You are on page 1of 4

FIELDTRIP GUNUNG WALAT 2010

Sabtu, 25 September 2010

Pukul 07.00 WIB


Cuaca sehabis hujan

Sekitar 30 orang GEA berkerumun


di lapangan parkir belakang di pagi
hari yang sejuk setelah hujan deras.
Kami sarapan nasi bungkus
bersama-sama lalu berfoto
bersama. dengan spanduk yang
bertuliskan FIELDTRIP HMTG
“GEA” ITB OBSERVASI
GUNUNG WALAT 2010. Setelah
berfoto bersama, kami melingkar,
berdo’a demi kelancaran acara, dan
meneriakkan teriakan membakar
semangat 1…2…3….GEA!!! Lalu
kami naik bis yang telah disewa
dengan tujuan Gunung Walat, Kec. Cibadak, Sukabumi.

Bis yang kami naiki melaju perlahan sehingga kami sampai di lokasi pertama dalam
waktu 5 jam. Sebelum kami turun dari bis, kami makan siang dengan nasi bungkus
terlebih dulu agar tiba di lokasi kami langsung bisa observasi singkapan. Pukul 12.00,
cuaca sedikit berawan, turun dari bis kami
briefing terlebih dahulu untuk pembagian
perlengkapan yaitu palu, kompas (limited) dan
peta geologi (perorangan) . Lalu kami sedikit
mendaki bukit sampai ke dekat deretan singkapan.
Yang menjadi tour guide (begitu permintaannya)
adalah Eril Suhada GEA ’97 dan Lisnanda GEA
’05. Sang tour guide memberi briefing singkat
tentang tujuan fieldtrip kali ini, yaitu
membiasakan kami untuk melakukan observasi di
lapangan dengan langkah-langkah yang baik
dan benar.

Singkapan 1
Pukul 12.15 WIB
Cuaca cerah

Kami menemukan singkapan berupa litologi


batupasir dan batulempung karbonan.
Singkapannya dalam kondisi segar, lebar sekitar
70 m, dan tinggi 10
m. Terdapat struktur
perlapisan batuan
dan sesar yang
berbentuk X seperti
pada foto (maaf
kalau kurang
lengkap). Yang
belum Karsam
memperlancar
langkah-langkah
observasi yaitu plotting lokasi, pengamatan, membuat sketsa
singkapan, deskripsi batuan, dan mencatat. Yang sudah ke Karsam memperlancar
langkah observasi dan berinterpretasi agar pemetaan TA lancar. Setelah kami yang
peserta melakukan observasi, Eril dan Lisnanda mengajak kami sedikit diskusi. Di sini
Pepi 07 menjelaskan hasil pengamatan dan interpretasinya tentang adanya geometri
sungai dan arah pengendapan (CMIIW) (jenius)

Singkapan 2.
Pukul 13.30 WIB
Cuaca berawan.

Kami menemukan singkapan kedua yang unik. Di bagian utara singkapan ditemukan
lapisan batupasir dan batulempung karbonan yang memiliki dip 46o. Di bagian selatan
singkapan, lapisan batupasir dan
batulempung karbonan memiliki
dip yang datar (6o) dan
berbatasan di bagian tengah
singkapan seperti pada foto.
Diperkirakan terdapat bentuk
antiklin dan sesar naik dan Eril
belum yakin akan penyebabnya.
Menurutnya, berdasarkan trend
arah gaya di Pulau Jawa,
seharusnya bentuk antiklin
menunjukkan arah gaya dan
berada di bagian selatan
sedangkan sesar naik sebagai
akibat dari gaya tersebut berada
di bagian utara. Namun di singkapan ini, hal yang ditemukan adalah sebaliknya-
interpretasi antiklin berada di bagian utara dan sesar naik berada di bagian selatan
CMIIW-Eril menduga sesarnya antitetik. Lagi-lagi kami memperlancar observasi
lapangan dan interpretasi, dan juga kami belajar mengetahui hubungan singkapan 2 dan
singkapan 1-terdapat perbedaan dip lapisan batuan dari singkapan 2 dan singkapan 1.
Sementara anak-anak sandbox yaitu Fitrah, Manda, dan Billy mulai berteori dan
berargumen sampai menyinggung syn-rift (ngeri).
Selesai pengamatan singkapan kedua, sekitar pukul 14.30 tiba-tiba hujan cukup deras dan
kami berteduh di sebuah masjid kecil. Kami solat dan beristirahat menunggu hujan reda.
Setelah hujan menjadi gerimis kami lanjutkan observasi ke lokasi kedua yaitu
pertambangan batupasir kuarsa yang terletak 2 km dari lokasi pertama ini. Kami kembali
ke bis terlebih dahulu pada pukul 15.30.

Sampai lokasi dua, kami turun dari bis dan berjalan memasuki area pertambangan. Jalan
di sini mengitari bukit mengikuti jalur tambang yang ditutupi bongkah-bongkah
batugamping. Di kiri dan kanan terkadang terdapat tumpukan batupasir kuarsa yang telah
ditambang, dan batupasirnya terlihat menarik karena dari jauh bongkahnya terlihat seperti
granit...Sedikit berjalan mengitari bukit, kami menemukan singkapan di sisi kanan jalan
tambang.

Singkapan 3
Pukul 16.00
WIB
Cuaca hujan

Pada singkapan
ini terdapat
kontak bidang
perlapisan
antara
konglomerat
dan batupasir
kuarsa.Kami
melakukan
langkah-langkah
observasi-
mengambil data dan
menginterpretasi-sampai akhirnya Eril menjelaskan pemahamannya. Kami sebagai
peserta fieldtrip juga diminta Eril untuk menghubungkan singkapan ketiga ini dengan
singkapan di lokasi pertama dan kedua.

Segera setelah selesai pengamatan di singkapan ketiga, hujan deras kembali mengguyur
sehingga kami berteduh di pinggir rumah warga. Selanjutnya saat hujan reda kami
kembali ke jalan tambang untuk menuju dua singkapan terakhir hari itu.

Singkapan 4
Pukul 17.00 WIB
Cuaca berawan

Pada singkapan keempat ini dijumpai litologi serta kedudukan lapisan yang sama dengan
singkapan ketiga, sehingga hubungannya selaras dan menerus dari singkapan ketiga.
Singkapan 5
Pukul 17.15 WIB
Cuaca berawan

Lokasi terakhir merupakan bagian dari bukit yang sedang ditambang. Di singkapan
kelima atau terakhir, ditemukan litologi berupa batupasir kuarsa, batupasir
konglomeratan, konglomerat, dan batulempung karbonan. Saat dilakukan pengukuran dip
didapat bahwa arah dip di singkapan ini
berlawanan arah dengan singkapan 3 dan
4. Lalu Eril menjelaskan bahwa di
singkapan ini terdapat geometry
channel yang besar dan terlihat di
batupasir. Juga Eril menambahkan
bahwa tidak terdapat struktur sesar
yang besar di sini, melainkan yang
terlihat tersebut adalah bekas
aktivitas penambangan.

Usai mengamati,kami berfoto di


depan singkapan terakhir pada pukul
18.00. Setelah itu kami berjalan menuju bis kembali. Saat perjalanan turun bukit langit
mulai gelap malam dan tidak adanya penerangan membuat perjalanan turun menjadi
seru! Sampai di bis
sekitar pukul 18.30,
kami ngopi-ngopi dulu
di warung di tempat
parkir truk tambang
sambil beres-beres
perlengkapan yang
dibagikan tadi. Pukul
19.10 kami berangkat
kembali ke kampus, dan
sampai di kampus
pukul 23.30 WIB.

Terimakasih kepada
GEA-GEA peserta
fieldtrip, Pak Mino
(sponsorr brur hehee),
Eril, dan Lisnanda atas ilmunya sehingga kami tersadar masih totos dan terjunnya diri ini.
Semoga kami bisa sengeri dan lebih ngeri dari kalian...Aaaaamin

You might also like