebut Rotifera akan
dengan memakai gelas piala volume banyak mengumpul dibagian
100 ml. Rotifera dan air di dalam permukaan media untuk mencari
gelas piala selanjutnya dituangkan sinar. Dengan tingkahlakunya
secara perlahan-lahan sambil tersebut akan sangat mudah bagi
dihitung jumlah Rotifera yang keluar para pembudidaya untuk melakukan
bersama air. pemanenan. Rotifera yang baru

387
dipanen tersebut dapat digunakan hampir sama dalam
langsung untuk konsumsi larva atau membudidayakan pakan alami
benih ikan. sebelumnya. Kegiatan budidaya
cacing rambut ini dimulai dari
Rotifera yang sudah dipanen persiapan peralatan dan wadah,
tersebut dapat tidak secara penyiapan media kultur, penanaman
langsung diberikan pada larva dan bibit, pemberian pupuk susulan,
benih ikan hias yang dibudidayakan pemantauan pertumbuhan dan
tetapi dilakukan penyimpanan. Cara pemanenan cacing rambut. Oleh
penyimpanan Rotifera yang dipanen karena itu semua kegiatan tersebut
berlebih dapat dilakukan akan diuraikan didalam buku ini.
pengolahan Rotifera segar menjadi
beku . Proses tersebut dilakukan Peralatan dan wadah yang dapat
dengan menyaring Rotifera dengan digunakan dalam mengkultur pakan
air dan Rotiferanya saja yang alami Tubifex ada beberapa macam.
dimasukkan dalam wadah plastic Jenis-jenis wadah yang dapat
dan disimpan didalam lemari digunakan antara lain adalah bak
pembeku (Freezer). platik, bak semen, tanki plastik, bak
beton, bak fiber ,kolam tanah dan
Langkah kerja dalam melakukan saluran air. Sedangkan peralatan
pemanenan rotifera dilakukan sama yang dibutuhkan untuk melakukan
dengan pemanenan pada Daphnia, budidaya Tubifex antara lain adalah
yang membedakan adalah waktu selang air, timbangan, saringan
pemanenan dan jumlah rotifera yang halus/seser, ember,gayung.
akan dipanen setiap hari.
Pemilihan wadah yang akan
digunakan dalam membudidayakan
Tubifex sangat bergantung kepada
tujuannya. Wadah yang terbuat dari
7.4. BUDIDAYA BENTHOS bak semen, bak beton, bak fiber dan
tanki plastik biasanya digunakan
Jenis organisma yang dapat untuk membudidayakan Tubifex
digunakan sebagai pakan alami bagi secara selektif yaitu
ikan konsumsi dan ikan hias yang membudidayakan pakan alami
termasuk kedalam kelompok ditempat terpisah dari ikan yang
Benthos adalah cacing rambut. akan mengkonsumsi pakan alami.
Cacing rambut sangat banyak
diberikan untuk ikan hias dan ikan Pada budidaya tubifex fungsi aerator
konsumsi karena mengandung dapat digantikan dengan
nutrisi yang cukup tinggi untuk mengalirkan air secara kontinue
pertumbuhan dan perkembangan kedalam wadah pemeliharaan. Debit
ikan yang dibudidayakan. air yang masuk kedalam wadah
pemeliharaan adalah 900 ml/menit.
Dalam membudidayakan cacing Selang air digunakan untuk
rambut prosedur yang dilakukan memasukkan air bersih dari tempat
penampungan air kedalam wadah

388
budidaya. Peralatan ini digunakan hidup diperairan tawar subtropik dan
juga untuk mengeluarkan kotoran tropik baik di daerah danau, sungai
dan air pada saat dilakukan dan kolam-kolam. Berdasarkan
pemeliharaan. Dengan habitat alaminya pakan alami
menggunakan selang air akan Tubifex ini merupakan organisme
memudahkan dalam melakukan yang hidup didasar perairan yang
penyiapan wadah sebelum banyak mengandung detritus dan
digunakan untuk budidaya. mikroorganik lainnya. Tubifex ini
biasanya dapat hidup pada perairan
Setelah berbagai macam peralatan yang banyak mengandung bahan
dan wadah yang digunakan dalam organik. Bahan organik yang
membudidayakan pakan alami terdapat didalam perairan biasanya
Tubifex diidentifikasi dan dijelaskan berasal dari dekomposisi unsur
fungsi dan cara kerjanya , langkah hara. Unsur hara ini dialam
selanjutnya adalah melakukan diperoleh dari hasil dekomposisi
persiapan terhadap wadah tersebut. nutrien yang ada didasar perairan.
Untuk melakukan budidaya pakan
Wadah budidaya yang telah diairi alami diperlukan unsur hara tersebut
dapat digunakan untuk memelihara didalam media budidaya. Unsur
Tubifex. Air yang dimasukkan hara yang dimasukkan kedalam
kedalam wadah budidaya harus media tersebut pada umumnya
bebas dari kontaminan seperti adalah pupuk.
pestisida, deterjen dan chlor.
Kedalaman media didalam wadah Pupuk yang terdapat dialam ini
budidaya yang optimum adalah 10 dapat dikelompokkan menjadi dua
cm dan maksimum adalah 20 cm. yaitu pupuk organik dan pupuk
Kedalaman media dalam wadah anorganik. Pupuk organik adalah
budidaya berdasarkan habitat asli di pupuk yang berasal dari kotoran
alamnya hidup pada daerah yang hewan, sisa tanaman, limbah rumah
mengandung lumpur dengan tangga. Sedangkan pupuk
distribusi pada daerah permukaan anorganik adalah pupuk yang
substrat pada kedalaman tertentu. berasal dari bahan kimia dasar yang
Berdasarkan hasil peneltian tubifex dibuat secara pabrikasi atau yang
yang berukuran juwana dengan berasal dari hasil tambang, seperti
berat kurang dari 0,1 mg umumnya Nitrat, Fosfat (Duperfosfat/DS, Triple
terdapat pada kedalaman 0 – 2 cm, Superfosfat/ TSP, Superphosphat
cacing muda yang mempunyai berat 36, Fused Magnesium
0,1 – 5,0 mg pada kedalaman 0 – 4 Phospate/FMP), Silikat, natrium,
cm, sedangkan cacing dewasa yang Nitrogen (Urea, Zwavelzure
mempunyai berat 5,0 mg pada amoniak/ZA, Amonium nitrat,
kedalaman 2 – 4 cm. Amonium sulfanitrat) dan lain-lain.

Media seperti apakah yang dapat Jenis pupuk yang dapat digunakan
digunakan untuk tumbuh dan sebagai sumber unsur hara pada
berkembang pakan alami Tubifex. media kultur pakan alami Tubifex
Tubifex merupakan hewan air yang adalah pupuk organik dan

389
anorganik. Pemilihan antara kedua phytoplankton sebagai makanan
jenis pupuk tersebut sangat utama Tubifex. Dengan tumbuhnya
bergantung kepada ketersediaan pakan Tubifex di dalam media kultur
pupuk tersebut dilokasi budidaya, maka pakan alami yang akan
dan kedua jenis pupuk tersebut dipelihara didalam wadah budidaya
dapat digunakan sebagai sumber tersebut akan tumbuh dan
unsur hara. berkembang.

Jenis pupuk organik yang biasa Berapakah dosis pupuk yang harus
digunakan adalah pupuk kandang, ditebarkan kedalam media kultur
pupuk kandang adalah pupuk yang pakan alami Tubifex ? Berdasarkan
berasal dari campuran antara pengalaman beberapa pembudidaya
kotoran hewan dengan sisa dosis yang digunakan untuk pupuk
makanan dan alas tidur hewan kandang dari kotoran ayam
tersebut. Campuran ini telah sebanyak 50% dari jumlah media
mengalami pembusukan sehingga yang akan dibuat. Jika jumlah media
sudah tidak berbentuk seperti yang dibuat sebanyak 500 gram
semula. Pupuk kandang yang akan maka jumlah pupuknya adalah 250
dipergunakan sebagai pupuk dalam gram. Kemudian pupuk tersebut
media kultur pakan alami adalah dimasukkan kedalam wadah
pupuk kandang yang telah kering. budidaya dicampur dengan lumpur
Mengapa pupuk kandang yang kolam dengan perbandingan satu
digunakan harus yang kering ? banding satu. Pupuk tersebut akan
Pupuk kandang yang telah kering berproses didalam media dan akan
sudah mengalami proses tumbuh mikroorganisme sebagai
pembusukan secara sempurna makanan utama dari Tubifex. Waktu
sehingga secara fisik seperti warna, yang dibutuhkan oleh proses
rupa, tekstur, bau dan kadar airnya dekomposisi pupuk didalam media
tidak seperti bahan aslinya. kultur pakan alami Tubifex ini
berkisar antara 2-7 hari. Setelah itu
Pupuk kandang ini jenisnya ada baru bisa dilakukan penebaran bibit
beberapa macam antara lain adalah Tubifex kedalam media kultur.
pupuk yang berasal dari kotoran
hewan sapi, kerbau, kelinci, ayam, Selama dalam pemeliharaan harus
burung dan kuda. Dari berbagai terus dilakukan pemupukan susulan
jenis kotoran hewan tersebut yang seminggu sekali dengan dosis 9%
biasa digunakan adalah kotoran pemupukan awal. Berdasarkan hasil
ayam dan burung puyuh. Kotoran penelitian Yuherman (1987)
ayam dan burung puyuh yang telah pemupukan susulan dengan dosis
kering ini digunakan dengan dosis 75% dari pemupukan awal setelah
sesuai kebutuhan. 10 hari inokulasi dapat memberikan
pertumbuhan yang optimal pada
Pupuk yang dimasukkan ke dalam tubifex. Pakan alami Tubifex
media kultur pakan alami yang mempunyai siklus hidup yang relatif
berfungsi untuk menumbuhkan singkat yaitu 50 – 57 hari. Oleh
bakteri, fungi, detritus dan beragam karena itu agar pembudidayaannya

390
bisa berlangsung terus harus selalu Genus : Tubifex
diberikan pemupukan susulan. Spesies : Tubifex sp.
Dalam memberikan pemupukan
susulan ini caranya hampir sama Morfologi Tubifex dapat dilihat
dengan pemupukan awal dan ada secara langsung dibawah
juga yang memberikan pemupukan mikroskop, ciri khasnya yang sangat
susulannya dalam bentuk larutan mudah untuk dikenali adalah adanya
pupuk yang dicairkan. tubuhnya berwarna merah
kecoklatan karena banyak
Parameter kualitas air didalam mengandung haemoglobin. Tubuh
media kultur pakan alami Tubifex terdiri dari beberapa segmen
juga harus dilakukan pengukuran. berkisar antara 30 – 60 segmen.
Tubifex akan tumbuh dan Pada setiap segmen di bagian
berkembang pada media kultur yang punggung dan perut akan keluar
mempunyai kandungan Oksigen seta dan ujungnya bercabang dua
terlarut berkisar antara 2,75 – 5 ppm tanpa rambut. Bentuk tubuh agak
dan jika kandungan oksigen terlarut panjang dan silindris mempunyai
> 5 ppm dapat meningkatkan dinding yang tebal terdiri dari dua
pertumbuhan tubifek, kandungan lapis otot yang membujur dan
amonia < 1 ppm, suhu air berkisar melingkar sepanjang tubuhnya.
antara 28 – 30 oC dan pH air antara Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
6 – 8. pada Gambar 7.25.

Ada beberapa langkah yang harus


dilakukan sebelum melakukan
inokulasi bibit pakan alami kedalam
media kultur yaitu pertama
melakukan identifikasi jenis bibit
pakan alami Tubifex, kedua
melakukan seleksi terhadap bibit
pakan alami Tubifex, ketiga
melakukan inokulasi bibit pakan
alami sesuai dengan prosedur .

Identifikasi Tubifex perlu dilakukan


agar tidak terjadi kesalahan dalam
melakukan inokulasi. Tubifex
merupakan salah satu jenis Benthos Gambar 7.25. Tubifex sp
yang hidup didasar perairan tawar
didaerah tropis dan subtropis. Langkah selanjutnya setelah dapat
Berdasarkan klasifikasinya Tubifex mengidentifikasi jenis Tubifex yang
sp dapat dimasukkan kedalam : akan ditebar kedalam media kultur
Filum : Annelida adalah melakukan pemilihan
Kelas : Oligochaeta terhadap bibit Tubifex. Pemilihan
Ordo : Haplotaxida bibit Tubifex yang akan ditebar
Famili : Tubificidae kedalam media kultur harus

391
dilakukan dengan tepat. Bibit yang menjadi embrio tubifex
akan ditebar kedalam media kultur membutuhkan waktu sekitar 10 – 12
harus yang sudah dewasa. Tubifex hari. Jadi daur hidup cacing rambut
dewasa berukuran 30 mm, anak dari telur , menetas dan menjadi
pertama sebesar 0,8 mm dihasilkan dewasa serta mengeluarkan kokon
secara hermaprodit. dibutuhkan waktu sekitar 50 – 57
hari. Lebih jelasnya dapat dilihat
Perkembangbiakan Tubifex di dalam pada Gambar 7.26.
media kultur dapat dilakukan
dengan cara asexual yaitu
pemutusan ruas tubuh dan
pembuahan sendiri (Hermaphrodit).
Telur cacing rambut dihasilkan
didalam kokon yaitu suatu bangunan
yang berbentuk bulat telur, panjang
1,0 mm dan garis tengahnya 0,7
mm. Kokon ini dibentuk oleh
kelenjar epidermis dari salah satu
segmen tubuhnya yang disebut
klitelum. Telur yang terdapat
didalam kokon ini akan mengalami
proses metamorfosis dan akan
mengalami pembelahan sel seperti
pada umumnya perkembangbiakan
embrio didalam telur yang dimulai
Gambar 7.26. Daur hidup Tubifex
dari stadia morula, blastula dan
(Tubifex sp)
gastrula. Telur yang terdapat
didalam kokon ini akan menetas
Setelah dapat membedakan antara
menjadi embrio yang sama persis
individu Tubifex yang bertelur, anak,
dengan induknya hanya ukurannya
remaja dan dewasa maka
lebih kecil. Proses
selanjutnya adalah memilih individu
perkembangbiakan embrio didalam
yang dewasa sebagai calon bibit
kokon ini biasanya berlangsung
yang akan ditebarkan kedalam
selama 10 – 12 hari jika suhu
media kultur. Jumlah bibit yang akan
didalam media pemeliharaan
ditebarkan kedalam media kultur
berkisar antara 24 – 25 oC.
sangat bergantung kepada volume
media kultur . Padat penebaran bibit
Induk tubifex yang dapat
yang akan diinokulasi kedalam
menghasilkan kokon dan
media kultur biasanya adalah 2
mengeluarkan telur yang menetas
gram permeter persegi.
menjadi tubifex mempunyai usia
sekitar 40 – 45 hari. Jumla telur
Cara yang dilakukan dalam
dalam setiap kokon berkisar antara
melakukan inokulasi adalah dengan
4 – 5. Waktu yang dibutuhkan untuk
menebarkannya secara hati-hati
proses perkembangbiakan telur
kedalam media kultur sesuai dengan
didalam kokon sampai menetas

392
padat tebar yang telah ditentukan. yang dibutuhkan oleh Tubifex agar
Penebaran bibit Tubifex ini tumbuh dan berkembang.
sebaiknya dilakukan pada saat suhu Berdasarkan kebutuhan pakan bagi
perairan tidak terlalu tinggi yaitu Tubifex tersebut maka prosedur
pada pagi dan sore hari. yang dilakukan dalam memberikan
pemupukan susulan ada dua cara .
Setelah dilakukan penebaran bibit Pertama adalah dengan
didalam media pemeliharaan harus menebarkan secara merata kedalam
dilakukan pemupukan susulan. media pemeliharaan sejumlah
Pemupukan susulan adalah pupuk yang sudah ditimbang sesuai
pemupukan yang dimasukkan dengan dosis pemupukan susulan.
kedalam media kultur selama Kedua adalah dengan cara
pemeliharaan pakan alami Tubifex membuat larutan pupuk didalam
dengan dosis 9 % dari dosis wadah yang terpisah dengan wadah
pemupukan pertama yang sangat budidaya, larutan pupuk tersebut
bergantung kepada kondisi media dialirkan keseluruh permukaan
kultur. Pemupukan tersebut sangat media pemeliharaan ,dengan dosis
berguna bagi pertumbuhan detritus, yang telah ditentukan.
fungi dan bakteri yang merupakan
makanan utama dari pakan alami Frekuensi pemupukan susulan
Tubifex. ditentukan dengan melihat sample
air didalam media kultur , parameter
Selama dalam pemeliharaan yang mudah dilihat adalah jika
tersebut harus terus dilakukan warna media pemeliharaan sudah
pemupukan susulan seminggu terang didalam media kultur. Hal ini
sekali atau dua minggu sekali dapat dilihat dari warna air media
dengan dosis yang bergantung yang berwarna keruh atau warna teh
kepada kondisi media kultur , bening. Jika hal tersebut terjadi
biasanya dosis yang digunakan segera dilakukan pemupukan
adalah 9% dari pemupukan awal. susulan. Jenis pupuk yang
Pakan alami Tubifex mempunyai digunakan sama dengan
siklus hidup yang relatif singkat yaitu pemupukan awal.
50 – 57 hari. Oleh karena itu agar
pembudidayaannya bisa Mengapa pertumbuhan populasi
berlangsung terus menerus harus pakan alami Tubifex harus dipantau
selalu diberikan pemupukan ? Kapan waktu yang tepat dilakukan
susulan. Dalam memberikan pemantauan populasi pakan alami
pemupukan susulan ini caranya Tubifex yang dibudidayakan didalam
hampir sama dengan pemupukan media kultur ? Bagaimana kita
awal dan ada juga yang menghitung kepadatan populasi
memberikan pemupukan pakan alami Tubifex didalam media
susulannya dalam bentuk larutan kultur ? Mari kita jawab pertanyaan-
pupuk yang dicairkan. pertanyaan tersebut dengan
mempelajari buku ini selanjutnya.
Fungsi utama pemupukan susulan Didalam buku ini akan diuraikan
adalah untuk menumbuhkan pakan secara singkat tentang pertumbuhan

393
Tubifex, menghitung kepadatan yang tinggi didalam media. Hal
populasi dan waktu pemantauannya. tersebut diakibatkan oleh kurangnya
oksigen didalam media kultur.
Tubifex yang dipelihara dalam Tingkat kepadatan populasi yang
media kultur yang tepat akan maksimal didalam media kultur
mengalami pertumbuhan yang adalah 30 – 50 gram
cepat. Secara biologis Tubifex akan permeterpersegi, walaupun ada juga
tumbuh dewasa pada umur 40 – 45 yang mencapai kepadatan 120 –
hari, jika pada saat inokulasi yang 150 gram permeterpersegi.
ditebarkan adalah bibit Tubifex yang
dewasa maka dalam waktu sepuluh Untuk mengukur tingkat kepadatan
sampai duabelas hari bibit Tubifex populasi Tubifex didalam media
tersebut sudah mulai bertelur pada kultur dilakukan dengan cara
media yang mempunyai suhu 24 – sampling beberapa titik dari media,
25 oC. Jumlah telur yang dikeluarkan minimal tiga kali sampling. Sampling
dari satu induk Tubifex sangat dilakukan dengan cara mengambil
bergantung kepada jumlah kokon air media kultur yang berisi Tubifex
yang dihasilkan pada setiap induk. dengan menggunakan baker glass
Kokon ini akan terbentuk pada salah atau erlemeyer. Hitunglah jumlah
satu segmen tubuh induk tubifex. Tubifex yang terdapat dalam botol
Daur hidup Tubifex adalah 50 – 57 contoh tersebut, data tersebut dapat
hari dan Tubifex menjadi dewasa dikonversikan dengan volume media
dalam waktu empat puluh hari, kultur.
sehingga bisa diperhitungkan
prediksi populasi Tubifex didalam Pemanenan pakan alami Tubifex
media kultur. dapat dilakukan setelah
pemeliharaan selama dua bulan
Berdasarkan siklus hidup Tubifex setelah itu pemanenen dapat
maka kita dapat menentukan waktu dilakukan setiap dua minggu
yang tepat untuk dilakukan biasanya jumlah yang dipanen
pemanenan sesuai dengan adalah kurang dari 50% .
kebutuhan larva atau benih ikan Pemanenan Tubifex dapat juga
yang akan mengkonsumsi pakan dilakukan seminggu sekali atau dua
alami Tubifex. Ukuran Tubifex yang minggu sekali sangat bergantung
dewasa dan anak-anak berbeda kepada kelimpahan populasi Tubifex
oleh karena itu perbedaan ukuran di dalam media kultur. Pada saat
tersebut sangat bermanfaat bagi pemanenan sebaiknya wadah
ikan yang akan mengkonsumsi dan budidaya tubifex tersebut ditututp
disesuaikan dengan ukuran bukaan terlebih dahulu selama 6 jam untuk
mulut larva. memudahkan pemanenan, karena
dengan penutupan selama 6 jam
Pemantauan pertumbuhan pakan tubifex akan keluar secara perlahan-
alami Tubifex di media kultur harus lahan dari lumpur tempatnya
dilakukan agar tidak terjadi bersembunyi membenamkan
kapadatan populasi yang sebagian tubuhnya tersebut.
mengakibatkan tingkat kematian

394
Untuk menghitung kepadatan langsung diberikan pada larva dan
Tubifex pada saat akan dilakukan benih ikan hias yang dibudidayakan
pemanenan, dapat dilakukan tanpa tetapi dilakukan penyimpanan. Cara
menggunakan alat pembesar atau penyimpanan Tubifex yang dipanen
mikroskop. Tubifex diambil dari berlebih dapat dilakukan
dalam wadah pemeliharaan dan pengolahan Tubifex segar menjadi
ditimbang jumlah tubifex yang beku. Proses tersebut dilakukan
diambil setelah itu dapat dihitung dengan menyaring Tubifex dengan
jumlah individu pergramnya dengan air dan Tubifexnya saja yang
melakukan perhitungan matematis. dimasukkan dalam wadah plastic
dan disimpan didalam lemari
Pemanenan Tubifex dapat dilakukan
pembeku (Freezer).
berdasarkan siklus reproduksinya,
dimana Tubifex akan menjadi
Untuk melakukan budidaya tubifek
dewasa pada umur empat puluh
secara skala kecil dapat dilakukan
sampai empat puluh lima hari dan
dengan menggunakan wadah yang
dapat bertelur setelah sepuluh
terbuat dari bak plastik dengan
sampai duabelas hari, maka dapat
langkah kerja sebagai berikut :
dipredeksi kepadatan populasi
1. Pembuatan wadah budidaya
Tubifex didalam media kultur jika
dengan menggunakan bak kayu
padat tebar awal dilakukan
yang terbuat dari kayu yang
pencatatan. Tubifex dapat
dilapisi plasti dengan ukuran
berkembang iak tanpa kawin dan
misalnya 100 cm X 50 cm X 10
usianya relative singkat yaitu 50–57
cm.
hari.
2. Masukkan media kedalam
wadah budidaya tubifex dengan
Pemanenan dapat dilakukan pada kedalaman media 5 cm, media
hari ke limapuluh sampai limapuluh ini terbuat dari lumpur dan pupuk
tujuh jika populasinya sudah kandang dengan perbandingan
mencukupi, pemanenan tersebut lumpur dan pupuk kandang
dilakukan dengan cara adalah 1 : 1.
menggunakan seser halus. Waktu 3. Masukkan air kedalam wadah
pemanenan dilakukan pada pagi yang telah berisi media tersebut,
hari disaat matahari terbit, pada kedalaman air dalam wadah
waktu tersebut Tubifex akan banyak budidaya adalah 2 cm dan
mengumpul dibagian permukaan buatlah sistem air mengalir pada
media untuk mencari sinar. Dengan wadah budidaya dengan debit
tingkahlakunya tersebut akan sangat air berkisar 900 ml/menit.
mudah bagi para pembudidaya 4. Biarkan media tersebut selama
untuk melakukan pemanenan. 5–7 hari agar terjadi proses
Tubifex yang baru dipanen tersebut pembusukan didalam wadah
dapat digunakan langsung untuk budidaya dan akan tumbuh
konsumsi larva atau benih ikan. detritus dan mikroorganisme
lainnya sebagai makanan untuk
Tubifex yang sudah dipanen tubifex.
tersebut dapat tidak secara

395
5. Setelah itu masukkan tubifex dipelihara, meningkatkan
kedalam media tersebut dengan pertumbuhan larva dan benih ikan
dosis 2 gram permeter persegi. serta meningkatkan daya tahan
6. Lakukan pemeliharaan tubifex tubuh larva dan benih ikan.
tersebut dengan melakukan
pemupukan susulan dan Menurut Watanabe (1988)
pemantauan pertumbuhan setiap zooplankton dapat ditingkatkan
sepuluh hari sekali. mutunya dengan teknik
7. Pemanenan tubifex dapat bioenkapsulasi dengan mengguna-
dilakukan setelah minimal 40 an teknik omega yeast (ragi omega).
hari pemeliharaan. Omega tiga merupakan salah satu
jenis asam lemak tidak jenuh tinggi
Hal ini berdasarkan hasil penelitian yaitu asam lemak yang
Fadillah (2004) bahwa pertumbuhan mengandung satu atau lebih ikatan
populasi tubifex mencapai rangkap. Asam lemak ini tidak dapat
puncaknya setelah dipelihara disintesis di dalam tubuh dan
selama 40 hari. merupakan salah satu dari asam
lemak essensial. Ada dua metode
yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan mutu pakan alami
7.5. BIOENKAPSULASI yaitu :
1. Indirect Method yaitu metode
Untuk meningkatkan mutu pakan tidak langsung.
alami dapat dilakukan pengkayaan , Metode pengkayaan
istilah pengkayaan bisa juga disebut zooplankton secara tidak
dengan bioenkapsulasi. langsung dilakukan dengan cara
Pengkayaan terhadap pakan alami memelihara zooplankton dengan
ini sangat penting untuk media Chlorella dan ragi roti
meningkatkan kualitas nutrisi dari Saccharomyces cerevisiae,
pakan tersebut. Jenis pakan alami dengan dosis sebanyak 1 gram
yang dapat dilakukan pengkayaan yeast/106 sel/ml air alut perhari.
adalah dari kelompok zooplankton 2. Direct Method yaitu metode
misalnya artemia, rotifer, daphnia, langsung.
moina dan tigriopus. Semua jenis Metode pengkayaan
zooplankton tersebut biasanya zooplankton secra tidak
diberikan kepada larva dan benih langsung adalah dengan cara
ikan air tawar, payau dan laut. membuat emulsi lipid.
Dengan meningkatkan mutu dari Lipids yang mengandung ω 3
pakan alami dari kelompok ini dapat HUFA di homogenisasi dengan
meningkatkan mutu dari larva dan sedikit kuning telur mentah dan
benih ikan yang mengkonsumsi air yang akan menghasilkan
pakan tersebut. Peningkatan mutu emulsi dan secara langsung
pakan alami dapat dilihat dari diberikan kepada pakan alami
meningkatkan kelangsungan dicampur dengan ragi roti.
hidup/sintasan larva dan benih yang Tahapannya :

396
- Pembuatan emulsi lipid 2. Timbanglah minyak ikan
(mayonnaise) sebanyak 5 gram, vitamin yang
- Pengecekkan ke Homo- larut dalam air sebanyak 10
enisasi emulsi dibawah gram dan kuning telur sebanyak
mikroskop 1 gram dan letakkan dalam
- Pencampuran dengan ragi wadah yang terpisah.
roti 3. Masukkan 5 gram minyak ikan
- Pemasukan emulsi kedalam kedalam mixer dan lakukan
media pakan alami homogenisasi selama 2 – 3
- Pemberian pakan alami menit dengan alat tersebut.
langsung ke larva ikan 4. Tambahkan 10 gram vitamin
yang larut dalam air kedalam
Adapun prosedur yang dapat mixer dan tambahkan pula
dilakukan jika akan melakukan kuning telur mentah sebanyak 1
pengkayaan zooplankton adalah gram kemudian tambahkan 100
sebagai berikut : ml aquades.
5. Lakukanlah pencampuran
Pengayaan terhadap Artemia salina dengan mixer selama 2 – 3
sangat penting dilakukan untuk menit sampai terjadi campuran
meningkatkan kualitas nutrisi dari yang homogen.
pakan tersebut. Artemia salina 6. Ambillah 20 ml emulsi yang telah
merupakan salah satu jenis pakan dibuat pada langkah sebelumnya
alami dari kelompok zooplankton sebanyak 20 ml, dan tambahkan
yang dapat diberikan kepada larva 5 gram ragi roti dan campurlah
ikan konsumsi atau ikan hias. Pada dengan air kultur artemia.
stadia larva semua jenis ikan sangat 7. Jumlah emulsi yang telah dibuat
membutuhkan nutrisi yang lengkap diatas tersebut dapat
agar pertumbuhan larva sempurna dipergunakan untuk
sesuai dengan kebutuhannya. memperkaya jumlah nauplius
Pengkayaan terhadap pakan alami artemia sebanyak 100 – 200
ini berdasarkan hasil penelitian yang naupli perml, sedangkan untuk
dilakukan oleh peneliti dari Jepang rotifer emulsi tersebut dapat
dapat meningkatkan pertumbuhan. dipergunakan untuk
memperkaya sebanyak 500 -
Alat dan bahan 1000 individu per liter.
• Mixer
• Minyak ikan Pemenuhan kebutuhan akan asam
• Vitamin yang larut dalam air lemak essensial oleh larva ikan
• Kuning telur dapat dipenuhi dengan pemberian
• Aquades sumber pakan yang tepat yang
• Ragi roti/fermipan berasal dari hewani dan nabati pada
pengkayaan pakan alami seperti
Langkah kerja : minyak ikan dan minyak jagung.
1. Siapkan alat dan bahan Pada umumnya komposisi minyak
ikan laut lebih komplek dan

397
mengandung asam lemak tak jenuh Bahan yang kaya akan asam lemak
berantai panjang pada minyak ikan n-6 umumnya banyak dikandung
laut terdiri dari asam lemak C18, oleh minyak yang berasal dari
C20 dan C22 dengan kandungan tumbuhan. Minyak jagung
C20 dan C22 yang tinggi dan mengandung asam lemak linoleat
kandungan C16 dan C18 yang (n-6) sekitar 53% (Stickney, 1979).
rendah. Sedangkan kandungan Minyak jagung diperoleh dengan
asam lemak ikan air tawar jalan ekstraksi bagian lembaga, baik
mengandung C16 dan C18 yang dengan tekanan tinggi maupun
tinggi serta C20 dan C22 yang dengan jalan ekstraksi
rendah. Komposisi lain yang menggunakan pelarut. Dalam
terkandung dalam minyak ikan pembuatan bahan emulsi untuk
adalah lilin ester, diasil gliserol eter, memperkaya Daphnia sp dapat
plasmalogen netral dan fosfolipid. ditambahkan juga kuning telur ayam
Terdapat pula sejumlah kecil fraksi mentah dan ragi roti
yang tak tersabunkan, antara lain (Saccharomyces cerevisiae ).
adalah : vitamin, sterol, hidrokarbon Kandungan asam lemak dari
dan pigmen, dimana komponen- beberapa bahan yang dapat
komponen ini banyak ditemukan dipergunakan untuk membuat
pada minyak hati ikan bertulang emulsi bioenkapsulasi dapat dilihat
rawan. pada Tabel 7.10.

Tabel 7.10. Kandungan komposisi beberapa bahan bioenkapsulasi

Komposisi Minyak Minyak Kuning Ragi roti Minyak


asam ikan jagung telur ayam (% total ikan
lemak lemuru (%) (g/100g) (g/100g) asam lemuru
lemak) (%)
SFA 23,869
C 14 : 0 - 1 1,1 12,68
C 16 : 0 20,5 14 11,2 20,41
C 18 : 0 7,1 2 88,4 3,82
C 20 : 0 - Trace () 0,52
C 22 : 0 () Trace () 0,34
MUFA
C 16 : 1 10,2 Trace () 14,2 12,42
C 18 : 1 8,2 30 () 38,0 4,45
C 20 : 1 3,1 - () 1,6 2,70
PUFA
C 18 : 2 - 50 10,202 15,1 1,17
C 18 : 3 1,0 2 0,377 6,4 0,88
C 20 : 2 () - () () 0,16
C 20 : 3 2,8 () () () 0.40

398
Komposisi Minyak Minyak Kuning Ragi roti Minyak
asam ikan jagung telur ayam (% total ikan
lemak lemuru (%) (g/100g) (g/100g) asam lemuru
lemak) (%)
C 20 : 4 5,2 () 1,419 () 2,53
C 20 : 5 17 () 0,012 () 10,61
C 22 : 2 Trace () () () -
C 22 : 3 Trace () () () -
C 22 : 4 1,2 () () () 0,16
C 22 : 5 3,3 () () () 1,81
C 22 : 6 6,4 () 0,629 () 6,28
Sumber Winarno Gurr Yuhendi Watanabe Dualantus
(1993) (1992) (1998) (1988) (2003)

Keterangan :
SFA : Saturated Fatty Acid
MUFA : Monounsaturated Fatty Acid
PUFA : Polyunsaturated Fatty Acid
() : tidak ada data
- : tidak terdeteksi

399
BAB VIII. HAMA DAN PENYAKIT IKAN

Dalam suatu usaha budidaya ikan


pengobatan, Sebab, pencegahan
dilakukan sebelum terjadi serangan,
baik hama maupun penyakit,
yang intensif dengan padat
sehingga biaya yang dikeluarkan
penebaran tinggi, dengan
tidak terlalu besar.
penggunaan pakan buatan yang
sangat besar dapat mengakibatkan
terjadinya suatu masalah. Masalah
terbesar yang sering dianggap
menjadi penghambat budidaya ikan 8.1. JENIS-JENIS HAMA
adalah munculnya serangan
DAN PENYAKIT
penyakit. Serangan penyakit yang
disertai gangguan hama dapat
8.1.1. Hama Ikan
menyebabkan pertumbuhan ikan
menjadi sangat lambat (kekerdilan),
Hama adalah organisme
mortalitas meningkat, konversi pakan
pengganggu yang dapat memangsa,
manjadi sangat tinggi dan
membunuh dan mempengaruhi
menurunnya hasil panen (produksi).
produktivitas ikan, baik secara
Ikan yang dipelihara dapat terserang langsung maupun secara bertahap.
hama dan penyakit karena Hama bersifat sebagai organisma
diakibatkan oleh kualitas air yang yang memangsa (predator), perusak
memburuk dan malnutrisi. Ikan yang dan kompetitor (penyaing). Sebagai
sehat akan mengalami pertumbuhan predator (organisme pemangsa),
berat badan yang optimal. Ikan yang yakni makhluk yang menyerang dan
sakit sangat merugikan bagi para memangsa ikan yang biasanya
pembudidaya karena akan mempunyai ukuran tubuh yang lebih
mengakibatkan penurunan besar dari ikan itu sendiri. Hama
produktivitas. Oleh karena itu agar sering menyerang ikan bila masuk
ikan yang dipelihara di dalam wadah dalam lingkungan perairan yang
budidaya tidak terserang hama dan sedang dilakukan pemeliharaan ikan.
penyakit harus dilakukan Masuknya hama dapat bersama
pencegahan. Pencegahan saluran pemasukan air maupun
merupakan tindakan yang paling sengaja datang melalui pematang
efektif dibandingkan dengan untuk memangsa ikan yang ada.

400
Hama yang menyerang ikan Dalam pengapuran sebaiknya
biasanya datang dari luar melalui dosis pemakaiannya diperhatikan
aliran air, udara atau darat. Hama atau dipatuhi.
yang berasal dari dalam biasanya • Pada pintu pemasukan air
akibat persiapan kolam yang kurang dipasang saringan agar hama
sempurna. Oleh karena itu untuk tidak masuk ke dalam kolam.
mencegah hama ini masuk kedalam Saringan air pemasukan ini
wadah budidaya dapat dilakukan berguna untuk menghindari
penyaringan pada saluran masuknya kotoran dan hama ke
pemasukan dan pemagaran dalam kolam budidaya.
pematang. Hama ikan banyak sekali • Secara rutin melakukan
jenisnya antara lain larva serangga, pembersihan disekitar kolam
serangga air, ikan carnivora, ular, pemeliharaan agar hama seperti
biawak, buaya , notonecta atau siput atau trisipan tidak dapat
bebeasan, larva cybister atau ucrit, berkembangbiak disekitar kolam
berang-berang atau lisang, larva budidaya
capung, trisipan. Hama menyerang
ikan hanya pada saat ikan masih Untuk menghindari adanya hama
kecil atau bila populasi ikan terlalu ikan, dilakukan pemberantasan
padat. Sedangkan bila ikan mulai hama dengan menggunakan bahan
gesit gerakannya umumnya hama kimia. Akan tetapi penggunaan
sulit memangsanya. bahan kimia ini harus hati-hati hal ini
mengingat pengaruhnya terhadap
Hama yang menyerang ikan lingkungan sekitarnya. Bahan kimia
budidaya biasanya berupa ular, sintetis umumnya sulit mengalami
belut, ikan liar pemangsa. penguraian secara alami, sehingga
Sedangkan hama yang menyerang pengaruhnya (daya racunnya) akan
larva dan benih ikan biasanya lama dan dapat membunuh ikan
notonecta atau bebeasan, larva yang sedang dipelihara. Oleh karena
cybister atau ucrit. Ikan-ikan kecil itu sebaiknya menggunakan bahan
yang masuk ke dalam wadah juga pemberantas hama yang berasal dari
akan mengganggu. Meskipun bukan tumbuh-tumbuhan seperti ekstrak
hama, tetapi ikan kecil-kecil itu akar tuba, biji teh, daun tembakau
menjadi pesaing bagi ikan dalam hal dan lain-lain. Bahan ini efektif untuk
mencari makan dan memperoleh membunuh hama yang ada dalam
oksigen. kolam dan cepat terurai kembali
menjadi netral. Pada Tabel 8.1. di
Ada beberapa cara yang dapat bawah ini kandungan zat aktif serta
dilakukan untuk mencegah serangan dosis yang tepat untuk
hama terhadap ikan : pemberantasan hama.
• Pengeringan dan pengapuran
kolam sebelum digunakan.

401
Tabel 8.1. Bahan ekstrak dari tumbuh-tumbuhan serta dosisnya.

Bahan organik Bahan aktif Dosis

Akar tuba Rotenon 10 kg/ha


Biji teh Saponin 150 – 200 kg/ha
Tembakau Nikotin 200 – 400 kg/ha

Ada beberapa tindakan Penanggulangan Ikan Gabus


penanggulangan serangan hama 1. Memasang saringan di pintu
yang dapat dilakukan, antara lain pemasukan air kolam, sehingga
adalah sebagai berikut : hama ikan gabus tidak dapat
masuk.
Penanggulangan Ular 2. Mempertinggi pematang kolam
1. Ular tidak menyukai tempat- agar ikan gabus dari saluran atau
tempat yang bersih. Karena itu, kolam lain tidak dapat loncat ke
cara menghindari serangan hama kolam yang berisi ikan.
ular adalah dengan mejaga
kebersihan lingkungan kolam.
2. Karena ular tidak dapat 8.1.2. Penyakit Ikan
bersarang di pematang tembok,
sebaiknya dibuat pematang dari Penyakit adalah terganggunya
beton atau tembok untuk kesehatan ikan yang diakibatkan
menghindari serangannya. oleh berbagai sebab yang dapat
3. Perlu dilakukan pengontrolan mematikan ikan. Secara garis besar
pada malam hari. Jika ada ular, penyakit yang menyerang ikan dapat
bisa langsung dibunuh dengan dikelompokkan menjadi dua, yaitu
pemukul atau dijerat dengan tali. penyakit infeksi (penyakit menular)
dan non infeksi (penyakit tidak
Penanggulangan Belut menular). Penyakit menular adalah
1. Sebelum diolah, sebaiknya kolam penyakit yang timbul disebabkan
digenangi air setinggi 20 – 30 cm, oleh masuknya makhluk lain
kemudian diberi obat pembasmi kedalam tubuh ikan, baik pada
hama berupa akodan dengan bagian tubuh dalam maupun bagian
dosis rendah, yakni 0,3 – 0,5 cc tubuh luar. Makhluk tersebut antara
per meter kubik air. lain adalah virus, bakteri, jamur dan
2. Setelah diberi pembasmi hama, parasit. Penyakit tidak menular
kolam dibiarkan selama 2 hari adalah penyakit yang disebabkan
hingga belut mati. Selanjutnya air antar lain oleh keracunan makanan,
dibuang. kekurangan makanan atau kelebihan
makanan dan mutu air yang buruk.

402
Penyakit yang muncul pada ikan Beberapa tindakan pencegahan
selain di pengaruhi kondisi ikan yang penyakit yang dapat dilakukan
lemah juga cara penyerangan dari sebagai berikut:
organisme yang menyebabkan
1. Sebelum pemeliharaan, kolam
penyakit tersebut. Faktor-faktor yang
harus dikeringkan dan dikapur
menyebabkan penyakit pada ikan
untuk memotong siklus hidup
antara lain :
penyakit.
1. Adanya serangan organisme
2. Kondisi lingkungan harus tetap
parasit, virus, bakteri dan jamur.
dijaga, misalnya kualitas air tetap
2. Lingkungan yang tercemar
baik.
(amonia, sulfida atau bahan-
3. Pakan tambahan yang diberikan
bahan kimia beracun)
harus sesuai dengan dosis yang
3. Lingkungan dengan fluktuasi ; dianjurkan. Jika berlebihan dapat
suhu, pH, salinitas, dan mengganggu lingkungan dalam
kekeruhan yang besar kolam.
4. Penanganan saat panen harus
4. Pakan yang tidak sesuai atau gizi
baik dan benar untuk
yang tidak sesuai dengan
menghindari agar ikan tidak luka-
kebutuhan ikan
luka.
5. Kondisi tubuh ikan sendiri yang 5. Harus dihindari masuknya
lemah, karena faktor genetik binatang pembawa penyakit
(kurang kuat menghadapi seperti burung, siput atau keong
perubahan lingkungan). mas.

Oleh karena itu untuk mencegah Penyakit dapat diartikan sebagai


serangan penyakit pada ikan dapat organisme yang hidup dan
dilakukan dengan cara antara lain ; berkembang di dalam tubuh ikan
mengetahui sifat dari organisme sehingga organ tubuh ikan
yang menyebabkan penyakit, terganggu. Jika salah satu atau
pemberian pakan yang sesuai sebagian organ tubuh terganggu,
(keseimbangan gizi yang cukup), akan terganggu pula seluruh jaringan
hasil keturunan yang unggul dan tubuh ikan . Pada prinsipnya
penanganan benih ikan yang baik penyakit yang menyerang ikan tidak
(saat panen dan transportasi benih). datang begitu saja, melainkan
Dalam hal penanganan saat melalui proses hubungan antara tiga
tranportasi benih, agar benih ikan faktor, yaitu kondisi lingkungan
tidak mengalami stress perlu (kondisi di dalam air), kondisi inang
perlakuan sebagai berikut antara (ikan) dan kondisi jasad patogen
lain; dengan pemberian KMnO4, (agen penyakit). Dari ketiga
fluktuasi suhu yang tidak tinggi, hubungan faktor tersebut dapat
penambahan O2 yang tinggi, pH mengakibatkan ikan sakit. Sumber
yang normal, menghilangkan bahan penyakit atau agen penyakit itu
yang beracun serta kepadatan benih antara lain adalah parasit, cendawan
dalam wadah yang optimal. atau jamur, bakteri dan virus.

403
Di lingkungan alam, ikan dapat Penyakit non infeksi
diserang berbagai macam penyakit.
Demikian juga dalam Gejala keracunan dapat diidentifikasi
pembudidayaannya, bahkan penyakit dari tingkah laku ikan. Biasanya ikan
tersebut dapat menyerang ikan yang mengalami keracunan terlihat
dalam jumlah besar dan dapat lemah dan berenang tidak normal
menyebabkan kematian ikan, dipermukaan air. Pada kasus yang
sehingga kerugian yang berbahaya, ikan berenang terbalik
ditimbulkannya pun sangat besar. kemudian mati. Penyakit karena
Penyebaran penyakit ikan di dalam kurang gizi, ikan tampak kurus dan
wadah budidaya sangat bergantung kepala terlihat lebih besar, tidak
pada jenis sumber penyakitnya, seimbang dengan ukuran tubuh. Ikan
kekuatan ikan (daya tahan tubuh juga akan terlihat kurang lincah.
ikan) dan kekebalan ikan itu sendiri
terhadap serangan penyakit. Selain Untuk mencegah terjadinya
itu cara penyebaran penyakit itu keracunan, pakan harus diberikan
biasanya terjadi melalui air sebagai secara selektif dan lingkungan dijaga
media tempat hidup ikan, kontak agar tetap bersih. Bila tingkat
langsung antara ikan yang satu keracunan tidak terlalu parah atau
dengan ikan yang lainnya dan masih dalam taraf dini, ikan-ikan
adanya inang perantara. yang stress dan berenang tidak
normal harus segera diangkat dan
ditempatkan pada wadah yang berisi
Jenis-jenis Penyakit
air bersih, segar dan dilengkapi
dengan suplai oksigen.
1. Penyakit non-infeksi adalah
penyakit yang timbul akibat
Untuk mencegah kekurangan gizi,
adanya gangguan faktor yang
pemberian pakan harus terjadwal
bukan patogen. Penyakit non-
dan jumlahnya cukup. Pakan yang
infeksi tidak menular. Penyakit
diberikan harus dipastikan
non-infeksi yang banyak
mengandung kadar protein tinggi
ditemukan adalah keracunan dan
yang dilengkapi lemak, vitamin A,
kekurangan gizi. Keracunan
mineral. Selain itu, kualitas air tetap
dapat disebabkan oleh
dijaga agar selalu mengalir lancar
pemberian pakan yang berjamur,
dan parameter kimia maupun biologi
berkuman dan pencemaran
mencukupi standar budidaya.
lingkungan perairan.
2. Penyakit akibat infeksi biasanya
Penyakit infeksi
timbul karena gangguan
1. Penyakit yang disebabkan virus,
organisme pathogen. Organisme
antara lain adalah Infectious
pathogen yang menyebabkan
Pancreatic Necrosis (IPN), Viral
infeksi biasanya berupa parasit,
Haemorrhagic Septicaemia
jamur, bakteri atau virus.
(VHS), Channel Catfish Virus
(CCV), Infectious Haemopotic
Necrosis (IHN).

404
2. Penyakit yang disebabkan oleh morfologi dari berbagai jenis penyakit
bakteri, antara lain adalah yang biasa menyerang ikan
Flexibacter columnaris, budidaya.
Edwardsiella tarda, Edwardsiela
ictalurus, Vibrio anguillarum,
1. Ichthyophthirius multifiliis.
Aeromonas hydrophylla,
Aeromonas salmonicida.
Ichthyophthirius multifiliis adalah
3. Penyakit yang disebabkan oleh
jenis parasit yang digolongkan
jamur, antara lain adalah
kedalam phylum Protozoa,
Ichthyoponus sp,
subphylum Ciliophora, kelas Ciliata,
Branchyomycetes sp,
subkelas Holotrichia, Ordo
Saprolegnia sp dan Achlya sp.
Hymenostomatida, famili
4. Penyakit yang disebabkan oleh
Ophryoglenia dan genus
parasit. Jenis parasit ada
Ichthyophthirius multifiliis (Hoffman,
beberapa macam yaitu
1967). Kecuali pada bagian anterior
endoparasit dan ektoparasit.
yang berbentuk cincin (cystome),
Yang termasuk kedalam
hampir di seluruh permukaan tubuh
endoparasit antara lain adalah
Ichthyophthirius multifiliis tertutup
protozoa dan trematoda,
oleh silia yang berfungsi untuk
sedangkan ectoparasit adalah
pergerakannya, bagian
crustacean. Penyakit yang
sitoplasmanya terdapat
disebabkan oleh protozoa antara
makronukleus yang berbentuk
lain adalah Ichtyopthirius
seperti tapal kuda, mikronukleus (inti
multifiliis, Myxobolus sp,
yang kecil) yang menempel pada
Trichodina sp, Myxosoma sp,
makronukleus dan sejumlah vakuola
Henneguya sp dan Thelohanellus
kontraktil Untuk lebih jelasnya dapat
sp. Penyakit yang disebabkan
di lihat pada Gambar 8.1.
oleh trematoda antara lain adalah
Dactylogyrus sp, Gyrodactylus sp
dan Clinostomum sp. Penyakit
yang disebabkan oleh crustacean
antara lain adalah Argulus sp,
Lernea cyprinaceae.

Untuk memahami tentang berbagai


jenis penyakit infeksi dan bagaimana
para pembudidaya melakukan
tindakan pencegahan dan
pengobatan pada ikan yang
terserang penyakit, maka harus
dipahami terlebih dahulu tentang Gambar 8.1. Ichthyophthirius
morfologi dari macam-macam multifiliis
penyakit tersebut. Oleh karena itu
dalam penjelasan berikut akan Ichthyophthirius multifiliis menye-
diuraikan tentang biologi dan babkan penyakit bintik putih atau
White spot disease atau Ich. Parasit

405
ini dapat menginfeksi kulit, insang
dan mata pada berbagai jenis ikan
baik ikan air tawar, payau dan laut.
Parasit ini mempunyai panjang tubuh
0,1 – 1,0 mm dan dapat
menyebabkan kerusakan kulit dan
dapat menyebabkan kematian.
Parasit ini berkembangbiak dengan
cara membelah biner. Individu muda
parasit ini memiliki diameter antara
30 – 50 µm dan individu dewasanya
dapat mencapai ukuran diameter 50–
100 µm. Siklus hidupnya dimulai dari
stadium dewasa atau stadium
memakan (tropozoit) yang
berkembang dalam kulit atau
jaringan epitelium insang dari inang. Gambar 8.2. Siklus hidup
Setelah fase makannya selesai, Ichthyophthirius multifiliis
Ichthyophthirius multifiliis akan
memecahkan epithelium dan keluar Cara penyerangan parasit ini dengan
dari inangnya untuk membentuk menempel pada lapisan lendir
kista. Larva-larva berkista tersebut bagian kulit ikan, parasit ini akan
akan menempel pada tumbuhan, menghisap sel darah merah dan sel
batuan atau obyek lain yang ada di pigmen pada kulit ikan. Ikan yang
perairan. Kemudian membelah terserang parasit ini memperlihatkan
hingga sepuluh kali melalui gejala sebagai berikut :
pembelahan biner yang
• produksi lendir yang
menghasilkan 100 – 2000 sel bulat
berlebihan.
berdiameter 18 – 22 µm. Sel-sel itu
• adanya bintik-bintik putih (white
akan memanjang seperti cerutu
spote)
berdiameter 10 X 40 µm dan
mengeluarkan enzim hyaluronidase. • frekuensi pernafasan
meningkat
Enzim tersebut digunakan untuk
memecahkan kista sehingga tomit • pertumbuhan terhambat
(sel-sel muda) yang dihasilkan dapat
berenang bebas dan segera
mendapatkan inang baru. Tomit- 2. Cyclochaeta domerguei
tomit itu motil dan bersifat infektif
sampai berumur 4 hari dan akan mati Hewan ini termasuk protozoa, jenis
jika dalam waktu 48 jam tidak segera protozoa ini mempunyai nama lain
menemukan inang yang baru. Untuk Trichodina . Jenis parasit ini
lebih jelasnya dapat dilihat pada berbentuk seperti setengah bola
Gambar 8.2. dengan bagian tengah (dorsal)
cembung, sedangkan mulut pada
bagian ventral. Pada bagian mulut
dilengkapi alat penghisap dengan

406
dilengkapi suatu alat dari chitine dari kelas Sporozoa, subkelas
yang melingkari mulut. Alat chitine ini Myxosporea, ordo Cnidosporodia,
berbentuk seperti jangkar (anchor). subordo Myxosporidia, famili
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Myxobolidae yang merupakan
pada Gambar 8.3 dan Gambar 8.4. bagian dari filum Myxozoa dan
Gejala adanya serangan parasit ini termasuk kedalam kelompok
adalah pendarahan pada kulit ikan, endoparasit. Kunci identifikasi yang
pucat, ikan berlendir banyak. penting dari keempat jenis parasit ini
adalah pada sporanya, yang
merupakan fase resisten dan alat
penyebaran populasi. Spora
myxosorea terdiri atas dua valve,
yang dibatasi oleh sebuah suture.
Pada valve terdapat satu atau dua
polar kapsul yang penting untuk
identifikasi. Spora pada parasit kelas
Cnidosporidia ini mempunyai
cangkang, kapsul polar dan
sporoplasm. Di dalam kapsul polar
terdapat filament polar. Bila spora
memiliki dua kapsul polar maka
digolongkan ke dalam genus
Myxobolus sp dan bila hanya
Gambar 8.3. Trichodina tampak memiliki satu kapsul polar maka
bawah akan digolongkan kedalam genus
Thellohanellus. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Gambar 8.5, 8.6,
8.7 dan 8.8.

Gambar 8.4. Trichodina tampak atas

3. Myxobulus sp, Myxosoma sp,


Thellohanellus sp dan
Henneguya sp.

Keempat jenis parasit ini merupakan Gambar 8.5. Myxobulus sp.


penyebab penyakit Myxosporeasis.
Penyakit ini disebabkan oleh parasit

407
Gejala infeksi pada ikan antara lain
adanya benjolan pada bagian tubuh
luar (bintil) yang berwarna kemerah-
merahan. Bintil ini sebenarnya berisi
ribuan spora yang dapat
menyebabkan tutup insang ikan
selalu terbuka. Jika bintil ini pecah,
maka spora yang ada di dalamnya
akan menyebar seperti plankton.
Spora ini berukuran 0,01 – 0,02 mm,
sehingga sering tertelan oleh ikan.
Gambar 8.6.Myxosoma sp. Pengaruh serangan myxosporea
tergantung pada ketebalan serta
lokasi kistanya. Serangan yang berat
pada insang menyebabkan
gangguan pada sirkulasi pernafasan
serta penurunan fungsi organ
pernafasan. Sedangkan serangan
yang berat pada jaringan bawah kulit
dan insang menyebabkan
berkurangnya berat badan ikan,
gerakan ikan menjadi lambat, warna
tubuh menjadi gelap dan system
syaraf menjadi lemah.

Gambar 8.7. Thellohanellus sp.


4. Dactylogyrus sp

Dactylogyrus sp digolongkan ke
dalam phylum Vermes, subphylum
Platyhelmintes, kelas Trematoda,
ordo Monogenea, famili
Dactylogyridae, subfamily
Dactylogyrinae dan genus
Dactylogyrus . Hewan parasit ini
termasuk cacing tingkat rendah
(Trematoda). Dactylogyrus sp sering
menyerang pada bagian insang ikan
air tawar, payau dan laut. Pada
bagian tubuhnya terdapat posterior
Haptor. Haptornya ini tidak memiliki
Gambar 8.8. Henneguya sp. struktur cuticular dan memiliki satu
pasang kait dengan satu baris
kutikular, memiliki 16 kait utama,

408
satu pasang kait yang sangat kecil. kelompok sel embrionik.
Dactylogyrus sp mempunyai Ophisthaptor individu dewasa tidak
ophistapor (posterior suvker) dengan mengandung batil isap, tetapi
1 – 2 pasang kait besar dan 14 kait memiliki sederet kait-kait kecil
marginal yang terdapat pada bagian berjumlah 16 buah disepanjang
posterior. Kepala memiliki 4 lobe tepinya dan sepanjang kait besar di
dengan dua pasang mata yang tengah-tengah, terdapat dua tonjolan
terletak di daerah pharynx. Untuk yang menyerupai kuping. Untuk lebih
lebih jelasnya dapat dilihat pada jelasnya dapat dilihat pada Gambar
Gambar 8.9. Gejala infeksi pada ikan 8.10. Gejala infeksi pada ikan antara
antara lain : pernafasan ikan lain : pernafasan ikan meningkat,
meningkat, produksi lendir berlebih. produksi lendir berlebih.

Gambar 8.10. Gyrodactilus sp.


Gambar 8.9. Dactylogyrus sp

6. Lernea sp.
5. Gyrodactilus sp.
Parasit ini termasuk crustacea
Gyrodactilus sp digolongkan (udang-udangan tingkat rendah). Ciri
kedalam phylum Vermes, subphylum parasit ini adalah jangkar yang
Platyhelmintes, kelas Trematoda, menusuk pada kulit ikan dengan
ordo Monogenea, famili bagian ekor (perut) yang bergantung,
Gyrodactylidae, subfamily dua kantong telur berwarna hijau.
Gyrodactylinae dan genus Jenis parasit ini biasa disebut
Gyrodactilus. Hewan parasit ini dengan cacing jangkar karena
termasuk cacing tingkat rendah bentuk tubuhnya yaitu bagian
(Trematoda). Gyrodactilus sp kepalanya seperti jangkar yang akan
biasanya sering menyerang ikan air dibenamkan pada tubuh ikan
tawar, payau dan laut pada bagian sehingga parasit ini akan terlihat
kulit luar dan insang. Parasit ini menempel pada bagian tubuh ikan
bersifat vivipar dimana telur yang terserang parasit ini. Parasit ini
berkembang dan menetas di dalam sangat berbahaya karena menghisap
uterusnya. Memiliki panjang tubuh cairan tubuh ikan untuk
berkisar antara 0,5 – 0,8 mm, hidup perkembangan telurnya. Selain itu
pada permukaan tubuh ikan dan bila parasit ini mati, akan
biasa menginfeksi organ-organ meninggalkan berkas lubang pada
lokomosi hospes dan respirasi. Larva kulit ikan sehingga akan terjadi
berkembang di dalam uterus parasit infeksi sekunder oleh bakteri. Parasit
tersebut dan dapat berisi kelompok- ini dalam siklus hidupnya mengalami

409
tiga kali perubahan tubuhnya yaitu 7. Argulus indicus
nauplius, copepodit dan bentuk
dewasa. Dalam satu siklus hidupnya Argulus indicus merupakan salah
membutuhkan waktu berkisar antara satu ektoparasit yang termasuk
21 – 25 hari. Individu dewasa dapat kedalam phylum Arthropoda, kelas
terlihat secara kasat mata dan pada Crustacea, subkelas Entomostsaca,
bagian bawah tubuhnya pada ordo copepoda, subordo Branchiora,
individu betina mempunyai sepasang famili Argulidae, genus Argulus. Ciri-
kantung telur. Kantung telur ini akan ciri parasit ini adalah bentuk seperti
menetas dan naupliusnya akan kutu berwarna keputih-putihan,
berenang keluar dari dalam kantung menempel pada bagian tubuh ikan,
untuk mencari ikan lainnya. Untuk mempunyai alat penghisap, sehingga
lebi jelasnya dapat di lihat pada biasa disebut juga dengan nama
Gambar 8.11. kutu ikan. Alat penghisap ini akan
menghisap darah ikan. Oleh karena
itu ikan yang terserang akan
menurun pertumbuhannya serta
akan mengakibatkan pendarahan
pada kulit. Tubuh Argulus indicus
mempunyai dua alat penghisap
dibagian bawah tubuhnya, berupa
alat yang akan menusukkan alat
tersebut kedalam tubuh ikan yang
diserang. Pada pinggiran
karapacenya terdapat empat pasang
kaki yang berfungsi untuk berjalan
pada bagian tubuh ikan, berenang
bebas dan berpindah dari satu ikan
ke ikan yang lain.

Perkembangbiakan terjadi secara


kawin karena jenis Argulus indicus ini
ada jantan dan betina, ukuran tubuh
jantan lebih kecil daripada betina.
Daur hidup Argulus indicus terjadi
selama 28 hari dimana 12 hari untuk
fase telur dan menetas sedangkan
fase larva sampai dewasa
membutuhkan waktu berkisar 16
hari. Larva Argulus indicus dapat
hidup tanpa ikan selama 36 jam
Gambar 8.11. Lernea sp.
sedangkan individu dewasa dapat
hidup tanpa inang selama 9 hari.
Jumlah telur yang dihasilkan dari
individu betina berkisar antara 50 -
250 butir. Telur yang dihasilkannya

410
akan diletakkan pada berbagai
benda yang ada di dalam perairan.
Telur akan menetas menjadi larva
setelah beberapa kali berganti kulit
akan berubah menjadi dewasa.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Gambar 8.12.

Gambar 8. 13. Saprolegnea sp

Gambar 8.12. Argulus indicus


tampak bawah

8. Saprolegnea sp dan Achlya sp.

Kedua organisme ini termasuk jenis


jamur yang sangat berbahaya bila Gambar 8.14. Achlya sp
lingkungan air sangat tercemar oleh
bahan organik. Ciri-ciri jamur ini
adalah adanya benang pada tubuh 9. Aeromonas sp, Pseudomonas
ikan yang lemah kondisi tubuhnya. sp, Flexibacter columnaris,
Hifa dari jamur dapat masuk ke Edwardsiella sp
dalam otot ikan bagian dalam dan
dapat menyebabkan kematian ikan. Keempat organisme tersebut
Pada umumnya jamur ini biasanya termasuk jenis bakteri yang sangat
menyerang ikan-ikan yang lemah berbahaya bagi ikan, terutama ikan
karena terserang penyakit lain yang tidak bersisik. Serangan bakteri
seperti ektoparasit. Selain itu dapat tersebut terjadi bila ikan dalam
menyerang telur-telur ikan yang tidak kondisi antara lain; pakan yang tidak
dibuahi atau yang berkualitas buruk. seimbang kandungan gizinya,
Secara kasat mata jamur ini hanya lingkungan air yang kandungan
terlihat berwarna putih dan untuk organiknya tinggi, fluktuasi
melihat secara jelas harus parameter kualitas air yang besar,
menggunakan alat bantu mikroskop. infeksi sekunder yang disebabkan
Bentuk jamur dengan bantuan alat oleh serangan parasit dan faktor
bantu mikroskop ini dapat dilihat genetik (ikan tidak cukup kebal oleh
pada Gambar 8.13 dan 8.14..

411
serangan bakteri). Ciri-ciri serangan • Pemeliharaan ikan yang benar-
bakteri tersebut adalah adanya benar bebas penyakit.
bercak merah pada kulit, insang dan • Hindari penebaran ikan secara
organ bagian dalam. Umumnya bila berlebihan melebihi kapasitas
tidak diobati dapat menyebabkan atau daya dukung kolam
penyebaran yang sangat luas dan pemeliharaan.
menyebabkan kematian ikan secara • Sistem pemasukan air yang ideal
massal. adalah paralel, tiap kolam diberi
satu pintu pemasukan air.
• Pemberian pakan cukup, baik
kualitas maupun kuantitasnya.
• Penanganan saat panen atau
pemindahan benih hendaknya
dilakukan secara hati-hati dan
benar.
• Binatang seperti burung, siput,
ikan seribu (Lebistus reticulatus
peters) sebagai pembawa
penyakit jangan dibiarkan masuk
ke areal perkolaman.
Gambar 8.16. Aeromonas sp

8.2.1. Pencegahan Hama


10. Epithelioma papulasum,
Herpesvirus, Lymphocystis
Pada pemeliharaan ikan di kolam
Ketiga organisme ini termasuk hama yang mungkin menyerang
kedalam kelompok virus yang dapat antara lain lingsang, kura-kura,
menyerang ikan budidaya baik ikan biawak, ular air, dan burung. Hama
air tawar, payau maupun laut. Jika lain berupa hewan pemangsa lainnya
ikan terserang virus maka ikan akan seperti; udang, dan seluang
sulit sekali untuk dilakukan (Rasbora). Ikan-ikan kecil yang
pengobatan dan ikan yang terserang masuk kedalam kolam akan menjadi
virus akan mati secara massal. pesaing ikan yang dipelihara dalam
hal mencari makan dan memperoleh
oksigen. Untuk menghindari
serangan hama pada kolam
sebaiknya semak belukar yang
8.2. PENCEGAHAN HAMA tumbuh di pinggir dan disekitar kolam
DAN PENYAKIT IKAN dibersihkan. Cara untuk menghindari
dari serangan burung bangau
Secara umum hal-hal yang dapat
(Leptotilus javanicus), pecuk
dilakukan untuk mencegah timbulnya
(Phalacrocorax carbo sinensis),
hama dan penyakit pada kegiatan
blekok (Ramphalcyon capensis
budidaya ikan antara lain adalah :
capensis) adalah dengan menutupi
• Pengeringan dasar kolam secara
bagian atas kolam dengan
teratur setiap selesai panen.

412
lembararan jaring. Cara ini berfungsi lubang (pori-pori) dengan diameter
ganda, selain burung tidak dapat tertentu sehingga dapat menahan
masuk, juga ikan tidak akan atau menangkap partikel-partikel
melompat keluar. yang berukuran lebih besar dari
diameter media filter tersebut
(Gambar 8.17).
8.2.2. Pencegahan Parasit
dengan Penyaringan Air
Sistem Filter Mekanik

Filter mekanik merupakan sebuah


alat untuk memisahkan material
padatan dari air secara fisika
(berdasarkan ukurannya), dengan
cara menangkap/menyaring material-
material tersebut sehingga tidak
terbawa pada air pemasukan.
Material-material tersebut dapat
berupa suspensi partikel kecil atau Gambar 8.17. Mekanisme Kerja
parasit ikan. Oleh karena itu fungsi Filter Mekanik
filter mekanik selain menyaring
partikel juga parasit yang berukuran Gambar 8.17 menunjukkan
besar tidak dapat masuk dalam gambaran kasar tentang mekanisme
kolam. kerja sebuah filter mekanik. Dalam
gambar itu tampak bahwa partikel
Partikel padatan dalam hal ini bukan yang berukuran lebih besar dari
merupakan bahan terlarut tetapi diameter (pori) media filter akan
merupakan suatu suspensi. terperangkap dalam filter sedangkan
Ukurannya dapat bervariasi dari partikel-partikel yang lebih kecil dan
sangat kecil, hingga tidak bisa dilihat juga air akan lolos.
oleh mata (sebagai contoh: partikel,
plankton, organisme parasit, bakteri Sebuah wadah atau bak kosong
yang menyebabkan air keruh). dapat pula berfungsi sebagai filter
Partikel-partikel ini dapat mekanik. Akan tetapi proses yang
terperangkap dalam berbagai jenis terjadi bukan melalui penyaringan
media, dengan syarat diameter partikel melainkan melalui proses
lubangnya atau porinya lebih kecil pengendapan. Hal ini dimungkinkan
dari diameter partikel. Media dengan membuat aliran air serendah
tersebut dapat berupa kapas sintetis mungkin sehingga kecepatan partikel
atau bahan berserabut lain, spong, mengendap menjadi lebih besar
kaca atau keramik berpori, kerikil, daripada laju aliran air. Bak
pasir, dll. pengendapan umum digunakan
dalam manajeman kolam ikan
Bahan yang diperlukan untuk sebuah (seperti kolam ikan koi).
filter mekanik adalah berupa bahan
yang tahan lapuk, memiliki lubang-

413
Media filter mekanik (bahan yang akan tersumbat total sehingga gagal
digunakan untuk menyaring atau berfungsi (Gambar 8.18)
menangkap partikel) memiliki ukuran
diamater lubang atau ukuran pori
beragam, dari satuan mikron
(sepersejuta meter) hingga satuan
sentimeter (seperseratus meter),
tergantung dari bahan yang
digunakan. Diatom atau membran
berpori-mikro, misalnya, memiliki
pori-pori dengan satuan ukuran
mikron sehingga selain dapat
menahan suspensi juga dapat Gambar 8.18. Penumpukan partikel-
menangkap infusoria, bakteri dan partikel pada media filter mekanik.
algae bersel tunggal. Sedangkan
jenis yang lain bisa mempunyai Meskipun pada awalnya akan dapat
ukuran pori lebih besar. Hal yang meningkatkan efektifitas filter, tapi
menarik dari ukuran pori ini adalah dalam jangka waktu tertentu akan
diameter efektifnya. Seperti terlihat menyebabkan terjadinya
pada gambar 8.17, secara alamiah penyumbatan sehingga filter gagal
akan terjadi bahwa efektifitas filter berfungsi.
mekanik akan meningkat dengan
berjalannya waktu. Diameter pori Hal yang umum terjadi adalah
filter yang semula hanya dapat semakin halus pori-pori media filter
menangkap partikel yang berkukuran mekanik yang digunakan akan
lebih besar dari diameter porinya, semakin cepat pula penyumbatan
dengan berjalannya waktu akan terjadi. Apabila penggunakan media
dapat pula menangkap partikel yang sangat halus ini perlu dilakukan
berukuran lebih kecil. Hal demikian maka dengan menggunakan sistem
dapat terjadi, karena dengan adanya filter mekanik bertingkat akan dapat
halangan yang diakibatkan oleh menolong mengurangi resiko
partikel yang terjebak dan menutup terjadinya penyumbatan dengan
lubang pori semula maka ukuran cepat.
pori efektif yang berfungsi akan
semakin mengecil, sehingga partikel Filter mekanik perlu dirawat dan
lebih kecilpun lama-kelamaan akan dibersihkan secara periodik agar
bisa tertangkap. Keadaan ini dapat dapat tetap berfungsi dengan baik.
membawa kesimpulan yang salah, Kontrol terhadap kondisi filter ini
bahwa filter mekanik semakin lama sebaiknya dilakukan secara rutin.
akan semakin efektif. Pada Apabila media sudah tidak dapat lagi
kenyataannya tidak demikian, berfungsi dengan baik karena rusak
dengan semakin "efektifnya" filter atau terdekomposisi, maka perlu
mekanik akan membawa ke keadaan dilakukan penggantian dengan
dimana tidak akan ada lagi sebuah media baru.
partikelpun, termasuk air, yang bisa
dilewatkan. Dengan kata lain filter

414
Selain itu agar dapat melakukan seksama agar semua kotoran
pembuatan filter secara mekanik hilang.
yang akan digunakan dalam kolam 3. Bersihkan bahan dengan
pemeliharaan ikan dapat dilakukan membilaskan air bersih
dengan prosedur sebagai berikut : 4. Susunlah bahan filter seperti
gambar dibawah ini
1. Siapkan alat dan bahan 5. Pasang frame besi dengan kawat
pembuatan filter kasanya
2. Bersihkan wadah.dan peralatan 6. Pasang pompa diatas kotak
dengan menyikat secara plastik.
7. Jalankan pompa, catat kondisi air
yang keluar.

Air menuju kolam

Pasir halus

Frame besi dan kawat


kasa

Kerikil kasar/ potongan


plastik

Air dari kolam

Gambar 8.19. Filter mekanik.

8.2.3. Pencegahan terhadap dasarnya white spot termasuk


beberapa penyakit mudah dihilangkan apabila diketahui
secara dini. Berbagai produk anti
white spot banyak dijumpai di toko-
Pencegahan terhadap white spot
toko perikanan. Produk ini biasanya
terdiri dari senyawa-senyawa kimia
Tindakan karantina terhadap ikan seperti metil biru, malachite green,
yang akan dipelihara merupakan dan atau formalin. Meskipun
tindakan pencegahan yang sangat demikian, ketiga senyawa itu tidak
dianjurkan dalam menghindari akan mampu menghancurkan fase
berjangkitnya white spot. Pada infektif yang hidup di dalam tubuh

415
kulit ikan. Oleh karena itu, kekebalan terhadap penyakit
pemberian bahan ini harus dilakukan tersebut. Kekebalan ini dapat
berulang-ulang untuk menghilang- bertahan selama beberapa minggu
kan white spot secara menyeluruh atau beberapa bulan. Meskipun
dari wadah pemeliharaan. demikian ketahanan ini dapat
menurun apabila ikan yang
Perlu diperhatikan bahwa spesies bersangkutan mengalami stres atau
ikan tertentu, khususnya yang tidak terjangkit penyakit lain.
bersisik, seperti lele, diketahui
sangat tidak toleran terhadap Untuk mencegah agar tidak
produk-produk anti white spot, oleh berjangkit penyakit bintik putih, air
karena itu, perhatikan cara kolam harus sering diganti atau dialiri
pemberian obat-obatan tersebut air baru yang segar dan jernih. Harus
pada kemasannya dengan baik dijaga agar air buangan ini tidak
menularkan kepada ikan di kolam-
Perlakuan perendaman dengan kolam lain.
garam dalam jangka panjang
(selama 7 hari pada dosis 2ppt (part Pencegahan terhadap jamur
per thousand)) diketahui dapat
menghilangkan white spot. Pencegahan jamur dapat dilakukan
Perlakuan ini hanya dapat dilakukan dengan cara menjaga kualitas air
pada ikan-ikan yang tahan terhadap agar kondisinya tetap baik. Agar ikan
garam. tidak terluka, perlakuan hati-hati
pada saat pemeliharaan ikan sangat
Wadah dapat dibersihkan dari white perlu diperhatikan.
spot dengan cara memindahkan
seluruh ikan dari wadah tersebut.
Pada lingkungan tanpa ikan sebagai Pencegahan terhadap bakteri
inang, fase berenang dari whte spot
akan mati dengan sendirinya. Pada Pada umumnya bibit penyakit,
wadah pemeliharaan ikan dengan apalagi berupa bakteri yang sangat
suhu diatas 21°C, akan terbebas dari kecil dan sudah tersebar di semua
white spot setelah dibiarkan selama perairan, sukar sekali diberantas
4 hari. Akan lebih aman lagi apabila sampai tuntas. Karena air
wadah tersebut dibiarkan selama 7 merupakan media penular yang
hari. Semua peralatan budidaya juga membawa bibit-bibit penyakit secara
akan terbebas dari white spot setelah luas. Maka cara pencegahanlah
dibiarkan selama 7 hari. yang harus dipahami benar-benar
oleh petani ikan. Ikan akan terhindar
Radiasi dengan sinar ultra violet dari wabah penyakit apabila ikan
dapat pula membantu mengurangi selalu dalam kondisi yang baik.
populasi white spot. Kondisi baik artinya, makanan cukup,
keadaan lingkungan baik, bersih dari
segala pencemaran, agar ikan-ikan
Ikan yang lolos dari serangan white
berdaya tahan tinggi untuk
spot diketahui akan memiliki

416
membentuk kekebalan alamiah Secara anatomis terjadi kelainan
terhadap berbagai penyakit. bentuk bagian-bagian tubuh ikan
seperti bagian badan, kepala, ekor,
sirip dan perut. Secara fisiologis
terjadi kelainan fungsi organ seperti;
8.3. GEJALA SERANGAN penglihatan, pernafasan,
pencernaan, sirkulasi darah dan lain-
PENYAKIT lain. Gejala yang diperlihatkan dapat
berupa kelainan perilaku atau
Berdasarkan tempat tumbuhnya
penampakan kerusakan bagian
penyakit di dalam tubuh ikan maka
tubuh ikan. Adapun ciri-ciri ikan sakit
bagian tubuh ikan yang diserang
adalah sebagai berikut;
penyakit dapat dikelompokkan
1. Behaviour (perilaku ikan)
menjadi dua yaitu :
1. Bagian luar tubuh ikan yaitu kulit, • Ikan sering berenang di
permukaan air dan terlihat
sirip, mata, hidung dan insang.
Ikan yang terserang penyakit terengah-engah (megap-
megap).
pada kulitnya akan terlihat lebih
pucat dan berlendir. Ikan tersebut • Ikan sering menggosok-
biasanya akan menggosok- gosokan tubuhmya pada
gosokkan tubuhnya pada benda- suatu permukaan benda.
benda yang ada di sekitarnya. • Ikan tidak mau makan (nafsu
Sedangkan serangan penyakit makan menurun).
pada insang menyebabkan ikan • Untuk jenis ikan yang sering
sulit bernafas, tutup insang berkelompok, maka ikan yang
mengembang dan warna insang sakit akan memisahkan diri
menjadi pucat. Pada lembaran dan berenang secara pasif
insang sering terlihat bintik-bintik 2. Equilibriun
merah karena pendarahan kecil Equibriun artinya keseim-bangan,
(peradangan). ikan yang terserang penyakit
2. Bagian dalam tubuh ikan. keseimbangannya terganggu,
Penyakit yang menyerang organ maka ikan berenang oleng, dan
dalam sering mengakibatkan loncat-loncat tidak teratur,
perut ikan membengkak dengan bahkan menabrak dinding bak.
sisik yang berdiri. Sering pula 3. External lesion
dijumpai perut ikan menjadi Adalah abnomalitas dari organ
kurus. Jika menyerang usus, tubuh tertentu karena adamya
biasanya akan mengakibatkan serangan penyakit. External
peradangan dan jika menyerang lesion pada ikan antara lain:
gelembung renang, ikan akan • Discoloration
kehilangan keseimbangan pada Pada ikan sehat mempunyai
saat berenang. warna tubuh normal sesuai
dengan pigmen yang
Oleh karena itu ikan dikatakan sakit dimilikinya. Kelainan pada
bila terjadi suatu kelainan baik warna yang tidak sesuai
secara anatomis maupun fisiologis. dengan pigmennya adalah

417
suatu discoloration. Seperti K=
warna gelap menjadi pucat L3
dan lain-lain.
• Produksi lendir Dimana :
Lendir pada ikan sakit akan M : berat ikan (gr)
berlebihan bahkan sampai L : panjang ikan (cm)
menyelimuti tubuh ikan
tergantung pada berat Ikan mempunyai nilai K yang
tidaknya tingkat infeksi. berbeda-beda tergantung jenisnya
• Kerusakan organ luar bila nilai K berubah dari normal maka
Kelainan bentuk organ ini ikan dikatakan sakit.
disebabkan oleh parasit Pada ikan mas sehat K = 1,9
tertentu yang menyebabkan sedangkan yang sakit K = 1,6 ikan
kerusakan organ seperti pada yang mempunyai K < 1,4 ikan tidak
kulit, sirip, insang dan lain- dapat hidup lagi.
lain. Pada insang dapat Gejala penampakan kerusakan
menyebabkan insang terlihat bagian tubuh ikan antara lain:
pucat atau adanya bercak
merah. 1. Dropsy

4. Faktor kondisi Dropsy merupakan gejala dari suatu


Pada ikan sehat mempunyai penyakit bukan penyakit itu sendiri.
korelasi antara bobot (M) dan Gejala dropsy ditandai dengan
panjang (L) ikan yang seimbang terjadinya pembengkakan pada
yaitu dengan rumus sebagai rongga tubuh ikan. Pembengkakan
berikut tersebut sering menyebabkan sirip
ikan berdiri sehingga
penampakannya akan menyerupai
buah pinus.

100 M

Gambar 8.19. Dropsy pada Platty (kiri) dan Cupang (kanan) . Tampak sisik
yang berdiri (mengembang) sehingga menyerupai bentuk buah pinus.

418
Gambar 8.20. Dropsy tampak samping, menunjukkan perut membuncit
sebagai akibat akumulasi cairan/lendir pada rongga perut.

Pembengkakan terjadi sebagai masalah osmoregulator ;pada ikan


akibat berakumulasinya cairan, atau yaitu,
lendir dalam rongga tubuh (Gambar • kualitas air yang kurang baik
8.21). Gejala ini disertai dengan, • menurunnya fungsi kekebalan
• malas bergerak, tubuh ikan,
• gangguan pernapasan, • malnutrisi atau karena faktor
• warna kulit pucat kemerahan genetik. malnutrisi atau karena
faktor genetik.
Infeksi utama biasanya terjadi
melalui mulut, yaitu ikan secara
sengaja atau tidak memakan kotoran
ikan lain yang terkontaminasi
patogen atau akibat kanibalisme
terhadap ikan lain yang terinfeksi.

2. Kelainan Gelembung Renang


Gambar 8.21. Akumulasi cairan
Gelembung renang (swimbladder)
Akumulasi cairan selain akan adalah organ berbentuk kantung
menyisakan rongga yang berisi udara yang berfungsi untuk
"menganga" lebar, juga akan mengatur ikan mengapung atau
menyebabkan organ dalam tubuh melayang di dalam air, sehingga ikan
ikan tertekan. Bila gelembung renang tersebut tidak perlu berenang terus
ikut tertekan dapat menyebabkan menerus untuk mempertahankan
keseimbangan ikan terganggu posisinya. Organ ini hampir ditemui
pada semua jenis ikan.
Secara alamiah bakteri penyebab
dropsy kerap dijumpai dalam Beberapa kelainan atau masalah
lingkungan, tetapi biasanya dalam dengan gelembung renang, yang
jumlah normal dan terkendali. umum dijumpai, adalah :
Perubahan bakteri ini menjadi
• sebagai akibat dari luka dalam,
patogen, bisa terjadi karena akibat terutama akibat berkelahi atau

419
• karena kelainan bentuk tubuh. sehingga menyebabkan ikan
mengapung dipermukaan atau
Beberapa jenis ikan yang hidup di air tenggelam. Dalam beberapa kasus
deras seringkali memiliki gelembung ikan tampak berenang dengan
renang yang kecil atau bahkan kepala atau ekor dibawah atau
hampir hilang sama sekali, karena terapung pada salah satu sisi
dalam kondisi demikian gelembung tubuhnya, atau bahkan berenang
renang boleh dikatakan tidak ada terbalik.
fungsinya. Untuk ikan-ikan jenis ini,
kondisi gelembung renang demikian
adalah normal dan bukan merupakan 3. Mata Berkabut (Cloudy Eye)
suatu gejala penyakit. Mereka
biasanya hidup di dasar atau Mata berkabut atau "cloudy eye"
menempel pada subtrat. ditandai dengan memutihnya selaput
mata ikan. Permukaan luar mata
tampak dilapisi oleh lapisan tipis
berwarna putih.
Secara umum gejala ini disebabkan
oleh
• Kondisi kualitas air yang
memburuk, terutama sebagai
akibat meningkatnya kadar
amonia dalam air. Apabila gejala
mata berkabut terjadi, maka hal
yang harus dicurigai terlebih
dahulu adalah kondisi air.
Koreksi parameter air hingga
sesuai dengan keperluan ikan
yang bersangkutan.
Gambar 8.22. Contoh kasus kelainan • Apabila gejala ini terjadi,
gelembung renang (swim bladder) sedangkan parameter air dalam
pada ikan "red parrot", ikan berenang keadaan normal, maka terdapat
dengan kepala di bawah. kemungkinan gejala tersebut
disebabkan oleh hal lain.
Tanda-tanda penyakit kelainan
gelembung renang 4. Sembelit (Konstipasi)
a. Perilaku berenang tidak normal
dan Sembelit atau konstipasi
b. Kehilangan keseimbangan. (constipation) merupakan gejala
c. Ikan tampak kesulitan dalam yang tidak jarang dijumpai pada ikan,
menjaga posisinya dalam air. dengan ciri utama ikan kehilangan
nafsu makan, tidak bisa buang
Kerusakan gelembung renang kotoran, dan malas (berdiam diri di
menyebabkan organ ini tidak bisa dasar). Dalam kasus berat bisa
mengembang dan mengempis, disertai dengan nafas tersengal-

420
sengal (megap-megap) dan badan Sering pula borok ini disertai dengan
mengembung. memerahnya pinggiran borok
tersebut. Ulcer dapat memicu
terjadinya infeksi sekunder terutama
5. Ulcer infeksi jamur, selain itu, dapat pula
disertai dengan gejala penyakit
Ulcer merupakan suatu pertanda bakterial lainnya seperti kembung,
tarjadinya berbagai infeksi bakteri dropsi, kurus, atau mata menonjol
sistemik pada ikan. Fenomena ini (pop eye).
biasanya ditandai dengan munculnya
borok/luka terbuka pada tubuh ikan.

Gambar 8.23. Gejala umum Ulcer yang disertai dengan infeksi jamur
Saprolegnia.

6. Busuk Mulut 3. Kehadiran benda ini tidak jarang


sulit dibedakan dengan serangan
Tanda-tanda penyakit adalah : jamur. Oleh karena itu, untuk
1. mulut membengkak, memastikan dengan jelas
2. mulut tidak bisa mengatup diperlukan pengamatan dibawah
3. disusul kematian dalam waktu mikroskop.
singkat.
Pada serangan ringan, seperti
Busuk mulut merupakan penyakit ditunjukkan oleh adanya memar
akibat infeksi bakteri. putih saja, kematian dapat terjadi
setelah timbulnya kerusakan fisik
1. Kehadiran penyakit ini ditandai yang berarti. Sedangkan dalam
dengan munculnya memar putih serangan akut dan cepat, yang
atau abu-abu disekitar kepala, biasanya terjadi di dearah dengan
sirip, insang dan rongga mulut. suhu udara hangat seperti di
2. Memar tersebut kemudian akan Indonesia, penyakit tersebut dapat
bekembang menjadi bentukan berinkubasi kurang dari 24 jam dan
berupa kapas berwarna putih kematian terjadi dalam waktu 2 – 3
kelabu, khususnya di sekitar hari, diantaranya disertai dengan
mulut, sehingga mulut sering rontoknya mulut. Meskipun demikian,
menjadi tidak bisa terkatup. di beberapa kasus bisa terjadi

421
kematian tanpa disertai gejala fisik secara umum dapat dibagi dua
apapun, sehingga apabila dijumpai yaitu :
kematian mendadak pada ikan, salah • Tahapan infektif dan
satu yang perlu dicurigai adalah • Tahapan tidak infektif (sebagai
akibat serangan penyakit ini. "mahluk" yang hidup bebas di
dalam air atau dikenal sebagai
fase berenang).
7. Bintik Putih - White Spot (Ich)
Gejala klinis white spot merupakan
White spot atau dikenal juga sebagai akibat dari bentuk tahapan sisklus
penyakit "ich", merupakan penyakit infektif. Ujud dari "white spot" pada
ikan yang disebabkan oleh parasit. tahapan infektif ini dikenal sebagai
Penyakit ini umum dijumpai pada Trophont. Trophont hidup dalam
hampir seluruh spesies ikan. Secara lapisan epidermis kulit, insang atau
potensial white spot dapat berakibat rongga mulut. Oleh karena itu,
mematikan. Penyakit ini ditandai julukan white spot sebagai
dengan munculnya bintik-bintik putih ektoparasit dirasa kurang tepat,
di sekujur tubuh dan juga sirip. Inang karena sebenarnya mereka hidup
white spot yang bervariasi, siklus dilapisan dalam kulit, berdekatan
hidupnya serta caranya dengan lapisan basal lamina.
meperbanyak diri dalam air Meskipun demikian parasit ini tidak
memegang peranan penting sampai menyerang lapisan di
terhadap berjangkitnya penyakit bawahnya atau organ dalam lainnya.
tersebut.

Tanda-tanda Penyakit
Siklus hidup white spot terdiri dari
beberapa tahap, tahapan tesebut

Gambar 8.24. Ikan yang terserang "white spot"

Ikan-ikan yang terjangkit akan • Masing-masing bintik ini


menunjukkan gejala sebagai berikut : sebenarnya adalah individu
• Penampakan berupa bintik-bintik parasit yang diselimuti oleh
putih pada sirip, tubuh, insang lapisan semi transparan dari
atau mulut. jaringan tubuh ikan.

422
• Pada awal perkembangannya lesu, atau terapung di
bintik tersebut tidak akan bisa permukaan. Kulitnya berubah
dilihat dengan mata. Tapi pada menjadi pucat dan mengelupas.
saat parasit tersebut makan, • Sirip tampak robek-robek dan
tumbuh dan membesar, sehingga compang-camping.
bisa mencapai 0.5-1 mm, bintik • Insang juga tampak memucat.
tersebut dapat dengan mudah • Kerusakan pada kulit dan insang
dikenali. Pada kasus berat ini akan memicu ikan mengalami
beberapa individu dapat dijumpai stres osmotik dan stres
bergerombol pada tempat yang pernapasan. Stres pernapasan
sama. ditunjukkan dengan pergerakan
• Ikan yang terjangkit ringan sering tutup insang yang cepat (megap-
dijumpai menggosok-gosokan megap) dan ikan tampak
tubuhnya pada benda-benda lain mengapung di permukaan dalam
di dalam air sebagai respon usahanya untuk mendapatkan
terhadap terjadinya iritasi pada oksigen lebih banyak. Apabila ini
kulit mereka. terjadi, ikan untuk dapat
disembuhkan akan relatif sangat
Sedangkan ikan yang terjangkit berat kecil.
dapat menunjukkan gejala-gejala
sebagai berikut :
• Mengalami kematian sebagai 8. Keracunan
akibat terganggunya sistem
pengaturan osmotik ikan, Kolam maupun akuarium merupakan
• Akibat gangguan pernapasan, suatu ekosistem kecil yang sangat
atau terbatas, oleh karena itu terjadinya
• Menyebabkan infeksi sekunder. pencemaran oleh bahan beracun
• Ikan berukuran kecil dan burayak yang dapat terakumulasi pada
dapat mengalami kematian ekosistem tersebut.
setelah beberapa hari terjangkit
berat. Beberapa bahan beracun yang dapat
masuk kedalam lingkungan kolam
Ikan yang terjangkit berat akan maupun akuarium baik sengaja
menunjukkan perilaku abnormal dan maupun tidak, antara lain adalah:
disertai dengan perubahan fisiologis • Obat-obatan yang sengaja
antara lain adalah : diberikan untuk
• Ikan tampak gelisah atau mengatasi/mencegah suatu
meluncur kesana kemari dengan penyakit pada ikan.
cepat • Bahan kimia yang secara tidak
• Siripnya tampak bergetar sengaja digunakan disekitar
(mungkin sebagai akibat akuarium, sperti parfum, aerosol,
terjadinya iritasi pada sirip asap rokok berlebihan, minyak,
tersebut). insektisida, cat, deterjen atau
• Pada ikan yang terjangkit sangat sabun.
parah, mereka akan tampak

423
• Hasil metabolisme ikan yaitu • Warna menjadi pudar.
urine dan kotoran ikan. • Terkadang tergeletak di dasar
• Kualitas air sumber yang wadah dangan nafas tersengal-
tercemar. sengal.

Racun bisa juga juga ditimbulkan Oleh karena itu, apabila ikan secara
dari : tiba-tiba dan serentak (hampir
• Obat-obatan atau bahan kimia menimpa seluruhnya) bernapas
seperti kaporit tersengal-sengal bisa dipastikan air
• Pembusukan bahan-bahan tercemar bahan beracun.
organik pada dasar wadah dapat
pula menyumbangkan bahan
beracun, seperti; amonia, nitrit, 9. Euthanasia
dan nitrat
• Ikan beracun: Dalam memelihara ikan hias, ada
Beberapa jenis ikan dan binatang kalanya kita dihadapkan pada suatu
tertentu (terutama dari pilihan yang sulit, khususnya pada
lingkungan air laut) diketahui saat ikan kesayangan tersebut
mengandung racun. Oleh karena menderita suatu penyakit atau
itu, binatang-binatang ini bisa mengalami luka-luka yang parah.
menimbulkan akibat fatal pada Keputusan untuk menentukan
ikan lainnya. apakah harus mencoba mengakhiri
Beberapa contoh dari golongan penderitaan ikan tersebut
binatang beracun ini adalah; (Euthanasia) atau mencoba
skinned puffer, boxfish, truckfish, menyembuhkannya merupakan hal
soapfish, lionfish, scorpion fish, yang sangat sulit, apalagi bila
ikan pari, anemon, mentimun selama ini sudah terjalin keakraban
laut, gurita, koal api, spong api, antara pemilik dan ikan
landak laut, dan fireworms. kesayangannya.
Jika tindakan euthannasia diperlukan
Pada umumnya binatang- berikut adalah beberapa hal yang
binatang tersebut akan perlu diperhatikan.
mengeluarkan racunnya apabila
dalam keadaan terancam atau Cara Euthanasia yang Dianjurkan:
ketakutan. Beberapa jenis juga Perlu diingat bahwa ikan mempunyai
dapat mengeluarkan racunnya rasa sakit dan stress, oleh karena itu,
apabila terluka atau sakit. euthanasia perlu dilakukan secara
manusiawi. Beberapa cara yang
Gejala keracunan pada ikan: biasa dilakukan adalah:
• Ikan meluncur dengan cepat
kesana kemari secara tiba-tiba, • Konkusi :
• Berenang dengan liar, dan Pada cara ini tubuh ikan
terkadang hingga menabrak dibungkus dengan kain tetapi
benda-benda yang adad. kepalanya dibiarkan terbuka.
• Nafas tersengal-sengal. Kemudian kepala ikan tersebut

424
dipukulkan pada benda keras, • Memasukkan ikan pada air
sekeras mungkin. Bisa juga mendidih.
dilakukan dengan cara memukul • Memasukkan ikan pada air dingin
kepala ikan tersebut dengan (es).
benda keras. Pastikan bahwa • Mendinginkan ikan secara
otak ikan tersebut telah rusak, perlahan-lahan.
kalau tidak, terdapat • Mematahkan leher ikan tanpa
kemungkinkan ikan akan sadar diikuti dengan pengrusakan otak
kembali. Untuk memastikannya
anda bisa gunakan gunting atau Setelah melakukan Euthanasia,
pisau untuk merusakkan otaknya. kuburlah ikan tersebut di tempat
yang aman, agar tidak menimbulkan
• Dekapitasi: penularan yang tidak
Untuk ikan-ikan berukuran kecil, diperlukan. Jangan berikan ikan sakit
kepala ikan dapat dipisahkan tersebut sebagai pakan pada ikan
dengan cepat menggunakan lainya untuk menghindari penularan
pisau atau gunting yang sangat dan penyebaran penyakit pada ikan
tajam. Selanjutnya otak ikan lainnya. Apabila akan diberikan
tersebut segera dihancurkan. sebagai pakan pada binatang lain,
Ikan masih dapat tersadar pastikan jenis penyakitnya tidak akan
selama beberapa saat setelah menulari binatang lain tersebut.
kepalanya terpisah, oleh karena
itu, tindakan penghancuran otak
ini diperlukan. Dari penjelasan tentang beberapa
gejala serangan penyakit maka
• Pembiusan overdosis: dapat diambil suatu kesimpulan
Cara ini termasuk sesuai untuk bahwa tanda-tanda penyakit pada
berbagai jenis ukuran ikan. beberapa jenis ikan pada umumnya
Selain itu juga sesuai untuk hampir sama, misalnya untuk
melakukan Euthanasia bersama- penyakit bintik putih pada ikan air
sama pada ikan yang mengalami tawar, payau maupun laut hampir
sakit secara masal. Caranya sama. Gejala yang umum pada ikan-
adalah dengan merendam ikan ikan yang terjangkit penyakit ini akan
pada larutan obat bius ikan pada menunjukkan penampakan berupa
konsentrasi berlebih dan dalam bintik-bintik putih pada sirip, tubuh,
waktu relatif lama. insang atau mulut. Masing-masing
bintik ini sebenarnya adalah individu
Cara Euthanasia yang tidak parasit yang diselimuti oleh lapisan
dianjurkan: semi transparan dari jaringan tubuh
• Memasukan ikan kedalam ikan. Pada awal perkembangannya
septitank hidup-hidup dan bintik tersebut tidak akan bisa dilihat
menggelontornya dengan air. dengan mata. Tapi pada saat parasit
• Mengeluarkan ikan dari dalam tersebut makan, tumbuh dan
air, kemudian membiarkannya membesar, sehingga bisa mencapai
sampai mati. 0.5-1 mm, bintik tersebut dapat
dengan mudah dikenali. Pada kasus

425
berat beberapa individu dapat disembuhkan akan relatif sangat
dijumpai bergerombol pada tempat kecil.
yang sama.
Penyakit yang menyerang ikan
budidaya sebenarnya dapat dideteksi
Ikan yang terjangkit ringan sering lebih dini oleh para pembudidaya jika
dijumpai menggosok-gosokan memperhatikan gejala-gejala yang
tubuhnya pada benda-benda lain di diperlihatkan oleh ikan budidaya.
dalam wadah sebagai respon Setiap ikan yang terserang penyakit
terhadap terjadinya iritasi pada kulit akan memberikan suatu gejala yang
mereka. Sedangkan ikan yang khas. Secara umum gejala ikan sakit
terjangkit berat dapat mengalami yang dapat dilihat dengan mudah
kematian sebagai akibat bagi para pembudidaya ikan, dapat
terganggunya sistem pengaturan dilihat dari dua kejadian yang terjadi
osmotik ikan, akibat gangguan pada ikan budidaya yaitu cara
pernapasan, atau akibat infeksi kematian ikan di kolam dan tingkah
sekunder. Ikan berukuran kecil dan laku ikan yang dipelihara.
burayak dapat mengalami kematian
setelah beberapa hari terjangkit Cara kematian ikan dikolam
berat. budidaya dapat dikelompokkan
menjadi beberapa yaitu :
Ikan yang terjangkit berat akan 1. Kematian ikan di kolam budidaya
menunjukkan perilaku abnormal dan terjadi secara tiba-tiba dengan
disertai dengan perubahan fisiologis. ciri-cirinya adalah :
Mereka akan tampak gelisah atau • Ikan yang berukuran besar
meluncur kesana kemari dengan mati lebih dulu
cepat dan siripnya tampak bergetar • Ikan yang belum mati ada
(mungkin sebagai akibat terjadinya dipermukaan kolam atau
iritasi pada sirip tersebut). Pada ikan disaluran air masuk
yang terjangkit sangat parah, mereka
akan tampak lesu, atau terapung di • Air kolam berubah warna dan
permukaan. Kulitnya berubah menyebarkan bau busuk
menjadi pucat dan mengelupas, sirip • Ikan-ikan yang mati terjadi
tampak robek-robek dan compang- pada dini hari
camping. Insang juga tampak
memucat. Terjadinya kerusakan • Tanaman air pada mati.
pada kulit dan insang ini akan Hal ini penyebabnya adalah :
memicu ikan mengalami stres kekurangan oksigen di kolam
osmotik dan stres pernapasan. Stres budidaya
pernapasan ditunjukkan dengan
pergerakan tutup insang yang cepat 2. Kematian ikan yang terjadi
(megap-megap) dan ikan tampak secara tiba-tiba dan kejadiannya
mengapung di permukaan dalam tidak selalu pada pagi hari tetapi
usahanya untuk mendapatkan terjadi kapan saja dengan ciri-
oksigen lebih banyak. Apabila ini cirinya adalah :
terjadi peluang ikan untuk dapat

426
• Ikan yang kecil mati terlebih pemasukkan air. Gejala serangan
dahulu penyakit ini dapat diprediksi
penyebabnya antara lain adalah :
• Hewan air lainnya mati
seperti kodok, siput • Kekurangan oksigen di
perairan
• Ikan berenang saling
bertabrakan • Parasit ikan
Hal ini penyebabnya adalah : 2. Ikan berada di permukaan air dan
keracunan gerakannya sedikit lebih
3. Kematian ikan yang terjadi cenderung ikan tersebut berdiam
secara berurutan pada waktu diri (seperti keadaan lemas).
yang cukup lama. Penyebabnya Gejala serangan penyakit ini
adalah parasit dapat diprediksi penyebabnya
4. Kematian ikan yang terjadi antara lain adalah :
dengan kecepatan kematian
• Parasit di insang
pada awal. Jumlah ikan yang
mati sedikit, kemudian banyak • Kerusakan insang yang
dan jarak antara kematian disebabkan oleh bakteri
berselang sedikit. Penyebabnya (virus)
adalah : virus dan bakteri.
• Ikan kekurangan zat nutrisi
5. Kematian ikan yang terjadi
(haemoglobin)
secara berurutan dengan
kecepatan kematian ikan sedikit, 3. Aktivitas makan ikan berkurang.
sampai mencapai puncak Gejala serangan penyakit ini
dengan jumlah kematian yang dapat diprediksi penyebabnya
tetap. Penyebabnya adalah antara lain adalah :
masalah makanan. • Perubahan kualitas atau mutu
air
Selain memperhatikan cara kematian • Makanan tidak cocok
dari ikan yang dipelihara di dalam • Segala macam penyakit
wadah budidaya, penyakit yang 4. Ikan berenang terbalik dengan
menyerang pada ikan budidaya posisi bagian perut berada di
dapat dilakukan pemantauan dengan atas dan ikan melakukan gerakan
melihat tingkah laku ikan yang mengguling-gulingkan badannya.
diduga terserang penyakit. Tingkah Gejala serangan penyakit ini
laku ikan yang terserang penyakit dapat diprediksi penyebabnya
pada beberapa jenis penyakit antara lain adalah :
biasanya spesifik. Adapun tingkah • Parasit
laku ikan pada wadah budidaya yang • Virus
terserang penyakit dapat diketahui 5. Ikan berada di dasar perairan
antara lain adalah : dan tidak mau makan, serta
siripnya tidak berkembang.
1. Ikan-ikan yang dipelihara selalu Gejala serangan penyakit ini
berada atau berkumpul di dapat diprediksi penyebabnya
permukaan air atau di saluran antara lain adalah :

427
• Parasit • Parasit jenis Trypanosoma
• Kualitas air yang buruk (whirling disease)
6. Ikan diam di dasar perairan dan 2. Warna tubuh ikan kemerahan.
menepi dipinggiran kolam. Gejala Gejala serangan penyakit ini
serangan penyakit ini dapat dapat diprediksi penyebabnya
diprediksi penyebabnya antara antara lain adalah :
lain adalah : Parasit dari jenis • Insang ikan menggumpal
Ichthyophthirius multifiliis. disebabkan oleh bakteri,
7. Ikan gelisah (terlampau aktif) dan jamur dan parasit
menggesekkan badannya pada • Ikan kekurangan makanan
batu-batuan. Gejala serangan 3. Adanya luka borok. Gejala
penyakit ini dapat diprediksi serangan penyakit ini dapat
penyebabnya antara lain adalah : diprediksi penyebabnya antara
• Myxosoma lain adalah :
• Crustacea • Trematoda
8. Ikan bergetar, Gejala serangan • Bakteri
penyakit ini dapat diprediksi • Lernea dan Argulus
penyebabnya antara lain adalah 3. Adanya pendarahan pada daerah
parasit. tertentu. Gejala serangan
penyakit ini dapat diprediksi
Dengan melihat tingkah laku ikan penyebabnya antara lain adalah :
yang dibudidayakan di wadah • Argulus
budidaya apapun, maka para • Lernea
pembudidaya ikan sudah dapat • Bakteri
menduga adanya gejala serangan 5. Ikan tubuhnya bengkak. Gejala
penyakit pada ikan. Untuk melihat serangan penyakit ini dapat
secara jelas dan pasti tentang jenis diprediksi penyebabnya antara
penyakit yang menyerang ikan lain adalah :
peliharaan tersebut maka harus • Tumor
dilakukan pengamatan dan melihat • Siste (telur dari parasit)
secara langsung organ tubuh ikan 6. Perubahan bentuk tubuh ikan,
yang terserang penyakit. Secara seperti badannya bengkok, tidak
kasat mata dapat diketahui tentang mempunyai sirip. Gejala
jenis penyakit yang menyerang ikan serangan penyakit ini dapat
budidaya dari bagian tubuh luar ikan diprediksi penyebabnya antara
dan bagian dalam tubuh ikan. Pada lain adalah :
bagian tubuh ikan bagian luar antara • Genetik (keturunan)
lain memberikan tanda-tanda • Kekurangan zat nutrisi
serangan penyakit adalah : (makanan)
1. Warna tubuh ikan lebih gelap dari 7. Perubahan kulit ikan ada
biasanya. Gejala serangan beberapa macam, Gejala
penyakit ini dapat diprediksi serangan penyakit ini dapat
penyebabnya antara lain adalah : diprediksi penyebabnya antara
• Kekurangan vitamin C lain adalah :
• Virus

428
• Terdapat bintik putih, menggunakan pisau bedah dan
penyebabnya adalah dibuat preparat ulas pada gelas
Ichthyophthirius multifiliis obyek yang telah ditetesi air dan
• Terdapat selaput yang tidak diamati di bawah mikroskop.
beraturan, penyebabnya 2. Seluruh sirip ikan dipotong dari
adalah jamur tubuh dengan menggunakan
• Ada lapisan lendir berwarna gunting,ditempatkan pada gelas
abu-abu, penyebabnya obyek yang telah ditetesi oleh air
adalah Trichodina, Costia, agar tidak kering lalu diamati di
Chilodonella. bawah mikroskop.
• Ada bercak lendir dan darah, 3. Kedua belah insang diambil
penyebabnya adalah semua, dipisahkan antara filamen
Monogenea. dengan tapisnya lalu ditumbuk
secara perlahan dan ditetesi oleh
air agar tidak kering lalu diamati
Selain itu untuk lebih memastikan di bawah mikroskop.
praduga tentang jenis penyakit yang
telah menyerang ikan budidaya Metode Pemeriksaan Endoparasit
sebaiknya dilakukan kembali 1. Perut ikan dibuka dengan
pemeriksaan ikan sampel di menggunting perut bagian bawah
laboratorium hama dan penyakit ikan ikan dari mulai anus hingga ke
atau ditempat pengambilan sampel bawah sirip dada. Buka penutup
secara langsung. Prosedur yang rongga perut pada bagian atas
harus dilakukan sebelum mulai dari anus sampai sirip dada
pemeriksaan parasit adalah ikan dan digunting mengikuti tutup
sampel terlebih dahulu dimatikan insang sehingga isi perut terlihat.
dengan cara menusukkan jarum Isi perut dipindahkan ke dalam
pada bagian medulla oblangata. gelas objek atau cawan petri
Kemudian panjang tubuh ikan dan yang ditetesi dengan NaCl 0,6%
berat tubuh ikan setiap sampel di lalu diamati dibawah mikroskop.
catat. Pemeriksaan dapat dilakukan 2. Pisahkan antara usus dan
pada bagian internal maupun lambung, buka lambung dengan
eksternal meliputi permukaan tubuh, menggunakan gunting secara
sirip, insang, lambung dan usus. Ada memanjang lalu diamati dibawah
beberapa metode pemeriksaan yaitu mikroskop atau bisa dengan
metode pemeriksaan ektoparasit, mengerik secara perlahan bagian
metode pemeriksaan endoparasit, dalam lambung lalu oleskan pada
metode penanganan spesimen dan gelas objek yang telah ditetesi
identifikasi parasit. oleh NaCl 0,6% lalu diamati
dibawah mikroskop.
Metode pemeriksaan Ektoparasit 3. Usus yang sudah dipisahkan
1. Seluruh permukaan tubuh digunting memanjang lalu
diamati secara kasat mata atau diletakkan pada gelas objek,
dengan menggunakan mikroskop dibuat sayatan setipis mungkin
dengan pembesaran 50 kali, baru dilihat dibawah mikroskop.
setelah itu lendir dikerik dengan

429
Jika dari pengamatan secara kasat difiksasi dengan methanol 3 – 5
mata atau visual dapat diduga jenis menit dan diwarnai dengan Giemsa
penyakit yang menyerang ikan selama 20 menit. Setelah itu
budidaya dan untuk memastikan preparat dicuci dengan air bersih,
secara ilmiah dapat dilakukan dikeringkan dan diperiksa dibawah
pemeriksaan dibawah mikroskop mikroskop.
dengan membuat preparat. Misalkan
dari penampakan bagian luar tubuh
Monogenea
ikan yang dibudidayakan diprediksi
jenis penyakitnya maka prosedur Organ yang mengandung parasit ini
yang akan dilakukan adalah sebagai direndam dalam larutan formalin
berikut : selama 30 menit untuk melepaskan
parasit. Parasit monogenea yang
Protozoa terlepas disusun dalam gelas objek
dan ditetesi dengan amonium pikrat
Protozoa diperoleh dengan mengerik gliserin. Spesies parasit ini
lendir atau mukus yang kemudian diidentifikasi menurut organ
dioleskan pada gelas objek yang penempelannya.
telah ditetesi oleh air. Terdapat dua
cara untuk dapat membuat preparat
protozoa, yaitu : Digenea
• Teknik Impregnaris Perak Nitrat Digenea atau metaserkaria di dapat
• Sediakan ulasan mukus yang dari usus atau daging ikan. Parasit
sudah kering udara lalu genangi ini mudah mengkerut sehingga harus
dengan larutan perak nitrat 0,2% dipres dengan gelas penutup dan
selama 5 – 10 menit, rendam difiksasi dengan formalin 3% selama
preparat dalam air di bawah sinar 5 menit dan disimpan dalam larutan
matahari selama 15 – 30 menit alkohol 70%.
kemudian dikeringkan.
• Teknik pewarnaan Giemsa Cestoda
• Sediakan ulasan mukus yang
sudah dikeringkan udara lalu Cestoda yang biasanya menenpel
fiksasi dengan menggunakan pada usus dilepaskan dengan hati-
metanol selama 15 menit, hati agar scoleks tidak terputus.
genangi preparat dengan Giemsa Cestoda yang telah terlepas
selama 15 – 30 menit kemudian diletakkan dalam gelas objek dan
bilas dengan air dan keringkan. dipres. Kemudian preparat ini
difiksasi dengan alkohol 70% atau
formalin 3% selama 5 – 30 menit.
Myxosporea
Parasit ini merupakan endoparasit Acathocephala
yang berada pada urat daging.
Parasit ini ditemukan dalam bentuk Cacing yang terdapat pada usus ikan
kista atau spora. Kista dapat ini diambil dengan hati-hati agar
dipecahkan sehingga spora dapat proboscisnya tidak terputus. Parasit
keluar. Suspensi spora ditipiskan dan ini kemudian dicuci dengan NaCl

430
0,85% lalu dicuci dengan air bersih. 1. Jika penyakit ikan disebabkan
Perbedaan tekanan akan membuat oleh virus maka tidak ada obat
cacing menjadi kaku dan proboscis yang dapat memberantas virus
terjulur. Cacing dibiarkan dalam air tersebut. Yang bisa dilakukan
kran kurang lebih selama 1 jam adalah mengurangi hal-hal yang
kemudian ditutup dan difiksasi menyebabkan terjadinya
dengan larutan fiksatif pada salah penyakit.
satu ujung gelas penutup. Larutan 2. Jika penyakit disebabkan oleh
fiksatif yang digunakan adalah Bouin bakteri maka obat yang dapat
beralkohol dan dicuci dengan alkohol digunakan adalah bahan kimia
untuk menghilangkan formalin. sintetik atau alami atau
Cacing disimpan dalam formalin 3%. antibiotika.
3. Jika penyakit disebabkan oleh
jamur dan parasit maka obat
Nematoda
yang digunakan adalah bahan
Parasit ini biasanya menginfeksi kimia.
usus, hati, kulit, daging dan perut.
Nematoda dapat ditemukan dalam Dalam melakukan pengobatan
bentuk kista maupun tidak. Cacing dengan menggunakan bahan kimia
yang melekat diambil dengan harus diperhatikan beberapa hal
menggunakan pinset sedangkan yaitu :
kista dipecah sehingga cacing keluar 1. Bahan kimia yang digunakan
kemudian difiksasi dengan alkohol harus larut dalam air
atau formalin 3% agar tetap rileks. 2. Bahan tersebut tidak mempunyai
pengaruh yang besar terhadap
produksi kolam. Bahan yang
digunakan harus selektif yaitu
8.4. PENGOBATAN bahan yang digunakan hanya
PENYAKIT IKAN mematikan sumber penyakit tidak
mematikan ikan.
Pengobatan merupakan suatu usaha 3. Bahan tersebut mudah terurai
yang dilakukan oleh para
pembudidaya ikan jika ikan yang Pengobatan ikan sakit dapat
dipelihara terserang penyakit. dilakukan beberapa metoda. Metoda
Sebelum melakukan pengobatan yang dilakukan harus
terhadap ikan yang sakit, terlebih mempertimbangkan antara lain;
dahulu harus diketahui jenis penyakit ukuran ikan, ukuran wadah, bahan
yang menyebabkan ikan sakit agar kimia atau obat yang diberikan dan
dapat diketahui jenis obat yang akan sifat ikan. Beberapa metoda
digunakan untuk menyembuhkan pengobatan adalah sebagai berikut :
penyakit tersebut. Ada tiga hal yang 1. Melalui suntikan dengan
harus diperhatikan oleh para antibiotika
pembudidaya ikan yang akan Metoda penyuntikan dilakukan
melakukan pengobatan terhadap bila yang diberikan adalah
beberapa jenis penyakit infeksi yaitu: sejenis obat seperti antibiotik
atau vitamin. Penyuntikan

431
dilakukan pada daerah punggung • Perendaman; dilakukan bila
ikan yang mempunyai jaringan bahan kimia atau obat kurang
otot lebih tebal. Penyuntikan sifat racunnya atau
hanya dilakukan pada ikan yang konsentrasi yang diberikan
berukuran besar terutama ukuran tidak akan membunuh ikan.
induk. Sedangkan yang kecil Pada perendaman jangka
tidak dapat dilakukan. pendek (15 – 30 menit) dapat
diberikan konsentrasi yang
2. Melalui makanan lebih tinggi daripada pada
Obat atau vitamin dapat diberikan perendaman dengan waktu
melalui makanan. Akan tetapi bila yang lebih lama (1 jam lebih
makanan yang diberikan tidak sampai beberapa hari)
segera dimakan ikan maka
konsentrasi obat atau vitamin Jenis bahan kimia dan obat yang
pada makanan akan menurun digunakan dalam pengobatan dan
karena sebagian akan larut pencegahan harus mempertim-
dalam air. Oleh karena itu bangkan antara lain:
metoda ini afektif diberikan pada
• Dalam dosis tertentu tidak
ikan yang tidak kehilangan nafsu
membuat ikan stress maupun
makannya.
mati
3. Perendaman • Efektif dapat membunuh parasit
Metoda perendaman dilakukan • Sifat racun cepat menurun dalam
bila yang diberikan adalah bahan waktu tertentu.
kimia untuk membunuh parasit • Mudah mengalami degradasi
maupun mikroorganisme dalam dalam waktu singkat.
air atau untuk memutuskan siklus
hidup parasit. Pengobatan ikan Jenis Bahan Kimia Dan Obat Yang
sakit dengan metoda digunakan antara lain adalah :
perendaman adalah sebagai
berikut:
• Pengolesan dengan bahan 1. Kalium Permanganat (PK)
kimia atau obat, metoda ini Kalium permanganat (PK) dengan
dilakukan bila bahan kimia rumus kimia KMnO4 sebagai serbuk
atau obat yang digunakan maupun larutan berwarna viol
dapat membunuh ikan, bahan et. Sering dimanfaatkan untuk
kimia atau obat dioleskan mengobati penyakit ikan akibat
pada luka di tubuh ikan. ektoparasit dan infeksi bakteri
• Pencelupan; Ikan sakit terutama pada ikan-ikan dalam
dicelupkan pada larutan kolam. Bila dilarutkan dalam air akan
bahan kimia atau obat terjadi reaksi kimia sebagai berikut;
selama 15 – 30 detik, metoda
ini pun dilakukan bila bahan KMnO4 Æ K+ + MnO4-
kimia atau obat yang MnO4- Æ MnO2+2On
digunakan dapat meracuni On - Oksigen elemental. (Oksidator)
ikan.

432
Sifat Kimia • Kalium permanganat sangat
Oksidator kuat efektif dalam menghilangkan
Flukes. Gyrodactylus dan
• Sifat bahan aktif beracun adalah Dactylus dapat hilang setelah 8
merusak dinding-dinding sel jam perlakuan dengan dosis 3
melalui proses oksidasi. ppm pada suatu sistem tertutup,
• Mangan oksida membentuk perlakuan diulang setiap 2-3 hari
kompleks protein pada • Sebagai disinfektan luka.
permukaan epithelium, sehingga • Dapat mengurangi aeromonas
menyebabkan warna coklat pada (hingga 99%) dan bakteri gram
ikan dan sirip, juga membentuk negatif lainnya.
kompleks protein pada struktur • Dapat membunuh Saprolegnia
pernapasan parasit yang yang umum dijumpai sebagai
akhirnya menyebabkan kematian. infeksi sekunder pada Ulcer.
• Secara umum tingkat keracunan • Golongan ikan Catfish,
PK akan meningkat pada perlakuann kalium permanganat
lingkungan perairan yang alkalin dilakukan pada konsentrasi
(basa). diatas 2 ppm.
• Tingkat keracunannya sedikit • Sebagai antitoxin terhadap
lebih tinggi dari tingkat aplikasi bahan-bahan beracun.
pengobatannya. Sebagai contoh, Rotenone dan
• Dapat mengoksidasi bahan Antimycin. Konsentrasi 2-3 ppm
organik. selama 10-20 jam dapat
menetralisir residu Rotenone
Manfaat atau Antimycin. Dosis PK
• Efektif mencegah flukes, sebaiknya diberikan setara
tricodina, ulcer, dan infeksi jamur dengan dosis pestisida yang
(ektoparasit dan infeksi bakteri) diberikan, sebagai contoh apabila
dengan dosis 2 - 4 ppm pada Rotenone diberikan sebanyak 2
perendaman. ppm, maka untuk menetralisirnya
• Bahan aktif beracun yang mampu PK pun diberikan sebanyak 2
membunuh berbagai parasit ppm.
dengan merusak dinding-dinding • Transportasi burayak dapat
sel mereka melalui proses dengan perlakuan kalium
oksidasi. permanganat dibawah 2 ppm.
• Argulus, Lernea and Piscicola
diketahui hanya akan respon
apabila PK digunakan dalam Prosedur Perlakuan PK (untuk
perendaman (dengan dosis: 10- jamur, parasit, dan bakteri)
25 ppm selama 90 menit). Begitu • Filter biologi tidak boleh
pula dengan Costia dan dilewatkan larutan PK, karena
Chilodinella, dilaporkan resisten dapat membunuh bakteri dalam
terhadap PK, kecuali dengan filter biologi.
perendaman. • Aliran air dan aerasi bekerja
optimal, karena pada saat
molekul-molekul organik

433
teroksidasi, dan algae mati maka sebagai pembunuh kuman
air akan cenderung keruh dan (disinfektan) di perusahan-perusahan
oksigen terlarut menurun. air minum. Klorin (Cl2) merupakan
• Berikan dosis sebanyak 2-4 ppm. gas berwarna kuning kehijauan
• Dosis 2 ppm diberikan pada ikan- dengan bau menyengat. Perlakuan
ikan muda atau ikan-ikan yang klorinasi dikenal dengan kaporit.
tidak bersisik. Sedangkan kloramin merupakan
• Dosis 4 ppm diberikan pada ikan- senyawa klorin-amonia (NH4Cl).
ikan bersisik. Dosis tersebut tidak Cl2 + H2O Æ H2ClO3 Æ Cl2 + H2O
akan merusak tanaman air, NH4Cl + H2O Æ NH4+ + ClO3-
sehingga biasa digunakan untuk
mensterilkan tanaman air dari Sifat Kimia
hama dan penyakit, terutama dari • Klorin relatif tidak stabil di dalam
gangguan siput dan telurnya. air
• Satu sendok teh peres (jangan • Kloramin lebih stabil
dipadatkan) kurang lebih setara dibandingkan klorin
dengan 6 gram. Hal ini dapat • Klorin maupun kloramin sangat
dijadikan patokan untuk beracun bagi ikan
mendapatkan dosis yang • Reaksi dengan air membentuk
diinginkan apabila timbangan asam hipoklorit
tidak tersedia. • Asam hipoklorit tersebut dapat
• Perlakuan dilakukan 4 kali merusak sel-sel protein dan
berturut dalam waktu 4 hari, sistem enzim ikan.
dengan pemberian PK dilakukan • Tingkat keracunan klorin dan
setiap pagi hari. Apabila pada kloramin akan meningkat pada
perlakuan ketiga atau keempat pH rendah dan temperatur tinggi,
air bertahan berwarna ungu karena pada pH rendah kadar
selama lebih dari 8 jam (warna asam hipoklorit akan meningkat.
tidak berubah menjadi coklat), • Efek racun dari bahan tersebut
maka hal ini dapat dijadikan dapat diperkecil bila residu klorin
pertanda untuk menghentikan dalam air dijaga tidak lebih dari
perlakuan. Karena hal ini 0.003 ppm
menunjukkan bahwa PK sudah • Klorin pada konsentrasi 0.2 - 0.3
tidak bereaksi lagi, atau dengan ppm dapat membunuh ikan
kata lain sudah tidak ada lagi dengan cepat
bahan yang dioksidasi.
Setelah perlakuan dihentikan Tanda-tanda Keracunan
lakukan penggantian air • Ikan bergerak kesana kemari
sebanyak 40 % untuk segera dengan cepat.
membantu pemulihan warna air.
• Ikan akan gemetar dan warna
menjadi pucat, lesu dan lemah.
2. Klorin Dan Kloramin • Klorin dan kloramin secara
langsung akan merusak insang
Klorin dan kloramin merupakan sehingga dapat menimbulkan
bahan kimia yang biasa digunakan gejala hipoxia, meningkatkan

434
kerja insang dan ikan tampak spot) dan jamur. Selain itu, juga
tersengal-sengal dipermukaan. sering digunakan untuk mencegah
serangan jamur pada telur ikan. Metil
Perlakuan biru biasanya tersedia sebagai
larutan jadi di toko-toko akuarium,
Oleh karena klorin sangat beracun
dengan konsenrasi 1 - 2 persen.
bagi ikan maka perlu dihilangkan
Selain itu tersedia pula dalam bentuk
dengan cara sebagai berikut;
serbuk.
• Air di deklorinasi sebelum
digunakan, baik secara kimiawi
Sifat Kimia
maupun fisika.
• Metil biru merupakan pewarna
• Pengaruh klorin dihilangkan
thiazine.
dengan pemberian aerasi secara
• Digunakan sebagai bakterisida
intensif.
dan fungsida pada akuarium.
• Mengendapkan air selama
• Dapat merusak filtrasi biologi dan
semalam. Dengan demikian
kemampuan warnanya untuk
maka gas klorin akan terbebas ke
melekat pada kulit, pakaian,
udara.
dekorasi akuarium dan peralatan
• Menggunakan bahan deklorinator
lainnya termasuk lem akuarium.
atau lebih dikenal dengan nama
• Dapat merusak pada tanaman
anti klorin.
air.
• Anti-klorin lebih dianjurkan untuk
• Untuk mencegah serangan jamur
air yang diolah dengan kloramin.
pada telur ikan.
• Kloramin relatif lebih sulit diatasi
hanya oleh natrium tiosulfat saja Dosis dan Cara Pemberian
dibandingkan dengan klorin,
karena maskipun gas klorinnya • Untuk infeksi bakteri, jamur dan
dapat diikat dengan baik, tetapi protozoa dosis yang dianjurkan
akan menghasilkan amonia. adalah 2 ml larutan Metil biru
• Mengalirkan air hasil deklorinasi (Methylene Blue) 1 % per 10
tersebut melewati zeolit. liter air akuarium.
• Segera pindahkan ikan yang • Perlakuan dilakukan dengan
terkena keracunan klorin perendaman jangka panjang
kedalam akuarium/wadah yang pada karantina.
tidak terkontaminasi. Dalam • Untuk mencegah serangan
keadaan terpaksa tambahkan jamur pada telur, dosis yang
anti-klorin pada akuarium. dianjurkan adalah 2 mg/liter.
• Tingkatkan intensitas aerasi • Cara pemberian metil biru pada
untuk mengatasi kemungkinan bak pemijahan adalah setetes
terjadinya gangguan pernapasan demi setetes. Pada setiap
pada ikan-ikan. tetesan biarkan larutan metil biru
tersebut tersebar secara merata.
3. Biru Metilen (Methylene Blue) • Tetesan dihentikan apabila air
akuarium telah berwarna
Metil biru diketahui efektif untuk kebiruan atau biru jernih (tembus
pengobatan Ichthyopthirius (white pandang). Artinya isi di dalam

435
akuarium tersebut masih dapat Di-Metronidazol
dilihat dengan jelas. Dosis = 5 ppm. Diberikan seperti
• Perlakuan ini cukup dilakukan halnya cara pemberian metronidazol,
sekali kemudian dibiarkan tetapi ulangan dilakukan dengan
hingga warna terdegradasi selang 3 hari (4 hari sekali). Pada
secara alami. kasus berat, pengobatan dapat
• Setelah telur menetas, dilakukan dengan perendaman
penggantian air sebanyak 5 % selama 48 jam dengan dosis
setiap hari dapat dilakukan untuk 0.004%.
mengurangi kadar metil biru
dalam air tersebut dan
mengurangi akumulasi bahan 5. Malachite Green
organik dan ammonium
Malachite Green merupakan
pewarna triphenylmethane dari group
4. Metronidazol rasamilin. Bahan ini merupakan
bahan yang kerap digunakan untuk
Metronidazol dan di-metrinidazol mengobati berbagai penyakit dan
adalah obat antimikroba yang dibuat parasit dari golongan protozoa,
dan dikembangkan untuk manusia seperti: ichtyobodo, flukes insang,
melawan bakteri-bakteri anaerob dan trichodina, dan white spot, serta
protozoa. Dalam dunia ikan hias, sebagai fungisida.
diketahui, obat ini biasa digunakan Penggunaan bahan ini hendaknya
untuk mengobati hexamitiasis. dilakukan pada sistem tertutup
seperti akuarium atau kolam ikan
Dosis dan Cara Pemberian hias. Malachite green diketahui
• Dosis yang disarankan adalah 10 mempunya efek sinergis apabila
ppm diberikan bersama-sama dengan
• Obat ini biasanya berbentuk formalin.
tablet dengan kadar 250 Terdapat indikasi bahwa
mg/tablet kepopuleran penggunaan bahan ini
• Perlakuan ini harus diulang agak menurun, karena diketahui bisa
selang sehari, hingga sebanyak 3 menimbulkan akibat buruk bagi
ulangan kesehatan manusia apabila terhirup.
• Pergantian air sebanyak 25 %
selama perlakuan, Malachite Green juga dapat
• Metronidazol diberikan secara menimbulkan akibat buruk pada filter
oral, yaitu dicampurkan pada biologi dan pada tanaman air.
pakan dengan obat, konsentrasi Disamping itu, beberapa jenis ikan
1 % berat. diketahui tidak toleran terhadap
• Diberikan dengan cara bahan ini. Warna malachite green
mencelupkan pakan pada larutan bisa melekat pada apa saja, seperti
metronidazol. tangan, baju, dan peralatan
akuarium, termasuk plastik.
Hindari penggunaan malachite green
dalam bentuk serbuk (tepung).

436
Disarankan untuk menggunakan atau apabila temperatur air diatas
malachite green dalam bentuk 21 ° C.
larutan jadi dengan konsentrasi 1% • Yakinkanlah MG yang digunakan
dan telah terbebas dari unsur seng. adalah dari jenis yang bebas
Seng.
Dosis dan Cara Pemberian • Tidak ada salahnya dilakukan
• Dosis 0.1 - 0.2 ml dari larutan 1% percobaan terlebih dahulu pada 1
per 10 liter air, sebagai perlakuan atau 2 ikan sebelum perlakuan
perendaman jangka panjang. MG dilakukan pada sejumlah
Pemberian dosis dapat dilakukan banyak ikan.
setiap 4-5 hari sekali. Sebelum
pemberian dosis dilakukan,
disarankan untuk mengganti air 6. Oxytetracyline
sebanyak 25 %
• Dosis 1 - 2 ml dari larutan 1% per Oksitetrasiklin hidroklorida meru-
10 liter, sebagai perlakuan pakan antibiotik yang kadang-kadang
jangka pendek (30 - 60 menit). digunakan dalam pengobatan
Perlakuan dapat di ulang setiap 2 penyakit akibat infeksi bakterial
hari sekali. Perlakuan dapat sistemik pada ikan
dilakukan sebanyak 4-5 ulangan.
• Dosis campuran antara Malachite Dosis dan Cara Pemakaian
Green dan Formalin untuk • Suntik; 10-20 mg oksitetrasiklin
perlakuan pada ikan adalah 0.05 per kg berat badan ikan. Ulangi
- 0.1 ppm MG dan 10 -25ppm penyuntikan apabila diperlukan.
Formalin. Untuk udang-udangan • Oral; diberikan melalui pakan.
atau invertebrata laut adalah 0.1 Dosis 60 - 75 mg per kg berat
-0.2 ppm MG dan 10 - 25 ppm badan ikan per hari. Berikan
Formalin. selama 7 - 14 hari.
• Malachite Green dapat pula • Perendaman; Jangka panjang (5
diberikan sebagai disinfektan hari). Dosis 20 -100 ppm. Ulangi
pada telur dengan dosis 5 ppm apabila diperlukan.
selama 10 menit.
• Perlakuan hendaknya dilakukan 7. Garam Inggris / Epsom Salts
pada tempat terpisah. (MgSO4.7H20)
Perhatian Garam inggris biasa digunakan
• Malachite Green dapat bersifat untuk meningkatkan kadar mineral
racun terhadap burayak ikan, dalam air, dan sering efektif dalam
terhadap beberapa jenis tetra, mengobati sembelit (tidak bisa
dan beberapa jenis catfish seperti buang kotoran) pada ikan.
Pimelodidae atau blue gill.
Beberapa penyimpangan hasil Dosis dan Cara Pemberian
perlakuan dengan MG dapat
terjadi apabila perlakuan Sebagai pencahar (pencuci perut),
dilakukan pada pH air diatas 9 larutkan 1 sendok teh peres (2,5 g)

437
garam inggris dalam 18 liter air (0,14 Penggunaan Hidrogen Peroksida
ppt). Terlebih dahulu larutkan garam Dalam Akuarium:
inggris tersebut dalam sedikit air
akuarium pada wadah tertentu, Sebagai anti protozoa:
selanjutnya masukan kedalam
akuarium yang telah berisi air Diberikan sebagai perlakuan
dengan takaran yang sesuai. perendaman dalam jangka pendek.
Peningkatan sedikit temperatur air Dosis yang digunakan adalah 10 ml
(dalam selang toleransi ikan yang larutan dengan konsenrasi 3 %
bersangkutan) dapat membantu (teknis) dalam 1 liter air.
meningkatkan laju metabolisme ikan Perendaman dilakukan selama
tersebut sehingga diharapkan akan maksimum 5-10 menit. Perendaman
dapat mempercepat pemulihan dari harus dihentikan apabila ikan
gejala sembelit. menunjukkan gejala stress.

Untuk memulihkan kondisi


8. Hidrogen Peroksida
kekurangan oksigen:
Larutan jernih ini sepintas mirip
air, dengan rumus kimia H2O2. Dosis yang digunakan 1-2 ml
Bahan ini merupakan oksidator kuat, Hidrogen Peroksida 3% dalam 10
berbahaya bila dikonsumsi. Hidrogen liter air akuarium. Dosis harus dijaga
peroksida akan terurai menjadi dua agar jangan sampai kelebihan.
produk yang aman yaitu, air dan Kelebihan dosis akan membuat ikan
oksigen. menjadi stress dan bisa
membahayakan kehidupan ikan yang
2H2O2 Æ 2H2O + O2 bersangkutan.
Bahan ini kerap digunakan dalam Sebelum diberikan dianjurkan untuk
dunia kesehatan sebagai disinfektan mengencerkan terlebih dahulu
(pembunuh kuman) karena tidak hidrogen perioksida tersebut,
meninggalkan residu yang setidaknya dengan perbandingan 1:
berbahaya. Bahan inipun digunakan 10 (satu bagian bahan dengan 10
pula sebagai antiseptik pada bagian air). Setelah itu baru
akuarium. dimasukan kedalam akuarium.
Pastikan pula bahwa larutan ini
Hidrogen peroksida bisa pula dapat segera tercampur dengan baik
digunakan sebagai penambah setelah dimasukan kedalam
oksigen dalam akuarium, untuk akuarium.
mengatasi kondisi kekurangan Perlakuan ini hanya dianjurkan pada
oksigen yang terjadi. Sebuah produk kondisi darurat saja, yaitu bila
peralatan akuarium menggunakan kekurangan oksigen. Setelah itu
hidrogen perosida untuk penambah dicari penyebab sebenarnya agar
oksigen tanpa tenaga listrik. dapat diatasi dengan lebih baik.

438
9. Formalin (HCHO dan CH3OH) Dosis dan Cara Pemberian
• Dosis penggunaan formalin
Formalin merupakan larutan bervariasi tergantung pada
komersial dengan konsentrasi 37- spesies ikannya. Setiap spesies
40% dari formaldehid. Bahan ini akan memiliki toleransi berbeda
biasanya digunakan sebagai terhadap formalin. Dengan
antiseptic, germisida, dan pengawet. demikian dosis yang
Formalin diketahui sering digunakan dicantumkan pada artikel ini
dan efektif dalam pengobatan bukan merupakan jaminan, tetapi
penyakit akibat ektoparasit seperti merupakan kriteria rata-rata.
fluke dan kulit berlendir. Meskipun • Yang perlu diperhatikan adalah:
demikian, bahan ini juga sangat penggunaan formalin dalam
beracun bagi ikan. Ambang batas perlakuan jangka pendek harus
amannya sangat rendah, sehinggga diawasi dengan ketat. Dan
terkadang ikan yang diobati malah perlakuan harus segera
mati akibat formalin daripada akibat dihentikan apabila ikan mulai
penyakitnya. menunjukkan gejala stres seperti
nafas tersengal-sengal (megap-
Formalin sangat beracun, meskipun megap) atau meloncat (ingin
masih dipakai secara luas dalam keluar dari akuarium)
akurkulutur dan lingkungan kolam • Untuk perlakuan jangka panjang,
tertentu, tetapi lebih banyak seperti untuk pengobatan akibat
digunakan dalam pengawetan infeksi ektoparasit penyebab kulit
specimen ikan untuk keperluan berlendir adalah 0.15 -0.25 ml
identifikasi. Ikan yang akan Formalin (37-40%) per 10 liter
diawetkan harus melalui proses air. Setelah 2 - 3 hari,
euthanasia yang hewani terlebih kembalikan ikan pada wadah
dahulu, kecuali apabila ikan tersebut semula.
telah mati sebelumnya. Untuk • Jangan dilakukan pada filter
pengawetan biasanya digunakan biologi, karena akan membunuh
formalin dengan konsentrasi 10%. bakteri yang ada pada filter
• Lakukan penggantian air
Penggunaan sebanyak 30%.
• Untuk penggunaan jangka • Untuk perlakuan jangka pendek,
panjang (beberapa hari) atau seperti untuk pengobatan akibat
jangka pendek (10 - 30 menit). infeksi ektoparasit besar
• Formalin dapat mengganggu filter penyebab fluke, dosisnya adalah
biologi, oleh karena itu, 2 ml Formalin (37-40%) per 10
perlakuan sebaiknya dilakukan di liter air. Siapkan campuran
akuarium khusus. Keuntungan terlebih dahulu sebelum ikan
dengan perlakuan terpisah ini dimasukkan. Lakukan peren-
adalah apabila ikan mengalami daman selama maksimal 30
stres pada saat diperlakukan, menit, atau kurang apabila ikan
ikan tersebut dapat segera menunjukkan gejala stres.
dikembalikan pada akuarium
utama.

439
Peringatan • Tertelan: Apabila korban sadar
usahakan untuk mengencerkan,
Formalin sangat berbahaya apabila menonaktifkan dan menyerap
terkena kulit atau mata. Apabila hal bahan dengan memberi susu,
ini terjadi segeralah cuci dengan air arang aktif, atau air. Setiap
yang banyak. Bahan ini juga dapat bahan organik akan dapat
menghasilkan uap beracun, oleh menonaktifkan formalin. Jaga
karena itu jangan biarkan botol tubuh korban agar tetap hangat
formalin terbuka di ruang tertutup. dan rileks. Apabila muntah, jaga
Simpan formalin dalam botol agar kepala lebih rendah dari
berwarna gelap dan hindarkan dari pinggul.
cahaya, kalau tidak maka akan dapat • Kontak Kulit: Segera cuci dengan
terbentuk paraformaldehid (berupa air yang banyak selama paling
endapan putih) yang sangat beracun tidak 15 menit, sambil melepas
bagi ikan, bahkan dalam konsentrasi pakaian yang terkena. Cuci
yang sangat rendah. Selain itu, pakaian sebelum digunakan
formalin dapat bersifat eksplosif kembali.
(meledak). • Kontak Mata: Segera cuci
dengan air yang banyak selama
Sifat Fisika dan Kimia Formalin paling tidak 15 menit Segera
Tampilan : cairan jernih (tidak hubungi dokter.
berwarna)
Bau : berbau menusuk, Dengan mengetahui berbagai
keras macam obat dan bahan kimia yang
Kelarutan : sangat larut dapat digunakan dalam melakukan
Berat jenis : 1.08 pengobatan, maka akan sangat
pH : 2.8 membantu para pembudidaya ikan
untuk mengobati ikan yang sakit.
Identifikasi Bahaya: Sebagai contoh dalam aplikasinya,
Sangat berbahaya! Dapat untuk ikan yang sakit yang akan
menyebabkan kanker. Resiko diobati dengan antibiotika antara lain
kanker tergantung pada tingkat dan oxytetracycline. Maka cara
lama kontak. Uap berbahaya. pengobatannya dapat dilakukan
Berbahaya apabila terhirup atau misalnya saja dengan merendam
terserap kulit. Menyebabkan iritasi ikan dalam larutan oksitetrasiklin 5
terhadap kulit, mata dan saluran ppm selama 24 jam. Atau mau
pernafasan. Dapat berakibat fatal menggunakan bahan kimia dengan
atau menyebabkan kebutaan apabila cara merendam ikan dalam larutan
tertelan. Mudah terbakar. nitrofuran 5 – 10 ppm selama 12 –
24 jam, merendam ikan dalam
Pertolongan Pertama: larutan kalium permanganate (PK)
• Terhisap: Pindahkan korban 10 – 20 ppm selama 30 – 60 menit.
pada udara bersih. Apabila tidak Obat-obat antibiotika seperti
bernafas, beri nafas buatan, Kemicitin, Tetrasiklin, Streptomisin
apabila kesulitan bernafas beri yang berupa serbuk dapat
oksigen, panggil dokter. dicampurkan ke dalam makanan ikan

440
jika akan melakukan pengobatan digunakan juga akan terlarut dalam
dengan sistem oral. Dosisnya harus air. Hal ini dapat berakibat selain
diperhitungkan agar setiap 100 gram bertujuan untuk mengobati ikan sakit,
berat ikan, dapat memakan 1 mg akan tetapi ikan pun dapat terbunuh
antibiotika itu per hari. Lama bila tidak dilakukan metoda, waktu,
pemberian obat ini 2 – 3 minggu. dosis obat yang tepat. Untuk
mengantisipasi kesalahan dalam
Antibiotika juga dapat diberikan melakukan pengobatan terhadap
dengan disuntikkan. Dosisnya, untuk ikan yang sakit maka harus
larutan chloramphenicol (kemicitin) dilakukan beberapa persiapan yaitu :
1 : 1,5 sebanyak 1 – 2 ml disuntikkan 1. Ikan yang akan diobati sebaiknya
ke dalam rongga perut (intra harus dipuasakan terlebih dahulu
abdomincal cavity) untuk setiap berat selama 24 jam sebelum diberikan
badan ikan 200 gram. Penyuntikan pengobatan.
perlu diulang setiap 2 – 3 hari 2. Wadah yang digunakan untuk
sampai jangka waktu 2 minggu. melakukan pengobatan ikan
Kalau cara ini berhasil, biasanya harus memakai wadah yang
dapat terlihat gejala penyembuhan terbuat dari bahan plastik, jangan
dari hari ke hari. Cara lain yang lebih menggunakan wadah yang
praktis dalam pengobatan penyakit terbuat dari seng. Hal ini dapat
bakteri adalah melalui makanan. membuat bahan kimia bereaksi
Makanan ikan yang akan diberikan dengan wadah yang terbuat dari
dicampur dulu dengan chloromycetin seng.
1 – 2 gram untuk setiap 1 kg pellet. 3. Dalam melakukan pengobatan,
Hal yang harus diperhatikan adalah jumlah obat yang akan diberikan
tetap menjaga kualitas air agar selalu kepada ikan yang sakit harus
sesuai dengan kebutuhan hidup tepat jenis, dosis dan benar-
yang ideal bagi ikan. benar terukur.
4. Pengobatan sebaiknya dilakukan
Perlu diketahui bahwa apabila pada suhu perairan yang rendah
pemakaian antibiotika tidak sesuai misalnya pada pagi atau sore
dengan dosis yang telah ditetapkan, hari.
atau perhitungannya kurang cermat, 5. Sebaiknya dalam melakukan
maka lama kelamaan bakteri akan pengobatan dilakukan secara
kebal terhadap obat itu. Akibatnya, bertahap yaitu :
obat tersebut tidak mempan lagi • Pengobatan pendahuluan
untuk memberantas jenis bakteri • Pengobatan pendahuluan
tertentu. merupakan pengobatan awal
dimana ikan yang sakit
Pada daerah yang mengalami wabah diambil sebagian kecil dan
penyakit, sering kali pencegahannya diberi obat dengan jumlah
sulit dihindari. Untuk mengurangi yang sesuai dengan dosis.
kerugian yang besar biasanya • Pengobatan pokok, yang
dilakukan pengobatan pada ikan. dilakukan setelah 12 – 24 jam
Oleh karena ikan hidup di air, dari pengobatan
sehingga bahan kimia yang pendahuluan.

441
Cara pengobatan yang tidak konsentrasi obat masih di
berakibat fatal bagi ikan adalah toleransi oleh ikan.
sebagai berikut :
1. Pengolesan. 3. Perendaman pada kolam.
Cara ini biasanya digunakan Umumnya cara ini memerlukan
untuk penyakit ikan yang kronis perendaman yang lebih lama dari
dengan dosis obat yang tinggi. pada bak (1 jam s/d beberapa
Bagian ikan yang sakit diolesi hari) dengan bahan kimia. Tujuan
obat dengan menggunakan dari perendaman yang lama ini
kapas. Kemudian ikan segar adalah memberi kesempatan
dikembalikan ke air yang segar. pada obat untuk memutuskan
2. Perendaman pada bak. rantai kehidupan parasit dan
Ikan yang terserang penyakit konsentrasi obat biasanya sangat
direndam dalam wadah/bak rendah sekali sehingga tidak
tertentu yang berisi larutan obat berbahaya bagi ikan. Untuk
selama 5 – 30 menit. Hal ini metoda ini sebaiknya
memberi kemungkinan lamanya menggunakan bahan kimia yang
kerja obat untuk membunuh mudah terurai menjadi netral.
penyakit. Caranya sangat sesuai
bila parasit terdapat dalam Bahan kimia dan obat yang dapat
lapisan kulit yang terlindung. digunakan untuk mengobati ikan
Oleh karena ikan terendam pada pada berbagai penyakit dapat dilihat
larutan yang berbahaya maka pada Tabel 8.2.

442
Tabel 8.2. Obat dan bahan kimia yang digunakan pengobatan penyakit ikan.

JENIS BAHAN
NO METODA DOSIS
PARASIT KIMIA/OBAT
1 Protozoa Pengolesan • Formalin • 100 ppm
Perendaman • NaCl, • 25 %
pada bak • KMnO4 • 100 ppm
Perendaman • Rivanol • 100 ppm
pada kolam • Formalin • 20 ppm
2 Cacing, Pengolesan • Formalin • 0,1 %
crustacea • Rivanol • 100 ppm
tingkat rendah Perendaman • NaCl • 20 %
dan jamur pada bak • KMnO4 • 0,01 ppm
• NH4OH • 0,25 ppm
• Formalin • 50 ppm
• NH4Cl • 1-1,5%,15 ‘
Perendaman • Malachite • 0,15 ppm
pada kolam green
• Ekstrak • 200 kg/ha
biji teh
3 Aeromonas sp Perendaman • Formalin • 100 ppm
dan pada kolam
Pseudomonas
sp Pemberian • Tetrasiklin • 1 kapsul
antibiotic tiap 10 Kg
pada makanan
makanan
• 50 mg/kg
• Oxytetrac
Makanan
yclin
selama 7 – 10
hari

Pengobatan white spot lemak dan ini berbahaya bagi


kesehatan.
Obat hanya dianjurkan untuk Beberapa obat yang dapat dipakai
pencegah penyakit. Sebenarnya untuk mengobati penyakit bintik putih
pemakaian antibiotik kurang baik adalah:
pengaruhnya terhadap ikan dan
lingkungan. Oleh karena itu, Malachyte green. Obat ini diberikan
pemakaiannya tidak dianjurkan pada sebanyak 1 gram (berupa serbuk)
ikan yang dikonsumsi. Obat ini akan untuk air kolam 10 m2, pengobatan
tertinggal dalam jaringan daging atau diulang setiap 2 hari; dalam 10 hari,
ikan yang sakit akan sembuh. Dalam

443
pengobatan cara ini, apalagi yang permanganate, larutan garam dapur,
dilakukan cukup lama, kolam harus dan larutan malachite green.
diaerasi dan ikan diberi makanan
yang cukup baik. Ikan direndam dalam larutan kalium
permanganate 1 gram per 100 liter,
Formalin. Ikan yang sakit direndam selama 60 – 90 menit. Ikan direndam
setiap hari dalam larutan formalin dalam larutan garam dapur (10 gram
30% (dalam dosis 1 : 2000), lamanya per liter) selama 1 menit.
perendaman 1 jam. Sedangkan untuk mengobati
penyakit ikan dengan malachite
Garam dapur. Larutan garam dapur green, sebelumnya dibuat larutan
sebanyak 30 mg per liter dengan baku (1 mg serbuk dilarutkan dalam
waktu perendaman 1 menit dan 450 ml air). Untuk merendam ikan,
dilakukan setiap hari, selama 3 – 5 1–2 ml larutan baku itu dilarutkan
hari berturut-turut. Cara ini juga (diencerkan) dalam 1 liter air, untuk
dapat menyembuhkan penyakit bintik dipakai merendam ikan selama 1
putih. jam. Pengobatan diulang sampai tiga
hari berturut-turut. Selain itu juga
Methilene blue. Caranya, dibuat dapat dilakukan dengan perendaman
larutan methyl biru dengan selama 24 jam tetapi dosisnya
konsentrasi 1 % (satu gram metal dikurangi menjadi 0,15 – 0,70 ppm.
biru dalam 100 cc air). Ikan yang Dapat juga menggunakan formalin
sakit kemudian dimasukkan dalam 100 – 200 ppm selama 1 – 3 jam dan
wadah yang berisi air bersih. perendaman dengan larutan garam
Kemudian didalamnya diberi larutan dapur (NaCl) 20 ppm selama 1 jam.
baku yang sudah dibuat tadi. Ikan
dibiarkan di dalam larutan selama 24
jam. Agar ikan yang sakit benar- Pengobatan bakteri
benar sembuh dan terbebas dari
parasit, pengobatan dilakukan Ikan yang terserang penyakit ini akan
berulang-ulang selama tiga kali bergerak lambat, bernafas megap-
dengan selang waktu sehari. megap di permukaan air, warna
insang pucat dan warna tubuh
berubah gelap. Juga terdapat
Pengobatan jamur bercak-bercak merah pada bagian
luar tubuhnya dan kerusakan pada
Ikan yang terserang penyakit ini insang dan kulit. Pengobatan
tubuhnya ditumbuhi sekumpulan penyakit dari kelompok bakteri ini
benang halus seperti kapas dan dapat dilakukan dengan beberapa
dapat menyerang telur sehingga metode diantaranya adalah :
menghambat pernafasan yang dapat
mengakibatkan kematian. Penyakit 1. Metode perendaman dalam
ikan yang disebabkan oleh jamur larutan PK 10 - 20 ppm selama
dapat diobati dengan tiga cara, yaitu 30 - 60 menit atau PK 3 – 5 ppm
direndam larutan kalium selama 12 – 24 jam. Dengan
larutan Nitrofuran 5 – 10 ppm

444
selama 24 jam dan dengan Pengobatan Trematoda
larutan antibiotik oksitetrasiklin 5
ppm selama 24 jam, tetrasiklin / Pada ikan budidaya salah satu jenis
kemisitin/Chloramphenikol 250 parasit dari kelompok Trematoda
mg dalam 500 liter air selama 2 yaitu Dactylogyrus dan Gyrodactylus
jam dan dilakukan setiap hari biasa menyerang ikan pada bagian
selama 3 – 5 hari. insang dan kulit. Insang yang
dirusaknya akan menjadi luka dan
2. Pada ikan besar, pengobatan menimbulkan pendarahan yang akan
dapat dilakukan dengan metode mengakibatkan terganggunya
penyuntikan menggunakan pernafasan ikan. Pengobatan yang
antibiotik oksitetrasiklin sebanyak dapat dilakukan dengan metode
20 – 40 mg/kg ikan, Kanamysine perendaman dalam larutan formalin
sebanyak 20 – 40 mg/kg ikan teknis (formalin 40%) sebanyak 250
dan Streptomysin sebanyak 20 – ml dalam 1 m3 selama 15 menit atau
60 mg/kg ikan. Obat-obat dengan larutan Methylene Blue 3
antibiotika seperti Kemicitin, ppm selama 24 jam dan larutan
Tetrasiklin, Streptomisin yang Malachite Green 2 – 3 ppm selama
berupa serbuk, dicampurkan ke 30 – 60 menit.
dalam makanan ikan. Dosisnya
harus diperhitungkan agar setiap
100 gram berat ikan, dapat
memakan 1 mg antibiotika itu per
hari. Lama pemberian obat ini 2 –
3 minggu. Dosis penyuntikan
antibiotik larutan chloramphenicol
(kemicitin) 1 : 1,5 sebanyak 1 – 2
ml disuntikkan ke dalam rongga
perut (intra abdomincal cavity)
untuk setiap berat badan ikan
200 gram. Penyuntikan perlu
diulang setiap 2 – 3 hari sampai
jangka waktu 2 minggu. Kalau
cara ini berhasil, biasanya dapat
terlihat gejala penyembuhan dari
hari ke hari.

3. Metoda oral yaitu dengan


pemberian pakan yang dicampur
dengan antibiotik misalnya
oksitetrasiklin sebanyak 50 mg/kg
ikan diberikan setiap hari selama
7 – 10 hari.

445
BAB. IX. PEMASARAN

9.1. PENGERTIAN bernilai kepada pihak lain. Proses


tersebut terjadi karena adanya
PEMASARAN kebutuhan (needs), keinginan
(wants), dan permintaan (demands);
Untuk menentukan jumlah produksi produk; nilai, biaya dan kepuasan;
ikan yang akan dibudidayakan pada pertukaran dan transaksi; hubungan
suatu usaha budidaya ikan dan jaringan; pasar; serta pemasar
diperlukan data tentang permintaan dan konsep.
hasil produksi tersebut. Permintaan
hasil produksi budidaya merupakan Berdasarkan defenisi tersebut
salah satu faktor yang menentukan diketahui bahwa pemasaran sangat
tingkat produksi. Produksi yang diperlukan untuk mentransfer antara
tinggi dengan nilai jual yang tinggi produsen dan konsumen.
sangat diharapkan oleh para Pemasaran merupakan kegiatan
pembudidaya. Keberhasilan usaha yang bertalian dengan penciptaan
budidaya ikan ini sangat ditentukan atau penambahan kegunaan dari
oleh pemasaran (marketing) hasil barang atau jasa, maka dengan
produksi, oleh karena itu maka demikian pemasaran termasuk
terlebih dahulu kita harus mengenal tindakan atau usaha yang produktif.
konsep dan ruang lingkup Kegunaan yang diciptakan oleh
pemasaran. Menurut Hanafiah dan kegiatan pemasaran adalah
Saefuddin (1986), pemasaran kegunaan tempat, kegunaan waktu,
merupakan tindakan yang bertalian dan kegunaan kepemilikan.
dengan pergerakan barang-barang
atau jasa dari produsen ke tangan Kegunaan waktu berarti bahwa
atau pihak konsumen. Pemasaran barang-barang mempunyai faedah
menurut Kotler (1997) didefinisikan (manfaat) atau nilai (harga) yang
sebagai proses sosial dan manajerial lebih besar (tinggi) setelah terjadi
yang didalamnya individu dan perubahan waktu, umpamanya ikan
kelompok mendapatkan apa yang jambal siam (Pangasius succi)
mereka butuhkan dan inginkan harganya mahal bila bukan pada
dengan menciptakan, menawarkan musimnya dan nilainya bisa sangat
dan mempertukarkan produk yang

446
murah bila pada musimnya, ikan pasar-pasar eceran secara lebih
bandeng pada hari raya suku efisien. Equalisasi merupakan
tertentu harganya sangat tinggi proses tahap kedua dari aliran
karena banyaknya permintaan barang atau jasa, kegiatan ini
sedangkan produksi tetap sehingga berlangsung antara proses
harga jual menjadi mahal. konsentrasi dengan proses dispersi,
proses equalisasi ini merupakan
Kegunaan tempat berarti bahwa tindakan-tindakan penyesuaian
barang-barang atau jasa mempunyai permintaan dan penawaran
faedah (manfaat) atau nilai (harga) berdasarkan tempat, waktu, jumlah
yang lebih besar (tinggi) karena dan kualitas. Proses dispersi
perubahan tempat, umpamanya ikan merupakan tahap ketiga atau tahap
mas (Cyprinus carpio) yang terakhir dari aliran barang atau jasa,
dihasilkan di Cianjur akan dimana barang-barang atau jasa
mempunyai kegunaan lebih besar yang terkumpul disebarkan ke arah
(harganya mahal) bila dipindahkan konsumen.
atau di bawa ke Jakarta sebagai
daerah konsumen. Dengan memahami pengertian dari
pemasaran ini maka proses produksi
Kegunaan kepemilikan berarti bahwa budidaya ikan sebaiknya mengacu
barang-barang atau jasa mempunyai pada aspek pasar. Aspek pasar ini
faedah (manfaat) atau nilai (harga) akan menentukan kapasitas produksi
yang lebih besar (tinggi) karena hasil perikanan berdasarkan
beralihnya hak milik atas barang, komoditas perikanan yang akan
umpamanya ikan nila (Tilapia diusahakan dan bagaimana sistem
nilotica) mempunyai kegunaan pemasaran yang akan diterapkan.
(faedah) yang lebih tinggi bila berada Permintaan terhadap komoditas
atau dimiliki oleh si A dibandingkan perikanan ini meliputi jumlah ikan
apabila berada pada si B. yang akan diproduksi yaitu volume
atau biomassa, tingkat harga, waktu
Pemasaran merupakan tindakan atau musim.
atau kegiatan yang berhubungan
dengan pergerakan barang atau jasa
dari produsen sampai konsumen,
maka proses pengaliran barang dari
9.2. CIRI-CIRI PEMASARAN
produsen ke konsumen tersebut HASIL PERIKANAN
meliputi proses pengumpulan
(konsentrasi), proses pengimbangan Menurut Hanafiah dan Saefuddin
(equalisasi), dan proses penyebaran (1986), pemasaran hasil perikanan
(dispersi). mempunyai sejumlah ciri,
diantaranya sebagai berikut :
Proses konsentrasi merupakan tahap 1. Sebagian besar dari hasil
pertama dari aliran barang atau jasa perikanan berupa bahan
yang dihasilkan dalam jumlah kecil makanan yang dipasarkan
dikumpulkan menjadi jumlah yang diserap oleh konsumen akhir
lebih besar, agar dapat disalurkan ke secara relatif stabil sepanjang

447
tahun, sedangkan penawarannya dipergunakan oleh konsumen akhir
sangat tergantung kepada dalam bentuk yang sama saat
produksi yang sangat meninggalkan produsen. Sedangkan
dipengaruhi oleh iklim. bahan-bahan mentah adalah produk
2. Pada umumnya pedagang perikanan yang dipergunakan oleh
pengumpul memberi kredit pabrik atau pengolah (processor)
(advanced payment) kepada untuk dijadikan atau menghasilkan
produen (petani ikan) sebagai barang baru.
ikatan atau jaminan untuk dapat
memperoleh bagian terbesar dari Barang-barang perikanan
hasil perikanan dalam waktu mempunyai ciri yang dapat
tertentu. mempengaruhi atau menimbulkan
3. Saluran pemasaran hasil masalah dalam pemasaran. Ciri-ciri
perikanan pada umumnya terdiri tersebut antara lain adalah sebagai
dari : produsen (petani ikan), berikut :
pedagang perantara sebagai 1. Produksinya musiman,
pengumpul, grosir (wholesaler), berlangsung dalam ukuran kecil-
pedagang eceran, dan konsumen kecil (small scale) dan daerah
(industri pengolahan atau terpencar-pencar. Produksi ikan
konsumen akhir). tertentu dapat berlangsung
4. Pergerakan hasil perikanan secara musiman, sehingga dapat
berupa bahan makanan dari menimbulkan beban musiman
produsen sampai konsumen (peak load) dalam pembiayaan,
pada umumnya meliputi proses- penyimpanan, pengangkutan,
proses pengumpulan, dan penjualan. Produksi ikan
pengimbangan, dan penyebaran, juga dilakukan oleh petani ikan
dimana proses pengumpulan terpencar-pencar dengan
merupakan proses yang ukurannya yang kecil-kecil,
terpenting. sehingga memerlukan lembaga-
5. Kedudukan terpenting dalam lembaga dan fasilitas-fasilitas
pemasaran hasil perikanan pemasaran yang dapat
terletak pada pedagang menghimpun hasil perikanan
pengumpul karena berhubungan tersebut agar menjadi jumlah
dengan fungsinya sebagai yang lebih besar guna diangkut
pengumpul dari daerah produksi ke pusat-pusat konsumsi dan
yang terpencar-pencar, skala pusat-pusat pengolahan
produksi kecil-kecil, dan (processing) agar lebih efisien.
produksinya musiman. 2. Konsumsi hasil perikanan berupa
bahan makanan relatif stabil
Menurut Hanafiah dan Saefuddin sepanjang tahun, sedangkan
(1986), barang-barang hasil untuk komoditas tertentu
perikanan dapat digolongkan ke produksinya kadang bersifat
dalam : barang-barang konsumsi dan musiman dan jumlahnya tidak
bahan-bahan mentah. Barang- tentu karena pengaruh cuaca,
barang konsumsi adalah produk sehingga menimbulkan masalah
perikanan yang langsung

448
dalam penyimpanan dan segar yaitu bentuk asli dari hasil
pembiayaan. produksi budidaya ikan, produk
3. Barang hasil perikanan berupa setengah jadi yaitu produksi hasil
bahan makanan mempunyai sifat perikanan dalam bentuk pengolahan
cepat atau mudah rusak sederhana seperti ikan asin atau
(perishable). Karena barang- produk hasil perikanan dipasarkan
barang hasil perikanan dalam bentuk sudah diolah lebih
merupakan organisme hidup, tinggi telah mengalami perubahan
sehingga mudah atau cepat bentuk dari aslinya seperti dibuat
mengalami kerusakan atau menjadi sarden atau produk lainnya.
pembusukan akibat dari kegiatan
bakteri, enzimatis, dan oksidasi.
Masalah ini membutuhkan usaha 9.3. PERENCANAAN DAN
perawatan khusus dalam proses
pemasaran guna TARGET PENJUALAN
mempertahankan mutu, seperti
penyimpanan perlu dilakukan di Pemasaran akan berhasil dengan
tempat-tempat atau ruangan baik apabila direncanakan terlebih
dingin (kamar dingin, ruangan dahulu, berbagai kegiatan perlu
dingin, peti dingin), dilalui sebelum memasarkan suatu
pengangkutan perlu dilengkapi produk. Kegiatan-kegiatan tersebut
dengan alat atau mesin menurut Hanafiah dan Saefuddin
pendingin. Usaha ini (1986), adalah sebagai berikut :
memerlukan biaya tambahan dan 1. Penelitian pasar dan
demikian dapat meningkatkan perencanaan. Penelitian pasar
biaya pemasaran. dipusatkan kepada barang-
4. Jumlah atau kualitas hasil barang yang akan dijual, dengan
perikanan dapat berubah-ubah, maksud untuk menemukan
karena sangat tergantung barang apa yang diinginkan oleh
dengan keadaan cuaca. konsumen. Penelitian ini akan
Perubahan tersebut dapat dihubungkan dengan persoalan
mnimbulkan fluktuasi harga tentang rencana produksi, antara
sebagai akibat perubahan dari lain harga dari macam-macam
kondisi penawaran. Variasi barang, kualitas barang,
demikian dapat mengakibatkan kebiasaan dan motif pembelian
tidak terorganisirnya pasar, dari konsumen.
akibatnya menyebabkan 2. Memperkirakan kesanggupan
perubahan harga, menambah penjualan (estimating potentials
ongkos penyimpanan dan sukar of sales). Dalam hal ini harus
dalam grading. diperhitungkan pendapatan
konsumen serta cara-cara
Dengan berbagai ciri khas dari bagaimana pendapatan
produk hasil perikanan tersebut konsumen tersebut
maka dalam memasarkan hasil dibelanjakannya, bagaimana
perikanan ada dalam beberapa pengaruh harga terhadap
bentuk antara lain adalah bentuk permintaan, pengaruh

449
persaingan dan penilaian daerah geografis luas atau
terhadap akibat-akibat karena sempit
adanya perubahan-perubahan • setelah menetapkan pasar,
penjualan di dalam keadaan- pihak penjual harus mencari
keadaan perdagangan pada pembeli di pasar tersebut,
umumnya. dimana para pembeli berada
3. Pemilihan saluran distribusi. dan bagaimana
Pemilihan saluran distribusi kebutuhannya
merupakan sebagian daripada • membuat kontak dengan
perencanaan fungsi-fungsi pembeli potensial tersebut
penjualan yang juga mencakup dan mengembangkan serta
pengambilan keputusan dengan memelihara hubungannya,
memperhatikan macam distribusi • menciptakan permintaan
mana yang paling efektif. konsumen potensial misalnya
Apakah produsen menjual melalui reklame, memberi
barangnya langsung kepada contoh barang untuk dicoba
pedagang eceran ataukah secara Cuma-cuma.
menjual melalui berbagai 6. Pemindahan hak milik atas
perantara, melalui pos, ataukah barang. Pemindahan hak milik
langsung menjual kepada atas barang dari pihak penjual
konsumen akhir dari rumah ke kepada pihak pembeli
rumah. merupakan suatu langkah yang
4. Penentuan syarat-syarat diperlukan dan yang resmi di
penjualan. Kegiatan ini meliputi dalam penjualan barang-barang,
penetapan syarat-syarat dan tetapi pemindahan hak milik ini
kondisi-kondisi penjualan yang harus disertai dengan
meliputi : penerimaan barang-barang oleh
• syarat-syarat pengiriman pihak pembeli sesuai dengan
misalnya waktu penyerahan kontrak pembelian. Kegiatan
dan pembayaran ongkos penjualan dikatakan sudah
angkutan, selesai apabila pihak pembeli
• cara-cara pembayaran sudah menerima barang dari
misalnya potongan harga dan pihak penjual dan memilikinya.
kredit,
• kualitas serta kuantitas
barang yang dijual, dan 9.4. ESTIMASI HARGA
• hal-hal lain yang ada
hubungannya dengan JUAL
penjualan.
5. Membuat kontak dengan Agar pemasaran dapat berjalan
pembeli. Kegiatan membuat dengan lancar, maka perlu
kontak dengan pembeli meliputi direncanakan terlebih dahulu
berbagai kegiatan, diantaranya : kebutuhan biaya yang harus
• menetapkan pasar, apakah dikeluarkan untuk biaya pemasaran.
barangnya akan dijual di Selain itu perencanaan biaya
pemasaran ini sebagai bahan

450
pertimbangan juga dalam hal nilai bunganya. Kredit dapat diperoleh
atau harga barang yang akan dijual. dari pihak swasta (perorangan),
Bank Pemerintah, Bank Komersial,
Menurut Hanafiah dan Saefuddin Koperasi, Bank Desa, atau
(1986), pembiayaan pemasaran Organisasi Sosial.
berarti mencari dan mengurus modal
uang yang berkaitan dengan Kredit dari pihak swasta (para
transaksi-transaksi dalam arus pelepas uang, pedagang pengumpul
barang dari sektor produksi sampai atau tengkulak) telah menimbulkan
sektor konsumsi. Pembiayaan dan tiga aspek masalah kredit dalam
menanggung risiko merupakan pemasaran hasil perikanan. Ketiga
fungsi umum dan penyerta dari aspek dimaksud adalah :
semua kegiatan pemasaran, bahkan 1. Tingkat bunga (interest rate)
mempunyai aplikasi penting dalam sangat tinggi. Kredit pasar yang
bidang pemasaran. Oleh karena itu dikenal sebagai ”utang
barang-barang tidak dapat melalui mindering” (karena pelunasannya
semua sistem pemasaran tanpa secara cicilan, ”midering”), bunga
didukung oleh pembiayaan. tersebut bisa sampai 120 bahkan
150% per tahun.
Pemilik barang pada setiap tingkat 2. Petani ikan wajib menjual hasil
pasar (stage of distribution) harus produksinya kepada pemberi
mengorbankan modal yang kredit (pelepas uang, tengkulak)
dimilikinya atau harus meminjam dengan harga yang ditentukan
modal dari sumber lainnya (kredit). oleh pihak pemberi kredit.
Petani ikan juga perlu modal atau 3. Hasil produksi harus segera
kredit untuk fase selama memiliki dijual kepada pemberi kredit
barang dan menunggu penjualan (pedagang pengumpul) tanpa
atau pembayaran. Pedagang besar dapat ditahan sementara waktu
(wholesaler) di samping membiayai untuk menunggu harga lebih
stock yang dimilikinya, harus juga baik.
membiayai fasilitas-fasilitas
pemasaran yang terikat padanya Ketiga aspek masalah kredit seperti
seperti processing plan, storage diuraikan di atas telah menempatkan
plan, sarana dan prasarana petani ikan bermodal kecil pada
pengangkutan, dan kegiatan- bargaining position sangat lemah,
kegiatan peragaan. Pedagang sebaliknya sistem kredit seperti ini
eceran harus juga mengeluarkan menempatkan pedagang pengumpul
biaya untuk kegiatan penjualannya dan pelepas uang pada posisi sangat
dan dalam beberapa hal untuk menguntungkan. Karena tanpa
pembelian oleh pelanggan di tingkat memberi kesempatan kepada petani
eceran. ikan untuk memilih pedagang dan
harga yang lebih menguntungkan.
Pembiayaan bisa saja berasal dari
kredit, hal ini berarti menggunakan Oleh karena itu penggunaan kredit
modal uang orang lain yang nantinya oleh petani ikan semakin penting
harus dikembalikan berikut untuk melakukan proses produksi

451
terlebih dahulu sesuai permintaan Analisa Biaya Pemasaran
konsumen. Sebaiknya jumlah kredit
juga mempertimbangkan jangka 1. Analisa Biaya dan Margin
waktu proses produksi dan proses
penyaluran barang. Maka dengan Perpindahan barang dari produsen
demikian petani ikan perlu ke konsumen akhir kadang-kadang
merencanakan terlebih dahulu memerlukan waktu cukup lama,
semua kebutuhan biaya dengan sehingga memungkinkan timbulnya
seksama agar penggunaan modal berbagai risiko yang perlu ditangani
terutama modal hasil pinjaman dapat dan berhubungan dengan masalah
digunakan lebih efisien. biaya pemasaran yang harus
dikeluarkan. Sehubungan dengan itu
maka harus ada lembaga pemasaran
Konsep Biaya Pemasaran yang menyediakan biaya untuk
seluruh kegiatan fungsi pemasaran
Biaya pemasaran ini mencakup tersebut, seperti : biaya grading,
jumlah biaya yang dikeluarkan oleh biaya pengolahan, biaya
produsen (petani ikan) untuk pengangkutan, dan lain-lain, sampai
keperluan pelaksanaan kegiatan barang tersebut dijual kepada
yang berhubungan dengan penjualan konsumen akhir.
hasil produksinya dan jumlah biaya
yang dikeluarkan oleh lembaga Pembiayaan merupakan fungsi
pemasaran (badan perantara) serta pemasaran yang mutlak diperlukan
laba (profit) yang diterima oleh badan dalam menangani sistem
yang bersangkutan. pemasaran, konsekuensinya akan
berpengaruh terhadap harga eceran
Biaya pemasaran suatu produk (harga yang harus dibayarkan oleh
biasanya diukur secara kasar konsumen). Faktor-faktor yang
dengan margin. Margin adalah suatu mempengaruhi biaya pemasaran
istilah yang digunakan untuk tersebut, antara lain : pengangkutan,
menyatakan perbedaan harga yang penyimpanan, risiko, kerusakan,
dibayar kepada penjual pertama waktu kerja, grading, dan lain-lain.
(produsen) dan harga yang Metode yang dapat dipakai untuk
dibayarkan oleh pembeli akhir menghitung perbedaan harga yang
(konsumen). diterima oleh produsen dengan
harga yang dikeluarkan oleh
Apabila margin dinyatakan dalam konsumen (marketing margin), yaitu :
persentase, maka disebut mark-up, • Marketing margin dapat dihitung
yaitu suatu persentase margin dengan memilih sejumlah barang
(margin dalam bentuk persentase) tertentu yang diperdagangkan
yag dihitung atas dasar harga pokok dan mencatatnya sejak dari
penjualan (cost of goods sold) atau produsen sampai ke konsumen
atas dasar harga penjualan eceran akhir sistem pemasaran
suatu produk. • Marketing margin dapat dihitung
dengan mencatat nilai penjualan
(gross money sale), nilai

452
pembelian (gross money sehingga salurannya menjadi
purchase) dan volume barang panjang, ada juga saluran
dari setiap lembaga pemasaran pemasaran yang hanya melibatkan
(marketing agency) yang terlibat sedikit lembaga pemasaran sehingga
pada saluran pemasaran. salurannya menjadi pendek.
Dengan ketiga unsur tersebut,
yaitu : nilai pemasaran (Ps), nilai Masalah pola saluran pemasaran ini,
pembelian (Pb), dan volume bukan semata-mata terletak pada
barang (V), maka average gross panjang pendeknya saluran
margin (AGM) dari tiap marketing pemasaran, tetapi saluran mana
agency dapat dihitung dengan yang memberikan tingkat efisiensi
menggunakan rumus : yang paling tinggi, yang ditunjukkan
oleh besarnya penerimaan bersih
Ps - Pb dari kegiatan pemasaran tersebut.
AGM = Untuk menentukan saluran mana
V yang memberikan keuntungan
maksimum, maka dapat digunakan
Dengan menetapkan suatu analisis Reactive Programming.
saluran pemasaran tertentu dan
mencari average gross margin Analisa Reactive Programming
dari pedagang yang mengambil didasarkan kepada analisa regional
bagian dalam saluran tersebut, daerah produksi dan daerah
maka marketing margin dari konsumsi, yang kaitannya sangat
keseluruhan saluran pemasaran erat dengan masalah biaya transfer.
dapat diketahui. Untuk memudahkan analisa
pemasaran antar regional dengan
asumsi bahwa jumlah produksi yang
2. Analisis Reactive dihasilkan di daerah produksi sama
Programming dengan jumlah yang diminta di
daerah konsumsi. Hubungan antara
Dalam pemasaran, termasuk daerah produksi dan konsumsi biaya
pemasaran di bidang perikanan transfer per unit barang dari masing-
terdapat dua pihak yang perlu masing saluran antar kedua daerah
duhubungkan satu sama lain selama tersebut.
proses penyaluran barang, yaitu
pihak produsen di satu pihak dan Untuk menentukan pola pemasaran
pihak konsumen di lain pihak. yang optimum antara kedua daerah
Proses penyaluran barang oleh itu harus diketahui harga di daerah
produsen atau lembaga pemasaran produksi, harga di daerah konsumsi,
sebetulnya bisa lebih dari satu dan biaya transfer bagi barang
saluran/pola pemasaran, dimana tersebut. Dengan demikian saluran
masing-masing pola itu mungkin pemasaran antara daerah produksi
akan melibatkan lembaga (i) dan daerah konsumsi (j) hanya
pemasaran yang tidak sama. Ada dapat aktif selama keadaan :
saluran pemasaran yang melibatkan
banyak lembaga pemasaran Hj > Hi + BTij

453
adanya ijin dari para penjual kepada
Selain itu satu daerah produksi (i) pembeli untuk memeriksa dan
akan menyalurkan barang ke daerah meneliti semua barang sebelum
konsumsi (j) dan (k) apabila : pembeli memilih apa yang dibelinya.
Penjualan dengan cara ini terjadi
Hk – BTij = Hj – BTik karena adanya sifat-sifat barang
tersebut dan situasi pemasarannya,
Dimana : dimana :
Hi = harga barang di daerah • tidak adanya standarisasi
produksi (i) terhadap barang,
Hj = harga barang di daerah • adanya sifat cepat rusak yang
konsumsi (j) tinggi dari barang,
Hk = harga barang di daerah • tingkat pembelian yang sangat
konsumsi (k) cepat sehingga lalu lintas
BTij = biaya transport antara langganan dan tingkat penjualan
daerah produksi (i) dan akan terganggu,
konsumsi (j) • suatu cara memamerkan barang-
BTik = biaya transport antara barang yang akan mendorong
daerah produksi (i) dan sejumlah pembelian yang terjadi
konsumsi (k) saat bersamaan, dan
• adanya tekanan kepada tingkat
pelayanan sendiri yang tinggi
9.5. SISTEM PENJUALAN oleh pembeli-pembelinya atau
wakil-wakil dari pembeli.
Kegiatan penjualan merupakan salah
satu fungsi pemasaran yang Penjualan dengan atau melalui
termasuk kelompok fungsi contoh adalah penjualan karena
pertukaran, sasaran penjualan berdasarkan kepada prinsip-prinsip
adalah mengalihkan barang kepada standarisasi, sehingga cukup dengan
pihak pembeli dengan harga yang contoh saja dari barang yang
memuaskan (Hanafiah dan diperdagangkan yang dilihat atau
Saefuddin, 1986). Pada dasarnya diteliti oleh pembeli, jadi contoh ini
kegiatan penjualan dapat akan merupakan wakil untuk semua
dilaksanakan sebagai berikut : unit barang yang akan dijual.
penjualan melalui inspeksi
(pengawasan, pemeriksaan), Penjualan dengan penggambaran
penjualan melalui contoh (sample), terjadi karena ada anggapan bahwa
penjualan melalui penggambaran barang-barang akan bisa digunakan
(description), atau penjualan melalui sedemikian rupa di dalam katalog-
kombinasi dari ketiga penjualan katalog, sehingga tidak ada satu unit
tersebut. barang pun perlu ada pada waktu
penjualan diselesaikan. Contoh
Penjualan melalui/dengan penjualan barang seperti ini adalah
pengawasan atau pemeriksaan penjualan barang yang dilakukan
(inspection) maksudnya adalah melalui pos (mail order selling) dan

454
penjualan barang yang dilakukan melalui pemasangan iklan
untuk masa yang akan datang (future (advertising).
trading). Penjualan dengan cara ini
hanya mungkin dilakukan karena Iklan merupakan elemen penting
adanya perkembangan standarisasi dalam program penjualan, terutama
dan perbaikan mutu bersama-sama untuk barang-barang konsumsi.
dengan perkembangan di dalam Iklan merupakan alat komunikasi
proses komunikasi. Penjualan masal dan dapat diulangi dengan
dengan cara ini hanya akan berhasil biaya yang relatif rendah. Iklan ini
baik, jika adanya syarat kebebasan dapat berupa kata-kata tertulis,
dalam mengadakan kebijakan tercetak atau diucapkan, gambar-
garansi terhadap barang-barang, gambar, diagram-diagram dan
sehingga dengan demikian pembeli simbol-simbol. Namun program iklan
tidak perlu memeriksa barang- untuk hasil perikanan dibatasi
barang untuk memuaskan beberapa hal, sebagai berikut:
pilihannya. • Kualitas produk bervariasi luas
Rata-rata kualitas produk
Penjualan kombinasi antara selling bervariasi dari hari ke hari, dari
by sample, selling by inspection, dan musim ke musim, dari tahun ke
selling by description telah menjadi tahun bahkan dari suatu usaha
biasa di dalam perdagangan yang ke usaha yang lain. Berbeda
modern. Pada penjualan seperti ini dengan produk industri (pabrik)
tersedianya contoh (sample) yang yang mana kualitas dapat
mewakili semua barang yang dikontrol, sehingga hasilnya
diperdagangkan dan daftar relatif seragam.
penawaran (cataloque) dari sebagian • Perishability dari produk
barang yang dijual yang dibuat setiap Sifat ini mempersulit reklame
hari. Para pembeli dapat memeriksa (iklan), karena perubahan dalam
contoh dalam kemasan-kemasan kualitas maupun tersedianya
dari semua barang yang produk (availability)
diperdagangkan. • Kesukaran dalam mempertahan-
kan keseragaman produk dan
pengepakannya
9.6. STRATEGI PROMOSI Karena produk perikanan
dihasilkan oleh banyak usaha
Suatu usaha untuk menarik perikanan yang skala kecil (small
perhatian pembeli dengan tujuan scale) dan secara geografis
meningkatkan volume penjualan terpencar
disebut “promosi penjualan”. • Elastisitas dari berbagai produk
Promosi penjualan hasil perikanan Permintaan untuk kebanyakan
dapat dilakukan secara langsung hasil perikanan inelastis,
yaitu dengan cara menghubungi atau sehingga manfaat daripada
mengunjungi para pembeli (calon kegiatan promosi sangat kecil
pembeli) secara langsung, atau dibandingkan dengan produk
dengan cara tidak langsung yaitu yang permintaannya elastis.

455
Menyiapkan Tenaga Penjualan Riset pemasaran sangat penting
dilakukan, karena riset pemasaran
Semua pendekatan penjualan adalah merupakan kunci keberhasilan
mencoba mengubah seorang tenaga pemasaran. Adapun tujuan riset
penjual yang asalnya hanya pencatat pemasaran adalah untuk menaksir
pesanan yang pasif menjadi pencari permintaan efektif (demand efektive)
pesanan yang aktif. Dalam melatih dan permintaan potensial (demand
tenaga penjual ini ada 2 (dua) potensial) dari suatu produk.
macam pendekatan, yaitu :
pendekatan yang berorientasi pada Pengertian riset pemasaran adalah
penjualan dan pendekatan yang suatu riset yang ditujukan untuk
berorientasi pada pelanggan. mengumpulkan data yang akan
digunakan untuk menentukan
Pendekatan yang berorientasi pada kebijakan pemasaran (marketing
penjualan ini beranggapan bahwa policies) dan rencana usaha,
pelanggan tidak akan membeli termasuk untuk memecahkan
kecuali bila ditekan, sehingga masalah-masalah pemasaran
mereka terpengaruh oleh presentasi (Converse, Huegy and Mitchell,
yang rapi dan sikap manis, dan janji 1985).
tidak akan kecewa setelah
menandatangani pesanan. Sehingga dengan demikian riset
Sedangkan pendekatan yang pemasaran akan banyak membantu
beroreientasi pada pelanggan adalah untuk :
pendekatan yang berupaya agar 1. Mengidentifikasi masalah-
penjualan sesuai dengan apa yang masalah dalam pemasaran
dibutuhkan oleh pelanggan. 2. Mengantisipasi peluang-peluang
pasar
Beberapa hal yang harus dikuasai 3. Membantu mengenal dan
oleh tenaga penjual ikan, antara lain memahami keadaan target
: pemasaran
1. Jenis ikan, asal ikan, nama 4. Mengembangkan kombinasi
ilmiah, varietas ikan, nama pemasaran
dagang, nama daerah, besar
maksimal, jenis kelamin, umur Riset pemasaran sangat penting
ikan, dan sebagainya. untuk pengambilan keputusan,
2. Kualitas air yang baik, sumber air karena keputusan dimulai dari
yang dapat digunakan, dan cara analisa permasalahan melalui
pergantian air beberapa tahapan, yaitu : tahap
3. Harga ikan per ekor, harga grosir, merumuskan masalah, tahap
bonus mencari kemungkinan pemecahan
4. Hama dan penyakit ikan, masalah, tahap mengukur
pengendalian dan kemungkinan pemecahan masalah,
pengobatannya. dan tahap memutuskan
5. Jenis pakan, harga pakan, bahan kemungkinan pemecahan masalah
pembuatan pakan yang paling baik.
6. Teknis budidaya

456
Tahap-tahap tersebut di atas dapat produk yang di bawa ke pasar.
diselesaikan dengan intuisi atau Sedangkan observasi pasar meliputi
dengan fakta atau dengan keduanya. segi permintaan, segi penawaran,
Untuk masalah-masalah kecil, dan segi pergerakan atau perubahan
insidentil, dan masalah yang perlu dalam distribusi.
pemecahan segera bisa dengan
intuisi. Sebaliknya untuk masalah- Prosedur riset pemasaran pada
masalah besar, bukan insidentil, dasarnya dibedakan dalam 3 (tiga)
serta tidak memerlukan pemecahan tahap, yaitu : pendahuluan,
segera sebaiknya diselesaikan perencanaan dan pelaksanaan
dengan fakta, walaupun kadang- penelitian, dan hasil dan
kadang tetap memerlukan instuisi rekomendasi. Tahap pendahuluan
dari hasil pengalaman-pengalaman terdiri dari 3 (tiga) langkah, yaitu :
masa lalu. Kesemuanya itu semata- analisa situasi, penelitian informal,
mata karena pertimbangan biaya dan dan perumusan masalah. Tahap
waktu merupakan pembatasan perencanaan dan pelaksanaan terdiri
utama. dari 2 (dua) langkah, yaitu :
perencanaan penelitian formal dan
Pentingnya riset pemasaran ini pengumpulan data. Sedangkan
makin terasa karena pemasaran tahap hasil dan rekomendasi terdiri
bersifat komplek dan dinamis. dari 4 (empat) langkah, yaitu :
Kemudian didorong lagi oleh tabulasi dan analisa, interpretasi
perubahan penduduk, pendapatan, hasil, kesimpulan dan rekomendasi,
situasi ekonomi, persaingan serta penyusunan laporan.
teknologi baru, dan sebagainya. Jadi
pada saat ini keputusan tidak hanya Manusia sebagai pembeli yang
dapat diambil berdasarkan intuisi dan sifatnya dinamis dan mempunyai
pengalaman saja, tetapi harus karakter yang berbeda-beda,
ditunjang dengan fakta yang cukup masing-masing mempunyai pilihan
tentang keadaan yang lalu, yang berbeda terhadap barang yang
sekarang, dan kemungkinan di masa ditawarkan. Oleh karena itu riset
yang akan datang. pemasaran akan berhasil dengan
baik apabila metode yang diterapkan
Riset pemasaran dibagi dalam 2 baik dan tepat. Beberapa metode
(dua) bagian, yaitu : analisa pasar yang dapat digunakan dalam riset
dan observasi pasar. Analisa pasar pemasaran, yaitu : survey, historis,
adalah penyelidikan keadaan pasar observasi, dan percobaan.
pada suatu saat tertentu.
Sedangkan observasi pasar adalah Metode survey merupakan metode
suatu bagian dari penyelidikan pasar yang paling sering digunakan dan
yang bertugas mempelajari gerakan juga paling produktif. Ada beberapa
dan perubahan yang terdapat di teknik yang dapat digunakan dalam
daerah penjualan. Analisa pasar ini metoda survey, yaitu : mail survey,
meliputi penyelidikan pasar personal interview, telephone survey,
mengenai analisa permintaan, dan panel.
analisa penawaran, dan analisa

457
Metode historis merupakan metode 1. Keadaan Persaingan
pengumpulan data yang telah lalu,
dengan maksud untuk dapat melihat Keadaan persaingan agak sulit untuk
perbandingan-perbandingan, diduga kapan saingan baru akan
persamaan-persamaan, kelainan- muncul. Oleh karena itu sebaiknya
kelainan pada masa lalu, untuk dapat selalu perbaikan mutu dijadikan
digunakan memprediksi atau sebagai kegiatan yang selalu harus
meramalkan masa sekarang dan diperhatikan walaupun tidak atau
masa yang akan datang. Metode belum ada saingan.
historis ini sering dilakukan untuk
keprluan : pengukuran potensi pasar, 2. Perkembangan Teknologi
kecenderungan harga pasar,
penelitian dan indeks daya beli, sera Kemunculan teknologi baru yang
analisa biaya distribusi dan akan memperbaiki proses produksi,
sebagainya. baik dari segi efisiensi maupun dari
segi model sulit diduga. Oleh karena
Metode Observasi yaitu metode yang itu sebaiknya harus selalu mencoba
digunakan dengan cara pengamatan menggunakan teknologi baru lebih
atau pengukuran langsung terhadap cepat dari saingan. Walaupun dalam
kejadian-kejadian atau perbuatan hal ini ada risiko, karena teknologi
konsumen atau gejala pasar. baru yang muncul akan disusul oleh
Keuntungan metode ini adalah lebih teknologi lain yang lebih canggih,
obyektif dan lebih akurat sehingga perlu pertimbangan yang
dibandingkan dengan metode matang.
survey, namun dengan metode
observasi ini lebih banyak waktu 3. Kebijakan Politik dan Ekonomi
yang dibutuhkan, apalagi bila harus
menunggu sampai terjadinya Perubahan-perubahan peraturan
fenomena tertentu. pemerintah dalam bidang ekonomi,
seperti : naik turunnya suku bunga,
Metoda percobaan dalam bidang pembatasan kredit, atau politik
pemasaran digunakan untuk moneter. Juga perubahan-
mengetes berbagai macam jenis perubahan politik, seperti :
rencana-rencana, misalnya : reklame perubahan susunan keanggotaan
promosi penjualan untuk DPR, perubahan atau pergantian
mendeterminasi harga-harga dan pejabat. Perubahan-perubahan
produk-produk dan pembungkus tersebut dapat mempengaruhi
baru, untuk mengetahui harga kegiatan bisnis yang sulit diduga
diantara tiga macam harga untuk sebelumnya.
suatu produk, dan sebagainya.
Strategi pemasaran harus 4. Sumber Daya Alam
mempertimbangkan beberapa hal,
antara lain : keadaan persaingan, Dalam beberapa hal sumber daya
perkembangan teknologi, kebijakan alam juga sulit diramalkan kapan
politik dan ekonomi, sumber daya berkurang atau kapan ditemukan
alam, serta market segmentation. sumber daya alam baru. Sehingga

458
sumber daya alam ini kadang- kebutuhan dan keinginan konsumen
kadang dapat merupakan variabel sangat erat kaitannya dengan
yang dapat mempengaruhi kegiatan demografis, dan juga demografis ini
bisnis yang sulit diduga. lebih mudah diukur jumlahnya.

5. Market Segmentation Segmentasi pasar berdasarkan


psikologis adalah pemilahan segmen
Secara garis besar segmen pasar pasar berdasarkan kelompok-
dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok, seperti : kelas sosial, gaya
(dua), yaitu : masyarakat secara hidup, atau kepribadian. Walaupun
umum atau segmen tertentu saja. konsumen berasal dari unsur
Kedua jenis strategi tersebut demografis yang sama namun
mempunyai kelabihan dan psikologis dapat berbeda, sebagai
kekurangan, namun sekarang ini contoh konsumen yang kelas
sudah banyak yang memilih segmen sosialnya kuat akan berbeda dalam
tertentu saja. Ada beberapa cara memilih kualitas produk yang
untuk menyusun segmen pasar, ditawarkan dibandingkan dengan
antara lain : berdasarkan geografis, yang kelas sosialnya lemah,
berdasarkan demografis, demikian juga dengan gaya hidup
berdasarkan psikologis, dan dan kepribadian.
berdasarkan segmentasi prilaku.
Segmentasi pasar berdasarkan
Segmentasi pasar berdasarkan perilaku adalah pemilahan konsumen
geografis adalah segmentasi pasar berdasarkan klasifikasi sebagai
yang dipilah-pilah berdasarkan berikut : occasion yaitu konsumen
kebangsaan, propinsi, kota, dan yang mengkonsumsi sesuatu pada
sebagainya. Jadi untuk mencapai hari-hari istimewa, benefit yaitu
sasaran geografis dapat disusun konsumen yang membeli sesuatu
iklan, promosi, dan usaha penjualan berdasarkan kepentingan pribadinya,
yang mengarah kepada lokasi user status yaitu konsumen yang
tertentu yang dapat diklasifikasikan, dikelompokkan atas dasar statusnya
misalnya : sebagai daerah ibu kota, dalam mengkonsumsi produk yang
propinsi, kabupaten, desa, pinggiran ditawarkan, loyalitas yaitu
kota, daerah dingin, daerah panas, pengelompokkan konsumen
dan sebagainya. berdasarkan kesetiaannya
mengkonsumsi suatu produk, dan
Segmentasi pasar berdasarkan attitude yaitu pengelompokkan
demografis adalah dalam hal ini konsumen yang didasarkan atas
pasar dipilah-pilah berdasarkan tanggapannya terhadap suatu
variabel-variabel, seperti : jenis produk.
kelamin, umur, jumlah anggota
keluarga, pendapatan, jabatan, Manfaat segmentasi pasar dapat
pendidikan, agama, suku, dan diperoleh secara maksimal bila
sebagainya. Segmentasi pasar memenuhi persyaratan sebagai
berdasarkan demografis ini sangat berikut :
banyak digunakan, karena

459
1. Dapat diukur, besarnya daya beli akan hasil dari produk perikanan
setiap segmen dapat diukur sangat ditentukan oleh ketersediaan
dengan tingkat tertentu. produk tersebut, jenis produk
2. Dapat dicapai, seberapa jauh tersebut dipasaran, lokasi dimana
segmen dapat dijangkau dan produk tersebut dihasilkan. Target
dilayani secara efektif. produksi dari suatu usaha budidaya
3. Besarnya, suatu kelompok akan ikan sangat ditentukan oleh sarana
pantas disebut segmen apabila prasarana produksi yang dimiliki dan
cukup besar dan cukup sistem teknologi budidaya yang
menguntungkan. digunakan.
4. Dapat dilaksanakan, seberapa
jauh program-program efektif Perencanaan jumlah produksi yang
dapat disusun untuk menarik akan dihasilkan dalam proses
minat segmen. produksi budidaya ikan biasanya
dipilih berdasarkan pertimbangan
Pemasaran hasil budidaya ikan yang bisnis (ekonomis) dan teknologi
berhasil sangat erat kaitannya (budidaya). Berdasarkan
dengan penyusunan program pertimbangan bisnis, spesies ikan
produksi budidaya ikan yang tepat. yang dipilih harus berorientasi pasar,
Program produksi adalah suatu yaitu seberapa banyak permintaan
rencana tentang kegiatan produksi pasar terhadap spesies ikan yang
yang meliputi tentang jumlah akan diproduksi, termasuk pola
produksi, jadwal produksi dan waktu permintaan pasar, kompetitor
prediksi panen yang akan dilakukan. yang bergerak dengan komoditas
Perencanaan program produksi tersebut dan tingkat kejenuhan pasar
harus disusun untuk memberikan terhadap komoditas yang akan
arahan dan petunjuk bagi pelaksana diusahakan tersebut. Dengan
produksi sehingga kegiatan produksi memperhatikan beberapa aspek
dapat berlangsung sesuai dengan tersebut maka dalam menyusun
target produksi yang ditetapkan. program produksi dapat ditetapkan
target produksi persatuan waktu.
Program produksi dalam budidaya Persatuan waktu dalam usaha
ikan biasanya disusun berdasarkan budidaya ikan ini dapat dihitung
metode produksi yang telah persiklus produksi atau periode
ditentukan pada awal sebelum waktu tanam.
kegiatan produksi dilakukan. Dalam
berbagai macam metode budidaya Jumlah produksi budidaya ikan dapat
ikan yang akan dipilih pada disusun dengan melihat informasi
prinsipnya bagi seorang yang akan pasar. Informasi pasar suatu produk
menyusun suatu program produksi perikanan dapat diketahui dengan
harus mengetahui ketersediaan melihat data permintaan dan
sarana prasarananya yang dimiliki. pasokan serta harga komoditas
perikanan tersebut dalam lima tahun
Jumlah produksi dalam suatu usaha terakhir. Dari data tersebut dapat
budidaya ikan sangat ditentukan oleh dilakukan analisis sehingga bisa
kebutuhan pasar. Kebutuhan pasar disimpulkan tentang tingkat

460
permintaan produk dan kejenuhan adalah permintaan pasar,
terhadap produk tersebut. kemampuan permodalan dan
kemampuan manajemennya.
Selain itu jumlah produksi suatu
produk ikan sangat ditentukan oleh Penentuan target produksi tidak
teknologi budidaya yang akan boleh melebihi dari permintaan pasar
digunakan. Dalam bab sebelumnya karena jika target produksi lebih
sudah dijelaskan tentang kelemahan tinggi akan mengakibatkan produk
dan keuntungan dari ketiga metode yang dihasilkan tidak laku jual karena
produksi tersebut. Jika akan tidak terserap oleh pasar. Dalam
menentukan jumlah produksi sesuai menyusun jadwal produksi juga
dengan metode produksi tersebut dipertimbangkan tentang kapan
maka dapat dibuat suatu rencana dilakukannya pemanenan.
produksi disesuaikan dengan tingkat Pemanenan ikan budidaya biasanya
teknologi yang digunakan. Pada dilakukan sesuai dengan tahapan
tingkat teknologi yang tradisional kegiatan produksi. Jika proses
dimana metode produksi yang produksinya adalah pembenihan
digunakan adalah secara ekstensif maka output yang diharapkan pada
dengan padat penebaran yang saat panen adalah benih ikan dan
rendah maka target produksi yang prediksi waktu panennya perperiode
diharapkan dalam budidaya tersebut relatif lebih singkat sekitar satu
tidak sebanyak jika mengunakan sampai dua bulan. Jika dalam
teknologi intensif. Dalam teknologi kegiatan produksinya adalah
intensif dimana metode produksi pendederan maka prediksi waktu
yang digunakan juga intensif dengan panennya adalah sekitar satu sampai
padat penebaran yang yang tinggi dua bulan dan outputnya adalah
maka akan diperoleh target produksi benih ukuran lebih besar dari tahap
yang tinggi pula. Oleh karena itu pembenihan. Pada tahap
dalam menyusun jumlah produksi produksinya adalah pembesaran
yang akan ditetapkan akan sangat ikan maka prediksi waktu panennya
bergantung kepada tingkat adalah relatif lebih lama berkisar
permintaan pasar dan teknologi yang antara tiga sampai empat bulan ,
diterapkan dalam melaksanakan karena output yang diharapkan
budidaya tersebut. adalah ikan air tawar berukuran
konsumsi.
Penentuan jumlah produksi atau Prediksi hasil pemanenan ikan ini
target produksi biasanya dilakukan akan sangat menentukan proses
berdasarkan skala usaha budidaya pemasarannya. Segmen pasar untuk
ikan. Target produksi suatu usaha benih biasanya para petani ikan yang
budidaya ikan ini sangat ditentukan melakukan pembesaran ikan.
oleh jumlah produksi yang ingin Sedangkan segmen pasar untuk ikan
dihasilkan sehingga muncul konsumsi adalah masyarakat yang
peristilahan industri skala kecil, membutuhkan ikan sebagai salah
menengah dan besar. Target satu sumber protein hewani yang
produksi ini akan sangat ditentukan murah. Segmen pasar untuk ikan
oleh beberapa faktor diantaranya berukuran konsumsi relatif lebih

461
luas/banyak dibandingkan dengan produsen kepada konsumen tanpa
segmen pembenihan. Sistem atau dengan perantara. Jadwal
pemasarannya tidak berbeda antara pemasaran benih ikan dan ikan
benih dan ikan konsumsi. konsumsi ini biasanya dibuat
Pemasarannya pada pembenihan bersamaan dengan jadwal produksi.
ikan dan pembesaran ikan ini dapat Jadwal produksi dan pemasaran
dilakukan secara langsung yang tepat akan diperoleh suatu hasil
kekonsumen atau dengan produksi yang menguntungkan
menggunakan jasa perantara/broker. sesuai dengan program produksi
yang dibuat.
Pemasaran benih ikan dan ikan
konsumsi dapat dilakukan dari

462
BAB. X. ANALISA KELAYAKAN USAHA
BUDIDAYA IKAN

10.1. PENGERTIAN pemrakarsa perusahaan,


kepemilikan perusahaan serta yang
STUDI KELAYAKAN menyangkut susunan pengurus
perusahaan tersebut. Struktur
Dalam budidaya ikan air peran permodalan adalah Modal dasar
studi kelayakan memegang peranan yang tercantum dalam akte notaris,
penting apalagi dikaitkan dengan sedangkan aspek legalitas
investasi yang begitu besar. Tanpa menyangkut pendirian perusahaan.
kajian dari studi kelayakan yang
terdiri dari berbagai disiplin ilmu
tentu usaha yang didirikan tidak 1. Pengertian Perencanaan Biaya
akan berjalan sesuai yang Operasional Produksi
diharapkan. Berdasarkan
pengertiannya Studi kelayakan Setiap proses produksi agar dapat
adalah suatu seni cara merangkai, berjalan sesuai dengan yang
menggabungkan dan menganalisa diharapkan, maka sebelum
suatu rencana investasi secara melakukan proses produksi
keseluruhan atas faktor-faktor yang diperlukan perencanaan.
mempengaruhi antara multi disiplin Perencanaan tersebut menyangkut
ilmu, sehingga menghasilkan bagaimana produksi bisa
keluaran (output) yang diinginkan berlangsung dengan biaya seoptimal
yakni layak dan tidak layak investasi mungkin dengan hasil yang optimal
tersebut. Dengan demikian usaha pula. Dengan demikian pengertian
budidaya ikan harus ada studi perencanaan biaya operasional
kelayakannnya baik itu produksi adalah perencanaan
pembenihan maupun pembesaran. mengelola dari mulai input, proses
sampai dengan output yang berupa
produk tersebut dihasilkan dengan
Aspek Umum dan Legalitas penekanan kepada penggunaan
biaya seefisien mungkin dengan
Aspek umum meliputi hal hal yang menghasilkan produk yang optimal.
berkaitan dengan latar belakang
usaha itu dilakukan siapa

463
2. Identifikasi Dokumentasi keuntungan optimal dari perusahaan
Perencanaan Biaya tersebut.
Operasional Produksi yang
diperlukan
3. Penyusunan Cash Flow dan
Dokumen-dokumen yang diperlukan Proposal
dalam operasional produksi budidaya
ikan air tawar adalah : Dalam kaitannya dengan
• Dokumen tentang biaya investasi perencanaan biaya operasional
• Dokumen tentang biaya produksi, cash flow dan proposal
operasional produksi merupakan dua hal yang serat
• Dokumen tentang hasil produksi kaitannya dengan kelayakan suatu
dan pendapatan usaha/produksi yang akan dilakukan.
• Dokumen tentang biaya Cash flow adalah tahapan dana yang
perawatan dan pemeliharaan dikeluarkan serta mengalir
gedung serta peralatan berdasarkan waktu yang ditentukan
• Dokumen tentang target dan serta jumlahnya sesuai dengan
realisasi yang hendak dicapai tahapan waktu serta keperluan
• Dokumen tentang gaji staf dan produksi. Pada cash flow dapat
karyawan dilihat pada bulan atau tahun berapa
• Dokumen tentang data pasar produksi mencapai titik impas (break
even point) dan pada bulan atau
• Buku tentang ekspedisi atau
tahun berapa keuntungan optimal
surat masuk dan keluar
bisa dicapai. Sedangkan proposal
• Buku kas besar
berguna untuk mendapatkan dana
• Buku tentang utang piutang baik pinjaman dari perbankan,
• Dokumen perjanjian kerjasama koperasi, maupun investor yang mau
• Kuitansi dan catatan lain yang menanamkan modalnya dalam
dianggap perlu kegiatan produksi tersebut. Berikut
ini dapat dilihat contoh format cash
Semua dokumen tersebut adalah flow dan proposal yang dapat
untuk memudahkan dalam kaitannya dilakukan dalam menyusun biaya
dengan penyusunan perencanaan operasional produksi.
biaya operasional produksi sehingga
dapat diketahui dengan mudah
.

464
Contoh format cash flow
TAHUN
NO. URAIAN
1 2 3 4 5
A. Sumber Dana
1. Modal investasi
2. Modal operasional
3. Hasil penjualan
JUMLAH
B. Penggunaan Dana
1. Investasi
2. Operasional
a. Biaya tetap
b. Biaya variabel
c. Bunga bank
d. Pengembalian
JUMLAH
C. Balance (A – B)
D. Kas Awal
E. Kas Akhir

Contoh Format Proposal •Surat tanda pendaftaran


1. Gambaran umum, yang meliputi industri kecil
antara lain : • Nomor Peserta Wajib Pajak
• Biodata pengusaha (NPWP)
• Alamat usaha • Kartu penduduk
• Alamat pemilik • Kartu keluarga
• Data usaha, meliputi : 4. Aspek manajemen
ƒ Sektor usaha • Riwayat pengelola
ƒ Jenis produksi perusahaan
ƒ Tahun mulai produksi • Susunan organisasi
ƒ Usaha lain perusahaan, yang meliputi
2. Hubungan dengan perbankan susunan :
• Sebagai pemilik rekening ƒ Ketua
• Sebagai pemilik tabungan ƒ Wakil ketua
• Sebagai nasabah/peminjam ƒ Sekretaris
• Data yang diperlukan, ƒ bendahara
meliputi : Nama Bank, Nomor • Sistem pengendalian
rekening, dan Fasilitas yang ƒ Keuangan
sedang dinikmati ƒ Produksi
3. Aspek legalitas ƒ pemasaran
• Ijin domisili usaha 5. Aspek teknis produksi
• Surat Ijin Usaha Perusahaan • Gambaran tentang produk
(SIUP) • Teknis produksi

465
• Lokasi perencanaan studi kelayakan yang
• Fasilitas yang sekarang dituangkan dalam usaha meliputi :
digunakan Aspek Umum dan Legalilitas,
• Tenaga kerja Pemasaran, Teknik Perencanaan,
6. Aspek pemasaran Manajemen dan Organisasi, serta
• Segmen pasar Keuangan. Studi kelayakan
• Target/sasaran produksi biasanya merupakan usaha jangka
• Omset penjualan panjang yang memerlukan investasi
• Perkembangan pasar yang cukup tinggi. Kajian yang
meliputi aspek umum dan legalitas,
• System pemasaran dan cara
pemasaran, teknik perencanaan,
pembayaran
serta keuangan merupakan suatu
7. Aspek keuangan
rangkaian yang tertuang dalam
• Rincian biaya investasi,
bentuk proporsal. Di mana
modal kerja, struktur biaya
proporsal ini sebagai bahan untuk
(biaya produksi dan
memberi gambaran tentang asset
operasional produksi, rincian
dari perusahaan yang akan dibuat
investasi/penyusutan)
guna mendapatkan modal dari
• Penjualan lembaga perbankan atau pengusaha
• Cash flow dan kelayakan lain yang punya modal ingin
usaha menanam di perusahaan yang
• Analisa rugi laba bersangkutan.
8. Kelayakan usaha
• Pemasaran Hal tersebut butuh perencanaan
• Penggunaan teknologi yang matang agar pelaksanaan
• Kelayakan bahan baku berjalan lancar sesuai yang
• Profitabilitas, yang meliputi : diinginkan. Untuk itu tentunya perlu
ƒ Net Present Value (NPV) ada perencanaan biaya.
ƒ Internal Rate Return (IRR) Perencanaan biaya operasional
ƒ Return On Invesment produksi adalah perumusan usaha
(ROI) yang dilakukan dalam kaitannya
ƒ Payback Period (PP) dengan menghitung biaya yang
diperlukan selama produksi itu
Catatan : berlangsung. Investasi sifatnya
tetap oleh sebab itu biaya investasi
NPV dan IRR dilakukan apabila disebut juga biaya tetap (fixed cost)
kegiatan usaha dilakukan lebih dari sedangkan biaya operasional
satu tahun, namun kalau kurang dari sifatnya berubah ubah dan sering
satu tahun analisa usaha cukup pula disebut biaya variabel (variabel
menggunakan R/C atau B/C serta Cost). Kedua biaya tersebut
Break Event Point (BEP). diperlukan untuk menghitung
keuntungan yang diperoleh dalam
kegiatan produksi, laporan
Perencanaan studi kelayakan yang keuangan yang menyangkut analisa
baik akan menentukan keberhasilan rugi laba, serta analisa lain seperti :
usaha selanjutnya. Pada kapan usaha tersebut mengalami titik

466
impas (BEP) serta menghitung RC • produk yang dihasilkan terdiri dari
dan B/C Ratio dan termasuk dalam bagian yang mana, apakah
perencanaan biaya operasional berupa benih, ikan konsumsi atau
produksi. yang lainnya,
• persyaratan produk yang akan
Hal-hal yang perlu di dimasukan dihasilkan harus sesuai dengan
dalam perencanaan biaya mutu produk yang dinginkan
operasional untuk budidaya ikan konsumen
antara lain adalah : • penentuan pengujian mutu yang
1. Kegiatan-kegiatan yang perlu dihasilkan, seperti : ukuran,
dilakukan dalam kegiatan kesehatan, dan lain-lain.
produksi erat kaitannya dengan
penggunaan metode Pelaksanaan Produksi
perencanaan biaya operasional
produksi Sebelum tahap pelaksanaan
2. Penyusunan perencanaan biaya produksi dilakukan perlu diperhatikan
operasional produksi apakah sarana (input) produksi yaitu
3. Pengadministrasian 5 M (man, money, machine, material,
perencanaan biaya operasional and method) sudah tersedia, karena
produksi kegiatan produksi merupakan aliran
yang dimulai dari input sampai
Perencanaan Produksi dengan proses. Secara sederhana
kegiatan produksi dapat
Langkah awal dalam pelaksanaan digambarkan sebagai berikut :
proses produksi adalah
merencanakan produk atau komoditi
apa yang akan diusahakan, misalnya Masukan Proses Hasil
: komoditi ikan mas, ikan nila, ikan (Input) (Output)
hias, dan lain-lain, dengan harapan
produk tersebut dapat dipasarkan,
serta hasilnya memberikan Penentuan Bahan
keuntungan, juga dapat berlangsung
dalam jangka panjang. Perencanaan Setelah penentuan produk yang
produk ini bukan hanya akan dihasilkan, langkah selanjutnya
merencanakan fisik produk saja, adalah penentuan atau pemilihan
tetapi juga proses-proses yang bahan baku yang akan digunakan,
memungkinkan produk tersebut misalnya induk ikan yang harus
terwujud, yakni : disediakan dan jenis pakan yang
• produk yang akan di hasilkan akan digunakan, agar proses
harus yang memungkinkan produksi dapat berjalan dengan
disenangi dan sesuai dengan lancar. Dengan demikian diharapkan
selera konsumen, contohnya produk yang dihasilkan sesuai
untuk ikan hias koki banyak dengan mutu yang diharapkan oleh
pilihan yang bisa ditawarkan, konsumen, sehingga akhirnya dapat
misalnya : red head, slayer, black mendatangkan keuntungan yang
moli, dan lain-lain,

467
yang memungkinkan usaha Penyediaan Peralatan
berkembang dengan baik.
Setelah proses produksi ditentukan
Beberapa persyaratan dalam langkah selanjutnya yang perlu
memilih bahan baku seperti : ikan, dilakukan adalah memilih peralatan
induk ikan, pakan ikan dan lain-lain yang akan digunakan untuk proses
yaitu : produksi. Dalam pemilihan peralatan
1. Ikan yang dipilih sebaiknya ikan perlu dipertimbangkan faktor
yang mudah dipelihara, atau bila ekonomi dan faktor teknis dari
usaha itu merupakan usaha peralatan tersebut. Pertimbangan
pembenihan ikan maka ekonomis, yaitu pertimbangan yang
sebaiknya ikan yang dipilih berhubungan dengan biaya-biaya
adalah ikan yang mudah dalam yang akan dikeluarkan untuk
pemijahannya, serta diharapkan pengadaan, penggunaan dan
dalam pelaksanaannya cukup perawatan tersebut. Sedangkan
menggunakan peralatan yang pertimbangan teknis, yaitu
tersedia, sehingga kemungkinan pertimbangan yang berhubungan
besar biaya produksi akan lebih dengan sifat teknis dari peralatan
ringan. tersebut, antara lain : kapasitas
2. Bahan baku yang disediakan peralatan, keserbagunaan peralatan,
harus yang berkualitas, karena ketersediaan suku cadang,
untuk memperoleh suatu hasil kemudahan untuk memperbaiki
produksi yang baik dibutuhkan (konstruksi sederhana).
bahan baku yang baik pula,
misalnya untuk memperoleh Berdasarkan proses produksi yang
benih yang baik diperlukan induk telah ditentukan, peralatan yang
ikan yang baik pula. dipakai, dan cara kerja yang
3. Bahan baku yang disediakan ditentukan, maka dapat ditentukan
hendaknya yang mudah pula tata letak (lay out) peralatan.
diperoleh, artinya bila sewaktu- Dalam menentukan tata letak
waktu memerperlukan bahan peralatan ada 7 (tujuh) prinsip dasar
baku tersebut secara mendadak yang harus diperhatikan, yaitu :
maka dapat dengan mudah 1. prinsip integrasi, artinya tata letak
diperoleh atau tidak perlu yang baik harus dapat
menunggu lama, sehingga diintegrasikan dengan seluruh
proses produksi tidak terhambat faktor produksi seperti tenaga
atau terganggu. kerja, bahan, mesin, dan
4. Bahan baku yang tersedia perlengkapan lainnya sehingga
hendaknya yang relatif murah, dapat menghasilkan kerja sama
dengan demikian diharapkan yang harmonis,
usaha yang dijalankan dapat 2. prinsip memperpendek gerak,
mendatangkan keuntungan yang 3. prinsip memperlancar arus
lebih besar. pekerjaan yang dapat menjamin
kelancaran arus bahan tanpa
hambatan,

468
4. prinsip penggunaan ruangan maka pertimbangan berikut yang
yang efektif dan efisien, perlu dilakukan adalah :
5. prinsip keselamatan dan 1. Jenis pekerjaan/jabatan apa
kepuasan pekerjaan, yang akan mereka isi
6. prinsip keluwesan, yaitu dapat 2. Apa persyaratan yang harus
disesuaikan dengan keadaan jika dipenuhi untuk mengisi
diperlukan adanya perubahan- pekerjaan/jabatan tersebut, dan
perubahan, dan 3. Berapa jumlah tenaga kerja yang
7. prinsip proses produksi dibutuhkan
berkesinambungan dan
intermitten. Agar pelaksanaan kegiatan usaha
sesuai dengan jadwal yang telah
Tata letak peralatan yang baik ditentukan serta hasil yang diperoleh
adalah adalah bila peralatan dan sesuai dengan yang diharapkan,
tempat penyimpanan disusun maka perlu dilakukan pengendalian
urutannya sesuai dengan terhadap berbagai hal yang berkaitan
keterkaitannya. Tata letak yang baik dengan kelancaran usaha tersebut.
adalah memungkinkannya mobilitas Pengendalian tersebut terdiri dari
orang-orang yang bekerja di ruang pengendalian bahan, pengendalian
tersebut tidak terganggu, sehingga peralatan, pengendalian tenaga
tidak mengurangi efisiensi dan kerja, pengendalian biaya dan
efektifitas pekerjaan. pengendalian kualitas. Selanjutnya
akan diuraikan secara detail tentang
Penentuan Kebutuhan Tenaga setiap aspek dalam pengendalian
Kerja tersebut agar kegiatan usaha
Untuk menentukan apakah kita budidaya ikan dapat berjalan sesuai
membutuhkan tenaga kerja atau rencana dan menguntungkan
tidak, maka ada beberapa hal yang sehingga dapat memberikan nilai
perlu dipertimbangkan, yaitu : tambah bagi para pembudidaya ikan
1. Apakah seluruh kegiatan dalam yang menggantungkan hidupnya dari
pelaksanaan usaha tersebut uasaha budidaya ikan ini.
dapat kita lakukan sendiri
2. Bila ”tidak” berarti kita harus
merekrut tenaga kerja sesuai 1. Pengendalian Bahan
dengan tingkat kebutuhan
3. Lalu apakah keuangan usaha Pengendalian bahan yang biasa
kita mampu memberikan upah digunakan dalam proses produksi
bagi tenaga kerja tersebut, pada umumnya terdiri dari
ataukah kita menggunakan pengendalian penggunaan bahan
anggota keluarga kita sendiri. dan pengendlian persediaan bahan.
Pengendalian semacam ini
Apabila kita sudah memutuskan merupakan suatu pengendalian yang
untuk menggunakan tenaga kerja, dilakukan agar bahan dapat
terlepas dari tenaga kerja tersebut digunakan secara efektif dan efisien,
merupakan tenaga kerja upahan sehingga dapat menekan
atau keluarga (pekerja keluarga), kemungkinan risiko kerugian.

469
Bahan perlu disediakan secukupnya, syarat bahan yang diperlukan untuk
dengan kata lain bila persediaan proses produksi, tatalaksana
bahan yang terlalu banyak akan penerimaan, tatalaksana
mengakibatkan penggunaan modal penyimpanan, tatalaksana
yang tidak efisien, sebaliknya bila pengeluaran barang, menentukan
bahan yang disediakan terlalu sedikit saat yang tepat untuk melakukan
akan mengganggu kelangsungan pemesanan bahan, dan menentukan
kegiatan produksi, kerena bisa terjadi jumlah pesanan yang paling
kehabisan persediaan bahan ekonomis.
sebelum waktunya. Kejadian ini
dapat menyebabkan peningkatan Untuk menentukan jumlah pesanan
biaya produksi. Selain itu bila bahan yang ekonomis (economic ordering
yang diperlukan tersedia dalam quality) dapat dilakukan seperti pada
jumlah yang cukup serta waktu yang contoh kasus di bawah ini.
tepat maka pengendaliannya akan Suatu usaha pembesaran ikan di
lebih mudah, karena tidak jaring apung sebanyak 1 unit (4
memerlukan gudang penyimpanan kolam) memerlukan pakan untuk
yang yang besar dan waktu satu kali periode produksi sebanyak
penyimpanan yang lama. Jadi hal- 8 ton. Bila biaya sekali pesan Rp.
hal yang perlu diperhatikan dalam 5.000,- dan biaya penyimpanan Rp.
pengendalian persediaan bahan, 500 per kilogram, maka :
antara lain : jumlah, macam, syarat-

Banyak Jumlah
Rata-rata Biaya Biaya
kali yang Biaya Total
Barang Penyimpanan Pesanan
Pesan Dipesan
1x 8.000 4.000 2.000.000 5.000 2.005.000
2x 4.000 2.000 1.000.000 10.000 1.010.000
3x 2.000 1.000 500.000 15.000 515.000
4x 1.000 500 250.000 20.000 270.000
5x 500 250 125.000 25.000 150.000
6x 250 125 62.500 30.000 92.500

Penjelasan : 8.000 kg. Jadi rata-rata jumlah


Jika jumlah yang dipesan 1x untuk barang yang harus disimpan di
memenuhi kebutuhan satu kali gudang sebanyak 8.000 kg : 2 =
periode pemeliharaan, maka jumlah 4.000 kg, maka :
pakan yang harus dipesan sebanyak

Biaya penyimpanan 4.000 kg x Rp. 500,- = Rp. 2.000.000,-


Biaya satu kali pesan = Rp. 5.000,-

Biaya total = Rp. 2.005.000,-

470
Demikian pula dengan cara 4. Pengendalian Biaya
perhitungan untuk 2 kali pesan, 3 kali
pesan, dan seterusnya. Kegiatan pengendalian biaya perlu
dilakukan agar biaya untuk membuat
barang sesuai dengan rencana yang
2. Pengendalian Peralatan telah ditetapkan sebelumnya.
Seandainya ada penyimpangan
Pengendalian peralatan juga biaya dari yang sudah direncanakan,
termasuk hal penting, karena maka hal itu sudah harus
merupakan aset yang utama dalam diperhitungkan sebelumnya.
suatu usaha. Manfaat dari Pengendalian biaya dapat dilakukan
pengendalian peralatan, antara lain melalui 4 (empat) langkah, yaitu :
adalah : 1. menetapkan standar untuk biaya-
• proses produksi akan sesuai biaya kegiatan produksi
dengan jadwal yang telah 2. membandingkan biaya standar
ditetapkan dengan biaya yang
• peralatan yang diperlukan sudah sesungguhnya
tersedia dalam keadaan siap 3. menetapkan bagian yang
pakai bertanggung jawab untuk
• terjaganya peralatan dalam menangani jika terjadi
kondisi baik, penyimpangan, dan
• berjalannya proses produksi 4. melaksanakan tindakan untuk
dengan baik sehingga dengan mengurangi atau mengakhiri
demikian dapat terhindar dari penyimpangan
kemungkinan risiko kerugian.
Setiap tahapan produksi selalu ada
biaya yang membuat biaya tersebut
3. Pengendalian Tenaga Kerja lebih tinggi dari yang seharusnya,
penyebab tingginya biaya tersebut
Agar pelaksanaan proses produksi antara lain adalah pemakaian bahan
dapat berjalan sesuai dengan jadwal yang berlebihan, pemakaian jam
kegiatan yang telah ditetapkan harus tenaga kerja yang berlebihan, dan
disiapkan, maka perlu disiapkan pula pemakaian dana untuk investasi
tenaga kerja sesuai dengan yang yang berlebihan. Pemakaian yang
diperlukan. Hal-hal yang perlu berlebihan tersebut dinamakan
disiapkan berkaitan dengan tenaga pemborosan (waste). Untuk
kerja ini, adalah : jumlah tenaga kerja mengatasi pemborosan tersebut
yang diperlukan, syarat-syarat dapat diatasi melalui beberapa
ketrampilan, rencana latihan yang langkah sebagai berikut :
diperlukan, menciptakan semangat 1. Pembelian yang baik. Pembelian
dan gairah kerja dengan jalan bahan yang berkualitas baik
penentuan gaji/ upah, serta kondisi dengan harga yang lebih rendah
kerja yang baik dalam rangka berarti menekan biaya bahan.
perawatan tenaga kerja yang baik. Harga yang murah
memungkinkan pembelian bahan
dalam jumlah yang banyak,

471
sehingga dapat dihasilkan produk akan menghasilkan bunga
jadi lebih banyak pula. dengan risiko minimum.
2. Menekan pemborosan bahan. Meskipun demikian bahan
Usahakan agar bahan yang sediaan harus tetap ada karena
digunakan sesuai dengan untuk menjamin kontinuitas
kebutuhan sehingga mengurangi produksi.
bahan yang terbuang, misalnya
cara memberi pakan ikan
diusahakan jangan sampai ada 5. Pengendalian Kualitas
pakan yang tidak termakan
karena ikan sudah kenyang, tapi Pengendalian kualitas merupakan
pakan tetap masih diberikan. usaha memepertahankan dan
3. Menekan hasil produksi yang memperbaiki kualitas produk.
tidak baik atau cacat. Dari sekian Pengendalian kualitas bertujuan agar
banyak produksi mungkin ada hasil atau produk sesuai dengan
yang tidak baik atau cacat akibat spesifikasi yang telah direncanakan
kesalahan manusia, oleh karena (memuaskan konsumen).
itu hindari dengan cara Pengendalian kualitas dapat
menerapkan disiplin kerja yang dilakukan dalam 4 (empat) langkah,
selalu mematuhi prosedur kerja yaitu :
yang sesuai dengan persyaratan 1. menentukan standar kualitas
teknis. produk
4. Menekan biaya tenaga kerja. 2. menilai kesesuaian produk
Menekan biaya tenaga kerja dengan standar
artinya menekan jam kerja yang 3. mengadakan tindakan koreksi
berlebihan karena jam kerja 4. merencanakan perbaikan secara
menentukan upah yang harus terus menerus untuk meniali
dibayarkan. Jam kerja yang standar yang telah ditetapkan
berlebihan bisa terjadi karena
tenaga kerja tersebut kurang Pengendalian kualitas pada
efisien, misalnya mobilitas dasarnya adalah suatu kegiatan
pekerja terganggu akibat dari terpadu antar bagian perusahaan,
tataletak peralatan yang kurang yaitu :
baik. • bagian pemasaran, mengadakan
5. Menekan biaya sediaan. Biaya penilaian-penilaian tingkat
sediaan sebaiknya ditekan kualitas yang dikehendaki oleh
serendah mungkin, karena para konsumen,
semakin besar biaya sediaan • bagian perencanaan,
maka semakin besar merencanakan model produk
kemungkinan biaya lain yang sesuai dengan spesifikasi yang
harus ditanggung oleh disampaikan oleh bagian
perusahaan, misalnya : bunga pemasaran,
pinjaman, asuransi, sewa • bagian pembelian bahan, memilih
gudang, risiko kerusakan barang, bahan sesuai dengan spesifikasi
dan opportunity cost yang yang diminta oleh bagian
sebetulnya bila di simpan di bank perencanaan,

472
• bagian produksi, memilih Suatu usaha secara umum dikatakan
peralatan yang akan digunakan baik apabila usaha tersebut sehat,
dan melakukan proses produksi menguntungkan, dan mampu
sesuai dengan spesifikasi yang melakukan investasi-investasi secara
ditentukan. jangka pendek dan jangka panjang.
Dengan demikian suatu usaha harus
Kegiatan Budidaya Ikan saat ini layak ditinjau dari aspek finansial,
merupakan salah satu usaha yang aspek finansial ini terutama
sangat menjanjikan bagi masyarakat. menyangkut perbandingan antara
Segmen usaha budidaya ikan pengeluaran (biaya) dengan
berdasarkan proses produksinya pendapatan (revenue earning) dari
dibagi menjadi tiga kelompok yaitu aktivitas usaha, serta waktu
usaha pembenihan ikan, usaha didapatkannya hasil (returns).
pendederan ikan dan usaha
pembesaran ikan. Usaha Biaya adalah jumlah korbanan
pembenihan ikan merupakan suatu (input) yang diperlukan untuk
usaha perikanan yang keluarannya menghasilkan suatu produk (output)
(output) adalah benih ikan. Usaha dalam suatu kegiatan produksi.
pembesaran ikan merupakan suatu Berdasarkan pengelompokkannya
usaha perikanan yang keluarannya biaya terdiri dari dua bagian yaitu
(output) adalah ikan yang berukuran biaya investasi dan biaya
konsumsi. Usaha pendederan ikan operasional. Biaya investasi adalah
merupakan suatu usaha perikanan seluruh biaya yang dikeluarkan
yang keluarannya (output) adalah mulai kegiatan itu berlangsung
benih ikan tetapi ukurannya lebih sampai kegiatan tersebut mulai
besar dari output pembenihan. berjalan contohnya : pendirian
Komoditas yang dipilih dalam usaha bangunan, pembelian peralatannya,
budidaya ikan sangat bergantung tenaga kerja yang berhubungan
pada permintaan pasar, lingkungan biaya investasi, survey. Sedangkan
dan aspek teknis lainnya. biaya operasional adalah seluruh
Berdasarkan komoditas usaha biaya yang dikeluarkan selama
perikanan budidaya dikelompokkan produksi itu berlangsung : misalnya :
menjadi usaha budidaya ikan air pembelian induk, tenaga kerja, biaya
tawar, usaha budidaya ikan air payau listrik dan air, bahan bakar, over
dan usaha budidaya ikan air laut. head cost dan lain-lain (Tabel 9.1
dan Tabel 9.2).

473
Tabel 9.1. Biaya investasi Usaha Pembenihan Ikan Gurami (Effendi, 2002)

Jumlah Total Biaya Umur Nilai sisa Penyusutan


No. Jenis barang satuan (Rp) ekonomis (Rp) Pertahun (Rp)
(Tahun)
1. Bangunan 1 unit 20.000.000 10 tahun 1.500.000 1.850.000
2. Sumur 1 unit 1.000.000 10 tahun 0 100.000
3. Pompa air&pipa 1 unit 400.000 5 tahun 40.000 72.000
4. Rumah jaga 1 unit 2.500.000 10 tahun 0 250.000
5. Induk Ikan 44 ekor 2.200.000 5 tahun 15.000 437.000
6. Hapa 1 unit 50.000 5 tahun 5.000 9.000
7. Telepon 1 unit 1.200.000 10 tahun 0 120.000
8. Baskom 6 buah 45.000 5 tahun 0 9.000
9. Serok 5 buah 25.000 2 tahun 0 12.500
10. Ember 2 buah 15.000 2 tahun 1.500 6.750
11. Tabung oksigen 1 unit 600.000 10 tahun 600.000 0
12. Blower 1 unit 1.500.000 10 tahun 150.000 135.000
13. Selang sipon 3 buah 7.500 2 tahun 0 3.750
14. Selang aerasi 1 meter 15.000 2 tahun 0 7.500
15. Sendok 5 buah 7.500 10 tahun 750 675
16. Akuarium 36 unit 3.600.000 10 tahun 360.000 324.000
17. Rak akuarium 3 unit 1.800.000 10 tahun 0 180.000
18. Termometer 1 buah 15.000 6 tahun 0 2.500
19. Gayung 2 buah 6.000 2 tahun 0 3.000
20. Pipa udara 10 btg 90.000 5 tahun 0 18.000
21. Saringan 2 buah 40.000 1 tahun 0 40.000

Total 35.116.000 2.672.250 3.580.675

474
Tabel 9.2. Biaya Operasional Usaha Pembenihan Ikan Gurami (Effendi, 2002)

Biaya Tetap 3 bulan (Rp) 1 Tahun (Rp)


Telepon 225.000 900.000
Sewa kolam 500.000 2.000.000
Administrasi 75.000 300.000
Listrik 375.000 1.500.000
Gaji Karyawan 4.800.000 19.200.000
Tunjangan 1.600.000 1.600.000
PBB 9.000 36.000
Penyusutan - 3.580.675
Jumlah Biaya Tetap 7.584.000 29.116.675

Biaya Variabel 3 bulan (Rp) 1 Tahun (Rp)


Pellet 950.400 3.801.600
Pakan Larva 346.500 1.386.000
Kutu air 375.000 1.500.000
Cacing sutera 375.000 1.500.000
Pupuk kandang 7.500 7.500
Kapur 3.750. 3.750
Pupuk urea 700 700
Ijuk 45.000 180.000
Obat-obatan 50.000 200.000
Oksigen 60.000 240.000
Plastik packing 10.000 40.000
Karet gelang 2.500 10.000
Jumlah biaya variabel 2.226.350 8.869.550

Total Biaya Operasional 37.986.225

Untuk mengetahui secara tidak menyebabkan kekeliruan dalam


komprehensif tentang kriteria layak urutan peluang investasi. Kedua
atau tidaknya suatu aktivitas usaha kriteria ini sering tidak dianjurkan
dapat digunakan lima kriteria untuk dipergunakan (Ernan R., S.
investasi, yaitu : Payback Period, Saefulhakim, dan D.R. Panuju,
Benefit Cost Ratio (BCR), Net 2007).
Present Value (NPV), Net Benefit
Cost Ratio (Net BCR), dan Internal Unsur-unsur penting dalam analisis
Rate of Return (IRR). Namun tiga kelayakan finansial adalah harga,
kriteria terakhir yang umum dipakai pajak, subsidi, dan bunga. Dalam
dan dipertanggungjawabkan untuk analisis finansial, harga yang dipakai
penggunaan-penggunaan tertentu. adalah harga pasar, pajak
Sebaliknya dua kriteria pertama diperhitungkan sebagai biaya,
didasarkan atas salah pengertian subsidi dinilai mengurangi biaya (jadi
tentang sifat dasar biaya sehingga merupakan benefit). Bunga dalam

475
analisis finansial dibedakan atas Seleksi formal terhadap NPV adalah
bunga yang dibayarkan kepada bila nilai NPV bernilai positif berarti
orang-orang luar dan bunga atas usaha tersebut layak dan sudah
modal sendiri (imputed atau paid to melebihi Social Opportunity Cost of
the entily). Bunga yang dibayarkan Capital sehingga usaha ini
kepada orang-orang yang diprioritaskan pelaksanaannya, bila
meminjamkan uangnya pada NPV bernilai 0 berarti usaha tersebut
kegiatan usaha dianggap sebagai masih layak dan dapat
cost. Bunga atas modal sendiri tidak mengembalikan persis sebesar
dianggap sebagai biaya karena Social Opportunity Cost of Capital,
bunga merupakan bagian dari dan bila nilai NPV bernilai negatif
finansial returns yang diterima. maka sebaiknya usaha tersebut
jangan diteruskan.
Selain kriteria investasi yang
digunakan untuk melihat kelayakan NPV menghitung nilai sekarang dari
finansial suatu usaha adalah jangka aliran kas yaitu merupakan selisih
waktu pengembalian modal dengan antara Present Value (PV) manfaat
cara menghitung titik impas (Break dan Present Value (PV) biaya. Jadi
Event Point). Perhitungan titik impas jika nilai NPVnya positif (lebih dari 0)
ini dilakukan untuk mengetahui artinya nilai bersih sekarang
jangka waktu pengembalian modal menggambarkan keuntungan dan
usaha atau untuki mengetahui layak diaksanakan, namun bila nilai
volume produksi (nilai penjualan) NPVnya sama dengan 0 artinya
minimal yang harus dicapai agar usaha tersebut tidak untung dan
kegiatan usaha tidak mengalami tidak rugi (marginal), sehingga usaha
kerugian atau penghasilan penjualan diteruskan atau tidak terserah
yang diterima dikurangi biaya yang kepada pengambil keputusan,
dikeluarkan sama dengan nol. sedangkan bila nilai NPVnya negatif
(kurang dari 0) artinya usaha
10.2. Net Present Value tersebut merugikan sehingga lebih
baik tidak dilaksanakan.
(NPV)
Rumus kriteria investasi ini adalah
NPV merupakan nilai sekarang dari
sebagai berikut :
suatu usaha dikurangi dengan biaya
sekarang pada tahun tertentu.

Dimana : Bt = manfaat yang diperoleh sehubungan dengan suatu


usaha pada time series (tahun, bulan, dan sebagainya)
ke-t (Rp)
Ct = Biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan suatu
usaha pada time series ke-t tidak dilihat apakah biaya
tersebut dianggap bersifat modal (pembelian
peralatan, tanah, konstruksi dan sebagainya (Rp)
I = Merupakan tingkat suku bunga yang relevan
T = Periode (1, 2, 3,……………, n)

476
10.3. Net Benefit Cost usaha tersebut tidak untuk dan tidak
rugi (marjinal) sehingga dilaksanakan
Ratio (NBC ratio) atau tidaknya usaha tersebut
terserah pengambil keputusan,
BC ratio (BCR) merupakan cara
sedangkan bila Net BCR kurang dari
evaluasi usaha dengan
1 (Net BCR < 1) maka usaha
membandingkan nilai sekarang
tersebut merugikan sehingga tidak
seluruh hasil yang diperoleh suatu
layak untuk dilaksanakan.
usaha dengan nilai sekarang seluruh
biaya usaha. Seleksi formal BCR
Rumus Net BCR dapat ditulis
adalah bila BCR lebih besar dari 0
sebagai berikut :
(BCR > 0) maka usaha tersebut
menggambarkan keuntungan dan n

layak dilaksanakan, namun bila BCR NetBCR = ∑ ( Bt − C t ) / 1 + i ) t


i =1
sama dengan 0 (BCR = 0) maka
usaha tersebut tidak untung dan Dimana :
tidak rugi (marjinal) sehingga usaha B = nilai seluruh hasil bersih
tersebut dilanjutkan atau tidak C = nilai seluruh biaya bersih
terserah pengambil keputusan,
sedangkan bila BCR kurang dari 0
(BCR < 0) maka usaha tersebut 10.4. Internal Rate of
merugikan sehingga tidak layak Return (IRR)
untuk dilaksanakan.
Cara lain untuk menilai suatu usaha
Rumus BCR dapat ditulis sebagai adalah dengan membandingkan nilai
berikut : IRR dengan discount rate (suku
n bunga), yaitu bila IRR lebih besar
∑ B I (1 + i)
t
t
dari suku bunga yang telah
ditetapkan maka usaha tersebut
B/C = t =1
n diterima atau bisa dilaksanakan,
∑ C I (1 + i)
t =1
t
t
namun bila IRR lebih kecil dari suku
bunga maka maka usaha tersebut
Dimana : ditolak atau tidak bisa dilaksanakan,
B = Nilai seluruh hasil sedangkan bila IRR sama dengan
C = Nilai seluruh biaya suku bunga yang ditetapkan maka
usaha tersebut dilaksanakan atau
Net BCR adalah perbandingan tidak terserah pengambil keputusan.
antara Present Value manfaat bersih
positif dengan Present Value biaya Rumus IRR dapat ditulis sebagai
bersih negatif. Seleksi formal Net berikut :
BCR adalah bila Net BCR lebih
besar dari 1 (Net BCR > 1) maka NPV '
IRR = i '+ (i"−i ' )
usaha tersebut menggambarkan NPV '− NPV "
keuntungan dan layak untuk Dimana :
dilaksanakan, namun bila Net BCR
sama dengan 1 (Net BCR = 1) maka I’ = Tingkat discount rate

477
(DR) pada saat NPV suatu kegiatan usaha atau sebagai
positif penentu batas pengembalian modal.
I” = Tingkat discount rate Produksi minimal suatu kegiatan
(DR) pada saat NPV usaha harus menghasilkan atau
negatif menjual produknya agar tidak
NPV’ = Nilai NPV positif menderita kerugian, BEP adalah
NPV’ = Nilai NPV negatif suatu keadaan dimana usaha tidak
memperoleh laba dan tidak
menderita kerugian, untuk lebih
10.5. Analisis Break Event jelasnya dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.
Point (BEP)

Analisis BEP digunakan untuk


mengetahui jangka waktu
pengembalian modal atau investasi
TB dan TP
TP
TB=TBT+BV

BEP
BV

Q
Dimana :
TP = Total Penerimaan
TB = Total Biaya
TBT = Total Biaya Tetap
TBV = Total Biaya Variabel
Q = Volume penjualan
BV = Biaya Variabel per unit

478
Titik BEP adalah pada saat total usaha yaitu usaha pembenihan ikan,
penerimaan sama dengan total usaha pendederan ikan dan usaha
biaya, yaitu TP = TB, karena TP = pembesaran ikan. Dalam buku ini
TBT + (BC.Q). akan diuraikan secara singkat cara
menghitung analisa usaha pada
Analisa BEP merupakan alat analisis beberapa kegiatan budidaya ikan.
untuk mengetahui batas nilai Analisa usaha budidaya ikan
produksi atau volume produksi suatu dikatakan layak jika :
usaha untuk mencapai nilai impas ƒ R/C > 1
yang artinya suatu usaha tersebut ƒ Rentabilitas > bunga bank,
tidak mengalami keuntungan dimana :
ataupun kerugian. Suatu usaha R : Revenue (pendapatan)
dikatakan layak, jika nilai BEP C : Cost (biaya)
produksi lebih besar dari jumlah unit Keuntungan
yang sedang diproduksi saat ini dan Rentabilitas= X 100%
BEP harga harus lebih rendah Biaya
daripada harga yang berlaku saat ini, ƒ BEP Produksi > jumlah produksi
dimana BEP produksi dan BEP ƒ BEP Harga < harga yang berlaku
harga dapat dihitung dengan saat ini
menggunakan rumus sebagai
berikut:
Total Biaya Analisa Usaha Pembenihan Ikan
BEP Produksi = Gurame
Harga penjualan
Dalam membuat analisa usaha
Total Biaya pembenihan ikan Gurame dibuat
BEP Harga = asumsi terlebih dahulu untuk
Total Produksi memudahkan dalam melakukan
perhitungan , antara lain adalah :
• Jumlah induk yang dibutuhkan
10.6. Aplikasi analisa dengan luas kolam 100 m2 untuk
satu kali pemijahan adalah 1 ekor
usaha
induk jantan yang mempunyai
berat 6 kg dan satu ekor induk
Dengan melakukan kegiatan betina yang beratnya 10 kg.
budidaya ikan, diharapkan akan • Jumlah benih yang dihasilkan
mendapatkan nilai tambah bagi para dari satu ekor induk betina
pembudidaya ikan. Nilai tambah adalah 1500 ekor dengan ukuran
tersebut dapat berupa keuntungan benih perekor berkisar antara 2 -
finansial/materi maupun ketrampilan. 3 cm
Untuk memperoleh keuntungan • Kematian benih ikan selama
materi maka dslsm membudidayakan pemeliharaan diprediksi 10%
ikan harus dilakukan analisa usaha. • Selama satu tahun dapat
Seperti telah dijelaskan sebelumnya dilakukan pemijahan sebanyak 3
dalam kegiatan budidaya ikan dapat kali sehingga semua kebutuhan
dikelompokkan menjadi tiga segmen

479
dalam usaha pembenihan ikan
dalam setahun dikalikan 3 Setelah membuat beberapa asumsi-
• Bunga bank pertahun adalah asumsi tersebut dapat dibuat suatu
16% perhitungan analisa usaha selama
• Panen dapat dilakukan setelah pemeliharaan.
tiga bulan pemeliharaan

Pengeluaran :

No. Uraian Satuan Harga Satuan Harga


1. Sewa kolam 2 unit Rp 100.000,- Rp 200.000,-
2. Induk jantan 6 kg Rp 30.000,- Rp 180.000,-
3. Induk betina 10 kg Rp 30.000,- Rp 300.000,-
4. Sarang telur 4 bh Rp 5.000,- Rp 20.000,-
5. Persiapan kolam 2 unit Rp 50.000,- Rp 100.000,-
6. Saprokan (pupuk, Rp 100.000,-
kapur, obat-obatan
dan lain-lain)
7. Pakan induk (pellet) 150 kg Rp 5.000,- Rp 750.000,-
8. Pakan alami (untuk Rp 200.000,-
benih dan induk)
9. Bunga bank 16% Rp 296.000,-
Total Pengeluaran Rp 2.257.000,-

Pendapatan :

16.200 ekor X Rp 200,- = Rp 3.240.000,-

Keuntungan = Pendapatan – Pengeluaran


= Rp 3.240.000,- - Rp 2.257.000,- = Rp 983.000,-

3.240.000
R/C Ratio = = 1.43
2.257.000

Laba/keuntungan
Rentabilitas = X 100%
Biaya Operasional

983.000
Rentabilitas = X 100% = 43,55%
2.257.000

480
Total Biaya
BEP Produksi =
Harga Penjualan

2.257.000
BEP Produksi = = 11.285
200

Total Biaya
BEP Harga =
Total Produksi

2.257.000
BEP Harga = = 139,32
16.200

Analisa usaha Pendederan Ikan • Panen benih dilakukan setelah


Gurame tiga bulan pemeliharaan
Asumsi :
• Padat penebaran benih : 10 Setelah membuat beberapa asumsi-
ekor/m2 asumsi tersebut dapat dibuat suatu
• Kematian benih selama perhitungan analisa usaha selama
pemeliharaan : 10% pemeliharaan.
• Bunga bank 20% pertahun

Pengeluaran :

No. Uraian Satuan Harga Satuan Harga


1. Sewa kolam 1 unit Rp 100.000,- Rp 100.000,-
2. Benih 6.000 Rp 200,- Rp 1.200.000,-
ekor
3. Pakan benih 250 Rp 1.250.000,-
4. Persiapan kolam 1 unit Rp 50.000,- Rp 50.000,-
5. Saprokan (pupuk, Rp 100.000,-
kapur, obat-obatan
dan lain-lain)
6. Bunga bank 16% Rp 432.000,-
Total Pengeluaran Rp 3.132.000,-

Pendapatan :

481
5.400 ekor X Rp 800,- = Rp 4.320.000,-

Keuntungan = Pendapatan – Pengeluaran


= Rp 4.320.000,- - Rp 3.132.000,- = Rp 1.188.000,-

4.320.000
R/C Ratio = = 1,43
3.132.000

Laba/keuntungan
Rentabilitas = X 100%
Biaya Operasional

1.188.000
Rentabilitas = X 100% = 37,93%
3.132.000

Total Biaya
BEP Produksi =
Harga Penjualan

3.132.000
BEP Produksi = = 3915
800

Total Biaya
BEP Harga =
Total Produksi

3.132.000
BEP Harga = = 580
5.400

Analisa usaha Pembesaran Ikan • Panen ikan dilakukan setelah


Gurame delapan bulan pemeliharaan
dengan ukuran ikan pada saat
Asumsi : panen adalah 500 ekor/gram
• Padat penebaran benih : 10 • Luas jaring yang digunakan
ekor/m2 jaring apung 7 X 7 X 3 m
• Kematian benih selama
pemeliharaan : 10% Setelah membuat beberapa asumsi-
• Bunga bank 20% pertahun asumsi tersebut dapat dibuat suatu
perhitungan analisa usaha selama
pemeliharaan.

482
Pengeluaran :

No. Uraian Satuan Harga Satuan Harga


1. Sewa kolam 1 unit Rp 200.000,- Rp 200.000,-
2. Benih 3500 Rp 800,- Rp 2.800.000,-
ekor
3. Pakan benih 2000 Rp 10.000.000,-
4. Persiapan kolam 1 unit Rp 50.000,- Rp 50.000,-
5. Tenaga kerja 1 org Rp 700.000,-
6. Bunga bank 16% Rp 2.200.000,-
Total Pengeluaran Rp 15.950.000,-

Panen = 3.150 ekor X 500 gram/ekor = 1.575.000 gram = 1.575 kg

Pendapatan :

1.575 kg X Rp 15.000,- = Rp 23.625.000,-

Keuntungan = Pendapatan – Pengeluaran


= Rp 23.625.000,- - Rp 15.950.000,- = Rp 7.675.000,-

23.625.000
R/C Ratio = = 1,48
15.950.000

Laba/keuntungan
Rentabilitas = X 100%
Biaya Operasional

7.675.000
Rentabilitas = X 100% = 48,12%
15.950.000

Total Biaya
BEP Produksi =
Harga Penjualan

15.950.000
BEP Produksi = = 1063,33
15.000

483
Total Biaya
BEP Harga =
Total Produksi

15.950.000
BEP Harga = = 10.126,98
1575

484
BAB. XI. KESEHATAN DAN KESELAMATAN
KERJA

11.1. Pengertian tempat kerja untuk keperluan suatu


usaha dan dimana terdapat sumber-
Kesehatan dan sumber bahaya. Pada dunia usaha
Keselamatan Kerja budidaya ikan tempat bekerjanya
(K3) terdapat di dalam ruangan atau
diluar ruangan bergantung pada
Kesehatan dan keselamatan kerja tingkat usahanya. Usaha budidaya
pada dunia usaha dan dunia industri ikan dapat dilakukan secara
harus diperhatikan dengan seksama ekstensif, semi intensif ataupun
pada semua para tenaga kerja yang intensif sangat menentukan
berada didalam lingkup tersebut. penerapan kesehatan dan
Pelaksanaan K3 merupakan salah keselamatan kerjanya. Pada usaha
satu bentuk upaya untuk budidaya ikan secara ektensif atau
menciptakan tempat kerja yang tradisional dimana pada usaha ini
aman, sehat dan bebas dari tidak banyak menggunakan
pencemaran lingkungan, sehingga peralatan-peralatan yang dapat
dengan menerapkan K3 akan dapat menimbulkan bahaya bagi para
mengurangi dan atau bebas dari pekerjanya
kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja yang pada akhirnya dapat
meningkatkan efisiensi dan 11.2. Penerapan kaidah K3
produktivitas kerja. Kesehatan dan pada dunia usaha
keselamatan kerja telah diatur dalam
Undang-undang Nomor 1 Tahun perikanan budidaya
1970 tentang keselamatan kerja.
Dalam dunia usaha bidang perikanan Dalam dunia perikanan budidaya ada
khususnya budidaya ikan merupakan tiga fase yang dapat dijadikan
salah satu sektor dunia usaha yang segmen usaha yaitu pembenihan,
menggunakan tenaga kerja untuk pendederan dan pembesaran. Usaha
memenuhi target produksinya. pembenihan adalah usaha dalam
budidaya ikan yang outputnya adalah
Tempat kerja adalah suatu ruangan benih ikan . Usaha pendederan
atau lapangan, tertutup atau terbuka, adalah usaha dalam budidaya ikan
bergerak atau tetap dimana tenaga yang outputnya ukuran ikan sebelum
kerja bekerja atau sering dimasuki ditebarkan ke unit pembesaran atau

485
ukuran sebelum konsumsi. Dalam metode produksi ini
Sedangkan usaha pembesaran ditambahkan pakan buatan yang
adalah usaha dalam budidaya ikan mempunyai kandungan nutrisi lebih
yang outputnya adalah ikan rendah dari pakan pabrik dan hanya
berukuran konsumsi. memberikan kontribusi terhadap
penambahan energi kurang dari
Kegiatan produksi dalam budidaya 50%.
ikan dibagi dalam beberapa kegiatan
antara lain adalah pembenihan, Metode produksi secara intensif
pendederan dan pembesaran. adalah suatu metode budidaya yang
Kesehatan dan keselamatan kerja menggunakan prinsip dari areal
pada kegiatan produksi tersebut budidaya sekecil-kecilnya diperoleh
harus dilakukan agar target produksi hasil produksi sebesar-besarnya.
yang diharapkan tercapai dan tidak Dengan prinsip tersebut dalam
terdapat kecelakaan kerja. melakukan budidaya ikan secara
Penerapan kesehatan dan intensif adalah dalam wadah
keselamatan kerja pada kegiatan budidaya yang terbatas diperoleh
produksi ini berkaitan dengan hasil yang optimal. Penggunaan
metode produksi yang digunakan. areal budidaya yang terbatas dengan
hasil yang optimal maka dalam
Metode produksi dalam budidaya proses budidayanya hanya
ikan ada tiga yaitu : mengandalkan pakan buatan pabrik
1. Metode produksi secara ekstensif atau complete feed. Complete feed
2. Metode produksi secara semi ini merupakan pakan ikan buatan
intensif yang memberikan kontribusi
3. Metode produksi secara intensif terhadap penambahan energi lebih
dari 50%.
Metode produksi secara ekstensif
adalah suatu metode budidaya yang Kesehatan dan keselamatan kerja
sangat membutuhkan areal budidaya pada setiap metode budidaya ikan ini
yang luas dengan sumber pakan sangat berbeda karena sangat
yang digunakan dalam budidaya berbeda tentang target produksi dan
adalah pakan alami. Pakan alami ini peralatan-peralatan yang digunakan
dibuat didalam wadah budidaya untuk mencapai produksi. Pemilihan
dimana ikan tersebut dipelihara. metode produksi ini sangat
Dalam metode produksi ini hasil ditentukan dari ketersediaan sarana
yang diperoleh membutuhkan waktu prasarana yang dimiliki. Peralatan
relatif lebih lama. produksi yang dapat digunakan
dalam membudidayakan ikan ada
Metode produksi secara semi intensif beberapa macam. Jenis-jenis
adalah suatu metode budidaya yang peralatan produksi yang dapat
membutuhkan areal budidaya yang digunakan dalam budidaya ikan
luas dengan sumber pakan yang berdasarkan siklus budidaya
digunakan dalam budidaya adalah kegiatannya dapat dibagi menjadi
pakan alami ditambah dengan pakan tiga yaitu :
tambahan atau supplemental feed. 1. Peralatan pembenihan ikan

486
2. Peralatan pendederan ikan metode ekstensif atau tradisional ini
3. Peralatan pembesaran ikan biasanya kecelakaan kerja
diakibatkan oleh kecerobohan orang
Berdasarkan kegiatan yang yang bekerja.
dilakukan dalam budidaya ikan,
peralatan yang harus disediakan Peralatan yang harus disediakan
antara lain adalah : dalam budidaya ikan secara semi
1. Peralatan pemberian pakan intensif dan intensif harus lengkap
2. Peralatan pengukuran kualitas air seperti dibawah ini ;
3. Peralatan pencegahan hama dan 1. Peralatan pemberian pakan
penyakit ikan antara lain adalah :
4. Peralatan pengolahan lahan • Timbangan : gantung, duduk
budidaya atau digital
5. Peralatan pembenihan ikan • Ancho
secara buatan • Ember/baskom/piring plastik
6. Peralatan panen • Saringan
7. Peralatan listrik.
2. Peralatan kualitas air antara lain :
Peralatan yang akan disiapkan • Termometer
dalam membudidayakan ikan sangat • Secchi disk
bergantung kepada metode produksi • DO meter
yang telah ditetapkan. Peralatan
• PH meter
yang digunakan dalam budidaya ikan
• Mikroskop
secara tradisional atau ekstensif
adalah peralatan yang sangat
3. Peralatan hama penyakit ikan
sederhana. Peralatan yang harus
antara lain :
disiapkan dalam metode produksi
secara tradisional atau ekstensif • Seser halus
antara lain adalah cangkul yang • Mikroskop
berfungsi untuk mengolah tanah • Refregerator
dasar kolam, timbangan yang • Peralatan gelas : baker glass,
berfungsi untuk menimbang berbagai erlemeyer, petri dish, tabung
macam bahan yang dibutuhkan reaksi, pipet, gelas ukur dan
dalam budidaya seperti pupuk, lain-lain.
kapur,dan pakan. Peralatan lainnya • Injection
adalah golok atau parang, seser
halus dan kasar yang digunakan 4. Peralatan pengolahan tanah
untuk mengambil benih atau ikan antara lain adalah :
dari kolam pemeliharaan dan juga • Traktor/hand traktor
dapat digunakan untuk membuang • Cangkul
kotoran yang terdapat didalam • Parang/golok
kolam. Selain itu biasanya petani • Filter air
ikan tradisional menggunakan kecrik • Selang air
untuk menangkap ikan. Penerapan
kesehatan dan keselamatan kerja
pada kegiatan budidaya ikan dengan

487
5. Peralatan pemijahan ikan secara mempunyai fungsi yang berbeda-
buatan antara lain adalah : beda, misalnya aerator digunakan
• Alat bedah untuk mensuplai oksigen pada saat
• Talenan membudidayakan ikan skala kecil
• Tisue grinder dan menengah, tetapi apabila sudah
• Spuit Injection dilakukan budidaya secara intensif
• Baki/baskom maka peralatan yang digunakan
• Automatic heater untuk mensuplai oksigen kedalam
• Aerator/blower wadah budidaya ikan menggunakan
blower. Peralatan selang aerasi
• Batu aerasi dan selang aerasi
berfungsi untuk menyalurkan oksigen
• Alat siphon
dari tabung oksigen kedalam wadah
• Alat bedah budidaya, sedangkan batu aerasi
• Kain lap digunakan untuk menyebarkan
oksigen yang terdapat dalam selang
6. Peralatan panen antara lain aerasi keseluruh permukaan air yang
adalah : terdapat didalam wadah budidaya.
• Tabung oksigen
• Kantong plastik Selang air digunakan untuk
• Timbangan memasukkan air bersih dari tempat
• Kotak stryrofoam penampungan air kedalam wadah
• Selang oksigen budidaya. Peralatan ini digunakan
• Hapa juga untuk mengeluarkan kotoran
dan air pada saat dilakukan
7. Peralatan listrik antara lain pemeliharaan. Dengan
adalah : menggunakan selang air akan
• Genset memudahkan dalam melakukan
• Pompa air penyiapan wadah sebelum
digunakan untuk budidaya. Peralatan
Setelah peralatan yang akan lainnya yang diperlukan dalam
digunakan dalam budidaya ikan membudidayakan ikan adalah
tersedia langkah selanjutnya timbangan, timbangan yang
sebelum digunakan adalah digunakan boleh berbagai macam
mengecek kesiapan peralatan bentuk dan skala digitalnya, karena
tersebut. Dengan pengecekan yang fungsi utama alat ini untuk
benar diharapkan alat yang menimbang bahan yang akan
disiapkan dapat dioperasionalkan digunakan dalam budidaya ikan .
dengan benar. Peralatan yang dibuat
oleh pabrik biasanya didalam Ikan yang dipelihara didalam wadah
peralatan tersebut terdapat buku pemeliharaan akan tumbuh dan
manual untuk mengoperasionalkan berkembang oleh karena itu harus
alat. dipantau pertumbuhan di dalam
wadah pemeliharaan . Alat yang
Peralatan yang akan digunakan digunakan adalah seser, timbangan,
sebaiknya dilakukan pengecekan ember, baskom yang berfungsi untuk
keberfungsinya karena setiap alat menghitung pertumbuhan ikan yang

488
dibudidayakan didalam wadah dengan peraturan perusahaan dan
pemeliharaan. Selain itu diperlukan jangan menggunakan pakaian kerja
juga seser atau saringan halus pada yang basah. Pemakaian baju kerja
saat akan melakukan pemanenan yang basah dapat mengganggu
ikan. ikan yang telah dipanen kesehatan para pekerja oleh karena
tersebut dimasukkan kedalam ember itu pada para pekerja yang bekerja
plastik untuk memudahkan dalam berhubungan langsung dengan air
pengangkutan dan digunakan juga yang akan membasahi pakaian kerja
hapa untuk menampung ikan sebaiknya menggunakan pakaian
sebelum dijual. kerja yang terlindung dari air. Atau
dapat juga pada saat bekerja yang
Setelah berbagai macam peralatan berhubungan dengan air
yang digunakan dalam menggunakan pakaian kerja yang
membudidayakan ikan diidentifikasi khusus dan jika sudah selesai
dan dijelaskan fungsi dan cara dengan pekerjaan bisa
kerjanya , langkah selanjutnya menggunakan pakaian yang lain
adalah melakukan pembersihan atau sehingga kesehatan para pekerja
perawatan sesuai dengan jenis tetap terjamin. Penggunaan pakaian
peralatannya. Peralatan yang sudah kerja yang basah dapat
dibersihkan dari segala benda yang mengakibatkan kesehatan para
dapat menurunkan kualitas pekerja terganggu. Oleh karena itu
pekerjaan dapat langsung digunakan harus dipikirkan pakaian kerja yang
sesuai dengan prosedur. tepat bagi para pekerja yang bermain
dengan air sebagai media hidup ikan
Dengan melakukan pengecekan yang dipeliharanya.
pada semua peralatan yang akan
digunakan untuk budidaya ikan maka Keselamatan kerja dalam kegiatan
telah dilakukan pencegahan budidaya ikan yang menggunakan
terhadap kecelakaan kerja. peralatan listrik harus diperhatikan
Kecelakaan kerja dapat terjadi beberapa hal yang biasanya
karena kelalaian atau kecerobohan menyebabkan kecelakaan
dalam bekerja yang dapat membuat diantaranya adalah :
orang yang bekerja cedera. • Beban listrik terlalu besar untuk
satu stop kontak sehingga dapat
Kesehatan tempat bekerja pada menimbulkan pemanasan yang
dunia usaha budidaya ikan pada dapat membakar kulit kabel.
umumnya diruang terbuka sehingga • Sistem kabling yang tidak
kebutuhan oksigen untuk para memenuhi persyaratan standar
pekerja diluar ruangan tercukupi dan • Kesalahan menyambungkan
kondisi lingkungan budidaya ikan peralatan pada sumber listrik
yang berair mengakibatkan kondisi yang jauh lebih tinggi dari voltase
kelembaban ruang budidaya sangat yang seharusnya
lembab. Oleh karena itu dalam • Adanya tikus-tikus yang
melakukan kegiatan budidaya ikan mengerat kabel sehingga dapat
para pekerja harus selalu
menggunakan pakaian kerja sesuai

489
menimbulkan hubungan pendek sangat penting diperhatikan
atau kebakaran. karena berhubungan erat dengan
pengaruhnya pada zat-zat
Kesehatan dan keselamatan kerja higroskopis. Bahan kimia
pada usaha budidaya ikan yang higrokoskopis sangat mudah
mempunyai gudang bahan-bahan menyerap uap air dari udara,
kimia harus diperhatikan tentang juga dapat terjadi reaksi hidrasi
proses penyimpanannya. eksotermis yang akan
Penyimpanan bahan kimia yang menimbulkan pemanasan
salah dapat mengakibatkan ruangan. Kontrol terhadap
kecelakaan kerja yang diakibatkan kelembaban ruang penyimpanan
oleh kecerobohan manusia. Oleh penting dilakukan untuk
karena itu dalam menyimpan bahan mencegah kerugian-kerugian
kimia harus diperhatikan beberapa yang tidak diinginkan. Ada
faktor yang akan mempengaruhi beberapa alat pengukur
bahan kimia selama penyimpanan kelembaban yang dapat
digudang antara lain adalah : digunakan seperti higrometer,
1. Temperatur, terjadinya kenaikan termohigrometer atau termometer
suhu dalam ruang penyimpanan bola basah dan bola kering.
akan memicu terjadinya reaksi
bahkan dapat menyebabkan
terjadinya perubahan kimia. 3. Interaksi dengan wadah, bahan
Kondisi ini dapat mengubah kimia tertentu dapat berinteraksi
karakteristik bahan kimia. Resiko dengan kemasan atau wadah
berbahayapun dapat terjadi sehingga dapat merusak wadah
sebagai akibat kenaikan suhu di sampai akhirnya menyebabkan
dalam ruang penyimpanan. Oleh kebocoran. Kebocoran bahan
karena itu didalam ruangan kimia terutama yang berbahaya
penyimpanan bahan kimia harus dapat menimbulkan kecelakaan
terdapat alat ukur suhu ruang seperti ledakan, kebakaran dan
yaitu termometer. Ada beberapa melukai tubuh. Misalnya, wadah
termometer yang dapat yang terbuat dari bahan
mengukur temperatur ruangan. besi/logam, sebaiknya tidak
Termometer yang biasa digunakan untuk menyimpan
digunakan untuk mengukur suhu bahan kimia yang bersifat korosif
ruangan yaitu temperatur karena akan terjadi peristiwa
minimum dan maksimum. karatan/korosif sehingga akan
merusak wadah.
2. Kelembaban, kelembaban dapat
diartikan sebagai perbandingan 4. Interaksi antar bahan kimia,
tekanan uap air diudara terhadap selama penyimpanan bahan
uap air jenuh pada suhu dan kimia dapat berinteraksi dengan
tekanan udara tertentu. bahan kimia lainnya. Interaksi ini
Kelembaban dapat diartikan dapat mengakibatkan perubahan
sebagai banyaknya uap air karakteristik bahan kimia
diudara. Faktor kelembaban tersebut, misalnya interaksi

490
antara bahan kimia yang bersifat
oksidator dengan bahan kimia
yang mudah terbakar dapat
menimbulkan terjadinya
kebakaran, sehingga dalam
penyimpanannya harus terpisah.

Penggunaan bahan-bahan kimia


biasanya dilakukan pada usaha
budidaya ikan yang intensif dan
melakukan kegiatan pengukuran
kualitas air, kesehatan ikan dengan
bahan-bahan kimia. Oleh karena itu
harus diperhatikan tentang
kesehatan dan keselamatan kerja
para pekerja yang bertanggungjawab
pada unit tersebut.

491
DAFTAR PUSTAKA

Abel. 1989. Water Pollutin Biology. Dept of Biology. Sunderland Polytechnic.


Halsted Press. New York.

Affandi,R., DS Sjafei, MF Rahardjo dan Sulistiono. 1992. Fisiologi Ikan. Pusat


Antar universitas Ilmu Hayati. IPB. Bogor.

Agrara T. 1976. Endokrinologi Umum. Airlangga University Press. Yogyakarta.


Alimuddin. 1994. Pengaruh waktu awal kejutan panas terhadap keberhasilan
Triploidisasi Ikan Lele Lokal (Clarias batrachus L). Skripsi. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.

Ath_Thar.M.H.F. 2007. Efektivitas promoter β-actin ikan medaka Oryzias


latipes dengan penanda gen hrGFP (humanized Renilla reniformis
Green Fluorescent Protein) pada ikan lele Clarias sp keturunan F0.
Skripsi. Departemen Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Andarwulan, dan S.Koswara. 1992. Kimia Vitamin. Rajawali Press. Jakarta.


Anonymous. 1985. Budidaya Rotifera (Brachionus plicatilis OF Muller) Seri Ke
Tiga. Proyek Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut. Serang.

Antik, E dan Hastuti,W. 1986. Kultur Plankton. Direktorat Jenderal Perikanan


bekerjasama dengan International Development Research Centre.
Jakarta.

Andrew JW, Sick LV. 1972. Studies on the nutritional requirement of dietary
penaeid shrimp. Proceedings of the World Mariculture Society 3:403-
414.

Alava VR, Lim C. 1983. The quantitative dietary protein requirement of


Penaeus monodon juveniles in controlled environment. Aquaculture
30:53-61.

492
Avers CG. 1986. molecular cell biology. Rutgers University. The Benjamin
Cummings Publising Co. Inc. 832 p.

Baustista-Teruel MN, Millamena OM. 1999. Diet development and evaluation


for juvenile abalone, Haliotis asinine: protein to energi levels.
Aquaculture 178:117-126.

Bonyaratpalin.M. 1989. Methodologies for vitamin requirement studies. Fish


Nutrition research in Asia. Edited by S.S de Silva. Proceeding of Third
Asian Fish Nutrition Network Meeting International Development.
Reseach Center of Canada. 58 – 67

Boyd. 1982. Water Quality Management for Pond Fish Culture. Auburn
University. Alabama. USA

Borgstrom G. 1962. Fish as Food Volume III. Nutrition, Sanitation and


Utilization. Academic Press, New York and London.

Bongers ABJ, EPC in’t Veld, K Abo-Hashema, IM Bremmer, EH Eding,


J.Komen, CJJ Richter. 1994. Androgenesis in common carp (Cyprinus
carpio) using UV irradiation in synthetic ovarian fluid and heat shocks.
Aquaculture, 122 : 119 – 132.

Catacuta,M.R and Coloso. 1997. Growth of juvenile Asian Seabass, Lates


calcarifer fed varyng carbohydrate and lipid levels. Aquculture, 149:
137-144.

Calduch-Giner. J.A, Duval H, Chesnel F, Boeuf G, Perez-Sanches J and


Boujard D. 2000. Fish Growth Hormone Receptor : Molecular
Characterization of Two Membrane-Anchored Forms. Journal of the
Endocrine Society : 3269 – 3273.

Campbell.N.A; Reece. J.N; Mitchell. L.G. 2002. Biologi. Edisi Kelima. Erlangga.
Jakarta.

Carman O. 1990. Ploidy manipulation in some warm water fish. Master’s


Thesis. Departement of Aquatic Biosciences. Tokyo University of
Fisheries. Japan.

Carman O. 1992. Chromosome set manipulation in some warm water fish. A


Dissertation. Departement of Aquatic Biosciences. Tokyo University of
Fisheries. Japan.

Chumadi dkk. 1992. Pedoman Teknis Budidaya Pakan Alami Ikan dan Udang.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat penelitian dan
Pengembangan Perikanan. Jakarta.

493
Cole, G.A. 1988. Textbook of Limnology. Third Edition. Waveland Press, Inc.
Illionis, USA.

Cowey,C.B and Walton,M.J. 1989. Intermedier metabolism, p : 259-329. In. J.E


Halver (Ed.), Fish Nutrition,2nd. Academic Press. New York.

Chris Andrews, Adrian Exell and Neville Carrington., 1988. The Manual of Fish
Health. New Jersey: Tetra Press,

Davis, D.A and Delhert MG III. 1991. Dietary Mineral Requirment of Fish and
Shrimp. Pages : 49 – 65. In : Proceedings of The Aquaculture Feed
Processing and Nutrition Workshop. Akimaya, D.M and Ronni K.H.T.
Singapore.

Davis, C.C. 1955. The marine and freshwater plankton. Michigan state
University Press. Chicago.

De Silva,S and T.A. Anderson. 1995. Fish Nutrition in Aquaculture. Chapman &
Hall, London.

Dieter Untergasser Translation by Howard H. Hirschhorn, 1989. Handbook of


Fish Diseases. T.F.H. Publications, Inc

Devlin,R.H, C.A. Biagi, T.Y. Yaseki. 2004. Growth, viability and genetic
characteristic of GH transgenic coho salmon strains. Aquaculture 236 :
607 – 632.

Dunham RA. 2003. Aquaculture and Fisheries Biotechnology Genetic


Approaches. CABI Publishing. Wallingford, Oxfordshire Ox 10.8 DE.
UK.

Effendi, H. 2000. Telaahan Kualitas Air. Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan


Lingkungan Perairan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Effendi, I. 2004. Pengantar Akuakultur. Penebar Swadaya. Jakarta.

Effendi. M.I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama.


Yogyakarta.

Fujaya. Y. 2004. Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan Teknik Perikanan.


Rineka Cipta. Jakarta.

Gong Wu, Yonghua Sun & Zuayan Zhu. 2003. Growth hormone gene transfer
in common carp. Aquatic Living Resources 16 : 416-420.

494
Glick. B.R and Pasternak.J.J. 2003. Molecular Biotechnology : Principles and
Applications of Recombinant DNA (Third Edition). ASM Press.
Washington, D.C.

Halver, J.E. 1988. Fish Nutrition. Academic Press. San Diego.

Hamre,K; B.Hjeltne; H.Kryi; S. Sandberg; M.Lorentzen; and O.Lie. 1994.


Decesed Concentration of Haemoglobin, Accumulation of Lipid
Oxidation Product”s and unchanged Skeletal Muscel in Atlantik Salmon.
Salmo salar Fed Low Dietary Vitamine E. Physiology and Biochemistry.
12 (5) : 421 – 429.

Harper. 1990. Biokimia. EGC (Penerbit Buku Kedokteran). Jakarta.

Hepher B. 1988. Nutrition of Pond Fish. Cambridge University Press.


Cambridge.

Halver JE. 1989. Fish Nutritiion 2nd edition. Academic Press Inc.

Jean L Marx. 1991. Revolusi Bioteknologi, diterjemahkan oleh Wildan Yatim .


Yayasan Obor Indonesia. Jakarta. 513 hal.

Jusuf.M. 2001. Genetika I. Struktur dan Ekspresi Gen. Sagung Seto. Jakarta.

Kobayashi S, Alimuddin, Tetsuro Morita, Misako Miwa, Jun Lu, Masato Endo,
Toshio Takeuci dan Goro Yoshikazi. 2006. Transgenic nile Tilapia
(Oreochromis niloticus) over-expressing growth hormone show reduced
ammonia excretion. Departement of Marine Biosciences Tokyo
University of Marine Science and Technology. Tokyo. Japan.

Koolman J and Rohm KH. 2001. Atlas berwarna dan teks biokimia. Wanadi SI
penerjemah. Sadikin M , editor. Jakarta : Hipokrates 2000.

Kebijakan DKP: Perikanan Budidaya 2003 Pedoman Teknis Penanggulangan


Penyakit Ikan Budidaya Laut. Departemen Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia

Kurniastuty, dkk., 2004. Hama dan Penyakit Ikan. Balai budidaya Laut
Lampung. Lampung.

Kuksis,A dan S. Mookerjea. 1991. Kolin. Vitamin. In Robert E. Olson (Eds),


Jilid II. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Lewin, R.A. 1976. The Genetic of Algae.Blackwell scientific Publications
Oxford. London. Edinburg.

495
Linder,M.C. 1992. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme (Alih bahasa : A.
Parakkasi dan A.Y. Amwila). UI Press. Jakarta.

Linder, M.C. 1992. Nutrisi dan Metabolisme Mikromineral. Hal : 261-344.


Dalam : Biokimia Nutrisi dan Metabolisme dengan pemakaian secara
klinis. Penerbit Universitas Indonesia. UI Press. Jakarta.

Lovel T. 1988. Nutrition and feeding of fish. An AVI Book. Published by Van
Nostrad Reinhold. New York.

Machin,L.J. 1990. Handbook of Vitamin. Second Edition Rivised and


Expanded.

Mc Vey,J.P and J.R.Moore. 1983. CRC Handbook of Marine Culture. Vol I.


Crustacean Aquaculture. CRC Press. Inc.Boca. Raton . Florida.

Millamena,M.O, R.m. Coloso and F.P. Pascual. 2002. Nutrition in Tropical


Aquaculture. Essential of fish nutrition, feeds and feeding of tropical
aquatic species. Aquaculture Departemen. Southeast Asian Fisheries
Development Center. Tingbauan. Iloilo, Philipines.

Muchtadi,D., Nurheni S.P, dan Made A. 1993. Metabolisme zat gizi : sumber,
fungsi dan kebutuhan bagi tubuh manusia. J.2. Pustaka Sinar Harapan.
Jakarta

Murray,R.K; D.K.Granner; P.A. Mayes; and V.W. Rodwell. 1999. Biokimia


Harper. Edisi 24. Penerbit Buku kedokteran EGC. Jakarta.

Mujiman, A. 1987. Makanan Ikan. Penebar Swadaya. Jakarta.

Matty. AS. 1985. Fish Endocrinology. Croom Helm London & Sydney Timber
Press. Portland. Oregon. 267p.

Morales et all. 2001. Tilapia chromosomal growth hormone gene expression


accelerates growth in transgenic zebra fish (Danio rerio). Marine
Biotechnology. Vol 4. No.2.

Muladno. 2002. Seputar Teknologi Rekayasa Genetika. Pustaka Wirausaha


Muda. Bogor. 123 hal.

NRC. 1993. Nutrient Requirement of Fish. Water Fishes and Shellfish. National
Academy of Sciencess. Washington DC.
O.A Conroy and R.L Herman 1966. Textbook Of Fish Diseases. Eastern Fish
Disease. Laboratory, Bureau of Sport Fisheries and Wildlife Leetown,
West Virginia.

496
Prentis. S. 1990. Bioteknologi, diterjemahkan oleh Wildan Yatim. Yayasan
Obor Indonesia. Jakarta 513 hal.

Promega. 1999. Technical Manual. pGEM – T and pGEM – T easy Vector


System. Instruction for use of products. USA.

Pennak,R.W. 1978. Freshwater Invertebrae of the United State.2nd ed. John


Wiley and Sons. New york.

Prawirokusumo,S. 1991. Biokimia Nutrisi (Vitamin). BPFE. Yogyakarta.

Purdom. C.E. 1993. Genetics and Fish Breeding. Chapman & Hall. London.

Randall, J.E., 1987. A Pliraninary synopsis of the Grouper (Perciformes;


Serranidae; epinephelinae)of the Indo – Pacific regionin J.J. Polavina,
S. Raiston (editors). Tropical Sappers and Grouper ; Biologi and
Fisheries Management. Westview Press inc., Boulder and London.

Rahman. MA and Maclean N. 1992. Production of transgenic tilapia


(Oreochromis niloticus) by one-cell-stage microinjection. Aquaculture, 105
(1992) 219 – 232. Elsivier Science Publisher B.V. Amsterdam.

Rocha A, S Ruiz, A Estepa and J.M Coll. 2004. Application of Inducible and
Targeted Gene Strategies to produce Transgenic Fish : A review. Marine
Biotechnology 6, 118 – 127. Springet-Verlag. New York. LLC.

Sambrook.J, Fritssch, E.F, Maniatis,T. 1989. Molecular Cloning. A Laboratory


Manual. Second edition. Cold Spring Harbor Lobaratory Press. USA.

Suharsono dan Widyastuti,U. 2006. Penuntun Praktikum Pelatihan Teknik


Dasar Pengklonan Gen. Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan
Bioteknologi. Institut Pertanian Bogor.

Suharsono. 2006. Prinsip Pengklonan Gen Melalui Teknologi DNA


Rekombinan. Pelatihan Teknik Dasar Pengklonan Gen. Bogor.

Sumantri.D. 2006. Efektifitas ovaprim dan aromatase inhibitor dalam


mempercepat pemijahan pada ikan lele dumbo Clarias sp. Skripsi.
Departemen Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Institut Pertanian Bogor. Bogor. 37 hal.

Sumantadinata,K. 2005. Materi narasumber Diklat Guru perikanan se


Indonesia. Departemen Pendidikan Nasional.

Suyanto.R.S. 1999. Budidaya Ikan Lele. Penebar Swadaya. Jakarta.

497
Sandness,K. 1991. Studies on Vitamin C in Fish Nutrition Dept of Fisheries and
Marine Biologi. University of Bergen Norway.

Shiau,S.Y and C.W.Lan. 1996. Optimum dietary protein level and protein to
energy ratio for growth of grouper (Epinephelus malabaricus).
Aquaculture, 145: 259 – 266

Shimeno,S.H, Hosokawa and M.Takeda. 1996. Metabolic response of juvenile


yellowtail to dietary carbohidrat to lipid ratios. Fisheries Science, 62 :
945 - 949

Sumantadinata, K., 1983. Pengembangbiakan Ikan-ikan Peliharaan di


Indonesia. Sastra Hudaya.

Sukma, O.M., 1987. Budidaya Ikan. Jakarta: Depdikbud.

Suseno, 1994. Pengelolaan Usaha Pembenihan Ikan Mas. Jakarta: Penebar


Swadaya.

Shepherd,J and Bromage, N. 2001. Intensive Fish Farming. Blackwell Sciene


Ltd. London.

Steffens W. 1989. Principles of Fish Nutrition. Ellis Horwood Limited. John


Wiley & Sons. England.

Stephen Goddard. 1996. Feed Management In : Intensive Aquaculture.


Chapman & Hall, New York.

Syarizal. 1988. Kadar optimum Vitamin E ( α-Tocoferol) dalam Pakan Induk


ikan (Clarias batracus Linn). Thesis. IPB. Bogor.

Smith. 1982. Introduction to Fish Physiology. Publication Inc. England. P. 115.

Tacon,A.G.J. 1987. The Nutrition and Feeding of Farmed Fish and Shrimp a
Training Manual. FAO. Brazil.

Tacon,A.G.j. 1991. Proceeding of The Nutrition Workshop. American Soybeen


Association. Singapore.

Takeuchi W. 1988. Fish Nutrition and mariculture. Departemen of aquatic


Biosc. Tokyo University of Fisheries. JICA.

Takeuchi; T.K. Watanabe; S. Satoh and T. Watanabe. 1992. Requirements of


Grass Carp Fingerling for α-Tocoferol. Nipon. Suisan Galakkashi. 58
(9) : 743 – 1749.

498
Teknologi Tepat Guna, 2005. Pedoman Teknis Penanggulangan Penyakit Ikan
Budidaya Laut. Menteri Negara Riset dan Teknologi

Taufik Ahmad, Erna Ratnawati, dan M. Jamil R. Yakob. 2002, Budi Daya
Bandeng Secara Intensif. PT. Penebar Swadaya, Jakarta.

Tucker, C.S and Hargreaves, J.A. 2004. Biology and culture of Channel
Catfish. Elsevier. B.V. Amsterdam.

Volckaert.F.A, Hellemans.B.A, Galbusera.P, and Ollevier. F. 1994.


Replication, expression, and fate of foreign DNA during embryonic
and larval development of the African catfish (Clarias gariepinus).
Molecular Marine Biology and Biotechnology 3(2) 57 – 69.

Watanabe, T. 1988. Fish Nutrition and Mariculture. JICA Texbook The General
Aquaculture Course. Kanagawa International Fisheries Training
Centre Japan International Cooperation agency.

Wilson,R.P. 1994. Utilization of dietary carbohydrate by fish. Aquaculture, 124 :


67 – 80.

Yoshimatsu, dkk., 1986. Grouper final Report Marine Culture Research and
Development in Indonesia. ATA 192, JICA. P 103 – 129.

Yatim W. 1996. Genetika. Tarsito . bandung . 124 hal.

Zairin.M.J. 2003. Endokrinologi dan perannya bagi masa depan Perikanan


Indonesia. Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap Ilmu Fisiologi Reproduksi
dan Endokrinologi Hewan Air. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Zairin.M.J. 2002. Sex Reversal Memproduksi Benih Ikan Jantan dan Betina.
Penebar Swadaya. Jakarta.

499
Gusrina
untuk
Sekolah Menengah Kejuruan

Gusrina

BUDIDAYA IKAN
ISBN XXX-XXX-XXX-X

Buku ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan telah
dinyatakan layak sebagai buku teks pelajaran berdasarkan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 46 Tahun 2007 tanggal 5 Desember 2007 tentang
Penetapan Buku Teks Pelajaran yang Memenuhi Syarat Kelayakan untuk Digu-
nakan dalam Proses Pembelajaran.

HET (Harga Eceran Tertinggi) Rp. 7.888,00


untuk SMK

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional

You might also like