You are on page 1of 100

ANALISIS FAKTOR KETERLAMBATAN PADA

PROYEK BANGUNAN KEAIRAN

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat - syarat Guna Menyelesaikan


Program Studi Strata Satu (S1)Teknik Sipil Pada Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Tadulako

Disusun & Diajukan Oleh :

FRANGKY KAMPEY
F 111 03 176

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
2009
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis hanturkan kepada Allah SWT
Tuhan yang maha esa atas limpahan rahmat, karunia dan hidayahNya serta hanya
dengan ridhaNya sehingga penulisan tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik.
Tak lupa salawat dan salam dihanturkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW,
keluarga serta pengikut-pengikut beliau yang setia.
Penulisan ini merupakan salah satu persyaratan guna untuk menyelesaikan
studi di Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil Program Studi Strata Satu (S-1)
Universitas Tadulako. Adapun judul tugas akhir ini adalah :

“Analisis Faktor Keterlambatan Pada Proyek Bangunan Keairan”

Dengan berbekal ilmu selama masa perkuliahan dan berbagai pengalaman


aktivitas yang diperoleh di luar, telah disadar kemampuan penulis masih sangat
terbatas, sehingga penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan saran dan kritikan dari semua pihak demi kesempurnaan
penulisan ini.
Pada kesempatan ini penulis hanturkan banyak terima kasih sebesar-besarnya
dan diiringi do’a atas tuntunan dan bimbingan yang tulus hati kepada yang terhormat :
- Bapak Ir. Donny Mangitung, M.Sc, Ph.d selaku Pembimbing I.
- Bapak Adnan Fadjar, ST, Meng.Sc selaku Pembimbing II.
yang selama penulisan tugas akhir ini selalu meluangkan waktu dan perhatian dalam
memberikan arahan dan petunjuk sejak awal penyusunan proposal hingga tersusunnya
tugas akhir ini.
Selain itu terima kasih dan penghargaan yang tulus hati juga penulis
persembahkan kepada yang terhormat :
- Bapak H. Sahabuddin Mustafa, SE, MS selaku Rektor Universitas Tadulako.
- Bapak Ir. H. Andi Hasanudin Azikin, Msi selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Tadulako.
- Bapak Ir. Burhan Tatong selaku Pembantu Dekan I, Ibu Ir. Hajatni Hasan,
M.Si selaku Pembantu Dekan II dan Bapak Ir. Faturrahman Mansyur Selaku
Pembantu Dekan II Fakultas Teknik Universitas Tadulako.
- Bapak Nur Hidayat, ST, MT selaku Ketua dan Ibu Sriyati Ramadhani, ST, MT
selaku sekertaris Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tadulako.
- Bapak Kusnindar A. Chauf, ST, MT selaku Ketua dan Bapak Hendra Setiawan,
ST, MT selaku Sekertaris Program Studi Teknik Sipil Strata Satu Fakultas Teknik
Universitas Tadulako.
- Bapak Ir. James Nurtanio, M.Si ; Bapak Ir. Armin Basong, M.Si ; Bapak
Ruslan M. Yunus, ST, MT ; Ibu Mastura Labombang, ST, MT ; Bapak Andi
Asnudin, ST, MT dan Bapak Yassir Arafat, ST, MT selaku Dosen penguji.
- Seluruh Staf Pengajar dan Staf Pegawai yang berada di lingkungan Fakultas
Teknik Universitas Tadulako.
- Seluruh Teman-teman Fakultas Teknik, Teman-teman INSOMNIA TEKNIK
CAMP, dan Teman yang tidak sempat tersebutkan namanya satu persatu.
Teristimewa penulis persembahkan skripsi ini sebagai tanda terima kasih yang
sangat tulus serta sembah sujud penuh rasa hormat dan cintaku kepada kedua orang
tua tercinta Ibunda Maria Saroengoe dan Ayahanda Drs. Hasanuddin Kampey yang
telah melahirkan, membesarkan, mendidik serta selalu melantunkan do’a dan kasih
sayang yang tak akan pernah ternilai harganya. Kepada Kakak dan adikku Haris
Irawan, SP, Zulkifly, SH dan Handy Lesmana atas pengertian dan pengorbanan
yang diberikan selama ini. Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada yang
tersayang Merry Vigrina. Ucapan terima kasih kepada rekan-rekanku seperjuangan
Andy Rahmadi Herlambang, ST ; Ershanty Natsir, ST. Semoga Allah SWT,
memberikan balasan dari semua kebaikan dan ketulusan yang telah diberikan kepada
penulis. Semoga penulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat
dikembangkan oleh peneliti selanjutnya, Amiin.

Palu, Desember 2009

Penulis,

Frangky Kampey, Amd


Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar

Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil


tapi berusahalah menjadi manusia yang berguna

Hidup adalah “Pilihan”, segeralah tentukan “Pilihanmu” …


atau “Pilihan” akan menentukan hidupmu

Don’t waste the time, or time will waste you

All our dreams can come true, if we have the courage to pursue them

merry_angkycelo@yahoo.com
ABSTRAK

FRANGKY KAMPEY, “Analisis Faktor-faktor Keterlambatan Pada Proyek


Bangunan Keairan”
(Dibimbing oleh Donny Mangitung dan Adnan Fadjar).

Setiap proyek konstruksi lazimnya mempunyai rencana pelaksanaan dan


jadwal pelaksanaan yang tertentu, kapan pelaksanaan proyek tersebut harus dimulai,
kapan harus diselesaikan dan bagaimana proyek tersebut akan dikerjakan, serta
bagaimana penyediaan sumber dayanya. Namun, tidak semua proyek konstruksi
dapat selesai tepat pada waktu sesuai yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak.
Untuk itu, dalam penelitian ini diteliti faktor-faktor yang dapat menyebabkan
terjadinya keterlambatan pada proyek konstruksi bangunan keairan yang ada di Kota
Palu dan Donggala.

Respoden yang dipilih dala penelitian ini adalah pihak pemilik proyek,
konsultan pengawas serta kontraktor pelaksana yang terkait dengan proyek yang
sedang berjalan. Metode yang digunakan yaitu studi literatur dan pengumpulan data
dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner. Data diolah dengan menggunakan
statistik nonparametric dengan menggunakan program Statistical Product and Service
Solution (SPSS) dan Microsoft Excel untuk mendapatkan nilai Relative Rank Index
(RRI) yang akan menunjukkan peringkat dari faktor-faktor yang berpengaruh
menyebabkan keterlambatan untuk proyek konstruksi bangunan keairan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang paling dominan


menyebabkan keterlambatan pada proyek konstruksi adalah kondisi cuaca yang tak
terduga sebelumnya, tenaga kerja yang digunakan tidak terampil, kontraktor
menangani proyek di berbagai tempat, kekurangan tenaga kerja/personil, peralatan
yang digunakan sering mengalami kerusakan, kekurangan peralatan, ketidak patuhan
terhadap kontrak kerja, adanya perubahan kebijakan Pemerintah, keterlambatan yang
disebabkan oleh subkontraktor atau pemasok, dan material yang digunakan jarang
ditemui dipasaran.

Kata kunci : Indeks Ranking Relatif (RRI), Keterlambatan, Proyek Bangunan


Keairan.
ABSTRACT

FRANGKY KAMPEY, “Delay Factors Analysis on Water Building Project”


(Supervised by Donny Mangitung dan Adnan Fadjar).

Each construction project, generally has certain plan and schedule, when to
start the project, when to complete and how the project will be conducted, and how to
provide the resources. However, not all construction projects can be completed as
planned in contract document. Therefore, this research will study about delay factors
on water building project in Palu and Donggala.

The chosen respondents in this research were the project owner, site consultant
and contractor, who were involved in the on-going project. The methods used were
study literature and data collection which was conducted by giving out questionnaires.
The data were processed using non-parametric statistic and Statistical Product for
Service Solution (SPSS) and Microsoft Excel to get the Relative Rank Index value
which would show the rank of influencing factors that caused delay on water building
projects.

The result showed that the most dominant factors that caused delay on project
construction were unpredictable weather condition, unskillful labor, contractors who
handled many projects, insufficient amount of skilled labors, broken tools, insufficient
amount of tools, indiscipline towards contract, change in Government policy, delay
caused by the supplier and materials needed in project could not easily be found in
market.

Keywords : Relative Ranks Index (RRI), Delays, Water Building Projects.


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i


LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
ABSTRACT .......................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ x
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 3
C. Batasan Masalah .......................................................................... 3
D. Tujuan Penelitian ......................................................................... 3
E. Manfaat Penelitian ....................................................................... 4
F. Metode Penelitian ........................................................................ 4
G. Sistimatika Penulisan .................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Manajemen Proyek Konstruksi ................................................... 7
B. Pelaksanaan Proyek ..................................................................... 11
C. Hambatan Dalam Pelaksanaan Proyek Konstruksi ..................... 13
D. Hambatan Dalam Pelaksanaan Proyek Konstruksi Bangunan
Keairan ........................................................................................ 21
BAB III METODE PENELITIAN
A. Umum .......................................................................................... 24
B. Lokasi Penelitian ......................................................................... 24
C. Sampel Penelitian ........................................................................ 24
D. Tahapan Penelitian ...................................................................... 25
E. Perancangan Kusioner dan Sampel ............................................. 26
F. Validasi Kusioner ........................................................................ 26
G. Proses Pengumpulan Data ........................................................... 27
a. Data Sekunder ......................................................................... 27
b. Data Primer ............................................................................. 27
H. Analisa Data ................................................................................ 28
a. Statistik Deskriptif .................................................................. 28
b. Statistik Inferensial ................................................................. 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Validasi Kusoner ......................................................................... 32
B. Proses Pengumpulan Data ........................................................... 33
C. Karateristik Responden ............................................................... 35
D. Analisa Faktor-faktor Yang Berpotensi Menyebabkan
Keterlambatan Proyek Bangunan Keairan .................................. 39
1. Hasil Analisa Realibility Cronbach’s Alpha .......................... 40
2. Hasil Analisa Relative Rank Indeks dan Rangking ............... 40
3. Analisa Korelasi Spearman’s Rank ........................................ 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan .................................................................................. 51
B. Saran ............................................................................................ 52

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 53


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian ....................................................................... 55


Lampiran 2. Matriks Kusioner ............................................................................ 61
Lampiran 3. Bagan Alir Proses Pengumpulan Data ........................................... 64
Lampiran 4. Data-data Proyek Yang Diteliti ...................................................... 66
Lampiran 5. Rekap Jawaban Responden ............................................................ 69
Lampiran 6. Tabel RRI dan Rangking Secara Umum (Overall) ........................ 73
Lampiran 7. Tabel Rangking Faktor Tiap Kategori ............................................ 74
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Tujuan dan motivasi peserta yang terlibat dalam proyek ................. 13
Tabel 2.2. Faktor yang menyebabkan keterlambatan pada proyek-proyek
di Indonesia ...................................................................................... 17
Tabel 2.3. Faktor penyebab dari variasi kualitas ............................................... 18
Tabel 2.4. Faktor penyebab dari variasi biaya yang dapat disebabkan oleh
pengguna jasa ................................................................................... 18
Tabel 2.5. Faktor penyebab dari variasi biaya yang disebabkan oleh
Kontraktor ........................................................................................ 19
Tabel 2.6. Faktor penyebab dari variasi biaya yang disebabkan oleh
faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh pengguna jasa
dan kontraktor ................................................................................... 19
Tabel 2.7. Faktor penyebab dari variasi waktu yang disebabkan oleh
pengguna jasa ................................................................................... 19
Tabel 2.8. Faktor penyebab dari variasi waktu yang disebabkan oleh
Kontraktor ........................................................................................ 20
Tabel 2.9. Faktor penyebab dari variasi waktu yang disebabkan oleh
faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh pengguna jasa
dan kontraktor ................................................................................... 20
Tabel 2.10. Matriks Hubungan Antara Jenis Keterlambatan dengan
Sebab-sebab Keterlambatan Waktu Pelaksanaan Proyek untuk
proyek Bangunan Keairan ................................................................ 22
Tabel. 4.1. Hasil Pilot Studi terhadap kelayakan kuesioner yang telah
di sebarkan ........................................................................................ 32
Tabel 4.2. Realibility Statistics Untuk Tingkat Frekuensi Terjadinya Faktor ... 40
Tabel 4.3. Realibility Statistics Untuk Dampak Faktor Terhadap
Keterlambatan .................................................................................. 40
Tabel. 4.4. RRI dan Rangking Faktor Penyebab Keterlambatan Responden
secara Umum (Overall) .................................................................... 44
Tabel 4.5. Korelasi Spearmans Rank Berdasarkan Faktor-faktor yang
Paling mempengaruhi keterlambatan Proyek Bangunan Keairan ... 47
Tabel 4.6. Korelasi Spearmans Rank Berdasarkan Kategori Proyek
Yang Dikerjakan (U3) ...................................................................... 49
Tabel 4.7. Korelasi Spearmans Rank Berdasarkan Kategori Sumber
Dana (U5) ......................................................................................... 49
Tabel 4.8. Korelasi Spearmans Rank Berdasarkan Kategori Pendidikan
Terakhir (U6) .................................................................................... 49
Tabel 4.9. Korelasi Spearmans Rank Berdasarkan Kategori Lama
Pengalaman Kerja (U7) .................................................................... 50
Tabel 4.10. Korelasi Spearmans Rank Berdasarkan Kategori Status
Responden Di Proyek (U8) .............................................................. 50
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Konsep/Proses manajemen dalam melaksanakan proyek ............ 9


Gambar 2.2. Sasaran proyek yang juga merupakan tiga kendala
(triple constraint) ......................................................................... 11
Gambar 3.1. Bagan Alir Proses Penelitian ........................................................ 25
Gambar 3.2. Skala Ordinal ................................................................................ 29
Gambar 4.1. Persentase Berdasarkan Pemilihan Kontraktor ............................ 35
Gambar 4.2. Persentase Berdasarkan Jenis Kontrak ......................................... 35
Gambar 4.3. Persentase Berdasarkan Proyek Yang Dikerjakan ....................... 36
Gambar 4.4. Persentase Berdasarkan Nilai Kontrak Proyek ............................. 36
Gambar 4.5. Persentase Berdasarkan Sumber Dana ......................................... 37
Gambar 4.6. Persentase Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir ................. 37
Gambar 4.7. Persentase Berdasarkan Lama Pengalaman Kerja ........................ 38
Gambar 4.8. Persentase Berdasarkan Status Responden di Proyek .................. 39
frangkykampey*F11103176

Analisis faktor keterlambatan


pada proyek bangunan keairan
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Industri kontruksi merupakan salah satu industri yang memberikan kontribusi


signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara. Kontribusi industri melalui
penyediaan tenaga kerja kepada masyarakat dapat menurunkan jumlah pengangguran
atau meningkatkan jumlah pendapatan dan konsumsi masyarakat yang akhirnya akan
memberikan sumbangan positif terhadap pembangunan. Agar industri kontruksi
memberikan nilai tambah bagi pembangunan maka sistim pengelolaan industri harus
dilakukan secara profesional dan efektif pada semua aspek yang terlibat dalam suatu
proyek konstruksi.
Setiap proyek konstruksi mempunyai jangka waktu pelaksanaan yang telah
ditetapkan di dalam dokumen kontrak pekerjaan. Namun, tidak semua proyek
konstruksi dapat selesai tepat pada waktu yang telah ditetapkan dalam dokumen
kontrak. Begitu juga di Kota Palu, dimana perusahaaan-perusahaan yang bergerak
dibidang jasa konstruksi yang sering menangani proyek-proyek bangunan keairan juga
terkadang mengalami keterlambatan. Keberhasilan melaksanakan proyek konstruksi
tepat pada waktunya adalah salah satu tujuan terpenting, baik bagi pemilik maupun
kontraktor. Keterlambatan adalah sebuah kondisi yang sangat tidak dikehendaki,
karena akan sangat merugikan kedua belah pihak dari segi waktu dan biaya.
Proyek konstruksi juga semakin hari menjadi semakin kompleks sehubungan
dengan standar-standar baru yang ditetapkan, teknologi yang canggih, dan keinginan
owner untuk melakukan penambahan ataupun perubahan lingkup pekerjaan.
Suksesnya sebuah proyek tak lepas dari kerja sama antara pihak-pihak yang terlibat
didalamnya yaitu owner, enginer dan kontraktor. Pihak-pihak tersebut mempunyai
kepentingan dan tujuan yang berbeda sehingga konflik/perselisihan dapat
mengakibatkan keterlambatan yang selalu timbul akibat perbedaan pendapat pada saat
perencanaan dan pembangunan proyek.
Semakin besar suatu proyek, berarti semakin kompleks mekanismenya yang
berarti semakin banyak masalah yang harus di hadapi, jika tidak ditangani dengan
benar berbagai masalah tersebut akan mengakibatkan dampak berupa keterlambatan
penyelesaian proyek, penyimpangan mutu hasil, pembiayaan membengkak,
pemborosan sumber daya, persaingan tidak sehat diantara para pelaksana, serta
kegagalan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan.
Ketidaklancaran pekerjaan akan menyebabkan kerugian, baik moril maupun
materil. Pihak yang terkena dampak tersebut adalah pihak pemakai, dalam hal ini
masyarakat pengguna jasa konstruksi. Disisi lain, pihak kontraktor dan pihak
konsultan pun juga akan mengalami kerugian. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan
juga tak luput berdampak pada pemilik proyek (project owner) yang mengakibatkan
kerugian terhadap waktu operasi proyek, sehingga penggunaan hasil pembangunan
proyek menjadi terlambat.
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas dan berdasarkan penelitian
sebelumnya yang telah dilakukan oleh Wahyu waliansyah, Rahmat Hidayat dan
Rastuti Tamsil pada tahun 2007 tentang keterlambatan proyek bangunan keairan, akan
tetapi penelitian tersebut hanya mendefinisikan faktor-faktor penyebab keterlambatan
proyek secara umum berdasarkan pengalaman pribadi atau persepsi pengguna jasa,
kontraktor dan konsultan pengawas maka penulis akan melakukan penelitian lebih
lanjut dari peneliti sebelumnya berdasarkan jenis proyek secara detail, yaitu frekuensi
terjadinya faktor keterlambatan dan dampaknya terhadap jadwal proyek yang
berpotensi menyebabkan keterlambatan pada proyek bangunan keairan berdasarkan
persepsi dari kontraktor, konsultan pengawas dan pemilik proyek (project owner)
yang berada di Kota Palu dan sekitarnya untuk proyek yang sedang berlangsung pada
tahun anggaran 2008.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mencoba untuk merumuskan


masalah yang menjadi perhatian dalam penelitian ini adalah potensi faktor-faktor yang
dapat menyebabkan keterlambatan proyek bangunan keairan berdasarkan persepsi dari
pengawas kontraktor, konsultan pengawas dan pemilik proyek (project owner) yang
berada di lokasi proyek.

C. Batasan Masalah

Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis membatasi permasalahan pada potensi
faktor-faktor yang dapat menyebabkan keterlambatan proyek bangunan keairan
berdasarkan persepsi dari pengawas kontraktor, konsultan pengawas dan pemilik
proyek (project owner) yang berada di lokasi proyek, dikaitkan dengan tingkat
keseringan dan level dampak faktor-faktor tersebut yang terjadi di lapangan untuk
proyek bangunan keairan yang sedang berlangsung pada tahun anggaran 2008 di Kota
Palu dan sekitarnya.

D. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui faktor-faktor yang berpotensi menyebabkan keterlambatan


proyek bangunan keairan berdasarkan persepsi dari pengawas kontraktor, konsultan
pengawas dan pemilik proyek (project owner) yang berada di lokasi proyek untuk
Kota Palu dan sekitarnya.
Penelitian ini juga bertujuan menyusun peringkat dari masing-masing faktor
yang dapat menjadi faktor potensi penyebab terlambatnya proyek bangunan keairan.
E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian tugas akhir ini adalah :


1. Memberikan informasi tentang potensi-potensi faktor yang dapat menyebabkan
keterlambatan proyek bangunan keairan berdasarkan persepsi dari pengawas
kontraktor, konsultan pengawas dan pemilik proyek (project owner) yang berada
di Kota Palu dan sekitarnya.
2. Sebagai bahan atau referensi untuk menentukan kebijakan bagi pihak pengawas
kontraktor, konsultan pengawas dan pemilik proyek (project owner), sehingga
proyek yang ditangani dapat selesai tepat waktu.

F. Metode Penelitian

1. Studi pustaka yang berkaitan dengan faktor-faktor yang dapat menyebabkan


keterlambatan pelaksanaan pekerjaan proyek bangunan keairan.
2. Melakukan observasi di lapangan dan instansi-instansi yang terkait untuk
mendukung penyusunan kuesioner yang nantinya akan disebarkan ke responden.
Dalam hal ini responden adalah tenaga teknis yang pernah terlibat dalam
pelaksanaan pekerjaan proyek bangunan keairan.
3. Mengumpulkan data dari pengguna jasa (project owner) maupun pihak-pihak yang
pernah terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan proyek bangunan keairan.
4. Analisa Data
Analisa data yang dipakai dengan mengunakan statistik Non-parametrik yang
digunakan untuk menguji hipotesis dengan mengunakan data ordinal berupa :
a. Deskriptif yaitu proses pengolahan data dalam bentuk tabulasi dan atau grafik.
b. Relatif Rank Indeks (RRI) atau perangkingan.
c. Hipotesis komparatif yang merupakan dugaan terhadap perbandingan dua
sample atau lebih, yang dipakai dalam penelitian ini yaitu Corelation
Spearmans Rank dengan menggunakan program Statistical Package For
Social Saince (SPSS) for windows versi 15.
G. Sistematika Penulisan

Sistimatika penulisan ini terdiri dari lima bab dan tersusun sebagai berikut :
1. BAB I. Pendahuluan
Bab ini berisikan hal-hal yang melatar belakangi penulis untuk mengetahui
potensi-potensi yang menyebabkan keterlambatan proyek bangunan keairan
yang berada di Kota Palu dan sekitarnya yang dapat mengakibatkan kerugian
bagi pihak-pihak yang terlibat.
Dari latar belakang masalah dapat dirumuskan masalah serta batasan-batasan
masalahnya, sedangkan bertolak dari adanya masalah, dapat dirumuskan tujuan
yang hendak dicapai melalui penelitian, serta berisi penjelasan singkat tentang
sistimatika penulisan tiap bab.

2. BAB II. Tinjauan Pustaka


Bab ini memuat secara rinci acuan teori yang ada hubungannya dengan
penelitian penulis, yang akan digunakan dalam pemecahan masalah, seperti
penjelasan manajemen secara umum, manajemen proyek, serta menjelaskan
tentang potensi faktor penyebabkan keterlambatan pekerjaan proyek bangunan
keairan.

3. BAB III. Metode Penelitian


Bab ini menjelaskan metode yang diterapkan untuk mencapai tujuan penelitian,
serta bagaimana mendapatkan informasi yang dibutuhkan sehubungan dengan
keperluan penelitian

4. BAB IV. Hasil dan Pembahasan


Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian serta pengolahan data yang didapat
dari penelitian, juga pembahasan dari hasil pengolahan data tersebut sehubungan
dengan teori yang dibahas pada BAB II.
5. BAB V. Penutup
Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian
sehubungan dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan, serta saran-saran
yang dapat dikemukakan berdasarkan hasil penelitian dan pertimbangan yang
ditujukan kepada pihak-pihak yang mempunyai peranan dalam bidang
konstruksi bangunan keairan, juga kepada para peneliti untuk melanjutkan
ataupun mengembangkan penelitian tersebut.
frangkykampey*F11103176

Analisis faktor keterlambatan


pada proyek bangunan keairan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Manajemen Proyek Konstruksi

Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan


mengendalikan kegiatan anggota serta sumber daya yang lain untuk mencapai sasaran
organisasi (perusahaan) yang telah ditentukan. (H. Koontz, 1982).
Pengertian proyek banyak terdapat dalam berbagai buku yang di kemukakan
oleh beberapa ahli, diantaranya adalah :
a. Proyek merupakan suatu kegiatan sementara (temporary activity) yang
berlangsung dalam jangka waktu terbatas dan alokasi sumberdaya tertentu untuk
mencapai sasarannya telah digariskan dengan jelas (Soeharto, 1995).
b. Proyek adalah usaha-usaha khusus dan terperinci untuk mencapai tujuan tertentu
sesuai dengan tujuan program jangka panjang (Soehendradjati, RJB, 1987).
c.. Proyek adalah suatu upaya yang diorganisasi untuk mencapai tujuan, sasaran dan
harapan harapan penting dengan menggunakan anggaran serta sumber daya yang
tersedia, yang harus di selesaikan dalam jangka waktu tertentu (Dipohusodo,
1996)
Dari pengertian tersebut maka dapat di lihat bahwa ciri khas dari proyek
adalah (Dipohusodo, 1996):
1. Memiliki tujuan yang khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir.
2. Jumlah biaya, sasaran jadwal serta kriteria mutu dalam proses mencapai tujuan
tersebut telah ditentukan terlebih dahulu.
3. bersifat sementara, artinya umurnya dibatasi oleh selesainya tugas. Titik awal dan
akhir ditentukan dengan jelas.
4. Nonrutin, tidak berulang-ulang. Jenis dan intensitas kegiatan berubah sepanjang
proyek berlangsung.
Berdasarkan pengertian dari manajemen dan proyek, maka manajemen proyek
konstruksi dapat di definisikan sebagai suatu proses merencanakan (plan), mengelola
(organise), dan mengendalikan (control) sumber daya tenaga kerja (man), peralatan
(machine), material (material) dan biaya (money) dengan mengunakan metode
(method) dan ruang (space) yang tersedia secara efektif (effective) dan efisien
(efficient) dalam rangka menyelesaikan (complete) rangkaian kegiatan (activties)
untuk mencapai tujuan tertentu (objectives) dan memenuhi persyaratan (requirements)
tertentu yang telah didefinisikan sebelumnya (defining). (Mangitung, 2006).
1. Tenaga kerja (man)
Dalam hal ini, yang dimaksud dengan man adalah tenaga kerja dan orang yang
terlibat dalam pelaksanaan konstruksi. Tenaga kerja merupakan salah satu factor
yang berpengaruh terhadap pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Apabila
pengelolaan tenaga kerja kurang baik maka dapat menyebabkan terlambatnya
pekerjaan konstruksi.
2. Peralatan (machine)
Mesin atau peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan konstruksi juga harus
dikelola dan di rawat dengan baik agar pelaksanaan proyek dapat berlangsung
sesuai dengan jadwal yang telah di tetapkan.
3. Material (material)
Material atau bahan yang digunakan juga berpengaruh terhadap pelaksanaan
proyek. Apabila material yang digunakan sulit ditemui dipasaran maka hal
tersebut dapat menyebabkan bertambahnya waktu pelaksanaan suatu proyek
konstruksi. Sehingga material yang digunakan harus diperhatikan demi kelancaran
suatu proyek.
4. Metode (method)
Method atau metode yang digunakan dalam pelaksanaan proyek konstruksi dapat
mempengaruhi waktu pelaksanaan pekerjaan konstruksi karena penggunaan
metode baru yang belum umum digunakan akan membutuhkan waktu untuk
penyesuaian terlebih dahulu.
5. Biaya (money)
Money atau Uang, menjadi salah satu factor penting yang harus diperhatikan
pengaturannya selain keempat factor yang telah disebutkan sebelumnya. Apabila
pengaturan keuangan dalam pelaksaan proyek kurang baik maka dapat
menyebabkan terlambatnya proyek tersebut.
6. Ruang (space)
Dalam hal ini adalah ruang atau tempat, dimana ruang atau tempat tersebut
digunakan untuk meletakkan dan menyimpan bahan/material yang akan
digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi serta tempat pelaksanaan
pekerjaan. Pemanfaatan ruang yang telah tersedia secara efektif dan efisien
membantu memperlancar pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Ruang atau tempat
yang akan dialokasikan bahan/material harus direncanakan sebaik-baiknya
sebelum memilih posisi yang paling sesuai untuk ditempatkan bahan/material,
pemilihan ruang harus sedekat mungkin dengan lokasi pekerjaan agar dapat
menghemat biaya transportasi material/bahan ke lokasi proyek, jika diperlukan
ruang/tempat tersebut di pagari, diberi lampu penerang, diberi atap dan dijaga oleh
staf dari kontraktor untuk menghindari dari pencurian, mengingat material/bahan
yang digunakan harganya cukup mahal. Kesalahan dalam perencanaan ruang
dapat mengakibatkan kekacauan ditempat tersebut, seperti ruang yang digunakan
untuk bahan/material lebih banyak dari pada ruang yang tersedia, bahan/material
yang akan digunakan terlebih dahulu berada pada tumpukan paling bawah.

Input :
Management Process :
Man,
Material, Planning Output :
Machines, Organizing
Method, Staffing Physical of Building
Money and Directing
Space Controlling

Gambar 2.1. Konsep/Proses manajemen dalam melaksanakan proyek


Sumber : Mangitung, 2006
Manajemen konstruksi mempunyai ruang lingkup yang cukup luas karena
mencakup tahapan kegiatan sejak awal pelaksanaan sampai dengan akhir pelaksanaan
yang berupa hasil pembangunan. Menurut Asnudin (2005), fungsi pokok manajemen
terdiri atas beberapa tahapan yaitu :
1. Penetapan tujuan
Tahapan ini merupakan langkah awal dalam proses manjemen dimana tujuan
merupakan sasaran yang ingin dicapai. Untuk menentukan tujuan yang akan
dicapai berdasarkan atas batasan-batasan yang telah ditetapkan seperti standar
mutu, jumlah biaya, dan waktu.
2. Perencanaan
Tahapan perencanaan merupakan proses pemilihan informasi dan pembuatan
asumsi-asumsi mengenai keadaan di masa yang akan datang untuk merumuskan
kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Suatu perencanaan yang lengkap di tandai oleh kesiapan dalam
menjawab pertannyaan-petanyan sebagai berikut :
a. Kegiatan apa yang akan dilakukan ?
b. Bagaimana pekerjaan tersebut dilakukan ?
c. Siapa yang akan melakukan pekerjaan tersebut ?
d. Kapan kegiatan tersebut akan di kerjakan ?
3. Penyusunan (Staffing)
Staffing merupakan usaha untuk memobilisasi sumber-sumber daya yang dimiliki
oleh organisasi agar dapat bergerak dalam satu kesatuan sesuai dengan rencana
yang telah dibuat.
4. Pengarahan (Directing)
Pengarahan merupakan fungsi yang penting dalam pengelolaan kegiatan proyek.
Mengarahkan sumber daya manusia erat hubungannya dengan (1) motivasi yang
berupa pemberian bonus atau promosi jabatan, (2) pelatihan untuk meningkatkan
kemampuan, dan (3) koordinasi dan konsultasi yang sangat bermanfaat untuk
mendapatkan masukan (input) ataupun alternatif-alternatif yang dapat
menguntungkan.
5. Pengendalian (Controlling)
Pengendalian adalah proses untuk memantau, menganalisis, dan melakukan
koreksi agar kegiatan yang dilakukan dapat memenuhi apa yang telah di tetapkan
berdasarkan batasan-batasan seperti anggaran, standar mutu, dan jadwal
penyelesaian pekerjaan.
6. Pengawasan (Supervision)
Pengawasan di definisikan sebagai proses interaksi langsung antar individu-
individu dalam suatu organisasi untuk mencapai kinerja optimum dan tujuan
organisasi tersebut.

B. Pelaksanaan Proyek

Pelaksanaan dari suatu proyek biasanya berhubungan dengan biaya, waktu,


dan mutu. Ketiga hal ini dapat digunakan untuk mengevaluasi kesuksesan suatu
proyek. Tingkat pelaksanaan dari suatu proyek dapat mempengaruhi tingkat kepuasan
dari pihak-pihak yang terlibat dalam proyek tersebut (Mangitung, 2005).
Menurut Soeharto (1995) setiap proyek memiliki tujuan khusus, didalam proses
mencapai tujuan tersebut telah ditentukan bartasan yaitu besar biaya (anggaran) yang
dialokasikan, dan jadwal serta mutu yang harus dipenuhi.

Biaya

Anggaran

Jadwal Mutu

Waktu Kinerja

Gambar 2.2. Sasaran proyek yang juga merupakan tiga kendala (triple constraint)
(sumber : Soeharto, 1995)
Berdasarkan gambar 2.2 sasaran proyek yang juga merupakan tiga kendala,
yaitu Anggaran, Jadwal dan Mutu. Ketiga hal tersebut dapat dijabarkan sebagai
berikut:
1. Anggaran.
Anggaran proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak melebihi anggaran.
Untuk proyek-proyek yang melibatkan dana dalam jumlah besar dan jadwal
bertahun-tahun, anggarannya bukan hanya ditentukan untuk total proyek tetapi
dipecah bagi komponen-komponennya, atau per periode tertentu (misalnya per
kwartal) yang jumlahnya disesuaikan dengan keperluan. Dengan demikian,
penyelesaian bagian-bagian proyek pun harus memenuhi sasaran anggaran per
periode.
2. Jadwal
Jadwal proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal akhir yang
telah ditentukan. Bila hasil akhir adalah produk baru, maka penyerahannya tidak
boleh melewati batas waktu yang telah ditentukan.
3. Mutu
Mutu produk atau hasil kegiatan proyek harus memenuhi spesifikasi dan kriteria
yang dipersyaratkan. Sebagai contoh, bila hasil kegiatan proyek tersebut berupa
instalasi pabrik, maka kriteria yang harus dipenuhi adalah pabrik harus mampu
beroperasi secara memuaskan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.
Ketiga batasan tersebut bersifat tarik-menarik, artinya jika ingin meningkatkan
kinerja produk yang telah disepakati dalam kontrak, maka umumnya harus diikuti
dengan menaikkan mutu, yang selanjutnya berakibat pada naiknya biaya melebihi
anggaran. Sebaliknya bila ingin menekan biaya, maka biasanya harus berkompromi
dengan mutu atau jadwal. Dari segi teknis, ukuran keberhasilan proyek dikaitkan
dengan sejauh mana ketiga sasaran tersebut dapat dipenuhi.
Tabel 2.1. Tujuan dan motivasi peserta yang terlibat dalam proyek

Sasaran proyek Pemilik Konsultan Kontraktor


Cepat selesai agar hasil
Cepat selesai, minimal Cepat selesai, minimal
Jadwal penyelesaian proyek dapat segera
sesuai kontrak sesuai kontrak
dipergunakan
Harga terendah,
memenuhi persyaratan Mendapat keuntungan Mendapat keuntungan
Biaya proyek
teknik. Minimal tidak sebaik mungkin sebaik mungkin
melewati anggaran
Berfungsi sesuai Memenuhi spesifikasi Memenuhi spesifikasi
Mutu pekerjaan dan
harapan. Minimal dan kriteria dalam dan kriteria dalam
peralatan
sesuai spesifikasi kontrak kontrak
Sumber : Soeharto, 1995.

Liu and Walker (1998) menggambarkan ada tiga hal untuk melihat kesuksesan
suatu proyek. Hal pertama, yaitu memenuhi tujuan dari suatu proyek, hal tersebut
dapat diartikan dengan selesainya suatu proyek sesuai dengan biaya yang
dianggarkan, waktu yang direncanakan, dan fungsi/mutu/spesifikasi teknis yang
diharapkan. Hal kedua, yaitu kepuasan dari klien, dan yang ketiga, yaitu persepsi dan
kesadaran dari klien, dimana klien dengan pandangan yang berbeda-beda dapat
membuat cara yang berbeda-beda pula tentang keberhasilan dari suatu proyek.

C. Hambatan Dalam Pelaksanaan Proyek Konstruksi

Kunci utama keberhasilan melaksanakan proyek tepat waktu adalah


perencanaan dan penjadwalan proyek yang lengkap dan tepat. Perencanaan proyek
yang baik adalah perencanaan yang disusun dengan perkiraan yang ideal dan logis
dalam merencanakan unsur-unsur yang akan terlibat di dalamnya, sehingga unsur-
unsur tersebut tidak menjadi faktor yang dapat menyebabkan keterlambatan saat
pelaksanaan proyek.
Setiap proyek mempunyai sasaran dan tujuan yang berbeda-beda. Dalam
proses untuk mencapai tujuan tersebut telah di tentukan batasan-batasannya yaitu
besarnya biaya, jadwal, mutu, serta kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
1. Anggaran
Proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak melebihi anggaran. Untuk
proyek-proyek yang melibatkan dana dalam jumlah yang besar dan jadwal yang
sampai bertahun-tahun, anggarannya bukan hanya ditentukan untuk total proyek,
tetapi dipecah bagi komponen-komponennya, atau tiap periode tertentu yang
jumlahnya disesuaikan dengan keperluan.
2. Jadwal
Proyek harus dikerjakan sesuai kurun waktu dan tanggal akhir yang telah
ditentukan. Bila hasil akhir adalah produk baru, maka penyerahannya tidak boleh
melebihi batas waktu yang telah ditentukan.
3. Mutu
Kegiatan proyek harus memenuhi spesifikasi dan kriteria yang dipersyaratkan di
dalam kontrak pekerjaan.
4. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Tujuan dari kesehatan dan keselamatan kerja adalah untuk melindungi kesehatan
tenaga kerja, meningkatkan efisiensi kerja, mencegah terjadinya kecelakaan kerja
dan penyakit. Kelalaian terhadap K3 sangat berpengaruh terhadap keterlambatan
pekerjaan. Menurut H.W.Heinrich, penyebab kecelakaan kerja yang sering ditemui
adalah perilaku yang tidak aman sebesar 88%, dan kondisi lingkungan yang tidak
aman sebesar 12%. Atau kedua hal tersebut (perilaku dan kondisi yang tidak
aman) dapat terjadi secara bersamaan.
Mangitung (2006), Hambatan-hambatan yang terjadi pada pelaksanaan proyek
dapat disebabkan oleh pemilik proyek, kontraktor, dan hambatan yang disebabkan
oleh faktor-faktor lainnya. Ketiga hal tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Hambatan yang dapat disebabkan oleh pemilik proyek (project owner) :
a. Desain yang tidak lengkap
Kurang lengkapnya desain dapat menjadi hambatan yang menyebabkan
terlambatnya pelaksanaan suatu proyek karena pemilik proyek harus
mengadakan/melengkapi gambar terlebih dahulu sebelum dikerjakan oleh
kontraktor.
b. Birokrasi
Birokrasi dapat menjadi penghambat dalam pelaksanaan konstruksi karena
apabila birokrasi yang terlalu kompleks dan administrasi yang belum lengkap
maka proyek belum dapat dilaksanakan.
c. Kemampuan keuangan
Dana merupakan salah satu faktor yang dapat menghambat pekerjaan
konstruksi. Apabila suatu proyek mengalami kekurangan dana atau kurang
baik dalam mengatur keuangan maka hal tersebut akan berdampak pada
bertambahnya waktu pelaksanaan konstruksi dengan kata lain proyek tersebut
akan terlambat dari jadwal yang telah ditentukan.
d. Pekerjaan tambah kurang (change order)
Dalam pelaksanaan suatu proyek tidak menutup kemungkinan terjadinya
perubahan sehingga tidak sesuai lagi dengan apa yang telah direncanakan. Hal
tersebut merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya
penambahan waktu pelaksanaan sutu proyek.
2. Hambatan yang dapat disebabkan oleh kontraktor :
a. Pengadaan material
Dalam pelaksanaan konstruksi, material menjadi salah satu hal yang harus
diperhatikan. Apabila dilapangan kekurangan atau kehabisan stok material
yang akan digunakan maka dapat menyebabkan terjadinya keterlambatan pada
pelaksanaan konstruksi tersebut.
b. Tenaga kerja/tukang
Selain material, pekerja/tukang juga dapat mempengaruhi terlambatnya suatu
pekerjaan konstruksi. Apabila pada pekerjaan konstruksi kekurangan tenaga
kerja/tukang maka akan berpengaruh terhadap produktivitas sehingga waktu
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek tersebut semakin bertambah
lama. Selain jumlah tukang, keahlian dari tukang yang digunakan juga
mempengaruhi lamanya waktu pelaksamaam proyek tersebut.
c. Staf manajerial
Apabila anggota didalam tim tidak dapat diajak bekerjasama untuk
mendapatkan hasil yang maksimal maka hal tersebut dapat menyebabkan
terlambatnya suatu pekerjaan pada proyek.
d. Pengalaman
Pengalaman dari kontraktor juga memegang peranan penting dalam
pelaksanaan suatu proyek. Semakin berpengalaman dan semakin beragam jenis
proyek yang pernah dikerjakan oleh kontraktor maka dapat membantu dalam
mengurangi resiko terjadinya keterlambatan yang mungkin dapat terjadi.
e. Kemampuan keuangan
Selain pemilik proyek (project owner), kontraktor juga harus memiliki dana
yang cukup dalam melaksanakan pembangunan pada suatu proyek. Dana yang
disediakan oleh kontraktor setidaknya dapat digunakan untuk membayar biaya
operasional dalam pelaksanaan suatu proyek. Apabila kontraktor tidak
memiliki dana yang cukup untuk membayar biaya operasional maka
kemungkinan proyek tersebut akan mengalami keterlambatan semakin besar.

3. Hambatan-hambatan yang tidak dapat dikendalikan oleh pemilik proyek maupun


kontraktor :
a. Cuaca
Cuaca merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya
keterlambatan pada suatu proyek, dan hal tersebut tidak dapat dikendalikan
oleh kedua belah pihak baik itu dari pemilik proyek atau kontraktor.
b. Force majeure
Force majeure merupakan suatu kondisi yang terjadi pada pelaksanaan proyek
dimana pemilik proyek maupun kontraktor tidak dapat mengendalikannya.
c. Kondisi lapangan (khususnya yang berada di bawah permukaan tanah)
Kondisi lapangan yang tidak sesuai dengan perkiraan juga dapat menyebabkan
terjadinya keterlambatan dari suatu proyek. Kondisi lapangan khususnya yang
berada di bawah permukaan tanah biasanya tidak sesuai dengan apa yang telah
diperkirakan, sehingga hal tersebut juga dapat menyebabkan terjadinya
keterlambatan dari suatu proyek karena harus melakukan perencanaan
kembali.

Sedangkan pada proyek-proyek konstruksi di Indonesia, faktor perubahan


desain merupakan faktor yang paling berpengaruh di antara sepuluh faktor lainnya
yang dapat menyebabkan keterlambatan pada proyek-proyek konstruksi di Indonesia,
dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut :
Tabel 2.2. Faktor yang menyebabkan keterlambatan pada proyek-proyek di
Indonesia
Faktor Penyebab

Kondisi cuaca yang tidak tetap/berubah-ubah


Perkiraan material yang kurang akurat
Prediksi yang kurang akurat dari produktifitas rata-rata pekerja
Prediksi yang kurang akurat dari produktifitas rata-rata peralatan
Kekurangan material
Kekurangan peralatan
Kurangnya keterampilan pekerja
Pembatasan lokasi dari proyek
Perencanaan yang kurang lengkap
Kurangnya produktifitas pekerja
Perubahan desain
Sumber : Kaming dkk, 1997.

Antara waktu dan biaya saling berkaitan karena dengan dengan bertambahanya
waktu maka biaya yang akan dikeluarkan juga akan bertambah. Menurut Mangitung
(2005) bertambahnya biaya dan waktu pelaksanaan suatu proyek dapat disebabkan
oleh pemilik/klien, kontraktor, serta faktor-faktor yang di luar kendali (Neither party)
dari klien dan kontraktor.
Tabel 2.3. Faktor penyebab dari variasi kualitas
Variasi kualitas yang dapat disebabkan oleh pengguna jasa

Perubahan desain

Variasi kualitas yang dapat disebabkan oleh kontraktor


Pengerjaan yang dibawah standard

Kurangnya metode pelaksanaan pekerjaan/ buruknya pelaksanaan pekerjaan


Penyelesaian proyek yang kurang baik

Minimnya pengawas lapangan


Perubahan cuaca yang tidak terduga
kondisi yang tidak terlihat sebelumnya pada saat survey.

Sumber : Mangitung, 2005.

Tabel 2.4. Faktor penyebab dari variasi biaya yang dapat disebabkan oleh
pengguna jasa
Pekerjaan tambahan/variasi peningkatan biaya

Faktor penyebab
Pekerjaan tambahan/biaya yang disebabkan karena kondisi yang tidak terlihat
sebelumnya pada saat survey.
Perubahan desain/kontrak/spesifikasi
Pekerjaan tambahan yang tidak masuk spesifikasi
Pengurangan pekerjaan/variasi penurunan biaya
Perubahan desain/kontrak/spesifikasi

Sumber : Mangitung, 2005.


Tabel 2.5. Faktor penyebab dari variasi biaya yang disebabkan oleh kontraktor
Faktor yang menyebabkan peningkatan biaya

Faktor penyebab
Estimasi yang kurang
Tambahan pekerjaan/biaya yang disebabkan karena kondisi yang tidak terlihat
sebelumnya pada saat survey.
Perubahan desain

Faktor yang menyebabkan penurunan biaya

Menggunakan material alternatif

Sumber : Mangitung, 2005.

Tabel 2.6. Faktor penyebab dari variasi biaya yang disebabkan oleh faktor yang
tidak dapat dikendalikan oleh pengguna jasa dan kontraktor
Faktor yang menyebabkan penambahan biaya

Faktor penyebab
Perubahan cuaca yang tidak terduga
Pekerjaan tambahan/biaya yang disebabkan karena kondisi yang tidak terlihat
sebelumnya pada saat survey.
Sumber : Mangitung, 2005.

Tabel 2.7. Faktor penyebab dari variasi waktu yang disebabkan oleh pengguna jasa

Faktor yang menyebabkan penambahan waktu

Faktor penyebab
Pekerjaan tambahan/biaya yang disebabkan karena kondisi yang tidak terlihat
sebelumnya pada saat survey.
Perubahan desain/kontrak/spesifikasi

Sumber : Mangitung, 2005.


Tabel 2.8. Faktor penyebab dari variasi waktu yang disebabkan oleh kontraktor

Faktor yang menyebabkan penambahan waktu

Faktor penyebab
Kurangnya perencanaan dan koordinasi
Kurangnya sumber daya
Kurangnya waktu pelaksanaan

Minimnya metode pelaksanaan pekerjaan


Keterlambatan material

Faktor yang dapat mempersingkat waktu

Faktor penyebab
Manajemen sumber daya dan perencanaan yang baik

Perencanaan dan koordinasi yang baik


Metode pelaksanaan pekerjaan yang baik

Sumber : Mangitung, 2005.

Tabel 2.9. Faktor penyebab dari variasi waktu yang disebabkan oleh faktor yang
tidak dapat dikendalikan oleh pengguna jasa dan kontraktor

Faktor yang menyebabkan penambahan waktu

Faktor penyebab
Perubahan cuaca yang tidak terduga
kondisi yang tidak terlihat sebelumnya pada saat survey.

Sumber : Mangitung, 2005.


D. Hambatan Dalam Pelaksanaan Proyek Konstruksi Bangunan Keairan

Penelitian dalam temuan faktor-faktor yang menyebabkan keterlambatan


diharapkan dapat menjadi rujukan bagi pemilik atau kontraktor untuk menyusun
perencanaan dan penjadwalan proyek yang lebih seksama, sebagai upaya awal untuk
menghindari dan atau mengendalikan keterlambatan pelaksanaan proyek.
Penyusunan klasifikasi dan peringkat penyebab-penyebab ini diharapkan bisa
dimanfaatkan untuk mengatasi kekurangan-kekurangan yang ada pada proses
perencanaan dan penjadwalan pekerjaan, sehingga keterlambatan dapat dikendalikan
lebih dini dalam tahap pelaksanaan proyek.
Menurut Kraiem dan Dickmann (1987), penyebab keterlambatan waktu
pelaksanaan proyek dapat dikategorikan dalam 3 kelompok besar yakni :
a. Keterlambatan yang layak mendapatkan ganti rugi (Compensable Delay), yakni
keterlambatan yang disebabkan oleh tindakan, kelalaian atau kesalahan pemilik
proyek.
b. Keterlambatan yang tidak dapat dimaafkan (Non-Excusable Delay), yakni
keterlambatan yang disebabkan oleh tindakan, kelalaian atau kesalahan
Kontraktor.
c. Keterlambatan yang dapat dimaafkan (Excusable Delay), yakni keterlambatan
yang disebabkan oleh kejadian-kejadian di luar kendali baik pemilik maupun
kontraktor.
Tabel 2.10. Matriks Hubungan Antara Jenis Keterlambatan dengan Sebab-sebab
Keterlambatan Waktu Pelaksanaan Proyek untuk proyek Bangunan
Keairan.

Kategori Sumber Keterlambatan


No Tinjauan Penyebab Keterlambatan
Pengguna Penyedia Non
Jasa Jasa Para Pihak

Menurut Hasil Kusioner yang dilakukan oleh


A Hidayat Rahmat (2007)

1 Tenaga kerja yang digunakan kurang terampil

2 Peluang terjadinya kejadian yang tak terduga

Peralatan yang digunakan sering mengalami


3
kerusakan

Kesalahan yang terjadi selama pelaksanaan


4
proyek

5 Alokasi dana konstrusi yang belum cukup

6 Adanya perubahan kebijakan pemerintah

Keterlambatan yang disebabkan oleh


7
subkontraktor atau pemasok

8 Perselisihan yang terjadi di lapangan

Buruknya koordinasi antara pihak-pihak yang


9
terlibat dalam pelaksanaan proyek

10 Kondisi cuaca yang tidak terduga sebelumnya

11 Mobilisasi peralatan yang terlambat

Menurut Hasil Kusioner yang dilakukan oleh


B Tamsil Rastuti (2007)

1 Ketidakpatuhan terhadap kontrak kerja

2 Adanya perubahan kebijakan pemerintah

3 Perencanaan yang tidak lengkap

4 Buruknya monitoring dan kontrol

5 Kondisi cuaca yang tidak terduga sebelumnya

6 Cara pembayaran/penarikan Termin yang tidak


umum
Tabel 2.10. Matriks Hubungan Antara Jenis Keterlambatan dengan Sebab-sebab
Keterlambatan Waktu Pelaksanaan Proyek untuk proyek Bangunan
Keairan (Lanjutan)

Kategori Sumber Keterlambatan


No Tinjauan Penyebab Keterlambatan
Pengguna Penyedia Non
Jasa Jasa Para Pihak

7 Alokasi dana yang tidak cukup

Kesalahan yang terjadi selama pelaksanaan


8
proyek sehingga harus dikerjakan kembali

Material yang digunakan jarang ditemui


9
dipasaran

10 Kekurangan peralatan

Menurut Hasil Kusioner yang dilakukan oleh


C Waliansyah Wahyu (2007)

Peralatan yang digunakan sering mengalami


1
kerusakan

Terjadinya kejadian yang tak terduga


2
(mis:kerusuhan, bencana alam di lokasi proyek)

3 Kekurangan tenaga kerja

Jumlah peralatan yang tidak sesuai dengan


4
kontrak

5 Ketidak patuhan terhadap kontrak kerja

Adanya perubahan kebijakan pemerintah (mis


6
: kenaikan BBM, nilai tukar mata uang)
Buruknya koordinasi antara pihak-pihak yang
7
terlibat dalam pelaksanaan proyek
8 Perencanaan yang kurang lengkap

9 Tenaga kerja yang digunakan kurang terampil

Kesalahan yang terjadi selama pelaksanaan


10
proyek sehingga harus dikerjakan kembali
frangkykampey*F11103176

Analisis faktor keterlambatan


pada proyek bangunan keairan
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Umum

Setiap proyek konstruksi lazimnya mempunyai rencana pelaksanaan dan


jadwal pelaksanaan yang tertentu, kapan pelaksanaan proyek tersebut harus dimulai,
kapan harus diselesaikan dan bagaimana proyek tersebut akan dikerjakan, serta
bagaimana penyediaan sumber dayanya. Mengacu pada judul penelitian tugas akhir
ini, maka dibutuhkan data primer dan data sekunder dalam menyusun penelitian ini.
Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh melalui jawaban
kuesioner dan wawancara dengan pihak-pihak yang telah memiliki pengalaman dalam
pelaksanaan proyek konstruksi bangunan keairan di Kota Palu dan sekitarnya, dan
data inilah yang nantinya digunakan dalam penyusunan penelitian ini.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dipilih khusus hanya di Kota Palu dan sekitarnya, untuk
mengetahui faktor-faktor apa yang berpotensi menyebabkan keterlambatan Pekerjaan
Bangunan Keairan .

C. Sampel Penelitian

Untuk memperoleh informasi mengenai faktor-faktor apakah yang paling


berpotensi meyebabkan terjadinya keterlambatan proyek konstruksi bangunan keairan
khususnya di Kota Palu dan sekitarnya, maka responden yang dipilih yaitu kontraktor
pengawas, konsultan pengawas dan pemilik proyek yang ada berada dilokasi proyek.
Adapun yang dijadikan sampel oleh penulis adalah proyek bangunan keairan untuk
nilai proyek konstruksinya dibawah 1 milyar dan diatas 1 milyar yang sedang
berlangsung di Palu dan sekitarnya pada tahun anggaran 2008.
D. Tahapan Penelitian

Untuk mencapai tujuan penelitian, maka tahap-tahap kegiatan penelitian akan


mengikuti bagan alir penelitian seperti yang diperlihatkan pada bagan alir berikut

Latar Belakang Masalah

Tinjauan Pustaka

Perancangan Kusioner dan Sampel

Validasi Kusioner

Survei/pengumpulan data

Data Primer Data Sekunder

Pengolahan/analisa data

Statistik Deskriptif Statistik Inferensial

Statistik Nonparametrik
Penyajian Data Dalam
Bentuk Table Dan Grafik
Relatif Rank Indeks Korelasi Spearman Rank

Analisis Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Gambar 3.1. Bagan Alir Proses Penelitian


E. Perancangan Kuesioner dan Sampel

Kuesioner dibuat menjadi dua bagian, yaitu kuesioner bagian umum dan
kuesioner bagian utama. Pada kuesioner bagian umum ditanyakan mengenai data-
data proyek (seperti nama proyek, lokasi proyek, sumber dana, nilai proyek, institusi
pemilik proyek, sistem pemilihan kontraktor, jenis kontrak, jenis proyek yang
dikerjakan) dan data responden (seperti tingkat pendidikan terakhir, lama pengalaman
kerja, serta status responden pada proyek). Sedangkan bagian utama kuisioner berupa
pertanyaan-pertanyaan mengenai seberapa besar suatu faktor berpengaruh
menyebabkan terlambatnya suatu proyek bangunan keairan Pertanyaan terdiri dari 25
(dua puluh lima) pertanyaan/faktor.
Berdasarkan survei awal yang penulis lakukan, maka dapat kami berikan
beberapa proyek bangunan keairan yang akan menjadi sampel penelitian kami
selanjutnya, antara lain proyek bernilai kecil (< Rp.1M) dan proyek bernilai non kecil
(> Rp.1 M )
Untuk memperoleh informasi mengenai faktor-faktor apakah yang dapat
menjadi potensi penyebab terjadinya, maka responden yang dipilih yaitu pihak
pemilik proyek, kontraktor pelaksana, serta konsultan pengawas yang terkait dengan
proyek tersebut.

F. Validasi Kuesioner

Tujuan dilaksanakannya validasi kuesioner adalah untuk mengetahui apakah


pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner mudah untuk dipahami oleh responden.
Untuk melakukan validasi kuesioner, maka responden yang dipilih, yaitu tenaga teknis
di instansi Dinas Pekerjaan Umum (PU) yang telah sering terlibat dalam pelaksanaan
proyek konstruksi. Dari hasil validasi kuesioner dapat diketahui apakah kuesioner
layak untuk diedarkan atau perlu dilakukan perbaikan terlebih dahulu sebelum
kuesioner diedarkan.
G. Proses pengumpulan data

Proses pengumpulan data ini dimaksudkan untuk memudahkan memperoleh data


yang dibutuhkan guna menunjang penulisan tugas akhir ini. Data yang diambil
berupa data primer dan data sekunder.
a. Data Sekunder.
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dalam bentuk yang
sudah jadi yang sudah diolah oleh pihak lain. Data sekunder merupakan data
pendukung yang diperoleh dari instansi terkait yang menangani proyek tersebut,
untuk mengetahui proyek-proyek bangunan keairan yang sedang berlangsung pada
tahun anggaran 2008.

b. Data Primer.
Data primer merupakan data yang diperoleh dari hasil penyebaran
kuesioner kepada responden, ada beberapa tahap yang ditempuh untuk
memperoleh data ini, di awali dengan melakukan survey kebutuhan dan
kemudian disusul dengan penyusunan kuesioner, validasi kuesioner dan
penyebaran kuesioner kepada responden yang telah ditentukan sebelumnya.
Adapun responden yang dimaksud adalah kontraktor, konsultan pengawas dan
pemilik proyek (project owner) yang sedang melaksanakan paket proyek
bangunan keairan dibawah 1 milyar dan diatas 1 milyar di kota Palu dan
sekitarnya.
Jawaban kuisioner dari responden merupakan data primer yang masih
bersifat kualitatif, yaitu data yang masih berbentuk kalimat yang selanjutnya
harus diolah kedalam bentuk data kuantitatif atau data yang berbentuk angka
(skoring). Proses input data dilakukan dengan menggunakan program komputer
Microsoft Excel 2007 dan pengolahan menggunakan program komputer
Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 15. Output data yang
dihasilkan berupa nilai Relatif Rank Index (RRI) dan korelasi Spearmans Rank
dibuat dalam bentuk tabel, sedangkan output dari nilai frekuensinya dibuat
dalam penjelasan gambar/grafik.
Hasil nilai Relatif Rank Index (RRI) menghasilkan rangking secara
berurut faktor yang dominan berpotensi menyebabkan terlambatnya suatu
pekerjaan konstruksi. Nilai korelasi Spearsmans Rank menggambarkan tingkat
signifikasi data dalam hubungannya antara satu variabel dengan variabel yang
lainnya sedangkan nilai frekuensi digunakan untuk melihat perbandingan
persentase setiap variabel dari setiap faktor.

H. Analisa Data

a. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang berkenaan dengan metode atau
cara mendeskripsikan, menggambarkan, menjabarkan, atau menguraikan
data. Statistik deskriptif mengacu pada bagaimana menata atau mengorganisasi
data, menyajikan, dan menganalisis data dengan cara membuat tabel, distribusi
frekuensi, dan diagram atau grafik dengan menggunakan program komputer
Microsoft Excel.
Statistik deskriptif lebih berhubungan dengan pengumpulan,
peringkasan serta penyajian hasil peringkasan data (Santoso, 2002). Lebih lanjut
ia katakan bahwa, data-data statistik yang dikumpulkan umumnya masih acak,
mentah dan tidak terorganisir dengan baik (raw data). Data-data tersebut harus
diringkas dengan baik dan teratur, baik dalam bentuk tabel atau persentasi grafis
sebagai dasar untuk berbagai pengambilan keputusan. Statistik deskriptif
digunakan untuk analisis bagi variabel-variabel yang dinyatakan dengan sebaran
frekuensi, baik secara angka-angka mutlak maupun secara persentasi.

b. Statistik Inferensial
Statistika Inferensial disebut juga statistik penarikan kesimpulan, yaitu
statistika yang menggunakan data dari suatu sampel untuk menarik kesimpulan
mengenai populasi dari mana sampel tersebut diambil. Dengan demikian dalam
statistik inferensial dilakukan suatu generalisasi (memperumum) dan hal yang
bersifat khusus (kecil) ke hal yang lebih luas (umum).
1). Statistik Nonparametrik
Statistik Nonparametrik digunakan untuk menganalisa data yang
berbentuk nominal dan ordinal. Data nominal, yaitu data yang hanya dapat
digolongkan secara terpisah secara diskrit atau kategori data ini diperoleh dari
hasil menghitung dan Data ordinal, yaitu data yang berbentuk rangking atau
peringkat, data ini bisa dinyatakan dalam skala, maka jarak satu data dengan
data yang lain tidak sama. Data hasil penelitian terbagi dua kelompok, yaitu
data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang
berbentuk kalimat, kata atau penggambaran, sedangkan data kuantitatif
adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan
(skoring).
Jawaban responden yang terkumpul dalam penelitian ini masih
merupakan data yang bersifat kualitatif sehingga diubah kedalam data
kuantitatif. Oleh karena itu, untuk mengkuantitatifkan data tersebut
diperlukan skala ordinal. Skala ordinal adalah data yang berbentuk ranking
atau peringkat. Data ini dinyatakan dalam skala, sehingga jarak antara satu
data dengan data yang lain tidak sama.

I II III IV V VI VII

1 2 3 4 5 6 7

Gambar 3.2. Skala Ordinal

1.1). Pengujian Keandalan Jawaban (Reliability Analisis)


Azwar (2001) mengatakan bahwa reliabilitas merupakan
penerjemahan dari kata reliability yang artinya keterpercayaan,
keterandalan, konsistensi dan sebagainya. Hasil pengukuran dapat
dipercaya bila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap
kelompok subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama (selama
aspek yang diukur tidak berubah). Sebelum melakukan analisa, terlebih
dahulu dilakukan pengujian keandalan terhadap jawaban responden.
Keandalan menunjukkan seberapa jauh suatu alat ukur mengandung
kesalahan ukur. Faktor-faktor menyebabkan kesalahan dapat bersumber
dari kesalahan dalam instruksi yang diajukan peneliti, angket yang
membingungkan responden, atau kesulitan teknis lainnya (Ilyas dan Arif
Tiro, 2002).
Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan
menggunakan metode Alpha Cronbach, diukur berdasarkan skala alpha
Cronbach 0 sampai 1. Jika skala itu itu dikelompok ke dalam lima kelas
dengan reng yang sama, maka ukuran kemantapan alpha dapat
diinterprestasikan sebagai berikut (Triton, 2005) :
1. Nilai alpha Cronbach 0,00 s.d. 0,20, berarti kurang reliabel
2. Nilai alpha Cronbach 0,21 s.d. 0,40, berarti agak reliabel
3. Nilai alpha Cronbach 0,42 s.d. 0,60, berarti cukup reliabel
4. Nilai alpha Cronbach 0,61 s.d. 0,80, berarti reliabel
5. Nilai alpha Cronbach 0,81 s.d. 1,00, berarti sangat reliabel
Untuk melakukan pengujian tersebut, maka peneliti
menggunakan bantuan program komputer Statistical Product and Service
Solution (SPSS).

1.2). Relatif Rank Indeks


Pada tahap ini data dianalisis menggunakan program statistik
SPSS dan Microsoft Excel untuk mendapatkan nilai Relative Rank
Index (RRI). Teknik ini digunakan untuk menentukan faktor-faktor
yang paling berpengaruh secara berurut atau berdasarkan rangking
guna memperoleh tujuan dari pada penelitian ini. Adapun faktor-faktor
yang akan di analisa di anggap tidak saling mempengaruhi atau bersifat
independen.
1  i 
RRI =  ∑ li x i  ............................................... (pers 3.1)
nN  i =1 
Dimana :
n : Angka tertinggi skala Likert
N : Jumlah Responden
i : 1,2,3........n
li : Skala Likert dimana li skala paling rendah dan ln skala paling
tinggi
xi : Frekuensi nilai skala yang dipilih responden dari i = 1 sampai
dengan n

Relatif Rank Indeks (RRI) pada penelitian ini diuraikan menjadi :


a). Frekuensi kejadian penyebab keterlambatan
b). Level dampak terhadap keterlambatan proyek
c). Indeks Kritis, yang dihitung dengan persamaan :

Indeks Kritis = Frekuensi Kejadian x Level dampak

1.3). Corelation Spearmans Rho


Menurut Sugiono (2004), Corelation Spearmans Rho
digunakan untuk mencari hubungan atau untuk menguji signifikansi
hipotesis asosiasif, bila masing-masing variabel yang dihubungkan
berbentuk ordinal dan sumber data antara variabel nilainya tidak harus
sama. Corelation Spearmans Rho ini diuji dengan menggunakan
bantuan program komputer Statistical Product and Service Solution
(SPSS).
frangkykampey*F11103176

Analisis faktor keterlambatan


pada proyek bangunan keairan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Validasi Kusioner

Dari hasil pilot studi yang dilakukan oleh peneliti diketahui bahwa kuesioner
yang dibuat layak diajukan/disebar kepada para responden, karena berdasarkan hasil
validasi sebagian besar responden tidak mengalami kesulitan serta telah mengerti
dalam melakukan pengisian kuesioner. Untuk lebih jelasnya berikut hasil validasi
terhadap kelayakan kuesioner dapat dilihat pada tabel 4.1 :

Tabel. 4.1. Hasil Validasi Kusioner terhadap kelayakan kuesioner yang telah
disebarkan.
Pertanyaan Validasi
Responden
1 2 3 4 5 6
Responden 1 ± 15 menit Ya Ya Tidak Tidak Ya
Responden 2 ± 15 menit Ya Ya Tidak Tidak Ya
Responden 3 ± 10 menit Ya Ya Tidak Tidak Ya
Responden 4 ± 25 menit Ya Ya Tidak Ya Ya
Responden 5 ± 20 menit Ya Ya Tidak Tidak Ya

Keterangan pertanyaan validasi :


1. Berapa lama waktu yang anda butuhkan untuk mengisi kuesioner ini ?
2. Apakah instruksi dalam kuesioner ini sudah cukup jelas ?
Ya Tidak
3. Apakah pertanyaan dalam kuesioner ini cukup jelas ?
Ya Tidak
4. Apakah pertanyaan dalam kuesioner ini sulit untuk di jawab ?
Ya Tidak
5. Apakah masih perlu penambahan pertanyaan ?
Ya Tidak
6. Apakah pertanyaan ini relevan dengan topik yang dibahas ?
Ya Tidak
Adapun data-data umum untuk masing-masing 5 orang responden yang
memberikan jawaban pilot study diatas, yaitu untuk Responden 1 memiliki latar
belakang tingkat pendidikan terakhir Strata I (S-I) dengan pengalaman kerja diatas 5
tahun, untuk Responden 2 memiliki latar belakang tingkat pendidikan terakhir
Diploma III (D3) dengan pengalaman kerja diatas 5 tahun, sedangkan untuk
Responden 3 memiliki latar belakang tingkat pendidikan terakhir Diploma III (D3)
dengan pengalaman kerja diatas 5 tahun, Responden 4 memiliki latar belakang tingkat
pendidikan terakhir Diploma III (D3) dengan pengalaman kerja diatas 5 tahun, dan
untuk Responden 5 memiliki latar belakang tingkat pendidikan terakhir Diploma III
(D3) dengan pengalaman kerja diatas 5 tahun,
Dari hasil pilot studi diatas dapat dilihat jawaban dari responden kurang lebih
sama, hanya pada responden 4 pada pertanyaan validasi ke-5, responden
menginginkan perlunya penambahan pertanyaan, karena ia berpendapat semakin
banyak pertanyaan maka analisis semakin tajam. Namun responden yang lain
berpendapat faktor-faktor yang ada sudah cukup mewakili karena telah meliputi
sumber-sumber yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam manajemen, berupa
unsur dasar atau sarana/alat yang meliputi : Tenaga Kerja (man), Peralatan
(machine), material (material) dan biaya (money) dengan mengunakan metode
(method) yang dikenal dengan singkatan 5M dan ditambah ruang (space).

B. Proses Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data yang dilakukan peneliti dibagi atas 2, yaitu : Data
primer yang terdiri dari hasil wawancara peneliti terhadap responden untuk proyek
yang sedang mereka kerjakan, serta kuesioner berupa daftar pertanyaan yang di buat
oleh peneliti kemudian diedarkan kepada responden untuk diisi dengan harapan data
yang belum diperoleh melalui observasi dan wawancara dapat diperoleh dengan daftar
pertanyaan, untuk contoh kusioner penelitian proyek bangunan keairan yang
disebarkan oleh peneliti dapat dilihat lampiran halaman 55. Yang kedua adalah Data
Sekunder berupa data pendukung yang diperoleh dari instansi terkait, berupa lokasi
pelaksanaan proyek, nilai proyek, nama-nama perusahaan kontraktor dan konsultan
yang menangani proyek tersebut. Untuk lebih jelasnya proses pengumpulan data yang
dilakukan oleh peneliti dapat dilihat pada lampiran hal 64. Adapun jumlah kusioner
yang disebarkan oleh peneliti sebanyak 25 kusioner dari 10 Proyek, hal tersebut
disebabkan ada 5 proyek yang tidak menggunakan jasa Konsultan Pengawas.
Berdasarkan hasil wawancara terhadap pemilik peroyek, 5 proyek tersebut tidak
memerlukan pekerjaan yang spesifik sehingga lebih efesien bila di awasi dari pihak
pengelola proyek (Balai Wilayah Sungai Sulawesi III) yang kesemuanya rata-rata
sudah berpengalaman di atas 10 tahun. Adapun kusioner yang tidak kembali ada 1,
sehingga kusioner yang kembali berjumlah 24 kusioner. Data-data untuk kesepuluh
proyek yang kami teliti dapat dilihat pada lampiran halaman 66.
Lamanya penyebaran dan pengembalian kusioner disebabkan adanya kendala-
kendala yang di alami oleh peneliti. Kendala-kendala tersebut antara lain :
1. Keengganan beberapa responden untuk mengisi kusioner, walaupun peneliti sudah
menunjukkan Surat Permintaan Data dari Kampus dan telah dijelaskan oleh
peneliti maksud dan tujuan kusioner tersebut.
2. Kesibukan yang dimiliki oleh Responden, sehingga tidak memiliki waktu untuk
mengisi kusioner.
3. Beberapa kusioner yang telah diberikan kepada responden ada yang hilang,
sehingga peneliti harus memberikan kusioner kosong untuk di isi kembali.
4. Beberapa responden tidak mengerti cara pengisian kusioner sehingga peneliti harus
menjelaskannya, dan setelah di jelaskan masih ada yang salah cara pengisian
kusioner sehingga harus di berikan ulang kusioner yang baru untuk di isi, hal
tersebut dikarenakan akibat perbedaan pemahaman antara responden dengan
peneliti.
5. Sebagian besar kusioner yang telah di isi hanya di titip oleh responden kepada
orang yang berada dilapangan, sehingga peneliti harus mengatur lagi pertemuan
dengan responden untuk mewawancarainya.
C. Karateristik Responden

1. Pemilihan Kontraktor (U1).

PEMILIHAN KONTRAKTOR

Pelelangan
Pascakualifikasi
37,5%

Pelelangan
Prakualifikasi
62,5%

Gambar 4.1. Persentase Berdasarkan Pemilihan Kontraktor

Dari hasil pengisian kuesioner oleh responden, Pemilihan Kontraktor terdiri


dari Pelelangan Prakualifikasi sebesar 62% (15 responden), Pelelangan
Pascakualifikasi sebesar 37,5% (9 responden) serta Penunjukan Langsung dan
Pemilihan Langsung masing-masing sebesar 0%.

2. Jenis Kontrak (U2).

JENIS KONTRAK

Harga Satuan
75%

Lump Sump
25%

Gambar 4.2. Persentase Berdasarkan Jenis Kontrak


Dari Gambar 4.2. dapat dilihat bahwa Jenis Kontrak yang digunakan pada
proyek yang diteliti adalah 75% untuk Harga Satuan (18 responden) dan 25%
untuk Lump Sump (6 responden).

3. Proyek Yang Dikerjakan (U3).

PROYEK YANG DIKERJAKAN

Proyek Lanjutan
8%

Proyek Baru
92%

Gambar 4.3. Persentase Berdasarkan Proyek Yang Dikerjakan

Berdasarkan hasil pengisian kusioner oleh responden dari 10 proyek bangunan


keairan yang diteliti terdapat 92% Proyek Baru (22 responden), 8% Proyek
Lanjutan (2 responden) dan 0% untuk Proyek Rehabilitasi.

4. Nilai Kontrak Proyek (U4).

NILAI KONTRAK PROYEK

Non Kecil (> 1M)


Kecil (< 1M)
75%
25%

Gambar 4.4. Persentase Berdasarkan Nilai Kontrak Proyek


Gambar 4.4. memperlihatkan bahwa Nilai Kontrak Proyek untuk skala Non
Kecil (> 1M) sebesar 75% (18 responden) sedangkan untuk skala Kecil (< 1M)
sebesar 25% (6 responden).

5. Sumber Dana (U5).

SUMBER DANA

DAU
13%

APBN
88%

Gambar 4.5. Persentase Berdasarkan Sumber Dana

Dari hasil distribusi kusioner, diperoleh hasil bahwa Sumber Dana berasal dari
APBN sebesar 88% (21 responden), DAU sebesar 13% (3 responden) sedangkan
sumber dana yang berasal dari APBD dan ADB sebesar 0%. Untuk proyek tahun
anggaran 2008, 88% sumber dananya berasal dari APBN.

6. Tingkat Pendidikan Terakhir (U6).

TINGKAT PENDIDIKAN TERAKHIR


D3
21%

STM dan
Sederajat
54%

S1
25%

Gambar 4.6. Persentase Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir


Berdasarkan gambar 4.6. Tingkat Pendidikan Terakhir responden terdiri dari
STM dan Sederajat sebesar 54% (13 responden), D3 sebesar 21% (5 responden)
dan S1 sebesar 25% (6 responden) sedangkan untuk tingkat pendidikan S2 sebesar
0%. Tingkat pendidikan dalam pelaksanaan konstruksi banguan keairan di
dominasi oleh responden dengan tingkat pendidikan STM dan sederajat, S1 dan
yang terakhir D3.

7. Lama Pengalaman Kerja (U7).

LAMA PENGALAMAN KERJA

1 Tahun
8%
> 5 Tahun
71%

2 Tahun
8%

5 Tahun
13%

Gambar 4.7. Persentase Berdasarkan Lama Pengalaman Kerja

Berdasarkan Pengalaman Kerja yang dimiliki oleh responden, sebesar 8% (2


responden) yang mempunyai pengalaman kerja 1 dan 2 tahun, sebesar 13% (3
responden) sebesar 5 tahun serta yang memiliki pengalaman kerja > 5 tahun
sebesar 71% (17 responden). Dari persentase dapat dilihat bahwa sebagian besar
pengalaman kerja (Konsultan Pengawas) sudah mempunyai pengalaman diatas 5
tahun.
8. Status Responden di Proyek (U8).

STATUS RESPONDEN DI PROYEK

Tenaga Teknis
Kontraktor Pengaw as
46% Pemilik Proyek
8%

Konsultan
Pengelola Teknis Pengaw as
(PU) 13%
33%

Gambar 4.8. Persentase Berdasarkan Status Responden di Proyek

Dari hasil distribusi kusioner, diperoleh hasil bahwa sebanyak 8% Pengawas


Pemilik Proyek (2 responden), 13% Konsultan Pengawas (3 responden), 33%
Pengelola Teknis PU (8 responden) dan 46% Tenaga Teknis Kontraktor (11
responden).

D. Analisa Faktor-Faktor Yang Berpotensi Menyebabkan


Keterlambatan Proyek Bangunan Keairan

Analisis faktor-faktor hasil dari pengisian responden, kemudian dihubungkan


dengan apa yang dilihat langsung oleh peneliti kondisi di lapangan dengan hasil
wawancara terhadap responden, hal tersebut dilakukan untuk mengetahui tingkat
kebenaran alat ukur (kusioner) terhadap subyek penelitian yang terjadi di lapangan.
Analisis tersebut dapat di ukur dengan cara membandingkan hasil pengisian kusioner
yang di lakukan responden dengan yang terjadi dilapangan, dari hasil perbandingan
tersebut dapat peneliti katakan bahwa hasil pengisian kusioner oleh responden dapat
dipercaya. Hal tersebut juga dapat dibuktikan dengan menggunakan program
komputer SPSS (Statistical Product And Service Solution). Hasilnya dapat dilihat
pada tabel 4.2 dan 4.3 dibawah ini.
1. Hasil Analisa Realibility Cronbach’s Alpha
Sebelum melakukan analisis RRI, maka dilakukan analisa Reliability
Cronbach’s Alpha. Teknik perhitungan koefisien Cronbach's Alpha digunakan
untuk menguji reliabilitas. Untuk menguji reliabilitas digunakan bantuan program
SPSS versi 15,0.

Tabel 4.2. Realibility Statistics Untuk Tingkat Frekuensi Terjadinya Faktor


Cronbach's
Alpha N of Items
.875 25

Tabel 4.3. Realibility Statistics Untuk Dampak Faktor Terhadap Keterlambatan


Cronbach's
Alpha N of Items
.906 25

Hasil pengujian reability indeks Cronbach’s Alpha cukup memuaskan karena


indeks yang di hasilkan sebesar 0,875 untuk frekuensi dan 0,906 untuk dampak,
dimana nilai tersebut berada di atas nilai indeks minimum yaitu sebesar 0,70.

2. Hasil Analisa Relative Rank Indeks dan Rangking


Berdasarkan hasil pengisian kusioner oleh responden, kemudian
datanya dianalisa untuk mencari 10 peringkat yang paling berpotensi terhadap
keterlambatan untuk tingkat keseringan dan level dampak pada proyek bangunan
keairan untuk tahun anggaran 2008 di kota Palu dan sekitarnya. Untuk mencari
kesepuluh peringkat tersebut dapat di lihat dari hasil pengisian kusioner pada
jawaban-jawaban responden yang dianggap ekstrim (skor 5 dan 6) untuk level
frekuensi dan level dampak. Berdasarkan hasil analisa jawaban responden tersebut,
peneliti dapat mengurut 10 peringkat untuk faktor yang berpotensi menyebabkan
keterlambatan, yang diperkuat dengan analisis menggunakan program komputer
SPSS, dengan cara jawaban responden terhadap kusioner diatas diolah dengan
mencari nilai Relative Rank Index (RRI) masing-masing jawaban untuk variabel
tingkat frekuensi terjadinya faktor, level dampak terhadap keterlambatan proyek,
serta nilai indeks kritis, sehingga diperoleh hasil akhir berupa ranking dari faktor-
faktor tersebut dengan menggunakan program SPSS, disini peneliti mengunakan
SPSS versi 15,0. Kesepuluh faktor tersebut dapat dilihat di bawah ini.
Dari hasil analisis kusioner dengan menggunakan program SPSS, diperoleh
hasil rangking faktor-faktor berdasarkan nilai indeks kritis faktor tersebut terhadap
masing-masing proyek yang diteliti, Kondisi cuaca yang tak terduga sebelumnya
berada pada peringkat pertama untuk nilai Indeks Kritis, tingkat frekuensi dan level
dampak. Kondisi cuaca yang tak terduga sebelumnya merupakan faktor yang
frekuensinya paling sering terjadi selama pelaksanaan proyek dan juga sangat
memberikan dampak terhadap keterlambatan proyek yang diteliti. Berdasarkan
hasil wawancara dengan responden, kondisi cuaca akhir-akhir ini sangat sulit untuk
diperkirakan hal tersebut terjadi akibat pemanasan global dan juga untuk proyek
irigasi 90% bahan konstruksinya menggunakan semen sehingga walaupun
hujannya tidak deras kontraktor enggan untuk bekerja akibatnya proyek menjadi
terlambat, juga terkadang di lokasi proyek tidak terjadi hujan tetapi di bagian hulu
sungai terjadi hujan sehingga permukaan air di lokasi proyek menjadi naik. (lihat
lampiran hal. 63).
Tenaga kerja yang digunakan kurang terampil berada pada peringkat kedua
berdasarkan nilai Indeks Kritis, sedangkan untuk tingkat frekuensi berada pada
peringkat keempat dan untuk level dampaknya berada pada peringkat kedua. Ini
menunjukkan walaupun frekuensinya jarang terjadi tetapi faktor tenaga kerja
sangat memberi dampak terhadap keterlambatan proyek. Menurut responden,
tenaga kerja yang digunakan rata-rata tenaga kerja yang masih minim pengalaman
akan pekerjaan bangunan keairan. Hal tersebut terjadi karena kontraktor
menginginkan pembayaran upah yang rendah untuk tenaga kerja yang digunakan,
akibatnya kualitas pekerjaan yang dihasilkan tidak sesuai dengan harapan yang
juga berakibat pada kecepatan proses pekerjaan. (lihat lampiran hal. 61).
Untuk Faktor Kontraktor menangani proyek di berbagai tempat berada pada
peringkat ketiga untuk nilai Indeks Kritis, peringkat kedua untuk tingkat Frekuensi
dan peringkat ketujuh untuk level Dampak. Pada proyek bangunan keairan yang
kami teliti, kontraktor rata-rata dalam waktu yang bersamaan mengerjakan dua
proyek sekaligus bahkan lebih, akibatnya sangat berdampak keterlambatan proyek
yang sedang ditangani, hal tersebut terjadi karena ketidak jujuran pihak penyedia
jasa atau panitia tender pada proses pelelangan. Akibat dari kontraktor menangani
proyek diberbagai tempat terjadi keterbatasan tenaga kerja, peralatan, keuangan
sehingga mempengaruhi waktu penyelesaian pekerjaan. (lihat lampiran hal. 62).
Pada peringkat keempat ditempati oleh faktor kekurangan tenaga
kerja/personil untuk nilai indeks kritis, sedangkan untuk tingkat Frekuensi berada
pada peringkat ketiga dan peringkat keempat untuk Level Dampak. Menurut
responden, dalam hal ini pengguna jasa (kontraktor) mengalami kekurangan tenaga
kerja/personil terjadi karena ketidakpatuhan terhadap kontrak kerja yang telah
disepakati bersama, lagi-lagi karena kontraktor menginginkan keuntungan yang
besar dengan cara mengurangi tenaga kerja/personil. Penyebab lain kekurangan
tenaga kerja/personil dikarenakan banyaknya proyek yang ditangani oleh
kontraktor, personil yang seharusnya digunakan dilokasi proyek ini masih
digunakan di proyek lain, akibatnya produktifitas menjadi menurun maka waktu
yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan juga menjadi semakin lama.
(lihat lampiran hal. 61).
Selanjutnya faktor peralatan yang digunakan sering mengalami kerusakan
berada pada peringkat kelima untuk nilai Indeks Kritis, peringkat enam besar untuk
tingkat Frekuensi dan peringkat ketiga untuk Level Dampak. Menurut responden,
seringnya peralatan yang digunakan mengalami kerusakan disebabkan karena
sebagian besar alat berat yang digunakan merupakan alat yang sudah cukup tua,
selain itu penyebab lain diakibatkan karena banyaknya proyek yang ditangani oleh
kontraktor dalam waktu yang bersamaan sehingga peralatan sering mengalami
kerusakan. Kerusakan alat berat sangat berdampak terhadap keterlambatan
pekerjaan karena harus menunggu perbaikannya terlebih dahulu. (lihat lampiran
hal. 61).
Faktor kekurangan peralatan berada pada peringkat keenam untuk nilai
Indeks kritis, peringkat kelima untuk tingkat frekuensi sedangkan level dampak
berada pada peringkat keenam. Akibat utama kekurangan peralatan dilokasi
pekerjaan terjadi akibat terlalu banyak proyek yang ditangani oleh kontraktor
sehingga peralatan yang digunakan di lokasi proyek jadi berkurang, akibatnya
keterlambatan terjadi karena harus menunggu peralatan selesai dipakai di lokasi
proyek yang lain dan terkadang alat menjadi rusak sehingga harus menunggu untuk
diperbaiki. Hal tersebut mengakibatkan faktor kekurangan peralatan masuk
kedalam sepuluh peringkat penyebab keterlambatan proyek bangunan keairan.
(lihat lampiran hal. 61).
Kemudian untuk faktor peringkat ketujuh untuk nilai Indeks kritis adalah
faktor Ketidak patuhan terhadap kontrak kerja, peringkat kedelapan masing-masing
untuk tingkat frekuensi dan Level Dampak. Menurut responden, ketidak patuhan
terhadap kontrak kerja sering dilakukan oleh kontraktor, seperti menyediakan alat
berat kurang dari kontrak yang disetujui, juga tidak menggunakan tenaga kerja
telah di kualifikasi. Contoh lain ketidak patuhan terhadap kontrak kerja dapat
dilihat dari pelaksanaan pekerjaan konstruksi dimulai tidak sesuai dari jadwal yang
telah dibuat dalam time schedulle, waktunya lambat dimulai hingga satu bulan.
(lihat lampiran hal. 62).
Adanya perubahan kebijakan pemerintah berada pada peringkat kedelapan
besar untuk nilai indeks kritis dan peringkat ketujuh belas untuk tingkat frekuensi
serta peringkat kelima untuk level dampak. Hal yang sangat dipengaruhi dari
perubahan kebijakan pemerintah yaitu menaikkan harga BBM sehingga terjadi
kenaikan harga barang material yang akan dipakai di lokasi proyek dan harga
produksi alat akibatnya pembengkakan terhadap biaya pelaksanaan tidak dapat
dihindari. (lihat lampiran hal. 62).
Selanjutnya keterlambatan yang disebabkan oleh subkontraktor atau
pemasok berada pada peringkat kesembilan untuk nilai indeks kritis, sedang pada
tingkat frekuensi berada pada peringkat enam besar dan untuk level dampak berada
pada peringkat kesembilan belas. Hal yang menyebabkan keterlambatan dari
subkontraktor disebabkan dari perubahan kebijakan pemerintah yang menaikkan
harga BBM sehingga material yang akan dipasok oleh subkontraktor seperti besi
dan semen menjadi terlambat. Penyebab lainnya adalah, karena faktor cuaca yang
tidak menentu sehingga proses pengiriman besi ulir melalui ekspedisi menjadi
terlambat. Pada faktor material yang digunakan jarang ditemui dipasaran berada
pada peringkat kesepuluh untuk nilai indeks kritis, peringkat kesembilan untuk
tingkat frekuensi, sedangkan level dampak berada pada peringkat ke-15 besar.
Perubahan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah seperti menaikkan harga
BBM pada saat itu berimbas kepada sulitnya material ditemui dipasaran.

a). Hasil Analisa Relative Rank Indeks dan Rangking Secara Umum
Berdasarkan SPSS

Tabel. 4.4. RRI dan Rangking Faktor Penyebab Keterlambatan Responden


Secara Umum (Overall).

Indeks Kritis Tingkat Frekuensi Level Dampak


Kode Faktor-faktor Penyebab
No RRI Rank RRI Rank RRI Rank
Faktor Keterlambatan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Kondisi cuaca yang tidak
1 C19 0,7400 1 0,6800 1 0,8100 1
terduga sebelumnya
Tenaga kerja yang
2 B7 0,6100 2 0,5200 4 0,7700 2
digunakan tidak terampil
Kontraktor menangani
3 B11 0,5900 3 0,5800 2 0,6000 7
proyek di berbagai tempat
Kekurangan tenaga kerja /
4 B6 0,5800 4 0,5300 3 0,6400 4
personil
Peralatan yang digunakan
5 B8 0,5500 5 0,4800 6,5 0,6600 3
sering mengalami kerusakan
6 B3 Kekurangan peralatan 0,5300 6 0,4900 5 0,6100 6
Tabel. 4.4. RRI dan Rangking Faktor Penyebab Keterlambatan Responden
Secara Umum (Overall). (Lanjutan)

Indeks Kritis Tingkat Frekuensi Level Dampak


Kode Faktor-faktor Penyebab
No RRI Rank RRI Rank RRI Rank
Faktor Keterlambatan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Ketidak patuhan terhadap
7 B9 0,4800 7 0,4300 8 0,5600 8
kontrak kerja
Adanya perubahan kebijakan
8 C16 pemerintah (mis : kenaikan 0,4600 8 0,3600 17 0,6300 5
BBM, nilai tukar mata uang)
Keterlambatan yang
9 C18 disebabkan oleh 0,4500 9 0,4800 6,5 0,4300 19
subkontraktor atau pemasok
Material yang digunakan
10 C20 0.4300 10 0.4200 9 0.4600 15.5
jarang ditemui di pasaran

Keterangan :
4 : Rangking faktor berdasarkan nilai Indeks Kritis ( Indeks Kritis = Tingkat Frekuensi x Level Dampak )
5 : Rangking faktor berdasarkan tingkat frekuensi kejadian keterlambatan
6 : Rangking faktor berdasarkan level dampak terhadap proyek

Catatan :
Untuk Faktor Kondisi Cuaca yang tak terduga sebelumnya (C19) pada tabel 4.4 diatas, tidak dapat dijadikan
sebagai potensi maupun penyebab keterlambatan proyek, dikarenakan hal tersebut sudah dapat diketahui
berdasarkan perhitungan Hari Efektif Kerja (360 hari kalender - hari libur - hari hujan). Untuk itu jawaban
responden yang mengatakan faktor kondisi cuaca yang tak terduga sebelumnya dapat dikatakan jawaban yang
bersifat bias.

Untuk matriks sepuluh besar penyebab keterlambatan diatas berdasarkan hasil


wawancara peneliti terhadap responden lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran
halaman 61. Selanjutnya RRI dan Rangking keseluruhan secara umum untuk 25
faktor penyebab keterlambatan dapat dilihat pada lampiran halaman 74.
Dari hasil penelitian kami di atas, kemudian dibandingkan dengan hasil
penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya (Waliansyah W, Hidayat
R, Tamsil H). Adapun hasil perbandingannya adalah, terdapat sembilan faktor
penyebab keterlambatan konstruksi bangunan keairan, yang juga termasuk kedalam
10 besar faktor-faktor penyebab keterlambatan berdasarkan penelitian sebelumnya.
Faktor-faktor tersebut yaitu tenaga kerja yang digunakan tidak terampil, kondisi
cuaca yang tak terduga sebelumnya, kekurangan tenaga kerja/personil, peralatan
yang digunakan sering mengalami kerusakan, kekurangan peralatan, ketidak
patuhan terhadap kontrak kerja, adanya perubahan kebijakan pemerintah,
keterlambatan yang disebabkan oleh subkontrkator/pemasok dan material yang
digunakan jarang ditemui dipasaran.
Dari hasil perbandingan diatas, terlihat bahwa ke sembilan faktor
tersebut merupakan faktor-faktor yang berpengaruh untuk menyebabkan
keterlambatan pada proyek bangunan keairan.

3. Analisa Korelasi Spearman’s Rank


Besarnya koefisien korelasi berkisar antara +1 s/d -1. Koefisien korelasi
menunjukkan kekuatan (strength) hubungan linier dan arah hubungan kedua
variabel acak. Jika koefisien positif, maka kedua variabel mempunyai hubungan
searah. Sebaliknya, jika koefisien korelasi negatif, maka kedua variabel
mempunyai hubungan terbalik. Menurut Sarwono (2008), ada enam kriteria
untuk memudahkan melakukan interpretasi mengenai kekuatan hubungan antara
dua variabel, yaitu :
1). 0 : Tidak ada korelasi antara dua varibel
2). > 0 – 0,25 : Korelasi sangat lemah
3). > 0,25 – 0,5 : Korelasi cukup
4). > 0,5 – 0,75 : Korelasi kuat
5). > 0,75 – 0,99 : Korelasi sangat kuat
6). 1 : Korelasi sempurna
Untuk mengetahui seberapa besar korelasi antara jenis proyek yang satu
dengan jenis proyek yang lainnya, maka di gunakanlah program (SPSS versi 15,0)
untuk melakukan korelasi berdasarkan metode spearman rho. Hasil korelasi
antara 10 (sepuluh) besar faktor-faktor yang paling berpotensi berpengaruh
terhadap keterlambatan proyek bangunan keairan, dapat dilihat pada tabel 4.5
berikut ini:
Tabel 4.5. Korelasi Spearmans Rank Berdasarkan Faktor-faktor yang Paling
Mempengaruhi Keterlambatan Proyek Bangunan Keairan

B.3 B.6 B.7 B.8 B.9 B.11 C.16 C.18 C.19 C.20

Correlation
Coefficient
1
B.3
Sig. (2-tailed) .

Correlation
Coefficient
0,21274 1
B.6
Sig. (2-tailed) 0,31825 .

Correlation
Coefficient
0,28700 0,61395** 1
B.7
Sig. (2-tailed) 0,17391 0,00142 .

Correlation
Coefficient
0,46465* 0,19656 0,25391 1
B.8
Sig. (2-tailed) 0,02216 0,35727 0,23121 .

Correlation
Coefficient
0,47563* 0,13832 0,39582 0,72990** 1
B.9
Sig. (2-tailed) 0,01882 0,51920 0,05554 0,00005 .

Correlation
Coefficient
0,25224 0,53425** 0,64984** 0,31792 0,24702 1
B.11
Sig. (2-tailed) 0,23440 0,00716 0,00059 0,13005 0,24455 .

Correlation
Coefficient
0,16568 0,33671 0,30317 0,19143 0,41211* 0,28034 1
C.16
Sig. (2-tailed) 0,43909 0,10765 0,14984 0,37021 0,04538 0,18455 .

Correlation
Coefficient
0,05331 0,08458 0,14340 0,04132 0,20997 0,26254 0,76914** 1
C.18
Sig. (2-tailed) 0,80460 0,69435 0,50384 0,84798 0,32474 0,21519 0,00001 .

Correlation
Coefficient
0,07802 0,09421 0,48048* 0,06049 0,18593 0,23912 0,03763 0,07623 1
C.19
Sig. (2-tailed) 0,71708 0,66148 0,01748 0,77890 0,38438 0,26045 0,86142 0,72330 .

Correlation
Coefficient
0,69285** 0,35073 0,35905 0,59635** 0,53257** 0,43128* 0,34749 0,15550 0,11327 1
C.20
Sig. (2-tailed) 0,00017 0,09289 0,08488 0,00210 0,00738 0,03536 0,09616 0,46812 0,59820 .

* : Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


** : Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
N = 24
Keterangan :
B3 = Kekurangan peralatan
B6 = Kekurangan tenaga kerja / personil
B7 = Tenaga kerja yang digunakan tidak terampil
B8 = Peralatan yang digunakan sering mengalami kerusakan
B9 = Ketidak patuhan terhadap kontrak kerja
B11 = Kontraktor menangani proyek di berbagai tempat
C16 = Adanya perubahan kebijakan pemerintah (mis : kenaikan BBM)
C18 = Keterlambatan yang disebabkan oleh subkontraktor atau pemasok
C19 = Kondisi cuaca yang tidak terduga sebelumnya
C20 = Material yang digunakan jarang ditemui di pasaran

Dari tabel 4.5 diatas dapat dilihat hasil korelasi faktor-faktor berdasarkan 10
faktor yang paling berpengaruh terhadap keterlambatan, terdapat lima korelasi faktor
yang mempunyai hubungan yang signifikasi pada level 0,05 yaitu faktor kekurangan
peralatan memiliki hubungan yang signifikasi dengan faktor peralatan yang digunakan
sering mengalami kerusakan dan faktor ketidak patuhan terhadap kontrak kerja, faktor
tenaga kerja yang digunakan tidak terampil memiliki hubungan yang signifikasi
dengan faktor kondisi cuaca yang tidak terduga sebelumnya, faktor ketidak patuhan
terhadap kontrak kerja memiliki hubungan yang signifikasi dengan faktor adanya
perubahan kebijakan pemerintah, faktor kontraktor menangani proyek diberbagai
tempat memiliki hubungan yang signifikasi dengan faktor material yang digunakan
jarang ditemui dipasaran.
Sedangkan untuk korelasi pada level 0,01 terdapat delapan korelasi faktor,
yaitu faktor kekurangan peralatan memiliki hubungan yang signifikasi dengan faktor
material yang digunakan jarang ditemui dipasaran, faktor kekurangan tenaga
kerja/personil memiliki hubungan yang signifikasi dengan faktor tenaga kerja yang
digunakan tidak terampil dan kontraktor menangani proyek di berbagai tempat, faktor
tenga kerja yang digunakan tidak terampil memiliki hubungan yang signifikasi dengan
faktor kontraktor menagani proyek diberbagai tempat, faktor peralatan yang
digunakan sering mengalami kerusakan memiliki hubungan yang signifikasi dengan
faktor ketidak patuhan terhadap kontrak kerja dan faktor material yang digunakan
jarang ditemui di pasaran, faktor ketidak patuhan terhadap kontrak kerja memiliki
hubungan yang signifikasi dengan faktor material yang digunakan jarang ditemui di
pasaran, faktor Adanya perubahan kebijakan pemerintah memiliki hubungan yang
signifikasi dengan faktor Keterlambatan yang disebabkan oleh subkontraktor atau
pemasok.

Tabel 4.6. Korelasi Spearmans Rank Berdasarkan Kategori Proyek Yang


Dikerjakan (U3)

Proyek Baru Proyek Lanjutan


Correlation Coefficient 1.000 .620(**)
Proyek Baru Sig. (2-tailed) . 0.001
N 25 25
Correlation Coefficient .620(**) 1.000
Proyek Lanjutan Sig. (2-tailed) 0.001 .
N 25 25
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Tabel 4.7. Korelasi Spearmans Rank Berdasarkan Kategori Sumber Dana (U5)
APBN DAU
Correlation Coefficient 1.000 1.000(**)
APBN Sig. (2-tailed) . .
N 25 25
Correlation Coefficient 1.000(**) 1.000
DAU Sig. (2-tailed) . .
N 25 25
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Tabel 4.8. Korelasi Spearmans Rank Berdasarkan Kategori Pendidikan Terakhir


(U6)
Non Sarjana Sarjana
Correlation Coefficient 1.000 .722(**)
Non Sarana Sig. (2-tailed) . 0.000
N 25 25
Correlation Coefficient .722(**) 1.000
Sarjana Sig. (2-tailed) 0.000 .
N 25 25
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Tabel 4.9. Korelasi Spearmans Rank Berdasarkan Kategori Lama Pengalaman
Kerja (U7)
1 - 5 Tahun > 5 Tahun
Correlation Coefficient 1.000 .783(**)
1 - 5 Tahun Sig. (2-tailed) . 0.000
N 25 25
Correlation Coefficient .783(**) 1.000
> 5 Tahun Sig. (2-tailed) 0.000 .
N 25 25
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Tabel 4.10. Korelasi Spearmans Rank Berdasarkan Kategori Status Responden Di


Proyek (U8)
Penyedia Jasa Pengguna Jasa
Correlation Coefficient 1.000 .847(**)
Penyedia Jasa Sig. (2-tailed) . 0.000
N 25 25
Correlation Coefficient .847(**) 1.000
Pengguna Jasa Sig. (2-tailed) 0.000 .
N 25 25
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Dari hasil korelasi pada tabel-tabel diatas, terlihat bahwa korelasi peringkat
dari faktor-faktor yang menyebabkan keterlambatan pada proyek-proyek
konstruksi berdasarkan kategori proyek yang dikerjakan (U3), sumber dana (U5),
pendidikan terakhir (U6), lama pengalaman kerja (U7) serta status responden di
proyek (U8), masing-masing memiliki korelasi yang kuat/signifkan pada level
0,01. Hal ini menunjukkan bahwa hasil peringkat dari faktor-faktor penelitian ini
sudah mewakili untuk semua kategori yang telah kami susun sebelumnya.
frangkykampey*F11103176

Analisis faktor keterlambatan


pada proyek bangunan keairan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai potensi faktor-
faktor yang menyebabkan keterlambatan Proyek Bangunan Keairan di Kota Palu
dan Sekitarnya secara keseluruhan (overall), faktor-faktor yang masuk dalam 10
(sepuluh) besar nilai indeks kritis adalah : Kondisi cuaca yang tidak terduga
sebelumnya(*), Tenaga kerja yang digunakan tidak terampil, kontraktor
menangani proyek diberbagai tempat, kekurangan tenaga kerja/personil, peralatan
yang digunakan sering mengalami kerusakan, kekurangan peralatan,
ketidakpatuhan teradap kontrak kerja, adanya perubahan kebijakan pemerintah,
keterlambatan yang disebabkan oleh subkontraktor atau pemasok, dan material
yang digunakan jarang ditemui dipasaran.
Untuk faktor material yang digunakan jarang ditemui dipasaran untuk proyek
bangunan keairan yang kami teliti seperti baja ulir yang harus dipesan di luar kota
Palu, ketersediaan bahan tersebut yang ada di kota Palu tidak mencukupi
kebutuhan proyek, sehingga kekurangannya harus dipesan dari luar kota Palu.
Solusi untuk permasalahan ini adalah dengan pemesanan material jauh hari
sebelum material tersebut akan digunakan.
(*)
Untuk Faktor Kondisi Cuaca yang tak terduga sebelumnya diatas, tidak dapat
dijadikan sebagai potensi maupun penyebab keterlambatan proyek, dikarenakan
hal tersebut sudah dapat diketahui berdasarkan perhitungan Hari Efektif Kerja
(360 hari kalender - hari libur - hari hujan). Untuk itu jawaban responden yang
mengatakan faktor kondisi cuaca yang tak terduga sebelumnya dapat dikatakan
jawaban yang bersifat bias.
2. Berdasarkan hasil korelasi terlihat bahwa korelasi peringkat dari faktor-faktor
yang menyebabkan keterlambatan pada proyek-proyek konstruksi berdasarkan
kategori proyek yang dikerjakan, Sumber dana, Pendidikan terakhir, lamanya
pengalaman pekerjaan, dan status responden di proyek masing-masing memiliki
korelasi yang kuat / signifkan pada level 0,01. Hal ini menunjukkan bahwa hasil
peringkat dari faktor-faktor penelitian ini sudah mewakili untuk semua kategori
yang telah kami susun sebelumnya.

B. Saran
1. Dari kesepuluh peringkat potensi penyebab keterlambatan proyek bangunan
keairan di kota Palu dan sekitarnya yang kami teliti, perlu di tambahkan faktor
ketersediaan suku cadang peralatan dikarenakan faktor tersebut juga sangat
berpotensi menyebabkan keterlambatan. Peralatan yang digunakan terutama alat
berat yang digunakan oleh kontraktor di kota Palu sebagian besar adalah alat yang
sudah cukup tua sehigga peralatan tersebut sering rusak, pemesanan suku cadang
peralatan tersebut membutuhkan waktu yang lama akibatnya pelaksanaan
pekerjaan proyek menjadi terlambat. Untuk itu faktor ketersediaan suku cadang
peralatan perlu untuk diperhatikan demi kelancaran dan kecepatan pelaksanaan
proyek dan perlu dimasukkan kedalam pertanyaan faktor pada kusioner untuk
penelitian selanjutnya.
2. Dalam penyebaran dan pengembalian kusioner, peneliti mengalami beberapa
kendala, agar hal tersebut tidak terjadi lagi kepada peneliti selanjutnya, salah satu
caranya, yaitu setelah memberikan kusioner kepada responden sebaiknya peneliti
meminta nomor handphone dan alamat kantor/rumah responden untuk
memudahkan mengatur pertemuan wawancara dan mempercepat pengembalian
kusioner.
3. Penelitian selanjutnya sebaiknya lebih difokuskan pada satu jenis proyek
(penelitian studi kasus), dimulai dari pada saat pelelangan sampai proyek
berakhir, sehingga penyebab terjadinya faktor-faktor di atas lebih diketahui secara
detail.
DAFTAR PUSTAKA

Dipohusodo, Istimawan. (1996). Manajemen Proyek dan Konstruksi. Jilid 1. Kanisius.


Yogyakarta.

Dipohusodo, Istimawan. (1996). Manajemen Proyek dan Konstruksi. Jilid 2. Kanisius.


Yogyakarta.

Elinwa, A. U., Joshua, M. (2001). ”Time-Overrun Factors In Nigerian Construction


Industry.” Journal Of Construction Engineering and Management., 419 –
425.

Gould, Frederick E. (1997). “Managing The Construction Process : Estimating,


Scheduling, and Project Control” Prentice-Hall, Inc. Upper Saddle River,
New Jersey.

Hidayat, Rahmat. (2007). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Proyek


Konstruksi Berdasarkn Persepsi Kontraktor. Tugas Akhir Universitas
Tadulako. Palu

Kaming, P. F., Olomolaiye, P. O., Holt, G. D., Harris, F. C. (1997). ”Factors


Influencing Construction Time And Cost Oveerun On High-Rise Project In
Indonesia.” Construction Management and Economics., 83-94.

Mangitung, D. M., and Emsley, M. W. (2002a) "The characteristics of Periodic and


Project Prequalification Practices in the UK." The 10th International CIB
Symposium of the W65 Commission on Organisation and Management of
Construction: Construction Innovation and Global Competitiveness,
University of Cincinnati, Ohio, USA, 960-972.

Mangitung, D. M. (2005). ”Modelling the influence of periodic pregualification


criteria on project performance, “ Unpublished PhD thesis, School of
Mechanical, Aerospace and Civil Engineering. The University of
Manchester. Manchester. UK

Mangitung, D. M. (2006). ”Manajemen Konstruksi, Definisi, Konsep dan Taxonomi.”


Catatan Perkuliahan. Manajemen Konstruksi. Jurusan Teknik Sipil. Fakultas
Teknik. Universitas Tadulako.
Mangitung, D. M. (2006). ”Pengendalian Waktu Proyek.” Catatan Perkuliahan.
Manajemen Konstruksi. Jurusan Teknik Sipil. Fakultas Teknik. Universitas
Tadulako.

Online. (http://www.damandiri.or.id/file/dasminsiduipbbab4.pdf), diakses 23/09/09


pukul 11:45 WITA)

Prabowo, Budiman. (1999). Keterlambatan Waktu Pelaksanaan Proyek Klasifikasi


dan Peringkat dari Penyebab-Penyebabnya. Dimensi Teknik Sipil Vol. 1

Sarwono, Jonathan. (2008). Panduan Lengkap Untuk Belajar Komputasi Statistik.


Andi. Yogyakarta.

Siegel, S., and Castellan, N. J. (1988). Nonparametric statistics for the behavioral
sciences, 2nd ed. McGraw-Hill, New York, USA.

Soeharto, Imam. (1995). Manajemen Proyek dari Konseptual Sampai Operasional.


Erlangga. Jakarta

Soehendradjati, RJB. (1987). Diktat Kuliah : ”Manajemen Konstruksi”. Jurusan


Teknik Sipil. Fakultas Teknik. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Sugiyono (2008). Statistik Nonparametris. CV Alfabeta, Bandung.

Tamsil, Rastuti. (2007). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Proyek


Konstruksi Berdasarkan Persepsi Konsultan Pengawas. Tugas Akhir
Universitas Tadulako. Palu

Waliansyah, Wahyu (2007). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan


Proyek Konstruksi Berdasarkan Persepsi Pemilik Proyek. Tugas Akhir
Universitas Tadulako. Palu
frangkykampey*F11103176

Analisis faktor keterlambatan


pada proyek bangunan keairan
KUESIONER PENELITIAN

Nama : FRANGKY KAMPEY


Judul TA : Analisa Potensi Penyebab Keterlambatan Proyek Bangunan Keairan
Jurusan : Sipil (S1)
Fakultas : Teknik
No. HP : 085656500026 / 4775758

Maksud Penelitian :
Survei ini dimaksudkan untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menjadi potensi penyebab
keterlambatan proyek Bangunan Keairan di Kota Palu dan sekitarnya. Hasil survey yang berdasarkan
persepsi dari pemilik proyek,kontraktor,dan konsultan pengawas yang sedang terlibat dalam proyek
konstruksi, diharapkan dapat memberikan informasi mengenai faktor-faktor apa yang dapat menjadi
potensi penyebab keterlambatan proyek Bangunan Keairan di Kota Palu dan sekitarnya, sehingga hasil
survey ini dapat memberikan masukkan kepada para pihak atau pemangku kepentingan jasa konstruksi.
Kuesioner ini adalah bagian dari Tugas Akhir Mahasiswa Teknik Sipil program studi S-1,
Universitas Tadolako. Saya sebagai mahasiswa yang menyusun tugas akhir, memohon kepada
Bapak/Ibu untuk membantu penelitian ini dengan cara mengisi kuesioner berdasarkan pengalaman
selama terlibat dalam proyek konstruksi.

Syarat-Syarat Pengisian Kuesioner


1. Data yang diisi oleh responden dijamin kerahasiaannya oleh peneliti dan hanya rangkuman
data yang telah dianalisa yang disajikan dalam tugas akhir.
2. Kuesioner ini diisi oleh pihak - pihak yang terkait dengan proyek yang sedang diteliti yaitu
pihak pemilik proyek, kontraktor dan konsultan pengawas.
3. Setelah pengisian kuesioner, mohon lembar identitas responden diberi Stempel
Instansi/Perusahaan dan Tanda Tangan Responden untuk menjamin keaslian dari data
yang telah diberikan oleh responden.
4. Atas partisipasi Bapak/Ibu, saya ucapkan banyak terima kasih, semoga dapat menjadi masukan
yang sangat berharga bagi pendidikan dan ilmu pengetahuan.
Identitas Responden :
1. Nama Responden : ………………………………………….
2. Jabatan dalam perusahaan/instansi : ………………………………………….
3. Nama perusahaan : ………………………………………….
4. Tanggal Mengisi : ………………………………………….
Tanda Tangan Stempel

Kuesioner Bagian Umum (isilah titik-titik yang tersedia atau pilih salah satu dengan
memberi tanda kali: X atau lingkaran: O)

A. DATA PROYEK

1. Nama Proyek : ...........................................................................................

Lokasi Proyek : .........................................................................................

Institusi Pemilik Proyek : ..........................................................................................

2. Pemilihan Kontraktor :  Penunjukan Langsung  Pelelangan Prakualifikasi

 Pemilihan Langsung  Pelelangan Pascakualifikasi

Jenis Kontrak :  Lump Sump  Harga Satuan

Proyek yang dikerjakan :  Baru  Rehabilitasi  Lanjutan

Nilai proyek konstruksi :  < 1 Milyar  ≥ 1 Milyar

Sumber dana :  APBN  APBD  ADB


 DAU  ………………
B. DATA RESPONDEN

1. Apakah tingkat pendidikan terakhir anda ?

 STM dan Sederajat  D3  S1  S2  …………


2. Sudah berapa lama anda terlibat dalam pelaksanaan proyek (pengalaman kerja di
proyek) ?

 1 tahun  2 tahun  3 tahun  4 tahun  5 tahun  >5 tahun


3. Status anda (responden) di Proyek ?
 Konsultan  Tenaga teknis …………
 Pengelola teknis (PU)
Pengawas kontraktor

Kuesioner Bagian Utama (pilih salah satu dengan memberi tanda kali : X atau
lingkaran : O)

Berdasarkan pengalaman di proyek untuk konstruksi Bangunan Keairan, Bapak/Ibu diminta


untuk memilih salah satu pilihan yang tersedia :

1 sampai 6 untuk tingkat frekuensi keterlambatan proyek konstruksi Bangunan Keairan :


1. Sangat Jarang
2. Antara 1 dan 3
3. Jarang
4. Sering
5. Antara 4 dan 6
6. Sangat Sering

1 sampai 6 untuk probabilitas dampak faktor terhadap keterlambatan proyek :


1. Sangat Tidak Memberi Dampak
2. Tidak Memberi Dampak
3. Hampir Memberi Dampak
4. Hampir Tidak Memberi Dampak
5. Memberi Dampak
6. Sangat Memberi Dampak
Bila ada tambahan hal-hal yang tidak disebutkan silahkan di isi dibaris kosong yang
tersedia.
Faktor-Faktor Yang Dapat Level Dampak Terhadap
Tingkat Frekuensi Penyebab
Keterlambatan Proyek
NO Menjadi Potensi Penyebab Keterlambatan
Keterlambatan Proyek Bangunan Keairan
Bangunan Keairan 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
A. Kategori Jenis Keterlambatan Yang Disebabkan Oleh Pengguna Jasa
1 Perencanaan yang kurang lengkap
Perubahan desain berdasarkan
2
keinginan pemilik proyek
B. Kategori Jenis Keterlambatan Yang Disebabkan Oleh Kontraktor
3 Kekurangan Peralatan
Kesalahan yang terjadi selama
4 pelaksanaan proyek sehingga harus
dikerjakan kembali
5 Mobilisasi peralatan yang terlambat
6 Kekurangan tenaga kerja / personil
7 Tenaga kerja yang digunakan tidak
terampil
8 Peralatan yang digunakan sering
mengalami kerusakan
9 Ketidak patuhan terhadap kontrak
kerja
10 Terlambat membayar upah pekerja
11 Kontraktor menangani proyek di
berbagai tempat
Menggunakan metode/teknik
12 pelaksanaan yang baru dan belum
umum digunakan
13 Perkiraan penggunaan material
yang tidak akurat
14 Perselisihan yang terjadi di
lapangan
C. Kategori Jenis Keterlambatan Yang Disebabkan Oleh Non-Para Pihak
Terjadinya kejadian yang tak
15 terduga (mis : kerusuhan, bencana
alam dilokasi proyek)
Adanya perubahan kebijakan
16 pemerintah (mis : Kenaikan BBM,
nilai tukar mata uang)
Banyaknya hambatan untuk menuju
17 ke lokasi proyek (mis: belum
adanya jalan yang memadai)
Faktor-Faktor Yang Dapat Level Dampak Terhadap
Tingkat Frekuensi Penyebab
Keterlambatan Proyek
NO Menjadi Potensi Penyebab Keterlambatan
Keterlambatan Proyek Bangunan Keairan
Bangunan Keairan 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6

18 Keterlambatan yang disebabkan


oleh subkontraktor atau pemasok
19 Kondisi cuaca yang tidak terduga
sebelumnya
20 Material yang digunakan jarang
ditemui di pasaran
D. Kategori Jenis Keterlambatan Yang Disebabkan Oleh Pengguna Jasa dan Kontraktor
21 Alokasi dana yang tidak cukup
Buruknya koordinasi antara pihak-
22 pihak yang terlibat dalam
pelaksanaan proyek
Cara pembayaran /penarikan termin
23 yang tidak umum (mis: termin
dapat ditarik setelah progres fisik
mencapai 60%).
Prediksi terhadap lokasi lapangan
24 atau goegrafis proyek yang tidak
akurat
25 Buruknya monitoring dan control
E. Faktor – Faktor tambahan
26 ……………………………………
……………………………………
27 ……………………………………
……………………………………
28 ……………………………………
……………………………………
29 ……………………………………
……………………………………
30 ……………………………………
……………………………………

Terima kasih atas partisipasi Bapak/Ibu, dengan mengisi kusioner ini.


Kuesioner Pilot Study

Hal ini dilakukan untuk mendapatkan masukkan/saran dan informasi mengenai kuesioner.
Hal umum mengenai kuesioner :
1. Berapa lama waktu yang anda butuhkan untuk mengisi kuesioner ini ?
..........................................................................................................................................
2. Apakah instruksi dalam kuesioner ini sudah cukup jelas ?
Ya Tidak
Jika tidak alasannya :
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
Mengenai pertanyaan kuesioner :
1. Apakah pertanyaan dalam kuesioner ini cukup jelas ?
Ya Tidak
Jika Tidak alasannya :
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
2. Apakah pertanyaan dalam kuesioner ini sulit untuk di jawab ?
Ya Tidak
Jika Ya alasannya :
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
3. Apakah masih perlu penambahan pertanyaan ?
Ya Tidak
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
4. Apakah pertanyaan ini relevan dengan topik yang dibahas ?
Ya Tidak
Jika tidak alasannya :
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
Tolong berikan kesan dan pesan jika ada :
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
MATRIKS KUSIONER
Proyek Bangunan Keairan

Berdasarkan Keterangan Responden

No. Kode
Uraian
Kusioner Faktor
Keterlambatan terjadi karena proyek yang ditangani oleh kontraktor
lebih dari satu dalam waktu yang bersamaan, sehingga peralatan yang
1, 2, 6, 7, digunakan di lokasi proyek jadi berkurang, akibatnya harus
9, 14, 20 B.3 menunggu peralatan selesai dipakai di lokasi proyek yang lain, dan
juga terkadang alat menjadi rusak sehingga harus menunggu untuk
diperbaiki.
Keterlambatan pada mobilisasi alat terjadi akibat dari banyaknya
1, 2, 6, proyek yang ditangani oleh kontraktor di tempat lain. Alat-alat berat
8, 9 B.5 yang semestinya sudah harus digunakan di lokasi proyek namun
masih harus menunggu selesai digunakan di proyek lain.
Penyebab dari kekurangan tenaga kerja/personil di lapangan
diakibatkan karna tidak memenuhi kontrak kerja, yaitu tenaga kerja
1, 6, 8 B.6 yang disiapkan oleh kontraktor tidak sesuai/lebih kecil dari kontrak
kerja, ini juga diakibatkan karena banyaknya proyek yang sedang
ditangani.
Kekurangan tenaga kerja/personil dikarenakan kontraktor sedang
11, 20, 22
menangani proyek ditempat lain.
1, 2, 5, 6,
9, 12, Tenaga kerjanya (tukang) susah membaca gambar, disebabkan oleh
13, 14, 20, B.7 pengalaman kerja yang masih kurang.
22
Tenaga kerjanya (tukang) masih belum tau campuran beton K225
3
disebabkan oleh pengalaman kerja yang masih kurang.
Tenaga kerjanya (tukang) susah membaca gambar terutama gambar
11
penulangan dan potongan.
Belum tau membaca gambar dikarenakan rata-rata tukang yang
18, 19
dipakai tidak lulus Sekolah Dasar.
Peralatan sering mengalami kerusakan dikarenakan proyek yang
1, 2 B.8 dikerjakan terlalu banyak dan peralatan yang digunakan kebanyakan
peralatan tua.
Alat berat excavator yang digunakan merupakan alat yang sudah
cukup tua, sedangkan alat tersebut merupakan alat utama dalam
pekerjaan proyek, yaitu untuk penanaman blok talud, alat yang
3, 4
digunakan yang sering rusak juga yaitu molen karna molen yang
digunakan molen yang tua.
No. Kode
Uraian
Kusioner Faktor
Molen dan alat berat excavator yang digunakan merupakan alat yang
5, 6, 9 B.8 sudah cukup tua, sehingga sering mengalami kerusakan.
20 Peralatan yang sering mengalami kerusakan, yaitu Concreate Mixer.

23 Peralatan yang sering mengalami kerusakan, yaitu Dozer.


Ketidak patuhannya yaitu terhadap SPEK yang ada, contohnya
3, 4, 5 B.9 pernah pasangan beton disuruh bongkar oleh pengawas PU karna
campuran betonnya dibuat tidak berdasarkan SPEK yang ada.
1, 6, 19, Selain sedang mengerjakan proyek dilokasi ini Kontraktor juga
20, 22, 23 B.11 mengerjakan paket di lokasi lain.
Perselisihan tersebut kadang terjadi antar buruh harian dengan
1, 2, 3, 5, pengawas kontraktor, terkadang juga antar pengawas kontraktor
9 B.14 dengan pengawas konsulltan, hal tersebut cukup berdampak terhadap
tertundanya pekerjaan.
Kerusuhan antara orang yang ada dilapangan dengan masyarakat
dikarenakan proyek tersebut merupakan rangkaian dari pekerjaaan
proyek perpanjangan Landasan Pacu di bandara udara mutiara,
1, 2 C.15 dimana proyek perpanjangan landasan pacu tersebut nantinya harus
menggusur beberapa rumah dan sebagian tanah warga yang nantinya
dijadikan area landas pacu sehingga proyek talud kena imbas dari
kemarahan warga yang mengakibatkan keterlambatan proyek.
Bencana alam yang pernah terjadi di lokasi yaitu banjir sehingga
3, 4, 5
proyek di tunda sampai beberapa hari.
Proyek Box Culvert tersebut merupakan 1 rangkaian dari pekerjaaan
perpanjangan Landasan Pacu di bandara udara mutiara,dimana proyek
perpanjangan landasan pacu tersebut nantinya harus menggusur
6, 8, 9 C.15 rumah masyarakat sehingga proyek Box Culvert tersebut kena imbas
dari kemarahan warga yang mengakibatkan keterlambatan proyek,
juga terjadinya banjir di lokasi proyek sehingga harus berhenti sampai
arus air di sungai cukup reda.
Kenaikan harga BBM merupakan salah satu yang penyebab
keterlambatan proyek, imbas dari kenaikan harga BBM yaitu naiknya
1, 2, 6, 7, harga-harga meterial yang akan dipakai dilokasi proyek melebihi jauh
9 C.16 harga-harga material yang tertera dalam kontrak, sehingga utusan dari
pihak kontraktor meminta eskalasi harga kepada Pemerintah di
Jakarta, dalam masa waktu tersebut proyek jadi terlambat.
Kenaikan harga BBM sangat berpengaruh terhadap harga material
11, 13, 19,
dan produksi alat sehingga terjadi pembengkakan pada biaya
22
pelaksanaan.
No. Kode
Uraian
Kusioner Faktor
Hambatan tersebut dikarenakan untuk memasuki ke lokasi proyek
1, 2, 6, 9 C.17 harus melewati area bandara, dimana untuk memasuki area bandara
harus menunggu pesawat landing atau tackoff.
Membuat jalan inspeksi ke lokasi proyek, tetapi masyarakat setempat
20
tidak mau lahannya dijadikan jalan inspeksi.
Kondisi cuaca di lokasi proyek yang tiba-tiba hujan membuat
1, 2, 4, 5,
kontraktor enggan untuk bekerja. Terkadang di lokasi proyek tidak
6, 7, 8, 9,
10
C.19 hujan tetapi di hulu sungai terjadi hujan deras sehingga ketinggian air
dilokasi proyek menjadi naik.
Kondisi cuaca di lokasi proyek yang tiba-tiba hujan membuat
kontraktor enggan untuk bekerja. Terkadang di lokasi proyek tidak
11
hujan tetapi di hulu sungai terjadi hujan deras sehingga ketinggian air
dilokasi proyek menjadi naik.
Kondisi cuaca di lokasi proyek yang tiba-tiba hujan membuat
kontraktor enggan untuk bekerja. Terkadang di lokasi proyek tidak
12
hujan tetapi di hulu sungai terjadi hujan deras sehingga ketinggian air
dilokasi proyek menjadi naik.
Kondisi cuaca di lokasi proyek yang tiba-tiba hujan membuat
13, 20, 21, kontraktor enggan untuk bekerja. Terkadang di lokasi proyek tidak
22, 23, 24 hujan tetapi di hulu sungai terjadi hujan deras sehingga ketinggian air
dilokasi proyek menjadi naik.
Konstruksi bangunan keairan 90% menggunakan semen, sehingga
14, 15, 18, kontraktor enggan melanjutkan proyek apabila terjadi hujan
19 walaupun bukan hujan lebat, kontraktor menunggu sampai cuaca
kembali cerah baru pekerjaan dilanjutkan kembali.
Alokasi dana yang tidak cukup berdampak terhadap pembelian
1, 2, 6, 7 D.21 material, bahan bakar alat berat, dll. Sehingga dinilai berdampak
terhadap keterlambatan.
1, 2, 6, Termin 35% boleh ditarik oleh kontraktor setelah Progres fisik sudah
7, 9 D.23 mencapai 50%.
Bagan Alir Proses Pengumpulan Data

Membuat Surat
Permintaan Data
di Fakultas

Menunjukkan Surat
Permintaan Data
ke Instansi Terkait

Meminta Lokasi
Proyek-proyek Bangunan Keairan yang sedang
berlangsung dan Nama-nama Perusahaan yang
menangani proyek tersebut

Menyebarkan Kuesioner kepada Responden


yang berada di lapangan
(Pemilik Proyek, Pengawas Kontraktor, dan
Konsultan Pengawas

Mensinkronkan Jawaban responden di kuesioner


dengan apa yang peneliti lihat dilapangan dengan
cara wawancara untuk jawaban yang di anggap
ekstrim (skor 5 dan 6)

Proses pengumpulan data-data dimulai oleh peneliti dari meminta nama-nama


proyek bangunan keairan yang sedang berlangsung di kantor-kantor PU dengan cara
memasukkan surat permintaan data dimiliki peneliti yang diperoleh dari Fakultas
Teknik Universitas Tadulako yang ditanda tangani oleh Pembantu Dekan I.
Kemudian surat tersebut diproses oleh pihak yang berwenang menangani surat-surat
di kantor PU tersebut, waktu untuk memproses surat tersebut berkisar antara 1 sampai
2 minggu.
Setelah mendapat jawaban maka barulah peneliti boleh bertemu dengan
Kepala Instansi tersebut, kemudian Kepala Instansi tersebut memberikan surat
disposisi kepada stafnya yang memegang file proyek-proyek keairan yang sedang
berlangsung dan nama-nama perusahaan konsultan dan kontraktor yang sedang
menangani proyek tersebut.
Setelah peneliti mengetahui dimana saja proyek-proyek yang sedang
berlangsung, kemudian peneliti mulai menyebarkan kusioner kepada Pemilik Proyek,
Konsultan dan kontraktor pengawas yang berada dilapangan dengan cara
mengunjungi langsung ke lokasi proyek. Hasil isian kusioner yang dilakukan oleh
responden kemudian di sinkronkan dengan apa yang diliat langsung oleh peneliti di
lapangan, mengenai jawaban-jawaban responden yang dianggap ekstrim (skor 5 dan
6) untuk level frekuensi dan dampak ditanya oleh peneliti alasannya responden
memberikan skor ekstrim.
DATA-DATA PROYEK YANG DI TELITI

1. Nama Proyek : Pembuatan Talud Pada Daerah Perpanjangan


Landasan Pacu 2.732,5 m2
Lokasi Proyek : Bandar Udara Mutiara
Nilai Proyek : Rp. 998.700.000
Sumber Dana : APBN
Tahun Anggaran : 2008
Pemilik Proyek : Departemen Perhubungan
Konsultan Pengawas : CV. Konsultan Citra Pratama
Kontraktor : PT. Lince Romawi Raya

2. Nama Proyek : Pembangunan Tanggul Sungai Palu Segmen VII


Lokasi Proyek : Sungai Palu
Nilai Proyek : Rp. 1.493.333.000
Sumber Dana : DAU
Tahun Anggaran : 2008
Pemilik Proyek : Dinas PU Pertambangan Dan Energi
Konsultan Pengawas : CV. Sarana Struktur
Kontraktor : PT. Dumori Dharma Perkasa

3. Nama Proyek : Pembuatan Box Culvert Sepanjang 170 m


Lokasi Proyek : Bandar Udara Mutiara
Nilai Proyek : Rp. 4.932.191.000
Sumber Dana : APBN
Tahun Anggaran : 2008
Pemilik Proyek : Departemen Perhubungan
Konsultan Pengawas : CV. Geometrik Konsultan
Kontraktor : PT. Karya Putra Birawa

4. Nama Proyek : Perkuatan Tebing Sungai Palu


Lokasi Proyek : Sungai Palu
Nilai Proyek : Rp. 3.300.000.000
Sumber Dana : APBN
Tahun Anggaran : 2008
Pemilik Proyek : Dinas Balai Wilayah Sungai Sulawesi III
Konsultan Pengawas : Tidak Ada (*)
Kontraktor : PT. Ariescont Perdana
5. Nama Proyek : Pembuatan Check Dam DPS 3 C Sungai Sombe
Lewara
Lokasi Proyek : Sungai Sombe Lewara Kab. Donggala
Nilai Proyek : Rp. 2.700.000.000
Sumber Dana : APBN
Tahun Anggaran : 2008
Pemilik Proyek : Dinas Balai Wilayah Sungai Sulawesi III
Konsultan Pengawas : Tidak Ada (*)
Kontraktor : PT. Masara Bulava Lestari

6. Nama Proyek : Pembuatan Embung Ngia


Lokasi Proyek : Ngata Baru Kab. Donggala
Nilai Proyek : Rp. 3.696.648.000
Sumber Dana : APBN
Tahun Anggaran : 2008
Pemilik Proyek : Dinas Balai Wilayah Sungai Sulawesi III
Konsultan Pengawas : CV. Sarana Cipta
Kontraktor : PT. Cempaka Nusantara

7. Nama Proyek : Perbaikan Alur Sungai Desa Sidondo II


Lokasi Proyek : Desa Sidondo Kab. Donggala
Nilai Proyek : Rp. 2.420.927.000
Sumber Dana : APBN
Tahun Anggaran : 2008
Pemilik Proyek : Dinas Balai Wilayah Sungai Sulawesi III
Konsultan Pengawas : Tidak Ada (*)
Kontraktor : PT. Indojaya Palu Makmur

8. Nama Proyek : Pembuatan Check Dam DPS 3 E Sungai Sombe


Lewara
Lokasi Proyek : Sungai Sombe Lewara Kab. Donggala
Nilai Proyek : Rp. 2.398.997.000
Sumber Dana : APBN
Tahun Anggaran : 2008
Pemilik Proyek : Dinas Balai Wilayah Sungai Sulawesi III
Konsultan Pengawas : Tidak Ada (*)
Kontraktor : PT. Adas Sejahtera
9. Nama Proyek : Pembuatan Embung Watutela
Lokasi Proyek : Watutela Kab. Donggala
Nilai Proyek : Rp. 3.808.407.000
Sumber Dana : APBN
Tahun Anggaran : 2008
Pemilik Proyek : Dinas Balai Wilayah Sungai Sulawesi III
Konsultan Pengawas : CV. Mukti Nugraha
Kontraktor : PT. Karya Rejeki

10. Nama Proyek : Normalisasi Up Stream Bendung Gumbasa


Lokasi Proyek : Gumbasa Kab. Donggala
Nilai Proyek : Rp. 1.920.012.000
Sumber Dana : APBN
Tahun Anggaran : 2008
Pemilik Proyek : Dinas Balai Wilayah Sungai Sulawesi III
Konsultan Pengawas : Tidak Ada (*)
Kontraktor : PT. Torabangun Jaya

Keterangan :
(*) = Menurut Pemilik Proyek : Pekerjaan tersebut tidak menggunakan jasa
Konsultan Pengawas, dikarenakan pekerjaan ini tidak memerlukan pekerjaan
yang spesifik sehingga lebih efesien bila di awasi dari pihak pengelola proyek
(DINAS BALAI WILAYAH SUNGAI SULAWESI III) yang kesemuanya rata-
rata sudah mempunyai pengalaman kerja di atas 10 tahun.
HASIL DATA KUSIONER
N = 24
Pertanyaan Bagian Umum Frekuensi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keterlambatan Proyek Konstruksi Bangunan Keairan
Respon
A A B B B B B B B B B B B B B C C C C C D D D D D
den U.1 U.2 U.3 U.4 U.5 U.6 U.7 U.8
1F 2F 3F 4F 5F 6F 7F 8F 9F 10F 11F 12F 13F 14F 15F 16F 17F 18F 19F 20F 21F 22F 23F 24F 25F
1 4 1 1 1 1 1 6 4 1 3 1 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 1 1 3
2 4 1 1 1 1 1 5 3 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 3 4 1 1 4 1 1 4 4 1 1 1 1 1 1
3 4 2 1 2 4 2 6 2 3 3 4 3 4 2 1 4 3 1 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3
4 4 2 1 2 4 3 1 1 2 3 4 1 4 4 3 3 3 3 4 2 2 1 1 1 1 3 4 2 1 3 1 1 2
5 4 2 1 2 4 1 6 3 3 3 4 3 4 2 1 4 3 1 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3
6 4 1 1 1 1 1 6 4 1 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 1 1 3
7 4 1 1 1 1 1 5 3 3 2 4 2 3 3 2 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4
8 4 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 3 4 1 1 1 1 3 3 1 1 4 1 1 1 4 1 1 1 1 3 1
9 4 1 1 1 1 3 2 3 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 3 4 1 1 4 1 1 4 4 1 1 1 1 1 1
10 3 2 3 2 1 1 6 2 2 2 2 1 1 3 3 3 3 3 3 2 2 2 1 3 1 2 4 3 3 2 2 2 2
11 3 2 3 2 1 3 6 3 3 3 3 3 2 5 5 3 3 3 4 2 3 3 1 2 2 3 5 3 3 3 2 2 4
12 3 2 1 2 1 3 6 2 2 1 2 2 1 3 4 2 2 2 3 2 2 2 1 3 1 3 4 2 3 2 2 1 2
13 3 2 1 2 1 1 6 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 3 2 2 2 1 2 2 3 4 2 2 3 2 2 3
14 3 2 1 2 1 2 6 2 1 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 1 1 1 1 1
15 3 2 1 2 1 2 6 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 1 1 2 1 2 2 3 4 3 2 2 2 1 1
16 3 2 1 2 1 2 6 2 1 2 3 3 3 4 4 4 3 3 4 1 3 3 4 3 3 3 4 3 1 1 1 1 1
17 3 2 1 2 1 1 6 3 1 1 3 3 3 3 3 3 2 2 3 1 2 2 3 2 1 2 3 2 1 1 1 1 2
18 3 2 1 2 1 1 6 2 2 2 3 2 1 3 5 3 3 3 4 2 2 2 1 1 2 3 5 3 3 3 3 2 3
19 3 2 1 2 1 1 6 3 2 3 3 3 1 4 5 4 4 3 5 2 2 2 1 2 1 3 5 3 3 3 2 2 3
20 3 2 1 2 1 2 6 2 1 1 4 3 1 4 4 3 2 3 4 3 3 3 3 1 3 1 4 3 1 1 1 1 1
21 3 2 1 2 1 1 5 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 1 2 2 2 2 2 2 4 2 2 1 1 1 1
22 3 2 1 2 1 3 2 1 3 3 4 3 1 4 5 3 3 3 4 2 2 2 1 2 2 3 5 3 3 3 2 2 3
23 3 2 1 2 1 1 6 2 1 1 4 3 3 4 4 3 2 3 4 1 3 3 3 3 3 3 4 3 1 1 1 1 1
24 3 2 1 2 1 1 6 3 2 1 3 2 2 3 3 3 2 1 3 1 1 1 1 1 3 2 5 2 1 2 2 1 1
HASIL DATA KUSIONER
N = 24
Pertanyaan Bagian Umum Level Dampak Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keterlambatan Proyek Konstruksi Keairan
Respon
A A B B B B B B B B B B B B B C C C C C D D D D D
den U.1 U.2 U.3 U.4 U.5 U.6 U.7 U.8
1D 2D 3D 4D 5D 6D 7D 8D 9D 10D 11D 12D 13D 14D 15D 16D 17D 18D 19D 20D 21D 22D 23D 24D 25D
1 4 1 1 1 1 1 6 4 2 3 6 4 5 5 5 5 4 4 5 4 3 5 6 6 5 3 4 2 5 4 5 2 3
2 4 1 1 1 1 1 5 3 3 3 5 4 6 3 6 6 4 3 4 1 4 5 6 6 6 2 4 3 6 3 6 1 2
3 4 2 1 2 4 2 6 2 4 4 3 4 2 3 6 6 6 2 2 4 2 6 5 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4
4 4 2 1 2 4 3 1 1 4 3 4 4 3 2 4 5 5 3 4 4 3 3 6 4 2 2 5 4 4 4 3 4 2
5 4 2 1 2 4 1 6 3 4 4 3 4 2 3 6 6 6 2 2 4 3 6 5 2 2 2 5 3 3 4 4 3 3
6 4 1 1 1 1 1 6 4 2 3 5 3 5 5 5 6 3 4 5 3 4 2 6 6 5 3 5 4 5 4 5 3 4
7 4 1 1 1 1 1 5 3 4 3 6 2 2 4 4 2 2 2 3 2 2 2 2 6 2 3 5 3 6 4 6 2 3
8 4 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 5 5 1 1 1 1 3 3 1 1 5 1 1 1 4 1 1 1 1 3 1
9 4 1 1 1 1 3 2 3 3 3 5 4 6 3 6 6 4 3 4 1 2 5 6 6 6 4 5 2 3 3 6 3 2
10 3 2 3 2 1 1 6 2 2 2 3 1 1 3 4 3 3 3 3 1 2 2 1 3 1 2 5 3 3 2 2 2 2
11 3 2 3 2 1 3 6 3 3 3 3 3 2 6 6 4 4 4 4 3 3 3 1 5 1 4 6 3 2 4 2 2 4
12 3 2 1 2 1 3 6 2 2 1 3 3 1 3 5 3 3 2 4 2 2 2 1 3 1 3 5 2 3 3 3 1 2
13 3 2 1 2 1 1 6 3 2 2 3 3 2 4 5 3 3 3 3 2 2 3 1 5 2 3 6 2 3 3 2 2 3
14 3 2 1 2 1 2 6 2 1 2 5 3 2 4 5 3 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 4 3 1 1 1 1 1
15 3 2 1 2 1 2 6 3 3 2 3 3 3 4 3 2 2 2 2 3 2 2 1 3 2 3 5 3 3 2 2 2 1
16 3 2 1 2 1 2 6 2 2 2 3 3 3 4 4 3 2 2 4 2 2 2 1 2 3 2 4 3 1 1 2 2 2
17 3 2 1 2 1 1 6 3 1 1 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 4 2 2 2 2 2 2
18 3 2 1 2 1 1 6 2 2 2 3 2 1 3 5 3 3 4 4 2 2 2 1 4 1 2 5 2 3 3 3 2 3
19 3 2 1 2 1 1 6 3 2 3 3 4 1 4 5 4 4 3 5 2 2 2 1 5 1 3 5 3 3 3 2 2 3
20 3 2 1 2 1 2 6 2 1 1 6 4 1 6 6 5 4 4 5 3 3 3 3 1 6 1 5 4 1 1 1 1 1
21 3 2 1 2 1 1 5 3 2 2 3 2 3 4 4 3 2 2 2 3 2 2 1 3 2 3 4 3 2 2 2 2 2
22 3 2 1 2 1 3 2 1 3 3 4 3 1 5 6 4 4 4 5 2 2 2 1 5 2 3 6 3 3 3 2 2 4
23 3 2 1 2 1 1 6 2 2 2 2 3 3 3 3 5 3 3 5 3 4 2 1 3 4 3 6 3 2 2 2 2 3
24 3 2 1 2 1 1 6 3 2 2 3 1 1 3 4 4 2 2 2 2 2 1 2 3 1 2 5 2 2 2 2 2 2
Keterangan :
Kuesioner Bagian Umum

U.1 Pemilihan Kontraktor U.2 Jenis Kontrak


1 = Penunjukan Langsung 1 = Lump Sump
2 = Pemilihan Langsung 2 = Harga Satuan
3 = Pelelangan Prakualifikasi U.4 Nilai Proyek Konstruksi
4 = Pelelangan Pascakualifikasi 1 = Skala Kecil ( < Rp. 1 M)
U.3 Proyek yang Dikerjakan 2 = Skala non Kecil ( ≥ Rp. 1 M)
1 = Proyek Baru U.6 Tingkat Pendidikan Terakhir Responden
2 = Proyek Rehabilitasi 1 = STM dan Sederajat
3 = Proyek Lanjutan 2 = D3
4 = Lain-lain 3 = S1
U.5 Sumber Dana 4 = S2
1 = APBN 5 = Lain-lain
2 = APBD U.8 Status Responden Di Proyek
3 = ADB 1 = Konsultan Pengawas
4 = DAU 2 = Pengelola Teknis (PU)
5 = Lain-lain 3 = Tenaga Teknis Kontraktor
U.7 Pengalaman Kerja Responden Di Proyek 4 = Lain-lain
1 = 1 Tahun Recode U6 : 1 = Non Sarjana (1,2)
2 = 2 Tahun 2 = Sarjana (3,4)
3 = 3 Tahun Recode U7 : 1 = ≤ 5 Tahun (1,2,3,4,5)
4 = 4 Tahun 2 = > 5 Tahun (6)
5 = 5 Tahun Recode U8 : 1 = Pengguna Jasa (2)
6 = > 5 Tahun 2 = Penyedia Jasa (1,3)
Kuesioner Bagian Utama

Tingkat Frekuensi (F) Level Dampak (D)


Pemilihan skala untuk frekuensi mulai dari : Pemilihan skala untuk probabilitas dampak mulai dari :
1 = Sangat Jarang 1 = Sangat tidak memberi dampak
2 = Antara 1 dan 3 2 = Hampir Tidak memberi dampak
3 = Jarang 3 = Tidak memberi dampak
4 = Sering 4 = Hampir memberi dampak
5 = Antara 4 dan 6 5 = Memberi dampak
6 = Sangat Sering 6 = Sangat memberi dampak
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keterlambatan Proyek Konstruksi
A1 = Perencanaan yang kurang lengkap
A2 = Perubahan desain berdasarkan keinginan pemilik proyek
B3 = Kekurangan peralatan
B4 = Kesalahan yang terjadi selama pelaksanaan proyek sehingga harus dikerjakan kembali
B5 = Mobilisasi peralatan yang terlambat
B6 = Kekurangan tenaga kerja / personil
B7 = Tenaga kerja yang digunakan tidak terampil
B8 = Peralatan yang digunakan sering mengalami kerusakan
B9 = Ketidak patuhan terhadap kontrak kerja
B10 = Terlambat membayar upah pekerja
B11 = Kontraktor menangani proyek di berbagai tempat
B12 = Menggunakan metode/teknik pelaksanaan yang baru dan belum umum digunakan
B13 = Perkiraan penggunaan material yang tidak akurat
B14 = Perselisihan yang terjadi di lapangan
C15 = Terjadinya kejadian yang tak terduga(mis:kerusuhan, bencana alam di lokasi proyek)
C16 = Adanya perubahan kebijakan pemerintah (mis : kenaikan BBM, nilai tukar mata uang)
C17 = Banyaknya hambatan untuk menuju ke lokasi proyek (mis: belum adanya jalan yang memadai)
C18 = Keterlambatan yang disebabkan oleh subkontraktor atau pemasok
C19 = Kondisi cuaca yang tidak terduga sebelumnya
C20 = Material yang digunakan jarang ditemui di pasaran
D21 = Alokasi dana yang tidak cukup
D22 = Buruknya koordinasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan proyek
D23 = Cara pembayaran/penarikan Termin yang tidak umum (mis : termin dapat ditarik setelah progres fisik mencapai 60%)
D24 = Prediksi terhadap lokasi lapangan atau goegrafis proyek yang tidak akurat
D25 = Buruknya monitoring dan control
RRI & RANGKING SECARA UMUM
Indeks Kritis Frekuensi Dampak
No Faktor-faktor Penyebab Keterlambatan RRI Rank RRI Rank RRI Rank
C19 1 Kondisi cuaca yang tidak terduga sebelumnya 0.7400 1 0.6800 1 0.8100 1
B7 2 Tenaga kerja yang digunakan tidak terampil 0.6100 2 0.5200 4 0.7700 2
B11 3 Kontraktor menangani proyek di berbagai tempat 0.5900 3 0.5800 2 0.6000 7
B6 4 Kekurangan tenaga kerja / personil 0.5800 4 0.5300 3 0.6400 4
B8 5 Peralatan yang digunakan sering mengalami kerusakan 0.5500 5 0.4800 6.5 0.6600 3
B3 6 Kekurangan peralatan 0.5300 6 0.4900 5 0.6100 6
B9 7 Ketidak patuhan terhadap kontrak kerja 0.4800 7 0.4300 8 0.5600 8
C16 8 Adanya perubahan kebijakan pemerintah (mis : kenaikan BBM, nilai tukar mata uang)0.4600 8 0.3600 17 0.6300 5
C18 9 Keterlambatan yang disebabkan oleh subkontraktor atau pemasok 0.4500 9 0.4800 6.5 0.4300 19
C20 10 Material yang digunakan jarang ditemui di pasaran 0.4300 10 0.4200 9 0.4600 15.5
B10 11 Terlambat membayar upah pekerja 0.4200 11 0.3900 12 0.4700 13.5
B4 12 0.4200
Kesalahan yang terjadi selama pelaksanaan proyek sehingga harus dikerjakan kembali 12 0.3800 13 0.4900 10
B5 13 Mobilisasi peralatan yang terlambat 0.4100 13 0.4100 10 0.4400 18
C15 14 0.4100
Terjadinya kejadian yang tak terduga (mis : kerusuhan, bencana alam di lokasi proyek) 14 0.4000 11 0.4700 13.5
B14 15 Perselisihan yang terjadi di lapangan 0.4100 15 0.3800 14.5 0.4700 12
D21 16 Alokasi dana yang tidak cukup 0.4000 16 0.3500 21 0.4900 10
D22 17 Buruknya koordinasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan proyek 0.4000 17 0.3500 18.5 0.4500 17
B12 18 Menggunakan metode/teknik pelaksanaan yang baru dan belum umum digunakan0.3800 18 0.3800 14.5 0.4200 20
B13 19 Perkiraan penggunaan material yang tidak akurat 0.3800 19 0.3700 16 0.4100 21.5
C17 20 Banyaknya hambatan untuk menuju ke lokasi proyek (mis: belum adanya jalan yang 0.3800
memadai)20 0.3500 21 0.4600 15.5
D25 21 Buruknya monitoring dan control 0.3700 21 0.3500 21 0.4100 21.5
A2 22 Perubahan desain berdasarkan keinginan pemilik proyek 0.3700 22 0.3500 18.5 0.4000 23.5
D23 23 0.3500progres
Cara pembayaran/penarikan Termin yang tidak umum (mis : termin dapat ditarik setelah 23fisik mencapai
0.280060%) 24 0.4900 10
A1 24 Perencanaan yang kurang lengkap 0.3400 24 0.3100 23 0.4000 23.5
D24 25 Prediksi terhadap lokasi lapangan atau goegrafis proyek yang tidak akurat 0.3000 25 0.2700 25 0.3500 25
RANGKING FAKTOR TIAP KATEGORI

Pelelangan Prakualifikasi Pelelangan Pascakualifikasi


Faktor Frekuensi Dampak Indeks kritis Faktor Frekuensi Dampak Indeks kritis
C19 1 1 1 C19 1 4 1
B7 2 2 2 C15 4 1 2
B6 4 3 3 B5 2 8.5 3
B11 3 4 4 B11 4 14 4
B8 6 5 5 B8 9 2.5 5
B3 5 7 6 B3 8 7 6
B9 7 8 7 B6 7 12.5 7
B10 9.5 9 8 C16 15.5 5.5 8
C20 8 10 9 B9 11.5 10.5 9
C16 14.5 6 10 C18 4 25 10
C18 9.5 12 11 D21 15.5 8.5 11
B4 11 11 12 D22 10 15 12
B13 13 14 13 B12 6 19 13
B14 12 18.5 14 B14 15.5 10.5 14
C17 14.5 18.5 15 B7 24 2.5 15
D21 17 16.5 16 D23 24 5.5 16
D25 18.5 14 17 A2 15.5 17.5 17
D22 18.5 16.5 18 C17 19.5 12.5 18
A2 16 21 19 D25 11.5 22.5 19
B12 23 14 20 C20 15.5 20 20
A1 20.5 21 21 B4 21.5 16 21
B5 20.5 23.5 22 B13 15.5 22.5 22
D23 24 21 23 A1 24 17.5 23
D24 25 23.5 24 B10 21.5 22.5 24
C15 22 25 25 D24 19.5 22.5 25
Lump Sump Harga Satuan
Faktor Frekuensi Dampak Indeks kritis Faktor Frekuensi Dampak Indeks kritis
C15 2.5 1.5 1 C19 1 1 1
C19 1 6.5 2 B7 2.5 2 2
B5 6 3.5 3 B11 2.5 5 3
B11 4.5 12 4 B6 4 4 4
B6 7 10.5 5 B8 6 3 5
C16 10 1.5 6 B3 5 7.5 6
C18 2.5 19 7 B9 7 6 7
D21 10 8.5 8 C20 8.5 10 8
B3 15.5 5 9 B4 10 9 9
B7 20.5 6.5 10 C18 8.5 14.5 10
B8 15.5 8.5 11 C16 16.5 7.5 11
B12 4.5 24.5 12 B10 11 11 12
D22 10 14 13 B14 12.5 12 13
C17 20.5 10.5 14 B13 12.5 18 14
D23 24 3.5 15 D22 18 14.5 15
B14 10 13 16 A2 14.5 21 16
B10 15.5 17 17 D25 19.5 16.5 17
B9 15.5 15.5 18 D21 19.5 16.5 18
D25 10 22 19 B12 23 13 19
B13 15.5 19 20 C17 16.5 21 20
C20 15.5 22 21 A1 21.5 19 21
A2 20.5 19 22 B5 14.5 25 22
B4 23 15.5 23 D23 24 21 23
D24 20.5 24.5 24 C15 21.5 24 24
A1 25 22 25 D24 25 23 25
Proyek Baru Proyek Lanjutan
Faktor Frekuensi Dampak Indeks kritis Faktor Frekuensi Dampak Indeks kritis
C19 1 1 1 C19 1 1 1
B7 4 2 2 B7 2.5 2 2
B11 2 7 3 B6 2.5 3 3
B6 3 4.5 4 B11 4 6.5 4
B8 7 3 5 B8 7.5 6.5 6
B3 5 6 6 B9 7.5 6.5 6
B9 8.5 8 7 B10 7.5 6.5 6
C16 17.5 4.5 8 C16 14.5 4 8
C18 6 20 9 C20 7.5 11 10
C15 10 11.5 10 D25 7.5 11 10
B5 8.5 16 11 C18 14.5 11 12
B4 12 9.5 12 D22 14.5 11 12
C20 11 16 13 B3 14.5 11 14
B10 13.5 16 14 D21 7.5 16 14
B14 15 14 15 A1 14.5 16 17
C17 17.5 13 16 A2 14.5 16 17
D21 21.5 11.5 17 B13 14.5 16 17
D22 19.5 18 18 B14 14.5 16 17
B12 13.5 19 19 B4 20.5 20.5 20
B13 16 21 20 D23 20.5 20.5 20
A2 19.5 23.5 21 D24 20.5 20.5 20
D25 21.5 22 22 B12 20.5 20.5 22
D23 24 9.5 23 B5 23.5 23 23
A1 23 23.5 24 C17 23.5 24.5 24
D24 25 25 25 C15 25 24.5 25
Skala Kecil ( < Rp. 1M ) Skala Non Kecil ( ≥ Rp. 1M )
Faktor Frekuensi Dampak Indeks kritis Faktor Frekuensi Dampak Indeks kritis
C15 2.5 1.5 1 C19 1 1 1
C19 1 6.5 2 B7 2.5 2 2
B5 6 3.5 3 B11 2.5 5 3
B11 4.5 12 4 B6 4 4 4
B6 7 10.5 5 B8 6 3 5
C16 10 1.5 6 B3 5 7.5 6
C18 2.5 19 7 B9 7 6 7
D21 10 8.5 8 C20 8.5 10 8
B3 15.5 5 9 B4 10 9 9
B7 20.5 6.5 10 C18 8.5 14.5 10
B8 15.5 8.5 11 C16 16.5 7.5 11
B12 4.5 24.5 12 B10 11 11 12
D22 10 14 13 B14 12.5 12 13
C17 20.5 10.5 14 B13 12.5 18 14
D23 24 3.5 15 D22 18 14.5 15
B14 10 13 16 A2 14.5 21 16
B10 15.5 17 17 D25 19.5 16.5 17
B9 15.5 15.5 18 D21 19.5 16.5 18
D25 10 22 19 B12 23 13 19
B13 15.5 19 20 C17 16.5 21 20
C20 15.5 22 21 A1 21.5 19 21
A2 20.5 19 22 B5 14.5 25 22
B4 23 15.5 23 D23 24 21 23
D24 20.5 24.5 24 C15 21.5 24 24
A1 25 22 25 D24 25 23 25
APBN DAU
Faktor Frekuensi Dampak Indeks kritis Faktor Frekuensi Dampak Indeks kritis
C19 1 1 1 C19 2 6 1
B7 3 2 2 B7 24.5 3.5 2
B11 2 5 3 B11 5 20.5 3
B6 4 3 4 B6 13.5 20.5 4
B3 6 6.5 5 B3 2 14.5 5
B8 7 6.5 6 B8 4 1.5 6
C16 16.5 4 7 C16 20 17.5 7
C18 5 16 8 C18 8 24 8
B9 8 8 9 B9 8 1.5 9
B10 10 9.5 10 B10 24.5 24 10
C20 9 14.5 11 C20 13.5 14.5 11
B4 11.5 12.5 12 B4 20 8.5 12
B5 13.5 14.5 13 B5 2 24 13
D21 18.5 9.5 14 D21 20 14.5 14
B14 13.5 17.5 15 B14 20 5 15
C15 11.5 19.5 16 C15 8 3.5 16
B13 16.5 19.5 17 B13 13.5 20.5 17
C17 18.5 12.5 18 C17 20 20.5 18
D22 21 17.5 19 D22 8 8.5 19
B12 15 22 20 B12 13.5 8.5 20
D25 21 21 21 D25 13.5 17.5 21
A2 21 23 22 A2 8 11.5 22
D23 24 11 23 D23 20 11.5 23
A1 23 24 24 A1 13.5 8.5 24
D24 25 25 25 D24 20 14.5 25
Non Sarjana Sarjana
Faktor Frekuensi Dampak Indeks kritis Faktor Frekuensi Dampak Indeks kritis
C19 1 1 1 C19 1 1 1
B7 4.5 2 2 B7 4 2 2
B11 2 7 3 B11 2.5 4 3
B6 4.5 4.5 4 B6 2.5 4 4
B8 4.5 3 5 B8 11 6 5
B3 4.5 4.5 6 B3 6.5 8.5 6
B9 8 8 7 B9 11 7 7
C16 16 6 8 C20 16 20.5 8
C18 7 20.5 9 B4 19.5 11 10
B5 10.5 20.5 10 B10 11 14 10
C15 10.5 16.5 11 C16 22 4 11
B14 12.5 12.5 12 C18 5 14 12
D21 20.5 9 13 C17 25 24.5 13
C20 9 14 14 B13 19.5 24.5 14
D22 20.5 16.5 15 B14 22 17 15
B10 14 15 16 D25 11 20.5 16
B4 12.5 12.5 17 B12 6.5 20.5 17
B12 18.5 18.5 18 A2 16 23 19
D25 22 22 19 D21 16 17 19
D23 23.5 10.5 20 D22 11 11 19
A2 18.5 23 21 A1 16 17 21
B13 16 18.5 22 B5 8 11 22
C17 16 10.5 23 D23 24 14 23
A1 23.5 24 24 C15 16 8.5 24
D24 25 25 25 D24 22 20.5 25
1-5 Tahun > 5 Tahun
Faktor Frekuensi Dampak Indeks kritis Faktor Frekuensi Dampak Indeks kritis
C19 1 1 1 C19 1 1 1
B7 9 2.5 2 B7 3 2 2
B11 2 10.5 3 B11 2 5 3
B6 4 8 4 B6 4 4 4
B8 10.5 5.5 5 B8 5 3 5
B3 8 4 6 B3 6 6.5 6
C20 16 18 7 B9 8.5 8 7
B9 10.5 12 8 C16 14.5 6.5 8
B4 23.5 15.5 9 C18 7 17.5 9
B10 16 20 10 D22 20 14.5 10
C15 6 5.5 11 B14 11.5 11 11
C17 23.5 13 12 C20 8.5 12 12
B5 6 8 13 D21 20 14.5 13
C16 20.5 2.5 14 B10 11.5 10 14
C18 3 20 15 B4 10 9 15
B13 20.5 24 16 B5 14.5 23.5 16
B14 23.5 15.5 17 C15 17.5 21 17
D21 16 10.5 18 D25 20 19.5 18
B12 6 24 19 B12 22 14.5 19
A2 16 20 20 A2 17.5 22 20
D22 12 15.5 21 B13 13 19.5 21
D25 16 24 22 D23 24 17.5 22
D23 23.5 8 23 A1 23 23.5 23
A1 16 15.5 24 C17 16 14.5 24
D24 16 22 25 D24 25 25 25
Pengguna Jasa Penyedia Jasa
Faktor Frekuensi Dampak Indeks kritis Faktor Frekuensi Dampak Indeks kritis
C19 1 1 1 C19 1 1 1
B7 4 2 2 B7 5.5 2 2
B8 6 4 3 B11 2 10 3
B6 3 5 4 B6 5.5 5 4
B11 2 3 5 B3 5.5 6 5
B3 5 6 6 B8 5.5 4 6
B9 10 7.5 7 B9 8 7.5 7
C16 16 7.5 8 B10 22.5 19 8
C18 7 22 9 C16 19.5 3 9
B4 16 12 10 C18 3 14 10
B14 12.5 15.5 11 B5 9 15 11
C20 8.5 13 12 C20 11 16.5 12
D22 20.5 19 13 C15 11 19 13
C15 12.5 10 14 D21 17 9 14
D21 20.5 15.5 15 B4 11 12.5 15
C17 18 10 16 B12 14 24 16
B5 12.5 19 17 B13 22.5 23 17
D25 22 21 18 D22 14 12.5 18
B10 8.5 10 19 A2 17 19 19
B13 12.5 19 20 B14 19.5 11 20
B12 16 14 21 C17 22.5 21.5 21
D23 24.5 17 22 D25 14 21.5 22
A2 19 23 23 D23 22.5 7.5 23
A1 23 24.5 24 A1 17 16.5 24
D24 24.5 24.5 25 D24 25 25 25

You might also like