Professional Documents
Culture Documents
1. Pendahuluan
Birokrasi, dunia usaha, dan masyarakat merupakan tiga pilar utama dalam
upaya mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (good Governance). Birokrasi
sebagai organisasi formal memiliki kedudukan dan cara kerja yang terikat dengan
peraturan, memiliki kompetensi sesuai jabatan dan pekerjaan, memiliki semangat
pelayanan publik, pemisahan yang tegas antara milik organisasi dan individu, serta
sumber daya organisasi yang tidak bebas dari pengawasan eksternal. Karena itu,
birokrasi bekerja dalam mengemban perjuangan mewujudkan keseluruhan cita-cita
dan tujuan bernegara sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945.
*)
Tim Penyusun; 1) Direktur Aparatur Negara; 2) TPRK (Agus Sudrajat, Bustang, Sandjaja
Sarwohadi, Dadang Solihin, Ikak Gayuh Pratiastomo)
1
Pelaksanaan reformasi birokrasi diharapkan mampu menghasilkan birokrasi
yang dapat berperan sebagai dinamisator pembangunan dan mampu menciptakan
iklim ekonomi, sosial politik yang kondusif bagi lancarnya proses pembangunan;
dapat meningkatkan kinerja pelayanan publik sejalan dengan pelaksanaan
desentralisasi dan otonomi daerah dan demokrasi; dapat merespon dinamika
perkembangan ekonomi, sosial politik dalam negeri yang berkembang, serta dapat
mengantisipasi dan mendapatkan manfaat dari kemajuan teknologi dan informasi
yang begitu cepat, serta globalisasi seperti sekarang ini.
2. Permasalahan
- Tingginya tingkat penyalahgunaan kewenangan dalam bentuk KKN.
- Rendahnya kualitas pelayanan publik.
- Belum berjalannya desentralisasi kewenangan secara efektif.
3. Tujuan Kerja.
- Memberikan gambaran akurat tentang permasalahan di lingkungan birokrasi
yang terkait dengan kelembagaan, manajemen dan sumber daya manusia
aparatur.
- Memberikan alternatif rekomendasi kebijakan mengenai reformasi birokrasi.
- Memberikan usulan rencana tindak reformasi birokrasi yang mungkin
dilakukan untuk jangka waktu 2005-2009.
2
Terdapat lima isu strategis terkait dengan reformasi birokrasi
yang perlu ditindaklanjuti secara cermat dalam rencana tindak, yaitu
pemerintahan yang bersih, aktualisasi prinsip-prinsip kepemerintahan
yang baik, kompetensi SDM aparatur, pelayanan publik, dan
desentralisasi kewenangan. Rencana tindak dalam konteks ini adalah
rencana yang ingin diimplementasikan sehingga birokrasi didorong ke
arah birokrasi yang lebih baik yang mampu merespon dinamika
lingkungan strategis. Rencana tindak ini diharapkan akan dapat secara
bertahap memperbaiki sosok dan kinerja birokrasi. Kelima isu strategis
tersebut meliputi:
5.1. Kesimpulan
Reformasi birokrasi pada dasarnya merupakan upaya perubahan yang
dilakukan secara sadar, untuk memposisikan diri (birokrasi) kembali, dalam rangka
menyesuaikan diri dengan dinamika lingkungan yang dinamis. Upaya tersebut,
dilakukan untuk melaksanakan peran dan fungsi secara tepat dan konsisten, guna
menghasilkan manfaat sebagaimana diamanatkan konstitusi. Kesadaran diri untuk
melakukan upaya perubahan kearah yang lebih baik, merupakan cerminan dari
sebuah kebutuhan. Kebutuhan tersebut, bertitik tolak dari fakta adanya peran
birokrasi saat ini yang masih jauh dari harapan. Realitas ini, sesungguhnya juga
menunjukkan kesadaran bahwa terdapat kesenjangan antara apa yang sebenarnya
diharapkan dengan fakta aktual mengenai peran birokrasi dewasa ini.
Berbagai predikat negatif ditujukan terhadap birokrasi pemerintah dalam
melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan dewasa ini. Predikat
negatif ini terkait dengan penyakit birokrasi “korupsi kolusi dan nepotisme” (KKN),
dan rendahnya kinerja yang dapat diukur dengan lambatnya dalam pemberian
pelayanan kepada masyarakat. Kondisi demikian berakibat pada tingkat kredibilitas
birokrasi yang makin merosok dan bahkan timbul ketidakpercayaan dan skeptis dari
masyarakat terhadap kinerja birokrasi.
Disamping itu, berbagai publikasi hasil kajian ilmiah yang dilakukan oleh
beberapa lembaga independen internasional, senantiasa menempatkan Indonesia pada
urutan terbawah dalam pelayanan publik. Indikasi tersebut merupakan salah satu
indikator negatif akan rendahnya kinerja birokrasi pemerintah dewasa ini.
3
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, kajian rencana tindak reformasi birokrasi
ini merupakan salah satu upaya untuk merespon kondisi birokrasi saat ini dan
tuntutan perbaikan kinerjanya. Respon ini pada dasarnya dapat dikategorikan menjadi
tiga hal besar; pertama, upaya mengkaji faktor-faktor yang turut mempengaruhi
masih rendahnya kinerja birokrasi; kedua adalah memformulasikan ikhtiar-ikhtiar
“rencana tindak” yang dapat dilakukan untuk merubah kondisi birokrasi saat ini
menuju birokrasi yang professional, efisien dan efektif serta andal dalam
melaksanakan tugas umum pemerintahan dan pembangunan; dan ketiga dapat
menjadi salah satu landasan gerak dalam penyusunan kebijakan nasional mengenai
“Rencana Aksi” percepatan pelaksanaan reformasi birikrasi.
5.2. Rekomendasi
4
penerapan good governance. Karena tanpa dukungan dari masyarakat,
mustahil untuk melaksanakan reformasi birokrasi.
5
Matrik Rencana Tindak Reformasi Birokrasi
Tabel 1
Matriks Rencana Tindak dengan Issu Stratejik Clean Government
RENCANA TINDAK
ISU INDIKATOR KINERJA Instansi
ISU Pendukung Kelembagaan Ketatalaksanaan SDM
Strategik (Jangka Menengah) Penanggungjawab
Pemerintahan Law Enforcement Membentuk • Memperbaiki Meningkatkan • Banyaknya hasil pemantauan yang Departemen
yang bersih yang lemah komisi yang sistem kerja kapasitas akurat terhadap kinerja lembaga Kehakiman dan HAM
(Clean memantau internal lembaga- (pengetahuan, sikap, penegak hukum (Koordinator);
Government) kinerja lembaga penegak keterampilan) aparat • Banyaknya hasil pemantauan yang Kepolisian; Kejaksaan,
lembaga hukum penegak hukum direspon dan ditindaklanjuti Mahkamah Agung;
penegak • Memperbaiki dalam merespon • Banyaknya kasus KKN yang KPK, BPK; BPKP
hukum hubungan tata kerja kuantitas dan diselesaikan dengan tuntas
antar lembaga kualitas kriminalitas • Tingkat efektifitas penyelesaian
penegak hukum (white colar crime) suatu perkara/ kasus KKN
dan pengawasan
Ketidakjelasan • Melakukan review Disiminasi dan • Banyaknya kasus KKN yang Departemen
dan terhadap peraturan Sosialisasi diselesaikan dengan tuntas Kehakiman dan HAM
ketidaklengkapan seluruh peraturan • Tingkat efektifitas penyelesaian (Koordinator);
peraturan terkait dengan suatu perkara/ kasus KKN Kepolisian; Kejaksaan,
(pemanfaatan KKN Mahkamah Agung;
celah hukum) • Memperbaiki KPK, BPK; BPKP
substansi
peraturan-peraturan
yang
memungkinkan
terjadinya multi
interpretasi/
ambiguitas
Adanya duplikasi • Melakukan • Memperbaiki Mengadakan • Kejelasan pembagian tugas, fungsi Departemen
aturan dan review sistem kerja sertifikasi sistem, dan kewenangan lembaga- Kehakiman dan HAM
kewenangan kewenanga internal lembaga- proses dan produk lembaga pengawasan internal (Koordinator);
lembaga-lembaga n dan fungsi lembaga pendidikan dan • Terbangunnya sistem yang Kepolisian; Kejaksaan,
pengawasan masing- pengawasan pelatihan di bidang berstandar internasional Mahkamah Agung;
internal (BPKP, masing • Memantapkan pengawasan dan • Diterapkannya e-audit secara KPK, BPK; BPKP
Tidak efektifnya • Melakukan • Memperbaiki • Mengadakan • Kejelasan pembagian tugas, fungsi Departemen
pelaksanaan review hubungan tata kerja sertifikasi dan kewenangan lembaga- Kehakiman dan HAM
fungsi lembaga- kewenanga antar lembaga sistem, proses lembaga penegak hukum (Koordinator);
lembaga penegak n dan fungsi penegak hukum dan produk • Meningkatnya kualitas SDM Kepolisian; Kejaksaan,
hukum (Adanya lembaga- • Memperbaiki pendidikan dan aparatur penegak hukum Mahkamah Agung;
ketidakjelasan, lembaga substansi pelatihan di • Meningkatnya kinerja aparatur KPK, BPK; BPKP
dan duplikasi penegak peraturan-peraturan bidang penegak hukum khususnya dalam
kewenangan, hukum yang multi penegakan penyelesaian perkara/kasus KKN
lemahnya • Memperbai interpretasi/ hukum dan penerapan hukum tindak
pembinaan ki struktur ambiguitas • Meningkatkan pidana korupsi secara efektif
profesionalisme fungsi • Pengendalian mutu disiplin,
lembaga- proses penegakan kompetensi dan
lembaga hukum kesejahteraan
penegak aparatur
hukum penegak hukum
Standar • Memperteg • Mereview terhadap • Diseminasi dan • Tersedianya SOP yang jelas, Menpan (Koordinator);
pengelolaan as institusi SOP lembaga- Sosialisasi SOP mudah dipahami dan seluruh lembaga
kebijakan dan yang lembaga dan indikator dilaksanakan penyelenggara negara
pelayanan publik bertanggun penyelenggara kinerja lembaga • Terciptanya keserasian dan dan pemerintahan
yang belum jelas gjawab negara dan • Peningkatan keterpaduan kebijakan publik
dan tidak untuk pemerintahan kompetensi SDM • Tersedianya indikator kinerja
transparan (SOP menyusun • Memperbaiki dan • Penerapan reward (input, proses, output, outcome)
dan berorientasi norma, merumuskan and punishment yang jelas dan terukur
pada pencapaian standar, dan kembali SOP. • Terbitnya laporan akuntabilitas
tujuan bernegara prosedur • Menetapkan kinerja yang dapat diakses oleh
Rencana Tindak Reformasi Birokrasi 7
Matrik Rencana Tindak Reformasi Birokrasi
Profesionalitas • Regulasi • Melakukan review • Menegakkan • Meningkatnya kinerja lembaga Menpan dan BKN
tidak dihargai standar sistem dan proses reward and dan SDM aparatur (Koordinator)
secara layak kinerja pengelolaan punishment • Remunerasi yang
(misalnya profesional kebijakan mengakomodasi standar
remunerasi belum individu remunerasi kelayakan (Y=C+S).
Rencana Tindak Reformasi Birokrasi 8
Matrik Rencana Tindak Reformasi Birokrasi
Tabel. 2
Matriks Rencana Tindak dengan Isu Stratejik Aktualisasi Good Governance (GG)
ISU ISU RENCANA TINDAK INDIKATOR KINERJA Instansi
Strategik Pendukung Kelembagaan Manajemen SDM (Jangka Menengah) Penanggungjawab
Aktualisasi Lemahnya Menginternalisasi • Menyusun konsep, • Sosialisasi dan • Terinternalisasikannya nilai- Menpan (Koordinator)
prinsip-prinsip pemahaman kan nilai-nilai mekanisme, dan diseminasi GG nilai GG dalam proses
GG dan GG dalam proses indikator • Meningkatkan kebijakan pada setiap
kemampuan kebijakan pada operasional GG learning process lembaga
mengaktualisa setiap lembaga • Melakukan kendali • Tersedianya konsep,
sikan prinsip- mutu terhadap mekanisme, dan indikator
prinsip GG pelaksanaan GG operasional GG
• Diterapkannya kendali mutu
terhadap pelaksanaan GG
• Meningkatnya pemahaman,
komitmen, dan kompetensi
SDM dalam menerapkan
GG
Tabel 3.
Matriks Rencana Tindak dengan Issu Stratejik Kompetensi SDM
ISU RENCANA TINDAK INDIKATOR KINERJA Institusi
ISU
Trategis (jangka menengah) Penanggung Jawab
Pendukung
Kelembagaan Ketatalaksanaan SDM Aparatur
Kompentesi Quality at Penetapan syarat • Mereview dan Perekrutan SDM • Tingkat Pendidikan MENPAN, BKN, OTO-
SDM Aparatur Entry dan standar menyusun SOP yang • Nilai TPA BAPPENAS, DEPDAGRI,
perekrutan Rekruitmen kompetensinya • Nilai TOEFL BADIKLAT DAERAH
pegawai pegawai baru sesuai dengan • Nilai ujian masuk
• Pengawasan kebutuhan
terhadap
pelaksanaan SOP
rekruitmen
Ketidaksesuai- • Penetapan • Penyusunan SOP • Relokasi Terpenuhinya SDM yang MENPAN, BKN,
an antara standar relokasi pegawai pegawai ke sesuai antara beban kerja DEPDAGRI, BADIKLAT
kemampuan/ kompetensi • Penyusunan SOP tempat lain; dan kemampuan yang DAERAH
ketrampilan jabatan Diklat • Diklat; dimiliki
SDM dengan • Penetapan • Merekrut
tugas yang standar pegawai baru.
diembannya; Diklat untuk
setiap jabatan
MENPAN, KEJAKSAAN,
Kedisiplinan; Memaksimalkan • Pengawasan dan Jumlah pelanggaran POLRI, BPKP, BPK,
fungsi bimbingan; peraturan BKN, ITJEN DEPDAGRI
inspektorat, dan • Pembinaan Moral
Bawasda
Uraian tugas Penetapan batas Penyusunan job Bimbingan teknis Tersusunnya uraian tugas MENPAN, BKN, LAN,
dan kewenangan description (uraian dan manajerial yang lebih baik untuk setiap DEPDAGRI
kewenangan antar jenjang tugas) dan jabatan.
yang tidak jabatan dan kewenangannya
jelas antara jabatan secara jelas
tertentu
Sistem • Meninjau • Perbaikan sistem Sosialisasi • Tersusunnya mekanisme MENPAN, BKN, LAN,
penghargaan kembali penghargaan; peraturan sistem penghargaan; KEJAKSANAAN
dan sanksi peraturan • Penyusunan/ perundang- • Tersusunnya mekanisme AGUNG, DEPDAGRI
yang tidak perundang- penyempurnaan udanganan melalui sistem sanksi;
jelas (a) Merit undangan sistem sanksi; berbagai diklat dan • Tersusunnya peraturan
and carier yang mengatur • Penyusunan seminar perundangan-undangan
system; (b) sistem kriteria mengenai yang mengatur sistem
Diklat. penghargaan, sistem merit and merit dan sistem karir
sanksi, merit sistem karir berdasarkan prestasi.
dan karier. • Penetapan standar • Meningkatnya kualitas
• Menata akreditasi sistem SDM aparatur negara.
kembali sistem diklat jabatan
diklat jabatan
Law • Pemrosesan Menciptakan suatu Menciptakan SDM • Meningkatnya jumlah KEJAKSANAAN, POLRI,
enforcement secara hukum mekanisme yang yang memiliki pelanggaran hukum yang MENPAN, BKN, LAN,
terhadap efektif dalam komitmen terhadap diproses secara hukum; DEPDAGRI
penyalahguna- mengaplikasikan tujuan bernegara • Tersusunnya kode etik
an kewenang- peraturan dgn menjunjung birokrasi.
an; perundangan tinggi nilai-nilai
• Penyusunan luhur Pancasila dan
etika birokrasi UUD 1945
dan budaya
kerja;
Tabel 4.
Matriks Rencana Tindak dengan Issu Stratejik Pelayanan Publik
ISU RENCANA TINDAK INDIKATOR KINERJA Institusi
ISU
Trategis (jangka menengah) Penanggung Jawab
Pendukung
Kelembagaan Ketatalaksanaan SDM Aparatur
Pelayanan Reformulasi Menata kembali Menempatkan • Berkurangnya peraturan • Sekneg
Masih
Publik tugas & fungsi sistem dan prosedur orang yang tepat perundang-undangan yang • Mendagri
banyak serta struktur pelayanan publik pada jabatan yang tumpang tindih terhadap • Menpan
tumpang kelembagaan yang diberikan oleh tepat. fungsi dan peran • Depart. lain
tindihnya yang ada instansi pemerintah . kelembagaan. • Pemda
fungsi dan (meninjau • Tersusunnya sistem
peran kembali pelayanan yang efektif yang
Kelembagaa peraturan didukung oleh SDM aparatur
Perundangan yang profesional
n
yang tumpang
tindih dalam
memberikan
pelayanan
publik)
Standar Mendorong • Membangun sistem Meningkatkan Adanya pelayanan yang cepat, • Mendagri
pelayanan terciptanya standarisasi mulai kepedulian aparatur tepat dan biaya yang • Menpan
yang meliputi lembaga dari input, proses dalam memberikan terjangkau serta transparan • Pemda
transparansi pelayanan publik dan output dalam pelayanan kepada
biaya dan yang standar dan pelayanan publik masyarakat
prosedur terukur • Pembuatan SOP
pelayanan dalam upaya
yang belum mendorong
jelas transparansi, dan
prosedur yang lebih
baik dalam
pelayanan.
Tabel 5.
Matriks Rencana Tindak dengan Issu Stratejik Desentralisasi Kewenangan.
ISU RENCANA TINDAK INDIKATOR KINERJA Institusi
ISU
Strategik (jangka menengah) Penanggung Jawab
Pendukung
Kelembagaan Ketatalaksanaan SDM Aparatur
Desentralisasi Rendahnya • Outsourcing Meningkatkan Meningkatnya kompetensi Depdagri dan Seluruh
kewenangan kapasitas bagi kompetensi SDM SDM Badan Diklat Prop,
aparatur supporting melalui: Kab/Kota
daerah office • perbaikan sistem
• perbaikan rekrutmen dan
sistem sistem karier
remunerasi • pelatihan dan
• Memperkuat pendidikan,
lembaga yang • profesionalitas
ada
• Implementasi
peraturan
tentang hak
dan kewajiban
daerah dalam
mengelola
aparatur daerah
Lambannya Restrukturisasi Penyusunan sistem Penataan SDM • Adanya Peraturan Presiden Menpan, dan seluruh
penyesuaian kelembagaan di dan standar pelatihan pusat yang berlebih tentang kelembagaan di Sekretariat Daerah
kelembagaan pusat ke daerah yang pusat
pusat memerlukan • Boundary less organization
(resistensi); termasuk pensiunan • Tidak terlalu hierarkis
dini, mutasi, • Pengambilan keputusan
pelatihan, dan yang lebih cepat dan
pembekalan sederhana