You are on page 1of 6

BAB I

Pendahuluan

Dalam tulisan ini saya mencoba untuk membahas tentang lima Sistem Hukum, yang
secara umum berlaku di Indonesia. Diantaranya adalah Sistem Hukum Kontinental, Sistem
Hukum Anglo-Saxon, Sistem Hukum Adat, Sistem Hukum Islam dan Sistem Hukum
Kanonik. Dengan mengetahui Sistem Hukum tersebut kita sebagai masyarakat Hukum
mampu untuk menguraikan Sistem Hukum di Indonesia secara umum dan mengidentifikasi
perbedaan diantara lima Sistem Hukum tersebut.

Sistem Hukum adalah kesatuan utuh dari tatanan-tatanan yang terdiri dari bagian-
bagian atau unsur-unsur yang satu sama lain saling berhubungan dan berkaitan secara erat.
Dalam Sistem Hukum yang baik tidak boleh terjadi pertentangan-pertentangan atau
tumpang tindih diantara bagian-bagian yang ada. Jika pertentangan atau kontradiksi
tersebut terjadi, sistem itu sendiri yang menyelesaikan hingga tidak berlarut.Materi
bahasan yang saya tulis merupakan rangkuman dari literature :

1. R. Abdoel Djamali,SH. Pengantar Hukum Indonesia.Jakarta: Rajawali, 1984,hlm. 73-


82.

2. MAWI. Kitab Hukum Kanonik. Jakarta: Obor Jakarta,1983,hlm. 52-53

Dalam Sistem Hukum Positif Indonesia terdapat subsistem Hukum Perdata,


Subsistem Hukum Pidana, Subsistem Hukum Tata Negara dan Subsistem Hukum di dunia
yang ada dan bermacam-macam, yang satu dengan lainnya saling berbeda.
BAB II

Sistem Hukum Eropa KontinentalSistem

Sistem Hukum Kontinental berkembang di negara-negara Eropa daratan dan sebagian


disebut dengan istilah Civil Law. Semula Sistem Hukum itu berasal dari kodifikasi hokum
yang berlaku di Kekaisaran Romawi pada masa pemerintahan Kaisar Yustinianus. Kodifikasi
hukumitu merupakan kumpulan dari pelbagai kaidah hokum yang ada sebelum masa
Yustinianus yang disebut Corpus Juris Civilis. Lalu dijadikan prinsip dasar dalam perumusan
dan kodifikasi hokum di negara-negara Eropa daratan seperti Jerman, Belanda, Prancis,
Italia, Amerika Latin, Asia(termasuk Indonesia pada masa penjajahan Belanda).

Prinsip utama atau prinsip dasar Sistem Hukum Eropa Kontinental ialah bahwa
hukum itu memperoleh kekuatan mengikat karena berupa peraturan yang berbentuk undang-
undang yang tersusun secara sistematis dalam kodifikasi, sumber hukum utama dalam
Sistem Hukum Eropa Kontinental adalah undang-undang yang dibentuk oleh badan legislatif.
Selain itu peraturan-peraturan yang dipakai sebagai pegangan kekuasaan eksekutif yang
yang di buat olehnya berdasarkan kewenangannya dan kebiasaan-kebiasaan yang hidup
dalam masyarakat yan tidak bertentangan dengan undang-undang diakui pula sebagai sumber
hukum.

Dalam Sistem Hukum Eropa Kontinental hukum digolongankan menjadi dua bagian
utama yaitu hukum public dan hokum privat.

Hukum Publik meliputi :

A. Hukum Tata Negara


B. Hukum Administrasi Negara
C. Hukum Pidanan

Hukum Privat Meliputi :

a. Hukum Sipil ( Hukum Perdata )


b. Hukum Dagang
Namun dalam perkembangan hukum saat ini batas-batas antara Hukum Publik dan
Hukum Privat semakin kabur. Artinya banyak bidang kehidupan yang sebenarnya
merupakan kepentingan seseorang tetapi ternyata menunjukkan indikasi sebagai
kepentingan umum sehingga memerlukan campur tangan pemerintah melalui kaidah-
kaidah hukum publik.

Sistem Hukum Anglo-Saxon(Anglo-Amerika)

Sistem Hukum Anglo-Saxon (Anglo-Amerika) mula-mula berkembang di negara


Inggris dan dikenal dengan istilah Common Law atau Unwritten Law ( hukum tidak tertulis).
Sistem Hukum ini dianut di negara-negara anggota persemakmuran Inggris, Amerika Utara,
Kanada, Amerika Serikat. Sistem Hukum Anglo-Saxon bersumber pada putusan-putusan
Hakim/Putusan Pengadilan atau yurisprudensi.

Kebiasaan-kebiasaan dan peraturanhukum tertulis yang berupa undang-undang dan


peraturan administrasi negara diakui juga, karena pada dasarnya terbentuknya kebiasaan dan
peraturan tertulis tersebut bersumber dari putusan pengadilan. Putusan pengadilan. kebiasaan
dan peraturan hukum tertulis tersebut tidak tersusun secara sistematis dalam kodifikasi
sebagaimana pada Sistem Hukum Eropa Kontinental. Oleh karena itu, hakim terikat pada
prinsip hukum dalam putusan pengadilan yang sudah ada dari perkara-perkara sejenis
(asas doctrine of precedent). Namun, bila dalam putusan pengadilan terdahulu tidak
ditemukan prinsip hukum yang dicari, hakim berdasarkan prinsip keadilan, kebenaran dan
akal sehat dapat memutuskan perkara dengan menggunakan metode penafsiran hukum.
Sistem Hukum Anglo-Saxon sering juga disebut dengan Case Law.

Dalam pembagian hukumnya, sistem hukum ini juga membagi hukum menjadi
dua golongan, yaitu hukum publik dan hukum privat. Hukum Privat menurut sistem hukum
ini lebih ditujukan kepada kaidah hukum tentang hak milik, hukum tentang orang, hukum
perjanjian, dan hokum tentang perbuatan melawan hukum.
Sistem Hukum Adat

Sistem Hukum Adat umunya bersumber dari peraturan-peraturan hokum tidak tertulis
yang tumbuh dan berkembang serta dipertahankan berdasarkan kesadaran hokum
masyarakatnya. Sistem Hukum Adat terdapat dan berkembang di lingkingan kehidupan sosial
di Indonesia, Cina, India, Jepang dan negara lain. Di Indonesia asal mula istilah Hukum Adat
adalah dari istlah *Adatrecht* yang dikemukakan oleh Snouck Hurgronye.

Sifat Hukum Adat adalah tradisional dengan berpangkal pada kehendak nenek
moyang. Tolak ukur keinginan yang akan dilakukan oleh manusia adalah kehendak suci dari
nenek moyang. Hukum Adat berubah-ubah karena pengaruh kejadian dan keadaan sosial
yang silih berganti. Karena sifatnya yang mudah berubah dan mudah menyesuaikan dengan
perkembangan situasi social, hukum adat elastis sifatnya. Karena sumbernya tidak tertulis,
hokum adat tidak kaku dan mudah menyesuaikan diri.

Sistem Hukum Adat di Indonesia dibagi dalam tiga kelompok, yaitu :

a. Hukum Adata mengenai tata negara, yaitu tatanan yang mengatur susunan
dan ketertiban dalam persekutuan-persekutuan hukum, serta susunan dan
lingkungan kerja alat-alat perlengkapan, jabatan-jabatan dan pejabatnya.
b. Hukum Adat mengenai warga ( Hukum Warga) terdiri dari ;
1. Hukum Pertalian Sanak ( kekerabatan)
2. Hukum Tanah
3. Hukum Perutangan
c. Hukum Adat mengenai delik ( hukum pidana )

Yang berperan dalam menjalankan Sistem Hukum Adat adalah pemuka adat
( pemangku adat), karena ia adalah pemimpin yang disegani oleh masyarakat.
Sistem Hukum Islam

Sistem Hukum Islam berasal dari Arab, kemudian berkembang ke negara-negara lain
seperti di Asia, Afrika, Eropa, Amerika secara individual maupun secara kelompok. Sistem
Hukum Islam bersumber pada :

a. Al-Quran, yaitu kitab suci kaum muslimin yang diwahyukan dari Allah SWT kepada
Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril.
b. Sunnah Nabi, yaitu cara hidup dari Nabi Muhammad atau cerita tentang Nabi
Muhammad
c. Ijma, yaitu kesepakatan para ulama besar tentang suatu hal dalam cara hidup.
d. Qiyas, ialah analogi dalam mencari sebanyak mungkin persamaan antara dua
kejadian.

Sistem Hukum Islam dalam “ Hukum Fikh” terdiri dari dua bidang hukum, yaitu :

1. Hukum Rohaniah (ibadah), ialah cara-cara menjalankan upacara tentang kebaktian


terhadap Allah SWT ( sholat, puasa, zakat, menunaikan ibadah haji ).
2. Hukum Duniawi terdiri dari :
a. a. Muamalat, yaitu tata tertib hokum dan peraturan mengenai hubungan antara
manusia dalam bidang jual-beli, sewa-menyewa, perburuhan, hokum tanah,
perikatan, hak milik, hak kebendaan dan hubungan ekonomi pada umunya.
b. Nikah, yaitu perkawinan dalam arti membentuk sebuah keluarha yang terdiri dari
syarat-syarat dan rukun-rukunnya, hak dan kewajiban, dasar-dasar perkawinan
monogamy dan akibat-akibat hukum perkawinan.
c. Jinayat, yaitu hokum pidana yang meliputi ancaman hukuman terhadap
hokum Allah SWT dan tindak pidana kejahatan.

Sistem Hukum Islam menganut suatu keyakinan dari ajaran Islam dengan keimanan
lahir bathin secara individual. Negara-negara yang menganut sistem hukum islam dalam
bernegara melaksanakan peraturan-peraturan hukumnya dengan taat sesuai dengan rasa
keadilan berdasarkan peraturan perundangan yang bersumber dari Al-Quran.
BAB III

Penutup

Kesimpulan

Hu.kum adalah sekumpulan / himpunan petunjuk-petunjuk hidup yang terdiri dari


suruhan dan larangan yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat yang bersangkutan,
karena pelanggaran atas petunjuk-petunjuk hidup tersebut dapat menimbulkan tindaan
pembalasan dari pihak pemerintah dalam masyarakat tersebut.

Hukum mempunyai peranan sangat besar dalam pergaulan hidup di tengah


masyarakat. Hokum harus mampu mewujudkan tentang keadilan, kegunaan bagi kepentingan
social, dan kapasitas hokum yang umum sifatnya.

Dalam konstek pergaulan hidup para individu, hokum berperan menentukan hak dan
kewajiban mereka masing-masing

You might also like